SAP Manajemen Dan Penatalaksanaan Sinusitis (Kelompok 4 KMB Profesi B22) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PRAKTIK PROFESI STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH



JUDUL PROGRAM: PENYULUHAN MENGENAI “Manajemen dan Tata Laksana pada Sinusitis” BIDANG KEGIATAN: PROMOSI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan Oleh : Kelompok 4 Hayu Ulfanigrum



NIM 132023143008



Widiyas Ulfia Rachma



NIM 132023143014



Arlesiane B. Njurumbaha



NIM 132023143016



Ranee Dewi aneke



NIM 132023143018



Ipung Jatmiko



NIM 132023143021



Ulfa Nafi’atuzzakiyah



NIM 132023143019



Ragil Titi Hatmanti



NIM 132023143002



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2021



LEMBAR PENGESAHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS”



Surabaya, 16 April 2021



Menyetujui, Pembimbing Akademik



Ika Nur Pratiwi, S.Kep.,M.Kep NIP.198711022015042003



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Sasaran



: Mahasiswa Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah



Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah Topik



: Manajemen dan Tata Laksana pada Sinusitis



Hari/tanggal : Senin, 19 April 2021 Tempat



: Media Sosial



Waktu



: Pukul 07.00 WIB



Pelaksana



: Mahasiswa Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah Klp 4



1. Tujuan 1.1 Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang tips perilaku hidup bersih dan sehat untuk pencegahan kanker payudara. 1.2 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapat penyuluhan, peserta diharapkan dapat: 1) Mengetahui Pengertian Sinusitis 2) Mengetahui Etiologi Sinusitis 3) Mengetahui Faktor Pencetus Sinusitis 4) Mengetahui Tanda dan Gejala Sinusitis 5) Mengetahui Klasifikasi Sinusitis 6) Mengetahui Pencegahan Sinusitis 7) Mengetahui Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis 8) Mengetahui Terapi Non Farmakologis Sinusitis 2. Sasaran Masyarakat 3. Materi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Pengertian Sinusitis Etiologi Sinusitis Faktor Pencetus Sinusitis Tanda dan Gejala Sinusitis Klasifikasi Sinusitis Pencegahan Sinusitis Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis Terapi Non Farmakologis Sinusitis



4. Metode 1) Ceramah 2) Tanya jawab 5. Media 1) Video 6. Setting Tempat Dilakukan secara daring melalui media sosial  Facebook  Instagram  Twitter  Youtube 7. Pengorganisasian Pembimbing akademik



: Lingga Curnia Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep.



Penyaji



: Ragil Titi Hatmanti, Ulfa Nafi’atuzzakiyah



Moderator



: Widiyas Ulfia Rachma, Ranee Dewi Aneke



Observer



: Hayu Ulfanigrum



Fasilitator



: Arlesiane B. Njurumbaha, Ipung Jatmiko



Peserta



: Masyarakat



8. Job Description No Nama Sie . 1. Penyaji



2.



Moderator



3.



Observer



Job Description 1. Menyampaikan materi penyuluhan melalui video 2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disampaikan sebelum menyampaikan materi penyuluhan 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta via kolom komentar 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab via kolom komentar 2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan kegiatan penyuluhan 3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan 4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah disampaikan 5. Menutup acara penyuluhan 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan berlangsung



4.



Fasilitator



1. 2. 3. 4.



2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses kegiatan penyuluhan Sebagai operator presentasi Meminta tanda tangan peserta yang hadir (presensi) Membantu moderator dalam mendokumentasikan pertanyaan untuk evaluasi hasil Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya via kolom komentar



9. Pelaksanaan No



Waktu



Kegiatan Penyuluhan



1.



3 Menit



Pembukaan: 1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalkan diri dan kelompok 3) Menjelaskan kontrak waktu 4) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 5) Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan



2.



3 Menit



3.



3 Menit



Pelaksanaan: Penyaji mengkaji pengetahuan peserta tentang Kanker Payudara dan menjelaskan materi tentang: 1. Pengertian Sinusitis 2. Etiologi Sinusitis 3. Faktor Pencetus Sinusitis 4. Tanda dan Gejala Sinusitis 5. Klasifikasi Sinusitis 6. Pencegahan Sinusitis 7. Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis 8. Terapi Non Farmakologis Sinusitis Diskusi/ Tanya jawab dan evaluasi: 1) Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya kemudian didiskusikan bersama 2) Memberikan reinforcement kepada



Kegiatan Peserta 1) Menjawab salam melalui kolom komentar di media sosial 2) Mengenal tim penyuluh 3) Mengetahui kontrak waktu penyuluhan 4) Mengerti tujuan dari penyuluhan 5) Tahu apa saja yang akan disampaikan 1) Menyebutkan apa yang diketahui tentang Kanker Payudara melalui kolom komentar di media sosial 2) Mendengarkan dan memperhatikan materi



1) Mengajukan pertanyaan melalui kolom komentar di media social. 2) Membantu menjawab pertanyaan melalui kolom



4.



3 Menit



peserta bila dapat menjawab dan komentar di media social. menjelaskan kembali pertanyaan/ materi. (melalui kolom komentar) Terminasi: Mendengarkan dan membalas 1) Mengucapkan terimakasih kepada salam melalui kolom komentar di peserta dan mengucapkan salam media sosial. penutup



10. Evaluasi 1) Kriteria struktur (Pra-pelaksanaan) a) Kesiapan SAP sebelum kegiatan dimulai b) Kesiapan materi penyuluhan c) Kesiapan media penyuluhan: PPT, Video d) Kesiapan peserta yang hadir 2) Kriteria proses (Saat pelaksanaan) a) Peserta mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan penyaji selama penyuluhan berlangsung (melalui video) b) Adanya interaksi antara penyaji dengan peserta penyuluhan berupa tanya jawab via kolom komentar di media sosial (minimal 3 pertanyaan dari peserta) c) Pengorganisasian kelompok penyaji berjalan sesuai dengan job description d) Suasana tertib dan kondusif selama penyuluhan berlangsung 3) Kriteria hasil (Pasca Pelaksanaan) a) Kegiatan dimulai tepat waktu b) Kehadiran peserta 75% dari total mahasiswa profesi stase keperawatan dasar c) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan d) Pengorganisasian kelompok penyaji melaksanakan tugas dan kewajiban perannya dengan baik e) Peserta dapat mengingat dan menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan melalui kolom komentar di media social.



2)



Lampiran 1 MATERI SINUSITIS



A. Definisi Sinusitis Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus parsial. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang dibawahnya. Sinus paranasal adalah ronga rongga yang terdapat pada tulang – tulang di wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sphenoid (di belakang sinus etmoid) (Hardiansyah, 2018). Definisi dari sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Diagnosis klinis dari sinusitis sebagian besar didasarkan pada riwayat dan temuan dari pemeriksaan fisik. Diagnosis dari CT Scan dianggap kurang akurat, tetapi dapat membantu menentukan penyebaran penyakit (Andiyoga, 2012). Sinusitis merupakan peradangan atau inflamasi pada bagian sinus paranasal (Berkowitz, 2013). Sinus paranalis berada pada tulang kepala yang dapat menghangatkan, meringankan berat tulang tengkorak, dan mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi B. Etiologi Sinusitis Menurut Dhingra (2000), etiologi dari infeksi sinusitis meliputi : a) Infeksi hidung Mukosa sinus merupakan lanjutan mukosa hidung dan infeksi yang berasal dari hidung dapat menyebar secara langsung atau melalui jalur submucosallymphatics. Penyebab sinusitis akut secara umum adalah rinitis virus yang diikuti invasi bakteri. b) Berenang dan menyelam Air yang terinfeksi bisa masuk ke bagian sinus melalui ostia. Berenang atau menyelam di kolam renang yang mengandung air tinggi klorin dikatakan berpengaruh terhadap peradangan pada sinus hidung. c) Trauma



Patah tulang atau luka yang hingga menembus sinus frontal, sinus maksilaris dan sinus ethmoid memungkinkan terjadinya infeksi langsung pada sinus mukosa. Barotrauma juga dapat diikuti infeksi sinusitis. d) Infeksi gigi Hal ini berlaku pada sinus maksilaris. Infeksi sinus seringkali berasal dari infeksi geraham atas. e) Lingkungan Angka kejadian sinusitis meningkat di daerah yang memiliki suhu rendah dan lembab. Beberapa faktor seperti polusi udara, debu, asap, dan kepadatan penduduk juga berpengaruh. f) Kesehatan umum yang buruk Sinusitis sangat meningkat berhubungan dengan kebiasaan kesehatan masyarakat yang buruk. Beberapa penyakit diantaranya: exanthematous fever (measles, chickenpox, whooping cough), defisiensi nutrisi, dan penyakit sistemik ( diabetes, defisiensi sistem imun). g) Bakteriologi Kebanyakan kasus sinusitis akut diawali dengan infeksi virus yang kemudian dilanjutkan oleh invasi bakteri. Beberapa bakteri yang dikatakan berperan dalam infeksi sinusitis supuratif akut diantaranya: Strept. pneumoniae, H. influenzae, Moraxella catarrhalis, Strept. pyogenes, Staph. Aureus, dan Kleb. pneumoniae. Organisme anaerobik dan infeksi campuran sering ditemukan pada sinusitis dentogen. C. Faktor Predisposisi Sinusitis Menurut (Laely, 2020) adapun faktor predisposisinya adalah sebagai berikut: 1.



Obstruksi ventilasi dan drainase sinus Secara umum sinus memiliki ventilasi yang baik dan mensekresikan jumlah mukus yang sedikit. Gerakan silia menyebabkan ostia sinus mengalir menuju ke dalam rongga hidung. Setiap faktor yang berhubungan dengan fungsi tersebut dapat menyebabkan sinusitis dimana terjadinya statis pada sekresi sinus. Beberapa diantaranya adalah:



a) Tampon hidung. b) Deviasi septum. c) Turbinasi hipertropik. d) Edema pada ostia sinus karena alergi atau alergi rinitis . e) Polip hidung. f) Struktur yang abnormal dari sinus ethmoidalis. g) Neoplasma jinak atau ganas pada nasal 2.



Sekresi statis rongga hidung Ekresi hidung normal mengalir ke nasofaring karena perbedaan kekentalan (biasanya karena cyctic fibrosis) atau dapat juga karena obstruksi ( adenoid, atresia choanal).



3.



Serangan sinusitis sebelumnya Serangan sinusitis kembali dapat menyebabkan pertahanan lokal sinus mukosa



rusak. D. Tanda dan Gejala Sinusitis Menurut Amin dan Hardhi, 2015 dalam (Hardiansyah, 2018) 1. Secara umum, tanda dan gejala dari penyakit sinusitis adalah : a. Hidung tersumbat b. Nyeri di daerah sinus c. Sakit Kepala d. Hiposmia / anosmia e. Hoalitosis f. Post nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak pada anak 2. Sinusitis maksila akut Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat,m nyeri tekan, ingus mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah. 3. Sinusitis etmoid akut Gejala : Sekret kental di hidung dan nasofaring, nyeri di antara dua mata, dan pusing. 4. Sinusitis frontal akut



Gejala : Demam,sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi berkurang setelah sore hari, sekret kental dan penciuman berkurang. 5. Sinusitis sphenoid akut Gejala : Nyeri di bola mata, sakit kepala, dan terdapat sekret di nasofaring 6. Sinusitis Kronis Gejala : Flu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang berbau,selalu terdapat ingus di tenggorok, terdapat gejala di organ lain misalnya rematik, nefritis, bronchitis, bronkiektasis, batuk kering, dan sering demam. E. Klasifikasi Sinusitis Menurut D. Thane R. Cody dkk dalam (Hardiansyah, 2018) klasifikasi sinusitis berdasarkan patologi berguna dalam penatalaksanaan pasien. Di samping menamakan sinus yang terkena, beberapa konsep seperti lamaya infeksi sinus, harus menjadi bagian klasifikasi 1. Sinusitis Akut Sinusitis akut merupakan suatu proses infeksi di dalam sinus



yang berlangsug dari satu hari sampai 3 minggu. Pengobatan sinusitis akut dapat dilakukan secara konservatif, yaitu dengan memberikan terapi medikamentosa berupa antibiotika selama 10-14 hari (Siregar & Mardhika, 2018) 2. Sinusitis Sub Akut Sinusitis sub akut merupakan infeksi sinus yang berlangsung dari 4 minggu sampai 12 minggu. Perubahan epitel di dalam sinus biasanya reversible pada fase akut dan sub akut, biasanya perubahan tak reversible timbul setelah 3 bulan sinusitis sub akut yang berlanjut ke fase berikutnya / kronik. 3. Sinusitis Kronik Fase kronik dimulai setelah 12 minggu dan berlangsung sampai waktu yang tidak terbatas. F. Pencegahan Sinusitis Hal hal yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya sinusitis menurut (Hardiansyah, 2018); antara lain:



1.



Makan-makanan bergizi serta konsumsi vitamin C untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh



2.



Rajin berolahraga, karena tubuh yang sehat tidak mudah terinfeksi virus maupun bakteri



3.



Hindari stres



4.



Hindari merokok



5.



Usahakan hidung selalu lembab meskipun udara sedang panas



6.



Hindari efek buruk dari polusi udara dengan menggunakan masker



7.



Bersihkan ruang tempat tinggal



8.



Istirahat yang cukup



9.



Hindari alergen (debu,asap,tembakau) jika diduga menderita alergi



G. Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis Menurut Amin & Hardhi, 2015 Prinsip pengobatan ialah menghilangkan gejala membrantas infeksi,dan menghilangkan penyebab. Pengobatan dpat dilakukan dengan cara konservatif dan pembedahan. Pengobatan konservatif terdiri dari : 1.



Istirahat yang cukup dan udara disekitarnya harus bersih dengan kelembaban yang ideal 45-55%



2.



Antibiotika ayang adekuat palingsedikit selama 2 minggu



3.



Analgetika untuk mengatasi rasa nyeri seperti ibuprofen, paracetamol dan aspirin (Na’imah, 2016)



4.



Dekongestan untuk memperbaiki saluran yang tidak boleh diberikan lebih dari pada 5 hari karena dapat terjadi Rebound congestion dan Rhinitis redikamentosa. Selain itu pada pemberian dekongestan terlalu lama dapat timbul rasa nyeri, rasa terbakar,dan kering karena arthofi mukosa dan kerusakan silia



5.



Antihistamin Jika ada factor alergi



6.



Kortikosteoid, Beberapa jenis nasal spray dengan kortikosteroid dapat membantu mengobati peradangan, seperti fluticasone (Flonase, Veramyst), triamcinolone (Nasacort



24),



budesonide



(Rhinocort),



mometasone



(Nasonex),



dan



beclomethasone (Beconase AQ, Qnasl, dll). Apabila spray dirasa kurang efektif,



dokter akan merekomendasikan cairan saline yang dikombinasikan dengan budenisone (Pulmicort Respules) (Na’imah, 2016). 7. Air saline, Pemakaian air garam atau saline terbukti efektif mengatasi beragam



jenis gangguan hidung, termasuk sinusitis. Fungsi air saline adalah menjaga kebersihan hidung, mengurangi jumlah kuman, serta membilas iritan lainnya yang menumpuk di dalam hidung. Air saline tersedia dalam bentuk obat semprot dan bisa Anda peroleh di apotek tanpa resep dokter. Namun, Anda juga dapat membuat sendiri air saline di rumah dengan campuran 400 mililiter (ml) air matang, 1 sendok teh baking soda, serta 1 sendok teh garam. (Na’imah, 2016).



H. Terapi Non Farmakologi Sinusitis Menurut (Pena, 2015) ada beberapa hal yang dapat membantu penderita Sinusitis untuk mempercepat perbaikan antara lain: 1. Menghindari konsumsi produk susu yang berlebihan  Seperti yogurt, es krim, keju dan masih banyak lagi, karena hal ini akan membuat penimbunan lendir dalam sinus menjadi lebih banyak dan semakin parah. 2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Buat lingkungan menjadi bersih, infeksi yang terjadi pada penderita penyakit sinus karena lingkungan yang kurang streil atau kurang bersih, nah agar infeksi tidak semakin parah, Anda harus rajin membersihkan lingkungan seperti dari debu, polusi dan masih banyak lagi. 3. Hindari Merokok Hindari merokok, asap dari rokok mengandung toksin atau racun yang sangat membahayakan saluran pernapasan terutama untuk penderita sinusitis, maka dari itu jika menderita sinusitis hindari rokok mulai sekarang juga. 4. Konsumsi Makanan Higienis Konsumsi makanan higienis, makanan yang higenis atau bersih akan sangat penting untuk mendukung proses penyembuhan dari penyakit sinusitis ini, konsumsi makanan yang higienis seperti makanan yang telah terjamin mutunya.



5. Membersihkan Gigi Secara Rutin Bersihkan gigi secara rutin, lendir yang terdapat pada gigi juga akan ikut menyokong pengendapan yang terjadi pada tulang sinus, untuk menghindari hal tersebut terjadi, rutinlah membersihkan gigi dengan cara gosok gigi ataupun berkumur dengan cairan pembersih gigi. 6. Tidak Konsumsi Makanan Penyebab Lendir Jangan mengkonsumsi makanan penyebab lendir menjadi banyak seperti es, makanan yang terlau pedas, makanan yang terlalu asin dan masih banyak lagi, karena hal tersebut akan memicu lendir menjadi banyak dan menyebabkan pengendapan yang lebih besar. 7. Melakukan Terapi gurah Pengobatan menggunakan gurah dapat meningkatkan aktifitas fagositosis pada pasien sinusitis kronik sehingga dapat meningkatkan proses penyembuhan (Andiyoga, 2012). 8. Irigasi/mencuci hidung dengan cairan isotonis Pemberian terapi standar dan cuci hidung dengan salin isotonis pada pasien rinosinusitis kronis baik yang disebabkan oleh alergi maupun non alergi dapat memperbaiki kualitas hidup pasien menjadi lebih baik (Yuliyani et al., 2020). Lakukanlah terapi non farmakologi diatas secara rutin setiap hari, namun apabila tidak ada perubahan, sebaiknya penderita dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.



DAFTAR PUSTAKA



Andiyoga, F. (2012). ANALISIS FUNGSI FAGOSITOSIS SEL LEUKOSIT PENDERITA SINUSITIS KRONIK PADA PENGOBATAN GURAH D. Hardiansyah, R. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS DENGAN TINDAKAN FUNCTIONAL ENDOSCOPIC SINUS SURGERY (FESS) DI RUANG OK RUMAH SAKIT A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020. Repository Poltekkes-Tjk, 53(9), 1689–1699. Laely, N. (2020). Sinusutis. 5–14. Na’imah, S. (2016). Sinusitis Kronis: Gejala, Penyebab, Hingga Pengobatan. https://hellosehat.com/tht/hidung/sinusitis-kronis/ Pena, S. (2015). Terapi non farmakologis sinusitis. Siregar, T., & Mardhika, W. D. (2018). Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Sinusitis Di Puskesmas Kecamatan Tebet Jakarta Selatan Periode Januari – Maret 2010. Sainstech: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Sains Dan Teknologi, 26(1), 12–19. https://doi.org/10.37277/stch.v26i1.61 Yuliyani, E. A., Kadriyan, H., & Yudhanto, D. (2020). EFEKTIVITAS IRIGASI NASAL DENGAN LARUTAN SALIN ISOTONIS. 9(3), 245–249.



Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TOPIK MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA SURABAYA Kriteria Struktur



Kriteria Proses



Kriteria Hasil



1. Persiapan media Pembukaan: 1. Acara dimulai tepat telah lengkap 1. Mengucapkan salam waktu dan siap untuk 2. Memperkenalkan diri 2. Peserta mengikuti digunakan, 3. Menjelaskan kontrak waktu kegiatan sesuai seperti video, 4. Menjelaskan tujuan dari dengan aturan yang dan ppt penyuluhan telah dijelaskan 2. Pembuatan 5. Menyebutkan materi 3. Pengorganisasian SAP, video, dan penyuluhan yang akan dalam penyuluhan PPT, dilakukan diberikan melaksanakan 2 hari perannya dengan baik sebelumnya Pelaksanaan: 6. Menjelaskan tentang : - Pengertian Sinusitis - Etiologi Sinusitis - Faktor Pencetus Sinusitis - Tanda dan Gejala Sinusitis - Klasifikasi Sinusitis - Pencegahan Sinusitis - Penatalaksanaan Farmakologis Sinusitis - Terapi Non Farmakologis Sinusitis



Lampiran 3 DAFTAR HADIR PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TOPIK MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA SURABAYA Senin, 19 April 2021 NO 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)



NAMA



ALAMAT



TTD



Lampiran 4 DAFTAR PERTANYAAN PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATANDENGAN TOPIK MANAJEMEN DAN TATA LAKSANA PADA SINUSITIS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA SURABAYA Senin, 19 April 2021 PERTANYAAN



JAWABAN