SAP PKMRS JIWA - Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur Dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Lingkungan Kelurahan Karang Siluman Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara



Oleh: Asmiatul Karimah Z.



: P07120420002N



Baiq Hulwana Dian Astri : P07120420004N I Nyoman Sandya Pranata : P07120420010N Ilham Haqiqi



: P07120420012N



Mariati Astuti



: P07120420017N



Putu Lina Suryanti



: P07120420033N



Rizkita Ayuada



: P07120420038N



Vendi Riswanda



: P07120420043N



KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLTEKKES KEMENKES MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS 2020



SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik



: Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur Dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan.



Sasaran



: Keluarga Pasien.



Tempat



: Lingkungan Kelurahan Karang Siluman, Cakranegara.



Hari/Tanggal



: Sabtu, 21 November 2020.



Waktu



: 10.00 WITA – selesai.



A. Tujuan Instruksional 1.



Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui manfaat kontrol dan minum obat secara teratur dan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan.



2.



Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien dapat mengetahui: a.



Menyebutkan manfaat kontrol dan minum obat secara teratur.



b.



Menyebutkan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan.



c.



Menyebutkan tanda-tanda dan gejala kekambuhan.



B. Metode Ceramah Tanya-jawab C. Media dan Alat Pengajaran Leaflet



D. Kegiatan Penyuluhan No 1. 2.



3.



4.



5. 6. 7.



Komunikator Pre Interaksi Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema penyuluhan Isi Menjelaskan materi penyuluhan mengenai manfaat kontrol dan minum obat secara teratur dan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Penutup Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam



Komunikan



Waktu 5 menit



Menjawab salam Mendengarkan 20 menit Mendengarkan



Mengajukan pertanyaan



5 menit Menjawab Mendengarkan Menjawab salam



E. Kriteria Evaluasi 1.



Evaluasi Struktur a.



Kesiapan SAP



b.



Kesiapan tempat



: Penyuluhan dilaksanakan di Lingkungan Kelurahan Karang Siluman, Cakranegara, Mataram.



c.



Kesiapan waktu



: Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 10.00 WITA selesai.



d.



Kesiapan penyuluh



: Penyuluhan dilaksanakan oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Mataram.



e. 2.



Kesiapan sasaran



: Sasaran ditujuka kepada keluarga pasien.



Evaluasi Proses a.



Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.



b.



Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama penyuluhan berlangsung.



c.



Peserta mengajuka pertanyaan.



d.



Dievaluasi terhadap peserta, penjelasan selama 5 menit.



e. 3.



Peserta kurang lebih 5-10 orang.



Evaluasi Hasil Peserta dapat menjelaskan kembali manfaat kontrol dan minum obat secara teratur dan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan.



F. Pengorganisasian 1.



Pemateri



: I Nyoman Sandya Pranata



2.



Moderator



: Putu Lina Suryanti



3.



Observer



: Vendi Riswanda



4.



Fasilitator



: Asmiatul Karimah Z. Baiq Hulwana Dian Astri Ilham Haqiqi Mariati Astuti Rizkita Ayuada



G. Setting Tempat



Keterangan: : Leaf : Penyaji : Moderator : Observer : Fasilitator : Keluarga Pasien



LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa



A. Pendahuluan Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien, dan merupakan ”Perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan dalam memberikan asuhan/perawatan yang diperlukan klien di rumah termasuk memotivasi klien dalam keteraturan minum obat. Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian dapat mengakibatkan klien harus dirawat kembali (kambuh).



B. Mengapa penderita gangguan jiwa harus minum obat? 1.



Penderita umumnya merasa tidak memiliki masalah atau sakit.



2.



Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu.



3.



Memperbaiki kondisi penderita.



C. Mengapa penderita gangguan jiwa sering tidak teratur minum obat? 1.



Tidak menyadari kalau sakit.



2.



Merasa bosan dengan pengobatan karena membutuhkan waktu yang lama.



3.



Adanya efek samping dari pengobatan.



4.



Tidak nyaman terhadap jumlah dan dosis obat.



5.



Lupa minum obat.



6.



Tidak mendapat dukungan dari keluarga.



7.



Sikap negatif terhadap pengobatan (berhenti pengobatan medis karena melakukan pengobatan tradisional atau alternatif).



D. Apa akibat jika tidak teratur minum obat atau berhenti minum obat? Ketidakteraturan minum obat dapat menimbulkan kekambuhan.



E. Selain faktor obat, apa saja penyebab kekambuhan yang lain? 1.



2.



Dari penderita a.



Motifasi klien untuk sembuh.



b.



Masalah yang dihadapi (sifat masalah, asal, waktu, dan jumlah).



c.



Tipe kepribadian penderita (tertutup atau terbuka).



d.



Kepatuhan pengobatan.



Keluarga dan lingkungan



a.



Penolakan terhadap penderita gangguan jiwa (pengucilan, diejek, tidak diterima).



b.



Komunikasi tidak terbuka, tidak melibatkan penderita dalam pergaulan.



c.



Kurang/tidak memberikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan penderita, kurang pujian terhadap kemampuan positif penderita.



d.



Kurang pengetahuan keluarga tentang pola perilaku penderita dan penanganannya, pengawasan minum obat.



F. Apa yang harus dilakukan jika penderita menolak minum obat? 1.



Buat kesepakatan dengan penderita (membuat jadwal minum obat).



2.



Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita, serta akibat jika lupa/menolak minum obat.



3.



Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat, seperti bentuk sirup atau puyer.



4.



Modifikasi pemberian obat, Seperti diberikan/diminumkan bersama-sama saat makan buah.



5.



Berikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan sendiri untuk minum obat.



6.



Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat (memastikan obat benar-benar diminum).



G. Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien dengan gangguan jiwa. Salah satu factor yang menyebabkan kekambuhan klien dengan gangguan jiwa diantaranya adalah keluarga. Ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga seperti bermusuhan, mengkrtik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan dapat menimbulkan kekambuhan pada klien tersebut mendukung bagi perbaikan atau peningkatan kesehatan jiwa klien melainkan menjadi stressor bagi klien yang merupakan stimulus munculnya kekambuhan klien.



H. Beberapa gejala kekambuhan yang perlu diidentifikasi oleh pasien dan keluarga pasien. 1.



Menjadi ragu-ragu dan serba takut.



2.



Tidak napsu makan.



3.



Sukar konsentrasi.



4.



Sulit tidur.



5.



Depresi.



6.



Tidak ada minat.



7.



Menarik diri.



I. Hal yang harus dilakukan keluarga pasien dalam perawatan pasien dengan gangguan jiwa. 1.



Memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu: Bantu & perhatikan pemenuhan kebutuhan



makan dan minum, kebersihan



diri & penampilan. 2.



Latih kegiatan sehari-hari, misalnya makan sendiri, cuci pakaian sendiri, membersihkan rumah.



3.



4.



Bantu komuniksai yang teratur a.



Bicara yang jelas & singkat.



b.



Kontak/bicara yang teratur.



c.



Pertahankan tatap mata saat bicara.



d.



Sabar, lembut dan tidak terburu-buru.



e.



Lakukan sentuhan & belaian yang akrab.



f.



Berikan pujian bila melakukan hal yang benar atau baik.



Libatkan dalam kelompok a.



Beri kesempatan nonton TV, baca koran, dengar musik.



b.



Sediakan peralatan pribadi, misalnya tempat tidur, lemari pakaian



c.



Ikut sertakan dalam pertemuan keluarga secara teratur.



d.



Ikut sertakan dalam kegiatan pengobatan kelompok, misalnya permainan.



DAFTAR PUSTAKA



Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa: Monica Ester, Edisi 8. EGC: Jakarta. Depkes RI . (2000). Pedoman Nasional Penanggulangan Nutrisi. Jakarta Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih Bahasa : I Made Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta. Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC: Jakarta Hood, Alsaagaf dan H. Abdul Mukty. (1995). Dasar-dasar Ilmu Penyakit dan pengaruh nutrisi . Surabaya: Airlangga University Press. Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC: Jakarta.