4 0 428 KB
PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN RUMAH SAKIT MOBILISASI DI RUANG ICU RS PHC SURABAYA
Disusun oleh : Nyoman Beni Icuk Atmaja, S.Kep Nurfa Dwiki Fitriana, S.Kep Regina Soares Da Costa Ximenes, S.Kep Ester Widhiastuti, S.Kep
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan ini telah diresponsi dan disetujui pembimbing pada : Hari, tanggal : Selasa, 10 November 2020 Judul
: Proposal Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit Mobilisasi di Ruang ICU RS Surabaya
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi
(Sriyono, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B) NIP. 197011202006041001
Kepala Ruangan ICU
Gunawan, S.Kep.,Ns
(Listianingtri Puspitasari, S.Kep.,Ns)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Cabang Ilmu
: Profesi Ners Keperawatan Kritis
Pokok Bahasan
: Mobilisasi
Hari, Tanggal
: Selasa, 10 November 2020
Tempat
: Ruang ICU RS PHC Surabaya
Sasaran
: Keluarga Pasien
Waktu
: 30 menit
A. Latar Belakang Masalah
kesehatan
terus
berkembang
mengikuti
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Walaupun pengetahuan semakin berkembang tapi bisa saja dalam menangani suatu penyakit tidak begitu efisien, terutama dengan pasien dengan tirah baring harus memerlukan penanganan yang kompeten. Pada dengan tirah baring misalnya, seorang pasien memerlukan perawatan yang maksimal demi mempercepat proses kesembuhan bahkan penyembuhan fisik pasien itu sendiri. Pengembalian fungsi fisik pasien dengan tirah baring perlu dilakukan latihan mobilisasi dini agar tidak terjadi komplikasi penyakit (Pristahayuningtyas, 2016) Mobilisasi dapat mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga dapat mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah, mengembalikan kerja fisiologis organorgan vital yang pada akhirnya akan mempercepat luka bekas operasi dan proses penyembuhan (Dermawan,2018). Banyak pasien dirumah sakit yang harus menjalani imobilisasi, apakah harus tirah baring karena terapi atau karena penyakit yang diderita. Dengan melihat kondisi pasien dengan tirah baring yang memerlukan perawatan maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud untuk mengurangi tegangan melalui mobilisasi untuk mempercepat proses kesembuhan dan kepulangan pasien serta dapat memberikan kepuasan atas perawatan yang diberikan. Mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien terhadap lokasi nyeri atau daerah operasi,
mengurangi aktivasi mediator kimiawi pada proses peradangan yang meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf nyeri sehingga mobilisasi efektif dalam intervensi pasien parca operasi (Nugroho,2019). B. Tujuan 1.
Tujuan Intruksionsal Umum (TIU) Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu memahami tentang mobilisasi
2.
Tujuan Intruksionsal Khusus (TIK) Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu : a. Mengetahui pengertian mobilisasi b. Mengetahui tujuan mobilisasi c. Mengetahui macam-macam mobilisasi d. Mengetahui rentang gerak dalam mobilisasi e. Mengetahui manfaat mobilisasi f. Mengetahui kerugian bila tidak melakukan mobilisasi g. Mendemontrasikan tahap-tahap mobilisasi
C. Pokok Bahasan Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien memahami tentang mobilisasi D. Sub Pokok Bahasan 1. Mengetahui pengertian mobilisasi 2. Mengetahui tujuan mobilisasi 3. Mengetahui macam-macam mobilisasi 4. Mengetahui rentang gerak dalam mobilisasi 5. Mengetahui manfaat mobilisasi 6. Mengetahui kerugian bila tidak melakukan mobilisasi 7. Mendemontrasikan tahap-tahap mobilisasi E. Metode
1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab F. Media 1. Leaflet G. Setting tempat Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
Keterangan : : Observer
: Penyuluh
: Peserta
: Moderator : Fasilitator
: Notulen
: Pembimbing Klinik
: Kursi dilarang duduk
H. Pengorganisasian 1. Pembimbing akademik
: Sriyono, S.Kepobserver.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B
2. Pembimbing klinik
: Listianingtri Puspitasari, S.Kep.,Ns
3. Penyaji
: Nurfa Dwiki Fitriani, S.Kep
4. Moderator
: Regina Ximenes, S.Kep
5. Notulen & Fasilitator
: Ester Widhiastuti, S.Kep
6. Observer & Dokumentator : Nyoman Beni Icuk Atmaja, S.Kep 7. Peserta
: Keluarga pasien di Ruang ICU RS PHC Surabaya
I.
Job Description No 1.
Nama Sie Penyaji
Job Description 1. Menyampaikan materi penyuluhan 2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disampaikan 3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta 4. Mendemonstrasikan kegiatan mobilisasi
2.
Moderator
1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab 2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan kegiatan penyuluhan 3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan 4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah disampaikan 5. Menutup acara penyuluhan
3.
Notulen
1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai dokumentasi kegiatan 2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan rencana kegiatan pada SAP 3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
4.
Observer
1. Mengawasi
dan
mengevaluasi
selama
penyuluhan
berlangsung 2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses kegiatan penyuluhan 5.
Fasilitator
1. Membantu
dan
mengondisikan
peserta
selama
penyuluhan berlangsung 2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi) 3. Membantu moderator dalam mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil 4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
J.
Kegiatan Penyuluhan
No. 1.
Waktu 5 menit
Kegiatan
Evaluasi
Pembukaan
a. Peserta menjawab
a. Mengucap salam.
salam.
b. Memperkenalkan diri. c. Menyampaikan
tujuan
b. Peserta kooperatif. kegiatan
dan
kontrak waktu. d. Menggali pengetahuan tentang mobilisasi 2.
15 menit
Materi (10 menit)
c. Peserta
mengerti
maksud
dan
tujuan kegiatan. a. Peserta
a.
Menjelaskan pengertian mobilisasi
memperhatikan
b.
Menjelaskan tujuan mobilisasi
dan kooperatif
c.
Menjelaskan macam-macam mobilisasi
d.
Menjelaskan
rentang
gerak
dalam
mobilisasi
b. Peserta mengajukan pertanyaan apabila
e.
Menjelaskan manfaat mobilisasi
f.
Menjelaskan
kerugian
bila
ada yang kurang tidak
dimengerti
melakukan mobilisasi g. 3.
5 menit
Mendemontrasikan tahapan mobilisasi
Penutup a. Menyimpulkan
a. Peserta materi
yang
telah
disampaikan.
mendengarkan dengan baik.
b. Mengucapkan terima kasih atas partisipasi b. Peserta menjawab peserta dan mengucapkan salam penutup.
K. Metode Evaluasi 1. Metode evaluasi
: Tanya jawab
2. Jenis evaluasi
: Lisan
L. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Stuktur a) Kesiapan materi b) Kesiapan SAP c) Kesiapan media : Leaflet d) Keluarga pasien siap di ruangan
salam.
e) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan sebelumnya 2. Evaluasi Proses a) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar d) Suasana penyuluhan tertib e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan f) Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang 3. Evaluasi Hasil a) Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada peserta penyuluhan (keluarga pasien): b) Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala. c) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh pemateri. d) Peserta mampu melakukan tahap-tahap mobilisasi. e) Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum acara penyuluhan selesai. Materi Penyuluhan dan Referensi TERLAMPIR
MATERI PENYULUHAN 1. Pengertian Mobilisasi Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas sehingga dapat menjadi upaya yang dilakukan guna mempertahankan kemandirian selekas mungkin setelah operasi (Mubarak, 2018) Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2010). Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Konsep mobilisasi dini sebenarnya daalh untuk mencegah komplikasi paska operasi. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian
sedini
mungkin
dengan
cara
membimbing
penderita
untuk
mempertahankan fungsi fisiologis (Clark et al,2018) Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa jam post/pasca operasi. 2. Tujuan Mobilisasi Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2014), antara lain: a. Mempertahankan fungsi tubuh b. Memperlancar peredaran darah c. Membantu pernafasan menjadi lebih baik d. Mempertahankan tonus otot e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine f. Mempercepat proses penutupan jahitan operasi g. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. h. Memberikan
kesempatan
perawat
dan
pasien
berkomunikasi. 3. Macam-Macam Mobilisasi Menuruit Priharjo 2010, mobilisasi dibagi menjadi dua yakni :
berinteraksi
atau
a. Mobilisasi secara pasif Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. b. Mobilisasi secara aktif Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain. 4. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu : a. Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. b. Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya. c. Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan. 5. Manfaat Mobilisasi Dini Menurut Brunner & Suddarth (2010) manfaat mobilisasi bagi anak post operasi adalah: a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian anak merasa sehat dan membantu memperoleh
kekuatan,
mempercepat
kesembuhan, terutama penutupan luka jahitan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula. b. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
6. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Berikut beebrapa kerugian bila tidak melakukan mobilisasi post operasi : a. Penyembuhan luka menjadi lama b. Menambah rasa sakit c. Badan menjadi pegal dan kaku d. Kulit menjadi lecet dan luka e. Memperlama perawatan dirumah sakit 7. Indikasi Dilakukannya Mobilisasi Latihan mobilisasi biasanya diberikan pada pasien dengan : a. Fraktur extremitas bawah yang telah diindikasikan untuk latihan mobilisasi b. Post pengobatan kompresi lumbal c. Pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitas fisik d. Pasien post operasi yang memerlukan latihan mobilisasi, seperti kolostomi atau laparostomi. 8. Kontraindikasi Dilakukannya Mobilisasi Pada kasus tertentu istirahat di tempat tidur diperlukan dalam periode tidak terlalu lama seperti pada pada kasus infark Miokard akut, Disritmia jantung, pasien fraktur tidak stabil kontraindikasi lain dapat di temukan pada kelemahan umum dengan tingkat energi yang kurang (Zanni & Needham,2016) 9. Pedoman Pelaksanaan Mobilisasi Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler atau jantung atau pada klien dengan immobiliasi yang lama akibat kelumpuhan. Hal tersebut biasanya dikaji pada waktu sebelum melakukan mobilisasi, saat mobilisasi dan setelah mobilisasi. Tanda - tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain dalam : a. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur b. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic c. Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal
d. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan e. Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak stabilan posisi tubuh f. Adanya keluhan pusing atau kelemahan luar biasa g. Status emosi labil. 10. Tahap-tahap Mobilisasi Dini 1) Menurut Nugroho, 2019 mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini antara lain : a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki b. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli c. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk d. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan. 2) Menurut Clark et al (2018)tahap mobilisasi dini dibagi menjadi 2 tahap,yaitu: a. Pada 2-6 jam pertama setelah operasi atau pada hari pertama Mobilisasi dini sebaiknya dilakukan segera setelah klien sadar dari masa anestesi atau 2-6 jam setelah operasi selesai. Mobilsasi dini paling cepat adalah mobilisasi dini yang dilaksanakan 2 jam setelah operasi selesai karena efek anestesi sudah hilang dan fungsi tubuh normal sehingga meminimalkan terjadinya efek samping yang mungkin terjadi seperti pusing, mual dan muntah. b. Pada 24 jam setelah operasi Mobilisasi dini yang dilakukan 24 jam setelah operasi adalah meliputi latihan duduk tegak, duduk di tepi tempat tidur dengan kaki digantung, berdiri serta berjalan dalam ruangan. 3) Menurut Clark et al (2018)mobilisasi dini pasca operasi di bagi menjadi 4 level terapi, sebagai berikut: a) Level pertama dirancang untuk pasien tidak sadar dimana terapi yang dilakukan adalah latihan rentang gerak pasif. Latihan rentang gerak pasif pada ekstremitas atas dan bawah selama 3 kali sehari
b) Level kedua dirancang untuk pasien yang menggapi dan mengikuti perintah dimana tetapi yang dilakukan adalah latihan gerak pasif. c) Level ketiga dan keempat dirancang untuk pasien yang waspada dan dapat berpartisipasi secara aktif. Terapi yang dilakukan adalah membantu pasien keluar dari tempat tidur dan ke kursi, menjuntai kaki di sisi tempat tidur, berdiri disamping tempat tidur, dan ambulasi. 11. Prosedur Mobilisasi Prosedur latihan rentang gerak pasif menurut Smeltzer, S C, tahun 2010 ialah: 1) Latihan Bahu a. Abduksi bahu. Gerakan lengan dari sisi tubuh kea rah kepala. Kemudian kembalikan lengan ke sisi tubuh posisi netral (aduksi). b. Rotasi internal bahu. Dengan lengan pada ketinggan bahu, siku ditekuk pada sudut 90 derajat, dan telapak tangan mengarah ke kaki, putar lengan atas hingga telapak dan lengan bawah menghadap kea rah belakang. c. Rotasi eksternal bahu. Dengan lengan setinggi bahu, siku ditekuk dangan sudut 90 derajat, dan telapak tangan mengarah ke kaki, putar lengan atas hingga telapak dan lengan atas mengarah kedepan. d. Fleksi bahu ke arah atas. Gerakkan lengan kearah atas dan bawah hingga lengan sejajar dengan kepala.
Gambar 1.
Latihan Bahu
2) Latihan Lengan Bawah a. Pronesi lengan bawah. Dengan siku setinggi pinggang dan ditekuk dengan sudut 90 derajat, balik lengan sehingga telapak tangan menghadap bawah.
b. Supinesi lengan bawah. Dengan siku setinggi pinggang dan lengan ditekuk pada sudut 90 derajat, putar lengan sehingga telapak tangan menghadap ke atas. c. Fleksi siku. Tekuk siku, arahkan lengan bawah dan tangan kearah bahu. Kemudian kembalikan lengan bawah dan tangan ke posisi netral (lengan lurus).
Gambar 2. Latihan Lengan Bawah (Smeltzer, S C, 2010) 3) Latihan Pergelangan dan Jari Tangan a. Ekstensi pergelangan tangan. b. Fleksi pergelangan tangan. Tekuk pergelangan tangan sehingga telapak tangan mengarah lengan bawah. Luruskan keposisi netral. c. Deviasi ulnar. Gerakan tangan kearah samping sisi lengan yang sejajar dengan letak jari kelingking gerakkan kea rah lengan bawah. d. Deviasi radial. Gerakkan tang kearah samping sehingga bagian sisi lengan yang sejajar dengan letak ibu jari digerakkan kearah lengan bawah. e. Oposisi ibu jari. Gerakkan ibu jari ke luar dan memutar hingga menyentuh jari kelingking. f. Ekstensi jari – jari
Gambar 3. Latihan Pergelangan dan Jari Tangan (Smeltzer, S C, 2010) 4) Latihan Panggul a. Abduksi-aduksi panggul. Gerakkan tungkai kearah luar dari tubuh. Lembalikan ke posisi semula. b. Fleksi lutut dan rotasi internal eksternal panggul. Tekuk lutut dan putar tungkai dengan gerakan kedalam keluar. c. Untuk meregangkan otot – otot hamstring, luruskan tungkai.
Gambar 4. Latihan Panggul (Smeltzer, S C, 2010) 5) Latihan Kaki a. Dorsofleksi kaki. Gerakkan kaki ke atas dan kearah tungkai. Kemudian gerakkan kaki kebawah dan menjauh dari tungkai (fleksi plantar). b. Inversi dan eversi kaki. Gerakkan sehingga telapak kaki menghadap keluar (eversi). Kemudian gerakkan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke dalam (inversi) c. Fleksi ibu jari kaki. Tekuk ibu jari kaki kearah bola kaki. d. Ekstensi ibu jari kakiluruskan ibu jari kaki dan tarik kearah tungkai sejauh mungkin
Gambar 5. Latihan Kaki (Smeltzer, S C, 2010) 12. Macam – Macam Anestesi Menurut Potter & Perry tahun 2010, pasien yang mengalami pembedahan akan menerima anestesi dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut: 1) Anestesi Umum Klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluruh sensasi dan kesadarannya. Relaksasi otot mempermudah manipulasi anggota tubuh. Pembedahan yang menggunakan anestesi umum melibatkan prosedur mayor, yang membutuhkan manipulasi jaringan yang luas. 2) Anestesi Regional Induksi anestesi regional menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah tubuh tertentu. Anestesi regional terdiri dari spinal anestesi, epidural anestesi, kaudal anestesi. Metode induksi mempengaruhi bagian alur sensorik yang diberi anestesi. Ahli anestesi memberi regional secara infiltrasi dan lokal. Pada bedah mayor, seperti perbaikan hernia, histerektomi vagina, atau perbaikan pembuluh darah kaki, anestesi regional atau spinal anestesi hanya dilakukan dengan induksi infiltrasi. Blok anestesi pada saraf vasomotorik simpatis dan serat saraf nyeri dan motoric menimbulkan vasodilatasi yang luas sehingga klien dapat mengalami penurunan tekanan darah yang tiba – tiba. 3) Anestesi Lokal Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang diinginkan. Obat anestesi menghambat konduksi saraf sampai obat terdifusi ke dalam sirkulasi. Anestesi lokal umumnya digunakan dalam prosedur minor pada tempat bedah sehari. 13. Penatalaksanaan Pasien Post Operasi dengan Spinal Anestesi Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus dilakukan (Potter Perry,2010) yaitu : 1) Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dan
komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan ini merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah post operasi. 2) Manajemen Luka Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan. 3) Mobilisasi dini Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang penting untuk memaksimalkan fungsi kardiovaskuler, mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir. 4) Rehabilitasi Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala. 5. Discharge Planning Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis/penyakitnya post operasi. 14. Mobilisasi Dini pada Pasien dengan Anestesi Spinal dan Anestesi Umum Perbedaan mobilisasi dini antara pasien dengan anstesi spinal dan anestesi umum adalah waktu pelaksanaannya. Mobilisasi dini pada pasien dengan anestesi spinal dapat dilakukan pada 24 jam setelah operasi sedangkan pada pasien dengan anestesi umum dapat dilakukan sedini mungkin mulai dari 6-12 jam setelah operasi. a. Mobilisasi dini pada pasien dengan anestesi spinal : 1) Setelah operasi berbaring di tempat tidur, tetapi dapat melakukan pegerakan ringan seperti menggerakkan ekstremitas atas dan ekstremitas bawah 2) Pada hari kedua pasien dapat duduk di tempat tidur dan duduk dengan kaki menjuntai di pinggir tempat tidur 3) Pada hari ketiga pasien dapat berjalan di kamar seperti ke kamar mandi dan bisa juga berjalan ke luar kamar b. Mobilisasi dini pada pasien dengan anestesi umum :
1) Pada saat awal (6 sampai 12 jam pertama) pasien dapat melakukan pergerakan fisik seperti menggerakkan ekstremitas seperti mengangkat tangan, menekuk kaki, dan menggerakkan telapak kaki 2) Pada hari kedua pasien dapat duduk di tempat tidur ambil makan, atau duduk dengan kaki menjuntai di pinggir tempat tidur. Jika pasien sudah berani, pasien dapat berjalan di sekitar kamar seperti ke kamar mandi 3) Pada hari ketiga pasien dapat berjalan ke lua kamar dengan dibantu atau secara mandiri
DAFTAR HADIR PESERTA PENDIDIKAN KESEHATAN MOBILISASI DI RUANG ICU RS PHC SURABAYA
Tempat
: Ruang ICU RS PHC Surabaya
Hari, tanggal
: Selasa,10 November 2020
Waktu
:
No
Nama
Tanda tangan
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10.
10.
DAFTAR HADIR MAHASISWA PENDIDIKAN KESEHATAN MOBILISASI
DI RUANG ICU RS PHC SURABAYA
Tempat
: Ruang ICU RS PHC Surabaya
Hari, tanggal
: Selasa, 10 November 2020
Waktu
:
No
Nama
1.
Nyoman Beni Icuk Atmaja, S.Kep
2.
Nurfa Dwiki Fitriana, S.Kep
3.
Regina Soares Da Costa Ximenes, S.Kep
4.
Ester Widhiastuti, S.Kep
Tanda tangan 1. 2. 3. 4.
DAFTAR HADIR PEMBIMBING PENDIDIKAN KESEHATAN MOBILISASI DI RUANG ICU RS PHC SURABAYA
Tempat
: Ruang ICU RS PHC Surabaya
Hari, tanggal
: Selasa,10 November 2020
Waktu
:
No 1.
Nama
Tanda tangan 1.
2. 3. 4.
2. 3. 4.
Lampiran 3. Lembar penilaian FORMAT PENILAIAN PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT(PKRS) I. Penyajian No. 1.
Sesuai waktu yang dialokasikan
2.
Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti
3.
Kelancaran dan kejelasan penyajian
4.
Kemampuan mengemukakan intisari penyuluhan
5.
Penampilan penyaji dalam penyuluhan
TOTAL
Bobot
Aspek Yang Dinilai
1
2
3
4
3
4
3
4
: ……………..
II. Isi Penyuluhan ( Bobot : 4 ) No.
Aspek Yang Dinilai
1.
Kesesuaian TIK denga TIU
2.
Kesesuaian materi dengan TIK
3.
Kesesuaian kegiatan penyuluhan
4.
Kesesuian Media/ alat dan sumber
5.
Kesesuian alat evaluasi
TOTAL
Bobot 1
2
: ……………..
III. Tanya Jawab ( Bobot : 3) No.
Aspek yang Dinilai
1.
Ketepatan Menjawab
2.
Kemampuan mengemukan argumen
3.
Sikap penyuluh menanggapi pertanyaan
Bobot 1
2
TOTAL
: ……………..
Score Akhir = ( Penyajian + Isi + Tanya Jawab ) X 100 = …….. 52
Keterangan : 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik
Surabaya,
,November 2020
(_________________________) NIP.
Lampiran 4. Lembar observasi LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MOBILISASI DI RUANG ICU RS PHC SURABAYA
Keterlaksanaan (Sesuai dengan No
Struktur Penilaian
Hasil yang Ingin Dicapai) Ya Tidak
Kriteria Struktur 1 Kesiapan Materi 2 Kesiapan SAP 3 Kesiapan media: Leaflet 4 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 10) 5 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 6
mahasiswa Pengorganisasian
penyelenggaran
oleh
penyuluhan
dilakukan pada hari sebelumnya Kriteria Proses Pembukaan: 1
Membuka acara dengan salam
2 Memperkenalkan diri 3 Kontrak waktu 4 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 5 Menyebutkan materi penyuluhan 6 Menggali pengetahuan peserta Pelaksanaan: 7 Penyampaian materi penyuluhan 8 Memberikan kesempatan kepada penyuluhan
untuk
mengajukan
sasaran pertanyaan
9
mengenai materi yang disampaikan Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta
10
penyuluhan Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan
Evaluasi: 11
Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang
12
materi yang diberikan Moderator penyimpulkan hasil penyuluhan
13 14
Ucapan terimakasih kepada peserta Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil 16
Peserta yang hadir 10 orang Acara dimulai tepat waktu
17
Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang
18
disepakati Peserta memahami materi yang telah disampaikan
15
dan menjawab pertanyaan dengan benar
Surabaya,
November 2020
Observer
(Nyoman Beni Icuk Atmaja, S.Kep)
Lampiran 5. Lembar evaluasi LEMBAR EVALUASI MAHASISWA PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MOBILISASI DI RUANG ICU RS PHC SURABAYA
Keterlaksanaan (Sesuai dengan No
Struktur Penilaian
Moderator 1 Membuka acara penyuluhan 2 Menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan 3 Memperkenalkan diri dan tim kepada peserta 4 Menyebutkan kontrak waktu dan mekanisme penyuluhan 5 Memotivasi peserta untuk bertanya 6 Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi materi 7 Menutup acara penyuluhan Penyuluh 8 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan 9
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta Menggali pengetahuan tentang materi yang akan
10
disampaikan Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan 11 Menjawab pertanyaan peserta. Notulen 12 Mencatat pertanyaan dan jawaban sebagai dokumentasi kegiatan 13 Mencatat proses kegiatan sesuai SAP Fasilitator 14 Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta 15 Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang 16
bertanya kepadanya Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang
17
belum jelas Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang dirasa
kurang jelas bagi peserta Observer 18
Mencatat nama, dan jumlah peserta, serta
Hasil yang Ingin Dicapai) Ya Tidak
menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat 19
mengamankan jalannya proses penyuluhan. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta
20
selama proses penyuluhan. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana
21
penyuluhan Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan. Surabaya,
November 2020
Observer
(Nyoman Beni Icuk Atmaja, S.Kep)
Lampiran 6. Lembar Notulensi LEMBAR NOTULENSI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MOBILISASI DI RUANG ICU RS PHC SURABAYA Kegiatan
: Pendidikan kesehatan
Topik
: Mobilisasi
Tempat
: Ruang ICU RS PHC Surabaya
Hari, tanggal
: Selasa, 10 November 2020
Waktu
:
No 1.
Jam Nama Penanya
Kegiatan diskusi :....................................................................................................
Pertanyaan
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. Jawaban
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. 2.
.................................................................................................................................. Nama Penanya :.................................................................................................... Pertanyaan
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. Jawaban
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. 3.
.................................................................................................................................. Nama Penanya :.................................................................................................... Pertanyaan
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. Jawaban
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. .................................................................................................................................. 4.
.................................................................................................................................. Nama Penanya :....................................................................................................
Pertanyaan
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. Jawaban
:....................................................................................................
.................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. ..................................................................................................................................
Surabaya,
November 2020 Notulensi
(Ester Widhiastuti , S.Kep)
Daftar Pustaka
Beyer, Dudes. 2016. The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2nd: Brown Co Biston. Brunner & Suddarth. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Clark, E. Diane, Lowman, D. John, Griffin, L. Russell, Mattehws, M. Helen, Reiff, A. Donald, 2018. Effectiveness of an Early Mobilization Protocol in a Trauma and Burns Intesive Care Unit. Critical Illness, 93, 186-196. Dermawan, D. 2018. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Gosyen Publishing Marlitasari, H., Basirun., Ning. 2010. Gambaran Penatalaksanaan Mobilisasi Dini oleh Perawat pada Pasien Post Appendiktomy Di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 6(2), pp. 48-54. Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. 2018. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika Nugroho, T. 2019. Buku Askep Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam. Bantul : Nuha Medika Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing: Consept Proccess and practice. St. Louise Missiouri: Mosby Company Pristahayuningtyas, C. Y. 2016. Pengaruh Mobilisasi Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Appendectomy Di RS Baladhika Husada, Jember. Jurnal Keperawatan Universitas Jember Zanni, J. M., & Needham, D. M. (2018). Promoting Early Mobility and Rehabilitation in the Intensive Care Unit. PTmmotion, 32-38.