Risky Nurma Chinta 1607201123 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN VIRUS CORONA DI GAMPONG KAPA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN



Diajukan sebagai salah satu syarat melakukan penelitian dalam rangka penulisan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan



Oleh : RISKY NURMA CHINTA NIM :1607201123



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE 2020



i



PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK.es) Muhammadiyah Lhokseumawe Lhokseumawe,



September 2020



Ketua



: Musdarianto, SKM., M.Kes N1DN. 01.110576.02



Penguji I



: Ns. Novia Rizana, M.Kep N1DN. 01.111181.06



Penguji II



: Ns. Abrar, S.Kep NBM.1297081



Menyetujui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatart



Mengetahui Ketua STIK.es Muhammadiyah Lhokseumawe



Ns. Mursal, M.Kep NIDN. 01.180785.04 111



Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muharnmadiyah Lhokseumawe Skripsi, September 2020 ABSTRAK



RISKY NURMA CHINTA Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Keluarga Dalam Pencegaban Virus Corona Didesa Kapa Kecamatan Peusangan



Xii+ vi +52 + 6 tabel + 2 skema + 16 lampiran Virus corona menjadi masalah kesehatan global sejak awal tahun 2020. Virus ini berawal dari salah satu kota di China, yaitu Wuhan. Wuhan diserang oleh wabah atau virus misterius pada akhir tahun 20019. Dimana banyak rakyat China yang meninggal mendadak, tanpa diketahui penyebabnya, virus ini diduga menyerupai pneumonia china karena virus barn ini menyarang radang paru-paru dan 59 orang yang tinggal didekat pasar ikan Kota Wuhan mengalami gejala seperti pneumonia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitik dengan pendekatan crosssectional, populasi berjumlah 93 responden di Gampong Kapa dengan menggunakan tehnik total sampling, pengumpulan data dilakukan di Gampong Kapa Kecamatan Peusangan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menujukkan bahwa uji statistik didapatkan p-value 0,446 yang berarti lebih besar dari nilai alpha (a.) 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Keluarga dalam Pencegahan Virus Corona di Gampong Kapa Kecamatan Peusangan sehingga Ha ditolak dan Ho diterima. Hasil uji statistik didapatkan pvalue 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai alpha (n) 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Sikap dengan Tindakan Keluarga dalam Pencegahan Virus Corona di Gampong Kapa Kecamatan Peusangan Tahun 2020 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dari uraian di atas dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan tindakan karna p-value 0,446 lebih besar dari nilai alpha 0,05, sedangkan ada hubungan sikap dengan tindakan karena p-value 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pencegahan Covid 19 Referensi : 13 Buku + 5 Jurnal + 9 internet (2003-2020)



IV



The Nursing Science Course Program STIKes Muhammadiyah, Lhokseumawe Thesis, September 2020



ABSTRACT RISKY NURMA CHINTA The Relationship between Knowledge and Attitude with Family Action in Corona Virus Prevention in Kapa Village, Peusangan District Xii + vi chapters +52 + 6 tables + 2 schemes + 16 attachments The corona virus has become a global health problem since the beginning of 2020. This virus was originated in one of the towns in China, namely Wuhan. Wuhan was attacked by an epidemic or a mysterious virus at the end of 2019. All of sudden, many Chinese people died without knowing the cause, this virus was thought to resemble Chinese pneumonia because this new virus attacked pneumonia and 59 people living near the fish market in Wuhan City experienced such a pneumonia symptoms. The research method was analytical with a cross sectional approach. The population used in this research was 93 respondents in Kapa Village using total sampling technique, the data collection was carried out in Kapa Village, Peusangan District using a questionnaire. The results showed that the statistical test obtained p-value 0.446 which was greater than the alpha value (a) 0.05, it can be concluded that the Knowledge had no significant relationship with Family Action in Corona Virus Prevention in Kapa Village, Peusangan District so Ha was rejected and Ho was accepted. The results of the statistical test obtained p-value 0,000 which was smaller than the alpha (a) value of 0.05, therefore, it can be concluded that the Attitudes had significant relationship with Family Actions in Corona Virus Prevention in Kapa Village, Peusangan District in 2020 so Ha was accepted and Ho was rejected. Based on the explanation above, it can be concluded that knowledge had no relationship with action because the p-value of 0.446 was greater than the alpha value of 0.05, and the attitude had relationship with action because p-value was 0.000 which was smaller than the value of alpha of 0.05. Key words : Knowledge, Attitude, Covid 19 Prevention References : 13 Books+ 5 Journals+ 9 Online Materials (2003-2020)



v



This document ls translated by the Language Center of Almusllm University Blreuen, Aceh.



Chalil



...;;:;;;;;;;;;;:::::......



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat-Nya dan Karunia-Nya serta



kesehatan dan



kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi program studi Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lhoksemawe. Shalawat diiringi dengan salam penulis sanjung sajikan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang mana telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Proposal skripsi ini berjudul “ HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN



SIKAP



DENGAN



TINDAKAN



KELUARGA



DALAM



PENCEGAHAN VIRUS CORONA ”. Penulisan proposal skripsi ini merupakan salah satu pesyaratan mata kuliah



pada jurusan Keperatawan



Stikes



Muhammadiyah Lhokseumawe. Dalam penyelesaian penulisan proposal skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan semua pihak, yang berupa bimbingan dan petunjuk serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah proposal penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada: 1. Ns.Mursal,M.Kep. selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Lhoksemawe. 2. Ns. Novia Rizana M.Kep selaku Ketua Prodi S1 dan selaku penguji I Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lhoksemawe. 3. Musdarianto, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan Ns. Ida Suryaati M.Kep selaku pembimbing II yang selalu memberikan peluang



iv



waktu untuk memberikan masukan dan arahan terhadap permasalahan integrasi dalam proposal ini. 4. Rahmadsyah Harahap S.sos selaku Keuchik Gampong Kapa yang telah memberikan izin dan dukungan sepenuhnya dalam menyelesaikan proposal ini. 5. Seluruh



dosen



Stikes



Muhammadiyah



Lhoksemawe



yang



telah



memberikan ilmu kepada peneliti selama empat tahun lamanya, dan dukungan untuk menyelesaikan proposal ini. 6. Ayahanda dan Ibunda tercinta semoga Allah membalas dengan Rahman dan rahimnya yang tiada tara, dan saudara saudariku semoga dalam perjalanan hidupku dapat memberikan setetes embun kebahagiaan kepada kalian. 7. Seluruh rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak memberi dukungan dan semangat untuk terus melangkah .



Dalam penyusunan proposal penelitian peneiti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan



untuk itu saran dan kritik



yang



bersifat membangun peneliti harapkan demi kesempurnaan isi proposal penelitian ini.



v



Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyusun proposal penelitian berguna bagi peneliti dan rekan-rekan mahasiswa/i lainnya.



Lhoukseumawe, juni 2020 Peneliti



RISKY NURMA CHINTA



vi



DAFTAR ISI Halaman JUDUL LUAR ............................................................................................... JUDUL DALAM ........................................................................................... i MOTTO .......................................................................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................................... iii Abstract .......................................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... v LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL........................................................................................... xii DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 1.4. Manfaat penelitian .....................................................................



1 7 7 7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan ................................................................... 2.2 Konsep Sikap .............................................................................. 2.3 Konsep Virus Corona.................................................................. 2.4 Kerangka Teori ...........................................................................



9 14 22 30



BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 3.2 Definisi Oprasional ..................................................................... 3.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................



31 32 33



BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 4.2 Populasi Dan Sampel .................................................................. 4.3 Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................... 4.4 Etika Penelitian ........................................................................... 4.5 Instrumen Penelitian ................................................................... 4.6 Uji Instrumen ............................................................................. 4.7 Prosudur Pengumpulan Data ...................................................... 4.8 Pengolahan Data ......................................................................... 4.9 Analisa Data ...............................................................................



34 34 35 35 37 38 39 40 41



vii



BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 5.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 5.3 Pembahasan ...................................................................................



42 42 47



BAB VI PENUTUP 6.1 kesipulan ...................................................................................... 6.2 Saran.............................................................................................



51 51



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



viii



DAFTAR TABEL



Tabel 3.1 Defenisi oprasional Variabel Penelitian .......................................... Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................ Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga .................................... Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga ............................................... Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tindakan Keluarga ......................................... Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Keluaga......................... Tabel 5.6 Hubungan Sikap dengan Tindakan Keluarga...................................



ix



32 43 44 44 45 46 47



DAFTAR SKEMA 2.4 Kerangka teori ........................................................................................... 3.1Kerangka Konsep Peenelitian ....................................................................



x



30 31



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Koesioner Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Awal Lampiran 5 Surat Selesai Pengambilan Data Awal



xii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Virus Corona atau Corona virus menjadi masalah kesehatan global sejak tahun 2020. Virus ini berawal dari salah satu kota China, yaitu Wuhan. Wuhan diserang oleh wabah atau virus misterius [ada akhir tahun 2019. Di mana banyak rakyat China yang meninggal mendadak, tanpa diketahui penyebabnya. Virus ini diduga menyerupai pneumonia China karena virus baru ini menyerang radang paruparu dan 59 orang yang tinggal didekat pasar kota Wuhan mengalami gejala seperti pneumonia. Berbagai imbauan terkait pencegahan untuk mengatasi masalah tersebut pun dilakukan. Salah satunya dengan menutup pasar ikan Wuhan pada 1 januari 2020. Selain itu, imbauan untuk menjauhi pasar ikan dan kontak langsung dengan pasien juga dicegah. Para ahli mengatakan jika virus ini merupakan jenis virus baru yaitu virus Corona. Sebanyak 15 hasil, sudah positif dari tipe baru corona virus yang terdeteksi di labotarium melalui tes pada sempel darah yang terefeksi dan usap tenggerokan (Yuliana, Vol 02:2020) COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar corovirus yang dapat menyerang hewan. Coronavirus jenis baru ini diberi nama coronavirus desease -2019 yang 1



2



disingkat menjadi COVID-19. Pada tanggal 11 februari 2020 WHO mengumumkan COVID-19 menjadi nama resmi dari penyakit yang disebabkan oleh virus Wuhan China, nama tersebut diberikan dirgen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss. COVID-19 sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemic global yang berlangsung sampai sat ini. (Johns Hopkins CSSE, 2020). Menurut sebuah penelitian baru ,virus corona atau COVID-19 yang menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia, saat ini dapat bertahan diudara selama beberapa jam dan dipermukaan selama tiga hari, Penelitian yang dilakukan oleh national institutes of health (NIH) telah menilai, berapa lama virus COVID-19 akan bertahan hidup pada berbagai permukaan berbeda yang ditemukan dirumah dan dirumah sakit. Ilmuwan menemukan virus corona baru dapat bertahan hingga 4 jam pada tembaga, 24 jam pada kardus, dan 2 hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel.dengan kata lain, virus corona dapat menginfeksi seseorang bahkan setelah virus itu berada dipegangan pintu atau permukaan mana pun selama beberapa hari. Karenanya, pakar kesehatan sangat menganjurkan untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun. Wang mengemukakan Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui selt host-nya. Virus tidak bisa hidup tanpa selt host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan selt host sesuai tropismenya. Pertama penempelan dan masuk virus ke sel host diperantarai oleh protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada



mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos. 20 setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus. Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar kesaluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020). Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septic, asidosis metabolic yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi system koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kodisi kritis bahkan meninggal. (Yuliana, vol 02 :2020).



Jumlah pasien positif terinfeksi virus cororna diindonesia melonjak signifikan.sampai jum,at (23/3),jumlah pasien positif corona mencapai 1.046 kasus(Jakarta,CNN Indonesia). Total pasien yang tersebar disejumlah provinsi Indonesia itu menunjukkan kenaikan lebih dari 500 kali lipat dalam kurun waktu sekitar tiga minggu sejak dua pasien positif virus corona diumumkan pemerintah pada senin 2 maret lalu. Ketika itu , presiden joko widodo (jokowi) yang pertama kali mengumungkan dua orang positif terinfeksi COVID-19. Dua kasus 01 dan kasus 02. (Priska, 23 maret 2020). Sejak saat itu secara perlahan terjadi penambahan pasien positif corona. Dalam satu pekan pertama yang rutin disampaikan juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, pasien bertambah sebanyak 17 orang ( Achmad Yurianto). Pemerintah secara berkala selalu memberikan update jumlah orang terinfeksi, sembuh maupun meninggal. Penambahan 153 pasien positif corona pada hari menjadi penambahan pasien paling tinggi sejak kasus pertama diumumkan. Selain lonjakan pasien positif yang drastis , Virus corona telah menyebar ke-28 provinsi di indonesia. (Achmat Yurianto, 2020). Sebagai langkah pencegahan dini dalam menekankan sebaran COVID-19, sejumlah daerah termasuk Aceh menganbil sikap untuk meliburkan berbagai kegiatan yang berkaitan keramaian, Salah satunya sekolah. Kepala dinas pendidikan Aceh, Rachmat fitri, mengatakan, sekolah diliburkan selama dua pekan ke depan, terhitung 16 sampai 26 Maret, ini berlaku mulai tingkat pendidika anak usia dini (PAUD), sampai sekolah menengah atas (SMA) sederajat. (Rachmat Yurianto, 2020).



Langkah tersebut juga menindak lanjuti keputusan presiden nomor 7 tahun 2020, tentang gugusan tugas percepatan penanganan Covid-19. Hal ini sejalan dengan salah satu rekomendasi World Health Organization (WHO) yang secara khusus virus corona baru diindonesia. Berlaku sejak hari yang sama, pemerintah kota Banda Aceh mengambil sikap menutup tempat-tempat wisata dari kunjugan publik, Antara lain PLTD Apung, kapal diatas rumah dilampulo, Meuseum Tsunami, kawasan wisata bahari, serta taman-taman yang dikunjungi publik dikota mafya tersebut. (Agus setyadi, 16 Maret 2020). Di Indonesia sendiri, lebih dari 500.000 balita menderita pnemonia dan telah merenggut hampir 2.000 jiwa balita pada tahun 2017. Direktur jenderal pencegahan dan pengendalian Kemenkes RI, anung sugihantono mengatakan, gejala umum dari pnemonia adalah demam, batuk dan sulit bernapas.”Warga yang mengalami gejala tersebut haru segera berobat ke fasilitas fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut, menyitat laman resmi kemenkes RI. Masyarakat juga diimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Konsumsi makanan bergizi dengan menu seimbang dan lengkapi asupan dengan byah dan sayur.Lakukan aktivitas fisik selama 30 menit per hari.”jangan lupa juga untuk beristirahat cukup.(Anung Sugihantono, 2020). Ketua komisi x DPR RI syaiful huda meminta kepada orang tua untuk memanfatkan waktu belajar dirumah yang diterapkan pemerintah untuk melakukan pencegahan penyebaran virus corona atau covid-19. Ia melarang kebijakam tersebut justru dipakai untuk jalan-jalan atau liburan.Permintaan serupa juga ditujukan kepada



kalangan mahasiswa yang perguruan tinggi menerapkan kebijakan aktivitas belajar dirumah.(Syaiful Huda, 2020). Keputusan untuk menghentikan aktivitas belajar mengajar di sekolah maupun kampus merupakan merupakan upaya untuk mencegah siswa maupun mahasiswa untuk tidak tertular wabah Covid-19. Jangan sampai situasi ini malah dimanfaatkan untuk kegiatan diluar rumah seperti ke Mal, Pusat hiburan, maupun nongkrong dikafe yang rentan tempat penularan Covid-19,kata syaiful melalui keterangan tertulis yang diterima suara.com, selasa(17/3/2020). Menurut syaiful, Kebijakan belajar dirumah harus benar-benar dilakukan dan dimanfaatkan baik. Ia tidak ingin adanya kebijakan tersebut justru menambah potensi penularan lantaran siswa maupun mahasiswa tetap keluar untuk sekedar jalanjalan dan berkumpul. Hal senada juga diungkapkan anggota komisi x DPR Andreas Hugo Pareira.untuk mencegah siswa dan mahasiswa keluyuran keluar rumah, Andreas meminta agar pihak sekolah maupun perguruan tinggi (PT) yang harus dikerjakan selama proses belajar di rumah. Oleh karna iu baik guru maupun dosen wajib memberikan tugas kepada siswa atau mahasiswa yang mana tugas dan hasil kerja dan hasil kerja selama dirumah tersebut diberikan penilaian sesuai aturan dimasing-masing sekolah maupun PT.penilaian ini perlu sehingga makna kerja dari rumah ini tidak disalahartikan dengan liburan,kata andreas.(Syaiful Huda, 2020). Di tempat penelitian yang berlokasi didesa kappa kecamatan peusangan kabupaten bireun saat ini belum ada yang terinfeksi atau menunjukkan tanda -tanda gejala melakukan



virus corona,namun



warga



didesa



tersebut



berusaha



untuk



pencegahan seperti menghindari kerumunan dan lebih memilih dirumah,menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kebersihan diri sendiri seperti sering mencuci tangan dengan sabun,(Kapa,2020). Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga pada objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behaviour (Donsu,2017). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil



tahu



seseorang



terhadap



suatu



objek



melalui



panca



indera



yang



dimilikinya.panca indera manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui indra penglihatan dan penengaran (Notoadmodjo,2014). Sedangkan, Sikap adalah evaluasi atau reaksi perasaan, Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut (Berkowitz dalam azwar ,2013). Berdasarkan latar belakang diatas ,maka peneliti sangat tertarik utuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan keluarga dalam pencegahan virus corona. 1.2 Rumusan Masalah Virus corona atau coronavirus menjadi masalah kesehatan global sejak awal tahun 2020. Penyebaran virus corona diseluruh dunia telah menembus 152



negara, seiring dengan itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari virus tersebut juga semakin bertambah.maka pengetahuan keluarga tentang pencegahan virus tersebut sangat penting.karna keluarga yang pengetahuannya kurang akan besar kemungkinan



terjangkitnya



corona



karna



tidak



mengetahui



cara



mencegahnya.Berdasarkan fenomena tersebut peneliti akan meneliti tentang apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan keluarga dalam pencegahan virus corona didesa Kapa Kecamatan Peusangan.



1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk



mengetahui dan menganalisis pengetahuan



keluarga dalam



pencegahan virus corona didesa Kapa Kecamatan Peusangan Kab Bireuen. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis sikap keluarga dalam pencegahan virus corona didesa Kapa Kecamatan Peusangan Kab Bireuen. 1.4 manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat dibangku kuliah, khususnya mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan keluarga dalam pencegahan virus corona. 2. Bagi keluarga



Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dann edukasi tentang cara mencegah virus corona. 3. Bagi pendidikan Dapat menjadikan ini sebagai tambahan dan sumber referensi atau informasi dalam. pendidikan keperawatan tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan keluarga dalam pencegahan virus corona. 4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pendukung dalam penelitian selanjutnya, selain itu dapat juga mengembangkan variabel lain dari penelitian ini dalam pencegahan virus corona.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objekmelalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk oleh



menghasilkan



pengetahuan



tersebut



dipengaruhi



intensitas perhatiandanpersepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang



sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoadmodjo, 2014). hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas pengetahuannya. rendah



tidak



Tetapi



orang



yang



berpendidikan



mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan



tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.



10



11



Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Notoadmojo, 2014). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda. Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan, yaitu : a) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi , menyatakan dan sebagainya. b) Memahami (Comprehention) Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut, dan juga tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya. Orang yang telah memahami objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menarik kesimpulan ,meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.



c) Aplikasi (Application) Aplikasi



diartikan



apabila



orang



yang



telah



memahami



objek



yang dimaksud dapat menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, rencana program dalam situasi yang lain. d) Analisis (Analysis) Analisis



adalah



kemampuan



seseorang



dalam



menjabarkan



atau



memisahkan, lalu kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen dalam suatu objek atau masalah yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkatan ini adalah jika orang tersebut dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat bagan (diagram) terhadap pengetahuan objek tersebut. e) Sintesis (Synthesis) Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada sebelumnya. f) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.



2.1.3 Proses Perilaku Tahu Menurut Rogers yang dikutip oleh Notoadmodjo (dalam Donsu:2017) mengungkapkan proses adopsi perilaku yakni sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa, diantaranya: Awareness ataupun kesadaran yakni pada tahap ini individu sudah menyadari ada stimulus atau rangsangan yang datang padanya. Interest atau merasa tertarik yakni individu mulai tertarik pada stimulus tersebut. Evaluation atau menimbang-nimbang dimana individu akan mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Inilah yang menyebabkan sikap individu menjadi lebih baik : 1) Trial atau percobaanyaitu dimana individu mulai mencoba perilaku baru . 2)



Adaption atau pengangkatan



yaitu individu telah memiliki



perilaku baru sesuai dengan penegtahuan,, sikap dan kesadarannya terhadap stimulus. 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal 1) Pendidikan Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan



kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa halhal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berpesan



serta



dalam



pembangunan



pada



umumnya



makin



tinggi



pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi. 2) Pekerjaan Menurut Thomas yang kutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan tidak diartikan sebagai sumber kesenangan, akan tetapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan memiliki banyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan kagiatan yang menyita waktu. 3) Umur Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari Nursalam (2003), usia umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan



adalah



sampai berulang tahun .



sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matangdalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. 2. Faktor Lingkungan Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.



3. Sosial Budaya Sistem 15valua budaya pada masyarakat dapat memberikan pengaruh dari sikap dalam menerima informasi . 2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu : Pengetahuan Baik : 76 % - 100 % Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 % Pengetahuan Kurang : < 56 % 2.2 Sikap 2.2.1 Pengertian Sikap Menurut Fishbein dalam Ali (2006) “Sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek”. Sedangkan menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012) “Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya”. Menurut Randi dalam Imam (2011) mengungkapkan bahwa “Sikap merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap stimulus (objek) yang menimbulkan perasaan yang disertai dengan tindakan yang sesuai dengan objeknya”.



Selanjutnya Menurut Ahmadi dalam Aditama (2013) “Orang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap negative terhadap objek psikologi bila tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi”. Sikap yang menjadi suatu pernyataan 16 valuative, penilaian terhadap suatu objek selanjutnya yang menentukan tindakan individu terhadap sesuatu. Menurut Azwar S (2012) struktur sikap dibedakan atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu: a) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversal. b) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan



terhadap



pengaruh-pengaruh



yang



mungkin



adalah



mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. c) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi



tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. 2.2.2 Ciri-ciri Sikap Ciri-ciri sikap menurut Purwanto dalam Rina (2013) adalah: 1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini yang membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat. 2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaankeadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang itu. 3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. 4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. 5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapankecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.



2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Menurut Azwar (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain: 1) Pengalaman pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 3) Pengaruh kebudayaan. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. 4) Media massa. Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.



2.2.4 Fungsi Sikap Daniel Katz dalam Rina (2013) membagi fungsi sikap dalam 4 kategori sebagai berikut: a) Fungsi utilitarian Melalui instrumen suka dan tidak suka, sikap positif atau kepuasan dan menolak yang memberikan hasil positif atau kepuasan. b) Fungsi ego defensive Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologi. Abrasi psikologi bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut membuat rasionalisasi dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai. c) Fungsi value expensive Mengekspresikan nilai-nilai yang dianut fungsi itu memungkinkan untuk menngkspresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai-nilai inti yang dianutnaya. d) Fungsi knowledge-organization Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cendrung untuk bergantung pada pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan. Sedangkan menurut Katz dalam Zaim Elmubarok (2008) menyebutkan empat fungsi sikap yaitu : a) Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal – hal yang diinginkan dan menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, maka individuakan membentuk sikaf positif terhadap hal – hal yang dirasakan akan



mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal – hal yang merugikan. b) Fungsi pertahanan ego yang menunjukkan keinginan



individu untuk



menghindarkan diri serta melindungi dari hal – hal yang mengancam egonya atau apabila ia mengetahui fakta yang tidak mengenakkan, maka sikap dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. c) Fungsi pernyataan nilai, menunjukkan individu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan sesuatu nilai yang dianutnya sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. d) Fungsi



pengetahuan,



menunjukkan



keinginan



individu



untuk



mengekspresikan rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Berdasarkan beberapa uraian mengenai sikap di atas dapat disimpulka bahwa sikap merupakan suatu kebiasaan atau tingkah laku dari seseorang untuk dapat mengekspresikan sesuatu hal atau perasaan melalui perbuatan baik yang sesuai dengan norma yang berlaku, sikap juga merupakan cerminan jiwa seseorang. 2.2.5 Pembentukkan sikap Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang



lainnya. Menurut Saifuddin Azwar (2012) faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukkan sikap adalah : 1) Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentukknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Middlebrook dalam Azwar (2012) mengatakan “ bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut”. 2) Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseoramg yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseoramg yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant others) , akan banyak mempengaruhi pembentukkan sikap kita terhadap sesuatu. 3) Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembentukkan pribadi seseorang. Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan lah yang menanamkan garis pengaruh



sikap individu terhadap berbagai masalah. 4) Media Masa Berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukkan opini dan keprcayaan orang. Media masa memberikan pesan – pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan pengetahuan baru bagi terbentukknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan – pesan sugestif akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukkan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran – ajarannya. 6) Pengaruh Faktor Emosional Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang befungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.



2.2.6 Perubahan Sikap Menurut Kelman dalam Azwar S (2012) ada tiga proses yang berperan dalam proses perubahan sikap yaitu : a) Kesedihan (Compliance) Terjadinya proses yang disebut kesedihan adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi positif, seperti pujian, dukungan, simpati, dan semacamnya sambil menghindari hal – hal yang dianggap negatif. Tentu saja perubahan perilaku yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak selama pihak lain diperkirakan masih menyadari akan perubahan sikap yang ditunjukkan. b) Identifikasi (Identification) Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku tau sikap seseorang atau sikap sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan menyenangkan antara lain dengan pihak yang dimaksud. Pada dasarnya proses identifikasi merupakan sarana atau cara untuk memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok lain dan cara menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan tersebut. c) Internalisasi (Internalization) Internalisai terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percaya dan sesuai dengan system nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, maka isi dan hakekat



sikap yang diterima itu sendiri dianggap memuaskan oleh individu. Sikap demikian itulah yang biasnya merupakan sikap yang dipertahankan oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih bertahan. 2.3 Konsep Virus Corona 2.3.1 Pengertian Virus Corona Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCOV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) (Stop Pheumania: 2020). COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS (Stop Pheumania: 2020).



Nama COVID-19 resmi menjadi nama virus ini pada tanggal 11 februari 2020, yang diumumkan oleh WHO. Nama tersebut diberikan dirgen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss. COVID-19 sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemik global yang berlangsung sampai sat ini. (Johns Hopkins CSSE, 2020). Menurut sebuah penelitian baru ,virus corona atau COVID-19 yang menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia, saat ini dapat bertahan diudara selama beberapa jam dan dipermukaan selama tiga hari, Penelitian yang dilakukan oleh national institutes of health (NIH) telah menilai, berapa lama virus COVID-19 akan bertahan hidup pada berbagai permukaan berbeda yang ditemukan dirumah dan dirumah sakit. Ilmuwan menemukan virus corona baru dapat bertahan hingga 4 jam pada tembaga, 24 jam pada kardus, dan 2 hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel. Dengan kata lain, virus corona dapat menginfeksi seseorang bahkan setelah virus itu berada dipegangan pintu atau permukaan mana pun selama beberapa hari. Karenanya, pakar kesehatan sangat menganjurkan untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun. Wang mengemukakan Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui selt host-nya. Virus tidak bisa hidup tanpa selt host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan selt host sesuai tropismenya. Pertama penempelan dan masuk virus ke sel host diperantarai oleh protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit,



timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos. 20 setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus. Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel epite l saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar kesaluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020). 2.3.2 Gejala Virus Corona Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-19 sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sedangkan untuk gejala penyakit infeksi yang digolongkan berat mungkin seperti, pernapasan berat, demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Hingga saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19(Stop Pheumania: 2020). Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:



a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius) b. Batuk c. Sesak napas 2.3.3 Penyebab Virus Corona Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia,



Middle-East



Respiratory



Syndrome (MERS),



dan Severe



Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: 1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19 2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19 3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan. Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.



2.3.4 Transmisi Atau Cara Penularan Virus Corona Diduga virus corona dibawa oleh kelelawar dan hewan liar lain yang dijual di pasar ikan Wuhan, Tiongkok. Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Orang yang terinfeksi kemudian akan menularkan virus tersebut ke orang lain melalui empat cara (A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention) , yaitu : a. Transmisi dari cairan tubuh yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin; b. Transmisi melalui darah dengan kulit atau selaput lendir yang terbuka (mata, lidah, luka, dan lainnya); c. Transmisi dari hewan; d. Berdekatan dengan pasien yang terinfeksi. 2.3.5 Ciri-Ciri Terpapar



Dan Gejala Yang Dirasakan Orang Yang



Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan bahwa sekitar 80 persen orang yang terpapar hanya mengalami kasus virus corona ringan. Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis. Begini cara gejala dan yang dirasakan oleh orang yang terjangkit virus corona dari hari ke hari mengutip dari bussines insider a. Hari 1: Pasien mengalami demam atau suhu tinggi. Mereka juga mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.



b. Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernafas terutama jika mereka orang yang sudah lanjut usia atau memiliki penyakit yang yang sebelumnya telah kronis c. Hari 7: Ini adalah waktu rata-rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit. Menurut penelitian Universitas Wuhan di hari ketujuh inilah gejala mulai semakin parah, pasien biasanya perlu dirawat di hari ketujuh. d. Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut, yang terjadi yakni paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernafas sehingga menyebabkan gagal nafas dan berakibat sangat fatal e. Hari 10: Jika pasien menunjukkan gejala yang terus memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika pasien tersebut kemungkinan besar akan dirawat di ICU. Pasien-pasien ini mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan untuk para pasien dengan kasus yang lebih ringan. Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen. f. Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 2,5 minggu. 2.3.6 Kelompok Yang Rentan Terinfeksi Corona Virus Corona atau COVID-19 bisa menyerang siapa saja tanpa memandang bulu. Namun, ada kelompok yang mungkin lebih besar kemungkinan untuk terjangkit Virus Corona, seperti orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus



COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19 (Stop Pheumania: 2020). Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat. Selain kelompok yang dipapar di atas, kelompok lain yang mudah terjangkit Corona yaitu, orang lanjut usia, terutama yang punya riwayat penyakit kronis. Wanita hamil, orang dengan disfungsi hati dan ginjal. Sementara itu, anak-anak merupakan golongan orang yang paling kecil kemungkinannya untuk terserang virus ini.



2.4 Kerangka Teori Berdasarkan uraian diatas maka kerangka teori seperti berikut : Skema 2.4 kerangka teori



Pengetahuan 1. Pengertian 2. Tingkat Pengetahuan 3. Proses Perilaku Tahu 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 5. Kriteria



Pencegahan Corona Sikap 1.Pengertian 2. Ciri-ciri Sikap 3. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi 4. fungsi 5. Pembentukan sikap 6. Perubahan Sikap



Virus



BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut (Notoadmodjo, 2010). Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara konsep konsep atau variable variable yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo:2012). Kerangka konsep adalah dasar pembenaran ilmiah terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalah kerangka konsep harus didukung landasan teori yang ikut serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil penelitian jurnal penelitian dan sebagainya (Hidayat: 2014). Berdasrkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka konsep merupakan gambaran dari kerangka kerja penelitian yang diuraikan dan divisualisasikan oleh peneliti yang bersumber dari berbagai sumber penelitian ilmiah, baik berupa jurnal, buku dan lain lain dengan tujuan untuk menjelaskan tentang hubungan antara konsep dan variable yang akan iukur oleh penelliti.



Skema 3.1 Kerangka Konsep penelitian Variabel Independen



Variabel Dependen



Pengetahuan dan sikap



Tindakan Pencegahan virus corona



3.2 Definisi oprasional Definisi oprasional adalah uraian tentang batasan variable yang diteliti atau tentang yang ingin diukur oleh variable yang bersangkutan. Definisi oprasional dalam penelitian ini dijelaskan dalam table dibawah ini (Notoadmodjo: 2012) : Tabel 3.1 Definisi Oprasional Variabel Penelitian Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala independen oprasional ukur Pengetahuan Segala Wawancara Koesioner Ordinal sesuatu yang diketahui responden tentang virus corona meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala,dan cara pencegahan Sikap



Tanggapan responden dalam pencegahan virus corona



Wawancara Koesiner



Ordinal



Hasil ukur Baik(76%100%) Cukup(56%75%) Kurang(