R4 - Shafyra Mahdyah Putri - LKP 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASIDI ALKALIMETRI



NAMA NIM KELAS KELOMPOK ASISTEN



: SHAFYRA MAHDYAH PUTRI : 215100507111015 :R : R4 : ERMA RO’ICHATUL JANNAH



PAS PHOTO 3X4



JURUSAN THP (TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN) FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



4 BAB IV ASIDI ALKALIMETRI Tujuan Praktikum : 1. Mengetahui dan memahami prinsip titrasi asidi alkalimetri. 2. Mengetahui cara untuk standardisasi larutan. 3. Memahami perhitungan yang dibutuhkan dalam titrasi asidi alkalimetri. 4. Menentukan kadar sampel larutan dengan prinsip titrasi A. PRE-LAB (SITASI, MAX. 3 HALAMAN) 1. Salah satu cara untuk menganalisis secara kuantitatif suatu larutan adalah dengan analisis volumetri. Jelaskan apa itu analisis volumetri! Tujuan utama dari analisis volumetri adalah untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit. Analisis volumetri menghasilkan data numerik yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis volumetri umumnya dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat, maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metode analisis tertentu (Suhadi Ibnu dkk., 2017).



2. Salah satu bagian dari analisis volumetri adalah metode asidi alkalimetri. Jelaskan apa itu asidi alkalimetri beserta prinsip kerjanya! Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Titrasi asidi-alkalimetri adalah titrasi volumetri dengan menggunakan NaOH sebagai larutan baku sekunder dan kalium hidrogen ftalat sebagai larutan baku primer serta ditambahkan indikator pp. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna larutan menjadi warna merah muda (Ade Maria Ulfa dkk., 2017).



3. Dalam analisis volumetri terdapat istilah standarisasi larutan. Apakah yang dimaksud dengan standarisasi larutan? Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer (Tutik, 2011).



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



4. Ada berapa macam larutan standar yang digunakan dalam praktikum asidi-alkalimetri? Jelaskan dan Berikan contohnya! (masing masing minimal 3) Zat baku dapat dikelompokkan menjadi zat baku primer dan zat baku sekunder. Suatu zat dimasukkan ke dalam kategori zat baku primer bila memenuhi syarat antara lain memiliki kemurnian tinggi, mudah dimurnikan, stabil dalam waktu lama, stabil dalam bentuk larutannya dalam waktu penyimpanan relatif lama, dan memiliki massa molekul relatif yang pasti. Zat baku primer tidak memerlukan pembakuan, artinya bila ditimbang secara kuantitatif, maka konsentrasinya dalam larutan yang dibuat secara kuantitatif pula, akan dapat dipastikan melalui perhitungan. Beberapa zat baku primer yang umum digunakan untuk titrasi penetralan adalah asam oksalat (COOH)2, natrium oksalat Na2C2O4, dan boraks. Zat baku sekunder seperti HCl, NaOH, KOH, H2SO4, bila akan digunakan sebagai penitrasi harus dibakukan dahulu menggunakan penitrasi larutan zat baku primer (Akash & Rehwan, 2019).



5. Dalam proses titrasi, salah satu alat yang digunakan adalah buret. Jelaskan bagaimana cara penggunaan buret dalam proses titrasi! Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya : 1.Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas 2.Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita 3.Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata 4.Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret 5.Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran 6.Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol (Anjarsari, 2011).



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



6. Jelaskan bagaimana prinsip penentuan konsentrasi zat atau larutan! Sifat-sifat suatu larutan sangatdipengaruhi oleh susunan komposisinya.Untuk menyatakan komposisi larutantersebut maka digunakan istilah konsentrasilarutan yang menunjukkan perbandinganjumlah zat terlarut terhadap pelarut (Khikmah, N. 2015). Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula,yang nantinya akan mempengaruhi titikdidih larutan tersebut. Titik didih suatularutan merupakan suhu larutan pada saattekanan uap jenuh larutan itu sama dengantekanan udara luar (tekanan yang diberikanpada permukaan cairan) (Prihandono dkk, 2017).



7. Apakah dalam proses titrasi perlu ditambahan indikator warna? Jelaskan alasanmu! Pada proses titrasi diperlukan indicator warna karena indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, jika warna indikator berubah, maka pada saat itu titrasi dihentikan (KEMENDIKBUD, 2019). Singkatnya karena indicator warna diperlukan untuk menetukan titik ekivalen.



8. Dalam proses titrasi terdapat istilah titran dan titrat. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titran dan titrat serta perbedaannya! •







Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu (Akbari dkk., 2017) Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yang menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit (Akbari dkk., 2017)



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



9. Larutan apa yang dapat digunakan dalam standarisasi HCl? Tuliskan persamaan reaksinya! Standarisasi larrutan HCl dapat dilakukan dengan menggunakan larutan baku natrium tetraborat / boraks ( Na2B4O7.10H2O ) larutan baku natrium carbonat ( Na2CO3 ) larutan baku natrium hidroksida ( NaOH ) (Rahman, 2012) Persamaan reaksi: Na₂B₄O₇IOH₂O + H₂O



4B(OH)₃ = 2NaCl = 5H₂O



10. Larutan apa yang dapat digunakan dalam standarisasi NaOH? Tuliskan persamaan reaksinya! Standarisasi larutan NaOH dapat menggunakan: a. Asam Oksalat, reaksinya: C₂H₄.2H₂O + 2NaOH Na₂C₂O₄ + 4H₂O b. Asam Asetat. reaksinya: CH₃COOH + NaOH (Rahman, 2012).



CH₃COOH + H₂O



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



B. TINJAUAN PUSTAKA (Sitasi, Max 2 halaman) 1. Prinsip kerja titrasi Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan untuk mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan lain yang konsentrasinya diketahui. Analisis semacam ini yang menggunakan pengukuran volume larutan reaktan disebut analisis volumetri.Pada suatu titrasi, salah satu larutan yang mengandung suatu reaktan dimasukkan ke dalam buret, sebuah tabung panjang yang salah satu ujungnya mempunyai kran dan diberi skala dalam mililiter dan sepersepuluh mililiter (Widyastuti, 2014).



2. Titik ekuivalen titrasi, titik akhir titrasi, dan perbedaannya • Titik ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan (Widyastuti, 2014) • Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen (Pramono, 2012)



3. Jenis-jenis titrasi • Titrasi asam basa Titrasi asam basa adalah metode analisis yang berdasarkan dengan teori asam basa. Indikator dari titrasi asam basa biasanya yang dapat merubah warna pada trayek pH tertentu (Chaerani dkk., 2016). Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer dan juga titran. Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah berdasarkan reaksi penetralan yang disebut juga dengan titrasi netralisasi (Setiawati, 2019).



NAMA NIM KELAS KELOMPOK •











Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



Titrasi redoks Titrasi redoks merupakan jenis titrasi dengan reaksi redoks. Titrasi redoks dibagi menjadi 3 macam. Pertama, titrasi iodometri, titrasi iodometri merupakan titrasi redoks yang menggunakan I₂ dan merupakan jenis reaksi yang tidak langsung. Karena I₂ harus dibuat dahulu dengan reaksi redoks sebelumnya. Kedua, titrasi iodimetry, titrasi redoks ini menggunakan I₂ dalam prosesnya, namun yang dipakai merupakan wujud langsung I₂. Sehingga reaksi ini disebut reaksi langsung. Ketiga adalah titrasi permanganometri, titrasi ini memanfaatkan ion Mn²⁺ dalam pembuatan nya (Chaerani, 2016). Titrasi argentometri Titrasi argentometri adalah titrasi yang digunakan hanya dalam reaksi pengendapan. Prinsip umum pada titrasi ini mengenai kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dari reagen-reagen yang bereaksi. Secara umum, titrasi argentometri dibagi menjadi 3 yaitu, metode Mohr, metode Volhard, dan Metode Fajans (Chaerani, 2016). Titrasi kompleksasi Titrasi kompleksasi merupakan jenis titrasi dengan reaksi kompleksasi atau pembentukan ion kompleks. Digunakan untuk menganalisa kadar logam pada larutan yang dapat membentuk kompleks denganlarutan standar yang biasanya ligan. Indicator yang digunakan biasanya akan bereaksi dengan kelebihan titran yang samasama membentuk ion kompleks dan juga menunjukkan perubahan warna (Chaerani, 2016).



4. Aplikasi titrasi asam-basa dalam bidang teknologi pertanian (minimal 4) Contoh aplikasi titrasi asam-basa di bidang teknologi pertanian adalah untuk menentukan keasaman buah yang ditentukan menggunakan titrasi asam-basa (Hasmoro, dkk, 2014). Selain itu, aside alkalimetri juga digunakan untuk pembuatan pupuk kalium klorida yang dalam pembentukannya diperlukan MgO yang dihitung kadarnya sebagai penguji dengan proses titrasi (Syamsuni, 2016).



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



C. DIAGRAM ALIR (1 halaman maksimal 2 diagram alir, DIKETIK ULANG) 1. Pembuatan larutan standar HCl 0,1 M HCL pekat



Dihitung konsentrasinya



Dilakukan pengenceran &dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL Aquades Dihomogenkan



Hasil



2. Standarisasi larutan HCl dengan boraks 0,05 M Larutan boraks



Diambil 10 mL ke dalam erlenmeyer



Ditambahkan 2-3 tetes



Dititrasi dengan HCl



Diamati hingga terjadi perubahan warna



Dilakukan duplo



Dihitung M HCl



Hasil



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



3. Pembuatan larutan standar NaOH 0,1M



NaOH Aquades Ditimbang pada timbangan analitik sebanyak 0,4 gram



Dilarutkan pada beaker glass



Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL Aquades Ditambah hingga tanda batas



Dihomogenkan



Hasil 4. Standarisasi larutan NaOH Asam oksalat dihidrat 0,05 M



Diambil 20 mL ke dalam erlenmeyer Indikator PP Ditambahkan 2-3 tetes Dititrasi dengan NaOH Diamati hingga terjadi perubahan warna Dilakukan duplo Dihitung M NaOH



Hasil



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



5. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar asam asetat pada cuka Asam cuka



Diambil 10 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL Aquades Ditambahkan hingga tanda batas



Dihomogenkan



Diambil 20 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL Indikator PP Ditambahkan 2-3 tetes



Dititrasi dengan NaOH



Diamati hingga terjadi perubahan warna



Dilakukan duplo



Dihitung kadar asam asetat



Hasil



NAMA NIM KELAS KELOMPOK E. DATA HASIL PRAKTIKUM 1. Pembuatan larutan standar HCl 0,1 M BJ HCl



: 1,16 gram/mL



Kadar HCl



: 32%



Volume HCl yang dibutuhkan



: 0,492 ml



Perhitungan: Molaritas HCl : M= M=



𝜌×10×% 𝑀𝑟 1,16×10×32 36,5



M = 10.16 M Volume HCl yang dibutuhkan M1 V1 = M2 V2 (10.16)( V2 ) = (0.1)(50) V1 =



(0.1)(50) 10.16 5



V1 = 10.16 V1 = 0,49 ml 2. Standarisasi larutan HCl 0,1 M Volume HCl



: 12,25 mL (Vrata-rata)



Molaritas HCl



: 10.16 M



Berat boraks



: 10 mL



Molaritas larutan HCl hasil standarisai Perhitungan:



: 0.081 M



Na2 B4 O7 . 10H2 O + 2 HCl → 2 NaCl + 4 H3 BO3 + 5 H2 𝑚𝑜𝑙 𝐻𝐶𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠



=



2 1



Sehingga, 1 grammol HCl = 2 grammol boraks Normalitas asam boraks N = M × ekuivalen boraks N = 0.05 × 2 N = 0.1



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



NAMA NIM KELAS KELOMPOK Molaritas HCl : MHCl VHCl = 2 MBoraks VBoraks (MHCl ) (12.25) = (2 × 0,05) (10 mL) MHCl = MHCl =



2× 0,05×10 12,25 1 12.25



MHCl = 0.08 M 3. Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 M Berat NaOH



: 0,4 gram



Volume larutan NaOH



: 100 mL



Molaritas larutan NaOH



: 0,1 M



Perhitungan : MNaOH = 0.1 = g= g=



𝑔 40



𝑔 𝑚𝑟



×



×



1000 𝑉



1000 100



0.1 ×40 × 100 1000 400 1000



g = 0,4 gram 4. Standarisasi larutan standar NaOH 0,1 M Volume Na-oksalat



: 20 mL



Volume akuades



: 100 mL



Volume larutan NaOH 0,1 M



: 21,3 mL (V1) dan 20,8 mL (V2)



Molaritas larutan NaOH



: 0.095 M



Perhitungan: H2 C2 O4 + 2 NaOH → Na2 C2 O4 + 2H2 O Sehingga, 1 grammol NaOH = 2 grammol H2 C2 O4 V rata-rata NaOH =



(21,3+20,8) 2



= 21,05 mL MNaOH =



2 × VH2C2 O4 ×MH2C2 O4 VNaOH



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



NAMA NIM KELAS KELOMPOK MNaOH =



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



2 ×20 ×0,05 21,05



MNaOH = 0,095 M 5. Penetapan kadar asam asetat pada cuka Volume larutan asam cuka



: 20 mL



Volume NaOH (titrasi)



: 23,8 mL (Vrata-rata)



Molaritas NaOH



: 0,095



Persamaan reaksi



: NaOH + CH3 COOH → CH3 COONa + H2 O



Kadar total asam (% b/v)



: 13,566%



Perhitungan: Konsentrasi asam cuka perdagangan : Masam cuka × Vasam cuka = MNaOH × VNaOH × Fp Masam cuka = Masam cuka = Masam cuka =



MNaOH × VNaOH ×Fp Vasam cuka 0,095×23,8×10 20 22,61 20



Masam cuka = 1.1305 M Kadar asam cuka perdagangan : 𝑔



1000



M =𝑚𝑟 × 𝑉(𝑚𝑙) 𝑔



1.1305 = g= g=



60



×



1000 20



1.1305 ×60 × 20 1000 1356.6 1000



g = 1,357 gram (dalam 10 ml sebelum di encerkan) 𝑔



kadar % (b/v) = 0,01𝐿 × 100% 1,3566



= 0,01𝐿 × 100% = 13,57 %



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



F. PEMBAHASAN ANALISA PROSEDUR 1. NaOH merupakan senyawa yang ditemukan dalam bentuk padatan kristal. Bagaimana cara mengubah padatan tersebut agar menjadi 100 ml larutan NaOH 0,1 M? Jelaskan tahapannya! Pertama, persiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan yaitu HCl konsentrasi 32%, akuades, pipet ukur, labu ukur 100 ml. Kemudian, hitung volume HCl yang dibutuhkan dengan rumus konsentrasi, akan didapatkan volume yang dibutuhkan sebanyak 0,96 ml. Tambahkan 0,96 ml larutan HCl 32% menggunakan pipet ukur kapasitas 100 ml, perhatikan meniskus cekungnya agar tidak terjadi kesalahan pengukuran volume. Kemudian, pindahkan HCl 0,96 ml ke labu ukur kapasitas 100 ml. Tambahkan aquades ke labu ukur sampai batas ukur dengan memperhatikan meniskus cekung. Tutup labu ukur kemudian kocok sebanyak 8 sampai 12 kali untuk menghomogenkan larutan. Larutan sudah siap digunakan untuk titrasi. Larutan standar HCl nantinya akan diletakkan di buret sebagai larutan yang akan dititrasi.



2. Mengapa larutan NaOH dan HCl pada praktikum kali ini harus dilakukan standardisasi sebelum digunakan? Padahal, kedua larutan tersebut masing-masing konsentrasinya sudah diketahui. Jelaskan alasanmu! Larutan NaOH dan HCl harus di satandardisasi terlebih dahulu karena larutan tersebut tidak dapat diperoleh dalam keadaan sangat murni, sehingga konsentrasi tepatnya tidak dapat dihitung dari jumlah larutan yang ditimbang.



3. Indikator apa yang digunakan untuk mentitrasi HCl dengan boraks? Sebutkan pula fungsi serta cara penggunaannya saat titrasi dilakukan hingga titik akhir titrasi didapatkan! Indikator Metil Oranye ditambahkan ke larutan basa untuk mengetahui kapan reaksi telah mencapai titik ekivalensi. Reaksi ini ditandai dengan perubahan warna dari larutan berwarna biru kehijauan menjadi hijau akibat perubahan pH saat tirasi. Range pH Metil Oranye adalah 2,9 + 4,60.



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



4. Indikator apa yang digunakan untuk mentitrasi NaOH dengan asam oksalat? Sebutkan pula fungsi serta cara penggunaannya saat titrasi dilakukan hingga titik akhir titrasi didapatkan! Indikator yang digunakan untuk menitrasi NaOH adalah pp (fenolftalein), karena range pH dari indicator ini berkisar 8,5-10. Dimana mendekati range pH pada garam basa yang dihasilkan. Maka dengan indicator ini dapat menunjukkan titik akhir titrasi yang akan terbentuk, titik akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.



5. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat menggunakan buret guna memperbesar tingkat keakuratannya? Setelah selesai menggunakan buret kimia, buang cairan sisanya kemudian bersihkan tabung buret menggunakan pencuci hingga bersih. Lalu kemuadian bilas menggunakan air suling, kemudian copot krannya. Apabila buret baru saja digunakan untuk titrasi cairan dengan sifat alkali atau basa sesegera mungkin dibersihkan karena cairan tersebut bisa menyebabkan beku pada tutup kran. Seiring dengan pemakaian buret kimia, makin lama akan terkumpul material padat pada bagian ujung buret (sama halnya dengan pipet). Dan harus dibersihkan dari waktu ke waktu agar saat proses titrasi volume tetesan yang keluar bisa konstan. Hal lain yang mesti dibersihkan pada buret kimia adalah gelembung udara yang bisa mengurangi tingkat akurasi pembacaan ukuran.



6. Selama melakukan proses titrasi, mengapa tabung erlenmeyer harus digoyangkan secara perlahan dan tangan kiri harus tetap berada pada klep buret? Jelaskan alasanmu! Tabung erlenmeyer harus digoyangkan secara perlahan agar titrasi bisa terjadi secara sempurna dan bisa mencapai titik akhir titrasi. Posisi pemegangan buret dan erlenmeyer yang bener adalah dengan tangan kiri memegang klep buret dan tangan kiri memegang gelas erlenmeyer. Tujuan dari pemegangan klep buret di tangan kiri adalah agar praktikan lebih mudah mengontrol larutan yang ada di buret. Tangan kanan diposisikan untuk mengocok Erlenmeyer, tangan yang digunakan adalah tangan yang dominan sehingga hal ini berlaku juga bagi orang yang kidal.



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



G. ANALISA HASIL 1. Jelaskan hasil dari semua percobaan yang dilakukan serta dibandingkan dengan literatur! Praktikum asidi-alkalimetri ini bertujuan untuk membuat larutan standar HCl 0,1 M, membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M dan standar primer H2C2O4, melakukan standarisasi larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M, menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M untuk menetapkan kadar asam asetat cuka perdagangan. Dari praktikum, didapati bahwa larutan standar primer adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara pasti melalui pembuatan langsung. Asidimetri adalah titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar asam. Alkalimetri adalah titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa. Standarisasi sendiri adalah teknik mengetahui konsentrasi larutan standar sekunder dengan menambahkan larutan standar primer yang sudah ditambah indikator hingga terjadi perubahan warna (Ade Maria Ulfa dkk., 2017).



2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada standardisasi larutan NaOH dan standardisasi larutan HCl dengan larutan boraks! • Larutan yang digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH adalah larutan asam oksalat (C2H4.2H2O) dan asam cuka (CH3COOH). 1. Persamaan larutan NaOH dengan Asam Oksalat C2H4.2H2O(aq)+ 2 NaOH(aq) Na2C2O4(aq) + 4H2O(l) 2. Persamaan larutan NaOH dengan Asam Cuka CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l) •



Standarisasi larrutan HCl dapat dilakukan dengan menggunakan larutan baku natrium tetraborat / boraks ( Na2B4O7.10H2O ) larutan baku natrium carbonat ( Na₂CO₃ ) larutan baku natrium hidroksida ( NaOH ) Persamaan reaksi: Na₂B₄O₇IOH₂O + H₂O



4B(OH)₃ = 2NaCl = 5H₂O (Rahman, 2012).



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



3. Sebut dan jelaskan alasan digunakannya masing-masing indikator pada standardisasi NaOH serta standarisasi HCl! Indikator PP ditambahkan ke larutan asam untuk mengetahui kapan reaksi telah mencapai titik ekivalensi. Reaksi ini ditandai dengan perubahan warna dari larutan berwarna bening menjadi merah muda akibat perubahan pH saat tirasi. Range pH PP adalah 8,00 + 9,60. Hal ini menunjukkan range pH PP mendekati pH NaOH (Nuryanti dkk., 2010). Indikator Metil Oranye ditambahkan ke larutan basa untuk mengetahui kapan reaksi telah mencapai titik ekivalensi. Reaksi ini ditandai dengan perubahan warna dari larutan berwarna biru kehijauan menjadi hijau akibat perubahan pH saat tirasi. Range pH Metil Oranye adalah 2,9 + 4,60 (Nuryanti dkk., 2010).



4. Sebutkan perubahan warna yang terjadi pada reaksi standardisasi HCl dengan boraks dan jelaskan bagaimana proses perubahan warna yang terjadi. Setelah itu, bandingkan dengan literatur! perubahan warna yang terjadi pada reaksi standardisasi HCl dengan boraks - Isi buret dengan larutan HCl 0.1 M. - Dipipet 25 ml boraks 0.05 M, masukkan ke dalam erlenmeyer. - Tambahkan 2 tetes indikator MO. - Kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0.1 M sampai terjadi perubahan warna ( dari kuning menjadi merah ). - Catat volumenya dan ulangi percobaan diatas sebanyak 3 kali.



NAMA NIM KELAS KELOMPOK



Shafyra Mahdyah Putri 215100507111215 R R4



KESIMPULAN Praktikum asidi-alkalimetri ini bertujuan untuk membuat larutan standar HCl 0,1 M, membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M dan standar primer H2C2O4, melakukan standarisasi larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M, menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M untuk menetapkan kadar asam asetat cuka perdagangan. Dari praktikum, didapati bahwa larutan standar primer adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara pasti melalui pembuatan langsung. Asidimetri adalah titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar asam. Alkalimetri adalah titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa. Standarisasi sendiri adalah teknik mengetahui konsentrasi larutan standar sekunder dengan menambahkan larutan standar primer yang sudah ditambah indikator hingga terjadi perubahan warna. Beberapa praktikum yang dilakukan antara lain standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat. Di sini, asam oksalat bertindak sebagai larutan standar primer dan NaOH sebagai larutan standar sekunder. Didapati konsentrasi akhir dari larutan NaOH 0,0825 M. Kemudian, standarisasi larutan HCl menggunakan boraks. Di sini, boraks bertindak sebagai larutan standar primer dan HCl sebagai larutan standar sekunder. Didapati konsentrasi akhir dari larutan NaOH 0,195 M. Kemudian praktikum untuk menentukan kadar asam asetat dalam asam cuka perdagangan. Didapati bahwa kadar asam asetat dalam asam cuka perdagangan sebanyak 8,16 %.



DAFTAR PUSTAKA



McPherson, Peter. 2015. Practical Volumetric Analysis. London: Royal Society of Chemistry Ulfa, Ade Maria. 2016. Analisa Kadar Tablet Atasida di Beberapa Apotek Kota Bandar Lampung Secara Alkalimetri. Jurnal Kebidanan. 2 (1): 1-6. Toh, CS. 2013. Advanced Study Guide Chemistry. Singapore: Step-by-Step International. Nuryanti, Siti., & Matsjeh, Sabirin., & Anwar, Chairil., & Raharjo, Tri Joko. 2010. Indikator Titrasi Asam-Basa dari Ekstrak Bunga Sepatu. Agritech, 30(3) Tauny Akbari, Yaya Sonjaya, Sjaeful Anwar. 2017. Analisis Keterbacaan Mahasiswa Terhadap Buku Teks Terjemahan Materi Asam Basa. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan).2(1):88-102. Amir, Sakinah., & Sirajuddin, Saifuddin., & Zakaria. 2014. Analisis Kandungan Boraks Pada Pangan Jajanan Anak di SDN Kompleks Lariangbangi Kota Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin Hasmoro, Hendrikus Bayu., & Trisnowati, Sri., & Rogomulyo, Rohlan. 2014. Pengaruh CaCl2 Terhadap Pematangan Buah dan Umur Simpan Buah Sawo. Vegetalika, 3(4) McPherson, Peter. 2015. Practical Volumetric Analysis. London: Royal Society of Chemistry Natadisastra, Djaenudin. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Nuryanti, Siti., & Matsjeh, Sabirin., & Anwar, Chairil., & Raharjo, Tri Joko. 2010. Indikator Titrasi Asam-Basa dari Ekstrak Bunga Sepatu. Agritech, 30(3) Padmaningrum, Regina Tutik. 2007. Titrasi Asidimetri. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta