Revisi Novita Wahyuni - 1611015111 - Proposal Skripsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH PEMBERIAN DAN PERILAKU MAKAN ANAK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN MEKARSARI KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2020



Oleh : Novita Wahyuni NIM : 1611015111



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2020 i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian dan Perilaku Makan Anak dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan Tahun 2020”. Penulisan proposal skrispi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pasti akan sulit untuk dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1.



Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si., selaku Rektor Universitas Mulawarman.



2.



Ibu Risva, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat beserta Wakil Dekan I dan II.



3.



Ibu Dr. Annisa Nurrachmawati, SKM., M.Kes selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran.



4.



Ibu Reny Noviasty, SKM., M.kes selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran.



5.



Bapak Dr. Ismail Kamba, SKM., M.Kes selaku Penguji 1 yang telah memberikan koreksi dan saran.



6.



Ibu Nurul Afiah, S.Gz., M.Kes selaku Penguji 2 yang telah memberikan koreksi dan saran.



7.



Kedua orang tua dan teman-teman saya yang telah memotivasi dan memberikan dukungan.



Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan proposal ini di masa yang i



akan datang. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat dan memberikan edukasi yang baik untuk penulis maupun pembaca. Samarinda, Juni 2020 Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................iii DAFTAR TABEL..................................................................................................v DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii DAFTAR SINGKATAN......................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1



Latar Belakang.....................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah...............................................................................6



1.3



Tujuan Penelitian.................................................................................6



1.4



Manfaat Penelitian...............................................................................7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................9 2.1



Hasil Penelitian Terdahulu...................................................................9



2.2



Kajian Teori........................................................................................11



2.2.1



Stunting..............................................................................................11



2.2.2



Pemberian Makan Anak (Child Feeding)..........................................17



2.2.3



Perilaku Makan (Eating Behaviour)...................................................21



2.2.4



Instrumen Penelitian..........................................................................25



2.3



Kerangka Teori...................................................................................29



BAB III METODE PENELITIAN........................................................................30 3.1



Jenis Penelitian..................................................................................30



3.2



Subjek Penelitian...............................................................................30



3.3



Waktu dan Tempat Penelitian............................................................30



3.4



Populasi dan Sampel.........................................................................31



3.5



Kerangka Konsep Penelitian..............................................................34 iii



3.6



Hipotesis Penelitian............................................................................35



3.7



Variabel Penelitian.............................................................................35



3.8



Definisi Operasional...........................................................................36



3.9



Pengumpulan Data............................................................................37



3.10



Langkah-langkah / Prosedur penelitian.............................................38



3.11



Pengolahan Data...............................................................................42



3.12



Analisis Data......................................................................................43



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44 LAMPIRAN.........................................................................................................47



iv



DAFTAR TABEL No 2.1 2.2 3.1



Judul Penelitian Terdahulu Indeks PB/U atau TB/U Definisi Operasional



Halaman 9 16 36



v



DAFTAR GAMBAR No 2.1 3.1 3.2



Judul Kerangka Teori Kerangka Konsep Alur Penelitian



Halaman 29 34 41



vi



DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran 1 Lampiran 2



Judul Informed Consent Kuesioner Penelitian



vii



DAFTAR SINGKATAN Balita



: (Anak) Bawah Lima Tahun



BB



: Berat Badan



CEBQ



: Child Eating Behaviour Questionnaire



CFQ



: Child Feeding Questionnaire



HPK



: Hari Pertama Kehidupan



IDAI



: Ikatan Dokter Anak Indonesia



IMD



: Inisiasi Menyusu Dini



ISPA



: Infeksi Saluran Pernapasan Akut



IUGR



: Intrauterine Growth Restriction



KIA



: Kesehatan Ibu dan Anak



PSG



: Pemantauan Status Gizi



PB



: Panjang Badan



Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat Riskesdas



: Riset Kesehatan Dasar



SEAR



: South East Asean Regional



TB



: Tinggi Badan



UNICEF



: United Nations International Children's Emergency Fund



WHO



: World Health Organization



viii



DAFTAR ISTILAH Agriculture



: Pertanian



BB/U



: Berat Badan menurut Umur



BB/TB



: Berat Badan menurut Tinggi Badan



Cleaning



: Pemeriksaan kembali data yang telah di entry ada kesalahan atau tidak



Coding



: Pemberian kode



Editing



: Pemeriksaan kembali kebenaran data



Informed Consent



: Lembar Persetujuan



PB/U



: Panjang Badan menurut Umur



Tabulating



: Proses penyajian data



TB/U



: Tinggi Badan menurut Umur



Scoring



: Perhitungan jumlah/skor



Simple random sampling



: Pengambilan sampel penelitian yang dilakukan secara acak sederhana.



Stunting



: Pendek



Z-Score



: Standar defiasi unit untuk mengetahui status gizi



ix



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi di dunia khususnya di negara-negara berkembang, stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian. Data dari Joint Child Malnutrition Eltimates (2018), kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting pada tahun 2017 terdapat persentase sebesar 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG), masalah stunting memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi balita pendek di Indonesia mengalami penurunan maupun peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan manjadi 35,6%. Namun, prevalensi balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu 37,2%. Pada tahun 2016 prevalensi menurun menjadi sebesar 33,6% dan kembali menurun pada tahun 2018 yaitu sebesar 1



2 30,8%. Pada tahun 2019 prevalensi stunting juga mengalami penurunan menjadi 27,67%. WHO menetapkan batasan masalah gizi tidak lebih dari 20%, sehingga dapat dikatakan Indonesia termasuk memiliki masalah kesehatan masyarakat (Aryastami, 2017) Kalimantan



Timur



merupakan



Provinsi



di



Indonesia



dengan



menduduki peringkat ke-14 terendah kasus stunting. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menyatakan jumlah anak usia dibawah lima tahun yang stunting tergolong tinggi dan setiap tahun mengalami peningkatan, dari 26,7% pada tahun 2015, menjadi 27,1%



pada tahun



2016, dan kembali meningkat menjadi 30,6% pada tahun 2017. Pada wilayah provinsi Kalimantan Timur terdapat 10 kabupaten/kota yang masuk dalam daerah tinggi angka stunting salah satunya adalah kota Balikpapan, dengan jumlah kasus stunting sebanyak 30,3%, dimana hal ini dikatakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya lebih dari 20%. Tingginya angka prevalensi keadaan stunting terutama pada balita dianggap menjadi masalah yang serius dikarenakan memiliki dampak terhadap kehidupan anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak stunting dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan



metabolisme



tubuh



(Kemenkes



RI,



2016).



Dampak



berkepanjangan akibat stunting yaitu kesehatan yang buruk, meningkatnya risiko terkena penyakit tidak menular, buruknya kognitif dan prestasi pendidikan yang dicapai pada masa kanak-kanak. Risiko tinggi munculnya penyakit dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak



3 kompetitif



yang



berakibat



pada



rendahnya



produktivitas



ekonomi



(Kemenkes RI, 2016). Permasalahan



stunting



ditentukan



oleh



faktor



yang



mempengaruhinya. Faktor tersebut pada setiap daerah bisa berbeda satu sama lain. Berdasarkan (Unicef, 2013), secara langsung stunting dipengaruhi oleh kurangnya asupan gizi masa lalu serta penyakit terutama penyakit infeksi, dimana penyebab langsung saling mempengaruhi satu sama lain. Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan keluarga, pola asuh dan pola keluarga serta kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan. Akar masalah dari stunting adalah pendidikan, kemiskinan, sosial budaya, kebijakan pemerintah, dan politik. Seperti yang telah dijelaskan bahwasanya kejadian stunting dapat dipengaruhi oleh faktor penyebab tidak langsung yaitu pola asuh dan pola keluarga, keluarga dalam hal ini orang tua memiliki peranan penting dalam hal pola asuh anak. Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dapat mempengaruhi baik pemberian makan maupun perilaku makan anak Pemberian makan pada anak erat kaitannya dengan asupan nutrisi, asupan nutrisi memegang peranan penting dalam optimalisasi tumbuh kembang pada anak (Sulistyoningsih, 2011). Berdasarkan hasil penelitian (Trisnawati et al., 2016), menunjukkan pada masa balita merupakan masa sulit dalam pemberian makan anak, karena anak sudah mulai aktif dan pemantauan orang tua juga sudah mulai berkurang. Keadaan gizi balita dipengaruhi oleh pola asuh keluarga yaitu orang tua karena pada balita masih tergantung dalam memenuhi asupan makan dan perawatan kesehatannya. Pada penelitian (Rahman, 2018),



4 mengenai pemberian makan anak, keluarga yang menerapkan pola pemberian makan yang baik pada balita akan mengurangi risiko stunting. Seperti yang telah dijelaskan bahwa salah satu peran orang tua adalah bertanggung jawab atas pemenuhan nutrisi pada anaknya, keinginan orang tua untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anaknya seringkali melatarbelakangi praktik pemberian makan yang kurang tepat. Praktik pemberian makan yang kurang tepat antara lain selalu memenuhi kemauan anak untuk mengkonsumsi makanan yang ia inginkan, bahkan melakukan pemaksaan pada anak untuk mau mengkonsumsi makanan tertentu (Musher-Eizenman & Holub, 2007). Berdasarkan hasil penelitian (Dranesia et al., 2019), menunjukkan bahwa memaksa anak dalam pemberian makan merupakan faktor yang sangat berhubungan dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun. Balita usia 24-59 bulan termasuk dalam golongan masyarakat kelompok rentan gizi (kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi), sedangkan pada saat itu mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat (Azriful et al., 2018). Pada usia 24 bulan beberapa anak mulai menjadi picky eater atau kesulitan makan sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi asupan nutrisi anak. Saat usia 24 bulan anak tidak mudah dibujuk untuk mencoba makanan baru (Perlas, 2017). Berdasarkan penelitian (Chao, 2018), menunjukkan bahwa anak yang memiliki perilaku kesulitan makan cenderung menjadi gizi kurang, pendek, dan memiliki IMT rendah (kurang dari persentil 15) dibandingkan anak yang tidak mengalami kesulitan makan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Nurmalasari et al., 2020), dimana hasilnya terdapat korelasi



5 yang signifikan antara perilaku makan pemilih makanan dengan kejadian stunting atau balita pendek. Kota Balikpapan merupakan salah satu kota di Kalimantan Timur yang masih terdapat kejadian stunting tertinggi pada balita. Sebesar 30.3% balita masih mengalami stunting, hal ini menerangkan bahwa kejadian stunting di Kota Balikpapan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Walaupun DKK Kota Balikpapan telah mencanangkan program untuk mencegah dan mengatasi kejadian stunting, namun angka prevalensi stunting masih tinggi. Berdasarkan data (Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, 2019), menyatakan terdapat 1.889 anak yang tumbuh tidak sesuai dengan umurnya yang didominasi anak usia 24-59 bulan yaitu dengan jumlah 1.175 anak pada tahun 2019, dan tersebar di berbagai wilayah kerja puskesmas di Kota Balikpapan. Puskesmas Perawatan Mekarsari merupakan salah satu Puskesmas yang terdapat di Kota Balikpapan dan merupakan puskesmas perawatan satu-satunya di wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah dimana letaknya yang berada di pertengahan kota dimana seharusnya pada pertengahan kota, dimana akses ke pelayanan kesehatan mudah dan juga mudahnya informasi kesehatan didapat kasus stunting lebih sedikit terjadi. Namun, pada tahun 2019 di puskesmas ini tercatat balita yang mengalami keadaan stunting sebanyak 85 kasus dengan persentase sebesar 14,57% yang merupakan prevalensi tertinggi kedua di wilayah Kota Balikpapan. Dari hasil studi pendahuluan, didapatkan perencanaan program gizi Puskesmas Perawatan Mekarsari pada tahun 2019 tidak ada spesifik program untuk mengatasi kejadian stunting dimana program yang dilakukan hanya demo pemberian makan bayi dan balita dimana program ini juga dilaksanakan



6 bukan hanya untuk stunting saja namun dilakukan untuk gizi kurang. Pada tahun 2020 ini tercatat ada sebanyak 74 kasus balita stunting. Berdasarkan



paparan faktor risiko diatas, maka perlu diteliti pengaruh pemberian dan perilaku makan anak dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Apakah ada pengaruh antara pemberian dan perilaku makan anak dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan Tahun 2020?”.



1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian dan perilaku makan anak dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan Tahun 2020. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini, yaitu : a. Mendeskripsikan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di



wilayah



Balikpapan.



kerja



Puskesmas



Perawatan



Mekarsari



Kota



7 b. Mendeskripsikan pemberian makan anak dengan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan. c. Mendeskripsikan perilaku makan balita kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan. d. Mengetahui pengaruh pemberian makan orangtua pada anak dengan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan. e. Mengetahui pengaruh perilaku makan pada anak dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan.



1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1



Bagi Institusi Kesehatan Sebagai informasi dan masukan yang diberikan kepada sektor kesehatan terkait untuk menjadi dasar peningkatan kualitas pertumbuhan balita serta dapat digunakan sebagai acuan untuk upaya penurunan angka kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan.



1.4.2



Bagi Fakultas Mendapat luaran berupa skripsi yang membahas tentang stunting dan sebagai bahan kajian tambahan mengenai pentingnya faktor penyebab kejadian stunting yang terjadi pada balita sehingga



8 penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dalam bentuk kajian yang lebih mendalam. 1.4.3



Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita sehingga terdapat upaya-upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah terjadinya stunting pada balitanya.



1.4.4



Bagi Peneliti Menambah



pengetahuan



dan



keterampilan



serta



mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan dan mengetahui pengaruh pemberian dan perilaku makan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu



Judul dan Tahun



No.



Peneliti



1.



Farah Danita Rahman



Pengaruh Pola Pemberian Makanan Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberjambe, Kasiyan, dan Puskesmas Sumberbaru Kabupaten Jember). Tahun 2018



2.



Risna Galuh Septamarini, Nurmasari Widyastuti dan Rachma Purwanti



Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responsive Feeding dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Usia 624 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo, Semarang. Tahun 2019



3.



Dewi Yuni Hubungan Yati Pola



Metode Penelitian Variabel (Jenis, Desain, Penelitian Populasi dan Sampel, Analisis Data) Variabel Jenis penelitian Independen Observasional (Pola analitik, Pemberian menggunakan Makanan) rancangan Case Variabel Control. Populasi Dependen penelitian (Kejadian sebanyak 12.459 Stunting) balita dan sampel penelitian sebesar 142 responden (71 kasus dan 71 kontrol). Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan uji Regresi Logistik.



Variabel Independen (Pengetahu an dan Sikap Responsive Feeding) Variabel Dependen (Kejadian Stunting)



Variabel Independen



9



Jenis Penelitian observasional, dengan pendekatan Case Control. Banyak subjek kelompok kasus 32 baduta dan kelompok kontrol 32 baduta, dipilih secara purposive sampling dengan matching dan menggunakan rasio 1:1. Data dianalisis univariat dan bivariat dilakukan dengan uji chisquare, dan OR digunakan untuk mengetahui besar resiko. Jenis penelitian study korelasi



Hasil



Hasil penelitian menunjukkan besaran risiko pada pola pemberian makan sebesar 5,1 yang artinya keluarga yag menerapkan pola pemberian makan yang baik pada balita akan mengurangi risiko stunting. Uji analisis menunjukkan nilai koefisien pengaruh sebesar 1,7 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang searah antara pola pemberian makan terhadap kejadian stunting. Prevalensi baduta stunting di Kelurahan Bandarharjo 22,6%. Rerata pengetahuan dan sikap RF kelompok kasus 59,4% rendah, 68,7% kurang sesuai, pada kelompok kontrol 87,5% cukup, 72,9% cukup sesuai. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap RF dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan (p=0,000;OR=10,2;CI=3, 76-27,75); (p=0,003;OR=5,6;CI=2,1 7-21,67).



Hasil uji menunjukkan



statistic ada



10



No.



4.



Peneliti



Chikita Sarifah Rahmaniar T.



Judul dan Tahun



Variabel Penelitian



Pemberian Makan dengan Stunting pada Balita Usia 36-59 bulan di Desa Mulo dan Wunung di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I



(pola pemberian makan) Variabel Dependen (Kejadian Stunting)



Perbedaan Perilaku Makan pada Anak Balita Status Gizi Normal dan Kurang di Kelurahan Joho, Kec. Mojolaban, Kab. Sukoharjo. Tahun 2018



Variabel Independen (Perilaku Makan) Variabel Dependen (Status Gizi Normal dan Kurang)



Metode Penelitian (Jenis, Desain, Populasi dan Sampel, Analisis Data) dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 30 responden ibu dan balita stunting usia 3659 bulan dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan Kendall tau.



di



Hasil



hubungan pola pemberian makan dengan stunting pada balita usia 36-59 bulan di Desa Mulo dan Wunung di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I dengan nilai p-value (0,001 < 0.05).



Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku makan anak status gizi normal dan kurang (p=0,670). Tidak terdapat perbedaan perilaku makan anak status gizi normal dan status gizi kurang di Kelurahan Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.



Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel penelitian. Pada penelitian terdahulu peneliti ingin mengetahui hubungan variabel bebas yaitu pola pemberian makan dengan stunting sebagai variabel terikatnya. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian makan anak oleh orang tua



11 menurut praktik kontrol orang tua dan sikap mengenai pemberian makan kepada anaknya hal ini tidak terdapat pada penelitian terdahulu. Kemudian pada penelitian terdahulu yang lain peneliti ingin mengetahui perbedaan perilaku makan balita dengan status gizi balita sebagai variabel terikatnya. Oleh karena itu pada penelitian ini ditambahkan pula variabel bebas mengenai perilaku makan anak. Sehingga pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh kedua variabel tersebut yaitu pemberian dan perilaku makan anak dengan kejadian stunting pada balita. Hal lain yang membedakan penelitian ini yaitu pada lokasi penelitian dimana karakteristik lokasi penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya.



2.2 Kajian Teori 2.2.1



Stunting 2.2.1.1 Definisi Stunting Stunting



atau



tubuh



pendek



merupakan



akibat



kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak (Kemenkes RI, 2015). Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya, sedangkan dikatakan sangat pendek apabila



12 hasil z-score dibawah minus 3 standar deviasi (Kemenkes RI, 2016).



2.2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stunting Menurut



(Batubara,



2010),



faktor-faktor



penyebab



stunting erat hubungannya dengan kondisi-kondisi yang mendasari



kejadian



tersebut,



kondisi-kondisi



yang



mempengaruhi faktor penyebab stunting terdiri atas: kondisi politik ekonomi wilayah setempat, status pendidikan, budaya masyarakat, agriculture dan sistem pangan, kondisi air, sanitasi, dan lingkungan. Kondisi-kondisi tersebut dapat mempengaruhi munculnya faktor penyebab sebagai berikut. a. Faktor keluarga dan rumah tangga Faktor maternal, dapat dikarenakan nutrisi yang buruk selama prekonsepsi, kehamilan, dan laktasi. Selain itu juga dipengaruhi perawakan ibu yang pendek, infeksi, kehamilan muda, kesehatan jiwa, IUGR dan persalinan prematur, jarak persalinan yang dekat, dan hipertensi. Lingkungan rumah, dapat dikarenakan oleh stimulasi dan aktivitas yang tidak adekuat, penerapan asuhan yang buruk, ketidakamanan pangan, alokasi pangan yang tidak tepat, rendahnya edukasi pengasuh. b. Complementary feeding yang tidak adekuat



13 Kualitas makanan yang buruk meliputi kualitas micronutrient yang buruk, kurangnya keragaman dan asupan pangan yang bersumber dari pangan hewani, kandungan tidak bergizi, dan rendahnya kandungan energi pada complementary foods. Praktik pemberian makanan yang tidak memadai, meliputi pemberian makan yang jarang, pemberian makan yang tidak adekuat selama dan setelah sakit, konsistensi pangan yang terlalu ringan, kuantitas pangan yang tidak mencukupi, pemberian makan yang tidak berespon. Bukti menunjukkan keragaman diet yang lebih bervariasi dan konsumsi makanan dari sumber hewani terkait dengan perbaikan pertumbuhan linear. Analisis kterbaru menunjukkan bahwa rumah tangga yang menerapkan diet yang beragam, termasuk diet yang diperkaya nutrisi pelengkap, akan meningkatkan asupan gizi dan mengurangi risiko stunting. c. Beberapa masalah dalam pemberian ASI Masalah-masalah terkait praktik pemberian ASI meliputi



Delayed Initiation, tidak menerapkan ASI



eksklusif, dan penghentian dini konsumsi ASI. Sebuah penelitian



membuktikan



menyusu



(Delayed



bahwa



initiation)



menunda akan



inisiasi



meningkatkan



kematian bayi. ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun



14 minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI. IDAI merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat



makanan



pendamping



yang



adekuat



sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia bulan. Menyusui yang berkelanjutan selama dua tahun memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan nutrisi penting pada bayi. d. Infeksi Beberapa contoh infeksi yang sering dialami yaitu infeksi enterik seperti diare, enteropati, dan cacing, dapat juga disebabkan oleh infeksi pernafasan (ISPA), malaria, berkurangnya nafsu makan akibat serangan infeksi, dan inflamasi. e. Kelainan endokrin Terdapat beberapa penyebab perawakan pendek diantaranya dapat berupa variasi normal, penyakit endokrin, displasia skeletal, sindrom tertentu, penyakit kronis dan malnutrisi. Pada dasarnya perawakan pendek dibagi menjadi dua yaitu variasi normal dan keadaan patologis. Kelainan endokrin dalam faktor penyebab terjadinya stunting berhubungan dengan defisiensi GH, IGF- 1, hipotiroidisme, kelebihan glukokortikoid, diabetes melitus, diabetes insipidus, rickets hipopostamemia.



15 Pada referensi lain dikatakan bahwa tinggi badan merupakan hasil proses dari faktor genetik (biologik), kebiasaan



makan



(psikologik)



dan



terpenuhinya



makanan yang bergizi pada anak (sosial).



2.2.1.3 Dampak Stunting Menurut World Health Organization (WHO), dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. a. Dampak Jangka Pendek. 1) Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian; 2) Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal; 3) Peningkatan biaya kesehatan. b. Dampak Jangka Panjang. 1) Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya); 2) Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya; 3) Menurunnya kesehatan reproduksi; 4) Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; 5) kProduktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal. 2.2.1.4 Penilaian Status Gizi Stunting Penilaian status gizi balita yang paling sering dilakukan adalah dengan cara penilaian antropometri. Secara umum



16 antropometri



berhubungan



dengan



berbagai



macam



pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan adalah BB/U, TB/U, dan BB/TB yang dinyatakan dengan standar deviasi unit z (z score) (Supariasa, 2012). Stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah diketahui usianya dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar dan hasilnya berada di bawah normal. Jadi, secara fisik balita stunting akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya. Perhitungan ini menggunakan standar z-score dari WHO. Tabel 2.2 Indeks PB/U atau TB/U Kategori Status Gizi Sangat pendek Pendek Normal Tinggi



Indeks



Ambang Batas (Z-Score) < -3 SD -3SD s/d median b. Rendah : < median (Wardle, et al, 2001)



37 No.



Variabel



Definisi Operasional b. Penghindar makanan (makan cepat/lambat, emotional undereating,pemil ih makanan.



Alat Ukur



Kriteria



Skala Ukur



3.9 Pengumpulan Data 1. Jenis Data Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono, 2013). Dalam kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang dilakukan dengan meto daring/online menggunakan google forms. 2. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu: a. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dengan memberikan pertanyaan melalui kuesioner online. b. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah balita yang terkategori stunting dan data balita yang tidak terkategori malnutrisi di wilyah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari. 3. Cara Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu:



a. Wawancara



38 Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait seperti ahli gizi puskesmas Puskesmas Perawatan Mekarsari untuk mengetahui jumlah balita yang mengalami stunting sebagai data awal penelitian. b. Kuesioner Kuesioner online merupakan teknik pengumpulan data berbasis web yang dapat dilakukan secara cepat menggunakan aplikasi internet computer atau laptop dan handphone. Kuesioner online dalam



penelitian



ini



adalah



menggunakan



Child



Feeding



Questionnaire dan Child Eating Behaviour Questionnaire.



3.10



Langkah-langkah / Prosedur penelitian 3.10.1.



Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat pengumpul data



yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah (Sugiyono, 2013). 3.10.2.



Form Karakteristik Diri/Data Umum Responden Form yang berisi tentang data diri responden seperti nama Ibu,



nama balita, tanggal lahir balita, jenis kelamin balita, riwayat ASI eksklusif, riwayat IMD, Riwayat Imunisasi, pendidikan terakhir ibu, penghasilan rumah tangga dan alamat. 1. CFQ/Child Feeding Questionaire



39 Child Feeding Questionnaire ini berisi 15 pertanyaan yang menilai tiga faktor untuk mengukur praktik kontrol orang tua dan sikap



mengenai



pemberian



makan



anak



sebagai



berikut:



pembatasan makanan (8 pertanyaan), tekanan untuk makan (4 pertanyaan) dan pemantauan (3 pertanyaan). Dalam CFQ ini digunakan skala rating dengan pilihan jawaban 1 sampai 5 pilihan jawaban untuk menunjukkan pemberian makan pada anak. Lima pilihan jawaban tersebut berbeda pada setiap faktor-faktor tersebut. 1) Pembatasan makan (1) Angka 1 menandakan “sangat tidak setuju”, (2) Angka 2 mendandakan “tidak setuju”, (3) Angka 3 menandakan “ragu-ragu”, (4) Angka 4 menandakan “setuju”, (5) Angka 5 menandakan “sangat setuju”. 2) Tekanan untuk makan (1) Angka 1 menandakan “sangat tidak setuju”, (2) Angka 2 mendandakan “tidak setuju”, (3) Angka 3 menandakan “ragu-ragu”, (4) Angka 4 menandakan “setuju”, (5) Angka 5 menandakan “sangat setuju”. 3) Pemantauan (1) Angka 1 menandakan “tidak pernah”, (2) Angka 2 menandakan “jarang”, (3) Angka 3 menandakan “kadang-kadang”, (4) Angka 4 menandakan “sebagian besar waktu”,



40 (5) Angka 5 menandakan “selalu”. 2. CEBQ/Child Eating Behaviour Questionnaire Child eating behaviour questionnaire yang digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui perilaku makan anak yang dibagi menjadi 2 yaitu, penyukan makan dan penghindar makanan. Kuesioner ini berisi dari 35 butir pertanyaan. Setiap butir memiliki 5 kemungkinan jawaban yaitu tidak pernah (1), jarang (2), kadangkadang (3), sering (4), selalu (5). 3.10.3.



Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini



adalah : 1. Alat tulis, yaitu pulpen, buku tulis dan laptop/komputer. 2. Kuesioner online, sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. 3. Informed Consent, sebagai alat yang digunakan untuk meminta persetujuan menjadi responden penelitian.



3.10.4.



Alur Penelitian



41 Melakukan kajian skala kecil Menentukan focus penelitian Studi yang relevan



Pra Penelitian



Identifikasi permasalahan Studi Pustaka Menentukan Metode penelitian Menentukan populasi & sampel Menentukan Hipotesis & Instrumen



Perencanaan



Observasi Lapangan Studi Dokumen Kuesioner online (Kuesioner CFQ dan CEBQ)



Pengumpulan Data



Pengolahan & Analisis Data



Pengolahan data : Editing, coding, entri data, cleaning, tabulating Analisis data: Analisis Univariat, Analisis Bivariat



Hasil & Pembahasan



Kesimpulan & Saran



Gambar 3.2 Alur Penelitian 3.11



Pengolahan Data Tahap-tahap pengolahan data yang dilakukan pada penelitan ini adalah:



42 1. Editing Editing adalah kegiatan untuk melakukan pemeriksaan kembali isian kuesioner tentang kelengkapan, kejelasan, relevansi dan konsistensi dari data yang diperoleh atau dikumpulkan, hal ini juga dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Setelah data diedit, lalu dilakukan pengkodean pada data yang didapatkan dari responden untuk mempermudah saat analisa data. 3. Cleaning Melakukan pengecekan ulang pada semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer, sehingga semua data tidak ada yang terlewat ataupun salah pada saat memasukkan data maupun pengkodeannya. 4. Scoring Merupakan langkah selanjutnya seelah responden memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dilembar kuisioner. Scoring dilakukan unuk mengetahui skor total. 5. Tabulating Tabulating adalah proses menyajikan data kedalam tabel dengan tujuan untuk mempermudah membaca hasil penelitian. 3.12



Analisis Data Data yang diperoleh diolah oleh software uji statistik. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. 1. Analisis Univariat



43 Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi dan persentase karakteristik subjek, responden, dan variable penelitian. Analisis univariat pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perngaruh masingmasing variable bebas terhadap variabel terikat. Data yang telah ada kemudian diolah dan diuji dengan uji korelasi rank spearman. Menurut (Sarwono & Suhayati, 2010), korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Dilakukan pula uji odds ratio (OR). Odds ratio merupakan ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit. Pada analisis ini uji dilakukan dengan bantuan perangkat lunak statistik.



44 DAFTAR PUSTAKA Aryastami, N. K. (2017). Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 45(4), 233–240. https://doi.org/10.22435/bpk.v45i4.7465.233-240 Azriful, A., Bujawati, E., Habibi, H., Aeni, S., & Yusdarif, Y. (2018). Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Rangas Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Al-Sihah: The Public Health Science Journal, 10(2), 192–203. https://doi.org/10.24252/as.v10i2.6874 Batubara, J. R. . (2010). Pertumbuhan dan Gangguan Pertumbuhan (Endokrinologi Anak) (I). IDAI. Birch, L. L., & Fisher, J. A. (1995). Appetite and eating behavior in children. Pediatric Clinics of North America, 42(4), 931–953. https://doi.org/10.1016/S0031-3955(16)40023-4 Birch, L. L., Fisher, J. O., Grimm-Thomas, K., Markey, C. N., Sawyer, R., & Johnson, S. L. (2001). Confirmatory factor analysis of the Child Feeding Questionnaire: A measure of parental attitudes, beliefs and practices about child feeding and obesity proneness. Appetite, 36(3), 201–210. https://doi.org/10.1006/appe.2001.0398 Blissett, J. (2011). Relationships between parenting style, feeding style and feeding practices and fruit and vegetable consumption in early childhood. Appetite, 57(3), 826–831. https://doi.org/10.1016/j.appet.2011.05.318 Chao, H. C. (2018). Association of picky eating with growth, nutritional status, development, physical activity, and health in preschool children. Frontiers in Pediatrics, 6(February), 1–9. https://doi.org/10.3389/fped.2018.00022 Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. (2019). Data Balita Stunting. Dranesia, A., Wanda, D., & Hayati, H. (2019). Pressure to eat is the most determinant factor of stunting in children under 5 years of age in Kerinci region, Indonesia. Enfermeria Clinica, 29. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.04.013 Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika. Kemenkes RI. (2015). Situasi dan Analisis Gizi. Kemenkes RI. (2016). Situasi Balita Pendek. Kemenkes RI. (2020). Standar Antropometri Anak. Standar Antropometri Anak, 21(1), 1–9. https://doi.org/10.1016/j.solener.2019.02.027 Lewinsohn, P. M., Holm-Denoma, J. M., Gau, J. M., Joiner, T. E., StriegelMoore, R., Bear, P., & Lamoureux, B. (2005). Problematic eating and feeding behaviors of 36-month-old children. International Journal of Eating Disorders, 38(3), 208–219. https://doi.org/10.1002/eat.20175 Ludwig, D. S., Peterson, K. E., & Gortmaker, S. L. (2001). Relation between



45 consumption of sugar-sweetened drinks and childhood obesity: A prospective, observational analysis. Lancet, 357(9255), 505–508. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(00)04041-1 Muscari, M. . (2005). Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik (3rd ed.). EGC. Musher-Eizenman, D., & Holub, S. (2007). Comprehensive feeding practices questionnaire: Validation of a new measure of parental feeding practices. Journal of Pediatric Psychology, 32(8), 960–972. https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsm037 Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Nurmalasari, Y., Utami, D., & Perkasa, B. (2020). Picky eating and stunting in children aged 2 to 5 years in central Lampung , Indonesia. 03(1), 29–34. Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis (4th ed.). Salemba Medika. Perdani, Z. P., Hasan, R., & Nurhasanah, N. (2017). Hubungan Praktik Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak Usia 3-5 Tahun Di Pos Gizi Desa Tegal Kunir Lor Mauk. Jurnal JKFT, 1(2), 9. https://doi.org/10.31000/jkft.v2i2.59 Perlas, C. (2017). Panduan lengkap perkembangan anak 2 tahun (Milestone). In The Asian Parents. Rahman, F. D. (2018). PENGARUH POLA PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberjambe, Kasiyan, dan Puskesmas Sumberbaru Kabupaten Jember). The Indonesian Journal of Health Science, 10(1), 15– 24. https://doi.org/10.32528/the.v10i1.1451 Sarwono, J., & Suhayati, E. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Graha Ilmu. Sleddens, E. F. C., Kremers, S. P. J., & Thijs, C. (2008). The Children’s Eating Behaviour Questionnaire: Factorial validity and association with Body Mass Index in Dutch children aged 6-7. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 5, 1–9. https://doi.org/10.1186/1479-5868-549 Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Sulistyoningsih. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Supariasa, I. D. N. (2012). Penilitian Status Gizi (Revisi). EGC. Suwiji, E. (2006). Hubungan Pola Asuh Gizi Dengan Status Gizi Puskesmas Medang Kabupaten Blora Tahun 2006. Universitas Negeri Semarang.



46 Trisnawati, M., Pontang, G. S., & Mulyasari, I. (2016). JGK-vol.8, no.19 Juli 2016. 8(19), 113–124. http://ejournalnwu.ac.id/unggahartikel/0cb0e2f5d22634d68262a2829ed9f0 65.pdf Unicef, F. (2013). IMPROVING CHILD NUTRITION The achievable imperative for global progress. Viana, V., Sinde, S., & Saxton, J. C. (2008). Children ’ s Eating Behaviour Questionnaire : associations with BMI in Portuguese children. 445–450. https://doi.org/10.1017/S0007114508894391 Wardle, J., Guthrie, C. A., Sanderson, S., & Rapoport, L. (2001). Development of the Children ’ s Eating Behaviour Questionnaire. 42(7), 963–970. Wong, D. . (2014). Buku Ajar Pediatrik (2nd ed.). EGC. Wudy, S. A., Hagemann, S., Dempfle, A., Ringler, G., Blum, W. F., Berthold, L. D., Alzen, G., Gortner, L., Hebebrand, J., & Objective, A. (2005). Children With Idiopathic Short Stature Are Poor Eaters and Have Decreased Body Mass Index. 116(1). https://doi.org/10.1542/peds.2004-1684



47 LAMPIRAN Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Novita Wahyuni NIM : 1611015111 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Samarinda, akan melakukan penelitian skripsi/tugas akhir dengan judul: “Pengaruh Pemberian dan Perilaku Makan Anak Dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makan dan perilaku makan anak dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka saya selaku peneliti akan memberikan beberapa lembar pertanyaan dalam bentuk pengisian kuesioner online menggunakan google form dengan akses internet untuk mengetahui pemberian makan ibu kepada anak menggunakan Kuesioner Pemberian Makan Anak (Child Feeding Questionnaire) dan untuk mengetahui perilaku makan anak menggunakan Kuesioner Perilaku Makan Anak (Child Eating Behaviour Questionnaire). Setelah itu saya akan melakukan analisis untuk mengetahui pengaruh pemberian makan dan perilaku makan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Mekarsari Kota Balikpapan sesuai dengan jawaban yang ibu berikan pada lemar kuesioner. Untuk itu saya mohon partisipasi ibu untuk bersedia menjadi responden. Kesediaan ibu adalah sukarela atau tanpa paksaan. Data yang diambil dan disajikan bersifat rahasia, tanpa menyebutkan nama ibu dan disajikan hanya untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat. Saya berharap tanggapan atau jawaban yang ibu berikan sesuai dengan apa yang telah/sedang ibu alami tanpa dipengaruhi oleh orang lain atau melebih-lebihkan tanggapan. Semua informasi yang ibu berikan terjamin kerahasiaannya. Informasi hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain. Peneliti akan memberikan reward/hadiah kepada ibu yang bersedia menjadi responden. Balikpapan, Juli 2020 Hormat Saya,



Novita Wahyuni 1611015111



48



Setelah ibu membaca maksud dari kegiatan diatas, maka saya mohon untuk mengisi identitas dibawah ini Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama



: ………………………………..



Usia



: ………………………………..



Orang Tua dari



: ………………………………..



Alamat



: ……………………..…………



Menyatakan bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek dalam penelitian ini. *



) Coret salah satu Balikpapan,



Juli 2020



Responden,



(……………………….)



49



Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN DAN PERILAKU MAKAN ANAK DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN MEKARSARI KOTA BALIKPAPAN A. DATA UMUM Tanggal pengisian : 1. Nama



:



2. Jenis Kelamin



: Laki-laki / Perempuan



3. Tempat/Tanggal Lahir



:



4. Berat/Tinggi Badan



:



5. Anak ke



:



6. Nama Ibu



:



7. Pendidikan Terakhir Ibu



: a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. SLTP d. SLTA e. Perguruan Tinggi



8. Riwayat ASI Eksklusif



: a. Tidak ASI Eksklusif b. ASI Eksklusif *Jika pilihan A sebutkan berapa bulan Ibu memberikan ASI kepada anaknya.



9. Riwayat IMD



: a. Tidak IMD b. IMD



10. Penghasilan Orang Tua



: a. < UMK (Rp. 3.069.315 ) b. ≥ UMK (Rp. 3.069.315 )



11. Alamat



:



50



B. Child Feeding Questionnaire (CFQ)



No 1



2



3



4



5



6



7



8



Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut anda paling tepat. Mohon jawaban yang anda pilih mengenai anak anda. Sedikit Tidak Sedikit Pembatasan Makan tidak Netral Setuju setuju setuju setuju Saya harus memastikan anak saya tidak makan terlalu banyak makanan manis (permen, es krim, kue). Saya harus memastikan anak saya tidak terlalu banyak makan makanan yang tinggi lemak (makanan berminyak seperti gorengan, kue kering, keripik, biskuit kaleng) Saya harus memastikan anak saya tidak makan makanan kesukaannya terlalu banyak. Saya sengaja menyimpan beberapa jenis makanan tertentu jauh dari jangkauan anak. Saya menawarkan makanan manis (permen, es krim, kue) kepada anak saya sebagai imbalan bila mereka berkelakuan baik. Saya menawarkan makanan kesukaan anak saya jika dia berkelakuan baik. Jika saya tidak memandu atau mengatur makan anak saya, dia akan makan terlalu banyak junk food (ayam goreng pada restoran cepat saji, kentang goreng, makanan manis seperti ice cream). Jika saya tidak memandu atau mengatur makan anak saya, dia akan makan makanan



51 kesukaannya terlalu banyak.



No 9



10



11



12



No 13



14



15



Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut anda paling tepat. Mohon jawaban yang anda pilih mengenai anak anda. Sedikit Tidak Sedikit Tekanan untuk Makan tidak Netral Setuju setuju setuju setuju Anak saya harus selalu menghabiskan semua makanan di piringnya. Saya harus memperhatikan dan memastikan anak saya makan yang cukup. Jika anak saya mengatakan dia tidak lapar, bagaimanapun juga saya tetap mencoba membuatnya makan. Jika saya tidak memandu atau mengatur makan anak saya, dia akan makan lebih sedikit dari yang seharusnya. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut anda paling tepat. Mohon jawaban yang anda pilih mengenai anak anda. Tidak Sebagia KadangPemantauan perna Jarang n besar Selalu kadang h waktu Seberapa sering anda memperbolehkan anak anda makan makanan manis (permen, es krim, kue)? Seberapa sering anda memperbolehkan anak anda makan makanan ringan (cemilan keripik kentang, keripik jagung, serbuk keju)? Seberapa sering anda memperbolehkan anak anda makan makanan yang berlemak (makanan berminyak seperti gorengan, kue kering, keripik, biskuit kaleng)?



52 Sumber : Birch LL, Fisher JO, Grimm-thomas K, Markey CN, Sawyer R, Johnson SL. Confirmatory factor analysis of the Child Feeding Questionnaire: a measure of parental attitudes, beliefs and practices about child feeding and obesity proneness. Appetite. 2001:201---10, http://dx.doi.org/10.1006/appe.2001.0398.



C. CHILD EATING BEHAVIOUR QUESTIONNAIRE Mohon jawab pertanyaan di bawah ini sesuai dengan seberapa sering anak anda melakukan aktivitas yang tertera dalam kuesioner ini dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada kotak yang tersedia. Petunjuk Pengisian Kuesioner Selalu



: apabila dilakukan setiap hari



Sering



: apabila dilakukan 5-6 kali dalam 1 minggu



Kadang-kadang



: apabila dilakukan sebanyak 3-4 kali dalam 1 minggu



Jarang



: apabila dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam 1 minggu



Tidak Pernah



: apabila tidak pernah dilakukan



No 1 2



3 4



5 6 7



8 9



Pertanyaan Anak saya menyukai makanan Porsi makan anak saya bertambah saat merasa khawatir Anak saya mempunyai nafsu makan tinggi Anak saya menghabiskan makanannya dengan cepat Anak saya tertarik dengan makanan Anak saya selalu meminta minum Anak saya menolak makanan baru pada awalnya Anak saya makan dengan lambat Porsi makan anak saya



Selalu



Sering



Kadangkadang



Jarang



Tidak pernah



53 No



10 11 12 13



14



15



16



17



18



19



20 21



22



Pertanyaan berkurang saat marah (anak akan mengeluarkan tantrum, ngambek, berteriak) Anak saya suka mencoba makanan baru Porsi makan anak saya berkurang saat lelah Anak saya selalu meminta makanan Porsi makan anak saya bertambah saat kesal (anak menangis, ngambek) Jika diperbolehkan, anak saya akan makan banyak sekali Porsi makan anak saya bertambah saat cemas (saat anak cemas menjadi agresif) Anak saya suka/menikmati berbagai jenis makanan Anak saya menyisakan makanan dipiring sehabis makan Anak saya menghabiskan waktu lebih dari 30 menit untuk menghabiskan makanannya Jika diberi pilihan anak saya akan makan pada sebagian besar waktunya Anak saya menantikan waktu makan Anak saya merasa kenyang sebelum dia selesai makan Anak saya menikmati makan



Selalu



Sering



Kadangkadang



Jarang



Tidak pernah



54 No



Pertanyaan



23



Porsi makan anak saya bertambah saat bahagia Anak saya sulit untuk menyenangi makanan tertentu Porsi makan anak saya berkurang saat kecewa Anak saya cepat merasa kenyang Porsi makan anak saya bertambah saat tidak ada kegiatan yang dilakukan Walaupun sudah kenyang, anak saya akan menemukan lokasi (tempat) untuk makan makanan kesukaannya Jika diberi kesempatan, anak saya akan minum terus menerus sepanjang hari Anak saya tidak mau makan jika sebelumnya sudah mendapatkan makanan kecil Jika diberi kesempatan, anak saya akan selalu minum Anak saya tertarik untuk mencicipi makanan yang belum pernah dimakan sebelumnya Anak saya memutuskan tidak menyukai makanan tertentu walaupun belum pernah mencobanya Jika diberi kesempatan, anak saya akan terus mengunyah makanan di mulutnya Ketika makan, anak



24



25 26 27



28



29



30



31



32



33



34



35



Selalu



Sering



Kadangkadang



Jarang



Tidak pernah



55 No



Pertanyaan



Selalu



Sering



Kadangkadang



Jarang



Tidak pernah



saya semakin lama semakin lambat suapannya Sumber : Wardle, J, Guthrie CA,Sandersom, S, and Rapoport, L. Development of the Children’s Eating Behaviour Questionnaire. Journal of Child Psychology and Psychiatry. 42, 2001, 963-970.