14 0 132 KB
RESUME TUMBUH
KEMBANG ANAK
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen Ibu Tina Shinta Parulian, S.Kep., Ns. Sp. Kep.An
Disusun Oleh : Hanifah Rahmawati Putri
30120120032K
PROGRAM STUDI S1- KEPERAWATAN NON-REGULER Tk.II SMT.IIISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS Jalan Parahyangan Kav. 8 Blok B/1, Kota Baru Parahyangan 2021
Resume Konsep Tumbuh Kembang Anak
Anak memiliki ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja, sehingga anak tidak dapat dianggap sebagai dewasa dalam bentuk kecil. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti keseluruhan atau sebagian, bersifat kuantitatif, dan dapat diukur dengan satuan berat atau panjang. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Ciri-ciri pertumbuhan, adalah perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah kecepatan pertumbuhan tidak teratur dan masingmasing organ mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. 1. Periode Perkembangan Umur (Whaley & Wong, 2012) Periode pre natal: konsepsi s/d lahir o Germinal: Konsepsi s/d 2 minggu o Embrionik: 2-8 minggu o Fetal: 8-40 minggu Periode Infancy: lahir s/d 12 atau 18 bulan o Neonatal: lahir s/d 28 hari o Infancy: s/d 1 tahun Periode early childhood: usia 1 s/d 6 tahun o Todler: 1-3 tahun o Pre school: 3-6 tahun Periode Middle Childhood: usia 6 s/d 11 atau 12 tahun Periode Later Childhood: usia 11-19 tahun o Prepubertal: 10-13 tahun o Adolescense : 13-19 tahun
2. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Prinsip pertumbuhan dan perkembangan meliputi: a. Cephalocaudal atau Head to tail direction : dari arah kepala ke kaki), contoh mengangkat kepala mengangkat dada menggerakkan ekstremitas bawah b. Proksimodistal : menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat daripada anggota gerak yang paling jauh dari pusat c. Simple to complex atau Mass to Specific: Menggerakkan anggota yang lebih sederhana atau kemudian daerah yang lebih kompleks d. Sequental Trend: semua dimensi tumbuh kembang dapat
diketahui maka sequnse dari tumbuh kembang dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu.
3. Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Faktor herediter/ yang dapat diturunkan: jenis kelamin, ras, kebangsaan Faktor lingkungan: pranatal, eksternal dan internal. o Lingkungan o Pengaruh budaya lingkungan: pengaruh terhadap persepsi dan memahami kesehatan serts berperilaku hidup sehat. o Status sosial dan ekonomi keluarga o Nutrisi Pengaruh hormonalhormon somatotropik (GH) digunakan pada masa kanak2, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan TB. Hormon
tiroid
menstimulasi
metabolisme.
Hormon
Gonadotropik menstimulasi pertumbuhan sel interstisial testis utk
memproduksi
estrogen.
Testosteron
menstimulasi
perkembangan karakteristik sekunder laki-laki spermatozoa, wanita adalah esterogen ovum. Pengaruh emosi: anak belajar mengekspresikan perasaannya dan emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya. Orang tua adalah role model bagi anak. 4. pertumbuhan fisik masa kanak-kanak Bayi Lahir s/d 6 bulan: BB meningkat setiap minggu ± 140-200 gr. BB pada usia 6 bulan akhir 2x BB lahir. TB bertambah ± 2,5 cm setiap bulan. 6 s/d 12 bulan: BB bertambah 85-140 gr. Pada akhir tahun pertama mencapai 3x BB lahir. TB bertambah 1,25 cm setiap bulan. Pada akhir tahun pertama TB meningkat ± 50%. Toddler Pada usia 14-17 bulan mencapai 3xBB lahir. Pada usia 2,5 tahun, BB mencapai 4x BB lahir. Setiap tahun BB bertambah 2-3 kg. Pra-Sekolah BB setiap tahun bertambah 2-3 kg. Pada usia 4 tahun TB mencapai 2x TB lahir. Setiap tahun bertambah 6-8 cm. Sekolah Setiap tahun BB bertambah 2-3 kg. Setelah usia 6 tahun TB bertambah 5 cm. Pada usia 13 tahun TB mencapai 3x TB lahir.
Tahap Perkembangan Perkembangan kognitif (Piaget) o Tahap sensorik-motorik (0-2 tahun) Bayi belajar dan mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dengan dikondisikan oleh lingkungan. 3 kejadian penting pada tahap ini:
Perpisahan anak dengan lingkungan, contoh: ibunya,
Persepsi tentang konsep benda permanen/konstan.
Penggunaan simbol untuk mempersepsikan situasi atau benda, misalnya dengan mainan.
o Tahap Praoperasional
Karakteristik utama didasari oleh sifat egosentris.
Pikiran didominasi oleh apa yang mereka lihat dan rasakan dengan pengalaman lainnya.
2-3 tahun berada diantara sensoris motorik dan praoperasional, sehingga anak mengembangkan sebab akibat,
trial
&
error
dan
mengintepretasi
benda/kejadian.
3-6 tahun menyiapkan diri memasuki dunia sekolah. Merupakan fase peralihan antara preconceptual dan intuitive
Concrete Operasional (7-11 Tahun)
pemikiran meningkat dan bertambah logis dan koheren.
Anak
mampu
mengklasifikasi
benda
dan
perintah,
menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis.
Sudah berfikir rasional, imajinatif dan dapat menggali obyek/situasi untuk memecahkan masalah.
Anak mampu berfikir konsep tentang waktu, mengingat kejadian yang lalu serta menyadari kegiatan rutin.
Formal Operation (11-15 tahun)
Karakteristik kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
Mampu fleksibel terhadap lingkungan.
Pola berfikir abstrak dengan menggunakan tanda/simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis.
Mampu membuat dugaan, menguji dengan pikiran yang abstrak, teoritis dan filosofis.
Tahap Perkembangan Menurut Erick Erickson Percaya vs Tidak percaya (0-1 tahun): Kepercayaan terbentuk dari hubungan dengan orang tua (ibu). Rasa tidak percaya berkembang apabila pemenuhan kebutuhan dasar tidak terpenuhi. Otonomi vs Rasa Malu dan ragu (1-3 tahun) Perkembangan otonomi berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungan. Anak ingin melakukan hal-hal yang yang ingin dilakukannya sendiri dengan kemampuannya yang dimiliki. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
Inisiatif diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan lewat indra.
Keinginan anak berkembang dengan mengeksplorasi lingkungan.
Industry vs Inferiority (6-12tahun)
Anak belajar bekerja sama dan bersaing melalui kegiatan yang dilakukannya.
Perasaan sukses dilandasi adanya motivasi internal untuk beraktivitas yang mempunyai tujuan.
Identitas vs kerancuan peran (12-18 tahun)
Remaja merupakan fase transisi dari kanak-kanak menuju dewasa sehingga remaja akan berusaha menyesuaikan peran.
Kejelasan identitas diperoleh bila ada kepuasan yang diperoleh dari orang tua/lingkungan tempat remaja berada.
a) Fase oral (0-12 bulan): sumber kesengan berpusat pada aktivitas oral. Penanaman identitas gender bayi dimulai dari adanya perlakuan ibu/ayah yang berbeda. b) Fase anal (1-3 tahun): pada masa ini merupakan perkembangan otot
sfingter. Anak senang menahan feses bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai dengan keinginannya. Toilet training sangat tepat dilakukan saat ini.
c) Fase falik (3-6 tahun): Pada fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan sensitif. Anak belajar adanya perbedaan jenis kelamin, sehingga anak meniru ibu/bapaknya dengan menggunakan pakaian ayah/ibunya d) Fase laten (6-12 Tahun): Awal fase laten, anak lebih suka berteman dengan sesama jenis. Pertanyaan tentang seks, bertambah banyak dan mengarah pada sistem reproduksi. e) Faase Genital (12-18 tahun): Pada masa ini merupakan fase pubertas. Fase pubertas ditandai dengan adanya proses kematangan organ reproduksi dan produksi hormon sex. Fase ini, anak mulai tertarik dengan lawan jenis.
Perkembangan moral (KOHLBERG)
Tahap I: didasari ego sentris anak. Kebaikan: seperti apa yang saya mau, rasa cinta dan kasih sayang akan menolong memahami
tentang kebaikan. Expresi kurang perhatian bahkan membencinya akan membuat anak mengenal keburukan.
Tahap II: orientasi hukuman dan ketaatan, baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan.
Tahap III: Fokus anak pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan. Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang memuaskan diri sendiri.