Sinar Tani 3902 Full [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Edisi 14 - 20 Juli 2021 No.



TA B LO I D



3902 Tahun LI



PE R TA NIA N INDONE S IA BA RU Hotline/SMS : 087881605773



e-mail : [email protected]



Upgrade Skill



Stevia, dari Minahasa untuk Dunia



Info Berlangganan SMS/WA : 0813 1757 5066



12



www.tabloidsinartani.com



Barto Tularkan Virus Kopi ke Milenial Pegunungan Arfak



Sejuta Penyuluh dan Petani



4



Scan to visit our website :



Terbit setiap hari rabu



Hal.



6



Asuransi Pertanian Jamin Rasa Aman Petani saat Iklim Tak Nyaman Dapatkan E-paper Tabloid Sinar Tani di myedisi | www.myedisi/sinartani



2 MENTAN MENYAPA



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



E D I T O R I A L



Pelatihan dan Pendidikan Penyuluh



K Doa Bersama



untuk Pertanian Indonesia



M



enteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengikuti Doa Bersama untuk Negeri yang diikuti pegawai Kementerian Pertanian se-Indonesia secara daring dari kediamannya di Makassar, Kamis (8/7). Dalam acara tersebut, SYL berpesan sebagai berikut: Doa bersama ini adalah cara manusia untuk memohon ampun atas semua dosa yang pernah dilakukan. Berdoa adalah cara manusia mengingat siapa dirinya dan dari mana asalnya. Karena itu, doa juga sebagai kekuatan bersama agar bangsa ini bisa lepas dari pandemi covid 19. Kita berdoa agar semuanya bisa lepas dari Covid dan kembali beraktivitas dengan baik. Ingat, Indonesia adalah negara besar dengan 270 juta penduduk. Oleh karena itu kita berdoa agar petani kita tetap bekerja supaya mampu menghadirkan makanan di tengah meja kita. Saya mengingatkan bahwa pandemi ini butuh penyelesaian multidisiplin yang sangat kompkleks, membutuhkan pendekatan ekonomi, hukum, keamanan, dan bagaimana kebutuhan pangan bisa seiring sejalan. Karena itu, semua bisa berperan dalam memutus rantai penyebaran. Ia mencontohkan mulai dari hal mudah, yang setiap orang bisa lakukan yaitu dengan mematuhi aturan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan melakukan kegiatan dengan asupan yang sehat. Jangan pernah lupakan rasa syukur sehat. Syukuri kalau kau masih punya anak anak yang sehat. Karena ada banyak Rahmat Tuhan yang harus kita manfaatkan. Dibalik semua kesulitan dan musibah, Allah menjanjikan ada hikmah yang bisa kita petik. Berkat doa dan dzikir yang selalu terucap ikhlas, maka sektor pertanian selalu tumbuh disaat sektor lainya mengalami kontraksi. Sektor pertanian selalu menyediakan lapangan kerja disaat sektor lainya melakukan PHK. Jadi sekali lagi, zikir dan doa itu sangat penting bagi kita semua karena kita bisa mencapai prestasi sampai sebanyak ini berkat Allah yang menuntun kita. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan PDB sektor pertanian tahun 2020 yakni masa pandemi Covid 19 hanya sektor pertanian yang mengalami kenaikan signifikan, yakni 16,4 persen. Ekspor juga naik 15,79 persen dengan nilai Rp 451,77 triliun di 2020 dan ekspor tahun 2021 ini di triwulan I saja telah menyumbang 39,99 persen setara dengan Rp 200 triliun. Ini kinerja nasional dan saya berharap semua provinsi khususnya Sulawesi Selatan bisa melakukan kenaikan pertumbuhan ekonomi seperti ini. Ketersediaan pangan harus selalu tersedia, sebab hanya dengan pertanian kita bisa maju. Tidak ada kata mundur, pertanian harus maju terus. **



Bagi yang ingin menyampaikan pertanyaan kepada Menteri Pertanian bisa melalui SMS ke : 087881605773 atau email ke : [email protected]. Jangan lupa sertakan nama dan alamat anda



eputusan Menteri Pertanian SYL untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada penyuluh pertanian dan petani adalah sangat strategis. Sudah sangat lama pelatihan dan peningkatan pengetahuan para penyuluh tidak mendapat prioritas. Tidak jelas, apakah karena anggaran terbatas atau tergeser oleh program lain yang dianggap lebih penting. Sejak penyuluhan diserahkan menjadi kewenangan daerah, pembinaan pasukan yang maha penting ini memang menjadi tidak terfokus, bahkan banyak SDM penyuluh yang baik dan terlatih telah menyebar ke berbagai aktivitas yang bukan bidangnya. Sementara itu, perekrutan penyuluh THL dalam jumlah yang cukup besar tidak mendapatkan dukungan dana yang cukup. Akibatnya pembekalan pengetahuan penyuluh baru tidak memadai, pelatihan tersendat dan aktivitas di lapangan terkendala. Penyuluhan pertanian lahir dari institusi pendidikan dan pengetahuan. Pengetahuan dan keterampilan adalah amunisi terbaik bagi penyuluh untuk memberikan bimbingan kepada petani. Maka pendidikan dan pelatihan rutin bagi mereka adalah saatnya mengisi baterai agar mereka tetap berperan maksimal dalam memberi pengetahuan baru kepada petani binaannya. Perubahan yang dihadapi petani juga terus terjadi, bukan hanya dalam perkembangan teknologi, tetapi juga kondisi-sosial ekonomi dan bahkan kondisi agroekosistem yang memerlukan tindakan penyesuaian. Perubahan iklim, sumberdaya alam, air, lahan, hama/ penyakit sedang terjadi, dan ini harus terus diantisipasi dan diinformasikan kepada petani. Di tengah itu semua teknologi pertanian terus berkembang. Penggunaan mekanisasi sudah melangkah ke penggunaan teknologi digital dan otomasi. Porsinya masih kecil tetapi berkembang dengan cepat karena dipicu oleh tantangan lain seperti semakin kurangnya ketersediaan tenaga kerja, perlunya kecepatan dalam merespon pasar, meningkatnya biaya produksi dan semakin tajamnya persaingan. Semua itu merupakan persoalan dan pengetahuan baru yang harus segera dikuasai oleh petani melalui para penyuluh. Itulah pentingnya pendidikan dan pelatihan penyuluh secara rutin. Tidak kurang juga metoda penyuluhan mengalami perkembangan yang mungkin berbeda antar daerah. Keberhasilan masa lalu bisa saja menjadi usang dan bahkan bisa jadi masalah pada masa yang akan datang. Semua itu memberi pelajaran bahwa belajar tidak boleh berhenti, apalagi bagi mereka yang harus memberi pelajaran kepada yang lain.



Saung Tani



Bung Kontak



Hadapi era VUCA, Kementan latih 1 juta penyuluh dan petani. - Siap-siap jangan ketinggalan ‘kereta’. Mentan SYL tegaskan tak ada impor beras dan PPN Sembako. - Impor dan PPN bikin susah petani. Bulog siapkan bansos beras saat PPKM darurat. - Rakyat menunggu di rumah pak.



Pemimpin Umum / Penanggung Jawab : Dr. Ir. Memed Gunawan; Pemimpin Redaksi : Yulianto; Pemimpin Perusahaan : Ir. Mulyono Machmur, MS; Redaktur Pelaksana : Yulianto; Redaktur : Gesha Yuliani, S.Pi; Staff Redaksi : Julian Ahmad; Nattasya; Iqbal; Indri Hapsari, S. Sos; Ir. Ika Rahayu, Echa; Layoutman : Budi Putra Kharisma, Suhendra; Korektor/Setter: Rori, Hamdan; Sekretariat Redaksi: Hamdani; Pengembangan Bisnis : Haryanto, S.Sos (Manajer), Iqbal Husein, SE; Indri; Ika; Echa Sinaga, Keuangan: Katijo, SE (Manajer); Ahmad Asrori; Sekretariat Perusahaan : Suparjan; Jamhari; Awan Distribusi: Saptyan Edi Kurniawan, S.AP; Dani; Jamhari Penerbit: PT. Duta Karya Swasta; Komisaris Utama: Soedjai Kartasasmita; Komisaris: DR. Ir. A. H. Rahadian, M.Si; Ir. Achmad Saubari Prasodjo Direktur Utama: DR. Ir. Memed Gunawan; Direktur: Ir. Mulyono Machmur, MS Alamat Redaksi dan Pemasaran / Iklan: Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta 12550, Telp. (021) 7812162-63, 7817544 Fax: (021) 7818205 Email: [email protected]; Izin Terbit No. 208/SK/Menpen/SIUPP/B.2/1986; Anggota SPS No. 58/1970/11B/2002; Izin Cetak: Laksus Pangkopkamtibda Jaya No. Kep. 023/PK/IC/7; Desain Cover: Budi Putra K Cover: Suhendra Desain Harga: Foto Cover: Dok. Sinar FotoTani Cover: Dok. Sinar TaniRp. 13.500 per edisi; Tarif Iklan:FC Rp. 8000/mmk, BW Rp. 7.000/mmk; Pembayaran: Bank Mandiri Cab. Ragunan No. 127.00096.016.413, BNI’46 Cab. Dukuh Bawah Jakarta No. 14471522, Bank Agro Kantor Pusat No. 01.00457.503.1.9 a/n Surat Kabar Sinar Tani. Bank BRI Cabang Pasar Minggu: a/n PT. Duta Karya Swasta No. 0339.01.000419.30.1; ISSN: 0852-8586; Percetakan: PT. Aliansi Temprina Nyata Grafika



Informasi Sinar Tani dapat diakses melalui: www.tabloidsinartani.com



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



Permentan Nomor 40 Tahun 2020



Memperkuat Penyuluhan di Kawasan Kelapa Sawit



I



ndonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, yang memiliki peran penting dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yaitu untuk mencegah kelaparan melalui pencapaian ketahanan pangan dan gizi masyarakat serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Terkait hal tersebut maka peran pekebun di kawasan kelapa sawit menjadi penting. Namun disisi lain, fakta menunjukkan pekebun masih terbatas kapasitasnya , sehingga perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan kapasitas. Untuk itu perlu dukungan sistem penyuluhan yang efektif dan efisien. Sejauh ini pemerintah memiliki keterbatasan dalam pemenuhan tenaga penyuluh pertanian ASN, karenanya Kementerian Pertanian menumbuhkembangkan penyuluh pertanian swadaya yang nota bene adalah pekebun maju atau penyuluh swasta sebagai penyuluh pendamping. Terbitnya Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 40/ Kpts/ Sm.200/I/Ll/2020 tentang



Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta di Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit Berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani, menjadi angin segar bagi para pekebun.



Innaalillaahi wainnaa ilaihi roojiun. Keluarga besar Tabloid Sinar Tani turut berduka cita atas wafatnya Direktur Perlindungan Tanaman, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Bpk. Edy Purnawan, semoga almarhum diampuni segala salah dan khilafnya, diterima amal ibadahnya dan ditempatkan di Syurganya Allah SWT. Aamiin yra. (Redaksi Sinar Tani)



Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Ikut mendoakan semoga Almarhum, Bpk Edy Purnawan husnul khotimah dan mendapatkan tempat yang layak di sisi Allahu subhanna wattaala .... aamiin yaa rabbal alamiin. (Edi Marsudi)



Penumbuhan Penyuluh Swadaya Dengan terbitnya Permentan No.40 Tahun 2020, penumbuhan dan pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya/ Swasta melibatkan Dinas provinsi, Kabupaten/Kota, PERHIPTANI dan Balai Penyuluhan Pertanian dan harus memenuhi sejumlah persyaratan umum dan khusus. Persyaratan Umum bagi calon Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta di kawasan Kelapa Sawit sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 28/Kpts/ SM.200/I/ 07/2020 tentang Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta. Sedangkan persyaratan khususnya ditetapkan tersendiri Upaya peningkatan kompetensi dan kapasitas para Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta dapat dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan



Semoga almarhum Bpk. Edy Purnawan diampuni segala dosannya, di terima amal ibadahnya dan Khusnul



MIMBAR PENYULUHAN 3 bersama pemerintah dan pemerintah daerah. Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta melalui: 1. pembekalan ten tang dasar penyuluhan, teknis budi daya, pemasaran, kepemimpinan, manajemen, dan kewirausahaan; 2. seminar atau workshop tentang perkebunan kelapa sawit (budi daya, pemasaran, manajemen, kewirausahaan, dan lain sebagainya); 3. magang, studi banding atau pameran; dan/ atau 4. uji kompetensi dan sertifikasi profesi. Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta yang telah mengikuti pelatihan dan dinyatakan lulus, diberikan sertifikat pelatihan dan selanjutnya dibina dan dilakukan pengawasan oleh pemerintah sesuai jenjangnya serta oleh Perhiptani terkait kode etik dan profesi. Berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Kegiatan penumbuhan dan pengembangan penyuluh pertanian Swadaya dan Swasta di kawasan Kelapa Sawit, harus berbasis KEP. Kebijakan ini pada dasarnya diarahkan untuk peningkatan kapasitas petani agar lebih berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan mampu berorganisasi bisnis. Dalam mengembangkan KEP yang berbentuk Koperasi atau badan usaha lain milik petani, Penyuluh Pertanian Swadaya/ Swasta berkewajiban untuk mempunyai pekebun binaan yang progresif yang nantinya mampu menjadi Penyuluh Pertanian Swadaya. Upaya menumbuhkan usaha agribisnis kelapa sawit agar berjalan



Khotimah, semoga keluarga yang di tinggalkan di beri ketabahan dan kesabaran, Aamiin... 99x yaa Alloh robbal'alamiin... (Ali Sule) Sahabatku, jangan pernah memberikan WhatsApp code yang anda terima di SMS Nomor anda kepada siapa pun dan untuk kepentingan apapun. Karena jika itu anda lakukan maka orang tersebut akan mengambil alih number WhatsApp anda, dan



secara efektif dan efisien dapat dilakukan rnelalui penyuluhan dan pendampingan penyuluh melalui kegiatan KEP yang dibinanya bekerja sama dengan Perkebunan Besar Nasional (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang mempunyai petani plasma dan/ atau pekebun swadaya yang menjadi mitranya. Dukungan dan Pembinaan Pemerintah Prinsipnya, penumbuhan dan pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya/Swasta di kawasan perkebunan sawit bersifat mandiri, tidak membebankan anggaran pemerintah, namun demikian dukungan stake holder terkait tetap diperlukan termasuk dalam penetapannya. Data Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta yang lulus seleksi dikirim oleh BPP ke dinas yang menangani urusan pertanian/ perkebunan untuk ditetapkan dengan keputusan bupati/ walikota. Selanjutnya pembinaan dilaksanakan dinas yang menangani perkebunan/ pertanian bersama Perhiptani serta BPP, dan disupervisi secara berjenjang oleh penyuluh pusat, penyuluh provinsi dan penyuluh kabupaten/ kota. Insentif dan biaya operasional Penyuluh Pertanian Swadaya ditanggung oleh KEP sedangkan Penyuluh Pertanian Swasta oleh PBN/PBS dengan memperhitungkan kinerja dari masing-masing penyuluh. Dinas Koperasi di kabupaten/ kota dan melalui penyuluh Koperasi, baik yang ada di provinsi maupun kabupaten/kota melakukan pembinaan intensif terhadap manajemen KEP. Sementara teknologi yang spesifik lokasi dan up-date dapat disediakan oleh Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) secara on-line Cyber Extention, maupun offline. nSri Puji Rahayu-Penyuluh



mereka akan menggunakan untuk sesuatu yang tidak diinginkan, Waspada lah! Tetap Semangat Insya Allah we can, gunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak . Karindo LED for Indonesia. (Hamzah Junaid) Assalamaualaikum bapak ibu ada tentang produksi vco dan gula aren serbuk nggak ya kalau ada boleh tolong japri saya. (0811.9999.395)



4



PERKEBUNAN



Stevia



dari Minahasa untuk Dunia



Pemerintah terus mendorong berdirinya korporasi petani di berbagai daerah. Dengan korporasi akan meningkatkan nilai tambah, daya saing, mengembangkan produk turunan dan meningkatkan kesejahteraan petani.



S



ejalan dengan itu, awal Juni lalu bertempat di Kebun Stevia PT. Bejana Kasih Sempurna (BKS), Pacuan, Desa Tountimomor, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara diluncurkan pengembangan stevia pertama di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Secara simboliskan dilakukan panen perdana dan penandatanganan kesepakatan kerjasama (MoU) kemitraan pengembangan budidaya stevia antara Stevia Farms Co,.Ltd dan PT. Bejana Kasih Sempurna (PT. BKS). Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (Direktorat PPH Perkebunan) sebagai saksi. Acara ini dihadiri Kepala Dinas Perkebunan Sulawesi Utara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa, Kepala Karantina Pertanian Sulawesi Utara, Koordinator Pemasaran Hasil dan Subkoordinator Pemasaran Internasional, Direktorat PPHBUN, Kepala Balai Benih Perkebunan Sulawesi Utara, Camat Kakas Barat, Kum Tua Tountimomor, Direktur PT Sahabat Mitra Strategis selaku konsultan, serta instansi terkait lainnya. Chief Executive Officer PT. BKS, Oktavianus Minanga manyampaikan rasa terima kasih kepada Direktorat PPH Perkebunan,



Dinas Perkebunan Sulawesi Utara, Kepala Balai Karantina Sulawesi Utara dan instansi terkait lainnya atas kontribusi dan peran serta masing-masing hingga terlaksananya kegiatan ini. ”Kami mengakui bahwa terdapat proses-proses yang harus kami lalui atas kerjasama investasi dari perusahaan stevia asal Korea Selatan hingga kini kami bisa panen perdana secara simbolis dan penandatanganan MoU,” katanya, beberapa waktu lalu. Bahkan, lanjut Oktavianus, seluruh perijinan terkait pengembangan stevia di Indonesia sudah dimiliki PT BKS. Antara lain, Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia terkait ijin pemasukan benih stevia dari Stevia Farms.co.Ltd, ijin produsen benih stevia dari Dinas Perkebunan Provinsi Sulut, Pusat Perlindungan Tanaman dan Perizinan Pertanian serta Kepala Badan Karantina Pertanian. Oktavianus mengatakan, penanaman stevia dilakukan di lahan 7 ha dengan benih Yun Nong stevia berasal dari Stevia Farms. co.Ltd Korea. Dalam budidaya, pihaknya melibatkan masyarakat petani di sekitar kebun dengan sistem kontrak penanaman. Nantinya hasil panen stevia akan di ekspor ke Korea Selatan sebagai bahan pangan dan farmasi “Jika tidak ada halangan, sekitar September atau Oktober, kami akan melakukan ekspor perdana ke Korea



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



Selatan melalui Pelabuhan Bitung,” katanya seraya menambahkan, PT. BKS juga akan menginvestasikan 34 juta dollar AS untuk membangun pabrik atau industri pengolahan stevia di Indonesia. Vice President Stevia Farms Co. Ltd, Mr. Kwang Surk, Yoo mengaku bangga atas terlaksananya budidaya tanaman stevia ini di Indonesia, khususnya Kabupaten Minahasa. Dari hasil survei di beberapa negara di Kawasan Asia, ternyata hanya di Indonesia yang paling cocok dan optimal untuk pengembangan stevia ini. Menurutnya, kebutuhan stevia dunia kurang lebih 1.200 ton/bulan dan sekitar 200 ton diserap industri pangan dan farmasi Korea Selatan, sementara sisanya untuk kebutuhan negara-negara lain yang harus disupply Stevia Farms dengan branding New Stevia. “Untuk produk stevia dari Indonesia mempunyai kode international product di korea dengan nama New Stevia Yun Yan,” ujarnya. Normansyah H Syahruddin, Koordinator Pemasaran Hasil, Direktorat PPH Perkebunan mengatakan, kegiatan budidaya stevia ini merupakan bagian dari program strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, khususnya sebagai



kebutuhan gula dalam negeri yang terus meningkat, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sehingga Indonesia banyak melakukan impor. Adanya diversifikasi sumber pemanis selain gula kristal putih (GKP dan Gula Merah), Dedi berharap dapat mengurangi beban impor, sehingga mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada pemanis, terutama untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Dedi mengakui, kendala utama dalam pengembangan tanaman stevia di Indonesia, salah satunya penyediaan varietas unggul masih terbatas. Karena itu ke depan perlu didukung teknik perbanyakan bahan tanaman bermutu dan efisien secara masal, serta teknologi budidaya. Kerjasama kemitraan petani dengan Stevia Farms di Minahasa diharapkan dapat mengatasi hal tersebut, sehingga meningkatkan produktivitas dan mutu produk. Selain itu belum terbentuknya rantai pasar yang jelas dan konektivitas antara permintaan dan penawaran, sehingga petani belum tertarik untuk menanam stevia pada skala luas. “Dalam kerjasama dengan



tanaman substitusi tanaman tebu yang saat ini cukup banyak tantangan dalam pengembangan dan ketersediaannya. Dengan Slogan “Manis Sehat tanpa Gula” PT. BKS mengajak petani untuk menanam stevia sebagai sumbangsih bagi pembangunan Indonesia dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat.



petani, seluruh hasil budidaya stevia dengan bibit unggul yang berasal PT. BKS. Bahkan perusahaan tersebut menjamin seluruh hasilnya akan dibeli dengan harga yang sudah ditentukan diawal dan dituangkan dalam kontrak dengan petani yang menanam,” katanya. Dalam kerjasama itu, nantinya daun stevia yang dihasilkan dari lahan petani dikeringkan terlebih dahulu, baru dijual sebagai daun stevia kering. Ke depan, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan tanaman stevia, khususnya kebijakan pencapaian swasembada gula konsumsi non tebu. Termasuk mendorong terbangunnya korporasi petani, kemitraan usaha dan kemudahan investasi bagi pengembang tanaman stevia. Sekaligus membangun instalasi pabrik pengolahannya hingga menjadi produk akhir yang siap dikonsumsi. nHumas Ditjen Perkebunan



Dukung Swasembada Pemanis Pengembangan stevia menjadi salah satu upaya mendukung swasembada pemanis. Karena itu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ir. Dedi Junaedi, M.Sc mengapresiasi jika ada perusahaan yang terlibat dalam kegiatan dan kemajuan budidaya stevia ini. Tanaman stevia saat ini menjadi salah satu tanaman prospektif, khususnya pemanis rendah kalori substitusi gula tebu. Diakui, produksi gula tebu dalam negeri tidak dapat memenuhi



AGRISARANA 5



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



DENGAN HI-TECH,



Alat mesin berteknologi itu sedang diturunkan dari kendaraan pengangkut. Warsianto (39) operator alat pemanen padi berteknologi tinggi itu mengendarainya, menurunkannya dan membawanya memasuki areal persawahan.



D



engan cepat combine harvester (alat pemanen padi) itu melahap tanaman padi di sawah yang terletak di Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alat tersebut adalah milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sutrisno (55) Ketua Gapoktan Tani Makmur mengatakan alat mesin pertanian (alsintan) Combine Harvester merk Lovol Gatra ini pada tahun 2019 itu diperoleh



Selanjutnya jelas Warsianto ia melihat pisau sekrow yang digunakan untuk mengangkat padi. Kalau ada kendala baru diganti,” tambahnya. Alat combine Lovol Gatra ini bekerja dengan memisau (memotong) tanaman padi, lalu digulung, naik ke atas ke tabung, baru dijaring dan masuk ke karung. “Gabah dari hasil combine Gatra dijamin bersih,” kata Warsianto. Usai menggunakan combine ini, Warsianto mengatakan hidrolisnya dicuci bersih, lalu bagian-bagian tertentu seperti rantai dan pisau, dibasahi dengan oli dan solar agar



Combine Harvester Gatra di persawahan padi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur



dari bantuan yang disalurkan Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian Ngawi, Jawa Timur. “Konsumsi bahan bakar combine Gatra lebih irit. Mesin Gatra ini mengkonsumsi solar 30-35 liter per ha, sementara merk lain konsumsi solarnya 40 liter per ha,” kata Warsianto (39) operator combine Lovol Gatra milik Gapoktan Tani Makmur. Warsianto sudah satu setengah tahun menjadi operator Combine Harvester. Sebelumnya, ia menjadi pendamping operator. Combine ini lanjutnya mudah perawatannya dan kuat. “Sebelum jalan memanen padi, kami cek mesinnya, lihat radiator dan olinya. Olinya encer apa kental. Kalau kental tidak boleh dijalankan, harus diganti olinya terlebih dulu,” tuturnya.



tidak berkarat. Selanjutnya alat ini dimasukkan ke gudang. Sutrisno mengatakan kunci sukses dalam mengoperasionalkan dan merawat combine harvester adalah di operatornya. “Operatornya bisa memilih lahan lahan tertentu. Bisa merawat combine-nya dan kalau mau panen sudah diservice semua,” tambah Sutrisno. PT Garda Nusantara Sejahtera yang memproduksi combine harvester yang sedang dikembangkan menuju pertanian



4.0, jelas Sutrisno melatih para operator combine harvesternya. “Sehingga operator kami bisa mengoperasionalkan dan merawatnya,” tambahnya. Lebih Cepat dan Efisien Combine yang dikelola Gapoktan Tani Mukmur disewakan untuk anggota gapoktan dan non anggota. Bahkan combine ini sudah banyak disewa untuk memanen padi petani di Kabupaten Ngawi dan kabupaten lain di Jawa Timur. Ketua Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Gapoktan Tani Makmur Teguh Wiyanto mengungkapkan untuk mendapatkan order pemanenan padi, UPJA-nya rajin melakukan promosi dan menawarkan jasa dari satu petani ke petani lain dan ke poktan atau gapoktan. “Ada juga yang datang. Kalau musim kemarau banyak petani yang nyari penyewaan combine harvester.” Pada saat musim kemarau lanjutnya biasanya combine harvester banyak datang di Ngawi dan Jawa Timur dari berbagai daerah. “Sehingga kita harus bersaing dalam harga sewa dan pelayanan,” tambahnya. Waktu yang digunakan untuk panen padi menggunakan alat ini bila musim kemarau hanya 2 jam per ha. “Namun bila musim penghujan bisa 4 jam per ha,” tambahnya. Bila menggunakan tenaga manusia panen diperlukan waktu hampir sehari dan biayanya mencapai Rp 1,5 juta per ha. Sementara sewa Combine harvester per ha berkisar di harga Rp 850 ribu – Rp 1 Juta. Satu alat combine yang dioperasikan UPJA yang dipimpin Teguh Wiyanto ini bila lagi musim panen bisa beroperasi sebulan penuh. “Minimal 21 hari. Tergantung luas panen, tanah dan



E-katalog Garda Nusantara Sejahtera



Panen Padi Lebih Cepat dan Efisien Combine Harvester Gatra



cuacanya.” Pembagian pendapatan dari opersional combine di UPJA ini terang Teguh Wiyanto adalah 40 persen untuk upah operator dan tenaga pendamping, 20 persen untuk operasional dan 40 persen untuk kas UPJA atau Gapoktan. Untuk perawatan dan perbaikan Lovol Gatra, bila perbaikan ringan diambilkan dari yang 20 persen untuk operasional. “Sedangkan untuk perbaikan yang sifatnya berat, seperti mengganti geer box diambil dari kas Gapoktan yang 40 persen.” Sutrisno Ketua Gapoktan Tani Makmur menambahkan bila panen padi di Ngawi sudah selesai, maka alat combinenya disewakan ke luar daerah, di antaranya ke Nganjuk, Jombang, Ponorogo, Madiun. “Hanya saja kalau alat ini dibawa keluar Ngawi, pendapatannya lebih kecil karena operasionalnya lebih besar, yakni nambah biaya transport dan makan pekerja. Namun kita nggak perlu cari lahan karena ikut tengkulak gabah,” tambahnya. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Jawa Timur Ir. Marsudi mengakui penggunaan combine harvester dan alat mesin pertanian lainnya di Kabupaten Ngawi telah berkontribusi dalam efisiensi biaya dan waktu pemanenan, bahkan dalam meningkatkan produksi padi melalui menurunkan angka kehilangan hasil. “Alhamdulillah Kabupaten Ngawi, produksi padinya bisa ditingkatkan menjadi no. 2 seJatim, tadinya nomor 5. Program peningkatan produksi padi di Kabupaten Ngawi adalah dengan melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP), penyediaan sarana prasarana termasuk penggunaan benih unggul, menggelontorkan pupuk organik, mencukupi ketersediaan air untuk mewujudkan IP 300, listrik masuk sawah, sumur summersible dan lain lain,” tambah Marsudi. nAhmad Soim



6 TANI SUKSES



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



Barto



Tularkan Virus Kopi ke Milenial Pegunungan Arfak Berada nun jauh dalam Pegunungan Arfak, Papua Barat, pemuda-pemudi milenialnya ternyata sudah tersentuh budidaya kopi. Penular ”virusnya” ternyata adalah calon alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari bernama Barto.



”T



ugas saya merangkul semua teman-teman di Pegunungan Arfak untuk terjun dalam dunia bisnis khususnya di pertanian dan perkebunan,” sebut Barto yang diamanahkan menjadi Koordinator Petani Milenial di kawasan Pegunungan Arfak. Beruntung Polbangtan Manokwari memiliki Barto, sebab dirinya mampu menjadi



pembuka lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang memang menjadi target dan potret lulusan Polbangtan Manokwari. Gelar Sarjana Pertanian Terapan memang tinggal selangkah lagi dimiliki Barto, dan setelah wisuda dirinya ingin mengembangkan pertanian di Pegunungan Arfak. “Saya dulu memang ingin sekolah Jurusan Pertanian Berkelanjutan jadi saya pulang dengan ilmu ini



PUPUK ORGANIK CAIR BIAYA HEMAT RLIPAT BE PANEN NDA GA TEKNOLOGI FERMENTASI BAHAN ORGANIK BERMANFAAT UNTUK:



 Memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia tanah.  Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi  Memfermentasikan bahan organik tanah dan mempercepat dekomposisi.  Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan.  Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.  Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik dalam tanah.  Meningkatkan Fixasi Nitrogen/Bintil akar.  Dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia dan pestisida.  Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman dan tanah.  Pembuatan pestisida organik  Pembuatan kompos bokashi.



Diproduksi dan Dipasarkan PT. SONGGOLANGIT PERSADA



L958/HAYATI/DEPTAN-PPVTPP/VIII/2011 Kadar Hara Pupuk C organik = 27,05 % ; pH = 3,90 ; N = 0,07 % ; P2O5 = 3,22 ppm; K2O = 7675,0 ppm; Ca = 1676,25; Mg = 597,0 ppm; B < 20 ppm; Cu < 0,01 ppm; Mn = 3,29 ppm; Fe = 5,54 ppm; Zn = 1,90 ppm; Mikroba: Lactobacillus =8,7 x 105 sel/ml; Pelarut Fosfat =7,5 x 106 sel/ml; Yeast/Khamir =8,5 x 106 sel/ml;



KANTOR PEMASARAN : JAKARTA & SUMATERA : Telp. (021) 78833766 & 78834091 Fax : (021) 78833766 E-mail : [email protected], [email protected] JAWA TENGAH : Telp & Fax : (0293) 326593 E-mail : [email protected] JAWA TIMUR : Telp & Fax : (031) 7405203 E-mail: [email protected] BALI : Telp & Fax : (0361) 8424066 E-mail : [email protected]



We b : w w w. e m 4 - i n d o n e s i a . c o m Email : [email protected]



ADVANCED TECHNOLOGY TOWARDS NATURE FARMING



untuk kembangkan di kampung,” ujarnya mengenang Barto melihat potensi perkebunan kopi sangat mungkin dikembangkan di Pegunungan Arfak. Apalagi kondisi tanah di Papua Barat yang membuat citarasa kopi berbeda daripada daerah lain dan layak untuk dijadikan buah tangan khas Papua Barat. Barto mengaku menggeluti budidaya kopi selama dua tahun



terakhir. ”Sudah muncul bunga dan buah. Sekarang ada semai tiga ribu pohon dan sebagian sudah tanam lagi,” rincinya. Kampung Udohotma, Distrik Sururey, Kabupaten Pegunungan Arfak menjadi lokasi dimana Barto melakukan budidaya tanaman kopi dan tanaman hortikultura lainnya. Tak banyak masyarakat yang menanam kopi di sana, namun Barto memiliki analisa pasar tersendiri. Banyaknya peminat, tingginya harga jual, serta didukung dengan kondisi Pegunungan Arfak yang sesuai untuk budidaya kopi, membuat Barto memantapkan diri untuk terus mengembangkan tanaman ini. Antusiasme warga sekitar juga menopang kegiatan usaha ini menjadi kekuatan yang tak ternilai harganya. Barto memulai dengan membuat green house hingga menyemai 3 ribu pohon kopi Arabika dari modal sendiri. Fokus pada pengembangan usaha, diimbangi dengan kegiatan penelitian menjadi kegiatan Barto selama ini. Lewat budidaya Kopi, Barto menjadi salah satu dari sekian juta petani milenial di Indonesia. Jika makin banyak Barto di tiap-tiap daerah, Program Kementerian Pertanian untuk mencetak 2,5 juta petani pengusaha milenial niscaya akan terwujudkan. n(Nsd/Gesha)



7



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



Upgrade Skill



Sejuta Penyuluh dan Petani



Maju, Mandiri dan Modern menjadi motto yang terus digaungkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Menghadapi era modernisasi yang serba digital, pelaku usaha memang harus mempersiapkan diri, tak terkecuali, penyuluh pertanian dan petani.



A



palagi kini muncul istilah era VUCA (era volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity). Era yang mana perubahan aspek sosial, ekonomi, dan politik berlangsung cepat, isu sulit diprediksi, gangguan kian kompleks, dan situasi makin tidak jelas. Kondisi objektif yang dihadapi saat ini yaitu terjadi perubahan yang sangat cepat dan menumbuhkan situasi dan kompleksitas permasalahan akibat disruption. Setidaknya ada yiga era, yaitu era disruption menghadapi industrial 4.0, era disruption menghadapi pandemi Covid-19 dan era disruption Digital Society. Semua kondisi ini menuntut kita harus beradaptasi, sehingga mengharuskan ada upaya mencari strategi baru untuk segera beradaptasi secara tepat, cepat dan tangkas. Jika jika tidak, maka kita akan ketinggalan jaman Menghadapi zaman yang penuh ketidakpastian karena segala sesuatu bergerak cepat akibat revolusi industri 4.0. Ditandai dengan artificial intelligent, internet of things, dan teknik robot. Disisi lain, pandemi Covid 19 yang menghantam segala sektor membuat penyelenggaraan pemerintahan menjadi lambat.



Menghadapi kondisi terkini, sektor pertanian pun harus bisa beradaptasi, termasuk mempersiapkan garda terdepan pembangunan pertanian penyuluh pertanian dan petani. Salah satu yang kini digarap Kementerian Pertanian adalah Pelatihan Penyuluh Pertanian dan Petani. Pencanangan dilakukan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat berada di Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. SYL melihat, pertanian akan tetap menjadi sektor penting di era modernisasi ini. Artinya pemanfaatan teknologi dan mekanisasi di bidang pertanian sudah tidak bisa dihindari. “Penggunaan teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, kualitas SDM sangat penting termasuk penggunaan mekanisasi,” kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu. Karena itu dirinya berharap Agriculture War Room (AWR) yang telah dibangun di gedung Kementerian Pertanian dapat mendukung pembangunan pertanian di segala aspek, mulai dari mempersiapkan SDM yang terlatih hingga penjualan hasil petani berbasis digital. “Kita harus hadirkan inovasi



untuk mendukung itu. Pertanian tidak boleh hanya teori, PPL harus pegang HP dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang bisa unggul. Kita seharusnya juga bisa seperti mereka,” tegasnya. Sebagai pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia, SYL juga menegaskan, kinerja pertanian ditentukan kerja penyuluh dan petani. Karena itu, dirinya mendorong BPPSDMP agar mampu memberikan pelatihan dan mencetak tenagatenaga terlatih untuk terus menggerakkan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern. 76 Persen dari Target Menteri Pertanian telah mencanangkan program pelatihan untuk penyuluh pertanian dan petani. Dengan pelatihan ini memang diharapkan, skill garda terdepan pembangunan pertanian itu bisa ter-upgrade dan siap menghadapi era yang kian modern dan penuh persaingan. Bagaimana program pelatihan tersebut? Ternyata, Kementerian Pertanian telah menetapkan target ada sebanyak 1,5 juta penyuluh dan petani yang menjadi bagian program tersebut. Jika 75 persen mengikuti, maka paling tidak ada 1 juta penyuluh dan petani yang mengikuti. Saat Focus Group Disscusion ”Upgrade Skill Penyuluh Pertanian dan Petani” yang digelar TABLOID SINAR TANI, Rabu (7/7), Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dr. Siti Munifah mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan keterampilan (upgrade skill) penyuluh dan petani. “Kementan punya keinginan transformasi pertanian subsisten ke pertanian berskala ekonomi. Dari pertanian konvensional ke pertanian modern. Jadi semuanya akan mengarah ke pertanian modern,” kata Siti Munifah. Salah satu programnya adalah pelatihan penyuluh dan petani dengan target 1,5 juta penyuluh dan petani. Data



petani di Pusluhtan ada sekitar 1.460.197 orang petani dan penyuluh sebanyak 39.803 orang, baik penyuluh PNS dan PPPK. “Ini belum termasuk penyuluh swadaya. Minimal 75 persen atau 1 juta petani dan penyuluh bisa dilatih,” harapnya. Indikator sukses program itu adalah sebanyak 75 persen petani yang diberikan penyuluhan sudah menerapkan teknologi baru sesuai dengan kearifan lokal (local wisdom) masing - masing. Indikator lainnya, kelembagaan petani bisa meningkat kapasitasnya dari poktan gapoktan, bahkan koperasi, sebanyak 19 persen per tahun. Sementara itu Kepala Pusat Pelatihan BPPSDMP, Dr. Leli Nuryati mengatakan, kegiatan pelatihan nantinya akan berbasis IT. Hal ini sejalan dengan apa yang diarahkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahwa pola lama harus mulai ditinggalkan, sehingga metode yang dilakukan tidak lagi terkendala dengan adanya Covid 19. “Dengan metode yang baru, apakah itu blended learning atau pun e-learning, maka cakupan dari peserta pelatihan akan semakin banyak,” katanya. Karena itu lanjut Leli, pelatihan bagi 1 juta penyuluh dan petani di Indonesia diharapkan bisa dilaksanakan pada Juli 2021 ini. Sementara itu Ketua Prodi S2 Pertanian, Universitas Padjajaran, Dr. Iwan Setaiwan mengatakan, dengan kondisi terkini penyuluh dituntut seperti superman. Bukan tidak bisa, tapi terlalu berat. Tugas penyuluh sebagai kolaborator berbagai pihak. “Siapa saja yang diikat oleh penyuluh? Mereka adalah berbagai pihak yang mendukung kegiatan di pedesaan. Memang tidak harus datang secara fisik, apalagi sekarang bisa melalui ruang maya,” tuturnya. Menurut Iwan, penyuluhan merupakan pemberdayaan masyarakat yang unfinished process. Jika masyarakat makin berdaya dan berkembang, maka tantangan makin besar. “Pemberdayaan masyarakat merupakan proses regenerasi. Jangan sampai siklus keberhasilan penyuluh mati dalam satu generasi. Penyuluh harus dapat menciptakan bagaimana regenerasi petani berjalan,” tuturnya. Apa yang diungkapkan Iwan memang menjadi sebuah tantangan bagi kita semua, termasuk PR regenerasi petani dan pelaku agribisnis. Bukan hanya PR Kementerian Pertanian, tapi juga PR pemerintah saat ini. nGsh/Echa/Yul



8



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



Karakter Baru Penyuluh dan Petani Di era yang semakin pesat namun tak pasti, penyuluh dan petani harus mengubah mindset (pola pikir) dan karakter yang baru. Karenanya, pelatihan bagi mereka dibutuhkan untuk upgrade skill menghadapi tantangan dan menguasai kemampuan seorang agropreneur.



F



enomena Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity kini memang dihadapi berbagai aspek kehidupan. Intinya, VUCA merupakan perubahan yang sangat cepat, turbulensi, turbulensi globalisasi, penuh dengan ketidakpastian, sangat ruwet dan membingungkan. ”Saat ini terjadi sebuah kondisi VUCA, Volatile, ketidak pastian (uncertainty), Complexity dan Ambiguity. Serba berubah dan tidak tentu, tidak berpola, dan multidimensi, ” ungkap Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Dr. Ir Siti Munifah, M.Si. Mengutip pernyataan Jack Ma, pendiri sekaligus Chairman Eksekutif dari Alibaba Group, Siti Munifah menegaskan pada masa depan, tidak hanya pada kompetensi dan knowledge, tapi juga kompetisi



kreativitas, imajinasi, pembelajaran, maupun berpikir out of the box untuk bisa mencapai cara yang luar biasa. Bersaing di Era VUCA Era 4.0 dan society 5.0, masyarakat sangat cerdas dan berbagai masalah dapat diselesaikan dengan bantuan teknologi, membuat fenomena VUCA ini semakin menakutkan. Di dunia pertanian, khususnya sumberdaya manusia sebagai aktor/ pelaku pertanian, kemampuan penyuluh dan petani menjadi penggerak utama. “Untuk mampu menghadapi tantangan VUCA ini, SDM Pertanian harus memiliki karakter VUCA lainnya yakni Vision, Understanding, Clarity dan Awareness,” katanya. Melansir pernyataan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB University), vision adalah sesuatu



yang hendak diwujudkan masa yang akan datang dan sesuatu yang layak diperjuangkan. “Sehingga penyuluh dan petani harus belajar berpikir lebih jauh ke depan, lebih adaptif, dan berkomitmen pada masa depan yang lebih baik,” ujar Munifah. Understanding, pemahaman akan perubahan dan hal-hal yang perlu disiapkan untuk menghadapinya perlu dipahami dengan baik dan benar. Caranya kata Munifah, dengan kolaborasi, pendekatan yang baik, serta fleksibilitas. Clarity, kemampuan seseorang melihat masa depan dengan jelas dan yakin yang tidak dilihat oleh lainnya. Sehingga penyuluh setidaknya memiliki skill complex, problem solving, komunikasi yang baik, kemampuan analisis data, dan kejernihan dalam berpikir. Agility ungkap Munifah, kelincahan menghadapi perubahan, menghadapi tuntutan konsumen/ pasar. Dengan demikian, membutuhkan karakter yang inovatif, mampu mengadvokasi serta skill technology centric (berbasis teknologi). Munifah mengungkapkan, di era VUCA ini, hampir 75 persen pekerjaan, termasuk pelaku di sektor pertanian melibatkan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet of things, dan pembelajaran sepanjang hayat. Adapun soft skills yang harus dikuasi adalah kreatif, fleksibel, dan adapatif memiliki kemampuan



komunikasi serta network yang baik. “Diperlukan juga peningkatan attitude yang baik pula dan siap menghadapi perubahan yang sudah terjadi,” ujar Munifah yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penyuluhan. Karenanya, menurut Munifah, transformasi kemampuan petani dan penyuluh untuk selalu upgrade skill sesuai perkembangan dan perubahan yang terjadi sangat dibutuhkan. Terutama, untuk menjadikan mereka tangguh dan kreatif di tengah perubahan. “Nah tantangan VUCA perlu disambut dan direspon melalui jalur proses belajar informal, formal dan non formal, termasuk bagi petani dan penyuluh,” ujarnya. Kuasai Teknologi Kesuksesan petani Indonesia dalam memasuki pertanian pada Era Industri 4.0, bisa terwujud apabila didukung peran penyuluh pertanian yang terbuka dengan perkembangan teknologi. Penyuluh pertanian pada masa kini dituntut mampu mengusai teknologi dan juga harus kompeten dibidang teknis, manajerial dan sosial kultur. Dengan kemampuan itu, Munifah berharap transfer teknologi dan fasilitasi kepada petani dengan lebih mudah dan lebih efisien. Seperti diketahui, penyuluhan menjadi pendidikan non formal yang bisa mengubah perilaku petani, baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk itu lanjutnya, penyuluhan pertanian perlu dititikberatkan pada berbagai inovasi baru, sehingga produktivitas lahan pertanian meningkat. Misalnya, pengenalan bibit unggul, alat pertanian modern dan teknik budidaya agar produk yang dihasilkan bisa berdaya saing. “Kita harapkan mereka dapat meningkatkan pendapatan yang artinya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,” ujarnya. nGsh/Yul



Penyuluh dan Petani yang Agropreneur



T



ak hanya aspek teknis, di era VUCA penyuluh bersama petani perlu berpikir menjadi agropreneur. Mengapa harus agropreneur? “Karena bisa menjadi langkah yang memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok untuk memperoleh atau memperbaiki taraf perekonomian,” Sekretaris BPPSDMP, Kementerian Pertanian, Dr. Siti Munifah. Dengan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan



bertindak inovatif, penyuluh bersama petani nantinya dapat menciptakan peluang. “Upgrade skill penyuluh dan petani bisa melalui diklat,” katanya. Karenanya, penyuluh harus cerdas dan kreatif mengembangkan potensi pertanian, mengatasi kendala dan tantangan serta mendukung pengembangan pertanian dari hulu ke hilir, menjadi dambaan petani. “Jadi penyuluh tidak hanya berfokus pada bagaimana cara meningkatkan produktivitas hasil tanaman padi, kesejahteraan petani pun men-



jadi perhatian tersendiri bagi penyuluh pertanian,” tuturnya. Untuk memenangkan persaingan di era VUCA ini, Siti Munifah menegaskan seluruh komponen bangsa harus bersatu. Tidak hanya Kementan, tapi juga kementerian dan lembaga lain, gubernur, bupati camat, BPP sampai kades dan PPPK dan petani. “Mereka inilah yang terlibat dalam pembangunan pertanian,” ujarnya. Begitu juga dengan peningkatan kompetensi penyuluh dan petani di Indonesia. Karenanya, Kementerian Pertanian menggulirkan Komando



Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di tingkat kecamatan dan perlu didukung oleh seluruh elemen bangsa. Kostratani memiliki lima peran, yaitu sebagai pusat pembelajaran, pusat data dan informasi, pusat konsultasi agribisnis, pusat pengembangan jejaring kemitraan, serta pusat gerakan pembangunan pertanian. “Kostratani adalah wujud gerakan pembangunan pertanian di Indonesia yang menyelaraskan kemajuan era industrialisasi 4.0,” ujar Munifah. nGsh/Yul



9



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



PENYULUH DAN PETANI



Bersiaplah Menghadapi Era VUCA



Di tengah era VUCA yang penuh dengan ketidakpastian, segala sesuatunya bergerak dengan cepat akibat hadirnya revolusi industri 4.0. Di sisi lain, era VUCA berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Pandemi Covid 19 yang menghantam segala sektor membuat penyelenggaraan pemerintahan menjadi lambat.



M



enghadapi era yang terus berubah, Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) BPPSDMP, Kementerian Pertanian akan menggelar pelatihan bagi penyuluh pertanian dan petani besar-besaran. Targetnya 1,5 juta penyuluh dan petani se Indonesia atau paling tidak 75 persen atau 1 juta peserta bisa mengikuti. Bagaimana rencana pelatihan tersebut? Kepala Pusat Pelatihan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM pertanian (BPPSDMP), Dr. Leli Nuryati saat FGD Upgrade Skill Penyuluh dan Petani yang digelar Tabloid Sinar Tani secara virtual, Rabu (7/7) mengatakan, peran Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) adalah bagai-



mana meningkatkan kualitas SDM pertanian melalui revitalisasi pendidikan, serta pelatihan vokasi penyuluhan dan sertifikasi. “Kami memiliki tugas untuk mengembangkan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial. Inilah yang juga didorong dalam kegiatan pelatihan yang akan kita lakukan,” tambah Leli yang pernah menjadi Kepala Pusat Penyuluhan. Metode Pelatihan Kapan pelatihan itu bakal berlangsung? Leli mengatakan, dalam kegiatan pelatihan itu metode yang dilakukan adalah blended learning atau e-learning. Dengan metode tersebut diharapkan cakupan peserta pelatihan akan semakin banyak.



PELATIHAN di Learning Management System (LMS)



S



“Menteri Pertanian menugaskan kita untuk melaksanakan pelatihan bagi 1.000.000 penyuluh dan petani di Indonesia. Kita harapkan bisa dilaksanakan pada Juli 2021 ini,” kata Leli. Leli mengatakan, pengembangan IT dalam pelatihan nantinya diharapkan sebagai bentuk peran Puslatan dalam melaksanakan revolusi industri 4.0 dan juga antisipasi Covid-19. Untuk saat ini, Puslatan sudah secara rutin melakukan pelatihan melalui acara Bertani on Cloud. “Acara ini kita laksanakan setiap Selasa dan Kamis. Sekarang kita sudah lebih mencapai 100 volume sejak tahun 2020. Pelatihan ini kita lakukan secara online dan semua rekamannya bisa di akses,” katanya. Ke depan, pelatihan untuk peningkatan kompetensi SDM pertanian yang dilakukan melalui pelatihan teknis yang sifatnya hilirisasi, vokasi dan fungsional. “Pengembangan pelatihan juga harus berbasis IT. Ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian bahwa pola lama kita tinggalkan dan metode yang kita lakukan tidak terkendala dengan adanya Covid 19,” tuturnya. Sertifikasi Kompetensi Kegiatan lain yang dilakukan Puslatan adalah standarisasi dan sertifikasi kompetensi. Leli berharap sertifikasi ini juga didukung oleh LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi). Saat ini ada 253 asesor. Di UPT Kementan ada 34 tenaga uji kompetensi (TUK), swasta 4 TUK dan P4S 4 TUK.



Dr. Leli Nuryati



“Kita harapkan sertifikasi ini dilakukan terkait semua subsektor, baik itu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hortikultura dan alsintan,” katanya. Karena itu, ruang lingkup sertifikasi berkaitan dengan tanaman pangan, peternakan, perkebunan, bahkan juga terkait penyuluhan pertanian dan juga manajemen agribisnis. Untuk sertifikasi SDM pertanian, Leli menjelaskan, telah memberikan sertifikasi kepada SDM pertanian, baik aparatur dan non aparatur. Sertifikasi dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi dengan mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia atau SKKN Bidang Pertanian. Total jumlah sertifikasi yang sudah diberikan pada tahun 2020 sebanyak 5.923 orang. Ada yang bersumber dari APBN BPPSDMP sebanyak 800 orang, dari luar BPPSDMP 89 orang dan kerjasama 177 orang. Sertifikasi juga diberikan kepada THL-TBPP yang jumlahnya kurang lebih 4.830 orang dari 30 provinsi. Sertifikasi THL-TBPP didasarkan pada Perpes tentang ASN P3K, kemudian juga sesuai syarat dari Kementerian PAN-RB untuk diangkat menjadi P3K. “Mereka ini yang kemudian diangkat menjadi ASN P3K pada tahun 2020,” kata Leli.nEcha/Yul



Empat Fokus Lahirkan SDM Unggul



DM yang maju, mandiri dan modern menjadi misi Kementerian Pertanian. Untuk melahirkan SDM unggul tersebut, Kepala Puslatan BPPSDMP, Dr. Leli Nuryati mengatakan, pihaknya menyiapkan empat fokus kegiatan. Pertama, peningkatan kompetensi, baik itu aparatur maupun non aparatur. “Kegiatannya melalui pelatihan vokasi, fungsional, manajemen dan kewirausahaan. Ini lah yang kita dorong. Aparatur umumnya adalah penyuluh dan yang non aparatur adalah petani,” ujarnya. Kegiatan kedua, dalam rangka standarisasi dan sertifikasi profesi pertanian, termasuk didalamnya penyuluh pertanian. Ketiga, penumbuhan dan penguatan pelatihan pertanian swadaya atau P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya). Saat ini menurut Leli, jumlah P4S baru sekitar 1.270 kelompok di seluruh Indonesia. Padahal Kecamatan di Indonesia lebih dari 7.000, BPP Kostratani ada lebih



dari 5.000. “Target kita harapannya minimal ada satu P4S satu kecamatan. Ini akan kita dorong terus melalui kegiatan penumbuhan dan P4S,” katanya. Kegiatan keempat Puslatan adalah pengembangan kerjasama pelatihan, baik itu teknis dan manajemen di dalam dan luar negeri, termasuk magang. Program magang yang sudah berjalan untuk 1.000 petani milenial ke Jepang. “Ke depan kita juga akan dorong ke negara lain, termasuk ke Korea Selatan,” ujarnya. Dalam kegiatan ini menurut Leli, pihaknya tidak sendirian, tapi didukung 10 UPT pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia. Berada di Jambi, Lampung, Ciawi (Bogor), Binuang (Kalimantan Selatan), Cinagara (Bogor), Lembang (Bandung), Kota Batu, Ketindan (Malang), Kupang (NTT) dan Batang Kaluku (Gowa). “Semua UPT tersebut memiliki wilayah kerja yang cakupannya terbagi dan mencakup seluruh provinsi di Indonesia,” katanya.nEcha/Yul



10



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



PELATIHAN



Perlu Mengkolaborasikan Ruang Virtual dan Fisik penyuluhan tersebut. Menurutnya, penyuluhan pertanian itu jika ingin berhasil tidak bisa menghilangkan segi “kemanusiaan”. Artinya tak bisa sepenuhnya petani didekati dengan cara virtual melalui media elektronik. Kegiatan tatap muka atau ruang fisikal tetap penting demi tercapai tujuan memanusiakan manusia. Iwan Setiawan.



Upaya peningkatan kapasitas penyuluh dan petani melalui kegiatan pelatihan harus mengikuti perkembangan zaman. Agar bisa berkelanjutan dan tak selalu bergantung pada kucuran dana pemerintah, ke depan perlu didorong aktivitas pelatihan berbasis komunitas dan mengkolaborasikan ruang virtual dan fisik.



“J



angan selalu mengandalkan upaya pemerintah pusat, libatkan berbagai pihak terutama komunitas masyarakat tapi basisnya tetap ada di pedesaan dan mengelaborasikan ruang virtual dan fisikal,” jelas pakar penyuluhan dari Universitas Padjadjaran, Iwan Setiawan saat menjadi narasumber di acara FGD Virtual Tabloid Sinar Tani yang membahas tentang Pelatihan Penyuluh dan Petani. Iwan mengemukakan, saat ini sangat banyak terjadi perubahan di masyarakat akibat datangnya ruang



baru digital. Kalau dahulu dunia digerakkan oleh media mainstream seperti media cetak dan televisi, sekarang ini sudah bergeser ke arah lebih personal. Demikian juga dengan kegiatan penyuluhan, kini lebih banyak didukung oleh kemajuan informasi dan teknologi (IT). “Ruang baru berupa dunia maya itu seolaholah menjadi pemenang. Padahal Faktanya itu bisa menjadi ancaman. Penjualan online contohnya, itu justru membuka peluang memasarkan lebih luas produk dari luar negeri, ” tandas dosen ilmu



Berdayakan P4S dan Poktan Apalagi kondisi saat ini kenyataannya masih banyak pedesaan yang belum bisa terakses fasilitas internet, berarti masih diperlukan aktivitas tatap muka dalam kegiatan penyuluhan maupun pelatihan penyuluh dan petani. Komunitas masyarakat yang sudah mengakar di pedesaan seperti kelembagaan petani berbentuk kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan belakangan P4S nyatanya selama ini sudah mampu berkiprah dalam mendukung program-program pemerintah di sektor pertanian. Sudah banyak sosok P4S yang sukses mencetak petani milenial berjiwa bisnis bahkan berorientasi ekspor. “Kita berdayakan saja P4S untuk melatih sebanyak mungkin petani di pedesaan dan



bisa ditautkan dengan komunitas virtual,” tuturnya. Ia menekankan, yang penting, dalam melaksanakan pelatihan materi yang diberikan hendaknya lebih diperluas untuk dapat menjawab tantangan di masa depan tak sekedar teknik berbudidaya tanaman karena itu bisa membosankan bagi petani. Terutama kepada petani milenial diajarkan bagaimana bisa memperhatikan keunikan lokal. Mereka perlu didorong untuk dapat berkreasi dan berinovasi mengangkat komoditas pertanian khas di daerah masing-masing sehingga lebih bernilai dan berdaya saing tinggi. “Di Indonesia kini banyak dipasarkan Thai Tea, kenapa petani kita tak bisa menciptakan komoditas unggulannya ke pasar mancanegara? Ini tentu tantangan kita bersama,” ujarnya. Sebagaimana petani milenial, Iwan berharap penyuluh pertanian juga lebih responsif terhadap apaapa yang berkembang di ruang virtual. Karena di era digital bisa disaksikan bagaimana cara-cara negara tetangga meningkatkan daya saing produk pertaniannya. “Segala sesuatu yang bergerak itu sekarang bisa disaksikan dari genggaman,” kata Iwan. nIka



Mendorong Hadirnya Penyuluh Milenial



M



enggaungkan penumbuhan penyuluh milenial merupakan hal yang penting seiring kian besarnya hasrat pemerintah untuk menumbuhkan sebanyak mungkin petani milenial sebagai langkah besar pelaksanaan regenerasi petani. “Harusnya penumbuhan penyuluh milenial dilakukan di depan karena mereka nantinya harus berhadapan dengan para petani milenial yang maju, mandiri dan modern seperti diharapkan pemerintah,” tandas pengamat penyuluhan, Iwan Setiawan. Terkait kegiatan pelatihan penyuluh dan petani, Iwan melihat, tak bisa juga dipisahkan dari keinginan mendorong kemun-



culan penyuluh dan petani milenial. Penyuluh dan petani milenial dikonotasikan sebagai sosok yang melek teknologi, berorientasi pada komoditas yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi serta berfikiran jauh ke depan. Artinya, kegiatan pelatihan pun harus dilakukan dengan teknik dan materi yang dapat mengakomodasikan keinginan penyuluh dan petani milenial sebagai obyek penerima kegiatan pelatihan. “Intinya, materi pembelajarannya harus futuristik tak hanya pengulanganpengulangan sehingga akan didengar oleh mereka,” jelas Iwan. Tantangan Ekspor Materi teknis pelatihan harus dirancang sedemikian rupa sehing-



ga penyuluh dan petani bisa terang benderang menyaksikan bahwa terutama di era pandemi saat ini, pelaku usaha pertanian di negara tetangga juga negara maju berlomba-lomba menelurkan berbagai inovasi untuk bisa memenangkan persaingan bisnis yang kian ketat. Peningkatan daya saing produk pertanian makin terasa sebagai harga mati di era perdagangan bebas. Bila petani tetap “berjalan di tempat” maka ia bisa terlindas oleh derasnya kehadiran produkproduk mancanegara yang lebih berkualitas dan murah harganya sehingga diminati konsumen lokal. Kementan telah bertekad menyukseskan gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) hasil pertanian.



Ini tentu disertai harapan agar petani serta penyuluh juga bisa berkontribusi langsung agar niat baik pemerintah tak sekadar menjadi jargon tanpa realisasi di lapangan. “Artinya meningkatkan nilai tambah produk pertanian juga harus dijadikan satu gerakan agar kian banyak produk pertanian kita yang bisa menembus pasar mancanegara,” ujar Iwan. Ia melihat begitu banyak produk pertanian khas daerah yang memiliki keunikan dan sangat potensial untuk pasarkan lebih luas bahkan dijadikan komoditi ekspor. Kegiatan pelatihan yang akan intensif dilaksanakan pemerintah diharapkan bisa menjadi media untuk mendorong hasrat lebih mengeksplorasi potensi daerah tersebut.nIka



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



Era Baru Penyuluhan Pertanian Oleh: Memed Gunawan Ada kalimat bijak yang terdengar kurang bijak : Keberhasilan masa lalu adalah permasalahan masa datang. Padahal maksudnya, kita tidak mungkin menggunakan cara lama untuk menangani permasalahan masa datang, kalau dipaksakan bisa saja jadi lebih bermasalah. Permasalahan masa datang itu berbeda sehingga penanganannya pun harus berbeda. Mari kita ambil misal kegiatan penyuluhan. Penyuluhan pada era Bimas sangat efektif pada zamannya. Walaupun karakteristik petaninya tidak jauh berbeda, yaitu pertanian skala kecil dengan modal terbatas dan pendapatan petani rendah, tetapi strategi penyuluhan saat ini sudah jauh berbeda dari masa lalu. Sasaran akhir tentu saja pendapatan dan kesejahteraan petani. Tetapi penyuluhan pada era Bimas fokus pada teknik berproduksi, penggunaan benih unggul dan penyediaan sarana produksi. Sedangkan sekarang jauh lebih kompleks karena kondisi agro-sosio-ekosistemnya berubah. Kondisi saat ini berbeda. Perkembangan ekonomi di pedesaan sudah jauh lebih kompleks dibanding 4050 tahun yang lalu. Teknologi berubah dan tuntutan masyarakat berkembang. Persaingan antar usaha, antar komoditas, antar sektor dan gempuran dari pasar global semakin kuat. Demikian juga kondisi agroekosistem mengalami perubahan, kalau tidak dikatakan menurun. Kualitas lahan dan air serta ekosistem di hulu sungai mengalami degradasi. Ancaman perubahan iklim semakin menjadi kenyataan. Peningkatan populasi penduduk mengakibatkan tekanan terhadap lahan pertanian, karena sejumlah besar lahan pertanian berubah menjadi perumahan, fasilitas sosial atau kawasan industri. Biaya sewa lahan dan tenaga kerja meningkat membuat petani harus mencari solusi agar produktivitas sumberdaya lahan dan tenaga kerja tinggi. Oleh karena itu, mekanisasi dan penggunaan teknologi digital dan otomasi sudah berlangsung menggantikan tenaga manusia dan bergerak dengan akselerasi tinggi. Penyuluhan saat ini mencakup aspek yang lebih luas, baik komoditas, kualitas produk, lingkungan, kelembagaan dan sistem agribisnis. Sasarannya bukan lagi komoditas padi tetapi komoditas unggulan dan sistem agribisnis tanpa mengenal sekat pedesaan-perkotaan. Dalam pengembangan pertanian dan pedesaaan, aspek teknologi dan strategi bisnis sangat penting, tetapi sejatinya kelembagaan bisnis, kelembagaan petani dan pedesaan mendapat porsi utama dan menjadi perhatian khusus untuk diperkuat dan dikembangkan. Justru sampai saat ini aspek kelembagaan sektor pertanian rakyat sangat lemah. Konsekuensinya tentu saja materi penyuluhan memerlukan penyesuaian, termasuk teknik dan metoda penyuluhan dan bahkan mungkin penyesuaian kelembagaan penyuluhan. Pertanian Indonesia terdiri dari jutaan pertanian skala kecil yang memerlukan penanganan khusus agar bisa efisien, bersaing dalam harga maupun kualitas. Tanpa perubahan ke arah itu, serbuan pasar global terus mengancam. Solusinya adalah efisiensi, dan untuk usaha skala kecil dan tersebar yang jauh dari efisien dalam produksi, pengadaan input dan pemasaran, hanya kelembagaan bisnislah solusinya. Tanpa itu, distribution cost dan collecting cost akan tinggi. Konsep ini yang harus berada di depan untuk kemudian dibangun dan didukung dengan berbagai kebijakan dan bantuan agar bisa berlangsung berkelanjutan. Modalnya? Ternyata tidak perlu terlalu dirisaukan. Pemerintah membangun infrastruktur, dan mengupayakan selama pelaku bisnis komit dan bekerja dengan penuh kejujuran. Perlu dicatat bahwa keterikatan masyarakat petani terhadap lahan sangat kuat. Sedikit kemungkinan mereka akan menyetujui konsolidasi lahan jadi usaha korporasi seperti yang terjadi di beberapa negara lain. Harus dicari model yang sesuai agar menjadi kesepakatan semua pihak. Contoh keberhasilan yang ditunjukkan beberapa entitas agribisnis yang dikelola secara profesional oleh kelompok anak muda menginspirasi model kelembagaan yang sesuai untuk pertanian Indonesia. Pola semacam itu dan berbagai variannya yang akan menjadi model baru dalam program penyuluhan pertanian.



AGRI WACANA 11



“Penyuluh Pertanian… Sentuhlah Hati Petani” Oleh : Sri Hartati



Sumberdaya lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian di Kalimantan Selatan saat ini adalah lahan basah (rawa lebak, lahan tadah hujan, lahan rawa pasang surut) dan lahan kering. Pelaku utama yang ada di lahan rawa dan lahan kering tersebut adalah petani yang memiliki keterbatasan permodalan dan faktor pendukung usahatani lainnya. Ditambah tingkat pendidikan yang rendah, maka diperlukan teknik tersendiri dalam mendiseminasikan teknologi inovatif pertanian kepada petani setempat. Yang jadi pertanyaan, apakah penyuluh pertanian siap dan telah memiliki “modal” untuk mendekati petani? Seorang penyuluh pertanian yang handal tentunya harus memiliki modal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selayaknya seorang petani yang juga harus memiliki modal dalam berusahatani. Bagi seorang penyuluh pertanian, pengetahuan, motivasi dan koreksi diri serta semangat yang tinggi merupakan modal utama dalam melangkah. Tinggal langkah berikutnya adalah melakukan peningkatan terhadap kapasitas diri pribadi secara berkelanjutan. Langkah pertama untuk melakukan aktifitas di lapangan setelah memiliki modal adalah penyuluh pertanian harus tahu dimana “RUH” nya kegiatan penyuluhan itu berada. Kita sering kali mendengar kata “Programa Penyuluhan Pertanian”. Apa, untuk apa, seperti apa, untuk siapa, bagaimana dan manfaatnya apa?, sehingga istilah ini selalu melekat dengan kegiatan penyuluhan pertanian. Programa Penyuluhan Pertanian dibuat dalam bentuk buku dan disahkan oleh semua pihak yang terkait sesuai dengan tingkatannya (desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, pusat) dan waktu yang telah ditentukan. Berisi semua kegiatan yang telah disepakati bersama, programa penyuluhan pertanian tidak lain adalah RUH dari pelaksanaan kegiatan yang menghidupkan profesi seorang penyuluh pertanian yang handal. Dalam bahasa pemerintahan mungkin programa penyuluhan ini identik dengan Garis-garis Besar Haluan Negara, merupakan acuan dasar bagi penyuluh pertanian dalam melakukan aktifitas yang selanjutnya tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) ditambah dengan rencana kegiatan dari masing-masing penyuluh pertanian sesuai instansi dimana dia berada



dan tentunya berhubungan erat dengan Sistem Kinerja Pegawai (SKP) setiap tahun. Peran Balai Penyuluhan Pertanian dengan semua penyuluh pertanian yang ada di WKBPP tingkat Kecamatan dalam mendampingi gapoktan/poktan/petani sangat penting terutama dalam menyampaikan teknologi inovatif pertanian. Penyuluh harus selalu ada di lahan petani sekaligus untuk dapat merubah sikap dan keterampilan petani dalam berusahatani. Sekarang timbul lagi pertanyaan, Sudahkah penyuluh pertanian sentuh hati petani dengan teknologi inovatif? Jawaban dari pertanyaan ini berhubungan erat dengan termotivasi atau tidak termotivasinya petani untuk menerapkan teknologi inovatif yang telah didesiminasikan selama ini. Perlu diingat Kembali bahwa tujuan akhir/ goal dari penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan penyuluh pertanian tidak lain adalah menumbuhkan motivasi petani. Motivasi yang dimaksud tidak lain adalah menumbuhkan minat mereka melalui dorongan dari dalam diri mereka sendiri untuk melakukan sesuatu, seperti menerapkan inovasi yang penyuluh pertanian diseminasikan agar usahatani yang sudah, sedang dan akan dilakukan lebih menguntungkan sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Teknologi inovatif yang diajarkan kepada petani tentunya bersifat spesifik lokasi, menguntungkan, murah dan mudah dilakukan serta yang lebih penting lagi yang benar-benar petani butuhkan. Sentuh hati petani yang penulis maksud disini merupakan indikator bagi penyuluh pertanian dalam membina petani di wilayah binaannya. Beragamnya strategi dan metode penyuluhan yang digunakan penyuluh pertanian diantaranya menyangkut bagaimana cara menyentuh hati petani. Dan kenyataan di lapangan melalui upaya menyentuh hati petani inovasi teknologi pertanian sudah diaplikasikan di lahan petani terutama di wilayah Kalimantan Selatan yang tersebar dalam 13 kabupaten/ kota, antara lain seperti penggunaan alsintan dan varietas unggul. Munculnya Motivasi Petani dalam Penerapan Teknologi Inovatif telah cukup memberikan gambaran bahwa PENYULUH PERTANIAN SUDAH SENTUH HATI PETANI”.………………………………. Jayalah Pertanian dan Jayalah Indonesiaku. (Penulis, Penyuluh Pertanian Madya Balitbangtan BPTP Kalimantan Selatan)



12 PRASARANA DAN SARANA



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



ASURANSI PERTANIAN



Jamin Rasa Aman Petani saat Iklim Tak Nyaman Musim hujan di Indonesia akan segera berakhir. Meski begitu tetap harus waspada dengan adanya musim kemarau basah dan cuaca yang tidak menentu ini. Bagi petani kondisi iklim yang tak menentu bisa mengancam pertanaman dan menyebabkan gagal panen.



I



ndonesia akan memasuki masa transisi ke musim kemarau. Diperkirakan antara Juni hingga Agustus curah hujan akan menurun. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memperkirakan, musim hujan di Indonesia masih akan terus terjadi hingga November. Musim kemarau saat ini memang cenderung lebih basah dibandingkan kondisi normalnya. Karena itu, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada adanya potensi cuaca buruk dan potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi selama curah hujan tinggi. Menghadapi musim kemarau, Kementerian Pertanian akan melakukan beberapa langkah strategis dan teknis agar petani tak mengalami kerugian akibat perubahan cuaca. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, ada lima langkah yang dipersiapkan berkaitan mitigasi menghadapi kekeringan akibat kemarau. Langkah pertama, adalah inventarisasi daerah rawan kekeringan serta pengawalan dan monitoring pertanaman pada daerah berpotensi kekeringan. Kedua, meningkatkan koordinasi antar-instansi pusat dan daerah dalam rangka mitigasi dampak risiko. Ketiga, pemanfaatan sumbersumber air seperti embung, bendungan, waduk, penggunaan pompa dan alat mesin pertanian (alsintan) untuk memitigasi kekeringan. Keempat pemanfaatan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian, bantuan



saprodi dan pemanfaatan lahan kering dan rawa. Kelima, diseminasi informasi prakiraan iklim. Proteksi Petani Kementan akan mengoptimalkan lima langkah tersebut dalam upaya memitigasi agar petani tidak mengalami kerugian. Khusus untuk Asuransi Pertanian (AUTP) sebagai upaya proteksi kepada petani saat mengalami gagal panen. Kementerian Pertanian bekerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) saat ini telah melindungi 66.352,80 hektar (ha) tanah terhitung mulai Januari hingga April 2021 dengan jumlah petani 113.166 orang. Upaya untuk menambah jumlah lahan yang dilindungi, Jasindo terus melakukan sosialisasi ke kelompok tani di berbagai daerah. Program tersebut dinilai dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi petani jika tanaman mereka gagal panen. Diharapkan akan semakin banyak petani yang dapat memanfaatkan perlindungan ini, sehingga memberikan rasa aman karena ada jaminan. AUTP dapat menjadi solusi di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini. Hal ini seperti yang disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa sektor pertanian cukup rentan dengan kondisi cuaca. Misalnya, perubahan iklim, cuaca ekstrem, bencana alam, hingga serangan organisme pengganggu tanaman dan hama. Kementan menyadari mengenai potensi yang dapat mengganggu produktivitas pertanian. Untuk



itulah digagas asuransi pertanian untuk memproteksi petani agar tak merugi ketika kondisi itu terjadi. Asuransi pertanian merupakan bagian dari mitigasi bencana yang akan membantu petani menjaga lahan. Untuk mendapatkan program ini, petani bisa bergabung dalam sebuah kelompok tani. Waktu pendaftaran biasanya paling lambat berlangsung 30 hari sebelum musim tanam dimulai. Untuk mendaftarkan diri, petani juga akan mendapat pendampingan khusus dari petugas UPTD Kecamatan serta penyuluh pertanian lapangan (PPL). Premi dari program AUTP sebesar Rp 180.000, namun petani hanya diwajibkan membayar Rp



36.000/ha/musim tanam, sementara sisanya atau sebesar Rp 144.000 ditanggung pemerintah. Berdasarkan ketentuan dalam polis, klaim akan diperoleh jika intensitas kerusakan mencapai 75 persen berdasarkan luas petak alami tanaman padi. Jika gagal panen akibat hama, kekeringan, dan banjir, maka petani bisa mendapatkan ganti rugi sebesar Rp 6 juta/ha. Program tersebut hingga kini semakin diminati petani. Realisasi AUTP pada tahun ini sudah mencapai 333.505,91 ha atau 41,69 persen dari target 1 juta ha di 2020 Program AUTP ini diharapkan mampu mencegah ancaman dan risiko agar daya saing usaha petani padi menjadi semakin baik. Perlindungan petani merupakan amanat yang tertuang dalam Undang Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, khususnya pelaksanaan strategi perlindungan petani melalui asuransi pertanian sebagai strategi ketujuh. Petani yang mengasuransikan tanaman padi akan mencegah ketergantungan terhadap tengkulak. Dengan demikian, kesejahteraan bisa tercapai dan produktivitas pertanian mudah terwujud. Karena itu dibutuhkan tekad, perjuangan dan endurance dari segenap yang terlibat, karena ini kerja untuk rakyat. Peran Pemerintah Daerah sangat vital dalam mengkoordinasikan segenap instansi demi teraksesnya program ini oleh petani. Dengan asuransi ini diharapkan dapat melatih petani melaksanakan kegiatan pertanian yang baik dan berorganisasi. Selain itu, menata perilaku petani dalam budidaya dan berorganisasi. Hendy Fitriandoyo/Yul/ Ditjen PSP



13



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



ALSINTANuntuk



Akselerasi Milenial di Perguruan Tinggi



Penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) menjadi salah satu ciri dari modernisasi pertanian. Diharapkan dengan modernisasi pertanian akan menarik generasi muda menekuni dunia per­ tanian.



S



ebagai upaya mengajak generasi muda terjun ke pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam sebulan terakhir memberikan bantuan alsintan kepada perguruan tinggi negeri. Pertama, pada Rabu (16/6), mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu memberikan bantuan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam teknologi dan mekanisasi kepada Universitas Gadjah Mada (UGM). Nota Kesepahaman ditandatangani Mentan SYL dengan Rektor UGM, Panut Mulyono. Melalui MoU dan penyerahan dukungan program pertanian kepada UGM, Kementan memberikan berbagai bantuan alat tanam dan mesin pertanian senilai kurang lebih Rp 8,06 miliar. Terdiri dari traktor roda 2 dan 4, transplanter, screen house, nursery kelapa, mixer dan grinder. Selain itu juga 40 ekor kambing dan 20 ekor sapi perah. Ada juga bantuan teknologi lain seperti screen house hidroponik, power thresher multiguna dan corn sheller mobile. Kementan juga memberi bantuan demplot dan pendampingan upaya peningkatan produktivitas dan kualitas kedelai kuning berbasis kearifan lokal untuk menunjang ketahanan pangan. Kerjasama kedua dengan Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Bantuan tersebut berupa alat mesin dan sarana pertanian dengan total nilai sebesar Rp 10,1 miliar. Diberikan kepada Rektor Unhas, Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu di Gedung Rektorat, Universitas Hasanuddin, di Kota Makassar, Senin (5/7). Bantuan alsin dan program yang diserahkan Kementerian Pertanian kepada Universitas Hasanuddin yakni Power Thresher Multiguna sebanyak dua unit, Corn Sheller Mobile dua unit, traktor roda 4 sebanyak satu unit, traktor Roda 2 sebanyak dua unit, transplanter dua unit, screen house satu unit, screen house hidroponik satu unit. Selain itu juga implementasi dan pendampingan teknologi produksi kedelai di Indonesia Timur satu



paket, integrated farming menuju zero waste satu paket, pembangunan nursery kopi 1 ha. Selain itu, satu unit pengolahan prosesing daging satu unit, sapi perah dan kambing saanen 20 ekor, kambing PE 5 ekor, dan Kerjasama Kemitraan Riset Pertanian 1 paket. Permudah Praktek Lapang SYL mengatakan, bantuan ini dalam rangka akselerasi mahasiswa untuk praktek lapangan dan setelah lulus nanti akan menjadi para milenial pertanian. Apalagi pertanian adalah salah satu sektor yang paling kuat dalam menghadapi berbagai ancaman dan gelombang krisis seperti pandemi covid 19. Karena itu, pengembangan SDM pertanian di setiap perguruan tinggi sangat penting dan wajib dilakukan. Karena itu saat di UGM SYL berharap, UGM mampu memiliki kontribusi dan peranan besar terhadap pengembangan subsektor pertanian. Misalnya, meningkatkan produktivitas perkebunan, peternakan, hortikultura dan tanaman pangan. ”Saya selalu mengatakan bahwa yang paling siap dalam menghadapi ancaman pandemi itu adalah sektor pertanian. Kan cuma Indonesia yang ekspornya naik 15 persen. Karena itu, UGM tolong bantu saya, sebab sekecil apapun harus ada yang kita buat untuk negeri ini,” ujarnya. Sementara itu saat di Kota Makassar, SYL meminta kepada pihak Universitas Hasanuddin untuk mempergunakan bantuan ini sebaik-baiknya, sehingga kerja sama Kementerian Pertanian dengan perguruan tinggi benarbenar memberikan manfaat dan menjadikan pertanian semakin maju. Apalagi di era pandemi Covid 19, hanya sektor pertanian yang bisa berakselerasi untuk menjamin makan penduduk Indonesia 273 juta jiwa. Apalagi, bertani itu bukan hanya untuk orang yang belajar di pertanian, peternakan dan perkebunan, tapi sekarang semua orang bisa bertani. Tindak lanjut dari penyerahan bantuan ini adalah MoU untuk



menyiapkan regenerasi petani melalui petani milenial bagi mahasiwa yang berakhir masa studinya. SYL menyebutkan konsep mencetak petani milenial ini sama dengan konsep merdeka belajar, karena mahasiswa yang dilatih langsung praktek. “Kita jadikan semuanya petani milenial. Mahasiswa segera dilatih dan diberikan sertifikat dari perguruan tinggi dan Kementan. Sesudah itu, diarahkan untuk melakukan aktivitas pertanian yang sama-sama dijamin antara Kementan dengan perguruan tinggi,” sambung SYL. Ribuan Unit Disiapkan Melalui penerapan teknologi, Kementerian Pertanian terus mendorong peningkatan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan hasil penelitian Badan Litbang Pertanian. Salah satunya memanfaatkan mekanisasi pertanian. Pada tahun 2021, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menyiapkan sebanyak 34.356 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk menggenjot produktivitas pertanian. Alsintan yang disiapkan tersebut, terdiri dari Cultivator sebanyak 3.000 unit, Hand Sprayer 17.800 unit, Pompa Air 7.000 unit, Rice Transplanter 360 unit, Traktor Roda Dua 5.596 unit, Traktor Roda Empat 600 unit. Dengan alsintan, Kementan ingin



memastikan penyediaan pangan tidak terkendala. Rektor UGM, Panut Mulyono menyampaikan terimakasih atas bantuan dan perhatian besar jajaran Kementan terhadap pengembangan SDM dan pertanian di Yogyakarta. Semua bantuan tersebut nantinya akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan pengembangan dan pembangunan sektor pertanian yang maju, mandiri dan modern. ”UGM mengucap terimakasih atas bantuan ini dan akan kita gunakan sebaik baiknya,” katanya. Selama ini UGM akan terus mendukung semua upaya dan program jangka panjang Kementan dalam membangun pertanian masa depan. “UGM sangat mendukung secara antusias terhadap semua progran-program pemerintah yang didalam visinya selalu langsung terjun ke lapangan agar kebutuhan pangan di dalam negeri tercukupi. Karena itu mekanisasi dan teknologi sangat penting,” katanya. Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu menyatakan kesiapannya untuk memfungsikan bantuan yang diberikan. “Untuk program akselerasi kami tentunya siap melaksanakan, dan kami juga turut bangga karena kementerian pertanian dipimpin oleh alumni terbaik kami,” katanya. nYul/Ditjen PSP



14



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



GENJOT PRODUKSI JAGUNG dengan Optimalisasi Lahan



Selain terus mendorong peningkatan produksi padi, pemerintah juga menggenjot produksi jagung. Salah satunya dengan meng­ optimalkan lahan­lahan marginal dan di bawah tegakkan per­ kebunan.



M



isalnya di saat panen jagung di Bumi Arung Palakka itu, Bone, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengingatkan agar produksinya terus ditingkatkan untuk kesejahteraan petani. Apalagi Bone memiliki daerah, sejarah dan budaya yang bagus serta kebersamaan masyarakat pun masih sangat tinggi. “Apalagi jika Bupati sudah menghitung hasil jagung hingga lahan yang berada di wilayah pegunungan. Kita harus tingkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” ujarnya di sela-sela panen perdana jagung hibrida musim tanam April di Desa Lanca, Kecamatan Tellu Siattinge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Minggu (3/7). ”Jika menanam jagung harus dihitung keuntungannya. Harus dihitung hasilnya berapa. Setelah itu hitung apa yang harus dilakukan. Start with by ending. Kita tahu benefitnya. Itu saya gunakan,” pinta SYL. SYL berharap, satu hektar jagung yang ditanam di Bone bisa menghasilkan keuntungan Rp 10 juta hingga 14 juta. Hasilnya tersebut sudah termasuk untuk membiayai pekerja, sehingga tinggal penghasilan bersihnya yang didapatkan petani. Ia optimis pembangunan pertanian Sulsel ke depanya akan mengalami kemajuan. Karena itu, apa yang diinginkan Bupati Bone agar segera dibuatkan konsep dan rencananya. Namun SYL juga meminta agar rencana tersebut pasti dapat dikerjakan. Untuk bisa meningkatkan produktivitas jagung menurut SYL bukan sekadar ketersediaan lahan dan benihnya berkualitas. Namun demikian, pemupukan yang tepat dan berimbang, serta penggunaan pestisida jika terjadi serangan hama dan penyakit. “Butuh sebuah budaya untuk meningkatkan produktivitas. Hasil yang sekarang sudah tinggi, tapi mestinya bisa lebih besar. Pertanian itu tergantung varietas yang bagus. Ditambah pupuk yang



tepat, obat-obatan kalau terjadi serangan,” saran SYL. Selain itu juga menurut SYL, hal penting lainnya untuk bisa meningkatkan produksi adalah sumberdaya manusia yang terampil, teknologi, mekanisasi dan pasarnya. Soal pembiayaan, SYL juga meminta gubernur/bupati jangan menunggu pemerintah pusat. Sebab, pembiayaan ada di perbankan. Bahkan untuk membantu petani, pemerintah sudah membuat skim kredit usaha rakyat (KUR) yang bunganya hanya 6 persen, karena mendapat subsidi. SYL menegaskan, untuk memajukan pertanian di daerah tidak bisa dengan hanya mengandalkan APBN yang terbatas. Bahkan dana KUR untuk Kementerian sebesar Rp 55 triliun. ”Yang macet 00,3 persen. Presiden memintanya untuk menggunakan hingga Rp 70 triliun,” ungkapnya. Sementara Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi menuturkan, selama ini Kabupaten Bone menjadi penyuplai sektor komoditi jagung nasional. Produksi jagung mencapai 500 ribu ton/ tahun. ”Jadi Kabupaten Bone Insya Allah akan mendukung kebutuhan nasional,” katanya. Tak hanya komoditi jagung, sambung Fahsar, Kabupaten Bone juga menjadi andalan pada sektor komoditi padi atau beras dan sapi. Sebagai penghasil beras nasional berada pada urutan tujuh nasional pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 sedikit menurun pada urutan sembilan. Demikian pula dengan populasi peternakan sapi, Kabupaten Bone berada pada urutan kedua nasional. Perlu diketahui, luas panen jagung nasional sebesar 4,1 juta ha dengan produktivitas 5,58 ton per hektar, produksinya 22,9 juta ton pipil kering kadar air 25 persen atau 19,9 juta ton PK dengan KA 15 persen. Luas panen jagung Sulsel 291.442 ha, produktivitas 5,67 ton/ha sehingga produksinya 1,66 juta ton pipil kering dengan kadar air 25 persen. Adapun luas



panen jagung Bone 48.541 ha dan dengan produktivitas 6,57 persen, produksinya 321.944 ton pipil kering dengan kadar air 25 persen. Panen di Ladang Sawit Pemerintah terus mendorong integrasi tanaman guna mengoptimalkan lahan yang ada. Salah satu kegiatan integrasi tanaman sawit dan jagung di Desa Makmur, Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tunas Harapan menggelar panen jagung hibrida perdana di tengah kebun sawit. Produktivitasnya pun lumayan tinggi mencapai 12,5 ton per/ ha. Panen perdana ini dihadiri `Camat Tulin Onsoi, Kristoforus; Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Inamah; Kepala Desa dan Babinsa. Camat Tulin Onsoi Kristoforus Balake mengungkapkan rasa senangnya terhadap hasil panen jagung hibrida. “Itu hasil yang lumayan bagus, saya melihat kelompok tani melalui penyuluh pertanian lapangan harus kita dorong terus dan lakukan pendampingan agar lebih memperluas budidaya jagungnya,” ujar Kristofurus Camat Kristoforus mengakui, potensi pengembangan jagung hibrida di Kecamatan Tulin Onsoi sangat terbuka. Terutama yang dibudidayakan warga dari luar daerah, mereka cukup bersemangat. Seperti di Desa Sanur dan Desa Makmur. Sedangkan warga lokal masih perlu pendampingan dari PPL. “Untuk pemasaran juga bagus, saya lihat kendala yang dihadapi hanya akses jalan menuju lokasi. Ini perlu direncanakan seperti pem-



bangunan jalan usaha tani agar memudahkan petani dalam mengangkut hasil panennya,” kata Kristoforus. Sementara Kepala BPP Kecamatan Tulin Onsoi, Inamah mengatakan, Kelompok Tani Tunas Harapan ini menanam jagung hibrida memanfaatkan tanaman sela diantara kelapa sawit yang masih muda berumur di bawah 3 tahun. Jadi tanaman kelapa sawit belum terlalu tinggi. “Banyak lahan kebun kelapa sawit anggota kelompok tani yang masih belum menghasilkan (TBM), ini kita manfaatkan secara baik dengan menanami jagung hibrida, agar petani memperoleh tambahan penghasilan selama menunggu tanaman kelapa sawit berbuah,” kata Inamah. Ia menambahkan, Poktan Tunas Harapan rutin menanam jagung hibrida. Namun kali ini varietas yang dibudidayakan adalah Bisi18 yang merupakan bantuan mandiri dari Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Nunukan. Masih menurut inamah saat ini harga jagung hibrida pipilan di pasaran cukup baik sekitar Rp 5.000/ kg. Selain itu DPKP Kabupaten Nunukan beberapa waktu yang lalu juga sudah mengalokasikan bantuan 2 unit mesin perontok power thresher multiguna untuk Kecamatan Tulin Onsoi. “Mesin inilah yang kita lakukan uji coba untuk merontokkan jagung hasilnya sangat bagus, ini sangat bermanfaat dan memudahkan petani. Kita berharap kelompok tani makin bersemangat dalam melakukan usaha budidaya jagung hibrida,” katanya. nIbnu Abas/Yul/Ditjen PSP



SDM 15



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI



Mengungkit Keahlian Garda Terdepan PEMBANGUNAN PERTANIAN



Untuk mengubah perilaku petani menjadi lebih berkualitas, peran penyuluh menjadi sangat penting. Untuk itu, diperlukan penyuluh yang memiliki kompetensi manajerial.



N



ah, agar semua penyuluh memiliki tingkat kompetensi yang seimbang, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggulirkan Pelatihan bagi sejuta penyuluh dan petani di seluruh Indonesia. Sebagai pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia, kinerja pertanian juga ditentukan kinerja para penyuluh dan petani. Maka dari itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga-tenaga terlatih untuk terus menggerakkan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri, dan modern. Untuk mencapai produktivitas, SDM memang menjadi kunci utama dengan slot kontribusi 50%. Selain SDM, produktivitas juga dipengaruhi inovasi teknologi dan peraturan perundangan dengan masing-masing impact 25%. Mentan SYL menjelaskan, kuantitas SDM berkualitas menjadi target yang harus dipenuhi agar pertanian semakin berdaya saing. ”Selain SDM pertanian berkualitas, jumlah mereka juga harus diperbanyak. Tujuannya untuk akselerasi pencapaian target berbasis



standardisasi tinggi. Dengan begitu, kuota ekspor pertanian Indonesia akan terus naik,” kata SYL. Termasuk kompetensi penggunaan teknologi oleh aktor pertanian harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk peningkatan kualitas SDM. Agriculture War Room (AWR) diharapkan dapat mendukung pembangunan pertanian di segala aspek, mulai dari mempersiapkan SDM yang terlatih hingga penjualan hasil petani berbasis digital. Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan pelatihan 1 juta petani penyuluh yang digelar secara daring (Online) pada 28 Juli - 1 Agustus 2021. Registrasinya akan dimulai H-5 hingga H-1 dari tata waktu pelatihan. Pendaftaran dilakukan melalui aplikasi registrasi pelatihan online dengan alamat dibedakan menurut kategori petani dan penyuluh pertanian. Program Pelatihan 1 Juta Petani dan Penyuluh memiliki target peserta 1,5 juta petani dan penyuluh. Komposisi detailnya ada 1.460.197 orang petani dan 39.803 orang penyuluh. Dari komposisi target total tersebut, masing-masing penyuluh bisa mengikutsertakan 2 kelompok



Desa yang Berubah



D



esa selalu identik dengan kedamaian, kesahajaan, pengorbanan, pengabdian, kesabaran dan kelestarian. Pokoknya segala sesuatu yang sederhana dan lugu. Kultur budaya desa adalah kultur agraris. Kultur yang bersandar pada kemurahan alam, tidak banyak gejolak, tidak banyak menuntut dan berontak. Penurut. Itu yang diharapkan Paimin akan ditemuinya di desa tempat dia dibesarkan. Pagi yang sejuk hari itu, suasana di balai desa memberikan rasa nyaman, walaupun tidak lagi terasa seperti pedesaan seperti 40 tahun



yang lalu ketika dia masih kanakkanak tinggal di sana. Sekarang tidak ada lagi ayam dan itik bebas berkeliaran dan kolam ikan di samping rumah. Dulu, kolam itu menjadi satu kebutuhan karena keberadaannya menyatu dengan kebutuhan akan jamban. Juga pohon petai cina, yang dipotong batangnya membentuk pagar atau batas pemilikan tanah, rapi berjejer seperti tentara baris, sudah tidak kelihatan lagi. Sudah digantikan oleh pagar pembatas terbuat dari tembok. Di pinggir kolam biasanya berjejer talas yang umbi dan daunnya jadi hidangan sehari-hari. Sebagian



tani dengan jumlah 40-50 orang per kelompok. Program Pelatihan 1 Juta Petani dan Penyuluh tersebut akan digelar secara offline dan online dengan materi yang beragam. “Kita siapkan pelatihan pemupukan berimbang, pelatihan kesuburan tanah, pelatihan varietas padi jagung kedelai, pelatihan kewirausahaan pertanian, juga pemanfaatan KUR. Untuk offline, zonasi implementasinya akan dibagi pada UPT lingkup BPPSDMP. Sedangkan untuk Pelatihan secara online akan dilaksanakan melalui Kostratani, Kostrada, dan Kostrawil. “Konsep pelatihan akan padat karena secara online dan offline. Untuk offline tentu menyesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19 saat ini, dengan implementasi protokol kesehatan yang ketat,” tutur Dedi. Tak hanya skill teknis saja, pelatihan enterpreneur skill dan manajemen skill juga akan diberikan.



Karena itu, BPPSDMP dalam waktu hampir bersamaan juga melakukan pelatihan bagi koordinator BPP yang akan dikomandoi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP Ciawi). ”Masing-masing kabupaten dipilih 5 BPP dan Training of trainer (ToT). Mereka nantinya akan disiapkan menjadi pelatih atau trainer dan meneruskan materi pelatihan tersebut kepada penyuluh lain di kabupaten/BPP lainnya,” katanya. Diharapkan dengan pelatihan manajemen hingga agropreneur tersebut tidak hanya menggerakkan poktan tetapi juga secara konkrit bisa mewujudkan 5 peran BPP sebagai Kostratani. Termasuk pendampingan para penyuluh kepada poktan agar mereka bisa akses informasi dan manajemen poktan/gapoktan juga bisa mengembangkan menjadi korporasi. nHumas BPPSDMP



daunnya mengambang di kolam jadi makanan ikan. Neneknya suka sekali makanan buntil yang dibuat dari daun talas Bogor. Dulu pagar bambu memanjang di pinggir jalan dan sekeliling perumahan. Pohon yang rindang di kebun di antara rumah dihuni berbagai macam burung yang riuh bernyanyi pada pagi dan sore hari. Sekarang kebanyakan rumah sudah berdinding tembok dan halamannya kering. Tidak ada kolam. Bahkan rumput pun jarang. Pohon sudah banyak berkurang karena lahannya diisi rumah yang semakin banyak. Burung jadi enggan bersarang di sana. Berkurangnya kerimbunan pohon telah mengurangi keamanan kehidupan burung. Mereka pindah ke hutan dan bukit, bahkan sebagian mendekati kepunahan. Sekarang, motor berbagai merek banyak terpampang di depan rumah. Mesjid yang besar masih ada di tempat yang dulu tetapi sudah mengalami renovasi besarbesaran sehingga tidak terlihat sisa bentuknya yang asli. Kubahnya dari metal yang mengkilat, ditopang oleh banyak tiang yang diberi hiasan mirip Masjiddil Haram di Mekah. Di halaman depan dibangun menara tinggi untuk adzan dengan pengeras suara mengarah ke empat sisi di puncaknya.



“Tetapi yang berjamaah di mesjid ini berkurang karena penduduk desa ini berkurang setiap tahun. Anak muda banyak yang pindah ke Jakarta, yang tinggal hanya orang tua, ” ungkap Kuwu Imang. Hanya beberapa meter dari balai desa terletak toko swalayan di tanah yang luas bekas rumah tinggal kakek dan neneknya. Paimin menghela nafas mengingat perjalanan masa kecilnya di desa itu. Kawan-kawannya sudah ada beberapa orang yang meninggal. Hanya empat orang yang sekarang masih tinggal di desa, antara lain Samad dan adik bungsunya, Imang, yang sekarang menjabat Kuwu. Balai desa yang baru direnovasi itu terasa masih meninggalkan bau semen dan cat. Lantainya dari keramik warna krem yang masih menyisakan kotoran adukan semen. Belum dibersihkan dengan baik. Di dinding menghadap halaman ada papan tulis putih yang berisi beberapa pengumuman. Paimin, pak Kuwu Imang dan beberapa orang lain sudah duduk di kantor Kuwu disuguhi teh panas dan rebus pisang kepok. Diskusi ringan menyerempet ke sana kemari tanpa fokus yang khusus. Paimin sengaja membuat diskusi melebar agar bisa menangkap masalah yang luas. (22) Bersambung



16



Edisi 14 - 20 Juli 2021 No. 3902 Tahun LI