Resume Tugas PKR Modul 3 Dan Modul 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang konkret, maka perlu dilakukan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru diantaranya adalah meningkatkan kualifikasi guru di sekolah dasar. Dalam modul III membahas tentang pengorganisasian kelas, yang merupakan salah satu kondisi yang dapat mendukung penerapan pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam pengertian kegiatan kelas. Pengorganisasian kelas ini dibagi menjadi 2 aspek, diantaranya; pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam pengertian kegiatan kelas. Serta dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan



lingkungan



sebagai



objek



belajar



dapat



memberikan



pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Seorang guru harus mampu membuat siswa belajar mandiri. Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal sumber belajar yang ada disekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangatlah banyak. Hanya saja kita belum dapat memanfaatkan sumber belajar yang berlimpah tersebut. Dalam pembelajaran terutama pembelajaran kelas rangkap, kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar sangatlah penting. Diantara sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah teman sesama guru di sekolah sendiri maupun sekolah lain, masyarakat, keluarga, lingkungan sekolah dan rumah sekolah. Oleh karenanya, seorang guru dituntut mampu mengenal dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia disekitar siswa dan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal terutama pada pembelajaran kelas rangkap, sebagai guru kita perlu mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak.



1



B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. apakah perlu pengorganisasian kelas untuk menunjang pembelajaran PKR? 2. Mengapa sekolah dan sejawat guru dianggap sebagai sumber belajar? 3. Mengapa sekolah dan lingkungan dianggapsebagai sumber belajar? 4. Mengapa lingkungan termasuk dianggap sebagai sumber belajar?



C. Tujuan Berdasarkan tujuan yang didapat dari identifikasi masalah diatas, ialah : 1. Melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat memperlancar kegiatan pembelajaran PKR. 2. Mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi kegiatan belajar aktif. 3. Meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai kegiatan pembelajaran yang efektif. 4. Untuk mengetahui sekolah dan sejawat guru sebagai sumber belajar. 5. Untuk mengetahui sekolah dan lingkngan sebagai sumber belajar. 6. Untuk mengetahui lingkungan sebagai sumber belajar.



2



BAB II PEMBAHASAN MODUL 3



Kegiatan Belajar 1 Penataan Ruang Kelas Penataan



ruang



kelas



merupakan



salah



satu



unsur



dari



pengorganisasian kelas secara kesuluruhan yang memerlukan perhatian dan perencanaan yang serius. Dalam PKR penataan ruang kelas perlu dilaksanakan dengan terencana untuk mendukung pembelajaran. Ini disebabkan karena aktifitas dan mobilitas siswa dalam belajar sangatlah tinggi. Dalam menghadapi murid yang bervariasi baik umur, kemampuan, kematangan maupun minat, perlu diciptakan lingkungan yang bervariasi. Betapa pun matangnya guru dalam memberikan materi dan bagusnya persiapan mengajar yang disusunnya, kemungkinan besar ia akan menghadapi masalah dalam proses pembelajaran apabila ia tidak mampu mengorganisasikan lingkungan kelasnya. Oleh karena itu, pengaturan ruang kelas perlu dilakukan secara periodik, untuk menunjukkan dan mencerminkan kebutuhan belajar yang sewaktu-waktu berubah. Maka, untuk menunjang hal itu semua harus mengetahui hal-hal sebagai berikut ; A. Penataan Ruang Pada umumnya penataan ruang kelas di sekolah dasar adalah berbentuk persegi, dalam hal ini guru hanya bertugas untuk mengidentifikasi dan mendaftar aset-aset yang ada didalam kelas. 1. Penataan Fisik Kelas a. Daerah pajangan Guru harus bisa menentukan letak-letak pajangan di dalam kelas, dan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan ruang dinding yang kosong agar pajangan terlihat rapi.



3



b. Kemudahan bergerak Dalam suatu ruangan hendaknya murid dan guru merasa nyaman dan tidak terasa sesak serta guru bisa leluasa bergerak didalam kelas. Idealnya ruangan kelas berisi sekitar 30 orang murid. c. Sinar Sinar matahari akan sedikit mengganggu kegiatan pembelajaran murid apabila posisi bangku berhadapan langsung dengan cahaya matahari. d. Panas dan ventilasi Ruangan kelas identic dengan pengap atau lembab dan minim cahaya, maka posisi ventilasi sangatlah diperhatikan. e. Papan tulis Pada pembelajaran PKR harus tersedia minimal 2 papan tulis untuk masing-masing kelas yang diajarkan. f.



Bangku dan kursi Sebaiknya kursi yang digunakan ialah satu kursi untuk satu murid atau



bukan bangku panjang, ini dilakukan agar pada posisi melingkar dalam pembelajaran diskusi tidak menyulitkan murid. g. Meja guru Meja guru diposisikan agar pandangan luas terhadap murid. h. Sudut aktifitas Sudut aktifitas yaitu sudut dimana murid-murid dapat melakukan kegiatan belajar secara individu tanpa menggangu murid lain yang belajar. Diantara contoh-contoh sudut aktifitas yaitu ; 1. Sudut membaca. 2. Sudut IPA. 3. Sudut hasil seni. 4. Warung. 5. Sudut rumah tangga. 6. Gudang/tempat menyimpan alat-alat pembelajaran.



4



2. Pengaturan Denah Ruang Kelas Secara garis besar masih banyak sekolah dasar yang menggunakan denah ruang kelas persegi, pengaturan denah tersebut kurang efektif untuk pembelajaran PKR dikarenakan oleh hal-hal berikut ; a. Tidak luwes atau kurang sigap jika guru beralih dari bentuk kegiatan klasikal menjadi kegiatan kelompok. b. Sulit mengadakan kegiatan bervariasi dalam satu waktu bersamaan. c. Terbatasnya ruang gerak guru dalam melakukan supervise dan memberikan umpan balik secara individual.



3. Mengatur Pajangan Pajangan mempunyai peranan penting untuk menjadikan ruang kelas menarik dan membuat murid-murid betah di dalam kelas. Pajanganpajangan tersebut bisa berbentuk grafik, gambar atau hasil karay murid yang mengandung nilai kependidikan.



5



Kegiatan Belajar 2 Pengorganisasian Murid Ada dua hal yang mencakup pengorganisasian murid, diantaranya ; kelompok belajar dan tutor. Perlu diingat bahwa ruang kelas bukan hanya sebagai tempat guru mengajar dan murid duduk mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru. Ruangan kelas adalah tempat kegiatan belajar yang menitikberatkan pada interaksi dan aktifitas belajar murid. Oleh karena itu, keharmonisan perpaduan pengorganisasian kelas dan pengorganisasian murid akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan pembelajaran. Salah satu dari dua hal tersebut terlepas maka pembelajaran yang diharapkan tidak akan terjadi dengan efektif.



A. Kelompok Belajar Kelompok belajar sangatlah penting karena guru tidak selamanya dapat bersama-sama murid di satu kelas. Terkadang guru harus melihat kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut. Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa orang misalnya 5-6 orang murid yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari Karolyn J. Snyder, 1986: 211). Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan agar guru dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok aktif belajar ( KAB). 1. Cara Membentuk Kelompok Belajar Kelompok belajar dibentuk untuk mengaktifkan murid-murid belajar secara mandiri dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Kelompok belajar dapat dibentuk sesuai kebutuhannya. a. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan Yaitu murid-murid dikelompokkan sesuai kemampuannya masingmasing. Keuntungan dari kelompok belajar ini adalah :



6



1)



Memungkinkan murid-murid bekerja sana dengan kemampuan yang sama.



2)



Memeudahkan bagi guru untuk menyampaikan materi.



b. Kelompok belajar berdasarkan kemampuan yang berbeda Kelompok ini terdiri dari murid-murid yang kemampuannya berbeda satu dengan yang lainnya. Kelompok ini cocok untuk kegiatan bersamasama, misalnya pengamatan, studi wisata, olaharaga dan kesenian. Pengelompokan seperti ini akan menguntugkan bagi murid yang memiliki kemampuan kurang dari murid yang lain, keuntungan lainnya dalah mereka akan terbimbing oleh murid yang pintar dan murid yang pintar jadi berkembang.



c. Kelompok belajar berdasarkan pengelompokan sosial Kelompok ini didasarkan pada kecocokan diantara murid, dan mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan belajar. Kelompok seperti ini mempunyain manfaat untuk meningkatkan keyakinan diri pada murid yang lemah dan mereka juga tidak akan canggung atau segan karena yang dipilih adalah kelompok teman-teman akrabnya. Kelompok belajar ini cocok dalam pembelajaran PKK, olahraga dan kesenian.



2. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar Perencanaan kegiatan belajar dalam kelompok mutlak diperlukan, apabila kelompok belajar ingin berhasil. Salah satu keuntungannya adalah menentukan waktu yang tepat, dan memprogramkan kegiatan yang mantap. Ada 5(lima) aspek dalam perencanaan yang harus diperhatikan ; a. Menentukan bagaimana cara murid bekerja sama b. Menentukan program pelatihan bagi pengembangan ketrampilan bekerja sama. c. Memberikan tugas yang dapat dihasilkan oleh kelompok. d. Meletakkan dasar-dasar kerja secara mandiri.



7



e. Memeutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi.



3. Cara Meningkatkan Ketrampilan Belajar Kelompok Morris ( Cohen, 1996) memberikan ilustrasi tentang jenis ketrampilan yang diperlukan sebagai panduan agar semua murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, murid hendaknya diberikan penjelasan seperti berikut ; a. Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan b. Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara c. Murid memperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain. d. Menanyakan pada murid lainnya apakah mempunyai gagasan. e. Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan apabila ada gagasan yang berbeda. f. Mendorong murid-murid untuk bertanya.



B. BAGAIMANA



MEMAKSIMALKAN



PEMANFAATAN



SUMBER



BELAJAR YANG ADA AGAR PARA MURID BELAJAR MANDIRI Belajar mandiri adalah pendidikan yang menekankan pada inisiatif individu dalam belajar, atau suatu kondisi dimana seseorang mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain, baik dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, menunjukkan sumber manusia dan sumber bahan untuk kepentingan belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang cocok, serta mengevaluasikan hasil belajarnya sendiri. Bisa juga disebut belajar yang sepenuhnya atau sebagian besar dibawah kendali murid sendiri. Dalam konsep mandiri dalam mengajar seorang guru dituntut tidak terlalu bergantung kepada cukupnya jumlah guru yang ada disekolah, lengkapnmya fasilitas, memadainmya buku paket dan lain-lain. Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari ketergantungan terhadap alasan yang serba kekurangan. Lingkungan menjadi salah satu sarana penunjang dalam pembelajaran atau bisa disebut dengan “ Laboratorium Raksasa “. Baik lingkungan alam



8



maupun



lingkungan



social



bisa



menjadi



pendukung



murid



untuk



melaksanakan belajar mandiri. Agar sumber belajar dapat dimanfaatkan, para murid harus diaktifkan untuk bekerja yang dalam artian belajar. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan suatu sarana agar murid lebih aktif dalam belajar secara mandiri. LKM merupakan panduan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan, misalnya melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi dan simulasi.



1. Bagaimana memanfaatkan Pusat Sumber Belajar Pusat sumber belajar (PSB) adalah suatu cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya belajar murid-murid. Contoh memanfaatkan PSB adalah sebagai berikut : a. Mengembangkan ketrampilan atau konsep, yang meliputi : 1) Kecermatan 2) Penerapan konsep. b. Menempatkan semua hasil karya murid dimana murid-murid lain dapat belajar dengan cara belajar mandiri. c. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga baik guru maupun murid dapat menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB. Salah satu cara agar murid dapat belajar mandiri, dapat dilakukan dengan menggunakan Lembar Kerja Murid (LKM). LKM merupakan panduan



bagi



demonstrasi,



murid



simulasi,



untuk



melakukan



berdiskusi dan



pengamatan,



memecahkan



percobaan,



masalah.



LKM



merupakan sarana yang paling efektif untuk menunjang penggunaan PSB.



2. Tutor Sebagai Organisator Kelas Tutor adalah orang yang dipilih dari kalangan murid atau orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar. Oleh karena itu, peranan tutor sangatlah penting dan diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu. Tutor juga bisa dikatakan



9



sebagai “perpanjangan tangan guru” (membantu guru dalam proses pembelajaran murid karena ia bukan pengganti guru). Tutor ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak, tutor tamu dari masyarakat, dan penjagan sekolah. Sebelum program tutorial ada 5 hal yang peril diperhatikan ; a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai b. Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial c. Menetapkan tempat dimana tutorial dilaksanakan d. Penjadwalan tutorial. e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial.



3. Bagaimana Memilih dan Mempersiapkan Tutor Dalam pemilihan seorang tutor tidak lah sembarangan, ada beberapa jenis tutor yang perlu diketahui seperti yang telah diuraikan diatas ; a. Tutor sebaya Tutor sebaya yaitu seorang murid yang pandai yang membantu belajar murid lainnya pada tingkatan kelas yang sama. Dalam memanfaatkan tutor ada 2 cara, yaitu : 1) Mempersiapkan tutor secara matang Dalam hal ini pemilihan tutor sebaya tidaklah sembarangan, artinya murid haruslah yang lebih pandai dari murid lain. 2) Tutorial berlangsung tanpa terencana Maksudnya tutorial yang berlangsung secara spontan karena situasi, kondisi dan kebutuhan. Namun tuto sebelumnya hendaklah diberi pelatihan secara singkat terlebih dahulu. Cara melatih tutor secara singkat adalah sebagai berikut : a. Memperkenalkan materi dalam buku yang harus ditutorialkan b. Memberikan penjelasan kepada murid yang belum bisa dan membantu untuk mengetahui kesalahan dan membantu mencoba untuk memecahkan sendiri.



10



c. Memberi penjelasan agar perlu untuk membahas suatu materi yang dipelajari d. Dilatih membuat penilaian. Tutor dapat dimanfaatkan dalam kelompok, secara individual atau berpasangan, 1) Tutor dalam kelompok 2) Memanfaatkan tutor untuk membantu individual 3) Memanfaatkan tutor secara berpasangan b. Tutor kakak Adalah tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor kakak ini kemampuannya harus diatas rat-rata Karen ia mempunyai peranan penting untuk membantu pembelajaran adik-adik kelasnya. Tutor kakak pada umumnya diambil dari kelas tinggi. Penggunaan tutor kakak dapat dilakukan dengan 2 cara ; 1. Cara 1, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap oleh satu guru. 2. Cara 2, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap pleh 2 guru. c. Tutor dari masyarakat Tutor ini berasal atau diambil dari masyarakat yang berperan untuk membantu guru dalam menangani kegiatan pembelajaran di sekolah. Peran tutor ini baru dapat dilaksanakan apabila seorang guru merangkap 3 kelas sekaligus. Tidak ada kriteria khusus untuk tutor dari masyarakat ini,



yang



terpenting



orang



tersebut



memiliki



pengetahuan



dan



ketrampilan yang melebihi muridnya.



d. Tutor dari penjaga sekolah Dalam hal ini situasi tertentulah yang dapat guru lakukan untuk memanfaatkan penjaga sekolah sebagai tutor. Akan tetapi guru harus mampu menganalisa keadaan untuk menempatkan kapan penjaga sekolah dapat dimanfaatkan sebagai tutor.



11



Aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika memilih memanfaatkan tutor sebaya dan tutor kakak, adalah sebagai berikut ; 1) Prestasi, yaitu pintar, murid yang termasuk maju dikelasnya. 2) Penampilan, yaitu luwes, dapat bergaul dengan semua murid. 3) Mental, yaitu ramah, tidak pemarah, dan penyabar.



12



Kegiatan Belajar 3 Disiplin Kelas Dalam hal ini yang dimaksud dengan disiplin kelas bukanlah murid-murid yang tenang, diam dan tidak rebut, melainkan suatu kondisi dimana muridmurid tetap dituntut aktif belajar sehingga suasana kelas menjadi hidup dan “hangat”. Suasana seperti ini akan terasa gaduh, namun tetap terarah sehingga



tujuan



pembelajaran



akan



tercapai.



Disiplin



kelas



yang



dimaksudkan adalah guru menciptakan peraturan dan kegiatan agar murid terikat oleh kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas. Aturan itu dinamakan “ Aturan Rutin Kelas “(ARK) dan “Kegiatan Siap” (KS). A. Apa yang dimaksud ARK ? Aturan rutin kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan procedural yang dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh muris, untuk mengatur kegiatan dan perilaku sehari-hari (Ian Collingwood, h. 79). 1. Mempersiapkan ARK Seorang guru harus mempersiapkan ARK terlebih dahulu, dan seyogyanya seorang guru harus sudah mempunyai nya. Berikut contohcontoh ARK : a. Papan tulis b. Alat tulis c. Sumber bahan d. Tutor ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat memulai kegiatannya secara terarah dan cepat. 2. Kegiatan siap atau stand-by Kegiatan siap (KS) adalah kegiatan yang diciptakan guru yang dapat diberikan



apabila



ada



murid



yang



sudah



selesai



mengerjakan



pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan atau pada waktu luag pada saat kegiatan berlangsung.



13



Kegiatan PKR dapat dilakukan dalam berbagai jenis lingkungan baik itu klasikal, kelompok atau individual. Masalah yang akan dering dihadapi yaitu adanya murid yang cepat selesai mengerjakan tugasnya ( Earlyfinisher). Untuk mengatasinya maka digunakanlah KS ini. Satu hal yang penting apabila menghadapi murid yang lebih cepat selesai adalah memanfaatkan mereka untuk menjadi tutor. Sebagaimana yang diuraikan diatas mengenai jenis-jenis kegiatan PKR adalah sebagai berikut ; a. Pembelajaran secara klasikal Pembelajaran ini merupakan kunci keberhasilan dalam PKR karena memupuk kebersamaan dalam bekerja. Dalam pembelajaran ini dapat berupa, pengajaran percakapan, bercerita, olahraga, kesenian dan studi lingkungan. b. Pembelajaran individual Pembelajaran ini dapat diartikan bahwa guru dapat memberikan pelajaran secara individual. Pembelajaran ini bukanlah diberikan kepada satu persatu murid dalam satu kelas, melainkan memberikan pembelajaran kepada murid yang lemah atau belum bisa. c. Pembelajaran dalam kelompok Kelompok



murid



yang



dapat



diubah-ubah



sesuai



dengan



kebutuhannya. Kelompok murid campuran dapat diberikan tugas pengamatan percobaan atau jenis permainan kelompok. Sedangkan bagi kelompok yang terdiri dari kelompok social, tidak banyak berbeda dengan kelompok campuran diatas, misalnya dalam melakukan percobaan, pengamatan atau simulasi.



14



MODUL 4 LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR



Kegiatan Belajar 1 Sekolah dan Sejawat Guru sebagai Sumber Belajar A. Kerjasama Dalam Pembelajarn Kelas Rangkap (PKR), kemitraan antara guru di dalam lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda sangatlah penting. Di sekolah-sekolah di daerah terpencil dimana terdapat berbagai kesulitan dan keterbatasan maka menciptakan sumber belajar dan sumber daya merupakan faktor penting. Winataputra



(1999)



menyebutkan



bahwa



melalui



pembiasaan



kerjasama antar guru sekolah dapat dicapai hal-hal sebagai berikut: Program pembelajaran dapat dilakukan lebih efisien dan efektif dalam arti hemat sumber daya dan mencapai tujuan secara optimal. a. Terciptanya suasana kebersamaan dan kesejawatan antar guru dalam membangun dan memelihara suasana pendidikan persekolahan yang demokratis. b. Kebersamaan dan kesejawatan antar guru akan menjadi model bagi para siswa dalam membina persahabatan antar siswa karena mereka akan merasakan sesuai dengan nilai dan semangat “ing ngarso sung tolodo”. c. Pemecahan masalah-masalah pendidikan di SD akan menjadi semakin mudah dan ringan karena semua guru dan kepala sekolah menerapkan prinsip “berat sama dipikul ringan sama dijinjing”. Kerjasama dilakukaan untuk saling membantu, saling mengisi dan saling mengatasi kesulitan. Salah satu tujuan sekolah dalam mengelola dan mengorganisasikan kegiatanya adalah untuk membangun kerjasama dan saling pengertian yang kokoh baik di dalam sekolah itu sendiri, maupun dengan sekolah lain, tujuan pembelajaran khusus yang dirumuskan dimuka



15



adalah suatu cita-cita keberhasilan yang harus dicapai melalui kerjasama sekolah, kerjasama merupakan usaha untuk meningkatkan dan memperluas sumber belajar. Menciptakan sumber belajar, dan sumber daya merupakan faktor penting bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil yang menghadapi berbagai kesulitan dan keterbatasan, oleh karena itu, kerjasama tersebut diarahkan kepada : 1. Kerjasama antara guru dan kepala sekolah terpusat pada pembagian tugas mengajar dan kerja administrasi, misalnya : a. Mengatur pembagian tugas mengajar, kerja administrasi dan jadwal pelajaran b. Pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan alat dan sumber belajar c. Berdiskusi dan saling tukar informasi



2. Kerjasama sekolah diarahkan untuk membangun Pusat Sumber Belajar (PSB). PSB ini dapat dibangun dari mulai yang sederhana sampai dengan yang lebih tinggi. Yang sederhana misalnya satgu kegiatan atau forum dimana guru bisa saling mengunjungi, atau saling bertemu untuk mengdiskusikan



berbagai



masalah,



atau



yukar



informasi



dan



pengalaman sebagai contoh antara lain adanya rapat rutin, dan forum diskusi, sedangkan PBS dalam pengertian yang lebih tinggi misalnya adanya kerjasama untuk menciptakan dan menggunakan sumber belajar, alat dan bahan yang dapat dipakai bersama. 3. Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat Kerjasama diarahkan untuk menciptakan iklim dimana sekolah adalah milik bersama, oleh karenanya penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan masyarakat. Guru dan sekolah sekolah harus mendekati masyarakat untuk mendapatkan



16



bantuan berupa sumber daya, sumber dana, dan sumber gagasan yang ada dalam masyarakat. 4. Kerja sama dengan penilik, kepala cabang dinas (KCD) pendidikan, dan komite sekolah setempat sebagai pembina. B. Membangun Iklim Kerjasama Dalam merencanakan kerjasama, langkah yang perlu kita lakukan adalah mengetahui dan mendaftar potensi yang mungkin dapat digerakan untuk kepentingan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait : 1. Mengumpulkan Data Statistik dan Sumber Informasi Data sekolah yang meliputi jumlah murid, jumlah murid mengulang kelas, jumlah murid putus sekolah, dan jumlah murid yang melanjutkan ke SMP. Selain itu, kita juga perlu mengetahui tentang jumlah data penduduk desa, umur, jenis kelamin, anak usia sekolah, tingkat pendidikan pendudukan, tokoh-tokoh masyarakat dan keahliannya, kita juga perlu mendata sumber alam, tempat wisata, dan sumber yang berpotensi sebagai sumber belajar misalnya danau, kawah, gunung, sungai, laut, tempat bersejarah (situs) dan sebagainya. 2. Melakukan Negosiasi (perundingan) Guru dan kepala sekolah perlu mengatur langkah-langkah untuk melakukan negosiasi agar mendapatkan dukungan.dalam melakukan negosiasi itu tumbuhkan kesan bahwa mereka bukan hanya membantu kita, tetapi mereka merupakan unsur penting, tanpa kehadiran mereka maka sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Apabila sekolah tidak berjalan dengan semestinya maka yang rugi tidak hanya sekolah tetapi juga masyarakat. Tokoh masyarakat perlu mengetahui apa yang terjadi di sekolah sehingga mereka memaklumi hasil yang dicapai oleh sekolah. Sebagai contoh, apabila NEM di SD anda sangat rendah, maka masyarakat sekitar tidak akan menyalahkan anda semata, karena mereka tahu sekolah anda tidak ada buku dan anda mengajar sendiri untuk beberapa kelas.



17



3. Memberikan Peranana Nyata Masyarakat perlu diberikan peranan nyata, misalnya menjadi tutor dan narasumber diberbagai bidang antara lain : kesenian, olahraga, kesehatan, kerajinan, pertanian. Dengan memberi peran seperti itu mereka akan menyadiri bahwa tugas guru tidak mulia. Cara lain adalah mengaktifkankan peran BP3, sebagai mitra kerja sekolah. 4. Melaporkan Keadaan Sekolah Pada saat-saat tertentu guru atau sekolah dapat memberikan laporan kepada kepala desa atau masyarakat tentang keadaan sekolahnya. Ini bisa saja dilakukan enam bulan sekali kita berkunjung ke kantor desa dan melaporkan tentang prestasi yang dicapai oleh murid-murid. Atau pada saat kenaikan kelas, para orang tua diundang untuk menghadiri kenaikan kelas putra-putrinya. 5. Memberikan Tanda Penghargaan Sekolah dapat memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang berjasa terhadap sekolah, penghargaan seperti ini dapat berbentuk piagam atau piala, atau lebih sederhana lagi misalnya mengumumkan kepada masyarakat ketika rapat sekolah, kenaikan kelas atau pada saat rapat desa.



C. Melakukan Kerja Sama dengan Sekolah dan Rekan Sejawat Guru. Guru



mempunyai



kelebihan



dan



kekurangan.



Kerjasama



ini



dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi kekurangan. Sebagai calon guru tentu memahami betul kondisi dan keadaan sekolah anda yang menurut anda sendiri serba kekurangan. Fenomena ini sangat mempangaruhi anda sehingga menggangu proses belajar mengajar. Keserbakekurangan tersebut antara lain: Disekolah kekurangan tenaga guru sehingga harus mengjar merangkap beberapa kelas sekaligus, siswa tidak memiliki buku sumber, dan tidak memiliki buku pedoman guru secara lengkap.



18



1. Cara memanfaatkan sesama guru dari sekolah sebagai sumber belajar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru adalah seperti berikut: a. Kemukakan masalah yang anda hadapi misalnya dalam mata pelajaran matematika. b. Menentukan alternatif pemecahan permasalahan berupa : c.



Membahas bersama materi tersebut



d. Meminjam buku sumber, bahan dan alat peraga e. Meminta teman anda menggantikan mengajar, sementara anda mengajar dikelas teman anda f.



Membawa murid anda untuk belajar matematika di kelas teman anda.



2. Memilih alterntif yang paling tepat dengan mempertimbangkan kebutuhan, jadwal, dan bahan yang tersedia. Kerjasama ini adalah untuk saling membantu, saling mengisi dan saling mengatasi kesulitan. 3. Cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dapat bervariasi, tergantung



kepada



permasalahan



yang



dihadapi.



Langkah-langkah diatas menunjukan bahwa kesulitan apapun dapat diatasi asal ada keterbukaan dan saling pengertian antara sesama guru.Jadi kerjasama antara sesama guru dalam satu sekolah itu sangat penting karena dapat memecahkan berbagai kesulitan terutama kesulitan dalam melaksanakan tugas mengajar.



Disini



dituntu untuk menyadari bahwa setiap orang mempunyai kekurangan, dan kekurangan tersebut dapat diatasi apabila kita bekerjasama.



19



Kegitan Belajar 2 Sekolah dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Pada pembelajaran dengan pendekatan PKR seorang guru harus mampu menciptakan kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran termasuk belajar mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan sumber belajar yang memadai. A. Menciptakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Untuk menunjang proses belajar mandiri, perlu adanya suasana yang mendorong murid atau guru untuk memanfaatkan bahan dan perlengkapan yang ada. Suasana tersebut adalah adanya persiapan/bahan sebagai sumber belajar dan terciptanyalingkungan belajar untuk menunjang prosesnya proses belajar mandiri. B. Melengkapi Ruang Kelas dengan berbagai Sumber Belajar Ruang kelas merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, tempat sebagian besar kegiatan pembelajaran berlangsung. Menciptakan ruang kelas yang menyenangkan akan membantu berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk membuat siswa lebih produktif dalam belajar seorang guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar dengan berbagai perlengkapan belajar. Adanya sudut baca di ruang kelas dengan berbagai jenis buku sangat diperlukan terutama pada pembelajaran dengan menggunakan model PKR dimana guru harus membelajarkan lebih dari satu kelas dalam waktu yang bersamaan. Sudut baca dapat berisi kumpulan laporan kegiatan siswa, benda-benda lingkungan, pajangan kelas yang berkaitan dengan isi bukubuku yang berkaitan dengan buku pelajaran, buku cerita, komik, kliping maupun laporan tugas, dan hasil kerja siswa dalam melakukan kegiatan praktikum serta benda-benda yang merupakan hasil karya siswa. C. Cara mengembangkan program kebun, kolam dan perternakan sekolah Melengkapi Lingkungan Sekolah dengan berbagai Sumber Belajar Suatu sekolah dengan jumlah guru yang terbatas, sangat membutuhkan



20



kreatifitas dalam menciptakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Halaman sekolah dapat dijadikan sumber belajar, berbagai tanaman dapat ditanam di sana, selain memperindah suasana sekolah, siswa dapat belajar berbagai hal seperti mengetahui bagian-bagian tanaman dan ekosistim. Halaman belakang sekolah dapat dibuat kebun sekolah. Di kebun sekolah siswa dapat mempelajari sistem reproduksi pada tumbuhan, barbagai macam tumbuhan



dengan



lingkungan



hidupnya,



cara



bercocok



tanam



dan



mempraktekkannya secara langsung. Belajar melalui pengalaman nyata akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Koperasi yang dibangun di sekolah dapat berfungsi sebagai sumber belajar, selain dapat membantu anggota-anggotanya yang merupakan orangorang yang berada di lingkungan sekolah, dapat juga digunakan sebagai sumber belajar, di koperasi siswa dapat belajar menghitung keuntungan dari penjualan, sistem kredit, manfaat koperasi dan sekaligus mempraktekkannya karena siswa merupakan anggota koperasi juga. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dibentuk di sekolah dapat menjadi sumber belajar dimana siswa dapat melihat langsung bagaimana cara menangani



berbagai



masalah



kesehatan



secara



sederhana.



Menurut (Djalil, 2005) ada 2 (dua) cara untuk meningkatkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa: 1) Menciptakan lingkungan di sekolah yang memudahkan murid-murid untuk belajar mandiri, yang dapat dilakukan dengan melengkapi sekolah atau ruang kelas dengan berbagai sumber belajar 2) memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk menunjang belajar mandiri.



D.



Mengembangkan Pusat Sumber Belajar (PSB) Dalam memanfaatkan Pusat Sumber Belajar (PSB), Lembar Kerja Murid (LKM) tetap memegang peranan penting. Contoh dalam memanfaatkan



21



PSB,



LKM



diarahkan



untuk



kegiatan



berikut



:



Mengembangkan



keterampilan atau konsep Kecermatan Menggunting, merekat, memasangkan, membuat percobaan (mengamati, membuat diagram), dan mengadakan simulasi. Penerapan konsep Memasukan, mengurutkan, mengumpulkan, memisahkan, mendaftarkan, mengelompokan, memasangkan, menuliskan, menempatkan atau memberi nama,



membandingkan,



mengembangkan,



meneliti,



merekontruksi,



menemukan dan memutuskan. Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum, laporan, dan hasil karya lainya di suatu tempat dimana murid lain dapat belajar dengan cara belajar mandiri. mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga baik guru maupun murid dapat menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan alat yang paling efektif untuk memaksimalkan penggunaan PSB. Berikut ini beberapa contoh kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menggunakan LKM, antara lain : a. Murid-murid melakukan praktikum tentang pengaruh sinar matahari terhadap tumbuhan. Contoh : 1) Murid-murid menempatkan tumbuhan dalam kotak yang ditutup rapat. Pada dinding kotak tersebut diberi lubang untuk masuk sinar. Setelah beberapa hari akan diketahui bahwa tumbuhan tersebut menyerap melalui lubang



tadi.



2) Murid-murid mengamati 2 buah pot yang sudah ditanami bungan dari jenis yang sama, yang satu ditempatkan di tempat terang dan satunya lagi ditempatkan pada tempat gelap. Setelah satu minggu murid-murid dapat membandingkan pertumbuhan ke dua bunga tersebut. b. Berbagai potongan bambu yang merupan contoh bentuk lingkaran dari berbagai ukuran. Setiap murid mengukur lingkaran tersebut dengan menggunakan benang. Berdasarkan pengukuran ini, murid di bawah



22



bimbingan guru akan mengetahui rumus penghitungan benda-benda bulat seperti bola. c. Berbagai tanda rambu-rambu lalu lintas yang dibuat sendiri, ditempatkan berjejer. Murid-murid harus menunjukkan ke mana arah berjalan sesuai dengan rambu tersebut.



23



Kegiatan Belajar 3 Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar Salah satu upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan sekitar data mencakup lingkungan alam dan pengalaman di lingkungan sekitar siswa sehari-hari. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode ini, lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. Menurut Djalil dkk (2005), ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, yaitu: a.



Sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan)



b.



Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan)



c.



Tempat tersebut cukup aman digunakan sebagai sumber belajar (keamanan)



d.



Berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian)



Melalui metode ini, bentuk tugas yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan anak didik pada batas frekuensi yang tetap menggairahkan mereka sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Tentu saja untuk melakukan kegiatan belajar metode ini diperlukan perencanaan dan persiapan yang baik dengan membuat langkah-langkah pembelajarannya, koordinasi dengan kepala dengan membuat langkah-langkah pembelajarannya, koordinasi dengan kepala sekolah dan pihak-pihak terkait perlu dilakukan pada awal program pembelajaran.



24



Djalil dkk (2005) membuat beberapa langkah dalam menentukan lingkungan sebagai sumber belajar sebagai berikut: Topik dan materi pembelajaran erat sekali kaitannya dengan lingkungan. Lingkungan yang dipilih merupakan salah satu sumber yang paling mungkin dapat digunakan untuk memperkaya materi. Sumber tersebut paling sesuai dengan sekolah anda dilihat dari kemudahan, kemurahan, keamanan dan kesesuaian dengan materi. Sumber dari buku dirasakan kurang atau tidak ada contohnya dan sulit diterapkan pada pembelajaran dengan pendekatan PKR. Cara



Mengidentifikasi



Lingkungan



Sebagai



Sumber



Belajar



Dalam mengidentifikasi lingkungan sebagai sumber belajar, selain guru dituntut menguasai seluk-beluk lingkungan, guru juga dituntut untuk menguasai tentang materi kurikulum, serta materi dan topik-topik pelajaran dalam buku paket yang berkaitan



dan



membutuhkan



alam



sekitar



sebagai



sumber



belajar.



Untuk itu, Mengidentifikasi lingkungan dapat menggunakan format sebagai berikut. Identifikasi Sumber Lingkungan Sesuai Dengan Materi Pelajaran Sumber Alam Ketersediaan Untuk Mata Pelajaran. Ada Tidak 1 2 3 4 1. Sumber Alam a. Gunung b. Sungai c. Sawah d. Lembah e. Hutan f. Kawah g. Irigasi h. Danau/waduk i. Pertambangan j. Mata air 2. Sosial a. Jenis suku bangsa b. Suku terasing c. Kehidupan adat



25



d. Upacara adat e. Rumah adat f. Upacara keagamaan g. Mata pencaharian penduduk h. Pakaian adat i. Ragam bahasa 3. Lembaga a. Kantor Desa b. Puskesmas c. Posyandu d. Tempat ibadah e. Lembaga adat f. Lembaga budaya/ sanggar tari g. Perpustakaan h. Musium i. Laboratorium j. Pabrik/perusahaan * ) Lihat Kurikulum Untuk mengetahui ketersediaan tersebut, guru cukup memberikan tanda centang (√) pada kolom 2 bila ada, atau kolom 3 bila tidak ada. Dari beberapa sumber lingkungan yang disebutkan di atas, pasti beberapa diantaranya tersedia sekitar sekolah. Untuk kepentingan murid-murid tidak perlu semua sumber diatas harus ada, tetapi mana saja diantara sumber tersebut yang dapat anda manfaatkan untuk kepentingan belajar. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, adalah : a. Sumber tersebut mudah dijangkau ( kemudahan) b. Tidak memerlukan biaya tinggi ( kemuarahan) c. Tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar (keamanan) d. Berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian) Pada



kolom



4,



guru



menuliskan



materi



mata



pelajaran



yang



pembelajarannya membutuhkan sumber belajar tersebut. Untuk menentukan



26



sumber



yang



akan



mempersiapkannya



digunakan,



melalui



terlebih



perencanaan



dahulu dan



guru



program.



harus



sudah



Rencana



ini



didiskusikan dengan guru lain dan Kepala Sekolah. Cara



Memanfaatkan



Lingkungan



sebagai



Sumber



belajar



untuk



Kepentingan Belajar Murid-murid 1. Cara mengidentifikasi lingkungan sebagai sumber belajar. Dalam melakasanakan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu : a. Membuka kembali daftar materi, yang tujuannya untuk melihat topik dan materi yang akan diberikan dengan menggunakan berbagai sumber lingkungan. b. Mempersiapkan kunjungan ke sumber belajar, yaitu : 1) Menentukan jadwal (kapan, dan berapa lama) 2) Menyiapkan lembar kerja murid (LKM), merupakan pedoman atau petunjuk



bagi



murid



dalam



melakukan



pengamatan,



dan



pengumpulan data, 3) Mempersiapkan perbekalan, misalnya : alat, bahan dan konsumsi, c. Memberikan petunjuk tentang tata tertib selama melakukan kunjungan atau pengumpulan data. d. Melakukan bimbingan dan pembinaan selama dalam kunjungan. e. Memberikan pengawasan penuh kepada murid-murid baik di perjalanan maupaun di tempat tujuan. f.



Memberikan petunjuk cara membuat laporan hasil kunjungan, dan cara menyampaikannya dalam kelas.



g. Menata kelompok belajar untuk mempresentasikan hasil laporan. Masyarakat sebagai Sumber Belajar Sekolah bukanlah merupakan bagian terpisa dari masyarakat, tetap merupakan bagian integral dari masyarakat. Dalam pelaksanaan PKR kemitraan antar guru dan antar guru dengan masyarakat, sangatlah penting, lebih-lebih guru yang bertugas di SD yang sumber belajarnya di



27



sekolah sangat terbatas. Sekolah dan guru seharusnya tidak terisolasi atau mengisolasikan diri dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu iklim kerjasama perlu dibangun dan dipelihara. Kemitraan atau kerjasama sekolah dan masyarakat disekitar sekolah perlu dirancang dan diprogramkan dengan baik. Dengan demikian segala sumber belajar yang ada di luar sekolah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembelajaran. Masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah individu sebagai personal yang merupakan bagian dari masyarakat. Misalnya tokoh masyarakat dan para ahli, seperti peran ulama, pengrajin, petani, seniman, pakar, aparat pemerintah, lingkungan hidup dan sebagainya. Mereka dapat bertindak sebagai narasumber untuk informasi tertentu. Sekali waktu seorang polisi dapat diundang ke sekolah untuk memberikan materi-materi tentang tertib berlalulintas, atau seorang keagamaan, atau suatu waktu siswa diajak mengunjungi puskesmas untuk melihat dan mengamati aktivitas di sana. Kunjungan ke pameran karya sastra, museum, cagar alam, kebun binatang dan lingkungan lain sangat membantu siswa dalam belajar mandiri. Djalil dkk (2005) menjelaskan beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memanfaatkan nara sumber yaitu: a. Materi atau informasi yang dapat diperoleh dari nara sumber, tidak dikuasai oleh guru, dan b. Narasumber tersebut tepat, artinya yang dijadikan narasumber harus orang yang benar-benar memiliki informasi tersebut.



28



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Salah satu penunjang dalam kegiatan PKR adalah pengorganisasian kelas yang meliputi 2 aspek, aspek fisik dan kegiatan kelas. Aspek fisik salah satu contohnya adalah penataan ruang kelas karena penataan ini sangatlah penting dalam pembelajaran PKR, penataan ruangan kelas yang tidak teratur akan mengakibatkan pembelajaran tidak nyaman dan membuat jenuh. Pada umumnya yang kita jumpai di beberapa sekolah dasar penataan ruangan kelas masih menggunakan bentuk persegi, ruangan kelas yang seperti ini kurang cocok untuk menunjang pembelajaran kelas rangkap. Selain itu penunjang lain dalam kegiatan PKR adalah pengorganisasia murid dan disiplin kelas. Dalam Pembelajarn Kelas Rangkap (PKR), kemitraan antara guru di dalam lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda sangatlah penting. Kerjasama dilakukaan untuk saling membantu, saling mengisi dan saling mengatasi kesulitan. Dalam merencanakan kerjasama, langkah yang perlu kita lakukan adalah mengetahui dan mendaftar potensi yang mungkin dapat digerakan untuk kepentingan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait, mengumpulkan data statistik dan sumber informasi, melakukan negosiasi (perundingan), memberikan peran nyata, melaporkan keadaan sekolah, memberikan tanda penghargaan. Guru mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kerjasama ini dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi kekurangan. Pada pembelajaran dengan pendekatan PKR seorang guru harus mampu



menciptakan



kondisi



sekolah



ataupun



ruang



kelas



yang



mendukung proses pembelajaran termasuk belajar mandiri. Kondisi yang



29



dimaksud adalah melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan sumber belajar yang memadai. Dalam memanfaatkan Pusat Sumber Belajar (PSB), Lembar Kerja Murid (LKM) tetap memegang peranan penting. LKM diarahkan untuk kegiatan berikut,yaitu mengembangkan keterampilan atau konsep (kecermatan, penerapan konsep), menempatkan semua lembar kerja, hasil karya lainya di suatu tempat dimana murid lain dapat belajar dengan cara belajar mandiri dan mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan. Salah satu upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di



lapangan



dengan



tujuan



untuk



mengakrabkan



siswa



dengan



lingkungannya. Melalui metode ini, lingkungan diluar sekolah dapat digunakan



sebagai



sumber



belajar.



Beberapa



hal



yang



perlu



dipertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, adalah sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan), tidak memerlukan biaya tinggi (kemuarahan), tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar (keamanan), berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian). Sekolah bukanlah merupakan bagian terpisa dari masyarakat, tetap merupakan bagian integral dari masyarakat. Kemitraan atau kerjasama sekolah dan masyarakat disekitar sekolah perlu dirancang dan diprogramkan dengan baik. Dengan demikian segala sumber belajar yang ada di luar sekolah dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya dalam pembelajaran.



B. Saran Setelah kita membahas uraian mengenai pengorganisasian kelas guru diharapkan : a. Dapat melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat memperlancar kegiatan PKR.



30



b. Dapat



mengorganisasikan



murid



dalam



kegiatan



pembelajaran



sehingga terjadi kegiatan belajar aktif. c. Dapat meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai kegiatan pembelajaran yang efektif. Dalam beberapa hal kita sering kali tidak mampu untuk memecahkan



masalah



pembelajaran



sendiri,



bahkan



setelah



didiskusikan dengan teman sejawat dalam satu sekolah. Sehingga penulis mempunyai saran bahwa alangkah lebih baiknya jika kita selaku guru menemukan suatu permasalahan dalam suatu pembelajaran yang tidak dapat kita pecahkan itu dengan cara bekerjasama dengan guru lain dengan satu sekolah ataupun dengan lain sekolah. Jadi disini kita dapat berdiskusi dan bertukar pengalaman antar yang satu dengan yang lain untuk mengatasi kesulitan dalam mengajar, misalnya tidak mempunyai buku sumber dan alat peraga, atau kurang menguasai materi yang harus diajarkan. Sehingga disini kita dapat saling membantu dalam mengajar, dari



mengeadakan



kegiatan



bersama



seperti



membuat



media



pembelajaran, menyusun skenario pembelajaran dan mengadakan kunjungan dan karyawisata. Kita selaku calon guru atau guru terkadang sulit untuk menciptakan bahwa lingkungan sekolah dapat dijadikan sumber belajar. Sehingga disini seorang guru harus mampu menciptakan kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran termasuk belajar mandiri. Oleh karenanya penulis mengharapkan guru dapat manfaatkan lingkungan yang ada disekitar sekolah sebagai sumber belajar seperti koperasi, di koperasi siswa dapat belajar menghitung keuntungan dari penjualan, sistem kredit, manfaat koperasi dan sekaligus



mempraktekkannya



karena



siswa



merupakan



anggota



koperasi juga. UKS siswa dapat melihat langsung bagaimana cara menangani berbagai masalah kesehatan secara sederhana. Halaman Sekolah, berbagai tanaman dapat ditanam di sana, selain memperindah suasana sekolah, siswa dapat belajar berbagai hal seperti mengetahui



31



bagian-bagian tanaman dan ekosistim. Halaman sekolah dapat dibuat kebun sekolah. Di kebun sekolah siswa dapat mempelajari sistem reproduksi pada tumbuhan, barbagai macam tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, cara bercocok tanam dan mempraktekkannya secara langsung. Belajar melalui pengalaman nyata akan memberikan hasil belajar yang lebih baik, dan sumber belajar lainnya. Seperti kita ketahui bahwa lingkungan pun bisa menjadi sumber belajar bagi kita semua, untuk itu dalam suatu lingkungan tersebut harus terciptanya suatu kebersamaan antar sesamanya dan terciptanya suatu lingkungan yang nyaman dan damai agar bisa menjadi inspirasi bagi kita dalam menyelesaikan masalah dengan baik dan mampu memberi solusi yang baik. Diharapkan kita sebagai calon guru harus bisa memberikan arahan bagi anak didik kita bahwa lingkungan sekitar pun bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk mereka, dan mampu merawat lingkungan tersebut agar terjaga dengan baik. Dengan adanya lingkungan sekitar kita, kita bisa melihat kegunaan alam sekitar kita untuk mengenal kerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan suatu eksperimen atau pemecahan masalah terhadap lingkungan agar mereka bisa mengenal dan merasakan langsung dengan lingkungan mereka, bukan hanya melalui teori saja.



32



DAFTAR PUSTAKA



Djalil, Aria. dkk. 2019. Pembelajaran Kelas Rangkap. Tangsel : Universitas Terbuka.



33



RESUME KELOMPOK II (DUA) MATA KULIAH : PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODUL 3 & 4 PENGORGANISASIAN KELAS & LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Diajukan untuk memenuhi tugas Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK 4302) Drs. Muhimat, M.Pd



Disusun oleh : Kelompok 2 1. Fuji Sinta Dewi



835446158



2. Nurlaila



835446054



3. Wini Wijayanti



835445543



4. Nurul Febrina



835446323



5. Iceu Handayani



850294632



6. Rohilah



835446369



7. Marlina



835446015



8. Resta Juwita 9. Cucum



BI - PGSD UPBJJ UT SERANG POKJAR RANGKASBITUNG 2019



34