Prosedur Tetap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR TETAP



RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN, 2011



SATU HARI KEPERAWATAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



Unit Terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Waktu yang dibutuhkan oleh pasien dan ditentukan oleh manajemen Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1. Meningkatkan kwalitas pelayanan kepada pasien 2. Menghindari terjadi komplain dan pasien dan keluarga. 3. Pasien dan keluarga dapat memaklumi tentang Hari Perawatan. Setiap pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut / Rawat inap. A. Pasien Rawat Inap di RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN dikatakan satu hari bila : 1. Bagi pasien berada di ruang perawatan selama 24 jam. 2. Bagi pasien karena permintaan sendiri pulang (pulang paksa), dirujuk, dan meninggal ≥ 3 jam diruang perawatan. 3. Bagi pasien karena permintaan sendiri pulang (pulang paksa), dirujuk, dan meninggal yang masuk ruang perawatan ≤3 jam hanya membayar biaya tindakan saja. 4. Toleransi waktu yang diberikan 3 jam, setelah pasien diperbolehkan pulang, untuk sementara tinggal diruang perawatan. B. Tugas Perawat adalah: 1. Mencatat hari, jam, tanggal, masuk dan keluarnya/ pulangnya pasien dan rawat inap dengan baik dan benar. 2. Perawat menghitung hari perawatan berdasarkan hari, jam dan tanggal masuk dan keluarnya / pulangnya pasien. Semua ruang Rawat Inap



PENGISIAN REGISTER RAWAT INAP



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara yang digunakan untuk melengkapi pencatatan pasien pada buku besar register rawat inap



Tujuan



1. Pencatan lengkap dan benar 2. Memudahkan untuk merekap data sesuai kebutuhan



Kebijakan



1. Buku register diisi lengkap dan benar selambat-lambatnya 1 x 24 jam 2. Buku register tersebut tetap disimpan diinstalasi tersebut dalam kurun 5 tahun terakhir



Persiapan



1. Mencatat hari, jam, tanggal, masuk dan keluarnya / pulangnya pasien dan rawat inap dengan baik dan benar. 2. Perawat menghitung hari perawatan bendasarkan hari, jam dan tanggal masuk dan keluarnya / pulangnya pasien.



Persiapan



Buku register rawat inap



Prosedur kerja



1. Kolom tanggal dan bulan Diisi tanggal dan bulan pasien datang berkunjung 2. Unit Tulis nomor urut penulisan 3. Dokumen medik Tulis Nomor CM 6 angka terakhir 4. Nama Tulis nama pasien sesuai lyst 5. Alamat Tulis alamat lengkap pasien sesuai lyst 6. Agama Tulis agama pasien sesuai lyst 7. Umur pasien Diisi umur di kolom laki-laki bila pasien laki-laki dan umur di kolom perempuan bila pasien perempuan sesuai lyst dan dikonfirmasi dengan kenyataan



PENGISIAN REGISTER RAWAT INAP



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



8. Tempat pasien dirawat 9. Diagnosis Kerja Ditulis lengkap diagnosis kerja terakhir pasien mrs



Unit Terkait



Semua ruang Rawat Inap



PENATALAKSANAAN PASIEN TANPA IDENTITAS No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur Kerja



Unit Terkait



Halaman



00



1/1



-



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Pasien yang datang ke UGD dalam keadaan kesadaran menurun atau tidak sadar tanpa identitas yang jelas 1. Memberikan bantuan hidup dasar 2. Menyelamatkan barang-barang pasien yang dibawa 3. Memudahkan administrasi rumah sakit Pasien diperlakukan sebagai pasien tidak mampu / terlantar 1. Alat-alat melakukan BHD 2. Buku catatan barang-barang pasien / serah terima 3. Buku catatan tentang barang, obat yang diperlukan 4. Fomulir bon obat 1. Lakukan semua prosedur sesuai dengan tingkat kegawatan pasien 2. Catat semua barang-barang pasien secara cermat dengan minimal 1 orang saksi 3. Bila ada yang mengantar, tanyakan hubungannya dengan pasien lain 4. Menyerahkan barang-barang pasien kepada pihak ke-3 harus dilengkapi tanda tangan dan nama terang kedua belah pihak 5. Kebutuhan obat disesuaikan dengan kebutuhan obat ruangan. 6. Bila memungkinkan hubungi keluarga untuk informasi dan tindakan selanjutnya 7. Bila pasti tidak ada keluarga kirim ke RSUP UGD



MENYIAPKAN PASIEN KONSUL



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Prosedur Kerja



Unit Terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan kebagian lain yang diperlukan oleh dokter yang merawat / menanganinya, baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan 1. Efektifitas pelayanan pasien yang melakukan konsul 2. Untuk mendapatkan gambaran dalam menentukan diagnosa, perawatan tindakan dan terapi atau asuhan keperawatan 1. Ada permintaan tertulis konsul dan dokter yang merawat / menagani pasien 2. Semua pasien rawat inap diberlakukan konsul, kecuali bila diperlukan alat-alat tertentu yang tidak memungkinkan dibawa keruangan rawat inap dan bila pasien memungkinkan untuk di antar ke Poli 3. Konsul rawat jalan dilakukan setiap hari pada jam kerja, sesuai jadwal dokter di Poli 4. Konsul rawat inap dan konsul emergency dilakukan dengan menghubungi via telepon, dokter konsultan yang bersangkutan setiap saat 5. Jawaban konsul sudah ada pada hari yang sama 1. Perawat / bidan meneliti kelengkapan status dan surat konsul 2. Perawat / bidan menjelaskan pada pasien / keluarga tujuan konsul 3. Perawat / bidan menghubungi dokter konsultan. Untuk pasien rawat jalan bila diperlukan pasien diantar ketempat konsul 4. Perawat / bidan mendampingi pasien saat konsultasi berlangsung 5. Perawat / bidan membaca dan melaporkan hasil konsultasi kepada dokter yang merawat Semua SMF di RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Semua ruang rawat Inap dan rawat Jalan



MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



½



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG pasien yang memerlukan pemeriksaan



Pengertian



Menyiapkan laboratorium



Tujuan



1. Agar diagnosa penyakit dapat di tegakan dengan tepat dan cepat 2. Untuk mengevaluasi perkembangan kesehatan pasien



Kebijakan



1. Ada fomulir permintaan jenis pemeriksaan oleh dokter yang merawat 2. Ada informasi jelas kepada pasien tentang pengambilan sampling dan biaya pemeriksaan 3. Sampling diambil oleh petugas laboratorium 4. Hasil pemeriksaan selesai diinformasikan keruangan oleh petugas Lab. untuk diambil 5. Pemeriksaan yang perlu dirujuk keluar rumah sakit harus melalui lab RS 6. Tempat atau wadah untuk bahan pemeriksaan Lab. Disiapkan oleh masing-masing ruangan yang meminta di instilasi lab



Persiapan



1. Fomulir Lab yang sudah diisi dan ditanda tangani oleh dokter yang merawat 2. Wadah untuk faces, urine atau sputum 3. Pasien sudah mendapat informasi tentang jadwal pengambilan, biaya dan prosedur pemeriksaan



Prosedur kerja



1. Perawat / bidan menyerahkan formulir kepada petugas sampling laboratonium 2. Menginformasikan kembali kepada rencana pengambilan bahan Lab.



3.



Perawat / bidan menyiapkan pasien untuk pengambilan bahan pemeriksaan lab.



MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Prosedur kerja



4. Petugas sampling mengambil bahan Lab dan melakukan labeling pada setiap bahan pemeriksaan 5. Petugas laboratorium mengirim hasil pemeriksaan lab ke masing-masing ruang rawat inap 6. Perawat / bidan menerima dan melaporkan hasil pemeriksaan lab kepada dokter yang merawat dan melampirkan hasil pada status pasien



Unit Terkait



Instalasi laboratorium



MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN REHABILITASI MEDIS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu kegiatan menyiapkan pasien untuk mendapatkan tindakan pemulihan kesehatan fisik dan mental



Tujuan



1. Memulihkan fungsi tubuh dan mental pasien 2. Meminimalkan kecacatan fisik dan mental akibat suatu penyakit 3. Memperpendek hari rawat



Kebijakan



1. Ada surat permintaan konsul dari dokter yang merawat ditujukan kepada dokter rehabilitasi medis 2. Ada tenaga rehabilitasi medis yang bertanggung jawab terhadap pemulihan pasien 3. Permintaan alat-alat ortotik dan prostetik harus melalui instalasi rehabilitasi medis 4. Tindakan rehabilitasi medis bagi pasien yang dilakukan diruang rawat inap dan atau diruang instalasi rehabilitasi medis



Persiapan



1. Surat konsul yang sudah diisi dan ditanda tangani dokter 2. Alat-alat bantu sesuai dengan kebutuhan



Prosedur kerja



1. Perawat / bidan menjelaskan tentang program yang akan dilakukan 2. Perawat / bidan menyiapkan surat konsul 3. Perawat / bidan menghubungi dokter rehabilitasi medik 4. Dokter rehablitasi medis memeriksa dan menjawab konsul serta menulis instruksi tindakan rehabilitasi medis yang diperlukan pasien 5. Petugas rehabilitasi medis melaksanakan instruksi yang diberikan dokter rehabilitasi medis



MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN REHABILITASI MEDIS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



6. Perawat / bidan melaporkan hasil konsul kepada dokter yang merawat 7. Perawat / bidan menyiapkan pasien untuk dilakukan tindakan rehabilitasi medis baik diruangan 8. Perawat / bidan dan petugas rehabilitasi medis memotivasi dan memantau pasien / keluarga untuk : melakukan program-program latihan mandiri yang dianjurkan 9. Petugas rehabilitasi medis membimbing pasien melakukan mobilisasi medis sesuai dengan program rehabilitasi medis 10. Perawat / bidan menjelaskan tentang hasil konsul untuk perawatan selanjutnya kepada pasien 11. Petugas rehabilitasi medis menulis tindakan yang dilakukan dalam lyst pasien



Unit Terkait



SMF dan Instalasi rehabilitasi medis



TIMBANG TERIMA SHIFT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Kegiatan serah terima pasien dan sarana kesehatan secara tertulis dan lisan meliputi kondisi pasien dan alat, tindakan yang sudah dilakukan dan belum dilakukan serta perhatian khusus kepada masing-masing yang dilakukan setiap pergantian shift



Tujuan



1. Agar perawat mengetahui kondisi pasien dan alat secara komprehensif 2. Menjalin kerjasama, komunikasi dan koordinasi setiap jaga 3. Agar pasien mendapat perawatan yang berkelanjutan sesuai program therapy 4. Perawat mengetahui tentang kondisi kesiapan alat



Kebijakan



1. Shift perawat terdiri atas 3 (tiga) shift (pagi,sore, malam) 2. Operan dilâkukan setiap pergantian shift oleh semua perawat jaga 3. Operan dilakukan secara 2 tahap, dikantor dan di ruang perawatan 4. Tidak diperkenankan membicarakan masalah pasien di depan pasien itu sendiri kecuali untuk klarifikasi



Persiapan Prosedur kerja



Catatan Medik ( CM) Tindakan Keperawatan Operasi dari shift malam ke shitf pagi di kantor Operan dibuka oleh kepala ruangan wakil kepala ruangan. Untuk operan dan malam ke pagi dihadiri seluruh petugas jaga pagi Hal yang dioperkan meliputi kondisi pasien, masalah, tindakan yang sudah dilakukan, dan perlu diingat ketertiban dan kebersihan ruangan secara umum Dilakukan klarifikasi permasalahan baik pasien ataupun ruangan secara umum



TIMBANG TERIMA SHIFT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



Operan dan shift pagi ke shift sore di kantor Dibuka oleh kepala ruangan atau wakil kepala ruangan perawat primer dan diikuti oleh perawat jaga Perawat Primer melaporkan kondisi perkembangan pasien, masalah yang telah teratasi, masalah yang belum teratasi, maupun masalah baru yang timbul kepenanggung jawab shift Operan dan shift sore ke shift malam dikantor Dibuka oleh perawat penanggung jawab ruangan Perawat penanggung jawab ruangan mengoperkan kondisi perkembangan pasien dalam 24 jam sesuai rencana perawatan yang dibuat oleh perawat primer (PP) dan masalah baru yang timbul Operan ke ruang rawat waktu pagi, sore, dan malam Dimulai dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan memperkenalkan penanggung jawab pasien Operan diruang hanya untuk klarifikasi operan yang sudah dilakukan dikantor Bila ada masalah baik ketidak cocokan antara operan dan kenyataan, kesalahan penulisan CM, akan diklarifikasi bersama-sama CM tindakan keperawatan (CM ) ditandatangani oleh yang mengoperasikan dan yang menerima operan



Unit Terkait



Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan



INFORMED CONSENT No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Persetujuan tindakan medik atau Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien / keluarganya atas dasar penjelasan tindakan medik yang dilakuan terhadap pasien.



Tujuan



1. Terselenggaranya pelayanan tindakan medis secara aman 2. Pasien dapat mengetahui, memahami tindakan dengan haknya tanpa ada intervensi dari manapun.



Kebijakan



Tindakan medis harus menggunakan informed consent sesuai dengan Protap



Prosedur kerja



1. Dokter menjelaskan selengkap lengkapnya tentang rencana tindakan medis, manfaat serta resiko yang dapat timbul dan tindakan medis tersebut 2. Memberikan hak bertanya kepada pasien atau keluarga 3. Menyetujui tindakan medis dengan menandatangani blangko persetujuan tindakan medis



Unit Terkait



Kepala instalasi, Dokter, Perawat



MASUK KAMAR OPERASI/PEMBEDAHAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Masuk ke ruang pembedahan adalah masuk ke ruangan tempat pembedahan dilakukan



Tujuan



Agar petugas mengetahui cara-cara masuk ke ruang pembedahan dengan sopan, tertib dan disiplin



Kebijakan Prosedur kerja



Disiplin masuk kamar operasi 1. Semua petugas harus sehat, bebas dan infeksi penyakit menular 2. Mengganti pakaian dari luar dengan pakaian khusus kamar operasi di ruang ganti pakaian. 3. Memakai tutup kepala, masker, alas kaki khusus kamar operasi, secara baik dan benar. 4. Menjaga ketertiban lingkungan kamar operasi 5. Tidak diperkenankan keluar dari lingkungan kamar operasi saat memakai atribut kamar operasi 6. Bila dengan alasan tertentu keluar dengan memakai atribut kamar operasi, maka saat masuk kembali ke kamar operasi lagi harus ganti atribut kamar operasi.



Unit Terkait



Semua petugas yang masuk lingkungan kamar operasi



PERMINTAAN OKSIGEN (O2) KE URJANGMED



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Permintaan O2 di ruang perawatan ke urusan pelayanan medis



Tujuan



1. Tersedianya 02 siap pakai di ruang perawatan 2. Efektifitas pengadaan dan penyediaannya



Kebijakan



1. Tersedianya buku permintaan O2 yang ditanda tangani oleh kepala ruangan ke Urjangmed 2. Ada petugas yang melayani kebutuhan O2 dalam 24 jam (piket RS)



Persiapan Prosedur kerja



Buku permintaan O2 1. Perawat / bidan mengecek tabung O2 yang habis 2. Perawat / bidan membuat buku permintaan 3. Perawat / bidan menghubungi petugas O2 4. Petugas O2 mengganti tabung O2. Isi dengan tabung kosong 5. Menandatangani serah terima O2



Unit terkait



Ka urusan pelayanan medis



PENANGANAN SAMPAH DI UNIT-UNIT PELAYANAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Cara membuang sampah, baik sampah medis maupun umum dan unit-unit pelayanan ke TPA / Incenerator



Tujuan



1. 2. 3. 1.



Kebijakan



Menjaga kebersihan Mencegah infeksi Menghindari kecelakaan Ada pemilihan tempat sampah yaitu sampah medis dan non medis 2. Ada tempat sampah khusus untuk tempat sampah medis tajam 3. Ada tenaga khusus (CS) yang menangani sampah 4. Sampah umum dibuang ke TPA, sampah medis dibuang ke incenerator



Persiapan



1. Tas plastik dua warna  Merah untuk sampah medis  Hitam untuk sampah umum 2. Ember tempat sampah 3. Tempat sampah medis tajam



Prosedur kerja



1. Menyiapkan tempat sampah yaitu ember berisi tas plastik warna hitam / merah 2. Petugas ruangan mengumpulkan sampah masing- masing dalam tas plastic tertutup 3. CS mengirim sampah medis ke tempat incenerator dan sampah umum di kirim ke TPA oleh petugas sampah umum CS



Unit terkait



MERINCI PEMBAYARAN PASIEN RAWAT INAP KELUAR RUMAH SAKIT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Menyiapkan rekapitulasi pembayaran pasien keluar RS, baik sudah diijinkan pulang, pulang atas kemauan sendiri, dan karena meninggal 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pasien keluar RS 2. Memudahan administrasi pembayaran pasien keluar RS 1. Ada bukti tertulis pasien boleh pulang, pulang atas kemauan sendiri, maupun meninggal 2. Ada rincian pembayaran dan petugas billing / petugas ruangan 3. Klarifikasi input tindakan medis maupun pengunaan alat obat di unit terkait, dilakukan oleh petugas loket keuangan lewat telepon langsung kebagian yang diinginkan 4. Persiapan kelengkapan administrasi pembayaran dilakukan oleh petugas billing ruangan 1. Perawat / bidan menginformasikan kepada pasien keluarganya / bahwa sudah diijinkan pulang oleh dokter setelah ada bukti tertulis dan memberikan penjelasan tentang prosedur pembayaran pasien pulang / meninggal 2. Perawat / bidan diruangan melakukan verifikasi data-data kegiatan pelayanan maupun penggunaan obat / alat oleh pasien sebelum menyerahkan data rincian pembayaran pada keluarga pasien 3. Perawat/bidan menyerahkan data rincian pembayaran serta kelengkapan formulir / kartu yang diperlukan untuk penyelesaian administrasi pembayaran ke kasir rawat inap Perawat / bidan menjelaskan kepada keluarga pasien yang pulang/ meninggal untuk menyelesaian administrasi keuangan diloket pembayaran /kekasir terlebih dahulu sebelum pulang 4. Perawat / bidan diruangan menerima bukti pelunasan setelah pasien / keluarganya menyelesaikan administrasi pembayaran Divisi Keuangan dan Divisi Administrasi



KETERTIBAN PENUNGGU DAN PENGUNJUNG PASIEN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur Terkait



Unit Terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memelihara ketertiban penunggu pasien diruang perawatan dan ketertiban pengunjung di RS Udayana 1. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien dan petugas 2. Menjaga kelancaran pemberian pelayanan perawatan pasien 3. Menjaga kebersihan dan ketertiban RS 4. Mencegah infeksi Nosokomial 1. Ada aturan tertulis tentang penunggu dan pengunjung 2. Adanya sistem pengamanan terpadu antara petugas perawatan dan piket RS 3. Petugas piket wajib memberi bantuan kepada petugas ruangan untuk menertibkan penunggu dan pengunjung pasien 4. Ada sistem informasi / pemberitahuan melalui medis elektronik ( Speaker ) keseluruh ruangan rawat inap 5. Pengunjung ada jadwal dimasing-masing ruangan 6. Petugas piket menutup pintu masuk pengunjung setelah jam besuk selesai, malam hari pada pukul 22.00 wita 1. Tata tertib penunggu dan pengunjung 2. Rambu-rambu tertulis 1. Memberi orientasi pada pasien baru / keluarga pasien tentang aturan dan tata tertib ruangan 2. Melakukan koordinasi dengan piket jika pengunjung masih banyak di luar ruang perawat setelah jam berkunjung habis 3. Petugas ruangan pada saat-saat tertentu berkoordinasi dengan piket dan supervisi keperawatan Petugas piket dan supervisi



PENGIRIMAN JENAZAH KE INSTALASI RUMAH DUKA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Mengirim pasien yang telah meninggal dan ruang perawat ke instalasi rumah duka



Tujuan



Jenazah mendapatkan penanganan selanjutnya



Kebijakan



1. Ada surat kematian yang ditandatangani oleh dokter yang menyatakan pasien telah meninggal 2. Ada kartu identitas jenazah 3. Ada buku ekspedisi pengiriman jenazah 4. Pengiriman jenazah ke IRJ dilakukan 2 jam setelah pasien dinyatakan meninggal 5. Jenazah dirawat oleh perawat / bidan sebelum dikirim ke kamar jenazah 6. Jenazah keluar rumah sakit melalui IPJ



Persiapan



1. Kartu Identitas 2. Kereta mayat 3. Buku expedisi pengiriman jenazah



Prosedur Terkait



1. Perawat atau bidan melakukan perawatan jenazah setelah pasien dinyatakan meninggal oleh dokter 2. Perawat / bidan mengisi kartu identitas jenazah rangkap 2, 1 untuk diikatkan di kaki jenazah yang 1 lagi untuk kamar jenazah 3. Perawat / bidan menginformasikan kepada petugas kamar jenazah bahwa ada jenazah yang akan di kirim 4. Petugas kamar jenazah menjemput untuk dikirim ke kamar jenazah



Unit Terkait



Rumah duka



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PASIEN PULANG No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit



Ditetapkan Direktur



PROSEDUR TETAP



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Pengertian



Adalah suatu proses pasien Meninggalkan RS karena sudah sembuh



Tujuan



Agar semua pasien pulang mendapat penanganan yang baik



Kebijakan



Pasien diizinkan pulang oleh dokter



Prosedur Terkait



1. Meneliti pernyataan tertulis dari dokter pasien boleh pulang serta program- program lanjutan untuk dirumah 2. Menginformasikan pasien dan keluarganya bahwa pasien boleh pulang 3. Menyiapkan obat-obat yang diperlukan dan meretur obat sisa atau yang tidak dipakai 4. Merinci pembayaran pasien 5. Menginformasikan keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke loket pembayaran 6. Menerima bukti tanda lunas dari keluarga 7. Memberi surat kontrol dan menjelasan waktu, cara / persiapan kontrol , tempatnya dan surat keterangan istirahat bila diperlukan. 8. Mengingatkan pasien keluarga tentang hal-hal yang harus dilakukan di rumah 9. Mengantar pasien pulang sampai pintu lobi



Unit Terkait



Semua unit keperawatan



MEMANDIKAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan badan pasien mulai dari kepala sampai dengan kaki untuk memberikan rasa nyaman 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan 2. Memberikan rasa nyaman 3. Merangsang peredaran darah 4. Sebagai pengobatan 5. Mencegah infeksi 6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan Pasien harus dijaga kebersihan individunya         1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



1 setel pakaian bersih Waskom + air bersih 2 buah Waslap 2 buah Sabun mandi Minyak kayu putih Selimut mandi/sampiran Talk 2 handuk (1 handuk kecil dan 1 handuk besar)



Memberitahu pasien dan keluarga Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien Perawat mencuci tangan Memasang Sampiran, pintu, jendela, atau korden di tutup Memasang selimut disisi kanan pasien Pakaian atas dibuka Membersihkan Muka  Handuk dibentangkan diatas kepala  Muka, telinga, leher dibersihkan 8. Membersihkan tangan  Selimut mandi diturunkan  Handuk dibentangkan dibawah lengan yang terjauh  Lengan dibersihkan dan dikeringkan  Handuk dipindahkan dan dibentangkan di lengan terdekat



MEMANDIKAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG 9.Lengan dibersihkan lalu dikeringkan, mencuci dada dan perut  Pakaian bawah di buka  Selimut mandi diturunkan sampai dibawah perut  Kedua lengan pasien dikeataskan  Handuk dibentangkan disisi pasien  Ketiak dada dan perut dibersihkan lalu dikeringkan  Bagian atas ditutup / selimut mandi 10. Mencuci Punggung  Pasien dimiringkan kekanan /kekiri  Handuk dibentangkan dibawah punggung bokong  Punggung sampai bokong dibersihkan, keringkan  Punggung digosok dengan minyak kayu putih, talk  Pakaian bagian atas di pasangkan 11. Mencuci kaki  Handuk di bentangkan dibawah kaki dan selimut mandi yang menutup dibuka  Kaki dibersihkan dan di keringkan 12. Mencuci lipat paha dan genitalia  Handuk dibentangkan dibawah bokong, pakaian bawah dibuka  Daerah lipatan paha dan genitalia dibersihkan lain dikeringkan  Pakaian bawah / dalam dikenakan  Selimut mandi dan handuk dikenakan 13. Selimut pasien dipasang kembali 14. pasien dan tempat tidur dirapikan 15. Peralatan dan pakaian kotor di kembalikan 16. Perawat cuci tangan 17. Mendokumentasikan pada catatan keperawatan. Semua instalasi rawat inap



MEMOTONGKAN KUKU



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memotong kuku pasien yang panjang pada pasien yang tidak dapat melakukannya Menjaga kebersihan, menjaga penularan dan mencegah timbulnya infeksi 1. Alat Pemotong Kuku 1 buah 2. Handuk 1 buah 3. Bengkok 1 buah 4. 4 Baskom berisi air hangat 1 buah 5. Sabun dalam tempatnya 1 buah 6. Sikat kuku 1 buah 7. Kapas Secukupnya 8. Aceton Bila perlu 9. Minyak Kelapa / baby oil Secukupnya 10. Pengosok Kapalan 1. Informasikan kepada pasien, siapkan pasien, kemudian perawat mencuci tangan. 2. Rendam tangan ( kuku ) pasien pada baskom yang telah berisi air hangat kurang lebih 5 menit 3. Bila kuku sangat kotor, harus disikat dengan sabun dan sikat kuku kemudian bilas hingga bersih dan keringkan dengan handuk 4. Kemudian potong kuku dengan hati-hati dengan beralaskan bengkok agar kuku tidak berserakan (lakukan satu persatu hingga kuku terpotong) 5. Bila ada kapalan pada tangan dan kaki pengosokan 6. Balurkan minyak kelapa / baby oil pada ujung jari pasien dan lakukan massage ringan agar peredaran darah menjadi lancar 7. Bereskan alat, informasikan kepada pasien bahwa kegiatan sudah selesai dilaksanakan 8. Mencuci tangan Semua Instalasi Rawat inap



MENCUCI RAMBUT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Mencuci rambut dan kulit kepala dengan mempergunakan shampoo



Tujuan



1. 2. 3. 4.



Kebijakan



-



Persiapan



Alat-alat: 1. Handuk 2 buah 2. Perlak panjang sebagai alas 3. Baskom berisi air hangat 4. Gayung 5. Shampo dalam tempatnya 6. Sisir 7. Haas dan kapas 8. Ember kosong 9. Bengkok 10. Celemek untuk petugas 11. Sampiran 12. Alat pengering rambut



Prosedur kerja



1. Pasien diberi penjelasan 2. Bilas pasien tidak dapat duduk, posisi tidur diatur dengan kepala di pinggir tempat tidur 3. Ember diletakan di bawah tempat tidur bagian kepala 4. Perlak pengalas dipasang di bawah kepala. Dengan sisi kanan dan kirinya digulung sedikit ke dalam dan ujung berada didalam ember 5. Lubang telinga ditutup dengan kapas dan mata ditutup dengan kain kasa. 6. Dan ditutup dengan handuk sampai leher



Membersihkan kulit kepala dan rambut Menghilangkan bau dan memberi rasa nyaman Merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala Membasmi kutu dan ketombe



MENCUCI RAMBUT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



7. Rambut disisir, kemudian disiram dengan air selanjutnya rambut dicuci dengan sampho, rambut beberapa kali dengan air hangat. 8. Kepala diangkat dan diberi alas handuk, selanjutnya di keringkan 9. Kapas penutup lubang telinga dan Haas penutup mata diangkat dan diletakan dalam bengkok 10. Rambut dikeringkan dengan handuk 11. Rambut disisir rapi, kepala pasien diletakan pada bantal yang telah dialasi handuk kering 12. Posisi pasien diatur kembali 13. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan tempat semula.



Unit terkait



Semua Instalasi Rawat Inap



MENYISIR RAMBUT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengatur rambut agar rapi dengan mempergunakan sisir, dilakukan pada pasien yang tidak dapat menyisir rambut sendiri. 1. Memberikan rasa nyaman dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri dalam diri pasien 2. Memelihara agar rambut tetap rapi 3. Merangsang kulit kepala 4. Mencegah adanya kutu dan kotoran lain 5. Mengetahui apakah ada kelainan pada kulit kepala 1. Sisir, minyak rambut / air 2. Kertas untuk pembungkus rambut rontok 3. Pengalas, handuk 4. Karet gelang, bengkok dengan disetrilkan 5. Pasien diberitahukan 1. Perawat mencuci tangan 2. Mengatur posisi pasien 3. Kain penadah / handuk diletakkan dibawah baju 4. Rambut pasien disisir 5. Bila rambut pasien panjang dan kusut, dibelah dua dan disisir secara bertahap dari ujung rambut 6. Rambut pendek disisir dan pangkal ke ujung 7. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan kertas tissue dan ditaruh dalam bengkok dengan desinfektan 8. Peralatan dan pasien dibereskan 9. Perawat cuci tangan Apotik (bagian farmasi)



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



1/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien 1. Memberikan perasaan nyaman pada pasien 2. Mencegah terjadinya decubitus 3. Memelihara kebersihan dan kerapian Dikerjakan bila alat tenun kotor / basah Setiap 2 x 24 jam Alat-alat: 1. Alat tenun bersih ( sprei, perlak, steek laken, selimut, sarung bantal). 2. Kereta dorong / troley 3. Ember besar tertutup untuk alat tenun kotor 4. Dua buah waskom berisi larutan khlorin 0.5 % dan air bersih 5. Lap basah dan lap kering 1. Pasien keluarga diberi penjelasan 2. Bantal diletakan diatas troly, selimut kotor ditaruh di tempat alat tenun. 3. Pasien dimiringkan pada sisi tempat tidur 4. Lepaskan alat tenun yang kotor dengan menggulung satu persatu sampai bawah punggung pasien, steek laken dengan larutan khlorin 0.5 % kemudian di gulung setengah sejauh mungkin. 5. Sprei yang bersih digulung setengah bagian kemudian gulungannya diletakan dibawah punggung pasien dan yang setengah bagian diratakan serta dipasangkan pada kasur. 6.



Perlak yang gulung diratakan



7. Steek laken digulung sebagian dan diletakan dibawah punggung pasien, yang sebagian lagi diletakkan lagi diatas perlak, lalu dimasukkan kebawah kasur bersama-sama



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit



Ditetapkan Direktur



PROSEDUR TETAP



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



8. Pasien dimiringkan kebagian bersih 9. Lepaskan alat ténun yang kotor lalu ditaruh pada tempat tenun kotor 10. Perlak yang belum dibersihkan separuhnya dibersihkan dengan larutan khlorin 0.5 % dan dikeringkan 11. Sprei yang separuhnya lagi dipasangkan, begitu juga steek laken 12. Sarung bantal yang kotor dilepas, isi bantal diratakan dan bantal diperiksa, kemudian sarung bantal bersih dipasangkan. 13. Bantal disusun 14. Pasien dibaringkan dalam proses yang nyaman 15. Selimut bersih dipasangkan 16. Tempat tidur dilap dengan khlorin 0.5 % (bagian besi besinya) 17. Atur posisi pasien sambil memperhatikan keadaan umumnya. 18. Alat-alat dirapikan, untuk pasien menular, alat-alat tenun kotor harus direndam dengan khlorin 0.5% selama 20 menit dalam wadah tertutup.



Unit terkait



Semua Instalasi perawatan



MENGUKUR SUHU



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengukur suhu tubuh pasien dengan thermometer pada ketiak, mulut, atau pelepasan anus. Mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan perawatan.



Kebijakan Persiapan



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Prosedur kerja



1. Cuci Tangan perawat 2. Penjelasan kepada pasien 3. Lengan baju pasien dibuka, ketiak dikeringkan dengan kertas tissue 4. Thermometer diperiksa dan diturunkan suhunya 5. Jepitkan reservoir tepat pada / ditenggah aksila 6. Setelah 3-5 menit termometer diangkat dan dibaca 7. Hasilnya dicatat dalam keperawatan / buku temperatur / kurve lyst 8. Peralatan dibereskan dan dikembalikan ketempat semula 9. Cuci tangan perawat.



Unit terkait



Perawat, Dokter



Thermometer Air clorin 0,5 % Air bersih Gelas kosong Bengkok Kertas tissue



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MENGUKUR TEKANAN DARAH No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Mengukur desakan darah pada aterial 1. Mengetahui kondisi jantung atau tekanan darah 2. Membantu dalam memberikan therapy 3. Mencegah terjadinya penurunan keadaan umum secara mendadak



Kebijakan



Setiap pasien baru Setiap saat sesuai kebutuhan Stetoskop



Persiapan



Alat-alat: Tensimeter Stetoskop Catatan Perawatan / Kurve lyst Pasien: Penjelasan kepada pasien Persiapan lingkungan 1. Lengan baju digulung keatas 2. Manset dipasang sesuai kondisi pasien dan jangan terlalu kencang 3. Buku tutup air raksa, stetoskop ditempelkan pada arteri tempat pengukuran 4. Sekrup balon karet ditutup dan pengunci air raksa dibuka 5. Balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar 6. Sekrup balon dibuka secara perlahan sehingga air raksa dalam pipa gelas turun secara perlahan sambil mendengar denyutan, lihat turunnya air raksa, Skala permukaan air raksa waktu ada denyutan pertama di sebut sistole, misalnya 120 mmHg. 7. Dengarkan terus sampai terdengar denyutan terakhir, skala permukaan air raksa pada denyutan terakhir disebut tekanan diastole, misalnya: 80 mmHg



Prosedur kerja



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MENGUKUR TEKANAN DARAH No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



8. Hasilnya berarti sistole / distole 120 / 82mmHg. Dicatat dalam catatan perawatan / curve list 9. Peralatan dibereskan  Tutup kran air raksa  Sekrup dilonggarkan  Manset dilepas dan di gulung.



Unit terkait



Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MENGHITUNG DENYUT NADI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan Persiapan



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Menghitung denyut nadi dengan meraba: 1. Arteri radialis pada pergelangan tangan 2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam 3. Arteri Carotis pada leher 4. Arteri Temporalis pada pelipis 5. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangka) 6. Arteri dorsalis pada ubun-ubun (fontanel) bayi Menghitung dalam jumlah denyut nadi dalam 1 menit Persiapan pasien 1. Pasien diberi penjelasan supaya tenang 2. Perawat mengukur nadi pasien dalam posisi berbaring / duduk. Persipan alat 1. Arloji tangan dengan petunjuk detik 2. Buku catatan suhu dan nadi



Prosedur kerja



1. Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu 2. Pada waktu penghitungan denyut nadi, pasien harus benar-benar istirahat dalam posisi berbaring atau duduk 3. Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari-jari telunjuk dan jari tengah diatas arteri selama setengah menit dan hasilnya dikalikan dua. 4. Khusus pada anak-anak penghitungan dilakukan selama satu menit 5. Hasil penghitungan dicatat pada buku catatan nadi dengan kode N.



Unit terkait



Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan



MEMBANTU KLIEN/PASIEN YANG TIDAK DAPAT MAKAN SENDIRI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan bantuan kepada pasien untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya yang disebabkan karena ketidakmampuan pasien



Tujuan



Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui mulut



Kebijakan



Setiap pasien yang tidak mampu memasukan makanan melalui mulut wajib dibantu untuk menyiapkan makanannya 1. Makanan dan minuman yang diperlukan oleh pasien 2. Serbet makan 3. Sendok makan 4. Lingkungan dirapikan 5. Posisi pasien dengan kepala lebih tinggi 6. Penjelasan kepada pasien



Persiapan



Prosedur kerja



1. Perawat mencuci tangan 2. Serbet dibentangkan dibawah dagu 3. Perawat duduk dengan posisi yang memudahkan untuk bekerja atau posisi berdiri disisi pasien 4. Ingatkan pasien untuk berdoa 5. Pasien ditawari untuk minum 6. Suapkan makanan sedikit demi sedikit. Perhatikan keadaan pasien 7. Pasien diberikan minum 8. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dari sisa-sisa makanan 9. Pasien dirapikan 10. Alat-alat dibereskan 11. Catat jumlah makanan yang dihabiskan 12. Perawat mencuci tangan



Unit terkait



Semua Instalasi Rawat Inap



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERI PER SONDE No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memasukan makanan cair / minuman / obat kedalam lambung dengan menggunakan selang sonde (NGT)



Tujuan



Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan electro lit dan obat



Kebijakan Persiapan



Alat-alat : 1. Makanan cair ( ASI, susu, cairan ) sesuai kebutuhan 2. Stestokop 3. Corong 4. Air minum dalam gelas 5. Bengkok 6. Gelas Siput. 7. Pengalas 8. Obat sesuai kebutuhan 9. Mortir



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4.



Unit terkait



Semua Instalasi Rawat Inap



Perawat mencuci tangan Pasien dan keluarga diberi tahu Pasang pengalas dibawah dagu pasien Lakukan pengetesan apakah selang sonde masih terpasang dengan baik 5. Lakukan test residu 6. Masukan sedikit air putih kedalam corong 7. Masukan makanan cair dan obat melalui kebutuhan pasien 8. Bilas dengan air putih 9. Bereskan alat-alat pasien 10. Catatan jumlah makanan/cairan/obat, jumlah residu dan reaksi pasien dalam catatan perawatan masalah pasien dalam catatan perawatan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PRINSIP PEMBERIAN OBAT No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, , MOG, Sp OG Suatu metode / pedoman dalam pemberian obat pada pasien



Tujuan



Untuk mencegah terjadinya cidera kepada pasien karena adanya kesalahan obat ataupun pemberian obat



Kebijakan



1. Dilakukan oleh perawat sebelum memberikan obat-obatan kepada pasien 2. Semua petugas harus memahami pedoman pemberian obat oleh petugas yang akan memberikan obat



Persiapan



 



Prosedur kerja



1. Cuci Tangan 2. Siapkan alat :  Catatan pemberian obat / kartu obat sesuai dengan cara pemberian obat  Pulpen  Sarung tangan K/P  Obat yang akan diberikan  Baki obat / bak suntik  Kalkulator  Spuit dengan jarum yang sesuai  Kapas alkohol  Segelas air  Label obat.



Obat yang dibutuhkan pasien Hal yang perlu diperhatikan saat mempersiapkan obat adalah: 1. Baca dalam buku referensi obat atau tanyakan pada ahli farmasi (Untuk obat yang tidak kita kenal) 2. Bayi dan anak sangat memerlukan dosis obat yang sangat rendah 3. Pemberian obat cair pada anak akan lebih tepat jika diukur dengan menggunakan spuit daripada dengan gelas ukur



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PRINSIP PEMBERIAN OBAT No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Prosedur kerja



Unit terkait



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG 3. Bandingkan catatan pemberian obat dengan instruksi dokter sesuai dengan prinsip 6 benar.  Benar Klien : periksa nama klien, nomer RM, ruang nama dokter, yang meresepkan pada catatan pemberi obat, kartu obat dan gelang identitas klien.  Benar Obat : Memastikan bahwa obat generic sesuai dengan nama dagang obat, klien tidak alergi pada kandungan obat yang didapat, memeriksa identitas obat dengan catatan.  Benar Dosis : Mematikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian dosis untuk cara pemberian tersebut, berat badan dan umur klien, periksa dosis pada label obat untuk membandingkan dengan dosis yang sesuai pada catatan pemberian obat. Lakukan penghitungan dosis secara akurat  Benar Waktu : Periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat misalnya obat yang diberikan 2x sehari, maka pada catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi dan 6 sore)  Benar Cara Memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai cara diintruksikan, dan periksa cara pemberian pada cara pemberian obat.  Benar Dokumentasi : Mencatat di buku mengenai tindakan pengobatan yang dilakukan pada pasien sesuai instruksi yang di berikan dengan benar. Apotik Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan



PRINSIP PEMBERIAN OBAT ORAL



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan obat oral kepada pasien melalui mulut, dengan bentuk obat berupa tablet, kapsul, puyer, maupun sirup.



Tujuan



1. Membantu proses penyembuhan 2. Meningkatkan daya tahan tubuh 3. Memberi efek positip tertentu sesuai fungsi obat



Kebijakan



Ada program terapi dokter Obat diberikan prinsip 6 benar ( benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar orang, benar dokumentasi)



Persiapan



Alat-alat: 1. Baki 2. Obat yang diperlukan 3. Cucing untuk tempat obat 4. Gelas berisi air minum 5. Sendok 6. Tissue / pengalas 7. Bengkok



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Cek program terapi dokter Perawat mencuci tangan Periksa ulang obat yang diberikan sesuai intruksi dokter Siapkan obat sesuai dengan kebutuhan (tablet /puyer) Berikan salam, lakukan klarifikasi terhadap nama pasien Berikan penjelasan tetang obat yang diberikan meliputi jenis, kegunaan, dan efek serta kemungkinan efek penyerta 7. Berikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya 8. Tanyakan kebiasaan pasien minum obat 9. Pasang tissue/pengalas dibawah dagu (k/p) 10. Berikan obat pada pasien dengan cara sesuai kebutuhan



PRINSIP PEMBERIAN OBAT ORAL



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



11. Lakukan observasi sampai obat harus diminum 12. Bersihkan mulut pasien dengan tissue (k/p) 13. Tanyakan perasaan pasien sehabis minum obat 14. Berikan penjelasan terhadap kemungkinan reaksi alergi dan tanda yang harus diwaspadai 15. Pasien dan alat perawatan dibereskan 16. Tentukan kontrak selanjutnya 17. Berikan salam 18. Cuci tangan 19. Catat dalam catatan keperawatan untuk terapi sesuai dengan ketentuan 20. Beri paraf dan nama terang/initial pada kolom obat dan catat reaksi yang terjadi ( jika ada ) dalam catatan keperawatan



Unit terkait



Dokter, Apotik, Perawat, Semua Instalasi Rawat Inap



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERIKAN OBAT SUNTIK INTRA MUSKULER No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan obat



Tujuan



Memberikan reaksi obat yang lebih cepat dan pada per oral Memberikan obat karena tidak mungkin / tidak bisa oral



Kebijakan



Harus ada permintaan tertulis dari Dokter



Persiapan



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Prosedur kerja



1. Memberi penjelasan kepada pasien 2. Memberikan / memperhatikan aseptic 3. Memperhatikan prinsip 6 B  Benar Pasien  Benar Obat  Benar Dosis  Benar Cara  Benar Waktu  Benar Pendokumentasian 4. Memasukan obat dalam spuit, kemudian udara dalam spuit dikeluarkan 5. Mengatur posisi pasien 6. Menentukan daerah yang akan disuntik, Otot pangkal lengan, otot paha 1/3 tengah bagian luar, otot bokong l /2 bagian atas cocyqeus



Spuit dan jarum sesuai dengan kebutuhan Kapas alcohol Kikir ampul Obat yang akan disuntikan dan Aquabidest Handschoend, bengkok Troly, injeksi, (tempat sampah, tempat ampul, plester dan tempat jarum) 7. CM keperawatan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MEMBERIKAN OBAT SUNTIK INTRA MUSKULER No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



7. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol 8. Memasukan jarum suntik dengan posisi 90° 9. Lakukan aspirasi / pastikan jarum tidak masuk pembuluh darah 10. Masukan obat dengan perlahan 11. Memperhatikan reaksi pasien 12. Mencabut jarum dan menghapus kulit bekas suntikan dengan kapas alcohol 13. Mencatat dalam formulir pemberian, obat dengan mencantumkan nama pemberi 14. Pasien dan alat dibereskan 15. Perawat mencuci tangan



Unit terkait



Dokter, Perawat, Apotik Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERIKAN OBAT INJEKSI SECARA INTRA VENA (IV) No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memberikan suntikan melalui pembuluh darah vena Mendapatkan reaksi obat dengan cepat Memberikan pengobatan karena tidak dapat berikan dengan cara lain Ada intruksi tertulis dan dokter 1. Spuit dengan jarumnya 2. kapas alcohol 3. Kikir ampul 4. Obat yang akan disuntikan 5. Kupet 6. Pengalas 7. Bengkok 8. Torniquet 9. CM keperawatan 1. Cek program terapi dokter 2. Periksa kembali obat sesuai program 3. Baca label obat untuk memastikan kandungan obat,dosis dalam satu kemasan, cara pemberian, kontra indikasi, efek samping 4. Cuci tangan 5. Beri salam dan kenalkan diri 6. Dekatkan peralatan (troly injeksi) 7. Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang obat,kegunaan,cara pemberian dan kemungkinan efek sama 8. Tentukan area suntikan, (diusahakan mencari vena yang ujung ) dan pasang pengalas 9. Perawat mencuci tangan 10. Membaca etiket (nama pasien, obat, dosis,cara dan waktu) 11. Jelaskan prosedur menyuntik agar ada kerja sama dengan kapas 12. Pasang tourniquet (k/p) STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MEMBERIKAN OBAT INJEKSI SECARA INTRA VENA (IV) No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



13. Desinfektan area suntikan dengan kapas alcohol secara melalui arah dalam keluar dan diameter 5 cm 14. Tusukan jarum dengan sudut 45 derajat 15. Lakukan aspirasi , bila ada darah yang keluar tourniquet dan obat dimasukan pelan-pelan 16. Kaji reaksi pasien selama tindakan 17. Cabut jarum dan hapus kulit bekas tusukan dengan kapas alkohol 18. Pasien dan peralatan dibereskan 19. Lakukan observasi terhadap tanda alergi , jelaskan pada agar segera melapor bila timbul seperti panas, gatal, sesak napas, keringat dingin ,benjolan dll 20. Tentukan kontrak selanjutnya 21. Cuci tangan, buka handscoen beri salam 22. Catat pada CM perawatan jenis obat jam, pemberian, dosis dan parah/nama terang yang memberi 23. Bereskan dan kembalikan peralatan



Unit terkait



Dokter, Apotik (bagian farmasi), Perawat Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan



PELAYANAN ADMINISTRASI DAN PEMBAYARAN PASIEN RAWAT JALAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu sistem dalam pengelolaan administrasi melalui pelayanan dokter spesialis dan pelayanan keperawatan serta administrasi pembayaran pasien rawat jalan / poliklinik.



Tujuan



1. Agar pasien mendapat pelayanan yang cepat dan tepat dan mencegah adanya tumpang tindih pelayanan keperawatan 2. untuk memberikan kepuasan kepada pasien 3. Agar tercapai efesiensi dan efektifitas waktu, biaya, tenaga bagi pasien / petugas.



Kebijakan



1. Waktu pelayanan poliklinik jam 09.00 wita 2. Setiap pasien berobat jalan supaya mendapat pelayanan dokter specialis 3. Untuk pasien lama menyerahkan kartu KIB (kartu Identitas Berobat) 4. Pasien selanjutnya menunggu di poliklinik masing-masing sesuai kasus masing-masing 5. Ada penjelasan prosedur tindakan / program perawatan lanjutan bila diperlukan 6. Pada pasien yang tidak dapat berjalan sendiri dijemput oleh petugas atas pemberitahuan dari petugas informasi 7. Pasien konsul ke bagian lain bila diperlukan diantar oleh petugas 8. Panggilan kepada pasien harus sopan dengan menyebutkan Bapak / Ibu sesuai umur dan kelamin kecuali anak-anak



Persiapan



1. 2. 1. 2.



Prosedur Kerja



Petugas dimasing-masing ruangan Alat transportasi Perawat poli mengambil status pasien ke RM Perawat melakukan anamnesa kepada pasien dan mengarahkan pasien menunggu untuk diperiksa oleh dokter sesuai antrean



PELAYANAN ADMINISTRASI DAN PEMBAYARAN PASIEN RAWAT JALAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur Kerja



Unit terkait



3. Dokter memeriksa pasien dan memberikan program therapi, bila dilakukan tindakan diagnostik perawat memberikan blangko pemeriksaan diagnostic dan hasil pemeriksaan di setor ke dokter pemeriksa 4. Petugas poli memberikan kuitansi biaya sementara dan mengarahan untuk mengurus biaya pengobatan / tindakan di kasir rawat jalan 5. Setelah biaya administrasi pengobatan / tindakan selesai dan ada bukti pembayaran, pasien / keluarga memperoleh resep 6. Petugas poli mengembalikan status pasien ke RM pada hari itu juga sekitar jam 13.00-14.00 wita Petugas Semua Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan



PELAYANAN PASIEN ASKES DI POLIKLINIK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan



Persiapan Prosedur Kerja



Unit Terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan administrasi pasien dengan status askes Agar administrasi askes lengkap dan benar 1. Setiap pasien askes yang berobat di poliklinik harus membawa rujukan dari puskesmas setempat mereka mendaftar 2. Rujukan pasien untuk penyakit kronis berlaku untuk 3 bulan, sedangkan non kronis hanya berlaku 1 bulan 3. Menyerahkan fotocopi rujukan dan kartu Askes sebanyak 2 lembar 1. Rujukan dan puskesmas 2. Kartu Askes 1. Pasien datang membawa rujukan dan puskesmas mendaftar diloket pendaftaran untuk mendapat lyst lama / baru 2. Pasien yang datang di Poli yang dituju dan mendapat pelayanan sesuai indikasi 3. Bila pasien boleh pulang a. Dengan resep untuk mengambil obat di apotik melati (resep dan surat rujukan di cap kepada RS di TUUD) b. Memerlukan pemeriksaan lain seperti rontgen, lab pada hari itu, SRP diberikan 1 lembar untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan tetap ditanda tangani oleh pasien dan petugas ditempat pemeriksaan c. Bila pasien konsul berobat ke Poli lain , SRP diberikan 2 lembar ditandatangani oleh petugas poli yang memeriksa 4. Bila pasien rawat map Pasien di kirim ke ruangan dan segera mengurus SJP dalam waktu minimal 2 x 24 jam dan menggolongkan klien ke Askes Akses



PELAYANAN PASIEN ASKES DI RAWAT INAP



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur Kerja



Unit Terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan administrasi pasien dengan status askes di ruang rawat inap Agar administrasi askes lengkap dan benar Setiap pasien Askes yang dirawat harus membawa surat jaminan dari Askes 1. Surat jaminan perawatan dari Askes 2. Kartu Askes 3. Surat masuk perawatan 4. Surat diagnose perawatan 5. Surat lepas perawatan 6. Surat resume medis 7. Surat bukti perawatan 8. Surat bukti tindakan 1. Pasien/keluarga masuk perawatan dengan status hak fasilitas Askes 2. Pasien/keluarga diberikan surat masuk perawatan, surat diagnose, kartu Askes untuk di fotocopi rangkap 5 (3 rangkap di administrasi penagihan, sisanya untuk di kantor Askes) 3. Surat jaminan perawatan dari Askes di cek ke absahannya, kemudian di paraf oleh petugas ruangan dan keluarga. Lembar putih dan merah untuk penagihan dan lembar biru untuk dibawa ke apotik melati. Surat jaminan berlaku satu kali perawatan 4. Pasien mendapat perawatan dengan hak fasilitas Askes 5. Pasien selesai perawatan dan diperbolehkan pulang. Pasien/keluarga menanda tangani surat bukti perawatan dan bukti tindakan ( bila ada tindakan) 6. Bila pasien pulang dan control ke poli RS dengan membawa rujukan dari puskesmas Apotik TUUD Sarana penunjang diagnostic : Laboratorium dan rongent



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERIKAN OBAT – OBAT SUB KUTAN No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan atas daerah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilicus (abdomen). 1. Untuk mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat 2. Memberikan obat yang tidak mungkin biasa diberikan dengan cara lain (insulin) 1. Spuit insulin atau spuit 1 cc 2. Kapas alcohol 3. Obat-obat yang akan disuntikan 4. Bak injeksi 5. Bengkok 6. Pengalas 7. CM Keperawatan 1. Memberikan penjelasan kepada pasien/klien tentang obat yang akan diberikan 2. Perawat mencuci tangan 3. Tentukan daerah yang akan disuntik dan lakukan desenfeksi dengan kapas alcohol 4. Perhatikan prinsip 6B (6 benar) 5. Memasukan obat ke dalam spuit sesuai dengan program dokter 6. Memasukan jarum dengan posisi 90 bila memakai jarum insulin/ kecil 45 bila memakai jarum biasa 7. Lakukan aspirasi dan pastikan jarum tidak masuk pembuluh darah 8. Masukan obat dengan perlahan 9. Observasi kondisi / reaksi pasien 10. Cabut jarum dan desinfeksi kulit dengan alcohol 11. Pasien dan alat-alat dibereskan 12. Cuci tangan 13. Dokumentasikan pada catatan keperawatan 14. Perhatikan prisip aseptic -



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MELAKUKAN SKIN TEST No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Melakukan penyuntikan-penyuntikan sedikit antibiotika yang sudah diencerkan kedalam jaringan dibawah kulit sampai terjadinya gelembung



Tujuan



1. Mencegah reaksi sock anafilatik 2. Membantu memberikan antibiotika yang sesuai 3. Indikasi pada pasien-pasien yang akan diberikan antibiotika melalui intra vena muscular dan belum pernah mendapatkan antibiotika sebelumnya



Kebijakan Persiapan



Alat :       



Spuit 1 cc dan jarum diposible pada tempatnya Obat-obat yang diperlukan Kapas alcohol dalam tempatnya Aquadest / NaCI 0.9% Bengkok Bolpoint CM Keperawatan



Pasien:  Memberi penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan Prosedur kerja



1. Perawat mencuci tangan 2. Menggulung lengan baju pasien 3. Mengisi spuit dengan obat yang akan di test jumlah 0.1 CC kemudian dilarutkan dengan aquadest /NaCI 0.9 % menjadi 1 cc 4. Disenfeksi kulit yang akan disuntikan mengunakan Kapas alcohol, kemudian di renggangkan dengan tangan kiri perawat



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MELAKUKAN SKIN TEST No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



5. Menyuntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang jarum menghasap ke atas dan membuat 15 - 30° dengan permukaan kulit 6. Melingkari area penyuntikan dengan diameter 1 cm 7. Menilai reaksi obat 0-15 menit dan waktu penyuntikan 8. Hasil positif ( + ) bila terdapat tanda-tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter 1 cm 9. Catat reaksi skin test dan lakukan koordinasi 10. Awasi tanda-tanda syok anafilaatik 11. Perawat mencuci tangan



Unit terkait



-



MEMBERIKAN INJEKSI INSULIN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT KHUSUS (PEN)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Menyuntikan obat insulin kedalam tubuh pasien yang menderita kencing manis dengan mengunakan alat khusus (PEN)



Tujuan



Pasien mendapatkan obat degan dosis yang sangat tepat Memudahkan petugas, dalam penyuntikan pasien



Kebijakan Persiapan



1. Kapas Injeksi 2. Alat khusus (PEN) dengan obat didalamnya (jarum sangat kecil dan pendek serta mengandung penghilang rasa sakit)



Prosedur kerja



1. Sebelum menyuntikan obat, tanyakan terlebih dahulu kepada pasien apakah pasien ada nafsu makan, apakah mual-mual atau muntah, 2. Bila ada mual-mual muntah tidak ada nafsu makan konsulkan kembali kepada dokter 3. Bila tidak ada keluhan tentang nafsu makan, mual, muntah, tanyakan kepada pasien tentang pen yang sering digunakan 4. Menanyakan kepada pasien lokasi penyuntikan sebelumnya. Lokasi penyuntikan sebaiknya berpindahpindah setiap kali penyuntikan, penyuntikan dapat di lakukan pada: a. Otot deltoideus (1/3 lengan atas bagian atas) b. Otot Fastus lateralis (1/3 paha bagian atas) c. SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior) pada daerah bokong d. 2-3 jari sekitar umbilicus 5. Desinfeksi dengan kapas alcohol daerah injeksi 6. Mengangkat sedikit daerah suntikan dengan ibu jari dan telunjuk kiri



MEMBERIKAN INJEKSI INSULIN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT KHUSUS (PEN)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



7. Suntikkan Obat (dengan terlebih dahulu membuka tutup pen) dengan posisi tegak lurus (90) pada lokasi yang telah ditentukan 8. Lakukan desinfeksi dengan hanya mengoleskan sedikit kapas alkohol pada daerah suntikan 9. Anjurkan pasien untuk menunggu 15-30 menit setelah suntikan, kemudian baru makan sesuai porsi yang telah disediakan 10. Bereskan alat-alat 11. Perawat mencuci tangan



Unit terkait



Dokter



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERIKAN OBAT PADA MATA No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memberikan obat pada mata dengan tetes atau salep mata



Tujuan



Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai program terapi Persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran refleksi dengan cara melemahkan otot lensa.



Kebijakan Persiapan



1. 2. 3. 4.



Prosedur kerja



1. Pasien diberi penjelasan tindaan yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Posisi pasien diatur dengan posisi menghadap keatas dan posisi perawat disamping kanan pasien 4. Gunakan sarung tangan 5. Bersihkan daerah kelopak mata dengan kapas lembab dari sudut luar mata kearah hidung, bila sangat kotor basuh dengan air hangat 6. Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu jari dan telunjuk pada atas tulang orbita 7. Teteskan atau oleskan salep diatas sakus konjungtiva sesuai dosis, minta pasien menutup mata perlahan saat kena obat 8. Tutup mata dengan kasa bila perlu 9. Cuci tangan setelah selesai tindakan 10. Catat prosedur dan respon pasien



Unit terkait



Dokter



Obat tetes/salep mata Kapas lembab steril dalam kom Pinset steril dalam tempatnya Bengkok 1 buah



MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya pada lubang telinga pasien



Tujuan



Melaksanakan tindakan sesuai program pengobatan



Kebijakan



-



Persiapan



Alat- alat 1. Mangkok berisi air panas 2. Kapas lidi secukupnya 3. Obat tetes telinga sesuai kebutuhan 4. Pipet obat 5. Kapas bulat dalam kom Pasien: 1. Pasien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan 2. Posisi pasien diatur dengan posisi telinga yang akan di obati menghadap keatas dengan sudut 60 derajat.



Prosedur kerja



Unit terkait



1. Hangatkan obat dengan merendam dalam mangkok berisi air panas 2. Bersihkan dan keringkan kanal telinga luar dengan kapas lidi 3. Teteskan obat sesuai dengan yang ditentukan 4. Tutup lubang telinga dengan kapas bulat 5. Anjurkan pasien tetap miring dengan telinga yang diobati menghadap keatas selama ±5 menit 6. Bersihkan sisa obat disekitar telinga



-



MEMBERI OBAT TOPIKAL PADA KULIT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Pemberian obat yang dilakukan pada kulit



Tujuan



Mempertahankan hidrasi lapisan kulit, melidungi, mengurangi iritasi kulit atau mengatasi infeksi dengan banyak jenis preparat seperti krim, lation, bubuk.



Kebijakan



Obat diberikan oleh perawat



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Pasien diberi penjelasan tindakan yang dilakukan 2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan 3. Bersihkan daerah kulit dengan air hangat, bila sangat kotor basuh dengan air hangat / air sabun bila mengeras (kerak) 4. Berikan obat sesuai indikasi dan cara pemberiannya seperti mengoles atau mengompres 5. Cuci tangan setelah prosedur dikerjakan 6. Catat prosedur dan respon pasien



Unit terkait



Dokter, perawat



Obat kulit Sarung tangan Air hangat dengan tempatnya Kasa/kapas



PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan pengobatan pada pasien melalui vagina dengan cara disemprotkan / dialirkan atau dimasukkan.



Tujuan



1. Untuk irigasi atau mengumbah vagina 2. Sebagai obat suppositoria



Kebijakan



1. Dilakukan pada pasien radang vagina 2. Pada pasien post partum dengan lochea yang bau 3. Persiapan pembedahan jalan lahir



Persiapan



Alat : 1. Irigator dengan selangnya ( kanul kecil dalam tempatnya) 2. Sarung tangan 3. Standar infus 4. Obat - obat dalam tempatnya 5. Bengkok 6. Alas bokong 7. Kapas savlon dalam tempatnya 8. Pispot 9. Klem 1 buah 10. Sampiran Pasien : Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan Posisi pasien diatur dengan posisi dorsal recumbent



Prosedur kerja



1. Pasang sampiran 2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan 3. Obat-obatan dihangatkan sesuai suhu tubuh ( 37°C ) dan masukan dalam irigator digantungkan dengan tinggi 30 cm dan permukaan tempat tidur



PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



4. Kanula dipasang pada ujung slang dan cairan dialirkan, lalu slang diklem diletakan ditempatnya 5. Pasang selimut dan pakaian bawah pasien dilepaskan 6. Pasang alas bokong dan pispot 7. Vulva dibersihkan dengan kapas savlon , ibu jari dan telunjuk tangan kiri dibungkus dengan kapas savlon selanjutnya vulva dibuka , tangan kanan memasukkan kanula kedalam vagina pasien 8. Klem dibuka, kanula diputar cairan obat dialirkan secara perlahan sampai habis. 9. Kanula dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam bengkok yang desinfektan 10. Pispot diangkat setelah cairan tidak keluar lagi 11. Pasien dirapikan dan alat dibereskan 12. Perawat cuci tangan 13. Dokumentasikan pada catatan keperawatan Hal-hal yang perlu diperhatikan: Privasi pasien tetap di jaga Cegah penularan Tehnik septik aseptik



Unit terkait



Dokter, perawat



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN OBAT PER RECTAL No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memberikan obat kepada pasien sesuai program rectal dengan prinsip benar.



Tujuan



Agar pasien diberikan obat sesuai dengan prinsip 6B



Kebijakan



Program terapi tertulis dengan jelas dalam lyst pasien



Persiapan



1. Kompetensi perawat 2. Persiapan pasien 3. Persiapan alat :  Pengalas / perlak  Bengkok  Gunting



- hand schoen - kain kasa - cairan anti septic



Prosedur kerja



1. Cuci tangan 2. Memberi penjelasan kepada pasien tentang obat, guna dan cara kerjanya 3. Mencocokan dosis obat dengan obat terapy 4. Meminta salah satu teman sebagai saksi 5. Memakai hand schon 6. Menganjurkan pasien untuk miring ke kiri 7. Membersihkan rectum dan sekitarnya sebelum memasukan obat 8. Membuka pembungkus obat 9. Memasukan obat ke dalam rectum sampai obat benar benar masuk dan tidak kelihatan 10. Mengobservasi pasien setelah obat di masukan 11. Melepaskan hand schon 12. Mencuci tangan 13. Mendokumentasi tindakan



Unit terkait



- Perawat - Pasien



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN OBAT CHEMOTHERAPY No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Suatu tindakan dengan menggunakan zat kimia yang dapat menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker pada pasien yang menderita keganasan dengan menyuntikan obat chemotherapy 1. Pasien mendapatkan pengobatan dengan tepat 2. Petugas terlindung dan efek obat chemotherapy Ada intruksi tertulis dan dokter 1. Ruang isolasi 2. Alat pelindung diri ( baju panjang , topi, kaca sarung tangan) 3. Obat- obatan sesuai instruksi dokter 4. Disposible spuit 10 cc 2 buah, 5cc 2 buah 5. Kapas injeksi, infus set, abbocath, cairan Naci 6. Trolly injeksi 1. Sebelum tindakan perawat memberikan KIE kepada pasien keluarga tentang pengobatan dengan efek mungkin timbul selama dan setelah tindakan 2. Pasien ditempatkan di ruang isolasi 3. Perawat memakai alat pelindung diri (baju panjang, topi mata, masker, sarung tangan) 4. Perawat menyiapkan obat-obatan dan trolly injeksi didekatkan dengan posisi pasien 5. Perawat memasang infus sampai infus netes lancar 6. Obat-obat ditarik ke dalam spuit 7. Menyuntikan obat per set pelan-pelan 8. Observasi reaksi yang timbul selama tindakan 9. Setelah selesai tindakan pasien dirapikan alat-alat 10. Observasi ketat selama 24 jam setelah tindakan efek samping obat seperti mual, muntah, syok) 11. Mencatat tindakan dan hasil observasi di catatan keperawatan 12. Kolaborasi dengan dokter tentang tindakan selanjutnya 13. Pasien dikembalikan ke ruang perawatan setelah 6 hari ada reaksi yang serius / mengkuatirkan. -



MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan kompres dingin pada pasien yang memerlukan dengan menggunaksn kirbat es



Tujuan



1. Membantu menghentikan perdarahan 2. Membatasi peradangan 3. Mengurangi rasa nyeri



Kebijakan Persiapan



1. 2. 3. 4.



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Unit terkait



Kirbat es dengan sarungnya Perlak kecil dan alasnya Mangkok berisi es Sebelum dimasukkan kedalam kirbat es dicelupkan ke air



Perawat mencuci tangan Masukkan potongan es ke dalam kirbat 2/3 bagian Pastikan kirbat tidak bocor Kirbat es diberi sarung Pasang pengalas Kirbat es diletakkan dibagian tubuh pasien yang diperlukan 7. Observasi keadaan pasien 8. Perawat mencuci tangan 9. Catat tindakan dan hasil observasi pada catatan perawatan -



KOMPRES HANGAT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan yang dilakukan pada penderita yang mengalami demam tinggi dengan cara kompres air hangat Memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada pasien demam tinggi, mencegah menggigil dan kejang Dilakukan oleh perawat sebagai control suhu 1. Baskom mandi 2. Air hangat (37.C) 3. Thermometer 4. Lap mandi / waslap 5. Sarung tangan 6. Perlak / bantal anti air 1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan 2. Jelaskan maksud tindakan yang akan dilakukan 3. Tutup tirai atau pintu 4. Ukur suhu dan nadi pasien: 5. Lepaskan pakaian pasien dengan selimut mandi 6. Letakan perlak/bantal anti air dibawah pasien 7. Periksa suhu air, celupkan waslap dan letakan lap yang sudah basah di masing-masing ketiak dan lipatan paha diteruskan kompres ekstremitas lain selama 5 menit sambil lihat respon pasien 8. keringkan ekstremitas dan kaji ulang suhu dan klien tiap 15 menit, observasi respon klien 9. Ganti air dan lakukan kompres kembali sesuai kebutuhan, bila suhu sudah turun sedikit diatas normal (38C) hentikan tindakan 10. Keringkan ekstremitas seluruhnya dan pertahankan selimut atau ganti selimut yang kering 11. Bereskan alat-alat dan ganti alat tenun bila basah 12. Catat pada catatan perawat tindakan yang dilakukan dan setiap perubahan tanda-tanda vital/menggigil. Perawat, dokter



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN INFORMASI / ORIENTASI PASIEN BARU No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Pengertian



Memberikan informasi atau sosialisasi kepada pasien dan keluarga tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan selama di Rumah Sakit.



Tujuan



1. Pasien dan keluarganya memahami tentang peraturan Rumah Sakit 2. Pasien dan keluarga memahami tentang semua fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya



Kebijakan



1. Setiap pasien baru, pasien dan keluarga wajib diberikan orientasi 2. Materi orientasi wajib dievaluasi bila terjadi kurang pemahaman dan pelanggaran sewaktu-waktu



Persiapan



1. Leaflet orientasi / materi orientasi 2. Tempat duduk 3. Cek list orientasi



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4.



Memberi salam pada pasien /keluarga dan kenalkan diri Klarifikasi nama pasien persilahkan duduk Pertahankan hubungan melalui komunikasi terapiutik. Menjelaskan informasi :  Peraturan dan tata tertib Rumah Sakit  Hak dan Kewajiban pasien  Petugas yang merawat  Waktu konsultasi  Biaya perawatan  Rencana perawatan dan persiapan pasien pulang  Kebersihan Kamar mandi dan lingkungan  Fasilitas yang ada diruang perawatan dan cara penggunaannya



STANDARD PROSEDUR OPERASIONALPEMBERIAN



INFORMASI / ORIENTASI PASIEN BARU No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



5. Mendokumentasikan informasi yang telah diberikan dalam chek list dan buku pelaksanaan pemberian informasi serta ditandatangani oleh perawat dan pasien/keluarga. 6. Beri salam dan persilahkan pasien / penunggu kembali ke ruang perawatan



Unit terkait



Semua Ruang Rawat Inap dan Jalan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL KOMUNIKASI TERAPEUTIK No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Kegiatan yang dilakukan atau penyampaian pesan / informasi tentang pikiran perasaan atau cermin dalam informasi dan pengertian dan satu orang ke orang lain 1. Untuk mencegah terjadinya mis komunikasi 2. Mengungkapkan perasaan dan menjelaskan sendiri untuk mencapai suatu tujuan



prilaku



1. Segala sesuatu yang dikerjakan harus diinformasikan sejelas-jelasnya kepada klien dan keluarga 2. Pendekatan terhadap pasien atau keluarga harus secara holistik (bio, psiko, social dan spiritual) 3. Dalam kondisi terapeutik kita dapat memperkecil kesalahan pahaman antar petugas & klien / keluarga 1. Buku catatan 2. Pulpen 1. Tahap Preinteraksi a. Mengumpulkan data tentang klien b. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri c. Membuat rencana pertemuan dengan klien 2. Tahap Orientasi a. Beri salam dan terseyum pada klien b. Memperkenalkan nama perawat c. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien d. Melakukan validasi, perasaan, koqnitif, efektif / psikomotor e. Menjelaskan tanggung jawab dan klien f. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, wawancara g. Menjelaskan tujuan wawancara h. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk wawancara i. Menjelaskan kerahasiaan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL KOMUNIKASI TERAPEUTIK No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



3. Tahap Kerja a. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya b. Menanyakan keluhan klien c. Menilai wawancara dengan cara yang baik d. Melakukan wawancara sesuai rencana 4. Tahap terminasi. a. Mengumpulkan hasil wawancara, evaluasi proses dan hasil b. Memberikan reinforcement positif c. Merencanakan tindak lanjut dengan klien d. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik) e. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik dan tersenyum



Unit terkait



Perawat, dokter



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MELAPORKAN KEADAAN PASIEN DAN MENERIMA INTRUKSI DOKTER SECARA LISAN/LEWAT TELEPON No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Melaporkan keadaan pasien kepada dokter dan menerima intruksi dan dokter secara lisan atau melalui telepon



Tujuan



1. Dokter segera mengetahui keadaan pasien sehingga dapat memberikan penanganan selanjutnya 2. Pasien segera mendapatkan penanganan / pengobatan



Kebijakan



Intruksi lisan atau pertelepon dilakukan, bila dokter tidak dapat hadir dan pasien harus segera ditangani



Persiapan



1. Nomor Telepon 2. Buku catatan tentang keadaan pasien 3. Teman sebagai saksi



Prosedur kerja



1. Perawat menyiapkan catatan tentang keadaan pasien 2. Perawat menghubungi dokter lewat telepon dan menyampaikan keadaan pasien 3. Perawat menanyakan kepada dokter, apakah dokter bisa datang / tidak 4. Bila dokter tidak bisa datang, sarankan dokter untuk memberikan instruksi secara lisan 5. Perawat mencatat instruksi dokter tersebut pada catatan keperawatan dengan disaksikan oleh perawat lain sebagai saksi 6. 1 x 24 jam setelah memberikan instruksi, perawat mengingatkan dokter untuk menuliskan instruksi tersebut pada catatan perkembangan pasien



Unit terkait



Dokter



PELAYANAN KONSULTASI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Merupakan suatu kegiatan dan program medis dalam upaya menegakkan diagnose atau menentukan pengobatan yang tepat 1. Mempercepat upaya pertolongan/penanggulangan penyakit secara paripurna. 2. Untuk mendapat gambaran dalam menengakkan diagnose 3. Untuk menentukan perawatan dan program pengobatan (terapi)



Kebijakan



1. Hari konsul yang ditetapkan oleh masing-masing bagian 2. Pasien bayi rawat inap semua beri konsul 3. Konsul diluar jadwal perawatan ruangan menghubungi dokter konsultan



Prosedur kerja



1. Memberi tahu keluarga bayi akan dikonsultasikan kebagian lain 2. Dokter melengkapi formulir konsultasi (RM9) meliputi  Nama penderita, No.RM  Tgl/Jam  Bagian/Poliklinik yang dituju  Diagnosa pasien  Riwayat perawatan dan pengobatan yang diberikan  Tanda tangan dokter yang dikonsul dan yang menjawab konsul 3. Petugas menghubungi poliklinik yang dituju 4. Untuk pasien bayi rawat inap semua beri konsul perlu mengantar status ke poli/sekeretariat yang dituju 5. Mendampingi pasien saat diperiksa 6. Melaporkan hasil konsul kedokter ruangan 7. Merapikan pasien dan cuci tangan 8. Melakukan pendokumentasian



Unit terkait



1. Poliklinik yang dituju 2. Ruang cempaka barat, ruang rawat gabung



TIRAH BARING



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan yang diberikan kepada pasien yang tidur lama atau pasien yang tidak bisa mobilisasi secara mandiri.



Tujuan



1. 2. 3. 4. 5.



Untuk memperlancar peredaran darah Untuk mencegah terjadinya Pnemonia Untuk mencegah terjadinya Dikubitus Mencegah terjadinya infeksi nosokomial Mencegah terjadinya kontraktur



Kebijakan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5.



Unit terkait



Semua unit keperawatan



Mencegah terjadinya kontraktur Perawat memakai handschoen Memberikan penjelasan kepada pasien Melatih pasien untuk napas dalam Mengubah posisi pasien secara bergantian miring kiri, miring kanan, terlentang setiap tiga jam atau sesuai kebutuhan 6. Sambil mengubah posisi lakukan massage dengan minyak kelapa atau lotion dan lakukan claping 7. Selesai melakukan tindakan perawat mencuci tangan 8. Mendokumentasikan tindakan dalam check lyst pasien



MEMBERI LATIHAN PASIF



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu latihan yang diberikan kepada klien yang tidak bisa melakukan aktititas secara sendiri



Tujuan



1. Melatih klien agar bisa beraktifitas sendiri 2. Mencegah Kontraktur 3. Mencegah atropi



Kebijakan



Klien yang tidak bisa melakukan aktifitas secara mandiri



Persiapan



1. Klien dengan gangguan aktifitas 2. Penjelasan kepada klien tentang tujuan latihan dan dampak bila dilakukannya latihan



Prosedur Kerja



1. Cuci tangan 2. Beri salam, panggil nama secara benar 3. Menjelaskan tujuan dan lama tindakan yang diberikan kepada klien 4. Menyiapkan klien dalam posisi terlentang 5. Lakukan latihan dengan cara kedua tangan diletakan diatas dan dibawah sendiri anggota bagian tubuh yang di latih 6. Lakukan gerakan sebanyak 5 x untuk setiap sendi 7. Meletakan anggota tubuh klien dalam posisi anatomi 8. Menganjurkan klien dan keluarga latihan sendiri setiap sendi posisi anatomi untuk melakukan latihan sendiri



Unit terkait



Perawat, petugas fisioterapi



PENCEGAHAN DIKUBITUS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan pencegahan yang diberikan kepada pasien yang tidur lama atau yang tidak bisa mobilisasi secara mandiri



Tujuan



1. Untuk memperlancar peredaran darah 2. Untuk mencegah terjadinya pneomonia 3. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial



Kebijakan



1. Pasien tirah baring lama 2. Pasien yang tidak bisa mobilisasi secara mandiri



Persiapan



1. Chek lyst pasien



Prosedur Kerja



1. Mandikan pasien dua kali sehari 2. Jaga kelembaban kulit pasien 3. Ubah posisi pasien setiap tiga jam atau sesuai kebutuhan (miring kanan, miring kiri atau terlentang) 4. Perhatikan tanda-tanda kemerahan, bula, dan lecet 5. Saat mengubah posisi pasien lakukan massage dengan minyak kelapa atau lation dan lakukan clapping 6. Jaga kebersihan tempat tidur, laken dan steak laken tetap kering 7. Dokumentasi tindakan yang dilakukan path cek lyst tirah baring.



Unit terkait



Semua Perawat



KEWASPADAAN UNIVERSAL



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Upaya pencegahan infeksi yang didapat di rumah sakit dalam kurun waktu 3 x 24 jam sejak mendapat perawatan dan bukan merupakan sisi atau residual dan infeksi sebelumnya



Tujuan



Mengobservasi kemungkinan terjadinya infeksi dan memberikan perlindungan baik terhadap pasien maupun untuk tenaga kesehatan pada waktu menjalankan tugas



Kebijakan



Dilakukan pada semua pasien yang dirawat di rumah sakit



Prosedur Kerja



1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 2. Memakai sarung tangan dan masker bila melakukan tindakan yang kontak langsung dengan cairan tubuh pasien 3. Melakukan tindakan secara antiseptik 4. Jaga kesterilan alat instrumen 5. Jaga kebersihan pasien dan lingkungan 6. Pemakaian satu alat untuk satu orang pasien 7. Pembagian tempat sesui prosedur



Unit terkait



Semua petugas rumah sakit



MENCUCI TANGAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan tangan dibawah air mengalir dengan menggunakan sabun



Tujuan



1. Membersihkan tangan dari kotoran 2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial 3. Mencegah terjadinya Cross infeksi



Kebijakan



Ada program tertulis



Prosedur Kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Unit terkait



Semua petugas rumah sakit



Basahi tangan di bawah air mengalir Sabuni tangan dan telapak tangan saling menggosok Telapak tangan kanan menggosok telapak tangan kiri Telapak tangan saling menggosok dan jari-jari ketemu Tekuk jari-jari tangan kanan dan kiri dan saling terkait. Ibu jari digosok secara berputar dan bergantian Gosok telapak tangan kiri dengan jari-jari kanan secara berputar dan sebaliknya. 8. Bersihkan tangan di bawa air mengalir 9. Lap tangan dengan handuk kering.



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMAKAI SARUNG TANGAN No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



½



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Memasukan tangan kedalam sarung tangan



Tujuan



1. Mencegah penularan 2. Menjaga kesterilan alat



Kebijakan



1. Standard WHO 2. SK Men. Kes. RI No. 424/MENKES/SKJIV/2003



Persiapan



1. 2. 3. 4.



Prosedur kerja



1. Cuci tangan 2. Siapkan area yang luas, bersih dan kering untuk membuka paket sarung tangan 3. Perhatikan tempat menaruhnya (steril atau dekontaminasi tingkat tinggi) 4. Dapat dipakai sarung tangan yang di sterilkan 5. Buka bungkus sarung tangan bila perlu dapat minta bantuan ke petugas lain untuk membukanya, letakan sarung tangan dengan bagian telapak tangan menghadap ke atas 6. Ambil salah satu sarung tangan, upayakan terlebih dahulu sarung tangan kanan dengan memegang pada sisi sebelah lipatannya. Bagian atas bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai 7. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan mengantungkan ke Iantai sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka, masukan tangan (jaga sarung tangan supaya tetap tidak bersentuhan dengan permukaan)



Sarung tangan sesuai dengan jenis tindakan Kuku dijaga agar tetap pendek Lepaskan cincin dan perhiasan lain Cuci tangan sesuai dengan prosedur lain



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MEMAKAI SARUNG TANGAN No. Dokumen



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Prosedur kerja



8. Ambilah sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan ke bagian lipatan yaitu bagian yang tidak bersentuhan dengan kulit tangan saat di pakai 9. Pasang sarung tangan kedua dengan cara memasukan jari tangan yang belum memakai sarung tangan kemudian luruskan lipatannya dan atur posisi sarung tangan sehingga terasa pas dan enak di tangan 10. Setelah melakukan perasat/tindakan cuci tangan pada air mengalir, kemudian lepas sarung tangan dan memasukan ke dalam tempat yang berisi larutan chlorine 0,5% dan rendam selama 10 menit 11. Cuci tangan kembali setelah melepas sarung tangan, keringkan dengan tissue atau handuk kering



Unit terkait



1. Seluruh ruangan rawat inap dan rawat jalan 2. IPSRS (Incenerator)



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MENGGUNAKAN MASKER No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Menggunakan masker secara benar



Tujuan



1. Mencegah penularan dan pasien ke petugas ataupun dari petugas ke pasien 2. Mencegah terkontaminasinya alat steril



Kebijakan



Standard WHO SK Men. Kes. RI No. 424/MENKES/SK/IV/2003



Persiapan



1. Tempat cuci tangan 2. Masker N.95 atau surgical Mask 3. Tempat sampah tertutup



Prosedur kerja



1. Cuci tangan secara efektif sebelum mengambil masker 2. Ambil masker, regangkan tali masker (bila terbuat dari karet) 3. Bila memasang masker N.95, pegang masker dengan tangan kiri 4. Tempelkan kehidung, tangan kanan mengatur masker agar pas pada dagu dan bagian logam berada pada bagian hidung 5. Dengan kedua jari telunjuk tekuk bagian logam yang akan mengenai hidung sesuai dengan bentuk hidung pemakai 6. Selanjutnya dilakukan penekanan pada semua pinggir masker dengan tujuan tidak ada celah antara masker dengan daerah muka yang diberi masker ( hidung dan mulut) 7. Ikatlah tali atas pada bagaian atas belakang kepala dan pastikan bahwa tali lewat telinga



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MENGGUNAKAN MASKER No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Prosedur kerja



8. Ikatlah tali bawah dibelakang kepala sejajar dengan atas dagu / leher 9. Pada portable kasus dibagian atas masker N.95 dipasang masker bedah lagi 1 (satu) lembar 10. Masker digunakan selama dalam ruangan perawatan pasien, tidak diperkenankan memakai diluar ruangan pasien 11. Masker dipakai 4 -6 jam 12. Masker dapat digunakan selama 24 jam dengan catatan harus ganti apabila tercemar atau lembab



Unit terkait



1. Binatu 2. IPSRS (incenerator)



SURVEILENS INFEKSI NOSOKOMIAL



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan yang menerus, aktif dan sistematis terhadap kejadian infeksi nosokomial pada suatu populasi serta mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial dilakukan dan penyebaran peristiwa yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial



Tujuan



Mengontrol angka kejadian infeksi nosokomial



Kebijakan



Dilakukan pada pasien post operasi dan pasien yang menggunakan kanula IV, kateter dan tube



Prosedur kerja



1. Identifikasi infeksi nosokomial yang akan diamati secara rutin melalui kegiatan surveilen 2. Perencanaan pengumpulan data 3. Pengumpulan data 4. Pengelolaan dan penyajian data 5. Analisa, interpretasi data dan feed back ke masing-masing instalasi 6. Pembuatan laporan dan rekomendasi tindak lanjut serta penyebaran informasi



Unit terkait



Panitia dalin, Ka instalasi rawat inap



MEMASANG INFUS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memasukan cairan / obat langsung ke dalam vena dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set 1. Sebagai tindakan pengobatan 2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolid Ada program Dokter dan pendelegasian jelas secara tertulis 1. Standar infuse 2. IV Catheter sesuai kebutuhan 3. Infus set (makro/mikro/blood) 4. Cairan yang diperlukan 5. Kain kasa steril dalam tempatnya 6. Kapas alcohol 7. Bethadin, gunting, plester, lidi kapas dalam tempatnya 8. Pengalas, bengkok 9. Torniquite, bidai k/p 10. Form pantau cairan 11. CM Keperawatan 1. Cek program terapi dokter 2. Beri salam, panggil pasien dengan namanya, kenaikan diri. 3. Jelaskan tujuan dan prosedur 4. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya sebelum dimulai 5. Sepakati lokasi pemasangan infus berdasarkan prioritas pilihan 6. Lakukan pencukuran k/p 7. Perawat mencuci tangan 8. Dekatkan alat ke area pemasangan infus 9. Pasang pengalas 10. Periksa label infus sesuai program terapi 11. Hubungkan cairan infus dengan infus set 12. Isikan selang kontrol dengan cairan sampai 13. Alirkan cairan untuk pengisian selang infus 14. Pastikan selang infus bebas udara MEMASANG INFUS



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Prosedur kerja



2 Januari 2011 15. 16. 17. 18. 19.



20.



21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.



35. 36. 37.



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



-



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Pakai sarung tangan Pasang torniquite untuk melakukan fiksasi Palpasi dan pastikan vena yang akan dipungsi Desinfektan daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol arah melingkar dari dalam ke luar diameter 5 cm Tusukkan IV cateter pada vena yang didesinfektan dengan kemiringan 150 sejajar vena yang akan ditusuk ke arah jantung Pastikan darah tampak keluar pada pangkal mandrin, tarik mandrin ½ cm dorong IV cateter atau sesuai petunjuk masing-masing IV cateter Sambungkan IV cateter dengan selang cairan yang telah disiapkan Lepaskan torniquite Buka klem infus alirkan cairan sampai mengalir lancar. Buka sarung tangan Fiksasi IV cateter dengan plester tanpa menutup insersi Oleskan tempat insersi dengan lidi kapas alkohol Tutup tempat insersi dengan kasa steril Atur tetesan infus sesuai program Pasang form pantau cairan Pasang stiker bertuliskan tanggal, jam pemasangan pada tempat pemasangan infus Rapikan pasien Bereskan alat (buang sampah sesuai tempatnya) Tanya perasaan pasien post pemasangan Jelaskan tanda-tanda yang perlu diwaspadai dan dilaporkan (nyeri, bengkak, merah dan infus tidak menetes) Sepakati kontrak selanjutnya Cuci tangan Dokumentasi tindakan meliputi tanggal, jam, jenis cairan, tetesan, nomor botol, paraf dan nama terang pada CM cairan dan CM Keperawatan sesuai ketentuan



PEMASANGAN NGT (NASOGASTRIC TUBE) No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Prosedur kerja



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memasukan selang melalui nasopharynx menuju stomach / gaster. 1. Mengeluarkan cairan atau isi lambung ( laverge ) dan gas yang dalam gaster ( decom pression) 2. Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedah atau trauma 3. Irigasi karena pendarahan atau keracunan dalam gaster 4. Untuk medikasi dan feeding ( gavage) secara langsung pada GI 5. Pengambilan specimen pada gaster untuk studi laboratorium terjadi obstruksi pilorik atau instestinal. 1. Dilakukan pada pasien yang tidak mampu makan peroral kebutuhan nutrisi) 2. Dilakukan pada pasien yang memerlukan decompression lambung yang memerlukan Irigasi lambung. 1. Memberikan kesempatan kilen untuk bertanya 2. Membantu klien untuk posisi high fowler externa 3. Bersama dengan klien menentukan kode yang akan di misalnya mengangkat telunjuk untuk mengatakan sejenak karena rasa tidak enak 4. Menyiapkan alat disamping tempat tidur klien dan memasang handuk pada dada klien, meletakan tissue, bengkok, clan air minum pada yang kanan klien 5. Mencuci tangan dan sarung tangan (prinsip bersih) 6. Menentukan hidung mana yang akan di insersi NGT dengan cara menutup sebelah hidung kemudian mengulangi dengan penutup hidung yang lainnya 7. Menentukan panjang tube yang dimasukan dengan menggunakan:  Metode tradisional : ukur jarak dan ujung hidung sampai daun telinga bingga prosesus xifoidens.  Metode Hansen : mula-mula tandai 50cm pada tube kemudian lakukan pengukuran metode tradisional. Tube yang akan dimasukkan harus sampai titik tengah antara 50 cm (25 inci) dan tanda tradisional.



PEMASANGAN NGT (NASOGASTRIC TUBE)



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Prosedur kerja



8. 9.



10.



11. 12.



13.



14.



15. 16. 17.



18.



19. 20.



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberi jelly pada tube sepanjang 10-20cm Mengingatkan klien bahwa tube segera akan dimasukan dengan posisi kepala ekstensi, masukan tube melalui lubang hidung yang telah ditentukan Menekan kepala klien ke dada ( fleksi) setelah tube melewati nasopharynx dan mempersilahkan klien untuk nicks sebentar Menekankan perlunya bemafas dengan mulut dan menelan selama prosedur berlangsung Memberikan air minum ( dengan sedotan ) jika perlu mendorong tube sampai sepanjang yang diinginkan dengan memutar pelan-pelan pada saat klien menelan Tidak memasakan tube masuk bila ada hambatan menghentikan mendorong tube dan segera menarik tube mencek posisi tube menggunakan spatel lidah dan senter. Mengechek letak tube:  Memasang spuit pada ujung NGT, memasang stetoskop pada perut bagian kiri atas klien (daerah gester ) kemudian suntikan 10-20 cc udara bersamaan dengan auskultasi abdomen  Aspirasi pelan-pelan untuk dapat isi lambung  Bila tube tidak dilambung, masukan lagi 2.5-5 cm tubenya Oleskan bensin / alcohol biarkan sampai kering Melepas sarung tangan Fikasi Tube dengan plester, sebelum diikat benang Memotong 5 — 7,5 cm plester, membelah menjadi 2 salah satu ujungnya 3,5 cm, memasang ujung yang lainnya dibatang hidung klien lingkarkan silangkan plaster pada tube dihidung dan tempelkan pada batang hidung Tempelkan ujung NOT pada baju klien dengan memasang plester pada ujungnya dan penitikan pada baju Merapikan alat-alat Mencuci tangan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL KATERISASI URINE No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Suatu teknik memasukkan kateter ke dalam kandung kencing (blader) 1. untuk drainase urine 2. Untuk memasukan cairan ke dalam blader a. Masalah Eliminasi yang harus mendapatkan tindakan secepatnya b. Ada program dan dokter yang merawat secara tertulis / lisan sesuai dengan indikasi pada masalah tersebut 1. Kateter Stenil + urinbag 2. Duksteril 3. Sarung tangan steril 4. Kapas pembersih steril 5. Spuit yang telah diisi air steril 6. Jelly+spuit 7. Plester + gunting 8. Bengkok 1. Cuci tangan 2. Pilih tipe dan ukuran kateter  Sambungkan urine bagian dengan kateter  Untuk kateter tetap, ambil spuit dengan mengisi air steril dan kempeskan balon dengan menarik air, biarkan spuit tertinggal  Siapkan alat steril dan non steril 3. Berikan privasi pada klien: tutup pintu kamar, pasang tirai 4. Atur posisi klien 5. Beri pengalas pada bokong 6. Dekatkan alat-alat 7. Pakai sarung tangan steril 8. Gunakan tangan non dominant untuk mengekpos meatus 9. Lakukan desinfeksi : gunakan kapas betadin dengan pincet secara aseptis 10. Gunakan gerakan sekuler untuk laki-laki atau lakukan HygieSne untuk wanita



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



KATERISASI URINE No. Dokumen



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Prosedur kerja



Unit terkait



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG 11. Jauhkan kapas bekas dan bengkok dan area steril 12. Menutup general pria dengan duk lubang 13. Tangan non dominant memegang penis atau membuka vulva 14. Memasukan jelly (25 spuit) kedalam uretra bila laki- laki (2-3 cc) dan atau mengoles jelly pada kateter untuk wanita 15. Masukan kateter 15-22,5 cm pada pria pegang penis 45 sampai urine keluar atau masukan 5-7,5 cm pada wanita 16. Masukan lagi kateter 2,5 cm 17. Isi balon dengan air steril sejumlah yang tertera pada kateter 18. Tarik kateter sampai ada tahanan 19. Gunting plastic yang membungkus kateter 20. Buka sarung tangan 21. Fiksasi kateter kebawah abdomen pasien pria atau pada paha depan untuk wanita 22. Menempatkan penampung dan saluran dengan benar 23. Bantu pasien untuk posisi nyaman 24. Kumpulkan dan sisihkan alat diposible 25. Cuci tangan 26. Evaluasi hasil yang didapat sebagai berikut :  Kateter tetap draignage dengan kateter langsung masuk dan dilepas tanpa ketidak nyamanan  Pasien nyaman 27. Dokumentasi Dokumentasikan  Tanggal dan jam  Type dan ukuran kateter  Jumlah urine  Deskripsi urin  Respon pasien terhadap prosedur Perawat



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL HUKNAH RENDAH DAN HUKNAH TINGGI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memasukan cairan fisiologis (NaCI ) hangat kedalam colon descendens (huknah rendah) dan colon ascendens (huknah tinggi) dengan mengunakan canula usus



Tujuan



 Merangsang peristatik usus sehingga pasien dapat BAB (huknah rendah)  Mengosokan usus sebagai persiapan tindakan operasi atau diagnostic  Sebagai tindakan pengobatan



Kebijakan



-



Persiapan



Alat-alat 1. Sampiran 2. Selimut mandi / kain penutup 3. Pengelas 4. Irigator lengkap dengan kanule sesuai umur pasien 5. Cairan Hangat ( NaCI) 6. Bengkok dengan cairan desinfektan hidroklorin 0.5% 7. Pelicin /jelly 8. Pispot 2 buah 9. Klem



Prosedur kerja



1. Pasien diberi penjelasan 2. Pasang sampiran, pintu ditutup 3. Menyiapkan pasien dalam posisi tidur sim  Miring kekiri untuk huknah rendah  Miring kekanan untuk huknah tinggi 4. Memasang pengalas 5. Pasang selimut mandi, pakaian bagian ditanggalkan, tutup dengan selimut pasien



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



bawah



HUKNAH RENDAH DAN HUKNAH TINGGI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



6. Mengisi irrigator dengan NaCI hangat 7. Memasang canule rectum, pada ujung slang diolesi pelican, udara dikeluarkan, selang dijepit/diklem 8. Irigator dipegang dengan tangan kiri perawat pada huknah rendah setinggi 50 cm dan tempat tidur, canule dimasukan 15 cm sambil pasien disarankan nafas panjang. Pada huknah tinggi 30 cm dan tempat tidur. Canule di masukan 15cm dengan waktu 20 menit 9. Klem selang dibuka, cairan dimasukan perlahan-lahan maksimal 1 liter 10. Bila cairan sudah habis, selang diklem canule dicabut 11. Canule dilepas dan dimasukan kedalam bengkok yang berisi larutan desinfektan 12. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberikan untuk menahan sebentar, kemudian pispot dipasang 13. Setelah selesai pasien dicebok, dan dikeringkan lalu dirapikan 14. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempatnya 15. Perawat mencuci tangan



Unit terkait



-



MENOLONG PASIEN PADA WAKTU BAB & BAK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Membantu pasien yang hendak buang air besar atau air kecil diatas tempat tidur



Tujuan



1. Mengurangi pergerakan pasien 2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi 3. Mengetahui adanya kelainan feces atau urine dengan langsung



Kebijakan



-



Persiapan



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Prosedur kerja



1. Pakaian bawah pasien dibuka bagian tubuh ditutup selimut 2. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong kalau perlu dibantu lalu pasang pengalas 3. Pispot disorongkan sampai tepat dibawah bokong pasien, bila pasien tidak bisa melakukan sendiri petugas membantu dengan tangan kiri untuk menekuk lutut dan mengangkat pinggul pasien sedangkan tangan kanan menyorongkan pispot sampai posisi tepat dan nyaman. 4. Pasien diberitahu, petugas memakai sarung tangan 5. Pintu ditutup dan sampiran dipasang



Pispot tertutup / urinal Pengalas Botol berisi air cebok Kapas cebok dalam tempatnya Tissue, sarung tangan Bengkok Sampiran Selimut



MENOLONG PASIEN PADA WAKTU BAB & BAK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



6. Bila sudah selesai bab /bak, kaki pasien direnggangkan selimut dibuka sedikit lalu anus atau daerah genetalia dibersihkan dan atas kebawah secara berulang sampai bersih bila pasien bisa sendiri petugas menyiram dan tangan pasien dicuci. 7. Setelah selesai pispot diangkat, ditutup dan diturunkan 8. Bokong pasien dibersihkan dengan tisue 9. Pasien dirapikan, alat dibereskan 10. Pintu sampiran dibuka kembali 11. Petugas membuka sarung tangan dan mencuci tangan 12. Mendokumentasikan bila ada yang perlu diobservasi



Unit terkait



-



IRIGASI LAMBUNG



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan lambung dan zat kimia, darah



Tujuan



1. Membersihkan lambung 2. Mencegah keracunan 3. Memberi rasa nyaman pada klien



Kebijakan



Dilakukan pada pasien yang melakukan irigasi pada lambung



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Unit terkait



-



Cuci tangan Cek letak NOT Masukan 30 ml normal saline pada NOT Klien slang pada ujungnya beberapa saat kemudian dilepas Masukan spuite untuk irigasi pada slang dan masukan normal saline perlahan-lahan Jika terjadi tahanan, cek posisi selang miringkan klien ke posisi lain Setelah selang masuk aspirasi cairan yang ada dilambung perlahan-lahan dan ukur jumlahnya Hubungkan selang dengan penampung, jika tidak mengulangi irigasi Cuci tangan



MELAKUKAN IRIGASI MATA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan mata dengan cara mengalirkan cairan ke dalam mata 1. Untuk membersihkan mata yang kotor 2. Untuk mengeluarkan benda asing 3. Melaksanakan tindakan pengobatan mata 1. Boowater 5 % atau obat/cairan lain didalam tempatnya 2. Spuit 20 cc/ khusus untuk mata 3. Kapas basah steril dalam kom 4. Kasa steril, pengalas /handuk 5. Bengkok 6. Pasien diatur dalam posisi duduk dengan kearah posisi mata yang akan diirigasi 1. Perawat mencuci tangan 2. Pengelas dipasang didada pasien sampai bahu 3. Pasien dianjurkan memegang bengkok 4. Mata yang akan dicuci dilap dengan kapas basah dan arah luar dalam 5. Spuite diisi cairan yang akan dipakai 6. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah, cairan disemprotkan perlahan-lahan dan arah dalam ke luar 7. Setelah selesai kelopak mata dikeringkan dengan kapas lembab, muka dikeringkan dengan handuk 8. Obat mata diberikan bila perlu 9. Setelah selesai pasien dirapikan kembali 10. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula 11. Perawat mencuci tangan 12. Mendokumentasikan pada catatan keperawatan Perhatikan:  Teknik antiseptek / aseptic  Cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras  Obat diberikan sesuai dengan program pengobatan -



MELAKUKAN IRIGASI TELINGA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mencuci rongga telinga di bagian luar dengàn cairan yang dialirkan / disempotkan kedalamnya 1. Membersihkan rongga telinga dan nanah, kotoran telinga dan benda-benda asing 2. Dilakukan pada pasien OMP (Otitis Media Purulenta) Alat-atat 1. Spuit biasa / spuit khusus untuk irigasi 2. Cairan / obat yang diperlukan dalam tempatnya 3. bengkok 1 buah 4. Perlak / pengalas 5. Handuk 6. Pinset khusus untuk telinga 7. Kapas 1. Perawat mencuci tangan 2. Pasang pengalas diatas bahu 3. Pasien dianjurkan agar memegang bengkok dibawah telinga yang akan diberikan 4. Dengan tangan kiri petugas daun telinga ditarik keatas dan sedikit ke belakang 5. Ujung spuit diletakan dimuka lubang telinga tetapi jangan sampai menutupinya 6. Penyemprotan dilakukan pada sisi atas lubang telinga dengan aliran agak deras, namun hati-hati. 7. Cairan yang keluar dan lubang telinga di tampung mengunakan bengkok 8. Penyemprotan di ulang beberapa kali sampai rongga telinga bersih 9. Setelah bersih lubang telinga dikeringkan dengan kapas dan daerah sekitarnya dikeringkan dengan handuk 10. Telinga ditetesi obat bila perlu -



MELAKUKAN UJI TORNIQUET (REUMPLE LEED)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Tindakan yang dilakukan dengan memasang alat pengukur tensi pada lengan atas untuk mengetahui terjadinya kelainan homeostatis Mengetahui ada atau tidaknya kelainan homeostatis Semua kilen yang dicurigai mengalami gangguan Alat: a. Tensi Meter b. Stetoskop 1. Mencuci tangan 2. Pasang manset pada lengan atas 3. Hubungkan manset dengan tensi meter 4. Ukur tekanan sistole dan diastole 5. Jumlahkan hasil systole dan diastole, selanjutnya dibagi dua 6. Hasil pembagian dipertahankan selama 5 menit 7. Lepaskan manset tensi meter 8. Periksa daerah fossa cubiti dan hitung jumlah bintik-bintik 9. Bila dalam diameter 1 cm muncul bintik-bintik merah lebih dari 10 cm dinyatakan positif 10. Infomasikan hasil yang didapat klien 11. Mencuci tangan 12. Dokumentasi Catat hasil pada dokumen keperawatan Perawat, dokter



LATIHAN SEBELUM OPERASI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Latihan fisik yang dilakukan oleh pasien sebelum melakukan operasi / tindakan pembedahan



Tujuan



Mengurangi efek narkose setelah operasi



Kebijakan



Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilakukan latihan sebelum operasi



Persiapan



Persiapan Pasien: Pasien diberitahu tindakan yang harus dilakukan



Prosedur kerja



1. Perawat menjelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan sebelum dilakukan tindakan operasi 2. Perawat menjelaskan latihan nafas perut  Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal  Kedua tangan dikepal diletakan ke perbatasan antara perut dan dada, sentuh ibu jari menempel pada tulang iga terakhir  Keluarkan nafas dengan penuh sampai tulang iga terasa turun  Kemudian tarik nafas dalam melalui hidung dan mulut sampai perut terasa naik  Tahan nafas sampai hitungan ke lima  Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui hidung mulut dan mulut  Ulangi sebanyak 15 kali dan istirahat setiap 5 kali  Lakukan latihan dua kali sehari 3. Anjurkan dan dampingi pasien untuk melakukan tindakan ini



LATIHAN SEBELUM OPERASI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



4. Perawat mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif  Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal  Letakan tangan dengan jari saling menyisip diatas perut dengan ibu jari diatas dada  Lakukan nafas perut seperti diatas  Dengan mulut sedikit terbuka tarik nafas penuh  Lakukan batuk 3 kali dengan bunyi “huck”  Kemudian selagi mulut terbuka tarik nafas dalam dengan cepat  Lakukan batuk dengan kuat 1-2 kali lagi 5. Perawat menganjurkan dan mengajarkan latihan tungkai:  Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal  Luruskan ke dua tungkai  Angkat tungkai degan posisi lurus secara perlahan kemudian tekuk lutut dan tahan beberapa menit  Turunkan tungkai secara perlahan dalam posisi lurus  Lakukan sebanyak lima kali 6. Perawat menganjurkan dan mengajarkan pasien latihan kaki  Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal  Luruskan kedua tungkai  Kemudian lakukan gerakan memutar pergelangan kaki dengan arah yang sama  Lakukan pemutaran dengan dua arah (kiri-kanan)  Lakukan gerakan ini sebanyak lima kali 7. Selama melakukan latihan, perawat mengobservasi keadaan pasien 8. Perawat menganjurkan pasien untuk melakukan latihan terlampir



Unit terkait



-



TEKNIK MELAKUKAN NAFAS DALAM



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu kegiatan dengan memasukan udara ke dalam paruparu yang jumlahnya 1,5 -2 kali nafas normal



Tujuan



1. Agar seluruh bagian paru-paru dapat mengembang dengan baik dan relaksasi dari otot-otot pernafasan 2. Merangsang terjadinya batuk dan membantu lancarnya pengeluaran secret. 3. Mencegah terjadinya bronkopneumonia. 4. Untuk mencegah kolapnya paru-paru yang disebabkan terhambatnya secret keluar



kebijakan



Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilakukan latihan sebelum operasi



Persiapan



Pasien yang mengalami tirah baring dan infeksi paru-paru



Prosedur kerja



1. Perawat mencuci tangan 2. Kedua tangan pasien diletakkan diatas perut ( boleh menggunakan bantal tipis untuk mengurangi sakit ) dan kedua kaki ditekuk 3. Menganjurkan pasien menarik nafas panjang lewat hidung ( inspirasi ) sebanyak-banyaknya , kemudian ditahan sebentar lalu hembuskan nafas (ekspirasi) melalui mulut pelan-pelan, sambil perut ditekan sedikit 4. Prosedur ini dilakukan berulang 2-3 kali dengan cara yang sama dan nafas dalam yang ke 4 anjurkan kembali pasien tarik nafas yang panjang lalu ditahan sebentar setelah itu disuruh membatukan kuat-kuat dengan mengunakan otot perut, diafragma dan otot dada 5. Bila pasien kesulitan untuk mengeluarkan sekret boleh diberikan minum air hangat (bila tidak puasa)



Unit terkait



Fisioterapi



TEKNIK FISIOTERAPI DADA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan yang dilakukan untuk memberikan latihan pada daerah dada dan punggung dengan cara melakukan claping dan vibrasi 1. Membantu agar sekret yang melekat pada alveoli terlepas dan terdorong sehingga dapat keluar pada percabangan bronchus dan trachea 2. Merangsang terjadinya batuk Pasien yang mengalami tirah baring dan infeksi paru-paru 1. Clapping :  Perawat mencuci tangan  Melakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk-nepuk dada dan atau punggung pasien secara bergantian dimana hanya bagian tepi telapak tangan yang bersentuhan dengan permukaan tubuh sampai ada rangsangan batuk. Bila sudah ada rangsangan batuk pasien dianjurkan membatukkan dan mengeluarkan lendir ditampung dalam sputum pot prosedur ini dilakukan beberapa kali sampai lendir bersih dan pasien lega.  Merapikan pasien dan alat – alat  Perawat mencuci tangan 2. Vibrasi  Perawat mencuci tangan  Menganjurkan pasien menarik nafas dalam, pada waktu mengeluarkan nafas kedua tangan perawat diletakan di bagian samping depan dan cekungan iga. , kemudian membuat getaran — getaran lembut . Prosedur ini dilakukan beberapa kali sampai pasien merasa lega.  Merapikan pasien dan alat-alat  Perawat mencuci tangan Mencatat pada catatan perawat : reaksi pasien , jumlah dan warna sputum / sekret yang keluar. Fisioterapi



MEMBANTU MELAKUKAN LUMBAL FUNGSI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Penyuntikan pada daerah lumbal untuk mengambil cairan otak kemudian dilakukan pemeriksaan.



Tujuan



1. Mengambil cairan otak 2. Sebagai bahan pemeriksaan



Persiapan



Bahan dan alat:  Kuvet steril berisi : sarung tangan , duk lubang , lidi kapas, kasa, kapas kering , botol kecil tempat liquor, jarum lumbal.  Botol berisi alkohol  Plester dan gunting verband  Manometer  Bengkok Persiapan pasien  Inform consent  Mengatur posisi pasien



Prosedur kerja



1. Dokter menjelaskan maksud tindakan dan menandatangani inform consent. 2. Perawat / bidan mencuci tangan 3. Pasien diberitahu bahwa akan dilakukan lumbal fungsi 4. Daerah bokong ditutup dengan kain / pakaian / popok, lutut dan bagian tengkuk ditekuk hingga dagu hampir menyentuh 5. Dokter memakai sarung tangan dan memulai dengan memasang duk steril , desinfektan daerah lumbal dengan betadin 6. Kemudian dibersihkan dengan alkohol 7. Mulai dilakukan lumbal fungsi , mandrin ditarik



MEMBANTU MELAKUKAN LUMBAL FUNGSI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



8. Perawat / bidan menampung cairan liquor dalam botol kecil yang sudah disediakan sebelumnya dalarn jumlah secukupnya untuk bahan pemeriksaan. 9. Mandrin dipasang kembali kemudian jarum ditarik, bekas tusukan dioles dengan betadin lalu ditutup dengan kasa steril dan diplester 10. Pasien dirapikan dan alat dibereskan 11. Perawat mencuci tangan 12. Mendokumentasikan tindakan pada catatan keperawatan 13. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 14. Hati-hati menekuk bayi, jangan sampai biru. 15. Setelah lumbal fungsi pasien ditidurkan terlentang tanpa bantal selama 6 jam.



Unit terkait



Perawat, dokter



PENERIMAAN DAN PENYERAHAN PASIEN DI OK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Penerimaan dan penyerahan penderita beserta kelengkapannya dan petugas ruangan ke petugas kamar operasi dan sebaiknya dengan menanda tangani check lyst perpindahan pasien pre dan post operasi oleh kedua belah pihak



Tujuan



1. Mencegah terjadinya kekeliruan pada penderita 2. Mencegah kehilangan dan kelengkapan administrasi penderita



Persiapan



Serah terima pasien dari ruangan ke perawat OK dan sebaliknya dan perawat OK ke perawat ruangan secara lengkap



Prosedur kerja



1. Petugas OK menerima penderita dan kelengkapan dan petugas ruangan. 2. Pindahkan pasien ke Brancard khusus kamar operasi 3. Serah terima dilakukan secara tertulis dengan menandatangani check lyst perpindahan penderita pasien dan post operasi yang ditandatangani kedua belah pihak 4. Pasca pembedahan, OK menyerahkan kembali penderita dan. kelengkapannya kepada petugas ruangan. 5. Serah terima juga dilakukan tertulis memakai check lyst perpindahan penderita pre dan post operasi oleh petugas OK dan petugas penerima (ruangan)



Unit terkait



Ruangan penerimaan, perawat ruangan, perawat OK IRD



PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN CUCI TANGAN OPERASI OK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Cuci tangan untuk pembelahan dengan air dan cairan desinfectan agar bebas bakteri dan spora 1. Mencegah infeksi luka operasi 2. Menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dan permukaan kulit serta mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Menjadikan tangan bebas kuman



Prosedur kerja



a. Persiapan 1. Chlorhexidine 5% / Hibiscrub 2. Sikat dan pembersih kuku 3. Air mengalir b. Pelaksanaan 1. Hidupkan kran air 2. Basahi kedua tangan, bubuhkan detergen (chorlacxidine 5%/Hibiscrub ± 2 cc) -) gosokkan pada kedua tangan dan ujung jari sampai siku bilas dengan air mengalir untuk menghilangkan debu dan lemak. 3. Perhatikan posisi ujung-ujung jari harus lebih tinggi dan pada siku 4. Ambil sikat yang telah disiapkan, teteskan hibiscrub ± 2 cc pada kedua tangan, disikat dan ujung jari sampai siku kemudian bilas dengan air bersih. 5. Dilakukan berulang-ulang sampai ± 6 s/d 10 menit untuk kedua tangan. 6. Bilas dengan air 7. Keringkan tangan dengan lap steril



Unit terkait



Ruang cuci tangan kamar operasi



PERILAKU PETUGAS KAMAR OPERASI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Perilaku dikamar operasi adalah tingkah laku petugas kamar operasi sedemikian rupa berdasarkan ketentuan yang berlaku di OK



Tujuan



1. Agar kamar operasi selalu dalam keadaan aseptic atau sucihama dan dapat dipakai setiap saat 2. Agar alat terpelihara, berfungsi dengan baik & siap pakai 3. Agar tindakan kegiatan pembedahan atau operasi dapat terlaksana lancar dan aman 4. Agar semua anggota tim dapat bekerja dengan tenang dan nyaman. 5. Agar dapat dijadikan tempat untuk pelatihan bagi siswa, mahasiswa dan pendidikan spesialis.



Kebijakan



Kamar operasi yang bersih dan suci hama



Persiapan



1. Tersedia ruang penerimaan, ruang pembedahan dan ruang pulih 2. Tersedia alat (instrumen dan linen), bahan habis pakai (medik), obat-obatan standar yang cukup 3. Tersedia topi, masker, baju, celana dan alas kaki yang cukup. 4. Tersedia mencatat alat lainnya.



Prosedur kerja



1. Setiap petugas yang masuk kamar operasi harus memakai pakaian khusus (baju, celana, topi, masker, alas kaki) yang telah disediakan. 2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya. 3. Berlaku tertib dan disiplin sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Mengurangi pembicaraan yang tidak perlu -



Unit terkait



MENJEMPUT PASIEN PASCA OPERASI KEKAMAR OPERASI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Melakukan penjemputan pasien pasca operasi dikamar operasi keruang rawat inap



Tujuan



Untuk memberikan perawatan lanjutan di ruang rawat inap



Persiapan



Alat-alat: 1. Brancard / tempat tidur dorong yang siap pakai sesuai indikasi 2. Bengkok, tissue 3. Chek lyst pasien pindah



Prosedur kerja



1. Memindahkan pasien dari tempat tidur RR (recovery room) ke brancard atau tempat tidur wang rawat inap yang telah disediakan ( 02, standard infuse, pengaman TT) 2. Mengatur posisi sesuai kondisi pasien 3. Mengatur alat-alat medis yang dia pakai 4. Mengobservasi daerah operasi 5. Menerima operan obat-obatan, program dokter dan PA secara tertulis 6. Perhatikan keadaan umum dan keselamatan pasien selama diperjalanan



Unit terkait



-



ALUR PASIEN MASUK ICU



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Urutan-urutan pasien masuk ke ruangan intensif sesuai dengan prosedur.



Tujuan



Pasien masuk sesuai dengan indikasinya. mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.



Pasien



Kebijakan



Pedoman Pelayanan Anastesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit



Prosedur kerja



1. Penderita di konsulkan oleh SMF (Bedah, Anak, lnterna, Kandungan) ke Intensivist /Anastesi 2. Dokter intensivist / melakukan pemeriksaan penderita di ruangan atau IRD 3. Bila dokter intensivist ace di rawat di ruangan maka dokter intensivist menghubungi petugas ICU 4. Petugas ICU menyiapkan bed dan peralatan yang akan digunakan 5. Petugas ruangan atau UGD akan menghubungi petugas ICU untuk mengkonfirmasikan bahwa akan mengirim pasien 6. Petugas ruangan atau UGD mengantar pasien ke ICU, 7. Bila kondisi pasien dalam keadaan kritis harus di dampingi oleh dokter 8. Penderita di terima oleh petugas ICU dan dilakukan serah terima dengan lengkap mengenai permasalah pasien.



Unit terkait



-



INDIKASI PASIEN KELUAR ICU



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Persyaratan pasien dipindahkan dari perawatan intensif



Tujuan



Pasien terseleksi dengan benar



Kebijakan



Pedoman Pelayanan Anastesiologi dan Reanimasi di Rumali Sakit



Prosedur kerja



Indikasi pasien keluar ICU : 1. Pasien tidak memerlukan lagi terapi intensif karena keadaan membaik atau terapi telah gagal dan prognosis dalam waktu dekat akan memburuk serta manfaat terapi intensif sangat kecil. 2. Bila pada pemantauan intensif temyata hasilnya tidak memerlukan tindakan atau terapi intensif lebih lama 3. Terapi intensif tidak memberi manfaat dan tidak perlu diteruskan lagi pada: a). Pasien usia lanjut dengan gagal 3 organ atau lebih yang memberi respon terhadap terapi intensif selama 72 jam b). Pasien mati otak atau koma (bukan karena trauma) yang menimbulkan keadaan vegetatif dan sangat kecil kemungkinan untuk pulih 4. Pasien dengan bermacam-macam diagnosis Jantung Terminal, Karsinoma yang menyebar.



Unit terkait



Dokter dan perawat



PROSEDUR PENYEDIAAN ALKES DAN OBAT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Pengenalan lingkungan kerja bagi baru di ruang intensif pegawai / tenaga keperawatan 1. Menyamakan persepsi tentang misi, visi, struktur organisasi, tugas pokok, uraian tugas falsafah dan tujuan rumah sakit. 2. Meningkatkan keterampilan tenaga keperawatan baru dalam melakukan prosedur-prosedur keperawatan yang dilakukan dilingkup pelayanan keperawatan dan intensif khususnya. 3. Meningkatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan. 4. Membina sikap profesional tenaga keperawatan 1. Agar pegawai baru dapat memberikan pelayanan kegawatan secara cepat dan tepat. 2. Agar pegawai baru memahami tentang efisiensi dan efektifitas waktu, biaya, tenaga bagi pasien. 1. Melakukan orientasi ruangan 2. Memberikan penjelasan tentang : a) Struktur organisasi intensif b) Kebijakan yang berlaku c) Gambaran umum asuhan keperawatan intensif 3. Melakukan bimbingan langsung tentang penggunaan alat-alat intensif. 4. Memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan pemeliharaan alat-alat di intensif 5. Mengajarkan dan membimbing ketrampilan khusus : a) Tehnik suction b) Tehnik memandikan pasien dengan ventilator c) Resusitasi Cairan d) Resusitasi Jantung Pulmonal e) Assistant intubasi, CVP,mengukur CVP. f) Ekstubasi g) Pengisian chart intensif h) Chest Physioterapi Perawatan pasien dengan WSD Terapi i) Perawatan Lukabakar j) Penggunaan bath tub Unit keperawatan



ORAL HYGIENE



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dan semua kotoran atau sisa makan dengan mempergunakan kasa atau kapas yang telah dibasahi air bersih



Tujuan



1. Mempertahankan kebersihan rongga mulut lidah dan gigi dan semua kotoran dan sisa makanan agar tetap sehat dan tidak berbau 2. Mencegah terjadinya infeksi seperti stomatitis dll 3. Memberi perasan nyaman pada pasien 4. Meningkatkan nafsu makan



Kebijakan



Persyaratan dalam asuhan keperawatan kepada pasien : 1. Setiap pasien yang tidak sabar 2. Setiap pasien yang operasi mulut 3. Setiap saat sesuai kebutuhan



Persiapan



Baki yang berisi: 1. Handuk 2. Gelas kumur berisi air bersih NaCl 0,9%/air garam 3. Sudip Lidah (Tongue spatel) yang sudah dibungkus kasa 4. Kapas lidi 5. Bengkok 6. haas/kapas deppers 7. Pinset(arteri klem) 8. Borax gliserin 100%



Prosedur kerja



1. Beri penjelasan kepada pasien 2. Handuk diletakkan didagu dan di pipi pasien 3. Ujung pinset di bungkus dengan haas dibasahi dengan air bersih/Na cl 0,9%/air garam 4. Mulut pasien dibuka dengan sudip lidah



ORAL HYGIENE



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



5. Rongga mulut dibersihkan mulai dan rongga mulut gigi, lidah dan terakhir bibir 6. Haas yang kotor dibuang dibengkok 7. Tindakan pembersihan tersebut diulangi sampai bersih 8. Selanjutnya oleskan borax gliserin 10% 9. Bila ada stomatitis oleskan obat lain 10. Pasien dirapikan 11. Peralatan dikembalikan ketempatnya 12. Dokumentasikan pada catatan keperawatan



Unit terkait



Perawat



MEMBUAT LARUTAN KLORIN 0,5%



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Larutan desinfektan dengan konsentrasi efektif klorin 5000 ppm



Tujuan



Menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari alat kesehatan



Kebijakan



Digunakan untuk dekontaminasi alat-alat kesehatan



Persiapan



1. Sarung tangan 2. Bayelen 1 liter 3. Air bersih 9 liter



Prosedur kerja



1. Cuci tangan 2. Gunakan sarung tangan 3. Siapkan 1 liter bayelen / larutan natrium hipoklorit 4. Campurkan 1 liter bayelen dengan 9 liter air bersih 5. Simpan larutan dalam tempat yang tertutup 6. Buka sarung tangan 7. Cuci tangan



Unit terkait



Petugas CS, Perawat



PERAWATAN LUKA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengganti balutan luka dan mengobati luka dengan obat desinfektan 1. Melindungi luka dan trauma mekanik 2. Mengobati drainase 3. Mencegah kontaminasi dan kotoran tubuh 4. Membantu hemostasis 5. Mengimobilisasikan luka 6. Menghambat/membunuh mikro organisme 7. Memberikan rasa aman bagi mental dan fisik pasien 8. Memberikan lingkungan psikologis yang sesuai untuk penyembuhan luka 9. Mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan Dilakukan pada pasien yang luka dan ada order dan dokter yang merawat 1. Satu set perawatan luka / packing set ( pincet anatomi , pincet chirugis, gunting heating, kom kecil 2 buah, lidi kapas, haas steril) Pengalas dan bengkok 2. Obat-obatan yang diperlukan 3. Sepasang sarung tangan 4. Plester dan gunting 5. Larutan desinfectan dalam tempatnya 6. Kantong sampah medis 1. 2.



Cuci tangan Buka alat-alat steril dan pertahankan agar tidak terkontaminasi, tuang larutan antiseptik dan bahan yang diperlukan 3. Gunakan sarung tangan 4. Bersihkan luka sesuai kondisi luka tetap steril 5. Berikan obat sesuai program / kondisi luka lalu tutup dengan haas steril 6. Buka sarung tangan 7. Fiksasi kasa dengan plester, tambahan balutan bila diperlukan 8. Rapikan pasien seperti semula 9. Cuci tangan Perawat, dokter



MENGANGKAT JAHITAN LUKA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/2



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit • Mencegah terjadi infeksi dan benang • Mencegah tertinggalnya benang



Kebijakan Persiapan



Satu set alat steril , terdiri dan: o Pinset anatomi o Pinset chirugi o Kiemarten o Gunting lurus o Kapas lidi o Haas steril o Deppers o Mangkok kecil o Agraf tang Peralatan yang tidak steril o Gunting o Plester o Bengkok o Pengalas o Alkohol dalam tempatnya o Bensin dalam tempatnya o Betadin dalam tempatnya o Larutan desinfektan dalam tempatnya



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5.



Pasien diberi penjelasan Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan Pasang pengalas dan bengkok Balutan lama dibuka dan dibuang kedalam bengkok Luka dibersihkan dengan lidi kapas yang dibasahi dengan alkohol dan dilakukan satu arah dan dalam keluar



MENGANGKAT JAHITAN LUKA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



6. Letakkan haas steril disamping luka 7. Simpul jahitan ditarik sedikit keatas secara hati-hati dengan memakai pinset chirugis sehingga benang yang ada didalamnya kelihatan, benang ini digunting lalu ditarik hati-hati kemudian dibuang pada haas yang telah disediakan . Bila jahitan berupa stapler , angkat stapler dengan menggunakan agraf tang. 8. Periksa luka apakah ada benang / stapler yang tersisa/ tertinggal 9. Luka dioles dengan betadin memakai lidi kapas 10. Luka ditutup haas steril lalu diplester 11. Peralatan dibereskan dan pasien dirapikan 12. Alat-alat yang sudah dipakai direndam dalam larutan desinfektan yang sudah disiapkan 13. lepas sarung tangan dan cuci tangan 14. Mendokumentasikan dalam catatan keperawatan



Unit terkait



-



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN KOLOSTOMI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/2



Ditetapkan Direktur



PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan 1. Menjaga kebersihan dan mencegah infeksi 2. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma 3. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya 4. Memunculkan dampak psikologis terhadap stoma tersebut 1. Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi permanen & temporer 2. Harus dapat persetujuan pasien / keluarganya 3. Pasien /keluarga wajib mendapat pendidikan tentang kolostomi 1. Kantong kolostomi 2. 1 set rawat luka ( pincet, kom kecil, gunting) 3. Kapas, Nacl 0,9% 4. Kasa steril , plester 5. Zinksalp/zinkoil 6. Bengkok dan pengalas 7. Sarung tangan 8. Kantong plastik untuk sampah 1. Memakai sarung tangan 2. Pasang pengalas dibagian kanan/ kiri sesuai stoma 3. Observasi produk stoma ( warna, kosistensi,ban,dll) 4. Membuka kantong stoma dengan hati-hati menggunakan pincet dan tangan kin menekan kulit 5. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas Naci 0,9 % /kapas air hangat 6. Keringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril 7. Observasi stoma dan kulit sekitar stoma 8. Memberikan salep / zink oil tipis-tipis jika ada iritasi kulit sekitar stoma 9. Mengukur stoma dan membuat lubang kantong kolostomi sesuai ukuran stoma 10. Membuka satu sisi /sebagian perekat kantong kolostomi 11. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi sesuai kebutuhan STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



PERAWATAN KOLOSTOMI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



12. Menggunakan pincet untuk mempermudah memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi 13. Membuka sisa perekat dan hindari masuknya udara dalam kantong 14. Merapikan pasien dan lingkungannya 15. Merapikan alat dan membuang sampah 16. Melepas sarung tangan dan cuci tangan 17. Dokumentasi Catat hasil kegiatan pada catatan keperawatan



Unit terkait



Dokter, perawat



KEBERSIHAN RUANG RAWAT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Kebersihan ruang rawat meliputi kebersihan kamar, tempat tidur, lingkungan 1. Untuk menjaga rumah sakit tetap bersih dan indah 2. Memberi rasa nyaman, tenang kepada semua orang pengguna rumah sakit 3. Mencegah infeksi nosokomial dan memberdayakan kebersihan pada semua pihak 1. Semua petugas rumah sakit, siswa / mahasiswa yang praktek pasien, pengunjung dan penunggu pasien wajib turut memelihara kebersihan ruangan ligkungan. 2. Melakukan bongkaran ruangan sekali sebulan atau sewaktu-waktu bila di perlukan 1. Tempat sampah umum yang tertutup 2. Alat-alat kebersihan 3. Tersedia cairan pembersih 1. Pekarya / CS menyapu / mengepel 2 x sehari setiap kali ada kotoran seperti muntahan, urine, dan sebagainya dengan memakai larutan sesuai ketentuan 2. Pekarya / CS membersihkan kaca, pintu dan jendela 2 x seminggu 3. Pekarya / CS melawa-lawa 1 x seminggu 4. Pekarya / CS membersihkan kamar mandi setiap hari atau setiap pasien pulang untuk ruang perawatan VIP 5. Pekarya / CS membersihkan wastafel setiap hari 6. Pekarya / CS menyediakan handuk/tissue untuk mengeringkan tangan 7. Perawat bertnggung jawab terhadap kebersihan 8. Perawat merapikan tempat tidur dan meja-meja pasien 9. Perawat menganti alat-alat tenun setiap kotor dan basah 10. Kepala ruangan memantau, membimbing pekarya dan perawat dalam menjaga dan meningkatkan kebersihan Sub Divisi Keperawatan dan gudang



PROSEDUR KONSUL ANTAR DOKTER SPESIALIS/KONSULEN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Konsultasi dimaksudkan untuk melakukan pelayanan medis secara terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.



Tujuan



Memberikan pelayanan kebutuhan pasien



Medis



Interdisiplin



dan



holistik



Kebijakan



Pasien wajib dilakukan konsultasi kepada disiplin terkait apabila diketahui terdapat masalah yang menyangkut multidisiplin.



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Konsultasi dilaksanakan secara tertulis ditujukan kepada unit terkait 2. Konsultasi dilakukan dengan menggunakan lembar lembar medis 3. Dalam konsultasi dicantumkan secara jelas kronologis pada data-data penunjang dan maksud konsultasi dengan jelas 4. Dicantumkan tanda tangan dan nama terang pengirim konsultan 5. Jawaban konsul ditulis dalam lembar khusus dalam memberi anjuran pemeriksaan penunjang, terapi, atau tindakan yang diperlukan sesuai dengan disiplin konsultan 6. Konsultasi dilakukan di bangsal pengonsul (bed consult) 7. Konsultasi dapat dalam bentuk konsultasi efektif / berencana segera/cito ( sesuai dengan kebutuhan, apakah keadaan pasien emergency atau tidak)



Unit terkait



Disiplin / SMF terkait Konsultan



PENGIKATAN PADA KLIEN KRISIS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/2



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Tindakan yang dilakukan pada klien yang gaduh gelisah dengan cara mengikat tangan dan kaki



Tujuan



1. Mencegah segera bahaya yang akan dialami klien maupun orang lain ketika terapi lain tidak efektif 2. Menghindari gangguan serius program penanganan kerusakan lingkungan yang bermakna 3. Untuk mempertahankan penanganan sebagai simulasi yang dapat dijangkau oleh klien 4. Untuk menuruti perasaan pasien itu sendiri



Kebijakan



Dilakukan kepada klien gaduh, gelisah yang beresiko mencederai diri sendiri dan orang lain / lingkungan



Persiapan



Tali pengikat Cuci tangan



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6.



7. 8. 9.



Lakukan pengikatan pada klien gaduh / gelisah Pertahankan privasi klien Rancang cara untuk melakukan pengikatan Gunakan cara yang sesuai untuk memegang Mengidentifikasi perilaku yang menjadi alas dan dilakukannya pengikatan Jelaskan prosedur yang dilakukan, tujuan lama waktu pengikatan dengan bahasa yang mudah dan dimengerti, tidak terkesan menghukum Monitor respon klien terhadap prosedur Hindari mengikat diseat real tempat tidur klien Jauhkan ikatan dan jangkauan klien



PENGIKATAN PADA KLIEN KRISIS No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.



Unit terkait



Berikan rasa nyaman secara psikologis Berikan pengobatan bila perlu Monitor kondisi klien disekitar daerah ikatan Berikan posisi yang nyaman dan aman, hindari aspirasi dan kerusakan klien Lakukan pergerakan akrimitas jika memungkinkan pertimbangkan keamananya Lakukan perubahan posisi secara periodik Sediakan alat untuk memanggil perawat, misalnya Bel Bantu pemenuhan kebutuhan dasar makan, minum eliminasi & kebersihan diri Evaluasi secara periodic kelanjutan pengikatan Libatkan klien dalarn membuat keputusan melepaskan ikatan jika memungkinkan Lepaskan ikatan secara bertahap Monitor respon klien sesudah dilepas Minta bantuan pengamanan bila diperlukan



Perawat



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PASIEN PULANG PAKSA No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



PROSEDUR TETAP Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Suatu langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila pasien / keluarga menolak untuk rawat inap



Tujuan



1. Memastikan pasien / keluarga memahami tujuan, rawat inap dan resiko terhadap keputusan yang telah diambil pasien / keluarga. 2. Menghindari terjadinya tuntutan hukum terhadap RS dikemudian hari.



Kebijakan



1. KIE dilakukan oleh dokter dan perawat 2. Pasien / keluarga menanda tangani surat penolakan. 3. Pada kasus-kasus tertentu harus diketahui MOD



Persiapan



1. Surat penolakan 2. Catatan perawatan



Prosedur kerja



1. Dokter memberikan KIE tentang kondisi pasien komplikasi / resiko, dan program perawatan / pengobatan 2. Pasien /keluarga menandatangani surat penolakan 3. Dokter menjadi saksi dan menandatangani kolom saksi 4. Dokter MOD menegaskan sekali lagi informasi yang telah diberikan dokter yang merawat dan tanda tangan 5. Perawat menandatangani sebagai saksi 6. Pasien menyelesaikan administrasi RS



Unit terkait



Dokter Perawat



PERAWATAN PASIEN YANG AKAN MENINGGAL (SAKRATURAL MAUT)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan perawatan khusus kepada pasien meninggal (dalam keadaan sakratul maut) Memberikan kepuasan dan ketenangan kepada keluarganya Memberikan ketenangan dan kesan pasien di sekitarnya Alat-alat:  Tempat/ruangan khusus sampiran  Alat resusitasi  Tensimeter dan testokop  Pinset  Kain kassa dan air matang dalam tempatnya  Handuk kecil dan waslap untuk menyeka keringat dingin  Alat tenun secukupnya Pasien:  Keluarga pasien diberitahu secara bijaksana  Pasien disiapkan menurut agama dan kepercayaan 1. Pasien ditempatkan terpisah dan pasien lain dipasang sampiran 2. Pasien tetap didampingi oleh perawat 3. Perawat secara bijaksana menjelaskan keadaan pasien kepada keluarga pasien 4. Usahakan pasien selalu dalam keadaan bersih 5. Usahakan suasana disekitar pasien dalam keadaan bersih 6. Bila bibir pasien kering basahilah bibir pasien dengan haas yang dicelupkan dulu kedalam air matang dengan menggunakan pinset 7. Berikan bantuan kepada keluarga pasien untuk kelancaran pelaksanaan upacara keagamaan 8. Amati terus tanda tanda kehidupan (Vital sign) pasien -



PERAWATAN JENAZAH DAN PENGIRIMANNYA KE KAMAR JENAZAH



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG jenazah dari kotoran sebelum jenazah



Pengertian



Membersihkan dibungkus



Tujuan



1. Jenasah bersih 2. Mencegah penularan. 3. Memberi kepuasan kepada keluarga. Setiap mayat yang akan dibungkus dan dibawa pulang harus dibersihkan



Kebijakan



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Unit terkait



-



Cuci tangan Mayat dimandikan dan ujung rambut sampai kaki Tutup lubang-lubang pengeluaran Tangan dan kaki diikat Mayat dibungkus dengan kain pembungkus Pasang label, kirim dengan kereta mayat Cuci tangan Dokumentasi Catat tanggal pasien meninggal dalam catatan perawat



PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Terjadinya perdarahan pada kehamilan setelah minggu sampai bayi lahir.



Tujuan



1. Bidan/perawat mampu mengenal perdarahan dalam kehamilan. 2. Mampu melaksanakan askeb terhadap ibu dengan perdarahan dalam kehamilan. 3. Ibu mendapat penanganan yang cepat dan tepat. 4. Menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan bayi.



Kebijakan



1. Ada aturan tertulis dan kebidanan. 2. Program dokter yang jelas. 3. Menurunkan AKB 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. 2. Baringkan ibu, nilai vital sign (tensi, nadi, temperature, respirasi) 3. Anamnesa, inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi. 4. Kolaborasi terhadap therapy 5. Bila rawat inap anjurkan tirah baring 6. Bantu segala kebutuhan ibu: makan, minim, BAB, BAK, personal hygiene. 7. Bila boleh pulang: pesan segera kembali ke RS bila perdarahan tiba-tiba, tidak boleh koitus, batasi gerak, diit TKTP. 8. Bereskan alat-alat. 9. Pendokumentasian.



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



1.Kamar Bersalin 2.Rawat inap. 3 .Poli Kebidanan 4.UGD



PASIEN DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANTUNG (KET)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Terjadi kehamilan dimana ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di tempat yang tidak normal dan KET merupakan kehamilan ektopik yang disertai kehamilan ektopik tersebut. 1. Pasien dapat penanganan yang cepat dan tepat 2. Mencegah terjadinya syok hipovolemik 1. Dilakukan path setiap pasien KET yang datang ke RB saxwig 2. Dikerjakan oleh dokter kebidanan dan bidan 3. Ada protap penatalaksanaan KET 1. Mencuci tangan 2. Melakukan pengkajian 3. Anamnesa 4. Pemeriksaan umum yaitu vital sign, warna kulit, mata 5. Pemeriksaan obstetric yaitu fundus uteri, nyeri tekan tanda cairan bebas 6. Menegakkan diagnosa 7. Menjalankan tindakan delegatif 8. Memasang infuse 9. Mengambil bahan Lab DL, gol darah 10. Menyiapkan laparatomy 11. Mengobservasi respon pasien 12. Mengevaluasi perkembangan pasien 13. Mengantar pasien ke OK 14. Menyerahkan pasien dengan petugas OK 15. Membereskan obat-obat dan cuci tangan 16. Menulis CM dengan lengkap dan benar 17. Mencatat temuan yang ada pada pasien 18. Melengkapi tanda tangan dan nama OK Anaestesi Laboratorium



KEHAMILAN PRE EKLAMPSI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu komplikasi yang ditandai dengan timbulnya hipertensi disertai protein uria atau oedema pada umur kehamilan 20 atau lebih.



Tujuan



1. Bidan /perawat mampu melakukan deteksi dini kehamilan pre-eklamsi. 2. Mencegah terjadinya kehamilan normal menjadi PE menjadi.



Kebijakan



1. Ada aturan tertulis dari kebidanan. 2. Program dokter yang jelas.



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Unit terkait



1. Kamar Bersalin 2.Rawat inap 3.Poli Kebidanan



Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. Siapkan pasien, timbang berat badan. Anamnesa. Baringkan ibu, nilai vital sign (tensi, nadi, suhu, respirasi) Inspeksi, palpasi, Auskultasi, perkusi. KIE: - Terhadap gejala yang membahayakan kehamilan (tanda iris) - Kapan harus control - Mencari pertolongan, dll 7. Kolaborasi untuk therapy. 8. Alat-alat dibereskan 9. Melakukan pendokumentasian.



PASIEN DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi ≤ 160 mmHg disertai protein urine, pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih 1. Pasien mendapat penanganan cepat dan tepat 2. Mencegah terjadinya eklamsia 3. Menurunkan AKB 4. Menurunkan tekanan darah 1. Dipergunakan pada semua pasien PEB di Kebidanan 2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter kandungan 3. Ada protap penatalaksanaan PEB 4. Konservatif bila UK < 37 minggu tanpa keluhan subyektif dan janin baik selama 24 jam dirawat di UGD 1. Membaca catatan medik pasien 2. Menyiapkan tempat dan lingkungan 3. Menyiapkan obat-obatan 4. Menghubungi dokter / bagian pediatric 5. Mencuci tangan 6. Memberi salam pada pasien 7. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan (informed consent) 8. Membaringkan pasien dengan posisi miring ke kiri 9. Mengukur vital sign 10. Kolaborasi dengan dokter 11. Memasang infuse RE 12. Memberi injeksi MGSO4 20%, 40% 13. Periksa Lab -



PASIEN DENGAN EKLAMPSIA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Kelainan akut pada ibu hamil, persalinan dan masa nifas, ditandai timbulnya kejang atau koma dimana sebelumnya sudah ada tanda pre eklamsia 1. Pasien mendapat penanganan cepat dan tepat 2. Menghentikan kejang dan mencegali kejang ulangan 3. Menunmkan tekanan darah 4. Memperbaiki KU jim danjanin 5. Mencegah dan mengatasi komplikasi 1. Dilakukan pada semua pasien dengan eklamsia yang datang ke RSU Bhakti Medan 2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter 3. Semua kehamilan dengan eklamsia harus diiakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan bayi 4. Pasien harus dirawat insentif sampai keadaan stabil 1. Membaca status pasien 2. Menyiapkan tempat dan lingkungan 3. Menyiapkan alat 4. Mencuci tangan 5. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga (informed consent) 6. Koordinir team kerja 7. Baringkan ibu di tempat tidur dengan posisi miring ke kiri 8. Memberi 02 4-6 liter / menit 9. Memasang tong spatel yang siap pakai pada mulut pasien 10. Memasang infuse RL 11. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian MgSO4 (boka dan bold) dan 20% IV 12. Bila kejang sudah berhenti, melakukan pengkajian pemeriksaan vital sign, inspeksi, palpasi, auskultasi, danVT. 13. Mengambil bahan Lab CDL, VL, BUN SC, LET dan -



PASIEN HAMIL DENGAN GAWAT JANIN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Keadaan janin intra uterin dengan denyut jantung janin kurang dan 120 x/menit atau lebih dari 160 x/menit 1. Mencegah kematian janin 2. Mempercepat proses kelahiran 1. Dilakukan pacla setiap pasien hamil dengan gawat janin 2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter 1. Menyiapkan pasien 2. Membaca status pasien 3. Menyiapkan tempat tidur dan lingkungan 4. Menyiapkan alat-alat 5. Mencuci tangan 6. Memberikan salam pada pasien 7. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan (informed consent) 8. Menyarankan ibu tidur miring ke kiri 9. Memberikan 02 2-3 liter / menit 10. Menjalankan tindakan delegatif 11. Memasang infusedex 10% 12. Menyiapkan pasien untuk SC apabila pasien kelas I 13. Melakukan episiotomi apabila pasien dalam Kelas II 14. Memantau denyut jantung janin setiap 15 menit 15. Menginformasikan respon pasien 16. Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan 17. Membereskan alat-alat 18. Mencuci tangan 19. Mencatat semua kegiatan pada CM perawatan secara lengkap dan benar 20. Mencatat semua kelainan dan temuan 21. Melengkapi catatan dengan tanda tangan dan nama terang. Laboratorium dan Ruang Dahlia



PASIEN DENGAN SOLUTIO PLASENTA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Terlepasnya plasenta dan posisinya yang normal pada uterune sebelum janin lahir. 1. Mempercepat proses persalinan 2. Pasien mendapat penanganan yang cepat dan benar 3. Menurunkan AM dan AKB 1. Dilakukan pacla setiap pasien hamil dengan gawat janin 2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter 1. Dilakukan pada setiap pasien Solutio Plasenta 2. Dikerjakan oleh dokter kebidanan dan bidan 3. Ada protap tentang Solutio Plasenta 1. Menyiapkan pasien 2. Membaca status pasien 3. Menyiapkan tempat tidur dan lingkungan 4. Menyiapkan alat-alat 5. Mencuci tangan 6. Memberi salam kepada pasien 7. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan (Informed Concent) 8. Membaringkan pasien di tempat tidur 9. Mencuci tangan 10. Melakukan pengkajian: anamnesa, pemeriksaanpemeriksaan penunjang. 11. Menentukan diagnosa 12. Menjalankan tindakan delegatif 13. Mengukur vital sign setiap 15 menit 14. Memantau his, DJJ, perdarahan setiap 15 menit 15. Mengevaluasi keberhasilan tindakan 16. Membereskan alat-alat 17. Mencuci tangan 18. Mencatat semua kegiatan yang telah dilakukan 19. Mencatat setiap perkembangan dan temuan-temuan 20. Menandatangani dan nama terang CM perawatan -



0K Anaestesi Ruang Murai - Laboratorium dan transfusi darah



INDUKSI PERSALINAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim untuk memulai terjadinya persalinan. 1. Bidan mampu melakukan tindakan kolaborasi melaksanakan induksi persalinan. 2. Mampu melaksanakan askeb terhadap ibu dengan persalinan. 3. Persalinan bisa berjalan normal dan bayi lahir 1. Ada aturan tertulis dari kebidanan. 2. Ada protap medis tentang induksi persalinan. 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. 2. Anamnesa, kaji vital sign. 3. Baringkan ibu, inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi 4. Pasang infuse, abocath fiksasi dengan plester tutup dengan kasa steril. 5. Atur tetesan mulai 8 tetes / mnt tambahkan 5 unit piton’s naikkan setiap 15 menit sebanyak 4 tetes sampai mencapai maximal tetes / menit. 6. Pantau kontraksi dan DJJ secara cermat setiap ½ jam. 7. Tetesan dipertahankan setelah kontraksi rahim mulai teratur adekuat. 8. Bila terjadi kontraksi rahim mulai kuat dan DJJ < 100/> 160’ menit, tetesan dapat dikurangi / dihentikan. 9. Evaluasi kemajuan pembukaan serviks dengan periksa diri setelah his adekuat setiap 4 jam. 10. Indiksi persalinan gagal bila: - 2 fles caftan sudali habis, tidak ada tanda-tanda inpartu 11. Diulang setelah 24 jam ( sesuai program dokter). 12. Bereskan alat dan cuci tangan. 13. Bereskan penderita 14. Lakukan pendokmentasian. - Kamar bersalin



PERSALINAN VACUM



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Tindakan untuk melahirkan bayi dengan menggunakan alat vacuum 1. Ibu dan bayi mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat 2. Menurunkan AKI dan AKB. 3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bidan dalam menentukan indikasi, menegakkan masalah dan memberi Askeb ibu dan bayi dengan vacum. Ada program tertulis dari dokter 1. ICE pada pasien atau keluarga tentang keadaan pasien dan bayi yang akan dilakukan tindakan vacum. 2. Inform conset pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilaksanakan. 3. Persiapan alat untuk melakukan vacum di dekatkan dan diurutkan. 4. Observasi CHPB. 5. Persiapan pasien: - Pasang infus sesuai program dokter. - Memcuci daerah kemaluan. - Mengosongkan kandung kencing sesuai sikon. - Cuci tangan di air yang mengalir. 6. Melakukan kolaborasi untuk tindakan vacum dan siap menjadi asisten. 7. Mendampingi ibu dan menjadi asisten dalam persalinan vacuum. 8. Melakukan perawatan bayi baru lahir, merawat tali pusat dam asisten memberikan injeksi uterotonika. 9. Mendekatkan bayi ke ibu dan membantu ibu untuk menetekkan dalam 30 menit pertama. 10. Memandikan ibu. 11. Observasi 2 jam PP. 12. Membereskan alat-alat, cuci tangan. 13. Pendokumentasian. - Kamar bersalin



PERSALINAN FORCEPS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Tindakan melahirkan bayi dengan menggunakan alat Forcep



Tujuan



1. Ibu dan bayi mendapatkan pertolongan dengan cepat dan tepat 2. Menurunkan AM dan AKB. 3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bidan menentukan indikasi menegakkan Askeb ibu dan bayi dengan forcep.



Kebijakan



Ada program tertulis dari dokter



Persiapan Prosedur kerja



1. Memberikan ME path pasien keluarga. 2. Persiapan alat didekatkan, diurutkan sesuai kebutuhan. 3. Kosongkan kandung kencing dan cuci tangan di air mengalir 6 pakai APD. 4. Memasang infus sesuai program dokter. 5. Melakukan kolaborasi untuk tindakan forceps dan siap menjadi asisten 6. Mendampingi ibu untuk memberikan dukungan moril. 7. Melakukan perawatan bayi baru lahir dan memeriksa kelam yang ada. 8. Merawat ibu memandikan dan observasi sampai 2 jam partum 9. Membereskan alat dan cuci tangan. 10. Melakukan pendokumentasian



Unit terkait



a. Kamar bersalin b. OK c. Rawat Inap



PASIEN DENGAN PARTUS KASEP No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaan dimana persalinan mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga menimbulkan komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi



Tujuan



1. Mempercepat kelahiran bayi 2. Mencegah komplikasi lebih lanjut pada ibu dan bayi 3. Menurunkan AKB dan AKI



Kebijakan



1. Dilakukan pada semua pasien dengan partus kasep di Kebidanan 2. Dikebijakan oleh bidan dan dokter kebidanan 3. Ada protap penatalaksanaan partus kasep



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Menyiapkan pasien Membaca status pasien Menyiapkan alat-alat, obat-obatan dan lingkungan Mencuci tangan Menghubungi bagian pediatric Memberi salam pada pasien Menjelaskan prosedur tujuan dilakukan tindakan (informed concent) Memberi kesempatan pada pasien untuk bertanya Membaringkan pasien miring ke kiri Melakukan pengkajian Anamnesa Pemeriksaan umum (S,N, T, R, TB, dan BB) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) Pemeriksaan penunjang ; Lab, NST Memberi 02



PASIEN DENGAN PARTUS KASEP No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



16. 17. 18. 19. 20. 21.



22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Unit terkait



Menjalankan / kolaborasi dengan dokter Memasang infusse Dcx 5% /10% 1 Terminasi kehamilan I mempercepat persalinan Injeksi antibiotika dan uterotonika Mendampingi pasien selama proses persalinan Melakukan observasi Djj, his, keadaan umum pasien Setelah lahir, melakukan observasi tekanan darah, nadi, kontraksi uteri, perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama, 30 m selama 2 jam post partum Memberi hidrasi pada pasien Memantau respon pasien Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan Membereskan alat-alat sesuai prosedur P.I Mencuci tangan Memindahkan pasien ke Ruang Rawat inap Mencatat semua tindakan yang dikerjakan Mencatat / melengkapi status obstetric lengkap tanda tangan dan nama terang Melengkapi CM pindah



Ruang Murai OK



PASIEN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Perdarahan pervaginan yang melebihi 500 cc setelah plasenta lahir 1. Agar pasien mendapat penanganan yang cepat dan tepat 2. Mencegah syok akibat perdarahan 3. Menurunkan angka kematian ibu (AKI)



Kebijakan



1. Dilakukan pada pasien Post Partum (PP) yang mengalami perdarahan 2. Dikerjakan oleh bidan dan dokter kebidanan 3. Ada protap penatalaksanaan post partum



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.



12. 13.



Membaca catatan medik pasien Menyiapkan alat-alat dan lingkungan Mencuci tangan Mengkoordinir team kerja Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan (Informed Concent) Memindahkan pasien ke meja gynecology Melakukan dengan pemeriksaan KU, vital sign, dan bila ada tanda-tanda syok, lakukan penanganan syok. Pasang infuse Melakukan pemeriksaan kontraksi uterus Kolaborasi dengan dokter kebidanan Kontraksi baik, pemeriksaan kelengkapan plasenta, bila tidak lengkap lakukan curetage. Bila lengkap evaluasi robekan jalan lahir, robekan (+) lakukan penjahitan Kontraksi uterus lembek / atonia uteri, melakukan massage dan bila lembek, melakukan KBI. Memberi injeksi methergin 0,2 mg/IV, drip oxytocin dalam Dex 5%, mesoprostol 400 mg dan KBE



PASIEN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25



Unit terkait



1. 2. 3. 4.



Bila tetap atonia uteri dipertimbangkan untuk operasi Mengevaluasi kontraksi uterus tiap 15 meit Mengukur vital sign tiap 15 menit Memberi makan dan minum yang cukup Memandikan pasien Memeriksa lab (DL, gol darah dan pembekuan darah) Mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan Memantau respon pasien Membersihkan alat-alat Mencuci tangan Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan Mencatat perkembangan pasien dan tanda tangan serta nama terang



Bagian penyakit dalam Bagian anesthesia Bagian OK Bagian lab



RETENSIO PLASENTA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir dalam setengah jam (30 menit) setelah janin keluar.



Tujuan



1. Mencegah terjadinya perdarahan post partum 2. Menurunkan AM yang disebabkan oleh HPP



Kebijakan



Adanya protap penanganan retensio plasenta



Persiapan Prosedur kerja



-



Unit terkait



1. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan plasenta manual 2. Siapkan pasien dan keluarganya, bed informed concent tindakan yang akan dilakukan 3. Pasang cairan infuse RL 4. Ukur suhu, nadi, tensi dan perdarahan 5. Posisi pasien litotomy 6. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan tindakan 7. Membereskan pasien dan alat-alat 8. Cuci tangan 9. Pendokumentasian yang benar pada CM tindakan keperawatan yang lengkap dengan tanda tangan dan nama terang OK Ruang rawat inap



PASIEN INVERTIO UTERI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaan dimana uterus bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta 1. Mengembalikan keadaan uterus ke posisi normal 2. Mencegah syok neurogenik 3. Mencegah perdarahan post partum a. Dilakukan pada semua pasien yang mengalami invertio uteri b. Dikerjakan oleh dokter spesialis (dokter senior yang berpengalaman) 1. Membaca status pasien 2. Menyiapkan alat-alat 3. Mencuci tangan 4. Memberi salam kepada pasien 5. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan (informed concent) 6. Menyiapkan pasien 7. Memberi 02 8. Mengukur vital sign 9. Menjalankan tindakan delegatif 10. Memantau keadaan umum pasien, gejala-gejala syok, perdarahan 11. Mendampingi pasien selama tindakan 12. Membersihkan tubuh pasien dan vulva hygiene 13. Memantau intake dan output pasien 14. Memperhatikan respon pasien 15. Mengevaluasi keberhasilan tindakan 16. Membereskan alat-alat 17. Mencuci tangan 18. Mencatat semua kegiatan pada CM perawatan secara lengkap dan benar serta tanda tangan dan nama terang 19. Mencatat semua temua-temuan pasien Ruang gynecologi Ruang bersalin



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN IDENTITAS PADA BAYI BARU LAHIR No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



PROSEDUR TETAP Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memberikan identitas yang jelas dan akurat sesuai garis keturunan.



Tujuan



1. Mencegah / menghindari bayi tertukar. 2. Bayi mempunyai identitas yang jelas dan akurat sesuai garis keturunan.



Kebijakan



1. Setiap petugas di kamar bersalin / kamar operasi mampu memberikan identitas pada setiap bayi baru lahir. 2. Ada SK tentang pemberian identitas bayi.



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Bidan / perawat di kamar bersalin mengambil bayi dan mengisi kartu identitas BBL, baik lahir spontan ataupun tindakan. 2. Kartu yang sudah diisi lengkap ditempelkan pada status ibu 3. Bidan / perawat memasang gelang identitas yang sudah diisi lengkap pada kaki bayi dan tangan ibunya (warna sama) dengan ketentuan sebagai berikut : 4. Untuk bayi perempuan dipasang gelang warna merah muda. 5. Untuk bayi laki-laki dipasang gelang warna biru muda. 6. Bidan melengkapi sidik telapak kaki kiri dan kanan bayi serta sidik jari tangan kanan ibu pada lembar identifikasi (1 di RM ibu, 1 di RM bayi). 7. Setelah bayi lahir segera informasikan kepada suami / keluarganya dan bidan / perawat menyerahkan kartu identitas bayi untuk mencari status bayi ke RM. 8. Petugas loket memberi cap stampel merah pada status bayi untuk bayi perempuan (karena semua status rawat map berwarna biru).



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN IDENTITAS PADA BAYI BARU LAHIR No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Tanggal Terbit



Ditetapkan Direktur



PROSEDUR TETAP



Dr. Hedy Tan, MARS,MOG,Sp. OG Prosedur kerja



9. Bidan / perawat yang bertugas di kamar bersalin / OK Keb. agar melengkapi surat keterangan lahir yang ditandatangani oleh penolong ditaruh di lyst ibu. 10. Bidan / perawat ruangan yang bertugas melengkapi administrasi menyerahkan surat keterangan lahir yang sudah lengkap pada saat pulang. 11. Bidan / perawat senior menyerahkan bayi dan orang tua / penanggung jawab menerima bayi, menandatangani lembar identifikasi bayi



Unit terkait



1. Kamar bersalin dan ruang bayi 2. OK



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL BAYI DENGAN HYPOTERMI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Suatu usaha mempertahankan kembali suhu tubuh bayi menjadi 36,5-37,50C



Tujuan



1. Mempertahankan suhu tubuh bayi antara 36,5 - 37,5°C 2. Mencegah terjadinya hipoglikemia 3. Menurunkan angka kejadian infeksi neonatus



Kebijakan



1. Setiap bayi hipotermi harus dihangatkan di dalam incubator atau radiant heater. 2. Ada protap tentang penatalaksanaan bayi hipotermi



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Unit terkait



Melakukan informed concent Memakai APD Mencuci tangan Menghangatkan bayi dalam incubator / radiant heater Memberi 02 1-2 liter /menit Memantau suhu tubuh bayi setiap 15 menit sampai sd mencapai 36,5 — 37,5°C Bila suhu bayi antara 36 — 35,4 °C ukur suhu setiap 30 menit sampai suhu stabil Bila suhu bayi < 36°C lakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian therapy dan pemeriksaan laboratoriuin Melakukan pendokumentasian dengan lengkap ditandatangani serta nama terang Mencuci tangan



Laboratorium



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMULANGKAN BAYI DARI RUMAH SAKIT No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Bayi yang dinyatakan sudah sembuh oleh dokter yang merawat atau keluar Rumah Sakit atas permintaan orang tua atau keluarga (pulang paksa). 1. Bayi sehat. 2. Bayi diterima orang tua / keluarga yang asli. 1. Ada pernyataan tertulis dokter yang merawat bahwa bayi boleh pulang. 2. Identitas bayi dan gelang bayi sama. 3. Ibu bayi menandatangani pada buku pulang. 4. Gelang bayi dipotong, ditaruh di list bayi, gelang ibu dipotong ditaruh di lyst ibu. 1. Petugas melengkapi CM dan memberitahu ibu / keluarga bahwa bayi boleh pulang. 2. Menyerahkan kebagian billing untuk melengkapi kartu kendali dan mengisi kartu control. 3. Orang tua / keluarga membawa perincian ke loket pembayaran. 4. Ibu bayi menandatangani buku bayi pulang dan status bayi. 5. Bila ibu tidak ada, ayah / keluarga bisa mengambil bayi dengan membawa surat keterangan dari kelurahan dan diserahkan oleh Humass Rumah Sakit. 6. Petugas yang memulangkan bayi harus tanda tangan dan menulis nama terang. 7. ME ibu bayi / keluarga: - Kapan control, ke mana harus control (Pol Anak I Puskesmas terdekat) - Imunisasi yang sudah didapat - Tentang perawatan bayi di rumah. - Obat-obatan yang harus dilanjutkan di rumah 8. Bidan / perawat mengisi resume perawatan. 9. Menyerahkan ko dokter untuk diisi resume. 10. Menyerahkan status ke bidang administrasi Rekam Medis. Rekam Medis



PENGUKUR SUHU BAYI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG badan bayi dengan menggunakan



Pengertian



Mengukur suhu termometer



Tujuan



- Mengetahui suhu badan bayi - Menentukan diagnosa - Menentukan tindakan perawatan



Kebijakan



1. Ada program mengukur suhu 3 x sehari 2. Sewaktu-waktu kalau perlu



Persiapan



-



Prosedur kerja



          



Unit terkait



Alat-alat didekatkan Petugas mencuci tangan Membersihkan ketiak bayi dengan tisu kering Menurunkan air raksa termometer tepat pada angka nol. Memasang termometer tepat pada resevoirnya jepitkan ditengah-tengah ketiak dan lengan dilipatkan. Mengangkat termometer setelah 5-10 menit langsung dibaca. Mencuci termometer di air mengalir dengan sabun”kapas alkohol dikeringkan air raksa kembali diatur ke 0 disimpan. Merapikan pasien. Membereskan alat-alat Petugas mencuci tangan Lakukan pendokumentasian



Ruang bayi



PENATALAKSANAAN KGEL EXERCISE No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu latihan untuk penguatan otot daerah panggul



Tujuan



Untuk mengatasi masalah stress inkontinensia



Kebijakan



Dilakukan oleh perawat berpengalaman dibidang perawatan pasien geriatri



Persiapan



1. Ruangan yang nyaman dengan bed dan kursi 2. Handsehoen 3. pispot 4. Urinal 5. Tissue 6. Bengkok.



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



11. Unit terkait



Memberi salam kepada pasien Memberi penjelasan tindakan apa yang akan dilakukan Memberitahukan pasien untuk tidur atau duduk Memberi penjelasan dan aba-aba kepada pasien Masukkan jari kevagina untuk perempuan dan ice rectum untuk laki-laki Lakukan seperti saat buang air kecil tiba-tiba pancaran mine Kontraksikan 10 x bitungan atau 10 detik Jadwal latihan pagi 1 5X, sore 1 5X, malam 1 5x. Mengobservasi respon pasien selama latihan Memberi informasi kepada pasien bahwa : bila dilakukan setiap hari selama 2 minggu berturut turut maka akan terjadi perubahan yang sangat besar dengan angka keberhasilan 10% s/d 94% Melakukan pendokumentasian pada catatan perawatan



SMF



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN SYOK HIPOVOLOMIK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaan syok yang diakibatkan oleh ketidak seimbangan antara pembuluh darah dan isinya yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak adekat



Tujuan



Memberi pertolongan yang cepat dan tepat dan berbagai Etiologi



Kebijakan



Pertolongan pertama ABCD dapat dilakukan oleh Perawat berpengalaman hanya untk Life saving bila dokter sedang tidak ada



Persiapan



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Prosedur kerja



1. Memberikan Posisi pasien trendelenburg ( kepala lebih rendah dan kaki 2. Bebaskan jalan nafas k/p tracheal intubasi 3. Berikan o2 masker 3 — 5 liter/menit atau sesuai indikasi 4. Beri IVFD RL/Assering 2 line yaitu 4 — 5 x jumlah perluaran, cairan keluar sebagai cairan dasar 5. Kolaborasi pemberian darah apabila pasien pendarahan >20% volume cairan tubuh 6. Monitor cairan keluar 7. Monitoring kebutuhan cairan dengan CVD



O2 Ambu bag Cairan Cristaloid Abocath 2 buah sesuai ukuran Blood infusion 22 buah atau sesuai indikasi Obat-obatan emergency ( adrenalin, dopanin, dobutamin, furosemid) 7. Intubasi set 8. Masker 02



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN SYOK HIPOVOLOMIK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



8. Obs vital sign setiap 15” pada kondisi beium stabil selanjutnya setiap jam 9. Siapkan obat-obatan inotropik apabila setelah diberikan cairan cukup tidak ada peningkatan perfusi yaitu adrenalin, dopamin, noor adrenalin Monitor onchi setiap lodding 500cc 10. Lakukan pemeriksaan ECG, lab (elektrolit, AGD) thom foto untuk memonitor adanya oedem paru (kolaboratif) 11. Lanjutkan teraphi depenitif sesuai penyebab syok hypovolemik sesuai program dokter 12. Melakukan pendokumentasian pada catatan perawatan



Unit terkait



-



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN SYOK ANAFILAKTIK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaan syok akibat reaksi antigen antibodi oleh berbagai etiologi Untuk memberikan pertolongan yang cepat dan tepat Pertolongan pertama untuk life saving boleh dilakukan oleh perawat yang berpengalaman dan berpengetahuan 1. 02 2. Infus set, abocath, plaster 3. Cairan infus, RL, NaCI 0.9 %, Dextran 70 4. Epinephrin (adrenalin) 1: 1000 5. Depenhidramin 50 mg 6. Amynophylin injeksi 7. Spuit 8. Dexamethason 9. Ambubag 10. Set Tracheotomi 11. Set intubasi 12. EKG, Monitor, tensimeter 1. Bebaskan jalan nafas 2. Beri 02 dengan face mask 5-8 liter/menit 3. Pasang infus NaCI 0.9 %/RL atau Dextran 70 4. Bila tidak ada dokter berikan: - Epinefrin/adrenalin 1:1000 0.3-0.6 mg second/mnt diulang setiap 15-20 mnt sesuai dengan kebutuhan - Bila terjadi rejatan anafilatik berikan larutan epinefrin 1: 1000 sebanyak 10 cc IV pelan-pelan selama 5-10 mnt 5. Kolaborasi aminofilin 0.45 mg/kg/jam atau 4-7 mg/kg selama 15-29 mnt 6. Lakukan EKG, elektrolit darah, AGD 7. Monitor vital sign antara 15 menit 8. Pasang monitor EKG, bila ada 9. Melakukan pendokumentasian dengan tepat catatan perawat -



PENATALAKSANAAN PASIEN SYOK KARDIOGENIK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaan syok akibat kegagalan kerja jantung Memberikan pertolongan cepat dan tepat Dilakukan oleh perawat berpengalaman 1. Ruang resusitasi Iengkap 2. DC Syok 3. EKG Monitor 4. Infus set, abocath, plester 5. Cairan infuse Dex 5%, Dextran 40, RL 6. Morphin, dopamine, norephineprin, furosemid 7. Tensister



Prosedur kerja



1. Bebaskan jalan nafas buka pakaian penderita dengan pasien ditidurkan pada tempat yang datar dan keras 2. Beri 02, 5-8 liter permenit dengan fase masker 3. Pasang infus dex 5% atau bila ada dextran 40, 28 tetes/ menit atau RL 28 tetes/ menit 4. Kolaborasi pemberian obat :  Morphin 4—8 mg intervena  Dopamin 2— 15 mic gram/kg/menit  Norephinephrin 2 — 20 mic gram/kg/menit  Doatamin 2,5 — 10 mic gram/kg/menit  Furosemid 40 — 80 mg atau asam atakrinik sony (bila ada bendungan paru) 5. Lakukan pemeriksaan penunjang EKG, eletrolit, AGD, Thorax foto 6. Monitor vital sign masing-masing 5 menit sampai stabil selanjutnya bertahap 15 menit — 30 menit — 1 jam 7. Melakukan pendokumentasian pada catatan perawatan



Unit terkait



-



PENATALAKSANAAN PASIEN SYOK CARDIAC ARREST



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara untuk melakukan pertolongan penyelamatan pertama bila pasien tiba-tiba henti nafas jantung Dapat melakukan pertolongan secara tepat dan benar sesuai indikasi pada pasien henti nafas jantung Dilakukan oleh orang terdekat dengan pasien baik oleh dokter ataupun perawat 1. Bed plank 2. Ambubag 3. O2/ masker 02 4. Obat-obatan emergency ( adrenalin, Bic. Nat, Dopant Dobutamin) 1. Tepuk, cubit, rangsang, nyeri, setrum untuk menilai kesadaran 2. Lihat, dengar, rasakan, nafas pasien 3. Pasien tidak bernafas lakukan bantuan 2 x dengan ambubag yang disambungkan dengan 02 4. Cek nadi karotis 5. Bila tidak adanya denyut nadi, lakukan RJP, dengan posisi tangan 3 jari diatas Px dengan posisi tangan tegak lurus dengan membentuk sudut 90, atau pada anak dengan satu tangan dan dengan jari pada bayi dengan frekwensi 1 penolong 15 : 2, 2 penolong 5:1. dengan kecepatan sesuai irama jantung 6. Lakukan evaluasi nadi karotis : 4 periode untuk satu penolong, 10 periode untuk 2 penolong 7. BiIa respon (+) lanjutkan sampai mendapat thergin lebih lanjut 8. Bila respon (-) RJP diulang selama 30menit 9. Bila tidak ada respon petolongan diberhentikan 10. Lakukan pendokumentasian dengan benar -



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN VENTRIKEL FIBRILASI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan yang dilakukan pada penderita yang mengalami ventikel fibrilasi dengan cara memberikan aliran listrik asinkoniise



Tujuan



Memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada pasien ventrikel fibrilasi dengan DC shock sehingga kontraksi jantung kembali keirama sinus.



Kebijakan



Dilakukan oleh perawat yang berpengalaman dan langsung menyaksikan keadaan ventrikelofebrilasi pada monitor EKG.



Persiapan



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Prosedur kerja



EKG Monitor Defibrilator Jelly Lead EKG / Eleesonde Ambubag Set intubasi O2 Nasal/mask Adrenalin, SA, Xylocain, Dopamin, Noradrinalin, dan trolleyemergency.



Dobutamin,



1. Perhatikan gambaran pada monitor EKG ( kemungkinan salah Intpretasi atau extrude lepas) 2. Lakukan record EKG bila yakin ventrikan febrilasi beri 02 mask 5-8 liter 3. Segera panggil teman untuk pertolongan minimal 2 orang 4. Siapkan alat defibrillator, lakukan cardiac tumb bila alat belum siap lanjutkan dengan RJP 5. Bila ventrilcal vibrilasi membandel segera defibrilasi  Beri jellly yang cukup kedua paddle  Hidupkan power on defebrilator dan pastikan dalam pasien ansinkronise



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN VENTRIKEL FIBRILASI No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG 



Prosedur kerja



Setel energi sesuai dengan keadaan pasien : dewasa 200- 300 joule atau 4-5 joule/ Kg berat badan, anak anak 1-2 jaule/Kg berat badan  Letakkan pedle sesuai aksis jantung pedel / diletakkan, pada inter kosta 2,3 kanan sternum, Pedel II pada interkostal 5 media sebelah kiri sternum.  Pastikan tidak ada kontak orang dengan pasien/ bed  Tekan knop padle secara bersama-sama dan deflulasi akan memberikan kejutan kontraksi pada jantung 6. Segera nilai EKG monitor jika masih VF Defibrilasi bisa diulang dengan menaikkan energi. 7. Segera lakukan kolaborasi dengan dokter untuk terapi 8. Siapkan obat-obat emergensi dekat pasien. 9. Lakukan tindakan delegatif sesuai intruksi 10. Observasi vital sign tekanan darah setiap 5- 10 menit pada pase emergency sampai stabil atau irama sinus 11. Lakukan dokumentasi setiap respon dan tindakan dengan benar



Unit terkait



Rontgen



PENANGANAN INFARK MIOKARD INFARK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Penyakit jantung yang ditandai dengan nyeri dada khas, keringat dingin diperkuat dengan adanya gambaran EKG ST elevasi dan atau kelainan enzim jantung



Tujuan



Agar pasien yang mengalami IMA dapat diselamatkan



Kebijakan



1. Dilakukan path pasien dengan keluhan nyeri dada lebih dan 20 mnt 2. ST elevasi > 0,1 mv pada sekurang-kurangnya 2 sandapan usia < 70 tahun



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung (masker, sarung tangan) 2. Penderita dilayani sesuai dengan prosedur layanan unit gawat darurat 3. Baringkan dengan posisi semi fowler 4. Berikan 02 4ltr/nmt 5. Pasang EKG monitor 6. Pasang infuse 7. Ambil sample darah untuk pemeriksaan enzim jantung 8. Kolaborasi dengan team medis unuk pemberian acetosal 160 - 325 mg/oral 9. Siapkan ICU



Unit terkait



Perawat, dokter



PENATALAKSANAAN PASIEN CEDERA KEPALA DENGAN GANGGUAN KESADARAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara untuk melakukan pertolongan pertama pada pasien yang mengalami trauma kepala dari berbagai etiologi dengan gangguan kesadaran Memberikan pertolongan secara tepat dan cepat 1. Pertolongan pertama untuk life saving boleh dilakukan oleh perawat yang berpengalaman 2. Intubasi boleh dilakukan oleh perawat terlatih bersetifikat PPGD serta berpengalaman 1. O2 2. Set intubasi 3. Suction 4. Uropharygeal tube 5. Masker 02 6. Collar brace 1. Kaji tingkat kesadaran kualitas dan kwantitas 2. Bebaskan jalan nafas 3. Berikan O2, 6-12 liter dengan rebreathing mask atau 5-8 liter dengan O2 mask 4. Pasang collar brace 5. Berikan posisi miring, cegah head down 6. Pasang Infus RL dengan blood infusion 7. Ambil sample darah lengkap 8. Observasi ketat perkembangan kesadaran tiap 10- l5menit 9. Memasang kateter pada pasien kesadaran memburuk /tidak sadar 10. Mengobservasi intake dan output kalau perlu kolaborasi pemasangan CVP 11. Melakukan kolaborasi dan delegatif untuk penaganan dan therapi lebih lanjut 12. Melakukan pendokumentasian terhadap tindakan dan respon pasien 1. Laboratorium 2. Rontgen



PENATALAKSANAAN PASIEN KERACUNAN BAHAN NON KOROSIF SEPERTI MAKANAN, OBAT-OBATAN ATAU ZAT KIMIA (BAYGONE)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara untuk menagani pasien yang menderita gangguan setelah menelan makanan, obat-obatan / zat



Tujuan



1. Mencegah pemaparan racun yang lebih jauh 2. Menghindari agar petugas tidak ikut terpapar



Kebijakan



Dilakukan oleh perawat yang berpengalaman



Persiapan



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Prosedur kerja



1. Upayakan pasien muntah dengan melakukan rangsangan 2. Pasang maag slang sesuai kebutuhan 3. Lakukan pencucian lambung sehingga bau makanan, obat-obatan atau zat yang ditelan hilang 4. Berikan norit 10 tablet dihaluskan, berikan MgSO430 gram + Norit 5. Bila pupil pin poin kolaborasi untuk pemberian SA 10 sampul IV bolus selanjutnya 05 mg tiap 5 merit sampai pupil diatasi 6. Monitor vital sign 7. Lakukan pendokumentasian lengkap dan benar serta nama terang dan tanda tangan



Unit terkait



Psikolog/psikiater



Air minum Norit Maag slang Spuit 50cc 1100 cc Ember Spuit 3cc, 10cc dan 20cc Obat-obatan (SA, MgSO4)



PENATALAKSANAAN PASIEN KERACUNAN BAHAN KOROSIF



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Keracunan yang disebabkan oleh bahan-bahan seperti bensin, minyak tanah, porset, asam/basa kuat



Tujuan



1. Mencegah keadaan yang lebih lanjut 2. Menghindari kesalahan prosedur tindakan



Kebijakan



1. Dilakukan oleh perawat berpengalaman 2. Setiap pasien keracunan 3. Konsul psikiatri dan konseling



Persiapan



1. Air minum 2. Susu cair 3. Alat-alat minum 4. Ember



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Unit terkait



Psikolog/psikiater



Memberikan inform consent Observasi vital sign Memberi minum susu sebanyak-banyaknya Beri minum air sebanyak-banyaknya Cari informasi mengapa hal tersebut bisa terjadi Memberikan konseling Bila paisen dipulangkan berikan penjelasan kepada keluarga agar hal tersebut tidak terulang lagi 8. Melakukan pendokumentasian lengkap dan benar serta nama terang dan tanda tangan



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN SEPSIS PUERPERALIS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tatanan asuhan kebidanan yang dilakukän pada post partum yang mengalami infeksi puerperalis



Tujuan



1. Mencegah terjadinya septik syok 2. pasien mendapat penaganan yang cepat dan tepat 3. Menurunkan AKI oleh karena sepsis



Kebijakan



1. Setiap pasien dengan septis puerperalis harus bedrest dengan posisi lower 2. Dirawat diruang khusus



Persiapan



1. Tensimeter, stestokop, thermometer 2. Tempat tidur dengari block dikepala 3. Infus set, abocath, standard infuse 4. 02 5. Cairan infus 6. Obat-obatan Dexamethason, Xylo, Deladry Dopamin, Adrenalin 7. Poly catheter dan urinbag 8. Bengkok 9. Alat-alat TV 10. Meja ginekologi



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5.



Melakukan infomed consent Mencuci tangan Memakai APD Menyiapkan pasien dengan flower posisi Melakukan pengkajian  Anamnesia  Pemeriksaan umum (tekanan darah, nadi respirasi, suhu) inspeksi palpasi, auskultasi, perkusi



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN SEPSIS PUERPERALIS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



6. Melakukan kolaborasi dengan dokter  Memasang infuse  Pemeriksaan laboratorium (DL, UL, BUN SC, LFT, BT, CT)  Pemeriksaan vagina toucher  Therapi  Konsultasi kebagian lain 13. Memasang dower kateter sesuai dengan program 14. Memantau intake dan output 15. Mengukur Vital sign, kesadaran setiap 30 menit 16. Membantu pemenuhan kebutuhan sehari hari 17. Membereskan alat-alat 18. Melakukan pendokumentasian dengan lengkap dan benar serta nama terang dan tanda tangan 19. Menyiapkan pasien pindah ruangan sesuai dengan prosedur



Unit terkait



1. laboratorium 2. Penyakit dalam 3. Unit radiologi



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN ASPHYXIA No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



½



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan 1. Agar bayi mendapat pertolongan secara cepat tepat 2. Menurunkan mobiditas akibat asphyxia 3. mencegah kecacatan dikemudian hari 4. Menurunkan angka kematian bayi



Kebijakan



1. Dilakukan pada semua bayi baru lahir dengan asphyxia 2. Dikerjakan oleh perawat atau bidan terlatih diruang neonatus



Persiapan



1. Meja pemanas (radiant heater). 2. handuk bersih dan hangat 3. O2 dengan masker 4. Ambubag I intubasi set 5. Sarungtangan 6. Stetoskop, thermometer 7. Slym zuiger 8. Obat-obatan emergency adrenalin 9. Alat-alat infuse 10. Alat-alat tulis 11.APD(Alat pelindung Diri)



Prosedur kerja



1. Mencuci tangan 2. Memakai sarung tangan 3. Menilai bayi segera setelah lahir ( sebelum pertama nilai APGAR) dan mengeringkan bayi dengan handuk bersih hangat. 4. Bila bayi tidak bernafas, tangis lemah, warna kulit melakukan hal-hal sebagai berikut :  Membaringkan bayi terlentang pada perilaku yang datar dengan dongak kepala topang dagu



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN ASPHYXIA No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Prosedur kerja



 Menghisap hidung dan mulut bayi secara hati-hati  Memberikan stimulus taktil dengan lembut  Menilai ulang keadaan bayi dan bila bayi bernafas normal, lanjutkan perawatan seperti bayi baru lahir normal  Bila bayi tetap tidak bernafas, petugas melakukan pertolongan dengan ventilasi  Mengamati bayi selama 5 menit dan bila pernafasan normal, petugas melakukan perawatan seperti bayi baru lahir 5. Mengobservasi warna kulit, pernafasan dan denyut nadi selama 2 jam 6. Mengukur suhu setiap 1 jam hingga normal (36.5° C — 37.5° C) 7. Menjalankan tindakan delegatif 8. Melakukan pendokumentasian lengkap dan benar 9. Memberi informasi pada keluarga 10. Membereskan alat-alat 11. Mencuci tangan



Unit terkait



1. Laboratorium 2. Rontgen 3. Anestesi



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASIEN KEJANG DEMAM No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Kejang yang terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh adanya suatu proses extrakranium



Tujuan



1. Mencegah terjadinya kejang berulang 2. Meminimalisir cedera akibat kejang



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan kasus kejang demam



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung 2. Mengatur posisi pasien (cegah pasien terbentur dengan benda-benda sekitar) 3. Berikan O2 4. Memasang sudip lidah 5. Memasang infus 6. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi 7. Mengukur tanda-tanda vital



Unit terkait



Perawat, dokter



PENATALAKSANAAN KEGAWATAN PASIEN DIABETES MILLITUS (DM)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara yang dilakukan untuk menangani pasien yang mengalami keadaan darurat dengan riwayat DM yang ditandai oleh kesadaran menurun



Tujuan



1. Memberikan penaganan yang cepat dan tepat 2. Mengendalikan kadar gula secara cepat



Kebijakan



1. Setiap pasien yang datang dengan kesadaran menurun dengan riwayat DM dianggap sebagai pasien hipoglikemia 2. Pertolongan pertarna dan pengendalian awal gula darah dapat dilakukan oleh perawat berpengalaman



Persiapan



1. Dex5%/10% 2. Glukosa4O% 3. Infus set 4. Abocath 5. O2 6. NaCl 7. Uropharengial tube 8. Infusion purnp 9. Syringe pump



Prosedur kerja



1. Mempertahankan jalan nafas tetap paten  Kepala extensi  Pasang uro pharengial tube  K/p lakukan suction 2. Beri oksigen 5-8 liter dengan face mask 3. Pasang infuse Dex 5% 28 tts/menit 4. Mengambil darah untuk cek BS Cyto 5. Berikan glucose 40 % bolus IV 2 fles (50cc)



PENATALAKSANAAN KEGAWATAN PASIEN DIABETES MILLITUS (DM)



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



6. Konfirmasi hasil BS  Bila BS 100mg ulangi bolus glucose 40 % 1 amp IV  Bila BS 300 mg lakukan kaloborasi delegatif untuk dilakukan scale 7. Kaloborasi dengan dokter program pengecekan guna darah selanjutnya 8. Melakukan Observasi ketat setiap 30 menit sampai kesadaran kembali 9. Melakukan pendokumentasian terhadap tindakan dan respon pasien secara benar



Unit terkait



-



MENERIMA PASIEN DENGAN KEDARURATAN PSIKIATRI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu kegiatan menerima pasien baru dengan gangguan atau perubahan perilaku alam pikir atau alam perasaan yang muncul secara tiba-tiba, untuk mendapat pertolongan segera Untuk menghindari ancaman integritas fisik atau psikis terhadap diri pasien atau orang lain maupun ancaman integritas social Dilakukan pada pasien dengan : 1. Perilaku bunuh din 2. Ganas menyerang/violence 3. Panik 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri 2. Mendampingi pasien saat dilakukan pemeriksaan 3. Melakukan orientasi minimal dengan memanggil nama pasien dan menyebut nama perawat 4. Meminta kepada pasien untuk mencoba mengendalikan diri dengan kata-kata sederhana dan mudah dimengerti 5. Mengajak pasien ketempat tenang dan memotivasi untuk mengungkapkan perasaannya secara verbal 6. Libatkan keluarga pasien secara langsung dan melakukan komunikasi pertama kali 7. Pasien gaduh gelisah tidak dapat dikendalikan, petugas dipaksa melakukan pengekangan 8. Memegang tangan kanan dan kin selanjutnya disilangkan didepan dada 9. Membimbing pasien ke tempat yang sudah di sediakan atau bila gaduh bisa dipasang jaket pengaman 10. Bila pasien tetap meronta ikat pasien di tempat tidur yang sudah di sediakan 11. Mengobservasi pasien sebelum dan sesudah melakukan tindakan 12. Melaksanakan program pengobatan 13. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan Perawat, dokter



PENATALAKSANAAN PASIEN NGAMUK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Pasien ngamuk akibat kejiwaan yang terganggu yang dapat membahayakan orang lain



Tujuan



1. Mencegah bahaya terhadap orang lain 2. Meminimalkan cedera



Kebijakan



Strain hanya dapat dilakukan kepada pasien yang cenderung yang membahayakan orang, dengan komunikasi sebelumnya kepada pasien dan keluarga



Persiapan Prosedur kerja



Alat pengangkat 1. Jauhkan pasien dan benda-benda yang dapat membahayakan seperti pisau, gunting atau tongkat 2. Upayakan mengiring pasien ketempat yang aman 3. Laporkan kepada petugas keamanan 4. Libatkan keluarga yang tidak dibenci oleh pasien 5. Lakukan restrain yang benar jika pasien cenderung membahayakan diri sendiri dan orang lain, gunakan ikatan yang kuat tapi lembut ( pengikat khusus) 6. Lakukan komunikasi / berikan informasi pada pasien atau keluarga tentang pelaksanaan restrain 7. Kolaborasi dan delegasi untuk penanganan dan therapi selanjutnya 8. Melakukan pendokumentasian terhadap tindakan respon pasien yang benar



Unit terkait



Petugas piket, Perawat



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Suatu cara yang digunakan untuk menangani apabila petugas tertusuk jarum/benda tajam mulai pertolongan pertama sampai lanjutan 1. Agar petugas dapat melakukan tindakan yang tepat dan benar bila tertusuk jarum / benda tajam 2. Mencegah terinfeksi kuman /virus infeksius 1. Diterapkan oleh semua petugas yang tertusuk jarum/benda tajam bekas kontaminasi pasien 2. Prosedur wajib ditempelkan pada setiap troly tindakan 1. Sabun 2. Plester kedap air 3. Anti septic 1. Keluarkan darah dengan memijit luka pada setiap tusukan 2. Cuci tangan dengan sabun cair 3. Bersihkan atau bilas luka dengan sabun bersih mengalir 4. Berikan antiseptik 5. Tutup luka dengan plester kedap air 6. Melakukan konseling TIM K3RS 7. Menentukan jenis paparan (staus HIV, hepatitis) 8. Melakukan pemeriksaan pada sumber paparan (status HIV, hepatitis) yang sebelumnya dilakukan konseling sesuai prosedur pemeriksaan 9. Lakukan pemeriksaan serologis pada petugas kesehatan jika sumber yang paparan dinyatakan positif infeksi dengan sebelumnya melakukan konseling sesuai prosedur pemeriksaan 10. Bila hasil pemeriksaan petugas paparan dinyatakan negatif maka dilakukan pemeriksaan ulang pada minggu VI, minggu XII dan bulan IV 11. Bila hasil pemeriksaan petugas terpapar dinyatakan positif maka dilakukan penanganan lebih lanjut sesuai rekomendasi tim K3RS K3RS



PENATALAKSANAAN PASIEN APNOE



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara untuk menangani pasien dengan henti nafas yang disebabkan oleh berbagai etiolagi.



Tujuan



Memberikan pertolongan cepat melalui oksigenasi adekuat



Kebijakan



Dilakukan oleh perawat berpengalaman yang terdekat dengan pasien dan mempunyai kompetensi untuk memberikan bantuan nafas



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Indikasi pasien masuk ke ICU berdasarkan Prioritas / Derajat Ke Kritisan Pasien: 2. Pasien sakit kritis, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif, gagal napas berat, pasca bedah jantung 3. Pasien yang memerlukan pemantauan intensif invasif atau noninvasif sehingga komplikasi berat dapat di hindarkan atau dikurangi 4. Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi-komplikasi akut, sekalipun manfaat 1CU ini sedikit ( contoh : pasien dengan tumor ganas metastasis dengan komplikasi infeksi, tamponade jantung, sumbatan jalan napas).



Unit terkait



Dokter dan perawat



PENATALAKSANAAN KEDARURATAN PASIEN LUKA BAKAR



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara melakukan pertolongan pertama pada pasien dari berbagai etiologi dan tingkatan / derajat.



Tujuan



1. Memberikan pertolongan cepat dan tepat 2. Menentukan derajat luka bakar 3. Memberikan resusitasi cairan sesuai indikasi



Kebijakan



Pertolongan pertama untuk life saving, pendinginan resusitasi cairan awal boleh oleh perawat berpengalaman tanpa /dengan dokter



Persiapan



1. O2 2. Uropharingeal tube 3. Face mask 4. Set intubasi 5. Infus set 2 buah 6.Abbocath 2 buah 7. Cairan cristaloid (RL, NaCl, Asering) 8. Obat-obatan emergency 9. Analgetik ( phetidin, novalgin, thoradol)



Prosedur kerja



1. Bebaskan jalan nafas kalau perlu pasang uropharingeal tube, intubasi, tracheotomy / mini tracheotomy 2. Kaji tingkat kesadaran pasien 3. Lakukan pendinginan dengan air dingin bersih / Nacl 4. Kaji derajat kegawatan luka bakar dan presentase luka dengan rumas rule on nine  Luka bakar minor  Dewasa < 15%, anak < 10% pada derajat ll  < 2% pada derajat 111  Tidak ada riwayat penyakit kronis  Tidak ada gangguan pernafasan



PENATALAKSANAAN KEDARURATAN PASIEN LUKA BAKAR No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG 



Prosedur kerja



Luka bakar mayor  Dewasa 15-25%,anak 10-20% derajat 11  2-10% pada derajat 111  Mengenai Wajah, tangan, kaki , perinium  Ada kerusakan saluran pemafasan  Ada penyakit kronis  Disebabkan oleh listrik  Luka bakar gawat  Dewasa > 25%, anak > 20% derajat 1l  > 10% pada derajat lll  Usia dibawah 18 tahun diatas 45 tahun  Mengenai kepala, ekstremitas dan genetalia 5. Memasang infus dengan blood infus 2 line 6. Lakukan resusitasi cairan pada pasien dengan kegawatan mayor dan gawat, dengan menggunakan rumus cairan baxteter 4cc X BB X luas LB diberikan V2 bagian pada 16 jam II 7. Pasang dower kateter 8. Obsepasi ketat intake dan output, pertahankan urine 1-2 cc/Kg berat badan/jam 9. Periksa lab (AOD, Electrolit,BUN SC, DL) 10. Kaloborasi dan delegatif dari therapy lebih lanjut terutama dalam pemberian analgetik (petidin) dan debridenent. 11. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi kalau perlu pasang NOT untuk nutrisi adekuat. 12. Lakukan perawatan pada ruangan khusus luka bakar 13. Melakukan pendokumentasian terhadap tindakan dan respon pasien dengan benar.



Unit terkait



1. Laboratorium 2. Rontgen 3. Anastesi



PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN KEGAWATAN EFEK ANASTESI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan cepat dan tepat yang dilakukan pada pasien setelah dilakukan anasthesi selama durasi operasi sampai 6 jam post anasthesi Untuk dapat melakukan tindakan tepat dan benar terhadap perubahan yang terjadi akibat efek anasthesi seperti, cardiac arrest, obstruksi jalan nafas , kesakitan 1. Tindakan pertama untuk life saving 2. Setiap pasien post anasthesi umum dan dilakukan observasi ketat 1. Oksigen 2. Trolly emergency 3. suction 1. Melakukan tindakan yang cepat dan tepat sesuai dengan respon yang timbul. 2. Kaji penyebab obstruksi / pikirkan lidah jatuh kebelakang benda asing, muntahan atau cairan berlebih 3. Bebaskan jalan nafas sesuai penyebab obstruksi 4. Henti nafas: a. lakukan pembebasan airway b. beri nafas buatan c. beri 02 5-8 liter 5. Melakukan observasi ketat terhadap kondisi pasien setiap 15 menit selama 6 jam 6. Memberi informasi pada pasien dan keluarga terhadap kondisi dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan 7. Identifikasi setiap perubahan respon ( tanda obstruksi jalan nafas, henti nafas, henti jantung, syok, dan kesakitan) 8. Pendokumentasian tindakan dan respon pasien -



PENATALAKSANAAN KEGAWAT DARURATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara yang digunakan untuk menangani pasien dalam keadaan gawat darurat yang menderita penyakit menular



Tujuan



1. Mencegah penularan penyakit dan penderita ke orang sehat (petugas dan pasien lain) 2. Memudahkan pengelolaan bahan dan alat habis pakai pasien 3. Meningkatkan kewaspadaan petugas



Kebijakan



1. Pasien yang datang dalam keadaan gawat darurat harus ditangani sesuai prosedur gawat darurat dengan langkah-langkah pencegahan penularan 2. Petugas wajib mengunakan proteksi sesuai dengan jenis penularannya 3. Semua alat dan bahan yang habis dipakai dikelola secara khusus disesuaikan dengan jenis penularan 4. Setiap pasien menular wajib dilakukan pencatatan dan pelaporan 5. Setiap pasien dengan pengeluaran darah serta cairan tubuh dikelola sebagai pasien dengan penyakit menular



Persiapan



1. Alat proteksi : schort, masker, topi, sepatu boat, kaca mata, handschon rumah tangga, hanschon disposable 2. Alat penampung bahan infeksius dalam kondisi tertutup dan tak mudah tembus 3. Larutan desinfektan (klorin lysol)



Prosedur kerja



Melakukan pengelolaan bahan dan alat habis pakai sesuai jenis kencenderungan penularan a. Alat habis pakai diposible dibuang pada tempat khusus tertutup dan tak mudah tembus (jarum, pisau, dan lain- lain) b. Cairan tubuh seperti darah, muntahan, berak ditempat pada tempat tertutup yang sebelumnya diberikan Lysol



PENATALAKSANAAN KEGAWAT DARURATAN PASIEN



DENGAN PENYAKIT MENULAR



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG c. Bila terjadi dekontaminasi pada alat medis



Prosedur kerja



Dekontaminasi klorin Rendam 10 menit dengan larutan klorim 5% Cuci dan Bilas (pakai sarung tangan rumah tangga) hati-hati tertusuk jarum



Metode alternatif



Metode terbaik



Sterilisasi



Rebus 20 menit setelah air mendidih



Rendam zat kimia 20 menit



 Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang cara penularan dan pencegahan penularan  Menginformasikan pada setiap orang / petugas yang merawat pasien bahwa pasien tersebut menular dan kepada petugas mengelola sampah medis  Melakukan pendokumentasian terhadap semua tindakan yang dilakukan, pengisian form untuk pasien menular, regristrasi khusus menular dengan tepat dan benar Unit terkait



-



RESUSITASI CAIRAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Pemberian cairan secara cepat dalam waktu tertentu yang diberikan dengan mempertimbangkan penyebab dan kehilangan cairan pasien



Tujuan



1. Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh 2. Untuk ekspansi cepat dan cairan intravaskuler dan memperbaiki perfusi jaringan



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan syok hipovolemik, syok hemoragi, luka bakar dan pasien dengan dehidrasi berat



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4.



Petugas memakai sarung tangan Lakukan penilaian tentang kondisi pasien Pasang infus dengan cairan kristaloid Berikan cairan infuse sesuai dengan kebutuhan a. Pasien syok hipovoleniik  berikan ringer laktat atau normal saline 20 ml/kg bb selama 30-60 mnt 9 jika repon tidak membaik dosis bisa di ulangi) b. Pasien syok hemoragi boleh diberikan cairan 2-3 lt dalam 10 mnt c. Pasien dengan luka bakar  24 jam pertama berikan 2-4 ml RL/kg bb tiap % luka bakar dengan cara: setengah dosis diberikan untuk 8 jam pertama dan setengah dosis berikut 16 jam kemudian (lika respon membaik turunkan laju infus secara bertahap)



RESUSITASI CAIRAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



Unit terkait



d. Pasien dengan dehidrasi berat  Untuk neonatus dengan berat 2 — 3 kali : 4 jam pertama berikan 25 ml/kg bb/ jam atau 6 tetes/kg bb/mnt bila satu ml = 15 tetes atau 8 tetes/kg bb/mnt bila satu ml = 20 tetes  Untuk anak 1bulan sampai 2 tahun dengan berat 310kg: 1 jam pertama = 40 ml/kg bb/jam 7 jam kemudian = 12 ml/kg bb/jam  Untuk anak 2-5 tahun dengan berat 10-15kg : 1 jam pertama = 30 ml/kg bb/jam 7 jam kemudian =10ml /kg bb/jam.  Untuk anak 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg: 1 jam pertama = 20 ml/kg bb/jam 7jam pertama= 10 mI/kg bb/jam  Untuk anak lebih dan 10 tahun berikan 20 ml/kg bb/jam pada jam pertama Perawat dokter



RESUSITASI JANTUNG PARU



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien Mengembalikan fungsi jantung dan paru Dilakukan pada pasien yang mengalami henti jantung 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen) 2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara: a. Memanggil nama b. Menanyakan keadaannya c. Menggoyangkan bahu pasien /mencubit pasien 3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, aktifkan SPGDT 4. Buka jalan nafas dengan “head tilt chin lift” dan bersihkan jalan nafas dan sumbatan 5. Menilai pernafasan dengan cara a. Melihat pergerakan dada/perut b. Mendengar suara keluar/masuk udara dan hidung c. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi atau punggung tangan 6. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan bag resusitator sebanyak 2 kali secara perlahan 7. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri carotis, jika arterio carotis teraba, cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali 8. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buat dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 15 : 2 dewasa baik 1 atau 2 penolong dan 31 untuk neonatus 9. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek pernafasan 10. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai dengan kompresi jantung luar. Perawat dokter



TINDAKAN INTUBASI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



2 Januari 2011 Memasukkan hidung/mulut



Tujuan



1. Membebaskan jalan nafas 2. Sebagai tindakan awal untuk pemasangan ventilator 3. Mempertahankan pernafasan secara adekuat pada kegagalan pernafasan 4. Mengurangi “dead space” pada patah beberapa tulang iga yang menimbulkan “fail chest” /respirasi paradoxal



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan gagal nafas, retensi sputum, pemasangan ventilator, pasien koma, perdarahan massif di rongga mulut



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



8. 9. Unit terkait



pipa



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG trakea kedalam trakea melalui



Pengertian



Petugas mamakai masker dan hand schoen Memasang monitor EKG Memberikan obat relaksan dan sedative Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intuba berlangsung Dokter melakukan intubasi Mengisi balon pipa endotrakeal tube, sesudah dokter melakukan intubasi Melakukan pernafasan buatan menggunakan air pipa (bagging) sebelum dan sesudah intubasi pada saat dokter melakukan pemeriksaan auskultasi Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung Memfiksasi ETT di pipi kiri/kanan



Perawat, dokter



TINDAKAN DC SHOCK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada dengan menggunakan defibrilator



Tujuan



Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan organic jantung lainnya



Kebijakan



Dilakukan pada pasien yang mengalami ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi



Persiapan Prosedur kerja



1. Memberikan sedative atau analgetik bila perlu 2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor 3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah kekeliruan 4. Set kebutuhan joule sesuai indiksi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule, untuk kardio versi mulai dengan 50 joule) 5. Pegang paddle 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternum dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid axila 6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bed pasien 7. Bila terdengar tanda, “ready” dan mesin debrilator, tekan tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik 8. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi watt second (joule) yang lebih tinggi 9. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan



Unit terkait



Perawat, dokter



PENANGANAN SYOK HEMORAGIK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang disebabkan karena adanya perdarahan



Tujuan



1. Memulihkan perfusi pada jarinyan 2. Memulihkan keseimbangan cairan di dalam tubuh 3. Mencegah kematian



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan syok haemoregik



Persiapan Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung (kaca mata safety, masker, sarung tangan, Scot) 2. Airway dan C spain dijamin aman 3. Breathing dijamin aman, berikan O2 4. Circulation :  Infuse 2 lines dengan jarum no 14/16 RL 1-2 ltr sesuai dengan kebutuhan atau kelas syok.  Periksa laboratorium darah: golongan darah, Rb/Ut, AGD  Tranfusi specific type atau golongan O  Stop sumber perdarahan  Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi W1U11 menghentikan perdarahan 5. Pasang monitor EKG 6. Pasang gastric tube 7. Pasang kateter urine dan nilai produksi urine



Unit terkait



Perawat, dokter



PENANGANAN PASIEN DENGAN CEDERA KEPALA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaan dimana kepala mengalami cidera akibat adanya suatu trauma 1. Mencegah kerusakan otak sekunder 2. Mempertahankan pasien tetap hidup Dilakukan pada pasien dengan contusio cerebri 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( kaca mata safety, masker dan sarung tangan) 2. Bersihkan jalan nafas dari kotoran (darah, secret, muntah) dengan menggunakan suction 3. Imobillisasi C spain dengan neck collar 4. Jika tiba-tiba muntah miringkan dengan menggunakan teknik “Log Roll” 5. Letakkan pasien diatas long spinal board 6. Bila pasien mengorok pasang oropharingeal jangan difiksasi 7. Bantu dokter pasang intubasi (jika ada indikasi) 8. Pertahankan breathing dan ventilation dengan memakai masker O2 dan berikan O2 100%, diberikan dengan kecepatan 10 — 12 ltr/mnt 9. Monitor sirkulasi dan stop perdarahan, berikan infus RL 1—2 ltr bila ada tanda-tanda syok dan gangguan perfüsi, hentikan perdarahan luar dengan cara balut tekan 10. Periksa tanda lateralisasi dan nilai GCS nya 11. Pasang polycateter dan viva naso gastrik bila tidak ada kontraindikasi 12. Selimuti tubuh penderita setelah diperiksa seluruh tubuhnya jaga jangan sampai kedinginan 13. Persiapkan pasien untak persiapan diagnostilc/ foto kepala Perawat, dokter



PENANGANAN PENGHENTIAN PERDARAHAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



½



Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah maupun non bedah



Tujuan



Mencegah terjadinya syok



Kebijakan



Dilakukan pada pasien bedah maupun non bedah



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan 2. Petugas menggunakan masker, sarung tangan dan scort 3. Perawat I a. Menekan pembuluh darah proximal dan luka, yang dekat dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka 4. Perawat II a. Mengatur posisi pasien b. Memakai sarung tangan kecil c. Meletakkan kain kasa steril diatas luka, kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari d. Meletakkan lagi kain kasa steril diatas kain kasa yang pertama, kemudian tekan dengan ujung jari jika perdarahan masih berlangsung e. Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang tanpa mengangkat kain kasa yang sudah ada



PENANGANAN PENGHENTIAN PERDARAHAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



5. Balut tekan a. Meletakkan kain kasa steril diatas luka b. Memasang perban balut tekan, kemudian letakkan benda keras (perban atau kayu balut) diatas luka c. Membalut luka dengan menggunakan perban balut tekan 6. Memasang torniquit untuk luka dengan perdarahan yang hebat dan traumatik amputas a. Menutup luka ujung tangkai yang putus dengan menggunakan kain kasa steril b. Memasang torniquit kurang lebih 10 cm proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat c. Torniquit harus dilonggarkan setiap 15 mnt secara periodik



Unit terkait



-



PENANGANAN HEMATOTHORAK MASIF



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Terkumpulnya darah secara cepat sebanyak > 1500 ml di rongga thorak akibat trauma tajam atau tumpul yang menyebabkan terputusnya arteri intercostalis, pembuluh darah hilus paru atau robek parenkim paru atau jantung



Tujuan



1. Mengurangi rasa sesak 2. Mempertahankan pasien tetap hidup



Kebijakan



1. Dilakukan pada pasien dengan trauma tumpul dada 2. Dilakukan pada pasien dengan perdarahan pada rongga dada 3. Dikukan pada pasien dengan luka tusuk pada dada



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, sarung tangan, scort) 2. Bersihkan jalan nafas, control servikal dengan pemasangan semi rigid cervical collar 3. Berikan oksigenasi 12 ltr/mnt 4. Membantu dr untuk pemasangan chest tube dan WSD 5. Monitor WSD Undulasi, jumlah darah dan bublle 6. Lakukan resusitasi cairan secara simultan 7. Pasang infus RE hangat dengan 2 jalur lumen besar 8. Pasang pulse oximetry 9. Pasang monitor EKG



Unit terkait



Perawat, dokter



PENANGANAN FAIL CHEST



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Adanya bagian dari dinding dada kehilangan kontinuitas dengan dinding dada sisanya (ada bagian yang melayang), terdapat multiple fraktur iga dengan garis fraktur lebih dan satu pada satu iga



Tujuan



1. Mengurangi rasa sesak 2. Mempertahankan pasien tetap bidup



Kebijakan



1. Dilakukan pada pasien dengan trauma tumpul dada 2. Dilakukan pada pasien dengan perdarahan pada rongga dada 3. Dilakukan pada pasien dengan luka tusuk pada dada



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, sarung tangan, scort) 2. Bersihkan jalan nafas, control servikal dengan pemasangan semi rigid cervical collar 3. Berikan oksigenasi 12 ltr/nmt 4. Membantu dokter untuk pemasangan chest tube dan WSD 5. Monitor WSD undulasi,jumlah darah dan bublle 6. Lakukan resusitasi cairan secara simultan 7. Pasang infus RL hangat dengan 2 jalur lumen besar 8. Pasang pulse oximetry 9. Pasang monitor EKG



Unit terkait



Perawat, dokter



PEMASANGAN NEEDLE THORAKOSINTESIS



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memasukkan jarum dengan lumen yang besar ke rongga paru



Tujuan



1. Mengurangi rasa sesak 2. Mengeluarkan udara dan rongga paru 3. Mengurangi rasa sakit



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan tension pneumotorax



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung 2. Petugas I mengamankan jalan nafas sambil menjaga cervical 3. Petugas II mendesinfeksi daerah yang akan di tusuk, yaitu pada daerah dada yang mengalami tension pneumotorax 4. Melakukan penusukan dengan menggunakan jarum yang sudah disiapkan 5. Setelah jarum ditusukkan pada sela iga ke tiga miringkan jarum 30-40 derajat ke arah atas 6. Jika jarum sudah masuk ditandai oleh suara keluarnya udara mandrin dicabut dan kateternya ditinggal 7. Tutup ujung IV kateter dengan klep buatan dan potongan sarung tangan yang telah diberikan lubang pada ujungnya 8. Fiksasi IV kateter dengan memberikan plester pada persambungan antara sarung tangan dan kateter 9. Catat seluruh tindakan yang sudah dilakukan dan monitor respon pasien



Unit terkait



Perawat, dokter



PEMASANGAN NEEDLE CRICO THYROIDOTOMY



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Menusukkan jarum yang berlumen besar pada membrane cricothiro



Tujuan



1. Membuat jalan nafas 2. Menjaga jalan nafas tetap lancar 3. Memberikan oksigen



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan sumbatan jalan nafas total yang tidak bisa diatasi secara manual



Persiapan Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung diri 2. Tidurkan pasien terlentang 3. Fiksasi trakea path posisi bagian lateral dekstra dan sinistra 4. Spuit diisi dengan cairan setengahnya, kemudian IV kateter pasang pada spuit 5. Tusukkan jarum pada membran crocotiroidea kerah caudal 6. Aspirasi spuit, bila keluar gelembung udara berarti benar tempat penusukan, kemudian lepaskan spuit dan mandrin dicabut 7. Hubungkan jarum cricothyroidotomy dengan jet insuflation untuk memberikan oksigen 8. Oksigen diberikan dengan cara, 1 detik ditutup dan 4 detik di buka



Unit terkait



Perawat, dokter



PENANGANAN OPEN PNEUMOTHORAK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Defek yang lebar pada dinding dada menyebabkan terjadinya pneumothorak wound. Diameter > 2/3 diameter trachea yang terbuka / sucking chest



Tujuan



Menghilangkan sesak nafas dan mempertahankan pasien agar hidup



Kebijakan Persiapan



Dilakukan pada pasien dengan open pneumotorak -



Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung diri 2. Jaga ABC tetap stabil dan jaga cervical tetap stabil 3. Tutup defek dengan kasa steril dan plastik, sampai melewati tepi defek 4. Plester pada tiga sisi saja 5. Kolaborasi dengan dokter untuk memasang chest tube dan WSD, pemberian 02 8 ltr/mnt, analgetik bila perlu dan infus RL 2 jalur dengan jarum yang besar



Unit terkait



Perawat, dokter



MEMBANTU DOKTER MEMASANG WSD



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Pemasangan drainage dan rongga pleura yang dihubungkan dengan pipa khusus kedalam botol yang berisi air Mengeluarkan caftan dan udara yang ada dalam rongga pleura sehingga paru-paru mengembang kembali secara normal Dilakukan pada pasien dengan: 1. Hematothorak 2. Pneumothorak 3. Emphyema 4. Pasca torakotomy 5. Pleural effusion 6. Hemato Pneumothorak 1. Mengatur posisi semi fowler dengan kedua tangan diletakkan diatas kepala untuk memudahkan operasi 2. Memberikan kasa dan desinfektan (antiseptik) untuk desinfeksi bila operator telah memakai sarung tangan 3. Menutup daerah operasi dengan doek lubang 4. Memberikan alat anastesi lokal kepada dokter 5. Memberikan pisau bedah untuk menoreh kulit 6. Membuat lubang pada sisi dada dengan menggunakan triocard 7. Pangkal drain WSD diklem, kemudian ujung drain dimasukkan kedalam lubang dinding dada yang dibuat kemudian difiksasi 8. Pangkal drain disambung ke botol, kemudian Hem dibuka 9. Bekerjasama dengan dokter selama pemasangan WSD, sesuai kebutuhah 10. Mengobservasi tanda-tanda vital a. Tekanan darah, nadi, pernafasan b. Undulasi udara dalam botol c. Adanya gelembung udara saat batuk dan bemafas biasa Perawat, Dokter



PENANGANAN TRAUMA TUMPUL ABDOMEN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu keadaaan dimana abdomen mengalami benturan



Tujuan



Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga perut



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan cedera pada daerah abdomen



Persiapan Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan alat pelindung diri 2. Pertahankan jalan nafas tetap terbuka dan immobilisasi C spine 3. Pasien diberikan 02 6 ltr/mnt 4. Pasang infus RL hangat dengan menggunakan jarum yang besar 5. Pasang gurita jika terjadi perdarahan external 6. Jika ada organ yang keluar tutup dengan kasa steril yang lembab 7. Membantu dokter untuk menyiapkan pasien untuk dilakukan operasi 8. Monitor tanda-tanda vital



Unit terkait



Perawat, dokter



PEMASANGAN NECK COLLAR



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memasang alat neek collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang cervical)



Tujuan



1. Mencegah pergerakan tulang cervical yang patah 2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang cervical dan spinal cord 3. Mengurangi rasa sakit



Kebijakan



1. Dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran 2. Dilakukan pada pasien dengan jejas daerah klavikula kearah kranial 3. Dilakukan pada pasien dengan multi trauma 4. Dilakukan pada pasien dengan trauma biomekanika 5. Dilakukan pada pasien dengan patah tulang leher



Persiapan Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan masker handschoen 2. Pegang kepala/lengan cara satu tangan memegang bagian kanan mulai dan mandibula kearah temporal, demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dengan cara yang sama 3. Petugas yang lain memasukkan neck collar secara perlahan kebagian belakang leher dengan sedikit melewati leher 4. Letakkan bagian neck collar yang berlekuk tepat pada dagu 5. Rekatkan 2 sisi neck collar sama lain 6. Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien



Unit terkait



Perawat, dokter



MEMASANG BIDAI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memasang alat untuk immobilisasi (mempertahankan kedudukan tulang)



Tujuan



1. Mencegah pergerakan tulang yang patah 2. Mencegah pertambahan perlukaan pada patah tulang 3. Mengurangi rasa sakit 4. Mengistirahatkan daerah patah tulang



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan patah tulang terbuka dan tertutup



Persiapan Prosedur kerja



1. Petugas menggunakan masker dan sarung tangan 2. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai 3. Petugas II meletakkan bidai melewati 2 persendian anggota gerak 4. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi patah tulang 5. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat bidai 6. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendor 7. Mengatur posisi pasien, sesuiakan dengan kondisi luka 8. Pada fraktur terbuka atau fraktur dengan luka, rawat luka terlebih dahulu dan tutup luka dengan kasa steril 9. Mencatat respon dan tindakan yang telah dilakukan pada catatan perawatan



Unit terkait



Perawat, dokter



MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK PEMASANGAN GIPS PADA TULANG



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Menyiapkan peralatan dan pasien yang akan dipasang gips Untuk melakukan fiksasi, reposisi, immobillisasi dan penyembuhan tulang sesuai dengan yang diharapkan pada pasien dengan patah tulang terbuka maupun tertutup Dilakukan pada pasien dengan patah tulang terbuka dan tertutup 1. Memindahkan pasien ke ruangan khusus 2. Memasang perlak dibawah daerah yang akan di gips 3. Mengisi ember dengan air secukupnya 4. Membantu dr pada saat pemasangan gips a. Mengatur posisi pasien b. Mengangkat daerah yang akan dipasang gips dan posisi tersebut dipertahankan selama dilakukan tindakan reposisi c. Mengukur daerah yang akan dipasang gips d. Memasang gips dengan cara:  Masukkan gulungan verban gips kedalam air  Biarkan verban gips di dalam air beberapa saat sampai gips mengeluarkan gelembung udara  Angkat verban gips dan peras sedikit  Pemasangan pada daerah yang fraktur dengan posisi gulungan gips terletak disebelah luar  Haluskan gips jika balutan gips dirasa susah cukup  Atur posisi setelah pemasangan e. Membersihkan areal disekitar pemasangan f. Melakukan obervasi terhadap : respon setelah tindakan/keluhan pasien, neuro vascular baik g. Memindahkan pasien dan meja pemasangan gips h. Mencatat seluruh tindakan dalam catatan perawatan Perawat, dokter



MEMBILAS LAMBUNG



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan lambung dengan cara memasukkan air / cairan tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga lambung (NOT) Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari dalam lambung 1. Dilakukan pada pasien dengan keracunan : obat, zat kimia, makanan 2. Dilakukan pada pasien dengan hematemesis 1. Petugas memakai pelindung 2. Memasang perlak dan alas didada pasien 3. Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien 4. Menentukan panjang selang penduga yang masuk kedalam lambung 5. Memberikan pelicin pada ujung NOT 6. Menutup NGT dengan ditekuk/diklem 7. Masukkan NGT pelan-pelan kedalam lambung melalui hidung. Bagi pasien sadar dianjurkan untuk menelan pelan-pelan sambil menarik nafas panjang 8. Meyakinkan NOT masuk ke dalam lambung dengan cara masukkan ujung selang NOT ke dalam mangkok yang berisi air dan tidak tampak gelembung udara dalam air 9. Setelah yakin NGT masuk ke lambung pasien, posisi diatur miring kiri tanpa bantal dan letakkan kepala lebih rendah 10. Memasang corong pada pangkal selang kemudian masukkan air/cairan, selanjutnya tunggu air keluar dan tampung dalam ember yang sudah disiapkan 11. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar berwarna bening / tidak berbau racun 12. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien 13. Mencatat semua tindakan yang telah ditentukan Perawat, dokter



MERAWAT LUKA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu rangkain kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati, menutup dan membalut luka



Tujuan



1. Mencegah terjadinya infeksi 2. Memberi rasa nyaman pada pasien 3. Membantu penyembuhan primer



Kebijakan



Dilakukan pada pasien yang mengalami luka



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Petugas mengunakan masker dan sarung tangan 2. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadan luka 3. Membersihkan daerah luka dan kotoran, darah kering sebelum luka dijari 4. Membantu dokter saat menjahit luka a. Mendesinfeksi b. Memberikan anastesi lokal c. Mencuci luka dengan 14202 bila terpapar karat besi atau seng dan cuci luka dengan lainnya dengan cara menekan secara perlahan-lahan d. Membuang jaringan nekrotik e. Menjahit luka f. Membersihkan sekitar  Menutup luka dengan kain kasa steril sekitarnya dibersihkan sampai kering  Memfiksasi kasa dengan pleter  Membalut luka dengan verban



Unit terkait



Perawat, dokter



MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMASANGAN CVP



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memasukkan kateter CVP melalui pembuluh tepi sehingga ujungnya berada di muara atrium kanan



Tujuan



Untuk mengetahui tekanan vena sentral dan menilai jumlah cairan dalam tubuh



Kebijakan



Dilakukan pada pasien dengan: 1. Dehidrasi berat 2. Hipovolemik syok 3. Hypervolemik



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Menggantung caftan infus pada standar infuse 2. Menempelkan manometer CVP pada standar infuse dengan titik 0 setinggi jantung 3. Mendampingi pasien selama pemasangan 4. Tindakan pemasangan CVP harus oleh dokter 5. Membantu dokter selama pemasangan CVP 6. Menyambung selang CVP dengan kateter CVP yang telah di pasang oleh dokter 7. Memberi zalfdesinfektan pada lubang bekas tusukan CVP 8. Memfiksasi kateter CVP 9. Menutup bekas tusukan dengan kateter CVP 10. Memasang plester lebar diatas kain kasa sampai tertutup seluruhnya



Unit terkait



Perawat, dokter



MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN PEMBEDAHAN AKUT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit 2 Januari 2011



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu kegiatan untuk mempersiapkan baik jasmani maupun mental serta peralatan yang akan diperlukan untuk operasi



Tujuan



1. Menyiapkan pasien agar kooperatif 2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi 3. Membantu kelancaran pembedahan



Kebijakan



Dilakukan pada pembedahan akut



Persiapan Prosedur kerja



1. Mengecek kelengkapan dokumen medik/perawatan, basil pemeriksaan penunjang, perjanjian operasi 2. Mengganti baju pasien dengan menggunakan mitella dan tutup kepala 3. Mengukur: a. Tensi b. Nadi c. Suhu d. Pernafasan e. Tingkat kesadaran f. Cairan yang masuk/keluar 4. Mengecek kelengkapan alat-alat kesehatan dan obat-obat serta darah yang diperlukan untuk tindakan pembedahan 5. Mengantar pasien ke kamar bedah bila perlengkapan, petugas dan kamar bedah sudah siap 6. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula



Unit terkait



Perawat, dokter



pasien



yang



memerlukan



tindakan



MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Tujuan



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu kegiatan menyiapkan pasien untuk tindakan pemeriksaan diagnostik 1. Membantu kelancaran tindakan 2. Mendapat hasil yang akurat 3. Menyiapkan pasien kooperatif berlangsung



selama



pemeriksaan



Kebijakan



Dilakukan pada semua pasien yang memerlukan tindakan diagnostik



Persiapan



-



Prosedur kerja



1. Non invasive USS : puasa atau minum banyak sesuai dengan program pemeriksaan Radiodiagnostik tanpa kontras 2. Invasif dengan kontras a. Pasien puasa b. Menandatangani surat persetujuan tindakan medis c. Membersihkan daerah yang akan dilakukan pemeriksaan 3. Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan a. Pada saat pemeriksaan perawat mendampingi pasien b. Memperhatikan respon pasien c. Setelah pemeriksaan pasien diantar ke tempat semula 4. Memberikan hasil rontgen kepada dokter



Unit terkait



Perawat, dokter



ALUR PEMBINAAN ETIKA PROFESI



No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSU-IPI/I/2011



Tanggal terbit : PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Suatu tahapan dalam menangani pelanggaran kode etik untuk penyelesaian masalah.



Tujuan



1. Memberikan bimbingan bagi pelanggar kode etik. 2. Meningkatkan etika profesi bagi tiap personil



Kebijakan



Sebagai acuan dalam melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan.



Prosedur



1. Tim Etik Keperawatan mengidentifikasi pelanggar kode etik. 2. Tim Etik Keperawatan memanggil perawat pelanggar kode etik. 3. Tim Etik Keperawatan mewawancarai perawat pelanggar kode etik. 4. Tim Etik Keperawatan mencatat pernyataan perawat pelanggar kode etik. 5. Tim Etik Keperawatan menandatangani pernyataan pelanggar kode etik. 6. Perawat pelanggar kode etik menandatangani pernyataan pelanggar kode etik. 7. Tim Etik keperawatan menentukan bentuk sanksi yang sesuai dengan jenis pelanggaran. 8. Tim Etik merekomendasikan sanksi kepada direktur



Unit Terkait



-



Ruang Rawat Inap Ruang Rawat Jalan Kepala Seksi Keperawatan



PENGELOLAAN DAN PENYIMPANGAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/3



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu cara yang digunakan untuk menilai ketidaksesuaian, kinerja 1. Agar dapat menilai kerja secara obyektif 2. Meningkatkan mutu kerja perawat / bidan 3. Sebagai dasar pembinaan staf 4. Sebagai system seleksi Setiap penyimpangan harus dilaporkan ke Ka. Bidang keperawatan agar bisa dicarikan petugas penganti demi lancarnya pelayanan 1. Anexdotal Note 2. Ruangan Khusus 1. Identifikasi penyebab penyimpangan Umum Penyimpangan oleh karena prosedur tidak jelas dan keterbatasan alat Khusus Oleh karena kelaian pegawai ( kurang pengetahuan dalam menjabarkan peralatan dan kelalaian) 2. Identifikasi tingkat penyimpangan b. Ringan :  Kelalaian terhadap status tidak lebih dari 3 kali  Tidak menyebabkan kerugian material  Psikologis bagi pasien, rumah sakit, segnifikasi. c. Sedang  Penyimpangan dan satu standart lebih dari 3 kali dan kurang dari lima kali- Menyebabkan kerugian material, dan psikologis pasien dan RS  Mendapat komplin langsung dan pasien dan keluarga baik lisan maupun tertulis tapi tidak berdampak pada masyarakat luas dan instansi



PENGELOLAAN DAN PENYIMPANGAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/3



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP Prosedur kerja



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG d. Berat  Penyimpangan terhadap satu kali berakibat fatal merugikan langsung pasien dan rumah sakit sangat fatal opini masyarakat yang berdampak buruk, komplin langsung dari pasien, keluarga, masyarakat instansi yang terlibat. Komplin berdampak terhadap instansi dan profesi. 3. Mengelola penyimpangan a. Penyimpangan Umum:  Buatan standart: amprah alat  Modifikasi peralatan yang tidak memaknai dan estetika  Sosialisasikan SPO ( Standar Operasional) b. Penyimpangan khusus: Ringan:  Beri teguran lisan maksimal 3 kali yang dilakukan oleh kepala ruangan  Lakukan pembinaan khusus yang kesalahan yang dibuat  Mengadakan kesepakatan waktu, untuk pembinaan yang di evaluasi selama 1 minggu  Bila evaluasi tidak menunjukan perubahan masukan dalam penyimpangan tingkat sedang Sedang:  Beri teguran tertulis yang di tulis pada buku pembinaan  Beri pembinaan khusus terhadap maksimal 2 kali yang dilakukan oleh kepala ruang  Melaporkan secara lisan ke Kasubsi keperawatan  Menyepakati waktu evaluasi selama satu  Melakukan evaluasi  Melaporkan hasil evaluasi ke Kasubsi Keperawatan  Bila dalam evaluasi tidak ada dikatagorikan berat terkait



PENGELOLAAN DAN PENYIMPANGAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



3/3



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



Unit terkait



Berat:  Teguran tertulis dari Kaseksi keperawatan  Melakukan pembinaan dengan menghadapkan yang bersangkutan langsung , kasi keperawatan kalau dianggap perlu penyampaian langsung ke Kepala RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN  Memberi sangsi  Bila dalam evaluasi ± 3 bulan masih tidak ada perbaikan maka dilaporkan secara tertulis ke Kepala RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN  Kepala RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN menyarankan ke management bila tidak ada perubahan.  Bila yang bersangkutan tenaga honorer, dikeluarkan



Kepala Ruang, Kasubsi, Kaseksi, Komite Keperawatan



PENDISTRIBUSIAN BARANG



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan suatu barang dari Kaurjangmed kesetiap unit kerja yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan atau pengusulan



Tujuan



1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 2. Untuk memenuhi kebutuhan suatu peralatan di unit kerja



Kebijakan



Memeriksa ulang barang yang akan di distribusikan kepada tiap unit kerja



Persiapan Prosedur kerja



1. Kepala Unit kerja/ruangan memeriksa ulang barang yang diterima dari Urjangmed 2. Kepala unit kerja/ruangan menerima barang dari Kaurjangmed sesuai dengan formulir pengajuan 3. Kepala unit kerja/ruangan menandatangani formulir pengajuan 4. Petugas penunjang medis menandatangani blangko penyerahan barang



Unit terkait



1. Unit Kerja 2. Kaurjangmed



PENGADAAN PERALATAN DIUNIT KERJA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengadakan barang/alat keperawatan, kebidanan, alat rumah tangga dan ATK 1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 2. Untuk memenuhi kebutuhan suatu peralatan dibutuhkan diunit kerja



yang



Kebijakan



1. Peralatan diunit kerja harus selalu siap 2. Setiap peralatan yang ada di unit kerja harus terpelihara 3. Peralatan diunit kerja memenuhi kebutuhan



Persiapan Prosedur kerja



1. Kepala ruangan memeriksa peralatan yang belum tersedia di unit kerja 2. Kepala ruangan merencanakan peralatan yang dibutuhkan diunit kerja sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang terlaksananya asuhan keperawatan di unit kerja 3. Kepala ruangan membuat pengajuan barang yang dibutuhkan pada lembar pengajuan kepada bagian barang (Urjangmed, Instaljangwat dan Urdal) 4. Setelah di setujui mohon ruangan/bagian menerima barang yang diajukan dan memasukkan dalam buku inventaris ruangan



Unit terkait



1. 2. 3. 4.



Kepala ruangan/bagian Kaurjangmed Instaljangwat Urusan dalam



ALUR PERBAIKAN ALAT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memperbaiki keadaan alat atau barang yang masih layak pakai agar selalu dalam kondisi baik



Tujuan



Agar kondisi alat selalu dalam kondisi baik dan siap pakai



Kebijakan



Alat atau barang kesehatan sebagai penunjang penting dalam pelaksanaan tindakan



Persiapan Prosedur kerja



1. Kepala unit kerja/ruangan mengusulkan barang atau alat yang rusak untuk diperbaiki kebagian Urjangdiag 2. Urjangmed bersama teknisi Rumah sakit memeriksa kondisi alat apakah kondisi rusak berat atau ringan 3. Jika barang tersebut tidak dapat diperbaiki oleh teknisi Rumah sakit maka menghubungi teknisi luar agar diperbaiki



Unit terkait



1. 2. 3. 4.



Unit Kerja Urjangdiag Teknisi Rumah sakit Keuangan



TATA CARA PENGGUNAAN TELEPHON



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan



Persiapan Prosedur kerja



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Sistem komunikasi menggunakan telephon harus didukung dengan aturan/tata cara penggunaan telephon Sebagai acuan bagi setiap petugas di RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN dalam menggunakan telephon 1. Telephon hanya digunakan untuk kepentingan Dinas 2. Pembicaraan ditelephon harus singkat, jelas dan terarah 3. Pembicaraan di telephon harus selalu sopan 1. Menerima telephon a. Bila telephon bordering, segera angkat gagang telephon jangan dibiarkan terlalu lama (mungkin emergency) b. Ucapkan salam (selamat pagi/siang/sore dll) c. Sebutkan nama instansi (RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN) atau Instalasi (Pol, UGD, dsb) dan katakan : Apakah yang biasa dibantu d. Bila mencari seseorang, pastikan orang yang diajak bicara ada tempat dan katakan : akan segera disambungkan e. Bila orang yang dimaksud tidak ada, katakan tidak ada ditempat (sedang keluar, dll, jangan sebutkan aktifitasnya secara detail) f. Tanyakan kepada penelphon, apakah ada pesan yang perlu disampaikan g. Catat pesan yang diberikan, kalau bisa nama penelphon dan sampaikan secepatnya bila yang bersangkutan sudah ada di tempat 2. Menelphon a. Gunakan telephon hanya untuk kepentingan dinas nomor intern instalasi ybs b. Hubungan emergency dari UGD dan OK ke dokter consultan On Call dapat melalui Handphone c. Hubungan keluar lewat operator, sampaikan nomor telephon yang akan dituju dengan jelas



TATA CARA PENGGUNAAN TELEPHON



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



2/2



Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Prosedur kerja



d. Bila telah tersambung, perkenalkan diri dan ucapkan salam(slamat pagi/siang/sore dll) e. Pastikan orang yang diajak bicara adalah orang yang di maksud f. Lakukan pembicaraan dengan sopan dan jangan terbawa oleh suasana hati atau emosi yang berlebihan g. Hindari pembicaraan yang tidak perlu h. Ucapkan terima kasih bila akan mengakhiri pembicaraan 3. Hindari a. Berteriak-teriak pada waktu memanggil rekan kerja untuk menerima telephon b. Mengunyah makanan pada saat telephon 4. Perhatikan a. Dalam keadaan tergesa-gesa sekalipun, ucapkan katakata penutup pada akhir pembicaraan b. Jika telephon terputus pada saat pembicaraan dan anda yang pertama kali menghubungi maka anda berkewajiban untuk menelphonnya kembali



Unit terkait



Semua instalasi di RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



CUTI TAHUNAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Pebruari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Cuti adalah tidak melaksanakan dinas secara syah selama waktu tertentu atas izin pejabat yang berwenang



Tujuan



Untuk memberikan kesempatan personel istirahat kerja sebagai wujud kesejahteraan personel ybs



Kebijakan



Dilaksanakan bagi masyarakat RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN 1. Telah berdinas sekurang-kurangnya 1 tahun terus menerus 2. Diberikan setiap Tahun selama 12 hati kerja 3. Cuti tahunan yang tidak dilaksanakan tidak dapat digunakan lagi dalam tahun berikutnya



Persiapan Prosedur kerja



1. Personel ybs mengajukan cuti tahunan secara tertulis kepada Direktur RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN 2. Karumah sakit memberikan izin tahunan secara definitif



Unit terkait



Pers, Semua Personel



CUTI SAKIT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Pebruari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Cuti adalah tidak melaksanakan dinas secara syah selama waktu tertentu atas izin pejabat yang berwenang



Tujuan



Untuk memberikan kesempatan personel istirahat kerja sebagai wujud kesejahteraan personel ybs



Kebijakan



Dilaksanakan bagi masyarakat RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN 1. Bila anggota tidak dapat melaksanakan tugas/masuk kerja karena sakit sampai 2 hari berturut-turut ybs cukup menyampaikan surat pemberitahuan kepada RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN 2. Cuti dakit lebh dari 2 hari perlu disertai surat keterangan sakit dari dokter yang berdinas 3. Cuti sakit lebih dari 30 hari, dikeluarkan Surat Keputusan dari pejabat yang berwenang, diperpanjang setiap 1 bulan selama 6 bulan 4. Cuti sakit diberikan selama-lamanya 6 bulan dan dapat diperpanjang paling lama 6 bulan 1. Bila sakit lebih dari 2 hari s.d 30 hari cukup menyampaikan surat keterangan dokter 2. Bila sakit lebih dari 30 hari, ybs harus mengajukan cuti sakit secara tertulis kepada Direktur RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN. Direktur sakit mengajukan Cuti kepada Ketua Yayasan Amal Bhakti Medan Pers, Semua Personel



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



CUTI KAWIN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Pebruari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Cuti adalah tidak melaksanakan dinas secara syah selama waktu tertentu atas izin pejabat yang berwenang



Tujuan



Untuk memberikan kesempatan personel istirahat kerja sebagai wujud kesejahteraan personel ybs



Kebijakan



Dilaksanakan masyarakat RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN 1. Cuti kawin diberikan sebagai akibat izin kawin 2. Cuti kawin diberikan selama 3 hari kerja bagi anggota pria dan 6 hari kerja bagi anggota wanita, yang melaksanakan ditempat bertugas 3. Untuk pernikahan di luar tempat penugasan diberikan tambahan waktu tidak lebih dari 7 hari 1. Setelah memperoleh Surat Izin Kawin, bs mengajukan cuti kawin secara tertulis kepada Direktur RSU Bhakti Medan dengan melampirkan surat izin kawin 2. Direktur rumah sakit bhakti medan memberikan Surat Cuti Kawin Pers, Semua Personel



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



CUTI LUAR BIASA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Pebruari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Cuti adalah tidak melaksanakan dinas secara syah selama waktu tertentu atas izin pejabat yang berwenang



Tujuan



Untuk memberikan kesempatan personel istirahat kerja sebagai wujud kesejahteraan personel ybs



Kebijakan



Dilaksanakan bagi masyarakat RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN 1. Lamanya cuti luar biasa adalah 8 hari kerja dalam 1 tahun 2. Hal-hal luar biasa yang dimaksud adalah : a. Memenuhi kewajiban hukum yang tidak dapat dilakukan diluar jam dinas b. Memenuhi panggilan yang berwajib untuk menghadap sebagai tersangka atau saksi dalam suatu perkara c. Apabila suami/istri, anak, ibu/bapak meninggal d. Apabila istri melahirkan 3. Jika cuti luar biasa dilakukan selama 8 hari kerja maka cuti tahunan dikurangi 8 hari tsb 4. Cuti luar biasa dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 1 bulan dalam 1 tahun 1. Pegawai mengajukan cuti luar biasa kepada Direktur RSU Bhakti Medan disertai dengan alasan-alasannya 2. Direktur sakit memberikan cuti luar biasa Pers, Semua Personel



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



CUTI IBADAH HAJI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Pebruari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Cuti adalah tidak melaksanakan dinas secara syah selama waktu tertentu atas izin pejabat yang berwenang



Tujuan



Untuk memberikan kesempatan personel istirahat kerja sebagai wujud kesejahteraan personel ybs



Kebijakan



1. Cuti ibadah haji diberikan paling lama 45 hari kerja 2. Persyaratan melaksanakan cuti ibadah haji : a. Anggota yang berdinas selama 1 tahun terus menerus b. Belum pernah melaksanakan ibadah haji c. Bagi yang sudah melaksanakan cuti ibadah haji, diberikan setelah 3 tahun kemudian 3. Bagi yang melaksanakan cuti ibadah haji, maka cuti tahunan dalam tahun berjalan dihapuskan 1. Anggota mengajukan cuti ibadah haji secara tertulis kepada Direktur RSU Bhakti Medan 2. Direktur rumah sakit mengajukan kepada Yayasan Amal Bhakti Medan Pers, Semua Personel yang akan melakukan ibadah haji



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



CUTI HAMIL DAN MELAHIRKAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Pebruari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Cuti adalah tidak melaksanakan dinas secara syah selama waktu tertentu atas izin pejabat yang berwenang



Tujuan



Untuk memberikan kesempatan personel istirahat kerja sebagai wujud kesejahteraan personel ybs



Kebijakan



Dilaksanakan bagi pegawai RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN 1. Bagi anggota wanita yang telah melaksanakan perkawinan dan selanjutnya hamil dan melahirkan diberikan cuti hamil selama 90 hari 2. Apabila setelah melahirkan anaknya, ybs diberikan istirahat selama 45 hari 3. Cuti hamil diberikan berdasarkan surat keterangan dokter atau bidan yang bertugas 4. Selama melaksanakan cuti ybs menerima penghasilan penuh 5. Bagi yang melaksanakan cut hamil dan melahirkan maka cuti tahunan dihapuskan 1. Anggota wanita mengajukan cuti hamil dan melahirkan secar tertulis kepada Dihakti medanrektur rumah sakit umum b. Yang dilampiri : a. Foto copy surat nikah b. Surat Keterangan dokter 2. Direktur rumah sakit mengajukan Surat Keputusan cuti hamil dan melahirkan kepada Direktur selanjutnya diteruskan kepada Ketua Yayasan Amal Bhakti 3. Yayasan Amal Bhakti mengeluarkan Surat Keputusan cuti hamil dan melahirkan Pers, Semua Personel Wanita yang hamil dan melahirkan



Persiapan Prosedur kerja



Unit terkait



MENCUCI TANGAN SEBELUM OPERASI No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mencuci tangan steril dikamar operasi adalah suatu aktivitas cuci tangan secara steril bagi personil yang akan mengikuti operasi secara langsung 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi 2. Sebagai acuan langkah-langkah dalam melaksanakan prosedur cuci tangan sebelum operasi Semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti operasi langsung (scrube tim) harus melakukan cuci tangan sebelum operasi 1. Air mengalir steril (wastafel lebar dank ran tangkai panjang) 2. Antiseptik (chlorhexidine gluconate 4 % dalam botol pompa) 3. Sikat kuku steril dalam tromol khusus 4. Handuk Steril 5. Jam dinding 1. Lepas semua perhiasan, termasuk cincin, kuku palsu dan jam tangan 2. Basahi tangan dengan air mengalir dari ujung jari sampai 2 cm di atas siku 3. Gunakan cairan antiseptic cuci tangan mulai dari telapak tangan, punggung tangan dan jari-jari tangan bawah secara menyeluruh sampai 2 cm diatas siku 4. Ambil sikat bersihkan kuku secara menyeluruh 5. Kemudian bersihkan kuku jari dan sela-sela jari, telapak tangan dan punggung tangan, cuci tiap jari seakan mempunyai 4 sisi dan pergelangan tangan, lengan bawah sampai 2 cm diatas siku selama 5 menit. 6. Cuci kedua tangan kembali secara bergantian selama 3 menit 7. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan tangan ditahan lebih tinggi dari siku 8. Pastikan posisi tangan diatas dan biarkan air menetes melalui siku 9. Keringkan dengan handuk steril dengan cara membagi dua bagian, satu bagian untuk tangan kiri dan satu bagian lagi untuk tangan kanan, dengan cara memutar dari arah jari-jari tangan kesiku. Setelah selesai taruh kembali pada tempatnya.



Unit Terkait



Petugas OK



MENIMBANG BERAT BADAN



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Untuk mengetahui berat badan pasien yang berobat



Tujuan



1. 2. 3. 4.



Mengetahui berat badan pasien Mengetahui K / U pasien Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa Menentukan diet pasien.



Kebijakan



Mengetahui berat badan pasien untuk membantu Dokter dalam menegakan Diagnosa.



Persiapan Prosedur kerja



1. Alat- alat : a. Timbangan bayi di atas meja b. Dacin c. Kain pengalas d. Buku catatan dan alat tulis 2. Cara kerja : a. Mencuci tangan b. Mengatur keseimbangan timbangan c. Meletakkan bayi di atas timbangan,bila bisa berdiri anak disuruh berdiri di atas dacin d. Membaca skala timbangan secara tepat e. Mengembalikan bayi pada tempatnya f. mencatat hasilnya g. Mencuci tangan



Unit Terkait



1. Rekam Medik 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Rawat Jalan



PENGGUNAAN ALAT SATURASI O2



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan bantuan O2 bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan.



Tujuan



Untuk mengetahui O2 dalam tubuh / dalam darah.



Kebijakan



Pemberian oksigen secara murni.



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4.



Unit Terkait



1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Gawat Darurat 3. Kamar Bedah



Alat satu rasi O2 Plester Gunting Caranya : a. Pasang alat monitor O2 pada kuku jari-jari ( tangan/ kaki ) Warna putih di atas kuku. Warna hitam di jari bagian bawah. b. Di plester c. Hidupkan monitor



PEMERIKSAAN E.K.G



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



½



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Untuk mengetahui irama jantung pasien dengan menggunakan alat getaran yang ditempelkan (dada sebelah kiri).



Tujuan



Memperoleh gambaran elektrolit jantung untuk membantu menegakkan diagnosa dan terapi



Kebijakan



1. Dilakukan bagi setiap pasien yang akan dioperasi 2. Pada pasien dengan kelainan jantung



Persiapan Prosedur kerja



1. Persiapan Alat : a. Alat EKG lengkap dan siap pakai b. Kapas alkohol dalam tempatnya c. Jelly EKG d. Kapas/kas lembab tissu 2. Persiapan Pasien : a. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan b. Posisi pasien di atur terlentang datar, setengah duduk. 3. Pelaksaan : a. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang dan logam lainnya dilepas. b. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda bila tidak ada jelly menggunakan kapas basah. c. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai. d. Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekam ekstremitas:  Warna merah pada tangan kanan  Warna kuning pada tangan kiri  Warna hitam pada tungkai kanan  Warna hijau pada tungkai kiri PEMERIKSAAN E.K.G



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Prosedur kerja



Unit Terkait



e. Memasang elektroda pada dada untuk rekaman pre cardial lead :  Warna merah untuk inter costa 3-4 dada kanan  Warna kuning untuk inter costa 3-4 dada kiri  Warna hijau terletak antara lead 2 dan 4  Warna coklat terletak di bawah puting susu sebelah kiri  Warna hitam terletak pada aksilla depan sejajar lead 4  Warna ungu terletak pada tengah aksilla sejajar lead 5 f. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pilihan lead yang terdapat pada mesin EKG g. Memberikan identitas pasien pada hasil rekaman (nama, umur, tanggal, jam dan nomor dokumen medik) 1. 2. 3. 4.



Rekam Medik Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Gawat Darurat



PENGGUNAAN ALAT MONITOR ECG



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur kerja



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG 1. Dilakukan pada penderita yang akan menjalani operasi 2. Dilakukan pada penderita yang menderita sakit jantung Untuk mengetahui kerusakan-kerusakan / kelainan -kelainan organ jantung sehingga dapat mempermudah dokter untuk memberi terapi. Pendeteksian penyakit jantung pasien 1. Persiapan alat : a. Alat ECG b. Jelly c. Kassa d. Bengkok e. Kom kecil yang berisi kapas alkohol 2. Bila penderita sadar ; a. Penderita diberi tahu dulu kalau akan dilakukan pemeriksaan ECG b. Baju ( bagian atas ) di buka c. Bagian yang akan di pasang alat-alat dibersihkan dengan kapas alkohol, kemudian diberi kapas alkohol d. Alat di pasangkan di pergelangan:  Tangan kanan ( merah )  Tangan kiri ( kuning )  Kaki kanan ( hitam )  Kaki kiri ( hijau ) 3. Memasang elektroda didada a. V1 : sela iga IV ( Garis Sternal kanan ) b. V2 : sela iga ( Garis Sternal kiri ) c. V3 : antara V2 dan V3 d. V4 : sela iga V ( Garis medium clavicula kanan ) e. V5 : setinggi V4 ( Garis axilaris anterior kiri ) f. V6 : setinggi V4 ( Garis axilaris medion kiri ) 4. Menghidupkan monitor ECG a. Bila sudah selesai semua alat dilepas b. Tubuh yang kena jelly dibersihkan dengan kasa kering



Unit Terkait



Instalasi Rawat Inap, Kamar Bedah, Kamar Bersalin, Rekam Medik



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMINDAHKAN PASIEN DENGAN KURSI RODA No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda dengan bantuan atau dirinya sendiri sesuai dengan rasa nyaman pasien dengan memperhatikan keselamatan pasien.



Tujuan



1. Menjaga personal hygiene 2. Mencegah terjadinya kontaminasi infeksi terhadap pasien lingkungan atau diri sendiri



Kebijakan



Memindahkan pasien dari tempat tidur



Persiapan Prosedur kerja



1. Kursi roda didorong ke sisi tempat tidur, roda belakang harus ditahan / direm agar kursi roda tidak terbalik. 2. Kedua tangan petugas menyokong ketiak pasien pada sisi yang lemah, pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat. 3. Petugas menyuruh pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan bersama-sama menuju tempat tidur. 4. Pasien bersandar pada sisi tempat tidur kemudian dibantu naik ke tempat tidur. 5. Pasien ditidurkan pada posisi yang mengenakkan kemudian dirapikan.



Unit Terkait



1. Instalasi Rawat Jalan 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Gawat Darurat



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMINDAHKAN PASIEN DENGAN BRANCAR No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memindahkan pasien dari tempat tidur ke Brancard dengan bantuan atau dirinya sendiri sesuai dengan rasa nyaman pasien dengan memperhatikan keselamatan pasien



Tujuan



1. Untuk mengurangi / menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya 2. Pasien dapat istirahat dengan nyaman untuk mendapatkan perawatan, pengobatan 3. Untuk konsul atau pindah ruangan



Kebijakan



Memindahkan pasien dari tempat tidur.



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Unit Terkait



1. Instalasi Rawat Jalan 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Gawat Darurat



Pasien diangkat oleh tiga orang petugas atau lebih Petugas satu berdiri di bagian kepala Petugas berdiri dibagian kepala Petugas dua berdiri dibagian kaki Ketiganya berdiri pada sisi kanan pasien Lengan kiri petugas di bawah kepala dan pangkal lengan pasien, lengan kanan di bawah punggung (bila pasien gemuk, lengan kanan petugas I melilit badan pasien ke bawah pinggang, lengan kanan di bawah bokong 7. Lengan petugas tiga , keduanya melekat seluruh tungkai 8. Setelah siap salah satu petugas memberi aba-aba untuk mengangkat bersama 9. Dengan langkah yang sama, mulai berjalan bersamasama menuju ke tempat tidur / brankart yang telah disiapkan



MENGATUR POSISI LITHOTOMI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Tindakan untuk persiapan pasien yang akan diperiksa pada bagian vagina wanita



Tujuan



Memperlancar pelaksanaan tindakan kuretage, vakum ekstraksi, eksterpasi daerah vagina, persalinan letak sungsang, pemasangan / pelepasan IUD



Kebijakan



Ruang Bersalin Poliklinik Kebidanan



Persiapan Prosedur kerja



1. Persiapan tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan (gynecology bed), selimut atau kain penutup 2. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 3. Pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian bawah dibuka 4. Kedua kaki ditekuk dan dibantu oleh perawat untuk meletakkannya pada penahan lutut



Unit Terkait



Instalasi Kebidanan



MENGATUR POSISI SIM



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mempersiapkan pasien untuk memudahkan tindakan perawatan miring kiri atau kekanan, dengan kaki atas ditekuk.



Tujuan



1. Memudahkan pasien untuk tindakan pemeriksaan 2. Memberikan perasaan nyaman



Kebijakan



1. Memudahkan pasien untuk tindakan pemeriksaan 2. Memberikan perasaan nyaman



Persiapan Prosedur kerja



1. Pasien diberitahu 2. Pasien dimiringkan ke kiri setengah telungkup, kaki kiri lurus 3. Sudut dan paha kanan ditekuk dan daerah kerak dada 4. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung 5. Tangan kanan di atas tempat tidur



Unit Terkait



Semua Instalasi Rawat Inap



MENGATUR POSISI FOWLER



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengatur pasien tidur untuk memudahkan tindakan perawatan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dengan cara kaki sedikit naik keatas daripada keadaan kepala.



Tujuan



1. Mengurangi sesak nafas 2. Memberikan perasaan senang 3. Membantu memperlancar keluarnya cairan misalnya pada water scal drainage 4. Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan



Kebijakan



Memudahkan tindakan perawatan



Persiapan Prosedur kerja



1. Persiapan Alat : a. Sandaran punggung b. Bantal guling balok penahan kaki tempat tidur 2. Pelaksanaan : a. Pasien diberikan tentang hal-hal yang akan dilakukan b. Pasien didudukkan, sandaran punggung kursi diletakkan di bawah atau di atas kasur dibagian kepala, di atas sampai setengah duduk dan dirapikan c. Bantal disusun menurut kebutuhan d. Pasien dibaringkan kembali, diujung kaki dipasang penahan kaki e. Pasien dirapikan Perhatian : 1. Keadaan umum pasien 2. Bila merosot (sikap berubah) segera dibetulkan 3. Pada pasien pasca bedah, di bawah lutut dilarang diberi guling / bantal



Unit Terkait



1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Gawat Darurat



MENGATUR POSISI GENUE PECTORAL



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Persiapan posisi pasien yang akan dilakukan Rectoscopy sigmadioscopy dan Ibu Hamil dengan letak sungsang



Tujuan



1. Untuk memudahkan pemeriksaan daerah rectum dan signeoid 2. Untuk membantu merubah letak kepala, pada pasien hamil sungsang (sebelum dilakulkan versi luar)



Kebijakan



Ruang Bersalin, Kebidanan.



Persiapan Prosedur kerja



1. Pasien diberitahu 2. Pasien dianjurkan dengan posisi menungging 3. Pakaian bagian bawah dibuka Perhatian : 1. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malas dan lelah pada pasien 2. Tetap menjaga kesopanan



Unit Terkait



Instalasi Rawat Inap



MENGATUR POSISI TRANDELENBURG



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengatur posisi pasien kaki ditinggikan untuk memudahkan tindakan.



Tujuan



1. Melancarkan peredaran darah ke otak 2. Memudahkan jalannya pembedahan pada bagian perut



Kebijakan



Dilakukan pada pasien shock pemasangan skin traksi pada kaki.



Persiapan Prosedur kerja



1. Persiapan Alat : a. Tempat tidur khusus yang dapat diatur. b. Bantal guling, balok penopang kaki tempat tidur, bila tidak ada tempat tidur yang bisa diatur posisinya. 2. Pelaksanaan : a. Pasien diberitahu b. Tempat tidur bagian kaki ditinggikan. c. Pasien tidur tanpa bantal, di bawah lipatan lutut diberi bantal d. Di atas kepala pasien anatara kepala dan ujung tempat tidur diberi bantal e. Pada tempat tidur yang dapat diatur dibagian kakinya dapat langsung ditinggikan sesuai dengan kebutuhan 3. Perhatian : a. Tempat tidur tidak boleh bergerak b. Tinggi balok tergantung kebutuhan



Unit Terkait



Instalasi Rawat Inap



dan



pasien



dengan



MENGATUR POSISI DORSAL RECUMBENT



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Merubah / mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk, paha direnggangkan dan telapak kaki pada tempat tidur.



Tujuan



1. Untuk memudahkan pemeriksaan dan perawatan 2. Untuk memudahkan tindakan keperawatan tertentu



Kebijakan



Dilakukan pada : 1. Ibu hamil untuk pemeriksaan 2. Ibu hamil yang akan bersalin 3. Pada waktu melakukan vulva hygiene 4. Penyedotan air kemih



Persiapan Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5.



Pasien diberitahu Pasien dibaringkan terlentang Pakaian bawah dibuka Kaki ditekuk, paha direnggangkan Telapak kaki pada tempat tidur



Perhatian : 1. 2. 3. 4.



Unit Terkait



Perhatikan keadaan umum pasien Hindarkan terjadinya bahaya jatuh Menjaga kesopanan Jangan sampai melelahkan pasien



Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat



MENGATUR SIKAP TIDUR SELANG SELING ( ALIH BARING )



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mengubah posisi tidur secara bergantian kesebelah sisi kanan dan sisi kiri secara bergantian.



Tujuan



1. Untuk menghindarkan terjadinya Dicubitus 2. Untuk memberikan perasaan nyaman / senang pada pasien. 3. Mengurangi rasa sakit. 4. Memperlancar peredaran darah.



Kebijakan



Sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di ruang Rawat Inap.



Persiapan Prosedur kerja



1. Persiapan Alat : a. Pakaian pasien yang kering dan bersih. b. Bedak talk c. Bila perlu Waskom dengan air bersih dan handuk. 2. Pelaksanaan : a. Pasien diberitahu bila dalam keadaan sadar. b. Pasien dibaringkan ke posisi kanan / kiri. c. Apabila berkeringat dibersihkan / dikeringkan terlebih dahulu dan diberi talk. d. Bahu dan punggung di ganjal dengan bantal. e. Memasang bantal dan guling diatas lutut. f. Pasien diselimuti dan alat-alat dibereskan. g. Mencuci tangan.



Unit Terkait



Instalasi Rawat Inap



MERAWAT LUKA OPERASI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSU-IPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Melakukan perawatan luka operasi dengan cara mengganti perban pada daerah luka operasi.



Tujuan



1. Memberikan rasa nyaman. 2. Mencegah terjadinya infeksi



Kebijakan



1. Dilakukan ganti perban setelah operasi tiga hari atau bila keadaan mengharuskan diganti perban. 2. Satu set alat digunakan untuk satu orang (steril).



Persiapan



1. Bengkok 2 buah. 2. Bak steril berisi : - Gunting kasa - Pinset 2 buah - Kom kecil berisi betadine - Kain kasa steril - Sarung tangan 3. Plester 4. Gunting plester 5. Kasa gulung bila diperlukan.



Prosedur kerja



1. 2. 3. 4. 5.



6. 7. 8. 9. Unit Terkait



Pasien diberitahu. Perawat mencuci tangan. Alat dibawa ke dekat pasien. Perban dibuka dengan teknis Septik. Daerah luka operasi diolesi bethadine dengan cara melingkar dari dalam keluar dengan teknis septic dan aseptik. Bila ada Pus dikeluarkan. Luka ditutup dengan kompres betadine dan ditutup kasa steril lalu di plester. Alat dibereskan. Perawat cuci tangan.



Kamar Bedah, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL



MENDAMPINGI DOKTER VISITE No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Mendampingi Dokter pada waktu mengunjungi pasien. 1. Memperlancar kegiatan pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang untuk program pengobatan / penyembuhan pasien. 2. Memberi rasa tenang pada pasien.



Kebijakan



1. Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan harus cuci tangan. 2. Waktu visite dokter sesuai keadaan.



Persiapan Prosedur kerja



1. Dokter menemui Kepala ruang rawat / Ketua Grup / Penanggung jawab ruangan. 2. Menyiapkan rekam medik dan data penunjang . 3. Menyiapkan pasien, alat – alat dan lingkungan. 4. Dokter memeriksa pasien. 5. Perawat mendampingi pasien selama pemeriksaan. 6. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan. 7. Menulis rencana medik dalam buku visite, rekam keperawatan di papan acara. 8. Melaksanakan program dokter, mendiskusikan keadaan pasien untuk kolaborasi.



Unit Terkait



Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan



PEMBUATAN KASSA



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



Kep/RSUIPI/I/2011



00



1/1



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Persiapan kain kassa guna memenuhi kebutuhan perawat pasien yang mengalami luka tubuh



Tujuan



Untuk menekan / membersihkan luka bekas operasi



Kebijakan



Mempermudah perawatan



Prosedur



1. Kasa hydrofil dengan lebar 80 cm kita potong dengan ukuran 15x20 cm. 2. Kita lipat menjadi ukuran 5x7 cm. 3. Kasa yang sudah jadi dengan ukuran tersebut kita masukkan dalam tromal dan ditala rapi. 4. Setelah tromal penuh kita tutup lubang tromal kita buka. 5. Tromal kita masukkan dalam Auto Clap dengan suhu 160ºC selama 1 jam. 6. Setelah selesai 1 jam tromol kita ambil dari auto clap dan kita tutup lubang Auto clap 7. Kasa sudah siap pakai.



Unit Terkait



1. 2. 3. 4. 5.



Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan Instalasi Gawat Darurat Kamar Bedah Kamar Bersalin



PROSEDUR KERJA TETAP MEMBERSIHKAN KAMAR MANDI DAN WC No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSU-IPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan kamar mandi dan wc dengaqn alat pembersih, saklon, portex, dan larutan desimfectant lisol 2 %. Mempertahankan kebersihan kamar mandi dan wc dari kotoran sampah dan bau yang tidak sedap dengan cara membersihkan setiap saat. Untuk kebersihan kamar mandi dan WC 1. Peralatan yang diperlukan : a. Ember berisi larutan saklon b. Ember berisi larutan desimfectant c. Sikat kamar mandi d. Sikat wc e. Lap bersih f. Ember berisi air bersih g. Portex h. Schort i. Lawa-lawa 2. Petugas mengenakan skor 3. Langit-langit dibersihkan dengan sapu lawa-lawa. 4. Dinding dibersihkan dengan larutan saklon disikat dari arah atas bawah, porselin digosok dengan air saklon dari arah atas keawah selanjutnya dilap sampai kering. 5. Kram ditutup, bak dikosongkan disikat dibagian dalam dan luarnya dengan air saklon dan dibilas dengan air bersih, apabila berkerak dicuci dengan porstex, bilas lagi dengan air bersih. 6. Wc disikat, dibersihkan bagianluar dan dalamnya dengan air bersih, bila perlu dengan porstex lantai disikat dengan air saklon selanjutnya disiram dengan air bersih dengan diberi larutan desimfectant. 8. Setelah selesai peralatan dibereskan. 1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Kamar Bedah



PROSEDUR TETAP MEMBERSIHKAN KACA No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan kaca dengan alat pembersih/ air sehingga kaca tampak bersih. Umum : Menjaga agar kaca tetap mengkilap dan tak ternoda oleh jamur yang menempel. Khusus : Mempertahankan kebersihan kaca dengan alat memberikan rasa nyaman untuk sejauh mata memandang.



Kebijakan



Untuk kebersihan kaca jendela



Prosedur



1. Persiapan Alat : a. Cairan pembersih kaca b. Lap Bersih c. Alat pengering kaca. 2. Caranya : a. Kaca digosok dengan lap yang sudah dibasahi dengan cairan pembersih kaca/clear, dimulai dari sudut kearah tengah dengan cara memutar. b. Berkas cat dibersihkan dengan cairan pembersih kaca/clear dan dikikis dengan pisau atau alat logam lainnya, dibersihkan dengan lap bersih dan dikeringkan dengan lap kering. c. Setelah selesai, perlengkapan dibersihkan dan dibereskan dan dikembalikan ke tempatnya.



Unit Terkait



Seluruh Ruangan yang menggunakan kaca jendela



PROSEDUR TETAP MEMBERSIHKAN LANTAI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan lantai dengan cara menyapu lantai hingga bersih dan mengepel.



Tujuan



Mempertahankan kebersihan lantai dengan menyapu dan mengepel.



Kebijakan



Untuk kebersihan ruangan.



Prosedur



1. Persiapan Alat : a. Sapu lantai b. Serok sampah c. Ember berisi air d. Kain pel e. Stok pel f. Obat pembersih lantai g. Sulak/kain basah. 2. Pelaksanaan : a. Menyulak meja/kursi dan perabot lainnya. b. Menyapu lantai c. Menyiapkan larutan obat pembersih lantai dengan air. d. Lantai dipercik dengan air yang sudah disiapkan secukupnya. e. Setelah rata di pel/dislaber diulang-ulang. Perlu diperhatikan : 1. Sebelum menyapu makanan ditutup. 2. Dilarang menyapu pada waktu a. Penderita sedang makan b. Jam berkunjung c. Penderita diperiksa dokter.



Unit Terkait



Seluruh Ruangan yang ada di Rumah Sakit



PROSEDUR TETAP MEMBERSIHKAN LANGIT-LANGIT/PLAFON No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Membersihkan langit-langit/plafon dengan menggunakan alat lawa-lawa/penyedot debu dengan bersih.



Tujuan



Mempertahankan kebersihan langit-langit dan memberikan rasa nyaman sejauh mata memandang.



Kebijakan



Untuk kebersihan ruangan.



Prosedur



1. Persiapan Alat : a. Sapu tangkai panjang b. Sapu lantai c. Sulak d. Kain pel 2. Pelaksanaan : Perlu diperhatikan : 1. Sebelum membersihkan langit-langit makanan ditutup. 2. Dilarang membersihkan langit-langit pada waktu a. Penderita sedang makan b. Jam berkunjung c. Penderita diperiksa dokter.



Unit Terkait



Seluruh Ruangan di Rumah Sakit



PROSEDUR TETAP PENYETERILAN ALAT KARET No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Melaksanakan penyeterilan alat dari bahan karet dengan bahan berupa tablet (formalin) dalam waktu 24 jam.



Tujuan



Membebaskan micro organisme beserta sporanya yang terdapat pada alat karet.



Kebijakan



Alat karet biasa dilakukan untuk : - Tindakan Pembedahan - Tindakan perawatan - Tindakan kebidanan



Prosedur



1. Persiapan Alat :  Formalin tablet 5  Bak/teomal tertutup rapat  Gas 3-4 potong  Peralatan karet dalam keadaan kering dan diberi talek. 2. Pelaksanaan :  Alat karet dicuci bersih dan dikeringkan.  Dimasukkan dalam bak yang berisi 5 biji formalin tablet.  Bak ditutup rapat.  Beri Label, waktu (jam), tanggal saat memasukkan bak steril.  Lamanya 24 jam baru bisa dianggap steril.



Unit Terkait



1. 2. 3. 4. 5.



Instalasi Rawat Inap Kamar Bedah Instalasi Gawat Darurat Rekam Medik Kamar bersalin



PROSEDUR TETAP PENYETERILAN ALAT LOGAM No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Agar tindakan pembedahan tidak terkomtaminasi khususnya micro organisme beserta sporanya terdapat di alat logam.



Tujuan



Membebaskan atau membasmi micro organisme beserta sporanya yang terdapat pada alat logam.



Kebijakan



1. Alat siap pakai dalam keadaan steril. 2. Untuk tindakan pre operasi



Prosedur



1. Peralatan dicuci bersih, ddikeringkan dan diberi minyak parafin 2. Dibungkus dengan kain dan diusahakan pingir bungkus alat tenun berada dipingir lipatan agar mudah membukanya. 3. Setiap bungkus di beri keterangan mengenai apa yang ada didalamnya dan ada tanggal kapan disterilkan (labelnya) kemudian dimasukan kedalam autoclave. 4. Disusun dan diatur harus ada sela untuk lewatnya uap panas. 5. Atoclave ditutup rapat dengan mengunci pintu autoclave. 6. Listrik dinyalakan dan mengukur suhu yang akan dibutuhkan 7. Sesudah cukup waktu untuk steril listrik dimatikan, pintu dibuka untuk mengeluarkan set alat yang disteril Set alat yang sudah dikeluarkan didinginkan dulu kemudian disimpan almari untuk set alat yang lamanya 1 minggu tak dipakai harus ulang sterilnya.



Unit Terkait



1. 2. 3. 4.



Instalasi Rawat Inap Instalasi Gawat Darurat Kamar Bersalin Kamar Bedah



PENDERITA BEROBAT KE POLIKLINIK ANAK No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011 Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit 2 Januari 2011



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Penderita adalah anak 0 – 12 tahun yang sakit, yang datang pada jam kerja di poliklinik anak untuk berobat Sebagai acuan dalam tata laksana dan alur pasien berobat ke poliklinik anak Penderita berobat ke poliklinik harus mendaftar di loket kartu dan mendapatkan penangan dokter, semaksimal mungkin 1. Pendaftaran penderita - Penderita mendaftar di loket kartu - Petugas loket kartu : Membuatkan berkas rekam medik (bagi pasien baru), Mencarikan berkas rekam medik sesuai nomor kartu (bagi pasien lama) - Perawat poliklinik anak mengambil berkas rekam medik di loket kartu 2. Penanganan penderita di poliklinik anak - Perawat poliklinik anak : Anamnesa, ukur tensi, dan suhu tubuh, Penimbangan berat badan, Administrasi penderita - Dokter Pemeriksaan dan terapi, memutuskan : Rawat jalan, rawat inap, perlu konsul ke poliklinik spesialis yang lain/rujuk ke RS lain, perlu pemeriksaan penunjang, perlu kontrol berikutnya Alur Penderita Penderita Loket Kartu Poliklinik Anak Rawat Jalan



Unit Terkait



Pol.Spes Lain



Pemeriksaan Penunjang



Rawat Inap



Rujuk ke RS Lain



Loket Kartu, Kasir Rawat Jalan, Unit Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rontgen), Ruang Rawat Inap



PERIKSA KEHAMILAN No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Pemeriksaan ibu hamil minimal 4x selama hamil yang meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai perkembangan janin secara normal/resiko tinggi - Untuk dapat mendetekdi kelainan-kelainan pada ibu hamil - Untuk mendapat kesejahteraan ibu dan janin - Untuk menurunkan angka kematian ibu dan janin Selama hamil ibu hamil minimal periksa 4x sesuai dengan prinsip 5-6 T 1. Timbangandan pengukur tinggi badan 2. Tensi meter + Stesoskop 3. Thermometer + Reflex Hamer 4. Metlin + Tong spatel 5. Vondus Cup/Dopler 6. Tempat cuci tangan + handuk 7. Blangko lab, rontgen, USG, NST 8. Alat perawatan buah dada/putting susu 9. Vacin Imnunisasi TT



Prosedur



1. Melakukan anamnesa sesuai dengan status obstetri 2. Melakukan pemeriksaan meliputi : Timbang berat badan, tinggi badan, ukur tekanan darah, vital sign, inspeksi, palpasi DJJ, perkusi 3. Imunisasi TT 4. KIE penderita mengenai diit ibu hamil, kontrol kembali, perawatan buah dada, senam hamil 5. Segera kontrol apabila ada kelainan/keluhan 6. Melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter : Untuk pemberian therapi dan untuk pemeriksaan penunjang 7. Administrasi pasien pulang 8. Alat-alat dibereskan petugas cuci tangan 9. Melakukan pendokumentasian lengkap.



Unit Terkait



Pol Kebidanan, Kamar Bersalin, Laboratorium



KEHAMILAN DENGAN KELAINAN LETAK No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Kelainan letak adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi verteks (posisi abnormal dari verteks). Kepala janin dengan ubun-ubun kecil sebagai presentasi - Bidan mampu mengenal kehamilan kelainan letak - Mampu melaksanakan askeb pada kehamilan kelainan letak - Ibu mendapat penanganan yang cepat dan tepat - Menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan bayi - Ada aturan tertulis dari kebidanan/SPOG - Program dokter yang jelas - Air mengalir, sabun, handuk - Alat pemeriksaan vital sign - Alat pemeriksaan denyut jantung janin - Timbangan, meteran - Sarung tangan steril, kapas DTT, waskom air bayclin, ember sampah medis, pispot, bengkok - Status lengkap 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 2. Lakukan pemeriksaan vital sign 3. Anamnesa 4. Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi 5. Kolaborasi dengan dokter 6. KIE keluarga tentang keadaan kehamilan 7. Untuk pasien anjurkan ANC yang teratur 8. Anjurkan untuk partus di rumah sakit bila sudah ada tanda-tanda persalinan (sakit perut hilang timbul, keluar air, keluar darah+lendir) 9. Bersihkan alat 10. Pendokumentasian Kamar Bersalin, Rawat Inap, Poli Kebidanan, Radiologi



PERDARAHAN PADA KEHAMILAN No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Terjadinya perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi lahir - Bidan/perawat mampu mengenal perdarahan dalam kehamilan - Mampu melaksanakan askeb terhadap ibu dengan perdarahan dalam kehamilan - Ibu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat - Menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan bayi - Ada aturan tertulis dari kebidanan/SPOG - Program dokter yang jelas - Air mengalir, sabun, handuk - Alat pemeriksaan vital sign - Alat pemeriksaan denyut jantung janin - Oxygen - Sarung tangan steril, kapas DTT, waskom air bayclin, ember sampah medis, pispot, bengkok - Obat-obat Emergenci - Status lengkap 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 2. Baringkan ibu, nilai vital sign (tensi, nadi, temperatur, respirasi) 3. Anamnesa, inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi 4. Kolaborasi terhadap therapi 5. Bila rawat inap anjurkan tirah baring, bantu segera kebutuhna ibu makan, minum, BAB, BAK, personal hygiene 6. Bila boleh pulang : pesan segera kembali ke RS bila perdarahan tiba-tiba, tidak boleh koitus, batasi gerak, diit TKTP 7. Berekan alat-alat 8. Pendokumentasian Kamar Bersalin, Rawat Inap, Poli Kebidanan



PERSALINAN NORMAL No. Dokumen



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSU-IPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Asuhan yang diberikan pada persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secar spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 38 hingga 42 minggu tanpa komplikasi pada ibu maupun bayi sesuai partograf WHO - Tercapainya derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi - Sebagai pedoman dalam melaksanakan asuhan persalinan - Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat - Alat-alat untuk pemeriksaan vital sign, fondus cope, dopler, meteran - Kupet berisi 1 set alat-alat partus dan heacting - Obat-obatan untuk persalinan dan benang jahit (Catgut) - Waskom plastik besar tempat larutan bayclin, waskom sedang tempat air DTT, waskom kecil tempat kapas steril - Tempat sampah sesuai kebutuhan untuk persalinan tempat placenta, pispot dan bengkok - Alat-alat untuk perlindungan dari penolong (APD) - Air larutan bayclin 0,5 % dan air DTT - Satu set pakaian bayi dan satu set pakaian ibu - Air cuci tangan atau larutan pengganti air cuci tangan 1. Menyiapkan pasien dan alat 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 3. Melakukan penatalaksanaan kebidanan dalam pengambilan keputusan klinik dengan pengumpulan data (subjektif dan objektif), menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan dan evaluasi 4. Melaksanakan asuhan sayang ibu dan sayang bayi dalam proses persalinan dan melakukan pengawasan sampai 2 jam post partum 5. Melaksanakan tindakan pencegahan infeksi 6. Melaksanakan konsultasi dan kolaborasi bila dalam proses persalinan terjadi hambatan dan kendala 7. Melaksanakan pendokumentasian dengan catatan seluruh hasil dan proses persalinan pada partograf atau catatan khusus 8. Membereskan alat Kamar Bersalin



PEMBERIAN IDENTITAS PADA BAYI BARU LAHIR No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan identitas yang jelas dan akurat sesuai garis keturunan - Mencegah/menghndari bayi tertukar - Bayi mempunyai identitas yang jelas dan akurat sesuai garis keturunan - Setiap petugas di kamar bersalin/kamar operasi mampu memberikan identitas bayi baru lahir - Ada SK tentang pemberian identitas bayi Bidan dan perawat jaga 1. Bidan dikamar bersalin/kamar operasi mengambil bayi dan mengisi RM bayi baik lahir spontan ataupun tindakan 2. RM yang sudah lengkap dimasukkan pada status ibu 3. Memasang gelang identitas yang sudah diisi lengkap pada kaki bayi dan tangan ibunya (warna sama) dengan ketentuan sebagai berikut : 4. Mencarikan nomor register RM bayi ke UGD dan mencatat di buku register bayi 5. Melengkapi surat keterangan lahir yang sudah ditandatangani oleh penolong 6. Memberikan stempel telapak kaku kanan dan kiri bayi serta sidik jari tangan kanan dan kiri ibu pada surat keterangan lahir 7. Bidan jaga menyerahkan surat keterangan lahir yang sudah lengkap pada saat pulang 8. Orangtua/keluarga yang menerima bayi menandatangani buku serah terima bayi dan surat keterangan lahir 9. Gelang identtas dibuka sebelum ibu dan bayi pulang Kamar Bersalin dan Kamar perasi, Ruang Dahlia, Ruang Kartika, Unit Rekam Medik



STANDARD PROSEDUR OPERASINAL PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR



RSU IMELDA



No. Dokumen



PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



1/1 Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Pengertian



Memberikan perawatan tali pusat pada setiap bayi baru lahir agar terhindar dari infeksi



Tujuan



- Mencegah infeksi tali pusat - Memberikan rasa nyaman pada bayi - Menurunkan morbiditas dan mortalitas



Persiapan



- Set perawatan tali pusat - Air mengalir - Pakaian bayi satu set, popok, selimut, topi, kaos kaki dan kaos tangan gurita



Prosedur



1. Tali pusat di klem 2-3 cm dari pangkal kemudian klem kedua 2 cm di atasnya 2. Tali pusat dipoting diantaranya dua klem tadi 3. Ikat tali pusar dan bersihkan dari bekas darah 4. Bungkus puntung tali pusat dengan has steril 5. Petugas cuci tangan 6. Mengobservasi tanda persalinan tali pusat 7. Melakukan pendokumentasian



Unit Terkait



Kamar Bersalin, Ruang bayi, OK



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN TALI PUSAT SEHARI-HARI



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/1 Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Memberikan perawatan tali pusat sehari-hari pada bayi - Mencegah infeksi - Mempercepat pengeringan tali pusat - Mempercepat lepasnya tali pusat - Memberikan rasa nyaman pada bayi - Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada bayi - Air mengalir untuk cuci tangan - Handuk bersih dan kering - Kasa steril / kapas steril - Baju bayi - Popok - Sarung tangan dan kaki - Selimut bayi 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat di bawah air mengalir dengan memakai sabun cuci tangan, kemudian keringkan tangan pakai handuk 2. Jika puntung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang dan sabun saat memandikan. Kemudian keringkan dengan seksama menggunakan kain bersih/kasa steril 3. Setelah dikeringkan, puntung tali pusat bisa dibungkus dengan kasa bersih/steril 4. Kemudian pakaikan popok dengan melipat dibawah puntung tali pusat lalu kenakan baju bayi saja, tidak usah memakai gurita 5. Jelaskan pada ibu untuk segera memeriksakan bayinya ke puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan terdekat jika tali pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah 6. Sarankan pada ibu/keluarga penderita agar pakaian bayi dicuci yang bersih kemudian disetrika untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi Ruang Perinatologi, Ruang Rawat Gabung



PUERPERIUM



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011 PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kembali seperti keadaan sebelum hamil (masa nifas berlangsung lebih kurang selama 6 minggu) - Mencegah terjadinya perdarahan post partum - Memastikan involusi - Tercapainya kesehatan ibu dan bayi yang optimal Ada program tertulis tentang puerperium Drising Card berisi : - Alat vulva hygiene meliputi : kapas savlon 1 %, pinset aatomi, sarung tangan, bengkok dan alas bokong, botol cebok dan pispot - Ember tertutup untuk tempat kotoran - Air mengalir untuk cuci tangan 1. Alat dipersiapkan dan didekatkan dengan penderita 2. Pasien diberitahu dan dipersiapkan 3. Pintu jendela ditutup dan bila perlu pasang sampiran 4. Bidan/perawat cuci tangan, raba uterus, kontraksi uterus dirasakan, ukur tinggi fundus uteri 5. Perhatikan pengeluaran lochea, pasang alas bokong dan pispot 6. Lakukan perawatan luka perinium sebagai berikut : guyur dengan air bersihkan labia mayor dari sisi kanan/kiri dari atas ke bawah, bersihkan bagian dalam dari atas ke bawah, bersihkan luka puerperium dari bagian dalam dari atas ke bawah, bagian luar kiri kanan 7. Pasang softek dan pakaikan selana penderita 8. Penderita disarankan pakai stagen 9. Alat dibereskan, petugas cuci tangan 10. Melakukan pendokumentasian Kamar Bersalin, Ruang Rawat Gabung, OK



PERAWATAN LUKA POST SC No. Dokumen



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSU-IPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Melakukan penggantian balutan luka pasien post Op SC Membersihkan lukanya dan memberinya desinfektan - Mencegah terjadinya infeksi - Mempercepat proses penyembuhan luka - Memberikan perasaan nyaman bagi pasien Ada program dokter untuk merawat luka - Persiapan alat steril : 1 set alat steril untuk merawat luka - Perawatan tidak steril : Gunting verban, yod bensin, plester/hypapix, bengkok, waskom berisi larutan savlon 1 %, tempat sampah medis - Persiapan pasien : Memberikan penjelasan pada pasien, penunggu dikeluarkan, sampiran/gorden dipasang 1. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk 2. Pasang pengalas diatas tempat tidur dekat area luka, letakkan bengkok diatasnya 3. Bila balutan menggunakan plester/hypapix 4. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk bersih 5. Bersihkan meja dengan kapas alkohol untuk tempat set steril 6. Ambil set steril untuk merawat luka, letakkan diatas meja yang sudah dibersihkan 7. Buka instrumen set steril secara hati-hati agar alat-alat didalamnya tidak sampai terkontaminasi, kemudian susun instrumennya dengan menggunakan korentang agar memudahkan saat diambil 8. Bersihkan luka dengan bethadin atau alkohol 70 % dengan menggunakan lidi kapas, kemudian lidi kapas dibuang ke bengkok 9. Tutup daerah luka dengan has, gunakan pinset yang sudah selesai dipakai dicelupkan ke dalam waskom yang berisi savlon 1% 10. Beri hypapix/plester pada luka yang di tutup has 11. Raikan alat, buang sampah medis ke tempatnya 12. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk kering 13. Pendokumentasian Ruang Rawat Gabung



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MENIMBANG BAYI No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Pengertian



Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan bayi



Tujuan



- Mengetahui perkembangan dan berat badan bayi - Membantu menentukan program bayi



Kebijakan



Ada program penimbangan bayi setiap hari



Persiapan



- Persiapan alat-alat : timbangan bayi siap pakai, buku catatan, kain pengalas timbangan - Pakaian bayi dibuka



Prosedur



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Unit Terkait



Semua ruangan yang merawat bayi, poliklinik anak



Petugas memakai baju khusus dan masker Pintu jendela ditutup Petugas cuci tangan Timbangan diberi pengalas Timbangan distel pada angka nol Pakaian bayi dibuka ditelanjangi dibaringkan siatas timbangan 7. Lihat jarum timbangan menuju angka berapa 8. Bayi diangkat dan rapikan serta tidurkan di tempat tidur 9. Alat dibereskan dan melakukan dokumentasi



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMANDIKAN BAYI ATERM No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Membersihkan kulit/tubuh bayi dengan kain hangat dan sabun dengan jelas mencelupkan bayi dalam air - Membersihkan tubuh dari keringat dari sisa kotoran-kotoran - Merangsang peredaran darah - Memberikan rasa nyaman dan segar Semua bayi aterm tanpa komplikasi dan bayi rawat gabung dengan berat badan 2500 gram - Meja mandi khusus/baby taple - Handuk mandi 1 buah, sabun mandi - Kapas mata, kapas mulut, kapas cebok dalam tempatnya dan 1 buah waslap - Alat perawatan tali pusat dan pakaian khusus - Korentang dan 1 buah bengkok - Tempat pakaian kotor - Pakaian bayi lengkap tanpa gurita - Ember mandi dan air hangat - Alat tulis dan RM untuk mencatat 1. Petugas memakai pakaian khusus (skrot masker) 2. Pintu jendela ditutup 3. Pakaian bayi dibuka dan ditidurkan di baby taple dengan posisi aman 4. Kalau panatat kotor/bayi BAB di sebok dulu, petugas cuci tangan 5. Bersihkan mata dari luar ke dalam 6. Bersihkan mulut bayi dengan kapas mulut 7. Muka bayi dibersihkan dengan waslap bersih 8. Badan bayi disabun mulai dari leher, bagian perut, kaki, punggung terakhir tangan 9. Masukkan/celupkan bayi ke ember air hangat bersihkan mulai dari tangan, badan dan terakhir punggung 10. Bayi dikeringkan dengan handuk dan beri bedak 11. Tali pusat dirawat pakaian bayi 12. Bayi dibaringkan dalam bx bayi atau berikan ke ibunya 13. Alat dibereskan dan petugas cuci tangan 14. Lakukan pendokumentasian Ruang Rawat Gabung, Poliklinik Anak



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMANDIKAN BAYI PREMATUR No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Membersihkan tubuh/badan bayi dengan menggunakan kapas hangat dengan cara mengelap - Membersihkan tubuh bayi dari keringat dan kotoran - Merangsang peredaran darah - Memberi rasa segar dan nyaman - Semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram - Petugas T.T memahami perawtan bayi prematur - Persiapan petugas skrot dan masker - Persiapan mandi : kapas, kapas mulut, kapas mata, kapas cebok dalam tempatnya dan baby taple - Alat perawtan tali pusat - Korentang dan bengkok (1 buah) - Pakaian lengkap tanpa gurita - Tempat pakaian kotor tertutup - Tempat sampah medis - Alat tulis dan lembar RM untuk dokumentasi 1. Petugas memakai pakaian khusus, pintu jendela ditutup, petugas cuci tangan, ukur vital sign 2. Buka pakaian bayi, bila bayi BAB cebok sampai bersih, petugas kembali cuci tangan di baby taple 3. Timbang bayi 4. Selimuti bayi dan buka seperlunya saja 5. Bersihkan mata bayi dari luar ke dalam dengan menggunakan kapas mata 6. Bersihkan mulut bayi 7. Lap bayi mulai dari kepala ke seluruh badan dengan menggunakan kapas minyak 8. Lakukan perawatan tali pusat 9. Isi perut bayi dengan minyak telon 10. Pakaikan pakaian bayi 11. Tidurkan bayi dalam incubator 12. Alat dibereskan dan petugas cuci tangan 13. Melakukan pendokumentasian Ruang Rawat Gabung



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERI MINUM ASI LANGSUNG No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Ditetapkan Direktur



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Pengertian



Memberikan minum ASI kepada bayi dengan cara menyusun langsung ke Ibu



Tujuan



Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat makanan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan



Kebijakan



- Ketentuan pemberian minum - Bayi minum sesuai keinginannya



Persiapan



- Kapas putting susu - Bengkok - Ibu dalam keadaan rapi



Prosedur



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Unit Terkait



Petugas cuci tangan Bayi disipakan, Ibu cuci tangan Putting susu dibersihkan, tes pengeluaran ASI Masukkan putting susu ke mulut bayi Tetekkan bayi pada kedua buah dada secara bergantian masing-masing 15 menit Setelah menetekkan sendawakan bayi, mulut bayi dibersihkan dengan kapas air hangat Tidurkan bayi dengan memiringkan kepala kekanan Alat dibereskan, petugas cuci tangan Melakukan pendokumentasian



Ruang Rawat Gabung



ASI/PASI PERSENDOK No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG



Pengertian



Memberikan minum ASI/PASI dengan menggunakan sendok/dot



Tujuan



- Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan dan elektrolit - Mendapat tubuh kembang yang optimal



Kebijakan



Ada program dokter dan bayi tidak bermasalah



Persiapan



-



Prosedur



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Unit Terkait



Ibu bayi yang siap menetekkan Kapas putting susu ASI/PASI dalam tempat sesuai keperluan Celemek Sendok Bayi sudah dibedong



Petugas cuci tangan ASI/PASI disiapkan dalam cucing Bayi di bedong dan pasang celemek Atur posisi bayi dan berikan minum sendok demi sendok secara perlahan sampai habis Bersihkan mulut bayi terakhir air putih satu sendok Bayi di sendawakan, tidurkan bayi dengan kepala miring ke arah kanan Bereskan alat-alat, cuci tangan Lakukan pendokumentasian



Ruang Rawat Gabung



FOTO THERAPI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tindakan keperawatan dan pengobatan yang diberikan kepada bayi dengan menggunakan sinar biru/lampu foto therapi



Tujuan



- Untuk memberikan penyinaran pada bayi - Menurunkan kadar bilirubin dalam darah



Kebijakan



- Ada program dari dokter - Setiap bayi iktrus aterm bilirubin indirek pada hari ke 3>10%



Persiapan



-



Prosedur



1.



Lampu foto therapy dan formulir foto therapi Tempat tidur bayi/incubator Kain tidak tembus cahaya/penutup mata Termometer



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Unit Terkait



Bayi disiapkan dengan memberikan minum terlebih dahulu/tetekkan Tes alat bisa dipakai atau tidak Lengkapi formulir foto therapi Posisi bayi, tengkurap atau tengadah Petugas cuci tangan Ukur suhu bayi dan timbang berat badan Pasang pengalas pada box bayi/incubator Buka pakaian bayi, tutup mata dengan penutup mata dan tutup kelamin bayi Tidurkan bayi pada box/incubator yang sudah disiapkan Ubah posisi setiap 6 jam dan ukur suhu setiap jam Cek lab 3 x 24 jam untuk HB dan bilirubin Menambahkan minum 15 % dari kebutuhan Lakukan pendokumentasian



Unit Perinatologi



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL BAYI ASFIKSIA No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Memberikan asuhan kepada bayi baru lahir yang tidak bisa bernafas secara spontan segera setelah lahir - Petugas mengidentifikasi bayi asfiksia - Memberikan pertolongan pertama dan tindakan kegawatan bayi - Mencegah terjadinya komplikasi - Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi - Petugas mampu memberikan perawatan lanjutan - Ada buku panduan perawatan asfiksia - Ada program dokter - Alat perawat BBL dan meja resusitasi - Alat-alat resusitasi lengkap : ambubag, laringoskop - Obat-obatan : epineprin, slang infus, Dex 5 % - Nacl 0,9 %, Vit K, Nat Bik, NGT, Spuit 20 cc, Abocat, Wing nedle, Spuit 3/2,5 cc - Formulir Apgar Skor - Bengko, sarung tangan (APD) 1. Petugas memakai APD, sarung tangan, baju dan masker 2. Bayi dirawat dimeja resusitasi, keringkan dan hangatkan bayi 3. Kepala ekstensi, bersihkan jalan nafas 4. Tidak/belum menangis melakukan rangsangan taktil, beri nafas buatan, masker O2 dan ambubag 5. Pijat jantung (3 pijatan 1 x nafas) 6. Lakukan tindakan delegasi, untuk pemberian obat-obatan, infus, periksa laboratorium dan rongent 7. KIE keluarga tentang keadaan bayinya 8. Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya kelainan 9. Berikan identitas bayi (gelang) 10. Petugas bereskan alat dan cuci tangan 11. Lakukan pendokumentasian dan identitas bayi Unit Perinatologi, OK



IMUNISASI No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011



Pengertian



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Imunisasi adalah pemberian zat kekebalan pada tubuh untuk mencegah suatu penyakit



Tujuan



Sebagai acuan dalam pelaksanaan imunisasi



Kebijakan



- Imunisasi yang diberikan adalah : BCG, Polio, Hepatitis B, DPT Combo (DPT dan Hepatitis B), Campak - Jadwal imunisasi berpedoman pada ketentuan Depkes RI



Prosedur



1. Pendaftaran penderita  Penderita mendaftar di loket kartu  Petugas loket kartu : membuatkan rekam medik (bagi pasien baru), mencarikan rekam medik sesuai nomor kartu (bagi pasien lama)  Perawat poliklinik anak mengambil rekam medik di loket kartu 2. Penanganan penderita di poliklinik anak  Perawat poliklinik anak : Mempersiapkan kartu imunisasi/KMS, penimbangan berat badan, administrasi penderita  Dokter : mengisi KMS/Kartu imunisasi, memberikan imunisasi sesuai jadwal, pesan kapan imunisasi ulang, penyuluhan kesehatan



Unit Terkait



Loket Kartu, Kasir Rawat Jalan



PENYULUHAN KESEHATAN No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Penyuluhan kesehatan adalah pemberian penjelasan bermacam hal yang berkaitan dengan kesehatan anak



Tujuan



Sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan kesehatan di lingkup ruang anak



Kebijakan



- Penyuluhan kesehatan diberikan di poliklinik maupun di ruang rawat inap - Penyuluh kesehatan diberikan secara perorangan maupun berkelompok



Prosedur



1. Poliklinik anak  Penyuluhan kesehatan perorangan diberikan setiap saat, sesuai kasus yang ditemukan  Penyuluhan kesehatan kelompok : diberikan pada orang tua bayi, bersamaan dengan imunisasi I (pertama) , Materi : Imunisasi, perawatan neonatus, pemberian ASI; diberikan pada orang tua pasien berobat di poliklinik anak setiap senin, rabu dan jumat 2. Ruang rawat inap anak/bayi Penyuluhan kesehatan perorangan, diberikan saat visite pasien



Unit Terkait



Ruang anak



PASIEN BARU MASUK No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Mempersiapkan ruang perawatan dan menerima penderita baru sesuai ketentuan yang berlaku



Tujuan



- Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penderita baru agar siap pakai - Menumbuhkan kepercayaan dan kesan-kesan yang baik, pemberian pelayanan prima kepada pasien dan keluarga



Kebijakan



- Semua pasien yang akan dirawat harus melalui poliklinik anak atau UGD - Petugas poliklinik anak dan UGD harus melakukan pengecekan ulang tempat kosong di ruang rawat inap



Prosedur



1. Menerima pemberitahuan dari poliklinik anak, UGD atau ruang rawat lain 2. Menyiapkan tempat tidur dan perlengkapan pasien 3. Menerima penyerahan penderita dari perawat pengantar, periksa kelengkapan rekam medik dan obat-obat yang di bawa 4. Periksa tanda-tanda vital 5. Lakukan program dokter 6. Catat semua data pada rekam medik dan rekam perawatan 7. Perawat memberikan penjelasan kepada keluarga penderita mengenai : keadaan penderita dan bantuan keluarga dalam pengawasan penderita (misal infusnya), tat tertib di ruangan, fasilitas yang menjadi haknya 8. Tindakan di ruangan selanjutnya sesuai pedoman keperawatan Poliklinik Anak, UGD, Ruang Rawat Inap, Instalasi Gizi, Loket Kartu



Unit Terkait



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL NEBULIZER/INHALASI No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan Kebijakan Persiapan



Prosedur



Unit Terkait



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Pemberian obat dengan cara di uap - Untuk mengencerkan dan mengeluarkan sekret - Melonggarkan pernafasan pasien supaya nyaman - Dosis obat sesuai nstruksi dokter - Lihat masa kadaluarsa - Alat inhalasi - Obat sesuai program dokter (bisolvon, atropin, ventolin) - Cairan Nacl 0,9 % atau Nacl 3 % - Sungkup (masker) atau oral tube - Spuit disposible 3 cc 1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang yang akan dilakukan 2. Posisi pasien senyaman mungkin (semi fowler) 3. Isi obat sesuai dengan dosis program dokter 4. Sambungkan alat tersebut dengan masker/oral tube 5. Sambungkan ke stop kontak listrik 6. Tekan ON 7. Atur waktu atau timer 8. Periksa apakah uap keluar atau tidak 9. Pasang alat tersebut ke mulut pasien 10. Anjurkan untuk menghisap 11. Tunggu sampai timer habis 12. Cabut kabel listrik dan alat kemudian dirapikan Yang perlu diperhatikan : Bila pasien memakai oksigen jangan lupa setelah selesai inhalasi diberi oksigen kembali, observasi tanda-tanda sianosis saat pemberian inhalasi (khusus pasien payah) Ruang Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, UGD



PEMASANGAN TRANFUSI DARAH No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Memberikan/memasukkan kebutuhan darah melalui intravena dengan peralatan infus dalam jumlah tertentu sesuai dengan program terapi Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhna pasien akan darah sesuai dengan program pengobatan Penambahan darah pasien - Sama dengan persiapan pemasangan infus - Darah yang cocok dengan darah penderita 1. Darah PMI dicocokkan (nama, umur, jenis darah yang diminta) dengan arsip permintaan darah/dokumen rekam medik 2. Pasien dipasang tranfusi set dengan cairan Nacl (lihat prosedur pemasangan infus) 3. Darah dihangatkan sampai dengan /sama dengan suhu tubuh, pasang kantong darah pada tranfusi set 4. Memberikan suntikan diuretika sesuai dengan program terapi 5. Awasi reaksi pasien misalnya : tanda-tanda alergi, menggigil, panas 6. Bila ada tanda-tanda alergi/panas segera lapor dokter 7. Setelah pemberian darah habis disambung dengan cairan elektrolit 8. Kontrol ulang HB 9. Bila HB lebih dari 11 gram % (sesuai dengan program terapi yang dinyatakan cukup)jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol, kemudian diolesi dengan betadin dan ditutup dengan kasa steril dan diplester Ruang Rawat Inap, Kamar Bedah, Ruang Therapi Intensif, Ruang Rawat Kebidanan



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERI TRANFUSI DARAH No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan



Prosedur kerja



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Memberikan tranfusi darah adalah proses memindahkan darah dari orang yang sehat kepada orang yang sakit yang membutuhkan melalui intravena - Meningkatkan volume darah - Menambahkan komponen darah yang kurang - Mencegah terjadinya kesalahan pemberian tranfusi darah - Pemberian tranfusi darah harus sesuai dengan golongan darah pasien - Setiap pemberian tranfusi darah dikenakan biaya proses yang ditagihkan PMI - Kelengkapan tranfusi set - Cairan Nacl 0,9 % - Darah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan - Kapas - Alkohol - Has steril - Gunting - Plester - Pengalas - Bengkok - Tourniquet - Surat persetujuan tindakan medis 1. Cuci tangan 2. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan jelaskan prosedur yang akan dikerjakan 3. Menyiapkan alat ke dekat pasien 4. Ukur tanda vital pasien sebelum melaksanakan tranfusi 5. Menyiapkan area penusukan jarum tranfusi 6. Memeriksa kantong darah dengan teliti, dengan disaksikan oleh petugas yang lainnya 7. Memerika : nama pasien, golongan darah, nomor darah, jenis darah, rhesus, tanggal kadaluarsa 8. Memasang infus dengan cairan Nacl 0,9 % sesuai prosedur pemasangan infus 9. Ganti cairan Nacl 0,9 % dengan kantong darah milik pasien tersebut



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERI TRANFUSI DARAH No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



2/2



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Prosedur kerja



10. Atur tetesan secara perlahan selama 20 menit, setelah itu tetesan disesuaikan dengan instruksi dokter. Tetesan optimal 50-100 tetes/menit 11. Memperhatikan reaksi pasien atas pemberian tranfusi darahtersebut 12. Jika terjadi reaksi, hentikan tetesan darah dan segera lapor dokter 13. Catat dalam lembaran/formulir waktu pemberian darah dan jumlah tetesan 14. Merapikan peralatan 15. Cuci tangan Hal yang perlu diperhatikan :  Tidak boleh memberikan obat melalui set yang di pergunakan untuk tranfusi  Pemberian tranfusi harus ditunda jika suhu tubuh pasien 38C  Jangan memberikan tranfusi 1 unit lebih dari 4 jam akan mempercepat tumbuhnya bakteri dan hemolisis sel darah merah  Untuk membantu pasien dengan Hbs Ag positif, perawat harus menggunakan sarung tangan



Unit Terkait



Unit Tranfusi Darah, Ruang Rawat Inap



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL CARA MENGHISAP LENDIR No. Dokumen



No. Revisi



Halaman



00



1/1



RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN Tanggal terbit



PROSEDUR TETAP Pengertian



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG,Sp. OG Menghilangkan/membersihkan lendir di jalan nafas melalui lubang hidung sampai tenggorokan supaya jalan nafas bersih



Tujuan



Agar pertukaran O2 ke jaringan tubuh lancar dan tidak terhambat oleh sekret jalan nafas



Kebijakan



Membersihkan saluran nafas pasien dengan gangguan sumbatan jalan nafas



Persiapan



-



Prosedur



1. O2 dinaikkan dulu 1 liter 2. Bersihkan selang yang akan dimasukkan ke dalam hidung/mulut 3. Sebelum selang dimasukkan ke dalam hidung/mulut, lubang selang ditutup dengan ibu jari atau selang di tekuk dulu 4. Masukkan selang melalui hidung/mulut sampai tenggorokan 5. Selang segera tarik jangan terlalu lama di dalam 6. Dilakukan berulang-ulang sampai bersih 7. Isap lendir dikerjakan dengan interval ¼ jam sekali 8. Masukkan selang ke dalam air bersih setelah selesai digunakan, isap sampai lendir dalam selang bersih 9. Masukkan alat slym suction, bersihkan alat dan pasien



Unit Terkait



Ruang Rawat Inap, Ruang Rawat Kebidanan, UGD, Kamar Bedah



Satu buah mangkok steril berisi air bersih Satu buah mangkok steril berisi alkohol dan savlon Selang isap lendir Satu set alat isap lendir (slym suction)



RAWAT GABUNG No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Persiapan Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu tatanan/sistem pelayanan perawatan RSAD Tk.III Udayana Denpasar dimana bayi dan ibu yang baru melahirkan dirawat di tempat yang sama - Memberikan bantuan emosional - Meningkatkan penggunaan ASI, laktasi - Meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI dan perawatan bayi - Memudahkan pengawasan kesehatan ibu dan bayi - Mencegah infeksi dan mempercepat involusi - Memperpendek hari rawat - Bayi lahir seksio cesaria tanpa masalah, BB>2500-4000 gram, stabil setelah 6 jam, bisa rawat gabung - Bayi yang lahir spontan brach, BB 2500-4000 gram tanpa masalah 2 jam setelah lahir langsung rawat gabung - Untuk bayi dengan tindakan sesuai indikasi setelah keadaan stabil Buku bayi pndah dan melengkapi RM pindah 1. Di kamar bersalin screening dirawat di Ruang Perinatologi/Rawat Gabung 2. Dalam 30 menit bayi lahir, beri ASI / ditetekkan 3. Bidan cuci tangan 4. Membantu menetek dini 5. Selama di kamar bersalin, KIE Ibu tentang : Manfaat ASI dan Rawat Gabung, Cara menyusui yang benar dan cara merawat bayi, KB 6. Setelah 2 jam post partum mengantar pasien dan bayi ke ruangan rawat gabung 7. KIE : mobilitas dini, perawtan bayi sehari-hari, imunisasi dasar 8. Memberi kesempatan pada ibu : untuk mempraktekkan memandikan bayi, mengamati kelainan-kelainan pada bayi, melaporkan kelainan yang ditemukan secepatnya 9. Melakukan pendokumentasian Kamar Bersalin, Ruang Rawat Gabung



RUJUKAN KE BAWAH No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



2 Januari 2011 Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu upaya agar pasien mendapatkan perawatan berkelanjutan setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter yang merawat/tidak memerlukan perawatan khusus lagi - Pasien mendapatkan perawatan berkelanjutan - Meningkatkan mutu pelayanan - Menurunkan AKI dan AKB Kebijakan Karumah sakit tentang perawatan lanjutan Formulir rujukan/jawaban pasien kiriman 1. Dokter melengkapi formulir rujukan/jawaban pasien kiriman 2. Perawat arahkan pasien boleh pulang untuk membayar ke loket kasir rawat inap 3. Mengecek bukti lunas pembayaran 4. Melengkapi/periksa kembali meliputi :  Identitas Lengkap  Tanggal kontrol, diagnose akhir, obat-obatan yang didapat  Poliklinik/puskesmas/RS yang di tuju  Khusus untuk bayi : hasil Lab (WBC, HB, CSF, Bil), Imunisasi yang diberikan, berat badan bayi yang prematur 5. Melepaskan gelang bayi atau ibu dimana pasien dirawat 6. Menyerahkan tanda bukti lunas administrasi 7. Melakukan pendokumentasian Unit Rekam Medik Kasir Rawat Inap



KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur



Unit Terkait



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Kep/RSUIPI/I/2011



Tanggal terbit



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, Sp.OG, MOG Suatu upaya dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cedera pada pasien - Terciptanya keselamatan pasien - Meningkatkan akuntabilitas RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN terhadap pasien dan masyarakat - Menurunkan KTD di RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN - Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi KTD Surat penugasan oleh Kepala Rumah Sakit tentang penunjukkan sebagai Tim Keselamatan pasien RS 1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien 2. Membangun komitmen dan fokus yang jelas tentang keselamatan pasien 3. Membangun sistem dan proses manajemen resiko serta melakukan identifikasi dan assesment terhadap potensial masalah 4. Membangun sistem pelaporan 5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dengan melakukan analisis akar masalah 7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien dengan menggunakan informasi yang ada Seluruh unit-unit pelayanan dan tindakan kesehatan di Rumah Sakit



STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL PROSEDUR PELAPORAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN No. Dokumen RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN PROSEDUR TETAP Pengertian



Tujuan



Kebijakan Persiapan Prosedur



Unit Terkait



Tanggal terbit



No. Revisi



Halaman



00



1/1



Ditetapkan Direktur



Dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp. OG Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien Kesalahan yang mengakibatkan IKP dapat terjadi pada : 1. Diagnostik : kesalahan atau keterlambatan diagnosis 2. Treatment : kesalahan pada operasi, prosedur dan tes, pelaksanaan terapi 3. Preventive : tidak memberikan terapi profilaktif, monitoring atau follow up yang tidak sesuai pada suatu pengobatan 4. Other : gagal melakukan komunikasi, gagal alat atau sistem lain - Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien - Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah - Untuk memperoleh data/angka insiden keselamatan pasien - Upaya pencegahan terjadinya kejadian/insiden keselamatan pasien berikutnya - Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien Surat penugasan oleh Kepala Rumah Sakit tentang penunjukkan sebagai Tim Keselamatan pasien RS 1. Siapa yang mengetahui/melihat terjadinya KTD dapat melaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien 2. Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan formulir yang tersedia atau dapat membuat laporan kepada Tim Keselamatan Pasien paling lambat 2x24 jam 3. Laporan tidak boleh difotocopi dan tidak boleh disimpan di file ruangan perawatan atau di status pasien karena berlaku rahasia Seluruh unit-unit pelayanan dan tindakan kesehatan