BAB IV Amalia Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

45



BAB IV PEMBAHASAN



A.



Tugas dan Tanggung Jawab Asisten Apoteker (AA) di Apotek Kimia Farma Amalia Tugas dan tanggung jawab asisten apoteker secara garis besar yaitu :



1.



Pelayanan (Penjualan) Tugas pokok pelayanan (penjualan) adalah:



a.



Untuk Apotek Kimia Farma Amalia melayani resep tunai, resep kredit. Resep kredit terbagi menjadi tiga yaitu:



1)



Kredit In Health yaitu pelayanan resep yang ditanggung oleh bank Mandiri



2)



Kredit PRB yaitu pelayanan resep BPJS yang ditanggung oleh pemerintah dalm program JKN



3)



Kredit perusahaan yaitu pelayanan resep yang ditanggung oleh perusahaan yang bekerja sama dengan Kimia Farma seperti PLN, PT. BA, PT. KAI



b.



Memeriksa ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya



c.



berdasarkan resep yang diterima.



d.



Mengatur dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan farmasi lainnya di ruang peracikan berdasarkan jenis dan sifat barang yang disusun secara alfabetis dan berurutan serta mencatat keluar masuknya barang di kartu stok.



e.



Menyiapkan dan meracik obat sesuai dengan resep dokter



f.



Membuat salinan resep untuk obat yang hanya ditebus sebagian atau bila diperlukan pasien.



46



g.



Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan pada pasien, meliputi etiket (nama pasien, nomor utut, tanggal resep, tanggal daluwarsa), nama dan jumlah obat, bentuk sediaan, aturan pakai dan salinan resep.



h.



Menyerahkan obat dan perbekalan farmasi lainnya serta memberikan informasi yang harus diberikan kepada pasien.



B.



Aspek Marketing Berikut aspek digunakan untuk mengetahui penjualan di Kimia Farma



Apotek Amalia, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi) atau yang lebih dikenal dengan marketing mix, diantaranya: 1.



Product (Produk) Produk di Kimia Farma Apotek Amalia terbagi atas obat, alat kesehatan, dan



minuman. Untuk penjualan obat OTC yang paling laku penjualannya ialah obat berindikasi batuk, pilek, demam, suplemen, vitamin, dan kontrasepsi. Sementara untuk obat wajib apotek (OWA) yang paling laku penjualannya seperti obat golongan anti hipertensi, jantung, kolesterol, antibiotik, tetes mata, dan sediaan topikal.



2.



Price (Harga) Ditinjau dari penetapan harga Kimia Farma Apotek Amalia menerima



ketentuan harga jual dari BM, dimana untuk obat non racikan, yaitu (harga modal + PPN) x faktor. Faktor adalah keuntungan yang ditargetkan oleh apotek yang dibebankan pada harga obat, nilai faktor ini pada masing-masing apotek berbeda



47



sesuai dengan kebijakan dari BM dan itu bersifat pribadi sehingga tidak diketahui bagaimana penentuannya. Sedangkan untuk resep racikan harga adalah harga modal + PPN + embalase, sama seperti penetapan pada umumnya.



3.



Place (Tempat) Lokasi apotek yang strategis sangat menentukan jumlah resep yang dilayani



pada setiap apotek. Hal yang paling berpengaruh pada jumlah resep di Kimia Farma Apotek Amalia adalah lokasinya yang terletak di dalam Balai Pengobatan Amalia dan banyaknya praktek dokter lain yang mempercayakan tersedianya obat di apotek ini menjadi salah satu apotek rujukan resep. Hal ini membuat masyarakat terbiasa untuk membeli obat melalui resep ataupun UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri) di Kima Farma Apotek Amalia. Lokasi apotek ini merupakan bagian dari strategi pemasaran dimana didukung dengan bangunan serta fasilitas apotek yang lengkap.



4.



Promotion (Promosi) Promosi yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma untuk meningkatkan



penjualan produknya yaitu melalui iklan di media cetak, elektronik, media sosial, menjadi sponsorship dalam kegiatan di bidang kesehatan, mengadakan seminar ataupun nonton bareng, dan memberikan diskon untuk produk PT. Kimia Farma di hari besar nasional. Promosi lain yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma, yaitu melalui standar pelayanan kefarmasian yang pada saat ini telah berorientasi pada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya



48



berfokus pada pengelolaan obat menjadi pelayanan yang lebih luas, yakni mencakup pelaksanaan pemberian untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat serta menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Dengan adanya standar pelayanan tersebut, maka Kimia Farma Apotek Amalia berpartisipasi untuk menjadikan tenaga kefarmasian yang profesional sehingga standar pelayanan kefarmasian tersebut dapat terwujud ditengah masyarakat dengan memberikan pelayanan informasi obat untuk pasien dengan resep dokter dan pelayanan informasi obat pada pasien swamedikasi, sesuai dengan mottonya “I care”. Tahapan pemesanan obat dan alat kesehatan yang dilakukan di Kimia Farma Apotek Amalia, yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pelaporan. 1.



Perencanaan Perencanaan kebutuhan barang di Kimia Farma Apotek Amalia berdasarkan



atas tiga hal yaitu: a.



Barang kosong Barang kosong dapat diketahui melalui daftar penolakan obat atau resep dan buku defekta. Daftar penolakan obat atau resep ialah obat yang dibutuhkan pasien berdasarkan resep, tetapi tidak tersedia di apotek sehingga ditolak. Sementara buku defekta ialah berisi daftar obat yang sering diminta pasien,



b.



tetapi tidak tersedia di apotek. Kartu stok



49



Barang dapat dilihat melalui kartu stok dimana apakah barang tersebut sering keluar, slow moving atau stagnant. Sehingga dapat meminimalkan c.



pemesanan barang yang slow moving dan stagnant. Pareto ABC Barang yang diprioritaskan untuk di pesan di Kimia Farma Apotek Amalia ialah barang yang tergolong pareto A dimana 20% barang atau obat berkontribusi sebesar 80% terhadap total penjualan. Sehingga semakin banyak obat pareto A yang dipesan semakin banyak omset untuk apotek. Sedangkan jika semakin banyak memesan barang yang tergolong pareto B dan C maka semakin sedikit pula omset yang didapatkan apotek.



2.



Pengadaan Pengadaan barang di apotek terbagi menjadi tiga yaitu:



a.



Sistem Satu Pintu Pengadaan obat baik golongan non narkotika & psikotropika melalui BM yang digambarkan melalui alur berikut: Apotek



BPBA



BM



Surat pesanan



Barang dan faktur BM Bagian Pengadaan b.



Dropping



Dropping apotek



PBF



Barang dan faktur



Apotek



50



Dropping adalah jika di suatu Kimia Farma Apotek tidak memiliki obat yang diminta maka TTK akan memeriksa melalui komputer di saldo barang Kimia Farma Apotek lain kemudian di buat surat dropping antar Kimia Farma Apotek. c.



Pemesanan Langsung Ke PBF Pada sistem ini, Kimia Farma Apotek Amalia melakukan pemesanan barang langsung ke PBF yang dituju dengan mengirimkan SP secara online. Untuk membuka suatu surat faktur pemesanan, PBF mensyaratkan kuota minimal pemesanan barang. Jika suatu apotek belum mencapai kuota minimal maka apotek tersebut dapat menempil obat ke apotek lain dengan cara memesan suatu obat bersama apotek apotek lain namun dengan satu SP.



3.



Penerimaan Penerimaan barang di Kimia Farma Apotek Amalia biasa dilakukan pada



hari rabu, kamis, atau jumat yang terbagai menjadi dua yaitu melalui dropping sesama Kimia Farma Apotek dan yang kedua dari PBF yang disertai faktur kemudian dicocokkan dengan SP untuk dilihat dari nama obat, bentuk sediaan, jumlah sediaan, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.



4.



Penyimpanan Penyimpanan obat dan alat kesehatan di Kimia Farma Apotek Amalia



disusun berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, jenis sediaan, kelas terapi, alfabetis, dan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO



51



(First Expired First Out). FIFO adalah sistem pengeluaran obat dimana obat yang pertama masuk ke gudang maka obat itulah yang harus dikeluarkan terlebih dahulu sedangkan FEFO adalah sistem pengeluaran obat dimana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat dikeluarkan terlebih dahulu sehingga memperkecil kemungkinan rusaknya obat karena kadaluarsa. Sistem penyimpanan ini sudah cukup baik dan memberikan kemudahan TTK dalam mencari obat saat melayani pasien. Dari segi penyimpanan obat Kimia Farma Apotek Amalia sudah baik dan memenuhi syarat.



5.



Pendistribusian Pendistribusian yang dilakukan Kimia Farma Apotek Amalia sebagai agen



terkecil dalam pendistribusian obat, yaitu langsung kepada pasien dan mendistribusikan obat ke sesama apotek baik apotek sesama Kimia Farma Apotek ataupun apotek yang lainnya. 6.



Pelaporan Pelaporan obat dan alat kesehatan di Kimia Farma Apotek Amalia ini



menggunakan sistem komputerisasi dalam pencatatan sehingga dapat memberikan kemudahan



dalam



pengendalian



persediaan



barang.



Digunakan



sistem



komputerisasi dimana setiap barang yang masuk di entri ke komputer masingmasing store dan barang yang keluar (terjual) tercatat di komputer sehingga dapat diketahui status persediaan setiap barang. Namun, sistem ini tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Oleh karena itu, karyawan masing-masing diberi tanggung jawab untuk memeriksa atau mengawasi rak-rak barang yang ditentukan untuk mengatasi kelemahan sistem komputer tersebut, yaitu melalui stock opname yang



52



dilakukan setiap tiga bulan sekali, penggunaan kartu stok, sampling harian dan pencatatan kebutuhan barang pada buku defekta. Pada saat stock opname selain memeriksa jumlah obat sekaligus juga memantau tanggal kadaluarsa minimal 3 bulan lagi dicatat dan diberi penandaan supaya dijual terlebih dahulu. Bila obat tersebut tidak laku hingga tanggal kadaluarsa, maka obat tersebut diambil dari rak penyimpanan dan dipisahkan, untuk kemudian disesuaikan dengan faktur pembeliannya dan dikembalikan ke PBF.