Skenario Kasus Disiplin Positif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KASUS 1 Terlambat Hadir Menstabilkan Identitas Guru : Selamat pagi Arik Siswa : Selamat pagi Ibu Guru : Bagaimana kabar Arik hari ini? Siswa : Baik Ibu. Guru : Apakah Arik tahu kenapa Ibu memanggil Arik ke sini? Siswa : Tahu Ibu, sepertinya karena saya terlambat tadi Ibu. Guru : Menurut Arik, apakah datang terlambat itu sebuah kesalahan? Siswa : Iya Bu, datang terlambat merupakan sebuah kesalahan. Guru : Berbuat salah itu tidak apa-apa. Tidak ada manusia yang sempurna. Ibu juga pernah melakukan kesalahan seperti itu. Sekarang mari kita cari solusisanya bersama-sama ya. Siswa : IYa Ibu.



Validasi Tindakan yang Salah Guru : Arik, Ibu yakin kamu pasti punya alasan kenapa datang terlambat. Siswa : Tadi malam saya keasikan bermain game Ibu sampai larut, sehingga saya bangun terlambat. Guru : Memang bermain game itu sangat menyenangkan. Tapi kalau kamu terlalu lama bermain game dan bermain game sampai larut malam, itu akan merugikan diri kamu sendiri.



Menanyakan Keyakinan Guru : Kamu tentu masih ingat dengan keyakinan kelas yang kita percaya. Siswa : Ingat Ibu.



Guru : Menurut Arik, apakah datang terlambat sudah susai dengan keyakinan kelas? Siswa : Tidak Ibu. Saya belum bisa menghargai waktu karena hari ini datang terlambat. Guru : Iya Arik, kita harus mernghargai waktu. Kalau begitu, apa Arik bersedia mengatasi permasalahan keterlambatan ini? Siswa : Bersedia Bu. Guru : Bagaimana kamu akan memperbaiki masalah keterlambatan ini? Siswa : Saya akan mengurangi waktu bermain game dan tidak akan bermain game sampai larut malam lagi Bu. Guru : Kira-kira kapan Arik akan mulai melaksanakan ini? Siwa : Mulai hari ini Ibu. Saya akan segara melakukannya. Guru : Baik Arik, terimakasih atas kerjasamanya. Sekarang kamu bisa kembali belajar. Siswa : Baik Bu, terimakasih.



KASUS 2 Siswa bertengkar Menstabilkan Identitas Guru : Selamat pagi Arik Siswa : Selamat pagi Ibu Guru : Bagaimana kabar Arik hari ini? Siswa : Tidak baik Ibu. Guru : Kenapa bisa seperti itu Arik? Siswa : Masak Deva tadi mengejek nama orang tua saya. Saya jadi kesal dan marah kepada Deva. Guru : Ya, pasti kamu marah dan kesal. Kamu berhak merasa begitu. Ibu juga akan marah kalau diperlakukan seperti itu. Sekarang, Ibu tidak akan mencari siapa yang salah, tapi Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.



Validasi Tindakan yang Salah Guru : Kemudian pada saat itu, apa yang kamu lakukan? Siswa : Saya marahlah Bu. Saya langsung memarahi Deva dan mengejeknya balik. Guru : Iya Deva. Ibu juga akan membela diri dan nama baik orang tua yang sangat Ibu hormati dan sayangi. Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu.



Menanyakan Keyakinan Guru : Tapi menurut kamu, apa tindakanmu yang marah-marah dan mengejek balik Deva sesuai dengan keyakinan kelas dan prinsip hidupmu?



Siswa : Tidak Ibu. Saya sebenarnya tidak suka marah-marah, selain itu saya juga merasa kurang nyaman setelah mengejek nama orang tua Deva. Guru : Kamu meyakini tidak, bahwa menghargai orang lain dan menghormati orang tua itu penting buat kamu? Siswa : Yakinlah Bu. Guru : Iya Setuju. Kita perlu saling merhagai satu sama lain dan menghormati orang tua. Berikutnya, menurut kamu apa perlu kamu lakukan jika berada dalam kondisi marah? Siswa : Berikutnya saya akan lebih bersabar dan tidak ikut-ikutan mengejek nama orang tua teman. Guru : Kira-kira kamu bersedia tidak untuk memperbaiki masalah ini? Siswa : Bersedia Ibu. Guru : Baiklah kalau begitu. Mari kita pikirkan bagaimana memperbaiki masalah ini. Kira-kira apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki masalah ini? Siswa : Saya akan berbaikan dengan Deva dan meminta Deva untuk tidak mengejek nama orang tua saya lagi, karena itu tidak sesuai dengan keyakinan yang kita percayai dan menyakiti hati saya. Guru : Selai itu, apa lagi yang akan kamu lakukakan? Siswa : Saya juga akan meminta maaf karena sudah mengejek balik Deva. Guru : Baik Ari. Ibu setuju dengan hal-hal tersebut. Terimakasih karena Arik sudah mau menjadi lebih baik.