Sap Kel 1 PHC Katarak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KATARAK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik PHC Dosen Pembimbing : Ns. Zustantria AM, S. Kep., M.Kep



Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Fatma Salwa F Helmalia Yukyi Shakila Ayustina Yanuar Cahya Anggia Dwi M Suhartini Siti Lutfiah K



10520015 10520016 10520017 10520018 10520019 10520020 10520021



Tingkat 3 A Keperawatan POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BANDUNG 2023



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok pembahasan



:



Gangguan Sistem Penglihatan



Sub pokok pembahasan



:



Katarak



Sasaran



:



Masyarakat



Hari/tanggal



:



Rabu, 15 Maret 2023



Tempat



:



Puskesmas Garuda



Waktu



:



Jl. Dadali No.81, Garuda, Kec. Andir, Kota Bandung, Jawa Barat 40184 07.30 s.d selesai



Penyaji



:



Kelompok 1



A. LATAR BELAKANG Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut akibat proses penuaan, saat kelahiran (katarak kongenital) dan dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang, adanya penyakit sistemik seperti diabetes atau hipoparatiroidisme (Tamsuri, 2010). Pembentukan katarak ditandai adanya sembab lensa, perubahan protein, nekrosis, dan terganggunya keseimbangan normal serabut-serabut lensa. Kekeruhan lensa ini juga mengakibatkan lensa transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu, yang mana dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Katarak dapat mengakibatkan bermacam-macam komplikasi pada penyakit mata seperti glaukoma ablasio, uveitis, retinitis pigmentosa, dan kebutaan (Ilyas, 2010). World Health Organization (WHO) mengumpulkan data kebutaan dan gangguan penglihatan yang ditetapkan melalui Global Action Plan (GAP) 2014-2019 merupakan survey berbasis populasi untuk penderita kebutaan dan gangguan penglihatan dan layanan perawatan mata pada orang-orang berusia 50 tahun keatas. Hasil survey ini melalui Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB)



memberikan hasil prevalensi kebutaan sekitar 85% terdapat pada usia 50 tahun. Hasil survey ini juga menemukan bahwa gangguan penglihatan tersebut penyebab utamanya adalah output dan kualitas layanan perawatan mata, cakupan bedah katarak dan indikator lain dari layanan perawatan mata didaerah geografis tertentu. Di Indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan, prevalensi kebutaan pada usia 55-65 tahun sebesar 1,1%, usia 65-75 tahun sebesar 3,5%, dan usia 75 tahun keatas 8,4%. Prevalensi kebutaaan diusia lanjut masih jauh diatas 0,5% yang berarti masih menjadi masalah kesehatan (Kompasiana, 2014). Propinsi Sumatera Barat sekitar 4.512.369 penduduk sekitar 0,4% mengalami kebutaan dan setiap tahunnya akan muncul insiden baru bertambah 0,1% dari jumlah penduduk. Sehingga diperkirakan setiap tahunnya akan bertambah penderita katarak di Sumatera Barat sebanyak 4.700 orang, hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan kasus katarak dari tahun ke tahun (Kompasiana, 2014). Kebutaan karena katarak merupakan masalah kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi masalah katarak ini tidak ada terapi obat tetes, salaf tertentu dalam pengobatan kecuali melalui operasi (pembedahan). Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun untuk keamanan, yang mana pembedahan katarak paling sering dilakukan orang berusia lebih dari 65 tahun (Brunner & Suddarth, 2001). Perawatan post operasi katarak sangatlah penting diperhatikan, karena keberhasilan dari operasi katarak tidak luput juga dari kepatuhan pasien terhadap perawatan pasca operasi. Menurut Sackett dalam Niven (2000) kepatuhan pasien adalah sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan atau instruksi yang diberikan oleh profesional kesehatan. Pada pasien post operasi katarak sangat dianjurkan pasien untuk patuh terhadap ketentuan atau aturan-aturan di rumah sakit yang sesuai dengan protap atau



prosedur untuk menghindari terjadinya komplikasi pada mata seperti terjadinya infeksi atau dislokasi lensa. Prosedur yang dilakuka sebelum pasien pulang, perawat mengganti verban mata pasien terlebih dahulu dengan menanyakan kepada pasien dengan siapa klien tersebut tinggal setelah pulang dari rumah sakit. Keluarga pasien tersebut ikut memperhatikan perawat melakukan tindakan menukar verban pasien dan memperhatikan cara meneteskan obat serta memberi salaf pada mata. Setelah itu pasien dan keluarga diberi pendidikan kesehatan tentang perawatan mata di rumah dan menganjurkan ganti verban mata tiap hari selama satu minggu, memberikan obat tetes dan salaf mata tiga kali sehari, jangan membasahi mata atau verban selama dua minggu, jangan menyentuh dan menggosok mata dengan tangan, jangan membungkukan badan, rukuk, sujud selama dua minggu, jangan tidur berbaring kearah sisi mata yang baru dioperasi, jangan tidur menelungkup selama dua minggu, jangan mengangkat benda-benda berat atau mengendong anak, hindari benturan keras pada bola mata. Setelah pulang dari rumah sakit, periksakan mata satu minggu lagi ke Poliklinik Mata. Jika pasien tidak patuh terhadap ketentuan maka akan mengakibatkan terjadinya komplikasi pasca operasi seperti infeksi, dislokasi lensa. Apa bila infeksi post operasi terjadi, perawatannya akan semakin sulit bahkan dapat mengakibatkan komplikasi lebih lanjut yaitunya terjadi ulkus kornea yang memerlukan tindakan lebih lanjut atau tindakan eviserasi (pengangkatan bola mata). Kepatuhan pasien dianggap sebagai perilaku yang di pengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga (Niven, 2000). B. TUJUAN 3



Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit katarak diharapkan penderita katarak di Jln. Maleber Utara RT 05/ RW 06 Kec. Andir bisa memahami tentang penyakit katarak dengan benar.



4



Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat mampu : a. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami dan menyebutkan definisi katarak dengan benar tanpa melihat catatan b. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami dan menyebutkan 2 dari 5 tanda dan gejala katarak dengan benar tanpa melihat catatan c. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami dan menyebutkan 2 dari 5 penyebab katarak dengan benar tanpa melihat catatan d. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami dan menyebutkan 1 dari 3 cara pengobatan atau perawatan katarak dengan benar tanpa melihat catatan e. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu memahami dan menyebutkan 1 dari 4 hal yang sebaiknya dihindari bagi penderita katarak dengan benar tanpa melihat catatan



C. KEGIATAN PELAKSANAAN No



Waktu



Kegiatan Penyuluhan



Respon Peserta



1



Pembukaan



a. Memberi salam



a. Menjawab salam



(5 menit)



b. Memperkenalkan diri



b. Mendengarkan dan memperhatikan



c. Menggali pengetahuan masyarakat mengenai katarak d. Menjelasakan tujuan penyuluhan e. Membuat kontrak waktu



c. Menjawab pertanyaan d. Mendengarkan dan memperhatikan e. Menyetujui kontrak



2



Pelaksan



a. Menjelasakan tentang :



a. Mendengarkan,



aan



1) Definisi katarak



memperhatikan



(20 menit)



2) Tanda dan gejala katarak



penjelasan



3) Penyebab katarak



penyuluhan



4) Pengobatan katarak 5) Hal yang harus dihindari b. Memberikan kesempatan untuk bertanya



b. Aktif bertanya



3



c. Menjawab pertanyaan peserta



c. Mendengarkan



Penutup



a. Menyimpulkan materi yang



a. Mendengarkan dan



(5 menit)



disampaikan oleh penyuluh



memperhatikan



b. Mengevaluasi



peserta



atas



b. Menjawab



penjelasan yang disampaikan



pertanyaan yang



dan



diberikan



menanyakan



kembali



mengenai materi penyuluhan. c. Salam penutup



c. Menjawab salam



D. METODE PENYULUHAN 3



Penyuluhan/ceramah



4



Tanya jawab



E. MEDIA 3



Materi SAP



4



Leafleat



F. PENYULUHAN Uraian tugas: 3



Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh audiens yaitu masyarakat.



4



Memotivasi audiens yaitu masyarakat untuk tetap aktif dan mempertahankan proses penyuluhan.



5



Memovitasi masyarakat untuk bertanya.



G. EVALUASI 3



Waktu a. Pre Media, materi, metode yang digunakan dalam penyuluhan lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan. b. Proses 1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar, dan masyarakat/penderita katarak mampu memahami materi yang diberikan. 2) Saat penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluhan dengan masyarakat/ penderita katarak



3) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung c. Post 1) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan definisi katarak tanpa melihat catatan dengan benar 2) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan tanda dan gejala katarak dengan benar 3) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan penyebab katarak dengan benar 4) Masyarakat/penderita katarak mampu memahami dan menyebutkan pengobatan atau perawatan katarak dengan benar 5)



4



Jenis Evaluasi Dengan pengamatan dan wawancara



5



Instrument pertanyaan dan kunci jawaban a. Apa pengertian katarak? b. Apa tanda dan gejala katarak? c. Apa saja penyebab katarak? d. Bagaimana upaya pengobatan atau perawatannya? e. Apa saja yang harus dihindari?



H. MATERI PENYULUHAN a. Definisi Dalam bahasa Indonesia disebut buyar penglihatan  seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.  Katarak adalah keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Istiqomah, 2004) Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000). Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan



cairan)



lensa,



denaturasi



protein



lensa,



atau



akibat



kedua-



duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. (Mansjoer, 2001). b. Tanda dan gejala Menurut (P2PTM Kemenkes RI, 2019) tanda dan gejala katarak sebagai berikut: - Penglihatan/pandangan mata kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau asap - Ada lingkaran putih saat memandang sinar - Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktivitas - Sulit untuk melihat pada malam hari - Penglihatan semakin blur, walaupun sudah berganti-ganti ukuran kacamata - Sering mengganti lensa kontak karena ketidaknyamanan - Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya - Penglihatan ganda - Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat pandangan ganda jika melihat dengan satu mata c. Penyebab Sebagian besar katarak terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 50% orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan. Penyebab katarak lainnya meliputi : 1) Faktor keturunan



2) Cacat bawaan sejak lahir 3) Masalah kesehatan, misalnya diabetes 4) Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid 5) gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus) 6) gangguan pertumbuhan 7) Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama 8) Rokok dan Alkohol 9) Operasi mata sebelumnya 10) Trauma (kecelakaan) pada mata 11) Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.



d. Upaya Pengobatan atau perawatan 1. Terapi Pencegahan Katarak Cara pencegahan penyakit katarak ini dapat dilakukan dengan mengurangi terpaparnya mata telanjang terhadap sinar ultraviolet, yaitu dengan selalu menggunakan kacamata tabir surya apabila berada di tempat yang berpotensi menyebabkan kerusakan mata. 2. Terapi Bedah • Operasi Katarak Operasi ini adalah jenis operasi umum yang dilakukan dengan mengangkat lensa yang keruh dan menggantinya dengan lensa bening yang baru. Pemulihan pasca operasi ini sekitar dua minggu sejak melakukan operasi. • Operasi Laser Katarak Operasi jenis ini merupakan operasi dengan teknologi terbaru yaitu dengan menggunakan sinar laser yang memiliki kemampuan memotong sangat akurat dibandingkan teknologi laser lainnya dan dengan tingkat panas yang sangat rendah. Operasi ini dinamakan Bladeless Laser Cataract Surgery. Operasi jenis ini tidak lagi menakutkan karena tidak menggunakan pisau bedah dan lebih aman dibandingkan operasi katarak biasa. 3. Perawatan Mata Sebelum Dan Sesudah Operasi a) Perawatan Mata Sebelum Operasi 



Klien diharapkan berhenti merokok seminggu sebelum operasi







Tidur cukup, satu hari sebelum operasi







Sarapan sebelum operasi







Diantar tidak lebih dari 1 orang







Pada saat konsultasi ke RS, kontrol dan operasi tidak boleh membawa anak



kecil 



Klien dilarang memakai perhiasan atau membawa barang apapun di hari operasi







Klien harus tepat waktu sesuai dengan yang ditentukan







Tekanan darah terkontrol tidak melebihi 140/90 mm Hg (bila tekanan darah lebih dari hal tersebut, berobat dahulu ke puskesmas)







Untuk yang mempunyai penyakit Diabetes Mellitus (kencing manis), gula darah sewaktu maksimal 140 mg/dl. Apabila lebih tinggi dari hal tersebut, diharapkan berobat dahulu ke puskesmas



b) Perawatan Pasca Operasi 



Mata yang dioperasi tidak boleh terkena air selama 3 minggu, tetapi pasien tetap boleh dan mencuci rambut seperti biasa asalkan mata yang dioperasi tidak terkena air/shampoo







Sebelum dan sesudah meneteskan obat, harus mencuci tangan dengan sabun







Obat-obatan tetes mata seperti: Floxa diteteskan setiap hari satu jam satu tetes, dimulai setelah pasien sampai rumah setelah dilakukan operasi sampai menjelang tidur , Xitrol di tetes dua (2) jam satu tetes, dimulai setelah pasien sampai di rumah setelah pulang dari tempat operasi sampai menjelang tidur







Jarak antara obat tetes pertama dan kedua kurang lebih 5 menit







Penggunaan obat tetes mata selanjutnya disesuaikan dengan petunjuk dokter







Memakai pelindung mata yang dioperasi, terutama waktu tidur selama satu minggu







Hari pertama (H+1) dan ketujuh (H+7) setelah operasi, pasien kontrol ke puskesmas Kontrol selanjutnya dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter







Segera kontrol ke dokter mata/puskesmas jika terjadi: Mata bertambah merah, Penglihatan tiba-tiba bertambah buram, Mata terasa sakit



e. Hal yang sebaiknya dihindari 1. Tidak memeriksa kondisi mata secara rutin 2. paparan sinar UV 3. Tidak Menjaga kesehatan tubuh 4. Tidak Mengonsumsi makanan bergizi 5. kebiasaan merokok 6. konsumsi minuman beralkohol



DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Tahun 2017



Istiqomah, Indriana N. 2018,. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Mata. Jakarta:EGC Mansjoer, Arif.dkk. 2020 .Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aesculapius