6 0 504 KB
SIROSIS HATI A. DAFTAR ISTILAH 1. Ikterus : perubahan warna kuning pada kulit, membrane mukosa, sclera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Bilirubin adalah zat yang terbentuk sebagai akibat dari proses pemecahan Hemoglobin (zat merah darah) pada system RES dalam tubuh. Selanjutnya mengalami proses konjugasi di liver, dan akhirnya diekskresi (dikeluarkan) oleh liver ke empedu, kemudian ke usus. Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Keadaan yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit dan polisitemia.
2. Ascites : Asites adalah satu kondisi dimana terdapat akumulasi cairan berlebih yang mengisi rongga peritoneal. Penyakit kronik yang paling sering adalah penurunan fungsi liver yang kronik (sirosis hati). Penyakit ini menyebabkan kadar protein albumin turun dari dalam darah sehingga gagal menjaga viskositas cairan.
3. Spider Nevi : sekumpulan pembuluh darah abnormal yang memberikan gambaran menyerupai laba-laba; bagian tengah berupa bintik yang berwarna kemerahan atau keunguan disertai tonjolan-tonjolan kecil. Jika kita menekan bagian tengahnya, maka warna dari spider angioma akan memudar untuk sementara waktu. Spider nevi sering ditemukan pada penderita sirosis hati. Spider nevi biasanya tidak menimbulkan gejala; tanda tersebut akan menghilang tanpa pengobatan. 4. SGOT – SGPT Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) adalah salah satu parameter untuk mengetahui proses di dalam hati yang bisa diakibatkan infeksi hati baik virus maupun bakteri, obat-obatan, jamu, dan alkohol. SGOT, Penyebab Nilai Naik : a. Radang hati (hepatitis, infectious mononucleosis, cholestasis, drug toxicity). b. Kerusakan pada otot jantung (acute myocardial infarction, acute myocarditis, CHF). c. Kerusakan pada jaringan lain (Skeletal muscle damage, lung infarct, pancreatitis). d. Sel darah merah (severe hemolytic anemia, megaloblastic anemia). e. Obat (acetaminophen, aspirin, isoniazid, codeine, cortisone, heparin) .
SGPT, Penyebab Nilai Naik a. Peradangan hepatic (termasuk infectious mononucleosis, pancreatitis, alcohol). b. CHF dan acute myocardial infarction. c. Acute renal infarction. d. Perlukaan pada otot skeletal e. Therapy Heparin
Nilai normal SGOT dalam darah untuk pria adalah > pada sel hati yang sehat Jaringan parut >>> dan akumulasi lemak Pembentukan nodul abnormal di hati ↑ SGOT & SPGT Obstruksi perlintasan aliran darah
↓ Aliran darah yang keluar dari vena hepatica
↑ aliran darah yang masuk vena hepatica
↑ Retensi darah yang melewati hati
Menghambat aliran darah ke hati Retensi di arteri hepatica Dilatasi arteri Spider Nevi
Kerusakan sel-sel hati Metabolik hati terganggu Penghancuran RBC ↑ Bilirubin tidak masuk ke interstinum Urobilirogen tidak ada dalam urine
↓ Sintesis protein di hati Produksi albumin ↓ ↓ Faktor koagulasi darah Masa protrombin ↑
↑ Sinusoidal ↑ Cairan ke dalam perisinusoidal
Proses koagulasi terganggu Bilirubin di empedu ↑ Resiko Tinggi perdarahan/ Hemoragi Ikterus
↑ Beban kerja system portal HIPERTENSI PORTAL ↑ Tek hidrostatik jar. Pemb. Darah interstitial
Pembentukan pemb. darah
kolateral
Dilatasi pemb darah TGI Abdomen (Caput medulla) dan rectal Hemaroid Rupture pemb. darah/ perdarahan
hemaroid Melena
Darah kembali ke limfa & TGI
Hemategenesi s
Cairan shift ke interstitial
ASITES ↓ Kerja limfa & TGI
Dispsepsi a kronis
Ruptur pemb. darah esofagus
Perdarahan di esofagus
Memasuki cavum peritonium
↑ Retensi darah dari limfa & TGI
Lambung &
Esofagus
Masuk ke pembuluh limfe ↓ kemampuan duktus thosis & cistern chyli Cairan keluar ke interstitial hati
anorexi a BB ↓
↓ Motilitas & peristaltic usus ↓Bising usus
Menandakan konstipasi
G. Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan
SPLENOMEG G. Integritas Kulit ALI Limfe aktif menghancurkan sel darah dari sirkulasi ↑ Tek. diafragma Lisis blood cells WBC ↓ Leukopeni a Limfosit & neutrofil ↓ Kekebalan tubuh ↓
Trom
bosit ↓ Trob osito penia
Hb ↓
RBC ↓
Suplai O2 ↓
Eritropeni a
Metabolisme ↓ Energi ↓ Intoleran Aktivitas
Anemia Lema h
Takipne a Risiko Tinggi Pola Nafas Tidak Efektif
G. Keseimbangan Cairan: Kelebihan Volume Cairan
HD R Dinding abdomen teregang
Hepar sulit diraba
Diagnosa keperawatan : 1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia. 2. Gangguan volume cairan; lebih dari kebutuhan tubuh b.d terganggunya mekanisme pengaturan (penurunan plasma protein). 3. Kerusakan integritas kulit b.d asites, dan gangguan sirkulasi/status metabolik 4. Intoleransi aktivitas b.d penurunan energi. 5. Harga diri rendah b.d penampilan fisik. 6. Kurang
pengetahuan
(kebutuhan
belajar)
mengenai
proses
penyakit,
Prognosis, penatalaksanaan dan proses pengobatan b.d terbatasnya informasi. 7. Risiko tinggi injuri (perdarahan) b. d profil darah yang abnormal, gangguan absorsi vit K dan faktor-faktor pembekuan darah. 8. Risiko tinggi pola napas tidak efektif b.d penurunaan ekspansi paru, asites dan penurunan energi.
F. ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan Keperawatan No 1.
Diagnosa Gangguan
nutrisi
kurang
kebutuhan b.d anoreksia
Tujuan Intervensi dari Tupan :
Rasional
Mandiri
Pasien
menerima Timbang nutrisi
yang
badan
asupan
DS :
cukup sesuai dengan
status
ukuran
indikasi kekurangan nutrisi,
Klien tidak mau makan.
program
trisep.(alat ukur trisep yaitu lingkar
karena ada gambaran asites.
lengan atas dan kaliper bentuknya
Lipatan kulit trisep berguna
seperti kunci inggris)
dalam
mengkaji
massa
otot
dianjurkan.
bandingkan
sesuai Pada klien dengan sirosis hati
DO : -
yang
indikasi,
berat
cairan dan
perubahan
kaji
Tupen : BB
sesuai
dengan
Turgor
kulit
sulit
untuk
melihat
perubahan
dan
simpanan
lemak subkutan. Berikan makan sedikit tapi sering.
umurnya.
agak
pasien
Buruknya toleransi terhadap makan banyak berhubungan
lembab.
dengan peningkatan tekanan intra abdomen/asites. Batasi masukan cafein, makanan Memantu dalam menurunkan yang
menghasilkan
gas
atau
iritasi
gaster/diare
dan
berbumbu dan terlalu panas aatu
ketidaknyamanan
terlalu dingin.
yang
dapat
abdomen mengganggu
pemasukan oral. Berikan
makanan
yang
halus, Perdarahan
dari
varises
lembek. Hindari makanan yang
esofagus dapat terjadi pada
keras.
sirosis berat.
Ajarkan dan berikan
perawatan Pasien cenderung mengalami
mulut sebelum dan sesudah makan.
luka/ perdarahan gusi dan rasa tidak
enak
yang
dapat
menambah aoreksia Anjurkan
untuk
menghentikan Menurunkan
mengkonsumsi rokok dan alkohol.
rangsangan
gasteer berlebikhan dan risiko iritasi/perdarahan.
Anjurkan
pasien
untuk Dimungkinkan
istirahat/bedrest
dapat
mengurangi dan menstabilkan kebutuhan nutrisi
Kolaborasi Konsultasikan
dengan
ahli Makanan
gizi untuk memberikan diet tinggi
tinggi
kalori
dibutuhkan untuk pasien yang
kalori karbohidrat
dan
pemasukaannya
sederhana,rendah
karbohidrat
lemak, dan tinggi protein sedang;
dibatasi, memberikan
energi yang siap pakai, lemak memungkinkan memperberat ketidaknyamanan
abdomen.
Sedangkan protein diperlukan pada perbaikan kadar protein serum edema
untuk
menurunkan
dan
untuk
meningkatkan regenerasi sel hati. Berikan tambahan vitamin, thiamin, Karena hati yang rusak tidak besi dan asam folat.
dapat menyimpan vit A, B komplek, D, dan K, selain itu dapat terjadi kekurangan asam folat dan zat besi yang dapat menimbulkan anemia
Pemasangan NGT
Mempertahankan intake yang
adekuat,
dan
menghindarkan
terjadinya
reaksi muntah yang berlanjut. 2.
Gangguan volume cairan; lebih dari Tupan: Menunjukkan
kebutuhan tubuh b.d terganggunya pengaturan
mekanisme (penurunan
protein). Ditandai dengan DO :
plasma
Mandiri volume Jelaskan pada pasien dan keluarga Peningkatan pemahaman dapat
cairan cairan seimbang
tentang pembatasan cairan dan diet.
dan klien dalam kondisi Ukur lingkar abdomen
pasien dan keluarga dalam
hidrasi yang adekuat
program perawatan. Tingkatkan dan bantu oral hygiene
Tupen:
Asites, balance, protein total 3,4 Turgor kulit lembab gr .
Keseimbangan
DS : -
pasien tercapai
meningkatkan kerjasama
Menunjukkan akuulasi cairan (asites) yang diakibatkan oleh
cairan
kehilanagan
prote
plasma/
cairan kedlam area peritoneal. Kaji
ulang
tingkat
kesadaran, Kebersihan mulut yang baik
selidiki perubahan mental, adanya
dapat mengurangi kekeringan.
gelisah. Observasi intake dan output haluan membran cairan urine
sehingga
mukosa dapat
mulut,
mengurangi
rasa haus pasien. Kolaborasi Berikan plasma albumin (TE 3x Penurunan
kesadaran
dapat
500 cc/8 jam) sesuai terapi.
menunjukkan cairan,
perpindahan
akumulasi
toksin,
asidosis, ketidak seimbangan elektrolit,
dan
terjadinya
hipoksia. Berikan Diuretik (furosemid 1 X 40 Untuk mg intravena (sesuai terapi).
status
mengetahui cairan yang akan di
programkan pada klien. Berikan
obat
inotropik
(digoxin 1 x 25 mg).
positif Penurunan
albumin
mempengaruhi osmotik
dan
serum tekanan
dapat
terjadi
perpindahan cairan, maka perlu ditambah/diberikan
cairan
plasma yang idial. Untuk tubular
melebarkan
lumen
dari
debris,
menurunkan hiperkalemia, dan meningkatkan adekuat
volume
urin
Untuk mengatasi kontraktilitas jantung yang tidak teratur dan meningkatkan TD 3.
Kerusakan asites,
integritas dan
kulit
gangguan Integritas kulit dapat
sirkulasi/status metabolik. Ditandai
Tupen :
DO :
Klien
Kulit tampak ikterus, tedapat
rentang gerak aktif/pasif
dipertahankan
dengan :
menunjukan
asites dan spider nevi dengan
yang
jelas.
mengakibatkan
DS : -
Ubah posisi , bantu pasien latihan Pengubahan
b.d Tupan :
kerusakan kulit.
posisi
menurunkan jaringan
tekanan edema
pada untuk
memperbaiki sirkulasi. Latihan mampu
gerak meningkatkan sirkulasi
perilaku
dan
tidak
perbaikan
mempertahankan
/ mobilitas
sendi. Tinggikan ekstremitas bawah.
Meningkatkan aliran balk vena dan menurunkan edema pada ekstermitas.
Gunakan sprei kering dan tanpa Kelembaban lipatan.
pruritus
meningkatkan
dan
meningkatkan
risiko kerusakan kulit. Gunting kuku jari pasien hingga Mencegah pendek.
adanya
cedera
tambahan pada kulit khususnya
bila tudur. Gunakan kasur bertekanan tertentu Menurunkan
tekanan
kulit,
misalnya; kasur karton telur, kulit
meningkatkan
sirkulasi
dan
domba sesuai indikasi.
menuunkan resiko iskemia / kerusakan jaringan.
Berikan
lotion
kelamin, Salah satu laternatif untuk
juga kolestiramin (questran) bila
menghentikan
diindikasikan.
sehubungan
gatal denga
ikterik
garam empedu pada kulit. 4.
Tawarkan diet tinggi kalori,dan Memberikan kalori bagi tenaga
Intoleransi aktivitas b.d penurunan Tupan : energi. DO: -
Klien dapat beraktivitas
tinggi protein sedang.
kembli dengan normal.
dan
protein
bagi
proses
penyembuhan. Berikan suplemen vitamin (A, B Memberikan nutrien tambahan
DS: Tupen: Klien
kompleks, C dan K) menunjukan Motivasi pasien untuk melakukan Menghemat
peningkatan untuk aktivitas.
toleransi melakukn
latihan yang diselingi istirahat
sambil
tenaga
pasien
mendorong
pasien
untuk melakukan latihan dalam batas toleransi pasien. Motivasi dan bantu pasien untuk Memperbaiki perasaan sehat
melakukan latihan dengan periode
secara umum dan percaya diri
waktu yang ditingkatkan secara bertahap 5.
Diskusikan siuasi/ pernyataan takut Pasien
Harga diri rendah b.d penampilan Tupan : Menyatakan
fisik. Ditandai dengan : DO :
pemahaman
Adanya ikterus dan asites, selain
perubahan
akan
sanagat
sensitif
atau masalah, jelaskan hubungan
terhadap perubahan tubuh dan
antara gejala dengan asal penyakit.
juga
dan
mengalami
bersalah
bila
perasaan penyebab
itu klien menjadi pendiam, ia
penerimaan diri pada
berhubungan dengan alkohol
hanya bicara jika ditanya itupun
situasi yang ada.
atau pengunaan obat lain. Berikan perawatan dengan positif; Perilaku
hanya satu dua kata saja, dan tidak
mau
membesuknya. DS : -
ada
yang Tupen : Menunjukan
perilaku bersahabat.
memungkinkan
bersahabat klien
lebih
perilaku
terbuka dalam mengungkapkan
menerima keadaan dan
perasaannya dan rasa takutnya,
memliki koping yang
juga bisa membuat klien lebih
lebih efektif.
nyaman. Dukung keluarga/orang untuk
menyatakan
berkunjung/ perawatan.
terdekat Partisipasi dari keluarga dalam perasaan,
berpartisipasi
pada
perawatan akan membuat klien merasa diperhatikan.
Anjurkan pasien/ orang terdekat Pasien
dapat
menunjukkan
untuk mengatasi perubahan pada
penampilan kurang menarik
penampilan; anjurkan memmakai
sehubungan denga ikteri,asites
baju
dan
yang
tidak
menonjolkan
gangguan penampilan
area
ekimosis.
Memberikan dukungan dapat meningkatakan harga diri dan meningkatkan koping
6.
Kaji
Kurang pengetahuan (kebutuhan Tupan : belajar) mengenai proses penyakit, Prognosis,
penatalaksanaan
dan
Klien
dan
mampu
keluarga melakukan
proses pengobatan b.d terbatasnya
tindakan pencegahan di
informasi. Ditandai dengan:
masa yang akan datang
ulang
proses
penyakit/ Memberikan
prognosis dan harapan yang akan
pengetahuan pada pasien yang
datang.
dapat
Setelah tahu penyakitnya klien Tupen :
pelayanan masyarakat yang ada
kepada keadaannya. DS : -
dia dokter
menanyakan Mengetahui tentang
dengan
menyebabkan adanya sirosis.
untuk mebantu dalam rehabilitasi alkohol sesuai indikasi.
jelas kondisi penyakit Informasikan pada pasien tentang Kerusakan yang dialami
pilihan
Tekankan pentingnya menghindari Menjelaskan bahwa alkohol alkohol. Berikan informasi tentang
berkali-kali
membuat
informasi.
DO : tampak tidak percaya sehingga Klien atau keluarga
dasar
hati
telah
efek karena obat pada sirosis dan
menurunkan
kemamua
pentingnya penggunaan obat hanya
metabolisme semua obat, maka
yang diresepkan atau dijelaskan
dari
itu
potensial
efek
oleh dokter yang mengenal riwayat
akumulasi/meningkatkan
pasien.
kecenderungan perdarahan.
Tekankan pentingnya nutrisi yang Pemeliharaan diet yang tepat baik. Berikan intruksi diet tertulis.
dan intsruksi diet tertulis akan membantu
pasien
sebagai
rujukan di rumah. Diskusikan
pembatasan
natrium Meminimalkkan
asites
dan
dan garam serta perlunya membaca
pembentukan
edema.
label makanan atau obat yang dijual
Penggunaan berlebihan bahan
bebas.
tambahan
mengakibatkan
keseimbangan elektrolit lain. Makanan yang dijual bebas dapat
mengandung
natrium
tinggi dan alkohol. Anjurkan
pasien
atau
orang Pelaporan segera tentang gejala
terdekat untuk melihat tanda atau
menurunkan resiko kerusakan
gejala yang perlu pemberitahuan
hati lebih lanjut dan memberi
pada pemberi perawatan, contohnya
kesempatan untuk mengatasi
peningkatan
lingkar
abdomen,
penurunan / peningkatan BB cepat, peningkatan
edema
komplikasi
sebelum
mengancam hidup.
perifer,
peningkatan dipsnea, demam, darah pada feses atau urin, perdarahan berlebihan dalam bentuk apapun dan ikterik. Intruksikan orang terdekat untuk Perubahan
(menunjukkan
memberitahu pemberi perawatan
penyimpangan ) dapat tampak
akan adanya bingung, tremor atau
pada orang terdekat, meskipun
perubahan kepribadian.
adanya perubahan dapat dilihat oleh orang lain yang jarang kontak dengan pasien.
7.
Kaji ulang tanda-tanda dan gejala Traktus GI (esophagus dan
Resko tinggi injuri (perdarahan) b. Tupan : d
profil
darah
yang Tidak terdapat tanda-
abnormal, gangguan absorsi vit K
tanda
dan faktor-faktor pembekuan darah.
adanya perdarahan.
Ditandai dengan : DO : -
atau
indikasi
perdarahan
GI
(mis:
rectum) paling sering sebagai
observasi warna, konsistesi feses,
sumber perdarahan, Rektal dan
muntahan dan cairan yang keluar
vena esophagus paling rentan
dari NGT).
untuk robek. Hasil obswarna feses/muntahan bila berubah
DS : -
Tupen :
kemerahan
Injury atau perdarahan
indikasi adanya pertahanan.
dapat
dicegah
bahkan tidak terjadi
/kehitaman
ada
atau Hindari klien dari penggunaan sikat Dikarenakan adanya gangguan gigi yang kasar, mengejan saat
faktor pembekuan darah, maka
defekasi,
trauma
meniupkan
hidung dengan kuat.
kecil
menyebakan
saja
dapat
perdarahan
mukosa. Hindarkan produk yang menandung Aspirin aspirin.
koagulasi
menyebabkan memanjang,
yang
berpotensi terjadi perdarahan. Kolaborasi Berikan lavase gaster dengan cairan Evakuasi drah dari traktus GI, garam faal bersuhu kamar/dingin
untuk menurunkan produksi
atau air sesuai indikasi.
amonia dan resiko ensefalopati hepatik.
Lakukan enema.
Membantu klien dalam proses defekasi, dan untuk mencegah agar
tidak mengejan yang
akhirnya akan meningkatkan
tekanan
intraabdomen
resiko
dan
robekan
vaskuler/perdarahan 8.
Monitor frekuensi, kedalaman, dan Pernapasan cepat dan dangkal
Risiko tinggi pola napas tidak Tupan : efektif b.d penurunaan ekspansi Klien
menunjukkkan
upaya pernapasan.
dapat mengindikasikan adanya
paru, asites dan penurunan energi.
perbaikan ventilasi dan
hipoksia
dan
Ditandai dengan :
oksigenasi
akumulasi
cairan
DO :
yang adekuat
jaringan
Pertahankan posisi miring dengan Memudahkan Tupen :
kepala tempat tidur ditinggikan. dalam
dalam
abdomen.
DS : RR
adanaya
rentang
normal Tidak ada tanda dispnea
pernapasan
dengan menurunkan tekanaan pada diafragma
Ubah posisi sesering mungkin, Membantu ekspansi paru bantu latihan napas dalam Kolaborasi Awasi
nadi
oksimetri,
ukur Menyatakan perubahan status
kapasitas vital, foto dada.
pernafasan, komplikasi paru.
Siapkan
prosedur
(bila
terjadinya
dibutuhkan sesuai indikasi) : Parasentesis
Dilakukan untuk membuang cairan
asites
bernapas
bila
tidak
keadaan membaik
dengan tindakan lain. Pirau peritoneovena
Bedah
penanaman
untuk
kateter
mengembalikan
akumulasi
cairan
dalam
abdomen ke sistem sirkulasi melalalui
vena
memperbaiaki pernapasan.
kava,
dan fungsi
G. DAMPAK PSIKOLOGIS DAN KOPING Fase berduka menurut kubler-Rose adalah : 1. Fase Pengingkaran (denial) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan mengatakan “Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi”, ”itu tidak mungkin”. Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus menerus mencari informasi tambahan. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi tersebut diatas cepat berakhir dalam waktu beberapa menit sampai beberapa tahun.
2. Fase Marah (anger) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu atau ditujukan kepada dirinya sendiri. Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan , dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Fase Tawar Menawar(bergaining) Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara sensitif, maka ia akan maju ke fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata ”kalau saja kejadian itu bisa ditunda maka saya akan sering berdoa”. Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya sebagai berikut sering dijumpai ”kalau yang sakit bukan anak saya”.
4. Fase Depresi(depression) Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase Penerimaan (acceptance) Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran selalu terpusat kepada objek atau orang lain akan mulai berkurang, atau hilang, individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran objek atau orang lain yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatian beralih pada objek yang baru. Fase menerima ini biasanya
dinyatakan
dengan
kata-kata
seperti
”saya
betul-betul
menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis juga”, atau “apa yang dapat saya lakukan supaya saya cepat sembuh”. Apabila individu sudah dapat memulai fase-fase tersebut dan masuk pada fase damai atau fase penerimaan maka dia akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan kehilangan secara tuntas. Tapi apabila individu tetap berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase penerimaan, jika mengalami kehilangan lagi maka akan sulit baginya masuk pada fase penerimaan.
Berdasarkan pernyataan si atas, Tn franco pada awalnya mengalami fase pengingkaran (denial), karena pada saat klien mengetahui bahwa dia mengalami sirosis hati, klien tampak kurang mempercayai hal itu sehingga berkali-kali dia menanyakan kepada dokter tentang keadaanya. Reaksi fisik yang ditunjukkan oleh klien adalah klien merasa gelisah, dan tidak tahu harus berbuat apa.
Pada akhirnya klien memasuki fase depresi dengan tanda yang ditunjukkan klien adalah beberapa hari kemudian klien berubah menjadi pendiam, ia hanya berbicara jika ditanya dan itupun hanya satu-dua kata saja. Reaksi fisik yang terjadi pada klien adalah klien menolak untuk makan dan tidak mau ada yang membesuknya. Jika pada akhirnya klien tidak dapat menerima dengan baik keadaanya sekarang atau memasuki fase penerimaan dan tetap berada pada fase depresi, maka klien akan sulit untuk bisa menerima keadaanya sekarang.
Terdapat Prinsip Keperawatan dengan Respon Kehilangan untuk menghadapi Tn Franco, diantaranya: a. Memberi dorongan kepada pasien untuk menerima kenyataan. b. Menyediakan sarana ibadah, termasuk pemuka agama. c. Menganjurkan pasien untuk mengikuti program lanjutan bila diperlukan. d. Menjelaskan kepada pasien/keluarga ciri-ciri respon yang patologis serta tempat mereka minta bantuan bila diperlukan.
Evaluasi yang dilakukan: 1. Apakah pasien sudah dapat mengungkapkan perasaannya secara optimal? 2. Apakah pasien dapat menjelaskan makna kehilangan tersebut terhadap kehidupannya? 3. Apakah pasien menunjukkan tanda-tanda penerimaan? 4. Apakah pasien sudah dapat menilai hubungan baru dengan orang lain?
H. MEDICA MENTOSA Pengobatan dari sirosis hati adalah menghindari hal yang dapat memperberat fungsi hati, pemberian obat untuk melancarkan metabolisme hati. Pengobatan yang paling definitif adalah tranplantasi hati, tetapi hingga saat ini kemajuan teknologi kedokteran dan penyulit yang terjadi pada penderita dengan sirosis hati, masih belum memberikan hasil yang baik.
1. Aminofusin Hepar (fima/harmacia) Komposisi Kadar tinggi rantai cabang asam amino(isoleucin, leucin, valin) dan kadar rendah asam amino metionin, fenilanin, dan triptophan; asam amino lain, serbitol, xylitol, dan elektrolit. Indikasi Nutrisi parental pada pasien-pasien dengan insufisiensi hati kronik yang parah. Dosis 1000 – 1500 ml per hari melalui infus. Kontra indikasi Koma hepatikum, atrofi hati akut, syok, dekompensasi jantung, intoleransi fruktose/sorbitol, defisiensi fruktose 1,6 difosfat, kelainan metabolisme asam amino, keracunan metanol. Kemasan Infus 500 ml.
2. Aminoleban Infus (otsuka) Komposisi Konsentrasi tinggi rantai cabang asam amino dan konsentrasi rendah asam amino aromatik (tanpa tirosin) Na, Cl, asam amino penting lainnya. Indikasi Pengobatan ensefalopati hepatik pada pasien-pasien dengan penyakit hati kronis. Dosis Dewasa 500 – 1000 ml melalui infus. Kontra indikasi Gangguan ginjal berat, metabolisme asam amino abnormal selain kelainan hati. Perhatian
Hiperglikemia, hiperamonia. Efek samping Mual, muntah. Kemasan 500 ml.
3. Aminoleban Oral (otsuka) Komposisi Tiap sachet mengandung protein 13,5 gr, lemak 3,5 gr, karbohidrat 32,35 gr, L-isoleucin 1,92 gr, L-leucin 2,04 gr, L-valin 1,6 gr, asam amino penting lainnya, vitamin dan mineral, energi 220 kKal. Indikasi Memperbaiki gizi pada kerusakan hati kronik dengan atau tanpa ensefalopati hati. Dosis Campurkan 1 kantong dengan 180 ml air (kira-kira 200kKal/200 ml) diberikan 3 kali per hari. Kemasan Bubuk 50 gr, 21 sachet. 4. BIO – EPL (medikon) Komposisi Lesitin 150 mg, vit B1,B2,B6,B12, dan vit E3 mg, nikotinamid 15mg, metionin 50 mg. Indikasi Hepatitis akut dan kronik, kerusakan hati toksik, ikterus, perlemahan hati (fatty liver), kelainan hati setelah prosedur anestesi dan pengobatan X-ray. Dosis 1-2 kapsul 3 kali sehari. Kemasan
100 kapsul.
5. Comafusin Hepar (fima/Pharmacia) Komposisi Dosis tinggi rantai cabang asam amino 50% (isoleucin, leucin, valin), asam amino lainnya, xylitol, vitamin dan elektrolit. Indikasi Semua kasus insufisiensi hati berat dengan koma atau prekoma hepatikum. Dosis 1000 – 1500 ml per hari melalui infus. Kontra indikasi Insufisiensi ginjal berat. Perhatian Hati-hati bila terdapat defisiensi kalium. Kemasan Infus 500 ml.
6. Curliv/curliv Plus (soho) Komposisi Curliv : ekstrak schizandrae fructus 135 mg, ekstrak curcuma xanrthorrhize 150 mg, liguiritiae radix 135 mg, choline bitartrat 150 mg, vit B6 2 mg. Curliv plus : ekstrak sylimarin phytosom 35mg, ekstrak schizandrae fructus 135 mg, ekstrak curcuma xanrthorrhize 150 mg, liguiritiae radix 135 mg, olin bitartrat 150 mg vit B6 2 mg. Indikasi Merupakan
suplemen
untuk
penyembuhan pada penyakit hati.
melindungi
hati
dan
membantu
Dosis Curliv 1-2 kaplet 3 kali sehari, tergantung beratnya penyakit. Untuk pemeliharaan 2 kali sehari. Curliv plus 1-2 kaplet 3 kali sehari. Perhatian Kehamilan dan laktasi. Kemasan Curliv 60 kaplet, curliv plus 60 kaplet.
7. Epatin B (coronet) Komposisi Lesitin 350 mg, vit B1 1,4 mg, vit B2 1,6 gr, vit B6 2,2 mg, vit B12 3 meg, vit E 10 ul, nikotinamid 20 mg. Indikasi Suplemen untuk fungsi hati. Dosis 1 kapsul per hari. Kemasan Kapsul 10 strip @ 10 kapsul.
8. Hepa-Q (pyridam) Komposisi : Ekstrak schizandrae fructus 75 mg, ekstrak kering sulibum marianum 100 mg,ekstrak curcuma xanrthorrhize 294mg. Indikasi Suplemen untuk fungsi hati. Dosis 1 kapsul 3-4 kali sehari untuk kasus ringan dan kasus ringan 1 kapsul 23 kali sehari. Perhatian Kehamilan dan laktasi.
Kemasan 30 kapsul.
9. Hepacell (medikon) Komposisi Ekstrak schizandrae fructus 100 mg, ekstrak curcuma xanrthorrhize 200mg, vit B2 Dan B2 5 mg, vit B6 20 mg, vit B12 3 meg, niasinamid 15 mg, vir E 15 mg. Indikasi Mencegah kerusakaan hati dan memperbaiki fungsi hati. Dosis 1 kapsul 2-3 kali sehari. Kemasan Kapsul.
10. Hepachol (landson) Komposisi Lesitin 300 mg, vit B1, B2, B6, 6 mg, vit B12 12 meg, nikotinamid, 30 mg, vit E 10 mg, asam folat 400 meg, selenium 15 meg, Zn 5 mg. Indikasi Suplemen untuk hati. Dosis 1 kapsul 3 kali sehari. Kemasan 50 kapsul.
11. Hepasil (kalbe farma) Komposisi Silymarin 35 mg, ol.xanthorrhizae 20 mg, ekstrak curcuma 10 mg, echinacea 150 mg.
Indikasi Mencegah kerusakan hati, memperbaiki fungsi hati. Dosis 1 kasul 3-4 kali sehari. Kontra indikasi Sumbatan saluran empedu, kehamilan. Perhatian Penyakit-penyakit autoimun, pengobatan imunosupresif. Efek samping Gangguan saluran cerna. Kemasan Kapsul 5 strip @ 10 kapsul.
12. Hepatofalk Planta (darya varia) Komposisi Silymarin 70 mg, chelidonin 2 mg, ekstrak kering curcuma xanrthorrhize 13,5mg. Indikasi Kerusakan hati toksik, pengobatan tambahan pada penyakit hati kronis, dan sirosis hati, gejala kolik pada sistem biliaris dan saluran gastrointestinal, dispepsia. Dosis Dosis awal dan pengobatan kasus berat 2 kapsul 3 kali sehari. Dosis pemeliharaan dan pengobatan kasus lebih ringan 1 kapsul 3 kali sehari. Kontra indikasi Sumbatan biliaris. Perhatian Pasien-pasien dengan batu empedu. Efek samping Jarang sekali, efek relatif ringan.
Kemasan Kapsul 25 strip @ 4 kapsul.
13. Hevtin (pharos) Komposisi L-ornitin aspartat. Indikasi Gangguan fungsi hati, keadaan-keadaan yang membutuhkan stimulasi untuk regenerasi sel-sel hati, hiperamonemia, sirosis hati dan ensefalopati menurunnya lemak dalam tubuh dan perkembangan otototot. Dosis 1-3 kapsul lunak per hari setelah makan. Kontra indikasi Schizofrenia, insomia, anak-anak dalam masa pertumbuhan. Perhatian Kehamilan dan laktasi. Kemasan Kapsul lunak 250 mg, 30 kapsul.
14. Lipagent (fahrenhait) Komposisi Metionin 100 mg, cholin bitartrat 100 mg, Vit B12 0,67 mg, vit B6 12 mg, vit E 3 mg, vit H 0,1 mg, Ca pantotenat 3 mg, nikotinamid 6 mg, asam folat 0,4 mg. Indikasi Melindungi hati terhadap infiltrasi lemak, mencega kelainan hati, pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B, E, dan asam amino. Dosis 1-2 tablet 3 kali sehari.
Kemasan Filco tablet 100 tablet.
15. Methicol (otto) Komposisi Di-metionin 100 mg, cholin bitartrat 100 mg, Vit B1 mononitrat 2 mg, vit B2 2 mg, Vit B6 HCl 2 mg, Vit B12 0,67 meg, Vit E 3 mg, biotin 100 meg, Ca pantotenat 3 mg, asam folat 400 meg, nikotinamid 6 mg. Indikasi Hepatopati infeksius, degenerasi lemak atau infiltrasi hati, kelainan hati karena intoksikasi obat atau radiasi. Kemasan Tablet salut gula 60 tablet.
16. Pramur (prafa) Komposisi Asam ursodeoxycholat. Indikasi Sirosis hati, intoksikasi, hiperkolesterolemia, ikterus neonatorum. Dosis 8-10 mg/kgBB dalam 2 atau 3 dosis. Kontra indikasi Batu kolesterol dengan klasifikasi, batu pigmen empedu radio-opak dan radiolusen, cholesistitis akut yang tidak sembuh-sembuh, cholangitis, obstruksi biliaris, pankreatitis, alergi asam empedu, penyakit hati kronik. Perhatian Kehamilan, laktasi, anak – anak. Efek samping Diare, ruam kulit, kulit kering, keringat dingin, rambut rontok, mual muntah, nyeri perut, kembung, pusing, kelelahan, stomatitis.
Interaksi obat Cholestiramin atau Al (OH)3 menghambat absorpsi. Kemasan 50 mg 10 strip @ 10 tablet, 250 mg 10 strip @10 kapsul.
17. Tutofusin (pharmasia) Komposisi Asam amino, elektrolit, sorbitol, vitamin. Indikasi Melindungi hati pada fungsi hati yang terganggu (hepatitis, hepatosis toksik, sirosis hati) Dosis 500-1000 ml per hari. Kontra indikasi Intoksikasi, fruktose atau sorbitol, defisiensi fruktose 1,6-difosfatase, keracunan metanol, alergi tiamin. Kemasan Infus 500 ml.
Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirosis Hati Salah satu penyakit yang banyak berhubungan dengan terapi albumin adalah sirosis hati. Sirosis hati merupakan proses difus pada hati yang ditandai dengan timbulnya fibrosis dan perubahan arsitektur hati normal menjadi nodul dengan struktur abnormal. Penyakit ini menimbulkan berbagai gangguan fungsi hati, salah satunya adalah gangguan sintesis albumin, sehingga terjadi keadaan hipoalbuminemia yang menimbulkan berbagai manifestasi klinis seperti edema tungkai, asites maupun efusi pleura. Pada keadaan dimana kadar albumin dalam plasma menurun, transfusi albumin menjadi salah satu pilihan tatalaksana yang telah dipakai sejak lama. Umumnya indikasi pemberian albumin pada sirosis hati adalah untuk
mengurangi pembentukan asites atau untuk memperbaiki fungsi ginjal dan sirkulasi.
Albumin Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri dari rantai polipeptida tunggal dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul albumin terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam amino yang mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips sehingga bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plasma dan terlarut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan ektravaskular. Cadangan total albumin sehat 70 kg) dimana 42% berada di kompartemen plasma dan sisanya dalam kompartemen ektravaskular. Sintesis albumin hanya terjadi di hepar dengan kecepatan pembentukan 12-25 gram/hari. Pada keadaan normal hanya 20-30% hepatosit yang memproduksi albumin.
Fungsi Albumin Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai berikut: Mempertahankan tekanan onkotik plasma agar tidak terjadi asites Membantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatan dan senyawa endogen dalam tubuh terutama substansi lipofilik (fungsi metabolit, pengikatan zat dan transport carrier) Anti-inflamasi Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan listrik Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit polimorfonuklear
Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah masuknya kuman-kuman usus ke dalam pembuluh darah, agar tidak terjadi peritonitis bakterialis. Memiliki efek antikoagulan dalam kapasitas kecil melaluibanyak gugus bermuatan negatif yang dapat mengikat gugusbermuatan positif pada antitrombin III (heparin like effect). Hal ini terlihat pada korelasi negatif antara kadar albumin dan kebutuhan heparin pada pasien heemodialisis. Inhibisi agregrasi trombosit.
Indikasi Pemberian Albumin Pada Sirosis Hati Terdapat berbagai indikasi untuk memberikan infus albumin bagi pasien sirosis hati, seperti memperbaiki kondisi umum, mengatasi asites atau mengobati sindroma hepatorenal. Dari sekian banyak alasan pemberian albumin ada empat indikasi yang ditunjang oleh data uji klinis memadai, yaitu: Peritonitis bakterialis spontan Sindroma hepatorenal tipe 1 Sebagai pengembang plasma sesudah parasentesis volume besar (>5 liter) Meningkatkan respons terapi diuretika Selain itu masih ada beberapa indikasi lain yang masih menjadi kontradiksi, misalnya pada sirosis hati dengan hipoalbuminemia berat yang disertai penyulit atau pasien sirosis hati yang akan menjalani operasi besar.
Cara Pemberian Albumin Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pemberian albumin adalah: 1. Kecepatan infus a) Pada infus albumin 20% kecepatan maksimal adalah 1 ml/menit b) Pada infus albumin 5% kecepatan maksimal adalah 2-4 ml/menit 2. Pada tindakan parasentesis volume besar (>5 liter) a) Dosis albumin yang diberikan adalah 6-8 gram per 1 liter cairan asites yang dikeluarkan.
b) Cara pemberian adalah 50% albumin diberikan dalam 1 jam pertama (maksimum 170 ml/jam) dan sisanya diberikan dalam waktu 6 jam berikutnya.
I.
NUTRISI 1. Menyediakan diet yang paling bergizi Biasanya pasien tidak mampu untuk mengerti dan mengingat instruksi die, jadi instruksi harus terfokus padakeluarga atau orang lain yang merawat di rumah a. Protein dan kalori Diet rendah protein ( diet hati III : protein 1 g/kg BB, 55 g protein, 2000 kalori ). Bila ada asites diberikan diet rendah garam II (600 – 800 mg ) atau III ( 1000-2000mg ). Bila proses tidak aktif, diperlukan diet tinggi kalori ( 2000-3000 kalori ) dan tinggi protein ( 80-125 g/ hari ). Bila ada tanda-tanda prekoma atau koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan dihentikan ( diet hati I) untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan kebutuhan tubuh. Pemberian protein yang melebihi kemampuan pasien atau meningginya hasil metabolisme protein dalam darah visceral dapat mengakibatkan timbulnya koma hepatikum. Diet yang baik dengan protein yang cukup perlu diperhatikan. b. Pemberian asam amino esensial berantai cabang dan glukosa Nutrisi khusus hati, yaitu Aminoleban Oral. Aminoleban Oral mengandung AARC kadar tinggi serta diperkaya dengan asam amino penting lain seperti arginin, histidin, vitamin, dan mineral. Nutrisi khusus hati ini akan menjaga kecukupan kebutuhan protein dan mempertahankan kadar albumin darah tanpa meningkatkan risiko terjadinya hiperamonia. c. Natrium Istirahat dan diet rendah garam. Dengan istirahat dan diet rendah garam (200-500 mg per hari), kadang-kadang asites dan edema telah
dapat diatasi. Adakalnya harus dibantu dengan membatasi jumlah pemasukan cairan selama 24 jam, hanya sampai 1 liter atau kurang. 2. Dorong kenyamanan dan toleransi pemberian makanan. Makanan porsi kecil tetapi sering akan lebih ditoleransi daripada porsi besar tetapi jarang. 3. Suplementasi Berikan vitamin, thiamin,asam folat, zat besi karena hati yang rusak tidak dapat menyimpan vit A, B kompleks, vit D dan vit K. 4. Hindari alkohol Minum alcohol akan memperparah kerusakan hati. 5. Pemberian infuse albumin Umumnya indikasi pemberian albumin pada sirosis hati adalah untuk mengurangi pembentukan asites atau untuk memperbaiki fungsi ginjal dan sirkulasi. Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai berikut: a. Mempertahankan tekanan onkotik plasma agar tidak terjadi asites. b. Membantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatandan senyawa endogen dalam
tubuh terutama substansi lipofilik (fungsi
metabolit, pengikatan zat dan transport carrier). a. Anti-inflamasi. b. Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan listrik. c. Antioksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit polimorfonuklear.