Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



IDENTITAS PASIEN Nama: Ny.S Usia: 45 tahun Agama: Islam Jenis Kelamin: Perempuan Status: Menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Alamat: Jakarta



II.



RIWAYAT PSIKIATRI



Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 25 September 2017 pukul 11.00 WIB di poliklinik Jiwa RSUP Persabahatan A. Keluhan Utama Pasien datang untuk konsultasi kepada dokter karena keluhan rasa cemas selama ± 8 tahun B. Riwayat gangguan sekarang Pasien datang ke poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan pada tanggal 25 September 2017 pukul 11.00 WIB. Pasien datang bersama anak lakilakinya yang pertama menggunakan kendaraan motor milik anaknya. Pasien saat ini mengeluhkan sering merasa cemas yang berlebih yang berupa ketakutan akan sesuatu, seperti sesuatu yang menyeramkan atau hal-hal buruk yang dipikirkannya. Pasien merasa takut pada hal-hal yang pasien sendiri juga tidak tahu, rasa takut tersebut sering muncul tiba-tiba biasanya setelah pasien melamun memikirkan sesuatu. Biasanya saat rasa takut itu muncul terkadang pasien juga merasakan dada berdebar-debar dan berkeringat, namun tidak sampai mengganggu tidur dan nafsu makan pasien. Pasien sering memendam masalah yang terjadi pada dirinya sendirian dan tidak pernah menceritakan masalahnya kepada siapapun. Pasien selalu memikirkan masalah-masalah yang terjadi pada dirinya terutama masalah mengenai dirinya yang selama ini tidak dianggap oleh suami jika bicara



1



serta tetanga-tetangga rumah yang sering membicarakan pasien dan mengejek-ejek dirinya. Pasien mengatakan ibu-ibu tetangga rumahnya sering berkumpul di sekitar depan rumahnya dan pasien merasa bahwa tetangga membicarakan dan mengolok-olok dirinya, berkata buruk, serta menertawakan dirinya. Pasien merasa tetangganya mengolok-olok pasien karena dirinya yang ‘ngaco’ dan juga membicarakan masalah pasien dengan suaminya yang sering tidak dianggap. Pasien merasa tetanggatetangganya tersebut membicarakan dirinya dari pagi, siang, sore bahkan malam hari. Namun ketika pasien menceritakan hal tersebut kepada suami tidak ditanggapi dan justru dikatakan bahwa pasien ‘ngaco’. Pasien sering merasa sedih karena pasien jika berbicara seperti tidak dianggap oleh suaminya. Pasien juga pernah bercerita kepada anak pertamanya namun anak pasien hanya diam saja dan tidak meladeni pasien. Pasien juga mengatakan bahwa saudara-saudara pasien juga menjelek-jelekkan dirinya. Pasien mengatakan bahwa dahulu tahun 1969 pasien pernah dibawa ke psikiatri karena dirinya ‘ngaco’. Pasien mengatakan bahwa saat itu seperti mendengar suara-suara yaitu suara yang menyuruhnya untuk membeli sabun cuci, namun tidak ada sumber suaranya. Kemudian pasien membeli sabun cuci tersebut kemudian memberikannya kepada orang yang sedang mencuci. Dahulu juga pasien merasa seperti seperti melihat bayangan-bayangan hitam yang tidak jelas sumbernya dan hanya pasien yang melihat. Pasien juga pernah merasakan saat makan rasa makanannya seperti minyak tanah, selain itu juga pernah mencium bau-bauan seperti bau menyan tapi tidak jelas sumbernya dari mana dan pernah merasa perutnya sepereti ada yang menekan-nekan. Pasien juga merasa jika pasien ingin pergi ke suatu tempat tetangga rumah membicarakannya seperti sudah tahu. Pasien juga pernah merasa seperti ada yang ‘guna-guna’ terhadap pasien lalu saat pergi ke ustadz, ustadz juga mengatakan hal serupa. Pasien menyangkal pernah merasa melihat tubuhnya saat ini bukanlah tubuh aslinya, dan pasien tidak pernah merasa bahwa lingkungan



2



sekitarnya berubah. Pasien juga menyangkal merasa seperti dikontrol oleh sesuatu serta tidak pernah merasa bahwa seakan-akan pikirannya ditarik keluar habis dari kepalanya. Untuk mengurangi rasa takutnya pasien mengalihkannya dengan melakukan pekerjaan rumah. Sebelumnya tahun 1996 pasien pernah berobat ke poli psikiatri RS Persahabatan namun baru sekali minum pasien merasa lemas sehingga tidak dilanjutkan kembali, lalu empat bulan yang lalu pasien berobat ke dokter psikiatri di Rumah Sakit di Pelabuhan diberikan obat racikan namun pasien tidak cocok karena setelah meminum obat tersebut pasien merasa sesak napas dan nyeri di bagian ulu hati, serta jantung berdebar-debar dan badan terasa tegang. Sebelumnya pasien memiliki riwayat penyakit magh atau gastritis. Pasien merupakan seorang tamatan SMP, dari sekolah SD sampai SMP bertempat di Jakarta Utara. Selama menempuh pendidikan pasien tidak ada masalah dan tidak pernah tinggal kelas. Selama bersekolah pasien memiliki banyak teman dan dapat bergaul dengan lingkungan sekitar. Selepas putus sekolah hingga sekarang pasien sudah pernah bekerja di tiga pabrik garmen yang berbeda dan terakhir pasien bekerja selama tiga tahun lalu berhenti karena sering lembur. Saat ini pasien tinggal di Sukapura bersama dengan suami dan kedua anaknya. Rumah milik sendiri namun masih mencicil. Suami saat ini bekerja sebagai petugas angkut sampah warga. Anak pertamanya sudah bekerja dan anak keduanya baru lulus SMA. Untuk biaya sehari-hari didapat dari penghasilan suami dan anak pertamanya. Untuk berobat pasien mempunyai akses BPJS namun saat ini pasien berobat menggunakan dana pribadi. Hubungan dengan suami kurang baik, suami tidak mendukung pengobatan pasien. Selama beraktivitas di rumah pasien dapat mengurus dirinya sendiri dan dapat melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Pasien datang ke poliklinik jiwa RSUP Persahabatan dengan menggunakan baju abu-abu dan celana hitam serta kerudung berwarna ungu yang rapih, sopan, dan bersih. Tidak menggunakan pakaian yang



3



mencolok dan aksoris yang berlebihan. Pada saat dilakukan tanya jawab, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dokter dengan baik dari awal hingga akhir, dan pasien juga bersifat kooperatif dan tenang. Pasien mengatakan datang ke poliklinik jiwa RSUP Persahabatan dengan menggunakan motor bersama anaknya pertamanya. Sebelum ke Rumah Sakit tadi pagi pasien sarapan dengan nasi. Ketika ditanya tentang jenjang pendidikan pasien, pasien dapat menjawab semua lokasi sekolahnya dari SD hingga SMP yaitu di Jakarta Utara, saat SMP yaitu di SMP Kampung Mangga. Pada masa sekolah pasien dapat bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya. Pasien dapat mengulang tiga benda yang disebutkan oleh dokter dengan benar yaitu meja, pulpen dan buku baik diucapkan saat itu juga maupun setelah diberikan pengalihan pembicaran. Pasien dapat menjawab ketika diberikan pertanyaan mengenai matematika sederhana yaitu 100 dikurangi oleh 7 yaitu 93 dan seterusnya 93 dikurangi 7 yaitu 86. Pasien kemudian diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan umum, yaitu mengenai presiden Indonesia yang seorang wanita dan presiden pertama Indonesia. Pasien dapat menjawab dengan benar yaitu ibu Megawati dan Soekarno. Pasien menyadari bahwa saat ini dia berada di poliklinik jiwa RSUP Persahabatan, dan saat itu adalah siang hari, selain itu pasien juga menyadari bahwa kegiatan yang sedang dilakukannya adalah konsultasi dengan dokter, dan tahu sedang berbicara dengan dokter muda. Setelah itu, pasien diberikan pertanyaan melalui sebuah kasus yaitu apabila pasien menemui seorang anak kecil yang sedang menangis kehilangan orangtuanya di mall, kemudian ditanyakan apa yang akan dilakukan pasien saat itu. Keputusan yang diambil pasien adalah membantu anak tersebut dan membawanya ke petugas keamanan. Pasien juga diminta untuk menerangkan apakah arti dari peribahasa “air susu dibalas dengan air tuba”. Kemudian pasien menjawab bahwa kebaikan dibalas dengan kejehatan.



4



Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan seperti yang sudah disebutkan diatas, pasien dapat menjawab semua pertanyan tersebut dengan benar menunjukkan bahwa fungsi kognitif, orientasi (jangka pendek, panjang dansegera), daya pikir abstrak, dan daya nilai pasien tidak ditemukan gangguan. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini tidak terdapat disfungsi otak. Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi zat-zat terlarang ataupun minum alkohol. Menurut cerita pasien, pasien dilahirkan secara normal di dukun dan tidak ditemukan adanya kelainan semasa kehamilan. Pasien adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Pada masa sekolah tidak ada masalah, tidak pernah tinggal kelas, pasien dapat bergaul dan memiliki banyak teman. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien dapat bersosialisasi dengan baik. Ketika ditanya bagaimana perasaan pasien selama dua minggu terakhir ini, pasien menjawab bahwa perasaannya saat ini biasa saja. Ada sedih namun tidak pernah sedih yang berlebihan atau gembira berlebihan sampai tertawa sepanjang hari. Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan ingin sembuh, pasien merasa dirinya butuh obat dan pasien tahu bahwa obat yang diberikan akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan pasien. Keinginan pasien saat ini adalah ingin dirinya sembuh, ingin pindah rumah dan anak-anaknya bekerja lancar.



C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya Pasien mengalami gangguan psikiatri ini sudah sejak ± 8 tahun yang lalu. Sebelumnya tidak ada keluhan serupa 2. Riwayat gangguan medis Gastritis, Low Back Pain 3. Riwayat penggunaan zat psikotropika atau alkohol Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun zat psikoaktif lainnya



5



D. Riwayat kehidupan pribadi 1. Riwayat prenatal Pasien dilahirkan secara normal di dukun. Pasien merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. 2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia, sesuai dengan anak seusianya, semasa sekolah dapat bergaul dan memiliki banyak teman. 3. Riwayat pendidikan Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Pasien masih mengingat lokasi sekolahnya dari mulai SD hingga SMP. 4. Riwayat pekerjaan Saat ini pasien sebagai ibu rumah tangga. Sebelumnya pasien pernah bekerja di pabrik Garmen, sudah bekerja di tiga pabrik garmen yang berbeda. Terakhir bekerja selama 3 tahun lalu berhenti karena kerjanya selalu lembur. 5. Riwayat pernikahan Pasien sudah menikah, kurang lebih 23 tahun. Memiliki dua anak. 6. Riwayat agama Pasien beragama Islam. 7. Aktivitas sosial Pasien saat ini kurang dapat bersosialisasi baik dengan lingkungannya serta kurang dapat berinteraksi dengan orang-orang disekitar karena masalah dengan tetangga yang sering membicarakan pasien.. E. Riwayat Keluarga Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. F. Situasi Sosial Sekarang Pasien adalah seorang perempuan usia 45 tahun, sudah menikah, ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya di rumah milik sendiri namun masih mencicil. Pasien berobat dengan menggunakan



6



dana pribadi namun pasien memiliki akses jaminan kesehatan BPJS. Keluarga pasien saat ini kurang mendukung kesembuhan pasien, terutama suami pasien. Anak pasien selama ini bersikap acuh terhadap keluhan ibunya namun masih mau datang menemani pasien untuk berobat ke psikiatri, sementara suami pasien tidak ada dukungan untuk kesembuhan pasien, hubungan pasien dengan keluarga saat ini kurang baik yaitu dengan suaminya. G. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya Keinginan pasien saat ini adalah: 



Ingin sembuh







Ingin pindah rumah







Ingin kerja anak-anaknya lancar



III. STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Perempuan usia 45 tahun. Datang ke RSUP Persahabatan bersama anak pertamanya dengan menggunakan kendaraan motor, untuk konsultasi ke poli jiwa. Usia sesuai dengan penampilan, rapi, ekspresi ramah dan tenang, terlihat sopan. 



Kesadaran umum: compos mentis







Kontak psikis: kontak psikis baik, komunikasi baik



2. Perilaku dan aktivitas psikomotor 



Cara berpakaian: baik







Cara berjalan: dapat berjalan sendiri dengan baik







Aktivitas psikomotor: kooperatif, kontak mata baik, tenang, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dan tidak terdapat gerakan-gerakan involunter



3. Pembicaraan: 



Kuantitas: baik, pasien



dapat menjawab pertanyaan yang



diberikan dokter dan mengungkapkan isi hati pasien



7







Kualitas: baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume cukup, isi pembicaraan dapat dimengerti



4. Sikap terhadap pemeriksa Pasien kooperatif



B. KEADAAN AFEKTIF 1. Mood: hypothym 2. Afek: luas 3. Keserasian: sesuai 4. Empati: pemeriksa tidak dapat merasakan apa yang dirasakan pasien



C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan Pendidikan terakhir pasien adalah SMP yaitu di Kampung Mangga Jakarta Utara, pasien masih mengingat bahwa Presiden Indonesia yang seorang perempuan adalah Megawati dan presiden pertama Indonesia adalah Soekarno. 2. Daya konsentrasi Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti proses tanya jawab dari awal hingga selesai. Pasien dapat menjawab pertanyaan berhitung dengan baik dan benar. 3. Orientasi 



Waktu: baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya jawab yaitu pada siang hari







Tempat: baik, mengetahui tempat saat dilakukan tanya jawab yaitu di poli Jiwa RSUP Persahabatan







Orang: baik, mengetahui sedang berbicara dengan dokter muda







Situasi: baik, pasien mengetahui bahwa sedang konsultasi mengenai keluhannya dengan dokter



4. Daya ingat 



Daya ingat jangka panjang



8



Baik, pasien masih dapat mengingat jenjang pendidikan saat SD, SMP, dan tempatnya bekerja dahulu 



Daya ingat jangka pendek Baik, pasien masih dapat mengingat datang ke RSP menggunakan motor bersama anaknya, dan tadi pagi sarapan dengan nasi.







Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulangi tiga kata yang sebelumnya disebutkan oleh dokter yaitu meja, pulpen, buku.



5. Pikiran abstak Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa air susu dibalas dengan air tuba yaitu kebaikan dibalas dengan kejahatan. 6. Bakat kreatif Kreatifitas atau keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan garmen sebelumnya. 7. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan dapat mengurus dirinya sendiri.



D. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi 



Halusinasi auditorik: pernah ada (pasien pernah mendengar suara-suara yaitu suara yang menyuruhnya untuk membeli sabun cuci, namun tidak ada sumber suaranya  perilaku halusinatorik dengan membeli sabun tersebut)







Halusinasi visual: pernah ada (pasien merasa seperti seperti melihat bayangan-bayangan hitam yang tidak jelas sumbernya)







Halusinasi olfaktori: pernah ada



9



(pernah mencium bau-bauan seperti bau menyan tapi tidak jelas sumbernya dari mana) 



Halusinasi gustatory: pernah ada (pernah merasakan saat makan rasa makanannya seperti minyak tanah)







Halusinasi taktil: pernah ada (pernah merasa perutnya sepereti ada yang menekan-nekan)



2. Depersonalisasi dan derealisasi Depersonalisasi: tidak ada Derealisasi: tidak ada E. PROSES PIKIR 1. Arus pikir a. Produktivitas: baik b. Kontinuitas: baik



2. Isi pikiran a. Preokupasi: tidak ada b. Gangguan pikiran 1. Delusion of control : pernah ada (yaitu terdapat Thought of broadcasting : Pasien juga merasa jika pasien ingin pergi ke suatu tempat tetangga rumah membicarakannya seperti sudah tahu) 2. Delusion of reference : masih ada (Pasien



mengatakan



ibu-ibu



tetangga



rumahnya



sering



berkumpul di sekitar depan rumahnya dan pasien merasa bahwa tetangga membicarakan dan mengolok-olok dirinya, berkata buruk, serta menertawakan dirinya dari pagi, siang, sore bahkan malam hari) 3. Delusion of grandiosity : tidak ada 4. Delusion of persecution : pernah ada (merasa seperti ada yang ingin berbuat jahat kepada pasien yaitu ‘mengguna-guna’ pasien)



10



F. PENGENDALIAN IMPULS Baik, pasien tampak tenang pada proses tanya jawab yang dilakukan, dan tidak terdapat gerakan involunter



G. DAYA NILAI 1. Norma sosial Kurang, pasien saat ini kurang bergaul dengan lingkungan sekitarnya. 2. Uji daya nilai Baik, pasien memilih untuk menolong dan membawa ke petugas keamanan bila ada anak kecil yang sedang menangis karena kehilangan orantuanya di mall 3. Penilaian realitas Terdapat gangguan



H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPAN PASIEN Pasien menyadari bahwa dirinya sakit. Namun pasien tidak tahu apa yang menyebabkan pasien sakit. Pasien mengatakan ingin sembuh. Pasien menyadari bahwa pasien membutuhkan pengobatan dan obat yang diberikan oleh dokter memberikan hasil yang baik terhadap kesehatan pasien.



I. TILIKAN/INSIGHT Tilikan derajat 4, karena pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan namun pasien tidak tahu apa yang menyebabkan pasien seperti itu.



J. TARAF DAPAT DIPERCAYA Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena pasien dapat menjawab secara konsisten dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh dokter dari awal proses tanya jawab hingga akhir.



11



IV. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status generalis a. Keadaan umum: baik, compos mentis b. Tanda vital TD: 100/60mmHg HR: 90 x/menit c. System kardiovaskular: kesan tidak ada kelainan d. System gastroenterologi : Gastritis e. System dermatovenereologi: kesan tidak ada kelainan f. System musculoskeletal: kesan tidak ada kelainan g. System urogenital: kesan tidak ada kelainan h. Gangguan khusus: tidak ada 2. Status neurologis a. Saraf cranial: kesan tidak ada kelainan b. Saraf motorik: Low Back Pain c. Sensibilitas: tidak dinilai d. Saraf vegetatif: kesan tidak ada kelainan e. Fungsi luhur: kesan tidak ada kelainan f. Gangguan khusus: kesan tidak ada kelainan



V.



IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA 1. Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan bersama anak laki-lakinya yang pertama pada tanggal 25 September 2017. Pasien datang dengan keluhan rasa cemas berlebih yang berupa rasa ketakutan yang sudah dialami ± 8 tahun. 2. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif, dan orientasi, Memori jangka panjang, pendek, dan segera pasien baik, pengetahuan umum pasien baik. 3. Mood hypothym, afek luas dan serasi namun tidak dapat dirabarasakan oleh pemeriksa.



12



4. Pasien tidak pernah mengkonsumsi narkotika, alkohol maupun zat psikoaktif lainnya 5. Pasien merasa pernah mengalami halusinasi auditorik, visual, olfaktori, gustatorik dan taktil hingga ke perilaku halusinatorik. Depersonalisasi dan derealisasi disangkal. Pasien juga pernah mengalami delusion of control yang berupa thought of broadcasting, lalu delusion of reference yang masih terjadi hingga sekarang, serta pernah ada delusion of persecution, namun keadaan itu saat ini sudah membaik walaupun masih ada beberapa yang dirasakan pasien. 6. Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa 7. Tidak ada gangguan aktivitas tidur selama pasien mengalami keluhan ini. 8. Pasien lahir normal di dukun tidak memiliki masalah tumbuh kembang, dapat menyelesaikan sekolah sampai SMP, tidak pernah tinggal kelas, dapat bergaul dan memiliki banyak teman 9. Pasien memiliki riwayat penyakit gastritis dan Low Back Pain 10. Pasien sudah menikah, seorang ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya di rumah milik sendiri namun masih mencicil. Suami pasien bekerja sebagai petugas angkut sampah dan anak pertamanya sudah bekerja. Pasien berobat dengan menggunakan dana pribadi namun pasien memiliki akses jaminan kesehatan BPJS. Keluarga pasien saat ini kurang mendukung kesembuhan pasien, terutama suami pasien. Anak pasien selama ini bersikap acuh terhadap keluhan ibunya namun masih mau datang menemani pasien untuk berobat ke psikiatri, sementara suami pasien tidak ada dukungan untuk kesembuhan pasien, hubungan pasien dengan keluarga saat ini kurang baik yaitu dengan suaminya. 11. Pada pasien ini mengalami gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial dan pekerjaan.



13



VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien, terdapat gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan (distress) dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi (disfungsi). Berdasarkan hasil tersebut, maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa. DIAGNOSIS AKSIS I 



Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan tidak terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya ingat atau daya konsentrasi, serta orientasi (jangka pendek, panjang dan segera) yang masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0)







Dari anamnesis diketahui bahwa pasien tidak merokok,



tidak



mengkonsumsi alkohol, dan tidak mempunyai riwayat penggunaaan zatzat terlarang atau NAPZA. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasien ini bukan penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol (F.1) 



Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita berupa adanya halusinasi dan waham, maka pasien ini menderita gangguan Psikotik (F.2). Halusinasi dan waham yang dialami pasien sudah terjadi sejak ± 8 tahun yang lalu, sehingga sudah termasuk kedalam Skizofrenia (F.20).







Pada awalnya, pasien mengalami halusinasi auditori, visual, olfaktori, gustatory dan taktil. Pada pasien juga terdapat beberapa waham paranoid meliputi delusion of control yaitu berupa thought broadcasting, kemudian adanya delusion of reference, delusion of persecution sehingga pasien termasuk kedalam Skizofrenia Paranoid (F.20.0). Gejala yang dialami pasien bermula dari 8 tahun yang lalu. Saat awal sakit sudah berobat ke poli psikiatri RS Persahabatan namun pengobatan tidak dilanjutkan karena pasien merasa lemas setelah meminum obatnya sehingga keluhan halusinasi dan waham masih ada, kemudian 4 bulan yang lalu pasien berobat kembali ke dokter psikiatri di RS Pelabuhan diberikan obat



14



racikan namun tidak dilanjutkan juga pengobatannya karena pasien merasa jantung berdebar, sesak napas, nyeri ulu hati setelah meminum obatnya, hingga sekarang keluhan halusinasi dan waham pasien masih ada namun sudah ada beberapa yang tidak dirasakan kembali, sehingga pasien ini termasuk ke dalam Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan (F.20.00).



DIAGNOSIS AKSIS II Pasien tidak mengalami gangguan tumbuh-kembang pada masa kanakkanak sampai dewasa. Pasien dapat bergaul dan memiliki banyak teman. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan hingga SMP dan tidak pernah tinggal kelas serta dulu pernah bekerja di pabrik garmen, kemudian berhenti karena sering lembur. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami retradasi mental. Karena pasien tidak memiliki gangguan kepribadian dan retradasi mental, maka Axis II pada pasien tidak ada diagnosis.



DIAGNOSIS AKSIS III Gastritis Low Back Pain



DIAGNOSIS AKSIS IV Pasien sudah menikah, dan sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal di rumah milik sendiri yang masih dibayar angsurannya. Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Biaya kebutuhan sehari-hari berasal dari suami dan anak pertamanya yang sudah bekerja. Biaya berobat pasien saat ini menggunakan dana pribadi namun pasien juga memiliki BPJS. Pasien tidak memiliki hubungan baik dengan suaminya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa aksis IV masalah dengan suami dan ekonomi paspasan.



15



DIAGNOSIS AKSIS V Pada pasien ini terdapat beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik, aksis V didapatkan GAF scale 70-61



VII. Evaluasi multiaksial Aksis I: skizofrenia Paranoid Berkelanjutan Aksis II: tidak ada diagnosis Aksis III: Gastritis, LBP Aksis IV: masalah dalam keluarga, ekonomi pas-pasan Aksis V: GAF scale 70-61



VIII. DAFTAR PROBLEM 1. Organobiologik: pasien memiliki penyakit Gastritis dan Low Back Pain 2. Psikologi: masih terdapat gangguan halusinasi dan waham, empati tidak dapat dirasakan oleh dokter, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan, namun pasien tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya sakit, 3. Sosioekonomi: pasien tidak bekerja. Pasien tinggal di rumah milik sendiri yang masih dicicil angsurannya. Biaya hidup sehari-hari didapatkan suami dan anaknya yang sudah bekerja. Akses pasien berobat menggunakan BPJS 4. Keluarga: Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan suami.



IX. PROGNOSIS Prognosis kearah baik: 



Pasien mau datang untuk mengkonsultasikan keluhannya







Pasien mau minum obat







Pasien memiliki tekad yang besar unyuk sembuh



Prognosis kearah buruk: 



Adanya riwayat penyakit lain yang dialami pasien



16



Berdadarkan data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien ini adalah:



X.







Ad vitam: bonam







Ad functionam: dubia ad bonam







Ad sanationam: dubia ad bonam



Terapi Psikofarmaka: Haloperidol 1,5 mg, 3x1 Alprazolam 0,5 mg 3x1 Antiprestin 2 mg, 1x1



Psikoterapi:  Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya dan cara mengatasinya.  Meminta pasien dan mengingatkan keluarga untuk meminum obat secara teratur.  Meminta pasien didampingi keluarga untuk melakukan kontrol rutin sebelum obat habis.  Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien dan keluarga agar tetap optimis dalam melaksanakan pengobatan  Meminta pasien untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang digemari pasien.  Lebih



membuka



diri



dan



mau



untuk



menceritakan



masalah



yang dialami kepada suami, anak atau saudara-saudaranya  Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah sesuai dengan keyakinan pasien.



17



DAFTAR PUSTAKA



1. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta.2014 2. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta.2013 3. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta.2014



18