Prosedur Menyetel Katup [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pertemuan ke 5



Prosedur Menyetel Katup Hal 1



VALVE TIMING DIAGRAM Valve timing diagram adalah diagram waktu kerja katup Valve timing diagram dipengaruhi oleh bentuk cam dan celah katup. Valve overlap adalah saat dimana katup hisap (intake valve) dan katup buang (exhaust valve) samasama membuka. Valve overlap berfungsi sebagai langkah pembilasan (campuran udara bahan bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran). Valve overlap terjadi saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap. Overlap yang besar menghasilkan kemampuan kecepatan tinggi yang lebih baik, tetapi idling menjadi kurang stabil.



Lamanya katup hisap (intake valve) membuka = 6° + 180° + 40° = 226° Lamanya katup buang (exhaust valve) membuka = 31° + 180° + 9° = 220° Lamanya valve overlap = 6° + 9° = 15°



Keterangan : a. Saat Langkah Hisap (Intake Stroke) Katup Hisap membuka 6 O sebelum torak/piston mencapai Titik Mati Atas (Top Dead Centre/TDC) sampai setelah torak melewati titik mati bawah (Bottom Dead Centre/BDC) 40O b. Saat Langkah Buang (Exhause Stroke) Katup Buang Membuka 31 O sebelum torak/piston memcapai Titik Mati Bawah (Bottom Dead Centre/BDC) sampai setelah torak melewati Titik Mati Atas (Top Dead Centre/TDC) 9O



Prosedur Menyetel Katup Hal 2



Pertemuan ke 5



CELAH KATUP Celah katup adalah celah yang terdapat pada mekanisme katup (dari camshaft sampai katup) Apabila tidak terdapat celah katup akan menyebabkan katup tidak menutup rapat saat mesin panas, karena pada komponenkomponen



mekanisme



katup



terjadi



pemuaian



Pada mekanisme katup DOHC (Double Over Head Camshaft) katup distel dengan menggunakan adjusting shim (shim penyetel) pada saat mesin dingin. Celah katup terjadi pada saat posisi katup tidak sedang bekerja (menutup) Perhatikan diagram Firing Order ( Diagram FO ) dengan urutan pengapian 1 3 4 2. Berikut . Pengapian pada motor bensin 4 silinder dengan urutan 1342, terjadi 4 kali pengapian pada setiap 2 kali putaran engkol (atau 2 x 360 O= 720O p.e). Pada 2 kali putaran engkol pula terjadi 4 langkah ( 4 stroke ), sehingga : a. Pengapian terjadi pada setiap 720O : 4 = 180O p.e b. Langkah pada proses terjadi setiap 720O : 4 = 180O p.e



Prosedur Menyetel Katup Hal 3



Pertemuan ke 5



Maka diperoleh diagram sbb : Sudut p e 0O Silinder/Torak 1 Usaha 2 Buang 3 Kompresi 4 Hisap



180O Buang Hisap Usaha Kompresi



360O Hisap Kompresi Buang Usaha



540O 720O Kompresi Usaha Hisap Buang



Keterangan Langkah Usaha Langkah Buang Langkah Hisap Langkah Kompresi Pembacaan :  Pada silinder 1 pengapian terjadi pada akhir langkah kompresi posisi torak berada di 0O TMA selanjutnya langkah usaha sampai torak bergerak 180O  Setelah bergerak 180O silinder 3 terjadi pengapian dan awal langkah usaha, bersamaan dengan torak silinder 1 ahir langkah usaha awal langkah Buang  180O berikutnya atau pada sudut poros engkol 360 O pada silinder 4 akhir langkah kompresi pengapian pd silinder 1 terjadi torak ahir langkah Buang dan awal Langkah Hisap, dan torak silinder 3 ahir langkah usaha awal langkah Buang  180O berikutnya atau pada sudut poros engkol 540 O pada silinder 2 akhir langkah kompresi pengapian pd silinder 1 terjadi torak ahir Langkah Hisap dan awal Langkah Kompresi, dan torak silinder 3 ahir langkah Buang awal Langkah Hisap dan pada silinder 4 akhir langkah usaha awal langkah Buang  180O berikutnya atau pada sudut poros engkol 720 O pada silinder 1 terjadi ahir Langkah Kompresi pengapian pd silinder 3 terjadi torak ahir Langkah Hisap awal Langkah Kompresi dan torak silinder 4 ahir langkah Buang awal Langkah Hisap dan torak silinder 2 ahir langkah usaha awal langkah Buang Dengan gambaran diatas, bisa di analisa, jika torak pada silinder 1 sedang posisi diatas atau 0O TMA dengan langkah akhir kompresi dan awal usaha, maka : Silinder 2 ada pada langkah akhir usaha dan awal buang, Silinder 3 ada pada langkah akhir Hisap dan awal kompresi Silinder 4 ada pada langkah akhir buang dan awal hisap Sehingga pada Silinder 1 Katup Hisap dan katup buang tidak ada yang bekerja Pada Silinder 2 Katup Hisap tidak Bekerja sedang Katup buang mau bekerja



Prosedur Menyetel Katup Hal 4



Pertemuan ke 5



Pada Silinder 3 Katup Hisap masih Bekerja sedang Katup buang tidak bekerja Pada Silinder 4 Katup Hisap mau Bekerja dan Katup buang masih bekerja Dengan gambaran diatas, bisa di analisa, jika torak pada silinder 1 sedang posisi diatas atau 0O TMA dengan langkah akhir buang dan awal hisap, maka : Silinder 2 ada pada langkah akhir Hisap dan awal kompresi, Silinder 3 ada pada langkah akhir Usaha dan awal buang Silinder 4 ada pada langkah akhir Kompresi dan awal usaha Sehingga pada Silinder 1 Katup Hisap mau bekerja dan katup buang masih bekerja Pada Silinder 2 Katup Hisap masih Bekerja sedang Katup buang tidak bekerja Pada Silinder 3 Katup Hisap tidak Bekerja sedang Katup buang mau bekerja Pada Silinder 4 Katup Hisap tidak Bekerja dan Katup buang tidak bekerja Prosedur Menyetel Katup 4 Silinder  Lepaskan tutup kepala silinder (menggunakan kunci 12 mm)  Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA pada 0 O. Tanda TMA terletak pada puli motor ( gambar ) atau pada roda gaya. (menggunakan Kunci Ring 19 mm)



Tanda TMA pada puli motor



.  Tentukan apakah silinder pertama atau terakhir yang berada pada posisi saat akhir langkah kompresi. Jika yang sedang berada pada akhir langkah kompresi silinder pertama disebut Top I, Jika yang sedang berada pada akhir langkah kompresi silinder ke 4 disebut Top 4 Pada saat akhir langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah karena katup tidak bekerja.  Stel Katup-katup yang tidak sedang bekerja pada posisi top I 



Fuler harus dapat didorong / tarik







Fuler yang berombak harus diganti baru.



Prosedur Menyetel Katup Hal 5



Pertemuan ke 5



Katup Katup yang bisa distel pada posisi Top I adalah : Pada Silinder 1 : Katup Hisap dan Katup Buang Pada Silinder 2 : Katup Hisap Pada Silinder 3 : Katup Buang  Kemudian posisikan pada Top IV dengan cara meputarkan roda gaya ( Pulli ) satu putaran ke arah kanan Katup Katup yang bisa distel pada posisi Top IV adalah : Pada Silinder 4 : Katup Hisap dan Katup Buang Pada Silinder 3 : Katup Hisap Pada Silinder 2 : Katup Buang 



Yang perlu diperhatikan saat pengencangan mur penyetel kerenggangan katup, gunakan obeg tepat



dan



kunci



ring



yang



rata



yang



dengan



pengencangan yang tidak terlalu keras 



Pasang kembali tutup kepala silinder



Hidupkan mesin, kemudian perhatikan barang kali terdapat kebocoran pada paking atau pada ventilater karter Jika katup terlalu renggang suara mesin kedengaran berisik, sedang jika terlalu rapat mesin akan bdergetar saat putaran idle atau langsam.