14 0 121 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL
DISUSUN OLEH : VIVIN PUSPASARI
1820332010
ANGGUN HATIKA RISKA
1820332011
RINA OKTAVIANA
1820332013
SANDY SETIAWATI
1820332014
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Amenore Pada Pasangan Usia Subur
Sasaran
: Pasangan Usia Subur
Waktu
: 1 x 30 menit
Tanggal
:
A.
Latar Belakang Amenore adalah tidak terjadinya atau abnormalitas siklus menstruasi seorang wanita pada usia reproduktif. Menstruasi merupakan tanda penting maturitas organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah, mukus dan debris – debris seluler yang berasal dari uterus secara periodik dengan siklus teratur. Siklus menstruasi pada wanita normal berlangsung teratur, yaitu 21 – 35 hari dengan volume darah yang dikeluarkan selama menstruasi sebanyak 40 ml dan cairan serosa sebanyak 35 ml. Menstruasi merupakan suatu proses yang kompleks, karena melibatkan berbagai organ, sistem endokrin, hormon – hormon reproduksi dan enzim. Proses menstruasi diregulasi oleh sistem endokrin dan perubahan hormonal yang terjadi melalui mekanisme timbal balik (feed back mechanism) antara hipotalamus, pituitari dan ovarium atau yang dikenal dengan axis endokrin Hipotalamus – Pituitary – Ovarium (HPO).
Secara umum amenore dibedakan menjadi 2 yaitu amenore primer dan sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi pertama kali (menarche) pada usia 13 tahun dengan pertumbuhan seks sekunder normal atau tidak terjadinya menarche dalam waktu lima tahun setelah pertumbuhan payudara, apabila terjadi sebelum usia 10 tahun. Sedangkan, amenore sekunder adalah berhentinya siklus menstruasi yang teratur selama 3 bulan atau berhentinya siklus menstruasi yang tidak teratur selama 6 bulan. B. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan , ibu hamil mampu mengerti dan memahami tentang Anemia pada Ibu Hamil. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang anemia pada ibu hamil, diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tentang : 1) Menjelaskan pengertian amenore sekunder 2) Menjelaskan penyebab amenore sekunder 3) Menjelaskan gejala amenore sekunder 4) Menjelaskan pengobatan amenore sekunder C. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian amenore sekunder 2. Penyebab amenore sekunder 3. Gejala amenore sekunder
4. Pengobatan amenore sekunder D.
Materi Terlampir
E.
Metode 1. Daring
F.
Kegiatan
Kegiatan Penceramah 1. Mengucapkan salam dan
Waktu 30 detik
Kegiatan Responden Menjawab salam
memperkenalkan diri 2. Menjelaskan tujuan
1 menit
Mendengarkan penjelasan
30 detik
Memperhatikan penjelasan
1 menit
Mengungkapkan
umum
dan
tujuan
khusus penkes 3. Melakukan
kontrak
waktu dan memotivasi ibu hamil untuk aktif dalam diskusi 4. Apersepsi
tentang
penyakit anemia kepada ibu hamil 5. Memberikan penjelasan tentang penyebab,
pemahaman atau istilah lain 10 menit
definisi, gejala
pengobatan
yang klien ketahui Mendengarkan
dan
memperhatikan penjelasan
dan dari
amenore sekunder pada pasangan usia subur 6. Mendemonstrasikan cara
pengolahan
7 menit jus 2 menit
merah Bertanya
3 menit
Aktif dalam diskusi
kesempatan kepada ibu hamil untuk bertanya 8. Berdiskusi dan tanya
cara
pengolahan dari jus bayam
bayam 7. Memberikan
Memperhatikan
jawab 9. Menyimpulkan
hasil
1 menit
Memahami kesimpulan
1 menit
Mendengarkan penjelasan
30 detik
Menjawab salam
penkes 10. Memberikan
reinforcement dan
positif
memotivasi
hamil
untuk
ibu
menjaga
kesehatan 11. Menutup kegiatan dan mengucapkan salam G.
Media 1. Slide PPT 2. Leaflet
H.
Evaluasi 1. Ibu hamil mampu menjelaskan pengertian amenore sekunder 2. Ibu hamil mampu menjelaskan penyebab amenore sekunder 3. Ibu hamil mampi menjelaskan gejala amenore sekunder 4. Ibu hamul mampu menjelaskan cara pengobatan amenore sekunder
LAMPIRAN : Materi Amenore Pada Pasangan Usia Subur A. Definisi
Amenorea adalah kondisi pada wanita yang tidak haid atau menstruasi. Namun tidak semua wanita yang tidak datang bulan otomatis dianggap mengalami amenorea. Amenore sekunder adalah berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan. Amenore sekunder adalah tidak haid selama 6 bulan pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami haid teratur atau selama 12 bulan pada wanita yang mempunyai haid tidak teratur. Amenore sekunder adalah berhenti haid selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang sudah pernah mengalami haid dan bukan pada wanita yang tidak hamil, menyusui atau menopause. B. Penyebab Penyebab amenore sekunder banyak sekali, antara lain: 1. Sindrom ovarium polikistik. 2. Obesitas. 3. Penurunan berat badan yang drastis. 4. Kecemasan dan stres emosional. 5. Olahraga yang berlebihan. 6. Kehamilan. 7. Menopause. 8. Disfungsi tiroid.
9. Tumor otak. 10. Kegagalan dilatasi dan kuretase. 11. Pengurangan lemak tubuh 15-17 persen. 12. Konsumsi hormon tambahan. 13. Konsumsi obat-obatan (bisulfan, klorambusil, siklofosfamid, fenotiazin, pil kontrasepsi, hormon terapi). 14. Kelainan
pada rahim seperti
sindrom Asherman (pembentukan
mola
hidatidosa
jaringan
parut
dan pada
lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan). 15. Kelainan endokrin (peningkatan aktivitas kelenjar adrenal yang menyebabkan sindromcushing). C. Gejala Gejala amenore sekunder adalah sebagai berikut: 1. Pernah mengalami haid. 2. Tidak mengalami haid selama 6 bulan atau lebih. 3. Sakit kepala. 4. Galaktore. 5. Peningkatan atau penurunan berat badan. 6. Vagina kering. 7. Hirsutisme.
8. Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan (disebabkan oleh tumor pituitari). D. Pengobatan Amenore Pengobatan amenorea tergantung pada penyebabnya. Berikut contohnya: 1. Dalam beberapa kasus, pil KB atau terapi hormon lain dapat mengembalikan siklus menstruasi. 2. Amenorea akibat masalah kelenjar tiroid atau gangguan kelenjar pituitari umumnya ditangani dengan obat-obatan. 3. Jika tumor atau penyumbatan anatomi adalah penyebab masalah, operasi mungkin akan dibutuhkan. 4. Bila seorang wanita memiliki kromosom Y, dokter akan menyarankan operasi pengangkatan kedua ovarium. Pasalnya, keberadaan kromosom Y dapat meningkatkan risiko tumor sel germinal ovarium.