Resume Bimtek [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME



BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) PROGRAM GURU BELAJAR SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 8 – 12 FEBRUARI 2021



Oleh : SUPARMI, S.Pd NIP. 19660516 200701 2 017



GURU BELAJAR SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM



A. MATERI POKOK 1. KONSEP ASESMEN NASIONAL a. Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajarmengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa.



1) Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu) 2) Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa. 3) Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran. Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.



b. Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional



Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:



1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan pada topik dan aktivitas sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas saja. 3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan. 4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya. 5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN. 6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran. 7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya. 2. TEKNIS PELAKSANAAN ASESMEN NASIONAL a. Kreteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan. Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional. Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga



sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional. b. Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.



AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM. 3. ASESMEN LITERASI MEMBACA Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat. Mendikbud menekankan, literasi di sini bukan hanya kemampuan membaca. "Literasi di sini bukan hanya kemampuan membaca tetapi kemampuan menganalisis suatu bacaan dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi numerasi berarti kemampuan menganalisis menggunakan angka," papar Nadiem. Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam 2 kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kogitif menunjukkan proses berfikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrase serta evaluasi dan refeksi. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi 3, yaitu personal, social budaya dan saintifik



4. ASESMEN NUMERASI



Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagi jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk:  menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.  menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari misalnya di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara. Termasuk kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.



5. TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL ASESMEN KOMPETENSI a. Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.  Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya. b. Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak



mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum. c. Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja. B. PENUNJANG 1. ASESMEN PRA DAN PASCA PROGRAM Asesmen pasca Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Ini adalah tahap akhir dari program, yaitu asesmen pasca program. Anda akan menjawab serangkaian soal yang terdiri atas 30 soal pilihan ganda dan membandingkannya dengan hasil pencapaian Anda pada tahap asesmen pra program. Jika pencapaian Anda masih dibawah 70%, Anda diberi kesempatan 2 (dua) kali untuk mengulang kembali asesmen pasca program ini. Jika diperlukan, Anda juga dapat mengulangi kembali materi dalam topik-topik bimtek, sesuai kebutuhan Anda.