PTK GOBAK SODOR New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Masalah Gerakan dan manusia merupakan ciri dari kehidupan manusia secara khusus,



berfungsi untuk menyatakan diri bahwa manusia itu ada. Manusia hidup karena ada gerak, misalnya gerak pernapasan, gerak peredaran darah, gerak pencernaan, dan gerak fungsi anggota tubuh lainnya. Oleh sebab itu gerak menjadi kebutuhan yang hakiki seperti layaknya kebutuhan hidup yang lainnya. Atas dasar itu, manusia yang hidup dapat dianggap sebagai manusia yang bergerak. Apabila gerak manusia mengalami gangguan maka akan terjadi sakit dan bahkan kematian. Namun perlu diyakini, bahwa tidak semua gerakan yang dibutuhkan manusia itu di bawa sejak lahir. Ternyata banyak sekali jenis dan bentuk gerakan yang perlu dipelajari, dibina dan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan geraknya. Dengan kata lain, manusia dituntut dan diarahkan belajar gerak yang sesuai serta cocok dengan perkembangan dan kebutuhan dirinya. Pemberian kesempatan belajar gerak melalui aktivitas jasmaniah yang cukup pada masa anak-anak untuk menjaga dan mengembangkan kondisi diri dan lingkungan sangatlah penting. Karena akan berguna untuk perkembangan ketrampilan yang normal kelak setelah dewasa, begitu juga untuk perkembangan mental yang sehat. Penjasorkes menurut Melograno dan AAHPERD yang dikutip Khomsin (2000) adalah suatu proses pendidikan yang unik dan paling sempurna dibanding bidang studi lainnya, karena melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan seorang



guru



dapat mengembangkan kemampuan setiap peserta didik melalui olahraga tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor semata, tetapi dapat dikembangkan pula aspek kognitif, afektif dan sosial secara bersama-sama. C. A Bucher menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan 1



total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas jasmani. Annarino, Cowell, dan Hazelton menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pendidikan lewat aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam ranah fisik, afektif, psikomotor, dan kognitif.(Donny Wira Yudha Kusuma, 2009:2) Paradigma yang berkembang bahwa pembelajaran pendidikan jasmani yang baik bertujuan mengembangkan sikap positif terhadap gerak atau aktivitas jasmani, permainan dan olahraga (affective learning). Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang akan digunakan merupakan gerak lari dalam permainan gobak sodor yang telah dimodifikasi baik peraturan maupun bentuk lapangan yang digunakan. Pengembangan model pembelajaran yang baru dalam penelitian ini bertujuan meningkatkan siswa untuk lebih aktif bergerak, dan urgensinya dilakukan penelitian ini agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya dan pendidikan jasmani pada khususnya sehingga tujuan dari pendidikan jasmani dan olahraga dapat tercapai. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa objek dasar teori Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ialah gerak manusia. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah dasar terfokus pada pengembangan aspek nilai-nilai dalam pertumbuhan, perkembangan, dan sikap perilaku anak didik, serta peningkatan ketrampilan gerak dasar manusia. Menurut Gabbard yang dikutip Khomsinn(2000:7) komponen gerak dasar manusia antara lain:



2



Gambar 1.1 Komponen Gerak Dasar (Gabbard:1987) Penyajian materi dengan pendekatan teknik gerak lari pada permainan gobak sodor membuat anak keluar dari suasana penguasaan teknik dasar formal dalam olahraga. Menjadikan seorang guru harus menangani seluruh siswa, dimana waktu yang digunakan tidak efisien. Dari sudut pandang siswa, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sangat membosankan karena materi yang diajarkan dari tahun ke tahun tidak berubah atau pada kondisi konstan. Dan dapat membuat anak mengalami ketegangan karena guru memberikan kompetisi dengan target prestasi, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan motorik di bawah siswa yang lain merasa keberatan dengan target yang diberikan oleh guru. Tetapi menjadi tidak bermasalah untuk siswa yang mempunyai 3



keterampilan lebih, mereka merasa tertantang dengan target yang diberikan oleh guru. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran Penjasorkes sangat diperlukan untuk peningkatan kesegaran jasmani siswa sekolah dasar. Sehingga seorang guru perlu memahami bagaimana metode yang tepat untuk mengajar Penjasorkes. Salah satunya adalah pemberian materi yang tidak monoton. Dalam hal ini pembelajaran gerak lari



yang



dikembangkan



pada



permainan gobak sodor dapat digunakan untuk



menambah keragaman materi untuk Penjasorkes.



1.2



Rumusan Masalah Bagaimana pengembangan model permainan gobak sodor untuk pembelajaran



gerak lari pada anak kelas III di Sekolah Dasar Negeri Babat VII Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan dapat menjadi alternatif model pembelajaran penjasorkes yang efektif?



1.3



Tujuan Pengembangan Tujuan pengembangan dalam skripsi ini adalah mengembangkan model



pembelajaran gerak dasar lari melalui permainan gobak sodor bagi anak di Sekolah Dasar. Penelitian pengembangan ini berusaha untuk menghasilkan produk model permainan gobak sodor yang dapat digunakan sebagai alat bantu guru sekolah dasar dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya atletik nomor lari.



1.4



Manfaat Pengembangan Manfaat pengembangan model permainan gobak sodor dalam pembelajaran gerak



lari pada siswa kelas III SD Negeri Babat VII Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan, untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada sesuai pertumbuhan dan perkembangan siswa sekolah dasar sehingga dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran penjasorkes khususnya atletik nomor lari. 4



1.5



Spesifikasi Produk Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini



berupa model permainan gobak sodor yang dimodifikasi agar sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar, yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor) secara efektif dan efisien, dan dapat meningkatkan intensitas fisik



sehingga



derajat kebugaran jasmani dapat terwujud, serta dapat mengatasi



kesulitan dalam pengajaran gerak lari. Produk yang dihasilkan diharapkan akan bermanfaat sebagai referensi tambahan dalam dunia pendidikan. Manfaat produk antara lain : (1) mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Penjasorkes, (2) mengatasi semua keterbatasan sarana dan prasarana, (3) meningkatkan pengetahuan guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tentang pembelajaran gerak lari. 1.6



Pentingnya Pengembangan Model permainan tradisional gobak sodor untuk kepentingan pembelajaran di



Sekolah Dasar penting untuk dikembangkan mengingat pengetahuan pembelajaran gerak lari bagi guru dan siswa sangat kurang untuk meningkatkan ketrampilan gerak, dan motivasi siswa untuk mengenal permainan gobak sodor serta mengatasi keterbatasan sarana prasarana pembelajaran gerak dasar lari. Pelaksanaan pembelajaran gerak lari bagi siswa Sekolah Dasar, masih disamakan dengan pembelajaran pada orang dewasa dan belum dimodifikasi sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Hal ini mengakibatkan tujuan pembelajaran kurang sesuai dengan yang diharapkan, seperti halnya dalam pencapaian tujuan untuk pengembangan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Selain itu sebagai bahan masukkan pemerintah, dinas pendidikan, serta instansi terkait dalam pengembangan program pendidikan siswa sekolah dasar khususnya pembelajaran gerak dasar lari di tingkat dasar.



5



BAB II



KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR



2.1



Kajian Pustaka Kajian pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai acuan berfikir secara ilmiah



dalam rangka untuk pemecahan masalah. Pada kajian pustaka ini, dimuat beberapa pendapat para pakar dan ahli.



2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan merupakan hal yang mengalami perkembangan terus menerus sejak dulu hingga sekarang selama manusia masih hidup dan berkembang. Pendidikan jasmani dari waktu ke waktu juga mengalami perubahan dalam mendefinisikan pendidikan jasmani sesuai dengan karakteristik siswa. Paradigma pendidikan jasmani pada era lalu, yakni manusia hanya beranggapan bahwa pendidikan jasmani semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau penyelarasan pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain, pendidikan jasmani hanya pelengkap saja. Adapun paradigma pendidikan jasmani yang modern menganggap bahwa manusia bukan sesuatu yang terdiri atas bagian-bagian yang terpilah-pilah. Manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh karena itu, pendidikan jasmani tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan satu komponen saja (Adang Suherman, 2000:19). Menurut Sharman (1936) yang dikutip Nadisah (1992:15) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola perilaku pada individu yang bersangkutan.



6



Pendidikan jasmani adalah komponen pendidikan yang meliputi 3 ranah dalam penjasorkes yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif adalah kemampuan manusia dalam berpola pikir terhadap suatu masalah dan dapat menemukan solusi dalam pemecahan masalah tersebut. Afektif adalah penilaian terhadap sikap maupun tindak tanduk yang dianggap dapat menyesuaikan situasi dan kondisi dimana manusia itu berada. Adapun psikomotor adalah aspek dimana sistem gerak yang diuji akan kebenaran dan keindahan geraknya karena kemampuan peserta didik untuk menangkap suatu instruksi kemudian meresponnya ke dalam bentuk gerakan yang dimaksud. Kedudukan pendidikan jasmani sama pentingnya dengan pendidikan yang lain karena sedini mungkin pembangunan karakter siswa harus terarah sesuai tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada mata pelajaran pendidikan jasmani, siswa dituntut aktif dalam bergerak serta dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam suatu permainan untuk diterapkan dalam kehidupan siswa seharihari, misalnya: kerjasama, berbagi, toleransi, lapangdada, bertanggungjawab, sportif, jujur dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut,dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani tidak terlepas dari aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani pada umumnya berupa gerak fisik. Gerak fisik dapat dikategorikan menjadi gerak lokomotor (berjalan, berlari, melompat dan lain-lain), gerak non-lokomotor (memutar, meliuk, membungkuk, menengadah, dan lain-lain), serta gerak manipulatif (melempar, menangkap, menggulirkan, dan lain-lain).



2.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak selalu hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.



7



Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu : 1) Perkembangan fisik, yaitu berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitasaktivitas yang melibatkan kekuatankekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness). 2)



Perkembangan gerak, yaitu berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak



secara efektif, efisien, halus, indah, dan mendekati sempurna (skillful). 3)



Perkembangan mental, yaitu berhubungan dengan kemampuan berpikir dan



menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan



tumbuh



dan berkembangnya pengetahuan,



sikap, dan tanggung jawab siswa. 4)



Perkembangan sosial, yaitu berhubungan dengan kemampuan siswa dalam



menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. (Adang Suherman, 2000:2223)



2.1.3 Model Pembelajaran



2.1.3.1 Pengertian model pembelajaran Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran. Pembelajaran yang menempatkan peranan guru sebagai pusat dari proses, antara lain guru berperan sebagai sumber informasi, pengelola kelas dan menjadi figur yang harus diteladani. Masing- masing model memiliki prinsip prinsip respon, yang artinya guru



8



dapat menanggapi atas apa yang dilakukan siswa dan bagaimana menghargainya. Namun demikian,



model yang berbentuk



respon itu



tidak sama



seperti



guru dalam



memberikan penghargaan kepada siswa dalam bentuk sikap yang tidak memihak kepada salah satu siswa. Selain model-model pembelajaran yang perlu diperhatikan, juga sistem penunjang. Sistem penunjang ini merupakan suatu keadaan yang ada di luar model pembelajaran, namun memberikan dampak dalam menentukan sukses tidaknya model tersebut. Sistem yang dimaksud adalah taraf keterampilan siswa, kapasitas belajar, dan fasilitas belajar untuk mendukung penerapan model tersebut.



2.1.3.2 Model-model pembelajaran 1)



Model Interaksi Sosial Model ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan seseorang yang akan dan



harus berinteraksi sosial dengan lingkungan lainnya. Dengan demikian,diharapkan siswa mampu mengembangkan dirinya dan pikirannya untuk disumbangkan kepada lingkungan sosialnya.



2)



Model Informasi Model ini bertujuan untuk mengembangkan intelektual siswa dalam hal



menerima, menyimpan, mengolah dan menggunakan informasi. Dengan cara seperti ini, diharapkan siswa mampu mengakomodasi berbagai macam inovasi, melahirkan ide-ide yang berorientasi masa depan, dan mampu memecahkan persoalan yang dihadapi baik oleh dirinya maupun orang lain.



3)



Model Personal Model ini bertujuan untuk kepribadian siswa. Fokus utamanya adalah proses



yang memberikan peluang pada setiap siswa untuk mengelola dan mengembangkan jati



9



dirinya. 4)



Model Perilaku Model ini bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa yang terukur. Fokus



utamanya mengenai perubahan tingkah laku ini didasarkan pada prinsip rangsangan dan jawaban. (Amung M dan Yudha M.S, 2000: 35-39)



2.1.4 Modifikasi Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate practice (DAP). Oleh karena itu, DAP temasuk didalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, yang harus selalu menjadi prinsip utama dalam memodifikasi pembalajaran penjasorkes. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar potensi yang dapat siswa



memperlancar



dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan



membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa manjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi (Yoyo B dan Adang S, 2000:1).



2.1.4.1 Prinsip-Prinsip Modifikasi 1) Modifikasi Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dalam kurikulum pada dasarnya merupakan keterampilanketerampilan yang akan dipelajari siswa. Guru dapat memodifikasi keterampilan yang dipelajari siswa tersebut dengan cara mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitannya. Misalnya dengan cara menganalisa dan membagi keterampilan keseluruhan ke dalam komponen-komponen lalu melatihnya perkomponen sebelum melakukan latihan keseluruhan. (Yoyo B dan Adang S, 2000 :4)



10



2) Modifikasi Lingkungan Pembelajaran Modifikasi



pembelajaran



bisa



dikaitkan



dengan



kondisi



lingkungan



pembelajarannya. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti peralatan, penataan ruang gerak dalam berlatih, jumlah siswa yang terlibat, organisasi atau formasi berlatih. (Yoyo B dan Adang S, 2000 : 7) 3) Modifikasi Evaluasi Pembelajaran Evaluasi materi maksudnya adalah penyusunan aktifitas belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa pada berbagai situasi. Aktivitas evaluasi dapat merubah fokus perhatian siswa dari bagaimana seharusnya suatu skill dilakukan menjadi bagaimana skill itu digunakan atau apa tujuan skill itu. Oleh karena itu, guru



harus



pandai-pandai menentukan modifikasi evaluasi yang sesuai dengan



keperluannya. (Yoyo B dan Adang S, 2000 :8)



2.1.4.2 Modifikasi Permainan Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate practice, artinya bahwa tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh karena itu, tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorong perubahan ke arah yang lebih baik. Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000:31-32) menyatakan bahwa pembelajaran dapat dimodifikasi dengan cara mengurangi struktur permainan yang



11



sebenarnya sehingga pembelajaran strategi dasar bermain dapat diterima dengan relatif mudah oleh siswa. Struktur-strukur tersebut diantaranya: 1) Ukuran lapangan 2) Bentuk, ukuran dan jumlah peralatan yang digunakan 3) Jenis skill yang digunakan 4) Aturan 5) Jumlah pemain 6) Organisasi permainan 7) Tujuan permainan.



2.1.4.3 Modifikasi Lingkungan Pembelajaran Menurut



Yoyo



Bahagia



dan



Adang



Suherman



(2000:7-8),



modifikasi



pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini: 1) Peralatan Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi- rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang digunakan. 2) Penataan Ruang Gerak dalam Berlatih Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam berlatih. Misalnya, dribbling, pas bawah, atau lempar tangkap di tempat, bermain di ruang kecil atau besar. 3) Jumlah Siswa yang Terlibat Guru dapat mengurangi atau menambah kompleksitas dan kesulitan tugas ajar



12



dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar. Misalnya, belajar pas bawah sendiri, berpasangan, bertiga, berempat, dst. 4) Organisasi atau Formasi Berlatih Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada curahan waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi formasi belajar tidak banyak menyita waktu, namun masih tetap memperhatikan produktivitas belajar dan perkembangan belajar siswanya. Formasi formal, kalau belum dikenal siswa, biasanya cukup banyak menyita waktu sehingga waktu aktif belajarnya berkurang. Formasi berlatih ini sangat banyak ragamnya tergantung kreatifitas guru. Berdasarkan penjelasan dan manfaat tentang modifikasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa modifikasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi atau meniadakan permasalahan yang terkait dengan pembelajaran permainan dan olahraga yang dilaksakan dalam penjasorkes di sekolah.



2.1.5 Gerak Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia.



Sedangkan



perkembangan



psikomotor



khusus



digunakan



pada



domain



mengenai



manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak (motor) ruang



lingkupnya lebih luas dari pada psikomotor. Pengertian gerak adalah sesuatu yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati (Yanuar Kiram, 1992:1). Sedangkan menurut Amung Ma’mun dan Yudha M.Saputra (2000:20), kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : 1) kemampuan lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti lari dan lompat, 2) kemampuan non lokomotor, dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai, contoh



13



mendorong, menarik dan lain-lain, 3) kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh juga dapat digunakan. Bentukbentuk kemampuan manipulatif antara lain melempar, menangkap, dan menggiring bola. Dari pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa kemampuan gerak dasar adalah kemampuan dan kesanggupan untuk dapat melakukan tugas-tugas jalan, lari, lompat, dan lempar secara efektif dan efisien.



2.1.5.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh karenanya, energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan, hal menghadapi



ini



dimaksudkan



untuk



adanya peningkatan ataupun pertambahan berbagai situasi (Yanuar



Kiram,1992:36).



2.1.5.2 Klasifikasi Keterampilan Gerak Keterampilan gerak menurut Barbara Godfrey dan Newel Kephart (1969) seperti yang dikutip Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:80) yaitu keterampilan gerak lebih berupa kegiatan yang dibatasi dalam keluasannya dan melibatkan suatu gerakan tunggal atau sekelompok kecil gerak tertentu yang ditampilkan dengan tingkat kecepatan dan kecermatan yang tinggi. Pada dasarnya keterampilan merupakan penghalusan gerak dari pola-pola gerak dasar. Keterampilan digolongkan menjadi beberapa macam, ini dimaksudkan untuk membantu para peneliti dan pendidik dalam upaya menerapkan keterampilan untuk keperluan penelitian atau pengajarannya. Keterampilan gerak dapat diklasifikasikan



14



berdasarkan beberapa sudut pandang yaitu sebagai berikut:



2.1.5.3 Klasifikasi Berdasarkan Stabilitas Lingkungan Dalam melakukan gerakan keterampilan menghadapi kondisi lingkungan yang dapat berubah dan tetap. Dengan kondisi lingkungan seperti itu, maka keterampilan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu : 1) Keterampilan terbuka (open skill) seperti yang dikemukakan Magil (1985) yang dikutip Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:64) adalah keterampilan-keterampilan yang melibatkan lingkungan yang selalu berubah dan tidak bisa diperkirakan. Sebagai contoh dalam keterampilan ini misalnya, pada pukulan-pukulan olahraga tenis atau pukulan pada softball yang kedatangan bola dari lawan sering tidak bisa diduga sebelumnya, baik dalam hal kecepatannya maupun dalam hal arahnya. 2) Keterampilan tertutup (close skill) adalah keterampilan gerak dimana stimulus pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah dan gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri.



2.1.5.4



Klasifikasi Berdasarkan Perbedaan Titik Awal Serta Akhir dari Gerakan



Berdasarkan karasteristik ini, keterampilan gerak bisa dibagi 3 kategori, yaitu : 1)



Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan oleh Schmidt yang dikutip Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:66) sebagai keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti melempar bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik, atau menembak.



2) Keterampilan



berkesinambungan



(continuous



skill),



jenis



keterampilan



ini



pelaksanaannya tidak memperlihatkan secara jelas mana awal dan akhir dari suatu



15



keterampilan (Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra,2000:66). 3) Keterampilan serial (serial skill) menurut Schmidt dalam Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:67) adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai suatu kelompok dari keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks. 2.1.5.5



Klasifikasi Berdasarkan Ketepatan Kelompok Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:67-68) mengatakan penggolongan



keterampilan yang terakhir terkenal dengan keterampilan gerak halus dan gerak kasar, dimana ketepatan menjadi penentu dari keberhasilannya. Keterampilan gerak kasar (gross motor skill) sebagai keterampilan yang berceritakan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Sedangkan keterampilan gerak halus (fine motor skill) adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot- otot kecil/halus agar pelaksanaan keterampilan sukses dan tercapai. Pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi 3 hal, yaitu : 1) Faktor Proses Pembelajaran (learning process) Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar akan memberi jalan tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, intisari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku individu peserta pembelajaran. Dalam pembelajaran gerak, proses belajar yang harus diciptakan adalah dengan dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar dan diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bisa menimbulkan berbagai perubahan dalam perilaku peserta didik ketika sedang



16



belajar gerak harus diupayakan kehadirannya. Di pihak lain, teori-teori belajar mengarahkan pada pemahaman tentang metode pengajaran yang efektif; apakah suatu materi pembelajaran cocok disampaikan dengan menggunakan metode keseluruhan versus bagian, metode distribusi versus metode padat, metode drill versus problem solving, atau metode pengajaran terprogram, kesemuanya merupakan poin-poin yang akan mengarahkan pada pencapaian keterampilan (Amung M dan Yudha M.S; 2000:7071). 2) Faktor Pribadi (personal factor) Setiap orang merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik, mental, emosional, maupun kemampuan-kemampuannya. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka siswa yang mempelajari gerak ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan dan bakat dari orang yang bersangkutan dalam menguasai keterampilan tertentu, maka akan semakin mudah untuk menguasai keterampilan yang dimaksud. Ini semua membuktikan bahwa faktor pribadi yang mempengaruhi penguasaan keterampilan. (Amung M dan Yudha M.S;2000:72) 3) Faktor situasional (situational factor) Sebenarnya faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan, yang termasuk dalam faktor situasional itu antara lain seperti: tipe tugas yang diberikan, peralatan yang digunakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran itu dilangsungkan. Faktor-faktor pelaksanaannya akan mempengaruhi proses pembelajaran serta kondisi pribadi anak, yang kesemuanya terjalin saling menunjang dan sebaliknya. Penggunaan peralatan serta media belajar, misalnya secara langsung ataupun tidak, tentunya akan berpengaruh pada minat dan kesungguhan siswa dalam proses belajar yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menguasai keterampilan dengan lebih baik lagi. Demikian juga kemajuan-kemajuan



17



dalam bidang kesehatan dan kedokteran, dalam dekade terakhir telah mampu mengungkap banyak rahasia dari kemampuan akhir manusia dalam hal gerak dan keterampilan (Amung M dan Yudha M.S;2000:74).



2.1.6



Permainan Tradisional Permainan tradisional menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu bentuk



yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan kadang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan. Menurut Atik Soepandi, Skar dkk (1985-1986), permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati. Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu : permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, dimainkan oleh paling



18



sedikit 2 orang, mempunyai kriteria yang menentukan siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya. Sedangkan permainan tradisional yang bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam masyarakat. Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.



2.1.7



Pengertian Gobak Sodor Gobak



Sodor



adalah suatu permainan



di mana



satu kelompok



orang



berusaha menghambat atau menghalangi kelompok orang yang lain sewaktu melintas petak-petak permainan (daerah permainannya). Permainan gobak sodor sebagai salah satu bentuk tingkah laku, sebenarnya memerlukan ketangkasan dalam bermain. Juga dipergunakan perasaan guna mengetahui gerak-gerik dan langkah lawan. Dalam permainan gobak sodor terkandung unsur Penjasorkes yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar yaitu: 1) Gerak lari, 2) Permainan yang mudah dimainkan, 3) Kelincahan, 4) Menyenangkan, dan 5) Sosialisasi untuk anak-anak agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.



2.1.8



Perlengkapan/Peralatan Permainan Gobak Sodor Untuk memainkan permainan gobak sodor tidak memerlukan peralatan dan



perlengkapan yang sulit. Adapun tempat yang digunakan adalah sebidang tanah atau tempat bermain yang lapang dan datar. Pada tanah/tempat yang datar dibuat dua jalur



19



atau dua garis petak bujursangkar yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah pasangan pemain.



2.2



Kerangka Berpikir Adapun dalam menjalankan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM



dalam dunia pendidikan tersebut, mengalami hambatan-hambatan yang merupakan permasalahan klasik dan belum terselesaikan. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani adalah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di Indonsia. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ketersediaan sarana dan prasarana yang masih terbatas serta kualitas pendidik dalam mengefektifkan pembelajaran penjasorkes. Keterbatasan pendidik dalam menciptakan model dan modifikasi pembelajaran pada penjasorkes merupakan tuntutan yang harus dipenuhi pendidik dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien.



20



BAB III METODE PENELITIAN 3.1



jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi nyata yang ada sekarang ke arah yang diharapkan. Penelitian tindakan adalah proses guru



mengkombinasikan



praktek



dan



mengevaluasi



Meningkatkan kesadaran atas teori personal,



secara



bersamaan.



artikulasi sebuah pembagian nlai-



nilai, mencoba strategi-strategi untuk memberikan nilai-nilai yang dieskpresikan pada praktik-praktik yang lebih konsisten. Dengan nilai-nilai pendidikan yang mendukung, merekam/mencatat pekerjaan dalam sebuah bentuk yang disediakan, agar dimengerti oleh guru- guru lain, dan kemudian membangun teori yang baru. Menurut Daryanto (2011: 26), penelitian tindakan terdiri dari 4 aspek pokok, yaitu perencanaan, tindakan, tahap pengamatan/ observasi, dan refleksi. Dengan demikian penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru secara kolaborasi dalam proses pembelajaran guna memperbaiki keadaan ke arah yang lebih baik. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan analisis yang teliti dan penuh makna. Seorang guru yang profesional tidak akan membiarkan masalah yang dihadapinya terus berlanjut. Oleh karena itu guru perlu melakukan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya agar proses pembelajaran berlangsung lancar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien. Melalui pendekatan penelitian tindakan kelas ini permasalahan-permasalahan yang dirasakan dan ditemukan oleh guru dan siswa dapat dicarikan solusinya. 3.1.2



Desain Penelitian 21



Adapun desain penelitian yang dilakukan merupakan desain penelitian tindakan kelas. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang dikutip Daryanto (2011:31) desain penelitian tindakan kelas berupa putaran spiral yang dapat digambarkan sebagai berikut : Keterangan gambar: Siklus I



: 0. Observasi 1. Rencana Tindakan Siklus I 2. Tindakan dan Observasi 3. Analisis dan Refleksi I



Siklus II



: 4. Rencana dan Revisi I 5. Tindakan dan Observasi II 6. Analisis dan Refleksi II



Gambar 1. Skema Siklus Penelitian Sumber : Daryanto (2011: 31) Dari tiap- tiap siklus terdiri dari 4 tahap. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : a. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan fokus penelitian. Selanjutnya guru merencanakan dan mengevaluasi



pelaksanaan



pembelajaran



yang



telah



berlangsung



sebelumnya, mendata kelemahan-kelemahannya, diidentifikasi dan dianalisis kelayakannya untuk diatasi dengan penelitian tindakan kelas. Dalam



tahap



perencanaan,



peneliti



bersama



kolaborator



merencanakan skenario pembelajaran dan juga menyiapkan fasilitas pendukung untuk melaksanakan skenario tindakan tersebut. b. Pelaksanaan (Action) Dalam tahap ini untuk mengatasi masalah-masalah yang telah terpilih, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan 22



strategi-strategi yang sesuai, dalam hal ini adalah melalui pendekatan permainan dalam belajar keterampilan gerak dasar lari. Kolaborator mengamati



dan



membuat



catatan-catatan



mengenai



jalannya



pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pembelajaran direncanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dengan satu kali tatap muka pembelajaran. Diharapkan dalam 2 siklus terjadi peningkatan, karena adanya tindakan. Guru melaksanakan penelitian sesuai dengan pembelajaran yang sudah disiapkan berupa RPP terlampir. c. Pengamatan (Observation) Kolaborator mengamati, mencatat dan kemudian mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung, dengan maksud untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Pengamatan yang dilakukan kolabolator memanfaatkan lembar observasi guru (LOG), lembar observasi siswa (LOS), cacatan lapangan dan kamera digital.



d. Refleksi Dalam tahap refleksi peneliti bersama kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kelemahan dan kekurangan yang telah ditemukan pada siklus terdahulu dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya, sehingga siklus selanjutnya akan menjadi lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Merefleksikan hasil observasi oleh kolaborator dan kesimpulan hasil refleksi masih banyak kekurangan. Berdasarkan hasil refleksi maka dilanjutkan dengan siklus ke II, dengan berdasar pada perbaikan dari siklus I. 23



Langkah-langkah penelitian tindakan secara keseluruhan berbentuk spiral. Setiap lingkaran pada spiral tersebut mengambarkan kegiatan yang utuh, yang dinamakan siklus, karena kalau hanya terdiri dari satu siklus belum berbentuk spiral. Maksudnya agar kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki pada siklus-siklus berikutnya, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar secara terus menerus. Adapun pengertian siklus disini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus akan terus berulang sampai tercapai ukuran keberhasilan yang diinginkan. Dalam penelitian tindakan kelas ini keberhasilan yang diinginkan adalah hasil proses belajar gerak dasar renang meningkat sehingga KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu: 75 (Tujuh puluh lima), dapat tercapai. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2006: iii) indikator pencapaian kompetensi dasar ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karateristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan. 3.2



Model Pengembangan Penelitian dan pengembangan biasanya disebut pengembangan berbasis penelitian



(research-based



development) merupakan jenis penelitian yang sedang meningkat



penggunaannya dalam pemecahan masalah praktis pada dunia penelitian, utamanya 24



penelitian pendidikan dan pembelajaran. Menurut Borg dan Gall seperti yang dikutip Punaji Setyosari (2010:204) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pengembangan adalah suatu yang dijadikan objek untuk dikembangkan dengan memacu kreativitas dan inovasi manusia yang bertujuan untuk membuat sempurna suatu objek yang dikembangkan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara sistematis. Langkah-langkah penelitian atau pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan



penelitian produk yang dikembangkan, mengembangkan produk



berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Dalam penelitian ini, model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan prosedural, karena sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan dan tujuan yang hendak dicapai. Setiap pengembangan dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi. 3.3



Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan pada model prosedural (Borg dan Gall) adalah sebagai



berikut :



Identifikasi Kebutuhan



Pengembangan Materi



Ya



Rev



Penulisan Alat Ukur Keberhasilan



Perumusan Tujuan



Tidak



Penulisan Naskah Media



Naskah Siap Produksi



Tes Uji Coba Gambar 3.2 Model Prosedural Pengembangan Media 25



1) Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh informasi awak untuk melakukan pengembangan. Ini bisa dilakukan misalnya melalui pengematan kelas untuk melihat kondisi riil lapangan. Kajian Pustaka dan termasuk literatur pendukung terkait sangat diperlukan sebagai landasan melakukan pengembangan. 2) Perencanaan Tujuan



ini



dimaksudkan



untuk



memberikan



informasi



yang



tepat



untuk



mengembangkan program atau prosuk sehingga program atau produk yang diujicobakan sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai. 3) Pengembangan Format Produk Awal Format pengembangan program yang dimaksudkan apakah berupa bahan cetak, urutan proses atau prosedur, yang dilengkapi dengan video atau atau berupa compact disk. 4) Uji Coba Awal Uji coba awal yang dilakukan pada 1-3 sekolah yang melibatkan 6-12 subjek dan data hasil wawancara, observasi dan angket dikumpulkan dan dianalisis. Uji coba ini dilakukan terhadap format program yang dikembangkan apakah sesuai dengan tujuan khusus. 5) Revisi Produk Revisi produk, yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan. Berdasarkan data tersebut apakah masih diperlukan untuk melakukan evaluasi yang sama dengan mengambil situs yang sama pula 6) Uji Coba Lapangan Uji coba lapangan dilakukan terhadap 1 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek. Data kuantitatif hasil belajar dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai, atau jika memungkinkan dibandingkan dengan kelompok kontrol.



26



7) Revisi Produk Revisi produk yang dikerjakan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba lapangan dengan melibatkan kelompok subjek lebih besar ini dimaksudkan untuk menentuka keberhasilan produk dalam mencapai tujuannya dan mengumpulkan informasi yang dapat dipakai untuk meningkatkan program atau produk untuk keperluan perbaikan pada tahap berikutnya. 8) Uji Lapangan Uji lapangan yang melibatkan 1 sekolah atau terhadap 40-200 subjek dan disertai wawancara, observasi dan penyampaian angket dan kemudian dianalisis. 9) Revisi Produk Akhir Revisi produk akhir yaitu revisi yang dikerjakan berdasarkan uji lapangan 10) Desiminasi dan Implementasi Desiminasi dan implementasi yaitu menyampaikan hasil pengembangan (proses, prosedur, program, atau produk) kepada para pengguna dan profesional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal, atau dalam bentuk buku atau handbook. Prosedur pengembangan pada model permainan gobak sodor dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: Analisis Kebutuhan Kajian Pustaka



Observasi dan Wawancara Pembuatan Program Gobak Sodor



Tinjauan Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran Penjas SD Uji Coba I Revisi Produk Uji Coba II Revisi Produk Produk Akhir Permainan Gobak Sodor



Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Permainan Gobak Sodor



27



3.4



Uji Coba Produk



3.4.1 Desain Uji Coba  Siklus I : Pelaksanaan uji coba kelompok kecil dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:(1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subjek uji coba, (3) menyusun instrument pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.  Siklus II : Uji coba kelompok besar bertujuan untuk mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta uji coba kelompok kecil apakah bahan permainan itu dapat diterapkan di lapangan sekolah. Uji coba lapangan dilakukan oleh siswa kelas III SD Negeri Babat VII Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan yang diambil secara acak atau dengan cara random sampling. Data uji coba lapangan dihimpun dengan mengunakan kuesioner. 3.4.2 Subjek Uji Coba Subjek Uji Coba yang digunakan untuk pengembangan model permainan gobak sodor untuk pembelajaran gerak lari adalah siswa kelas III SD Negeri Babat VII Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan.



28



3. 5 Cetak Biru Produk 1.



Lapangan Permainan Gobak Sodor 3m Finish 4



3



2



1



6m



Gambar 3.4 Lapangan Permainan Gobak Sodor



keterangan : 1 : lari maju ke depan 2 : lari menyamping kanan 3 : lari menyamping kiri 4 : lari mundur ke belakang : Sebagai Tim Penjaga



: Sebagai Tim Penyerang



2.



Peralatan : 29



2m



a) Lakban hitam



Gambar 3.5 Lakban Hitam



b) Meteran rol



Gambar 3.6 Meteran rol c) Kapur Tulis



a. Peraturan dan Cara Bermain Permainan Gobak Sodor Peraturan dalam permainan gobak sodor tidak jauh berbeda dengan permainan gobak sodor pada umumnya tapi ada sedikit modifikasi agar siswa tidak merasa kesulitan dalam bermain permainan gobak sodor. Adapun peraturannya sebagai berikut : 1. Tim Satu tim terdiri dari 8 pemain 2. Seragam Tiap pemain mengenakan seragam olahraga sekolah/kaos olahraga dan bersepatu 3. Permainan 30



Waktu pertandingan akan terdiri dari 2 periode (15 menit x 2), jika tim penyerang dapat melewati tim penjaga maka akan berganti posisi bermain sebaliknya. 4. Permulaan dan akhir suatu periode atau permainan a) Periode pertama dimulai dengan suit , tim yang menang menjadi penyerang terlebih dahulu sedangkan tim yang kalah jaga. b) Permainan berakhir ketika jam permainan pada babak ke 2 sudah berakhir dan atau babak tambahan berakhir. 5. Cara bermain a) Setiap garis dijaga oleh 2 orang. b) Setiap angka mewakili gerak dasar lari jenis apa yang digunakan untuk melewati penjagaan. 3.6



Jenis Data Data yang diperoleh adalah dengan pengamatan dan pemberian angket terhadap siswa



kelas III SD Negeri Babat VII Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes pada pembelajaran gerak lari yang dimodifikasi melalui permainan gobak sodor. Jadi, data yang akan diperoleh berwujud deskriptif persentase. 3.7



Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dari evaluasi ahli adalah berbentuk



kuesioner. Kuesioner digunakan untuk pengumpulan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subyek yang relatif banyak sehingga dapat diambil secara serentak dan dalam waktu yang singkat. Kepada ahli dan siswa diberikan kuesioner yang berbeda. Kuesioner ahli di titik beratkan pada produk pertama yang dibuat, sedangkan kuesioner siswa dititik beratkan pada kenyamanan dalam menggunakan produk. Apakah siswa dapat bermain dengan bentuk lapangan dan peraturan permainan yang berbeda dengan permainan gobak sodor pada umumnya. Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai 31



kelayakannya. Faktor yang digunakan berupa kualitas model pembelajaran gerak lari yang telah dimodifikasi melalui permainan gobak sodor, serta komentar dan saran jika ada. Rentangan evaluasi dimulai dari “tidak baik” hingga “sangat baik” dengan cara memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia. 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner



No



Faktor



1



Kualitas Model



Indikator Kualitas produk terhadap standar kompetensi,



Jumlah 15



keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan pada siswa SD kelas III Kuesioner yang digunakan untuk siswa berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatifjawaban “Ya” dan “Tidak”. Faktor yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut:



32



Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner “Ya” atau “Tidak” Alternatif Jawaban



Keterangan



Jumlah Skor



Ya



Positif



1



Tidak



Negatif



0



Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada siswa: Tabel 3.3Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Siswa No



Faktor



Indikator



1



Psikimotor



Kemampuan siswa mempraktekkan gerakan dalam



Jumlah 5



permainan tradisional gobak sodor 2



Kognitif



Kemampuan siswa dalam memahami peraturan



5



dan pengetahuan siswa terhadap model pengembangan 3



Afektif



Menampilkan sikap bermain gobak sodor, sikap



5



sportifitas, kerja sama, saling menghargai, dan kejujuran



3. 8 Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif. Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan nomor pernyataan dan alternatif jawaban. Persentase alternatif jawaban dihitung menggunakan: Persentase=



f0 x 100% fh



33



]Keterangan : f0



= frekwensi observasi



fh



= frekwensi harapan persentase =



frekensi obserfasi frekwensi harapan



X 100%



Dari hasil presentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada tabel 3.4 akan disajikan klasifikasi dalam persentase. Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase Persentase



Kriteria



Klasifikasi



0 - 20%



Tidak baik



Dibuang



20,1 - 40%



Kurang baik Cukup baik



Dibuang Digunakan



40.1 - 70%



Baik



(bersyarat) Digunakan



Sumber: Gullford (Martin Sudarmono, 2010:56)



34



BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. ProsesPenelitian Penelitian tindakan dilaksanakan di SD Negeri Babat VII,yang berada di wilayah Kelurahan Babat Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Propinsi Jawa Timur. Peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran Penjasorkes dalam upaya meningkatan pembelajaran gerak lari melalui pendekatan bermain gobak sodor,yang dilakukan dalam dua siklus. Proses pembelajaran dalam tiap siklus dilaksanakan dalam satu (1) kali pertemuan. 4.1.1. Siklus Satu a. Tahap Perencanaan (planning) Dalam



tahap



perencanaan,



peneliti



bersama



kolaborator



merencanakan scenario pembelajaran dan juga menyiapkan fasilitas pendukung untuk melaksanakan skenario tindakan tersebut.Secara rinci kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah: 1) Tujuan penelitian dan rencana tindakan disosialisasikan kepada kolaborator dan siswa. Peneliti, kolaborator dan siswa melakukan tukar pikiran untuk menyamakan persepsi dalam menggunakan pendekatan model-model pembelajaran gerak lari dengan pengembangan bermain gobak sodor. 2) Membuat scenario model pembelajaran gerak lari dengan pengembangan bermain gobak sodor. 3) Menyiapkan fasilitas pembelajaran, lapangan, alat-alat untuk model 35



pembelajaran gerak gerak lari dengan pengembangan bermain gobak sodor. 4) Dalam penelitian ini dibuat dan disusun instrument untuk melakukan monitoring pelaksanaan model pembelajaran gerak gerak lari dengan pengembangan bermain gobak sodor. 5) Menentukan teknis pelaksanaan penelitian. 6) Menyiapkan kegiatan refleksi. b.Tahap Pelaksanaan (action) Proses pembelajaran siklus satu, dilaksanakan pada hari Senin, 06 Februari 2017, tiga jam pelajaran efektif (105menit), dengan urut- urutan kegiatan sebagai berikut: 1) Guru mengumpulkan siswa dilapangan dengan cara dibariskan, salah satu anak diminta untuk memimpin berdoa, guru mengabsen siswa dalam hal ini jumlah siswa 22 masuk semua. Selanjutnya menyampaikan informasi di antaranya adalah:perlu diketahuioleh siswa kelas III bahwa mulai hari ini senin 06 Februari 2017 sampai dengan Senin 20 Februari 2017 jadwal mata pelajaran Penjasorkes adalah materi pembelajaran gerak lari. Siswa diberitugas membawa alat-alat yang diperlukan dan dihimbau untuk mengikuti pembelajaran gerak lari dengan sebaikbaiknya. 3) Pada tahap pembelajaran di siklus satu ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaranyang telah disusun dan divalidasi dalam tahap perencanaan (RPP terlampir). 36



Tindakan dalam proses pembelajaran di siklus satu ini dilakukan dalam satu kali proses pembelajaran. Materi pembelajaran lari yang akan dipraktekan di pertemuan siklus satu ini dalam bentuk dengan pendekatan bermain gobak sodor. 4) Materi yang disampaikan dalam pertemuan siklus satu pembelajaran gerak lari adalah: lari kedepan samping dan belakang/mundur 5)



Penilaian pembelajaran



gerak dasar



renang mengenai proses



pembelajaran guru dan partisipasi siswa, dilakukan oleh dua orang kolaborator,yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. c. Hasil Observasi Hasil observasi yang dilakukan oleh dua orang kolaborator, diperoleh hasil : 1) Proses pembelajaran guru Hasil pengamatan tentang pembelajaran guru di siklus satu, diperoleh nilaiakhir dari mean penilaian dua kolaborator sebesar 71,25.Data rekapitulasi penilaian pembelajaranguru di siklus satu terlampir. 2) Perkembangan siswa Hasil Pengamatan tentang partisipasi siswa di siklus satu, diperoleh nilai akhir dari mean penilaian dua kolaborator sebesar 74,06.Dengan skor tertinggi siswa 91,67 dans kor terendah siswa 45,84.Data rekapitulasi penilaian tentang partisipasi keseluruhan siswa dalam pertemuan siklus satu terlampir. d. Kesimpulan Hasil Observasi 37



Hasil lembar observasi oleh kolaborator dan catatan peneliti menunjukkan bahwa, terlihat beberapa siswa masih kurang berpartisipasi secara aktif. Kegiatan proses pembelajaran cukup mampu mendorong kreatifitas siswa untuk beraktivitas selama pembelajaran. Beberapa siswa kurang dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru baik. Disamping itu, suasana pembelajaran terlihat kurang menyenangkan, hal ini dibuktikan dengan siswa sebagian besar kurang bersemangat dalam kegiatan proses pembelajaran gerak lari. e. Refleksi Hasil refleksi kegiatan pembelajaran di siklus satu menunjukkan, bahwa: 1) Proses pembelajaran guru Kegiatan proses pembelajaran guru cukup mampu mendorong kreatifitas siswa untuk beraktivitas selama pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran guru telah menggunakan pendekatan bermain. Model permainan yang digunakan oleh guru,telah sesuai dengan materi ajar. 2) Pratisispasi siswa Siswa kurang berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran gerak lari. Sebagain besar siswa masih kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di lapangan. Kreatifitas siswa untu beraktivitas selama pembelajaran belum maksimal. Beberapa siswa terlihatkurang dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru 38



dengancukup baik. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa belum nampak adanya peningkatan pembelajaran



gerak lari



yang signifikan dalam



kegiatan di siklus satu ini. Beberapa siswa terlihat belum dapat melakukan lari dengan baik, sehingga hasil pembelajaran belum bisa tercapai secara maksimal.Untuk itu diperlukan rancangan pembelajaran pada siklus selanjutnya (siklusdua) berdasarkan hasi lrefleksi siklus satu ini, untuk meningkatkan pembelajaran gerak lari secara benar, agar tujuan dan hasil belajar dapat tercapai. Serta upaya untuk lebih meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa dan menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih menyenangkan. 4.1.2. Siklus Dua Kegiatan pembelajaran di Siklus dua dilaksanakan pada hari senin, 20 Februari 2017,dengan alokasi waktu tiga jam pelajaran efektif (105 menit). Dari hasil refleksi pada kegiatan pembelajaran siklus satu diambil pokok permasalahan, yaitu: proses pembelajaran guru belum bisa secara maksimal, siswa dapat melakukan gerak lari walau terlihat beberapa siswa masih kurang, maka masih perlu ditingkatkan lagi proses pembelajaran gerak lari dengan pendekatan bermain gobak sodor. Urutan kegiatan pembelajaran di siklus dua, adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada kegiatan pembelajaran siklus satu, maka dirancang tindakan pada siklus dua untuk memperbaiki pembelajaran 39



selanjutnya. Hasil refleksi kegiatan pembelajaran siklus satu sudah menunjukkan adanya peningkatan efktivitas pembelajaran walaupun belum maksimal, sehingga pada kegiatan pembelajaran siklus dua ini sebagai pengembangan pembelajaran yang telah berlangsung di siklus satu. Setelah menemukan kekurangan pada siklus ke satu,yaitu belum semua siswa dapat melakukan gerak dasar renang secara maksimal, kreatifitas siswa belum maksimal selama pembelajaran,dan upaya yang harus dilakukan agar pembelajaran



lebih



meningkat,maka



selanjutnya



peneliti



membuat



rancangan pembelajaran untuk pelaksanaan di siklus dua. b. Implementasi Tindakan 1) Pada siklus dua ini, penelit imelaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun dan divalidasi dalam tahap perencanaan (RPP terlampir). Tindakan dalam siklus dua ini dilakukan dalam satu kali proses pembelajaran. 2) Materi pembelajaran gerak dasar renang yang akan dipraktekan di siklus dua ini lebih mengarah kekegiatan melakukan lari secara benar dengan pendekatan bermain gobak sodor. 3) Materiyang disampaikan dalam pertemuan siklus dua pembelajaran gerak lari adalah: mengkombinasikan lari kedepan, lari kesamping, lari kebelakang/mundur, lari zig-zag, serta keselamatan dalam bermaian. 4) Penilaian pembelajaran gerak lari mengenai proses pembelajaran guru dan partisipasi siswa, dilakukan oleh dua orang kolaborator,yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 40



c. Hasil Observasi Hasil observasi yang dilakukan oleh dua orang kolaborator, diperoleh hasil : 1) Proses pembelajaran guru Hasil pengamatan tentang pembelajaran guru di siklus dua, diperoleh nila iakhir dari mean penilaian dua kolaborator sebesar 81,25.Data rekapitulasi penilaian pembelajaran guru di siklus dua terlampir. 3) Partisipasi siswa Hasil Pengamatan tentang partisipasisiswa dalam kegiatan pembelajaran di siklus dua, diperoleh nilai akhir dari mean penilaian dua kolaborator sebesar 76,71. Dengan skor tertinggi siswa 91,67 dan skor terendah siswa 58,34. Data rekapitulasi penilaian tentang partisipasi keseluruhan siswa dalam kegiatan pembelajaran di siklus dua terlampir. d. Kesimpulan Hasil Observasi Hasil lembar observasi oleh kolaborator dan catatan peneliti menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam berpartisipasis ecara aktif. Hampir seluruh siswa bergerak dan berpartisipasi secara aktif didalam kolam renang. Pembelajaran dengan pendekatan bermain sudah mampu mendorong kreatifitas siswa untuk beraktivitas selama pembelajaran. Hampir seluruh siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik. Disamping itu, suasana pembelajaran sudah menyenangkan, hal ini dibuktikan dengan seluruh siswa bersemangat dalam proses pembelajaran, bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran 41



dan seluruh siswa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dariguru. e. Refleksi Hasil reflexi kegiatan pembelajaran di siklus dua menunjukkan, bahwa: 1) Proses pembelajarn guru Proses pembelajaran geraklari dengan pengembangan bermain yang disampaikan oleh guru sudah mampu mendorong kreatifitas siswa untuk beraktivitas selama pembelajaran. Guru mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan model permainan gobak sodor telah sesuai dengan materi ajar. 2) Partisipasi siswa Adanya partisipasi aktif dan kreativitas dari siswa dalam kegiatan inti pembelajaran.



Saat



kegiatan



penutup



ada



beberapa



siswayang



mengajukan pertanyaan,“pak, kapan olahraga lagi ?”,hampir seluruh siswa Nampak senang selama pembelajaran dan seluruh siswa dapat melakukan dan mengikuti pembelajaran gerak dasar renang dengan baik Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa sudah nampak adanya peningkatan pembelajaran gerak lari dengan pengembangan bermain gobak sodor pada pertemuan di siklus dua. Hasil dari pembelajaran disiklus dua ini,proses pembelajaran guru telah berjalan secara maksimal, siswa dapat melakukan dan mengikuti pembelajaran gerak dasar lari dengan baik, siswa menyatakan



bahwa



pembelajaran



menyenangkan,



keaktifan



dan



kemampuan berlari siswa telah nampak, sehingga tujuan pembelajaran 42



telah tercapai. 4.2. Peningkatan Hasil Penelitian 4.2.1.



Peningkatan Proses Pembelajaran Guru Dalam Dua Siklus Peningkatan proses pembelajaran guru selama adanya perlakuan dalam duasiklus, dapat dilihat padatabel di bawah ini: Tabel 5. Deskripsi Peningkatan Proses Pembelajaran Guru Dalam Dua Siklus No



Siklus



1 2



Siklus Satu Siklus Dua



PembelajaranGerakDasarRenang Dengan Pendekatan Bermain PenilaianProses Keterangan PembelajaranGuru 71,25 Belum Tuntas 81,25 Tuntas



Berdasarkan uraianpenjelasan tabel 5 diatas dapat diperjelas dengan diagram batangdi bawahini:



Gambar3.Deskripsi Peningkatan Proses Pembelajaran Guru Dalam Dua Siklus 43



4.2.2. PeningkatanPartisipasi Siswa DalamDua Siklus Peningkatan partisipas isiswa dalam proses pembelajaran gerak dasar lari selamaa danya perlakuan dengan pendekatan bermain gobak sodor dalam dua siklus, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:



44



Tabel 6. Deskripsi PeningkatanPartisipasi Siswa Dalam Dua Siklus No



1 2



Siklus



PembelajaranGerakDasarRenang DenganPendekatan Bermain PenilaianPartisipasi KET Siswa 74,06 Belum Tuntas 76,71 Tuntas



Siklus Satu Siklus Dua



Berdasarkan uraian penjelasan table 6 diatas dapat diperjelas dengan diagram batangdi bawahini:



Gambar4.Deskripsi Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Dua Siklus 4.3. Pembahasan Hasil



penelitian



menunjukkan



bahwa



ada



peningkatan



proses



pembelajaran mulai dari membuka sampai menutup pembelajaran gerak dasar lari



dengan



pendekatan bermain. Terbukti dengan peningkatan proses



pembelajaran guru yang signifikan selama adanya perlakuan dalam kegiatan 45



proses pembelajaran dalam dua siklus. Terlihat guru mampu memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran gerak dasar lari.Guru mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat terkontrol dan guru mampu menciptakan suasana kegiatan pembelajaran bagi siswa yang menyenangkan, sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran gerak dasar lari. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada peningkatan partisipasi siswa di kegiatan pembelajaran gerak dasar lari dengan pengembngan bermain gobak sodor dalam dua siklus, dari hasil pengamatan oleh kolaborator. Terbukti dengan siswa sudah baik dalam berpartisipasi secaraaktif. Hampir seluruh siswa bergerak dan berpartisipasi secara aktif. Pembelajaran gerak dasar lari dengan pendekatan melalui bermain sudah mampu mendorong kreatifitas siswa untuk beraktivitas selama pembelajaran. Hampir seluruh siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan cukup baik. Disamping itu, suasana pembelajaran sudah menyenangkan, hal ini dibuktikan dengan seluruh siswa bersemangat dalam proses pembelajaran gerak dasar lari, bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dan seluruh siswa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dari guru



46



BAB V KAJIAN DAN SARAN



5.1.



Kajian Berdasarkan analisa dari pengembangan model permainan gobak sodor untuk pembelajaran gerak lari bagi siswa kelas III SDN Babat VII sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar karena : 1) Sarana dan prasarana untuk model permainan gobak sodor ini baik dan mudah, karena dapat dilakukan oleh tiap guru penjasorkes, siswa, dan sekolah, bentuk modifikasi permainan gobak sodor yang dikembangkan dapat mengatasi keterbatasan sarana prasarana pembelajaran gerak lari. 2) Bagi siswa kelas III model permainan gobak sodor sangat menarik, menyenangkan dan kreatif. 3) Selain itu untuk melestarikan jenis permainan tradisional yang dikemas dalam pembelajaran Penjasorkes.



5.2.



Saran Pemanfaatan, Desiminasi dan Pengembangan lebih Lanjut Model pengembangan permainan gobak sodor sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian materi pembelajaran gerak lari untuk siswa Sekolah Dasar. Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan pemanfaatan produk adalah: 1) Bagi guru penjasorkes di Sekolah Dasar dapat mencoba menggunakan model ini di sekolah, dalam pembelajaran gerak lari. 2) Untuk mengatasi keterbatasan luas lapangan yang dimiliki, maka permainan gobak sodor dapat dilaksanakan diberbagai tempat, karena membutuhkan lapangan atau tempat yang tidak begitu luas. 47



3) Bagi peserta didik, kebingungan dan kesalahan dalam bermain permainan gobak sodor diharapkan tidak mengurangi motivasi dalam bermain.Peserta didik diharapkan dapat terus belajar dan berlatih untuk dapat menguasai tehnik gerak lari sehingga peserta didik dapat bermain dengan baik dan benar. 4) Peneliti mengharapkan berbagai masukan bagi para pengguna, untuk penyempurnaan model lebih lanjut apabila masih diperlukan perbaikan. 5) Bagi guru Penjasorkes di Sekolah Dasar diharapkan dapat mengembangkan model-model permainan gobak sodor yang lebih menarik lainnya untuk digunakan dalam pembelajaran permainan gerak lari.



48



DAFTAR PUSTAKA Suharsimi Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta: BimaAksara. Sugiono. (1997). MetodePenelitian Administrasi. Bandung: AlfaBeta. Abdul Kadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas Amung Ma’mun dan Yudha M Saputra. 2000. Perkembangan gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdiknas Atik Soepandi, Skar dkk. (1985-1986). Pengertian Permainan Tradisional. Online at http://www.google.com/#q=pengertian+permainan+tradisional (accesed 20/09/17) Phil Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta: Depdikbud Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta: Kencana Prenada Media Soetoto P, dkk. 2008. Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas Ritmik. Jakarta Universitas Terbuka Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas



49



50



Lampiran 1. Daftar Kehadiran Siswa Dalam Kegiatan Penelitian KEHADIRANSISWA No



SIKLUSSATU TANGGALKEHADIRAN



NAMA SISWA



06 Februari 2017



SIKLUSDUA TANGGALKEHADIRAN



20 Februari 2017



1



Dedi Prasetyo



L











2



Anggun SariPutri



P











3



FitriAstutik



P











4



M. Helg aCh.



L











5



Siti Maesaroh



P











6



Rahmad AgusNurian



L











7



Ari Wijatmoko



L











8



Ahmad Fauzi



L











9



Umi Sulasih



P











10



IlhamWahidin



L











11



Aprilia Laily Larasati



P











12



Panji Arya Prima



L











13



Andika



L











14



Finka Luna



P











15



Kharisma Farah H.



P











16



Septiana Putri



P











17



Risha Aprilia



P











18



Dwi Suharno



L











19



Nabila Nurilia Putri



P











20



Debiko



L











21



M. Farhan



L











22



Arif Wibisono



L











Babat, 20 Februari 2017 KepalaSekolah



SUDJONO, S.Pd NIP. 19590817 198112 1 005 51



Lampiran 2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Gerak Lari Melalui Permainan Gobak Sodor Siklus Satu 1)Pembelajaran siswa Hari/ tanggal Siklus NamaObsever No



1



2



3



4



5



6



: Senin / 06 Februari 2017(KBM) : Siklus Satu : Mohammad Hermawan, S.Pd INDIKATOR DAN DESKRIPTOR



Membuka pelajaran,meliputi: a. Memfokuskan perhatian siswa(membariskan, menghitung, memimpin doa) b. Melakukan apersepsi c. Menyampaikan topic dan tujuan d.Memberikan pemanasan dalam bentuk bermain yang sesuai dengan inti pembelajaran. Menyampaikan/menjelaskan materi, meliputi: a. Pemilihan metode sesuai bahan ajar b. Menyampaikan materi secara sistematik dan logis c.Menyajikan penjelasan dengan contoh,ilustrasi,pemberian tekanan d. Menggunakan bahasayang mudah dipahami/komunikatif Interaksidengansiswa, meliputi: a. Menggunakan teknik bertanya b. Memberikan motivasi saat anak memprak tekan permainan c.Menggunakanvolumesuarayangmemadai,intonasitidak monoton, vokaljelas d. Pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang Penguasaanmateri,meliputi: a. Menyampaikan materi sesuai konsep bermain b.Memberi contoh/mendemonstrasikan cara bermain dengan luwes c. Menjawab pertanyaan dengan tepat d. Materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku Pengelolaan kelas,meliputi: a. Mengorganisasi alat, fasilitas,dan media dengan baik b. Membuat formasi sesuai materi dan tujuan c. Menempatkan diri pada posisi yang strategis d. Menguasai kelas dengan baik Penggunaanwaktu, meliputi: a. Menentukan alokasi waktu dengan tepat b. Memulai dan mengakhiri pelajaran dengan tepat c. Menggunakan waktu selang d. Menggunakan waktu secara efektif 52



SKOR



4



3



2



3



2



3



7



8



9



10



Memberikan penguatan a. Penguatan secara verbal b. Penggunaan dengan mimic dan gerak badan c. Penguatan berupa symbol dan benda d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan Menggunakan media danalatpembelajaran a. Memberdayakan mediadan alat pembelajaran yang ada b. Membuat media sendiri c. Memodifikasi alat pembelajaran d. Menggunakan media dan alat dalam proses pembelajaran Mengevaluasi,meliputi: a. Melakukan evaluasi sesuai materi b. Melakukan evaluasi secara individual maupun klasikal c. Melakukan diagnosa d. Melakukan remidi Menutup pelajaran, meliputi: a. Memberikan pendinginan dengan tepat b. Membuat kesimpulan c. Memberipesan dan tindaklanjut d. Memberitugas/pengayaan Jumlah Skor= SKORMAXIMUM40



2



3



3



4



29



CatatanKolabor: Perhatian siswa dalam proses pembelajaran cukup, keberanian dan rasa percaya diri siswa belum Nampak secara maksimal. Efektifitas dan keaktifan dalam proses pembelajaran kurang. Penilaian : JUMLAH SKOR(29)



X 100 = 72,50 SKORMAXIMUM (40)



Observer



Mohammad Hermawan, S.Pd NIP. 19771129 200902 1 003



53



2)Pembelajaran siswa Hari/ tanggal Siklus Nama Obsever No



: Senin / 06 Februari 2017(KBM) : Siklus Satu : Mohammad Hermawan, S.Pd PARTISIPASISISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN GERAKDASAR RENANG



NAMA SISWA



AKTIF



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22



Dedi Prasetyo Anggun Sari Putri Fitri Astutik M.HelgaCh. Siti Maesaroh Rahmad AgusN. Ari Wijatmoko Ahmad Fauzi Umi Sulasih IlhamWahidin Aprilia Laily L Panji Arya Prima Andika Finka Luna Kharisma Farah H. Septiana Putri Risha Aprilia Dwi Suharno Nabila Nurilia Putri Debiko M. Farhan Arif Wibisono



L P P L P L L L P L P L L P P P P L P L L L



3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 1



KREATIF



EFEKTIF



MENYENANGKAN



3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 SKOR MAXIMUM 12



3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2



JML SKOR



11 10 9 9 10 8 9 9 7 6 10 9 7 8 9 11 9 9 10 11 9 7



NA 91,67 83,34 75,00 75,00 83,34 66,67 75,00 75,00 58,34 50,00 83,34 75,00 58,34 66,67 75,00 91,67 75,00 75,00 83,34 91,67 75,00 58,34



RUMUSPENILAIAN: JUMLAH NILAI PEROLEHAN



X 100 =NA



SKORMAXIMUM



NilaiTertinggi : 91,67 NilaiTerendah :50,00 NilaiRata-Rata: 74,62



Observer



Mohammad Hermawan, S.Pd NIP. 19771129 200902 1 003 54



KET



Lampiran 3.Rekapitulasi Nilai Hasil Proses Pembelajaran Gerak Lari Melalui Permainan Gobak Sodor Siklus Satu. Partisipasi siswa PARTISIPASISISWA DALAMKEGIATAN PEMBELAJARANGERAK DASARRENANG No



KELAS



NAMA SISWA



Jumlahskor



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22



KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III



Dedi Prasetyo Anggun Sari Putri Fitri Astutik M.HelgaCh. Siti Maesaroh Rahmad AgusN. Ari Wijatmoko Ahmad Fauzi Umi Sulasih IlhamWahidin Aprilia Laily L Panji Arya Prima Andika Finka Luna Kharisma Farah H. Septiana Putri Risha Aprilia Dwi Suharno Nabila Nurilia Putri Debiko M. Farhan Arif Wibisono



11 10 9 9 10 8 9 9 7 6 10 9 7 8 9 11 9 9 10 11 9 7



L P P L P L L L P L P L L P P P P L P L L L



SKORMAXIMUM12 RUMUS PENILAIAN : JUMLAHNILAIPEROLEHAN SKOR MAXIMUM



X 100 =NA



NilaiTertinggi : 91,67 NilaiTerendah :45,84 NilaiRata-Rata: 74,06



55



RATA-RATA JUMLAH SKOR



NA



Jumlahskor



11 9 9 8 10 8 9 9 7 5 9 9 7 8 9 11 9 9 10 11 9 8



11 9,5 9 8,5 10 8 9 9 7 5,5 9,5 9 7 8 9 11 9 9 10 11 9 7,5



91,67 79,17 75,00 70,84 83,34 66,67 75,00 75,00 58,34 45,84 79,17 75,00 58,34 66,67 75,00 91,67 75,00 75,00 83,34 91,67 75,00 62,50



KET



Lampiran 4. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Gerak Lari Melalui Bermain Gobak Sodor Siklus Dua 1)Pembelajaransiswa Hari/ tanggal Siklus NamaObsever



: Senin / 20 Februari 2017 (KBM) : Siklus Dua : Mohammad Hermawan, S.Pd



No



INDIKATORDANDESKRIPTOR



1



Membuka pelajaran,meliputi: a. Memfokuskan perhatian siswa(membariskan, menghitung, memimpin doa) b. Melakukan apersepsi c. Menyampaikan topic dan tujuan d.Memberikan pemanasan dalam bentuk bermain yang sesuai dengan inti pembelajaran. Menyampaikan/menjelaskan materi, meliputi: a. Pemilihan metode sesuai bahan ajar b. Menyampaikan materi secara sistematik dan logis c.Menyajikan penjelasan dengan contoh,ilustrasi,pemberian tekanan d. Menggunakan bahasayang mudah dipahami/komunikatif Interaksidengansiswa, meliputi: a. Menggunakan teknik bertanya b. Memberikan motivasi saat anak memprak tekan permainan c.Menggunakanvolumesuarayangmemadai,intonasitidak monoton, vokaljelas d. Pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang Penguasaanmateri,meliputi: a. Menyampaikan materi sesuai konsep bermain b.Memberi contoh/mendemonstrasikan cara bermain dengan luwes c. Menjawab pertanyaan dengan tepat d. Materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku Pengelolaan kelas,meliputi: a. Mengorganisasi alat, fasilitas,dan media dengan baik b. Membuat formasi sesuai materi dan tujuan c. Menempatkan diri pada posisi yang strategis d. Menguasai kelas dengan baik Penggunaanwaktu, meliputi: a. Menentukan alokasi waktu dengan tepat b. Memulai dan mengakhiri pelajaran dengan tepat c. Menggunakan waktu selang d. Menggunakan waktu secara efektif



2



3



4



5



6



56



SKOR



4



3



3



3



3



3



7



8



9



10



Memberikan penguatan a. Penguatan secara verbal b. Penggunaan dengan mimic dan gerak badan c. Penguatan berupa symbol dan benda d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan Menggunakan media danalatpembelajaran a. Memberdayakan mediadan alat pembelajaran yang ada b. Membuat media sendiri c. Memodifikasi alat pembelajaran d. Menggunakan media dan alat dalam proses pembelajaran Mengevaluasi,meliputi: a. Melakukan evaluasi sesuai materi b. Melakukan evaluasi secara individual maupun klasikal c. Melakukan diagnosa d. Melakukan remidi Menutup pelajaran, meliputi: a. Memberikan pendinginan dengan tepat b. Membuat kesimpulan c. Memberipesan dan tindak lanjut d. Memberitugas/pengayaan Jumlah Skor= SKORMAXIMUM40



3



3



4



4



33



CatatanKolabor: Efektifitas dan keaktifan dalam proses pembelajaran cukup baik. Penilaian : JUMLAH SKOR(33)



X 100 = 82,50 SKORMAXIMUM (40)



Observer



Mohammad Hermawan, S.Pd NIP. 19771129 200902 1 003



57



2)Partisipasi siswa Hari/ tanggal Siklus NamaObsever No



: Senin / 20 Februari 2017 (KBM) : Siklus Dua : Mohammad Hermawan, S.Pd PARTISIPASISISWA DALAMKEGIATAN PEMBELAJARAN GERAKDASAR RENANG



NAMA SISWA



AKTIF



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22



Dedi Prasetyo Anggun Sari Putri Fitri Astutik M.HelgaCh. Siti Maesaroh Rahmad AgusN. Ari Wijatmoko Ahmad Fauzi Umi Sulasih IlhamWahidin Aprilia Laily L Panji Arya Prima Andika Finka Luna Kharisma Farah H. Septiana Putri Risha Aprilia Dwi Suharno Nabila Nurilia Putri Debiko M. Farhan Arif Wibisono



L P P L P L L L P L P L L P P P P L P L L L



3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3



KREATIF



EFEKTIF



MENYENANGKAN



3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 SKORMAXIMUM12



3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2



JML SKOR



11 10 9 10 10 8 9 9 8 7 10 9 7 8 9 11 9 11 10 11 9 10



NA 91,67 83,34 75,00 83,34 83,34 66,67 75,00 75,00 66,67 58,34 83,34 75,00 58,34 66,67 75,00 91,67 75,00 91,67 83,34 91,67 75,00 83,34



RUMUSPENILAIAN: JUMLAH NILAIPEROLEHAN



X100 =NA



SKORMAXIMUM



NilaiTertinggi : 91,67 NilaiTerendah :58,34 NilaiRata-Rata: 77,66



Catatan Kolaborator: Sebagian siswa aktifdalam mengikuti proses pembelajaran. Obsever



Mohammad Hermawan, S.Pd NIP. 19771129 200902 1 003 58



KET



Lampiran 5. Rekapitulasi Nilai Hasil Proses Pembelajaran Gerak Lari Melalui Permainan Gobak Sodor Siklus Dua 1)Pembelajaran Siswa PROSES PEMBELAJARANGURU No



1



2



3



4



5



6



RATA-RATA



INDIKATOR DAN DESKRIPTOR



SKOR



Membuka pelajaran,meliputi: a. Memfokuskan perhatian siswa(membariskan, menghitung, memimpin apersepsi doa) b. Melakukan c. Menyampaikan topic dan tujuan d.Memberikan pemanasan dalam bentuk bermain yang sesuai dengan inti pembelajaran. materi, meliputi: Menyampaikan/menjelaskan a. Pemilihan metode sesuai bahan ajar b. Menyampaikan materi secara sistematik dan logis c.Menyajikan penjelasan dengan contoh,ilustrasi,pemberian tekanan d. Menggunakan bahasayang mudah dipahami/komunikatif Interaksidengansiswa, meliputi: a. Menggunakan teknik bertanya b. Memberikan motivasi saat anak memprak tekan permainan c.Menggunakanvolumesuarayangmemadai,intonasitida k monoton, vokaljelas d. Pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang Penguasaanmateri,meliputi: a. Menyampaikan materi sesuai konsep bermain b.Memberi contoh/mendemonstrasikan cara bermain dengan luwes c. Menjawab pertanyaan dengan tepat d. Materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku Pengelolaan kelas,meliputi: a. Mengorganisasi alat, fasilitas,dan media dengan baik b. Membuat formasi sesuai materi dan tujuan c. Menempatkan diri pada posisi yang strategis d. Menguasai kelas dengan baik Penggunaanwaktu, meliputi: a. Menentukan alokasi waktu dengan tepat b. Memulai dan mengakhiri pelajaran dengan tepat c. Menggunakan waktu selang d. Menggunakan waktu secara efektif 59



Skor



Skor



4



4



4



3



3



3



3



4



3,5



3



3



3



3



3



3



3



3



3



PROSES PEMBELAJARAN GURU No



7



8



9



10



RATA-RATA



INDIKATOR DAN DESKRIPTOR



SKOR



Memberikan penguatan a. Penguatan secara verbal b. Penggunaan dengan mimic dan gerak badan c. Penguatan berupa symbol dan benda d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan Menggunakan media danalatpembelajaran a. Memberdayakan mediadan alat pembelajaran yang ada b. Membuat media sendiri c. Memodifikasi alat pembelajaran d. Menggunakan media dan alat dalam proses pembelajaran Mengevaluasi,meliputi: a. Melakukan evaluasi sesuai materi b. Melakukan evaluasi secara individual maupun klasikal c. Melakukan diagnosa d. Melakukan remidi Menutup pelajaran, meliputi: a. Memberikan pendinginan dengan tepat b. Membuat kesimpulan c. Memberipesan dan tindak lanjut d. Memberitugas/pengayaan



Skor



Skor



3



2



2,5



3



3



3



4



4



4



4



3



3,5



Jumlah Skor= SKORMAXIMUM40



Penilaian : JUMLAH SKOR(32,5)



X 100 =81,25



SKORMAXIMUM (40)



60



32,5



2)Partisipasi siswa PARTISIPASISISWA DALAMKEGIATAN PEMBELAJARANGERAK DASARRENANG No



KELAS



NAMA SISWA



Jumlahskor



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22



KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III KELAS III



Dedi Prasetyo Anggun Sari Putri Fitri Astutik M.HelgaCh. Siti Maesaroh Rahmad AgusN. Ari Wijatmoko Ahmad Fauzi Umi Sulasih IlhamWahidin Aprilia Laily L Panji Arya Prima Andika Finka Luna Kharisma Farah H. Septiana Putri Risha Aprilia Dwi Suharno Nabila Nurilia Putri Debiko M. Farhan Arif Wibisono



11 10 9 10 10 8 9 9 8 7 10 9 7 8 9 11 9 11 10 11 9 10



L P P L P L L L P L P L L P P P P L P L L L



SKORMAXIMUM12 RUMUS PENILAIAN : JUMLAHNILAIPEROLEHAN SKOR MAXIMUM



X 100 =NA



NilaiTertinggi : 91,67 NilaiTerendah :58,34 NilaiRata-Rata: 76,71



61



RATA-RATA JUMLAH SKOR



NA



Jumlahskor



11 9 9 10 10 8 9 9 7 7 9 9 7 8 9 11 9 11 10 11 9 8



11 9,5 9 10 10 8 9 9 7,5 7 9,5 9 7 8 9 11 9 11 10 11 9 9



91,67 79,17 75,00 83,34 83,34 66,67 75,00 75,00 62,50 58,34 79,17 75,00 58,34 66,67 75,00 91,67 75,00 91,67 83,34 91,67 75,00 75,00



KET



Lampiran 6. Deskripsi Peningkatan Proses Pembelajaran Gerak Lari Selama Adanya Perlakuan Dalam Kegiatan Pembelajaran di Dua Siklus No



1 2



Siklus Siklus Satu Siklus Dua



PembelajaranGerakDasarRenang DenganPendekatan Bermain PenilaianProses Ket PembelajaranGuru 71,25 Belum Tuntas (BT) 81,25 Tuntas (T)



62



Lampiran 7.



Deskripsi Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Gerak Lari Selama Adanya Perlakuan Dalam Kegiatan Pembelajarandi Dua Siklus Partisipasi Siswa



No



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22



Nama Dedi Prasetyo Anggun Sari Putri Fitri Astutik M.HelgaCh. Siti Maesaroh Rahmad AgusN. Ari Wijatmoko Ahmad Fauzi Umi Sulasih IlhamWahidin Aprilia Laily L Panji Arya Prima Andika Finka Luna Kharisma Farah H. Septiana Putri Risha Aprilia Dwi Suharno Nabila Nurilia Putri Debiko M. Farhan Arif Wibisono



L/ P



L L P L P L L L P L P L L P P P P L P P L L



SIKLUS SATU



SIKLUS DUA



Pertemuanke-2



Pertemuanke-1



JML SKOR



NA



11 9,5 9 8,5 10 8 9 9 7 5,5 9,5 9 7 8 9 11 9 9 10 11 9 7,5



91,67 79,17 75,00 70,84 83,34 66,67 75,00 75,00 58,34 45,84 79,17 75,00 58,34 66,67 75,00 91,67 75,00 75,00 83,34 91,67 75,00 62,50



KET



JML SKOR



NA



KET



T T T BT T BT T T BT BT T T BT BT T T T T T T T BT



11 9,5 9 10 10 8 9 9 7,5 7 9,5 9 7 8 9 11 9 11 10 11 9 9



91,67 79,17 75,00 83,34 83,34 66,67 75,00 75,00 62,50 58,34 79,17 75,00 58,34 66,67 75,00 91,67 75,00 91,67 83,34 91,67 75,00 75,00



T T T T T BT T T BT BT T T BT BT T T T T T T T T



SKOR MAXIMUM12 RUMUSPENILAIAN: JUMLAHNILAIPEROLEHAN X100=NA SKORMAXIMUM



Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ket: BT :BelumTuntas T :Tuntas



91,67 45,84 74,06



63



91,67 58,34 76,71



Lampiran 8. Silabus Pembelajaran SILABUSPEMBELAJARAN NamaSekolah Bidangstudi Kelas Semester/tahun StandartKompetensi



Kompetensi Dasar



: SD Negeri Babat VII Kecamatan Babat Kabuapaten Lamongan : PendidikanJasmani Olahraga dan Kesehatan : IV : II /2016 - 2017 : 6. Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya



MateriPokok/ Pembelajaran



6.



Memprakti a. Latihan Lari kkan kombinasi berbagai pola gerak jalan dan lari dalam permainan sederhana, serta aturan dan kerja sama



NilaiBudaya DanKarakter Bangsa oDisiplin oKerja keras oKreatif oDemokratif oRasa Ingin tahu oCinta tanah air oBersahabat oMenghargai prestasi oGemar membaca oPeduli lingkungan oPedulisosial oTanggung jawab



KewirauSahaan/ EkonomiKreatif oBerorientasi tugas danhasil oBerani mengambil resiko oPercaya diri oKeorisinilan oBerorientasike masa depan



GagasanKegiatan Pembelajaran 1.1.1 Melakukan gerakan Lari di tempat 1.1.2 Melakukan lari dengan permainan mengajak teman 1.1.3. Melakuakan lari dengan berteman



Indikator Pencapaian Kompetensi Berlari kedepan Berlari kebelakang Berlari kedepan Berlari kesamping Berlari zigzag



Penilaian Tehnik Tes -Praktek -Tes tulis



Bentuk Instrumen Tes -Ketrampilan -Tugas -Pengamatan - Soal



Contoh Instrumen Lakukan Berlari kedepan Lakukan Berlari kebelakang Lakukan Berlari kedepan Lakukan Berlari kesamping Lakukan Berlari zigzag



Alokasi Waktu 3X35 menit



Buku permainan tradisional Lapangan



(1Xpert)



Mengetahui, Kepala SDN BABAT VII



Babat, 06 Februari 2017 Guru Mata Pelajaran PJOK



SUDJONO, S.Pd NIP. 19590817198112 1 005



MOHAMMAD HERMAWAN, S.Pd. NIP.19771129 200902 1 003 64



Sumber Belajar



Kapur Lakban Meteran Pluit



Lampir an 9. Rencan a Pelaksa naan Pembel ajaran Siklus Satu RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah



: SD Negeri Babat VII



MataPelajaran



: PendidikanJasmani Olahraga danKesehatan



Kelas/Semester



: 4 [Empat]/ 2 [dua]



Pertemuan ke



: pertama [siklus satu]/ 11 Februari 2016



Alokasi Waktu



: 3 x 35 menit [105menit]



StandarKompetensi



: 6. Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.



Kompetensi Dasar



: 6.1 Mempraktikkan kombinasi berbagai pola gerak jalan dan lari dalam permainan sederhana, serta aturan dan kerja sama



A.Indikator:



1. Berlari kedepan 2. Berlari kebelakang 3. Berlari kesamping 4. Berlari zigzag. B.TujuanPembelajaran: 1. Siswa dapat melakukan gerakan lari kedepan 65



2. Siswa dapat melakukan gerakan lari mundur. 3. Siswa dapat melakukan gerakan lri kesamping. Karaktersiswa yang diharapkan : Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif, Rasa Ingin tahu, Cintatanah air, Bersahabat,Menghargaiprestasi, Gemarmembaca,Pedulilingkungan,Peduli sosial, Tanggungjawab



66



C.Materi Ajar (MateriPokok):



1. Berlari kedepan 2. Berlari kebelakang 3. Berlari kesamping D.MetodePembelajaran: 1. Ceramah 2. Bermain 3. Demonstrasi 4. Praktek E.Langkah-langkahPembelajaran Gambar



Lapangan



Lapang an



Kegiatan



Alat



A.Kegiatan Awal: 1.Siswa dibariskan menjadi empat barisan, di pinggirkolam. 2.Berdoa 3.Mengecek kehadiran siswa. 4. Menegur siswa yang belum siap dalam barisan. 5. Apersepsi(tentang pembelajaran gerak dasar lari) 6.Lari pelan menggelilingi lapangan dengan dua kali putaran dan melakukan gerakan pemanasan/stretching statis dinamis. 7. Melakukan gerakan pemanasan dalam bentuk bermain yang berorientasi pada kegiatan inti(Bermain modifikasi berburu ikan didalam Peluit kolam renang). Jam/ Cara bermain: siswa dikumpulkan ditepi stopwatch lapangan, melakukan undian atau dipilih 4 atau 5 anak sebagai pemburuikan dan yang tidak dipilih menjadi ikan. Pemburu berada ditengah-tengah area lapangan,dan yang menjadi ikan kumpul bebas menjauh dari pemburu beradadi tepi kolam. Tugas pemburu adalah menangkap satu temannya yang menjadi ikanuntuk menggantikan menjadi pemburu. Pemburu secara bersama-sama menyebutkankata“pindah”,dan tugas yang menjadi ikan bergerak bebas menuju ketepi lapangan lain.Ketika ikan berpindah tempat dan berusaha menghindar dari tangkapan, tugas pemburu adalah menangkap satu ikan untuk menggantikan posisinya menjadi pemburu. Permainan bisa diulangi



67



Waktu



20 menit



B. Kegiatan Inti: 1.Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi: a. Dibawah pengawasan guru anak secara bebas melakukan pengenalan lapangan b. Anak bergerak bebas dengan tidak ada paksaan untuk melakukan pengenalan linkungan lapangan 2.Elaborasi Dalamkegiatanelaborasi: a. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. b. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan berlari depan, samping, mundur dengan pendekatan bermain. c. Siswa melakukan kegiatan bermain gobak sosdor. Carabermain: peraturannya sebagai berikut : Peluit 1. Tim Satu tim terdiri dari 8 pemain Jam/ 2. Seragam Tiap pemain mengenakan seragam stopwatch olahraga sekolah/kaos olahraga dan bersepatu Bola 3. Permainan Waktu pertandingan akan terdiri dari 2 plastik periode (15 menit x 2), jika tim penyerang dapat melewati tim penjaga maka akan berganti posisi bermain sebaliknya. 4. Permulaan dan akhir suatu periode atau permainan a) Periode pertama dimulai dengan suit , tim yang menang menjadi penyerang terlebih dahulu sedangkan tim yang kalah jaga. b) Permainan berakhir ketika jam permainan pada babak ke 2 sudah berakhir dan atau babak tambahan berakhir. 5. Cara bermain a) Setiap garis dijaga oleh 2 orang. b) Setiap angka mewakili gerak dasar lari jenis apa yang digunakan untuk melewati penjagaan.



68



10 menit



50 menit



. 3.Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi: a.Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa tentang gerak-gerak dasar dalam berlari b.Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan melakukan penyimpulan. C.KegiatanPenutup: Dalamkegiatanpenutup: 1.Siswa dikumpulkan dan dibariskan dipinggir Peluit lapangan,mendengarkan penjelasan dariguru Jam/ tentang materi yang telah dilakukan/diajarkan. stopwatch 2. Memperbaiki dan mengevaluasi tentang kesalahan-kesalahan yang muncul dalam kegiatan inti pembelajaran. 3. Penenangan dalam bentuk bernyanyi bersama. 4. Berdoadan siswa dibubarkan



10 menit



15 menit



F.Mediadan SumberBelajar: 1. Buku Penjasorkes 2. Diktat permainan tradisional 3. Lapangan 4. Meteran Rol 5. Peluit 6. Jam/stopwatch



Babat, 06 Februari 2017 Guru PJOK



MOHAMMAD HERMAWAN, S.Pd. NIP. 19771129 200902 1 003 69



70



Gambar 4. Uji Coba Kelompok Kecil



70



71 Siswa melakukan gerakan gerak dasar lari menyamping kanan dan lari maju ke depan



71



Gambar 5. Uji Coba Kelompok Kecil



Siswa melakukan gerakan gerak dasar lari menyamping kiri dan mundur ke belakang



72



Gambar 6. Uji Coba Lapangan



73



Gambar 7. Uji Coba lapangan



74



Gambar 8. Pengisian Koesioner Siswa



75



Gambar 9. Pengisian Kuesioner Siswa



76