Proposal Penelitian Pembelajaran Inkuiri. Dengan Menggunakan Media Gambar PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII1 SMPN 26 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012



PROPOSAL PENELITIAN



Setyoko/086512576



UNIVERSITAS ISLAM RIAU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2010



2



BAB 1 PENDAHULUAN



1.Latar Belakang Pendidikan dalam hakikatnya suatu bentuk kegiatan bimbingan dan arahan yang dilakukan untuk mencapai proses pendewasaan seseorang yang lebih baik menuju arah cita-citanya. Dalam artian luas pendidikan itu menyangkut permasalahan mengenai perubahan segala sesuatu pada diri seseorang baik dari pola pikirnya, tingkah lakunya, moral serta mempengaruhi pola hidup seseorang itu. Pada tingkat satuan pendidikan tertentu ada beberapa faktor yang sangat di perhatikan mengenai pendidikan. Pendidikan di ukur dari tingkat keberhasilan peserta didik dalam bidang kognitif atau pengetahuan yang di peroleh peserta didik itu setelah mengikuti proses pelajaran, kemudian kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa dalam porses pembelajaran. Belajar merupakan aktivitas dari individu yang berlangsung dalam sebuah interaksi aktif dengan kondisi lingkungan sekitar yang membentuk perubahan kepribadian yang dimiliki. Belajar dapat di lakukan di mana saja dan kapan saja oleh setiap individu, namun dalam sebuah tujuan pendidikan agar terciptanya individu yang cerdas dan berkualitas maka dalam melaksanakan pembekalan pendidikan melalui jalan formal yaitu sekolah yang di laksanakan secara teratur, bertingkat dan sistematis. Dalam proses pembelajaran banyak faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam pencapaian diantaranya adalah pendekatan dan metode yang di gunakan guru dalam pembelajaran, sarana dan prasarana dalam sekolah seperti penggunaan alat bantu dan media, serta manajemen penggelolan kelas yang baik, selain itu pula keaktifan siswa dan minat siswa dalam belajar. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidik kurang memperhatikan atau kurang memahami pentingnya metode dan bahan ajar dalam proses pembelajaran sehingga guru cenderung memakai metode caramah atau diskusi yang biasanya pendidik manjadi pusat pembelajaran. Padahal banyak metode pembelajaran yang bisa dipakai, diantaranya metode inkuiri yaitu siswa di tuntut untuk mencari atau berusaha menemukan sendiri jawaban dari permasalahan-



3



permasalahan yang menyangkut materi pembelajaran dengan melakukan observasi dan penganalisisan masalah yang diajukan oleh pendidik. Secara tidak langsung metode ini menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Pengajaran dalam kelas tidak hanya menyajikan materi-materi dalam bentuk konsep verbal dan teks saja namun masih banyak cara lain agar siswa lebih aktif dalam belajar dengan menggunakan sumber dan bahan ajar lainya seperti media gambar. Dengan media gambar siswa akan lebih termotivasi dan tertarik dalam belajar karena media ini akan lebih dimengerti maknanya oleh siswa dari pada mendengar. Media gambar merupakan tampilan yang disajikan secara fiktif disertai dengan keterangan gambar dalam penjelasan materi yang lebih kompleks dan komprehensif. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti di SMPN 26 Pekanbaru pada tanggal 05 Agustus 2010, dimana peneliti melakukan wawancara dengan seorang guru biologi serta siswa kelas VIII1 berjumlah 40 orang. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dapat di identifikasikan beberapa gejala-gejala permasalahan sebagai berikut: (a) guru masih menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok biasa, (b) penggunaan alat bantu dan media bahan ajar sangat kurang difungsikan, (c) pencapaian krtiteria ketuntasan minimal hasil belajar siswa masih dibawah ratarata. Untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar peneliti merasa tertarik untuk mencarikan solusi dalam pengajaran biologi di SMPN 26 Pekanbaru dengan menggunakan pembelajaran metode inkuiri dengan bahan ajar media gambar sebagai pengoptimalan kegiatan belajar mengajar agar siswa lebih memahami materi pelajaran. Berdasarkan permasalahan yang di paparkan pada paragraf di atas, maka peneliti



merumuskan



judul:



Penerapan



Pembelajaran



Inkuiri



dengan



Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII1 SMPN 26 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012



4



2.Identifikasi Masalah Peneliti menemukan beberapa masalah pada kegiatan belajar mengajar yang terjadi selama ini yaitu: (a) guru tidak pernah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri, guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional seperti metode diskusi kelompok biasa dan metode konvensional lainya (b) guru jarang menggunakan alat bantu dan media pembelajaran, khususnya media gambar sebagai alat pembelajaran, (c) umumnya pencapaian KKM 6,5 sulit tercapai hal ini di tunjukan dengan pencapaian ketuntasan klasikal rata-rata 58%.



3.Pembatasan Masalah Untuk lebih memfokuskan masalah yang akan di teliti, rumusan batasan penelitian ini sebagai berikut : 1) Penelitian di laksanakan siswa IPA Terpadu Kelas VIII1 SMP N 26 Pekanbaru 2) Penelitian ini menerapan pembelajaran metode pembelajaran inkuiri dengan menggunakan bahan ajar media gambar 3) Penelitian ini di laksanakan pada mata pelajaran biologi, yaitu (1) Siklus 1: Standar Kompetensi (SK) 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia, KD 1.1 Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup, KD 1.2 Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia 4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan maka rumusan masalah pada peneliti ini adalah: Bagaimanakah Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII1 SMPN 26 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012 setelah Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media Gambar?



5.Tujuan dan Manfaat Penelitian



5



Tujuan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu



Siswa Kelas VIII.1 SMPN 26 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012



melalui penerapan model pembelajaran metode inkuiri dengan menggunakan media gambar. Manfaat penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1) siswa, dengan penerapan pembelajaran metode inkuiri dengan menggunakan media gambar diharapakan dapat meningkatakan hasil belajar 2) guru, sebagai masukan dalam menerapakan metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3) sekolah, dapat di jadikan pertimbangan untuk meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar sains biologi lebih maksimal 4) peneliti, untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan masukan dalam penulisan karya ilmiah.



6.Definisi Istilah Judul Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul penelitian, maka rumusan definisi operasional judul adalah sebagai berikut: 1) metode inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis (Sa’ud, 2009). 2) media gambar ini tidak di proyeksikan dan relatif mudah di peroleh, gambar yang berwarna lebih menarik arti dari sebuah gambar di tentukan oleh persepsi masing-masing. Gambar mempunyai nilai tertentu yaitu bersifat konkret, membantu memperjelas masalah, membantu kelemahan indera, mudah di dapat ,relatif murah dan mudah di gunakan (Danim, 2008). 3) hasil belajar merupakan tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek sebagai berikut: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Kalau seseorang



6



telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tersebut (Hamalik, 2006).



7



BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1.Tinjauan Teori 1.1 Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran Sains Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya di perluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan di ingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Trianto, 2010). Fokus konstruktivitisme yaitu pada proses-proses dan strategi-strategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar. Para guru yang mengantungkan aktivitas kelas pada kontruktivisme mengetahui bahwa pembelajaran adalah suatu proses pembentukan makna yang aktif, dimana para siswa bukanlah penerima pasif informasi (Sadulloh, 2003). Prinsip-prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran, yaitu: (a) hasil pembelajaran tidak hanya tergantung dari pengalaman pembelajaran di ruangan kelas, tetapi tergantung pula pada pengetahuan pelajar sebelumnya, (b) pembelajaran adalah mengkonstruksikan konsep-konsep, (c) mengkonstruksi konsep adalah proses aktif dalam diri pelajar, (d) konsep-konsep yang telah di konstruksi akan di evaluasi yang selanjutnya konsep tersebut di terima atau di tolak, (e) siswalah yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap cara dan hasil pembelajaran mereka, (f) adanya semacam pola terhadap konsep-konsep yang dikonstruksi pelajar dalam struktur kognitifnya (Driver dan Bell dalam Isjoni, 2010).



1.2 Pendekatan Inkuiri dalam pembelajaran Sains



8



Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan, proses berfikir itu sendiri di lakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa (Sanjaya, 2007). Pengajaran inkuiri di bentuk atas dasar discoveri, dalam inkuiri seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan melakukan eksperimen dan melakukan proses mental berinkuiri. Pengajaran dalam inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inkuiri ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang di gariskan secara jelas dan struktural kelompok (Kourilsky dalam Hamalik, 2006). Menurut Gulo dalam Trianto (2009), strategi inkuiri



berarti suatu



rangkaian kegitan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri. Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Ada lima tahapan yang di tempuh dalam melaksanakan pendekatan inkuiri yakni: (a) perumusan masalah untuk di pecahakan siswa, (b) menetapkan jawaban sementara atau lebih di kenal dengan istilah hipotesis, (c) siswa mencari informasi, data, fakta yang di perlukan untuk menjawab permasalahan / hipotesis, (d) menarik kesimpulan / generalisasi dalam situasi baru (Sudjana, 2009).



1.3 Paradigma Pembelajaran Biologi Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran tersebut siswa di fasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar.



9



Keterampilan proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan seluruh indera, keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan data, menafsirkan data, mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pada prinsipnya, pembelajaran IPA harus di rancang dan di laksanakan sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan/melakukan yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam secara mendalam (Depdiknas, 2004) Pendidikan sains sebagai suatu proses memperkaya, dan memungkinkan menginterpretasikan alam semesta dalam keadaan ilmiah (Tobin, dkk dalam suparno). Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang sains, menuntut kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif (Wena, 2009). Menurut Yulaelawaty dalam Wena (2009), pemahaman merupakan perangkat dasar program pendidikan yang merefleksikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan. Wena (2009), dengan demikian pemahaman meruapakan salah satu faktor yang sangat penting dalam belajar biologi. Belajar untuk pemahaman dalam bidang biologi harus di pertimbangkan oleh para pendidik



dalam mencapai



tujuan-tujuan pendidikan mata pelajaran biologi.



1.4 Model Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran



dengan



pendekatan



inkuiri



merupakan



pendekatan



pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar di tempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu di sampaikan kepada kelas untuk di pecahkan.



10



Namun di mungkinkan juga bahwa masalah yang akan di pecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah (Slavin ,2009). Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok melalui tiga tahap: (1) tahap problem solving atau tugas; (2) tahap pengelolaan kelompok; (3) tahap pemahaman secara individual, dan pada saat yang sama guru sebagai instruktur harus dapat memberikan kemudahan bagi kerja kelompok, melakukan intervensi dalam kelompok dan mengelola kegiatan pengajaran (Trianto, 2009). Menurut Sanjaya (2008), menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Orientasi orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting, keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Hal yang di lakukan dalam tahap ini antara lain yaitu : (a) menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang di harapkan dapat di capai oleh siswa (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. (c) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar 2) Merumuskan Masalah merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan masalah antara lain: (a) masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa (b) masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti (c) konsep-



11



konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah di ketahui terlebih dahulu oleh siswa 3) Merumuskan Hipotesis hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di kaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang di munculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis 4) Mengumpulkan Data mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya 5) Menguji Hipotesis menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional atau masuk akal 6) Merumuskan Kesimpulan merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang di peroleh, menyebabkan kesimpulan yang di rumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak di pecahkan. Karena itu, untuk



12



mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Tujuan utama pembelajaran melalui strategi inkuri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.



Dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri, ada



beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang guru yaitu: (a) berorientasi pada pengembangan intelektual, (b) prinsip interaksi, (c) prinsip bertanya, (d) prinsip belajar untuk berfikir, (e) prinsip keterbukaan. Alasan penggunaanPembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran menurut (Sumantri dan Johan, 2000) adalah sebagai berikut: 1) perkembangan



dan



kemajuan



ilmu



pengetahuan



yang



pesat



seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, guru dituntut untuk kreatif dalam menyajikan pembelajaran agar anak didik dapat menguasai pengetahuan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu langkah guru dalam menyikapi hal tersebut adalah menyajikan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri 2) belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah, tetapi juga dari lingkungan kita harus menanamkan pemahaman anak didik bahwa belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga dari lingkungan sedini mungkin. Pembelajaran Inkuiri dapat membantu guru dalam menanamkan pemahaman tersebut. Pembelajaran ini mengajak siswa untuk belajar mandiri dengan maupun tanpa bimbingan dari guru. Siswa mengembangkan kemampuan yang diperoleh dari lingkungannya untuk menemukan suatu konsep dalam pembelajaran 3) melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri tentang kebutuhan belajarnya. Metode ini menekankan pada keaktifan siswa menemukan suatu konsep pembelajaran dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan langkah pembelajaran tersebut akan siswa akan dapat memiliki kesadaran tentang kebutuhan belajarnya



13



4) penanaman



kebiasaan



belajar



berlangsung



seumur



hidup



penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup dapat dilaksanakan dengan metode inkuiri. Dalam metode ini siswa diarahkan untuk selalu mengembangkan pola pikirnya dalam mengembangkan konsep pembelajaran. Siswa dituntut untuk selalu mencari pengetahuan yang menunjang pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran. Hal inilah yang menjadi langkah awal guru dalam penanaman terhadap siswa tentang pengertian bahwa belajar berlangsung seumur hidup.



1.5 Media Gambar Menurut Sudjana dan Rivai dalam Anwar (2007), media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan ini di sebut media grafis yang artinya melukiskan atau menggambarkan dengan garis-garis. Media juga berarti media yang mengkombinasikan pengungkapan kata-kata dan



gambar. Selanjutnya



Anwar (2007), gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah diperoleh. Gambar dapat membuat peserta didik dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya. Selanjutnya menurut Weidenmann dalam Elfis (2007), mengambarkan bahwa melihat sebuah gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Lebih lanjut Elfis (2007), sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut : 1) Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari 2) Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benarbenar mengerti, tidak salah pengertian



14



3) Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa. Anwar (2007), gambar dapat membuat peseta didik dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya, penggunaan gambar harus pula dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga lahir pula minat belajar. Sadiman, dkk (2009), beberapa kelebihan media gambar yang dijelaskan sebagai berikut: 1) Sifat konkret gambar lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu 3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan 4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja 5) Gambar harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Ada enam syarat yang perlu di penuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat di jadikan sebagai media pendidikan yaitu: 1) Autentik, gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya 2) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukan poin-poin pokok dalam gambar 3) Ukuran relatif, gambar dapat membesarkan atau memeperkecil objek/benda sebenarnya 4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan 5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran 6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.



15



1.6 Hasil Belajar Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Depdiknas, 2008). Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain pengajaran secara tepat dan baik. Setiap proses belajar mengajar keberhasilanya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa dalam penguasaan dan pemahaman, disamping diukur dari segi prosesnya (sudjana, 2009). Menurut Gagne dalam Sutikno (2007), menyebutkan ada lima macam hasil belajar berikut ini: 1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang kesemuanya di peroleh melalui materi yang di sajikan oleh pengajar di sekolah 2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir 3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan 4) Keterampilan



motorik,



yaitu



kemampuan



untuk



melaksanakan



dan



mengkoordinasi gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot 5) Sikap, yaitu suatu kemampuan intern yang mempengaruhi tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan, serta faktor intelektual. Menurut Tyler dalam Arikunto (2009), evaluasi pendidikan dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan



16



pendidikan apakah sudah tercapai. (Arikunto, 2009), dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah penilaian di maksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil di terapkan, keberhasilan program di tentukan oleh beberapa faktor yaitu: guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi. Pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi belajar, merupakan hasil dari kegiatan belajar-mengajar di dalamnya terdapat unit masukan, keluaran transformasi dan umpan balik.



1.7 Hubungan Penerapan Pembelajaran Inkuiri dengan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proseses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Abdurrahman dalam Utari,2003). Menurut Mulyasa (2006) mengungkapkan kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dapat di lihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi di katakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi semangat yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Tabel 1. Sintaks pembelajaran inkuiri Eggen and kaucahk (1996) dalam Trianto (2007)



Fase



Perlakuan guru



Menyajikan Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan pertanyaan atau masalah di tuliskan di papan tulis. masalah Guru membagi siwa dalam kelompok Membuat Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah hipotesis pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang



17



menjadi prioritas penyelidikan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah –langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah – langkah percobaan Melakukan Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan untuk percobaan memperoleh informasi Mengumpulkan Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk dan menganalisis menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul data Membuat Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan kesimpulan Merancang percobaan



Berdasarkan pernyataan Sardiman (2009), pembelajaran diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar. Proses belajar mengajar di katakan baik bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan pembelajaran yang afektif. Pengukuran suksesnya pembelajaran memang syarat utamanya adalah hasilnya tetapi harus di



ingat bahwa menilai atau



menerjemahkan hasil itu pun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memerhatikan bagaimana prosesnya.



1.8 Hubungan antara Penggunaan Media Gambar dengan Hasil Belajar Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audiovisual serta peralatanya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang di berikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatau yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perahtaian siswa demikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, dkk 2009). Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah diperoleh. Gambar dapat membuat peserta didik dapat menangkap ide atau informasi yang



18



terkandung didalamnya, penggunaan gambar dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga lahir pula minat belajar mereka. Gambar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang timbul dalam pikiranya (Anwar, 2007). Belajar dengan menggunakan indera ganda (pandang dan dengar), akan memberikan keuntungan bagi siswa, siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi disajikan hanya stimulus dengar saja atau pandang saja (Arsyad, 2010). Dalam proses belajar-mengajar alat peraga atau disebut audiovisual seperti bagan, grafik, gambar, poster dan film dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efesien (Sudjana, 2009).



2. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Mistiani, dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri Dengan Metode Pengamatan Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMAN2 Siak Hulu Tahun Ajaran 2008/2009” telah terbukti meningkkatkan hasil belajar mencapai 85 % ( Mistiani, 2009) Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa VIII B SMP YLPI Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/2010”. (Nirnawati, 2010). Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.



3. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah jika diterapkan Pembelajaran Inkuiri dengan Media Gambar maka akan Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VIII1 SMP N 26 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012.



19



BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan dikelas VIII1 SMPN 26 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Pengambilan data dimulai dari bulan Agustus sampai Bulan Juli 2011.



2.Populasi dan Sampel Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII1 SMPN 26 Pekanbaru yang berjumlah 40 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Dasar pengambilan siswa kelas VIII1 sebagai subjek penelitian dilakukan secara acak karena siswa kelas VIII1 SMPN 26 Pekanbaru memiliki kemampuan akademik heterogen dan setara. Alasanya pada siswa kelas VIII1 sudah cukup mempunyai keberanian mental untuk menggemukakan jawaban sementara atas sebuah permasalahan dan telah mempunyai dasar belajar pelajaran biologi sebelumnya.



3. Metode dan Desain Penelitian 3.1 Metode Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktikpraktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan bukan pada input kelas, penelitian tindaka kelas harus tertuju pada hal-hal yang terjadi didalam kelas.



20



3.2 Desain Penelitian Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilihat pada Gambar. Pembelajaran biologi



Penerapan Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media Gambar



(a) guru masih menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok biasa, (b) penggunaan alat bantu dan media bahan ajar sangat kurang difungsikan, (c) pengelolaan kelas berdasarkan kelompok secara heterogen. (d) tingkat kesulitan materi tergantung materi apa yang disampaikan dikelas.



Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan I)



Pelaksanaan Tindakan I



Siklus I



Refleksi



Observasi (Monitoring)



Analisis Data



Terselesaikan



Permasalahan Belum Terselesaikan



Alternatif Pemecahan (Rencana tindakan II)



Pelaksanaan Tindakan II



Siklus II Refleksi



Terselesaikan



Observasi (Monitoring)



Analisis data



Permasalahan belum terselesaikan



SIKLUS SELANJUTNYA



Peningkatan Hasil Belajar Siswa



Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Hasil Belajar Biologi dengan Penerapan Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media Gambar (dimodifikasi berdasarkan Elfis, 2010)



21



4.Prosedur Penelitian Penerapan pembelajaran metode inkuiri dengan menggunakan media gambar ini dilaksanakan melalui beberapa tahap antara lain: Kegiatan Pembelajaran Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran Inkuiri dengan mengunakan media gambar pada pertemuan ini proses pembelajaran menyelesaikan 1 kompetensi dasar yaitu sebagai berikut: 1) Kegiatan awal 1. Salam pembuka 2. Absensi siswa 3. Motivasi dan Apersepsi 4. Menyampaikan judul dan tujuan pelajaran 2) Kegiatan inti 1. Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok yang heterogen masing-masing beranggotakan 4-5 orang 2. Guru memjelaskan media gambar kemudian mengajukan beberapa permasalahan dari gambar yang telah dijelaskan tersebut 3. Kemudian Guru



dan



siswa bersama-sama



merumuskan jawaban



sementara/hipotesis dari permasalahan-permasalahan yang telah di ajukan. 4. Guru meminta siswa untuk mencari data/informasi mengenai hipotesis yang telah dibuat, dan mendiskusikannya dalam kelompok 5. Siswa dalam kelompok belajar menganalisis data/informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber mengenai permasalahan yang telah diberikan 6. Perwakilan dari setiap kelompok diminta untuk memprentasikan kesimpulan dari hasil kerja kelompoknya masing-masing 7. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan jawaban dari permasalahan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh.



22



3) Kegiatan penutup 1. Guru memberikan tugas latihan kepada siswa dalam bentuk test tertulis 2. Salam penutup



5.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data terdiri dari dua bagian yaitu perangkat pembelajaran guru dan instrument pengumpulan data.



5.1 Perangkat Pembelajaran Guru Perangkat pembelajaran guru terdiri dari: 1) Standar Isi Standar isi yaitu struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menegah pertama dan menegah atas 2) Silabus Silabus merupakan suatu pedoman yang disusun secara sistematik oleh peneliti yang merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian 3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah pedoman yang disusun secara sistematik oleh peneliti berisikan langkah-langkah penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan rincian waktu yang ditentukan. 4) Buku panduan siswa Buku panduan siswa yaitu buku pegangan yang digunakan siswa sebagai pedoman dalam pembelajaran yang sesuai standar yang berlaku dan relevan dengan materi pembelajaran 5) Media gambar Media gambar adalah media yang sesuai dengan materi pembelajaran yang berisi gambar-gambar dan keterangan



23



6) Lembar soal Lembar soal adalah lembaran berupa soal-soal kuis yang diberikan pada siswa sebagai evaluasi dalam pembelajaran suatu materi yang telah dipelajari.



5.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen dalam penelitian yaitu tes hasil belajar. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai kumpulan pengetahuan dan pengajaran yang telah dilaksanakan. Tabel.2 Keriteria penilaian menurut (Corebima dalam Amnah, 2009) No 1



2



3



4



5



6



7



8



Kriteria Penilaian Jawaban dalam kalimat sendiri, urutan paparan jawaban runtut dan sistematis, logis, dengan gramatika (bahasa) benar, yang dilengkapi dengan alasan (analisis/evaluasi/kreasi), dan jawaban itu benar Jawaban dalam kalimat sendiri, urutan paparan jawaban runtut dan sistematis, logis, dengan gramatika (bahasa) kurang benar, yang dilengkapi dengan alasan (analisis/evaluasi/kreasi), dan jawaban itu benar Jawaban dalam kalimat sendiri, urutan paparan jawaban kurang/tidak runtut dan sistematis, logis, dengan gramatika (bahasa) kurang benar, yang dilengkapi dengan alasan (analisis/evaluasi/kreasi), dan jawaban itu benar Jawaban tidak dalam kalimat sendiri urutan paparan jawaban runtut dan sistematis, logis, dengan gramatika (bahasa) benar, yang dilengkapi dengan alasan (analisis/evaluasi/kreasi), dan jawaban itu benar Jawaban tidak dalam kalimat sendiri, urutan paparan jawaban kurang/tidak runtut dan sistematis, kurang/tidak logis, dengan gramatika (bahasa) kurang benar, yang dilengkapi dengan alasan (analisis/evaluasi/kreasi), dan jawaban itu kurang benar



Skor 7



Jawaban tidak dalam kalimat sendiri, urutan paparan jawaban kurang/tidak runtut dan sistematis, kurang/tidak logis, dengan gramatika (bahasa) kurang benar, yang dilengkapi dengan alasan (analisis/evaluasi/kreasi), dan jawaban itu benar Jawaban tidak dalam kalimat sendiri, urutan paparan jawaban kurang/tidak runtut dan sistematis, kurang/tidak logis, dengan gramatika (bahasa) kurang benar, yang dilengkapi dengan alasan (analisis/evaluasi/kreasi), dan jawaban itu tidak benar Tidak ada jawaban sama sekali



2



6



5



4



3



1



0



24



6. Teknik Analisis Data Teknik yang diperoleh di analisis dengan menggunakan dua teknik, yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial. Data yang diolah ialah kinerja ilmiah (KI) siswa.



6.1 Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa 6.1.1 Pengolahan Data Hasil Belajar Kinerja Ilmiah (KI) Selanjutnya menurut Elfis (2010), nilai Kinerja Ilmiah (KI) diperoleh dari nilai portofolio (LKS dan Makalah), serta nilai Unjuk Kerja (Presentasi Portofolio). Masing-masing nilai akan digabungkan dengan Rumusan sebagai berikut: NUB KI = 40% x (nilai portofolio) + 60% x (nilai unjuk kerja) Pada Tabel. 3 Rubrik kemampuan menyusun makalah (Zubaidah ,2010). Komponen



Kriteria



skor



Yang Dinilai Format



Lengkap, sistematis, bahasanya lugas



5



Makalah



Lengkap, sistematis, bahasanya tidak lugas



4



Lengkap, tidak sistematis, bahasanya lugas



3



Lengkap, tidak sistematis, bahasanya tidak lugas



2



Tidak lengkap, bahasanya lugas



1



Tidak lengkap, bahasanya tidak lugas



0



Menarik, memecahkan masalah



5



Menarik, kurang memecahkan masalah



4



Kurang menarik, ada upaya memecahkan masalah



3



Menarik, tidak memecahkan masalah



2



Kurang menarik, tidak memecahkan masalah



1



Tidak menarik, tidak memecahkan masalah



0



Latar Belakang



Lengkap, ringkas, mencerminkan hipotesis



5



Masalah



Tidak lengkap, ringkas, mencerminkan hipotesis



4



Judul Makalah



25



Lengkap, ringkas, tidak mencerminkan hipotesis



3



Lengkap, tidak ringkas, tidak mencerminkan



2



hipotesis Tidak lengkap, tidak ringkas, tidak mencerminkan



1



hipotesis Tidak membuat deskripsi teoretis



0



Rumusan



Sesuai judul, menantang



5



Masalah



Sesuai judul, kurang menantang



4



Kurang sesuai judul, menantang



3



Sesuai judul, tidak menantang



2



Kurang sesuai judul, tidak menantang



1



Tidak sesuai judul, tidak menantang



0



Rumusan



Sesuai rumusan masalah



5



Tujuan



Sesuai rumusan masalah



4



Kurang sesuai rumusan masalah



3



Sesuai rumusan masalah



2



Kurang sesuai rumusan masalah



1



Tidak sesuai rumusan masalah



0



Rumusan



Penting, menarik



5



Manfaat



Penting, kurang menarik



4



Kurang penting, menarik



3



Kurang penting, kurang menarik



2



Penting, tidak menarik



1



Tidak penting, tidak menark



0



Landasan



Lengkap, ringkas, mencerminkan hipotesis



5



Teori



Tidak lengkap, ringkas, mencerminkan hipotesis



4



Lengkap, ringkas, tidak mencerminkan hipotesis



3



Lengkap, tidak ringkas, tidak mencerminkan



2



hipotesis Tidak lengkap, tidak ringkas, tidak mencerminkan



1



26



hipotesis



Pembahasan



Kesimpulan



Daftar Pustaka



Tidak membuat deskripsi teoretis



0



Lengkap, sesuai tujuan, tepat



5



Tidak lengkap, ada sesuai tujuan, tepat



4



Lengkap, sesuai tujuan, tidak tepat



3



Lengkap, tidak sesuai tujuan, tidak tepat



2



Tidak lengkap, tidak sesuai tujuan, tidak tepat



1



Tidak menyajikan kesimpulan



0



Lengkap, sesuai tujuan, tepat



5



Tidak lengkap, ada sesuai tujuan, tepat



4



Lengkap, sesuai tujuan, tidak tepat



3



Lengkap, tidak sesuai tujuan, tidak tepat



2



Tidak lengkap, tidak sesuai tujuan, tidak tepat



1



Tidak menyajikan kesimpulan



0



Bervariasi, mutakhir, penulisan tepat



5



Bervariasi, mutakhir, penulisan tidak tepat



4



Bervariasi, kurang mutakhir, penulisan tepat



3



Kurang bervariasi, mutakhir, penulisan tepat



2



Kurang bervariasi, kurang mutakhir, penulisan



1



tepat Kurang bervariasi, kurang mutakhir, penulisan



0



tidak tepat



6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif Pengolahan data dengan teknik analisis deskriptif betujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar biologi siswa sesudah penerapan pembelajaran metode inkuiri dengan menggunakan media gambar. Analisis data pencapaian hasil belajar biologi siswa dilakukan dengan melihat a) daya serap, b) ketuntasan individu siswa , dan c) ketuntasan klasikal. Analisis daya serap siswa, ketuntasan



27



individu siswa dan ketuntasan klasikal didasarkan pada pencapaian hasil belajar siswa melalui dua kelompok penilaian, yaitu penilaian pencapaian hasil belajar kinerja ilmiah (KI).



6.2.1 Analisis Daya Serap Untuk mengetahui daya serap siswa dari hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 2. Interval dan Kategori Daya Serap Siswa % Interval Kategori 86 – 100 Amat Baik 76 – 85 Baik 65– 75 Cukup 51 – 64 Kurang ≤ 50 Kurang Sekali Sumber: KKM Sekolah SMPN 26 Pekanbaru Daya serap = Jumlah skor yang diperoleh siswa Jumlah skor maksimum



X 100



6.2.2 Analisis Ketuntasan Individu Seseoarang siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai daya serap terhadap pemahaman materi yang di pelajari berdasarkan



tolak ukur



Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Kelas VIII 1 di SMPN 26 Pekanbaru adalah ditetapakan nilai ≥ 65 6.2.3 Analisis Ketuntasan Klasikal Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas (2008), suatu kelas dinyatakan tuntas apabila sekurang-kurangnay 85% dari jumlah siswa telah tuntas belajar. Ketuntasan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: KK (%) 



JST  100% JS



28



Keterangan: KK : Presentase ketuntasan klasikal JST : Jumlah siswa yang tuntas dalam kelas perlakuan (tolak ukur KKM) JS



: Jumlah seluruh siswa dalam kelas perlakuan (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008)



6.3 Teknik Analisis Data Inferensial Untuk melihat seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran metode inkuiri dengan menggunakan media gambar terhadap peningkatan hasil belajar maka dilakukan teknik analisis data secara inferensial dengan menggunakan uji-Z atau Uji Tanda. Data yang diuji adalah data hasil belajar biologi siswa sebelum PTK dan sesudah PTK siklus 1 dan siklus 2 dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Rumusan Hipotesis Statiskal antara sebelum perlakuan dengan perlakuan Siklus 1 (1) H0 : p (XB  XA) = p (XB  XA) Peluang meningkatnya hasil belajar biologi siswa sama dengan peluang menurunnya hasil belajar biologi siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media gambar pada siklus 1 (2) H1: p (XB  XA) ≤p (XB  XA)



Peluang meningkatnya hasil belajar biologi siswa setelah pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan media gambar pada siklus 1 lebih besar dari peluang menurunnya Untuk menjawab atau membuktikan rumusan hipotesis di atas, maka



rumusan Uji Statistiknya adalah sebagai berikut:



Z



( X  0,5)  12N  1



2



N



(Siegel dalam Elfis, 2010)



29



Keterangan: X



: jumlah tanda (+)



N



: jumlah tanda (+) dan ( - )



( X + 0,5)



: digunakan jika X  ½ N



( X – 0,5 )



: digunakan jika X  ½ N



XA



: skor hasil belajar siswa sebelum tindakan



XB



: skor hasil belajar siswa sesudah tindakan (Siklus 1)



Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : Tolak H0 jika p   = 0,05 Terima H1 jika p ≤  = 0,05 Untuk harga p diperoleh dari tabel distribusi normal 1) Rumusan Hipotesis Statistikal antara perlakuan Siklus 1 dengan perlakuan Siklus 2 (1) H0 : p (XB  XA) = p (XB  XA) Peluang meningkatnya hasil belajar biologi siswa pada siklus 2 sama dengan peluang menurunya hasil belajar biologi siswa setelah penerapan pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media gambar pada siklus 1 (2) H1: p (XB  XA) ≤p (XB  XA)



Peluang meningkatnya hasil belajar biologi siswa pada siklus 2 setelah penerapan pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media gambar lebih besar dari pada peluang menurunya pada siklus 1



2) Rumusan Uji Statistik



 ( X  0,5)  1  2N Z 1



2



N (Siegel dalam Elfis, 2010)



30



Keterangan: X



: jumlah tanda (+)



N



: jumlah tanda (+) dan ( - )



( X + 0,5)



: digunakan jika X  ½ N



( X – 0,5 )



: digunakan jika X  ½ N9



XA



: skor hasil belajar siswa sebelum tindakan



XB



: skor hasil belajar siswa sesudah tindakan



Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : Tolak H0 jika p   = 0,05 Terima H1 jika p ≤  = 0,05



Harga p yang diperoleh dari tabel distribusi normal



F. Daftar Pustaka Amnah, Sri.2010. Pembelajaran Kooperatif Dan Metakognitif Untuk Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Materi Seminar Nasional Pendidikan Biologi.Pekanbaru: FKIP UIR Anwar, Abu. 2007. Media Pembelajaran. Pekanbaru: Suska Press Arikunto,S. 2007. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas.2008.Penilaian Hasil Belajar.Jakarta: Direktorat Jendaral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Elfis. 2010. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. Available at:http://elfisuir.blogspot.com/2010/01/pendekatankontektual-dalam.html (Diakses : 16 November 2010). Elfis.2010. Disain PTK. Available at: http: //elfisuir/ .blogspot .com/2010/05/disain - ptk .html. Sabtu, 08 Mei 2010. (Diakses: 17 November 2010) Hamalik. Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Bandung Isjoni.2010.Cooperative learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.Bandung: Alfabeta Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT Raja Grafindo : Persada Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang disempurnakan. Remaja rosdakarya. Bandung.



31



Sadiman, SA, R. Raharjo, A. Haryono, dan Rahardjito.2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Saduloh, Uyoh.2003. Pengantar Filsafat Pendidikan.Bandung:Alfabeta Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Kencana : Jakarta. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Sa’ud, US.2009. Inovasi Pendidikan.Bandung: Alfabeta Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta: PT Rineka Cipta Slavin, R.E.2010. Cooperative Learning.Bandung: Nusa Media Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosadakarya : Bandung. Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algosindo : Bandung. Sutikno, S.2007. Rahasia Sukses Belajar dan Mendidik Anak.Mataram: NTP Press Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progesif. Kencana : Jakarta. Wena, Made.2009.Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi Aksara Yamin, M. Dan Bansu I.A.2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa.Jakarta: Gaung Persada Press Zubaidah, Siti.2010.Pembelajaran Kolaboratif dan Group Investegation Materi Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UIR.Malang: Universitas Malang