(Puskesmas Plus Mandiangin) Isi Laporan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rahma
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Tujuan nasional bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan



kesejahteraan



umum,



mencerdaskan



kehidupan



bangsan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi serta keadilan sosial, untuk mencapai tujuan nasional tersebut tentu diselenggarakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu, termasuk diantaranya pembangunan kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014,



Pusat



Puskesmas



Kesehatan adalah



menyelenggarakan kesehatan



Masyarakat



fasilitas



upaya



perseorangan



yang selanjutnya



pelayanan



kesehatan tingkat



disebut



kesehatan



masyarakat pertama,



yang



dan



upaya



dengan



lebih



mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.



Pembangunan



kesehatan



yang



diselenggarakan



di



Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu



1|Page



hidup dalam lingkungan sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Puskesmas



mempunyai



tugas



melaksanakan



kebijakan



kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dengan demikian dalam melaksanakan tugas tersebut Puskesmas menyelenggarakan 2 fungsi yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat



(UKM)



tingkat



pertama



dan



Upaya



Kesehatan



Perorangan (UKP) tingkat pertama. Upaya kesehatan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial terdiri dari: 1. Pelayanan promosi kesehatan 2. Pelayanan kesehatan lingkungan 3. Pelayanan kesehatan Ibu, anak, dan Keluarga Berencana 4. Pelayanan Gizi 5. Pelayanan



Pencegahan



dan



Pengendalian



Penyakit



Menular Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang



bersifat



intensifikasi



inovatif



pelayanan,



dan



atau



disesuaikan



bersifat dengan



ekstensifikasi prioritas



dan



masalah



kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1. Rawat jalan 2. Pelayanan gawat darurat 3. Pelayanan satu hari (one day care)



2|Page



4. Home care dan atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan Puskesmas dalam Sistem kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan bagian dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai UPTD dinas kesehatan kabupaten/kota. Oleh sebab itu, Puskesmas melaksanakan



tugas



dinas



kabupaten/kota



yang



dilimpahkan



kepadanya, antara lain kegiatan dalam Stamdar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan kabupaten/kota dan upaya kesehatan yang secara spesifik diburuhkan masyarakat setempat (local specific). Manajemen perencanaan yang ditetapkan sebagai rencana pelaksanaan



kegiatan,



perlu



dilakukan



pengawasan



dan



pengendalian agar target output dari setiap kegiatan dapat dicapai secara optimal. Hal-hal yang menjadi faktor penghambat pencapaian target



output



yang



ditemukan



pada



proses



pengawasan



dan



pengendalian, dapat segera diatasi melalui penyesuaian perencanaan selanjutnya. Selain melalui forum lokakarya mini, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian internal dapat dilaksanakan melalui kegiatan monitoring rutin terhadap upaya yang dilakukan.Hasil pengawasan dan pengendalian akan dinilai di dalam suatu proses penilaian kinerja puskesmas. Upaya



kesehatan



Puskesmas



yang



dilaksanakan



secara



merata dan bermutu sesuai standar, diwujudkan



B. TUJUAN Secara umum laporan ini disusun untuk melihat gambaran situasi dan hasil pencapaian target indikator upaya kesehatan serta permasalahan yang dijumpai selama satu tahun kerja, sehingga dapat dievaluasi hasil yang dicapai dengan target yang ditetapkan serta tersusunnya rencana kerja untuk tahun berikutnya.



3|Page



BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS



A. VISI DAN MISI PUSKESMAS Puskesmas Plus Mandiangin telah menetapkan visi dan misi Puskesmas sebagai berikut: “Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan Berkeadilan” Sedangkan yang menjadi misi Puskesmas yang ingin dicapai adalah: 1. Meningkatkan



derajat



kesehatan



masyarakat



melalui



pemberdayaan masyarakat 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bemutu



B. DATA DASAR Sebagai dasar kebijakan dan pelaksanaan kegiataan Puskesmas diperoleh



membutuhkan dari



kelurahan



data-data maupun



dasar



hasil



yang



dapat



pendataan



oleh



petugas Puskesmas. Berikut data sasaran di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin.



Tabel 2.1 Data Sasaran Penduduk Upaya Kesehatan Puskesmas Plus Mandiangin Sasaran



Jumlah Total



Penduduk



Bayi Balita



Sasaran



Jumlah



14077



Lk



6842



Pr



7236 297 1360



Bulin



291



Bufas



291



Usia Produktif



9575



4|Page



Baduta



573



Lansia



1156



Batita



838



PUS



2753



Apras



531



Bumil



305



2492



Busui



277



Remaja



WUS



15-49 th



4109



imunisas



2941



i



C. KEADAAN GEOGRAFIS Puskesmas Plus Mandiangin terletak di Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, dengan luas wilayah kerja sekitar 4,32 km2 yang telah menjalankan beberapa kegiatan dan terletak pada ketinggian 780-950 m di atas permukaan laut. Puskesmas Plus Mandiangin Koto Selayan dengan wilayah kerja yang terdiri dari 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Puhun Pintu Kabun dengan luasnya sebesar 3,610 km2, dan Kelurahan Puhun Tembok dengan luasnya 0,710 km2. Dengan keadaan daerah yang tidak rata dan berbukit-bukit, yang memiliki iklim pegunungan yang sejuk dengan suhu udara berkisar antara 16,1-24,9ºC, kelembaban udara antara 82,0-90,8% dan tekanan udara 22º-25ºC, serta curah hujan rata-rata 136,4 mm/tahun. Puskesmas Plus Mandiangin memiliki batas wilayah sebagai berikut: Timur



: Panganak



Barat



: Kecamatan Matur Kab. Agam



Utara



: Kecamatan IV Koto Kab. Agam



Selatan



: Tilatang Kamang Kab. Agam



Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin



5|Page



D. KEADAAN DEMOGRAFI Peningkatan



jumlah



penduduk



yang



besar,



penyebaran



penduduk yang tidak merata serta pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak pada peningkatan pelayanan kesehatan dan kondisi kesehatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh data kependudukan sebagai berikut: Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin No



Luas (km2)



Kelurahan



Penduduk Lk



Pr



Jml



1



Puhun pintu kabun



3,61



3404



3594



6998



2



Puhun tembok



0,71



3437



3642



7079



*sumber: Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Dalam Angka (2019)



Dari tabel di atas terlihat jumlah penduduk terbanyak di kelurahan Puhun Tembok. Jika dilihat berdasarkan kepadatan penduduk,



maka



rata-rata



tingkat



kepadatan



penduduk



di



Kelurahan Puhun Pintu Kabun adalah 1907 jiwa/km 2, sedangkan rata-rata tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Puhun Tembok adalah 9808 jiwa/km2 Tabel 2.3



6|Page



Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin Jenis Kelamin



Kelompok Umur Usia belum



Jumlah Total



Lk



pr



1916



1882



3798



4618



4957



9575



307



397



704



produktif (0-14 th) Usia produktif (1564 th) Usia tidak produktif (65+)



E. KETENAGAAN Tersedianya SDM yang bermutu dapat menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat



yang



setinggi-tingginya.



Untuk



itu,



perencanaan



kebutuhan SDM yang mengawali aspek manajemen SDM secara keseluruhan harus disusun sebagai acuan dalam menentukan pengadaan



yang



meliputi



pendidikan



dan



pelatihan



SDM,



pendayagunaan SDM, termasuk peningkatan kesejahteraannya, dan pembinaan serta pengawasan mutu SDM. Berikut pola analisis jabatan di Puskesmas Plus Mandiangin pada kondisi 25 November 2019. Tabel 2.4 Sumber Daya Tenaga Kesehatan Puskesmas Plus Mandiangin Berdasarkan Struktur Organisasi No



Ketenagaan



Jumlah



1



Dokter umum



1



2



Dokter gigi



1



3



Sarjana kesmas



2



4



perawat



9



5



Bidan



4 7|Page



6



Perawat gigi



1



7



Rekam medis



0



8



gizi



1



9



apoteker



1



10



Asisten apoteker



1



11



Tata usaha



1



12



kesling



1



13



Cleaning service



2



14



Satpam



1



15



Sopir



1



F. SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS Puskesmas dan jaringannya merupakan sarana penyelennggara pelayanan kesehatan dasar dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah ketersediaanya, maka



semakin



memermudah



masyarakat



dalam



menjangkau



pelayanan kesehatan. Sementara itu rumah bersalin, klinik, prakik dokter/dokter gigi, bidan, dan apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan swasta yang juga memberikan pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat. Tabel 2.5 Sarana Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin No



Jenis Sarana Kesehatan



Jumlah



1



Rumah sakit



0



2



Rumah sakit bersalin



0



3



Poliklinik



0



4



Puskesmas



1



5



Pustu



4



8|Page



6



Apotek



5



7



Klinik/Balai Kesehatan



0



8



Posyandu



14



9



Poskeskel



2



Untuk menunjang pelayanan



kesehatan, Puskesmas Plus Mandiangin



didukung oleh prasarana yang kurang memadai dari segi kuantitas. Sehingga diperlukan upaya pengadaan pada tahun mendatang. Tabel 2.6 Kondisi Prasarana Puskesmas Plus Mandiangin No



Jenis Prasarana



Kondisi baik



1



2



Rusak



Rusak



Rusak



ringan



sedang



berat



Sistem sanitasi 



Air bersih







IPAL







TPS







Incinerator







Sistem kelistrikan  



3



4



PLN



Sistem Komunikasi 



Telepon







Wi-fi







Sistem Transportasi 



Ambulans







Motor







9|Page



Puskesmas sebagai ujung tombak upaya kesehatan masyarakat didukung oleh ketersediaan sumber daya berbasis masyarakat, seperti terlihat pada tabel berikut



Tabel 2.7 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin No



Jenis Sarana



Jumlah



1



Posyandu balita



14



2



Posyandu lansia



5



3



Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)



4



4



Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)



2



5



Pustu (Puskesmas Pembantu) 



Panganak







Pabidikan







Kuriman







Pintu kabun



4



Selain data sarana dan prasarana, Puskesmas Plus Mandiangin juga melibatkan



sarana pendidikan



sebagai



bagian



dari kegiatan



upaya



kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan, berikut data sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin



10 | P a g e



Tabel 2.8 Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin SMP/ No



1



Kelurahan



TK



SMA/



SD/MI MTs



MA/SMK



PT



Jml



Puhun Pintu



5



6



2



1



1



15



4



0



0



2



0



6



Kabun 2



Puhun Tembok



G. KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin dengan strata dn rasial yang relatif homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan sendirinya menjadi potensi dan kekuatan dalam pembangunan termasuk kesehatan. Dari segi kepercayaan, mayoritas kepercayaan penduduk adalah islam dengan komposisi 97% islam, 0.18% katolik, 0.18% protestan, 0.1% budha, 0% hindu, dan 0.007% kepercayaan lainnya. Dari segi kebudayaan, tersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat pendidikan kanak-kanak dasar sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin menyebabkan



semakin



banyak



penduduk



yang



mengenyam



pendidikan, dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai dampak pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh penduduk setempat, masih dipakai sebagian besar penduduk dan 11 | P a g e



merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila caranya diketahui. Pendekatan kultural yang sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama peran serta masyarakat



H. STRUKTUR ORGANISASI Semua



posisi



tenaga



kesehatan



terangkum



dalam



struktur



organisasi yang telah dibuat berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014, dimana susunannya adalah sebagai berikut: 



Kepala Puskesmas







Kasubag tata usaha







Penanggung



jawab



UKM



dan



Keperawatan



Kesehatan



Masyarakat 



Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan Laboratorium







Penanggung



jawab



jaringan



pelayanan



Puskesmas



dan



jejaring fasiltas pelayanan kesehatan



12 | P a g e



BAB III PENCAPAIAN PROGRAM



A. PROMOSI KESEHATAN Sebagai pembangun pilar utama Visi Indonesia Sehat yang mandiri dan berkeadilanyaitu pilar Perilaku Sehat,



Promosi



Kesehatan menjadi program unggulan atau primadona program kesehatan. Kegiatan Promkes di Puskesmas identik dengan kegiatan penyuluhan, namun lingkup kegiatan Promkes di Puskesmas sesungguhnya



sangat



luas.



Selain



memberikan



pendidikan



kesehatan untuk merubah perilaku masyarakat melalui upayaupaya penyuluhan, Promkes juga mencakup kegiatan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. TABEL 3.1 10 INDIKATOR PHBS DI PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN JML RT YANG NO



INDIKATOR PHBS



SASARAN DIBINA



1



LINNAKES



1545



812



2



ASI Ekslusif



380



359



3



Menimbang Bayi Dan Balita



1545



807



4



Tidak Merokok



3520



2986



5



Mencuci



3520



3396



Tangan



Dengan



Air



Mengalir Dan Sabun 6



RT Menggunakan Air Bersih



3520



3396



7



RT Menggunakan Jamban Sehat



3520



3396



8



Menguras Jentik Setiap Minggu



3520



3396



9



Melakukan Aktivitas Fisik



3520



3396



10



Konsumsi Sayur Dan Buah



3520



3396



13 | P a g e



B. KESEHATAN LINGKUNGAN Tabel berikut adalah data sarana kesehatan lingkungan dalam wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin yang secara umum sudah memadai. TABEL 3.2 DATA SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO 1



DATA SARANA Rumah Permanen



2



4



251



Kayu



204



Jamban Keluarga



85



Bukan Leher Angsa



572



SPAL Tertutup



460



Terbuka



1982



Sarana Air Bersih SGL



167



SPT



288



PMA



0 2030



Pengolahan Sampah Dibuatkan Lubang Dibakar Dibuang Ke TPS/TPA



6



1785



Leher Angsa Non St



PDAM 5



1987



Semi Permanen



Leher Angsa Dengan St



3



JUMLAH



18 322 2102



TPM Rumah Makan



6



Industri RT Makanan



0



14 | P a g e



Warung Kopi



14



Tempat Makanan Jajanan 7



0



TTU Puskesmas



1



Sekolah



13



Masjid/Mushalla



7



Salon



5



8



Tempat Penjualan Air Isi Ulang



9



TP2 Pestisida



16 0



TABEL 3.3 CAKUPAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO



INDIKATOR



SASARAN



TARGET



CAKUPAN



%



ABS



ABS



%



1



RUMAH SEHAT



2442



75



1832



446



18,3



2



SARANA AIR BERSIH



3021



80



2417



446



14,8



3



JAMBAN SEHAT



2442



75



1832



446



18,3



4



SARANA PEMBUANGAN 2442



80



1954



446



18,3



AIR LIMBAH 5



PENGAWASAN TTU



34



75



26



31



91,2



6



PENGAWASAN TPM



79



75



60



79



100



C. KIA-KB Cakupan pelayanan KIA Ibu yang didasarkan lima indikator yaitu K1, K4, Deteksi Resti, Linnakes dan Neonatus (Neo)



memberikan



gambaran tingkat aksesibilitas bumil terhadap pelayanan antenatal, tingkat perlindungan dan kemampuan manajemen program serta perkiraan besarnya masalah program yang akan ditindaklanjuti dengan intervensi secara intensif. Tabel berikut adalah cakupan pelayanan KIA ibu Puskesmas Plus Mandiangin bulan Januari – September tahun 2019.



15 | P a g e



TABEL 3.4 CAKUPAN PROGRAM KIA IBU PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO



KEGIATAN



SATUAN



SASARAN



TARGET



CAKUPAN



%



ABS



ABS



%



1



K1



Bumil



307



100



307



207



67,4



2



K4



Bumil



307



95



292



202



69,1



3



Deteksi Resti Bumil



307



100



307



49



15,9



Bumil



307



100



307



43



14



Oleh Nakes 4



Deteksi Resti Oleh Masyarakat



5



Neonatus



Bayi



279



100



279



171



61,2



6



Linnakes



Bulin



293



100



293



199



67,9



7



KF1



Bufas



293



100



293



188



64,1



8



KF2



Bufas



293



100



293



188



64,1



9



KF3



Bufas



293



100



293



175



59,7



16 | P a g e



GRAFIK 3.1 GRAFIK KUNJUNGAN K1 & K4



GRAFIK KUNJUNGAN K1 - K4 PUSK-PLUS MANDIANGIN JAN-SEP 2019 30 25 24 25



25



25



25



24



24



23 24



24



20



21



22



23 19



20



23



20 18



15



K4 K1



10 5 0 JAN



FEB



MAR



APR



MEI



JUNI



JULI



AUG



SEP



Pelayanan kesehatan anak dilaksanakan melalui program KIA Anak. Tabel berikut adalah cakupan kegiatan program KIA Anak di Puskesmas Plus Mandiangin pada bulan Januari – Agustus tahun 2019



TABEL 3.5 CAKUPAN PROGRAM KIA ANAK PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO 1 2 3 4 5 6 7



KEGIATAN



SATUAN



SASARAN



KN1 KN2 KN Lengkap Neo-Komp Ditangani Kunjungan Bayi BBLR Ditangani IMD



Bayi Bayi Bayi Neo Resti Bayi Bayi Bayi



279 279 279 279 279 279 279



TARGET % ABS 100 279 100 279 100 279 100 279 95 265 279 100 279



CAKUPAN ABS % 183 65,5 183 65,5 138 49,4 43 15,4 93 35 0 0 113 40,5



GRAFIK 3.2 KUNJUNGAN NEONATAL PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN



17 | P a g e



GRAFIK KUNJUNGAN NEONATAL PUSK-PLUS MANDIANGIN JAN-AUG 2019 30 25 23



24



24



24



22



22



22



22 KN1 KN LENGKAP



20 20



20



20



15



20



20



16



10



11



11



JUN



JUL



5 0 JAN



FEB



MAR



APR



MEI



AUG



TABEL 3.6 CAKUPAN PROGRAM KB AKTIF PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN N o



Pddk



PUS



IUD



MOP



MOW



Implant



Suntik



PIL



Kondo m



Jumlah



Puhun Pintu Kabun



6998



1324



180



1



5



75



167



55



20



503



2



Puhun Tembok



7079



1323



185



0



4



55



168



60



30



502



3



Puskesma s



14077



2647



365



1



9



130



335



11 5



50



1005



1



Kelurahan



D. PENINGKATAN GIZI Program Gizi di Puskesmas menyelenggarakan upaya perbaikan gizi masyarakat



melalui



berbagai kegiatan, dengan menitikberatkan pada



sasaran yang mudah terserang rawan gizi hamil



dan



ibu



nifas,dan



anak



yaitu bayi, anak balita, ibu



sekolah.



Kegiatan-kegiatan



yang



dilaksanakan program gizi antara lain adalah: 1. Distribusi Vitamin A Sasaran kegiatan ini adalah balita dan ibu nifas. Pendistribusian Vitamin A pada balita dilaksanakan 2 kali setahun yaitu setiap Februari



18 | P a g e



dan Agustus. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan Vitamin A pada balita yang hingga saat ini masih menjadi masalah gizi utama pada balita. Sedangkan pemberian Vitamin A pada ibu nifas diperlukan untuk mengembalikan kesehatan pasca melahirkan. a. Vitamin A Balita Kapsul Vitamin A untuk balita terdiri dari 2 jenis yaitu kapsul biru 100.000 IU) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul merah (200.000 IU)



untuk anak balita berusia lebih dari 1 tahun.Target kegiatan



ini adalah 85% dari semua bayi dan anak balita mendapat vitamin A. b. Vitamin A Bufas Vitamin A bufas terdiri dari 2 kapsul, 1 kapsul diberikan setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi hari berikutnya paling lama 28 hari setelah pemberian pertama. TABEL 3.7 CAKUPAN DISTRIBUSI VITAMIN A PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN N O 1 2 3 4



KEGIATAN Februari 2019 Bayi (6-11 Bulan) Balita (11-59 Bulan) Agustus 2019 Bayi (6-11 Bulan) Balita (11-59 Bulan) Tahunan 2019 Bayi (6-11 Bulan) Balita (11-59 Bulan) Vitamin A Bufas



SATUAN



SASARAN



TARGET % ABS



CAKUPAN ABS %



Bayi Anak



85 677



90 90



77 609



69 650



81,1 96



Bayi Anak



59 653



90 90



53 587



59 610



100 93,4



Bayi Anak Bufas



157 653 291



90 90 90



141 587 262



128 610 185



81,5 93,4 63,5



2. Distribusi Tablet Fe Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil dan ibu nifas baik yang berkunjung ke Puskesmas atau Posyandu. Bumil mendapatkan tablet Fe minimal 3 kali selama kehamilan dan satu kali setelah melahirkan. Target cakupan Fe 1 dan Fe 3 adalah 90% TABEL 3.8 DISTRIBUSI TABLET FE PADA IBU HAMIL PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO



KEGIATAN



SATUAN



SASARAN



TARGET %



ABS



CAKUPAN ABS



19 | P a g e



%



1



TAB FE 1



BUMIL



284



98



255



211



74,2



2



TAB FE 3



BUMIL



284



98



255



207



72,8



3. Penimbangan Bulanan Posyandu Kegiatan penimbangan rutin dilaksanakan di 63 posyandu yang tersebar di 10 kelurahan dengan frekuensi kegiatan 1 kali sebulan. Target D/S yang harus dicapai adalah 85% dan N/D 85%. TABEL 3.9 CAKUPAN PENIMBANGAN BULANAN BALITA POSYANDU PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN N O 1 2



KEGIATAN D/S N/D



SATUAN



SASARAN



BALITA BALITA



1366 1366



TARGET % ABS



CAKUPAN ABS %



80 76



653 1086



1161 1161



47,8 79,5



4. Balita Bawah Garis Merah Balita bawah garis merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Temuan balita BGM pada wilayah kerja puskesmas yaitu hanya 5% dari total seluruh balita yang ditimbang. TABEL 3.10 INDIKATOR PROGRAM GIZI PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO



INDIKATOR



TARGET (% )



PENCAPAIAN (%)



KESENJANGAN (%)



1



Pemberian Vit A Pada Bayi 6-11 Bulan



90



81,5



-8,5



2



Pemberian Vit A Pada Balita 6-11 Bulan



90



93,4



+3,4



3



Pemberian Vit A Pada Bufas



90



63,5



-26,5



4



Pemberian Tablet Fe 1 Pada Bumil



98



74,2



-23,8



20 | P a g e



5



Pemberian Tablet Fe 3 Pada Bumil



98



72,8



-25,2



6



Balita Ditimbang (D/S)



85



47,8



-37,2



7



Balita Naik Berat Badan (N/D)



76



79,5



+3,5



8



Balita Bawah Garis Merah (BGM)



5 tahun sebesar 80 kasus, disusul usia 1-4 tahun dengan 15 kasus. Dari 2 kelurahan, kasus diare terbanyak



22 | P a g e



terdapat pada Kelurahan Puhun Pintu Kabun. Penatalaksanaan kasus diare adalah dengan pemberian oralit dan zinc. GRAFIK 3.4 DITRIBUSI KASUS DIARE MENURUT KELURAHAN



GRAFIK P2 DIARE PUSK-PLUS MANDIANGIN



JUMLAH PENDERITA



18 16 16



14



14



12



11



12



10



9



1011 8 65



8



4 1



2 0 JAN



FEB



10 11



9



9



9



MAR



1



1



APR



MEI



10



7 8



3



2



PINTU KABUN TEMBOK PUSKESMAS



10



JUN



2



2



JUL



AUG



4 3



SEP



BULAN



4. P2 IMUNISASI Pelayanan imunisasi di Puskesmas Andalas terdiri dari kegiatan Imunisasi rutin dan tambahan. Vaksin yang diberikan pada imunisasi rutin bayi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan Campak.anak SD DT, Td dan Campak, sedangkan untuk WUS vaksin TT. TABEL 3.13 CAKUPAN IMUNISASI BAYI, WUS, ANAK SEKOLAH PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN   NO



KEGIATAN



Satuan



Sasaran Populasi



1 Imunisasi Bayi



Target



 



%



Absolu t



 



 



Kumulatif



%



Cakupan



Cakupan



95



48,3



 



HB 0-7 hari



Bayi



296



95



281



170



57,4



 



BCG



Bayi



296



95



281



179



60,4



 



DPT -HB 1



Bayi



296



95



281



153



52



23 | P a g e



 



DPT-HB 2



Bayi



296



95



281



131



44,2



 



DPT-HB 3



Bayi



296



93



275



120



40,5



 



Polio 1



Bayi



296



95



281



172



58,1



 



Polio 2



Bayi



296



95



281



156



53



 



Polio 3



Bayi



296



95



281



136



46



 



Polio 4



Bayi



296



93



275



104



35,1



 



Campak



Bayi



296



93



275



106



36



2 Imunisasi WUS



80



4



 



TT 1



WUS



2941



80



2353



41



1,4



 



TT 2



WUS



2941



80



2353



33



1,1



 



TT 3



WUS



2941



80



2353



24



0,8



 



TT 4



WUS



2941



80



2353



24



0,8



 



TT 5



WUS



2941



80



2353



13



0,4



 



TT 2 +



WUS



2941



80



2353



57



19



 



95 



 



 



42 



3 BIAS  



Kelas I



SISWA



188



95



 179



75



40



 



Kelas 2



SISWA



 173



 95



 164



 76



 44



5. P2 ISPA Kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) atau ILI (InfluenzaLike Illness) di Puskesmas Plus Mandiangin menempati urutan pertama 10 penyakit terbanyak pada tahun 2019. Tercatat sebanyak 628 kunjungan dengan kasus ISPA, dan lebih banyak terjadi pada perempuan. GRAFIK 3.5 DISTRIBUSI KASUS ISPA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN



24 | P a g e



400 362 350 300 266 250 LK PR



200 150 100 50 0 KASUS ISPA



6. P2 TB Kasus TB pada tahun 2019 berjumlah 4 kasus, dengan jumlah kematian pasien sebanyak 1 orang. Distribusi kasus TB dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 3.14 DISTRIBUSI KASUS TB PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO 1 2 3



KASUS TB PARU BTA (+) TB SELAIN PARU TB PARU KLINIS



LK 2 0 0



PR 2 0 0



TOTAL 4 0 0



7. P2 FILARIASIS Selama periode 2019, tidak terdapat kunjungan pasien dan temuan kasus penyakit filariasis di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin.



25 | P a g e



8. P2 MALARIA Selama periode 2019, tidak terdapat kunjungan pasien dan temuan kasus penyakit malaria di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin. 9. P2 HIV GRAFIK 3.6 JUMLAH KUNJUNGAN KONSELING HIV PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN



JUMLAH KUNJUNGAN KONSELING HIV PUSK-PLUS MANDIANGIN 14 12 11 11 12 10 10 8 7 8 7 6 5 6 4 4 2 0 JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEP OKT



JUMLAH YANG BERKUNJUNG



Puskesmas Plus Mandiangin memiliki pelayanan konseling HIV. berdasarkan grafik di atas, jumlah pasien konseling HIV tertinggi yaitu pada bulan Juli dengan jumlah sebanyak 12 orang, dan kunjungan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus sebanyak 4 orang.



10.



SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR Penyakit tidak menular merupakan suatu penyakit yang saat



ini semakin meningkat kasusnya yang sangat perlu dikendalikan dalam pelayanan kesehatan.



TABEL 3.15 PENYAKIT TERBANYAK PTM PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN NO



PENYAKIT



JUMLAH



26 | P a g e



1



Obesitas



474



2



Hipertensi



426



3



Diabetes Mellitus



146



4



Penyakit Jantung Koroner



45



5



Stroke



42



6



Asma Bronchiale



35



7



PPOK



4



TABEL 3.16 PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM PUSKESMAS PLUS MANDIANGIN Golongan Umur



Faktor No



Tipe



Pengukuran Risiko TB & BB (IMT)



Obesitas



20-



44-



44



54



85% ibu hamil dan menyusui memanfaatka n Posyandu



Biaya operasional posyandu, biaya kader aktif



ATK, timbangan



Bidan, kader posyandu



Target terpenuhi



APBD



Ibu hamil dan menyusui di wilayah kerja Puskesmas



>85% ibu hamil dan menyusui terdata oleh kader



Transportasi kader, pengadaan alat dan bahan



ATK



Kader aktif



Target terpenuhi



50 | P a g e



APBD



Optimalisasi konseling ASI eksklusif oleh tenaga kesehatan



Memberi informasi secara lebih intensif kepada ibu tentang ASI eksklusif



Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas



100% bumil di wilayah kerja tahu dan terampil dalam memberikan ASI eksklusif



Biaya pelatihan konseling ASI eksklusif bagi tenaga kesehatan



buku panduan mengenai ASI eksklusif



Dokter, bidan



Target terpenuhi



51 | P a g e



APBD



Upaya Kunjung an K1 pada Ibu Hamil



Jenis



Tujuan



Sasaran



Target



Rincian Dana



Alat



Tenaga



Indikator



Sumber biaya



Mengetahui jumlah ibu Optimalisasi hamil baik pendataan risiko ibu hamil di rendah, wilayah risiko tinggi, kerja dan sangat tinggi



Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas



100% ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas terdata



Pengadaan alat bahan, transportasi kader



ATK



Kader aktif



Target terpenuhi



APBD



Mengadaka n penyuluhan mengenai pentingnya kunjungan K1



Memberikan informasi mengenai pentingnya kunjungan K1



Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas



100% ibu hamil paham mengenai pentingnya kunjungan K1



Transportasi, snack, biaya pemateri



Laptop, proyektor, sound system



Dokter, bidan



Target terpenuhi



APBD



Memberikan pelayanan K1 bagi ibu hamil



Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas



Dokter, bidan



Target terpenuhi



Dilakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak mampu/ tidak dapat datang ke



100% ibu hamil mendapatkan pelayanan K1 oleh Tenaga kesehatan Puskesmas



Transportasi bidan



Tensimeter Timbangan Alat suntik Tablet fe



52 | P a g e



APBD



fasilitas kesehatan Memberikan pengetahua Optimalisasi n bagi kader kader mengenai pendamping pentingnya ibu hamil kunjungan K1



Kader pendampin g ibu hamil



100% kader pendamping ibu hamil paham mengenai pentignya kunjungan K1



Snack, transportasi kader



Laptop, proyektor, sound system



Dokter, bidan



Target terpenuhi



53 | P a g e



APBD



Upaya



Inisiasi Menyus ui Dini (IMD)



Jenis



Tujuan



Sasaran



Target



Mengadaka n penyuluhan mengenai pentingnya insisasi menyusui dini (IMD)



Memberikan informasi mengenai pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD)



Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas



100% ibu hamil paham mengenai pentingnya IMD



Mengadaka n pelatihan kader/duku n beranak mengenai IMD



Memberikan pengetahua n tentang pentingnya dilakukan IMD



Kader/duk un beranak di wilayah kerja Puskesmas



100% kader/dukun beranak



Optimalisasi tenaga kesehatan mengenai pentingnya IMD



Memberikan penekanan pada tenaga kesehatan tentang pentingnya IMD



Tenaga kesehatan di Puskesmas



100% tenaga kesehatan melaksanakan IMD pada ibu dan bayi sesaat setelah melahirkan



Rincian Dana



Alat



Tenaga



Indikator



Sumber biaya



Transportasi, snack, biaya pemateri



Laptop, proyektor, sound system



Dokter, bidan



Target terpenuhi



APBD



Transportasi kader, snack



Laptop, proyektor, sound system



Dokter, bidan



Target terpenuhi



APBD



Pengampu program KIA-KB



Target terpenuhi



APBD



-



-



54 | P a g e



BAB V PROMOTIF DAN PREVENTIF 5.1 Rapid Survey A. Latar belakang Metode memainkan



Survei



Cepat



(Rapid



Survey



Method)



peran yang sangat besar pada



saat



ini



Ilmu Kesehatan



Masyarakat, khususnya Epidemiologi. Survei cepat adalah suatu metode survei yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang suatu masalah dari sebagian populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tertentu dalam jangka waktu yang relatif pendek dengan biaya murah dan hasil yang optimal. Survei biasa digunakan



untuk



mengevaluasi



berbagai



program



kesehatan



(Depkes,1998) maupun menginvestigasi berbagai status kesehatan dan penyakit yang aktual di masyarakat (Frerichs& Shaheen,2001). Survei cepat merupakan salah satu bentuk survei alternatif yang banyak digunakan karena timbulnya pertanyaan mendasar di lapangan yang perlu jawaban segera namun tetap mempunyai validitas yang tinggi. Dari data rapid survey,dapat diperoleh masalah



kesehatan



yang



ada



pada



masyarakat



dan



apa



penyebabnya. Hal tersebut dapat mempermudah untuk melakukan promosi kesehatan yang sesuai dengan masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Sehingga promosi yang dilakukan tepat guna dan tepat sasaran.



55 | P a g e



Promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah



perilaku



meningkatkan



individu,



status



organisasi



kesehatan



dan



individu



dan



sosial



untuk



masyarakat.



(Keleher,et.al,2007). Promosi kesehatan memberikan pencegahan primer



(primary



memberikan



prevention)



penyuluhan



terhadap



atau



penyakit



pendidikan



dengan



cara



kesehatan



agar



individuatau sasaran lebih memiliki pemahaman terhadap konsep yang



disampaikan



lewat



program



kerja



Puskesmas.Kinerja



Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan sangat diharapkan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas sebagai kesatuan organisasi kesehatan fungsional merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan masyarakat



secara menyeluruh dan terpadu kepada



dalam bentuk program-program pelayanan serta



membina masyarakat di wilayah kerjanya (Warni, 2009). Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, salah satu indikatornya bisa dilihat dari rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar langsung dari payudara seorang ibu untuk bayi. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, praktis, murah, dan bersih karena langsung diminum dari payudara ibu.



56 | P a g e



ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya. Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim pencernaan, hormon, dan protein. Pemberian ASI perlu karena memberikan beberapa manfaat pada bayi antara lain, dapat memberikan kehidupan yang baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan bayi, mengandung antibodi yang melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit, mengandung komposisi yang tepat karena kandungan ASI diciptakan sesuai dengan kebutuhan bayi, meningkatkan kecerdasan bayi, terhindar dari alergi yang biasanya timbul karena konsumsi susu formula, bayi merasakan kasih sayang ibu secara langsung saat proses menyusui, dan ketika beranjak dewasa akan mengurangi resiko untuk terkena hipertensi, kolesterol, overweight, obesitas, dan diabetes tipe 2. Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif akan lebih rentan terkena penyakit kronis, seperti jantung, hipetensi, dan diabetes setelah ia dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (Yusrina, Shrimarti, 2016). Proses pemberian ASI tanpa makanan tambahan makanan lain pada bayi berumur 0-6 bulan disebut ASI eksklusif. ASI eksklusif yang dimaksud yaitu bayi tidak diberikan apapun, kecuali makanan yang langsung dikonsumsi oleh ibu yaitu ASI. World Health Organization



(WHO) dan



United Nation Children Fund



(UNICEF) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan pertama dalam kehidupan seorang bayi dan dilanjutkan dengan makanan pendamping yang



57 | P a g e



tetap sampai usia 2 tahun dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak (Yusrina, Shrimarti, 2016). Berdasarkan hasil dari RISKESDAS target capaian ASI eksklusif di Indonesia adalah 100% dan capaian ASI eksklusif Indonesia pada tahun 2018 hanya 74,5% (Riskesdas, 2018). Fenomena tersebut juga terjadi di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin pada tahun 2019. Masih kurangnya cakupan persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif dengan capaian 54,5% dari target 80%. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan



penelitian



mengenaigambaran



penyebab



terjadinya



kurangnya cakupan persentase bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Plus Mandiangin pada tahun 2019. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya cakupan persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Plus Mandiangin pada tahun 2019? 2) Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah yang dirumuskan?



58 | P a g e



C. Tujuan Survei Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor penyebab kurangnya cakupan persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Plus Mandiangin pada tahun 2019 dengan capaian 54,5% dari target 80%. 2) Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua bayi di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin tentang ASI eksklusif. b. Memberikan alternatif pemecahan masalah untuk bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin. D. Manfaat Penelitian 1) Bagi Puskesmas Plus Mandiangin Hasil



penelitian



ini



dapat



memberikan



gambaran



tentang faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin. 2) Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan.



59 | P a g e



E. Ruang Lingkup Survei Penelitian ini dilakukan pada orang tua yang memiliki bayi usia 7-23 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin dengan memberikan kuisoner sebanyak 28 pertanyaan ke 92 responden. F. Pelaksanaan Survei a. Sasaran Survei Sasaran survey cepat adalah orang tua yang memiliki bayi usia



7-23



bulan



di



wilayah



kerja



Puskesmas



Plus



Mandianginyang terdapat di kelurahan Puhun Pintu Kabun dan kelurahan Puhun Tembok. Instrumen yang digunakan dalam survey cepat adalah kuisoner tentang pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua bayi yang memiliki bayi usia 7-23 bulan. b. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan pada rapid survey ini menggunakan



teknik



random



sampling,



dimana



peneliti



mengambil sampel sebanyak 98 orang. Pengambilan sampling dilakukan dengan mengunjungi rumah orang tua yang memiliki bayi



usia



7-23



bulan



di



wilayah



kerja



Puskesmas



Plus



Mandiangin. c. Definisi Operasional a) Pengetahuan



60 | P a g e



Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui seseorang



melalui



pengalaman,



latihan



atau



proses



belajar. Pengukuran variabel pengetahuan responden tentang ASI eksklusif berdasarkan pada skala ordinal dari 12 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar (5) dan jawaban yang salah diberi skor (1). Jumlah skor maksimal adalah 100, kemudian skor diakumulasikan menjadi 2 kategori, yaitu : 1. Tinggi



: 85-100



2. Rendah



: 40 tahun 4. Pendidikanformal terakhir : a. Tidaksekolahatautidaktamat SD b. SD / sederajat c. SLTP / sederajat d. SLTA / sederajat e. Akademik / perguruantinggi 5. Penghasilanperbulan: a. < Rp.650.000 b. >Rp 650.000 6. Berapajumlahanak yang berumur 7-23bulan ? a. 0 c.2 b. 1 d. >2 PENGETAHUAN



1. Apakah pengertian ASI eksklusif menurut Ibu ? a. Pemberian ASI + susu kaleng dari umur 0-6 bulan b. Pemberian ASI saja dari umur 0-6 bulan c. Tidak tahu 2. Apa kepentingan pemberian ASI Eksklusif bagi bayi? a. Memberi nutrisi b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak c. Tidak tahu 3. Darimana Ibu tahu tentang ASI eksklusif ? a. Tenaga kesehatan b. Tetangga c. Tahu sendiri 4. Menurut Ibu apakah ASI dapat melindungi bayi dari suatu penyakit ? a. Ya b. Tidak ( Bila jawabanTIDAK, langsung ke pertanyaan no.6)



5. Bila jawaban no. 4 ya, apakah alasannya ? a. Terdapat zat antibodi pada ASI b. Bayi tidak mengalami kekurangan gizi c. Tidak tahu



6. Bila jawaban tidak, apakah alasannya ? a. ASI tidak mengandung apa-apa b. ASI hanya asupan biasa c. Tidak tahu 7. Menurut Ibu apakah ASI dapat diganti dengan makanan lain Pengganti ASI (PASI)? a. Ya b. Tidak



86 | P a g e



( Bila jawaban TIDAK, langsung kepertanyaan no.11 )



8. Bila jawaban no. 7 ya, dengan apa ASI dapat diganti ?



a. Susu formula b. Teh c. Tidak tahu 9. Menurut Ibu kapan sebaiknya PASI mulai diberikan pada bayi ? a. Saat bayi berumur 6 bulan b. Sesegara mungkin c. Tidak tahu 10. Menurut Ibu apakah keuntungan memberikan ASI eksklusif ? a. Bayi menjadi lebih sehat dibanding bayi yang diberikan susu kaleng b. Lebih mendekatkan hubungan ibu dan anak c. Tidak tahu 11. Menurut ibu apakah nama air susu yang pertama kali keluar setelah melahirkan? a. ASI masa peralihan b. Kolostrum c. ASI mature 12. Menurut ibu, apa manfaat dari air susu yang pertama kali keluar tersebut? a. Membuat bayi cepat kenyang b. Mengandung zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh c. Tidak tahu SIKAP 1. Apakah Ibu setuju bila setiap bayi berhak menerima ASI eksklusif ? a. Iya b. Tidak 2. Apakah Ibu setuju bahwa dalam pemberian ASI diperlukan keahlian atau latihan khusus ? a. Setuju b. Tidak ( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. 4 ) 3. Bila jawaban no. 2 setuju, apakah alasannya ? a. Produksi asi lebih lancar b. Posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi saat menyusui c. Tidak tahu 4. Bila jawaban tidak, apakah alasannya ? a. Sudah terjadi secara alamiah b. Tahu dari tetangga c. Sudah diajari turun temurun 5. Apakah Ibu setuju dengan anjuran pemerintah,menyusui bayi sampai berumur 2 tahun ? a. Setuju b. Tidak ( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. 7 ) 6. Bila jawaban no. 5 setuju, apakah alasannya ? a. Bermanfaat bagi bayi b. Tanggung jawab seorang ibu c. Tidak tahu 7. Apakah Ibu melihat ada perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan di antara bayi yang diberi ASI dan yang tidak ? a. Ya 87 | P a g e



b. Tidak 8. Apakah Ibu melihat ada perbedaan dalam daya tahan tubuh di antara bayi yang diberi ASI dan yang tidak ? a. Tidak, keduanya sama saja b. Ya, bayi yang diberikan ASI lebih sehat c. Ya, bayi yang tidak diberikan ASI lebih sehat PERILAKU 1. Apakah Ibu hanya memberikan ASI saja atau ditambah dengan susu formula ? a. ASI saja b. Asi + susu botol/susu formula c. Susu botol/ susu formula saja 2. Apakah Ibu pernah gagal dalam menyusui (ASI tidak keluar/sedikit, sakit sewaktu menyusui, tidak sempat memberikan ASI dan diganti dengan susu formula)? a. Ya b. Tidak 3. Apakah ibu pernah gagal dalam memberikan ASI? a. Produksi ASI yang sedikit dan tidak ada sama sekali b. Gaya hidup c. Dan lain-lain 4. Apakah semua anak Ibu diberi ASI ? a. Ya b. Tidak 5. Bila Ibu bekerja, bagaimana cara ibu memberi ASI ? a. ASI disimpan di lemari es b. Ganti dengan susu kaleng c. Tidak diberikan ASI 6. Apakah Ibu akan memberikan ASI eksklusif ? a. Ya b. Tidak 7. Kapan Ibu mulai memberikan ASI pada bayi ? a. Segera setelah dilahirkan b. 1 hari setelah dilahirkan c. Tidak memberikan ASI 8. Apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar pada bayi? Kenapa ? a. Ya, karena b. Tidak, karena



88 | P a g e



Lampiran 3. Silabus Promosi Kesehatan SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI EKSKLUSIF 1. KEGIATAN Penyampaian materi dengan metode ceramah dan tanya jawab 2. TEMA Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi 3. SASARAN Ibu hamil di Kelurahan Puhun Pintu Kabun dan Kelurahan Puhun Tembok. Adapun jumlah ibu hamil di kelurahan tersebut adalah 306 orang. 4. TUJUAN a.



Umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang pentingya ASI eksklusif, diharapkan ibu hamil Puhun Pintu Kabun dan Puhun mengetahui tentang pentingnya ASI eksklusif



b. Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan pentingya ASI eksklusif, diharapkan dapat: 



Mengetahui pengertian ASI Eksklusif







Mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif untuk Bayi







Mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif untuk Ibu







Mengetahui nutrisi yang terdapat di dalam ASI



5. SDM Penanggung jawab kegiatan : Pemegang Program KIA, dibantu oleh Nabilah Aulia Fitri, Rahmat Dwi Putra Perkasa, Tasha Octaricha. 6. ALAT BANTU Alat bantu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah a.



Laptop



89 | P a g e



b. Proyektor c.



Meja



d. Kursi e.



Sound system



f.



Pointer



g.



Leaflet



7. TEMPAT Kegiatan ini akan dilaksanakan di Ruang Pertemuan Puskesmas Plus Mandiangin 8. EVALUASI Evaluasi dilakukan dengan metode tanya jawab langsung dengan peserta, dan dianggap berhasil apabila peserta mampu menjawab dan tahu mengenai materi yang telah disampaikan 9. Proses Kegiatan Penyuluhan



No 1



Kegiatan



Waktu



Pendahuluan: - Memberikan



salam



pembuka



dan



memperkenalkan diri



5 menit



- Menjelaskan maksud dan tujuan - Kontrak waktu 2



Penyampaian materi: - Menjelaskan



pengertian



ASI



Eksklusif - Menjelaskan manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi



20 menit



- Menjelaskan nutrisi yang terdapat di dalam ASI 3



Penutup: - Tanya jawab - Menyimpulkan hasil penyuluhan



15 menit



- Membagikan leaflet - Memberikan salam penutup 10. MATERI



90 | P a g e



a.



Pengertian ASI Esklusif ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja terhadap bayi sampai



usia 6 bulan, tanpa tambahan makanan maupun air (WHO, 2001). PemberianASI Eksklusif memiliki manfaat yang sangat besar untuk bayi, diantaranya yaitu membantu mengoptimalkan pertumbuhan otak dan fisik bayi dan menurunkan risiko infeksi saluran pencernaan pada bayi. Pemberian ASI dapat dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun dan disertai dengan makanan pendamping lainnya (WHO, 2011., Kemenkes, 2018 ). b. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi - ASI mudah diserap dan dicerna oleh pencernaan bayi yang belum sempurna - Bayi tidak mudah terserang alergi dan penyakit, karena ASI merupakan kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh dan juga mengandung anti peradangan yang baik untuk bayi. - ASI menurunkan risiko bayi terkena infeksi saluran pencernaan karena ASI mengandung bakteri baik yang dapat membantu proses pembentukan feses bayi - ASI yang di dapat bayi akan memenuhi kebutuhan nutrisinya sehingga dapat menunjang perkembangan otak dan fisik bayi. - Mengisap



ASI



membuat



bayi



mudah



mengoordinasi



saraf



menelan, mengisap, dan bernapas menjadi lebih sempurna dan bayi menjadi lebih aktif dan ceria - Mendapatkan ASI dari mengisap di payudara membuat kualitas hubungan psikologis ibu dan bayi menjadi semakin dekatbayi yang diberi ASI akan lebih ehat dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, saluran napas, dan telinga. Bayi juga bisa mengalami diare, sakir perut, dan penyakit saluran cerna kronis.



91 | P a g e



c.



Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga



memiliki manfaat, diantaranya: (Roesli, 2000., Nisman, 2011.,WHO, 2011., Kemenkes RI, 2018) - Mengatasi rasa trauma Setelah melahirkan biasanya ibu rentan mengalami baby blues syndrome, yaitu gangguan emosi ringan yang terjadi dalam kurun waktu 2 minggu setelah melahirkan, terlebih lagi hal tersebut biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan tidak bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi mereka. Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan hilang sendirinya dan ibu pun akan terbiasa menyusui bayinya. - Mencegah kanker payudara Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi lebih stabil, ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya risiko kanker payudara. Sebab salah satu pemicu penyakit kanker payudara pada ibu menyusui ialah kurangnya pemberian Asi eksklusif untuk bayi mereka sendiri. - Mencegah kanker indung telur - Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil - ASI lebih murah sehingga ibu tidak perlu membeli - Lebih hemat waktu dan tidak merepotkan - ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya dari luar serta steril dari bakteri -  ASI tersedia setiap saat dan dapat diberikan kapanpun -  Portabel (mudah dibawa kemana-mana) dan praktis



d. Kandungan zat gizi yang terdapat di dalam ASI  Pengelompokan/stadium ASI



92 | P a g e



- ASI Stadium I (Kolostrum) - ASI Stadium II (Transisi/Peralihan) - ASI Stadium III (Matur)  Nutrisi di dalam ASI - Protein - Karbohidrat - Lemak - Mineral - Vitamin - Air



DAFTAR PUSTAKA Nisman, W. A. 2011. Panduan Pintar Ibu Menyusui. Yogyakarta: ANDI. 93 | P a g e



WHO. 2001. Nutrition: The World Health Organization's infant feeding recommendation. Di akses bulan November 2019. WHO. 2011. Media Centre: Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. Di akses bulan November 2019. Kementrian Kesehatan RI. 2018. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi. Diakses bulan November 2019. Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.



Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan SDN 05 PINTU KABUN (UKGS)



94 | P a g e



SDN FRANSISKUS (UKGS)



POSYANDU LANSIA (UKGM)



KELAS IBU HAMIL (UKGM)



POSYANDU BALITA (UKGM)



95 | P a g e



POSYANDU PTM (UKGM)



RAPID SURVEY



SDI AL-FALAH (UKGS)



96 | P a g e



SDI AL-IKHWAN (UKGS)



SDN 12 PINTU KABUN



PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF (PROMKES)



97 | P a g e