SEJARAH LINGGA YONI DI PURA SIWA GANGGA Putriiiii [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH LINGGA YONI DI PURA SIWA GANGGA



OLEH : NI WAYAN PUTRI LIASTINI 18122117 DHARMA DUTA/I



KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM 2018



KATA PENGANTAR



Om Swastyastu Pertama-tama saya ucapkan terimakasih dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa karena berkat kehendak beliau saya bias mengerjakan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berisi tentang sejarah Lingga Yoni yang terdapat pada Pura Siwa Gangga. Kita tahu bahwa banyak sekali tempat suci di Lombok yang masih belum diketahui secara pasti sejarah terbentuknya. Sebagai generasi muda, peneliti mencoba menggali sejarah sebuah pura di Lombok yaitu Pura Siwa Gangga Pancoran. Mungkin makalah ini belum sempurna dan mungkin masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisannya, untuk itu saya minta maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan bagi pembaca. Semoga makalah ini bias bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih. Om Santih, Santih, Santih Om. Mataram, 24 Oktober 2018 Penulis



( Ni Wayan Putri Liastini)



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak sekali peristiwa yang terjadi serta memiliki keanehan di dunia ini di luar batasanbatasan logika yang dipahami manusia. Ada berbagai fenomena yang terjadi yang tidak diketahui maknanya oleh sebagian besar masyarakat umum. Fenomena tersebut biasanya mengandung nilai-nilai religi , itulah sebabnya kadang penjelasannya diluar logika manusia. Salah satu fenomena tersebut terjadi di sebuah tempat suci yaitu Pura Siwa Gangga Pancoran, yang terletak di Kecamatan Lingsar, Dusun Awang Madya Kabupaten Lombok Barat yang dimana sangat menarik untuk di telusuri lebih dalam karena menyimpan banyak misteri yang tidak banyak diketahui oleh masyaralat umum khususnya umat Hindu, mengenai asal-usul tentang keberadaan Batu Suci yang menyerupai Lingga Yoni. Berbagai desas-desus perisiwa yang terjadi mengenai fenomena tersebut menimbulkan berbagai tanda tanya dikalangan masyarakat umum khususnya umat Hindu, terlebih lagi sejak pemugaran pada tahun 2014, pura tersebut semakin ramai dikunjungi dan menjadi perbincangan umat mengenai kesakralan dan kesuciannya karena konon menyimpan banyak misteri yang penuh dengan nilai-nilai religius yang mistis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengungkap lebih dalam mengenai keberadaan Lingga Yoni pada Pura Siwa Gangga Pancoran ini. 1.2 Rumusan Masalah Dari pemaparan singkat latar belakang diatas, peneliti mengambil beberapa rumusan masalah diantaranya : 1. Bagaimana synopsis sejarah Lingga Yoni yang berada di Pura Siwa Gangga ?



2. Apa fungsi dan makna Lingga Yoni di Pura Siwa Gangga? 1.3 Tujuan Adapaun tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui synopsis dari sejarah keberadaan Lingga Yoni di Pura Siwa Gangga. 2. Untuk mengetahui fungsi dan makna Lingga Yoni di Pura Siwa Gangga.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah singkat keberadaan Lingga Yoni di Pura Siwa Gangga Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, diketahui pada awalnya di lokasi pura ini terdapat sumber mata air yang dikelilingi bebatuan. Tidak ada yang tau pasti mengenai sejarah awal dibuatnya Lingga Yoni tersebut namun diperkirakan dulunya digunakan sebagai tempat peristirahatan Danghyang Nirartha pada sekitar Tahun 1489 M yang di duga sebelum ke Sumbawa, beliau melakukan Samadhi ditempat ini. Sebelum ditemukannya batu berbentuk Lingga Yoni, dulunya pura ini dinamai Pura Pancoran, karena terdapat banyak pancuran air pada tempat ini. Pembanguna pura pertama kali dilakukan pada tahun 1977 yang hanya terdiri dari tiga baangunan yaitu; Padmasana, Pelinggih Gangga, dan Pelinggih Bathara Bagus Balian. Kemudian seiring berjalannya waktu pada tahun 2001 diadakan pembentukkan krama pura yang diketuai oleh I Komang Wenten. Pengurus Pura ini beranggotakan 80 orang dari 3 banjar. Pada bulan Desember 2014 pura ini mendapat suntikkan dana sebesar 50 juta rupiah yang digunakan untuk renovasi. Melalui wawancara dengan ketua Krama Pura, I Komang Wenten pada tanggal 24 Oktober 2018, diketahui bahwa awal mula ditemukannya batu berbentuk lingga pada saat penggalian tanah disekitar Padmasana. Saat itu ditemukan sebuah batu besar berbentuk linjong dan lancip dibagian bawahnya. Masyarakat pada awalnya tidak mengira bahwa batu tersebut adalah sebuah Lingga, sampai kemuadian salah satu pemangku adat menyarankan masyarakat menggali lagi di sekitar lokasi penemuan pertama tersebut, dan



ternyata sekitar 3 meter dari ditemukannya Lingga terdapat sebuah batu besar yang di duga adalah Yoni. Informasi ditemukannya batu yang di duga Lingga Yoni tersebut menggemparkan warga, kemudian dengan dibantu beberapa praktisi, Lingga tersebut di perbaiki dan disatukan dengan Yoni yang sebelumnya sudah ditemukan. Lingga Yoni tersebut di pasupati pada sasih purnama karo. Setelah itu ada puluhan hingga ratusan pemedek datang tiap minggunya ke Pura tersebut yang berasal dari dalam dan luar pulau Lombok. Vibrasi yang luar biasa mengantarkan ratusan penekun spiritual tersebut untuk bersamadhi di Pura Siwa Gangga hingga kini. Pernyataan ini juga di perkuat oleh keterangan Pemangku I Ketut Wartana yang menyaksikan langsung penuturan dari orang-orang yang bersamadhi di Pura tersebut. Banyak pula yang mengalami kejadiankejadian mistis setelahnya.



2.2 Fungsi dan makna keberadaan Lingga Yoni di Pura Siwa Gangga Dikutip dari situs http://phdi.or.id , Lingga dan Yoni adalah jalur energi Ilahi di tubuh manusia dan di alam semesta. Penyatuan Lingga dan Yoni melahirkan sesuatu yang baru, yaitu penciptaan. Perpaduan lingga dan yoni tersebut melambangkan penciptaan dunia dan kesuburan. Tanpa penyatuan tak ada generasi yang berkelanjutan. Lingga menyerupai alat kelamin laki-laki karena bentuknya seperti Phallus lambang kesuburan pada masa Tradisi Megalithik, dan dalam perkembangan Hindu merupakan simbol dari Dewa Siwa. Yoni menyerupai vagina alat kelamin dari wanita, yang merupakan lambang kesuburan pada masa prasejarah. Pada masa perkembangan Hindu Yoni merupakan simbol dari Dewi Parvati istri dari Dewa Siwa. Yoni adalah tumpuan bagi lingga atau arca. Bersatunya Lingga dan Yoni adalah pertemuan antara



laki-laki (Purusa) dan wanita (Pradhana) yang merupakan lambang kesuburan, sehingga muncul kehidupan baru (kelahiran). Oleh sebab itu pemujaan akan lingga dan yoni yang merupakan bersatunya Dewa Siwa dan Dewi Parvati adalah suatu berkah bagi masyarakat masa lampau, sehingga biasanya lingga-yoni ini diletakkan di wilayah pertanian atau pemujaan para petani kala itu. Dalam kebudayaan Hindu, seks juga disimbolkan dengan lingga-yoni. Itulah lambang reproduksi lelaki dan perempuan (phallus dan vagina). Kamus Jawa KunaIndonesia mendefinisikan "lingga (skt) tanda, ciri, isyarat, sifat khas, bukti keterangan, petunjuk; lingga, lambang kemaluan lelaki (terutama lingga Siwa dibentuk tiang batu), patung dewa, titik tugu pemujaan, titik pusat, pusat poros, sumbu". Adapun "yoni (skt) rahim, tempat lahir, asal Brahmana, Daitya, dewa, garbha, padma, naga, raksasa, sarwa, sarwa batha, sudra, siwa, widyadhara, dan ayonia (Zoetmulder, 1994 : 601, 1494). Lingga, dalam mitologi Hindu, adalah alat kelamin pria (phallus), lambang Siwa sebagai dewa semesta, kebalikan dan yoni adalah alat kelamin perempuan sebagai Tara atau timbalan dan linggam merupakan lambang shakti atau prakrti yang dijabarkan dalam bentuk unsur kewanitaan " (Van Hove, 1990 : 2.020, 3.993). Berdasarkan penuturan dari Pemangku I Ketut Wartana pada wawancara tanggal 25 Oktober 2018, dulunya di kalangan masyarakat Dusun Awang Madya sempat muncul pertanyaan apakah setelah perubahan nama pura menjadi Pura Siwa Gangga dan di pasupatinya Lingga Yoni di dalamnya akan merubah tatanan upacara masyarakat dari sebelumnya. Namun, setelah mendapat pencerahan dari praktisi dan para sulinggih, tidak ada perubahan prosesi upacara dari sebelumnya, masyarakat tetap melaksanakan upacara



sesuai cara-cara yang dilakukan sebelumnya, hingga kini tidak ada perbedaan prosesi ritual keagamaan di Pura tersebut dengan pura-pura lain di Lombok secara umum. Berkaitan dengan keberadaan Lingga Yoni di tempat itu pada masa lalu, kemungkinan karena ditempat tersebut dulunya adalah daerah perkebunan yang terdapat banyak sumber mata air. Sebagaimana diketahui bahwa pemujaan akan Lingga dan Yoni yang merupakan bersatunya Dewa Siwa dan Dewi Parvati adalah suatu berkah bagi masyarakat masa lampau, sehingga biasanya lingga-yoni ini diletakkan di wilayah pertanian atau pemujaan para petani kala itu. Diperkuat lagi adanya pura beji yang terdapat sekitar 100 meter dibawah pura siwa gangga, di pura tersebut masih terdapat sumber mata air, yang digunakan untuk penglukatan atau pembersihan. Uniknya sumber mat air ini berwarna putih hamper menyerupai susu. Biasanya sebelum menghaturkan puja di Pura Siwa Gangga, sebaiknya melakukan pembersihan dulu dengan sembahyang di Pura Beji. Pura ini memiliki nuansa mistis yang luar biasa, menurut penuturan warga sekitar dan pemangku adat, pembangunan Pura Beji sempat terhenti karena para pekerja tidak berani melanjutkannya. Patung Dewa Ganesha yang terdapat di Pura terlihat kurang berbentuk seperti aslinya karena belum selesai dibuat. Hingga kini karma pura tidak melanjutkan lagi pengerjaannya. Keunikan dari Pura Siwa Gangga dan Pura Beiji adalah air berwarna putih, posisi patung yang tidak masuk akal dipura beiji tetapi tetap pada posisinya dan tidak jatuh, adanya air pancoran yang berwarna putih, pura tidak terkena dampak gempa bumi pada saat musibah gempa bumi yang menimpa Lombok Barat.



BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dan pembahasan data yang telah diperoleh mengenai fenomena keberadaan Lingga Yoni di Pura Siwa Gangga Pancoran dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Asal-usul dan cerita mistis dibalik ditemukannya Lingga Yoni yang berada di Pura Siwa Gangga Pancoran bukan serta merta adalah sebuah sensasi belaka. Ada sejarah panjang di dalamnya yang berkaitan dengan perjalanan spiritual Danghyang Nirartha di pulau Lombok. Tidak ada yang tau pasti sejarah awal dibuatnya Lingga Yoni tersebut di masa itu, karena tidak adanya teks dan saksi sejarah di daerah tersebut. 2. Keberadaan Lingga Yoni di tempat itu pada masa lalu, kemungkinan karena ditempat tersebut dulunya adalah daerah perkebunan yang terdapat banyak sumber mata air. Sebagaimana diketahui bahwa pemujaan akan Lingga dan Yoni yang merupakan bersatunya Dewa Siwa dan Dewi Parvati adalah suatu berkah bagi masyarakat masa lampau, sehingga biasanya lingga-yoni ini diletakkan di wilayah pertanian atau pemujaan para petani kala itu. 3.2 Saran Peneliti berharap melalui penelitian sederhana ini muncul lagi lebih banyak penelitian yang lengkap mengenai sejarah Pura Siwa Gangga selanjutnya. Dan lebih banyak lagi penelitian mengenai tempat-tempat suci Hindu di Pulau Lombok.



REFERENSI PJ Zoetmulder, SC Robson, 1994. Manunggaling Kawula Gusti. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Van Hove, 1990, Ensiklopedia Indonesia Ikhtisar Baru Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Anonim, 2018. Lingga Yoni. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018 pada situs http://phdi.or.id/artikel/lingga-yoni



LAMPIRAN-LAMPIRAN



(Pura Siwa Gangga)



(Pura Beji)



(Wawancara Dengan Pengurus)