RPS 5 - Sejarah Pekembangan Penduduk Dunia Dan Transisi Demografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGANTAR KEPENDUDUKAN (EKI 301 – A2 EP) MATERI 5 “SEJARAH PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA DAN TRANSISI DEMOGRAFI” Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si.



Disusun Oleh: KELOMPOK 4



Frima Halasson Rajagukguk



(1907511265)



Ni Kadek Dwi Reditiani



(1907511257)



Hotmarina Hutahaean



(1907511020)



Margaretha



(1907511193)



PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA JIMBARAN 2020 i



KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatlah kami dari Kelompok 4 yang membahas materi “Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia dan Transisi Demografi” dapat mengerjakannya dengan lancar. Pada makalah yang kami buat ini walaupun kami mengerjakan dengan lancar, kami menyadari masih banyak kekurangan sehingga makalah ini belum sempurna. Maka dari itu, kami berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah yang akan datang. Semoga makalah yang kami buat dapat memberi sumbangsih yang berarti bagi pembaca karena ilmu yang didapatkan dari makalah ini. Akhir kata, kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang kami perbuat, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Om Santih Santih Santih Om.



Denpasar, Oktober 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii BAB I.............................................................................................................................1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1 1.3 Tujuan..................................................................................................................2 BAB II...........................................................................................................................3 PEMBAHASAN...........................................................................................................3 2.1 Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia.............................................................3 2.2 Transisi Demografi..............................................................................................6 BAB III........................................................................................................................14 PENUTUP...................................................................................................................14 3.1 Kesimpulan........................................................................................................14 3.2 Saran..................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan sudah menjadi masalah global. Pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kebutuhan hidup meningkat, sedangkan kualitas lingkungan semakin menurun. Hal tersebut mengakibatkan tidak seimbangnya antara persediaan sumber-sumber daya yang ada dengan kebutuhan sehingga kesejahteraan hidup kurang terwujud. Tanpa ada pengendalian laju pertumbuhan penduduk, suatu saat manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Saat itu seluruh sumber daya yang ada tidak mampu menghidupi penduduknya secara layak atau kesejahteraan tidak terwujud. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan dan perlunya usaha konservasi terhadap sumber-sumber daya alam. Masalah kependudukan yang terjadi di dunia berimbas pula pada Negara bagian seperti Indonesia, bahkan di Indonesia lebih kompleks karena Indonesia termasuk negara kepulauan yang mempunyai lebih dari 13.666 pulau dan berbagai suku bangsa dengan adat dan lingkungan yang berbeda-beda. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 sesudah RRC, India, USSR, dan USA, sangat merasakan dampaknya. Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah semakin banyaknya sumber daya manusia yang dapat mengabdikan diri untuk memajukan Negara disegala bidang. Namun jika pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi dengan peingkatan kualitas sumber daya manusianya juga akan berdampak negative bagi Negara tersebut. Dampak negative itu seperti munculnya masalah-masalah kependudukan akibat kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk dan penyebarannya yang tidak merata, masalah social, dan sebagainya yang semakin lama semakin kompleks. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi maka akan terjadi ledakan penduduk. oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk harus dikontrol setiap saat agar dapat dikendalikan lajunya.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia? 2. Bagaimana Transisi Demografi?



1



1.3 Tujuan 1.



Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia



2.



Untuk mengetahui tentang Transisi Demografi



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitar. Ada tiga tahap perkembangan peradaban manusia hingga kini yaitu: -



-



-



Jaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi kehidupannya. Jaman ini berlangsung beberapa juta tahun lalu yang terbagi atas jaman peralatan batu tua, batu muda, dan perunggu. Jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian menetap yang mengubah kehidupannya yang semula dengan berburu dan nomaden menjadi bertani dan menetap disekitar pertanian tersebut. Jaman mulainya era industrialisasi sekitar abad ke-17 sesudah Masehi yang ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industry dan berkembangnya kotakota permukiman manusia (Tomlison, 1965)



Pertumbuhan penduduk terlihat meningkat kira-kira pada 6000-9000 tahun lalu ketika teknik bertani sudah mulai dikenal dan menyebar dibeberapa bagian dunia yang memungkinkan produksi pangan meningkat sehingga manusia semakin makmur. Selain itu berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada juga membuat kehidupan manusia semakin baik. Revolusi petanian yang memungkinkan bertambahnya manusia melebihi jumlah 20 juta. Pada 6000 tahun yang lalu, yaitu kira-kira saat munculnya Kerajaan Mesir, penduduk manusia diperkirakan sudah mencapai 90 juta jiwa. Itu berarti sekitar 4000 tahun penduduk telah bertambah kira-kira 1016 kali lipat. Di sekitar jaman kristus ditaksir penduduk sudah mencapai antara 200-300 juta jiwa dan pada tahun 1650 permulaan jaman modern jumlah itu menjadi sekitar setengah milyar jiwa. Pada permulaan jaman Revolusi Industri (1750) penduduk diperkirakan telah menjadi 728 juta jiwa. Berkaitan dengan tahap perkembangan teknologi maupun peristiwaperistiwa sosial ekonomi penting yang dialami penduduk dunia, maka sejak tahun 1650 Thomson dan lewis (1978) membagi periode perkembangan penduduk dunia ke dalam lima periode, yaitu: 1.



Periode 1650-1800



Ditandai dengan perkembangan teknik-teknik pertanian baru, pendirian pabrik-pabrik dalam tahap awal serta pengembangan sarana transportasi dan perhubungan, disertai dengan kestabilan politik yang relatif terjadi dibanyak 3



negara di dunia. Penduduk dunia pada akhir periode ini diperkirakan sebanyak 900 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,4 persen per tahun. 2.



Periode 1800-1850



Pertumbuhan penduduk dunia sudah menunjukkan variasi antara negara satu dengan yang lain maupun antara satu kawasan benua dengan kawasan benua yang lain. Di Eropa dalam waktu 50 tahun penduduknya bertambah sekitar 33,3 persen. Peningkatan penataan kehidupan politik dan ekonomi bangsa-bangsa pada masa ini mendorong stabilnya penyediaan pangan yang cukup bagi penduduk, di samping kesadaran kesehatan lingkungan. 3.



Periode 1850-1900



Ditandai dengan sudah banyaknya negara di dunia yang sudah melaksanakan sensus penduduk secara lengkap, sehingga data kependudukan dunia sudah semakin banyak dan reliabilitasnya semakin tinggi. Kemajuan teknologi pada masa ini semakin mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pengorganisasian kehidupan sosial, ekonomi, dan politik penduduk negara-negara barat semakin nampak terutama daerah urban. Dalam periode ini juga telah mulai menurunnya tingkat fertilitas di beberapa negara, sudah timbul kesadaran dan keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk sepenuhnya dapat dikendalikan dari tingkat kelahiran dan kematian. 4.



Periode 1900-1930



Peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar ialah Perang Dunia 1. Dalam peristiwa ini banyak penduduk yang meninggal di medan perang, ataupun meninggal karena buruknya keadaan ekonomi. Banyak negara yang dilanda penyakit yang menyebabkan kematian terutama infeksi. 5.



Periode 1930 sampai sekarang



Merupakan periode peledakan penduduk dunia yang cukup besar terutama setelah Perang Dunia II. Peningkatan pelayanan kesehatan semakin meningkat terutama dengan penemuan berbagai jenis obat anti biotika. Penemuan teknologi-teknologi modern semakin mendorong peningkatan kualitas hidup. Disatu pihak keadaan ini justru semakin mensukseskan usaha pengendalian penduduk negaranegara maju, namun sebaliknya di negaranegara yang belum maju terutama pada awal periode justru mendorong pertambahan penduduk yang cukup besar. Dalam periode inilah angka 4 Milyar dari jumlah penduduk dunia dicapai. Dalam periode ini pula, kesadaran akan penurunan tingkat kelahiran sebagai usaha menekan laju pertumbuhan penduduk, menjadi progam internasional yang mencakup hampir semua negara di dunia.



4



Jika penduduk dunia terus bertambah dengan kecepatan 2% setahun maka dalam sekitar tujuh abad lagi maka hanya akan ada tempat untuk duduk di dunia ini. Penduduk dunia tidaklah bertambah secara merata menurut tempat. Sebagian daerah bertambah secara cepat dari yang lainnya, jadi disamping jumlah, distribusi penduduk menurut geografi juga perl diperhatikan. Terjadinya ledakan penduduk dimulai dari Eropa karena Revolusi Industri dimulai disana. Bangsa Eropa kemudian menyebar ke Amerika (utara sampai selatan), Australia, Afrika Selatan, dan Selandia Baru. Kemudia menjajah hampir seluruh dunia. Perkembangan penduduk dunia mula-mula berjalan lambat hingga zaman modern dan kemudian berjalan dengan semakin cepat sepanjang sejarah manusia hingga tahun 2000. Sehingga pertumbuhan penduduk sulit dikendalikan dan akan berakibat pada ledakan penduduk. Tabel 5.1: Perkembangan Jumlah dan Rata-rata Pertumbuhan Penduduk di Dunia



Data tersebut menunjukkan bahwa sebelum tahun 1650 tingkat pertumbuhan penduduk dunia sangat rendah atau hampir tidak ada. Setelah tahun tersebut pertumbuhan penduduk dunia mulai terlihat meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan mulai berlangsungnya revolusi industri di negara-negara barat. Era mulai tahun 1650 disebut hingga sekarang dikenal sebagai era kependudukan dunia. Periode 1900-1930 peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar adalah perang dunia pertama, dalam peristiwa tersebut banyak penduduk meninggal akibat perang atau kondisi ekonomi yang buruk. Periode 1930 hingga sekarang merupakan periode peledakan penduduk dunia, terutama setelah perang dunia kedua, kecuali perang tersebut tidak ada lagi peristiwa yang berarti yang menyebabkan kematian penduduk yang besar. Pelayanan kesehatan yang baik terutama berkaitan dengan penemuan antibiotika, penemuan teknologi modern dibidang kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup hidup penduduk. Meningkatnya kesehatan penduduk di negara-negara maju disatu sisi menyebabkan suksesnya penurunan atau pengendalian pertumbuhan penduduk, namun disisi lainnya di negara-negara yang sedang berkembang kondisi tersebut 5



menyebabkan meningkatnya pertumbuhan penduduk dengan pesat. Jumlah penduduk dunia yang diperkirakan dunia tahun 1989 oleh LD FE UI sebanyak 5.250 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduknya sekitar 2,7 persen per tahun. Penduduk dunia tahun 1988 dari UN sekitar 5.112 juta. Dengan peningkatan penduduk dunia yang semakin pesat seperti data yang telah disampaikan, maka usaha-usaha untuk pengendalian kelahiran menjadi usaha secara internasional yang mencakup hampir semua negara di dunia. Semua usaha-usaha yang dilakukan baik di bidang kelahiran/fertilitas maupun di bidang kesehatan, akan melahirkan sebuah konsep yang disebut transisi demografi.



2.2 Transisi Demografi Definisi Transisi Demografi Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama kali ditemukan oleh Achille Guillard. John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data yang kalahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dengan dalam proses pertumbuhan penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang tepat wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer hingga potensi pelanggan potensial (Wikipedia, 2009). Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang belajar tentang dinamika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan pada kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.



Teori Transisi Demografi Terbagi atas tiga tahap, yaitu: 1. Fase pra-transisi 6



a.



Pada masyarakat pra-industri



b.



Pada fase ini jumlah penduduk relatif stabil, terutama sebagai konstibutornya adalah IMR yang mendoinasi.



c.



Tingginya IMR disebabkan karena semuanya serta tradisional, terutama di bidang sanitasi, yankes, transportasi dan juga adanya wabah yang tinggi.



d.



f tinggi disebabkan karena M yang tinggi akibat natural.



e.



Pada saat ini norma masyarakat cenderung "pra-Natilasi" (keluarga besar).



2. Fase Transisi a.



Terjadi peralihan demografi, terutama struktur umur penduduk yang disebabkan karena perubahan F dan M yang tinggi menuju pada F dan M yang rendah.



b.



Pada saat ini terjadi ledakan penduduk. (population-explotion).jadi sudah ditemukan penanggulangannya terhadap death rate.



c.



Karena terjadi population explotion masyarakat sadar sehingga F menurun di akhir fase transisi dan mulai dikembangkan adanya "Brith control dibarengi adanya Revolusi industry



3. Fase Post - Transisi a.



Merupakan fase industri yang disertai modernsasi



b.



Yang tadinya menganut "pro-natalis" berubah pola masyarakatnya menjadi keluarga kecil bahagia sejahtera



c.



Terjadi stabilisasi penduduk karena kelahian dan kematian keduanya rendah.



d.



Terjadi perubahan ekonomi anak dimana masyarakat lebbih mementingkan kualitas dari pada kuantitas.



e.



Sudah terjadi Brith control dari yang tradisional sampai dengan modern.



Konsep Teori Transisi Demografi Konsep transisi demografi pada dasarnya meneliti tentang sebab mengapa hampir setiap negara baik negara berkembang maupun negara maju sama-sama melewati fase yang hampir sama yaitu: 1.   



Kelahiran dan kematian tinggi



2.    



Kelahiran masih tinggi, dan angka kematian turun



7



3.   



Angka kematian dan angka kelahiran sama-sama turun dan mencapai pada angka yang rendah, dan kemudian stabil.



Walaupu Blacker mengajukan bahwa tahapan ini dibagi menjadi 5 tahap, tetapi pada dasarnya sama. Sebelum membahas tentang teori  transisi demografi seperti di atas, dibahas dahulu tentang sedikit sejarah tentang riwayat perkembangan jumlah penduduk di duia dari masa ke masa. Pada awalnya, yaitu pada awal tahun masehi  jumlah penduduk di dunia diperkirakan sekitar 250 juta penduduk dengan angka pertumbuhan penduduk hanya sekitar 0,04% per tahun. Kehidupan pada zaman ini masih terbilang sangat sederhana. Belum tercipta dunia perindustrian dan pola hidup juga masih sangat sederhana dilihat dari segi kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya. Angka kelahiran pada saat itu tinggi dibarengi dengan tingginya angka kematian. Laju pertumbuhan penduduk yang sangat rendah ini bertahan hingga berabad-abad lamanya. Hingga terjadi revolusi industri yang terjadi sekitar tahun 1750 yang menyebabkan lonjakan jumlah peduduk yang cukup signifikan. Jumlah penduduk saat itu mencapai sekitar angka 790 juta jiwa penduduk. Pada abad berikutnya  dampak dari revolusi industri mulai terasa. Revolusi industri tentu sangat berhubungan erat dengan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang yang mendukukung terjadinya perbaikan kualitas taraf hidup manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa melahirkan inovasi-inovasi baru dalam sejarah hidup manusia. Pada abad 19 ditemukannya obat-obatan seperti penicilin dan ditemukannya inovasi-inovasi dalam dunia kesehatan yang secara simultan akan mempengaruhi angka kematian manusia pada waktu itu. Angka kematian turun drastis tetapi tidak dibarengi dengan turunnya angka kelahiran atau fertilitas. Akibatnya adalah terjadi lonjakan jumlah penduduk dunia yang lebih signifikan pada waktu tersebut. Terlebih dengan berkembangnya sarana transportasi yang awalnya hanya untuk keperluan dagang beralih fungsi menjadi sarana transportasi untuk melakukan perpindahan penduduk dan untuk dilakukannya distribusi barang-barang dari suatu penjuru dunia ke tempat lainya. Dunia semakin maju, semakin terasa sempit dengan dibarengi dengan jumlah penduduk dunia yang kian membanyak dari waktu ke waktu. Pada tahun 1900an jumlah penduduk dunia sudah mencapai angka sekitar 1,7 milyar jiwa. Bukan hanya jumlah penduduk yang meningkat secara terus menerus tetapi juga laju pertumbuhanya juga terus meningkat. Jadi jika dilihat pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan menyerupai deret ukur bukan deret hitung. Bukan hanya semakin bertambah, tetapi juga semakin cepat bertambahnya. Dari 1,7 milyar, jumlah penduduk dunia melonjak menjadi 2 milyar pada tahun 1930. Dengan semakin berkembangya teknologi kesehatan, angka harapan hidup juga semakin bertambah baik. Itu terbukti dengan meningkatnya jumlah penduduk tua yang masih hidup dibandingkan dengan waktu sebelum ditemukannya teknologi kesehatan yang semakin membaik. Jumlah penduduk dunia pada tahun 1950 naik lagi menjadi 2,5 milyar. Tetapi peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak dibarengi dengan dipikirkannya masalah kelahiran. Jadi angka kelahiran tetap saja tinggi dengan angka kematian yang semakin turun. Akibat nyata dari hal tersebut adalah jumlah penduduk yang semakin banyak. Lonjakan jumlah penduduk cukup berarti pada tahun 1999  yaitu menjadi 6 milyar. Selang satu tahun saja yaitu pada tahun 2000 jumlah penduduk sudah 8



bertambah sebesar 55 juta jiwa. Higga saat ini penduduk dunia sudah sekitar 7 milyar jiwa. Upaya untuk menngotnrol atau menekan angka kelahiran sudah dilakukan sejak beberapa puluh tahun lalu. Antara lain dengan program KB yang dilakukan di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia program semacam ini juga dilakukan di berbagai negara lain. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain dengan penggunaan alat kontrasepsi. Upaya lain adalah dengan berubahnya gaya hidup orang yang semakin berubah ke arah modern, pada gaya hidup ini orang lebih mementigkan karir ketimbang menikah dan memiliki anak. Sehingga banyak pemuda-pemudi yang menikah pada usia lumaya tua. Biasanya hal seperti ini terjadi di negara maju, sedangkan untuk negara berkembang atau negara miskin masih banyak adat yang membuat mereka memiliki anak banyak. Itu mungkin disebabkan karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang memadai untuk ibu-ibu rumah tangga dan juga karena adanya paham bahwa jika banyak anak maka semkin banyak kesempatan untuk menggantikan tenaga kerja orang tuanya. Akibat dari hal-hal ini adalah berhasil ditekannya angka kelahiran. Hal ini bisa disadari sebagai fenomena transisi demografi pada tahap kedua.  Objek penelitian para demografer meneliti transisi demografi sama, yaitu fenomena pertumbuhan penduduk dari masa ke masa. Beberapa demografer adalah sebagai berikut 1.



Notestein (1945-1953) Notestein berpendapat bahwa walaupun faktor utama dari pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk, hanya kelahiran dan kematian yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Jadi konsep transisi demografi hanya memandang pengaruh dari faktor alamiah kelahiran dan kematian.  Fertilitas yang tinggi diperlukan untuk mempertahankan keluarga. Transisi demografi bergerak dari suatu kondisi stabil dengan laju pertumbuhan penduduk nok ke kondisi stabil lainya, yaitu setelah melalui beberapa tahap.



2.



Caldwell (1976) Caldwell berpendapat bahwa tingginya kelahiran tidak berpengaruh pada kematian, tidak juga berpegaruh pada adat istiadat, tetapi semata-mata karea pergeseran keutungan ekonomi. Jadi yang mempengaruhi transisi demografi adalah karena pergeseran sistem ekonomi yang berlaku, sebagai contoh karena sistem ekonomi menjadi modern maka keinginan untuk memiliki anak banyak akan terkurangi dan lebih memilih untuk konsenterasi pada karir pekerjaan. Hal itu dapat dilihat pada perbedaan sistem keluarga di negara berkembang dan negara maju. Pada negara berkembang, jumlah anak itu sedikit dan usia produktif banyak sedangakan pada negara berkembang jumlah anak banyak dengan pelayanan kesehatan tidak sebaik negara maju. Orang tua memperoleh keuntunungan ekonomis dari anak-anaknya dan penurunan fertilitas hanya akan terjadi ketika aliran kekayaan dari anak ke orang tua dibalik menjadi dari orang tua ke anak.



3.



Blacker (1947) 9



Blacker berpendapat bahwa transisi demografi terbagi menjadi 5 tahap, yaitu:  High stationary



4.







Early expanding







Late expanding







Low stationary







Declining



Coale (1976-1989) Pendapat Coale adalah perubahan spesifik terhadap perilaku reproduktivitas penduduk yang terjadi pada tranformasi penduduk tradisional menjadi modern.



5.



Teitelbum Dia berpendapat bahwa angka kematian menurun lebih cepat disaat angka kelahiran masih tetap tinggi. Itu karena angka kematian lebih berhubungan erat dengan sosial ekonomi.



Berikut dijelaskan transisi demografi yang dijelaskan oleh Blacker yang membagi transisi demografi menjadi 5 tahapan. Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut. 1.



Tahap 1 High stationary Pada tahap ini angka kelahiran dan kematian sangat tinggi. Hal yang menyebabkan adalah karen pola hidup yang masih sederhana, belum ditemukannya obat-obatan dan alat-alat medis yang canggih. Wabah penyakit tidak dapat kdikendalikan seperti angka kematian dan kelahiran yang juga tidak terkendali tiap tahunya. Jadi pertumbuhan penduduk lambat dikarenakan angka kematian hampir sama dengan angka kelahiran. Contoh dari tahap ini adalah Eropa pada abad 14.



2.



Tahap 2 Early Expanding Jumlah penduduk naik dengan pesat karena angka kelahiran masih saja tetap tinggi karena masih ada pandangan bahwa semakin banyak anak maka akan semakin banyak keuntungan yang didapat. Tingginya angka kelahiran dibarengi dengan dilaksanakannya revolusi industri yang menemukan obatobatan dan alat-alat medis yang sudah lebih canggih sehingga berhasil menekan angka kematian. Pada awalnya, obat-obatan seperti penicili diciptakan untuk keperluan perang, tetapi selanjutnya dikonsumsi untuk umum. Dengan ditemukanya obat-obatan modern, dan pelayanan kesehatan yang lebih baik, maka angka harapan hidup pun meningkat. Hasilnya, jumlah penduduk dunia naik pesat. Contoh pada tahap ini adalah India sebelum 10



perang dunia 2, dan Indonesia pada tahun 1980an angka pertumbuhan sebesar 2,32% per tahun. 3.



Tahap 3 Late Expanding Pada tahap ini angka kelahiran sudah berhasil ditekan dengan ditemukannya alat kontrasepsi yang berhasil menekan angka kelahiran. Sementara itu, angka kematian menunjukkan penurunan yang lebih signifikan dikarenakan pelayanan medis sudah lebih bagus dan sistem ekonomi juga menunjukkan kondisi yang lebih baik. Dengan demikian gaya hidup manusia juga sedikit berubah menjadi manusia modern. Industri membaik dan banyak tenaga kerja terserap, sehingga angka kelahiran berhasil ditekan. Contoh dari tahap ini adalah India sesudah perang dunia 2.



4.



Tahap 4 Low Stationary Angka kelahiran semakin bisa ditekan hasilnya angka kelahiran pada tahap ini berada pada angka yang rendah. Begitu juga dengan angka kematian yang sudah lebih dahulu berhasil ditekan sebelumnya. Selisih antara keduanya tidak begitu jauh yaitu pada angka yang relativ rendah. Contoh  : Australia, Selandia Baru, Amerika pada tahun 1930.



5.



Tahap 5 Declining Pada tahap ini terjadi kebalikan yaitu angka kematian malah lebih tinggi daripada angka kelahiran. Hal ini bisa terjadi karena semakin berhasil ditekannya angka kelahiran dengan alat kontrasepsi ataupun karena gaya hidup masyarakat terkait memang sudah berubah. Contoh Jerman tahun 1975.



Transisi demografi sebenarnya menganalisis dan kemudian mengeneralisir gejala gejala yang terjadi pada pertumbuhan penduduk masyarakat dunia per wilayah mereka tinggal, walaupu pada akhirnya juga ditemukan bahwa sebenanya tidak tepat juga teori itu digeneralisir di detiap wilayah. Ada wilayah atau negara atau suatu peradaban yang jika dikatakan itu melenceng dari teori yang telah dikemukakan. Pada umumnya teori transisi demografi menjelaskan perubahan kehidupan masyarakat dari agraris menjadi industrial. Tetapi pada kenyataanya ada negara yang sudah bisa menekan angka kelahiran walaupun proses industrialisasi masih dalam proses awal. Fenomena ini dapat ditemui di negara-negara di Eropa timur yang masih menjalankan sistem agraris. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa tidak hanya proses menuju industrialisasi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga kesamaan budaya dan kultur bahasa. Negara-negara di Eropa Timur dekat sekali dengan negaranegara Eropa yang sudah lebih awal beralih ke industri sebagai sektor utamanya dan sudah berhasil menekan angka kelahiran. Faktor lain yang menyebabkan teori transisi demografi tidak dapat digeneralisir secara global adalah bahwa pembangunan dan kesejahteraan masingmasing wilayah itu berbeda. Itu menyebabkan kebudayaan dan proses sosialisasi atau gaya hidup berbeda. Contohnya saja pada negara berkembang atau negara miskin 11



masih menganut banyak anak banyak rejeki, dan pada saat yang sama pada negara maju gaya hidup sudah lebih maju. Proses transisi demografi juga tidak menunjukkan kecepatan yang sama antara negara maju dan negara berkembang. Di inggris proses transisi demografi memerlukan waktu antara 200 tahun, sedangkan di Indonesia hanya perlu waktu sekitar 30 tahun. Pada intiya teori transisi demografi dapat digeneralisir di setiap negara itu tidak benar tetapi kenyataan bahwa setiap negara melalui tahapan-tahapan transisi demografi itu benar adanya, tetapi dengan keadaan dan kondisi yang berbeda sesuai adat, budaya, dan keadaan negara tersebut.



Transisi Demografi di Indonesia Transisi demografi yang terjadi di Indonesia terjadi sama seperti pada teori yang sebelumnya. Hanya saja pada tahap tertentu ada sedikit perbedaan dalam proses pertumbuhan penduduknya. Mungkin Indonesia juga termasuk yang tadi disebutkan sebagai Negara dengan proses transisi demografi berbeda, yaitu Indonesia mengalami penurunan angka kelahiran sebelum Indonesia menjalani proses industrialisasi. Seperti kita tahu Indonesia adalah Negara agraris jadi sampai saat ini Indonesia masih menjadi Negara agraris. Penurunan angka kelahiran Indonesia dilakukan dengan cara menjalankan program KB atau keluarga berencana. Dalam menjalankan program KB digalakkan juga pemakaian alat kontrasepsi sehingga angka kelahiran bisa ditekan. Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia. Dengan luas wilayah yang seperti ini, semakin terlihat jelas bahwa Indonesia adalah masih menjadi Negara berkembang. Biasanya cirri-ciri Negara berkembang adalah memiliki penduduk yang masih mempunyai anak banyak. Seperti kita tahu, masyarakat jawa pada beberapa generasi lalu adalah masyarakat dengan jumlah anak yang bisa dibilang banyak. Jumlah anak 10 atau lebih itu menjadi lumrah. Itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih belum mempunyai kebudayaan atau gaya hidup sebagai masyarakat modern. Jadi menurut saya Indonesia masih menjalani proses menuju kondisi yang stabil sesuai alur yang disepakati di teori transisi domografi. Semakin berkembangnya jaman kebiasaan memiliki anak banyak juga sudah mulai ditinggalkan, proses industrialisasi sudah semakin membaik, dan angka kelahiran sudah cukup berhasil ditekan. Tidak khayal, beberapa waktu yang akan datang Indonesia akan mencapai keadaan yang stabil dan menyelesaikan transisi demografi. Penyebab terjadinya Transisi Demografi 1. Tingkat Kesehatan Rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia dikarenakan pemerintah tidak bisa menempatkan orang yang benar-benar mengerti tentang kesehatan program yang dipaksakan yang jelas tidak bisa dijelaskan tetapi anggarannya banyak. Puskesmas daerah yang banyak menyerap anggaran hanya membuat laoran di atas meja setiap tanggal 20-25 untuk tutup buku akhir bulan, di 12



lapangan satu kerja bisa dilaksanakan lima program dan dapat tanda tangan sekali jalan tanpa mau tahu programnya. 2. Keadaan Geografis Keadaan geografis suatu tempat dapat dilihat dari kenyataannya di muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain di sekitarnya. Keadaan ini ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya. 3. Kebijakan Politik Dalam lingkungan politik terdiri dari hukum, badan hukum, dan pemerintah. Hal ini sangat mempengaruhi keputusan pemasaran karena lembaga politik dapat membatasi suatu organisasi dalam masyarakat. 4. Kemajuan IPTEK Adanya perkembangan IPTEK  dan obat-obatan menjadikan perubahan gaya hidup yang ada di masyarakat. Sehingga menyebabkan dinamika tingkat kematian (mortalitas) dan tingkat kelahiran (fertilitas). 5. Perubahan pola pikir di masyarakat Di dalam masyarakat selalu terdapat tentang apa yang disebut gejala alam dan gejala sosial. Dimana gejala-gejala tersebut akan menghasilkan polapola tertentu yang bisa digunakan untuk membantu kita memahami gejalagejala lain yang sifatnya lebih kontekstual. Beberapa hal yang menghalangi Indonesia dalam menyelesaikan trasnsisi demografinya adalah sebagai berikut: a. Tidak meratanya pembangunan di Indonesia sehingga jurang pemisah semakin jelas. Seperti kita tahu, di Indonesia masih ada masyarakat primitive dengan gaya hidup yang masih sangat sederhana, sedangakan di sisi lain pembangunan dan proses industrialisasi terus berkembang. b. Pendidikan Indonesia masih perlu ditngkatkan dan diratakan. Salah satu faktor penentu pertumbuhan penduduk adalah pendidikan wanita. Pendidikan masyarakat yang tinggi juga akan merangsang pemikiran masyarakat untuk mempunyai gaya hidup modern. c. Indonesia adalah Negara agraris. Mungkin ini salah satu penyebab sulitnya Indonesia berubah menjadi Negara industri karena sebagian masyarakat Indonesia adalah petani.       13



14



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Dari uraian sejarah perkembangan penduduk di dunia dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk selalu mengalami peningkatan dari zaman batu tua, batu muda hingga zaman perunggu pertambahan penduduk cukup signifikan. Pertumbuhan penduduk ini tak terlepas dari dukungan angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah. Laju pertumbuhan penduduk dunia meningkat dengan cepat dimulai pada tahun 1650, dimana revolusi pertanian mulai dilakukan sehingga terjadi peningkatan mutu kualitas hidup masyarakat luas. Revolusi pertanian pertama kali terjadi di Eropa dan mulai menyebar keseluruh negara-negara bagian. Namun menjelang permulaan abad ke-20, dibeberapa negara barat telah terjadi penurunan tingkat kelahiran dan kematian. Namun sebaliknya di beberapa negara yang sedang berkembang justru tingkat kelahiran tinggi yang tidak dibarengi oleh tingginya tingkat kematian. Sehingga negaranegara berkembang cenderung berpenduduk banyak dan padat. Melihat jumlah penduduk yang kian meningkat, maka pemerintah serta pihak –pihak yang menangani maslah kependudukan perlu menanganinya baik secara regional maupun internasional. Dimaksudkan agar pertumbuhan penduduk dunia dapat dikendalikan. Pada dasarnya transisi demografi,menjelaskan tentang perubahan dari suatu situasi stasioner di mana pertumbuhan penduduk nol atau pun sangat rendah sekali karena, baik tingkat fertilitas maupun mortalitas sama-sama tinggi, menjurus ke keadaan di mana tingkat fertilitas dan mortalitas sama-sama rendah, sehingga pertumbuhan penduduk kembali nol atau sangat rendah. Dari stasioner pertama (fertilitas dan mortalitas tinggi ) menuju stasioner kedua (fertilitas dan mortalitas rendah) mengalami dua tahap proses, yakni tahap kedua dan ketiga. Dan tahapan-tahapan inilah yang disebut dengan transisi demografi.



3.2 Saran Diharapkan agar nantinya dengan dibuatnya tugas ini dapat membantu para pembaca untuk mengetahui dan memahami sejarah perkembangan penduduk dunia serta transisi demografi.



15



DAFTAR PUSTAKA



Buku Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum, Edisi Kedua. Yogyakartsa: Pustaka Pelajar. Sudarti. 2003. Jurnal Penelitian: Transisi Demografi Penduduk Jawa Timur. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.



Media Sosial https://www.scribd.com/document/398789298/Teori-Transisi-Demografi https://www.scribd.com/doc/240923796/Sejarah-Perkembangan-Penduduk-DuniaDan-Indonesia



16