5 0 166 KB
PROGRAM KERJA PONEK TAHUN 2022
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator derajat kesehatan negara, disebut demikian karena Angka Kematian Ibu (AKI) menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan di negara tersebut. Tingginya AKI dan lambatnya penurunan angka ini menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia sebagai agenda pembangunan global baru untuk periode 2016 hingga 2030 meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015. Tujuan SDGs yang ke-3 adalah meningkatkan kesehatan yang baik dengan target yang akan dicapai yaitu pada tahun 2030, mengurangi rasio AKI hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan AKB setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000. Di Indonesia AKI tahun 2016 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB tahun 2016 sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dari target yang ingin dicapai SDGs. (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Kondisi kejadian AKI dan AKB di Indonesia juga di dukung oleh kejadian AKI dan AKB di berbagai provinsi di Indonesia, salah satunya yaitu Jawa Timur. Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 91,45 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Jawa Timur kejadian AKB pada tahun 2019 yaitu 23 per 1.000 KH dan tahun 2018 AKB pada posisi 23 per 1.000 KH hal ini menujukkan bahwa tidak terjadi perubahan AKB dari tahun 2018 ke tahun 2019 (Dinas Provinsi Jawa Timur, 2019). Penyebab tertinggi AKI yaitu Pre Eklamsi /Eklamsi yaitu sebesar 31,15% atau sebanyak 162 orang dan perdarahan yaitu 24,23%, penyebab lain-lain yaitu 23,1% atau 120 orang. Penyebab lainlain turun dikarenakan sebagian masuk kriteria penyebab gangguan metabolisme, dan sebagiannya lagi masuk kriteria gannguan peredaran darah. Sedangkan penyebab infeksi meningkat dari tahun 2018 yaitu 6,73% atau sebanyak 35 orang. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Dari grafik tren penyebab kematian ibu menunjukkan bahwa penyebab kematian ibu oleh karena penyebab infeksi cenderung meningkat, sedangkan penyebab lain-lain lebih banyak disebabkan oleh faktor penyakit yang menyertai kehamilan. Upaya menurunkan kematian Ibu karena perdarahan dan Pre
Eklamsi /Eklamsi terus dilakukan dan waspada pada penyebab lain-lain (Dinas Provinsi Jawa Timur, 2019). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran) (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Mengingat kematian ibu mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien. Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan di RSUD Sumberrejo adalah mendekatkan pelayanan obstetric dan neonatal sedekat mungkin kepada setiap ibu hamil sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS).
2. Tujuan a.
Sebagai pedoman manajerial penyelenggaraan program PONEK di rumah sakit.
b. Peningkatan pelayanan obstetri dan neonatal yang bermutu dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi c.
Sebagai indikator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit dalam program PONEK 24 jam
d. Sebagai salah satu alat ukur kinerja rumah sakit dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir
3. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan No 1
Kegiatan Pokok
Rincian Kegiatan
Melaksanakan dan menerapkan
-
standar
Pelayanan kesehatan antenatal fisiologis fisiologis dan risiko tinggi pada
pelayanan perlindungan ibu
-
dan bayi secara terpadu.
Pelayanan
persalinan dan nifas yang
sesuai dengan standar -
Pelayanan resusitasi dan perawatan bayi baru lahir sesuai standar
2
Mengembangkan kebijakan
-
Pemanfaatan aplikasi si-dek risti sebagai
dan standar pelayanan ibu
upaya pencegahan risiko preeclampsia
dan bayi.
pada kehamilan -
On
Job
Training
kasus-
kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara berkala bagi dokter, perawat dan bidan 3
Meningkatkan kualitas
-
pelayanan kesehatan ibu dan bayi
Peningkatan
ketersediaan
obat-obatan
esensial -
Peningkatan ketersediaan perlengkapan untuk pelayanan bayi dan peralatan di NICU
-
Melaksnakan audit kasus kematian dan near miss kasus kematian maternal dan neonatal
4.
Meningkatkan rumah
kesiapan
sakit
dalam
melaksanakan
fungsi
pelayanan
obstetric
dan
termasuk
neonates
pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam)
- Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitif - Penanganan kasus gawatdarurat oleh Tim PONEK RS diruang tindakan - Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio sesaria - Perawatan intermediate dan intensif ibu dan bayi - Pelayanan Asuhan Ante Natal Resiko Tinggi - Pelayanan Bank Darah Rumah sakit yang selalu siap 24 jam
5.
Meningkatkan fungsi rumah -
Melaksanakan
sakit
dan
melalui kegiatan mbak yu ASI kepada ibu
dalam
saat kunjungan antenatal care, intranatal
sebagai
Pembina
model
teknis
promosi ASI
Eksklusif
pelaksanaan IMD dan ASI
dan post natal
Eksklusif
Melaksanakan inisiasi menyusu dini pada
serta
Perawatan -
Metode Kanguru (PMK) pada BBLR
bayi baru lahir yang bugar -
Tidak
memberikan
minuman
atau
makanan kepada bayi baru lahir selain ASI kecuali ada indikasi medis -
Melaksanakan Kanguru
Perawatan untuk
Metode
bayi
kurang
bulan/BBLR (Kangaroo Mother Care)
6.
Meningkatkan fungsi rumah
-
Menyediakan ruang laktasi
-
Melengkapi sarana dan prasarana yang
sakit sebagai pusat rujukan
memadai sebagai tempat
pelayanan kesehatan ibu dan
puskesmas di wilayah jejaring nya
bayi bagi sarana pelayanan
-
rujukan dari
Melakukan pembinaan jejaring
rujukan
seperti Puskesmas, Klinik bersalin, praktek
kesehatan lainnya.
perseorangan
dan
fasilitas
pelayanan
kesehatan lainnya secara berkala -
Memberikan pelatihan kepada fasilitas kesehatan
jejaring,
berbagi
pengalaman dalam pelayanan ibu dan anak -
Rumah
sakit
memetakan
jejaring
rujukan yang ada di 12 FKTP wilayah timur Bojonegoro -
Jejaring rujukan dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun
7
Melaksanakan pemantauan
-
Melaksanakan umpan balik rujukan
-
Evaluasi kegiatan RSSIB dilaksanakan
dan evaluasi pelaksanaan
setiap tiga bulan sekali di laporan kegiatan
program RSSIB 10 langkah
tribulan Ponek.
menyusui dan peningkatan kesehatan ibu 8.
Melakukan pemantauan dan
-
analisis indicator mutu
Angka
keterlambatan
operasi
section
caesaria -
Angka kematian ibu dan anak
-
Kejadian
tidak
dilakukannya
inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
4. Cara Melaksanakan Kegiatan a. Rapat koordinasi/pertemuan sistem jejaring ( internal maupun eksternal ) b. Pelatihan ( inhouse/ekshouse training ) dan terkait PONEK c. Melaksanakan sistem rujukan dua arah dan pembinaan jejaring rujukan
5. Sasaran a. 60% anggota TIM PONEK tersertifikasi pelatihan PONEK b. Mempunyai Standar Respon Time Di IGD Target diupayakan selama 5 menit Di kamar bersalin Target diupayakan kurang dari 30 menit Pelayanan darah Target diupayakan kurang dari 1 jam Pelayanan SC cito Target diupayakan kurang dari 30 menit c. Pelayanan Rawat gabung di Ruang perawatan kandungan dan kebidanan d. Pelayanan metode kanguru pada BBLR di ruang NICU
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No 1.
Kegiatan Pelayanan
1
kesehatan
maternal
fisiologis dan risiko tinggi pada masa antenatal, intranatal, dan post natal.
2.
Pelayanan
kesehatan
neonatal
fisiologis dan risiko tinggi
3
Penyediaan alat dan obat emergency
4
Pelayanan bank darah rumah sakit yang selalu siap.
5
Pelayanan SC cito pada kasus kegawatan maternal dan neonatal
6
Pelayanan IMD dan ASI eksklusif
7
Pelayanan rawat gabung
8
Pelaksanaan metode kanguru untuk BBLR
9
Kolaborasi dengan tim promosi kesehatan
rumah
edukasi
kepada
kehamilan
risiko
sakit
untuk
kelompok tinggi
dan
kelompok pendukung ASI 10
Pelaksanaan
sistem rujukan dua
arah 11
Audit kematian atau near miss kasus maternal dan neonatal.
12
Pelatihan PONEK
13
OJT
penanganan
Kegawatan
maternal 14
OJT
Penanganan
Kegawatan
Neonatal 15
Pembinaan jejaring pelatihan Klinik
kepada bersalin,
perseorangan
dan
rujukan dan Puskesmas, praktek fasilitas
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
pelayanan kesehatan lainnya secara berkala
16
Pemanfaatan aplikasi sidek risti
17
Memberikan
foto
bayi
kepada
semua bayi sehat
6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap bulan dengan melihat pencatatan dan pelaporan a. Pelayanan di ruang Poli kandungan, Ruang Ponek, NICU dan Perawatan Nifas b. Laporan indikator mutu unit c. Pelaporan kematian d. Laporan pelaksanaan audit
7. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan TIM PONEK RSUD Sumberrejo membuat pencatatan dan pelaporan serta mengevaluasi kegiatan setiap tiga bulan secara kontinue dan di laporkan kepada direktur RS
Bojonegoro, 9 Juli 2022 KETUA TIM PONEK
dr.WAFIROTUS SARIROH Sp.O NIP. 198303182022042001