Sap DHF Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) DI BANGSAL AROFAH RS NUR HIDAYAH Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Anak



Disusun Oleh : MAHFUD DWI PRASETYO



PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2021



LEMBAR PENGESAHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) DI BANGSAL AROFAH RS NUR HIDAYAH



Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners Stase Keperawatan Anak



Telah disetujui pada Hari



:



Tanggal



:



Pembimbing Akademik



Pembimbing Klinik



(Dwiyati, S.Kep., Ns., M.Kep)



Mahasiswa



(Mahfud Dwi Prasetyo)



(Nana Triana, S.Kep., Ns.)



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Mata Ajaran



: Keperawatan Anak



Pokok Bahasan



: Penyakit tidak menular



Sub Pokok Bahasan



: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)



Hari/Tanggal



: Jum’at, 7 Januari 2021



Jam



: 09.00 WIB



Waktu



: 20 menit



Tempat



: Bangsal Arofah



1. Latar Belakang Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah daerah endemis DBD dan mengalami epidemik sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan dengan banyaknya genangan air bersih yang menjadi sarang nyamuk, mobilitas penduduk yang tinggi dan cepatnya trasportasi antar daerah, menyebabkan sering terjadinya demam berdarah dengue. 2. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mendapatkan penyuluhan ini keluarga klien dapat memahami secara umum tentang penyakit DHF 3. Tujuan Instruksional Khusu : Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan keluarga klien dapat mengetahui : a. Pengertian DHF b. Penyebab DHF c. Tanda dan gejala DHF d. Pemeriksaan DHF e. Pencegahan DHF f. Audiens mengetahui cara pengobatan DHF 4. Materi



Terlampir



5. Metode a. Ceramah b. Diskusi/tanya jawab 6. Media Leaflet 7. Kegiatan Penyuluhan NO



WAKTU



KEGIATAN PENYULUH



1. 5 Menit



PESERTA



Pembukaan a. Salam pembukaan



-



Menjawab salam



b. Perkenalan



-



Memperhatikan



c. Apesepsi



-



Berpartisipasi aktif



d. Mengkomunikasikan



-



Memperhatikan



-



Memperhatikan



tujuan 2. 15 Menit



Kegiatan inti penyuluhan a. Menjelaskan



dan



menguraikan



materi



penjelasan



tentang :



penyuluh







Pengertian DHF



cermat







Penyebab DHF







Tanda dan gejala DHF







Pemeriksaan DHF







Pencegahan DHF







Audiens



mengetahui



cara pengobatan DHF b. Memberikan



kesempatan



kepada peserta penyuluhan



dengan



untuk bertanya c. Menjawab



pertanyaan



peserta penyuluhan yang berkaitan



dengan



materi



yang belum jelas 5 Menit -



hal yang belum



Penutup a. Menyimpulkan materi yang telah diampaikan b. Evaluasi



Menanyakan haljelas



-



dan



penyuluhan



mendengarkan



dengan pertanyaan secara lisan c. Salam



Memperhatikan



-



Memperhatikan



-



Memperhatikan dan mendengarkan



8. Evaluasi Evaluasi Hasil a. Audiens mengetahui apa itu DHF b. Audiens mengetahui penyebab DHF c. Audiens mengetahui manifestasi DHF d. Audiens mengetahui pemeriksaan DHF e. Audiens mengetahui pencegahan DHF f. Audiens mengetahui cara pengobatan DHF



-



Menjawab



-



Menjawab salam



LAMPIRAN MATERI A. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). B. Penyebab Penyebab demam berdarah adalah virus dengue sejenis arbovirus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Virus dengue penyebab demam berdarah termasuk group B Arthropod borne virus (arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai genus flavirus, family flaviviridae dan mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotype yang paling banyak sebagai penyebab. Dalam hal ini penularan melibatkan tiga factor yaitu menusia, virus dan virus perantara. Nyamuk- nyamuk tersebut dapat menularkan virus dengue kepada manusia baik secara langsung, yaitu setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia, maupun secara tidak langsung setelah mengalami masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari. Pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari atau 13-14 hari sebelum menjadi sakit setelah virus masuk dalam tubuh (Nursalam, 2005). Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi orang itu mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya (Mansjoer, 2000). C. Tanda dan Gejala 1. Demam Pada umumnya gejala klinik ini tidak mengkhawatirkan. Demam berlangsung antara 2-7 hari kemudian turun secara lysis.



2. Perdarahan Umumnya muncul pada hari kedua sampai ketiga demam bentuk perdarahan dapat berupa uji rumple leed positif, petechiae, purpura, echimosis, epistasis, perdarahan gusi dan yang paling parah adalah melena. 3. Hepatomegali Hati pada umumnya dapat diraba pada pemulaan demam, kadangkadang juga di temukannya nyeri, tetapi biasanya disertai ikterus. 4. Shock Shock biasanya terjadi pada saat demam menurun yaitu hari ketiga dan ketujuh sakit. 5. Trombositopenia Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit, apabila dibawah 150.000/mm3 biasanya di temukan di antara hari ketiga sampai ketujuh sakit. 6. Kenaikan Nilai Hematokrit Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator yang peka terhadap terjadinya shock sehingga perlu di lakukan pemeriksaan secara periodik. D. Pemeriksaan DHF a) Laboratorium Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun



karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG. Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain : a. Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat. b. Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8. c. Hematokrit:



Kebocoran



plasma



dibuktikan



dengan



ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam. d. Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, DDimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah. e. Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. E. Cara pencegahan DHF Tindakkan yang dilakukan adalah dengan memutuskan rantai siklus hidup nyamuk aedes aegypti pada fase nyamuk dewasa dan fase larva hidup. Dapat dilakukan dengan cara: 1. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari. 2. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara : a. Menutup dan menguras tempat penampungan air selama 3 hari dari seminggu agar bebas dari jentik nyamuk. b. Mengubur, membakar dan membuang kaleng bekas, botol bekas, tempurung dan sampah lain sehingga tidak menjadi tempat perindukkan nyamuk aedes aegypti. c. Rapikan halaman dan jangan biarkan semak – semak di halaman yang tak terurus.



d. Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancar. e. Tidak membiarkan kain/baju – baju tergantung. f. Lakukan penyemprotan nyamuk (bila memang diperlukan) F. Tindakan yang dilakukan untuk menangani DHF 1. Beri penderita banyak minum / oralit 2. Kompres dingin saat panas. 3. Segera bawa penderita ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk penanganan selanjutnya. 4. Batasi mobilisasi 5. Berikan diit lunak G.



DAFTAR PUSTAKA Hartati, S., & Nurhaeni, N. (2018, April). Faktor Resiko Terjadinya DHF Pada Anak Balita. Jurnal Keperawatan, 67-80. Kulsum, U., & Astuti, D. (2019). Kejadian DHF Pada Balita Di UPT Puskesmas Jepang Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol.10, No.1, 130-135. Mulyani, V. H. (2019). Rumah Sehat dan Imunisasi Dasar Lengkap Sebagai Resiko Penyebab Kejadian DHF Balita Di Kabupaten Jember. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.12, No.1(ISSN : 1829-7285, E-ISSN : 2040881X). Puspitasari, N., & Fitriahadi, E. (2018, September). Pengetahuan Ibu Tentang DHF Pada Balita Mengalami Peningkatan Setelah Diberikan Penyuluhan. Jurnal Health of Studies, Vol. 3, No.2(ISSN : 2549-3353), 56-65. Sarlis, N., & Filda, M. (2018, Juni). Hubungan Status Gizi Dengan DHF Balita di Puskesmas Umbn Sari Pekanbaru. Jurnal Endurance, 325-329.



Sumber : KEMENTRIAN KESEHATAN



Sumber : KEMENTRIAN KESEHATAN



Sumber : KEMENTRIAN KESEHATAN