Proposal Kek [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS RAJAPOLAH



LAPORAN TUGAS AKHIR



Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir Program Studi Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitaS Bhakti Kencana



Disusun oleh: HARYSA ISMAIL MA 1318006



PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKLUTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2021



HALAMAN PERSETUJUAN



ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS RAJAPOLAH



LAPORAN TUGAS AKHIR Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Di Uji Di Hadapan Tim Penguji



Disusun oleh: HARYSA ISMAIL MA1318003



Pada Tanggal : ..........................................



Pembimbing I



Pembimbing II



(Lina Marlina,SST, M.Keb )



(Hj. Sumarni, SST., M.Kes )



iii



HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS RAJAPOLAH



LAPORAN TUGAS AKHIR



disusun HARYSA ISMAIL MA1318003



Telah dipertahankan dan disetuji di hadapan TIM Penguji LTA Mahasiswa DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UBK Pada …………………2021



Penguji I Nama : ........................



Penguji II Nama : ........................



Tasikmalaya, ...................2021 Ketua Program Studi D-III Kebidanan Fikes UBK



(Maria Ulfah Jamil, SST., MTr.Keb)



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting,dimana masa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu yang sehat akan melahirkan bayi sehat,salah satu faktor yang mempengaruhi



terhadap



kesehatan



ibu



adalah



keadaan



gizi



ibu



(Rikesdes,2013). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tidak tumbuh sempurna (Fidyah Aminin 2014) . Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat, bayi berat lahir rendah (BBLR) bahkan kematian bayi, ibu hamil KEK dapat mengganggu tumbuh kembang janin yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit menular di usia dewasa. (Kemenkes,2017) .



7



2



Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang mengalami KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ( Depkes, 2013). Tanda-tanda Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil yaitu lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g% pada trimester 1 dan 3,berat badan tidak bertambah secara normal pada trimester 2 dan trimester 3 ibu hamil dengan gizi dianjurkan menambah berat badan per minggu masing masing sebesar 0.5 kg. Faktor utama terjadinya Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil yaitu sejak sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil (Sari,2013). Faktor – faktor penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil diantaranya adalah keadaan social ekonomi yang mengakibatkan rendahnya pendidikan, jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan buruknya status gizi pada ibu hamil, banyaknya bayi yang dilahirkan (paritas), usia kehamilan pertama yang terlalu muda atau masih remaja dan pekerjaan yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah apabila tidak diimbangi dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup (Sulistyawati,2011). Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga melalui komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2019 Secara



3



nasional, cakupan ibu hamil KEK mendapat PMT tahun 2019 adalah 90,52%. Namun angka tersebut belum memenuhi target Renstra tahun 2019 sebesar 95%. Provinsi dengan persentase terendah ke 4 ibu hamil KEK mendapat PMT adalah Jawa Barat sebesar 85,90% (KemenKes RI 2019). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi risiko KEK pada ibu hamil masih cukup tinggi yaitu sebesar 17,3%. Berdasarkan sumber data laporan rutin tahun 2020 yang terkumpul dari 34 provinsi menunjukkan dari 4.656.382 ibu hamil yang diukur lingkar lengan atasnya (LILA),diketahui sekitar 451.350 ibu hamil memiliki LILA < 23,5 cm (mengalami risiko KEK). Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase ibu hamil dengan risiko KEK tahun 2020 adalah sebesar 9,7%, sementara target tahun 2020 adalah 16%. Di Tasikmalaya 2018 terjadi kasus KEK sebanyak 9,8% Persentase ibu hamil KEK diharapkan dapat turun sebesar 1,5% setiap tahunnya (DinKes,Jabar 2020) Ibu hamil yang mengalami masalah resiko gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan serangan penyakit infeksi. Sedangkan pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Kekurangan Energi Kronik (KEK) ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, asfiksia intra, lahir dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Sandjaja,2012).



4



Penanganan yang harus dilakukan terrhadap ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan konseling pada ibu hamil (Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, 2015). Pemberian konseling ibu hamil untuk menerapkan kebiasaan makan bersama keluarga, pola makan ibu harus beragam, dan porsi makanan utama ibu hamil harus yang adekuat, makan-makanan tinggi kalori dan protein (Hasanah, Febrianti, dan Minsanawati, 2013). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Haemoglobin (Hb). Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10-12 kg, dimana pada Trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, Trimester II sekitar 3 kg, dan Trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronik (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hameoglobin (Hb) untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi (Waryana,2016). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya angka kejadian KEK pada tahun 2020 adalah sebanyak 81 kasus dari 128 ibu hamil. Di tahun 2021 pada periode bulan Januari – April 2021 sebanyak 10 ibu hamil mengalami KEK. Mempertimbangkan angka kejadian ibu hamil dengan KEK cukup tinggi serta komplikasi yang di timbulkan apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian. Maka penulis tertarik mengangkat kasus “ Asuhan Kebidanan Pada ibu hamil dengan



5



Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya “.



B. Rumusan masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Rajapolah ?” C. Tujuan Penulisan 1.



Tujuan umum Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Rajapolah,dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.



2.



Tujuan khusus Adapun tujuan khusus penulisan adalah : a) Melakukan pengkajian data ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronik) di Puskesmas Rajapolah. b) Menyusun diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Rajapolah. c) Melaksanakan rencana,tindakan dan evaluasi asuhan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Rajapolah.



6



D. Manfaat Penulisan LTA 1.



Bagi klien Dapat meningkatkan pengetahuan pada klien tentang bagaimana ciri-ciri Kekurangan energi kronik (KEK) dan bagaimana cara penanganannya.



2.



Bagi penulis Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis untuk dapat melakukan asuhan kebidanan ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronik).



3.



Bagi Lembaga praktik, edukatif dan birokrasi Dapat membimbing dan berbagi ilmu dengan calon bidan masa depan, agar di masa yang akan datang bisa menjadi bidan yang profesional dalam menangani masalah masalah yang ada di ranah kebidanan khususnya dalam Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK).



7



8



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Antenatal Care (ANC) a. Pengertian Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & putrono, 2016). Menurut Depkes RI 2005 mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya



pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan



bertujuan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin (Rukiah & Yulianti,2019) b. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC) Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah : c. Tujuan Umum Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilandengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yangsehat.



9



d. Tujuan Khusus Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu , komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI, meminimalkan ”missed opportunity” pada ibu hamil ntuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas ; mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat melakukanintervensi yang tepat terhadap kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat melakukan intervensi yang tepat terhadap kelainan atau penyakit sedini mungkn pada ibu hamil ; dapat melakukan rujukan kusus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikabn tentang kehamilan, persalinan dan persiapan menjadi orang tua (Novita, 2011). e. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC) Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) mejelaskan bahwa pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain : 1) Bagi ibu a) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasikehamilan dan mengurangi penyulit masa antepartum b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan



10



c) Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan danuntuk dapat memberi ASI d) Dapat melakukan proses persalinan secara aman. 2) Bagi janin Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memeliharakesehatan ibu sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah. f. Jadwal Pemeriksaan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Pemeriksaan kehamilan Antenatal



Care (ANC) sangatlah



dibutuhkan guna memantau kondisi kesehatan ibu dan janinnya. Sehingga deperlukan pemeriksaan kehamilan secra rutin. Menurut saifudin (2007, dalam Ai Yeyeh & Yulianti, 2014) pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1)



Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan