Proposal Bab Iv Yusnita Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV METODE PENELITIAN



A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara Integrated Neuromuscular Inhibition Technique, Muscle Energy Technique dan



Strain



Counterstrain



yang



dikombinasikan



dengan



Ischemic



Compression terhadap perbaikan LGS dan disabilitas neck pada penderita non-specific neck pain sehingga berdasarkan tujuan tersebut maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan randomized pre test-post test control group design. P1 O2



O1 P2 S



Ra



O3



O4 P3



O5



O6



Gambar 4.1 Desain penelitian randomized pre test – post test control group design Keterangan : S = Sampel Ra = Random alokasi P1 =Intervensi Integrated Neuromuscular Inhibition Technique P2 = Intervensi Ischemic Compression dan Muscle Energy technique P3 = Intervensi Ischemic Compression dan Strain Counterstrain O1 = Pre test LGS dan NDI (kelompok perlakuan) O2 = Post test LGS dan NDI (kelompok perlakuan)



87



88



O3 O4 O5 O6



= Pre test LGS dan NDI (kelompok kontrol) =Post test LGS dan NDI (kelompok kontrol) = Pre test LGS dan NDI (kelompok kontrol) =Post test LGS dan NDI (kelompok kontrol)



B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Klinik Mabbulosibatang Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Mei 2020. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar yang menderita non-specific neck pain. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Fisioterapi yang menderita non-specific neck pain yang sesuai dengan kriteria inklusi dalam pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. 3. Kriteria inklusi dan eksklusi a. Kriteria inklusi 1) Hasil pemeriksaan fisioterapi menunjukkan adanya : a) Keterbatasan gerak lateral fleksi dan rotasi cervical



89



b) Positif nyeri segmental pada tes Postero Antero Central Vertebral atau yang biasa disingkat dengan PACVP dan Postero Antero Unilateral Vertebra Pressure atau atau yang biasa disingkat dengan PAUVP. c)



Muscle spasm/tight pada saat palpasi otot upper trapezius, levator scapula dan/atau splenius capitis/cervicis



2) Pendrita non-spesific neck pain diatas 1 bulan 3) Usia 17 – 30 tahun 4) Bersedia menjadi responden dan menjalani program intervensi b. Kriteria eksklusi 1) Mengalami gangguan neck pain radicular 2) Memiliki riwayat whiplash injury, dan riwayat operasi cervical. 3) Hasil pemeriksaan fisioterapi ditemukan instability cervical 4. Besar sampel Besar sampel ditentukan rumus pengambilan sampel untuk analisis numeric tidak berpasangan (Sopiyudin 2016). Untuk menentukan besaran sampel maka digunakan rumus Pocock (2008) sebagai berikut : 2σ2 n= ¿ ¿ Keterangan : n = jumlah sampel σ = simpang baku gabungan kelompok control dan perlakuan µ1 = nilai rerata kelompok kontrol µ2 = nilai rerata kelompok perlakuan α = tingkat kesalahan I (ditetapkan 0,05) β = tingkat kesalahan II (ditetapkan 0,5) ʃ(α,β) = interval kepercayaan 3,8 (sesuai table Pocock)



90



Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anwar et al (2016), diperoleh nilai rerata lingkup gerak sendi (LGS) lateral fleksi kanan cervical untuk kelompok kontrol adalah µ1 = 30,08 dan standar deviasi σ = 4,11, sedangkan kelompok perlakuan adalah µ2 = 34,04 2(4,11)2 n= x 3,8 (34,04−30,08)2 n=



2( 16,89) x 3,8 ( 3,96 )2



n=



33,78 x 3,8 15,68



n=2,15 x 3,8 n=8,17 n=8,17 x 20 %=9,7 Jadi, berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 orang (9,7 dibulatkan jadi 10) pada setiap kelompok sampel sehingga total sampel sebanyak 30 orang. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel a. Variabel bebas 1) Integrated Neuromuscular Inhibition Technique (INIT) 2) Ischemic Compression dan Muscle Energy Technique (MET) 3) Ischemic Compression dan Strain Counterstrain b. Variabel terikat 1) Luas Gerak Sendi



91



2) Disabilitas cervical 3) Non-specific neck pain 2. Definisi Operasional a. Integrated Neuromuscular Inhiibition Technique adalah sebagai berikut: 1) Integrated Neuromuscular Inhibition Technique adalah teknik yang menggabungkan 3 teknik yaitu ischemic compression, strain counterstrain dan muscle energy technique a) Ischemic compression adalah teknik yang mengaplikasikan tekanan ibu jari secara statik dalam waktu 60 detik pada titik nyeri di otot upper trapezius dan/atau levator scapula. Dosis yang digunakan adalah tekanan berat/keras pada titik nyeri, tekanan konstan selama 60 detik, jumlah intervensi sebanyak 6 kali. b) Strain counterstrain adalah teknik yang memposisikan otot upper trapezius dan/atau levator scapula dalam posisi memendek yang nyaman, sambil memberikan tekanan ibu jari pada otot upper trapezius dan/atau levator scapula. Dosis yang digunakan adalah posisi memendek yang nyaman dipertahankan selama 60 detik, tekanan ringan pada titik nyeri, jumlah intervensi sebanyak 6 kali. c) Muscle Energy Technique adalah teknik yang menggunakan kontraksi isometrik ringan kemudian diikuti dengan relaksasi, dan dilanjutkan dengan active assisted stretching. Dosis yang digunakan adalah kontraksi isometrik dipertahankan selama 6 – 8



92



detik, diulang 2 – 3 kali, 1 kali active assisted stretching, jumlah intervensi sebanyak 6 kali. b. Ischemic compression dan Muscle Energy technique adalah sebagai berikut: 1) Ischemic compression adalah teknik yang mengaplikasikan tekanan ibu jari secara statik dalam waktu 60 detik pada titik nyeri di otot upper trapezius dan/atau levator scapula. Dosis yang digunakan adalah tekanan berat/keras pada titik nyeri, tekanan konstan selama 60 detik, jumlah intervensi sebanyak 6 kali. 2) Muscle Energy Technique adalah teknik yang menggunakan kontraksi isometrik ringan kemudian diikuti dengan relaksasi, dan dilanjutkan dengan active assisted stretching. Dosis yang diberikan adalah kontraksi isometrik dipertahankan selama 6 – 8 detik, diulang 2 – 3 kali, 1 kali active assisted stretching, 2 set latihan, jumlah intervensi sebanyak 6 kali. c. Ischemic compression dan Strain counterstrain adalah sebagai berikut: 1) Ischemic compression adalah teknik yang mengaplikasikan tekanan ibu jari secara statik dalam waktu 60 detik pada titik nyeri di otot upper trapezius dan/atau levator scapula. Dosis yang digunakan adalah tekanan berat/keras pada titik nyeri, tekanan konstan selama 60 detik, jumlah intervensi sebanyak 6 kali. 2) Strain counterstrain adalah teknik yang memposisikan otot upper trapezius dan/atau levator scapula dalam posisi memendek yang



93



nyaman, sambil memberikan tekanan ibu jari pada otot upper trapezius dan/atau levator scapula. Dosis yang digunakan adalah posisi memendek yang nyaman dipertahankan selama 60 detik, tekanan ringan pada titik nyeri, jumlah intervensi sebanyak 6 kali. d. Luas gerak sendi adalah lingkup gerak sendi cervical yang diukur dengan menggunakan inclinometer, mencakup luas gerak lateral fleksi dan rotasi cervical. Adapun kriteria obyektifnya adalah : 1) Jika LGS lateral fleksi cervical dibawah 40o maka dikatakan terbatas. 2) Jika LGS rotasi cervical dibawah 70o maka dikatakan terbatas. e. Disabilitas cervical adalah ketidakmampuan pasien melakukan gerak fungsional pada cervical antara lain : perawatan diri, mengangkat, membaca, mengemudi, tidur, bekerja, dan rekreasi. Disabilitas cervical diukur dengan menggunakan Neck Disability Indeks. Adapun kriteria obyektifnya adalah : 1) Jika skor total NDI di atas 50% maka menunjukkan disabilitas berat 2) Jika skor total NDI di bawah 50% maka menunjukkan disabilitas ringan. 3) Jika skor total NDI menunjukkan angka 0% maka tergolong normal. f. Non-spesifik neck pain adalah nyeri leher dan/atau bahu secara umum yang dipicu oleh kebiasaan postur leher yang jelek, sehingga menimbulkan tightness pada otot upper trapezius, levvator scapula,



94



dan/atau splenius capitis/cervicis. Problem tersebut dapat menyebabkan keterbatasan gerak rotasi dan lateral fleksi cervical. E. Instrument Penelitian 1. Inclinometer 2. Blanko Neck Disability Index 3. Blanko Pemeriksaan evaluasi non-spesific neck pain 4. Bed manual 5. Stopwatch F. Prosedur Penelitian Pada tahap awal, peneliti menyeleksi populasi mahasiswa Jurusan Fisioterapi yang memiliki keluhan nyeri leher. Berdasarkan kriteria inklusi maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang. Jumlah sampel yang didapatkan kemudian diminta untuk bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden dalam informed consent. Pada tahap pelaksanaan, setiap sampel diukur LGSnya dan skala NDI sebagai data pre test. Kemudian diberikan perlakuan yang sama pada setiap sampel pada ketiga kelompok sampel. Pada kelompok perlakuan sebanyak 10 orang diberikan intervensi Integrated Neuromuscular Inhiibition Technique, sedangkan kelompok kontrol sebanyak 20 orang dibagi 2 yaitu 10 orang diberikan intervensi IC dan Muscle Energy technique, serta 10 orang



95



diberikan intervensi IC dan SCS. Setelah itu, pada akhir penelitian diukur kembali nilai LGSnya dan skala NDI sebagai data post test. Data pre test dan post test pada setiap kelompok akan dianalisis, serta data post test antara kelompok juga dianalisis untuk melihat efektivitasnya. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk table dan narasi, serta dikaji dalam pembahasan, kemudian dibuat kesimpulan dan saran.



96



Populasi Kriteria eksklusi



Kriteria inklusi Sampel (n = 30)



Random Alokasi



Kelompok perlakuan



Kelompok kontrol



Kelompok Kontrol



Pre test : LGS dan NDI



Pre test : LGS dan NDI



Pre test : LGS dan NDI



INIT



IC dan MET



IC dan SCS



Post test : LGS dan NDI



Post test : LGS dan NDI



Post test : LGS dan NDI



Analisis Data Penyajian dan Pembahasan Kesimpulan dan saran Gambar 4.2 Prosedur Penelitian G. Prosedur Kerja 1. Pre test Pre test dilakukan sebelum diberikan intervensi pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol. Pre test yang dilakukan adalah



97



pengukuran Luas Gerak Sendi dan Neck Disability Index, dengan prosedur tes adalah sebagai berikut: a. Luas Gerak Sendi Cervical 1) Posisi pasien : pasien dalam posisi duduk untuk lateral fleksi cervical dan terlentang untuk rotasi cervical. 2) Teknik pelaksanaan : a) Lateral fleksi cervical : Sampel dalam posisi duduk. Posisikan cervical pasien dalam zero position. Fisioterapis meletakkan inclinometer di atas kepala secara horizontal dan cairan inclinometer berada pada angka 0o, kemudian instruksikan sampel untuk melakukan gerakan lateral fleksi kiri dan kanan. Perhatikan gerakan cairan inclinometer menunjukkan pada derajat berapa.



Gambar 4.3 Pengukuran LGS pada gerakan lateral fleksi cervical (Sumber : Baseline bubble inclinometri, 2016) b) Rotasi cervical : Sampel dalam posisi berbaring terlentang. Posisikan cervical pasien dalam zero position. Fisioterapis meletakkan inclinometer dibagian tengah dahi pasien secara horizontal dan cairan inclinometer berada pada angka 0o,



98



kemudian instruksikan sampel untuk melakukan gerakan rotasi kiri



dan



kanan.



Perhatikan



gerakan



cairan



inclinometer



menunjukkan pada derajat berapa.



Gambar 4.4 Pengukuran LGS pada gerakan rotasi cervical (Sumber : Baseline bubble inclinometri, 2016) b. Neck Disability Index 1) Persiapan instrumen : pasien diperlihatkan instrumen NDI dan dijelaskan oleh peneliti cara menjawab item-item pertanyaan yang ada didalam instrumen NDI 2) Teknik pelaksanaan : pasien melingkari semua item pertanyaan yang ada didalam instrumen NDI sesuai dengan keluhan yang dirasakan saat itu. Setelah itu, fisioterapis memberikan skoring pada instrumen NDI.



2. Prosedur Pelaksanaan Intervensi a. Ischemic compression : 1) Posisi pasien : pasien duduk di bed 2) Posisi fisioterapis : berdiri di samping bed



99



3) Teknik pelaksanaan : a) Kepala sampel diposisikan lateral fleksi sedikit rotasi untuk memanjangkan otot upper trapezius dan/atau levator scapula yang mengalami spasme/tight pada sisi kontralateral. b) Tekanan ibu jari diaplikasikan pada titik nyeri dari otot upper trapezius dan/atau levator scapula. c) Dosis yang diberikan adalah tekanan berat/keras, tekanan statik selama 60 detik, jumlah intervensi sebanyak 4 kali. b. Muscle Energy Technique 1) Posisi pasien : tidur terlentang 2) Posisi fisioterapis : duduk diatas kepala pasien 3) Peletakan tangan fisioterapis : satu tangan fisioterapis berada di sisi lateral kepala sampel, dan tangan lainnya berada di atas bahu sampel. 4) Teknik Pelaksanaan : a) Sampel



diinstruksikan



untuk



menahan



dorongan



tangan



fisioterapis di kepala kearah lateral fleksi dengan kontraksi isometrik ringan (10 – 20%), dan menahan dorongan tangan fisioterapis di bahu kearah depresi dengan kontraksi isometrik ringan (10 – 20%). b) Pasca kontraksi isometrik, sampel diminta relaks sambil atur napas, setelah itu sampel diminta untuk menggerakkan bahunya



100



kearah depresi sambil tangan fisioterapis membantu mendorong bahu sampel kearah depresi. c) Dosis yang diberikan adalah kontraksi isometrik dipertahankan selama 6 – 8 detik, diulang 2 – 3 kali, 1 kali active assisted stretching, 2 set latihan, jumlah intervensi sebanyak 4 kali. c. Strain counterstrain 1) Posisi pasien : duduk di atas bed 2) Posisi fisioterapis : berdiri di samping belakang pasien 3) Teknik pelaksanaan : a) Posisikan kepala sampel kearah lateral fleksi dan rotasi cervical serta bahu sedikit elevasi sehingga terjadi pemendekan otot upper trapezius dan/atau levator scapula yang mengalami spasme/tight. b) Lakukan tekanan ibu jari pada titik nyeri yang sama. c) Dosis yang diberikan adalah tekanan ringan – sedang, posisi memendek dan nyaman dipertahankan selama 60 detik, jumlah intervensi sebanyak 4 kali. d. Integrated Neuromuscular Inhibition Technique 1) Posisi pasien : duduk untuk aplikasi ischemic compression dan strain counterstrain, tidur terlentang untuk aplikasi MET. 2) Posisi fisioterapis : berdiri di samping bed 3) Teknik pelaksanaan : INIT merupakan gabungan dari metode Ischemic compression, Strain counterstrain, dan Muscle Energy Techniques. Teknik pelaksanaannya telah dijelaskan di atas.



101



3. Post test Post test dilakukan setelah diberikan intervensi pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol. Post test yang dilakukan adalah pengukuran Luas Gerak Sendi dan Neck Disability Index, dengan prosedur tes adalah sebagai berikut : a. Luas Gerak Sendi Cervical 1) Posisi pasien : pasien dalam posisi duduk untuk lateral fleksi cervical dan terlentang untuk rotasi cervical. 2) Teknik pelaksanaan : a) Lateral fleksi cervical : Sampel dalam posisi duduk. Posisikan cervical pasien dalam zero position. Fisioterapis meletakkan inclinometer di atas kepala secara horizontal dan cairan inclinometer berada pada angka 0o, kemudian instruksikan sampel untuk melakukan gerakan lateral fleksi kiri dan kanan. Perhatikan gerakan cairan inclinometer menunjukkan pada derajat berapa. b) Rotasi cervical : Sampel dalam posisi tidur terlentang. Posisikan cervical pasien dalam zero position. Fisioterapis meletakkan inclinometer dibagian tengah dahi pasien secara horizontal dan cairan inclinometer berada pada angka 0o, kemudian instruksikan sampel untuk melakukan gerakan rotasi kiri dan kanan. Perhatikan gerakan cairan inclinometer menunjukkan pada derajat berapa.



102



b. Neck Disability Index 1) Persiapan instrumen : pasien diperlihatkan instrumen NDI dan dijelaskan oleh peneliti cara menjawab item-item pertanyaan yang ada didalam instrumen NDI 2) Teknik pelaksanaan : pasien melingkari semua item pertanyaan yang ada didalam instrumen NDI sesuai dengan keluhan yang dirasakan saat itu. Setelah itu, fisioterapis memberikan skoring pada instrumen NDI. H. Analisis Data Dalam menganalisis data penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti akan menggunakan beberapa uji statistik sebagai berikut : a. Uji



statistik



deskriptif,



untuk



memaparkan



karakteristik



sampel



berdasarkan umur. b. Uji normalitas data, menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui data berdistribusi normal (p>0,05) atau tidak berdistribusi normal (p