Prin - Laporan Kerja Praktek Umum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI I A HALAMAN JUDUL



Disusun oleh : Niken Anggraini Astuti



NIM 1610814220020



Rizka Tiara An-Nisa



NIM 1610814320010



PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2019



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



1



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 LEMBAR PENGESAHAN



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



2



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya Kerja Praktik serta Laporan Kerja Praktek di PT Petrokimia Gresik yang dilaksanakan pada periode 1-30 November 2019 dapat terselesaikan dengan baik. Laporan Kerja Praktik ini disusun dengan tujuan pemenuhan syarat Program Studi S-1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moral maupun material. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Doni Rahmat Wicakso S.T., M.Eng., selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek. 2. Bapak Fitri Kurniawan, S.T selaku Pembimbing Lapangan selama kami Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik. 3. Bapak Nuril Huda, S.H., M.M., selaku Manager Pengembangan SDM PT. Petrokimia Gresik. 4. Ibu Prof. Iryanti Fatyasari Nata S.T., M.T., Ph.D selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam kerja praktek ini. Penyusun menyadari laporan kerja praktik ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan semua pihak yang memerlukannya. Gresik, November 2019



Penyusun



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



3



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN……………………………………...……...………..



ii



KATA PENGANTAR……………………………………………..……………..



iii



DAFTAR ISI………………………………………………………………...…… iv DAFTAR TABEL………………………………………………………………... vi DAFTAR



GAMBAR………………………………………….…………………. vii



ABSTRAK……………………………………………………..…………..…….. xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang………………..…………………………………..……….



1.2



Tujuan………………………………..…………………….………………



1 2



BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAAN 2.1



Sejarah Singkat Perusahaan…………………………………….…………. 3



2.2.



Struktur Organisasi…………………………………………………...…… 11



2.3.



Manajemen Perusahaan………………………………………………….... 18



2.4



Proses Bisnis PT. Petrokimia Gresik……………………………………… 29



BAB 3 PROSES PRODUKSI 3.1.



Proses Produksi PT. Petrokimia Gresik…………………………………... 48



3.1.1. Proses Produksi Pupuk ZA I/III…………………………………………... 48 3.1.2. Proses Produksi Amoniak…………………………………………………. 52 3.1.3. Proses Produksi Urea……………………………………………………… 62



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



4



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 3.1.4. Utilitas Departemen Produksi I…………………………………………… 68 3.2



Laboratorium……………………………………………………………… 88



3.2.1



Program Kerja Laboratorium Produksi I…………………………………. 88



3.2.3



Prosedur Analisa………………………………………………………...… 89



3.3



Manajemen Perencanaan dan Pengendalian…………………………….… 94



3.3.1



Organisasi Candal Produksi dan Proses………………………………...… 94



3.3.2



Pengendalian Candal Produksi……………………………………………. 95



3.3.3



Perencanaan Produksi…………………………………………………...… 96



3.3.4



Pengendalian Produksi…………………………………………………..… 97



3.3.5



Sistem Pelaporan…...……………………………………………………… 98



BAB 4 PENUTUP 4.1



Kesimpulan……………..…………………………………………………. 101



4.2



Saran………………………………………………………………………. 103



DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….….. 104 TUGAS KHUSUS



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



5



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



DAFTAR TABEL Tabel 2 1. Jumlah Karyawan Berdasar Jenjang Jabatan………………………



20



Tabel 2 2. Jumlah Karyawan Berdasar Jenjang Pendidikan………..................



20



Tabel 2 3. Gerai Petromas………......................................................................



35



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



6



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Logo Petrokimia Gresik……………………………………………… 9 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik………………………….. 14 Gambar 2.3 CIMOSA PT. Petrokimia Gresik……………………………………. 30 Gambar 2.4 Pupuk Phonska………………………………………………………. 41 Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



7



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Gambar 2.5 Pupuk Phonska Plus…………………………………………………. 41 Gambar 2.6 Pupuk Kebomas……………………………………………………… 42 Gambar 2.7 Pupuk SP-36…………………………………………………………. 42 Gambar 2.8 Pupuk ZK…………………………………………………………… 43 Gambar 2.9 Pupuk Urea…………………………………………………………. 43 Gambar 2.10 Pupuk ZA…………………………………………………………... 43 Gambar 2.11 Pupuk DAP………………………………………………………… 44 Gambar 2.12 Pupuk Petroganik…………………………………………………... 44 Gambar 3. 1 Blok Diagram Pembuatan Produksi ZA I/III………………………. 49 Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses Netralisasi-Kristalisasi………………………... 50 Gambar 3. 3 Diagram Alir Proses Pemisahan Produk ZA I/III………………….. 51 Gambar 3. 4 Process Flow Diagram Unit ZA PT.Petrokimia Gresik…………….. 52 Gambar 3. 5 Blok Diagram Pembuatan Amoniak………………………………... 55 Gambar 3.6 Diagram Proses Primary dan Secondary Reformer…………………. 57 Gambar 3.7 Diagram Alir CO Shift Converter…………………………………... 58 Gambar 3. 8 Diagram Proses CO2 Removal……………………………………... 59 Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



8



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Gambar 3. 9 Diagram Proses Metanasi…………………………………………… 60 Gambar 3. 10 Arus Aliran di Amonia Synthesis Converter……………………… 61 Gambar 3. 11 Diagram Alir Proses NH3 Converter dan Refrigerant…………….. 61 Gambar 3. 12 Diagram Purge Gas Recovery Unit dan Hydrogen Recovery Unit... 62 Gambar 3. 13 Blok Diagram Pembuatan Urea……………………………………. 64 Gambar 3. 14 Diagram Proses Unit Sintesa………………………………………. 65 Gambar 3. 15 Diagram Proses Purifikasi Dan Recovery……………………………… 66 Gambar 3. 16 Diagram Proses Unit Konsentrasi Dan Prilling……………………….. 67 Gambar 3. 17 Diagram Process Condensate Treatment…………………………... 68 Gambar 3. 18 Interdependensi Pabrik Amoniak, Urea dan Utilitas………………. 68 Gambar 3. 19 Pendistribusian Air PT. Petrokimia Gresik………………………... 71 Gambar 3. 20 Lime Softening Unit………………………………………………. 72 Gambar 3. 21 Sistem Pengolahan Drinking Water.…………………………….… 74 Gambar 3. 22 Sistem Inteerkoneksi Cooling Tower……………………………… 75 Gambar 3. 23 Diagram Proses Demineralizing Plant I…………………………… 76 Gambar 3. 24 Diagram Proses Demineralizing Plant II…………………………... 76 Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



9



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Gambar 3. 25 Boiler B-1102...…………………………………………………….. 83 Gambar 3. 26 Gas Turbine Generator……………………………………………... 87 Gambar 3. 27 Sistem Penyediaan Instrument Air dan Plant Air …………………. 87



ABSTRAK



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



10



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 PT. Petrokimia Gresik merupakan anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibaawahi oleh PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Saat ini, PT. Pertokimia Gresik mengelola kawasan industri secara terpadu yang menghasilkan produk pupuk dan non-pupuk. Pengoperasian perdananya secara resmi dilakukan pada tanggal 10 juli 1972 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto. Kawasan industri PT. Petrokimia gresik memiliki luas area sebesar 450 ha, semestara luas area tanah yang telah ditangani adalah 300 ha yang berlokasi di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Perusahaan ini memiliki tiga departemen produksi utama, yaitu departemen produksi I, departemen produksi II, dan departemen produksi III. Departemen produksi I atau pabrik I merupakan pabrik berbasis nitrogen dengan produk pupuk urea dan ZA. Selain itu, produk lain yang dihasilkan dari unit ini adalah amoniak dan CO 2 cair. Bahan baku amoniak adalah gas alam dan udara. Gas alam yang digunakan berasal dari Kangean, Madura. Produk amoniak kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea dan pupuk ZA I/III. Selain itu, bahan baku pembuatan pupuk urea adalah CO2 yang berasal dari produk samping pabrik amoniak. Sedangkan pada pabrik ZA I/III, bahan baku lain digunakan adalah asam sulfat yang berasal dari pabrik IIIA. Pada departemen produksi IA terdapat unit utilitas yang berfungsi untuk mendukung proses produksi.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



11



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Usaha dalam mengembangkan sektor industri



yang kokoh, perlu



diciptakan suatu keseimbangan antara dunia pendidikan dan industri



untuk



menghasilkan sarjana yang memiliki pemahaman, kompetensi, dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan teknologi dan bidang penerapannya. Dengan kemampuan akademis yang handal dan keterampilan di bidang industri yang memadai, para tenaga kerja itu nantinya dapat mengembangkan kreativitas dan penalaran untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam pembangunan industri di Indonesia. Salah satu sasaran dari tujuan nasional adalah mencapai suatu struktur ekonomi yang mantap dan seimbang, ditunjang oleh kekuatan dan kemampuan yang tangguh dari sektor pertanian, perkembangan sektor industri yang kokoh, ditambah stabilitas nasional yang mantap dan dinamis. Pengembangan IPTEK berperan penting dalam perkembangan industri bagi bangsa ini, dimana berfungsi sebagai akselerasi peningkatan sumber daya manusia, perluasan kesepatan kerja, peningkatan harkat dan martabat bangsa sekaligus peningkatan kesejahteraan rakyat, pengaruh proses pembaharuan, serta peningkatan produktivitas. Perguruan tinggi sebagai bagian dari pendidikan nasional dibina dan dikembangkan guna mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM yang memiliki kemampuan yang baik antara perguruan tinggi, industri , instansi pemerintah, dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri . Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat adalah salah satu jurusan yang menyiapkan sumber daya manusia yang dapat berperan dalam bidang industri . Untuk menunjang hal tersebut, Jurusan Teknik Kimia FT-ULM mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian) yang dipelajari di bangku kuliah. Dan untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



12



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 harus ditempuh yaitu sebanyak 2 SKS sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Kimia FT-ULM. 1.2



Tujuan



1.2.1



Tujuan Umum



1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Program Studi S1-Teknik Kimia FT ULM Banjarbaru. 2. Mendapatkan gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di lapangan. 3. Memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman serta mendapat peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam pabrik, yang akan membuka pola pikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni selama ini. 4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan turut serta dalam proses. 5. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik. 1.2.2



Tujuan Khusus



1. Membuat Flow Diagram Process (FDP) demin plant I dan II pada produksi IA PT Petrokimia Gresik. 2. Menghitung neraca massa total demin plant I dan II pada produksi IA PT Petrokimia Gresik.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



13



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAAN



2.1



Sejarah Singkat Perusahaan



2.1.1.



Sejarah PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu perusahaan manufaktur



yang memproduksi pupuk dan berbagai macam bahan kimia atau dapat disebut sebagai produk non pupuk. Produk pupuk yang dihasilkan terdiri dari SP-36, pupuk Phonska, Petroganik, Urea, ZA, NPK Kebomas, TSP, DAP, ZK, Ammonium Phospate, Rock Phospate, KCL, Petro Biofertil, Petro Kalimas, dan Superphos. Produk non pupuk yang dihasilkan terdiri dari Petro Gladiator, Aluminium Fluorida, Cement Retarder, Asam Sulfat, Amoniak, Asam Phospat, Gypsum, Nitrogen, CO2 cair, Oksigen, Dry Ice, Kapur Pertanian, Asam Klorida, Gypsum Pertanian, dan Petroseed. Namun, saat ini PT. Petrokimia Gresik tidak hanya menjadi perusahaan manufaktur tetapi juga menjadi perusahaan yang memberikan jasa teknik atau layanan untuk para konsumen seperti rancang bangun, kontruksi dan perekayasaan, pemeliharaan dan fabrikasi peralatan pabrik, commissioning, start up, pengoperasian pabrik dan supervisi, laboratorium (kimia, mekanik, listrik) dan kalibrasi instrumentasi, pemeriksaan dan pengujian, serta pendidikan dan pelatihan bidang teknik. PT. Petrokimia Gresik yang beralamat di Jl. Jenderal Ahmad Yani, Gresik, Jawa Timur (Jl. Jenderal Ahmad Yani - Gresik 61119) dan menempati tanah seluas 450 Ha merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya PT. Petrikimia Gresik didirikan dengan latar belakang lingkungan 0Indonesia yang memiliki sumber daya alam melimpah dan merupakan negara agraris sehingga titik berat pembangunan terletak pada sektor pertanian. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan dalam sektor pertanian adalah mendirikan pabrik pupuk. a) Tahun 1960 PT. Petrokimia Gresik didirikan dengan nama PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA berdasarkan hukum TAP MPRS No.II/MPRS/1960 dan Kepres RI No. 260 Tahun 1960. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



14



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 b) Tahun 1962 Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan yang diwakili oleh Badan Persiapan Proyek – Proyek Industri (BP3I) mengadakan survei lokasi di daerah Jawa Timur lebih tepatnya Tuban dan Pasuruan hingga didapatkan Gresik sebagai lokasi yang paling tepat. c) Tahun 1964 Pelaksanaan pembangunan fisik PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA tahap pertama yang berdasar pada Inpres RI No. 1/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No.225 pada tanggal 4 November 1964 dilakukan oleh Consindit Sp. A dari Italia sebagai kontraktor utama. d) Tahun 1968 Perlonjakan politik dan krisis ekonomi terjadi pada tahun 1968 sehingga pembangunan PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA harus dihentikan. Selain itu, biaya yang diperlukan untuk operasi sangat tinggi dan tidak sesuai dengan hasil penjualan. e) Tahun 1971 Pemerintah membuat keputusan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1971 untuk mengubah status badan hukum PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA menjadi Perusahaan Umum (Perum). f) Tahun 1972 Presiden Soeharto meresmikan status badan hukum PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA pada tanggal 10 Juli sehingga sampai saat ini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Ulang Tahun PT. Petrokimia Gresik. g) Tahun 1975 Status badan hukum PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA diubah menjadi Persero dengan nama PT. Petrokimia Gresik (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 35/1974 jo PP No. 14/1975. Nama Petrokimia berasal dari kata “Petroleum Chemical” yang disingkat menjadi Petrochemical yang berarti bahan–bahan kimia yang terbuat dari minyak bumi dan gas sedangkan nama Gresik menunjukkan letak dari perusahaan tersebut.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



15



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 h) Tahun 1997 Pemerintah membuat keputusan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28/1997 bahwa PT. Pterikimia Gresik resmi menjadi anggota Holding Company PT. Pupuk Sriwijaya Palembang. i) Tahun 2000 Abdurahman Wahid pada tanggal 25 Agustus 2000 meresmikan Pabrik Pupuk Majemuk PHONSKA dengan teknologi Spanyol INCRO. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 300.000 ton/tahun. Kontruksi dari pembangunan pabrik ini ditangani oleh PT. Rekayasa Industri. j) Tahun 2003 Pembangunan pabrik NPK blending dilakukan dengan kapasitas produksi 60.000 ton/tahun pada bulan Oktober. k) Tahun 2004 Rehabilitation Flexible Operation (RFO) diterapkan untuk mengantisipasi akan adanya permintaan pasar yang tinggi pada produk PHONSKA. Penerapan dilakukan pada Pabrik Fosfat (PF I). l) Tahun 2005 Tiga macam pupuk diproduksi pada tahun ini dengan bulan yang berbeda. Pupuk pertama adalah Kalium Sulfat (ZK) yang diproduksi pada bulan Marert dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun. Pupuk yang kedua adalah Petroganik yang diproduksi pada bulan Desember dengan kapasitas produksi 3.000 ton/tahun. Kemudian yang terakhir adalah pupuk NPK Granulation yang diproduksi pada bulan Desember pula dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun. m) Tahun 2013 Pemerintah meresmikan PT. Petrokimia Gresik sebagai anak perusahaan atau anggota Holding Company Pupuk Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia, Nomor AHU17695.AH.01.02 Tahun 2012.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



16



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 2.1.2.



Perluasan PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik semakin lama semakin berkembang dan



mengalami beberapa kali perluasan perusahaan seperti berikut ini : a)



Perluasan Pertama Perluasan pertama dilakukan pada tanggal 29 Agustus 1979 dengan kontraktor Spie Batignoles dari Perancis. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk TSP I. Pada tahun ini juga dibangun pelabuhan dan fasilitas Instalasi Penjernihan Air Gunungsari di Surabaya yang memanfaatkan bahan baku air dari sungai Brantas dengan kapasitas 800 m3/jam.



b) Perluasan Kedua Perluasan kedua dilakukan pada tanggal 30 Juli 1983 dengan kontraktor Spie Batignoles dari Perancis. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk TSP II. Selain itu, pada tahun ini juga melakukan perluasan pada pelabuhan dan pembangunan Instalasi Penjernihan Air Babat di Lamongan yang memanfaatkan bahan baku air dari sungai Bengawan Solo dengan kapasitas 2000 m3/jam. c)



Perluasan Ketiga Perluasan ketiga dilakukan pada tanggal 10 Oktober 1984 dengan kontraktor dari Jepang bernama Hitachi Zosen. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas produksi 550.000 ton/tahun, pabrik pupuk ZA II dengan kapasitas produksi 250.000 ton/tahun, pabrik Asam Fosfat, pabrik Cement Retarder, pabrik Aluminium Fluorida, Pabrik Ammonium Sulfat, dan Unit Utilitas.



d) Perluasan Keempat Perluasan keempat dilakukan pada tanggal 02 Mei 1986 yang ditangani langsung oleh tenaga dari PT. Petrokimia Gresik. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk ZA III dengan kapasitas produksi 200.000 ton/tahun. e)



Perluasan Kelima Perluasan kelima dilakukan pada tanggal 29 April 1994 dengan kontraktor PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) Indonesia. Perluasan yang dilakukan Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



17



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 adalah pembangunan pabrik Ammonia dan pabrik Urea baru dengan teknologi KELLOG dari Amerika dan TEC dari Jepang. Pada pabrik Ammonia bahan baku yang digunakan adalah gas alam yang dialirkan dengan menggunakan pipa dari Kangean, Madura. f)



Perluasan Keenam Perluasan keenam dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2000 dengan kontraktor PT. Rekayasa Industri. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk majemuk PHONSKA dengan menggunakan teknologi INCRO dari Spanyol. Kapasitas produksi dari pabrik pupuk majemuk PHONSKA ini sebesar 450.000 ton/tahun.



g) Perluasan Ketujuh Perluasan ketujuh dilakukan pada tahun 2003. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk NPK Blending dengan kapasitas produksi 60.000 ton/tahun. h) Perluasan Kedelapan Perluasan kedelapan dilakukan pada tanggal 23 Maret 2005. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk ZK dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun, pabrik pupuk NPK I dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 ton/tahun, dan pabrik pupuk Petroganik dengan kapasitas produksi sebesar 1.350 kg/jam. i)



Perluasan Kesembilan Perluasan kesembilan dilakukan pada tahun 2008. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk PHONSKA II dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun, pabrik pupuk NPK II dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun, dan produk inovasi berupa pupuk Petro Biofertil yang memiliki kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun.



j)



Perluasan Kesepuluh Perluasan kesepuluh dilakukan pada tahun 2009. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk PHONSKA III yang merupakan rehabilitas dan optimalisasi dari pabrik pupuk SP-36 dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun, pabrik pupuk NPK III dan IV dengan kapasitas



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



18



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 produksi setiap jenisnya sebesar 100.000 ton/tahun, serta pabrik pupuk Fosfat I dan II dengan kapasitas produksi setiap jenisnya sebesar 500.000 ton/tahun. k) Perluasan Kesebelas Perluasan kesebelas dilakukan pada tahun 2010. Perluasan yang dilakukan adalah membuat instalasi pembangkit listrik dengan nama unit Utilitas Batubara (UBB). Unit ini menggunakan dua boiler dengan kapasitas masingmasing 150 ton/jam sehingga mampu menghasilkan energi sebesar 30 MW. l)



Perluasan Kedua belas Perluasan kedua belas dilakukan pada tahun 2011. Perluasan yang dilakukan adalah pembangunan pabrik pupuk PHONSKA IV dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun dan tangki Amoniak 10.000 MT.



m) Perluasan Ketiga belas Perluasan ketiga belas dilakukan pada tahun 2013. Perluasan yang dilakukan adalah melakukan kerjasama atau Joint Venture antara PT Petrokimia Gresik dan Jordan Phosphate Mines Coorporation sehingga dapat membentuk perusahaan PT Petro Jordan Abadi yang menghasilkan produk berupa Asam Fosfat, Asam Sulfat, dan Cement Retarder. n) Perluasan Keempat belas Perluasan keempat belas dilakukan pada tahun 2014. Perluasan yang dilakukan adalah pengembangan pelabuhan dan pergudangan, serta pengembangan beberapa proyek yang berkelanjutan antara lain Amoniak dan Urea II, Updating pipa IPA Gunungsari, Revamping Asam Sulfat, Tangki Amoniak 20.000 MT Double Wall, dan Construction Jetty. 2.1.3.



Makna Logo PT. Petrokimia Gresik



Gambar 2.1 Logo Petrokimia Gresik Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



19



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 PT. Petrokimia Gresik memiliki logo dengan gambar kerbau berwarna kuning keemasan yang berdiri diatas kelopak daun dengan ujung daun berjumlah lima dan dipadukan dengan tulisan “PG” berwarna putih pada bagian tengahnya. Gambar kerbau berwarna emas dipilih sebagai logo PT. Petrokimia Gresik karena dalam bahasa Jawa kerbau disebut dengan kebo sehingga jika digabungkan dengan warnanya yang emas menjadi Kebomas. Kebomas merupakan kecamatan tempat berdirinya PT. Petrokimia Gresik sehingga hal ini menjadi sebuah penghargaan terhadap kecamatan Kebomas yang ada di Kabupaten Gresik. Selain itu, kebo memiliki arti sebagai simbol sahabat petani yang bersifat setia, giat bekerja dalam membantu para petani, dan tidak buas sedangkan warna kuning keemasan memiliki arti keagungan, kejayaan, dan keluhuran budi. Kelopak daun berwarna hijau dengan ujung kelopaknya ada lima yang menjadi logo PT. Petrokimia Gresik melambangkan kelima sila Pancasila sedangkan “PG” merupakan singkatan dari Petrokimia Gresik. Warna hijau pada kelopak daun melambangkan kesuburan dan kesejahteraan sedangkan warna putih dengan garis hitam pada tulisan “PG” melambangkan kesucian, kejujuran, kemurnian, kedalaman, stabilitas, dan keyakinan yang teguh dalam menjalankan proses kerja. Selain itu, pada logo yang ditunjukkan Gambar 2.3 juga terdapat tulisan “Memupuk Kesuburan, Menebar Kemakmuran” yang mengaskan bahwa produk yang dihasilkan PT. Petrokimia Gresik akan memberikan kesuburan bagi pertanian di Indonesia sehingga masyarakatnya menjadi makmur. 2.1.4.



Anak Perusahaan dan Usaha Patungan PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik saat ini memiliki beberapa anak perusahaan dan



usaha patungan yang bergerak di berbagai macam sektor industri. Pada beberapa anak perusahaan, PT Petrokimia Gresik memiliki saham terbesar sedangkan saham lain dimiliki oleh beberapa perusahaan swasta. Berikut penjelasan dari beberapa anak perusahaan PT. Petrokimia Gresik. a.



PT. Petrokimia Kayaku PT. Petrokimia Kayaku merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam pestisida baik cair, butiran, maupun tepung. PT. Petrokimia Kayaku diresmikan pada tanggal 30 Juli 1977 dengan kepemilikan saham PT. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



20



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Petrokimia Gresik 60%, Nippon Kayaku 20%, dan Mitsubishi Corporation 20%. b.



PT. Petrosida Gresik PT. Petrosida Gresik merupakan perusahaan yang memproduksi bahan aktif untuk perlindungan tanaman, berbagai macam produk formulasi, dan sebagai distributor pupuk. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1984 dengan kepemilikan saham PT. Petrokimia Gresik 99,99% dan K3PG 0,01%.



c.



PT. Kawasan Industri Gresik PT. Kawasan Industri Gresik merupakan perusahaan yang menyediakan lahan. sarana, prasarana, dan berbaga fasilitas yang diperlukan untuk menunjang berbagai macam kegiatan industri. PT. Petrokimia Gresik memiliki kepemilikan saham sebesar 35%.



d.



PT. Petronika PT. Petronika merupakan perusahaan yang memproduksi bahan platicizer Diocthyl Phthalate (DOP). Kepemilikan saham PT. Petrokimia Gresik terhadap perusahaan ini sebesar 20%.



e.



PT. Petrocentral PT. Petrocentral merupakan perusahaan yang memproduksi Sodium Tripoly Phosphate (STPP). PT. Petrokimia Gresik memiliki 9,8% saham pada perusahaan ini.



f.



PT. Petro Jordan Abadi PT. Petro Jordan Abadi merupakan perusahaan yang memproduksi Asam Fosfat (Phosphoric Acid). Saham PT. Pterokimia Gresik pada perusahaan ini sebesar 50%.



g.



PT. Pupuk Indonesia Energi PT. Pupuk Indonesia Energi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri penghasil energi. PT. Pupuk Indonesia Energi berdiri pada 18 Agustus 2014. Kepemilikan saham PT. Petrokimia Gresik pada perusahaan ini sebesar 10%.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



21



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 2.2.



Struktur Organisasi



2.2.1.



Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik Struktur Organisasi merupakan susunan yang menunjukkan pola



hubungan antara bagian atau posisi yang memiliki tanggung jawab atau tugas berbeda dalam suatu perusahaan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Struktur organisasi PT. Petrokimia Gresik secara keseluruhan merupakan struktur organisasi berbentuk fungsional karena pengelompokkan kerja dilakukan berdasarkan fungsinya sehingga setiap pekerjaan yang memiliki keterampilan atau tugas yang sama berada dalam satu unit kerja seperti ditunjukkan ditunjukkan pada Gambar 2.2. PT. Petrokimia Gresik memiliki satu Direktur Utama yang dibantu oleh empat Dewan Direksi dimana setiap direktur bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Pelaksanaan kerja para Dewan Direksi dibantu oleh suatu manajemen, dimana setiap manajemen dikepalai oleh seorang General Manajer. Berikut uraian pembagian tugas setiap posisi pada PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan surat keputusan direksi Nomor 0137/LI.001.01/30/SK/2018 yang di keluarkan pada tanggal 28 Maret 2018. a) Direktur Utama Direktur utama adalah posisi tertinggi dalam perusahan yang memiliki tanggung jawab dan wewenang terhadap kelangsungan perusahaan dan pemeliharaan karyawan. Berikut keempat dewan direksi yang dibawahi oleh direktur utama dan beberapa general manager yang langsung dibawahi oleh direktur utama. i.



Direktur Pemasaran



ii.



Direktur Produksi



iii.



Direktur Teknik dan Pengembangan



iv.



Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Umum



v.



General Manager Audit Intern



vi.



Skretaris Perusahaan



vii.



Staf Utama



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



22



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 b) Direktur Pemasaran Direktur pemasaran memiliki tanggung jawab dan wewenang terhadap perencanaan penjualan atau distribusi produk yang dihasilkan PT. Petrokimia Gresik. Berikut beberapa bagian yang dibawahi oleh direktur pemasaran. i.



Penjualan Retail



ii.



Penjualan Komersil



iii.



Pemasaran dan Logistik



c) Direktur Produksi Direktur produksi memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam perencanaan, menjalankan, mengatur, serta melakukan pengembangan terhadap proses produksi di PT. Petrokimia Gresik. Berikut beberapa bagian yang dibawahi oleh direktur produksi.



d)



i.



Pabrik I



ii.



Pabrik II



iii.



Pabrik III



iv.



Teknologi



Direktur Teknik dan Pengembangan Direktur teknik dan pengembangan memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam perencanaan dan pengaturan alat – alat penunjang proses produksi serta pengembangan teknologi peralatan produksi. Berikut beberapa bagian yang dibawahi oleh direktur teknik dan pengembangan. i.



Riset



ii.



Pengembangan



iii.



Prasarana dan Utilitas



iv.



Pengadaan



e) Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Umum Direktur keuangan, sumber daya manusia dan umum memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam pengelolaan biaya dan pemberdayaan pekerja atau karyawan yang ada di PT. Petrokimia Gresik. Berikut beberapa bagian yang dibawahi oleh direktur keuangan, sumber daya manusia dan umum. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



23



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 i.



Administrasi Keuangan



ii.



Perencanaan dan Pengendalian Usaha



iii.



Sumber Daya Manusia



iv.



Umum



Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik



2.2.2.



Struktur Organisasi Departemen Produksi I A Departemen Produksi I A adalah salah satu unit di PT. Petrokimia



Gresik yang menghasilkan tiga jenis produk yaitu Ammonia, pupuk Urea, pupuk ZA I/III, dan beberapa macam produk samping lainnya. Tugas pokok dan fungsi dari departemen ini adalah 1. Merencanakan seluruh kegiatan pada Departemen Produksi I A, mulai dari perencanaan training karyawan, perencanaan infrastruktur departemen,



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



24



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 perencanaan produksi, perencanaan bahan baku, dan bahan penolong pada Pabrik I A. 2. Melakukan pengendalian produksi dengan cara melaporkan realisasi produksi, bahan baku, bahan penolong, stream days, shutdown, dan problem operasi yang terjadi. Departemen Produksi I A memiliki struktur organisasi yang menunjukkan susunan pola hubungan antar bagian yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. Berikut penjelasan tugas atau wewenang setiap bagian yang ada pada Departemen Produksi I A. a.



General Manager Pabrik I General Manager Pabrik I PT. Petrokimia Gresik memiliki tugas dan



wewenang dalam memimpin, mengelola, mengkoordinasi, serta membuat keputusan mengenai seluruh hal yang berkaitan dengan jalannya Departemen Produksi I PT. Petrokimia Gresik. General Manager Pabrik I membawahi tiga unit atau departemen yang dikepalai oleh seorang manager yaitu i. Departemen Produksi I A ii. Departemen Produksi I B iii. Departemen Pemeliharaan I b.



Manager Produksi I A Manager Produksi I A merupakan pimpinan tertinggi yang ada pada



Departemen Produksi I A. Manager Produksi I A memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk mengatur, mengelola, dan mengawasi kegiatan produksi yang ada pada Departemen I A agar jumlah produksi yang aktual dapat sesuai dengan target produksi yang direncanakan. Manager Produksi I A membawahi beberapa bagian yang masing – masing bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian. Berikut penjelasan dari masing – masing bagian tersebut. i.



Bagian ZA I/III Bagian ZA I/III memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan produksi secara langsung dalam menghasilkan pupuk ZA. Bagian ZA I/III terdiri dari kepala bagian, kepala divisi, dan kepala ruangan yang semuanya memiliki tanggung jawab mengelola proses kegiatan produksi ZA I/III.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



25



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 ii.



Bagian Ammonia (NH3) Bagian Ammonia (NH3) memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan produksi secara langsung dalam menghasilkan Ammonia tetapi dalam pembuatan Ammonia ini juga dihasilkan produk samping berupa CO 2. Bagian Ammonia terdiri dari kepala bagian, wakil kepala bagian, kepala divisi, dan kepala ruangan pengendalian proses dan pengendalian peralatan yang semuanya memiliki tanggung jawab dalam mengelola proses kegiatan produksi Ammonia.



iii.



Bagian Urea Bagian Urea memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan produksi secara langsung dalam menghasilkan pupuk Urea. Bagian Urea terdiri dari kepala bagian, wakil kepala bagian, kepala divisi, dan kepala ruangan pengendalian proses dan pengendalian alat yang semuanya memiliki tanggung jawab dalam mengelola proses kegiatan produksi Urea.



iv.



Bagian Utilitas I Bagian Utilitas I memiliki tugas untuk mengelola berbagai bahan penunjang pabrik yang dibutuhkan dalam proses produksi di Departemen Produksi I. Bahan penunjang tersebut antara lain air, listrik, dan steam (uap air). Bagian utilitas terdiri dari kepala bagian, wakil kepala bagian, kepala divisi, dan kepala ruangan B-102 dan Supporting, LSU dan Cooling Tower, serta GTG yang semuanya memiliki tanggung jawab dalam mengelola berbagai bahan penunjang.



v.



Bagian Pengantongan I dan Produksi Samping Bagian Pengantongan I memiliki tugas untuk melakukan packing produk pupuk yang telah dihasilkan oleh Departemen Produksi I. Selain itu, pada bagian ini juga memiliki tugas dalam pengelolaan produk samping yaitu dry ice CO2 cair yang pada akhirnya akan didistribusikan kepada konsumen. Bagian pengantongan I dan produksi samping terdiri dari kepala bagian, kepala divisi, dan kepala ruangan pengantongan urea, pengantongan ZA, serta CO2 plant dan loading.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



26



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 vi.



Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi I A Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi I A memiliki tugas untuk merencanakan proses produksi Departemen Produksi I A yang harus dijalankan dimasa yang akan datang, seperti menentukan banyaknya produksi yang harus dihasilkan dimasa mendatang. Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi I A terdiri dari kepala bagian, staf perencanaan dan pengendalian, serta staf muda dan pemuda. Tujuan yang ingin dicapai bagian perencanaan dan pengendalian produksi I A, yaitu :



1. Perusahaan harus berjalan secara efektif dan efisien 2. Perusahaan harus bisa menggunakan modal seoptimal mungkin dalam mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin 3. Menguasai pasar yang luas 4. Mendapatkan profit atau keuntungan yang cukup Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi I A juga berfungsi untuk merencanakan input yang dibutuhkan selama berlangsungnya kegiatan produksi agar output yang dihasilkan dapat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan optimal sehingga konsumen yang menggunakan produk PT. Petrokimia Gresik dapat merasa puas. Dalam menyusun rencana produksi, bagian perencanaan dan pengendalian produksi I A memiliki beberapa pertimbangan, antara lain : 5. Kemampuan Pabrik Kemampuan pabrik yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam perencanaan meliputi manusia, mesin, material, metode, dan money. Manusia atau pekerja (operator) menjadi unsur penting dalam keberlangsungan pabrik sehingga diperlukan pekerja dalam kondisi yang baik. Dengan begitu produksi yang direncanakan harus sesuai dengan kemampuan pekerja. Mesin atau peralatan juga sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan produksi karena setiap mesin memiliki kapasitas produksi yang berbeda – beda. Perencanaan produksi juga harus mempertimbangkan bahan baku untuk menghindari terjadinya kekurangan maupun kelebihan bahan baku yang digunakan dalam produksi. Perencanaan produksi juga harus mempertimbangkan metode yang digunakan pada proses produksi agar Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



27



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 perencanaan



produksi



sesuai



dengan



kemampuan



perusahaan.



Jika



perencanaan produksi tidak sesuai dengan kemampuan perusahaan maka dapat timbul beberapa kendala karena proses produksi yang ada bersifat continuous. Selain itu, perencanaan produksi juga harus mempertimbangkan modal yang dimiliki untuk berlangsungnya proses produksi selama 1 periode. 6.



Kebutuhan Pasar Perencanaan dan Pendendalian Produksi harus mempertimbangkan jumlah produk yang dibutuhkan serta keinginan konsumen. Informasi – informasi tersebut sangat dibutuhkan agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat sesuai dengan keinginan konsumen di pasaran. Dengan begitu, produk yang dihasilkan perusahaan akan laku jika dijual di pasaran karena banyak konsumen yang membutuhkan.



2.3.



Manajemen Perusahaan



2.3.1.



Visi dan Misi PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik didirikan dengan latar belakang kondisi wilayah



indonesia yang merupakan negara agraris dimana penduduk Indonesia banyak yang bekerja dalam sektor pertanian sehingga untuk dapat mengembangkan pertanian di Indonesia salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendirikan pabrik pupuk. Pendirian pabrik pupuk PT. Petrokimia Gresik tentunya disertai dengan penetapan visi dan misi perusahaan agar PT. Petrokimia Gresik dapat berjalan dengan baik. Berikut visi dan misi PT. Petrokimia Gresik yang telah dikaji pada tanggal 04 September 2015. a. Visi PT. Petrokimia Gresik Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen. b. Misi PT. Petrokimia Gresik i.



Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan.



ii.



Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha perusahaan.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



28



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 iii.



Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community development.



2.3.2.



Nilai – nilai PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik memiliki nilai – nilai perusahaan atau juga biasa



disebut sebagai budaya perusahaan yang harus dijalankan. Nilai – nilai PT. Petrokimia Gresik memiliki akronim yaitu FIRST. FIRST berasal dari kata Safety, Innovation, Integrity, Synergistic Team, Customer Satisfication. Berikut penjelasan dari nilai – nilai PT. Petrokimia Gresik. a.



Safety (Keselamatan)



Safety atau keselamatan yang dimaksud adalah PT. Petrokimia Gresik mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional. b.



Innovation (Inovasi)



Innovation atau inovasi yang dimaksud adalah PT. Petrokimia Gresik harus mampu meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis. c. Integrity (Integritas) Integrity atau integritas yang dimaksud adalah PT. Petrokimia Gresik mengutamakan integritas di atas segala hal. d.



Synergic Team (Tim yang Sinergis)



Synergic Team atau tim yang sinergis yang dimaksud adalah PT. Petrokimia Gresik berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik. e. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) Customer Satisfaction atau kepuasan pelanggan yang dimaksud adalah PT. Petrokimia Gresik memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan. 2.3.3.



Ketenagakerjaan PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik memiliki jumlah karyawan sebesar 3.074 orang



sesuai dengan perhitungan terakhir pada tanggal 30 Juni 2018. Para karyawan yang bekerja di PT. Petrokimia Gresik berasal dari jenjang pendidikan yang



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



29



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 beranekaragam, mulai dari SLTP hingga Pasca Sarjana (S2). Berikut rincian dari jumlah karyawan di PT. Petrokimia Gresik. Tabel 2 1. Jumlah Karyawan Berdasar Jenjang Jabatan Jabatan Direksi Grade I Grade II Grade III Grade IV Grade V Bulanan percobaan



Jumlah 5 25 73 231 749 1.225 0



Tabel 2 2. Jumlah Karyawan Berdasar Jenjang Pendidikan Pendidikan Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Sarjana Muda (D3) SLTA SLTP 2.3.4.



Jumlah 82 549 124 2.178 141



Pemasaran PT. Petrokimia Gresik Pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan bisnis yang terdiri dari



merencanakan, menentukan harga, promosi, dan pedistribusian barang – barang hasil produksi suatu usaha yang sesuai dengan keinginan pasar agar dapat memuaskan dan mencapai pasar yang ditargetkan sesuai dengan tujuan perusahaan. PT. Petrokimia Gresik memiliki empat macam jenis produk dengan sistem pemasaran yang berbeda seperti berikut : 1. Subsidi PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan nasional sehingga produk yang dihasilkan ada yang merupakan produk subsidi. Produk yang termasuk subsidi dibuat untuk mewujudkan program pemerintah dalam menyejahterakan kehidupan para petani. Pemasaran yang dilakukan ada dua cara yaitu sosialisasi dan demplot. Demplot merupakan pemberian pupuk kepada para masyarakat untuk percobaan kurang lebih empat bulan agar masyarakat yakin akan produk yang dihasilkan PT. Petrokimia Gresik. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



30



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 2. Non Subsidi Pemasaran produk non subsidi ada dua cara yaitu melalui retail dan korpore. Pemasaran melalui retail dilakukan dengan sosialisasi dan demplot kepada para konsumen agar mau menjual atau menyalurkan pupuk di daerah sekitarnya sedangkan pemasaran melalu korpore merupakan pemasaran yang dilakukan dengan cara negosiasi akan permintaan pupuk yang diinginkan konsumen sepeti kadar bahan baku, harga pupuk, jumlah pupuk, dan lain sebagainya. 3. Produk Pengembangan Pemasaran produk pengembangan hampir sama dengan pemasaran dengan retail, hanya saja pada produk pengembangan lebih menguntungkan karena produk yang dihasilkan hanya sedikit dengan harga mahal. 4. Non Pupuk Pemasaran produk non pupuk dilakuan dengan cara sosialisasi maupun negosiasi. Produk yang diperjualkan meliputi produk dasar dan sampingan seperti ammonium sulfat, CO2 cair, dry ice, dan lain – lain. Pemasaran yang dilakukan PT. Petrokimia Gresik dari tahun ke tahun mengalami perkembangan. Berikut perkembangan pemasaran PT. Petrokimia Gresik. a. Sebelum tahun 1999 Sebelum tahun 1999, PT. Petrokimia Gresik hanya menjadi produsen pupuk, kegiatan pemasaran dilakukan oleh PT. Pupuk Sriwijaya. PT. Pupuk Sriwijaya menjadi penyalur tunggal untuk semua jenis pupuk sehingga PT. Petrokimia Gresik diharuskan untuk memberikan produknya kepada PT. Pupuk Sriwijaya dan PT. Pupuk Sriwijaya yang mendistribusikan ke retailer seluruh Indonesia. b. Tahun 1999 – 2000 Tahun 1999 hingga 2000 PT. Petrokimia Gresik sudah mulai mengelola kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran yang dikelola oleh PT. Petrokimia Gresik hanya produk non urea sedangkan untuk produk urea kegiatan pemasaran masih melalui PT. Pupuk Sriwijaya. c. Tahun 2001 – sekarang



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



31



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Tahun 2001 hingga sekarang PT. Petrokimia Gresik sudah mengelola seluruh kegiatan pemasaran untuk seluruh produk yang dihasilkan oleh PT. Petrokimia Gresik. 2.3.5.



Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu industri kimia yang



tergolong besar dan memiliki jumlah pekerja yang sangat banyak sehingga banyak sekali resiko kecelakaan kerja atau bahaya yang dapat terjadi. Dengan begitu, PT. Petrokimia Gresik menerapkan sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk mencegah terjadinya resiko terjadinya kecelakaan kerja. Penerapan sistem K3 di PT. Petrokimia Gresik merupakan hasil penjabaran dari Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 dan beberapa peraturan K3 lainnya dalam rangka perlindungan terhadap seluruh aset perusahaan baik sumber daya manusia maupun faktor produksi lainnya. PT. Petrokimia Gresik memiliki struktur organisasi K3 yang dibentuk sesuai dengan Undang – Undang K3 No.1/70 untuk menjamin penerapan K3 di perusahaan ini. Bagian K3 di PT. Petrokimia Gresik bertanggung jawab terhadap General Manager Teknologi yang berada dibawah pengawasan Direktur Produksi. Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Petrokimia Gresik adalah untuk membangun sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan seluruh unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi agar dapat mencegah terjadinya kecelakan maupun penyakit yang diakibatkan pekerjaan yang dilakukan serta membuat tempat kerja menjadi aman, nyaman, efisien, dan efektif sedangkan untuk sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Petrokimia Gresik sebagai berikut : 1. Memenuhi Undang – Undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja 2. Memenuhi Permen Naker No. 05/PERMEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3. Mencapai nihil kecelakaan Dalam penerapan K3, PT. Petrokimia Gresik memiliki komitmen agar dapat mencapai “HSE (Health, Safety, Environmental) Excellence” yang telah



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



32



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 mendapat dukungan dari manajemen puncak perusahaan. Berikut komitmen PT. Petrokimia Gresik. 1



Menjamin kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk pupuk, produk kimia dan jasa tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepatwaktu, dan tepat harga.



2



Mencegah pencemaran lingkungan signifikan dengan mengendalikan emisi udara, limbah cair, limbah padat dan kebisingan serta menerapkan Reduce, Recycle, dan Reuse (3R).



3



Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta kerusakan sarana dan prasarana dengan mengendalikan potensi bahaya sehingga tercipta budaya dan sistem kerja yang aman.



4



Mentaati dan mematuhi Peraturan Perundangan dan persyaratan lainnya yang berlaku, tanggap terhadap isu-isu K3, lingkungan global dan konservasi sumber daya alam, menerapkan Responsible Care dan Corporate Social Responsibility (CSR). Selain memiliki komitmen dalam penerapan K3, PT. Petrokimia Gresik



juga menyediakan berbagai alat – alat pelindung diri bagi para pekerja. Berikut jenis – jenis alat pelindung diri yang ada di PT. Petrokimia Gresik. a. Topi keselamatan (Safety head) Safety head merupakan salah satu alat pelindung diri yang berguna untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan tertimpa benda – benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik maupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Safety head wajib digunakan selama jam kerja di area instalasi pabrik. b.



Alat pelindung mata (Eye goggle)



Eye goggle merupakan salah satu alat pelindung diri yang berguna untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, geram, percikan, bahan kimia dan cahaya yang menyilaukan. Eye goggle digunakan dibeberapa tempat dan beberapa kondisi seperti berikut : i.



Di daerah berdebu



ii.



Menggerinda, memahat, mengebor, membubut, dan memfrais



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



33



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 iii.



Tempat yang terdapat bahan kimia berbahaya termasuk asam atau alkali



iv.



Pengelasan c.



Alat pelindung muka (Face Shield)



Face shield merupakan alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher, melindungi muka terhadap bahan kimia yang berbahaya (berwarna kuning), melindungi muka terhadap pancaran panas (berwarna abu-abu), dan melindungi muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan infra merah. d.



Alat pelindung telinga



Alat pelindung telinga merupakan salah satu alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi telinga terhadap kebisingan. Jika alat pelindung telinga tidak digunakan oleh pekerja maka dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Alat pelindung telinga ada dua macam, yaitu : 1) Ear plug Ear plug yaitu alat pelindung telinga yang digunakan pada daerah bising dengan tingkat kebisingan sampai dengan 95 dB. 2) Ear muff Ear muff yaitu alat pelindung telinga yang digunakan pada daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih dari 95 dB. e.



Alat pelindung pernafasan



Alat pelindung pernafasan merupaka salah satu alat pelindung diri yang berguna untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat membahayakan karyawan. Alat pelindung pernafasan terdiri dari beberapa macam, yaitu :



1.



Masker kain



Masker kain digunakan pada tempat kerja yang terdapat debu dengan ukuran lebih dari 10 mikron 2.



Masker dengan filter untuk debu



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



34



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Masker filter untuk debu digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dengan ukuran rata – rata 0,6 mikron sebanyak 98%. 3.



Masker dan filter untuk debu dan gas



Masker filter untuk debu dan gas digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan gas asam, uap bahan organik, fumes, asap dan kabut. Masker ini dapat menyaring debu dengan ukuran rata – rata 0,6 mikron sebanyak 99,9% dan dapat menyerap gas atau uap atau fumes hingga 0,1% volume atau 10 kali konsentrasi maksimum yang diijinkan. 4.



Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)



Masker gas dengan tabung penyaring digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas atau uap atau fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masker ini memiliki syarat pemakaian seperti berikut : 



Tidak boleh digunakan untuk pekerjaan penyelamatan korban atau digunakan pada ruangan tertutup.







Tidak boleh digunakan bila kontaminasi gas tidak dikenal atau di daerah dengan kontaminasi lebih dari 1% untuk ammonia.







Konsentrasi oksigen harus di atas 16%.







Tabung



penyaring



yang



dipergunakan



harus



sesuai



dengan



kontaminasi gas atau uap atau fumes. 5.



Masker



gas



dengan



udara



bertekanan



dalam



tabung



(self



containing breathing apparatus) Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari gas atau uap atau fumes yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan pekerja. Masker ini memiliki syarat pemakaian sebagai berikut : 



Digunakan di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari 16%.







Digunakan jika kontaminasi tidak bisa diserap dengan pemakaian tabung penyaring (kontaminasi > 1%).







Dapat digunakan untuk penyelamatan korban.







Waktu pemakaian 30 menit. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



35



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 6.



Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan (supplied air respirator) Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan digunakan



untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas atau uap atau fumes yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan pekerja. Masker ini digunakan pada daerah yang memiliki konsentrasi oksigen rendah dan dapat digunakan terus menerus sepanjang hari. 7.



Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand operated blower)



Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas atau uap atau fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan karyawan. Masker ini digunakan pada daerah yang memiliki konsentrasi oksigen rendah dan dapat dipergunakan terus menerus sepanjang blower diputar dimana pengambilan udara blower harus dari tempat yang bersih dan bebas dari kontaminasi. f.



Alat pelindung kepala



Alat pelindung kepala merupakan salah satu jenis alat pelindung diri yang terdiri dari berbagai macam, yaitu : 1.



Kerudung kepala (Hood)



Hood digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka dari berbagai macam kotoran dan berbagai macam bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. 2.



Kerudung kepala dengan alat perlindungan pernafasan



Kerudung kepala dengan alat perlindungan pernafasan digunakan pada daerah kerja yang berdebu, terdapat gas atau uap atau fumes dengan kadar tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang diijinkan. 3.



Kerudung kepala anti asam atau alkali



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



36



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Kerudung kepala anti asam atau alkali digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka dari percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali. g.



Alat pelindung tangan



Alat pelindung tangan merupakan salah satu alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia, dan listrik. Alat pelindung tangan terdiri dari beberapa macam, yaitu : 1.



Sarung tangan kulit



Sarung tangan kulit digunakan apabila bekerja dengan benda yang kasar atau tajam. 2.



Sarung tangan asbes



Sarung tangan asbes digunakan apabila bekerja dengan benda yang panas. 3.



Sarung tangan katun



Sarung tangan katun digunakan apabila bekerja dengan peralatan oksigen. 4.



Sarung tangan karet



Sarung tangan karet digunakan apabila bekerja dengan bahan kimia yang berbahaya, korosif, dan iritatif. 5.



Sarung tangan listrik



Sarung tangan listrik digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan terkena bahaya listrik. h.



Sepatu pengaman



Sepatu pengaman merupakan salat satu alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan pekerja. Sepatu pengaman terdiri dari beberapa macam, yaitu : i.



Sepatu keselamatan



Sepatu keselamatan digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang keras atau tajam, luka bakar karena bahan kimia yang korosif, tertembus benda tajam, serta untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh terpeleset oleh air atau minyak. 1.



Sepatu karet



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



37



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Sepatu karet digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia yang berbahaya. 2.



Sepatu listrik



Sepatu listrik digunakan jika karyawan bekerja dengan kemungkinan terdapat bahaya listrik. j.



Baju pelindung



Baju pelindung merupakan salah satu alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai gangguan yang dapat membahayakan karyawan. Baju pelindung terdiri dari beberapa macam, yaitu : 1.



Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali (warna kuning)



Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun alkali. 2.



Baju pelindung terhadap percikan pasir



Baju pelindung percikan pasir digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan pasir pada saat membersihkan logam dengan semprotan udara. 2.4



Proses Bisnis PT. Petrokimia Gresik



2.4.1.



CIMOSA PT. Petrokimia Gresik Proses bisnis merupakan suatu rangkaian aktivitas atau kegiatan yang



tersetruktur untuk mencapai tujuan tertentu. Proses bisnis PT. Petrokimia Gresik digambarkan dengan CIMOSA. CIMOSA merupakan singkatan dari Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture yang dikembangkan sejak tahun 1992. CIMOSA menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk menggambarkan proses bisnis suatu perusahaan yang kompleks. PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan yang besar sehingga menggambarkan proses bisnisnya dengan CIMOSA. Berikut penjelasan CIMOSA PT. Petrokimia Gresik.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



38



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 2.3 CIMOSA PT. Petrokimia Gresik



2.4.1.1. Manage Process Manage process adalah rangkaian aktivitas pengawasan maupun perencanaan sistem kerja yang dilakukan pemilik perusahaan. PT. Petrokimioa Gresik melakukan manage process dengan menetapkan visi dan misi perusahaan serta melakukan evaluasi dan perbaikan. Terdapat 3 bagian dalam manage process yang dijelaskan sebagai berikut. a.



Set Direction Pada tahap set direction, PT. Petrokimia Gresik membuat dan



menetapkan visi misinya untuk memudahkan dalam menjalankan sistem kerja perusahaan. Adanya visi dan misi dapat membuat sistem kerja PT. Petrokimia Gresik menjadi terarah. Berdasarkan visi PT. Petrokimia Gresik yaitu menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen maka sistem kerja yang dilakukan PT. Petrokimia Gresik akan mengarah kepada cara – cara untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam suatu perusahaan, visi dan misi menjadi suatu bagian yang sangat penting dan harus dimiliki oleh perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki visi dan misi, maka



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



39



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diharapkan akan sulit tercapai. b.



Set Strategy Set strategy adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan agar visi dan misi



perusahaan dapat terwujud. PT. Petrokimia Gresik selalu mengutamakan kualitas produk yang dihasilkan karena kualitas produk yang baik akan menciptakan loyalitas konsumen. PT. Petrokimia Gresik juga mendirikan beberapa gerai pertanian Petromart di daerah Jawa Timur sebagai salah satu strategi untuk mengenalkan kualitas produk kepada para konsumen. Petromart merupakan salah satu retailer yang berupa toko pertanian dengan produk yang dijual berupa pupuk non-subsidi dan beberapa produk pengembangan PT. Petrokimia Gresik seperti produk hayati, benih, pestisida, serta produk olahan pangan. Selain menjual produk hasil olahan PT. Petrokimia Gresik dengan tagline “Solusi Lengkap Pertanian”, Petromat juga memberikan layanan konsultasi bagi konsumen terhadap berbagai masalah pertanian. PT. Petrokimia Gresik juga melakukan berbagai promosi bibit unggul pada setiap event tertentu seperti Pekan Nasional Kontak Petani Nelayan Andalan XV (Penas KTNA XV) sebagai salah satu strategi pengenalan produk PT. Petrokimia Gresik. Produk yang dipromosikan pada event tersebut adalah benih padi Petro Hibrid dan benih jagung Petro Hi-Corn melalui platform forum bisnis Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia (MPPI) III. Selain itu, untuk mendukung keberhasilan pemasaran produknya PT. Petrokimia Gresik melakukan beberapa upaya, yaitu : 1



Demplot



Demplot merupakan contoh penggunaan pupuk baru kepada petani yang dipandu dengan suatu kegiatan, seperti :



2







Temu lapang 1 (FFD awal)







Pemantauan atau pengamatan







Temu lapang 2 (FFD akhir) Sosialisasi



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



40



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Sosialisasi merupakan salah satu kegiatan memberikan informasi mengenai hal – hal baru kepada petani dan pelaku distribusi. Hal – hal yang dibahas dalam kegiatan sosialisasi seperti berikut :



3







Tata cara penggunaan pupuk







Rekomendasi penggunaan pupuk







Kebijakan perusahaan atau pemerintah







Pengetahuan tentang produk Pameran



Pameran merupakan kegiatan menunjukkan produk – produk kepada masyarakat dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional. 4



Publikasi (promosi)



Publikasi adalah kegiatan pengenalan produk yang dilakukan dengan cara berikut ini : 



Penyebaran brosur dan booklet produk







Pemuatan artikel produk dan penggunanya







Iklan di media cetak dan elektronik







Pemasangan spanduk



5



Pembinaan Jaringan Distribusi



Pembinaan jaringan distribusi dilakukan dengan cara – cara berikut :



6







Temu kios







Temu petugas teknis







Temu distributor







Sarasehan kios dan petani Layanan Konsumen



Layanan konsumen dilakukan agar konsumen dapat mengakses informasi, keluhan, atau masalah selama 24 jam dengan telepon bebas pulsa. c.



Direct Business Direct business adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk



memaksimalkan penggunaan peralatan atau fasilitas yang dimiliki agar dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan. PT. Petrokimia Gresik selalu Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



41



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 melakukan produksi dengan memaksimalkan kapasitas pabrik yang dimiliki. Selain itu, PT. Petrokimia Gresik juga mendirikan berbagai macam fasilitas untuk mempermudah pelaksanaan produksi dengan biaya yang minimal, seperti memiliki pelabuhan tersendiri agar bahan baku mudah didapatkan, memiliki pembangkit listrik, dan unit pengelolaan air sendiri, serta beberapa fasilitas lain yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. 2.4.1.2. Core Business Process Core business process adalah proses inti dalam suatu proses bisnis yang terdiri dari perencanaan kerja dan penerapan kerja yang dibuat dalam suatu pengelolaan proses mulai dari persiapan bahan baku, proses produksi, hingga sampa diterima oleh konsumen. Dalam core business process terdiri dari beberapa bagian seperti berikut : a.



Develop Product and Service



Develop product and service adalah upaya – upaya yang dilakukan dalam pengembangan produk. PT. Petrokimia Gresik memiliki beberapa strategi pengembangan produk untuk memenangkan persaingan seperti berikut : 1.



Customize product



Customize product merupakan penjualan pupuk sesuai spesifikasi komoditas tanaman dan spesifikasi lokasi tanam konsumen. Penerapan strategi ini dilakukan pada pupuk komersial NPK Kebomas karena kandungan unsur haranya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. 2.



Pemasaran produk pengembangan



PT. Petrokimia Gresik telah memproduksi berbagai produk unggulan dari hasil inovasi yang dilakukan seperti benih padi unggulan ber merk Petro Hibrid, Kapur Pertanian, Petro Cas, Petro Gladiator, Petro Seed, Petro Seed, Fit Rice, Petro HiCorn, Petro Chilli, Petro Biofeed, dan Petro Chick. Hal ini dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik untuk menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan konsumen. b.



Get Order



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



42



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Get order adalah upaya atau usaha perusahaan dalam mendapatkan konsumen. Saat ini, PT. Petrokimia Gresik memiliki konsumen tetap di beberapa wilayah yang telah ditentukan karena pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengenai pupuk bersubsidi. c.



Fulfill Order



Fulfill order adalah upaya perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen mulai dari pemilihan dan pemesanan bahan baku, proses produksi, hingga pendistribusian produk sampai ke tangan konsumen. PT. Petrokimia Gresik menggunakan sistem produksi make to stock untuk memenuhi pesanan konsumen sehingga ketika terdapat pesanan dari konsumen perusahaan dapat langsung memenuhi pesanan tersebut dengan menggunakan stok yang tersedia. Dalam sistem produksi make to stock, perusahaan akan melakukan produksi secara terus menerus sehingga bahan baku yang harus selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan pabrik. Bahan baku yang digunakan pada departemen produksi I A adalah Ammonia yang didapatkan dari Kangean, Madura. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan konsumen, PT. Petrokimia Gresik juga membuat gerai Petromat di beberapa wilayah Jawa Timur seperti berikut : Tabel 2 3. Gerai Petromat No. 1



Kabupaten Gresik



2



Bojonegoro



3



Nganjuk



4 5 6 7



Probolinggo Pasuruan Bondowoso Tuban



8



Batu



9



Malang



d.



Alamat Pengelola Jl. Noto Prayitno, Kec.Kebomas PG Jl. Raya Bojonegoro-Cepu Km 05, K3PG Kec. Kalidatu Jl Panglima Sudirman No 21 Kota PT Petrosida Nganjuk Gresik Ds Sukapura Kec Sukapura K3PG Jl Raya Puspo Ds Puspo Kec Puspo K3PG Jl Raya Situbondo Kec Wonosari K3PG Ds Bojorejo, Kec Merak Urak K3PG Jl Dieng Ds Pandanrejo Kec K3PG Bumiaji, Kota Batu Ds Codo, Kec Wajak K3PG



Product Support



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



43



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Product support adalah usaha yang dilakukan perusahaan dalam memberikan fasilitas tambahan bagi produk yang sudah diterima oleh konsumen. PT. Petrokimia Gresik selalu mengutamakan kualitas produknya sehingga produk yang sampai di tangan konsumen memiliki kualitas yang terjamin. Selain itu, PT. Petrokimia Gresik juga memberikan layanan konsultasi secara langsung di gerai PT. Petrokimia Gresik terkait dengan produk. Layanan konsumen mengenai informasi dan keluhan tersedian selama 24 jam dengan telepon bebas pulsa. 2.4.1.3. Support Process Support process adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tetap menjaga keefektifan dan efisiensi dari sistem kerja perusahaan. Support process atau dengan bahasa lain dikenal dengan kegiatan pendukung menjadi rangkaian proses yang mendukung kegiatan inti seperti core process. Jika kegiatan inti tidak didukung oleh elemen atau kegiatan – kegiatan lain maka kegiatan inti tersebut tidak akan berjalan dengan lancar. Berikut bagian – bagian dan penjelasan mengenai support process: a.



Human Resource Management



Human Resources Management adalah salah satu usaha untuk mengelola dan meningkatkan kinerja sumber daya manusia yang tersedia. Salah satu usaha yang yang dilakukan PT. Petrokimia Gresik dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) adalah melakukan perekrutan karyawan baru dengan mempublikasikan lowongan pekerjaan melalui website perusahaan yaitu recrutment.petrokimia-gresik.com. PT. Petrokimia Gresik juga memberikan sebuah pelatihan untuk para lulusan SMA/SMK yang disebut Lolapil. Masa pendidikan Lolapil dilaksanakan selama enam bulan.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



44



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Pendidikan Lolapil di PT. Petrokimia Gresik dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1.



Program kesamaptaan



Program kesamaptaan dilakukan selama 14 hari. Pada progam ini, Departemen Pengembangan SDM bekerjasama dengan Pusat Pendidikan (Pusdik) Brimob Watukosek serta Departemen Keamanan Petrokimia Gresik. Program ini merupakan program pelatihan fisik dan metal bagi para peserta Lolapil. 2.



Pembekalan pengetahuan



Pembekalan pengetahuan yang diadakan terdiri dari pengetahuan dasar dan penunjang dengan sistem classroom selama dua bulan. Materi classroom disusun oleh Departemen Pengembangan SDM bekerjasama dengan



Departemen



Departemen



Humas,



Keamanan,



Departemen



Departemen



CSR,



Operasional



Departemen



SDM,



Produksi



I,



Departemen Pemeliharaan I, Departemen Proses dan Pengelolaan Energi, Departemen Pelayanan Umum, serta Departemen Lingkungan & K3. 3.



On the Job Training



On the job training (OJT) merupakan tahapan yang dilakukan di kompartemen pabrik I dan II. Pelaksanaan OJT dilakukan untuk memberikan keterampilan dan pengalaman bagi para peserta Lolapil. b.



Finance and Accounting



Finance and Accounting merupakan salah satu usaha yang dilakukan dalam mengatur keuangan perusahaan. Pada tahun 2017, direktur keuangan PT. Petrokimia Gresik mengoptimalkan System Application and Product (SAP) serta sinergi antar unit kerja agar kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu, bagian ini juga melakukan pengelolaan terhadap pembelian bahan baku impor dengan cara memanfaatkan fasilitas kredit dari perbankan dalam Dolar Amerika Serikat (US$) agar mendapatkan tarif bunga yang rendah. Namun, terdapat resiko atas utang bank dalam Dolar Amerika tersebut, yaitu terjadinya ketidakstabilan kurs sehingga PT. Petrokimia Gresik melakukan lindung nilai atau hedging agar selisih kurs dapat ditekan.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



45



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 c.



Information Technology



Information and technology adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk membantu



peningkatan



kinerja



perusahaan.



PT.



Petrokimia



Gresik



menggunakan media online sebagai sarana promosi serta pengenalan profil perusahaan. Sejak 1 April 2016, PT. Petrokimia Gresik menggunakan sistem ERP untuk mengupayakan integrasi yang baik. Berikut tujuan dan manfaat implementasi ERP SAP. 1.



Sistem terpadu sepenuhnya



Informasi yang masuk sistem dalam suatu proses dapat langsung dimanfaatkan untuk proses lainnya karena informasi yang masuk terintegrasi, terkumpul, dan terpusat dalam satu database sehingga kecepatan dan keakuratan data, jaminan control proses aplikasi atau program auditable dapat dipertanggungjawabkan. 2.



Standarisasi data, proses operasi, dan informasi



Pengoperasian setiap proses pada PT. Petrokimia Gresik mengikuti hasil standard best practice secara umum yang telah disepakati bersama sehingga data dan informasi dapat dimanfaatkan induk perusahaan dalam rangka konsolidasi. 3.



Peningkatan efisiensi dan porduktivitas



Kegiatan yang berpengaruh terhadap biaya dapat ditekan dengan cara melakukan pelacakan dari tingkat transaksional sehingga efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan. 4.



Meningkatkan kredibilitas di mata para stakeholder eksternal dan



internal Peningkatan layanan dan kepercayaan dapat dirasakan oleh konsumen, supplier maupun rekanan, dan stakeholder terkait karena sistem informasi yang digunakan sudah terintegrasi sehingga kredibilitas dan citra perusahaan dapat meningkat pula. d.



Maintenance Management



Maintenance management merupakan usaha yang dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik dalam pemeliharaan dan perawatan perusahaan. Maintenance management sangat diperlukan dalam menjaga kestabilan dan



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



46



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 kelancaran proses produksi. Berikut maintenance yang dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik. 1



Preventive maintenance



Preventive maintenance merupakan pemeliharaan yang memiliki tujuan untuk mencegah adanya kerusakan atau rencana pemeliharaan yang dilakukan untuk tindakan pencegahan. Lingkup pekerjaan preventive maintenance



adalah



inspeksi,



perbaikan



kecil,



pelumasan,



dan



penyetelan. Kegiatan preventive maintenance dilakukan sesuai jadwal yang



sudah



ditentukan.



Pembuatan



jadwal



tersebut



dilakukan



berdasarakan data historis perbaikan pabrik yang sudah pernah dilakukan. 2



Predictive maintenance



Predictive maintenance merupakan tindakan perawatan yang dilakukan PT. Petrokimia Gresik untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Pemeliharaan atau perawatan ini dilakukan dengan bantuan alat monitor canggih sehingga dapat diketahui apakah mesin masih bisa digunakan atau tidak. 3



Breakdown maintenance



Breakdown maintenance merupakan perawatan yang dilakukan ketika terjadi kerusakan pada peralatan sehingga untuk memperbaikinya memerlukan suku cadang, alat-alat, dan tenaga kerja. Usaha yang dilakukan



untuk



peningkatan



kehandalan



pabrik



dan



menekan



unscheduled shut down adalah implementasi Sistem Management Produksi (SIMPRO) di unit produksi maupun pemeliharaan. SIMPRO menjadi salah satu sistem yang harus diterapkan oleh semua anggota holding Pupuk Indonesia (PI) dan implementasinya selalu diawasi melalui kegiatan assessment oleh Pupuk Indonesia. Dalam melakukan SIMPRO, PT. Petrokimia Gresik melaukan dua kali internal assessment setiap tahunnya. yang kemudian hasilnya dilaporkan kepada manajemen Pupuk Indonesia. Beberapa kegiatan SIMPRO adalah Root Cause Analysis



(RCA)



untuk



mencari



akar



permasalahan



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



terjadinya



47



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 unscheduled shut down, optimalisasi pelaksanaan Turn Around (TA)., dan upaya perpanjangan interval TA. 2.4.2. Proses Bisnis Departemen Produksi I A Seluruh rangkaian aktivitas yang dilakukan pada Departemen Produksi I A digambarkan dalam suatu proses bisnis. Departemen Produksi I A merupakan salah satu unit di PT. Petrokimia Gresik yang dikepalai oleh seorang Manager Produksi I A dan terdiri dari bagian perencanaan dan pengendalian produksi, bagian utilitas, bagian amoniak, bagian ZA I/III, bagian urea, serta bagian pengantongan. Proses bisnis Departemen Produksi I A dimulai dari bagian perencanaan dan pengendalian produksi. Dalam hal ini, bagian perencanaan dan pengendalian produksi membuat serta menentukan rencana jumlah produksi dan kebutuhan bahan baku pupuk ZA, Amoniak, dan pupuk Urea selama satu tahun. Setelah itu, rencana jumlah produksi dan kebutuhan bahan baku tersebut dicek atau di konsultasikan kepada Manager Produksi I A. Jika bagian Manager Produksi I A tidak menyetujui rencana jumlah produksi dan kebutuhan bahan baku tersebut maka bagian perencanaan dan pengendalian produksi akan membuat rencana jumlah produksi dan kebutuhan bahan baku sesuai dengan pertimbangan Manager Produksi I A tetapi jika Manager Produksi I A telah menyetujui rencana jumlah produksi dan kebutuhan bahan baku tersebut maka bagian perencanaan dan pengendalian produksi akan mengatur dan mengelola jadwal proses produksi pupuk ZA, Amoniak, dan pupuk Urea agar proses produksi dapat selesai tepat waktu dan memenuhi jumlah produksi yang telah ditentukan. Selanjutnya, bagian utilitas akan mempersiapkan kebutuhan operasional produksi Amoniak, pupuk ZA, dan pupuk Urea agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar. Contoh dari kebutuhan operasional tersebut adalah listrik, coolling water, steam, air proses, dan lain sebagainya. Setelah semua kebutuhan operasional siap, bagian Amoniak akan mulai memproduksi Amoniak sesuai dengan jadwal dan rencana produksi, Amoniak yang lolos inspeksi akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk ZA, pupuk Urea, serta dialirkan ke Departemen Produksi II dan Departemen Produksi



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



48



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Kemudian bagian ZA dan bagian Urea akan mulai melakukan produksi pupuk ZA dan pupuk Urea sesuai dengan rencana dan jadwal produksi yang telah ditentukan, puuk ZA dan pupuk Urea yang lolos inspeksi akan dialirkan ke bagian pengantongan untuk dikemas sedangkan pupuk ZA dan Urea yang tidak lolos inspeksi akan dialirkan ke tempat penampungan produk cacat atau disebut sebagai Gudang Curah. Setelah itu, setiap bagian akan membuat laporan yang kemudian laporan tersebut akan dikelola oleh Manager Produksi I A untuk dilaporkan kepada General Manager Produksi. 2.4.3 Produk PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik memiliki dua macam produk yaitu produk pupuk dan produk non pupuk. Berikut akan dijelaskan spesifikasi dari kedua macam produk yang dihasilkan PT. Petrokimia Gresik. Berikut adalah spesifikasi produk pupuk yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik: 1) Pupuk Phonska (SNI 02-2803-2010) Bahan baku



: ZA, Urea, KCl, H3PO4, H2SO4, Amonia



Kegunaan



: Sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen, Kalium dan Belerang bagi tanaman



Kadar Hara N



: 15%-wt



P2O5



: 15%-wt



K2O



: 15%-wt



H2O



: 1,5%-wt maks.



Fisik Bentuk



: Padat, Granular



Gambar 2.4 Pupuk Phonska



Ukuran Butir : 70% US Mesh -4+10 Warna



: Merah Muda (Subsidi) Natural (Non-subsidi)



Cemaran Logam Kadar Kadmium (Cd) : 100 ppm maks. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



49



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Kadar Timbal (Pb)



: 500 ppm maks.



Kadar Raksa (Hg)



: 10 ppm maks.



Cemaran Arsen (As) : 100 ppm maks. 2) Pupuk Phonska Plus (SNI 2803-2012) Nitrogen (N) : 15% Fosfat (P2O5) : 15% Kalium (K2O) : 15% Sulfur (S)



: 9,0%



Seng (Zn)



: 2.000 ppm



Bentuk



: Granul



Warna



: Putih



3) Pupuk NPK Kebomas (SNI 02-2803-2010)



Gambar 2.5 Pupuk Phonska Plus



Bahan baku



: Tergantung formula N-P K+ (Mg/Zn/Cu/Be/Fe)



Kegunaan



: Sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen, Kalium, Magnesium, Copper, Besi dan Zinc bagi tanaman



Kadar Hara N



: Sesuai formula (-8%)



P2O5



: Sesuai formula (-8%)



K2O



: Sesuai formula (-8%)



S



: Sesuai formula (-8%)



H2O



: 1,5%-wt maks.



Fisik Bentuk



: Padat, Granular



Gambar 2.6 Pupuk Kebomas



Ukuran Butir : 70% US Mesh -4+10 Cemaran Logam Kadar Kadmium (Cd) : 100 ppm maks. Kadar Timbal (Pb)



: 500 ppm maks.



Kadar Raksa (Hg)



: 10 ppm maks.



Cemaran Arsen (As) : 100 ppm maks. 4) Pupuk SP-36 (SNI 02-3769-2005) Bahan baku



: Batuan Fosfat, H3PO4, dan H2SO4



Kegunaan



: Sumber hara Fosfat bagi tanaman Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



50



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Kadar Hara P2O5 total



: 36%-wt min.



P2O5 Cs



: 34%-wt min.



P2O5 Ws



: 30%-wt min.



Sulfur



: 5,0%-wt min.



H3PO4



: 6,0%-wt maks.



H2O



: 5,0%-wt maks.



Gambar 2.7 Pupuk SP-36



Fisik Bentuk



: Padat, Granular



5) Pupuk ZK (SNI 02-2809-2005) Bahan baku Kegunaan



: H2SO4, dan KCl : Sumber unsur hara Kalium dan Belerang bagi tanaman



Kadar Hara Kalium (K2O)



: 50%



Sulfur



: 17%



Chlorida sebagai Cl



: 2,5% maks.



H2O



: 1,0% maks.



Gambar 2.8 Pupuk ZK



Fisik Bentuk



: Padat, butiran halus



6) Pupuk Urea (SNI 02-2801-1998) N-total



: 46% min.



Biuret



: 1,0% maks.



H2O



: 0,5% maks



Bentuk



: Kristal



Warna



: Putih (non-subsidi), Pink (subsidi)



Sifat



: Higroskopis, mudah larut dalam air



Gambar 2.9 Pupuk Urea



7) Pupuk ZA (SNI 02-1760-2005) N-total



: 20,8% min.



Sulfur



: 23,8% min.



FA



: 0,1% maks.



H2O



: 1,0% maks. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



Gambar 2. 10 Pupuk ZA 51



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Bentuk



: Kristal



Warna



: Putih (non-subsidi),Orange (subsidi)



Sifat



: Tidak higroskopis, mudah larut dalam air



8) Pupuk DAP (SNI 02-2858-2005) N



: 18%-wt min. Adbk



P2O5



: 46%-wt min. Adbk



H2O



: 2,0%-wt maks.



Bentuk



: Padat, Granular



Warna



: Natural



Cemaran Logam



: Kadmium (Cd) 100 ppm maks.



Timbal (Pb) 500 ppm maks.



Gambar 2.11 Pupuk DAP



Raksa (Hg) 10 ppm maks. Cemaran Arsen



: 100 ppm maks.



9) Pupuk Petroganik C-organik



: 15% min.



C/N ratio



: 15 – 25



Kadar air



: 8-20% maks.



Warna



: Coklat kehitaman



pH



: 4-9



Bentuk



: Granul



Gambar 2.12 Pupuk Petroganik



Berikut adalah spesifikasi produk non-pupuk yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik: 10) Amonia (SNI 06-0045-1987) Kadar Amonia



: 99,5% min.



Impuritas H2O



: 0,5% maks.



Minyak



: 10 ppm maks.



Bentuk



: Cair



11) Asam Sulfat (SNI 06-0030-1996) Kadar



: 98,0% min.



Impuritas



: Chlorida (Cl) 10 ppm maks.



Nitrat (NO3) 5 ppm maks. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



52



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Besi (Fe) 50 ppm maks. Timbal (Pb) 50 ppm maks. Bentuk



: Cair



12) Asam Fosfat (SNI 06-2575-1992) Kadar P2O5



: 50% min.



Impuritas



: SO3 4,0% maks.



CaO 0,7% maks. MgO 1,7% maks. Fe2O3 0,6% maks. Al2O3 1,3% maks. Chlor 0,04% maks. Flour 1,0% maks. Suspended solid



: 1,0% maks.



Specific gravity



: 1,7% maks.



Warna



: Coklat sampai hitam keruh



Bentuk



: Cair



13) Cement Retarder (SNI 15-0715-1989) Kadar Ca2SO4.2H2O : 91% min. Impuritas



: P2O5 0,5% maks. P2O5 Ws 0,02% maks.



Kadar air bebas



: 8,0% maks.



Fluor



: 0,5% maks.



SO3



: 42% min.



Air Kristal



: 19% min.



Bentuk



: Butira



14) Aluminium Flourida (SNI 06-2603-1992) Kadar AlF3



: 94% min.



Impuritas



: Silikat (SiO2) 0,20% maks. P2O5 0,02% maks. Besi (Fe2O3) 0,07% maks.



Air sebagai H2O



: 0,35% maks.



Untamped density



: 0,7 mg/mL



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



53



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Hilang pijar 110-500°C



: 0,85% maks.



15) CO2 Cair (SNI 06-2603-1992) Kadar CO2



: 99,9% min.



Kadar H2O



: 150 ppm maks.



H2S



: 0,1 ppm maks.



Kadar SO2



: 1 ppm maks.



Benzene



: 0,02 ppm maks.



Asetaldehide



: 0,2 ppm maks. total Hidrokarbon sebagai Metan



16) Dry Ice (SNI 06-0126-1987) Kadar CO2



: 99,7% min.



Kadar H2O



: 0,05% maks.



Karbon Monoksida



: 10 ppm maks.



Minyak



: 5 ppm maks.



Senyawa Belerang dihitung sebagai H2S : 0,5 ppm maks. 17) HCl (SNI 06-2557-1992) Kadar Grade A



: 32% min. bentuk cair, tidak berwarna



Kadar Grade B



:31% min. bentuk cair, warna agak kekuningan



Sisa pemijaran



: 0,1% maks.



Sulfatsebagai SO4



: 0,012% maks.



Logam berat sebagai Pb



: 0,0005% maks.



Chlor bebas sebagai Cl2



: 0,005% maks.



18) Hidrogen (SNI 06-0041-1987) Kadar Hidrogen (H2) : 79% min. 19) Gypsum (SNI 15-0715-1989) Kadar CaO



: 30%



Kadar SO3



: 42%



Kadar P2O5



: 0,5%



20) Gypsum Pertanian Kadar CaO



: 30%



Kadar SO3



: 42%



Kadar P2O5



: 0,5%



Kadar H2O



: 25%



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



54



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 21) Kapur Pertanian Kadar CaCO3



: 85%



Bentuk



: Bubuk



Berikut adalah contoh dari produk inovasi yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik: A. Petro Biofertil (Pupuk Hayati) B. Petro Gladiator (Biodekomposer) C. Petro Fish (Probiotik Ikan dan Udang) D. Petro Chick (Probiotik Unggas) E. Petro-CAS



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



55



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 BAB 3 PROSES PRODUKSI



3.1. Proses Produksi PT. Petrokimia Gresik PT. Petrokimia Gresik menerapkan sistem produksi make to stock dimana produksi dilakukan secara continous. Sistem produksi make to stock dengan proses continous merupakan pembuatan suatu produk secara terus menerus untuk disimpan di gudang persediaan sehingga ketika ada permintaan konsumen, perusahaan akan memenuhi permintaan tersebut dengan mengambil produk dari gudang persediaan. Keuntungan dari sistem produksi make to stock adalah konsumen tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan produk yang diinginkan. 3.1.1. Proses Produksi Pupuk ZA I/III Ammonium Sulfat merupakan salah satu produk pupuk nitrogen yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik dengan kapasitas produksi untuk masingmasing unit ZA sebesar 610 ton/hari. Ammonium sulfat atau pupuk ZA merupakan hasil dari netralisasi amoniak (NH3) dan asam sulfat (H2SO4). a.) Bahan Baku Bahan baku baku pembuatan pupuk ZA adalah amoniak yang diperoleh langsung dari pabrik I dan asam sulfat yang diperoleh dari pabrik III. Berikut spesifikasi bahan baku pupuk ZA. 1) Amoniak (NH3) Kadar NH3



: 99 – 99,5%



Kadar H2O



: maks 0,5 – 1%



Fase



: gas



Temperatur



: 1 °C



2) Asam Sulfat (H2SO4) Kadar H2SO4



: 98 – 99,5%



Kadar H2O



: maks 0,5 – 2%



Fase



: cair Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



56



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Temperatur



: 34oC



b) Uraian Proses Pembuatan Pupuk ZA Tahapan produksi pupuk ZA I/III secara umum sebagai berikut:



Gambar 3. 1 Blok Diagram Proses Produksi ZA I/III



1) Proses Penguapan Amoniak Pada proses netralisasi amoniak yang digunakan dalam bentuk gas sehingga jika amoniak masih dalam bentuk cair diperlukan proses evaporasi untuk mengubahnya menjadi bentuk gas. Proses evaporasi dilakukan dalam ammonia vaporizer E 304 C. Pemanas yang digunakan adalah low pressure steam dengan tekanan 10 kg/cm3 dan suhu 178 - 180°C. Tahap ini digunakan ketika laju uap amoniak terlalu rendah atau ketika pabrik amoniak sedang tidak beroperasi. 2) Proses Netralisasi dan Kristalisasi Alat utama yang digunakan dalam proses netralisasi dan kristalisasi adalah saturator yang berfungsi untuk mereaksikan amoniak dan asam sulfat. Uap amoniak masuk melalui sparger bagian bawah saturator sedangkan asam sulfat masuk melalui sparger bagian dalam atau line didekat dinding saturator. Udara pengaduk dihembuskan dari bagian bawah saturator untuk mencegah terjadinya endapan kristal pada bagian dasar saturator. Suhu pada setiap saturator dijaga konstan 105 – 113 oC dengan keasaman 0,2 – 1 % berat, dan konsentrasi kristal sebesar 50% agar sparage asam sulfat selalu terendam serta mencegah ikutnya larutan keluar melalui kondensor bersama uap. Sebagian uap yang terbentuk dikondensasi di exchanger E-301 dan dikembalikan ke saturator sebagai condensate return untuk mengatur konsentrasi dan menyerap panas reaksi. Setiap Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



57



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 saturator



dilengkapi



dengan



kondensor



E-301



ABCD



yang



berfungsi



mengkondensasi uap hasil reaksi eksotermis dalam saturator sehingga dapat menjaga keseimbangan air dan memperkecil hilangnya amoniak. Berikut reaksi yang terjadi pada proses pembuatan urea : 2NH3 + H2SO4



(NH4)2SO4 + Q



Setelah proses netralisasi, dilanjutkan proses kristalisasi untuk memekatkan hasil reaksi produk ammonium sulfat yang terbentuk. Larutan induk yang berada dalam saturator sudah merupakan larutan ammonium sulfat jenuh tetapi dengan ditambahkannya ammonia dan asam sulfat secara terus menerus akan menghasilkan larutan yang lebih jenuh lagi (oversaturated). Kristal ammonium sulfat yang terbentuk mengendap di dasar saturator. Ukuran kristal dapat diperbesar atau dihomogenkan dengan pengadukan. Pengadukan dilakukan dengan masukkan udara bertekanan ke dasar reaktor. Jumlah kristal yang berada dalam saturator tidak boleh lebih dari 50% karena akan terjadi penumpukan dan penyumbatan pada bagian outlet saturator. Hal ini dapat dihindari dengan menambahkan air melalui centrifuge separator.



Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses Netralisasi – Kristalisasi 3) Pemisahan Kristal Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan sentrifugal M-301 AB. Produk yang telah melalu proses netralisasi dan kristalisasi dialirkan melalui bawah saturator dan diarahkan oleh hopper D-302 AB menuju sentrifugal Sparator M-301 AB. Pada sentrifugal M-301 AB, kristal ZA dipisahkan dengan mother liquor. Perbandingan kristal ZA dan mother liquor harus sebesar satu Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



58



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 banding satu. Anti caking ditambahkan dengan konsentrasi 5% untuk mencegah terjadinya pembentukan cake pada kristal ZA ketika berada pada welt belt conveyor M-303. Mother liquor atau larutan induk yang telah dipisahkan, dialirkan ke dalam tangki penampung D-301 AB, lalu dikembalikan ke dalam saturator.



Gambar 3.3 Diagram Alir Proses Pemisahan Produk ZA I/III 4) Pengeringan Produk Kristal ZA yang sudah dipisahkan dengan larutan induk dialirkan menuju rotary dryer M-302 menggunakan wet belt conveyor M-303 dan screw conveyor M-307. Rotary Dryer menggunakan sumber panas yang dihasilkan heat exchanger finned tube E-302 dan menggunakan tekanan atmosfer untuk menghilangkan kandungan air dalam kristal ZA. Udara pengering dialirkan secara co-current melalui sisis shell dengan suhu udara masuk pada 150 oC dan keluar pada suhu 60oC. Rotary dryer juga dilengkapi dengan low pressure steam dengan tekanan 10 kg/cm2 dan suhu 178 – 180oC. Udara yang keluar dari dryer mengandung debu ZA sehingga harus dilewatkan melalui dry cyclone D-303 agar debu ZA tidak terbuang ke udara secara langsung. Udara yang telah terpisah dengan debu ZA dibawa oleh blower untuk dilepaskan ke atmosfer sedangkan debu ZA dialirkan ke dalam tangki penampungan D-301 AB. 3. 5) Pengantongan Produk



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



59



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Kristal ZA yang telah melalui proses pengeringan dialirkan vibrating feeder M-308 menuju bucket elevator M-306. Setelah itu, kristal ZA dialirkan menuju bagian hopper D-306 dan diteruskan dengan belt conveyor M-309 menuju bagging untuk dilakukan pengepakan.



Gambar 3. 3 Process Flow Diagram Unit ZA PT. Petrokimia Gresik



3.1.2. Proses Produksi Amoniak Amoniak adalah salat satu produk yang dihasilkan oleh PT. Petrokimia Gresik di Departemen produksi I A dengan kapasitas 445.000 ton/tahun. Amoniak yang dihasilkan digunakan untuk bahan baku pembuatan pupuk urea, ZA, NPK, DAP, dan Phonska. a) Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan amoniak adalah nitrogen dan gas H2. Nitrogen diperoleh dari udara dan H2 diperoleh dari gas alam yang masih berupa hidrokarbon. Gas alam yang dibutuhkan PT. Petrokimia Gresik didapatkan dari Kangean Madura yang diolah oleh Kangean Energy Indonesia LTD (KEIL). Berikut spesifikasi bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan amoniak. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



60



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 1) Gas alam Kadar CH4



: 85,76% volume



Temperatur



: 15,6oC



Tekanan : 9,3 kg/cm2 Total S : 25 ppm 2) Gas Nitrogen (N2 ) Gas nitrogen yang berfungsi sebagai reaktan dalam pembuatan amoniak berasal dari udara. Udara yang dibutuhkan sebesar 61,8 ton/jam. Sebelum digunakan, udara ini ditekan hingga 37,7 kg/cm2.gr yang kemudian masuk ke secondary reformer untuk mengikat hidrogen. b) Bahan Pembantu Proses pembuatan amoniak juga memerlukan bahan pembantu seperti berikut : 1) Air umpan boiler Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Air umpan boiler untuk proses pembuatan amoniak didapatkan dari unit utilitas. 2) Larutan hidrazin Hidrazin merupakan senyawa kimia yang diperlukan dalam pengolahan air untuk mendapatkan air murni kualitas tinggi sebagai air pembangkit uap. Hidrazin berupa cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai O2 scavenger dalam pengolahan air umpan boiler. Hidrazin merupakan cairan berbahaya sehingga perlu adanya perlakuan khusus oleh operator. Hidrazin dan fosfat dikendalikan oleh sistem injeksi individu 108-L dan 106-L 3) Fosfat Fosfat digunakan dalam pengolahan (treatment) air sebagai anti kerak. 4) Steam Steam merupaka reaktan dalam primary reformer yang memiliki fungsi untuk memecah rantai C hidrokarbon dari gas alam sehingga didapatkan gas H 2 (steam reforming). Steam juga digunakan untuk menggerakkan turbin, pompa, dan kompresor. Steam didapatkan dari unit utilitas. 5) Larutan benfield Larutan benfield berguna sebagai absorben untuk menyerap gas CO2 yang berada dalam gas sintesa. Larutan benfield merupakan larutan potassium



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



61



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 karbonat yang mengandung DEA dan zat penghambat korosi. Komposisi dari larutan benfield adalah 



Calcined potassium carbonate dengan kadar 25 – 30% untuk menaikkan jumlah penyerapan CO2







DEA (Diethanol amine) dengan kadar 3 – 5% sebagai aktivator yang membantu penyerapan CO2







V2O5 dengan kadar 0,5–0,6% sebagai corrosion inhibitor dengan cara membentuk lapisan pelindung pada dinding dalam absorber serta menurunkan korosi pada pipa, vessel, dan pompa.







Air dengan kadar 64,4 – 71,5% Larutan bienfield diklasifikasikan menajadi 3 jenis yaitu i. Rich solution Rich solution adalah larutan benfield keluaran kolom absorber yang kaya akan gas CO2 terlarut. ii. Semi – lean solution Semi – lean solution adalah larutan yang digunakan untuk memperbesar kemampuan penyerapan terhadap gas CO2 dan sudah tergenerasi sebagian sehingga masih mengandung sedikit gas CO2 terlarut. iii. Lean Solution Lean solution adalah larutan benfield keluaran kolom stripper CO2 dengan kemurnian K2CO3 tinggi.



6) Antifoaming agent system Benfield Antifoaming agent memiliki fungsi mencegah pembentukan busa pada larutan benfield. Jenis antifoaming agent yang digunakan PT. Petrokimia Gresik adalah UCON 50 HB-5100. Antifoaming agent ini dibeli dari Union Carbide. 7) Katalis Katalis yang digunakan dalam produksi amoniak di PT. Petrokimia Gresik terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 



Katalis Desulfurizer Desulfurizer adalah fixed bed yang terdiri dari 2 bed katalis. Katalis setiap bed memiliki spesifikasi yang berbeda. Pada bed pertama menggunakan katalis Co-Mn sedangkan pada bed kedua menggunakan katalis ZnO. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



62



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 



Katalis Primary Reformer Primary Reformer berisi katalis yang berbeda ukuran. Jenis katalis yang digunakan pada primary reformer adalah nickel reforming.







Katalis Secondary Reformer Secondary Reformer memiliki dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pada bagian atas jenis katalis yang digunakan adalah Ni-Cr sedangkan pada bagian bawah katalis yang digunakan adalah Cr-UCl







Katalis High Temperatur Shift Converter (HTS) High Temperatur Shift Converter berisi katalis dengan jenis FeCr.







Katalis Low Temperatur Shift Converter (LTS) Low Temperatur Shift Converter berisi katalis dengan jenis Cu-Zn-Al.







Katalis Methanor Methanor berisi katalis dengan jenis NiO.







Katalis Ammonia Converter Ammonia Converter berisi katalis dengan jenis promoted iron synthesis catalyst.



c) Uraian Proses Pembuatan Amoniak Proses pembuatan amoniak PT. Petrokimia Gresik menggunakan proses Steam Methane Reforming. Teknologi yang digunakan dalam pembuatan amoniak berasal dari The M.W.Kellog Company, Amerika. Proses pembuatan amoniak dibagi menjadi beberapa tahapan seperti berikut :



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



63



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 3. 4 Blok Diagram Pembuatan Amoniak



1) Penyediaan Gas Sintesa Gas sintesa didapatkan dengan mereaksikan gas alam yang memiliki kandungan CH4 tinggi dan steam. Gas alam yang digunakan sebagai inlet mampu merusak katalis karena masih mengandung sulfur sebesar 0,11%. Berikut tahap – tahap yang dilakukan dalam penyediaan gas sintesa.  Desulfurisasi Desulfurisasi merupakan proses yang dilakukan untuk menghilangkan sulfur yang terkandung dalam gas alam dan H2S yang dapat merusak katalis pada proses selanjutnya. Terdapat dua tipe senyawa S yang terkandung dalam gas alam yaitu reactive compound dan non reactive compound. Reactive compound terdiri dari senyawa organik yang terbentuk dari sulfur sehingga mudah dihilangkan jika teradsorbsi oleh katalis ZnO sedangkan non reactive compound terdiri dari senyawa non organik dari sulfur sehingga harus diubah dengan katalis Co-Mo menjadi H2S agar dapat teradsorbsi oleh katalis ZnO. Proses desulfurisasi dilakukan pada dua unit desulfurizer vessel. Desulfurizer vessel bagian atas diisi katalis Co-Mo sebanyak 4,25 m3 sedangkan bagian bawah diisi katalis ZnO sebanyak 35,4 m3. Gas alam dipanaskan terlebih dahulu menggunakan preheater coil hingga mencapai suhu 400oC sebelum masuk desulfurizer vessel. Pada proses Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



64



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 pembuatan amoniak gas umpan dan gas hydrogen yang berasal dari syn gas compressor (103 J) yaiti aliran recycle syn gas dimasukkan melalui bagian atas vessel Setelah itu, gas umpan yang telah bereaksi masuk ke vessel bagin bawah yang berisi katalis ZnO. Dengan begitu, senyawa sulfur yang terikat akan semakin banyak dan keluaran dari unit desulfurisasi memiliki kandungan sulfur di bawah 0,1 ppm. Berikut reaksi desulfurisasi yang terjadi. Pembentukan H2S menggunakan katalis cobalt molydate (Co-Mo) : CH3HS + H2



CH4 + H2S + panas



Absorbsi H2S menggunakan adsorben zine oxide (ZnO) H2S + ZnO



ZnS + H2O



 Steam Reforming Steam reforming dari bahan baku dilakukan untuk menghasilkan gas sintesa. Steam reforming dilakukan dengan dua reaksi katalistik yaitu primary reformer dan secondary reformer. Primary reforming adalah proses pemecahan gas alam (methana) dengan steam sehingga terbentuk CO2 dan H2. Proses ini dilakukan pada tube katalis primary reformer. Proses primary reforming menggunakan katalis nikel sebanyak 34,88 m3 dengan tekanan 34 kg/cm2 dan suhu 621 – 810oC. Perbandingan steam dan gas yang masuk minimum 3,0 dengan CH4out ± 10-12%. Jika steam terlalu rendah akan mengakibatkan terbentuknya deposit. Berikut reaksi yang terjadi pada primary reforming. CH4 + H2O ↔ CO + 3H2 CO + H2O ↔ CO2 + H2 Keluaran dari primary reformer direaksikan lebih lanjut hingga mencapai CH4 ± 0,3% pada bejana bertekanan yang dilapisi batu tahan api. Proses ini disebut sebagai secondary reformer. Secondary reformer merupakan proses pemecahan gas alam (methana) yang masih tersisa sekitar 12%. Panas yang dibutuhkan pada secondary reformer berasal dari pembakaran gas dengan udara luar yang sekaligus menghasilkan N2 untuk sintesa NH3. Proses secondary reforming dilakukan dengan katalis nikel sebanyak 34,8 m3 pada tekanan 33 kg/cm2 dan suhu 980oC. Berikut reaksi yang terjadi pada secondary reforming. 2H2 + O2 ↔ 2H2O Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



65



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 CH4 + H2O ↔ CO + 3H2 - Q CO + H2O ↔ CO2 + H2 + Q



Gambar 3.6 Diagram Proses Primary dan Secondary Reformer  CO Shift Conversion CO shift conversion merupakan tahapan yang berfungsi mengubah karbon monoksida yang berasal dari reformer menjadi karbon dioksida. tahap ini diperlukan karena larutan benfield yang digunakan pada tahap selanjutnya hanya mampu mengikat karbon dioksida. Converter yang digunakan pada tahap ini terdiri dari dua bagian yaitu high temperatur shift converter (HTS) dan low temperatur shift converter (LTS). High temperature shift converter (HTS) merupakan bagian yang mereaksikan sebagian besar CO menjadi CO2 pada suhu 425oC. Katalis yang digunakan dalam reaksi ini adalah Fe2O3 sebanyak 79,5 m3. Low temperartue shift converter (LTS) merupakan bagian yang mereaksikan sisa CO sehingga menghasilkan kadar CO yang lebih rendah dan mampu diterima pada proses selanjutnya yaitu methanansi. Reaksi ini berjalan pada suhu 225oC dengan katalis yang digunakan adalah tembaga. Berikut reaksi yan terjadi pada CO shit coonversion : CO + H2O



CO2 + H2



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



66



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 3.7 Diagram alir CO Shift Converter 2) Pemurnian Gas Sintesa Gas sintesa yang dihasilkan dari tahap penyediaan masih mengandung cukup banyak CO2 yang dapat menjadi racun bagi katalis pada proses sintesa amoniak sehingga perlu dilakukan pemurnian gas sintesa untuk menghilangkan CO2 tersebut. Berikut tahap – tahap yang dilakukan pada pemurnian gas sintesa.  CO2 Removal CO2 removal merupakan tahapan yang dilakukan untuk menghilangkan CO2 dari gas sintesa dengan cara absorbsi menggunakan larutan benfield dan stripper untuk meregenerasi larutan benfield. Hasil dari proses ini adalah produk samping berupa CO2 cair. Benfield adalah larutan potassium karbonat yang mengandung diethanolamine dan corrosion inhibitor. Proses penyerapan CO2 dilakukan pada tekanan ± 28 – 32 kg/cm2g dan suhu ± 70oC. Rekasi yang terjadi pada proses ini adalah K2CO3 + H2O + CO2



2KHCO3



Pada stripper, pelepasan CO2 berlangsung pada tekanan 0,5 – 1 kg/cm 2g dan suhu 100 – 130oC dengan reaksi sebagai berikut : 2KHCO3



K2CO3 + H2O + CO2



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



67



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 3.8 Diagram Proses CO2 Removal  Methanansi Methanansi merupakan proses yang dilakukan untuk mengkonversi CO dan CO2 yang terkandung dalam gas sintesa menjadi CH 4 yang bersifat inert terhadap katalis syn loop. Jika CO dan CO2 yang terkandung dalam gas sintesa tidak dihilangkan dan masuk ke katalis syn loop maka akan menjadi racun dan katalis akan menjadi tidak aktif. Katalis yang digunakan adalah nikel (Ni). Proses methanansi terjadi pada tekanan 31,4 kg/cm2 dan suhu 26,7 m3. Reaksi yang terjadi pada proses methanansi adalah CO + 3H2 ↔ CH4 + H2O CO2 + 4H2 ↔ CH4 + 2H2O



Gambar 3.9 Diagram Proses Metanasi Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



68



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



3) Sintesa Amoniak Sintesa amoniak merupakan pembuatan amoniak yang berasal dari reaksi antara N2 dan H2 pada unit ammonia converter. Katalis yang digunakan dalam sintesa amoniak adalah Fe2O5. Selain CO dan CO2, H2O juga bersifat racun terhadap katalis tersebut sehingga perlu dihilangkan sebelum masuk syn loop. Untuk menghilangkan H2O dipasang Molecular Sieve Dryer yang juga berfungsi untuk menyerap CO2 yang masih tersisa. Terdapat dua alat yang digunakan dalam proses sintesa amoniak yaitu :  Syngas Compressor Syngas compressor merupakan alat yang befungsi untuk mengkompresi sintesis gas pada suhu input 37oC dan suhu output 42oC serta tekanan input 30 kg/cm2 dan tekanan output 180 kg/cm2.  Ammonia Converter Ammonia Converter merupakan alat yang digunakan untuk sintesa amoniak yang bekerja pada tekanan 182 kg/cm2g dan suhu 500 – 510 oC. Kadar keluaran amoniak sebesar 17,2% sedangkan sisa gas yang tidak bereaksi direcycle. Berikut reaksi yang terjadi. N2 + 3H2 ↔ 2NH3



Gambar 3.10 Arus Aliran Di Ammonia Synthesis Converter 4) Refigerasi



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



69



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Refigerasi merupakan proses yang digunakan untuk mengembunkan amoniak yang terkandung dalam syn loop, recovery amoniak dari purge dan flash, dan mendinginkan make up gas sebelum masuk dryer. Sistem refrigerasi terdiri dari compressor, refrigerant condenser, evaporator, dan flashdrum. Proses refigerasi bekerja pada empat suhu yang berbeda yaitu 13oC, -1oC,



-12 oC, dan



-33oC. Kadar amoniak yang masih tersisa akan direcycled.



Gambar 3.11 Diagram Alir Proses NH3 Converter & Refrigeration 5) Recovery Purge Gas Recovery purge gas terdiri dari dua unit yaitu purge gas recovery unit (PGRU) dan hydrogen recovery unit (HRU). PGRU berfungsi untuk merecover NH3 sedangkan HRU berfungsi untuk merecover H2 yang kemudian dikembalikan ke syn loop untuk digunakan kembali atau dijual. Inert dari purge gas yang telah direcover kandungan NH3 dan H2 dapat digunakan sebagai bahan bakar primary reformer.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



70



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 3.12 Diagram Alir Purge Gas Recovery Unit & Hydrogen Recovery Unit 3.1.3. Proses Produksi Urea Urea merupakan salah satu produk yang dihasilkan PT. Petrokimia Gresik dengan kapasitas produksi sebesar 460.000 ton/tahun. Proses pembuatan urea dilakukan dengan menggunakan teknologi dari Jepang yaitu TEC. a) Bahan Baku Bahan baku pembuatan urea adalah amoniak cair yang dihasilkan oleh unit amoniak dan gas karbondioksida. Berikut spesifikasi bahan baku pembuatan urea. 1) Amoniak cair NH3



: 99,5%



H2O



: 0,5%



Oil



: maks. 5 ppm



Tekanan



: 20 kg/cm2



Suhu Fase 2) Gas CO2



: 30oC : cair



CO2



: min 99%



H2



: maks 0,8% Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



71



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 N2 + inert



: 0,2%



Total sulfur



: maks 1 ppm



H2O



: saturated



Tekanan



: 0,8 kg/cm2



Suhu Fase



: 35oC : gas



b) Bahan Pembantu Berikut bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan urea : 1) Steam



Steam merupakan media pemanas dalam penukar panas dan menjadi penggerak turbin. Steam yang digunakan dalam produksi urea didapatkan dari unit utilitas. 2) Air pendingin



Air pendingin (cooling water) merupakan media pendingin untuk steam condensate, process condensate, dan lain – lain. 3) Udara Udara yang digunakan dalam pembuatan urea terdiri dari dua macam yaitu udara instrumen dan udara proses. Udara instrumen berfungsi sebagai penggerak valve sedangkan udara proses digunakan di dalam proses sebagai pendingin pembutiran (molten) urea di prilling tower dan sebagai passivasi peralatan di unit sintesa. c) Uraian Proses Pembuatan Urea Proses pembuatan urea secara umum terdiri dari enam tahap sebagai berikut :



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



72



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 3.13 Blok Diagram Pembuatan Urea 1) Unit Sintesa Unit sintesa merupakan unit yang membentuk urea dengan mereaksikan NH 3 cair dengan CO2 gas yang berasal dari unit NH3. Peralatan yang digunakan dalam unit sintesa adalah reaktor, stripper, carbamate condenser, scrubber, CO2 kompresor, NH3 pump, dan carbamate pump. NH3 dan CO2 direaksikan dalam reaktor sehingga membentuk amonium karbamat dengan reaksi eksotermis dan dilanjutkan dengan reaksi dehidrasi karbamat yang merupakan reaksi endotermis. Berikut reaksi yang terjadi dalam reaktor : Pembentukan karbamat : 2NH3 + CO2



NH4COONH2



Dehidrasi karbamat : NH4COONH2



NH2CONH2 + H2O



Pembentukan urea dari ammonium karbamat berlangsung dalam fase cair sehingga tekanan yang dibutuhkan tinggi. Ketika suhu dan tekanan tinggi, konversi urea menjadi meningkat. Suhu yang digunakan dalam reaksi ini sebesar 176oC sedangkan tekanan yang digunakan sebesar 175 kg/cm 2. Konversi urea dapat menurun dengan adanya air dan dapat naik jika NH3 berlebih. Hasil larutan sintesis urea selanjutnya akan dikirim ke unit purifikasi setelah distripping dengan CO2 feed. Ammonium carbamate yang tidak terhidrasi diuraikan menjadi NH3 dan CO2 dengan pemanasan menggunakan steam. Stripping agent berfungsi untuk Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



73



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 menyerap hasil penguraian NH3 dan CO2 sedangkan kondensor berfungsi untuk mengkondensasi gas NH3 dan CO2 dengan recycle carbamate yang selanjutnya akan dilakukan pembentukan amonium carbamate.



Gambar 3.14 Diagram Proses Unit Sintesa 2) Unit Purifikasi Proses yang terjadi dalam unit purifikasi adalah penguraian ammonium carbamate dan excess amoniak yang terkandung dalam larutan urea. Peralatan yang digunakan dalam unit ini adalah HP dekomposer, LP dekomposer, dan Flash separator. Pada unit purifikasi larutan urea dimurnikan dalam HP dekomposer dan LP dekomposer. Amonium carbamate diuraikan dalam dekomposer menjadi CO2 dan NH3 melalui penurunan rekanan dan pemanasan. HP dekomposer bekerja pda suhu 160oC dan tekanan 17,5 kg/cm2 sedangkan LP dekomposer bekerja pada suhu 128oC dan tekanan 2,5 kg/cm2. Berikut reaksi yang terjadi pada unit purifikasi. NH2COONH4



2NH3 + CO2



Pada unit purifikasi larutan urea dimurnikan hingga 70% berat. NH3 dan CO2 yang tersisa dikirim ke bagian recovery. 3) Unit Recovery Pada unit recovery peralatan yang digunakan adalah HP absorber, LP absorber, dan washing column. Gas amoniak dan karbondioksida yang tersisa dari unit Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



74



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 purifikasi diambil kembali dengan menggunakan HP dan LP absorber yang kemudian dikembalikan ke unit sintesa. Dalam proses absorbsi terbentuk panas yang direcover oleh larutan urea dan dimanfaatkan sebagai sumber panas oleh unit konsentrasi.



Gambar 3.15 Diagram Proses Purifikasi Dan Recovery 4) Unit Konsentrasi Unit konsentrasi merupakan unit yang bertugas untuk memekatkan larutan urea dari 70% menjadi 99,7% dengan penguapan dan tekanan secara vacuum. Peralatan yang digunakan pada unit ini adalah urea solution tank, vacuum concentrator, final separator. Larutan urea yang sudah dipisahkan pada unit purifikasi selanjutnya dipompa ke dalam vacuum concentrator B dan divakumkan hingga mencapai 125 – 185 mmHg. Pemvakuman dimaskudkan untuk menurunkan titik didih air sehingga pemisahan air dan larutan menjadi lebih mudah. Setelah itu, larutan dialirkan ke vacuum concentrator A untuk diuapkan airnya sehingga air dapat terpisah dengan larutan urea. Pada bagian final separator, urea dipekatkan dan dipanasakan dengan steam bertekanan 4 kg/cm2 dan temperatur 38,5 – 140oC. 5) Unit Prilling Pada unit prilling alat yang dibutuhkan adalah prilling tower, induced fan, blower fluidizing cooler, fluidizing cooler, air heater for FD302, dan heat tank. Larutan urea yang telah mencapai konsentrasi 99,7% dialirkan menuju prilling tower. Pada prilling tower, urea dispray, didinginkan, dan dipadatkan agar Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



75



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 menjadi urea prill. Prilling tower memiliki tinggi sekitar 80 meter dengan diameter 13,1 meter. Heat tank pada prilling tower berfungsi untuk mengatomisasi larutan urea sebelum didinginkan. Proses ini bekerja pada suhu 139 – 140oC. Butiran urea yang dispray membentuk tetesan dan jatuh secara perlahan dari prilling tower. Partikel yang memiliki ukuran sesuai spesifikasi akan melayang ke bawah tower dan didinginkan. Pendinginan dilakukan dengan menggunakan blower dengan cara menyemportkan udara pendingin dari bawah. Partikel larutan yang telah didinginkan akan membentuk prill yang kemudian ditampung di bagian bawah tower. Butiran urea disaring menggunakan bar screen. Jika butiran urea memiliki diameter lebih besar dari 1,7 mm maka akan dilarutkan dengan larutan pencuci dari dust chamber. Produk yang telah selesai diproses, selanjutnya dialirkan dengan belt conveyor untuk ditambahkan pewarna dan anti caking. Setalah itu, produk yang sudah jadi dialirkan ke unit pengantongan.



Gambar 3.16 Diagram Proses Unit Konsentrasi Dan Prilling 6) Unit Pengolahan Proses Kondensat Unit pengolahan proses kondensat berfungsi untuk mengolah NH3, urea, dan CO2 yang ikut dalam uap air hasil proses pemekatan. Peralatan yang digunakan dalam unit ini adalah process condensate stripper, urea hydrolyzer, process condensate tank, surface condenser, dan final absorber. NH3, urea, dan CO2 yang ikut dalam uap air dipisahkan dengan cara stripping dan hidrolisis. Hasil proses Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



76



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 kondensat yang sudah bersih dikirimkan ke fasilitas pengolahan air sebagai boiler feed water sedangkan gas CO2 dan NH3 yang telah terlepas dikirim ke unit purifikasi untuk direcovery.



Gambar 3.17 Diagram Process Condensate Treatment 3.1.4. Utilitas Departemen Produksi I Utilitas I PT Petrokimia Gresik merupakan unit pendukung proses produksi yang ada di Departemen Produksi I secara langsung dan berperan sebagai pendukung di pabrik II, pabrik III, dan sebagian anak perusahaan dari PT Petrokimia Gresik secara tidak langsung. Unit Utilitas I bertugas sebagai:  Unit Penyediaan dan Pendistribusian Air.  Unit Penyediaan Steam.  Unit Penyediaan Tenaga Listrik.Unit Penyediaan Udara Instrumen. GAS ALAM



POWER LISTRIK STEAM DEMIN WTR COOLING WTR



PABRIK AMONIAK



IA, PA, N2



AIR BAKU



PROC , STEAM COND



GAS CO2



BAHAN BAKU



PA FROM 101 J



PABRIK UTILITY



AMONIAK



UDARA



PROC , STEAM COND



BAHAN BAKAR GAS, MFO, SOLAR POWER LISTRIK STEAM DEMIN WTR COOLING WTR



PABRIK UREA



IA, PA, N2



Gambar 3.18 Interdependensi Pabrik Ammonia, Urea dan Utilitas Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



77



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Kebutuhan air di PT. Petrokimia Gresik disuplai dari dua sumber air yaitu Sungai Emas (water intake Gunung Sari, Surabaya) dan Sungai Bengawan Solo (water intake Babat, Lamongan).  Water Intake Gunung Sari Water intake Gunung Sari berasal dari Sungai Brantas yang berjarak 22 km dari PT. Petrokimia Gresik dengan debit sebesar 750 m3/jam. Normal operasi produk water intake Gunung Sari berupa hard water dan dapat menghasilkan produk berupa soft water dan hard water, tergantung dengan kebutuhan.Water intake Gunung Sari memiliki spesifikasi sebagai berikut: Jenis



: hard water



pH



: 7,5 – 8,5



Total hardness



: maksimal 220 ppm sebagai CaCO3



Turbidity



: maksimal 5 NTU



Kapasitas



: 750 m3/jam



 Water Intake Babat Water intake Babat berasal dari Sungai Bengawan Solo yang berjara 60 km dari PT Petrokimia Gresik dengan debit sebesar 3000 m 3/jam. Produk yang dihasilkan dari intake Babat berupa hard water dengan pH sebessar 8– 9 dan Total Hardness (TH) kurang dari 220 ppm. Water intake Babat memiliki spesifikasi sebagai berikut: - Jenis



: hard water



- pH



: 7,5 – 8,5



- Total hardness



: maksimal 220 ppm sebagai CaCO3



- Turbidity



: maksimal 5 NTU



- Residual Chlorine



: 0,4 – 1 ppm



- Kapasitas



: 3000 m3/jam



3.1.4.1 Proses Pengolahan Air Secara Umum Tahapan dalam proses pengolahan air yang diperoleh dari Gunung Sari dan Babat secara umum adalah sebagai berikut:



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



78



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 1. Penghisapan air dari sungai, yang dilakukan menggunakan pompa vakum. Penggunaan pompa vakum disebabkan oleh tidak tetapnya ketinggian air sungai. 2. Penyaringan, yang dilakukan menggunakan coarse dan fine screen untuk menyaring kotoran yang berukuran besar. 3. Pengendapan, yang dilakukan secara gravitasi menggunakan settling pit untuk mengendapkan partikel yang tersuspensi dalam air. Faktor yang mempengaruhi pengendapan adalah laju alir dan waktu tinggal. 4. Flokulasi dan koagulasi. Tahapan ini dilakukan untuk mengendapkan suspensi partikel koloid yang tidak terendapkan karena berukuran sangat kecil. Bahan kimia yang digunakan pada proses ini yaitu: 



Polyelectrolyte (FeCl3.6H2O 10% berat) sebagai koagulan untuk mempercepat proses pengendapan dengan membentuk flok lebih cepat dan lebih besar.







Kapur (CaCO3) sebagai pengatur pH.



5. Filtrasi, yang dilakukan menggunakan saringan pasir silika (sand filter) untuk menyaring padatan tersuspensi. 6. Penampungan dan pemompaan, yang dilakukan menggunakan pompa sentrifugal. 3.1.4.2 Penggunaan Raw Material/Hard Water Raw water atau hard water dari Utilitas I pada Pabrik I selanjutnya digunakan untuk beberapa hal sebagai berikut:  Service water: untuk sarana kebersihan pabrik.  Drinking water : untuk keperluan sanitasi pabrik, kantor, dan perumahan PT Petrokimia Gresik.  Process water: untuk keperluan proses operasi pabrik.  Cooling water : untuk sarana pendingin reaktor, mesin pabrik, serta peralatan proses produksi di pabrik.  Hydrant water: untuk pemadamkebakaran.  Demineralized water :untuk bahan baku pembuatan steam.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



79



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Didistribusikan kepada sebagian anak perusahaan PT Petrokimia Gresik dan pabrik lain di kawasan Gresik, yaitu: 1.



Pabrik II dan III



2.



PT. Petrocentral



3.



PT. Petronika/Petrosida/Petrowidada



4.



PT. Petrokimia Kayaku



5.



PT. Kawasan Industri Gresik



6.



PT. Smelting



7.



PT. Pertamina



8.



PT. Wiharta Karya



9.



PT. Eterindo Nusa Graha



10. PT. Barata 11. PT. Jaya Boral 12. PT. Petro Oxo Nusantara 13. Lingkungan Industri Gresik



Gambar 3.19 Pendistribusian Air PT Petrokimia Gresik 3.1.4.3 Unit Pengolahan Air 3.1.4.3.1 Lime Softening Unit (LSU) Tugas utama dari LSU adalah mengolah hard water (pH 7 – 8; TH ± 200 ppm) dari TK 951 menjadi soft water (pH 9 – 10; TH maks 80 ppm) dengan penambahan larutan kapur dan polyelectrolite. Pada unit ini dilengkapi dengan 8 buah sand filter dan pompa-pompa chemical. Soft water yang dihasilkan Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



80



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 digunakan sebagai bahan baku pembuatan demin water yang diolah di demin plant. Air dari TK 951 memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Ca2+



: 200 ppm sebagai CaCO3



2. Mg2+



: 20 ppm sebagai CaCO3



3. Na+



: 140 ppm sebagai CaCO3



4. CO3H+



: 250 ppm sebagai CaCO3



5. Cl6. SO42-



: 30 ppm sebagai CaCO3 : 80 ppm sebagai CaCO3



Gambar 3.20 Lime Softening Unit (LSU) Air dari TK951 dan TK1103 dipompa menggunakan pompa P-2201 ABC, kemudian masuk ke dalam circulator clarifier yang dilengkapi oleh nozzle pada bagian bawahnya. Nozzle ini berfungsi untuk menghisap lumpur- lumpur di sekitarnya dan mensirkulasikan ke dalam diffuser, sehingga dapat membantu terbentuknya flok di dalam deflector shift. Sehingga, pada proses ini, garamgaram Ca dan Mg yang terlarut di dalam raw water/hard water dapat terikat. Dengan penginjeksian lime maka akan dihasilkan reaksi sebagai berikut: Ca(OH)2 + Ca(HCO3) 2 → 2CaCO3 + 2H2O 2Ca(OH) 2 + Mg(HCO3) 2 → 2CaCO3 + Mg(OH) 2 + 2H2O Penginjeksian larutan polyelectrolyte bertujuan untuk membentuk flok-flok yang lebih besar dan mudah mengendap. Kemudian sludge yang terbentuk diendapkan secara gravitasi sambil diaduk dengan putaran rendah. Sludge atau lumpur yang terbentuk akan diblow down bila mencapai 10% padatan melalui nozzle yang Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



81



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 terdapat pada circulator clarifier. Sedangkan, air yang jernih keluar dari bagian atas. Over flow dari circulator clarifier kemudian dilewatkan ke aquazur T filter. Filter ini berisi pasir silika dan dilengkapi dengan syphon bertekanan vakum yang berfungsi untuk meningkatkan flow filtrat. Filter ini di-back wash dengan udara dari kompresor C-2202 AB yang dihembuskan dari bagian bawah filter, sehingga kotoran yang menutupi filter akan mengalir secara over flow ke saluran pembuangan. Air produk dari unit pengolahan ini sebagian ditampung di reservoir R-2201, kemudian dialirkan ke storage tank dengan pompa P-2206 ke TK10 dan TK1201 untuk dialirkan ke demineralizing plant. Air yang dihasilkan pada LSU ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. pH



: 9 – 10



2. Turbidity



: maksimal 3 NTU



3. Total hardness



: maksimal 80 ppm CaCO3



3.1.4.3.2 Unit Air Minum (Drinking Water Unit) Kebutuhan air minum ke sebagian instalasi perusahaan (perumahan dan pabrik I) dilayani dengan membentuk jaringan yang melingkar. Kebutuhan air minum yang diperlukan yaitu sekitar 220 m3/jam. Jaringan yang dibentuk ini meliputi ring utara dan selatan dan saling bertemu di ujung. Kualitas air yang ditetapkan pada unit ini yaitu: 1. pH



: 6,5 – 8,5



2. Turbidity



: maksimal 5NTU



3. Cl2 sisa



: maksimal 0,2 – 0,5 ppm



4. NO2 sisa



: maksimal 1,0 ppm



Adapun alur proses yang terjadi yaitu: 1. Ring Utara Hard water (TK951/191/1203) → P1243A/B → F1204A/B (carbon filter)→ TK1202A → P1207AB 2. Ring Selatan Hard water → P1243 → F1204 (carbon filter) → TK1202B → P1207C/D Hard water → P1243CD→ F-1204CD → F-1205CD →



TK1202B



→P1207CD



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



82



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 3.21 Sistem Pengolahan Drinking Water 3.1.4.3.3 Unit Air Pendingin (Cooling Tower Unit) Cooling tower adalah suatu alat yang digunakan untuk mendinginkan hot water dari pendinginan proses dengan cara mengontakkannya dengan udara. Prinsip pendinginannya adalah evaporasi sejumlah air yang bersuhu tinggi. Udara atmosfer memiliki humidity atau kelembaban yang tertentu. Apabila udara dikontakkan dengan air (dalam hal ini adalah hot water), maka udara tersebut akan mengevaporasi sebagian air menggunakan panas evaporasi yang diperoleh dari umpan hot water tersebut. Akibatnya, air yang tidak ikut terevaporasi akan mengalami pendinginan. Hal ini disebabkan oleh prinsip pendinginannya dilakukan dengan cara evaporasi air oleh udara, maka kualitas udara sangat berpengaruh pada proses ini. Semakin rendah humidity udara, maka semakin banyak air yang dapat diuapkan dan produk keluaran cooling tower akan semakin rendah suhunya. Pada cooling tower unit Utilitas I pabrik I PT Petrokimia Gresik, terdapat dua tipe cooling tower, yaitu tipe cross flow (T-2211 A dan T-2211 B) dan tipe counter flow (T-1201 A). Unit ini bertugas untuk menyediakan air pendingin dengan suhu 32°C untuk unit utilitas dan proses. Kapasitas produksi keseluruhan adalah 23.000 m3/jam. Cooling tower T-2211 A digunakan untuk mendinginkan hot water dari pendinginan proses di plant amonia, terdiri dari lima cell dengan flow sirkulasi 15.000 m3/jam. Cooling tower T-2211 B digunakan untuk mendinginkan cooling water di plant urea, terdiri dari tiga cell dengan flow Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



83



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 sirkulasi 5.000 m3/jam. Cooling tower T-1201 A terdiri dari enam cell dan terinterkoneksi dengan cooling tower T-2211 A. Cell A – D berfungsi untuk mendinginkan cooling water di plant amonia dan cell E – F untuk mendinginkan cooling water di plant ZA I/III dan CO2 dengan flow sirkulasi sebesar 3.000 m3/jam. Air dari sirkulasi proses dengan suhu ± 41 – 43°C masuk ke cooling tower di bagian atas, lalu jatuh ke dalam basin melalui distributor dan bilah- bilah yang berbahan dasar PVC dalam bentuk butiran hujan. Udara luar masuk melalui sisi-sisi samping cooling tower dan terhisap oleh fan yang berada di puncak cooling tower. Di bagian dalam cooling tower, udara terkontak langsung dengan air yang turun ke basin, mengevaporasi sebagian air dan keluar melalui puncak cooling tower. Air yang tidak teruapkan turun ke basin dengan suhu 32°C dan selanjutnya didistribusikan ke tiap plant. Cooling water yang digunakan harus memenuhi kualifikasi yaitu bebas korosi, bebas kerak, bebas jamur, dan bebas bakteri. Untuk itu, perlu diinjeksikan beberapa bahan kimia sebagai berikut: 1) H2SO4, berfungsi untuk menjaga pH 7,3 – 7,8. 2) Cl2 sebanyak 0,2 – 0,5 ppm sebagai desinfektan untuk membunuh bakteri. 3) Nalco DT-190 dan DT-129, berfungsi untuk mematikan mikroba. Nalco 7342, berfungsi untuk mengendalikan kadar PO4 agar terjaga antara 5 – 7 ppm. 4) Nalco TCCA sebagai pengganti chlorine, berfungsi untuk mencegah timbulnya lender (slime).



Gambar 3.22 Sistem Interkoneksi Cooling Tower Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



84



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 3.1.4.3.4 Unit Demineralisasi (Demineralizing Plant) Soft water dari TK10 masih belum memenuhi spesifikasi untuk dijadikan process water (air proses) dan boiler feed water/BFW (air umpan boiler). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut di demineralizing plant (unit demineralisasi) agar diperoleh air yang memenuhi spesifikasi sebagai air proses. Pengolahan yang dilakukan yaitu penghilangan mineral-mineral yang terkandung di dalam air menggunakan resin. Terdapat dua demineralizing plant di pabrik I PT Petrokimia Gresik, yaitu Demineralizing Plant I yang berkapasitas 90 m3/jam dan Demineralizing Plant II yang berkapasitas 120 m3/jam.



Gambar 3.23 Diagram Proses Demineralizing Plant I



Gambar 3.24 Diagram Proses Demineralizing Plant II Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



85



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Demineralizing plant terdiri dari beberapa proses, antara lain: 1) Quartzite Filter Quartzite filter merupakan alat yang berisi karbon aktif. Air umpan dimasukkan ke dalam quartzite filter, di mana quartzite filter tersebut menurunkan turbidity dari soft water menjadi 2 NTU serta menyerap kotoran (impurities) dari umpan. Indikator kejenuhan filter dapat dilihat dari kenaikan P dan turbidity dari air. Agar filter dapat berfungsi dengan optimal, maka dilakukan back wash pada quartzite filter yang telah jenuh. Back wash dilakukan dengan cara menghembuskan udara dari bawah vessel agar pasir yang menggumpal dapat terurai, lalu secara bersamaan dialirkan soft water dari TK1201 menggunakan pompa P-1203 ABC sampai air jernih, kemudian dilakukan pembilasan menggunakan soft water. 2) Ultrafiltrasi Khusus pada Demin plant II soft water yang masuk setelah carbon filter akan dilewatkan pada unit ultrafiltrasi. Ultrafiltrasi merupakan alat proses pemisahan komponen dengat berat molekul tinggi dan rendah. Air yang keluar dari carbon filter akan melewati membrane ultrafiltrasi, komponen dengan berat molekul rendah akan lewat, sedangkan komponen dengan berat molekul tinggi akan ditahan pada membrane. 3) Cation Exchanger Air dari carbon filter dimasukkan ke dalam cation exchanger dari atas. Di dalam cation exchanger, garam-garam Na, Ca, Mg, dan Ba ditukar oleh resin cation. Reaksi yang berlangsung pada normal operasi adalah: RH2 + 2NaCl → RNa2 + 2HCl RH2 + CaCO3 → RCa + H2CO3 RH2 + BaCl → RBa + 2HCl Resin akan jenuh setelah bekerja ± 36 jam yang ditunjukkan dengan terjadinya: 



Kenaikan conduct anion.







Kenaikan konduktivitas.







Kenaikan Free Mineral Acid (FMA)







Kenaikan Na. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



86



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 



Total hardness lebih besar dari 0.



Karena resin cation telah jenuh, maka perlu dilakukan regenerasi selama 4 jam dengan larutan H2SO4 2% dan 4%. Reaksi yang berlangsung adalah: RNa2 + H2SO4 → RH2 + Na2SO4 RCa + H2SO4 → RH2 + CaSO4 RBa + H2SO4 → RH2 + BaSO4 Prosedur regenerasi kation adalah sebagai berikut: 



Level discharge selama lima menit.







Kemudian di-back wash selama dua puluh menit menggunakan air filter.







Level discharge selama lima menit.







Regenerasi 1 dengan H2SO4 2 % yang di-mixing dengan air dari filter dengan flow 47 m3/jam selama 23 menit dengan densitas 1,01 gr/ml.







Regenerasi 2 dengan H2SO4 4%, flow air diubah menjadi 23 m3/jam selama 22 menit dengan densitas 1,02 gr/ml.







Washing 1 dengan air filter, flow 23 m3/jam selama 40 menit.







Washing 2 dengan air filter, flow 27 m3/jam selama dua jam. Washing selesai bila pH = 3, FMA = konstan, dan total hardness = 0.



4) Degasifier Air yang keluar dari cation exchanger kemudian di-spray dari atas dan dikontakkan dengan udara terkompresi oleh blower dari bawah. Untuk meringankan beban kerja degasifier, maka gas-gas tersebut diberi vent. 5) Anion Exchanger Anion exchanger berfungsi untuk menukar ion-ion negatif yang terkandung dalam air menggunakan resin. Dari bagian bawah degasifier, air dipompa ke dalam anion exchanger. Pada proses ini, sisa asam diabsorp oleh resin anion. Reaksi yang berlangsung di dalam anion exchanger adalah: R(OH)2 + H2SO4 → RSO4 + 2H2O R(OH)2 + HCl → RCl2 + 2H2O R(OH)2 + H2CO3 → RCO3 + 2H2O Resin anion akan jenuh setelah beroperasi ± 40 jam dengan indikasi: Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



87



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 



Kadar silika (SiO2) lebih dari 0,2 ppm.







pH kurang dari 7.







Konduktivitas, maksimal 45 μS/cm.



Karena resin telah jenuh, maka perlu dilakukan regenerasi selama 1 jam dengan larutan soda kaustik (NaOH) 4%. Reaksi yang berlangsung adalah: RSO4 + 2NaOH → R(OH)2 + Na2SO4 RCl2 + 2NaOH → R(OH)2 + 2NaCl RCO3 + 2NaOH → R(OH)2 + Na2CO3 Prosedur regenerasi anion adalah sebagai berikut: 



Level discharge selama lima menit.







Back wash selama dua puluh menit menggunakan demin water. Level discharge selama lima menit.







Pre-heating selama lima belas menit dengan demin water yang dilewatkan pada heat exchanger hingga suhu 50°C dan dijaga konstan.







Atur flow NaOH selama enam puluh menit dengan flow 15 m3/jam dari air cation sampai diperoleh konsentrasi 4% (densitas 1,034 gr/ml).







Washing 1 dilakukan selama enam puluh menit menggunakan air cation dengan flow 15 m3/jam (pompa NaOH dimatikan).







Washing 2 dilakukan selama sembilan puluh menit menggunakan demin water. Nyalakan pompa P-1218 dan tutup steam, atur flow air 27,5 m3/jam.







Washing selesai apabila pH > 7,5, kadar silika (SiO 2) < 0,2 ppm, dan konduktivitas ± 45 μm.



6) Mixbed Exchanger Mixbed exchanger berfungsi untuk mengikat sisa-sisa cation atau anion yang masih terkandung di dalam air yang telah melewati cation dan anion exchanger. Mixbed exchanger berisi campuran dari resin cation dan anion. Karena perbedaan berat jenis, resin anion berada di lapisan atas dan resin cation berada di lapisan bawah.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



88



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Resin pada mixbed dinyatakan jenuh apabila menunjukkan indikasi sebagai berikut: 



pH cenderung naik terus atau turun terus.







Total hardness > 0







Kadar silika (SiO2) > 0,2 ppm.







Konduktivitas naik terus (di atas 2 ppm).



Prosedur untuk regenerasi mixbed exchanger adalah sebagai berikut:  Level discharge selama lima menit.  Back wash menggunakan demin water selama dua puluh menit.  Level discharge selama sepuluh menit.  Regenerasi anion dengan larutan NaOH 4% selama enam puluh menit dengan flow air 8,5 m3/jam dari cation, densitas 1,034 gr/ml (prosedur regenerasi sama dengan anion exhchanger).  Washing 1 menggunakan air cation dengan flow 8,5 m3/jam (pompa NaOH dimatikan) selama enam puluh menit.  Washing 2 menggunakan demin water selama tiga puluh menit dengan flow 25 m3/jam.  Level discharge selama lima menit.  Regenerasi cation dengan larutan H2SO4 4% selama 55 menit dengan flow 6 m3/jam dari air filter, densitas 1,03 gr/ml.  Washing 1 dilakukan dengan mematikan pompa H2SO4, flow tetap 6 m3/jam selama lima belas menit, kemudian demin water dialirkan dengan flow 6 m3/jam selama tiga puluh menit.  Washing 2, flow demin water ditambah menjadi 25 m3/jam selama 25 menit.  Final washing dilakukan dengan demin water, flow 30 m3/jam selama enam puluh menit. Air yang dihasilkan oleh mixbed exchanger memiliki spesifikasi sebagai berikut: 



pH



: 7,5



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



89



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 



Konduktivitas



: maksimal 2,0 μS/cm







Kadar silika (SiO2)



: maksimal 0,2 ppm







Total hardnesS



:0



Jenis resin yang digunakan oleh PT Petrokimia Gresik pada Utilitas I sebagai berikut: 1. Cation resin Castel



: C-300



Diaion



: SK 1 B



Dowex



: HCRS



Lewatit



: Monoplus S-100



2. Anion resin Castel



: A 500 P



Diaion



: PA-312 dan SA-12A



Dowex



: SBRP



Lewatit



: Monoplus MP-500



Di service unit, terdapat unit demineralisasi air dengan air umpan yang berasal dari steam kondensat dan proses kondensat dari pabrik amonia. Unit demineralisasi ini terdiri dari carbon filter dan cation exchanger. Produk unit demineralisasi ini selanjutnya digunakan sebagai air umpan pada boiler (BFW) dan waste heat boiler (WHB) di pabrik amonia. 3.1.4.3.5 Unit Penyediaan Steam Kebutuhan steam di Departemen Produksi I dipenuhi oleh boiler existing Utilitas I (B-1102) dan waste heat boiler (B2220) (WHB). B-1102 menyediakan steam untuk keperluan proses di plant amonia, ZA I/III, dan Utilitas I. Pada kondisi normal operasi, plant amonia mengimpor medium pressure steam (MPS) dengan tekanan 45 kg/cm2 dari B-1102 sebanyak ± 75 ton/jam. Pada saat start up, maka kebutuhan steam akan lebih banyak lagi, yaitu lebih dari 120 ton/jam. Waste heat boiler (WHB) memproduksi steam dengan tekanan 65 kg/cm2 sebanyak 70 ton/jam untuk keperluan start up amonia. Bila NH3 plant berada pada normal operasi, steam produk WHB digunakan untuk unit urea. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



90



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 a. Boiler Existing (B-1102) B-1102 menggunakan bahan bakar gas yang disuplai dari Pertagas. Air umpan boiler (boiler feed water/BFW) dipompakan ke dalam boiler. Sebelum dioperasikan secara terus menerus, perlu disiapkan beberapa hal, yaitu: 



Memeriksa air dalam drum boiler, harus memenuhi syarat sebagai air pengisi ketel.







Drying out dengan maksud untuk mengeringkan batu-batu tahan apinya.







Boiling out untuk membersihkan pipa-pipa dan drum-drum bagian dalam dari kotoran minyak.







Pengecekan instrumentasi. BFW merupakan demin water yang telah diinjeksi dengan hydrazine (N2H4)



untuk menghilangkan kandungan O2. Selanjutnya, ditambah PO42- dan NaOH untuk melunakkan kerak dalam tube dan menghindari korosi.  pH



: 9,2 – 10,2



 Total solid



: maksimal 1000 ppm



 Total suspended solid : maksimal 40 ppm  Total alkalinity



: maksimal 60 ppm sebagai NaOH



 Kadar SiO2



: maksimal 5 ppm



 Konduktivitas



: maksimal 400 μS/cm



2 Kadar PO4



: 3 – 10 ppm



 Kadar N2H4



: 0,02 – 0,04 ppm



Air yang berasal dari Demineralizing Plant I dengan suhu 32°C dan telah sesuai dengan spesifikasi ditampung pada tangki TK1206, lalu dipompa menuju deaerator. Di deaerator ini, air diinjeksikan larutan N2H4 untuk menghilangkan O2 yang terkandung di dalam air agar tidak terjadi korosi ketika masuk dalam boiler. Selanjutnya dipompa dengan P-1103 menuju steam drum (D-110211). Terjadi pemanasan air di dalam water tube Economizer (E-11021), sebelum masuk ke dalam steam drum. Di dalam steam drum, ditambahkan PO4 sehingga menjadi sirkulasi menuju lower drum (D110212). Dengan adanya gravitasi, air secara otomatis menuju lower drum dan Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



91



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 uap tekanan tinggi dalam steam drum akan mengalir ke dalam water tube.. Untuk pemanasnya, digunakan dua buah burner dengan bahan bakar natural gas. Natural gas dialirkan menuju burner, kemudian dialiri udara panas dari Forced Draft Fan (C-11021). Steam dari B-1102 ini selanjutnya didistribusikan menuju plant amonia, ZA I/III, dan Petronika.



Gambar 3.25 Boiler B-1102 Pengaman yang ada pada B-1102 sebagai berikut: 1. Drum level low-low



: 10%



2. Drum level high-high



: 97%



3. Combustion air flow low-low



: 70% MCR



4. LNG burner main line pressure low-low



: 2,5 kg/cm2



5. LNG burner main line pressure high-high



: 3 kg/cm2



6. Drum pressure high-high



: 58,5 kg/cm2



7. Furnace pressure high-high



: 580 mm H2O



8. Instrument air pressure low-low



: 2,5 kg/cm2



9. All BNR flame failure 10. Emergency stop 11. Lost of all fuel 12. Force draft fan stop status b. Waste Heat Boiler (WHB)



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



92



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Air yang berasal dari Demineralizing Plant II dipompa menuju LP steam, lalu dipanaskan dengan memanfaatkan gas buang dari hasil pemanasan turbin di Gas Turbine Generator (GTG). Udara panas ini digunakan sebagai udara pembakaran dan dikontakkan dengan gas alam yang dipanaskan dengan api yang di spray ke furnace untuk memanaskan bulir-bulir air. Di dalam LP steam terdapat deaerator yang berfungsi untuk melepaskan O2 yang ada di dalam air dengan penambahan hydrazine (N2H4). Di sini tekanan 0,8 kg/cm2, lalu dari LP steam masuk ke dalam



economizer



yang



berfungsi



untuk



memanaskan



BFW



dengan



memanfaatkan panas dari gas buang. Setelah itu, dialirkan menuju HP steam dengan tekanan dinaikkan menjadi ± 65 kg/cm 2. Di sini telah terbentuk steam, steam ini selanjutnya dialirkan menjadi dua. Sebagian ke superheated dan sebagian lagi kembali ke LP steam untuk proses stripping (saturated steam). Karena uap yang keluar dari WHB berupa uap basah, ketika masuk ke dalam superheated, kandungan air di dalam uap dikurangi (superheated steam). Sehingga, uap yang dihasilkan berupa uap kering. Agar uap tersebut tidak mudah untuk berubah fase. Proses untuk mengubah steam menjadi superheated steam dilakukan pada suhu tinggi.



Gambar 3.25 Waste Heat Boiler (WHB) Karakteristik air dalam WHB adalah: 1. BFW (LP)  pH



: 8 – 9,5



 N2H4



: maksimal 0,01 ppm Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



93



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019  Fe total



: maksimal 0,03 ppm



Gas Turbine Generator (GTG). Udara panas ini digunakan sebagai udara pembakaran dan dikontakkan dengan gas alam yang dipanaskan dengan api yang di spray ke furnace untuk memanaskan bulir-bulir air. Di dalam LP steam terdapat deaerator yang berfungsi untuk melepaskan O2 yang ada di dalam air dengan penambahan hydrazine (N2H4). Press LP 0,8 kg/cm2 lalu dari LP steam masuk ke dalam



economizer



yang



berfungsi



untuk



memanaskan



BFW



dengan



memanfaatkan panas dari gas buang. Setelah itu, dialirkan menuju HP steam. Di sini telah terbentuk steam, steam ini selanjutnya dialirkan menjadi dua. Sebagian ke dalam steam drum dan sebagian lagi kembali ke LP steam dengan tekanan diturunkan menjadi 1 kg/cm2. Sebagian steam lainnya diubah menjadi superheated steam terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam steam drum. Karena uap yang keluar dari WHB berupa uap basah, ketika masuk ke dalam superheated, kandungan air di dalam uap dikurangi. Sehingga, uap yang dihaislkan berupa uap kering. Agar uap tersebut tidak mudah untuk berubah fase. Proses untuk mengubah steam menjadi superheated steam dilakukan pada suhu tinggi. 2. BFW (LP) 



pH



: 8 – 9,5







N2H4



: maksimal 0,01 ppm







Fe total



: maksimal 0,03 ppm







Hardness



:0



3. Boiler Water (HP) 



pH



: 9,2 – 10,4







Konduktivitas



: maksimal 400 ppm







SiO2



: maksimal 5 ppm







PO4



: 3 – 10 ppm



4. Steam Product 



pH



: 8 – 9,5







SiO2



: maksimal 20 ppm



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



94



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



3.1.4.3.6 Unit Penyediaaan Tenaga Listrik Kebutuhan listrik di Departemen Produksi I dipenuhi oleh Gas Turbine Generator (GTG) dengan kapasitas design 33 MW dan output 11,6 KV. Pada operasi normal, GTG menggunakan bahan bakar gas alam dari Pulau Kangean, Madura sebesar 8 – 10 MMSCFD. Apabila terjadi penurunan laju alir gas hingga pada tekanan dengan batas tertentu, maka automatic swicth fuel gas akan diganti dengan solar. Gas buang yang dihasilkan oleh GTG memiliki jumlah kalori yang cukup tinggi sehingga dimanfaatkan untuk menghasilkan steam pada WHB B2221 dengan fasilitas additional firing dengan bahan bakar gas alam. GTG terdiri dari beberapa bagian yaitu filter udara, kompresor, ruang bakar, turbin, load gear, dan generator. Prinsip kerjanya, udara dari luar dihisap melalui filter udara yang dilengkapi dengan automatic blowing system. Filter udara ini berfungsi untuk menyaring udara dari partikulat atau debu yang dapat menyumbat nozzle-nozzle pada ruang bakar. Udara yang dimasukkan ini jumlahnya berlebih gunanya untuk membantu mendinginkan casing mesin. Kemudian udara tersebut dikompresi dengan compressor axial yang memiliki 17 tingkatan hingga tekanannya menjadi 7 sampai 8 kg/cm 2 dan suhu 68°C. Pada saat start up digunakan bantuan diesel starter untuk menggerakkan turbin dan kompresor di awal. Setelah tenaganya tercukupi bagi turbin untuk melakukan putaran sendiri, diesel ini dimatikan. Udara dari kompresor selanjutnya dialirkan ke ruang bakar. Fuel gas dimasukkan ke dalam ruang bakar kemudian mengalami pembakaran oleh udara hingga suhunya naik drastis menjadi 1100°C. Karena kenaikan suhu yang drastis ini, maka seketika gas mengalami ekspansi sehingga dapat mendorong turbin. Ruang bakar pada GTG terdiri dari 10 ruang bakar, 10 fuel nozzle, 10 cross fire tuber, 10 transition piece, 2 spark plug, dan 4 photocell. Turbin berfungsi untuk menggerakkan shaft compressor dan generator. Putaran dari turbin akan mengkonversikan energi yang dihasilkan oleh pembakaran gas menjadi energi gerak yang menggerakkan generator. Selanjutnya generator akan mengkonversikan energi gerak dari turbin agar menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan GTG sebesar 33 MW. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



95



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Selain menggunakan GTG, suplai listrik juga diperoleh dari PLN. Suplai listrik dari PLN ini digunakan ketika GTG bermasalah atau mati, dilakukan dengan sebuah alat yang menginterkoneksikan listrik dari PLN secara otomatis.



Gambar 3.26 Gas Turbine Generator (GTG) 3.1.4.3.7 Unit Penyediaan Udara Instrumen Udara instrumen (instrument air) digunakan untuk sarana instrumentasi pabrik yaitu penggerak control valve pneumatic. Udara ini berasal dari kompresor udara C- 2231 CDE dan 101 J di bagian amonia. Di mana 101 J beroperasi secara otomatis dengan menyesuaikan pada kebutuhan udara proses. Plant air dari kompresor tersebut dialirkan ke bagian Utilitas I, khususnya di service unit untuk dilakukan penyerapan molekul-molekul H2O dan selanjutnya didistribusikan ke user, dalam hal ini plant amonia, urea, dan service unit. Instrument air memiliki tekanan 7 kg/cm2 dengan dew point -40°C. Untuk memperoleh instrument air dengan dew point tersebut, maka udara proses dimasukkan ke dalam dryer D2232 ABCD.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



96



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Gambar 3.27 Sistem Penyediaan Instrument Air dan Plant Air 3.2 Laboratorium PT Petrokimia Gresik mempunyai 3 laboratorium sebagai sarana untuk mengadakan penelitian terhadap bahan baku, proses, maupun produk. Ketiga laboratorium itu adalah Laboratorium Kebun Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Uji Kimia, serta Laboratorium Produksi. Laboratorium Produksi berada dibawah pengawasan Biro Proses dan Laboratorium PT. Petrokimia Gresik yang mempunyai 3 unit, yaitu Laboratorium Produksi I, Laboratorium Produksi II, dan Laboratorium Produksi III. 3.2.1 Program Kerja Laboratorium Produksi I Laboratorium Produksi I bertugas melakukan penelitian dan pemeriksaan untuk mengendalikan mutu, proses, dan produk. Pengendalian mutu ditujukan pada pemeriksaan mutu hasil produksi utama maupun produk samping. Tugas utama dari Laboratorium Produksi I antara lain: Melayani analisa-analisa yang berhubungan dengan prosesproduksi, mulai dari bahan baku, bahan penolong, bahan setengah jadi, dan produk hasil. Melakukan pemantauan terhadap air proses, air pendingin, air minum, dan lainlain yang berkaitan dengan proses produksi. Memonitor emisi pabrik yang ada di Departemen Produksi I, untuk mengetahui unjuk kerja masing-masing pabrik melalui analisa buangan padat, cair, dan gas yang langsung keluar dari pabrik. Laboratorium produksi I melayani kegiatan analisa untuk menunjang kelangsungan proses produksi yang meliputi: control kualitas bahan baku, bahan setengah jadi, bahan penolong, dan produk. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



97



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Alat-alat laboratorium utama yang digunakan antara lain:  Oven  Buret  Spektrofotometer Alat ini untuk mengetahui besar absorbs atau optimal density suatu larutan yang bila dibandingkan dengan larutan standar maka kadar zat akan diketahui:  Neraca analitik  Hydrometer atau Spesific Gravity  Termometer 0 – 100⁰C  Gas Chromatography (GC)  Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS) Berfungsi mengukur absorbs suatu zat melalui emisi nyala atom yang dipecah oleh cairan yang dibakar AAS dapat memakai dua sistem pembakar yaitu pembakar konsumsi total dan pembakar premix. AAS juga dilengkapi dengan Graphite Furnace Atomizer untuk kadar yang lebih kecil (ppb).  Orsat Untuk menganalisa O2 dan CO2 3.2.3



Prosedur Analisa



3.2.3.1 Analisa Larutan Urea a. Teknis pengambilan larutan urea dalam aliran bertekanan tinggi. Sampel diambil dengan menggunakan botol polyethylene yang telah diisi air dan diketahui beratnya. Setelah pengambilan sampel ditimbang kembali dan selisih berat yang didapatkan adalah berat urea yang akan dianalisa sesuai IK39-1216 pengambilan contoh. b. Uji urea Metode Gravimetri. Kadar urea dalam larutan urea ditetapkan dengan cara gravimetri. Kadar urea dihitung dari sisa penguapan dikurangi dengan kadar biuret. c. Uji Bioret Kalorimetri Sisa uap dari penentuan urea dalam larutan urea setelah dilarutkan dalam air ditentukan secara kalorimetri dengan penambahan cupper kompleks. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



98



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Ketajaman warna yang terjadi dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 530 nm. d. Uji Urea Metode Kalorimetri. Urea yang mempunyai kadar kecil direalisasikan dengan larutan asam Pdimethyl amino benzal dehyde membentuk warna kuning kompleks. Ketajaman warna yang terjadi dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 430 nm. e. Uji CO2 dengan Larutan Carbamate. Larutan Ammonium Carbamate bereaksi dengan larutan H2SO4. Gas CO2 yang ditambahkan diukur dengan wet test meter. f. Uji Kandungan Amonia dalam Urea Metode Volumetri. Amonia dalam larutan urea bereaksi dengan H 2SO4 berlebih. Kelebihan asam data ditentukan dengan alkalimetri g. Uji N/C, H/C, dan Konversi. Ratio N/C, H/C, dan konversi ditentukan dengan metode perhitungan hasilhasil analisa. h. Uji Kandungan CO2 dalam Larutan Urea. CO2 bereaksi dengan BaCl2 menjadi endapan Barium Carbonate. Endapan yang terjadi disaring akan menghasilkan filtrat untuk analisa kadar amonia bebas. 3.2.3.2 Teknik Uji Produk Urea a. Uji Kadar Biuret. Biuret dengan larutan garam cupper kompleks akan timbul dengan warna lembayung. Ketajaman warna yang terrjadi dibaca absorbansinya dengan spectrophotometer pada panjang gelombang 530 nm. b. Uji Total Nitrogen dalam Urea Metode Perhitungan. Total nitrogen dalam urea produk dihitung dari kemurnian nitrogen dalam urea ditambah dengan nitrogen yang terkandung dalam biuret. c. Uji Kadar Amonia Bebas. Amonia bebas dalam urea ditetapkan dengan cara Acidi Alkalimetri. d. Uji Kadar Besi (Fe).



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



99



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Besi yang bervalensi 2 dengan penambahan Orthophenanthrolin membentuk ikatan kompleks yang berwarna ungu kemerahan. Warna yang terjadi ditentukan absorbansinya dengan menggunakan spectrophotometer pada panjang gelombang 510 nm. e. Uji Distribusi Ukuran Butir. Distribusi ukuran butir dihitung dari berat contoh yang tertahan pada setiap ayakan dan yang tertampung pada pan 3.2.3.3 Analisa Unit Utilitas I 1.



Uji pH air (ASTM D-1293) pH air diukur secara elektrometri menggunakan pH meter, yang prinsipnya terdiri dari gabungan elektrode gelas hidrogen sebagai baku primer dengan elektrode kalomel akan menghasilkan perubahan tegangan 59,1 mv pada suhu 25°C setiap satu satuan pH. Alat pH meter distandar dengan memakai dua atau satu larutan standar buffer sebagai pembanding yang sesuai dengan pH dari contoh yang diharapkan.



2.



Uji Conductivity/Daya Hantar Listrik (ASTM D-1125) Menggunakan alat conductometer. Nilai conductivity contoh langsung dibaca pada alat.



3.



Uji Kekeruhan/Turbidity (ASTM D-1889-94) Membandingkan intensitas cahaya yang melalui contoh air dengan intensitas cahaya yang melalui larutan standar Naephelometric Turbidity.



4.



Uji Free Mineral Acid / FMA (ASTM D-1067-92) Dilakukan dengan cara menitrasi larutan contoh dengan NaOH yang sebelumnya telah ditambahkan 2 tetes indikator MM. Titrasi selesai jika larutan yang berwarna merah berubah menjadi jingga.



5.



Uji Kebasaan (ASTM D-1067-64) Larutan contoh pertama ditetesi indikator PP untuk menentukan alkalinitas lalu larutan contoh dititrasi dengan H2SO4 sampai warna pink hilang dan ditetesi dengan MO sampai warna jingga.



2.



Uji Kesadahan (ASTM D-1126) Ion Ca dan Mg dalam air ditetapkan dengan penambahan EDTA (disodium ethylen diamine tetraacetat). Titik akhir reaksi ditunjukkan Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



100



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 dengan perubahan warna dari indikator Eriochrom Black T [3-Hydroxy4(1- hydroxy-2Napthyl) azo-7-nitro-1 naphthalyne sulfonic acid] dari warna merah ke biru. Sedangkan, untuk ion Ca dapat ditentukan secara terpisah dengan mengendapkan ion Mg terlebih dahulu pada pH 12 – 13, kemudian ion Ca ditetapkan dengan EDTA memakai indikator Murexide dari warna pink menjadi violet. 3.



Uji Besi Kadar Kecil (ASTM D-1068) Besi direduksi dengan Hydroxylamine.HCl menjadi ion Ferro (II) kemudian direaksikan dengan Batho-phenanthroline (4,7-diphenyl-1,10phenanthroline). Warna merah yang terjadi dari Ferro kompleks diekstraksi dengan larutan N-hexyl atau iso amyl alkohol. Fase alkohol diukur intensitas warnanya pada spektrofotometer panjang gelombang 533 nm. Metode ini untuk kadar besi < 200 ppb.



4.



Uji Besi Metode KCNS Semua besi dijadikan ion ferri dan ion ferri akan bereaksi dengan thiocyanat membentuk persenyawaan merah yang dapat dibandingkan dengan warna standar pada spektrofotometer panjang gelombang 520 nm.



5.



Uji Amonia (ASTM D-1426) Ion Ammonium dalam suasana basa akan bereaksi dengan K 2HgI4 dari larutan Nessler membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning sampai coklat. Warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 460 nm.



6.



Uji Hydrazine (ASTM D-1385) Hydrazine dengan para dimethyl amino benzaldehyd membentuk ikatan kompleks berwarna kuning dan warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 458 nm.



7.



Uji Silika (ASTM D-859) Silika dengan molybdate membentuk persenyawaan komplek kuning kehijauan kemudian direduksi dengan ANSA (1-amino 2 naphthol 4sulfonic acid) menjadi senyawa kompleks berwarna biru. Warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm untuk kadar ppm dan 815 nm untuk kadar ppb. Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



101



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 8.



Uji Total Phosphate Air Boiler (ASTM D-515 –66T) Ortho phosphat dengan ammonium molybdate dalam suasana asam membentuk phospho molybdate, kemudian direduksi dengan aminonaphthol-sulfonic acid menjadi kompleks yang berwarna biru molybdate. Warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 650 nm.



9.



Uji Klorida Metode Titrasi (ASTM D-515) Contoh air yang mengandung ion klorida diatur pHnya sampai pH 8, dititrasi dengan AgNO3 memakai indikator K2CrO4. Titik akhir ditunjukkan dengan warna merah bata dari AgCrO4.



10.



Uji Klorida Metode Kolorimetri (ASTM D-512) Larutan ferri ammonium sulfat dan mercury thiocyanat ditambahkan kedalam contoh, dimana ion klorida akan bereaksi dengan mercury thiocyanat dan ion thiocyanat yang dihasilkan atau dilepas akan bereaksi dengan ion ferri (III) menjadi ferri thiocyanat yang berwarna merah. Intensitas warna yang dihasilkan adalah setara dengan ion klorida dan dibaca dengan spektrofotometer pada 463 nm.



11.



Uji Tembaga (Cu) Kadar Kecil (ppb) Metode Neocuproine (ASTM D1688) Cu direduksi dengan Hydroxilamine.HCl pada pH 4 – 5, ion Cu akan bereaksi dengan 2,9 dimethyl 1,10 phenanthroline (Neocuproin) membentuk kompleks warna kuning yang kemudian diekstraksi dengan kloroform. Intensitas warna diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 457 nm.



12.



Uji Chlorine Metode Ortho Tolidine (ASTM D-1253) Residual klorin dalam suasana asam pH 1,2 bereaksi dengan O- Tolidine membentuk warna kuning dan warna yang terjadi dibandingkan dengan pembanding warna klorin (komparator). Metode ini dipakai untuk penetapan total residual klorin dalam air dengan kadar < 10 ppm.



13.



Uji Chlorine Metode Titrasi (ASTM part 23, 1967, D 516 NR Method A) Chlor dalam air dapat membebaskan I2 dari larutan KI, I2 dititar dengan Na2S2O3 dengan indikator amilum.



14.



Uji Methanol Metode Konversi COD (ASTM D-1252) Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



102



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Zat organik (methanol) dioksidasi dengan kalium bikromat dalam suasana asam sulfat, dimana kelebihan bikromat dititrasi dengan larutan standar ferro ammonium sulphate dengan indikator ortho phenanthroline. Kadar methanol adalah konversi dari COD X 0,67. 15.



Uji Total Solid, Total Dissolved Solid, dan Total Suspended Solid Total solid contoh diuapkan pada suhu 103 – 105°C kemudian ditimbang hingga konstan dan untuk dissolved solid contoh disaring terlebih dahulu dengan filter 0,45 mikron lalu filtrat diuapkan sedang suspended soild adalah zat yang tertahan pada filter.



16.



Uji Kalium dan Natrium (ASTM D-4192-93 dan ASTM D-4191-93) Contoh langsung dibaca dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophothometer (AAS) dengan panjang gelombang 589,6 untuk Na dan 766,5 untuk K.



17.



Uji Kalium dan Natrium (ASTM D-4192-93 dan ASTM D-4191-93) Contoh langsung dibaca dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophothometer (AAS) dengan panjang gelombang 589,6 untuk Na dan 766,5 untuk K.



18.



Uji Dissolved Oxigen (ppb) Metode Chemet’s Komparator (ASTM D5543- 94) Oksigen terlarut mereduksi Rhodazine D yang berwarna kuning muda menjadi merah muda dan warna yang terjadi dibandingkan dengan komparator DO Chemet’s.



19.



Uji Nitrit (NO2) (ASTM D-1254-67) Senyawa diazonium akan terbentuk dengan diazotasi asam sulfanilat oleh ion nitrit pada pH 2,0 – 2,5 dan dengan 1-Naphthylamin dihydrochlorid akan membentuk senyawa azo yang berwarna ungu kemerah-merahan. Dan warna yang terjadi diukur intensitasnya pada spektrofotometer panjang gelombang 520 nm.



20.



Uji Sulfat (ASTM D-516 Vol. 11.01) Ion sulfat dalam suasana asam dengan barium klorida dan glyserin membentuk suspensi yang berwarna putih. Kekeruhan yang terjadi diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 425 nm.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



103



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 21.



Uji Stability Index dan Saturity Index (Langelir Indeks, Engineering Data Book, tenth edition, 1957). Stabilty Index adalah angka yang dapat menunjukkan apakah air bersifat korosif atau dapat menimbulkan kerak. Dan untuk memperoleh Stability Index (SI) dan Saturation Index (SaI) diperlukan data analisa antara lain Total Solid, Suhu, Calsium Hardness, alkali M dan pH air.



3.3



Manajemen Perencanaan dan Pengendalian



3.3.1 Organisasi Candal Produksi dan Proses Karena adanya keterkaitan antara pabrik II dengan pabrik I dan III, maka untuk mengatur balance produk-produk setengah jadi dari masing-masing pabrik agar sesuai dengan kebutuhan pabrik yang lain diperlukan Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi masing-masing pabrik. Dalam



perencanaan



dan



pengendalian



produksi,



seluruh



bagian



Candalprod saling bekerja sama sesuai dengan area pabrik masing-masing. Bagian Candalprod II bertugas merencanakan dan mengendalikan produksi di pabrik II yang mempunyai keterkaitan antar unit yang cukup kompleks. Fungsi utama Candalprod adalah merencanakan, mengendalikan proses. 3.3.2 Pengendalian Candal Produksi Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Candal Produksi) atau dalam istilah manajemen umum disebut Production Planning and Control merupakan bagian penting dalam kegiatan produksi untuk mencapai tujuan perusahaan. Definisi Candal Produksi adalah penentuan/penetapan kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan pengendalian kegiatan pelaksanaan proses dan hasil produksi. Jadi secara umum Candal Produksi adalah kegiatan pengkoordinasian bagian-bagian yang terlibat dalam pelaksanaan proses produksi. Secara umum maksud dan tujuan kegiatan Candal Produksi adalah untuk mengusahakan agar perusahaan dapat : a. Menggunakan sumber daya yang ada seoptimal mungkin, b. Berproduksi pada tingkat efisiensi dan efektivitas tinggi, Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



104



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 c. Menguasai pasar yang luas, dengan cara : - Berproduksi dengan biaya rendah, sehingga harga jual bisa rendah dan mampu bersaing dengan kompetitor, dan - Menjual produk dalam jumlah banyak, sehingga biaya produksi dan perusahaan bisa memperluas pangsa pasar d.



Memperluas lapangan kerja sesuai dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan, dan



e.



Memperoleh keuntungan yang cukup besar bagi pengembangan dan kemajuan perusahaan.



Tugas dan kegiatan Candal Produksi di PT Petrokimia Gresik adalah : 1.



mempersiapkan dan merencanakan jumlah produksi serta kebutuhannya sebagai fungsi waktu (menyusun target RKAP tahunan).



2.



memonitor pelaksanaan rencana produksi dan mengendalikannya bila terjadi penyimpangan (membuat laporan produksi dan perfomancenya).



3.



memonitor persediaan bahan baku dan penolong untuk kebutuhan operasi serta meminta proses pembeliaannya.



4.



merencanakan dan melakukan program evaluasi produksi dengan dasar-dasar statistik.



3.3.3 Perencanaan Produksi Perencanaan Produksi menentukan usaha/tindakan yang akan/perlu diambil oleh pemimpin perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat perencanaan yang baik adalah : a.



Masalah intern, yaitu masalah dari dalam perusahaan (masih di dalam kekuasaan pemimpin perusahaan), contoh : mesin yang digunakan, buruh yang dikaryakan, bahan yang diperlukan, dll.



b.



Masalah ekstern, yaitu masalah dari luar perusahaan (di luar kekuasaan pemimpin perusahaan), contoh : inflasi, keadaan politik, dll. Perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu : perencanaan usaha yang



bersifat umum (general business planning) dan perencanaan produksi (production planning). Perencanaan Produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian bahan baku, mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, dll. untuk melaksanakan kegiatan Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



105



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 produksi pada periode tertentu di masa yang akan datang. Secara umum tujuan perencanaan produksi adalah : 1.



untuk mencapai tingkat/level keuntungan tertentu,



2.



untuk menguasai pangsa pasar tertentu,



3.



untuk mengusahakan agar perusahaan bisa beroperasi pada tingkat efisiensi tertentu,



4.



untuk mempertahankan dan mengusahakan agar kesempatan kerja yang ada tetap pada tingkatnya dan berkembang, dan



5.



untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas yang ada di perusahaan. Berdasarkan cakupan jangka waktunya, perencanaan produksi dibedakan



menjadi perencanaan produksi jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang adalah penentuan tingkat kegiatan lebih dari satu tahun, biasanya untuk lima tahun mendatang, dengan tujuan untuk merencanakan pertambahan kapasitas peralatan dan mesin, ekspansi pabrik, serta pengembangan produk. Perencanaan jangka pendek adalah penentuan kegiatan produksi dalam jangka waktu satu tahun atau kurang dengan tujuan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas yang dimiliki perusahaan. Dalam pelaksanaannya rencana produksi tahunan dijabarkan dalam kegiatan bulanan yang sangat mungkin dipengaruhi oleh kegiatan ekstern produksi (misalnya : pemasaran kesulitan menjual produk dan pengadaan kesulitan mendatangkan bahan baku/penolong) dan intern (misalnya : pabrik tidak bisa berproduksi). Dengan adanya penyimpangan dari pengaruh-pengaruh di atas, maka diperlukan langkah pengendalian untuk membetulkan dan mereduksinya. Langkah tersebut dilaksanakan dalam kegiatan pengendalian produksi. 3.3.4 Pengendalian Produksi Semua kegiatan dalam perusahaan harus diarahkan untuk menjamin kontinuitas / koordinasi aktivitas dan menyelesaikan produk sesuai dengan jumlah, mutu, dan waktu yang diinginkan dalam batas biaya yang direncanakan. Pengarahan ini merupakan tugas dari pengendalian produksi. Perencanaan produksi yang telah dibuat harus diikuti dengan tindakan pengendalian produksi agar hasilnya seperti yang diharapkan. Jadi pengendalian Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



106



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 produksi dijalankan dengan tujuan agar kegiatan produksi terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Definisi pengendalian produksi adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas pengerjaan/pengelolaan agar waktu penyelesaian yang telah direncanakan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Secara umum fungsi pengendalian produksi adalah : 1.



Membantu tercapainya operasi produksi yang efisien dalam suatu perusahaan agar dicapai pengeluaran yang minimum, efisiensi yang optimum, serta keuntungan perusahaan maksimal,



2.



Membantu merencanakan prosedur pekerjaan agar tidak terlalu rumit dan lebih sederhana. Dengan demikian pekerjaan lebih mudah dilaksanakan sehingga pekerja lebih senang untuk bekerja dan menaikkan moral pekerja, dan



3.



Menjaga agar tersedia pekerjaan atau kerja yang dibutuhkan pada titik minimum, sehingga bisa dilakukan penghematan dalam penggunaan bahan baku/penolong dan tenaga kerja. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengendalian produksi di PT.



Petrokimia Gresik adalah : 1.



Menyusun rencana yang dapat digunakan sebagai tolok ukur bagai realisasi,



2.



Identifikasi arah/jenis dan jumlah penyimpangan dengan memonitor kegiatan produksi,



3.



Mengevaluasi hasil kegiatan yang menyimpang dari rencana, dan



4.



Menyusun informasi untuk mengendalikan penyimpangan dan alternatif tindakan pada perencanaan berikutnya.



Adapun kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi penyimpangan adalah : 1.



Tercapainya tingkat produksi,



2.



Biaya produksi yang relatif rendah,



3.



Optimalisasi investasi dalam penyediaan bahan baku/penolong,



4.



Mencapai tingkat stabilitas kegiatan prouksi yang mantap,



5.



Fleksibilitas terhadap perubahan permintaan, dan



6.



Mengeliminir timbulnya biaya yang tidak perlu.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



107



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 3.3.5 Sistem Pelaporan Kegiatan produksi pabrik berlangsung terus menerus selama 24 jam. Oleh karena itu untuk pendataan dan evaluasi kinerja masing-masing unit pabrik diperlukan badan lain yang melaksanakan fungsi administrasinya yaitu bagian Candalprod. Kinerja unit pabrik selalu dipantau untuk mengetahui proses pencapaian target yang telah direncanakan



dalam RKAP. Pemantauan ini



dituangkan dalam format laporan yang telah diseragamkan untuk mendukung laporan manajemen. Secara umum jenis laporan yang dibuat dibagi berdasarkan periode waktu, yaitu : 1 Laporan Harian 2 Laporan Bulanan 3 Laporan Triwulan 4 Laporan Tahunan Sedangkan isi laporan meliputi : 1 produksi setengah jadi dan jadi, 2 on stream days, down time, cut rate, beserta penyebabnya, 3 konsumsi bahan baku dan penolong, 4 persediaan bahan baku, setengah jadi, dan bahan jadi, dan 5 pengamatan efisiensi on stream factor, production rate, tingkat produksi dan unit konsumsi bahan baku/penolong. Sistem penyusunan laporan bisa digambarkan di bawah ini. a. Masing-masing bagian produksi membuat laporan harian untuk produk setengah jadi dan produk jadi beserta distribusinya, hari operasi, down time dan cut time beserta penyebabnya, serta pemakaian bahan baku/penolong. b. Dari laporan harian masing-masing bagian produksi, bagian Candalprod mengolahnya sehingga menghasilkan indikasi kinerja operasi termasuk jumlah minimum yang harus dicapai agar target produksi bulanan dan tahunan tercapai. c. Kinerja bagian produksi disajikan dalam bentuk laporan harian yang didistribusikan kepada unit yang terkait. Distribusinya diberikan di bawah ini. 



Laporan pengamatan harian, dari kabag Candal prod didistribusikan kepada : Direktur Produksi, Kakomp Pabrik , Kadep Produksi, Kadep Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



108



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 Pemeliharaan, Kadep Proses & Lab, Ka SPI, Karo Riksa dan Kadep Sarprod.  Laporan harian produksi dari Kabag Candalprod dikirimkan kepada Kadep Produksi dengan tembusan kepada Kadep Akuntansi d. Laporan harian yang terkumpul selama sebulan, direkapitulasi dalam data bulanan sebagai pedoman pembuatan laporan periode bulanan, triwulan, dantahunan. e. Laporan dalam periode bulanan disajikan dalam bentuk : 



Laporan



pengamatan



bulanan.



Laporan



dari



Kadep



Produksi



didistribusikan kepada : Direktur Produksi, Kakomp Pabrik , Kadep Produksi, Kadep Pemeliharaan, Kadep Pengadaan, Kadep Akuntansi, Kadep Anggaran dan Kadep Penjualan Produk non Pupuk. 



Laporan situasi produksi bulanan. Laporan dari Kadep Produksi didistribusikan kepada Direktur Produksi dan Kakomp Pabrik . Laporan dalam periode triwulan disajikan dalam bentuk : 1. Laporan hasil kegiatan produksi pabrik triwulanan dari Kadep Produksi didistribusikan kepada Direktur Produksi, Kakomp Pabrik, dan Kadep Akuntansi. 2. Laporan APPI dari bagian Candalprod II dan III dikirimkan kepada Kabag Candalprod I sebagai kompilator sebelum kepada APPI



f. Laporan dalam periode tahunan disajikan dalam bentuk laporan hasil kegiatan produksi Pabrik tahunan dari Kadep Produksi, kemudian didistribusikan kepada Direktur Produksi, Kakomp Pabrik, Kadep Harian, serta Kadep Proses dan Lab.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



109



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



110



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. PT Petrokimia Gresik merupakan salah satu perusahaan BUMN dalam lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI yang bernaung pada PT. Pupuk Indonesia Holding yang bergerak dibidang pupuk bahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa konstruksi dan engineer. 2. PT Petrokimia memiliki tiga unit departemen produksi/pabrik, yaitu Departemen Produksi I (unit pupuk Nitrogen), Departemen Produksi II (unit pupuk Fosfat) dan Departemen Produksi III (Unit Asam Fosfat). 3. Pabrik dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah dan K3. Sistem pengolahan



limbah



untuk



menghindari



terjadinya



pencemaran



lingkungan sedangkan program K3 sebagai usaha pengendalian terhadap gejala-gejala penyebab timbulnya bahaya hal ini bertujuan melindungi seluruh karyawan dan masyarakat sekitarnya serta menekan kerugian perusahaan yang dapat ditimbulkan karena kecelakaan yang terjadi. 4. Bagian Candal Produksi I memiliki dua aktivitas besar yaitu Perencanaan dan Pengendalian Produksi di Departemen Produksi I. 5. Di dalam Departemen Produksi I terdapat enam bagian produksi di antaranya yaitu: 1.



Bagian Produksi Ammonia



2.



Bagian Produksi Urea



3.



Bagian Produksi ZA I/III



4.



Bagian Utilitas I



5.



Bagian Pengantongan I dan Produksi



6.



Bagian Candal Produksi I



6. Proses pembuatan ammonia dibuat dengan menggunakan bahan baku gas alam dan udara dengan menggunakan proses “Steam Methane Reforming” dari MW Kellog. Secara ringkas tahapan prosesnya yaitu proses pembuatan gas syntesa yang meliputi penghilangan hidrokarbon Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



111



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 berat dan penghilangan sulfur (belerang). Proses penghilangan kadar hidrokarbon berat tersebut terjadi pada primary reformer dan secondary reformer. Kemudian gas CO hasil reformer diubah menjadi CO2 dalam shift converter. Pemurnian gas sintesa untuk menghilangkan gas CO2 dan mengubahnya menjadi CH4 di metanator. Proses selanjutnya adalah sintesa ammonia dalam amomonia converter, refrigerasi untuk mengembunkan atau mengkondensasikan NH3 dari condensator. Selanjutnya PGRU untuk memisahkan H2 dari gas-gas lain hasil sintesis ammonia untuk dimanfaatkan kembali pada proses sintesa ammonia. 7. Bahan baku pembuatan urea adalah ammonia cair (NH3) dan gas karbondioksida (CO2) sehingga menghasilkan ammonium karbamat selanjutnya ammonium karbamat didehidrasi sehingga menghasilkan larutan urea. Kapasitas produksi urea di Departemen Produksi I mencapai 460.000 ton/tahun. 8. Urea diproduksi melalui beberapa tahap yaitu: a. Tahap Sintesis Urea b. Tahap Purifikasi c. Tahap Konsentrasi dan Pembutiran d. Tahap Recorvery e. Tahap Proses Condensat 9. Bahan baku pembuatan ZA I/III adalah ammonia gas dan Asam Sulfat. Ammonia disuplai dari unit ammonia departemen Produksi I sedangkan asam sulfat disuplai dari pabrik III. Kapasitas produksi pupuk ammonium sulfat (ZA I/III) mencapai 460.000 ton/tahun. 10. Pupuk ammonium sulfat (ZA I/III) di Departemen Produksi I dihasilkan dari proses netralisasi antara ammonia dan asam sulfat. Pupuk ammonium sulfat melalui beberapa tahap yaitu: a. Reaksi netralisasi dan Kristalisasi b. Pemisahan Kristal c. Pengeringan



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



112



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 11. Bahan penunjang proses pembuatan ZA I/III yaitu petrocoat sebagai anti caking yang berfungsi mencegah penggumpalan kristal ZA. 12. Kebutuhan utilitas pabrik I disuplai oleh bagian Utilitas I, meliputi kebutuhan air yang disuplai dari dua sumber yaitu dari sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo. Sedangkan kebutuhan tenaga listrik disuplai dari Gas Turbin Generator. Kebutuhan steam pabrik I dipenuhi oleh boiler utilitas (B 1102) dan Waste Heat Boiler (WHB). Kebutuhan udara instrument yang berasal dari kompresor udara (101 J) di Plant ammonia dan juga dari MC 2231 A/B/C. 4.2



Saran 1.



Sebaiknya adanya pengawasan mengenai penggunaan alat pelindung diri kepada semua karyawan maupun orang yang memasuki area pabrik mengingat bahaya yang ditimbulkan dan tidak terduga, sehingga keutamaan kesehatan dan keselamatan selalu menjadi nomor satu serta mencapai zero accident.



2. Mahasiswa yang sedang melakukan praktik kerja lapangan sebaiknya diberi kesempatan untuk dapat mengaplikasikan ilmunya yang telah diperoleh dari penjelasan di lapangan sehingga mahasiswa tidak hanya mendengarkan namun bisa ikut berperan aktif membantu di lapangan. 3. Perawatan dan penggantian peralatan yang sudah tua sehingga efisiensi dan kualitas produk dapat ditingkatkan, serta kesehatan dan keselamatan kerja lebih terjamin.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



113



LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019 DAFTAR PUSTAKA Firdaus, Rafli dan Imaniar Ragil. 2019. Laporan Praktek Kerja Lapangan Departemen Produksi IA Unit Utilitas PT. Petrokimia Gresik. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Surabaya. Ningtyas, Juli dan Adlimatul Putri Ilmiyah. 2017. Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Petrokimia Gresik Departemen Produksi I Unit Utilitas. Universitas Indonesia. Depok. Pratiwi, Gina dan Tania Finarianingrum. 2019. Laporan Praktek Kerja Lapangan Departemen Produksi IA PT. Petrokimia Gresik. Universitas Jenderal Ahmad Yani. Bandung. Renyka, Febriatiningrum dan Fitriana Gustiawanti. 2019. Laporan Praktek Kerja Lapangan Departemen Produksi IA PT. Petrokimia Gresik. Universitas Diponegoro. Semarang.



Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat 2019



114