Program Kerja Tim Stunting [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



PROGRAM KERJA TIM PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN WASTING RSUD SINJAI



TAHUN 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya sehingga Program Kerja Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting RSUD Sinjai ini dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Program ini berlaku selama 6 (enam) bulan yaitu Juni-Desember 2022 dan akan dievaluasi bilamana ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit saat ini. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun atas segala upanyanya menyelesaikan program ini. Kami sadar bahwa program ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mohon saran dan kritik untuk perbaikan kedepan.



Sinjai, Direktur,



dr. Kahar Anies, Sp.B NIP. 19780304 200502 1 002



Tim Penyusun : 1. 2. 3. 4. 5.



drg. A. Fatmawaty Yusuf dr. Marlina Muis, Sp.A dr. Nur Rachmat Adi Sawe, Sp.GK dr. Ramdhani Witia Musfira, SKM



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Wasting adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan tidak terpenuhinya asupan nutrisi atau adanya penyakit pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan anak berkurang drastis atau berada di bawah angka normal. Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting dan wasting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dalam tatanan masyarakat. Penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap



pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi (Gambar 1.2.). Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor keturunan. Penelitian Dubois, et.al pada tahun 2012 menunjukkan bahwa faktor keturunan hanya sedikit (4-7% pada wanita) mempengaruhi tinggi



badan



seseorang



saat



lahir.



Sebaliknya,



pengaruh



faktor



lingkungan pada saat lahir ternyata sangat besar (74-87% pada wanita). Hal ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan yang mendukung dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami penyakit infeksi akan melahirkan bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR), dan/atau panjang badan bayi di bawah standar. Asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh seperti pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), Inisasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) secara tepat. Selain itu, faktor kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan sanitasi layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan



erat dengan kejadian infeksi penyakit menular pada anak. Kehidupan anak sejak dalam kandungan ibu hingga berusia dua tahun (1.000 HPK) merupakan masa-masa kritis dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan



anak



yang



optimal.



Faktor



lingkungan yang baik,



terutama di awal-awal kehidupan anak, dapat memaksimalkan potensi genetik (keturunan) yang dimiliki anak sehingga anak dapat mencapai tinggi badan optimalnya. Faktor lingkungan yang mendukung ditentukan oleh berbagai aspek atau sektor. Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi pendapatan dan kesenjangan



ekonomi,



perdagangan,



urbanisasi,



globalisasi,



sistem



pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan



perempuan.



Untuk



mengatasi



penyebab



stunting,



diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup: (a) Komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan; (b) Keterlibatan pemerintah dan lintas sektor; dan (c) Kapasitas untuk melaksanakan



B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mendukung pencapaian program nasional penurunan stunting dan wasting di Kabupaten Sinjai. 2. Tujuan Khusus a. Memperkuat fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting;



b. Menjadikan



rumah



sakit



sebagai



pendamping



klinis



dan



manajemen; c. Mengembangkan kedudukan rumah sakit untuk pemantauan dan evaluasi.



BAB II STRKTUR ORGANISASI TIM Susunan Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting di RSUD Sinjai, sebagai berikut: Ketua Tim



:



dr. Hj.MarlinaMuis Sp.A.,M.Kes



Sekretaris



:



dr. Ramdhani Witia



:



dr. Nur Sp.GK



Anggota 1. Dokter Gizi Klinik



2. Dokter Spesialis Kebidanan :



Rachmat



Adi



dr.Yuniarti Amra Sp.Og.,M.Kes



dan Kandungan 3. Ahli Gizi



:



Musfira Ismail, SKM



4. Perawat Poli Anak



:



Arianti N, AMK



5.Perawat



Ruang



Perawatan :



Nurhasana, S.Kep, Ns



Anak 6. Perawat Perinatologi



:



Suriana, S.Kep



7. Tim Tumbuh Kembang



:



Ispayanti, SKM



8. Tim Laktasi



:



Jumriati, Amd.Keb



9. Staf Farmasi



:



Husni Kurnia, S.Si, Apt



:



Nur Amrita, S.Psi



10. Tim Humas



Sawe,



BAB III PROGRAM KEGIATAN Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya program penurunan prevalensi stunting dan wasting. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan dan pengorganisasian Tim Penanggulangan Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting RSUD Sinjai, yang terdiri dari : a. Staf Medis b. Staf Keperawatan c. Staf Instalasi Farmasi d. Staf Instalasi Gizi e. Tim Tumbuh Kembang f. Tim Humas Rumah Sakit Tim pengorganisasian Tim Penanggulangan Stunting RSUD Sinjai dipimpin oleh dokter spesialis anak. 2. Pembuatan dan Sosialisasi Program Kerja Pembuatan beberapa program kerja dengan sasaran internal maupun eksternal. Program kerja mulai dari pembentukan tim, pembuatan program kerja hingga rencana intervensi spesifik yang dilakukan RSUD Sinjai dan penguatan jejaring untuk mendukung realisasi program kerja. 3. Pertemuan Tim a. Pertemuan Tim Internal Pertemuan



tim



internal untuk



merumuskan



program kerja,



menyusun jadwal sosialisasi dan perumusan strategi untuk melaksanakan program kerja. b. Pertemuan Tim Eksternal Pertemuan Tim eksternal melibatkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Se-Kabupaten Sinjai dan seluruh stake holder



terkait. Pertemuan dengan melibatkan pihak eksternal baik berupa sosialisasi dan target program kerja Tim Penurunan Prevalensi stunting dan wasting, maupun peningkatan pemahamam dan keterampilan jejaring dalam penanganan stunting dan wasting. 4. Pembekalan/Pelatihan/Sosialisasi Tim Pembealan/pelatihan/sosialisasi tim yang dilaksanakan oleh Tim Penanggulangan Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting antara lain: a. Screening/deteksi dini stunting dan wasting Screening/deteksi dini stunting dan wasting perlu dilakukan identifikasi dini risiko stunting pada anak serta mencegah terjadinya



stunting



melalui



peningkatan



pengetahuan



serta



pelatihan dalam melakukan deteksi dini. b. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) Bertujuan



untuk



membekali



staf



dengan



pengetahuan,



keterampilan dan alat yang bisa mendukung ibu, ayah dan pengasuh dalam meningkatkan praktek pemberian makanan kepada bayi dan anak secara optimal. c. Konselor Laktasi Bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan staf dalam



memberikan konseling menyusui kepada ibu untuk



menyukseskan terwujudnya Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi dan sebagai upaya pemenuhan gizi awal bagi bayi untuk mencegah stunting. 5. Pertemuan terkait sistem rujukan dan penguatan jejaring Sebagai upaya penurunan prevalensi stunting dan wasting, perlu penguatan jejaring dalam hal kesepakatan mengenai sistem rujukan dan membangun



komitmen. Dalam hal ini, RSUD Sinjai membuat



Momerandum of Understanding (MOU) dengan jejaring. Kesepakatan yang diatur dalam MOU ini antara lain :



a. Kasus yang perlu dirujuk b. Alur rujukan dan rujuk balik c. Sistem komunikasi dan koordinasi Adapun kasus yang perlu dirujuk dar FKTP antara lain : a. Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Ibu hamil yang teridentifikasi KEK di puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)



perlu dirujuk ke Dokter



Spesialis Kebidanan dan Kandungan untuk dilakukan assesmen dan interensi lanjut. Intervensi bisa dilakukan melalui kolaborasi Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Dokter Spesialis Gizi Klinik atau staf medis lain sesuai kebutuhan. b. Bayi/balita yang diidentifikasi stunting dan wasting Seluruh Bayi/balita yang diidentifikasi stunting dan wasting baik di FKTP maupun posyandu. Bayi/balita yang dirujuk akan diintervensi melalui kolaborasi dokter spesialis anak dan dokter spesialis gizi klinik. c. Ibu Nifas dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Ibu nifas yang teridentifikasi KEK dan telah di intervensi di puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) namun tidak menunjukan progres yang signifikan di rujuk untuk mendapatkan intervensi oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik. 6. Intervensi spesifik di rumah sakit a. Program 1000 HPK b. Promosi dan konseling IMD dan ASI Eksklusif c. Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita) di Poli Anak d. Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita) di Perawatan Anak e. Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita) di Poli Gizi f. Pemberian imunisasi HB0 bagi bayi baru lahir



7. Kunjungan rumah bagi pasien yang terpantau tidak memiliki progres selama 3 bulan intervensi Pasien yang selama 3 (tiga) bulan diintervensi namun tidak memiliki progres, maka Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting akan melakukan kunjungan rumah (home care) untuk menilai faktor lain yang mungkin berkontribusi. Kunjungan rumah dilakukan dengan berkoordinasi dengan puskesmas wilayah setempat. 8. Rapat Monitoring dan Evaluasi Rapat monitoring dan evaluasi dilakukan per 3 (tiga) bulan sekali untuk mereview target dan realisasi program kerja yang telah ditetapkan. 9. Pencatatan dan Pelaporan



1 C. NO



1 2 3 4



5



6 7



Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KEGIATAN



INDIKATOR KINERJA



SASARAN



TEMPAT



ANGGARAN



JADWAL PELAKSANAAN



PJ



Pembentukan Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan wasting



SK Tim



Tim



RSUD Sinjai



Pembuatan Program Kerja



SK Direktur



Tim dan Jejaring



RSUD Sinjai



Juni 2022



dr. Marlina Muis, Sp.A



Sosialisasi Program Kerja Pertemuan Tim



Daftar hadir



Tim dan Jejaring



RSUD Sinjai



Agustus 2022



Musfira, SKM



Agustus 2022



Musfira, SKM



Agustus 2022



Musfira, SKM



Juni 2022



Kabid Yanmedkep



a. Tim Internal



Target Proker



Tim



RSUD Sinjai



b. Tim eksternal Pembekalan/Pelatihan Tim



PKS



Jejaring



RSUD Sinjai



a. Pelatihan Screening



Keterampilan/Kompetensi petugas



Tim dan Jejaring



RSUD Sinjai



Agustus 2022



Arianti N, AMK



b. Pelatihan Konselor Laktasi d. Pelatihan PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) Pertemuan terkait sistem rujukan dan penguatan jejaring



Keterampilan/Kompetensi petugas



Tim dan Jejaring



RSUD Sinjai



Agustus 2022



 Hj.Indrawana , S.ST



Keterampilan/Kompetensi petugas



Tim dan Jejaring



RSUD Sinjai



Agustus 2022



Ispayanti, SKM



Sistem Rujukan



Jejaring



RSUD Sinjai



Agustus 2022



Musfira, SKM



Kegiatan Prognas Gizi



a. Program 1000 HPK



b. PMT untuk bayi dan balita yang stunting dan wasting



8



Cakupan ibu hamil yang diassesmen dan diintervensi Cakupan balita yang mendapat PMT



Ibu hamil KEK



PONEK dan Poli Kebidanan dan Kandungan



AgustusDesember 2022



 Hj. Indrawana, S.St



Bayi dan Balita



Perawatan dan Poli Anak



AgustusDesember 2022



 Suriana, S.Kep



AgustusDesember 2022



 Hj. Indrawana, S.St



PONEK, Poli Kebidanan Kandungan , Perawatan Kebidanan Kandungan dan Poli Anak



c. Promosi dan konseling IMD dan ASI Eksklusif



Cakupan ibu hamil dan ibu nifas yang mendapat konseling ASI dan melakukan IMD serta bayi yang mendapat ASI eksklusif



Bayi dan Balita



d. Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita)



Cakupan bayi yang dilakukan pemantauan tumbuh kembang



Bayi dan Balita



Perawatan Anak dan Poli Anak



AgustusDesember 2022



 Ispayanti, SKM



e. Pemberian imunisasi



Cakupan bayi yang mendapatkan imunisasi HB0



Bayi



PONEK dan Perawatan Kebidanan Kandungan



AgustusDesember 2022



 Hj. Indrawana, S.St



Rapat Monitoring dan evaluasi



Notulen rapat dan tindak lanjut



Tim



RSUD Sinjai



September dan Desember 2022



 dr. Ramdhani Witia



9



Kunjungan rumah (Home Care)



Dokumentasi dan Hasil Pemantauan



Bayi dan Balita



Rumah Sasaran



Oktober



 dr. Ramdhani Witia



10



Pencatatan dan Pelaporan



Dokumen Laporan



Tim



RSUD Sinjai



Desember 2022



 dr. Ramdhani Witia



40



BAB IV PENUTUP Demikian Program Kerja Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting RSUD ini dibuat untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan upaya merealisasikan program nasional sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan di RSUD Sinjai Tahun 2022. Besar harapan kami dari tim agar seluruh elemen terkait dapat melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.