Skenario 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKENARIO 1 PENELITIAN EPIDEMIOLOGI Era pandemi covid 19 yang sampai saat ini belum berakhir, kita mengenal istilah new normal. Suatu tatanan kehidupan baru agar kita dapat beradaptasi dengan covid 19. Untuk merealisasikan new normal, sejak Bulan Mei 2020 pemerintah telah menggandeng pihak terkait dalam merumuskan protokol/SOP kesehatan untuk memastikan masyarakat agar dapat beraktifitas kembali dan tetap aman dari covid 19. Akan tetapi meskipun sudah direalisasikan protokol tersebut, kasus covid 19 masih terus meningkat sampai saat ini. Data terakhir pertengahan bulan September 2021 sebanyak 4.176 kasus covid 19 di Indonesia. Kita sebagai peneliti sekaligus ahli kesehatan masyarakat harus segera bertindak untuk meneliti dan mengakaji lebih jauh tentang determinan tingginya kasus covid 19 di Indonesia sehingga segera dapat ditemukan solusi tepat. Diskusikan jenis penelitian epidemiologi untuk menyelesaikan masalah diatas!



Step 1 Menentukan kata sulit 1. 2. 3. 4.



Penelitian Epidemiologi Pandemik Determinan Protokol



Menjawab kata sulit 1. Epidemiologi - Cabang ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyebab suatu penyakit yang ada di suatu populasi 2. Pandemik - Wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia - Wabah penyakit yang terjadi secara luas di suatu wilayah tertentu 3. Determinan - Faktor yang menentukan suatu kejadian tertentu 4. Protokol - Tata cara yang berlaku atau aturan yang mengatur suatu hal Step 2 1. Apa yang dimaksud dengan penelitian epidemiologi? 2. Apa saja jenis penelitian epidemiologi?



3. 4. 5. 6. 7. 8.



Apa tujuan dari penelitian epidemiologi? Apakah jenis penelitian epidemiologi dari skenario? Bagaimana tahapan dalam penelitian epidemiologi? Jelaskan hubungan antara penelitian epidemiologi dengan covid 19! Apa saja pemetaan dalam menentukan penelitian epidemiologi? Sebutkan determinan dari terjadinya suatu penyakit sebagai objek dari penelitian epidemiologi!



Step 3 1. Apa yang dimaksud dengan penelitian epidemiologi? - Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Epidemologi adalah studi tentang penyebaran (distribusi) penyakit dan kondisi yang berhubungan dengan kesehatan dalam suatu populasi berdasarkan tempat, orang serta waktu. Dengan melakukan penelitian epidemiologi akan mengetahui faktor resiko atau hal yang berkaitan dengan suatu penyakit dan bagaimana cara agar penyakit dapat dicegah, dan bagaimana penyakit itu bisa dicegah pada kelompok individu. - Dengan penelitian ini kita bisa mengetahui cara penyelesaian dari suatu masalah di lingkungan tertentu 2. Apa saja jenis penelitian epidemiologi? - Jenis penelitian epidemiologi adalah observasi dan eksperimen. - Observasi dibagi menjadi dua yaitu deskriptif dan analitik. Eksperimen dibagi menjadi dua yaitu eksperimen murni dan semu - Deskriptif dibagi menjadi case report, case series, cross sectional. Analitik dibagi lagi menjadi 3 yaitu : cross sectional, case control dan cohort 3. Apa tujuan dari penelitian epidemiologi? - Untuk menggambarkan status kesehatan suatu populasi, untuk menggambarkan distribusi penyakit, menggambarkan penyebab suatu penyakit, menetapkan usaha pencegahan atau mengontrol terjadinya suatu penyakit - Mengetahui penyakit apa yang akan muncul selanjutnya, mengendalikan distribusi penyakit - Memperkirakan besarnya suatu penyakit, menentukan hubungan suatu penyakit dengan faktor resiko - Membantu pekerjaan administrasi pekerjaan, dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan, menerangkan suatu masalah kesehatan 4. Bagaimana tahapan dalam penelitian epidemiologi? - Survei pendahuluan, mengambil hipotesis, mengobservasi, menentukan metode penelitian yang akan dilakukan, eksperimen, analisis, mengambil kesimpulan 5. Jelaskan hubungan antara penelitian epidemiologi dengan covid 19! - Mengkaji angka kejadian covid 19, mengkaji terkonfirmasi simtomatik dan asimtomatik



Ketentuan dalam pemetaan penyebaran Menganalisis kejadian penyakit akibat covid 19, memprediksi sedini mungkin timbulnya klaster baru - Menyadarkan masyarakat pola hidup sehat yang baru 6. Apa saja pemetaan dalam menentukan penelitian epidemiologi? - Terdapat 4 pemetaan yaitu wabah, endemi, epidemi, pandemi. Wabah merupakan penyakit yang menyebar dan menular pada musim tertentu. Endemi merupakan penyakit yang spesifik di suatu daerah, contoh : malaria di papua. Epidemi merupakan penyakit yang menyebar cepat di negara tertentu, contoh : ebola di afrika. Pandemi merupakan wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia, contoh : covid 19. - Epidemiologi bisa karena penyakit menular atau tidak - Pandemi terjadi secara luas di seluruh negara tetapi tidak di seluruh dunia 7. Sebutkan determinan dari terjadinya suatu penyakit sebagai objek dari penelitian epidemiologi! - Faktor sosial, lingkungan, penyakit yang pernah diderita, ekonomi - Orang, tempat, waktu, trias epidemiologi. Trias yaitu host, agent, lingkungan 8. Apakah jenis penelitian epidemiologi dari skenario? - Analitik cross sectional karena penelitiannya jauh lebih efisien dan lebih murah dalam penelitiannya - Tergantung dari sudut pandang, bisa dengan jenis case report atau deskriptif - Retrospektif cocok dilakukan pada penelitian di skenario ini -



Step 4



Step 5 1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan tentang pengertian, tujuan, dan determinan dari penelitian epidemiologi 2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan tentang jenis atau macam-macam dari penelitian epidemiologi 3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan tentang kelebihan dan kekurangan dari jenis penelitian epidemiologi 4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan



menganalisis menganalisis menganalisis menganalisis



tentang tahapan penelitian epidemiologi 5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis tentang keterkaitan jenis penelitian epidemiologi pada skenario



Step 7 1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis tentang pengertian, tujuan, dan determinan dari penelitian epidemiologi - Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari distribusi dan penyebab suatu penyakit yang ada dalam suatu masyarakat atau populasi. Adapun tujuan epidemiologi adalah sebagai berikut. 1. menggambarkan status Kesehatan sebuah pupolasi 2. menggambarkan distribusi suatu penyakit 3. menentukan penyebab dari suatu penyakit 4. menetapkan jenis/usaha pencegahan dan/atau pengobatan untuk mengontrol terjadinya penyakit. - Dari tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan surveilans epidemiologi dan penelitian epidemiologi (Lapau, 1986). Surveilans epidemiologi meliputi kegiatan pengumpulan data secara sistematis dan terus-menerus. Lalu mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data sehingga menghasilkan informasi yang disebarluaskan kepada lembaga yang berkepentingan. Informasi tersebut digunakan untuk pemantauan, penilaian, dan perencanaan program-program kesehatan (WHO, 1968). -



Penelitian epidemiologi mempunyai kegiatan yang sama dengan surveilans epidemiologi. Akan tetapi, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data tidak dilaksanakan secara terus-menerus. Penelitian epidemiologi mempunyai objektif tersendiri sehingga untuk mencapainya diperlukan desain dan metode penelitian tertentu. Penelitian epidemiologi ini dilakukan bila tidak ditemukan informasi dengan menggunakan surveilans epidemiologi.



-



Dalam epidemiologi ada tiga determinan atau faktor yang dapat menerangkan penyebaran (distribusi) penyakit atau masalah kesehatan, yaitu orang (person), tempat (place), dan waktu (time). Informasi ini dapat digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan kerentanan. Perbedaan ini bisa digunakan sebagai petunjuk tentang sumber, agen yang bertanggung jawab, transisi, dan penyebaran suatu penyakit. 1. Faktor Orang (Person) Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi



keterpaparan



atau



kepekaan



mereka



terhadap



penyakit.



Karakteristik orang bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan, dan status sosial ekonomi. 2. Faktor Tempat (place) Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini didapat batas alamiah seperti sungai, gunung, atau bisa dengan batas administrasi dan histori. Perbedaan distribusi menurut faktor tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat menjadi pegangan dalam mencari faktorfaktor lain yang belum diketahui. 3. Faktor Waktu (Time) Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun. Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat. -



Manfaat 1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan. Epidemiologi dapat membantu pekerjaan dalam Perencanaan (Planning) dari pelayanan kesehatan, Pemantauan (Monitoring) dan Penilaian (Evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian). 2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan. 3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapat diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ). Dimana pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai



upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit yaitu melalui keterangan tentang frekuensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit berdasarkan waktunya. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapat diperkirakan perkembangan penyakit tersebut. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. 4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan Kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di antaranya penyakit, kondisi, kecelakaan, gangguan, kelainan atau kecacatan apapun yang menyebabkan kesakitan, kematian dan masalah ke sehatan yang terjadi pada komunitas atau wilayah tertentu. Harus ditelusuri mengapa masalah tersebut terjadi sehingga masalah dapat dicegah di lain waktu. Dengan menjelaskan mengapa terjadi suatu masalah kesehatan tersebut dan mengetahui penyebabnya,



dapat



disusun



langkah-langkah



pencegahan



dan



penanggulangannya agar tidak meluas dan dapat dilakukan tindakan preventif serta kuratif. (Ismah, Z. (2018). Bahan Ajar Dasar Epidemiologi) -



Tujuannya adalah : Mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi, Mengetahui riwayat alamiah penyakit (natural history of disease), Menentukan determinan penyakit, Memprediksi kejadian penyakit pada populasi, Mengevaluasi efektivitas intervensi preventif maupun terapetik, Menentukan prognosis dan faktor prognostik penyakit, Memberikan dasar ilmiah pembuatan kebijakan publik dan regulasi tentang masalah kesehatan masyarakat,



-



Determinan ( Faktor – faktor yang mempengaruhi ) adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekuensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu : a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud. b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.



c. Menarik kesimpulan. (Sumber : Prof. Bhisma Murti. Jurnal Pengantar Epidemiologi.) -



Tujuan : a. Mencari ada tidaknya hubungan timbal balik antara dua gejala atau variabel. Biasanya dinyatakan dengan koefisien korelasi. b. Menentukan besarnya keberhasilan suatu intervensi tertentu terhadap satu masalah kesehatan, atau membandingkan cara intervensi baru dengan cara lama; misalnya berapa angka kesembuhan sebuah obat baru dibandingkan dengan obat standard yang sudah ada. Hasilnya sering dinyatakan dengan risiko relatif, number needed to treat dan lain-lain.



-



Epidemiologi adalah



suatu



menerangkan bagaimana



cabang



frekuensi



ilmu &



yang



distribusi



menekankan penyakit



pada



serta



upaya



bagaimana



berbagai factor dapat menjadi factor penyebab penyakit. Kaitannya dengan ilmu kesehatan atau bidang kedokteran adalah suatu proses logis untuk menganalisis serta memahami hubungan interaksi antara proses fisik, biologis, dan fenomena sosial yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya (Noor, 2008). -



Penelitian Epidemiologi merupakan bagian



dari



tugas



pokok



disiplin



ilmu



epidemiologi dalam mencari faktor penyebab maupun hubungan sebab-akibat terjadinya penyakit serta gangguan kesehatan lainnya dalam masyarakat. Menurut WHO, secara umum tujuan penelitian epidemiologi yaitu 1. Menggambarkan status kesehatan populasi 2. Menjelaskan etiologi dan determinandari penyakit tersebut 3. Memprediksi jumlah kejadian penyakit di populasi 4. Mengontrol distribusi penyakit di masyarakat (Noor, N.N., 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.) -



Definisi epidemiologi dipertahankan. Ilmuwan membantu menyoroti 20 istilah dan konsep yang terkait dengan epidemiologi. Sebagian besar sudah digunakan dalam definisi yang digunakan oleh Lilienfeld. Lima istilah hadir di lebih dari 50% definisi dari periode 1978 hingga 2017: “populasi”, “studi”, “penyakit”, “kesehatan” dan “distribusi”. Beberapa perkembangan telah terjadi: penguatan istilah "kontrol" dan



"kesehatan" sudah digunakan, konsep "penyakit" lebih jarang ditemui sedangkan konsep "penyakit menular", "fenomena massa" tidak lagi digunakan dalam definisi dari 1978 hingga 2017. (Frérot, M., Lefebvre, A., Aho, S., Callier, P., Astruc, K., & Aho Glélé, L. S. (2018). What is epidemiology? Changing definitions of epidemiology



1978-2017.



PloS



one,



13(12),



e0208442.



https://doi.org/10.1371/journal.pone.0208442) -



Area Investigasi Lewnard dan Reingold (14) menawarkan ikhtisar prioritas dan tantangan saat ini dalam penyelidikan epidemiologis penyakit menular. Mereka menyoroti kemajuan dalam integrasi data molekuler dengan sumber data lain untuk memudahkan pengawasan, pemodelan, dan praktik kesehatan masyarakat. Epidemiologi penyakit menular telah menjadi akar dari disiplin ilmu kami, dan banyak di antaranya itu berhasil mengintegrasikan pengetahuan biologis, faktor sosial, dan terjemahan ke dalam praktik, pencegahan, dan kebijakan kesehatan masyarakat dapat diterapkan untuk mempelajari penyakit kronis dan kesehatan lainnya kondisi.



-



Anderson dkk. (15) mengatasi perubahan iklim, salah satu yang paling tantangan kesehatan masyarakat global yang penting di zaman kita dan di masa depan. Peran ahli epidemiologi dalam ilmu iklim sangat penting dan telah berkembang. Bidang ini memiliki banyak tantangan dan kemauan membutuhkan ahli epidemiologi untuk lebih mengembangkan pendekatan interdisipliner dan pengetahuan disiplin baru dan untuk berdebat besar data dalam konteks politik yang sangat menantang. (Olshan, A. F., Diez Roux, A. V., Hatch, M., & Klebanoff, M. A. (2019). Epidemiology: Back to the Future.



American



journal



of



epidemiology,



188(5),



814–817.



https://doi.org/10.1093/aje/kwz045) 2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis tentang jenis atau macam-macam dari penelitian epidemiologi - Penelitian epidemiologi dibagi menjadi 2 macam yaitu epidemiologi eksperimental dan epidemiologi observasional. Menurut Hidayani (2020), epidemiologi eksperimental merupakan bagian dari epidemiologi yang berperan dalam mengevaluasi efektivitas program-program intervensi kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengobatan. Sedangkan menurut Sari, dkk. (2021), epidemiologi observasional merupakan bagian dari epidemiologi yang melakukan



-



-



penelitian mengenai hubungan paparan dan penyakit tanpa memberikan intervensi atau diibaratkan sebagai mengamati apa adanya. Lalu eksprerimental dibagi lagi menjadi 2 yaitu deskriptif dan analitik. Untuk pembagian dari analitik itu dibagi menjadi 3 yaitu case control, cohort, dan cross sectional. Case control adalah studi analitik yang menganalisa hubungan antarsesuatu dengan memakai logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (luaran) terlebih dahulu dan selanjutnya mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Cross-sectional adalah sebuah riset untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data secara bersamaan, Maknanya tiap-tiap subjek riset hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilaksanakan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. (Sari, dkk.: 2021) (Sumber: Hidayani, W. R. (2020). Epidemiologi. Sleman. Deepublish. ; Sari, M. H. N., Rasmaniar, R., Ashriady, A., Purnawinadi, I. G., Razak, R., Budiastuti, A., ... & Wijayati, S. (2021). Dasar-Dasar Epidemiologi. Medan. Yayasan Kita Menulis. Medan.) Penelitian epidemiologi secara garis besar di bagi menjadi penelitian epidemiologi deskriptif, analitk dan eksperimental. 1. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif atau menggambarkan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. 2. Penelitian epidemiologi analitik berdasarkan waktunya terdiri dari rancangan case control, cross sectional dan kohort. Kohort melihat berbagai hubungan antara faktor risiko dan efek dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko. kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat seberapa banyak subjek dalam masing-masing kelompok yang mengalami efek. 3. Penelitian ekperimental dilakukan dengan pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian. Untuk penelitian eksperimental ini teridiri atas pre eksperimental, true eksperimental dan quasi eksperimental (Yani, Ristya Widi Endah. 2019. Riset Epidemiologi Bidang Kesehatan. Jember : UPT Universitas Jember) Perbedaan cross sectional deskriptif dan analitik 1. Penelitian cross-sectional digunakan secara deskriptif dan analitik. Penelitian deskriptif cross-sectional hanya mengutarakan prevalensi hasil Kesehatan pada populasi tertentu. Prevalensi dapat dinilai pada satu titik waktu (prevalensi titik) atau selama jangka waktu tertentu (prevalensi periode). 2. Masa prevalensi diperlukan bila diperlukan waktu untuk mengumpulkan informasi yang memadai mengenai penyakit dalam suatu populasi. Misalnya beberapa proporsi orang yang dilayani oleh klinik Kesehatan masyarakat selama



-



-



-



-



-



-



setahun yang memiliki hipertensi. Ukuran prevalensi ini biasanya digunakan dalam Kesehatan masyarakat. 3. Dalam penelitian cross-sectional analitik, data prevalensi antara paparan dan hasil Kesehatan diperoleh untuk membandingkan perbedaan hasil Kesehatan antara yang terpapar dan tidak terpapar. Studi analitik mencoba untuk menggambarkan prevalensi, misalnya penyakit atau non-penyakit pada awalnya dimulai dengan basis populasi. 1. Penelitian observasional.: peneliti tidak melakukan perlakuan / intervensi apapun terhadap variabel penelitian a) Deskriptif: adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor risiko maupun efek atau hasil. Data hasil penelitian disajikan apa adanya, peneliti tidak menganalisa mengapa fenomena itu dapat terjadi, karena itu pada studi deskriptif tidak diperlukan hipotesis. b) Analitik: Pada penelitian analitik peneliti berupaya mencari hubungan antar variabel. Pada penelitian jenis ini dilakuakan analisis terhadap data yang telah dikumpul, oleh karena itu pada penelitian analitik perlu dibuat hipotesis, dan data dalam hasil harus ada uji hipotesis (uji statistik) dan atau perbagai jenis analisis lain. Menurut basic epidemiology oleh WHO, penelitian analitik dibagi atas: • Studi Ekologi (Korelasi): berguna untuk menghasikan hipotesis dan berguna untuk membandingkan populasi di tempat yang berbeda pada waktu yang sama. Contohnya: rata-rata penjualan obat asma dengan jumlah kematian karena asma di tempat tertentu. Hal ini untuk mengetahui apakah ada faktor perancu atau tidak. • Studi cross-sectional: untuk mengukur prevalensi penyakit. Langkah-langkah yang penting dalam studi ini yaitu: merumuskan pertanyaan penelitian serta hipotesis yang sesuai, mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung, menetapkan subjek penelitian, melaksanakan subjek penelitian, melaksanakan pengukuran, melakukan pengukuran, dan melakukan analisis • Studi kasus control: untuk menelaah hubungan antara efek (penyakit/kondisi kesehatan) dengan faktor resiko. Langkah-langkahnya: merumuskan pernyataan penelitian dan hipotosis yang sesuai, mendeskripsikan variable penelitian (faktor resiko dan efek), menentukan populasi, melakukan pengukuran variable efek dan faktor resiko, dan menganalisis data. • Studi kohort: untuk memperoleh hubungan faktor resiko dengan kejadian tertentu. Jika sekelompok subjek belum mengalami pajanan faktor risiko dan belum mengalami penyakit atau efek, Secara alamiah mereka akan dibagi menjadi dua kelompok, yakni (1) kelompok dengan faktor risiko, dan (2) kelompok tanpa faktor risiko. Langkah-langkah penelitian pada studi kohort adalah; merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis, menetapkan kohort, memilih kelompok kontrol, menentukan variabel penelitian, mengamati terjadinya efek, dan menganalisis hasil.



b. Penelitian eksperimental: membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan sengaja diberikan tindakan/intervensi tertentu dengan kelompok lain yang sama tetapi tidak dilakukan intervensi apapun. Dibagi menjadi: • Randomized control trials • Cluster Randomized controlled trials • Field community trials 3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis tentang kelebihan dan kekurangan dari jenis penelitian epidemiologi - Kelebihan Desain Cross Sectional  Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh  Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus banyak variabel  Jarang terancam drop out  Dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya seperti kohort atau eksperimen - Kelemahan Desain Cross Sectional  Memerlukan jumlah sampel yang banyak, terutama apabila variabel yang diteliti banyak.  Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.  Kurang tepat untuk memprediksi suatu kecenderungan.  Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek paling lemah bila dibandingkan dengan dua rancangan analitik lainnya. - Kelebihan Desain Case Control  Desain ini merupakan salah satu cara dan atau kadang bahkan satu – satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau langka  Hasil dapat diperoleh dengan cepat  Biaya yang diperlukan relatif murah  Dapat menggunakan sampel penelitian yang lebih sedikit  Dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian - Kelemahan Desain Case Control  Pengambilan data faktor risiko secara retrospektif lebih mengandalkan daya ingat sehingga ada kemungkinan responden lupa atau tidak ingat terhadap apa yang pernah dialaminya apalagi yang ditanyakan sudah lama sekali. Hal ini dapat menimbulkan recall bias. Pengambilan data sekunder juga dapat dilakukan misalnya dengan melihat catatan pada dokumen rekam medis, namun dalam hal ini rekam medis seringkali kurang dapat memberikan informasi yang akurat karena isinya kurang lengkap.  Kadang – kadang sulit memilih sampel kontrol yang benar – benar sebanding dengan kelompok kasus karena banyaknya faktor risiko yang harus dikendalikan.  Tidak dapat digunakan untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen, jadi hanya dihubungkan dengan satu kasus atau efek. - Kelebihan Desain Cohort: -



-



-



-



-



 Desain ini merupakan desain yang paling baik untuk menerangkan hubungan antara faktor risiko dengan efek, menentukan insiden dan perjalanan penyakit.  Sangat baik dilakukan terhadap kasus yang bersifat fatal dan progresif.  Dapat digunakan untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu.  Memiliki kekuatan yang paling baik untuk meneliti berbagai masalah kesehatan, karena penelitian dilakukan secara longitudinal Kelemahan Desain Cohort:  Biasanya memerlukan waktu yang lama.  Lebih rumit dan memerlukan sarana dan biaya yang mahal.  Kemungkinan ada subyek yang drop out dan dapat mengganggu analisis data.  Penelitian pada kasus yang jarang terjadi kurang efisien.  Kurang etis karena mengamati faktor risiko pada subyek sampai terjadinya efek. (Masturoh, I., dan N. Anggita. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.) Kelebihan riset deksripsi : a. Memberikan gambaran atau deskripsi mengenai sebuah kondisi secara objektif. b. Mampu menjelaskan sebuah kejadian atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat. c. memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Kekurangan riset deskripsi : a. riset ini bisa juga dikatakan dengan riset yang cukup panjang waktunya karena Riset ini dilaksanakan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisis data, membuat kesimpulan, dan laporan b. bisa saja terjadi bias dan itu sangat wajar juga di setiap macam riset (sumber : Sugiyono. 2010. Langkah Riset Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.) • Crossectional KELEBIHAN: 1. Relatif mudah dilakukan dan murah 2. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus 3. Tidak memerlukan follow up 4. Efisien untuk mendiskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan sejumlah karakteristik populasi missal umur, sex, ras maupun social ekonomi. 5. Dapat dimanfaatkan untuk data penelitian selanjutnya KEKURANGAN 1. Ketidak pastian dalam studi Cross Sectional tentang mana yang lebih dulu muncul, paparan atau penyakit 2. Menggunakan data prevalensi bukan data insidensi



-



-



-



-



-



3. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang dipelajari banyak. 4. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis. 5. Validitas penilaian hubungan kausal menuntut sekuensi waktu (temporal sequence) yang jelas antara paparan dan penyakit(yaitu, paparan harus mendahului penyakit) (sumber : Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia Grafika) • Studi cross-sectional: Kelebihan: murah, mudah, hasilnya cepat diperoleh, dapat meneliti berbagai variable sekaligus dan tidak banyak kasus drop out. • Studi kasus control: Kelebihan: lebih murah dari pada studi kohort Kelemahan: data mengenai faktor resiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau catatan medik • Studi kohort: Kelebihan: Kelebihan pada studi kohort ini adalah salah satu disain penelitian terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti, studi kohort merupakan disain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor risiko dengan efek, pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif, dapat meneliti suatu faktor risiko tertentu, pengamatan dilakukan secara kontinu dan memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang meningkat. Kekurangan pada studi kohort ini adalah; karena memerlukan waktu yang lama, biaya mahal, rumit, dan kurang efisien dari segi waktu, terancam drop out dan terjadinya perubahan intensistas pajanan atau faktor risiko dapat mengganggu analisis hasil, dan pada Keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap merugikan subjek,. Keuntungan Studi Kasus Kontrol : Ideal untuk Mempelajari Penyakit Langka dan Penyakit Lama Periode Latensi Studi kasus-kontrol sangat cocok untuk menyelidiki penyebab yang mendasari kondisi yang tidak biasa, seperti wabah penyakit menular atipikal, efek samping obat yang tidak dapat diprediksi, dan kelainan bawaan. Studi Kasus-Kontrol juga umum diterapkan untuk studi penyebab genetik penyakit umum. Studi kasus-kontrol juga berguna untuk mengevaluasi faktor risiko potensial yang dapat menyebabkan penyakit selama periode laten yang panjang, asalkan informasi yang dapat dipercaya mengenai faktor-faktor risiko ini dapat diperoleh dalam retrospeksi. Efisiensi Studi kasus-kontrol dapat secara efisien menentukan asosiasi menggunakan lebih sedikit peserta daripada studi kohort, sehingga melestarikan sumber daya studi.



Evaluasi Multiple Exposures Studi kasus-kontrol dapat menyelidiki beberapa faktor risiko untuk suatu penyakit dalam batas yang ditentukan kelompok kasus dan kontrol. 4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis -



tentang tahapan penelitian epidemiologi -



Tahapan Penelitian Case Control 1. Kriteria pemilihan kasus a. Kriteria diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelas. b. Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau populasi/ masyarakat 2. Kriteria pemilihan control a. Mempunyai potensi terpajan oleh faktor resiko yang sama dengan kelompok kasus b. Tidak menderita penyakit yang diteliti c. Bersedia ikut dalam penelitian (Budiarto & Anggraeni, 2002).



-



Tahapan Penelitian Eksperimental 1. Tentukan latar belakang masalah 2. Tentukan pertanyaan penelitian dan rumuskan tujuan penelitian dengan sejelasjelasnya 3. Rumuskan hipotesis penelitian dengan jelas tentang variabel independen dan variabel dependen 4. Tentukan pemeriksaan hasil yang dikehendaki 5. Tentukan populasi studi dan kriteria subjek studi 6. Tentukan cara dan perkiraan besarnya sampel yang dugunakan 7. Tentukan apakah uji klinis dilakukan dengan penyamaran atau tidak dan bila dilakukan penyamaran apakah samar tunggal, samar ganda, atau samar tripel (Budiarto, Eko dan Anggraeni, Dewi, 2002, Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC)



-



Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap, yakni : a. Tahap Pengamatan. Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan



dengan pengamatan



(observasi ). Hasil pengamatan hipocrates berhasil



menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya



penyakit



dengan



lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang merupakan landasan perkembangan epidemiologi. Tahap perkembangan epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan. b. Tahap Perhitungan. Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara penduduk pria dan penduduk wanita. c. Tahap Pengkajian. Teknik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari



pengkajian



ini



berhasil dibuktikan



adanya



hubungan



statistik



antara



peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat, adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta adanya hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian penduduk. Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk. Tekhnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari hasil percobaan, sehingga dikenal dengan tahap eksperimen alamiah. d. Tahap Uji coba. Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun 1774 Lind melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk. Jenner pada tahun 1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia. (Ratna, 2020 ) (Ratma, Wuri Hidayani. 2020. Epidemiologi. Yogyakarta: Deepublish.) -







Langkah-langkah yang ditempuh dalam riset deskriptif, diantaranya yaitu:



1. Mengidentifikasi dan Memilih Masalah yang Akan Diteliti. 2. Merancang dan Mengadakan Pembatasan Masalah.



3. Melaksanakan Kajian Pustaka. 4. Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan. 5. Merancang Hipotesis Riset (Bila Ada). 6. Menentukan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling. 7. Menentukan Instrumen. 8. Teknik Pengumpulan Data. 9. Analisis Data 10. Menarik Kesimpulan atau Generalisasi -







Langkah-Langkah Studi Kohort



1. Merancang pertanyaan riset dan hipotesis. 2. Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar. 3. Menentukan sampel. 4. Pengambilan data dan pencatatan. 5. Pengolahan dan analisis data hasil riset. (sumber : Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia Grafika) -







Langkah-Langkah Umum dalam Desain Penelitian Deskriptif



a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsep ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah c. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan d. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji baik secara eksplisit maupun implisit jika diperlukan e. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian f. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.



g. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan. h. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian i. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah -







Tahap-tahap riset case control (Hadi, 2015) ini adalah sebagai berikut:



a. Identifikasi variabel-variabel riset (faktor risiko dan efek). b. Menetapkan objek riset (populasi dan sampel). c. Identifikasi kasus. d. Pemilihan subjek sebagai pengendali. e. Melaksanakan pengukuran “retrospektif” (melihat kebelakang) untuk melihat faktor risiko. f. Melaksanakan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel- variabel objek riset dengan variabel pengendali. -



Terdapat 8 langkah dalam RCT, yaitu 1) merumuskan pertanyaan penelitian 2) menentukan disain uji klinis yang sesuai 3) menetapkan subjek 4) mengukur variable data dasar 5) melakukan randomisasi 6) melaksanakan perlakuan 7) mengukur variable efek 8) dan menganalisa data.



5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis tentang keterkaitan jenis penelitian epidemiologi pada skenario - penelitian observatif analitik