Resume Edupreneurship [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR EDUPRENEURSHIP



RESUME Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Edupreneurship Dosen Pengampu : Yosi Intan Pandini Gunawan, M.Pd. Disusun Oleh :



Nurmalasari Azizah 1717407022



PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2019



RESUME KONSEP DASAR EDUPRENEURSHIP



1



A. Edupreneurship 1. Pengertian edupreneurship



Edupreneurship merupakan bagian dari enterpreneurship yang khusus di bidang pendidikan. Enterprneurship merupakan suatu usaha seseorang yang memiliki inovasi dan kreatif untuk merealisasikan sesuatu seperti ekonomi, sosial, dsb dan hal tersebut mempunyai nilai tambah untuk dirinya. Menurut Oxford Project, edupreneurship merupakan sekolah-sekolah yang selalu melakukan inovasi yang bermakna secara sistematis, perubahan transformasional, tanpa memperhatikan sumber daya yang ada, kapasitas saat ini atau tekanan nasional dalam rangka menciptakan kesempatan pendidikan baru dan keunggulan. Dalam pengertian pertama edupreneurship berorientasi pada profit yang banyak memberi keuntungan finansial. Sedangkan pada pengertian yang kedua, lebih banyak mengenai semua usaha kreatif serta inovatif sekolah yang berorientasi pada keunggulan. Dalam resuman ini, akan lebih banyak ditekankan pada usaha kreatif dan inovatif yang dilakukan oleh lembaga sekolah untuk mendapatkan prestasi dan menambah income yang menjadi poin plus tersendiri. Dengan adanya prestasi, sedikit demi sedikit sekolah akan mengalami kemajuan menjadi sekolah yang unggul. Unggul dalam hal ini tidak memberi dampak finansial langsung, akan tetapi lebih ke arah merintis masa depan yang sukses. Setelah menjadi sekolah yang unggul, peluang serta mencari tambahan income semakin mudah didapatkan. Lembaga pendidikan yang unggul diharapkan mampu memberdayakan peserta didik untuk mencapai kesuksesan di kemudian hari. Pendidikan di sekolah diharapkan membekali para peserta didiknya untuk mempunyai kepekaan sosial serta mampu menembus sektor bisnis dan membawa perubahan. Edupreneurship digerakkan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin atau manager di sekolah. Menjadi seorang edupreneurs ada beberapa perilaku yang harus dimiliki, seperti :



2



a. Bertindak sebagai agen perubahan. b. Memimpin tanpa pamrih. c. Membawa budaya baru diharapkan dengan penuh keyakinan. d. Mendukung pengambilan resiko dan belajar terus menerus. e. Bersedia berinvestasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada bahkan ketika sumber daya langka pun pemimpin juga mau berinvestasi. Metode pembelajaran yang menerapkan pembelajaran berbasis produksi dan bisnis dirancang dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kewirausahaan melalui cara belajar dan prakek (learning by doing). 2. Urgensi Edupreneurship



Sebagai seorang yang menggeluti di bidang pendidikan sangatlah penting mempelajari edupreneurship. Edupreneurship tidak semata mata membuat para peserta didiknya menjadi seorang pengusaha. Akan tetapi, lebih menekankan kepada pembentukan karakter edupreneur dalam bidang pendidikan. 3. Ruang Lingkup Edupreneurship



Edupreneurship bukan hanya fokus pada pendidikan kewirausahaan, akan tetapi lebih terfokus pada para educator atau teacher sebagai pelaku preneurship. Sehingga seorang educator atau pendidik dapat menjadi seorang guru yang kreatif dan produktif. Pendidik yang mempunyai jiwa preneurship diharapkan bisa menurunkan ilmunya kepada peserta didik sehingga merekapun memiliki



jiwa



edupreneurship



ataupun



jiwa



pengusaha



atau



enterpreneurship dalam kapasitasnya sebagai peserta didik. Bukan hanya seorang guru dan peserta didik yang termasuk dalam ruang lingkup edupreneurship. Tetapi, kepala sekolah juga bisa menjadi



3



manager atau kepala pimpinan di sekolah dalam ruang lingkup edupreneurship. 4. Teaching Factory Edupreneurship Penyelenggara pendidikan dituntut mampu menghasilkan lulusan yang kreatif dan inovatif menciptakan peluang usaha (enterpreneur). Salah satu cara untuk menyiapkan lulusan yang mampu berwirausaha adalah dengan cara mengembangkan teaching factory sebagai tempat berlatih usaha. Edupreneurship tanpa adanya teaching factory seperti belajar tanpa adanya praktik, karena pengalaman akan diperoleh ketika peserta didik yang melakukannya. Teaching factory merupakan suatu jenis pembelajaran kontekstual yang mendekatkan peserta didik dengan dunia kerja yang nyata. Teaching factory merupakan sebuah replika industri, memiliki peralatan produksi setara dengan industri, menerapkan standar operasional prosedur yang sama dengan industri. Sehingga, produksi barang dan jasapun sejajar dengan industri. Teaching factory merupakan perpaduan dari CBT, PBT yang merupakan pembelajaran berbasis kompetensi atau skill kerja sesuai dengan prosedur dan standar kerja untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan industri/pasar/konsumen. Teaching factory di dalam terbitan Dinas Pendidikan Jawa Tengah diharapkan mampu : a. Menjadi sumber pembelajaran siswa. b. Menjadi salah satu sumber pendanaan pendidikan sekolah SMK. c. Menjadikan sarana peningkatan kompetensi peserta didik dan guru. d. Menjadi sarana alih teknologi dan transformasi, budaya industri dalam pembentukan karakter.



5. Business Center Edupreneurship



4



Pembangunan dalam bidang pendidikan dijadikan prioritas karena demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan. Kemampuan yang diharapkan yaitu : a. Mendiptakan lapangan kerja atau kewirausahaan. b. Menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja global. Dalam program business center pendidikan diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi melalui usaha perdagangan. Business center merupakan nama lain dari unit produksi yang mana sebagai sarana pusat kegiatan berbisnis atau pusat ekonomi yang bertujuan mencari keuntungan. Tujuan dari program business center yaitu : a. Terwujudnya labolatorium bisnis atau perdagangan yang berfungsi sebagai wahana interaksi sosial dan ekonomi bagi warga sekolah terutama peserta didik dan guru. b. Menghasilkan lulusan SMK yang berjiwa enterpreneurship dan



sikap mandirinya untuk meningkatkan fungsi pendidikan sebagai lembaga yang mencetak generasi produktif. B. Kerangka Konsep Edupreneurship Pengembangan edupreneurship yaitu suatu pembahasan yang menyeluruh tentang bagaimana menyiapkan lulusan yang kompeten serta berjiwa wirausaha. Mengembangkan edupreneurship diperlukan beberapa tindakan kepemimpinan dari kepala sekolah untuk menggerakkan : 1. Pada setiap bidang diterapkan sistem manajemen mutu total (Total



Quality Management), sehingga dengan hal tersebut pimpinan sekolah memberi pelayanan yang bermutu. 2. Melakukan pemberdayaan manusia atau SDM seperti guru, siswa, komite untuk mendukung program sekolah menjadi sekolah unggul dan pemberdayaan merepa supaya lebih produktif dalam berkarya.



5



3. Meningkatkan jaringan kerja sama dengan dunia usaha dan dunia insudtri untuk kegiatan mentoring. 4. Memanfaatkan peluang usaha di segala bidang seperti usaha produksi, jasa, pemasaran, persewaan, waralaba, konsiyasi, dll.



DAFTAR PUSTAKA Mulyatiningsih, Endang. Sugiyono dan Sutriyati Purwanti. 2014. Pengembangan Edupreneurship Sekolah Kejuruan. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.



6