Rangkuman Kuliah Lapangan Ke Geomarine III Dan Kantor p3gl Reno Bramantyo Ramadhan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN OSEANOGRAFI GEOLOGI (OS3101)



KUNJUNGAN GEOMARIN III DAN KANTOR P3GL



Oleh :



Reno Bramantyo Ramadhan 12916020



Dosen



Ir. Subaktian Lubis M.Sc. Dr. Rima Rachmayani



PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018



A. Kunjungan Geomarine III Geomarine III adalah kapal riset geologi kelautan canggih yang dimiliki oleh negara Indonesia. Geomarine III diluncurkan pada hari Rabu, tanggal 5 Agustus 2009 di dermaga pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Kami sebagai mahasiswa oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengunjungi kapal Geomarine III ini pada hari Jumat, 14 September 2018. Saat mengunjungi kapal Geomarine III ini, kami ditemani oleh bapak Riza Rahardiawan.



Kami melihat beberapa alat alat yang ada di kapal tersebut. Misalnya saja kita melihat GPS Furuno. Kapal peneliti ini dilengkapi dengan system Dynamic Positioning kelas1 atau DP 1. Dynamic Positioning (DP) system atau system posisi dinamis adalah suatu system navigasi yang dikendalikan komputer , yang secara otomatis mempertahankan suatu posisi kapal dengan cara mengatur baling-baling dan pendorong.



Gambar 1 GPS Furuno



Selin GPS, kami juga melihat beberapa alat untuk mengambil data-data survey seperti CTD (Conductivity, Temprature, Depth), dll.



Kemudian, Bersama bapak Riza kami menuju ke suatu ruangan di kapal. Ruangan tersebut berisi banyak komputer layaknya sebuah kantor, dilengkapi dengan beberapa pendingin ruangan. Selain komputer , ada juga alat seperti porthub dengan ukuran yang besar, dengan kabel yang menyambungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Ruangan ini yang mengontrol pengambilan data lapangan ketika kapal sedang melakukan survey, bagaimana data disimpan dan lain sebagainya. Sehingga pak Riza mengatakan ruangan ini sangan penting.



Setelah itu kami menuju bagian kemudi kapal, disana banyak perangkat kapal yang digunakan untuk mengontrol kemudi kapal. Salah satunya adalah radar kapal seperti pada gambar 2.



Gambar 2 Panel tombol kontrol komputer dan layar pengendali pada sistem DP1 (tunggal)



Gambar 3 Panel tombol kontrol komputer dan layar pengendali pada sistem DP1 (tunggal)



Gambar 4 Ruang Kendali



Gambar 5 Kapal Penelitian Geomarine III dan mahasiswa Oseanografi Institut Teknologi Bandung



B. Kunjungan Kantor P3GL Setelah mengunjungi kapal geomarirne III, kami langsung menuju ke kantor P3GL. Tempat pertama yang kita temui yaitu berupa kolam kecil yang ternyata digunakan untuk melakukan simulasi arus laut



Gambar 6 Kolam Simulasi Arus Laut



Setelah itu kami menuju ke suatu tempat penyimpanan alat-alat yang biasa dipakai untuk survey. Tempat tersebut memuat banyak alat seperti peralatan seismik.



Gambar 7 Peralatan Seismik



Gambar 8 Peralatan Seismik



Gambar 9 Peralatan Seismik



Airgun dan boomer merupakan sebuah sumber suara yang digunakan dalam survey seismik perairan dangkal. Airgun berfungsi sebagai sumber getaran. Air gun memiliki kekuatan tekanan mencapai 2000 psi atau sekitar 200 kali tekanan ban motor. Tenaga yang digunakan adalah tekanan dari udara bebas dan tidak akan merusak karang yang ada di bawah kapal. Sedangkan boomer diaplikasikan dengan menarik di belakang kapal. Boomer memancarkan pulsa akustik atau gelombang tekanan, yang dikenal sebagai pulsa transmisi, yang



mengambang di permukaan laut ke dasar laut. Hasil dari instrumen ini lebih baik dari sumber seismik lainnya dan lapisan yang terekam lebih tipis. Airgun atau vibrator seismik, umumnya dikenal dengan nama dagang Vibroseis. Dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk pantulan tiba di penerima (receiver), memungkinkan untuk menentukan kedalaman fitur yang menggenerate pantulan (refleksi). Dengan cara ini, seismologi refleksi mirip dengan sonar dan echolocation. Kemudian, kami dibawa ke suatu ruangan, dengan meja berisi beberpa sampel sedimentasi batu seperti gambar 10 dan gambar 11



Gambar 10 Pemilahan Sedimen berukuran kecil dan besar



Gambar 11 Pemilahan Sedimen berukuran kecil dan besar



Di meja itu diurutkan sedimentasi batu dari yang terbesat sampai yang terkecil (halus). Instrumen yang digunakan dalam pengambilan sampel sedimen di perairan. Grab ini digunakan hanya untuk mengambil sampel tanpa mengetahui struktur perlapisan sampel sedimen, karena instrumen ini mengambil sampel sedimen dengan menggaruk sedimen, sehingga lapisan pada masing-masing sedimen tercampur. Contohnya ialah ekman grab. Sampel sedimen yang didapatkan dapat diidentifikasi menggunakan fraksi kasar dan fraksi halus. Fraksi kasar menggunakan saring bertingkat, sedangkan pada fraksi halus menggunakan metode pipet.



Cara preparasi contoh sedimen hasil gravity core yaitu ditentukan pada suatu kedalaman, diambil beberapa bagian, potong sekitar 1 cm dan dibelah bagian sedimennya. Analisis pertama adalah analisis secara megaskopik yaitu secara visual saja. Parameter yang diukur adalah jenis litologi atau materialnnya, warna pada setiap strata kedalaman, kandungan biota yang berada dalam sedimen tersebut.



Setelah itu kami dibawa ke tempat penyimpanan contoh sedimen hasil pengambilan sedimen di lapangan. Ruangan tersebut bersuhu sekitar 6 °C. alasan mengapa ruangan tersebut bersuhu rendah, yaitu agar sedimen tersebut diperlakukan di lingkungan yang sama yaitu ketika pengambilan sedimen di laut, sehingga ruangan tersebut mirip dengan kondisi aslinya. Setiap sedimentasi yang disimpan diberi label sebagai arsip penelitian.



Gambar 12 Ruang penyimpanan sedimentasi



Gambar 13 Ruang penyimpanan sedimentasi



Ruang penyimpanan ini disebut Cold Storage. Cold storage dilengkapi 2 buah unit mesin pendingin / compressor , 4 buah blower yang dipakai bergantian dan diatas pintu dipasang air curtain yang bertujuan untuk menjaga suhu diluar, tidak masuk kedalam cold storage ketika pintu dibuka. Mesin pendingin ini bekerja selama 24 jam.



Cold Storage dilengkapi dengan 4 buah rak alumunium, tiap rak menampung sebanya 396 contoh inti, jadi 1 unit cold storage bias menyimpan sebanyak 1584 contoh inti.



Contoh inti yang disimpan harus dikemas yang rapih dan kedap udara, maksudnya untuk menjaga kondisi contoh inti/sedimen yang disimpan tetap tidak mengalami perubahan.



setelah berkeliling dan mendengarkan penjelasan mengenai Cold Storage, kami menuju suatu tempat semacam garasi yang juga berisi alat alat survey. Misalnya saja muti corer. multi corer digunakan untuk mendapatkan sampel sedimen dasar perairan. Multi corer digunakan untuk mendapatkan sampel sedimen permukaan yang relative tidak terganggu. Sampel jenis ini sangan penting untuk memahami proses pengendapan sedimen. Untuk mendapatkan data dengan resolusi tinggi, setelah sampai di kapal, sampel yang didapat dari multi corer disayat dengan ketebalan 1 cm. masing-asing sayatan dimasukkan ke dalam kantong sampel terpisah untuk dianalisis.



Gambar 14 Multi Corer



Lalu ada juga suatu alat yang bernama Gravity Corer



Gambar 15 Gravity Corer



Gravity Corer merupakan salah satu jenis alat untuk mengambil contoh inti sedimen dasar laut yang digunakan untuk mendapatkan sampel sedimen dasar laut yang relative mudah dan murah. Kualitas sampel sedimen yang didapat relative baik karena tidak terjadi pencampuran antar lapisan sedimen.



Sedimen yang didapat dengan gravity corer akan dapat digunakan untuk mereka ulang kondisi lingkungan pada saat sedimen di endapkan. Semakin Panjang sampel yang didapat, umur sedimen yang didapat akan semakin tua sehingga mereka ulang kondisi lingkungan dapat dilakukan untuk periode yang lebih Panjang ( ratusan hingga ratuan ribu tahun.) kelebihan dari gravity corer ini adalah alat ini relative sederhana dengan perawatan yang tidak terlalu rumit.