Resume [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Sejarah penyelaman dan peran tni al dalam pengembangan kesehatan penyelaman dan hiperbarik nasional Dalam sejarah tidak tercatat siapa orang yang pertama kali menyelam. Diduga bahwa teknik penyelaman pada jaman dahulu kala tidaklah berbeda dengan cara yang dilakukan oleh penyelam mutiara alam sekarang. Penyelaman purbakala mungkin menggunakan batu pemberat agar dapat lebih cepat turun ke dalam air, tetapi diperkirakan mereka tidak pernah menyelam lebih dari 30 meter dan lamanya tidak lebih dari 2 menit. Penyelaman pada mulanya digunakan bagi kepentingan militer dan penyelamatan kapal. Pada tahun 33 SM, dilaporkan bahwa Alexander yang Agung melakukan penyelaman di salam sebuah "lonceng penyelaman" (diving bell). Pada peperangan laut diantara tahun 400 SM - 1800 diketahui bahwa penyelam telah berperan secara aktif      Pada sejarah Romawi kuno tercatat penggunaan alat selam dengan udara dari permukaan yang pertama kalinya. Pada tahun 77, Pliny menggunakan pipa udara ke permukaan untuk penyelaman. Alat ini mungkin berupa alat "snorkel" yang pertama. Penggunaan alat tersebut terbatas pada penyelaman di dekat permukaan karena adanya "ruang hampa" di dalam pipa yang tidak boleh terlalu panjang.       Leonardo da Vinci pernah membuat beberapa sketsa pakaian selam. Sejak tahun 1500 telah banyak dibuat rancangan pakaian selam, akan tetapi kebanyakan tidak dapat digunakan untuk kedalaman yang melebihi beberapa meter saja.      Pada tahun 1680 seorang Italia bernama Borelli merancang suatu alat yang secara kasar menyerupai alat selam dengan resirkulasi udara nafas Sejak abad ke 17 penggunaan "Lonceng Penyelaman" (Diving Bell) telah berhasil dengan memuaskan. Penyelaman dengan helmet lambat laun mulai diterima sebagai salah satu teknik penyelaman bersamaan dengan ditemukannya alat pemompa udara yang cukup efisien pada tahun 1800 an.         Pada masa itu pemompaan udara merupakan cara utama untuk mensuplai udara tekan bagi penyelam. Cara ini memungkinkan penyelaman yang lebih dalam dan lebih lama, dan sekaligus menimbulkan problema fisiologis pada lingkungan di bawah air. Pada tahun 1837, Augustus Siebe merancang pakaian selam yang merupakan cikal bakal dari pakaian selam modern yang ada sekarang. Namun demikian penemuan alat selam dengan udara nafas yang dibawa sendiri oleh penyelam tidaklah disertai dengan tersedianya kompresor dan reservoir udara yang cukup kuat. Pada tahun 1865 Benoist Rouquayrol dan Denayrauze dari Perancis menemukan regulator yang dapat digunakan pada alat selam SCUBA (Self-contained Underwater Breathing Apparatus). Tapi oleh karena belum juga ditemukan kompresor dan reservoir udara yang baik, penggunaannya masih terbatas untuk penyelaman dengan suplai udara dari permukaan. Pada tahun 1878 H.A. Fleuss membuat alat selam sirkuit tertutup



dengan oksigen sebagai media nafas. Ia menggunakan pottasium soda untuk menyerap CO2 yang dikeluarkan  dari pernafasan. Penemuannya ini merupakan dasar dari pembuatan alat selam sirkuit tertutup yang modern.          Penyelaman pada akhir tahun 1800 an mampu mencapai kedalaman melebihi 50 meter, akan tetapi penyakit dekompresi (bends) muncul sebagai problem utama yang banyak menyebabkan cederanya penyelam. Barulah pada awal abad ke 20 ini Dr. J.S. Haldane merumuskan tabel dekompresi untuk mengatasi problema tersebut.          Penyelidikan pada tahun 1900 an telah banyak membawa kemajuan pada bentuk dari alat selam, dan sejak tahun 1940 penggunaan alat selam tersebut semakin meningkat. Rancangan dari regulator suplai udara dari silinder udara tekan yang dibawa pada punggung penyelam oleh Cousteau dan Gagnan (1943) belum banyak mengalami perubahan hingga saat ini, kecuali beberapa modifikasi kecil. Alat selam sirkuit tertutup yang menggunakan oksigen atau campuran oksigen/nitrogen sebagai media nafas telah banyak mengalami perubahan sejak pertama kalinya digunakan oleh penyelam Angkatan Laut Italia pada perang Gibraltar tahun 1941. Dengan makin bartambah dalamnya penyelaman, satu problem utama dan oleh karenanya sistem sirkuit tertutup menjadi sangat penting.



a. Perkembangan perangkat lunak Matra Laut Nasional Perkembangan teknologi telah membawa konsekuensi terhadap dunia militer dan pertahanan sebuah negara. Hal ini tidak terlepas dari adopsi berbagai teknologi dan penemuan baru dalam bidang militer yang bertujuan untuk memperkuat sistem pertahanan negara. Kondisi ini membuat seluruh negara berupaya untuk memperbaharui sistem pertahanan mereka untuk menghadapi ancaman yang terkait dengan perkembangan teknologi itu sendiri. Bagi Indonesia, ini merupakan sebuah tantangan sekaligus peluang bagi sistem pertahanan yang saat ini dimiliki. Tantangan terkait dengan kondisi alutsista yang dimiliki oleh tiga matra TNI sebagai garda terdepan dalam mengamankan wilayah negara.Di satu sisi, secara kuantitas maupun kualitas alutsista yang dimiliki oleh TNI masih jauh dari ideal untuk dapat mengamankan seluruh wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya dalam menghadapi perkembangan ancaman kontemporer. Disisi yang lain, perkembangan teknologi pertahanan dalam tataran global dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas alutsista. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan industri pertahanan dalam negeri dan melakukan transfer teknologi. Transfer teknologi dapat diwujudkan seiring



dengan terjalinnya berbagai kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan beberapa negara maju yang memiliki teknologi pertahanan yang canggih. Perkembangan teknologi pertahanan dalam tataran global dapat dijadikan sebagai semacam penyemangat bagi pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan kemandirian dalam produksi alutsista melalui berbagai perusahaan strategis yang dimiliki.



b. Perkembangan sarana dan prasarana kesehatan penyelaman hiperbarik Pengembangan ilmu kesehatan bawah air atau kesehatan udara bertekanan tinggi sangat erat hubungannya dengan tenaga kerja matra laut, khususnya dengan pekerjapekerja bawah air baik para penyelam maupun awak kapal selam. Dengan kata lain, kesehatan udara bertekanan tinggi digunakan pada pengobatan penyakit akibat bekerja di bawah air atau tekanan tinggi. Tenaga kerja matra laut yang mengawaki lapangan pekerjaan di laut sangat berkepentingan dengan teknologi bawah air atau teknologi laut dalam. Semuanya adalah demi pemanfaatan laut nusantara baik untuk aspek kesejahteraan maupun keamanan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia. Depkes RI dan TNI AL mengadakan kesepakatan untuk penataran dan pelatihan serta penanggulangan kecelakaan akibat tenggelam dan penyelaman yang sasaran subjeknya adalah tenaga medis dan paramedis puskesmas di wilayah pesisir. Kerjasama ini telah memberikan bekal ketrampilan kepada tenaga medis dan paramedis untuk dapat menangani korban akibat tenggelam dan penyelaman sedini mungkin secara cermat dan tepat, dimana untuk pusat rujukan terakhir penderita dengan kondisi paska kecelakaan penyelaman adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas RUBT. TNI AL sendiri telah mengirimkan perwira kesehatannya untuk menempuh studi ilmu kesehatan hiperbarik pada jenjang paska sarjana bahkan doktoral dalam rangka mengantisipasi perkembangan ilmu kesehatan hiperbarik ke depan dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. TNI AL juga mempunyai sarana RUBT di beberapa fasilitas kesehatan yang berguna untuk megobati penderita, baik akibat kecelakaan penyelaman maupun penyakit klinis lain yang bisa dibantu penyembuhannya dengan RUBT Teknologi dalam bidang ilmu kedokteran semakin dituntut kemajuannya. Karena kesehatan adalah “harta” terbesar bagi setiap individu.Untuk itu berbagai macam penelitian lebih lanjut dilakukan guna memajukan tingkat kesehatan makhluk hidup, khususnya manusia.Selain obat-obatan kimia, perkembangan pada peralatan medis juga diperlukan untuk kemajuan pada ilmu



kedokteran.Bidang engineering juga mengambil bagian penting dalam upaya pengembangan peralatan medis untuk menyembuhkan penyakit.Salah satu peralatan medis yang dapat dikembangkan dari sisi engineeringnya adalah ruang udara bertekanan tinggi atau yang sering disebut ruangan hiperbarik (Hyperbaric Chamber).Ruangan hiperbarik digunakan untuk tempat dilakukannya terapi oksigen hiperbarik atau disebut Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT).Terapi oksigen hiperbarik ini merupakan penggunaan oksigen pada tingkat tekanan yang lebih tinggi.Rata-rata tekanan terapi oksigen hiperbarik dilakukan mencapai tekanan 3 ATA. Terapi oksigen hiperbarik bisa menjadi terapi perawatan utama maupun perawatan alternatif untuk menyembukan berbagai macam penyakit, baik penyakit yang bersifat serius maupun pernyakit ringan yang dapat disembuhkan dengan lebih cepat. c. Peralatan selam Peralatan selam terbagi dua, yaitu : -



-



Peralatan Dasar Selam 



Masker







Snorkel







Fins & Boots







Rompi Apung







Pakaian Selam/Wet Suit







Sabuk Pemberat/Weight Belt







Pisau Selam







Sarung Tangan







Tas Selam/Gear Bag



Peralatan Tambahan 



Peralatan Scuba







Pengukur Kedalaman (Depth Gauge)







Kompas







Jam Selam







Cairan Antifog



B. Fisika penyelaman dan fisiologi/faal penyelaman  Fisika penyelaman



            Pengetahuan-pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang berhubungan dengan penyelaman adalah persyaratan penting bagi teknik penyelaman secara langsung diakibatkan



oleh



pengaruh-pengaruh



fisiologi



dari



hokum



tersebut



terhadap



manusia.Suatu ikhtisar dari hokum-hukum fisika yang penting yang berkenaan dengan kegunaan pengobatan secara klinis perlu diketahui untuk menjamin pengertian selanjutnya.



a. Pengertian penyelaman, yaitu : 



kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.  Hal penting dalam melakukan penyelaman adalah penguasaan perlengkapan/peralatan yang dipakai.



 aktivitas manusia di lingkungan bertekanan lebih dari satu Atmosfir Absolut (1 ATA) b. Unsur-unsur tekanan pada penyelaman  Tekanan karena air itu sendiri  Tekanan karena atmosfir di atas air c. Hukum-hukum fisika dan fisiologis penyelaman Ilmu Fisika sangat erat kaitannya dengan kegiatan penyelaman. Penerapan  hukum fisika dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan teknik penyelaman aman (safety diving). Beberapa hukum fisika yang dapat dipergunakan sebagai prinsip dasar, pencegahan dan pemulihan akibat resiko fisiologis dari penyelaman dapat dirangkum sebagai berikut :  ARCHIMEDES Hukum Archimedes yang menyatakan, jika suatu benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya tekan keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan. Prinsip hukum ini dapat kita manfaatkan untuk mengenali barbagai macam jenis daya apung pada penyelaman.



 BOYLE Hukum Boyle menyatakan pada keadaan jumlah massa gas dan temperatur yang tetap (konstan), volum dari suatu kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan tekanannya. Atau perkalian tekanan absolut dan volum akan selalu konstan P1.V1 = P2.V2 Prinsip ini membantu kita memahami karakteristik udara akibat pengaruh perubahan tekanan pada kedalaman, dan efeknya terhadap tubuh manusia saat menyelam.  CHARLES Hampir serupa dengan Boyle, Hukum Charles juga berlaku pada gas ideal, tinjauan Charles menjelaskan tentang pemuaian gas ketika dipanaskan. Atau dinyatakan pada tekanan tetap, volum gas akan berbanding lurus terhadap temperaturnya. V1.T2 = V2.T1 Sehingga perubahan temperatur akan mempengaruhi pemuaian dan penyusutan gas, prinsip ini dapat menjelaskan apa yang terjadi saat kita mempersiapkan peralatan selam sebelum menyelam.  DALTON Hukum Dalton menjelaskan bahwa tekanan suatu campuran gas adalah jumlah tekanan parsial dari tiap gas murni yang membentuk campuran gas tersebut. Pada suatu kondisi volum yang tetap, apabila tekanan keseluruhan meningkat, maka tekanan parsial juga akan meningkat. Keadaan ini juga berlaku dalam keseharian, misalnya tekanan udara uang kita hirup sehari-hari adalah campuran dari nitrogen (N2), Oksigen (O2), dan campuran gas murni (mix) P = p N2 +p O2 + p mix Dengan memahami prinsip ini, kita dapat mengetahui batasan kedalaman aman saat menyelam sesuai campuran gas yang kita gunakan.  HENRY Hukum Henry menyatakan, pada temperatur konstan, jumlah gas yang terlarut dalam suatu larutan akan berbanding lurus dengan tekanan parsial gas yang berada dalam kesetimbangan larutan. Atau dapat juga dinyatakan kelarutan gas dalam cairan berbanding lurus terhadap tekanan parsial gas diluar cairan.



Prinsip ini dapat digunakan dalam menjelaskan proses dekompresi dan penyakit dekompresi pada penyelam.  Fisiologi penyelaman a. Fisiologi/faal fisiologi penyelaman Adalah ilmu yang mempelajari fungsi organ tubuh dalam kondisi normal b. Fisilogi pernafasan Adalah pernafasan utk suplai darah ke jaringan tubuh dengan O2 dan keluarkan CO2 yang dihasilkan oleh jaringan dari darah melalui Paru Udara masuk Paru : ( sistem pipa menyempit) - Bronchi dan bronchiolus - Bercabang di trachea - Berakhir di alveoli (kantong udara/gelembung Paru) - Alveoli tempat perpindahan O2 dan CO2 - Sekitar 300 juta kantong udara - Seperti rangkaian buah anggur Alveoli : Kantong kecil dan tipis melekat erat dg lapisan pemb darah halus kapiler membawa darah bebas oksigen (deoxygenated) dari jantung Molekul Oksigen (O2) dpt disaring melalui dinding pemb darah utk masuk ke aliran darah Sama halnya dg CO2 yang dilepaskan dari aliran darah ke dalam kantong udara (alveoli) utk dikeluarkan melalui pernafasan... Menentukan jml O2 yang masuk dan jml CO2 yang keluar • Inspirasi : Dinding thorax tertarik secara aktif oleh otot pernafasan & diafragma tertarik kebawah • Tekanan berkurang sebabkan udara mengalir ke dalam Paru • Pengurangan tekanan 60-100 mmHg dibawah tek atmosfir • Permukaan luar Paru dilapisi selaput Pleura. • Intra pleural space : ruang antara rongga dada dan paru



• Ekspirasi : Paru mengkerut, tekanan dalam dada meningkat dan memaksa gas keluar dari paru • Terjadi tanpa upaya kontraksi otot, dibantu hembusan nafas yang kuat d. Fisiologi sistem peredaran darah Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan ke seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Sistem peredaran ini dibedakan menjadi: 1. Sistem peredaran darah kecil (sistem peredaran paru-paru) Merupakan sistem peredaran yang membawa darah dari jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung. Pada peristiwa ini terjadi difusi gas di paru-paru, yang mengubah darah yang banyak mengandung CO2 dari jantung menjadi O2 setelah keluar dari paru-paru. Mekanisme aliran darah sebagai berikut: Ventrikel kanan jantung –> Arteri pulmonalis –> paru-paru –> vena pulmonalis –> atrium kiri jantung  2. Sistem peredaran darah besar (peredaran darah sistemik) Merupakan sistem peredaran darah yang membawa darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Darah yang keluar dari jantung banyak mengandung oksigen. Mekanisme aliran darah sebagai berikut: Ventrikel kiri –> aorta –> arteri superior dan inferior –> sel / jaringan tubuh –> vena cava inferior dan superior –> atrium kanan jantung 3. Sistem peredaran darah tertutup Sistem peredaran darah tertutup adalah sistem peredaran darah yang dimiliki oleh hewan tingkat tinggi dimana darahnya diedarkan melalui pembuluh darah ke seluruh tubuhnya. Ketika darah diedarkan ke bagian tubuh, ia melewati pembuluh arteri. Sedangkan ketika darah kembali kejantung darah akan melewati pembuluh vena. 4. Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah terbuka disebut sebagai sistem peredaran darah yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Biasanya darah hewan tersebut akan mengalir di dalam tubuhnya secara langsung melalui bagian tubuh yang lain tanpa harus melewati pembuluh darah. Akibatnya darah hewan ini tidak dapat dibedakan antara darah dengan cairan interstisial yaitu cairan yan gmengisi ruangan di dalam sel. Adapun hewan yang memiliki sistem peredaran darah terbuka seperti kelompok hewan



anthropoda yaitu: Belalang. 5. Sistem peredaran darah ganda Sistem peredaran darah ganda adalah sistem peredaran darah yang dilakukan oleh manusia dimana darah melewati jantung sebanyak 2 kali dalam 1 kali peredaran. Dimana darah melewati jantung pada saat darah mengandung oksigen tinggi dan pada saat darah mengandung karbondioksida yang tinggi. d. Hambatan-hambatan pernafasan penyelaman - Pernafasan cepat - Gas padat ( dpt dihindari dg gunakan Gas yg kurang padat spt Helium) - Berkurangnya ventilasi paru - Akibatnya cepat terjadi kelemahan, karena banyak tenaga yang digunakan - Gangguan ventilasi udara akan akibatkan Hipoksia dan Hiperkapnia Vol pernafasan semenit sewaktu istirahat dipermukaan 6 ltr / menit. Pada Tek 2 ATA menjadi 12 ltr/menit dan seterusnya. Pemakaian O2 saat istirahat sekitar 250 ml (0,25 ltr/menit). Pd penggunaan tenaga yang maksimal dapat mencapai 4-5 ltr / menit Pemakaian O2 pd penyelaman normal 1 ltr/mnt. Penggunaan 80% O2 hasilkan 800 cc CO2/menit. Renang SCUBA lamban (0,5 knot) akan hasilkan pemakaian O2 sekitar 0,8 ltr/menit. Volume pernafasan /menit 18 ltr/menit (0,64 cubic feet) Renang SCUBA sedang (0,8 knot) akan hasilkan pemakaian O2 sekitar 1,4 ltr/menit. Volume pernafasan /menit 28 ltr/menit (1,4 cubic feet) Renang SCUBA cepat (1 knot) akan hasilkan pemakaian O2 sekitar 1,8 ltr/menit. Volume pernafasan /menit 40 ltr/menit (2,1 cubic feet) Perenangan maksimal dlm waktu singkat dengan kecepatan 1,2 – 1,4 knot akan menghasilkan pemakaian O2 2,5-3,4 ltr/menit dan volume pernafasan permenit 60-75 ltr/menit ( 2,1 – 2,6 cubic feet ). Penyelam berpengalaman lebih mudah dalam mengatur efisiensi penggunaan O2 dan beradaptasi ( bernafas lambat dan dalam ). Peningkatan pemakaian O2 secara menyolok bagi penyelam pemula karena gugup dan tegang. Aktivitas berat, keadaan dingin dan penggunaan suplai regulator yang rusak akan memboroskan penggunaan O2. Aktivitas tahan nafas dpt mengurangi pemberian darah ke bbrp jaringan dan penurunan denyut nadi namun dapat menghemat O2.



C. Binatang Laut Berbahayaberbahaya



a. Pengertian dan etiologi binatang laut Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filumEchinodermata, dan kelas Asteroidea. Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan. Rangka mereka berfungsi sebagai perlindungan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Mereka bergantung kepada kaki tabung yang terletak di bagian ventral lengan bintang ular, yang berfungsi untuk pergerakan dan membantu makan. Bintang laut adalah hewan invertebrata yang bergerak bebas dengan menggunakan kaki-kaki tabungnya, merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah untuk kebanyakan spesies.  Manusia skrg byk melaksanakan giat dan beradaptasi dg lingk laut. Karenanya sering berhub dg binatang laut yg merupakan misteri dan menimbulkan rasa takut.  Banyak binatang laut yg secara potensial berbahaya utk para penyelam.  Di daerah laut dingin, sedikit dilaporkan adanya kasus-kasus fatal akibat binatang laut. Tetapi di laut sekitar daerah tropis, subtropis dan perairan dg temperatur hangat, byk jenis binatang laut yg dpt mengakibatkan luka-luka sampai kematian korbannya. b. Jenis-jenis binatang laut berbahaya Terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Binatang Laut Yang Berbahaya Karena Gigitannya: a. Ikan Hiu (Shark) b. Barracuda c. Eel d. Groper 2. Binatang Laut Yang Berbahaya Karena Racunnya : a. Ikan Pari b. Ular Laut c. Ikan Kalajengking d. Ikan Sembilang e. Ubur-ubur f. Kerang Lonjong g. Bulu Babi



D. Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) a. Pengertian dan pengenalan RUBT, terapi oksigen hiperbarik pada penyakit  RUBT adalah sebuah tabung yang terbuat dari palat baja atau alumunium alloy dan dibuat sedemikian rupa sehingga mampu diisi udara dengan tekanan lebih dari 1 atmosfir absolute (ATA), bergantung pada tujuan penggunaannya. RUBT Berdasar kegunaannya : 1. Recompression Chamber 2. Decompression Chamber 3. Submersible Decompression Chamber 4. Surface atau Deck Decompression Chamber



 KLASIFIKASI 1. Pertemuan Komite Fasilitas Kesehatan Amerika dan Asosiasi Nasional Proteksi Kebakaran Amerika (Kanada1981), didukung oleh Institut Nasional Amerika : * RUBT Klas A – manusia * RUBT B –manusia * RUBT Klas C – binatang / penelitian 2. Menurut US NAVY * Tipe RUBT : - Kering - Basah - Kombinasi * Klas RUBT : - Klas I – kering,basah,kombinasi – manusia - Klas II – kering, basah, kombinasi – binatang 3. Menurut Jenis * Large Multicompartment Chamber : - Lebih 1 orang - Penelitian, pengobatan Caisson, penyelam - Tekanan lebih 5 ATA * Large Multicompartement Chamber - Tekanan 2 – 4 ATA



* Portable High Pressure Multi-Man Chamber: - Dapat dipindahkan * Portable One Man High or Low Pressure Chamber : - Dekompresi permukaan - Satu orang 4. Menurut Ukuran, bentuk dan kemampuan Tekanan a. Monoplace (RUBT Tunggal) - Akrilik (banyak), tekanan 3 ATA (maks) - Baja, tekanan 6 ATA (maks) - Satu orang * Keuntungan : - Privat – kasus infeksi / isolasi - Baik untuk intensif - Tanpa masker - Berbaring - Mudah mengawasi penderita - Tanpa prosedur dekompresi - Murah dan mudah ditempatkan - Operator satu orang * Kerugian : - Mudah kebakaran - Tidak dapat fisioterapi - Tidak untuk penyakit dekompresi b. Multiple atau “walk – in “ Chamber (RUBT Ganda) * Keuntungan : - Bebrepa penderita - Kurang resiko kebakaran - Dapat Fisioterapi - Tekanan 6 ATA (maks) - Udara biasa – masker oksigen



c. TOPOX (RUBT Topikal) - Bentuk sederhana - Tekanan 2 ATA (maks) - Oksigen langsung di luka d. Small Hyperbaric Chamber - Bayi dan eksperimen b. Komponen-komponen RUBT  Komponen rubt : 1.   Panel kontrol 2.   Pintu / jendela 3.   Ventilasi udara segar 4.   Penyinaran 5.   Pendinginan dan pemanasan 6.   Pengatur kelembaban udara 7.   Peredam suara 8.   Komunikasi 9.   Kamera televisi 10. System pemadam kebakaran 11. Masker set 12 / 8 12. Sound system 13. Water inlet ws / sw 14.wc  Komponen penunjang medis rubt : 1.   Airspec qp 9000 ( spectromass ) 2.   Laser doppler 3.



Eeg (encepalocel electro garph )



4.   Transcutaneus ( tcpo2/tcpco2) 5.   Suction pump 6.   Injektion pump / syrink pum 7.   Rch / alat bantu napas 8.  Ecg ( electro cardio gram) 9.



Minikite :







Tensi meter stetoskop







Tongspatel







Glukosa 40







Spuit







Kasa steril



e. Penyakit penyelaman 1. Penyakit dekompresi 2. Emboli gas/udara Penyakit klinis 1. Keracunan co 2. Gas ganggren, leprosy, osteomyelitis 3. Bedah plastik dan rekonstruksi 4. Traumatologi 5. Ortopedi (nonunion of fracture, comp syndr) 6. Penyakit pembuluh darah tepi (ihd) 7. Neurologi (stroke, migrain, demensia) 8. Endokrin (diabetes m) 9. Oesteoradionekrosis 10. Geriatri, kecantikan, kebugaran f. Prosedur dan program terapi hiperbarik oksigen  Pengisian status  Anamnesis  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan penunjang - X-foto thoraks - Lab (gula darah, BTA, dll)  Informed concent yang benar  Evaluasi - Penyelaman : selama terapi - Klinis : awal, setelah 1 seri (10 x HBO) Program :



1. Terapi OHB untuk kebugaran  2,4 ATA , 3x30’ , 532 / minggu 2. Terapi OHB untuk kecantikan  2,4 ATA , 3x30’, 5-6 / minggu24 3. Terapi OHB untuk geriatric  2,4 ATA , 3x30’, 5-6 / minggu24 g. Pengoperasian chamber dan pelaksanaan terapi OHB Pengawas : Kepala team ( ka ) 1 dokter hiperbarik Operator : Bertugas – melaksanakan program terapi  Sesuai tabel yg ditentukan oleh dokter menyiapkan kesiapan system pengoperasian chamber- meliputi suply udara dan oksigen • Mampu bertindak cepat dan tepat bila terjadi ada trabel dalam chamber • Menjaga stabilitas kenyamanan dalam chamber • Menjaga konsentrasi udara dlm chamber • Mencatat waktu dimulai s/d akhir terapi termasuk • Kejadian2 yang terjadi selama terapi Pengawasan dalamtender : Seorang perawat / petugas yang terlatih Bertugas : 1. Menyiapkan peralatan masker, air minum 2. Alat-2 penunjang medis dlm chamber 3. Memandu pasien selama proses terapi mulai awal hingga selesai. 4. Seleksi barang yg digunakan maupun barang bawaan ke dlm chamber. 5. Mampu bertindak cepat dan tepat dalam mengambil keputusan apa bila terjadi trabel. Pengoperasian kompresor teknisi/mesin Menjalankan kompresor : 1.



Melihat situasi dan kondisi lingkungan bebas asap dari pembakaran atau cerobong mesin lain



2.



Mengisi bufer



3.



Menjaga kondisi kompresor tetap siap



E. Pengaruh HBO terapi terhadap obat-obatan a. Pengertian kesehatan hiperbarik Adalah mempelajari masalah kesehatan akibat pemberian tekanan lebih dari 1 atm terhadap tubuh serta penggunaannya untuk pengobatan. b. Pengobatan hiperbarik Adalah Pengobatan yang meng-gabungkan menghirup Oksigen 100 % dengan memberikan tekanan lebih dari 1 - 3 atm abso-lut didalam Hyperbaric chamber (RUBT). c. Prosedur terapi hiperbarik  PASIEN MASUK CAISSON  TEK. UDARA 2-3 ATA  HIRUP O2 100% MELALUI MASKER d. Pengobatan dan program kerja terapi hiperbarik chamber  Pengobatan  Aman  Nyaman  Tidak menyakiti  Fisiologis  Telah melalui uji klinis  Ada indikator klinis : dosis, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, efek samping Manfaat Oksigen Hiperbarik mencakup : 1. Masalah yang berhubungan dengan penyelaman misalnya : penyakit dekompresi, keracunan gas CO, dan tes toleransi oksigen bagi penyelam 2. Beberapa penyakit klinis misalnya: Diabetes Melitus, stroke, luka bakar, osteomyelitis, cangkok kulit/jaringan dan lain lain. 3. Kebugaran



meningkatkan asupan oksigen di jaringan, meningkatkan sintesa kolagen, neovaskularisasi, mempercepat eliminasi asam laktat Dasar-dasar terapi ohb •



Memperkecil vol gelembung gas, memprcepat resolusi gelembung gas.







Daerah ischemic/hipoxic akan menerima o2 sec maximal







Meningkatkan pmbentukan pmbuluh kapiler baru







Menekan pertumbuhan kuman







Meningkatkan pmbentukan fibroblas, meningkatkan daya fagositosis lekosit







Meningkatkan kebugaran, tujuan kecantikan dan geriatri.



 Program kerja terapi hiperbarik chamber 



Hiperoksigenasi







Neovaskularisasi







Efek antimikroba







Vasokonstriksi







Kompresi gelembung gas



Pelaksanaan Terapi OHB pada kasus klinis memakai tabel Kindwall modifikasi Guritno dng tekanan 2,4 ATA selama 3x30 menit hisap O2 100% yang diselingi hisap udara 5 menit. Kontra indikasi  Mutlak 1. Untreated Pneumothorax  Relatif 1. Infeksi Saluran Nafas Atas 2. Emfisema dengan retensi CO2 3. Lesi paru asimtomatis pd foto dada 4. Riwayat operasi dada dan telinga 5. Demam tinggi 6. Penyakit keganasan. 7. Optic Neuritis 8. Kehamilan



Komplikasi •



Barotrauma: telinga, sinus, gigi, paru







Temporer Myopia







Kejang karena O2







Klaustrofobia



Efek Samping •



Mual







Keringat







Batuk







Sakit dada







Kedutan







Tinitus



Program 1. Terapi OHB untuk kebugaran 2,4 ATA , 3x30’ , 532 2. Terapi OHB untuk kecantikan 2,4 ATA , 3x30’, 5-6 / minggu24 3. Terapi OHB untuk geriatric 2,4 ATA , 3x30’, 5-6 / minggu24



F. Penyakit penyelaman barotrauma a. Pengertian barotrauma  Kerusakan jaringan yg terjadi akibat ketidak seimbangan tekanan pada rongga udara dalam tubuh dengan jaringan tubuh  Penyelam turun ..... Tekanan naik :



Selisih tekanan rongga udara dengan jaringan



akan naik  Menyebabkan tekanan yang besar dari jaringan ke rongga udara  Udara masuk dlm rongga utk samakan tekanan  Bila udara tdk dpt masuk.... Maka jaringan dipaksa masuk dlm rongga ( squeeze ).... Terjadi pembengkakan sampai perdarahan b. Penggolongan barotrauma  Waktu turun : sinus, paru-paru, tubuh, muka, kuli, gigi dan telinga



 Waktu naik : sinus, paru-paru (kerusakan jaringan, emfisema, pneumotoraks, emboli udara), saluran pencernaan, gigi dan telinga. c. Barotrauma naik dan turun 



Turun Barotrauma Paru ( Lung squeeze ) Terjadi pada penyelam tahan nafas.. Tdk gunakan udara tekan utk imbangi tekanan paru dan air. Terjadi selisih tekanan air dan paru... Bila vol paru mengecil



sampai batas kritis,



maka akan terjadi kerusakan jaringan Bila penyelam turun, Paru akan tertekan dan diafragma bergerak naik sampai vol rongga dada sama dengan vol sisa paru Bila penyelam terus turun, udara dlm paru akan terus tertekan terjadi perdarahan pembuluh darah rongga dada Bila batas pelebaran pemb darah rongga dada telah tercapai pemb akan pecah dan perdarahan masuk dlm alveoli (kantong udara) ... Dinding dada kolaps.... Terjadi kematian Vol paru normal 6 ltr.... Vol sisa 1,5 ltr Penyelaman tahan nafas yang aman 4 ATA ( 30 m ) Penyelam diatas 100 m : pd org dg Vol paru sangat besar, vol sisa amat kecil pemb darah paru dpt sangat melebar. 



Naik  Hukum Boyle : Gas bertekanan wkt naik maupun turun  Penyelam saat turun menghirup Gas...  Saat naik gas mengembang krn penurunan tekanan air dan Gas  Penyelam naik mendadak tanpa menghembus udara... Paru akan pecah ( krn tekanan rendah dlm paru ).  Meski hanya naik dari kedalaman 1,3 mtr ( tek 98 mmHg) Paru akan pecah setelah menghirup udara dalam-dalam tanpa menghembuskannya.  4 Hal yang diakibatkan oleh Pecahnya jaringan paru - Kerusakan Jaringan Paru - Surgical Emfisema - Phneumothorax ( Udara dlm Rongga dada ) - Emboli udara



G. Penyakit penyelaman dekompresi dan disbaric osteonecrosis a. Pengertian penyakit dekompresi • Terjadi pd saat penyelam tdk tenang dlm lakukan dekompresi/terlalu cepat • Kasus terjadi stlh 6 jam. • Dekompresi yang terlalu cepat & tdk tenang.... Cenderung membentuk gelembung yang berlebihan dlm tubuh. Hukum Henry : • Penyelam dg udara tekan… Tek parsiel Nitrogen yg dihirup akan bertambah • Lbh banyak Gas terlarut dlm darah & Jaringan • 1 ltr Ni terlarut dlm darah di permukaan, maka pd kedalaman 20 m ( 3ATA) akan menyerap 3 ltr Ni. • Nitrogen berlebihan…. Dilarutkan dlm Jar (distribusi) - Darah mrpk jar tercepat serap Ni ( lgs dari Paru) - Otak mrpk jar penyerap Ni cepat krn banyak



pemb darah



- Tl rawan sendi jar penyerap Ni yg lambat • Saat naik … tek turun & pelepasan Ni oleh Jar • Bila naik terlalu cepat, 20m/mnt Ni tdk dpt tinggalkan jar scr cepat dan teratur … :”gelembung udara dlm Jar” • Masa timbulnya gejala antar penyelam berbeda : antara 0-30 mnt / 30 mnt-1 jam/ 1-2 jam/ dst s.d 24 jam • Paling sering : 0-30 mnt dan stlh 6 jam



b. Gambaran-gambaran klinis penyakit dekompresi 1. Pada Persendian : Biasa disebut Bends - Diawali dg rasa kaku & tdk nyaman sekitar sendi



( hilang stlh lakukan bbrp gerakan )



- Selanjutnya timbul nyeri spt tertusuk ( nyeri bertambah saat gerakan & stlh 2-24 jam) - Nyeri reda stlh 3-7 hari… timbul nyeri tumpul, bengkak dan kemerah-merahan. - Frekuensi terbanyak : Bahu, siku, wrist, Hip, Lutut dan ankle…. Biasanya simetris



2. Pada Susunan Syaraf :







Otak : - Gelembung terjadi pd jar otak atau pembuluh darah pensupply otak - Efek hampir sama dg Stroke Nyeri kepala (awal keluhan), Penglihatan kabur, hemiparese, apasia, Disorientasi/ kekacauan, kejang, tdk sadar diri sampai kematian







Cerebellum(Otak kecil) : Pengatur Koordinasi - Gel Udara sebabkan hilangnya koordinasi - Gejala klinis; Terhuyung-huyung/stigger, apasia/ sulit bicara dan tremor







Tulang Belakang : Terjadi pd MS & Pemb darah - Gejala awal … nyeri pinggang dan kesulitan BAK - Hilang sensasi, Parese ext bawah satu sisi



3. Pada Gastrointestinal: Usus dpt dirusak oleh gelembung dlm dinding usus atau pemb darah usus - Mual, muntah, nafsu makan hilang, kejang & diare/melena 4. Pada Jantung & Paru : Saat dekompresi terbentuk gel dlm pemb darah balik ke Jantung, terperangkap & sumbat aliran darah dlm paru. - Sesak nafas, sakit dada dan Batuk ( Chokes ) - Bila gel masuk dlm pemb koroner, efek sama dg serangan jantung; sakit dada, pulse tdk teratur sampai kematian 5. Pada Kulit : Gatal & Bercak merah : lengan, tangan, hidung, telinga & paha 6. Pada darah : Gangguan pembekuan & pengentalan darah. Platelet melekat pd gel & sebabkan sumbatan pada pembuluh darah



c. Pengobatan dan pencegahan penyakit klinis dekompresi  Prinsip : Rekompresi….. Sesuai Tabel -



Kasus ringan ; hirup 100% Oksigen pd tek permukaan



-



Korban hrs dibawa ke fasilitas Rekompresi



-



Perhatian khusus pd ketinggian tertentu ( tek rendah )



-



Risiko tinggi evak dg pswt … kecuali pswt rancang khusus



-



Transportasi darat: risiko pd ketinggian 500 mtr



-



Saat transportasi : 25” Oksigen (100%)



& 5” udara biasa untuk cegah



keracunan oksigen







Pencegahan : -



Penyelam hrs paham tabel & teknik dekompresi modern



- Hindari menyelam bagi penyelam gemuk, usia tua, riwayat Bends, tdk tahan dingin dan keletihan -



hindari menyelam selama 3-4 mg bila terkena dekompresi dan tdk menyelam melebihi kedalaman 10 mtr



-



Kecepatan naik… 8-10 mtr/mnt



e. Pengertian disbaric osteonec 



Divers Bone Disease







Avascular Bone Necrosis







Aseptic Bone Necrosis







Caisson Disease of Bone ( abad 19 )







Sering terjadi pd penyelam Sport & Komersial -



Terutama terjadi pada tulang lengan atas/Bahu dan paha



-



Diduga akibat Peny Dekompressi ( Medulla Spinalis ikat N2 )



-



Dampak lanjut…. Terjadi Artritis sendi dan nekrotik tulang



-



Kasus terjadi pada 15% penyelam Royal Navy dan 80% penyelam komersial China



Umumnya terjadi pada keadaan : -



Penyelam berusia diatas 30 tahun



-



Penyelam tdk lakukan Dekompressi yang benar



-



Penyelam yang melakukan penyelidikan ( lama )



-



Penyelam dengan riwayat Dekompressi yang tdk tuntas



f. Gejala-gejala disbaric osteonecrosis Gambaran Klinis : -



Gejala awal rasa nyeri dan kekauan pada tulang dan sendi yang terserang



-



Pada pemeriksaan X Foto tampak ada kerusakan tulang dan permukaan sendi



-



Kasus lanjut… Osteo Artritis dan sendi tdk dapat difungsikan lagi



Pengobatan : -



Arthro plasty : Bila permukaan sendi nekrotik



Pencegahan : -



Pahami prosedur Dekompressi



-



Lakukan pemeriksaan X Foto  3-4 bulan setelah terjadi Peny Dekompressi  Bila terdapat nyeri menetap daerah sendi selamam 2-3 hari  Semua penyelam intensitas tinggi ( sering ), Instruktur dll



H.



Infeksi-infeksi yang terjadi dari penyelaman a. Infeksi dari kegiatan penyelaman 1. Tinea Pedis ( Athlete’s foot Tinea ) 2. Tinea Versicolor (Panu) 3. Otitis Externa 4. Otitis Media 5. Luka kena Karang 6. Swimmer’s Itch ( Dermatitis Schistosoma ) 7. Granuloma kolam renang (Swimmer’s elbow) 8. Erysipeloid 9. Meningitis Amubika ( Encefalitis ) 10. Leptospiroses 11. Infeksi lain b. Pengobatan dan pencegahan infeksi kegiatan penyelaman 1. Tinea Pedis ( Athlete’s foot Tinea ) 



Pengobatan:



-



Rendam dalam cairan Kalium Permanganat



-



Oleskan anti jamur (Tinaderm dll ) 3 x /hari selama 3 mg



-



Bila ada komplikasi….. Konsul Dokter



2. Tinea Versicolor (Panu) 



Pengobatan: -



20% Natrium-tiosulfat (Hipo)



-



Lotio/Krim @Tinaderm@



-



Dioleskan 2 x / hari



3. Otitis Externa 



Pengobatan: - Bersihkan telinga + tetes antibiotik@Soframycin: 3x /hari - Anti nyeri sesuai kebutuhan - Pencegahan : tetes Olive oil (Zaitun) sblm menyelam - Tetes larutan 5% Asam asetat dalam 85% isopropil – alkohol setelah menyelam



4. Otitis Media 



Pengobatan: - Antibiotik, analgetik, anti inflamasi dan konsul Dokter



5. Luka kena Karang 



Pengobatan: -



Antiseptik Savlon (Cuci), Salep Antibiotik Neomycin atau Neosporin.



-



Anti Tetanus injeksi, Antibiotik oral, analgetik



6. Swimmer’s Itch ( Dermatitis Schistosoma ) 



Pengobatan: -



Kasus ringan : Lotio Calamine



-



Kasus berat : Dokter beri antihistamin







Pencegahan : -



Oleskan tubuh dengan anti serangga sebelum menyelam



-



Gunakan pakaian selam



-



Garuk badan setelah keluar dari air



7. Granuloma kolam renang (Swimmer’s elbow) 



Pengobatan: - Konsul dokter



8. Erysipeloid 



Pengobatan: -



Pembersihan luka



-



Antibiotik ( salep atau serbuk)



9. Meningitis Amubika ( Encefalitis ) 



Pengobatan: -



Konsul dokter dan evakuasi ke Rumah sakit



10. Leptospiroses 



Pengobatan: - Antibiotik dosis tinggi - Perawatan di RS







Pencegahan : Tidak berenang di air tercemar



11. Infeksi lain 



Pengobatan: -







Seluruhnya harus dirawat di Rumah sakit



Pencegahan : -



Tidak berenang, menyelam atau tertelan air serta hewan / tumbuhan laut yang tercemar



I.



Pekerjaan bawah air dan pekerjaan penyelaman a. Macam-macam pekerjaan penyelaman Jenis penyelaman berdasarkan kedalaman : -



Penyelaman dangkal  kedalaman maksimum 10 m (safety depth)



-



Penyelaman sedang  10 < kedalaman < 30 m (decompression depth)



-



Penyelaman dalam  kedalaman > 30 m (decompression depth)



b. Lingkup kerja penyelaman



-



pearl & aquaculture



-



arkeologi



-



wisata bawah air



-



operasi & latihan militer



-



civil construction



-



salvage



-



eksplorasi & eksplotasi minyak & gas



-



hyperbaric oxygen treatment



-



caisson/tunnel worker



c. Cara intervensi bawah air 1. Breatholding atau Free Diving 2. Scuba diving 3. Surface Supplied or Tethered diving 4. Saturation diving 5. One Atmosphere diving 6. Rebreather diving 7. Mixed Gas diving d. Peralatan dan persiapan penyelaman Peralatan 1. Wet Suit 2. Mask & snorkel 3. Bouyancy compensator (BC) 4. Air tank 5. Fins 6. Dive booties 7. Weight belt 8. Dive computer 9. Pressure 10. Gauge 11. Alternate air source 12. Regulator persiapan penyelaman







Tetap sehat dan fit untuk menyelam. Makan dengan benar, olahraga secara rutin dan mendapatkan istirahat yang cukup.







pemeriksaan medis menyeluruh dan lakukan ini setiap dua tahun. Selalu dapatkan an cardiopulmonary resuscitation (CPR). Untuk memperoleh pelatihan ini, silahkan hubungi instruktur anda.







Jaga keterampilan menyelam anda dengan menyelam sesering mungkin dengan melanjutkan pendidikan menyelam anda. Seharian kembali pengetahuan dan keterampilan anda dengan Scuba Review setelah tidak aktif untuk waktu yang lama.







Dapatkan orientasi terhadap kondisi penyelaman, aktivitas atau area yang baru. Ketika merencanakan penyelaman di tempat baru, yang belum diketahui, berpartisipasi lah pada kegiatan discover Scuba diving. Ingatlah anda harus memperoleh pelatihan khusus untuk beberapa aktivitas.







Miliki dan gunakan semua peralatan yang dibutuhkan untuk kondisi dan lingkungan tertentu.







Lakukan perawatan peralatan Scuba setiap tahun atau sesuai yang disarankan pabrik. Periksa alat Scuba secara visual secara rutin dan uji tekanan pada interval yang disyaratkan. Jaga peralatan anda dalam kondisi baik dan periksa sebelum menyelam.







Mengisi tabung Scuba hanya dengan udara murni, kering dari tempat pengisian udara



J. Penyakit-penyakit akibat gas a.



Keracunan oksigen (O2)  Jml kadar Oksigen 21% di udara  Tek Parsiel O2 (permukaan) 0,2 ATA (152 mmHg)  Keracunan O2 akut mengenai Otak bila Tek > 2 ATA ( persentase O2 dlm gas pernafasan bertambah atau Tek lingkungan meningkat atau keduanya  Keracunan O2 Kronis terjadi stlh hisap Oksigen dlm waktu lama dg Tek parsial 0,8 ATA  Bernafas dg 100% O2 dipermukaan selama 25-40” menyebabkan Keracunan Kasus keracunan O2 pd penyelam karena : - Gunakan Alat selam closed/semi closed circuit dg 100% O2



- Penyelam Saturasi (Campuran O2 yg diperkaya atau O2 murni utk perpendek waktu Dekompressi - Pada pengobatan Rekompressi utk peny Dekompressi - Kasus kegagalan pernafasan dg resusitasi yang lama 1. Keracunan O2 Akut :  Terjadi bila tek parsiel O2 meningkat melebihi 2 ATA 2. Keracunan O2 kronis b. Keracunan karbondioksida (CO2)  Biasa berbentuk cairan dlm darah dan dikeluarkan melalui Paru. Bila terkumpul dlm jml tertentu akan bersifat Racun  Pada penyelam terjadi krn kerusakan pada sistem penyerap CO2 dan kekeliruan pemasangan pipa  Pada penyelam Scuba jarang terjadi kecuali bila udara pernafasan tercemar c. Keracunan nitrogen 



Bila bernafas pada Tek Tinggi… Nitrogen membentuk 79% udara dpt sebabkan keracunan.. Spt halnya alkohol. Fenomena ini dikenal sebagai Nitrogen Narkosis







Pengaruh Narkosis tampak dlm bbrp menit stlh capai kedalaman tertentu & tdk akan bertambah buruk pd kedalaman tsb. Keluhan reda bila penyelam naik kepermukaan….. Kadang Tolerans







Faktor yang meningkatkan : - Intelejensia rendah, penyelam pemula, kurang pengalaman - Kelelahan, gelisah, dingin - Minum alkohol, gangguan O2 dan CO2 - Daya pandang buruk







Faktor yang mengurangi : - Motivasi kuat utk lakukan tugas - Aklimatisasi stlh lakukan penyelaman berulang - Toleransi thd peminum alkohol



d. Hipoksia  O2 berperan pd pembentukan energi yg dibutuhkan Tubuh



 Sel tubuh tdk dapat hidup lama tanpa Oksigen & Otak mrpkn sel paling Peka thd kekurangan Oksigen  Hambatan suplai Oksigen ke Sel/Jaringan tubuh : - Kurang oksigen pd pernafasan - Kerusakan peralatan - Hambatan jalan nafas shg O2 tdk dpt masuk ke Paru - O2 dari Paru tdk dpt dipindahkan ke dlm darah - O2 dalam darah tdk dapat mencapai jaringan  Hipoksia dibagi dalam : - Hipoksia penyelam tahan nafas - Hipoksia dengan peralatan selam e. Gambaran klinis dan pengobatan a. Keracunan oksigen (O2) 



Keracunan O2 akut Gambaran Klinis : -



Kejang Epileptik, mual dan muntah



-



Kepala terasa ringan atau pusing



-



Getaran bibir dan otot



-



Halusinasi pandangan/pendengaran & Bingung



-



Inkoordinasi gerakan otot



Pengoabatan & Pencegahan :







-



Manajemen kejang ( Manual atau suntikan )



-



Hiperventilasi



-



Penggunaan obat belum dpt dibuktikan



Keracunan O2 kronis Gambaran Klinis : -



Tenggorokan gatal & Batuk bila bernafas dalam



-



Rasa pedih di blk tulang dada… bertambah saat pernafasan



-



Nafas berbunyi dan pendek



-



Dahak berdarah… dan kematian bila keracunan terus menerus



Pengobatan & Pencegahan : -



Hidrokortison & Bronchodilator



-



Turunkan Tek parsiel O2 & bernafas dg udara bebas



Pencegahan :



-



Pengukuran fungsi vital Paru secara rutin



-



Selingan bernafas dg Udara dianjurkan utk perlambat gejala



-



Ekspirasi maksimal utk hindari kolaps jaringan Paru



b. Keracunan karbondioksida (CO2) Gambaran Klinis : -



Nyeri kepala berdenyut (dahi),



-



Nafas pendek, cepat dan dalam



-



Muka merah dan berkeringat



-



Kepala terasa ringan, otot bergetar dan tremor sampai kejang



-



Penglihatan berkurang



-



Tidak sadar sampai pada kematian



Pengobatan : -



Hentikan aktivitas otot



-



Alirkan udara segar ke dalam alat selam dan naik kepermukaan dg bantuan jaket pelampung



-



Hirup O2 100% melalui masker bila pencemaran telah disingkirkan



-



Obat anti nyeri bila diperlukan



Pencegahan : -



Lakukan ventilasi memadai dari Helm penyelam, Ruang dekompressi dsb



-



Pengikatan CO2 oleh Zat Kimia penyerap dalam alat selam harus benar-benar diperlihatkan



c. keracunan nitrogen Gambaran Klinis : -



Fungsi otak yang tinggi : spt daya ingat, daya fikir, perhatian adalah yang pertama terpengaruh. Shg dapat menstimulir penyelam seolah-olah sehat dan ada rasa aman spt didalam ruang kompresi, air yang jernih dengan rekan penyelam ada didekatnya.



-



Pengamatan pengaruh Nitrogen Narkosis : - 10-30 mtr



: Gangguan ringan ( Euforia ringan )



- 30-50 mtr



: Tertawa dan Ngoceh ...



- 50 mtr



: Ngantuk & Halusinasi…



- 50-70 mtr



: Suasana riuh rendah…



- 70 mtr



: Daya tangkap memburuk…



- 70-90 mtr



: Konsentrasi memburuk…



- 90 mtr +



: Halusinasi, tdk sadar, meninggal...



Kematian dpt terjadi pd kedalaman dangkal krn kesalahan penilaian akibat over confidence Pengobatan & Pencegahan : -



Perlindungan penyelam thd cedera saat naik



-



Tambahkan Gas yang dpt kurangi efek Narkosis (Helium) Hidrogen, Neon dan Argon msh dlm penyelidikan



-



Tidak gunakan udara tekan…. Terutama pd kedalaman 30-60 mtr



-



Belum ada pembuktian untuk penggunaan obat-obatan



d. Hipoksia Gambaran Klinis : -



Keluhan & Gejala akan tampak bila kadar O2 < dari 50 mmHg



-



Hilang kesadaran tanpa tanda-tanda awal



-



Kelelahan, Sakit kepala dan penglihatan kabur



-



Kesukaran koordinasi gerak



-



Kebiruan pada bibir dan jari-jari, kejang & rahang kaku



-



Bila tdk teratasi akan terjadi kerusakan otak, jantung dan gagal nafas sampai kematian



Pengobatan : -



Berikan 100% Oksigen



-



Bila henti nafas … lakukan Resusitasi Jantung – Paru



-



Hindari penyelaman tahan nafas



-



Hindari hiperventilasi sebelum menyelam



-



Gunakan peralatan selam sesuai standar dan prosedur



-



Ikuti prosedur penyelaman



K. Kesehatan kapal selam a. Fungsi kapal selam 



Melaksanakan pengintaian taktis & strategis







Menyelenggarakan peperangan anti kapal permukaan & anti kapal selam







Melaksanakan raid amfibi







Penyebaran ranjau







Meluncurkan perenang tempur







Sebagai alat angkut terbatas



b. Organisasi administrasi kapal selam c. Organisasai dan prosedur kesehatan di kapal selam d. Tugas dokter dan bakses disatuan kapal selam e. Persiapan belayar dan tugas-tugas waktu belayar Persiapan belayar : 



Binkesum awak ks







Rikkes matla







Lat p3k & selam







Was bahan makan



Tugas-tugas waktu belayar : 



Perhatikan faktor mikro klimat







Perhatikan perubahan fisik & mental anggota







Perhatikan & awasi bahan makanan dan minum







Laks penkes untuk awak ks







Dalam keadaan darurat di mana kapal tidak bisa timbul, pakes ikut lakukan penyelamatan



f. Tugas-tugas selesai belayar 



Rehab seluruh awak ks yang alami kelainan fisik / mental







Laks/ awasi istirahat terpimpin sehabis layar lama







Buat lapgiat laksbin kesehatan awak kapal selam



g. Syarat kesehatan awak kapal selam Psikiatri 



Mengajukan diri secara sukarela







Mempunyai taraf intelegensi yang normal/tinggi







Mempunyai kepribadian yang stabil, dapat bekerja sama dengan orang lain







Tidak ada klaustrofobia, yaitu takut berada di ruangan sempit dan tertutup



Penglihatan 



Tidak buta warna







Visus 6/6



Hidung dan tenggorokan 



Tidak ada obstruksi saluran napas







Tidak ada deviasi berat saluran napas







Tidak ada peradangan kronis seperti sinusitis (radang rongga sinus), hipertrofi tonsil (pembesaran kelenjar anak tekak)



Gigi 



Tidak ada penyakit di rongga mulut







Tidak ada gigi yang tidak terawat







Tidak ada infeksi fokal (di salah satu/ beberapa titik di rongga mulut)



Sistem pernapasan 



Tidak ada infeksi kronik (menahun)







Tidak ada alergi dan asma



L. Asuhan keperawatan pada pasien dengan terapi HBO : a. Pengkajian 



Identitas : -











Nama, alamat, lahir, pekerjaan, pendidikan, dsb



Keluhan utama : -



Dcs



-



Klinis



-



Kebugaran



Riwayat Penyakit Sekarang -



DCS (Penyelaman dilakukan dimana, dikedalaman berapa, pasien menunjukkan gejala pada kedalaman brp, pingsan berapa lama, menyelaman menggunakan apa, dan pertolongan apa yang sdh dilakukan)







-



Klinis : Riwayat penyakit s/d dilakukan terapi HBO



-



Kebugaran Penulusuran terhadap beberapa penyakit yang



menjadi



kontra



indikasi terapi



OHB,diantaranya : -



Mutlak  Pneumotoraks.  Pasien yang memdapatkan obat kemoterapi (doxorubicin (adriamisin TM) atau cisplatin (platinol) )untuk kanker



-



Relatif :  Infeksi saluran pernapasan bagian atas  Sinusitis kronis  Gangguan kejang



 Emfisema dengan retensi CO2  Demam tinggi yang tidak terkontrol  Riwayat pneumotoraks spontan  Riwayat pembedahan dada  Riwayat bedah rekonstruksi telinga  Paru lesi pada rutin x-ray atau ct scan  Infeksi virus  Dsb  Pemeriksaan fisik 



Observasi TTV.







Mencakup suhu, detak jantung, tekanan darah, suara paru-paru, uji otoscopic dan gula darah pada semua penderita IDDM







Kepala, Mata, Telinga, Hidung danTenggorokan







Neurologis







Pernafasan







Kardiovaskuler







Pencernaan







Perkemihan







Musculoskeletal







Integumen



 Pengkajian Pra OHB 



Observasi TTV.







Info tentang terapi HBO







Cara valsava yang benar







Ambang demam.







Evaluasi tanda-tanda pilek atau flu (batuk, demam, sakit tenggorokan, pilek, mual, diare, malaise).







Auskultasi paru-paru







Lakukan uji gula darah pada pasien dengan IDDM.







Barang yang tidak boleh dibawa







Observasi cedera orthopedic umum dalam luka trauma.







Tes pada pasien keracunan CO/ Oksigen.







Uji ketajaman penglihatan.







Mengkaji tingkat nyeri







Penilaian status nutrisiterutama pada pasien dengan DM dengan pengobatan atau insulin







Semua zat yang mengandung minyak atau alkohol (yaitu, kosmetik, hair spray, cat kuku, deodoran, lotion, cologne, parfum, salep)







Pasien harus melepas semua perhiasan, cincin, jam tangan, kalung, sisir rambut, dll Sebelum memasuki ruangan







Lensa kontak harus dilepas sebelum memasuki ruang







Alat bantu dengar harus dilepas







Menggunakan pakaian berbahan katun 100%







Untuk antisipasi claustrophobia, premedikasi dengan obat anti-kecemasan (Valium, Ativan) diberikan sedikitnya 30 menit sebelum memulai pengobatan



 Pengkajian intra OHB 



Mengamati tanda-tanda dan gejala barotrauma, keracunan oksigen dan komplikasi/efek samping ditemui dalam HBOT.







Mendorong pasien untuk menggunakan teknik atau kombinasi teknik yang paling efektif atau nyaman.







Pasien perlu diingatkan bahwa manuver Valsava hanya untuk digunakan selama dekompresi dan mereka perlu bernapas normal selama terapi (tidak menahan napas).







Jika pasien mengalami nyeri ringan sampai sedang, hentikan dekompresi hingga nyeri reda. Jika nyeri ringan sampai sedang tidak lega, pasien harus dikeluarkan dari ruang dan diperiksa oleh dokter THT.







Atur posisi yang aman







Monitor keadaan umum pasien



 Pengkajian pasca OHB 



Untuk pasien dengan tanda-tanda barotrauma, uji ontologis harus dilakukan.







Tes gula darah pada pasien IDDM.







Pasien dengan iskemia trauma akut, sindrom kompartemen, nekrosis dan pasca implantasi harus dilakukan penilaian status neurovaskular dan luka.







Pasien dengan keracunan CO mungkin memerlukan tes psicyometri atau tingkat carboxyhemoglobin.







Pasien dengan insufisiensi arteri



akut retina



memerlukan



hasil



pemeriksaan pandangan yang luas. 



Pasien dirawat karena penyakit dekompresi, emboli gas arteri, atau edema cerebral harus dilakukan penilaian neurologis.







Pasien yang mengkonsumsi obat anti ansietas selama terapi dilarang mengemudikan alat transportasi atau menghidupkan mesin.







Lakukan pendokumentasian pasien pasca HBOT untuk alasan medis / hukum.



b. Diagnosa keperawatan 



Cemas b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan prosedur perawatan







Resiko cidera yang b/d pasien transfer in/out dari ruang(chamber), ledakanperalatan, kebakaran, dan/atauperalatandukunganmedis







Resiko barotrauma ketelingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli serebral b/d perubahan tekanan udara didalam ruang oksigen hiperbarik.







Resiko keracunan oksigen b/d pemberian oksigen 100% selama tekanan atmosfir meningkat.







Resiko terapi pengiriman gas tidak memadai b/d system pengiriman dan kebutuhan/ keterbatasan pasien







Kecemasan dan ketakutan b/d perasaan kecemasan kurungan terkait dengan ruang oksigen hiperbarik(claustrofobia)







Nyeri b/d masalah medis yang terkait







Gangguan rasa nyaman b/d perubahan suhu dan kelembaban di dalam ruang hiperbarik







Ketidakefektifan Koping individu b/d stress thd penyakit dan atau kurangnya sistem dukungan psikososial







Resiko disritmia b/d patologi penyakit.







Kekurangan volume cairan b/d dehidrasi atau pergeseran cairan.







Perubahanperfusijaringanserebralyang b/d: KeracunanCO, penyakitDekompresi, Infeksinekrotikakut, Gas emboli







Resikoperubahandalamkenyamanan, cairan, dan(ketidakseimbangan) elektrolitb/d mualdanmuntah







KetidakefektifanPemeliharaan



kesehatan



b/d



defisit



pengetahuan



untuk



:



Manajemen luka kronis, keterbatasanyang menyertaipenyakit dekompresi, gejala yang dilaporkansetelah keracunan gas karbon monoksida c. Perencanaan 



Cemas b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan prosedur perawatan -



Kriteria hasil : Pasien



-



Intervensi Keperawatan:



dan klg



-



Kaji dan dokumentasikan pemahaman



mengungkapkan :



pasien dan klg ttg alasan dan tujuan



-



Alasan terapi HBO



terapi HBO dan prosedur dlm terapi



-



Tujuan terapi HBO



serta efek samping terapi



-



Prosedur dalam terapi



-



HBO -



Identifikasi hambatan dan kebutuhan belajarnya terkait dengan informasi ttg:



Resiko bahaya (efek



-



samping) dari terapi



Tujuan dan hasil yang diharapkan dari terapi oksigen hiperbarik



HBO



-



Urutan prosedur perawatan dan apa yang diharapkan (yaitu, tekanan, temperatur, suara, perawatan luka)







Resiko



cidera



yang



b/d



-



Sistem pengiriman oksigen



-



Tehnik mengosongkan telinga



pasien



transfer



in/out



dari



ruang(chamber),



ledakanperalatan, kebakaran, dan/atauperalatandukunganmedis -



Kriteria Hasil :



-



IntervensiKeperawatan:



-



pasien tidak akan



-



Bantu pasien masuk dan keluar dari



mengalami cedera



ruang dengan tepat -



Amankan peralatan di dalam ruang sesuai dengan kebijakan dan prosedur



-



Monitorperalatan dan suppleuntuk



perubahan tekanan dan volume -



Ikutiprosedur pencegahan kebakaran sesuaikebijakan yang ditentukan dan prosedur



-



Monitoradanya udara di IV linedan tekanan tubing line invasif. udara semua harus dikeluarkan dari tabung, jika ada.



-



Dokumentasikanbahwasemua lini invasif terbebasdariudaraterutamasaatchamber diberikantekanandan setelah diberikan tekanan







Resiko barotrauma ketelingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli serebral b/d perubahan tekanan udara didalam ruang oksigen hiperbarik. -



Kriteria Hasil :



-



tanda dan gejala dari



-



sebelum perawatan terapi oksigen



barotrauma akan diakui, ditangani, dan segera



Kelola dekongestan, instruksidokter, hiperbarik



-



dilaporkan



Sebelum perawatan instruksikan padapasien tentangteknik pengosongantelinga,dengancarai menelan, mengunyah, menguapmodifikasimanuvervalsava , atau head tilt



-



kaji kemampuanpasien melakukanteknik pengosongantelingasaattekanandilaku kan.



-



Lakukantindakankeperawatan:



-



Ingatkan pasien untuk bernapas dengan normal selama perubahan tekanan,



-



Konfirmasi ET / manset Trach diisi



dengan NS sebelum tekanan udara, dan -



Beritahukan operator ruang multiplace jika pasien tidak dapat menyesuaikanpersamaan tekanan.







Resiko keracunan oksigen b/d pemberian oksigen 100% selama tekanan atmosfir meningkat. -



Resiko keracunan



-



IntervensiKeperawatan:



oksigen b/d pemberian



-



Catathasilpengkajianpasiendaridokter



oksigen 100% selama



hiperbarik :



tekanan atmosfir



-



PeningkatanSuhu tubuh



meningkat.



-



Riwayat penggunaan steroid



-



Riwayat kejang oksigen



-



Penggunaanvitamin C dosis tinggi atau aspirin



d. Pelaksanaan



-



FiO2> 50%, dan



-



Faktor risiko tinggi lainnya



e. Evaluasi



M. Peran perawat tender dalam perawatan pasien yang menjalani terapi HBO : a. Pra Chamber



b. Intra Chamber



c. Post chamber



c…Post chamber