Proposal Fira Mumek [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA DAN BAHAYA PADA MASA NIFAS DI PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO TAHUN 2021



USULAN PENELITIAN HALAMAN JUDUL



Oleh: FIRA MUMEK NIM. 18119175



PROGRAM STUDI KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRINITA MANADO 2021



GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA DAN BAHAYA PADA MASA NIFAS DI PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO TAHUN 2021



USULAN PENELITIAN



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Universitas Trinita Manado



Oleh: FIRA MUMEK NIM. 18119175



PROGRAM STUDI KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRINITA MANADO 2021 ii



PERSETUJUAN PEMBIMBING



Usulan Penelitian



: Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda dan



berjudul



Bahaya Pada Masa Nifas Kecamatan Kombos Kota Manado Tahun 2021



Yang ditulis oleh,



Nama



: Fira Mumek



NIM



: 18119175



Terdaftar T.A



: 2018/2019



Disetujui untuk dipertahankan dalam Ujian Usulan Penelitian dihadapan Tim Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Trinita Program Studi Kebidanan. Pada Hari …………………, 2021



Demikian untuk proses selanjutnya. Manado, …………, 2021



Pembimbing I



Rutler Masalamate, SKM, M.Kes NIDN. 094119064



Pembimbing II



Risna AyuRahmadani, SST, M.Kes NIDN. 0910029002



iii



HALAMAN PENGESAHAN



Usulan penelitian



: Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda dan



berjudul



Bahaya Pada Masa Nifas Kecamatan Kombos Kota Manado Tahun 2021



Disusun oleh, Nama



: Fira Mumek



NIM



: 18119175



Terdaftar T.A



: 2018/2019



Telah



diperiksa



dan



disahkan



oleh Tim



Penguji Ujian Akhir



Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Trinita Program Studi Kebidanan, Pada Hari .............. 2021. Tim Penguji



1. Rutler Masalamate, SKM, M.Kes



(……………………)



2. Risna Ayu Rahmadani, SST, M.Kes



(……………………)



3.



(……………………)



Mengetahui, Dekan



Ketua



Fakultas Kesehatan



Prodi Kebidanan



Rutler Masalamate, SKM, M.Kes NIDN. 094119064



Priska Pandaleke, S.Tr.Keb, M.Kes NIDN. 09100290



iv



KATA PENGANTAR Atas Berkat Rahmat dan Tuntunan Tuhan Yang Maha Esa, hasil Penyususnan Usulan Penelitian ini dapat disusun dengan baik. Penyusunan Usulan Penelitian ini disusun untuk memenuhi syarat mengikuti ujian tahap akhir yaitu KTI. Usulan Penelitian ini, dikaji sesuai dengan masalah di era globalisasi ini yang semakin maju. Judul Penyusunan Usulan Penelitian ini yaitu “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda dan Bahaya pada Masa Nifas di Puskesmas Kombos Tahun 2021”. Seperti Pepatah Mengatakan “Tiada Gading yang Tak Retak” artinya Penulis merasa mungkin masih ada kekurangan atau kesalahan baik dari taknik maupun materi dalam Penyususnan Penelitian ini. Penulis merasa perlu kritikan atau saran dari semua pihak agar lebih menyempurnakan dari penyusunan Usulan Penelitian ini. Selesainya dari Penyusunan Usulan Penelitian Ini, Penulis merasa tidak tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menguraikan ucapan terimakasih kepada: 1. Apriano A. Saerang, SE., ST., M.Si, sebagai Ketua Pembina Yayasan Prisma Sulasesi Utara yang telah mendirikan pendidikan diploma kebidanan dan mengembangkan sesuai Kebutuhan masyarakat, serta yang sudah banyak membantu dalam jalan menempuh pendidikan di Universitas Trinita. 2. Merry J. J. Langi, SE., M.Si, sebagai ketua Yayasan Prisma Sulawesi Utara , atas dorongan dan motivasi pada setiap pertemuan yang dilaksanakan kepada seluruh mahasiswa Universitas Trinita.



v



3. Demsi S. Sasewa, SE., S.sos., M.Si sebagai Rektor Universitas Trinita Manado yang telah memberikan kesepakatan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan Usulan Penelitian. 4. Rutler Masalamate. SKM, M.Kes sebagai Dekan Universitas Trinita. 5. Priska Pandaleke, STr.Keb., M.Kes sebagai Ketua program studi Kebidanan. 6. Rutler Masalamate. SKM, M.Kes, selaku Pembimbing I, yang telah membimbing penulis dalam menyusun usulan penelitian. 7. Risna Ayu Rahmadani, SST, M.Kes, selaku Pembimbing II, juga yang telah membimbing penulis dalam menyusun usulan penelitian. 8. Seluruh dosen dan staff Universitas Trinita yang telah turut serta membantu dalam penyusunan usulan penelitian ini. 9. Orang Tua yang selalu memberi motivasi, support, semangat dan serta dorongan sehingga peneliti bisa menyusun usulan penelitian. 10. Teman-Teman yang selalu memberi semangat kepada peneliti sehingga bisa menyusun usulan penelitian. Akhir kata sehingga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan hikmah, Berkah, serta Kebaikannya, dan kepada semua pihak yang telah membantu Penyusunan Usulan Penelitian. AMIN.



Manado,



2021



Fira Mumek NIM : 18119175



vi



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR IS I .................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 6 A. Tinjauan Tetang Pengetahuan ................................................................... 6 B. Tinjauan Masa Nifas ................................................................................. 14 C. Tanda Bahaya Nifas .................................................................................. 22 D. Kerangka Konsep ...................................................................................... 32 BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 33 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 33 C. Variabel Penelitian .................................................................................... 33 D. Definisi Operasional.................................................................................. 33 E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 34 F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 35 G. Instrumen Penelitian.................................................................................. 35 H. Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 36 I. Jalannya Penelitian .................................................................................... 37 J. Analisa Data .............................................................................................. 38 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39



vii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.



Lembar Rencana Biaya Penelitian



Lampiran 2.



Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden



Lampiran 3.



Lembar Persetujuan Responden



Lampiran 4.



Instrumen Penelitian



Lampiran 5.



SK Ujian Proposal



Lampiran 6.



Lembar Konsultasi Hasil Ujian Proposal



Lampiran 7.



Surat Permohonan Penelitian



Lampiran 8.



Rencana Ujian Proposal



viii



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar belakang Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan masa nifas berlangsun selama kira-kira 6 minggu. Periode masa nifas (puerperineum) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa resiko yang mungkin terjadi pada masa nifas, antara lain : tanda dan bahaya pada masa nifas, pre-eklamsia/eklamsia, perdarahan post partum, depresi pada masa nifas, dan infeksi pada masa nifas. Diantara resiko tersebut ada dua yang paling sering mengakibatkan kematian pada ibu nifas, yakni infeksi dan perdarahan. Adapun penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan , persalinan dan nifas tidak ditangani dengan baik dan waktu yang tepat. Banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya masa nifas, yang tidak diketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan karena diengaruhi oleh faktor pendidikan, usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi, sosial budaya, dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo, 2009). Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas , oleh karena itu upaya kesehatan ibu dan anak mendapat perhatian khusus karena masa nifas masih berisiko mengalami perdarahan atau infeksi yang dapat mengakibatkan 1



2



kematian ibu. Sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan , diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas . Selama ini, perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu , namun dengan meningkatnya persediaan darah dan system rujukan , maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu (purwoastuti 2018). Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indicator dalam menggambarkan masyarakat di suatu Negara . Bila melihat dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pembangunan berkelanjutan ini hadir menggantikan Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2016. Di Indonesia dalam 1 jam terdapat dua ibu meninggal karena komplikasi, persalinan, dan nifas . Asuhan masa nifas diperlukaan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi saat masa nifas dapat mencegah beberapa kematian. Penyebab kematian diantaranya perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa puerperium (8%), abortus (5%), emboli obstetric (3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI , 2017). Menurut World Health organization (WHO), Angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2019 tercatat sekitar 4.266 kasus, adalah rasio kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas disetiap 100.000 kelahiran hidup. Dan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2018-2019



3



mengalami penurunan 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu. Dan pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 1.280 kasus, hipertensi 1.066 kasus, dan infeksi 207 kasus (kemenkes, 2019). Tingginya angka Kematian Ibu hamil, Nifas dan bersalin menunjukan buruknya pelayanan kesehatan, komplikasi tidak hanya terjadi pada masa kehamilan dan bersalin infeksi pada masa nifas juga menyumbang angka kematian ibu (WHO, 2017). Berdasarkan data dari provinsi Sulawesi utara tahun 2018, Angka kematian ibu (AKI) berjumlah 52 kasus kematian yang disebabkan oleh 19 kasus perdarahan, 9 kasus hipertensi, 4 kasus infeksi, dan lai-lain 8 kasus (Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi utara 2018). Angka kematian ibu (AKI) di Dinas kesehatan Kota Manado 2018 berjumlah 10 kasus yang disebabkan 1 kasus perdarahan, 2 kasus komplikasi, 1 kasus infeksi dan lain-lain 6 kasus (Dinas kesehatan Kota Manado 2018). Berdasarkan Profil kesuhatan 2019 , jumlah ibu hamil-nifas adalah 88,54 sedangkan jumlah ibu hamil-nifas di Provinsi Sulawesi utara 2019 adalah 84,41. Berdasarkan survey awal penelitian, masih banyak ibu nifas yang belum mengetahui tentang tanda dan bahaya pada masa nifas, oleh karena itu dengan adanya pendidikan pengetahuan kepada ibu nifas tentang tanda dan bahaya pada masa nifas dapat mencegah dan mengurangi terjadinya komplikasi pada masa nifas sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu. Dan jika pengetahuan ibu kurang maka susah untuk mencegah terjadinya infeksi atau peradangan pada masa nifas.



4



Berdasarkan data awal peneliti di Puskesmas Kombos Kota manado pada bulan Februai – juni 2021 adalah 156 ibu Nifas. Dan pada bulan Juni 2021 melalui wawancara dengan 8 ibu nifas , 6 ibu nifas mengatakan bahwa kurang mengetahui tentang tanda-tanda dan bahaya pada masa nifas sedangka 2 ibu mengetahui tentang tanda-tanda dan bahaya pada masa nifas seperti penyulit menyusui yaitu bendungan ASI , infeksi pada luka perineum, dan sub infolusi uteri karena adanya sisa plasenta. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitiaan dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda dan Bahaya pada Masa Nifas di Wilayah kerja Puskesmas Kombos pada tahun 2021. B.



Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakanag di atas di rumuskan masalah permasalahan sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Wilayah kerja Puskesmas Kombos tahun 2021 ?



C.



Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda dan bahaya masa nifas di Wilayah kerja Puskesmas Komboos. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi Karakteristik ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kombos meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas , dan pengetahuan.



5



b. Mengidentifikasi Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tandatanda dan bahaya masa nifas di Wilayah kerja Puskesmas Kombos tahun 2021? D.



Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai karakteristik ibu nifas tentang tanda-tanda dan bahaya masa nifas. 2. Bagi Pengguna a. Bagi instansi Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan dalam proses belajar mengajar , sebagai smber bacaan dan sebagian bahan kepustakaan untuk peneliti selanjutnya. b. Bagi Masyarakat Hasil peneliti ini diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat Kota Manado tentang pentingnya ibu nifas mengetahui tanda-tanda dan bahaya pada masa nifas.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.



Tinjauan Tetang Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan



Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris



yaitu



knowledge.



Dalam



Enchyclopedia



Philosophy



dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief ). Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil keingintahuan, segala perbuatan atau usaha manusia untuk memahami objek yang dihadapinya. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik yang pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi, baik melalui panca indera, maupun akal (Sudaryono, 2018).



Menurut Wawan dalam Ariani (2014) Pengetahuan merupakan hasil tau yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia seperti indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba yang mana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. b. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi salah satu sikap seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki perilaku



6



7



yang baik pula. Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu (Know) merupakan mengingat kembali (Recall) tehadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (Comprehention) Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar



tentang



objek



yang



diketahui



sehingga



dapat



menginterprestasikan dengan benar. Orang yang paham terhadap suatu objek atau materi dapat menjelaskan menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi merupakan kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada situasi diartikan ataupun kondisi real (sebenarnya). Aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya. 4) Analis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menanyakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.



8



5) Sintesis (Syntesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian didalam suatu keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah



suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari



formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Cara memperoleh pengetahuan Dalam Ariani 2014, berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional dan non ilmiah, yakni tanpa melakukan penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah , yakni melalui proses penelitian sebagai berikut : a. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah 1) Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang sebagai kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya perubahan. Cara coba salah ini dilakukan



dengan



menggunakan



kemungkinan



dalam



memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil



9



maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut deapat dipecahkan. 2) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima apapun yang dikemukakanoleh orang lain yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya. 3) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman



pribadi



dapat



digunakan



sebagai



upaya



memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman



yang



pernah



diperoleh



dalam



memecahkan



permasalahan yang dihadapi masalalu. 4) Secara kebutuhan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi dikarenakan tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan. 5) Kebenaran melalui wahyu Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakni oleh pengikut agama yang bersangkutan. Terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.



10



6) Kebenaran secara intuitif Kebenaran ini secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran tanpa melalui proses penularan atau berpikir. 7) Melalui jalan pikiran Sejarah dengan perkembangan kebudayaan, cara berpikir manusia ikut berkembang manusia mampu menggunakan penalarannya



dalam



memperoleh



pengetahuan.



Dalam



memperoleh kebenaran pengetahuan individu menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan yang ditentukan, lalu dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 8) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan khusus ke pernyataan umum. Kemudian disimpulkan kedalam konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. 9) Deduksi Deduksi adalah perbuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum kepernyataan yang khusus.



11



b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah yang disebut metode penelitian ilmiah. Kemudian metode berpikir induktif yang dikembangkan oleh B. Bacon dei lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan dengan mengadakan observasi langsung dan pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati. d.



Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmojo (2013), factor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain : 1) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. 2) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut



12



untuk memenuhi informasi. Ada beberapa jenjang pendidikan yang ditempuh oleh ibu, yaitu dikelompokan menjadi : a) Pendidikan rendah bila lulus SD, SMP dan Se-derajat. b) Pendedikan menengah bila lulus SMA. c) Pendidikan tinggi (Diploma S1, S2, dan S3). 3) Pekerjaan Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak bekerja karena dengan bekerja seseorang akan banyak mempunyai informasi dan pengalaman (Notoatmodjo, 2012). 4) Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik dari hasil perkawinan sekarang atau sebelumnya (Prawirahardjo, 2013). 5) Informasi Informaasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 6) Social budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilaakukan orang-orang tanpa penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang



13



akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga akan meenentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga semakin tinggi status social ekonomi seseorang diharapkan akan semakin banyak pengetahuan. Pengetahuan ibu diperoleh melalui tingkat pekerjaan. Pekerjaan ibu yaitu dikelompokan menjadi bekerja/tidak bekerja. 7) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun social. 8) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh



suatu



kebenaran



pengetahuan-pengetahuannya.



Pengetahuan ibu dapat diperoleh melalui tingkat pekerjaannya. Pekerjaan ibu dapat diperoleh melalui tingkat pekerjaanya. Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokan bekerja/tidak bekerja. Dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoeh dalam memecahkan masalah Yng dihadapi masa lalu. e.



Kriteria pengetahuan Dalam Ariani 2014, pengetahuan seseorang dapat dketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu : a. Pengetahuan baik, jika presentase jawabahn 76-100% atau 15-20 benar.



14



b. Pengetahuan cukup, jika presentase jawaban 56-75% atau 12-14 benar. c. Pengetahuan kurang, jika presentase jawaban kurang dari 56% atau kurang dari 12 benar. B.



Tinjauan Masa Nifas a. Pengertian Masa Nifas (puerperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselanggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi ibu (Prawiroharjo, 2013). b. Klasifikasi Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : a). Puerperium Dini Puerperium dini merupakan masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam merupakan masa pemulihan. Pada saat ini ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan. b). Puerperium Intermedial Puerperium Intermedial adalah masa kepulihan alat-alat genetalia secara menyeluruh yang lamanya sekitar 6-8 minggu.



15



c). Remote Puerperium Remote Puerperium adalah masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau wakatu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, tahunan. c. Perubahan Fisiologi Masa Nifas a. Perubahan Sistem reproduksi 1. Uterus a)



Involusi uterus Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Perubahan in dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana letak tinggi fundus uteri (TFU). Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus menurut Involusi yaitu waktu infolusi bayi lahir TFU setinggi pusat, Berat uterus 1000 gram. Waktu involusi Plasenta lahir TFU Dua jari dibawah pusat , berat uterus 750 gram. Waktu involusi 1 minggu TFU pertengahan pusat simfisis, berat uterus 500 gram. Waktu involusi 2 minggu TFU tidak teraba diatas simfisis, berat uterus 350 gram. Waktu involusi 6 minggu TFU bertambah kecil, berat uterus 50 gram. Waktu involusi 8 minggu TFU sebesar normal, berat uterus 30 gram. (Rukiyah A.Y.Lia & Meida (2014)



16



Involusi uterus terjadi melalui 3 proses yang bersamaan, antara lain : a. Autolisis Autolisis adalah penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam



otot



uteri.



Selama



kehamilan,



estrogen



meningkatkan sel myometrium dan kandungan protein (aktin dan myosin), penurunan estrogen setelah melahirkan menstimulasi enzim proteolitik dan makrofag untuk menurunkan dan mencerna (proses autolysis) kelebihan protein



dan



sitoplasma



intra



sel,



mengakibatkan



pengurangan ukuran sel secara menyeluruh. Jaringan ikat biasanya ditelan, dihancurkan dan dicerna oleh jaringan makrofag. b. Atrofi Jaringan Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya esterogen dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. c. Kontraksi uterus Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir. Hall tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipopisis



17



memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta dan mengurangi perdarahan. b)



Lochea Lochea adalah eksresi cairan Rahim selama masa nifas. Lochea mempunyai bau amis (anyir), volume nya berbeda pada setiap wanita. Lochean dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan warna dan waktunya:



-



Lochea Rubra Lochean ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-2 pasca persalianan, berwarna merah mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari desidua, verniks caseosa, lanugo dan meconium. -



Lochea Sanguinolenta Lochea ini berwarna merah kuning dan berisi darah lendir serta berlangsung selama 3-7 hari pasca persalinan.



-



Lochea Serosa Lochea ini berwarna kecoklatan , mengandung lebih banyak serum



dan lebih sedikit darah, juga terdiri dari



leukosit dan robekan laserasi plasenta. Masa ini berlangsung selama 7-14 hari pasca persalinan. -



Lochea Alba



18



Masa ini berlangsung selama 2-6 minggu pasca persalinan. Berwarna putih kekuningan mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut jaringan mati. c)



Perubahan pada serviks Perubahan yang terjadi pada serviks adalah bentuk serviks seperti corong (terbuka) , segera setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga perbatasan antara corpus uteri dan serviks berbentuk semacam cincin. Warna serviks merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah.



2. Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama pasca persalinan, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minngu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan kembali muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol. Pada masa nifas, biasanya terdapat luka jalan lahir. Luka vagina pada umumnya tidak luas dan akan sembuh secaea sendirinya, kecuali apabila terdapat infeksi.



19



3. Perineum Pasca



Persalian,



perineum



menjadi



kendur



karena



sebelumnya tegang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil. b. Perubahan system pencernaan Pasca persalinan, biasanya ibu mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh. Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan. Selain konstipasi ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan



sekresi,



serta



penurunan



kebutuhan



kalori



yang



menyebabkan nafsu makan berkurang. c. Perubahan system perkemihan Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfingter dan edema leher kandung kemih setelah bagian ini mengaami tekanan antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.



20



d. Perubahan system Muskuloskeletal System meskuloskeletal pada ibu selama masa pemulihan termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan pusat pada gravitasi. Adaptasi muskuloskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah ibu melahirkan. e. Perubahan system endokrin (Proses Laktasi) Pada saat pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin. Rangsangan sentuhan payudara (bayi mengisap) akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel. Proses ini disebut sebagai reflex prolactin atau milk production reflex yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Isapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui ductus ke sinus lactiferous. Isapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel kelahiran hidupusus (sel-sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus mammae dan ductus lactiferous. Kontraksi sel-sel kelahiran hidupusus ini mendorongASI keluar dari alveoli melalui ductus lactiferous menuju ke sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap putting susu ibu, ASI dari sinus ini dinamakan let down reflex atau pelepasan. Pada kelahiran hidupnya



21



let down reflex dapat dipacu tanpa rangsangan isapan Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang bayinya. Pelepasan sangat penting bagi pemberian ASIyang baik. Tanpa pelepasan, bayi dapat menghisap secara terus menerus, tetapi hanya memperoleh sebagian dari ASI yang yang tersedia dan tersimpan didalam payudara. Bila pelepasan gagal terjadi dan payudara berulang-ulang dikosongkan pada waktu pemberian ASI. Reflex ini akan berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti. f. Perubahan system pernafasan Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan kelahiran hidupisus pada saluran pernafasan. g. Perubahan system Kardiovaskuler Kardiak output meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala ke III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya haemokensentrasi



sehingga



volume



darah



kembali



seperti



sebelumnya. Ada perubahan pula pada denyut nadi dan tekanan darah. Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 x / mnt. Denyut nadi setelah melahirkan akan lebih cepat.Setiap denyut nadi yang melebihi 100x/mnt adalah abnormal dan hal ini menunjukan adanya



22



kemungkinan infeksi. Sedangkan pada tekanan darah, kemungkinan akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat masa nifas dapat menandakan terjadinya pre eklamsia postpartum. h. Perubahan system Hematologi Jumlah Hemoglobin, Hematokrit dan Eritrosit bervariasi pada awal-awal masa nifas, sebagai akibat dari volume darah, plasenta, dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan Hb dan Ht pada hari ke-3 sampai hari ke-7 masa nifas, dan akan kembali normal dalam 3-5 minggu. C. Tanda Bahaya Nifas 1. Perdarahan postpartum a. Pengertian Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah kelahiran pervaginam dan 1.000 ml setelah kelahiran seksio casarea (SC). Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian : 1) Perdarahan Postpartum Primer (Early Postpartum Hemorrhage) Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir. Penyebab postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan inversion uteri.



23



2) Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum Hemorrhage) Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke-5 sampai hari ke-15 postpartum. Penyebab postpartum sekunder adalah sub involusi uteri, retensio plasenta dan infeksi pada masa nifas. b. Penanganan 1) Tatalaksana di keluarga Mengambil keputusan dengan segera merujuk ibu ke pelayanan kesehatan terdekat. 2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Untuk mengatasi kondisi ini harus dilakukan penanganan umum dengan keadaan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus, transfusi darah, pemberian antibiotik, dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukannya rujukan ke rumahsakit. 2. Lochea Berbau Busuk a. Pengertian Lochea adalah ekskresi cairan Rahim selama nifas. Lochea mengandung darah dan saja jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea berbau amis dan anyir. Lochea yang berbau bususk menandakan adanya infeksi. Lochean mempunyai perubahan warna dan volume karena terjadi involusi. Lochea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu lochea normal, yang terdiri dari lochea rubra, lochea



24



sanguinolenta, lochea serosa, dan lochea alba. Sedangkan lochea abnormal terdiri dari lochea purulenta, dan lochiostatis. Lochea yang menetap pada awal periode masa nifas menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lochea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila disertai denagn adanya endometritis , terutama bila disertai dengan adanya dengan adanya nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan lochea purulenta. b. Penanganan 1) Tatalaksana di Keluarga Mengambil keputusan dengan segera merujuk ibu kepelayanan kesehatan terdekat. 2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Untuk mengatasi kondisi ini dapat diberikan pelayanan kesehatan dengan cara pemasangan infus profilaksis, pemberian antibiotic adekuat, pemberian uterotenika (oksitosin atau metergin), dan tindakan definitive dengan curretase dan dilakukan pemeriksaan patologi dan anatomic. 3. Demam a. Pengertian Demam nifas adalah kenaikan suhu badan disertai dengan menggigil, biasanya terjadi pada hari ke-5 setelah melahirkan. Terdapat



25



peningkatan jumlah leukosit dan terdapat bakteri pada saat dilakukan pemeriksaaan laboratorium (Purwanti, 2012). b. Penanganan 1) Tatalaksana di Keluarga a) Kompres b) Makan makanan yang bergizi c) Anjurkan minum yang banyak d) Menjaga kebersihan daerah vagina 2) Tatalaksana Fasilitas pelayanan kesehatan a) Berikan paracetamol 500 mg sebanyak 3-4 kali sehari (sesuai anjuran) b) Berikan antibiotic sesuai dengan mikroorganisme yang diberikan (sesuai anjuran) c) Kateterisasi bila diperlukan. 4. Edema di Wajah atau Ekstremitas a. Pengertian Edema di wajah atau ekstremitas adalah adanya pembengkakan pada wajah, kedua lengan maupun kedua kaki. Biasanya disertai dengan tekanan darah menurun dan respirasi meningkat. Wajah ibu akan tampak pucat dan aktivitasnya berkurang. b. Penanganan 1) Tatalaksana di Keluarga a) Memperbanyak istirahat



26



b) Diet tinggi kalori c) Diet rendah garam 2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan a) Rujuk ke ahli penyakit dalam (bagi seorang bidan) b) Lakukan kolaborasi dengan ahli lain (ahli pnyakit dalam, ahli gizi c) Lakukan pemantauan tanda-tanda vital. 5. Nyeri pada Perut dan Pelvis a. Pengertian Nyeri pada perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah infeksi masa nifas yang dapa menyebar melalui pembuluh darah limfe didalam uterus, langsung mencapai peritoneum. Gejala klinis Peritonitis dibagi menjadi 2, yaitu : 1)



Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis Tanda dan gejala yaitu demam nyeri pada bagian perut bawah tetapi keadaan umum tampak baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.



2)



Peritonitis umum Tanda dan gejalanya yaitu suhu badan meningkat, nadi cepat dan kecil, ada nyaeri tekan pada perut, wajah pucat dan cekung, kulit dingin, nafsu makan berkurang fan kadang-kadang muntah.



b. Penanganan 1) Tatalaksana di keluarga



27



Keluarga mampu mengambil keputusan untuk membawa ibu ke rumah sakit. 2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Pamilih (2006) dalam Rukiyah, dkk (2010) tatalaksana yang dapat dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan adalah : a) Pengobatan dilakukan dengan cara pengisapan nasogatrik b) Memasang infus IV c) Memberikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam (ampisilin 200 mg melalui IV setiap 6 jam ditambah gentamisin 5mg/kg berat badan melalui IV setiap 24 jam, ditambah metronidazole 5 mg melalui IV setiap 8 jam). 6. Mastitis a. Pengertian Mastitis adalah peradangan pada payudarah yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Peradangan ini terjadi karena ibu tidak menyusui selama beberapa minggu setelah melahirkan, puting ibu lecet, menyusui hanya pada satu posisi sehingga drainase payudarah tidak sempurna, menggunakan bra yang ketat sehingga menghambat aliran ASI dan riwayat mastitis sebelumnya. b. Penanganan 1) Tatalaksana dikeluarga a) Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak.



28



b) Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas. c) Kompres dingin pada payudarah untuk mengurangi bengkak dan nyeri. d) Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudarah yang tidak sakit. Bila payudarah yang sakit belum kosong setelah menyusui, pompa payudarah untuk mengeluarkan isinya. e) Sengga payudarah ibu dengan bebat atau bra yang pas. 2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan a) Berikan antibotik (kloksasilin 500 mg per oral setia 6 jam selama 10-14 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10-14 hari) b) Berikan paracetamol 3 x 500 mg pe roral c) Lakukan evaluasi setelah 3 hari. 7. Bendungan ASI a. Pengertian Bendungan air susu adalah bendungan yang terjadi pada kelenjar payudarah yang disebabkan oleh ekspansi dan tekanan dari pruduksi dan penampungan ASI. b. Penanganan Penatalaksanaa yang dapat dilakukan dikeluarga adalah sebagai berikut : a) Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas



29



b) Kompres payudarah dengan menggunakan kain basah/ hangat selama 5 menit c) Urut payudarah dari arah pangkal menuju puting d) Keluarkan ASI dari bagian depan payudarah sehingga putting menjadi lunak e) Berikan ASI pada bayi selama 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand feeding) dan pastikan bahwa pelekatan bayi dan payudarah ibu sudah benar. f) Apabila bayi yang menyusui tidak mampu mengosongkan payudarah, mungkin diperlukan pompa atau pengeluaran ASI secara manual dari payudarah. g) Letakan kain dingin atau kompres dingin dengan es pada payudarah setelah menyusui atau payudarah dipompa. 8. Depresi pada Nifas a. Pengertian Depresi pada masa nifas adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari. Depresi pada masa nifas merupakan perasaan tidak nyaman yang dialami wanita setelah melahirkan yang dapat disebabkan oleh hormone dan gangguan psikologi. Untuk mengenali seorang ibu yang mengalami depresi pada masa nifas dapat dilihat dari beberapa gejala seperti, ibu sering merasa marah, sedih yang berlarut-larut, nafsu makan berkurang, dan terlalu mencemaskan keadaan bayinya.



30



b. Penanganan Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dikeluarga adalah sebagai berikut: a) Berikut dukungan mental kepada ibu dan keluarga b) Berikan bimbingan cara perawatan bayi dan ibu c) Meyakinkan ibu bahwa ia pasti mampu melakukan perannya d) Dengarkan semua keluhan ibu e) Fasilitas suami dan keluarga dalam memberikan dukungan kepada ibu. 9. Abses payudarah Abses payudarah adalah masa padat mengeras dibawah kulit yang kemerahan karena mastitis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan mastitis terdapat bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah) (saleha, 2014) 10. Pusing dan lemas yang berlebihan Menurut manuaba (2014), pusing merupakan tanda-tanda bahaya masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah (sistolnya kurang lebih 160 mmHg dan diastolnya 110 mmHg). Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin kurang lebih lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah.



31



a. Mengonsumsi tambahan 500 kalori setia hari. b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein mineral dan vitamin yang cukup. c. Minum setidaknya 3 liter setiap hari. d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca persalinan e. Minum 1 kapsul sehari vitamin A agar bisa memberikan kadar vitaminnya kepada bayinya. f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. g. Kurang



istirahat



akan



mempengaruhi



produksi



ASI



memperlambat proses involusi uterus. h. Sakit kepala, penglihatan kabur dan pembengkakkan di wajah



dan



32



D. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam peneletian ini digambarkan sebagai berikut :



Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Dalam Ibu Nifas Baik Tahu



Cukup Memahami



Kurang



Aplikasi



Analisis



Sintesis



Evaluasi



Keterangan : : Variabel Yang Diteliti



: Variabel Yang Tidak Teliti



Gambar 2.1 Keranga Konsep Penelitian



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan tentang peristiwa akan pengetahuan ibu nifas tentang tanda dan bahaya kehamilan di Puskesmas kombos kec. Kombos , kota Manado Tahun 2021. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dikasanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos tahun 2021. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2021. C. Variabel Penelitian Variable penelitian ini adalah variable tunggal yaitu satu yang digunakan secagai ciri, sifat, atau ukuran yang memiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya : usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dan sebagainya (Notoadmojo 2012). Jadi Variabel ini adalah variable tunggal atau monovariabel yaitu Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda dan Bahaya pada Masa Nifas. D. Definisi Operasional 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah semua yang diketahui responden (ibu nifas) tentang tanda dan bahaya dalam masa nifas. Adapun kategori pengetahuan sebagai



33



34



berikut: a. Pengetahuan dikatakan baik jika responden menjawab dengan presentase 76-100% atau range nilai 16-20 jawaban benar. b. Pengetahuan dikatakan cukup jika responden menjawab dengan presentase nilai 56-75% atau range nilai 12-15 jawaban benar. c. Pengetahuan dikatakan kurang jika responden hanya menjawab dengan presentase nilai ≤ 55% atau range nilai ≤ 11 jawaban benar. 2. Ibu nifas Ibu nifas yang dimasksud dalam penelitian ini adalah resonden di Puskesmas kombos, kec. Kombos Kota Manado, yang akan di teliti pengetahuannya tentang tannda dan bahaya pada masa nifas. 3. Tanda dan bahaya Tanda dan bahaya pada masa nifas ialah perdarahan postpartum, lochea berbau busuk, demam, edema di wajah atau ekstremitas, nyeri perut atau pelvis, mastitis, bendungan asi, depresi masa nifas, abses payudarah, pusing yang berlebihan. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari satu kelompok, peristiwa, atau suatu yang akan di teliti (Handayani, 2020). Pada penelitian ini populasinya adalah ibu nifas pada bulan februari sampai bulan mei tahun 2021 di



35



Puskesmas Kombos, kec. Kombos Kota Manado Tahun 2021, yang berjumlah 156 ibu. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Siyoto, 2015). Jika populasi kurang dari 100 maka diambil semua, dan jika populasi lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-30% (arikunto, 2010). Pada teknik ini pengambilan sampel penelitian ini diambil 20% dari keseluruhan total populasi dengan jumlah ibu 156. Jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 32 ibu. F. Instrumen Pengumpulan Data Instrument yang digunakan penulis yaitu Angket atau Kuisioner yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang telah diketahui oleh responden. G. Instrumen Penelitian 1. Data primer Data primer diperoleh secara langsung dari responden yang menjadi objek dari penelitian ini (Purhantara, 2010). Pada penelitian ini peneliti akan mengambil data primer dari hasil pengisian kuisioner/angket oleh responden ibu nifas tentang tanda dan bahaya ibu nifas di Puskesmas Kombos, Kec.Kombos Kota Manado Tahun 2021.



36



2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk untuk mendukung data primer (Purhantoro, 2010). Data yang peneliti ambil dari data register dan profil Puskesmas Kombos, kec. Kombos Kota Manado dan Dinas kesehatan Kota Manado Tahun 2021. H. Teknik Pengolahan Data 1. Editing Data yang terkumpul dilapangan melalui kuisioner diedit terlebih dahulu untuk memastikan semua jawaban responden sesuai dengan maksud pernyataan, dan melakukan pengecekan dan perbaikan jka terdapat kuisioner yang belum diisi atau pengisian tidak sesuai dengan petunjuk. 2. Coding Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom merekam data secara manual lembaran berisi nomor responden dan nomor pertanyaan. 3. Scoring Mengisi kolom-kolom lembar kode sesuai dengan jawaban: masingmasing pernyataan. Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan hasil setiap jawaban responden dapat diberikan skor dengan kriteria sebagai berikut a. Bila jawaban benar diberi nilai 1. b. Bila jawaban salah diberi nilai 0. 4. Tabulating Memasukan data yang sudah dikelompokkan kedalam tabel agar mudah dipahami.



37



I. Jalannya Penelitian 1. Tahap persiapan a) Pemilihan judul b) Penetapan judul c) Pengumpulan referensi di rook buku, perpustakaan, dan internet. d) Memilih lokasi penelitian. e) Pengurusan surat izin penelitian. f) Survey lokasi penelitian. g) Menyusun proposal. h) Seminar proposal. 2. Tahap pelaksanaan a. Melapor ijin kepada pihak puskesmas Kombos. b. Melakukan penelitian. c. Menjelaskan pada ibu nifas maksud dan tujuan penelitian sebelum memberi kuesioner. d. Memberikan lembar kuesioner pada ibu nifas yang bersedia mengisi kuesioner sendiri. e. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi lengkap oleh ibu nifas sesudah pelaksanaan. f. Melakukan pengolahan data setelah kuesioner terkumpul 3. Tahap pengolahan data



38



J. Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariate. Dalam penelitian ini jelas datanya adalah data kategorik, yang hanya menjelaskan angka atau nilai, jumlah dan presentase masing-masing dengan menggunakan rumus (Ariani, 2014, Hal 99). Keterangan : P=Presentase. f=Jumlah jawaban yang benar. n=Jumlah total pertanyaan. 100=Nilai konstanta.



DAFTAR PUSTAKA



Akademi kebidanan Trinita Manado. (2020). Buku pedoman penyusunan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Kota Manado.



Ariani, (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta.



Ariani, (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta.



Bianti, (2019) Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-tanda Bahaya Nifas Universitas Muhammadiyah, Mataram



Buku KIA, (2019) Buku Pedoman Kesehatan Ibu Dan Anak. Departemen kesehatan Republik Indonesia. (2017) Melalui: www.depkes.go.id ›



Dinas Kesehatan Kota Manado. (2021). Rekapan Tentang Ibu Nifas. Kota Manado 2021.



Irawati, N (2016) Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Masa Nifas Universitas Alma Ata, Yogyakarta



Muchlis, R (2020) Populasi dan Sampel Penelitian. Jakarta



Notoadmojo, S (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.



Notoadmojo, S (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.



Prawiroharjo, (2013) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas



39



40



Profil Puskesmas Kombos. (2021) Cakupan Tanda dan Bahaya Masa Nifas di Wilayah Puskesmas Kombos. Kota Manado



Purwanti, (2012) Asuhan Kebidanan Tentang Tanda dan Bahaya pada Masa Nifas, Jakarta



Purwoastuti, (2018) Tentang Pelayanan Ibu Nifas, Medan



Saeffudin, A. (2014) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Pustaka Anggrek, Yogykarta



Saeffudin, A. (2014) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Pustaka Anggrek, Yogykarta



Saleha, (2014) ) Asuhan Kebidanan Tentang Tanda dan Bahaya pada Masa Nifas, Medan



Siyoto, (2015) Tentang Populasi dan Sampel



Sudaryono, (2018) Cakupan Tentang Tinjauan Pengetahuan



World Healthy Organitation (WHO), (2017) Tanda dan Bahaya pada Masa Nifas.



41



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Lembar Rencana Biaya Penelitian Lampiran 2. Lembar Permohonan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden Lampiran 4. Instrumen Penelitian Lampiran 5.Surat Keputusan Tentang Penetapan Judul dan Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6. Surat Keputusan Tentang Penetapan Penguji Dalam Ujian Proposal Lampiran 7. Lembar Konsultasi Hasil Ujian Proposal Lampiran 8. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 9. Rencana Ujian Proposal



42



Perihal: Permohonan Kesediaan/Persetujuan Menjadi Responden Kepada Yth : Responden Penelitian di Tempat,Dengan hormat, Sehubungan dengan pelaksanakan penelitian saya dengan judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda dan Bahaya Pada Masa Nifas di Puskesmas Kombos. Maka dengan ini saya mengajukan permohonan kesediaan ibu untuk menjadi responnden dengan mengisi daftar yang ada. Segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi yang ibu berikan melalui jawaban atas pertanyaan yang ada sangat dijaga rahasianya. Demikian permohonan ini dibuat dan apabila ibu bersedia kiranya dapat menandatangani kolom persetujuan dibawah ini. Terima kasih



Hormat saya



Fira Mumek



43



PERSETUJUAN RESPONDEN



Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama inisial : Umur



:



Alamat



:



Menyatakan bersedia dan membantu jalannya penelitian dengan memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang ada dalam daftar petanyaan yang telah disediakan oleh peneliti yang namanya tersebut dibawah ini sebagai Mahasiswa Universitas Trinita Manado Program Studi Akademi Kebidanan : Nama : Fira Mumek NIM : 18119175



Manado,…/……………/2021



(



)



44



KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA DAN BAHAYA PADA MASA NIFAS DI PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO. I.



Identitas Responden Petunjuk pengisian : Isilah jawaban pada itik-titik dibawah ini dan berilah tanda √ pada pertanyaan yang sesuai. 1. 2. 3. 4. 5.



II.



No. 1. 2. 3. 4. 5.



6.



7. 8.



9.



Nama inisial Umur Pendidikan Pekerjaan Anak ke



: : : : :



Gambara Pengetahuan ibu nifas tentang tanda dan bahaya pada masa nifas.



Pernyataan



Benar



Nifas adalah masa setelah persalinan Masa nifas berlangsung 42 jam Perdarahan merupakan tanda dan bahaya nifas Darah nifas disebut juga lochea Cairan yang dikeluarkan dari kelamin wanita setelah persalinan (melahirkan), yang normal adalah cairan yang berbau busuk Perdarahan post partum primer dan perdarahan post partum sekunder merupakan klasifikasi perdarahan menurut waktu terjadinya



√ √ √ √



Lochea yang berbau busuk akibat masih tertinggalnya sisa plasenta dalam rahim Tanda-tanda bahaya nifas adalah suatu tanda yang tidak normal yang menunjukan adanya bahaya yang terjadi selama masa nifas Pusing disertai pandangan kabur dan lemah merupakan hal biasa saat nifas







Salah



√ √



√ √



45



10.



11.



12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



Penanganan untuk tubuh panas pada masa nifas (setelah persalinan) yaitu dikompres dan dan minum obat penrun panas Penanganan dari masalah bendungan ASI (payudara penuh dengan ASI) yaitu menyusukan (memberikan) ASInya sesering mungin Salah satu contoh penyulit dalam menyusui adalah ASI keluar lancar Menjaga kesehatan ibu dan bayinya bukan merupakan tujuan asuhan masa nifas Suhu tubuh >38◦c saat nifas disebabkan karena infeksi Pendidikan perawatan bayi merupakan tujuan asuhan masa nifas Mendapatkan kesehatan emosi bukan merupakan tujuan asuhan masa nifas Komplikasi saat melahirkan mempengaruhi lama penyembuhan saat nifas Puerperineum dini , puerperium intermedial, remote puerperineum merupakan tahapan masa nifas Puerperineum (nifas) dini adalah kepulihan menyeluruh alat-alat kandungan Puerperineum (nifas) intermedial berlangsung pada 68 minggu



√ √ √ √ √ √ √ √ √ √