RMPK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CV. BINA MANDIRI



RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI



DAFTAR ISI I.



INFORMASI PEKERJAAN I.1 Data Umum Pekerjaan................................................................................. I.2 Lingkup Pekerjaan.......................................................................................



II.



STRUKTUR ORGANISASI........................................................................... II.1Pengguna Jasa.............................................................................................. II.2Penyedia Jasa............................................................................................... II.3Pengawas pekerjaan.....................................................................................



III.



JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................



IV.



TAHAPAN PEKERJAAN..............................................................................



V.



GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS..................................................... V.1Gambar Detailed Engineering Design (DED)............................................. V.2Spesfikasi Teknis.........................................................................................



VI.



RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (Method Statement) VI.1.........................................................................Metode Kerja Pelaksanaan ..................................................................................................................... VI.2..............................................................................................Tenaga Kerja ..................................................................................................................... VI.3......................................................................................................Material ..................................................................................................................... VI.4.....................................................................................................Peralatan ..................................................................................................................... VI.5.........................Aspek Keselamatan Konstruksi (Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3)...............................................................................



VII.



RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (Inspection and Test Plan/ITP).................................................................................................. VII.1..............................................Tabel Rencana Pemeriksaan dan Pengujian .....................................................................................................................



VIII. PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK..................



BAB I INFORMASI PEKERJAAN 1.1 DATA UMUM PEKERJAAN Nama Pekerjaan



: Pekerjaan Pembangunan Gedung Tahap Finishing Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian.



Lokasi Pekerjaan



: Jl. Pramuka No. 10 Muara Bulian.



Kontrak (No & Tanggal): Nomor : W5-A2/389/PL.01/V/2013 Tanggal 1 Mei 2013. SPMK (No & Tanggal) : Nomor : W5-A2/391/PL.01/V/2013 Tanggal 1 Mei 2013. Nilai Kontrak



: Rp. 278.395.000,- (dua ratus tujuh puluh delapan juta tiga ratus Sembilan puluh lima ribu rupiah).



Sistem Kontrak



: Fixed Lump Sum Price.



Sumber Dana



: Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian



Waktu Pelaksanaan Masa Kontrak



: 120 (seratus dua puluh) hari kalender dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal 29 Agustus 2013.



Tanggal Mulai Kerja



: 02 Mei 2013



Tanggal PHO



: 01 Mei 2013



Tanggal FHO



: 28 Oktober 2013



Pengguna Jasa Satuan Kerja



: Pengadilan Agama Muara Bulian



PPK



: Zainal Abidin, S.Ag



Alamat



: Jl. Pramuka No.10 Muara Bulian



Penyedia Jasa Nama



: Syafriyanto



Alamat



: Jl. Sunan Bonang No.75 Simp. III Sipin Kec. Kota Jambi



Pengawas Pekerjaan Nama



: CV. Inti Tehnik Consultan



Alamat



: Jl. Asaparagus No.27RT.03 Kel. Beliung Kec. Kota Baru Jambi



1.2 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Kegiatan



: Pembangunan Pagar Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian



BAB II STRUKTUR ORGANISASI



2.1



Pengguna Jasa



a) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) Terkait penjaminan mutu dan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan konstruksi, PA/KPA sebagai pemilik pekerjaan konstruksi bertanggung jawab:  Membentuk dan menetapkan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak sebelum pelaksanaan tahapan pengukuran/pemeriksaan bersama;  Menerima hasil pekerjaan dari PPK setelah Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan diterbitkan;  Menetapkan PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap hasil pekerjaan yang diserahterimakan; dan  Menyerahkan



hasil



pekerjaan



selesai



kepada



penyelenggara



Infrastruktur. b) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tanggung jawab dan wewenang PPK terkait dengan penjaminan mutu dan pengendalian mutu meliputi :



 PPK bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebagaimana yang tercantum dalam kontrak konstruksi, mencakup aspek administrasi kontrak dan aspek teknis (engineering).  PPK berwenang atas pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi. Kewenangan ini dapat dilimpahkan sebagian atau keseluruhan terhadap pihak/tim yang ditunjuk oleh PPK.  Pengendalian Pekerjaan Konstruksi dilakukan untuk mengendalikan proses dan hasil pekerjaan Penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak. Pengendalian dilaksanakan baik pada kontrak pekerjaan konstruksi maupun kontrak jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.  Pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan untuk memastikan proses pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak.  Kewenangan dan tanggung jawab pengendalian pekerjaan konstruksi dapat didelegasikan kepada Pengendali Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh staf PPK, dalam hal ini disebut Direksi Lapangan, atau Penyedia Jasa Konsultansi yaitu Konsultan Manajemen Konstruksi (MK);  6. Kewenangan dan tanggung jawab pengawasan pekerjaan konstruksi dapat didelegasikan kepada Pengawas Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh staf PPK, dalam hal ini disebut Direksi Teknis, atau atau Penyedia Jasa Konsultansi yaitu Konsultan Pengawas.  7. Dalam hal pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi, maka Penyedia Jasa Konsultansi wajib menyusun Program Mutu sebagai bentuk penjaminan mutu. c) Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) Tanggung jawab dan wewenang PPHP terkait dengan penjaminan mutu dan pengendalian mutu meliputi pemeriksaan administratif terhadap hasil pekerjaan konstruksi yang diserahterimakan dari PPK kepada PA/KPA. d) Penjamin Mutu pada Unit Organisasi



 Penjamin Mutu pada Unit Organisasi merupakan unsur pendukung pada struktur penyelenggara proyek dan tidak terlibat secara langsung dalam



pengambilan



keputusan



terkait



pelaksanaan



pekerjaan



konstruksi, yang memiliki fungsi perumusan kebijakan, pembinaan teknis, dan pengawasan pelaksanaan kebijakan.  Penjamin mutu memiliki tugas menyusun standard an pedoman teknis yang berlaku pada masing-masing unit organisasi, melakukan bimbingan teknis, melakukan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan. 2.2



Penyedia Jasa



a) Kepala Proyek Kepala proyek bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan memiliki tugas :  Memastikan tercapainya sasaran pekerjaan dari segi mutu, biaya, waktu, Keselamatan Konstruksi dan lingkungan kerja;  Menyelesaikan masalah yang terjadi termasuk merencanakan tindakan pencegahan terhadap masalah yang mungkin terjadi;  Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan yang di perlukan;  Melaporkan pelaksanaan pekerjaan. a) Manajer Pelaksana Manajer pelaksana memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :  Merencanakan metode pelaksanaan, pemeriksaan dan pengujian terkait mutu pekerjaan; dan  Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan sasaran mutu, biaya, waktu, dan Keselamatan Konstruksi dan lingkungan kerja. b) Unit Pengendali Biaya Unit pengendali biaya berfungsi membantu kepala proyek dalam hal :  Menetapkan Rencana Pemeriksaan dan Pengujian;  Mengembangkan dan memantau pelaksanaan prosedur pengendalian mutu;



 Berkoordinasi dengan Direksi Lapangan/Konsultan MK terkait dengan



rencana



pemeriksaan



dan



pengujian



serta



prosedur



pengendalian mutu;  Melakukan audit internal atas kesesuaian pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan tim konstruksi dan kesesuaian pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan tim pengendali mutu; 



Menyusun Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).



c) Unit Pengendali Mutu Unit pengendali mutu bertugas :  Melakukan pemeriksaan  Merekomendasikan tindakan perbaikan yang diperlukan  Membuat laporan hasil pemeriksaan d) Unit Administrasi Unit administrasi memberikan dukungan administrasi terhadap kegiatan proyek yang meliputi :  Penata usahaan  Pemeliharaan dokumen proyek 2.3 Pengawas Pekerjaan a) Pengawas Lapangan Pengawas lapangan adalah orang yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati agar dapat memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek mengenai kualitas material dan peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana atau belum. Tugas dan tanggung jawab pengawas lapangan yaitu :  Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja.  Menampung segala persoalan di lapangan dan menyampaikannya kepada pemimpin proyek.  Membantu survey dan mengumpulkan data di lapangan.  Menjaga hubungan baik dengan instasi serta masyarakat setempat yang berhubungan dengan pekerjaan.  Meneliti laporan bulanan yang diserahkan oleh kontaktor.



b) Quality Engineer Tugas Quality Engineer yaitu :  Bertanggung jawab kepada Site Engineer.  Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup semua tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.  Melakukan semua analisa semua tes, termasuk usulan komposisi campuran (job mix formula) dan justifikasi teknik atas persetujuan dan penolakan usul tersebut.  Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kembali pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.  Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.  Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontarktor apakah sesuai mutu dan kualitas yang ditentukan. c) Quantity Engineer Tugas  Quantity Engineer yaitu :  Bertanggung jawab kepada Site Engineer.  Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan.  Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.  Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal yang menyangkut masalah pengendalian kuantitas. d) Inspector Tugas Inspector yaitu :  Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakan tugasnya.  Mengirim laporan kepada Site Engineer atau Chief Inspector.  Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi pekerjaan yang sedang dikerjakan dan memberi laporan kapada Chief Inspector



atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.  Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang digunakan oleh kontaktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian. e) Surveyor Tugas Surveyor yaitu :  Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer.  Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap titik-titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.  Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan dan bertanggung jawab atas ketlitian yang didapat. f) Lab Technician Tugas Lab.Technician yaitu :  Melaksanakn pngambilan contoh tanah/ material dan malakukan pengujian tanah/ material di laboratorium.  Mengevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.



BAB III JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pagar Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian NO a. b. 1 2 3 4 5 6 7 c.



Pekerjaan



Harga pekerjaan durasi bobot (%)



Pekerjaan Persiapan Rp 2,000,000.00 Pekerjaan Pagar Kantor Pekerjaan Tanah Rp 4,696,420.00 Pekerjaan Pondasi Rp 3,254,370.00 Pekerjaan Beton Rp 76,890,650.00 Pekerjaan Dinding & Plesteran Rp 18,056,940.00 Pekerjaan Pagar Besi Hollow Rp 88,654,320.00 Pekerjaan Panel GRC Rp 74,897,330.00 Pekerjaan Finishing Rp 7,347,072.00 Pekerjaan Lain-lain Rp 2,597,898.00 Jumlah Rp 278,395,000.00 jumlah akumulatif



4 2 3 7 6 3 3 3 2



5



6



Waktu Pelaksanaan : 2 Mei 2013 - 28 Agustus 2013 Minggu -ke 7 8 9 10 11 12 13



1 2 3 0.72 0.18 0.18 0.18



4



1.69 0.84 1.17 27.62 3.95 6.49 31.84 26.90 2.64 0.93 96.43 0.18 0.18 4.97 0.18 0.36 5.33



0.84 0.39 0.39 0.39 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 1.08 10.61 10.61 10.61



14



15



16



17



18



19 0.18



8.97 8.97 8.97 0.88 0.88 0.88 0.47 0.47 5.18 4.34 5.42 5.03 5.03 5.03 1.08 11.70 10.61 10.61 8.97 8.97 9.85 0.88 1.35 0.65 10.51 14.84 20.26 25.28 30.31 35.34 36.42 48.12 58.73 69.34 78.31 87.28 97.13 98.01 99.35 100.00



BAB IV TAHAPAN PEKERJAAN 4.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi



Gambar 1. Tahapan Alur Pekerjaan Konstruksi



BAB V GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS 5.1 Gambar Detailed Engineering Design (DED)



Gambar 2. Tampak Depan Pagar



Gambar 3. Tampak Depan Desain Pagar



Gambar 4. Detail Kolom Praktis



Gambar 5. Detail Pondasi



Gambar 6. Detail Pagar



5.2 Spesifikasi Teknis Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau ready mix concrete dengan mutu beton K 300. Pelaksana pekerjaan tidak dibenarkan mencampur beton di site. a) Baja Tulangan harus memenuhi syarat berikut : 



Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan  dalam  pekerjaan ini adalah baja dengan U-24 dan mutu U-39  (minimum yield-strees  3900 kg/cm2) dengan  diameter seperti ditetapkan dalam gambar kerja.







Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari 16 mm harus dari jenis  baja  ulir  (deformed  bar) sedangkan untuk diameter yang  lebih kecil dapat dipakai baja polos.







Setiap  pengiriman sejumlah besi tulangan ke  proyek harus dalam keadaan baru dan disertai dengan  sertifikat  dari pabrik pembuat, dan bila Pengawas Lapangan  memandang  perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban pemborong. Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.







Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan terhindar dari  pengotoran-pengotoran,  minyak, udara lembab  lingkungan  yang  dapat  mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain  pengaruh  luar  yang mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum  dan setelah pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung  berhubungan dengan tanah.



b) Tulangan  Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan, sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.  Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut SKSNI T-15-1991-03.  Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan bila mana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas tulangan persatuan lebar beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana semula dan persyaratan jarak minimal antara tulangan menurut



SKSNI T-15-1991-03 dipenuhi. Sebelum melakukan perubahan-perubahan, Kontraktor harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.  Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau penempatan.  Tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah ditempatkan kecuali apabila hal ini terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.  Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat yang lepas dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan atau mengurangi pelekatan dengan beton.  Tebal  selimut  beton untuk memberi  perlindungan pada baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana.  Tulangan  harus ditempatkan dengan teliti  pada  posisi  sesuai  rencana dan harus dijaga jarak antara  tulangan  dan   bekesting untuk mendapatkan tebal  selimut  beton (beton deking) minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus  mempergunakan  penyekat (spacer), dudukan (chairs)  dari balok-balok beton  dengan  mutu  minimal  sama  dengan beton  yang  bersangkutan.  Semua tulangan  harus diikat dengan baik dan  kokoh  sehingga dijamin  tidak bergeser  pada waktu  pengecoran.  Kawat  pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah dalam  beton.  Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan  harus  terlebih  dahulu diperiksa untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk penempatannya,  kebersihan, dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulang yang berkarat harus dibersihkan atau diganti  bilamana dianggap Pengawas Lapangan akan merugikan atau  melemahkan  konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila  belum  diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan.  Khusus  untuk selimut beton, dudukkan harus cukup  kuat dan jaraknya sedemikian hingga tulangan  tidak  melengkung  dan  beton  penutup tidak kurang dari yang  disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan atau  deviasi terhadap bidang  horizontal  atau vertikal adalah 5 mm.



 Tidak 



ada 



bagian



logam/tulangan



atau 



alat 



digunakan 



untuk



menyambungkan atau untuk  menjaga  penulangan   dalam  posisi   yang sebenarnya  akan  dibiarkan  tetap  diantara selimut beton yang telah ditentukan.  Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak diperkenankan tulangan polos. c) Beton dan pengecoran beton  Beton yang dipergunakan adalah beton Site Mix dengan campuran  1 : 2 : 3.  Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan  harus  dihindarkan  penghentian  pengecoran  (cold joint)  kecuali bila sudah diperhitungkan pada  tempat-tempat yang  aman dan sebelumnya sudah mendapat  persetujuan Pengawas Lapangan.  Pemborong harus  sudah  mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan pelindung dan  lainlain yang  dapat menjamin kontinuitas pengecoran.   Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan,  material, serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup  untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang  sebelumnya  disetujui  Pengawas Lapangan. Tulangan, jarak,  bekesting  dan lain-lain, harus dijaga dengan baik  sebelum  dan selama pelaksanaan pengecoran.  Segera  setelah  beton dituangkan ke  dalam  bekesting,  adukan  harus dipadatkan dengan concrete vibrator  yang  kemampuannya harus mencukupi. Penggetaran harus  dijaga sedemikian agar supya tidak terjadi pemisahan/segregasi  antara  komponen adukan beton.  Penggetaran  dengan  concrete  vibrator  dapat  dibantu  dengan   perojokan,  apabila dengan



concrete



vibrator



tidak



mungkin 



dilakukan 



dan 



harus



mendapatkan  persetujuan  dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.  Vibrator-vibrator  internal  berfrekuensi  tinggi  pada  masing-masing type pneumatic elektrik ataupun  hidrolik harus  digunakan  untuk pemadatan beton  dalam  seluruh kedudukan. Vibrator-vibartor tersebut harus dari  jenis yang  disetujui oleh Pengawas Lapangan dengan  frekuensi  minimum 7000 getaran  per menit dan harus  mampu  mempengaruhi campuran  secara tepat dan memiliki 25 mm  slump  untuk jarak   sekurang-kurangnya   500  



mm   dari   vibrator  tersebut. Vibrator tidak boleh mengenai cetakan, tulangan baja dan juga tidak boleh digunakan untuk mengalirkan   beton atau menyemprotkannya ke  dalam  tempatnya.  Vibrator tidak boleh terlalu lama ditempatkan di  suatu  tempat yang dapat menyebabkan pemisahan beton tersebut.  Penuangan  beton  melebihi ketinggian  lebih  dari  1,5 meter  atau pengendapan yang terlalu banyak pada  suatu titik atau menariknya sepanjang cetakan tidak  diperkenankan.  Pengecoran  harus menerus dan hanya boleh  berhenti  di tempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telah direncanakan  terlebih  dahulu  dan  sebelumnya 



mendapatkan



persetujuan 



dari



Pengawas



Lapangan.



Penghentian maksimum 2  jam. Untuk   menyambung  pengecoranpengecoran sebelumnya harus  dibersihkan permukaannya dan dibuat  kasar  agar sempurna sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran semen dan air adalah 1:0,5. Untuk penghentian pengecoran lebih dari 5 jam, bidang yang akan disambung/dicor harus terlebih dahulu dioles dengan additive/epoxy resin.  Segera setelah pengecoran selesai, selama waktu pengerasan, beton harus  dirawat / dilindungi dengan cara menggenanginya dengan air bersih atau  ditutup dengan karung-karung  yang  senantiasa  dibasahi  dengan  air, terus-menerus  selama  paling  tidak  10  hari  setelah pengecoran.  Apabila  cuaca  meragukan,  sedangkan Pengawas Lapangan tetap menghendaki agar pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong  diwajibkan  menyediakan   alat pelindung seperti terpal yang cukup untuk melindungi tempat/bagian  yang  sudah  maupun  yang  akan  dicor. Pengecoran  tidak  diijinkan selama hujan  lebat  atau   ketika suhu udara naik di atas 320C. d) Perawatan beton  Seluruh beton harus dilindungi selama proses  pengerasan terhadap  efekefek yang ditimbulkan oleh  sinar  matahari dan angin, kelembaban dan pengeringan yang cepat yang  dapat menyebabkan pengeringan, gangguan



pada proses hidrasi dan  perubahan  terhadap  mutu  beton   setelah pengecoran, permukaan horizontal selesai diratakan dan/atau pada waktu pemindahan dari cetakan.  Perlindungan dapat dilakukan dengan penyiraman “springkling” dengan air pada permukaan beton, menutup permukaan dengan plastik/karung basah atau penyemprotan permukaan dengan curing compound.  Perawatan  dengan  uap bertekanan  tinggi,  uap  dengan tekanan  atmosfir, panas dan lembab atau  proses-proses lainnya  yang  bisa  diterima,  hanya  dilakukan  untuk mempercepat pencapaian kekuatan serta mengurangi  waktu perawatan, dengan persetujuan dari Pengawas Lapangan e) Pekerjaan bata  Untuk semua dinding pada pagar digunakan adukan campuran 1 PC : 4 Pasir.  Batu bata merah yang digunakan batu bata eks lokal dengan kualitas baik yang disetujui oleh Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.  Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.  Setelah batu bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan kemudian disiram air.  Pemasangan dinding bata dilakaukan bertahap, setiap tahap terdiri dari maksimal 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom struktur.  Pembuatan lubang pada pasangan bata merah untuk perancah sama sekali tidak diperkenankan.  Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi  5 %. Bata yang patah lebih dari dua tidak diperkenankan untuk digunakan.  Pasangan bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benarbenar tegak lurus.  Pemborong



harus



memperhatikan



serta



menjaga



pekerjaan



yang



berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka pemborong harus mengganti tanpa biaya tambahan.



 Pemborong harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik pembuat/produsen atau menurut yang ditentukan dalam RKS.  Peralatan pengujian disediakan oleh pemborong  Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.  Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka biaya pengujian dan penhgulanagn pengujian tersebut adalah tanggungjawab pemborong. f) Pekerjaan bata dan plesteran  Dalam pekerjaan ini acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 Air, plesteran dibuat dalam campuran 1 PC : 4 Pasir.  Penggunaan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai, pekerjaan plesteran harus rata dengan tebal plesteran 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm kecuali ditentukan lain.  Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benarbenar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran. Permukaan yang akan diplester disiram air hingga jenuh.  Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan plesteran.  Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata, contour dan profil-profil akurat.  Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan, jangan menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap/kering kembali.  Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal) setelah proses campuran, kecuali selama udara panas/kring, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara dari plesteran.  Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus dan untuk pekerjaan relief dengan ketebalan 4 cm terbuat dari spesi 1 : 4, yang



dibentuk sesuai gambar bestek dan harus dikerjakan oleh tenaga khusus sehingga hasilnya maksimal.  Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan yang sesuai dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat  terlebih dahulu “kepala plestreran”.  Pemborong



harus



memperhatikan



serta



menjaga



pekerjaan



yang



berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka pemborong harus mengganti tanpa biaya tambahan.  Pondasi setempat dibuat dengan beton cor campuran 1 : 2 : 3, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana.  Pada saat pengecoran beton harus dipadatkan dengan menggunakn vibrator atau dirojok dengan tongkat kayu atau besi.  Diatas pondasi setempat untuk tempat pemasangan tiang pagar BRC seperti yang terdapat dalam gambar rencana.    Pemasangan pasangan bata dengan campuran 1 : 4, pasangan bata harus rapi dan rata dengan nat spesi yang sama, kemudian dinding diplester dengan campuran 1 :  4, plesteran harus rapi dan rata.  Untuk ikatan antara pasangan bata dan tiang beton, sebelum pemasangan bata dilakukan, pada tiap-tiap tiang harus dipasang paku beton secukupnya.



BAB VI RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN 6.1 Metode Kerja a) Lingkup Pekerjaan Pembangunan Pagar Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian b) Uraian Pekerjaan  Pekerjaan persiapan



 Pekerjaan pagar  Pekerjaan tanah  Pekerjaan beton bertulang  Pekerjaan pasangan  Pekerjaan pengecatan c) Tahapan Pekerjaan Uraian metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan urutan pada susunan rancana anggaran biaya seperti yang terdapat pada dokumen lelang, namun urutan semua pekerjaan akan mengikuti Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada lampiran dokumen lelang dan tahapan pelaksanaannya akan disebutkan pada setiap penjelasan tatacara pelaksanaan dalam pembahasan selanjutnya. Setelah selesai tahapan kegiatan pendahuluan/kegiatan pra-konstruksi, maka akan masuk dalam tahapan pekerjaan pokok konstruksi. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Persiapan adalah awal pekerjaan konstruksi. Pekerjaan persiapan harus kerjakan untuk menunjang pekerjaan pokok. Uraian lingkup pekerjaan persiapan adalah pengukuran dan pembersihan lapangan, pasangan bouwplank, sewa gudang dan barak kerja, administrasi dan dokumentasi, kesehatan dan keselamatan kerja. Secara umum, uraian pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut:



a)



Pengukuran dan pembersihan lapangan Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis



pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan.  Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaa.  Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.  Mengidentifikasikan acuan/bench mark (BM) sebagai level pembuatan bangunan.  Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat – alat water pass / theodolith. Setelah pekerjaan pangukuran (survey) lokasi proyek selesai, keterangan titik ketinggian peil dan sudut - sudut fisik



bangunan sudah didapatkan maka pekerjaan selanjutnya adalah Pemasangan Bouwplank, Bouwplank sendiri merupakan patok kayu sementara yang berfungsi untuk menentukan titik As bangunan yang akan dibangun.  Memasang patok pada koordinat-koordinat yang ditentukan.  Menentukan level bangunan berdasarkan acuan/patok BM dengan alat bantu yang disepakati dan menandakan hasil pengukurannya pada patok yang telah terpasang.



b)



Pasangan Bouwplank Bouwplank



adalah



alat



bantu



untuk



membuat



sudut



(90°)



dan



ketinggian/elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari papan dan kayu balok. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. Pemasangan bowplank dikerjakan setelah pekerjaan pengukuran dengan baik menggunakan pesawat theodolith maupun metode penyikuan secara manual. Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan pagar baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan. Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank adalah sebagai berikut:  Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.  Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian tanah.  Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.  Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.  Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua).  Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata.



c)



Sewa Gudang dan Barak Kerja Dalam proyek pembangunan pagar ini disyaratkan untuk menyewa gudang



dan pengadaan barak kerja. Tahapan pekerjaan sewa gudang adalah pada saat awal dimulainya pekerjaan. Gudang nantinya juga akan difungsikan sebagai kantor lapangan yang antara lain fungsinya adalah:







Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi proyek.







Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.







Menyimpan peralatan kerja khusus yang mudah hilang.







Menyimpan bahan bangunan yang khusus. Apabila opsi untuk menyewa tidak memungkinkan, misalnya tidak tersedia



bangunan yang cocok untuk disewa disekitar lokasi pekerjaan, maka akan dikoordinasikan dengan direksi untuk mengambil alternatif lain seperti dibuat bangunan dari kayu dan multipleks dalam lokasi pekerjaan untuk keperluan itu. Bahan untuk bangunan tersebut di atas menggunakan rangka kayu kaso, penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas juga mencakup bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan. Selain bangunan tersebut di atas, juga diperlukan fasilitas akomodasi bagi tenaga kerja supaya tercapai efisiensi dari segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan ukuran minimum 4 mx 10 m untuk kapasitas maksimum 15 - 20 personel/tenaga. Barak kerja akan dibuat berbentuk bangunan kayu dan tripleks



9 mm, lantai perkerasan rabat beton dan atap seng gelombang. Bangunan akan dibuat kokoh sehingga kuat menampung beban dan angin serta lantai untuk istirahat para pekerja dibuat lebih tinggi untuk menghindari genangan air.



d)



Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kegiatan yang terkait dengan



kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. Peralatan kerja seperti mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi dari logam dan bahan kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan, membakar, memotong, menusuk dan memberikan benturan dan melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam proyek ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:







Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.







Pengadaan peralatan safety seperti helm, sarung tangan, sepatu boot, kacamata dan masker. Jumlahnya akan disesuaikan untuk masingmasing item pekerjaan.







Untuk pekerjaan pada ketinggian seperti plesteran dan acian, relief dan pengecatan akan diadakan scafolding.







Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada lokasi yang terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena pada workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin dapat menyebabkan Kebisingan yang dapat memberikan bahaya tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Pada proses kerja di workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, misalnya pada pekerjaan pengelasan yang yang menimbulkan efek Kejutan listrik memberikan risiko bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi listrik.







Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang berbahaya terpisah dari bahan/material biasa.







Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan material dan workshop.







Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan prosedur keselamatan kerja pada setiap jenis pekerjaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.







Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan kerja dalam lokasi proyek.



e)



Administrasi dan Dokumentasi Pekerjaan administrasi, pelaporan dan dokumentasi akan dikoordinir oleh staf



administrasi dan dokumentasi. Selain mengerjakan pekerjaan administrasi pokok, staf administrasi dan keuangan juga akan mengidentifikasi kebutuhan tempat



tinggal,



kebutuhan



kendaraan



dan



sebagianya.



Perlengkapan



pemeliharaan pekerjaan di sediakan secukupnya dan dokumen –dokumen, administrasi proyek dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Mobilisasi peralatan yaitu biaya untuk mendatangkan dan/atau memasang peralatan ke lokasi pekerjaan dimana jenis peralatan disesuaikan dengan kebutuhan volume pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaan. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi proyek mencakup:



 Pengurusan administrasi proyek, Pekerjaan ini mencakup: back up data mutual check nol (MC-0) dan shop drawing - Back up data mutual check final dan as built drawing, pengurusan dan biaya kontrak, biaya administrasi harian seperti pembuatan requst, pengadaan whiteboard dan perlengkapan, dan pengadaan dokumen-dokumen yang harus dipublikasikan di direksi keet, pengurusan termyn.



 Dokumentasi dan pelaporan proyek, Pekerjaan ini mencakup: pembuatan laporan harian, berkoordinasi dengan site manager, pembuatan laporan mingguan, berkoordinasi dengan site manager, pembuatan laporan bulanan, berkoordinasi dengan site manager, dokumentasi proyek, akan ditangani oleh pelaksana lapangan. Tiap jenis pekerjaan akan di dokumentasikan sebagai dokumentasi proyek yang akan digunakan dan diminta oleh direksi proyek.Dokumentasi proyek dimulai dari kondisi nol (0%), proses pelaksanaan dan kondisi selesai (100%). Foto dokumentasi akan dilampirkan pada masingmasing laporan sebagai pembuktian atas pekerjaan masing-masing. Pekerjaan Pagar Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan pagar. a) Pekerjaan galian tanah Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian tanah untuk pondasi batu gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara pelaksanaan galiannya sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah pemasangan bouwplank.  Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.  Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak maupun pondasi batu gunung.  Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi tapak agar dimensi galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.



 Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, cangkul burung, pangki dan lain-lain.  Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.  Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan dengan ukuran lebar pondasi sesuai dengan gambar kerja. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS.  Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk timbunan kembali b) Pekerjaan beton bertulang  Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof dan kolom pagar.  Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satukesatuan. Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga satu kesatuan.  Tahapan pelaksanaan:



 Persiapan 



Approval material yang akan digunakan.







Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.







Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.







Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen), vibrator, meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang, selang air, timba cor, kereta sorong dan lain-lain.



 Fabrikasi dan instalasi besi tulangan 



Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.







Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh gambar rencana.







Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.







Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja yang sudah dituangkan dalam cutting plan.







Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.







Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.







Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.







Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu gunung yang telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang angchor/stick.







Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada pekerjaan kolom pedestal.







Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.







Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan waterpass tangan dan unting-unting.







Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus pada as rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta lurus merata secara vertikal.







Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir urug/dasar galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7 cm.







Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan diberikan beton dacking agar seluruh tulangan terselimuti.



 Fabrikasi dan instalasi bekisting 



Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.







Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti: kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek 9 mm dan perkuatan menggunakan balok kayu dan alat perancah schafolding, langkah kerja adalah sebagai berikut: 1. Multiplek dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam gambar kerja. 2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai tulangan, kayu support dan schaffolding. 3. Sebelum pengecoran, bekesting harus benar-benar diperiksa kembali jangan sampai ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal. 4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak bekisting.







Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.







Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.







Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.







Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.



 Pengecoran beton 



Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan pasir urug setebal 5 cm.







Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih dulu, kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak mengeras.







Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi tapak dan kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton mutu K-200.







Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.







Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.







Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.







Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan mecapai sela-sela ruang pembesian.







Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga tidak terdapat penyambungan pengecoran.



 Curring Beton Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.  Urugan tanah kembali Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian pada area pondasi tapak. c) Pondasi Batu Gunung dan Angchor Stick dia.8 mm – 1000 mm Tahapan pekerjaan pasangan pondasi batu gunung adalah setelah selesainya pekerjaan kolom pedestal dan betonnya mengeras. Hal ini bertujuan agar tidak



terganggunya struktur kolom pedestal yang merupakan kunci terbentuknya pagar yang simetris dan akan memudahkan dalam membuat pedoman/patok acuan untuk



pekerjaan



pemasangan



pondasi



batu



gunung.



Langkah-langkah



pembuatannya adalah sebagai berikut:  Pekerjaan persiapan 



Persiapan awal adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank seperti yang telah dijelaskan di atas.







Berdasarkan hasil dari field engineering maka akan diadakan Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali. Dalam hal ini level/ketinggian untuk semua pekerjaan telah ditentukan, termasuk level pemasangan batu gunung. Level tersebut ditandakan pada sebuah patok permanen untuk digunakan kembali pada saat pekerjaan dilaksanakan.







Mengadakan contoh material yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan mengajukan approval material kepada direksi.







Mempersiapkan kembali lahan yang sudah digali bersamaan dengan galian pondasi tapak (dirapikan kembali).







Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung atau batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dan lain-lain.







Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, benang, selang air, dan lain-lain.



 Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut : 



Merapikan kembali galian tanah untuk pasangan batu gunung.







Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai rencana.







Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu gunung.







Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.







Diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan dipadatkan.







Selanjutnya di atas urugan pasir, dibuat pasangan batu kosong (aanstamping). Pada pasangan batu kosong dipergunakan pecahan batu gunung



yang



berukuran



kecil,



sehingga



memudahkan



untuk



mendapatkan ketebalannya dan lebarnya disesuaikan dengan ukuran dalam gambar rencana. 



Sebelum pemasangan, batu kali dibasahi dengan air telebih dahulu.







Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.







Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata dipasang di bagian pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan pecahan batu gunung yang berukuran kecil difungsikan sebagai pengikat dan ditempatkan pada bagian dalam pasangan pondasi sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.







Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah retak/patah dan berongga besar.  Sebelum mengunci bagian atas pasangan batu dengan adukan dan batu yang berukuran kecil, terlebih dahulu dipasang angchor/stick  8 mm tiap 1 meter.







Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.







Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.







Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan kembali tanah bekas galian.







Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih tersisa dan dipadatkan.



d) Pasangan Dinding Bata 1 : 2 Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan pengecoran kolom.  Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada direksi.  Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan semen PC.



 Membuat pengukuran kembali di atas sloof untuk memasang patok dan benang acuan.  Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).  Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.  Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan bata yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan pendulum (untingunting).  Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2 lapis bata.  Rendam bata dalam air.  Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi sesuai spesifikasi teknis.  Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.  Memasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi pasir).  Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.  Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna menjaga penyusutan yang berlebihan. e) plesteran Dinding Bata 1 : 2 Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai berikut:  Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada direksi.  Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.  Memastikan kembali kelurusan pasangan bata. 



Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil dipakai profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau kayu yang ketam dengan benar-benar lurus.



 Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan untingunting dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat mungkin.



 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.  Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang akan diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh).  Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen benarbenar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya halus.  Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang pada profil kiri-kanan dinding.  Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.  Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x sehari. f) Acian halus kolom Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding bata. Berikut ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian halus kolom:  Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.  Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar rapi, siku dan sejajar satu sama lain.  Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung pada sisi luar dan sisi dalam.  Profil dipasang tegak lurus.  Dipasang benang pada profil tersebut untuk meluruskan “barisan” kolom.  Adukan semen dan pasir diaplikasikan ke kolom benar-benar mengikuti benang sehingga kolom akan terlihat lurus dan siku. g) Relief Dinding Pagar dan Relief Kolom Pagar Metode pelaksanaan pekerjaan relief dinding pagar dan relief kolom pagar adalah sebagai berikut:  Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.  Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.  Mengadakan tenaga khusus relief.  Membuat profil sesuai dengan bentuk dan motif relief.  Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi bentuk relief yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. h) Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow



Pengadaan pagar besi hollow dilakukan dengan memesan pada suplier khusus penyedia/pengrajin logam/toko las. Keping pagar hollow akan dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudaah finishing cat. Untuk pemasangan Pagar Hollow akan disediakan tenaga khusus karena akan menggunakan peralatan yang khusus pula, yang terpenting adalah, pagar dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus dan rapi serta tidak merusak bangunan pagar yang sudah ada. i) Pengadaan dan Pemasangan Pintu Pagar Hollow (Lengkap Aksesries) Pintu pagar hollow akan dipesan kepada suplier yang sama suplier penyedia pagar hollow. Pintu pagar dipesan sesuai dengan bentuk yang ditentukan dalam shop drawing. Pengadaan ini juga include dengan pemasangannya oleh suplier, karena mereka mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai peralatan yang lengkap. j) Pengadaan dan Pemasangan Panel GRC (Kolom)  Langkah awal adalah mempelajari shop drawing untuk mengetahui bentuk dan motif dari panel GRC yang akan dipasang pada kolom.  Selanjutnya panel tersebut akan dipesan dalam jumlah yang dibutuhkan di lapangan tentu saja dengan spesifikasi bahan yang telah disetujui oleh direksi.  Pemasangan akan dilakukan oleh suplier sendiri karena pihak suplier mempunyai tenaga ahli dan peralatan khusus untuk pemasangan ini. k) Pengecatan Dinding dan Kolom Berikut ini adalah ruang lingkup pengecatan berikut penjelasannya:  Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering untuk melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan, faktor kekeringan pada dinding yang akan dicat berpengaruh langsung pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat akan bagus jika menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.  Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau gunakan scrapping besi untuk membersihkan permukaan dari sisa acian yang menonjol atau kotoran yang mengeras.



 Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap untuk menahan keluarnya air dari dalam tembok.  Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang ditentukan dan telah disetujui direksi. 



Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol yang tepat.



 Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan dengan sealer tembok yang berkualitas baik.  Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata, dan siap untuk



dicat.



Sebelum



melakukan



pengecatan,



harus



diperhatikan



kelembapan tembok yang terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai campuran bahan dasar tembok.  Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk mengecat. Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan tembok.  Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah lapisan pertama mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan kedua di atas lapisan pertama.  Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu kali pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok, jangan berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda. 6.2 Tenaga Kerja



6.3 Material/Bahan a) Semen  Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.  Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.  Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.  Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah.



Tinggi penumpukan maksimal adalah 15 lapis.  Semen yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.  Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya.  Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu. Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutan tibanya di lapangan.  Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.  Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor. b) Agregat  Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari kotoran dan zat-zat kimia organic/anorganik yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti tabel di bawah ini:







Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus  dari 0,074  mm  dan atau



 



kotoran atau  lumpur  tidak  boleh lebih  dari  5 % terhadap berat  keseluruhan.  Kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus beton  (pasir) pada SKSNI T-15-1991-03 harus dipenuhi.  Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan mempunyai bidang pecah minimum 4 buah,  dan  mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.  Batu  pecah  harus diperoleh dari  batu  keras yang digiling oleh mesin pemecah batu sesuai dengan persyaratan  PBI, bersih,  serta  bebas  dari kotoran-kotoran    yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton  maupun  baja.  Pembagian butir  harus  memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.



 Bilamana diperlukan, pemborong harus mengadakan pencampuranpencampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution) seperti yang disyaratkan diatas. c) Baja Tulangan harus memenuhi syarat berikut : 



Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan  dalam  pekerjaan ini adalah baja dengan U-24 dan mutu U-39  (minimum yield-strees  3900 kg/cm2) dengan  diameter seperti ditetapkan dalam gambar kerja.







Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari 16 mm harus dari jenis  baja  ulir  (deformed  bar) sedangkan untuk diameter yang  lebih kecil dapat dipakai baja polos.







Setiap  pengiriman sejumlah besi tulangan ke  proyek harus dalam keadaan baru dan disertai dengan  sertifikat  dari pabrik pembuat, dan bila Pengawas Lapangan  memandang  perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban pemborong. Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.







Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan terhindar dari  pengotoran-pengotoran,  minyak, udara lembab  lingkungan  yang  dapat  mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain  pengaruh  luar  yang mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum  dan setelah pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung  berhubungan dengan tanah.



d) Air harus memenuhi syarat berikut:  Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan  spesi harus bebas dari zat-zat organik,  anorganik,  asam, garam, dan bahan alkali  yang  dapat mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.



 Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton,  membilas,  membasahi dan lain-lain harus mendapat  pemeriksaan  dan  persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum  dipakai.  Pemborong harus menyediakan air kerja di bak  penampungan air di lapangan untuk  menjamin  kelancaran kerja. e) Bekisting  Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan  plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.  Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.  Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan adukan tidak merembes keluar.  Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar-benar bersih dan tidak ada genangan air dapat digunakan kompressor.  Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan sejauh mungkin dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.



6.4 Peralatan



6.5 Aspek Keselamatan Konstruksi (Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3) NO (1) 1



BAGIAN PEKERJAAN (2) Pekerjaan Pasangan Bata Ringan dan kolom



URAIAN PEKERJAAN (3) Pemasangan kolom praktis



Pemasangan bata



IDENTIFIKASI BAHAYA (4) Tergores besi



(5) Penggunaan APD yang sesuai



Terjepit besi



Melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur



Terpukul palu



Melakukan pelatihan kepada pekerja



Tertusuk kawat



Penggunaan APD yang sesuai



Pengecoran



PENANGGUNG JAWAB (Nama Petugas) (6)



Pelaksana Struktur



Kejatuhan material



Iritasi pada kulit akibat terkena bahan mortar Pembesian



PENGENDALIAN RISIKO K3



Terbentur besi



Penempatan material harus baik dan teratur. Pamasangan jaring atau jala pengaman di area bawah Penggunaan APD yang sesuai



Pelaksana Arsitektur



Menggunakan rambu peringatan dan barikade



Terluka akibat bar cutter Melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur Terluka akibat bar Melaksanakan bender pekerjaan sesuai prosedur Tertusuk kawat Penggunaan APD yang sesuai Terkena tumpahan Menggunakan rambu material peringatan dan barikade



Pelaksana Struktur



Terbentur pipa tremi Menggunakan rambu peringatan dan barikade Iritasi kulit akibat Menggunakan rambu terkena tumpahan peringatan dan material barikade.Penggunaan APD yang sesuai



Tertipa material scaffoding



Memastikan scaffolding layak pakai dan beban tidak melebihi kapasitas



Pelaksana Struktur



NO 2



BAGIAN PEKERJAAN



URAIAN PEKERJAAN



Pekerjaan Pemasangan Dinding Lapis jidar Plester dan Aci



Pelaksanaan plesteran



IDENTIFIKASI PENGENDALIAN BAHAYA RISIKO K3 Kejatuhan besi



Menggunakan rambu peringatan dan barikade



Tergores besi



Penggunaan APD yang sesuai



Iritasi pada kulit akibat terkena bahan mortar



Penggunaan APD yang sesuai



PENANGGUNG JAWAB (Nama Petugas)



Site Enginner (SE) / Perencana Arsitektur / Safety



Pelaksana Arsitektur



BAB VII RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN/INSPECTION AND TEST PLAN (RPP/ITP) 8.1 Format Pemeriksaan/Pengujian FORM PERMINTAAN PEMERIKSAAN/PENGUJIAN Tanggal pengajuan : CV. BINA No. : MANDIRI Nomor Kontrak Tanggal Kontrak



W5/A2/389/PL.01/V/201 3



: 1 Mei 2013



Nama Paket



:



Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi



: CV. BINA MANDIRI



Detail Data Pekerjaan



Nama Proyek Kegiatan Pekerjaan



: Pembangunan Gedung Kantor Tahap Finishing Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian : Pembangunan Pagar Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian



Deskripsi :



CostCenter/Mata anggaran



: Jl. Pramuka No. 10 Muara Bulian Jambi Info Lainnya :     Rencana Pemeriksaan/Pengujian (Inspeksi) Lokasi Pekerjaan



Jenis Inspeksi



Info Lainnya   Referensi Dokumen



:



: :  



Nomor Referensi Dokumen



Lokasi Inspeksi



:



Tanggal Rencana Inspeksi : …../……/ …..



Waktu : ….….. : …….WIB



Method Statement Gambar Kerja ITP



Tanggal Realisasi Inspeksi : …../……/ …..



Waktu : ….….. : …….WIB



: : : :



Nomor Item ITP Lainnya :



Dokumen Pendukung yang Disertakan :  



:



Pengajuan Diajukan oleh :



Pemeriksaan dan Persetujuan Diperiksa oleh :



Disetujui oleh :



Penyedia Jasa Pekerjaan Direksi Teknis/Konsultan Direksi Lapangan/Konsultan Konstruksi Pengawas MK Nama : Nama : Nama : Tanggal : Tanggal : Tanggal : (Y/T) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat melaksanakan sendiri: (Laporan harus diserahkan untuk disetujui) Hasil Pemeriksaan/Pengujian (Diisi oleh Penyedia Konfirmasi/Catatan dari Pengawas Jasa Pekerjaan Konstruksi): Pekerjaan:



Dilaksanakan oleh : Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi :



Diperiksa oleh : Direksi Teknis/Konsultan Pengawas :



  Nama : Tanggal :



Disetujui oleh : Direksi Lapangan/Konsultan MK :



  Nama : Tanggal :



  Nama : Tanggal :



BAB VIII PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK