10 0 4 MB
STUDI KELAYAKAN TAMBANG PT. RAJA BETON NUSANTARA DI DESA GIRIREJO DISTRIK SENTANI BARAT KABUPATEN JAYAPURA
SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Teknik Pertambangan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Cenderawasih
Oleh : TRISILVA MELVIN LOKDEN NIM : 20140611044039
PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN UMUM JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2019
STUDI KELAYAKAN TAMBANG PT. RAJA BETON NUSANTARA DI DESA GIRIREJO DISTRIK SENTANI BARAT KABUPATEN JAYAPURA
SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Teknik Pertambangan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Cenderawasih
Oleh : TRISILVA MELVIN LOKDEN NIM : 20140611044039
PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN UMUM JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2019
LEMBAR PERSETUJUAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG PT. RAJA BETON NUSANTARA DI DESA GIRIREJO DISTRIK SENTANI BARAT KABUPATEN JAYAPURA
Disusun Oleh: TRISILVA MELVIN LOKDEN Nim : 20140611044039
Telah Dinyatakan Lengkap dan Memenuhi Syarat Untuk Diajukan Dalam Ujian Sidang Skripsi pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih
Disetujui Oleh: Pembimbing I Tanggal: 01 Februari 2019 Bevie Marcho Nahumury, ST.MT NIP. 19810421 200812 1 003 Pembimbing II Tanggal: 01 Februari 2019
Patrick Marcel Fandy, ST.MT NIP. 19790208 200801 1 007
STUDI KELAYAKAN TAMBANG PT. RAJA BETON NUSANTARADI DESA SABRONSARI DISTRIK SENTANI BARAT KABUPATEN JAYAPURA Disusun Oleh:
TRISILVA MELVIN LOKDEN NIM: 20140611044039 Telah Disetujui dan Diajukan pada Ujian Skripsi Untuk Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Tanggal 23 Desember 2018 Dewan Penguji : Pembimbing 1
Bevie M. Nahumury,ST.MT
(Ketua Sidang)
NIP. 19810421 200812 1 003
Pembimbing 2
Patrick M. Fandy, ST.MT
(…………) (…………)
NIP. 19790208 200801 1 007 Penguji 1
Djuardrensi Patabang, ST., M.Eng
(…………)
NIP. 19690602 200312 1 001 Penguji 2
Lia Medy Tandy, ST., MT
(…………)
NIP. 19810104 200801 2 009 Penguji 3
Frans Tambing, ST. MT
(…………)
NIP. 19651019 200312 1 001 Mengetahui : Dekan Fakultas Teknik
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Dr.Drs. Janvieter Manalu, M.Si
Bodian Panggabean, ST., M.Eng
NIP. 19640805 199103 1 007
NIP. 19750131 200501 1 003
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Trisilva Melvin Lokden
NIM
: 20140611044039
Program Studi
: Teknik Pertambangan
Fakultas
: Teknik
Universitas
: Cenderawasih
Judul
: “ STUDI KELAYAKAN TAMBANG PT. RAJA BETON NUSANTARADI DESA GIRIREJO DISTRIK SENTANI BARAT KABUPATEN JAYAPURA “ Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
merupakan hasil karya tulis ilmiah atau pemikiran saya sendiri, bukan hasil karya intelektual orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat di buktikan bahwa sebagian atau seluruh skripsi ini adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Jayapura, 01 Februari 2019 Yang menyatakan
Trisilva Melvin Lokden
ABSTRAK Studi Kelayakan Tambang adalah kegiatan untuk menghitung dan mempertimbangankan suatu endapan bahan galian dan atau diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan studi kelayakan yang menyajikan beberapa informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah kajian kelayakan ini adalah untuk mengetahui apakah cadangan sirtu di wilayah izin usaha penambangan PT. Raja Beton Nusantara, secara teknis dan ekonomis layak atau tidak untuk ditambang. Studi Kelayakan Tambang Yang dilakukan menunjukan bahwa usaha Penambangan Pasir dan Batu PT. Raja Beton Nusantara Di Desa Girirejo, Sentani Barat Kabupaten Jayapura jika dilihat dari aspek teknis dan aspek Financial dikatakan Layak, dari hasil perhitungan aspek ekonomi meliputi NPV, IRR dan BCR. Dihasilkan NPV sebesar Rp. 70.606.519.443,29 - ini menunjukkan angka lebih besar dari 0, sehingga usaha tersebut dapat menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan dan dikeluarkan sehingga usaha menghasilkan benefit yang lebih besar, IRR sebesar 277%jadi angka ini lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 13%, maka usaha dikatakan layak. Dan di peroleh nilai BCR diperoleh angka sebesar 4,13 ini bearti bahwa nilai yang dihasilkan adalah lebih dari 1 (Net B/C > 1). Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Penambangan Pasir dan Batu di Desa Girirejo menurut kriteria Net B/C Ratio layak di Tambang.
Kata Kunci : Studi Kelayakan, NPV, IRR dan BCR
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang, Referensi kepustakaan diperkenakan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizing pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Usaha memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi harus seizin tertulis Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih. Perpustakaan yang meminjamkan skripsi ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi nama dan tanda tangan peminjam serta tanggal pinjaman.
LEMBAR PERSEMBAHAN “Takut Akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan ( Amsal 1 : 7 ) “ Kunci Dari sebuah kebahagian adalah ketika anda bersyukur terhadap Anugerah Yang Tuhan Berikan “ ORA ET LABORA ( Berdoa dan Bekerja ) Kupersembahkan Karya Tulis ini Kepada : Kemuliaan Tuhan Yesus Kristus Kedua Orang Tua ku Tercinta Bapa Welhelmus Lokden dan Mama Lebrina Duwit yang telah membesarkan, mendoakan, membimbing, memberikan motivasi, memberikan dukungan, Semangat dan yang selalu meneteskan keringat dan air mata kepada saya setiap saat. Terimaksih Tuhan Yesus Memberkati Bapa dan Mama Kepada KK ku Tersayang Marthen Luther Yaret Solossa dan Sang Istri Feronika Bleskadit Yang selalu membimbing, memberikan dukungan, memberikan motivasi, Semangat, mendoakan dan yang selalu meneteskan keringat dan air mata demi Kebahagian saya. Ketiga adik ku tersayang, Novella LediDiana Lokden, Priska Priskila Lokden,
Chiquita
Victorya
Lokden
yang
selalu
memberikan
semangat, motivasi dan doa. Keluarga Besar dari Bapak dan Mama yang selalu Memberikan semangat Motivasi dan Doa Kepada saya. Untuk Girls Squad Ovin, Bapon, Esi, kk Heny dan Maria yang telah bersama berjuang bersama”, yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan Doa, Semoga Tuhan Selalu Memberkati Persahabat kita
Untuk Almamater Tercinta Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih
KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Pertolongan serta pengasihan-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ STUDI KELAYAKAN TAMBANG PT. RAJA BETON NUSANTARADI
DESA
GIRIREJO
DISTRIK
SENTANI
BARAT
KABUPATEN JAYAPURA” dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Teknik Pertambangan, dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Dari Universitas. Penulisan Skripsi ini disusun berdasarkan data pengamatan di lapangan, diskusi dan studi literatur yang relevan terhadap topik yang dibahas dalam laporan. Dalam Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Dalam penuh kesadaran penulis berharap walaupun penelitian ini belum sempurna namun dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk menjadi acuan dalam hal merancang saluran drainase agar kegiatan penambangan khususnya jalan angkut tambang dapat berjalan lancar tanpa hambatan saat hujan turun. Terselesainya penulisan Tugas Akhir ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Apolo Safanpo., ST. MT, selaku Rektor Universitas Cenderawasih 2. Bapak Dr .Drs. Janviter Manalu., M.Si, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih. 3. Bapak Bodian Panggabean., ST, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Bapak 4. Patrick Marcel Fandy., ST, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan. Pertambangan juga selaku Dosen Pembimbing 2, terima
kasih atas bantuan dan bimbingan selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Bevie Marcho Nahumury, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing 1, terima kasih atas bantuan dan bimbingan selama proses penyusunan Tugas Akhir ini. 6. Seluruh Staf dan Dosen pengajar di Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik, terima kasih untuk semua bantuan jasa yang begitu besar selama dalam perkuliahan sampai ke tahap penulisan Tugas Akhir ini. 7. Keluarga Besar Dari Bapa Dan mama Terimakasih untuk semua pengorbanan dan Doa Tulus dari Kalian Semua. 8. Untuk Om Petrus Duwit, Tanta, (Alm) Kk Debo, Kk Lina Ade Sammy dan Ade Yesiana Duwit Terimakasih untuk Setiap Doa, Semangat, Motivasi dan Dukungan dari Om dan Keluarga 9. Teman-teman Teknik Pertambangan angkatan 2014, terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin harmonis selama kita berada dibangku perkuliahan. Kalian semua luar biasa, suatu kehormatan berada dalam barisan kalian. 10. Sahabat
Terbaik Melani,
Riska, Vivi, Oji, Anti, Intan,Vanessa
Terimakasih Untuk Dukungan dan Semua Doa Kalian. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material yang penulis kenal tetapi penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, namun penulis hanya bisa mengucapkan agar semua jasa baik saudara sekalian dibalas langsung oleh Tuhan Yesus Kristus. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir selanjutnya. Jayapura, 01 Februari 2019 Penulis
Trisilva Melvin Lokden
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...............................................................iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...............................................................iii PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI.................................................................v LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................vi KATA PENGANTAR...........................................................................................vii DAFTAR ISI...........................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii DAFTAR TABEL................................................................................................xiii BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................20 1.1
Latar Belakang.......................................................................................20
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................20
1.3
Batasan Masalah.....................................................................................21
1.4
Tujuan Penelitian....................................................................................21
1.5
Manfaat Penelitian..................................................................................21
1.6
Lokasi dan Kesampaian Daerah.............................................................21
1.7 Keadaan Lingkungan...................................................................................22 1.7.1
Geomorfologi Regional....................................................................22
1.7.2
Statigrafi Regional...........................................................................23
1.8 Iklim dan Curah Hujan................................................................................23 BAB II DASAR TEORI........................................................................................26 2.1
Pengertian Pertambangan........................................................................26
2.2
Tahapan Industri Pertambangan..........................................................26
2.3
Kegiatan Usaha Pertambangan..........................................................10
2.3.1
Tahapan Penyelidikan Bahan Galian.................................................10
2.3.2
Eksploitasi Bahan Galian...................................................................10
2.3.3
Zona Layak Tambang........................................................................11
2.4
Analisis Kelayakan Usaha...................................................................12
2.5
Aspek Lingkungan..................................................................................13
2. 5.1.
Dampak Lingkungan........................................................................13
2.5.2 Pengelolaan Lingkungan.......................................................................14 2.6
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan.................................................14
2.7
Metode Penaksiran dan Evaluasi Cadangan.............................................19
2.7.1 Metode Cross Section...........................................................................19 2.8 Sistem Metode dan Tata Cara Penambangan...............................................21 2.9 Peralatan Tambang.......................................................................................21 2.9.1.
Efesiensi Kerja Alat Mekanis..........................................................25
2.9.2. Perhitungan Produksi Alat Mekanis....................................................26 2.9.3.
Rencana Penanganan Material Yang Belum Terpasarkan...............28
2.10
Analisis Benefit Cost Ratio dan Present Value Ratio..........................28
2.11
Aliran Kas............................................................................................29
2.11.1
Pengertian Aliran Kas..................................................................29
2.11.2
Biaya Kapital dan Biaya Operasional..............................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................33 3.1
Persiapan.................................................................................................33
3.2
Studi Kepustakaan...................................................................................33
3.3
Teknik Pengumpulan Data......................................................................33
3.4
Pengolahan Data......................................................................................35
3.5
Penyajian Data.........................................................................................35
3.6
Diagram Alir Penelitan............................................................................36
3.7 Penyusunan Laporan....................................................................................37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................40 4.1
Hasil.........................................................................................................40
4.1.1
Jadwal Rencana Produksi Dan Umur Tambang..............................40
4.1.2
Perhitungan Produksi.......................................................................41
4.1.3
Perhitungan BCR.............................................................................42
4.1.6
Perhitungan Cahsflow......................................................................43
4.1.3 Total biaya produksi..............................................................................43 4.1.8 Keuntungan Kotor.................................................................................44 4.1.9
Keuntungan Bersih...........................................................................44
4.1.10 Metode Net Present Value..................................................................44 4.1.11 Metode Tingkat pengembalian Modal (Internal Rate Of Return).....45 4.1.12
Metode Payback Period...................................................................45
BAB V PENUTUP............................................................................................46 5.1
Kesimpulan..............................................................................................46
5.2
Saran........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47 LAMPIRAN A.......................................................................................................48 LAMPIRAN B.......................................................................................................49 LAMPIRAN C.......................................................................................................50 LAMPIRAN C...........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah.................................................22 Gambar 2.1 Diagram Alir Penambangan.................................................................8 Gambar 2.2 Sistem Penambangan Alluvial...........................................................21 Gambar 2.3 Kegiatan Penggalian ..........................................................................24 Gambar 2.4 kegiatan Pemuatan ............................................................................24 Gambar 2.5 Kegiatan Pengangkutan .....................................................................25
DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Data Curah Hujan dari Badan Meteorologi Kelas I Sentani Kabupaten Jayapura...............................................................................................25 Tabel 2.1.
Efesiensi Kerja .............................................................................225
Tabel 3.1.
Jadwal Kegiatan Penelitian .........................................................34
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu yNegara yanag memiliki kekayaan yang
melimpah, baik itu hasil hutan maupun hasil tambang yang berupah bijih, minyak bumi maupun mineral yang salah satunya adalah batubara emas, bauksit, tembaga dan hasil bumi lainnya. Studi kelayakan merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam usaha penambangan. Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan mempertimbangankan suatu endapan bahan galian dan atau diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan studi kelayakan yang menyajikan beberapa informasi. Studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis atau membuat prediksi atau proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek non teknis lainnya. Seperti aspek sosial budaya, hukum dan lingkungan. Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankanmasih banyak fungsi lainnya. Bagi pemerintah dokumen studi kelayakan merupakan pedoman dalam melakukan pengawasan baik yang menyangkut control realisasi produk control keslamatan dan kesehatan kerja dan control pengendalian aspek lingkungan, mengingat kegiatan penambangan akan memberikan pengaruh atau dampak pada wilayah
kegiatan
usaha
pertambangan
lingkungan
dapat memberikan pengaruh
bahkan kendala terhadap kegiatan pertambangan. Dalam aspek lingkungan penambangan ini juga dapat merusak lingkungan yang hampir sama dengan bahan galian yang lain. Hal ini dikarenakan penambangan pasir dan batu adalah penambangan secara teknis mudah di lakukan karena dapat dilakukan dengan alat-alat yang sederhana (manual) hingga alat berat (mekanik). 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dibuat suatu
rumusan permasalahan yaitu.:
1
1. Bagaimana membuat Studi kelayakan penambangan pasir dan batu di Blok Sungai Kertosari Kampung Girirejo, Kelurahan Sarbonsari, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura. . 1.3
Batasan Masalah Agar penulisan ini tidak keluar dari tujuan yang diharapkan, maka penulis
hanya membahas mengenai studi kelayakan penambangan pasir dan batu di Blok Sungai Kertosari Kampung Girirejo, Kelurahan Sarbonsari, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura. 1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah studi
kelayakan ini adalah untuk mengetahui apakah cadangan sirtu di wilayah izin usaha penambangan PT. Raja Beton Nusantara, secara teknis dan ekonomis layak atau tidak untuk ditambang. 1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk peneliti, manfaat dari penelitian ini yaitu menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya tentang Studi kelayakan penambangan pasir dan batu di Blok Sungai Kertosari Kampung Girirejo, Kelurahan Sarbonsari, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura.sekaligus sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk menyelasaikan studi di jurusan teknik pertambangan. 2. Untuk akademisi, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai konsumsi ilmiah bagi akademis dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain dalam mengembangkan penelitian tentang Studi Kelayakan Tambang.
1.6
Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi penambangan PT. Raja Beton Nusantara terletak di Distrik Sentani
Barat, Kelurahan Sabronsari, Kampung Girirejo. Untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dan dapat dengan waktu kurang lebih 30 menit dari pusat kota Kabupaten Sentani. Secara geografis, lokasi rencana pengambilan material terletak antara koordinat 1400 25’ 59,34” BT- 1400 26’ 02,85” BT dan 020 30’ 02,81” LU – 020 30’ 06,21” LU
Gamb ar 11.1 Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah 1.7 Keadaan Lingkungan 1.7.1 Geomorfologi Regional Secara Fisiografi serta penelitian N. Suwarna Y. Noya, (1995)pada daerah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan morfologi yaitu satuan pegunungan, satuan perbukitan karts, satuan perbukitan bergelombang dan satuan dataran rendah. Satuan pegunungan secara umum dicirikan dengan ketinggian lebih dari 1.800 meter diatas muka air laut, berelief kasar dan berlereng terjal. Satuan perbukitan karts dicirikan dengan relief menengah hingga kasar, sebagian berlereng terjal, dengan memperlihatkan adanya lapis dolina atau nuala serta batuan penyusun berupa batu gamping koral ganggang. Satuan perbukitan bergelombang dicirikan dengan kemiringan lereng bervariasi antara 30˚- 40˚, ketinggian bukit berkisar antara 100-300 meter diatas muka air laut.Satuan dataran rendah, terletak sepanjang garis pantai maupun lembah antara perbukitan.Satuan ini berupa endapan sungai, endapan rawa dan endapan pantai.
1.7.2
Statigrafi Regional Secara statigrafi daerah Kabupaten Jayapura tersusun oleh batuan beku,
sedimen dan metamorf yang berasal dari umur pra Tersier, Tersier hingga Kuarter. Urutan batuan yang menyusun daerah Kabupaten Jayapura dari umur tertua ke muda, sebagai berikut: 1. Pra-Tersier terdiri dari batuan beku mafik dan ultramafik serta batuan metamorfik (pTmc). Kelompok batuan ini digolongkan sebagai batuan tektonik (Suwarna dan Noya, 1995) 2. Tersier terdiri dari kelompok batuan piroklastik yang berupa lava basal, diabas, andesit dan breksi volkanik, tuf dan sisipan batugamping, greywacke dan tuf (Formasi Auwewa/Tema), kelompok batugamping bersisipan biomikrit, napal, batu pasir halus, greywacke gampingan, tufaan, dan tuf (Formasi Nubai/Tomn) kelompok batuan sedimen berupa greywacke yang berselingan dengan batu lanau dan batu lempung serta bersisipan dengan konglomerat dan napal (Formasi Makats/Tmm), batupasir dan batulempung yang bersisipan dengan batu gamping, napal
dan
lanau
(Formasi
Aurimi/Tmpa),
dan
batugamping
(Formasi
Benai/Tmpb). Hampir semua formasi saling jari menjamari. Secara selaras diatasnya diendapkan greywacke yang berselang seling dengan batu lempung, batu lanau, napal, konglomerat serta sisipan batupasir dan lignit (Formasi Unk/Qtu). 3. Kuarter terdiri dari kelompok batuan campur aduk (Qc) dan endapan lumpur (Qmd), kelompok endapan laut dangkal seperti batugamping koral-ganggang, kalkarenit dan kalsirudit (Formasi Jayapura atau Qpj) dan batugamping koral (Qcl), serta kelompok endapan darat seperti kipas alluvial (Qf) dan endapan alluvial dan pantai (Qa). 1.8 Iklim dan Curah Hujan Iklim di wilayah kabupaten Jayapura memiliki temperatur rata-rata 2535°C, di daerah pantai temperaturnya 26°C, sedangkan di daerah pedalaman temperaturnya bervariasi sesuai ketinggian dari permukaan laut. Kondisi iklim di Kabupaten Jayapura tergolong dalam iklim Basah dengan curah hujan yang cukup tinggi. Letak geografis Kabupaten Jayapura yang terletak didaerah katulistiwa
memyebabkan daerah ini beriklim tropis dimana juga letak Kabupaten Jayapura berada diantara dua Benua yaitu Asia dan Australia maka iklimnya dipengaruhi oleh angin Muson Tenggara yang bertiup secara bergantian 6 bulan sekali. Angin Muson Tenggara yang bertiup antara bulan Mei hingga bulan November berasal dari Benua Australia yang pada bulan-bulan tersebut matahari berada di Utara katulistiwa sehingga daerah ini merupakan daerah yang rendah tekanan udaranya. Angin ini mempunyai sifat tidak banyak mengandung uap air, karena daratan Australia sebagian besar daerah savanna yang tandus. Karena sifatnya demikian maka Kabupaten Jayapura terjadi musim panas. Angin Muson Barat Laut yang bertiup antara bulan Desember hingga April mempunyai sifat sebaliknya dengan angin Muson Tenggara. Angin ini berasal dari Daratan Asia yang pada saat itu matahari berada diatas Australia (Selatan Katulistiwa) sehingga menyebabkan daerah di Kabupaten Jayapura rendah tekanan udaranya. Angin Muson Barat Laut banyak mengandung uap air karena daerah yang dilaluinya cukup panjang dan hampir sebagian besar melewati laut dan samudera, karena sifatnya demikian banyak mendatangkan hujan didaerah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya. Berikut merupakan data curah hujan yang peneliti dapatkan dari Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sentani yang ada di Kabupaten Jayapura selama 5 tahun terakhir
Tabel 1.1.
Data Curah Hujan dari Badan Meteorologi Kelas I Sentani Kabupaten Jayapura
No
Bulan
1
Curah Hujan (mm) 2013
2014
2015
2016
2017
Januari
486,6
208,7
216,0
148,0
173,9
2
Februari
227,7
168,2
101,1
100,7
196,4
3
Maret
389,0
76,1
120,0
204,5
59,7
4
April
84,9
229,7
137,0
70,9
193,6
5
Mei
84,8
19,1
86,1
64,8
128,2
6
Juni
146,5
176,7
137,0
119,8
98,9
7
Juli
95,7
79,0
75,2
134,1
190,7
8
Agustus
109,4
133,0
85,2
63,5
157,9
9
September
111,8
247,0
177,4
263,3
219,7
10
Oktober
81,5
142,5
53,2
101,8
127,7
11
November
150,2
180,7
88,2
107,2
159,9
12
Desember
208,8
178,1
88,5
294,7
173,9
Jumlah
2.176,9
Rata-rata
181,4
1.838, 8 153,2
1.364,9 1.673,3 1.880,5 113,7
139,4
156,7
BAB II DASAR TEORI 2.1
Pengertian Pertambangan Usaha
pertambangan
merupakan
kegiatan
untuk
mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi Indonesia. (Salim, 2009:53) Industri pertambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. (Noor, 2006:31) Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 1 butir (1) disebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi
kelayakan,
konstruksi,
penambangan,
pengelohan
dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau
batubara
eksplorasi,
studi
yang
meliputi
kelayakan,
tahapan
konstruksi,
kegiatan
penyelidikan
penambangan,
umum,
pengolahan
dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang. (Pasal 1 butir (6) UU No.4Tahun 2009). 2.2
Tahapan Industri Pertambangan Secara umum tahapan kegiatan penambangan diawali dengan kegiatan
prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan,eksploitasi, dan pengolahan. Sedangkan kegiatan utamanya adalah pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.
7
8
Proses Penambangan Penyelidikan Umum
Eksplorasi
Studi Kelayakan
Menguntungkan / tidak Ya Persiapan Arsip
Penambangan
Penambangan
Penga ngkutan
Pemasaran
Pengolahan / Pemurnian
Gambar 2.1 Diagram Alir Penambangan
Seperti Kita lihat pada gambar diatas
proses penambangan
meliputi
beberapa tahap yaitu : 1. Penyelidikan Umum Kegiatan ini bertujuan untuk mencari dan menentukan komoditas bahan galian tertentu dan dilokasi tertentu, artinya penyelidikan harus difokuskan pada ( tipe / jenis ) bahan galian yang spesifik atau pada area yang spesifik. 2. Eksplorasi Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian tersebut yang meliputi bentuk, ukuran, letak, kedudukan, kualitas ( kadar ) endapat bahan galian serta karateristik fisik endapan bahan galian.
9
3. Studi Kelayakan Proses ini sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang dilakukan meliputi pertimbangan teknis dan ekonomis dengan memperhatikan keselatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup. 4. Persiapan Penambangan Kegiatan
ini
meliputi
penyiapan
infrastruktur
dan
lahan
kerja
penambangan yang antar lain meliputi pembuatan jalan, pembabatan semak atau pohon ( land clearing ), pengupasan tanah penutup, pembangunan kantor, gedung, bengkel dan lain”. 5. Penambangan Kegiatan penambangan yang dimaksud Pekerjaan-pekerjaan membongkar mineral berharga dari batuan induknya, baik diatas permukaan maupun pada endapan bijih yang berada didalam permukaan bumi ( tambang bawah tanah ). 6. Pengolahan Bahan Galian Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kadar atau mempertringgi mutu bahan galian yng dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan untuk diperdagangkan atau sebagai bahan baku untuk industry lain. 8. Pengangkutan Adalah segala usaha untuk memindahkan bahan galian hasil tambang atau pengolahan dan pemurnian dari daerah penambangan atau tempat pengolahan dan pemurnian ke tempat pemasaran atau pemanfaatan selanjutnya dari bahan galian tersebut. 9. Pemasaran Adalah kegiatan untuk memperdagangkan atau menjual hasil-hasil penambangan dan pengolahan bahan galian.
10
2.3
Kegiatan Usaha Pertambangan
2.3.1
Tahapan Penyelidikan Bahan Galian Di dalam pasal 1 butir (6) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara telah di uraikan pengertian usaha pertambangan. Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa tahapan penyelidikan sebuah studi eksplorasi bahan galian menjadi suatu keharusan yang harus dilalui.Tahapan penyelidikan tersebut dilakukan guna menghindari gagalnya sebuah kegiatan eksploitasi,
sehingga
biaya
penyelidikan
dapat
dikendalikan
secara
proporsional.Artinya, untuk kebanyakan bahan galian, sangat tidak mungkin kegiatan eksplorasi dilakukan yaitu, tidak mungkin setiap satu kilometer persegi dilakukan pemboran rinci tanpa acuan, arahan, dan petunjuk data-data geologis yang menuntunya. (www.amanahgroup.co.id) Sebab kegiatan pemboran dalam eksplorasi secara teknis telah termasuk pada tataran eksploitasi detail, selain itu dalammelaksanakan kegiatan pemboran secara geologis deposit yang akan dibor terlebih dahulu harus telah diketahui dengan jelas arah dan kemiringanya. Selanjutnya, tahapan penyelidikan endapan bahan galian apabila mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), dimulai dari survai tujuan atau peninjauan wilayah yang menjadi sasaran sampai kegiatan eksplorasi bersifat detail atau rinci.Secara teknis yang membedakan kegiatan penyelidikan survai tinjau dengan eksplorasi detail pada: 1. Metode penyelidikan/penelitian yang digunakan. 2. Jenis percontohan. 3. Tingkat kerapatan contoh yang diambil 2.3.2
Eksploitasi Bahan Galian Kegiatan eksploitasi boleh dikatakan merupakan kegiatan utama dari
industri tambang, yaitu kegiatan menggali, mengambil atau menambang bahan galian yang telah menjadi sasaran atau rencana sebelumnya
11
Pemilihan cara atau sistem penambangan secara umum terbagi dua sistem, yaitu: 1. Tambang Terbuka (surface mining) Pemilihan sistem penambangan atau tambang terbuka biasa diterapkan untuk bahan galian yang keterdepannya relatif dekat dengan permukaan bumi. 2. Tambang Bawah Tanah (underground mining) Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilam bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut karena letak mineral yang umumnya berada jauh di bawah tanah. 2.3.3
Zona Layak Tambang Zona layak tambang adalah zona yang dengan mempertimbangkan
beberapa hal (lokasi, sistem penambangan, dan lain-lain) ditetapkan menjadi zona layak tambang karena memiliki dampak negatif yang bisa ditanggulangi dengan teknologi yang tersedia.Lokasi tambang sebaiknya tidak terletak di hulu sungai, karena dampaknya bisa sampai ke hilir.Contoh dari dampak tambang hulu sungai adalah banjir, erosi dan pendangkalan di hilir sungai. Lokasi tambang secara umum sebaiknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Daerah tadah/imbuhan air tanah (catchment area). 2. Letak bangunan-bangunan penting seperti tiang transmisi tegangan tinggi, bendung, tanggul dan jembatan. 3. Penambangan tidak dilakukan pada tempat dengan lereng yang lebih besar dari 40% agar tidak terjadi erosi dan longsoran. 4. Komposisi dan ketebalan lapisan yang beralokasi di antara tambang dan air permukaan. 5. Memastikan lapisan terlindung dari erosi akibat aliran air. 6. Daerah rawan gerakan tanah, jalur gempa kuat, bahaya letusan gunung api, banjir bandang dan sebagainya.
12
7. Daerah-daerah yang memiliki fungsi lindung. 2.4
Analisis Kelayakan Usaha Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan
mempertimbangkan suatu endpan bahan galian ditambang atau diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan studi kelayakan yang menyajikan beberapa informasi Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus dipenuhi dan prasyarat untuk memperoleh IUP (Izin Usaha Pertambangan) Operasi produksi.Sesungguhnya apabila dipahami secara benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang berguna bagi pihak, khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor perbankan.Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas yang dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar-gambar semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajamen dalam mengambil keputusan strategis apakah tambang tersebut dilanjutkan atau tidak.Hal ini yang hars di pahami adalah studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis, atau membuat prediksi/usaha ekonomis, namun juga mengkaji aspek nonteknis lainnya seperti sosial, budaya, hukum, dan lingkungan. Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan, yakni: 1. Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan kerja dilapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor. 2. Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan. 3. Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan sehingga apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera ditanggulangi atau dicarikannya: 4. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan merupakan pedoman dalam melakukan pegawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol
13
keselamatan dan keamanan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan, dan lain-lain. 2.5
Aspek Lingkungan
2. 5.1. Dampak Lingkungan Kegiatan pertambangan berupa penambangan /penggalian, pembuangan tanah penutup, transportasi dan penggunaan atau pemanfaatan Sirtu dalam satu segi dapat memberikan nilai keuntungan, namun pada sisi lain juga dapat mengakibatkan dampak yang serius terhadap lingkungan hidup. Dampak tersebut dapat terjadi pada saat pra operasi penambangan, saat operasi dan pasca operasi tambang. Rencana kegiatan pertambangan pasir dan batu yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, meliputi: 1. Tahap persiapan, antara lain: - Pembersihan lahan. - Pembuatan jalan tambang. - Penyiapan wilayah sungai sebagai lahan kerja tambang. 2. Tahap operasi, antara lain: - Pengupasan tanah pucuk, - Penggalian dan pemindahan tanah penutup, - Penambangan sirtu, - Pengangkutan sirtu menuju stockpile - Pengangkutan sirtu dari stockpile ke pengolahan - Pengolahan sirtu 3. Tahap pasca operasi, antara lain: - Penutupan tambang. - Reklamasi tambang. 2.5.2 Pengelolaan Lingkungan Beberapa langkah pengelolaan yang akan dilaksanakan untuk mencegah dampak negatif kegiatan penambangan adalah : 1. Tahap persiapan, antara lain:
14
1) Pembersihan lahan; pembersihan lahan akan dilakukan secara terbatas dan tidak sekaligus sehingga erosi dapat dicegah. 2) Pembuatan jalan tambang; sifat kegiatan ini akan sama dengan pembersihan lahan sehingga pengelolaannya tidak jauh berbeda. 3) Pembangunan sarana dan prasarana; beberapa kegiatan akan sama dengan pembersihan lahan 2. Tahap operasi, antara lain: 1) Pengupasan tanah pucuk; pembersihan lahan akan dilakukan secara terbatas dan tidak sekaligus sehingga erosi dapat dicegah. Tanah pucuk akan dikelola dengan baik pada tempat tertentu dan akan disebar pada saat reklamasi 2) Pengangkutan; kegiatan ini meliputi pengangkutan sirtu. Pengelolaan akan dilakukan dengan cara menyirami jalan angkut supaya pendebuan dapat diminimalisir 3) Penimbunan sirtu; untuk mencegah terjadinya pendebuan dan self combustion, timbunan sirtu akan dipisahkan berdasarkan ukuran butir 4) Pengolahan Sirtu menggunakan Crusher dan kemudian diangkut menggunakan Belt conveyor 3. Tahap pasca operasi, antara lain: 1) Penutupan
tambang; kegiatan utama saat penutupan tambang adalah
reklamasi, walaupun sebenarnya reklamasi telah dilakukan sejak masih tahap operasi, yaitu dengan melakukan penanaman pohon di pinggiran sungai. 2.6
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Sumberdaya (resources) adalah menyatakan suatu konsentrasi alamiah
suatu material di alam, dimana sebagian dari nya bisa diesktrak secara ekonomis.Cadangan (reserve) adalah sebagian dari sumberdaya (resources)yang memenuhi persyaratan untuk ditambang dan ekstraksi (ketebalan,kadar/kualitas, dan kedalaman) yan gmemenuhi persyaratan hukum dan ekonomis pada saat ini. Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan adalah suatu proses pengumpulan, penyaringan serta
pengolahandata dan informasi dari suatu
15
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan kriteria: keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Kriteria kelayakan tambang didasarkan pada faktor-faktor ekonomi,
teknologi, peraturan/perundang-
undangan, lingkungan dan sosial (economic, technological, legal, environment and social factor ). Perlunya klasifikasi sumber daya dan cadangan didorong oleh beberapa hal yaitu : 1. Kekayaan alam di bumi sangat melimpah. 2. Tingkat keyakinan yang berbeda-bedabergantung pada tahapan eksplorasi. 3. Ketersediaan data dan informasi yangbergantung pada pelaksanaan eksplorasi. 4. Metoda pendekatan dan asumsi yangdigunakan sangat bervariasi. 5. Keseragaman istilah. Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan berdasarkan 2 kriteria, yaitu :1. Tingkat Keyakinan Geologi, ditentukan oleh 4 tahap eksplorasi, yaitu : 1) Survei tinjau 2) Prospeksi 3) Eksplorasi umum 4) Eksplorasi rinci Kegiatan dari 1 ke 4 menunjukkan makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat keyakinan geologinya makin tinggi dan tingkat kesalahannya makin rendah. 2. Pengkajian Layak Tambang Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan, pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/ perundang-undangan. Untuk endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor pengkajian layak tambang.
16
Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumber daya mineral akan berubah menjadi cadangan atau tidak. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumber daya mineral yang layak tambang berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang tetap menjadi sumber daya mineral. Berikut klasifikasi Sumberdaya Mineral (Resources) dan Cadangan (Reserves) menurut beberapa sumber.: 1. Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan
keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. 1) Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survei Tinjau. 2) Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi. 3) Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum. 4) Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci. Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan. 1) Cadangan
Terkira
(Probable
Reserve)
adalah
sumber
daya
mineralterunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinangeologinya
masih
lebihrendah,
yang
berdasarkan
studi
17
kelayakan tambangsemua faktor yang terkait telahterpenuhi,sehinggan penambangan dapat dilakukan secara ekonomik. 2) Cadangan Terbukti (Proved Reserve) adalah sumber daya mineral terukur yangberdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telahterpenuhi, sehinggapenambangan dapat dilakukan secara ekonomik. 2. Menurut JORC (Australia) 1) Kategori cadangan berdasarkan Geologi Diidentifikasi (Mineral) sumber : badan khusus mineral-bantalan bahan lokasi, kuantitas, dan kualitas yang di ketahui dari pengukuran tertentu atau perkiraan dari bukti geologis. Sumber daya diidentifaksi meliputi komponen ekonomi dan subeconomic. Untuk mencerminkan derajat jaminan geologi, sumberdaya diidentifikasi dapat di bagi mejadi kategori berikut : a. Terukur Sumberdaya tonase dihitung dari dimensi terungkap dalam sigkapan, parit, kerja dan lubang bor, dan untuk yang kelas dihitung dari hasil samplig rinci. Situs untuk inspeksi,pengambilan sampel, dan karakter geologi sangat didefinisakan dengan baik, bahwa ukuran, bentuk, dan kandungan mineral yang mapan. Diindikasi Sumber daya yang tonase dan kelas dihitung dari informasi yang serupa
dengan yang digunakan untuk sumberdaya diukur, tetapi situs untuk
inspeksi, pengambilan sampel, dan pengukuran jauh terpisah atau sebalik nya kurang memadai spasi. Tingkat jaminan, meskipun lebih rendah dari sumber daya dalam kategori diukur, cukup tinggi untuk mengasumsikan kontinuitas antara titik pengamatan. Menenunjukan sebuah istilah kolektif untuk jumlah sumber daya terukur dan terindikasi. b. Tersirat Sumberdaya yang perkiraan kuantitatif sebagian besar didasarkan pada pegetahuan yang luas dari karakter geologi deposit dan yang ada sedikit jika ada contoh atau pengukuran. Perkiraan didasarkan pada kontinuitas di asumsikan atau pengulangan yang ada bukti geologi. Bukti ini mungkin termasuk perbandingan dengan deposito sejenis tubuh yang benar-benar tersembunyi dapat di masukan
18
jika ada bukti geologi tertentu kehadiran mereka. Perkiraan sumber daya tereka harus dinyatakan secara terpisah dan tida digabungkan dalam total tunggal dengan sumberdaya diukur atau di tandai. 1. Kategori sumberdaya berdasarkan pertimbangan ekonomi Ekonomi : Istilah ini menyeratkan bahwa, pada saat penentuan, ekstrasi menguntungkan atau produksi dibawah asumsi investasi didefinisikan telah ditetapkan, analitis menunjukan, atau di asumsikan dengan kepastian yang memadai. Suberconomic : Istilah ini mengacu ke sumber-sumber yang tidak memenuhi kriteria ekonomi, sumberdaya suberconomic termasuk kategori paramarginal dan submarginal. Paramarginal : Itu bagian dari sumberdaya subeconomic yang, pada waktu penentuan, hampir memenuhi kriteria untuk ekonomi. Karakteristik utama dari kategori ini adalah ketidakpastian ekonomi dan atau kegagalan (meskipun hanya) untuk memenuhi kriteria yang menentukan ekonomi termasuk sumberdaya yang dapat menghasilkan peubahan didalikan diberikan dalam faktor ekonomi atau Teknologi. 3. Menurut USGS Sumberdaya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan batubara yang di harapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini di bagi dalam kelas-kelas sumber daya berdasrakan tingkat keyakinan geologi yang di tentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitaif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak. Cadangan batubara (Coal Reserves ) adalah bagian dari sumber daya batubara yang telah diketahui dimensi, sebaran, kuantitas, dan kualitasnya yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk di tambang. Klasifikasi sumber daya dan cadangan batubara didasarkan pada tingkat keyakian geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.
19
2.7
Metode Penaksiran dan Evaluasi Cadangan
2.7.1 Metode Cross Section Metode yang di gunakan dalam menghitung jumlah cadangan yaitu Metode Cross Section. Metode Cross Section masih sering dilakukan pada tahaptahap paling awal dari perhitungan. Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih dengan menggunakan komputer. Keuntungan metode perhitungan ini adalah perhitungannnya tidak rumit dan sekaligus dapat dipergunakan untuk penyajian hasil interpretasi dalam sebuah penampang atau irisan horizontal.Sedangkan kekurangan metode penampang adalah tidak biasa digunakan untuk tipe endapan dengan mineralisasi kompleks. Disampig itu hasil perhitungan secara konvensional ini tidak dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih. Pada masing-masing penampang akan diperoleh (diketahui) luas cadangan. Volume cadangan dapat diketahui dengan mengalikan luas terhadap jarak pengaruh penampang tersebut. Perhitungan volume tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) penampang, atau 2 (dua) penampang, atau 3 (tiga) penampang, atau juga dengan rangkaian banyak penampang. Pada perhitungan luas cadangan dapat dilakukan dengan cara manual sebagai pembanding untuk hasil perhitungan dengan menggunakan surfer 11. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Membuat garis penampang di atas peta kontur. 2. Menimpa setiap titik perpotongan antara kontur dengan garis penampang ke kertas millimeter blok. 3. Buat grafik berdasarkan titik-titik yang sudah ditimpa. 4. Buat bangun (Segitiga,Persegi,polygon, dll) mengikuti titik-titik yang sudah ditimpa berdasarkan elevasi kontur perpotongan. 5. Hitung luas masing-masing bangun yang terbentuk dan kalikan dengan skala. 6. Jumlahkan semua luas bangun untuk memperoleh luas garis penampang pertama.
20
7. Lakukan langkah yang sama (1-6) untuk garis penampang selanjutnya, kemudian jumlahkan hasil perhitungan luas setiap garis penampang, kemudian hasilnya sebagai luas cadangan yang akan digunakan sebagai perbandingan metode perhitungan luas dengan menggunakan surfer 11. Untuk perhitungan cadangan metode cross section dengan menggunakan surfer 11 dapat dilakukan dengan membaca tutorial pengoperasian surfer 11. Kemudian untuk perhitungan Volume digunakan rumus berikut :
V =( Dimana
S 1+ S 2 ) x ( La x S) 2
Persamaan 2.1
:
S1,S2 = Luas penampang endapan (m2) La
= Jarak antar penampang (Cm)
V
= Volume cadangan (m3)
S
= Skala (m)
Sedangkan untuk menghitung tonase bijih digunakan rumus : T = V x kadar(%)
Persamaan 2.2
Dimana : T
= Tonase Bijih
V
= Volume Bijih
2.8 Sistem Metode dan Tata Cara Penambangan Berdasarkan sifat fisik dan endapan bahan galian, maka sistem penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka dengan metodeAluvial Mine. Karena endapan bahan galian terletak di tepi sungai, maka metode yang digunakan adalah metode alluvial mine atau dengan kata lain disebut jalan masuk langsung. Endapan bahan galian terletak dipermukaan bumi dengan bentuk kerikil sampai dengan bongkahan dengan ukuran 3 cm – 250 cm. Kegiatan yang dilakukan adalah mulai dari pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan. Kegiatan pembongkaran dan pemuatan dilakukan dengan
21
menggunakan Excavator Backhoe, sedangkan pengangkutan menggunakan dumptruck.
Gambar 2 .2 Sistem penambangan Alluvial
2.9 Peralatan Tambang Peralatan Tambang adalah alat yang di ciptakan atau di desain untuk dapat melaksanakan salah satu fungsi atau kegiatan proses penambangan yang sifatnyatidak dapat di kerjakan oleh tenaga manusia, seperti mengangkut, menggalih, memuat, membongkar seterusnya dengan cara yang mudah, Hemat dan aman. Kadang-kadang satu jenis alat juga dapat berfungsi lebih dari satu kegiatan seperti misalnya excavator. Disamping berfungsi sebagai alat gali njuag dapat difungsikan sebagai alat muat atau bahkan sebagai alat angkut untuk jarak angkut tertentu. Peralatan
yang
dingunakan
untuk
pekerjaan
pengangkutan
dan
penimbunan dump truck yang dimiliki PT Raja Beton Nusantara sebanyak 7 dump truck yaitu Mitsubishi. 7 dump truck dingunakan untuk mengangkut material dari lokasi penambangan hingga stock pile, 2 Excavator backhoe untuk
22
melakukan penggalian material pada lokasi penambangan,dan 1 Wheel Loader di lokasi pengolahan digunakan untuk alat gali material dari crusher menuju stock pile. Untuk mencapai target produksi tambang sirtu yang telah ditetapkan oleh PT. Raja Beton Nusantara memiliki system dan sarana transportasi dengan kapasias cukup besar, perlu direncanakan dengan baik. Kajian transportasi Sirtu menjadi menjadi aspek penting bagi kelancaran pengangkutan Sirtu dari lokasi penambangan ke stock pile dengan menggunakan ala angkut Dump Truck melalui jalan darat. Adapun jenis pengangkutanyang akan ditempuh dalam kegiatan penambangan Sirtu PT. Raja Beton Nusantara. Bahan galian digali dan dimuat oleh excavator kemudian di angkut menggunakan dump truck ke stockpile di lokasi pengolahan. Dari tempat stock pile akan di angkut kembali oleh dump truck menuju crusher.Proses pengangkutan kurang lebih 7 Menit dari lokasi penambangan hingga stockpile dengan jarak 1,5km. Desain alat sendiri selalu dikembangkan kemampuannya dan bahkan dalam pengembangan teknologi dan alat berat terkadang diciptakan alat baru yang semula belum ada. Dalam upaya untuk dapat melakukan kegiatan konstruksi dan penambangan dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih hemat dan lebih aman. Untuk memperoleh output tertentu harus diperhatikan siklus produksi pada pekerjaan. Alat-alat tersebeut yaitu dalam pemindahan tanah secara mekanis meliputi : 1. Pembongkaran Pembongkaran
(loosening)
merupakan
serangkaian
kegiatan
yang
dilakukan untuk memisahkan atau membebaskan batuan atau endapan dari batuan induknya yang massif. Kegiatan pembongkaran yang dilakukan oleh PT. Raja Beton Nusantara adalah memisahkan endapan bahan galian dengan batuan induk yang dilakukan setelah pengupasan lapisan penutup. Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan pembongkaran, seperti pembongkaran dengan alat bor dan peledakan. Namun, metode yang digunakan oleh PT. Raja Beton
23
Nusantara adalah dengan menggunakan alat mekanis. Kegiatan pembongkaran dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis Backhoe Komatsu PC 200. 2. Penggalian Pekerjaan
penggalian
merupakan
suatu
kegiatan
yang
meliputi
pengambilan segala jenis bahan galian atau endapan. Kegiatan penggalian yang dilakukan menggunakan alat gali muat Backhoe Komatzu Tipe PC200 yang melakukan
pembongkaran
langsung
dari
lokasi
penambangan
(Front
Penambangan). Pengambilan material dilakukan dengan cara mengambil langsung material dari sungai dan material tersebut dipisahkan antara batuan dan Pasir (tanah pengotor), Kemudian dimuat kedalam Dumptruck yang selanjutnya diangkut menuju stockpile di lokasi pengolahan (gambar 2.3).
Gambar 2.3 Kegiatan Penggalian 3. Pemuatan Pekerjaan
pemuatan
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
memasukan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran kedalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukanPT. Raja Beton Nusantara setelah kegiatan penggusur dilokasi penambangan dikerjakan langsung olehn dan pemuatan dilakukan dengan alat muat alat mekanis backhoe Komatzu Tipe PC200 yang memuat material dari lokasi penambangan kedalam alat angkut untuk kemudian diangkut ke lokasi proyek atau ke lokasi penimbunan material (stockpile).
24
Gambar 2.4 Kegiatan Pemuatan 4. Pengangkutan Pekerjaan pengangkutan merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut bahan atau endapan mineral batuan dari satu tempat atau front penambangan ke tempat lain (tempat penimbunan atau pengolahan) . kegiatan pengangkutan di PT. Raja Beton Nusantara ini menggunakan alat angkut dump truckmitsubisi HD 125 PS dengan metode jalan masuk langsung masuk ke front penambangan dimana Backhoemelakukan pemuatan lalu mengangkut material ke areal pengolahan.
25
Gambar 2.5 Kegiatan Pengangkutan
2.9.1.
Efesiensi Kerja Alat Mekanis Adalah menunjukan beberapa persen seluruh waktu kerja yang tersedia
dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Hal ini dapat di tentukan dengan rumus sebagai berikut E=
W 100 % T
Persamaan 2.3
Dimana : E = Efesiensi Kerja W = Jumlah Jam Kerja ( Menit ) T = Jumlah jam Kerja yang tersedia ( Menit ) Tabel 2.1 Efesiensi Kerja Kondisi Kerja
Kondisi Manajemen Bagus Sekali
Bagus
Sedang
Buruk
Bagus sekali
0.85
0.81
0.76
0.70
Bagus
0.78
0.75
0.71
0.65
Sedang
0.72
0.69
0.65
0.60
Buruk
0.63
0.61
0.57
0.52
2.9.2. Perhitungan Produksi Alat Mekanis Produksi suatu alat mekanis dapat dihitung dengan beberapa cara tergantung dari ketelitian yang di kehendaki. Cara – cara yang umum digunakan adalah sebagai berikut : 1. Direct Condutation Adalah cara perhitungan langsung dengan memperhatikan tiap factor yang mempengaruhi produksi yang menentukan “ pay yard “ atau ton yang dihasilkan oleh masing-masing alat. Cara ini dianggap paling teliti karena sama kondisinya dengan yang dihadapi dan sudah diperhitungakan berdasarkan data yang ada.
26
2. Tabular Method Adalah cara perhitungan dengan memakai keterangan data-data yang berbentuk tabel, untuk masing-masing alat diambil dari pengalaman pengalaman sebelumnya yang memiliki sifat pekerjaan yang serupa. 3.
Guasstimating Adalah perhitungan kira – kira dengan memperlihatkan tiap – tiap factor
yang mempengaruhi produksi tetapi bagian – bagian yang tidak penting diabaikan sehingga perhitungan lebih sederhana untuk memperhatikan produksi suatu alat mekanis digunakan rumus umum sebagai berikut : 1. Alat Muat Setelah pembongkaran dilakukan maka pekerjaan selanjutnya adalah pemuatan. Alat – alat yang dipakai pada pekerjaan ini macam-macam baik bentuk maupun cara kerjanya, bahkan beberapa alat ini berfungsi sebagai alat gali. Adapun perhitungan produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus :
P=
E×I× H …………………Persamaan 2.4 ct
Dimana : P = Produksi m 3 / Jam E = Efesiensi Kerja % I = Faktor Pengembangan Material % H = Kapasitas Bucket, m3 Ct = Waktu Siklus, Menit 2) Alat Angkut Alat angkut yang sering digunak pada tambang terbuka adalah Truck, Belt Conveyor Lori dan Lain – lain. Adapun Produksi alat angkut dapat dihitung dengan rumus :
P=
E×I× H …………………Persamaan 2.5 ct
27
Dimana : P = Produksi m 3 / Jam E = Efesiensi Kerja % I = Faktor Pengembangan Material % H = Kapasitas Bucket, m3 Ct = Waktu Siklus, Menit 3) Perhitungan Keserasian Alat Mekanis Untuk menyatakan keserasian kerja alat muat dengan alat angkut dapat dilakukan penilaian terhadap factor keserasian ( macth factor ) yaitu dengan menggunakan persamaan
MF=
NA ×Ctn ………………Persamaan 2.6 NM ×Cta
Dimana : NM = Jumlah alat muat NA = Jumlah alat angkut CTA = Waktu Siklus alat angkut CTM = Waktu Siklus Alat Muat Bila Hasil Perhitungan Ternyata : a.
Faktor Keserasian < 1 maka alat muat akan sering menganggur
b.
Faktor Keserasian > 1 maka alat angkut akan sering menganggur
c.
Faktor Keserasian = 1 maka alat angkut dan alat muat akan samasama sibuk ( sudah serasi ) dan tidak ada yang menggangu.
2.9.3. Rencana Penanganan Material Yang Belum Terpasarkan Material yang belum terpakai akan ditimbun di lokasi penimbunan stockfile, sementara menunggu pemanfaatannya pada kegiatan konstruksi dan pembangunan Hotel milik perusahaan. 2.10
Analisis Benefit Cost Ratio dan Present Value Ratio Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode kelayakan investasi. Pada
dasarnya perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada
28
benefit (manfaat) dan pengorbanan (biaya/ cost) suatu investasi, bisa berupa usaha atau proyek. Pada umumnya jenis investasi yang sering digunakan adalah proyekproyek pemerintah dimana benefitnya jenis benefit langsung Rasio manfaat biaya atau benefit cost ratio (BCR) merupakan perbandingan antara nilai ekuivalen manfaat biaya atau dirumuskan sebagai berikut : Present Value ratio adalah perbandingan antara jumlahnet aliran kas (inflow + outflow) dengan jumlah aliran kas negative (cost/outflow). Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Present Value Ratio=
Net PresenValue @i … … … … Persamaan 2.8 Present Worth Cost @i
Kedua metode ini dapat digunakan menilai kelayakan suatu proyek. Syarat layak tidaknya proyek dari sudut pandang ekonomi menurut metode M/C adalah bila nilai benefit cost ratio nya lebih besar dari 1 maka proyek tersebut layak, sebaliknya bilai nilai B/C kurang dari 1 maka proyek tidak layak secara ekonomi. Sedangkan menurut metode PVR syaratnya adalah bilai PVR lebih besar dari 0 (positif) maka proyek layak dan bila PVR negative maka proyek tidak layak. B/C Ratio > 1 maka proyek layak secara ekonomis PVR >0 maka proyek layak secara ekonomis.
2.11
Persamaan 2.9
Aliran Kas
2.11.1 Pengertian Aliran Kas Pengertian dari aliran kas adalah aliran pemasukan dan pengeluaran uang yang terjadi selama periode operasi (Stermole & Stremole, 1987). Analisis aliran kas penting dilakukan untuk mengetahui potensi pendapatan pada masa sekarang dan pada masa yang akan dating bila dilakukan penambangan terhadap suatu
29
deposit mineral. Analisis aliran kas tahunan memerlukan pertimbanganpertimbangan berikut ini : 1. Jumlah total ton yang ditambang per tahun dan kadar yang akan diproduksi . 2. Net smelter return 3. Pembayaran royalti itiap tahun 4. Biaya produksi tahunan 5. Pajak Pertimbangan-pertimbangan
tersebut
harus
dilakukan
mengingat
perbedaan karateristik industri pertambangan dengan industri lainnya. Maka seorang analis investasi harus dapat mengakomodasi perbedaan tersebut sehingga dapat melakukan analisis suatu investasi pertambangan dengan benar. Beberapa perbedaan dalam analisis aliaran kas tersebut diataranya adalah : mengestimasi pendapatan, memperkirakan tingkat resiko usaha, memperkirakan biaya operasi, adanya kosep royalti, dan sebagainya. Perhitungan aliran kas dilakukan untuk menganalisis investasi selama umur proyek dengan dasar hitungan per tahun. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan aliran masuk tahunan dan aliran keluar tahunan. Aliran kas investasi dapat bernilai positif atau negatif. Aliran kas untuk perusahaan tambang umumnya akan bernilai negatif selama beberapa tahun diawal proyek (masa pra produksi) dan akan bernilai positif pada masa produksi, namun besarnya bervariasi tergantung pada jumlah produksi, harga bahan tambang, pasar, dan di situasi politik atau ekonomi. Sedangkan pada akhir masa produksi, aliran kas cenderung menurun sesuai dengan berkurangnya cadangan dan produksi, bahkan bisa pula negatif karena harus mengeluarkan biaya reklamasi, biaya penutupan tambang atau biaya sosial lainnya. Pengeluaran yang di bayarkan perusahaan tambang di dalam aliran kas terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Pengeluaran Nyata
30
Pengeluaran ini mencakup biaya operasi, biaya kapital, pembayaran pajak, pembayaran hutang dan bunganya, royalti, biaya umum dan administrasi (G&A)
2. Pengeluaran tidak nyata (pengurang book cash atau non cash) Pengeluaran tidak nyata terdiri dari depresiasi, deplesi (tidak digunakan di Indonesia), amortisasi, dan pengurangan pajak lainnya. Maka penjumlahan dan pengurangan dari net profit, depresiasi, amortisasi, dan pengurangan lainnya dapat di definisikan sebagai aliran kas dapat pula disimpulkan dalam persaman dibawah ini : 2.11.2 Biaya Kapital dan Biaya Operasional 1. Biaya Kapital Biaya capital dalam industry mineral ndidefinisikan sebagai biaya yang diperlukan pada saat awal proyek sampai dapat dicapai tahapan produksi. Biaya capital terdiri dari dua komponen penting yaitu : 2. Modal Tetap Yang digolongkan dalam modal tetap adalah segala biaya yang dikeluarkan pada saat mulai pekerjaan misalnya : land acquisition, development, preproduction development, studi lingkungan, peralatan tambang, peralatan pengolahan, bangunan, fasilitas penunjang dan contingency. 3. Modal Kerja Adalah sejumlaah uang diluar modal tetap yang digunakan untuk menjalankan kegiatan atau operasi sehari – hari saat proyek baru mulai. Biaya – biaya yang termasuk working capital diantaranya : Inventori (material mentah, suku cadang, suplai ) Account receivable
Account payabe Cash on hand
31
4. Biaya Operasional Biaya operasional adalah segala pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan saat proyek telah berproduksi. Menurut Jelen (1970) biaya operasional terdiri dari : 1. Direct cost (material dan gaji pegawai) 2. Indirect cost (administrasi, pajak, depresiasi, pembelian, gudang)
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Mengurus administrasi dan ijin untuk dapat melakukan penelitian, antara lain : 1. Mencari dan mengumpulkan pustaka dan melakukan studi literatur 2. Surat bukti bimbingan skripsi yang dikeluarkan oleh pengelolah program studi 3. Konsultasi dan ujian proposal penelitian 4. Surat ijin penelitian yang dikeluarkan oleh fakultas yang ditujukan kepada instansi lokasi penelitian. 5. Meminta ijin kepada instansi setempat dan menjalin hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang nanti akan dihubungi ketika melakukan penelitian dengan membawa surat dari fakultas. 3.2
Studi Kepustakaan
1. Membaca, menelaah dan meneliti hasil penelitian terlebih dahulu, kemudian dirumuskan sedemikian rupa sebagai landasan berfikir bahwa penelitian yang akan dilakukan menjadi sangat penting. 2. Membaca, menelaah buku-buku kepustakaan yang berisi teori-teori, pendapat dari penulis buku yang akan dijadikan referensi sebagai landasan teori yang merupakan alat analisis hasil penelitian 3. Membaca, menalaah, dan meneliti data/dokumen, seperti yang terdapat dimajalah, surat kabar, dan jurnal ilmiah. Tujuannya untuk pengembangan penelitian dan memperkaya data penelitian. 3.3
Teknik Pengumpulan Data Merumuskan
dan
mempersiapkan
instrument
penelitian.
Sebelum
melakukan pengumpulan data dilapangan, terlebih dahulu merumuskan dan
33
33
mempersiapkan instrument atau alat pengumpulan data. Dengan pelaksaan penelitian sebagai berikut : 1. Menghubungi pihak-pihat yang berwenang dengan menunjukan surat ijin penelitian. 2. Mengumpulkan data sesuai dengan permasalahan penelitian. 3. Melakukan pengamatan langsung dilapangan. 4. Melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait. 5. Mengumpulkan dokumen-dokumen terkait penelitian dan mengambil atau memotret gambar lokasi penelitian. No
Kegiatan
Tahun 2018 September
Oktober
November
Des ember
3 4 1
Persiapan
2
Pengambilan
1
2
3 4
1 2 3 4 1
data 3
Pegolahan Data
4
Penyusunan Laporan Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitial
Jenis Data Yang Diambil 1. Data Primer
2 3
4
34
Data Primer adalah data yang didapatkan langsung dari lapangan atau dari tempat penelitian. Data primer berupa : 1) Data Siklus Kerja Alat 2) Cadangan 3) Harga Jual 4) Target Produksi
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahan dengan wawancara atau meminta data milik perusahan yang berhubungan masalah yang diteliti. Data Sekunder berupa : 1. Informasi Perusahan 2. Data Curah Hujan 3.4
Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan rumus – rumus dan Microsoft excel dan
Surfer 11. Data diolah untuk mengevaluasi ekonomi perusahaan, pembuat aliran kas perusahaan. 1. Rumus-rumus Rumus – rumus yang digunakan dalam pengolahan data adalah : 1) Efesiensi Kerja Alat 2) Produksi Alat Muat dan Alat Angkut 3) Keserasian Alat 4) Benefit Cost Ratio 5) Cash Flow 3.5
Penyajian Data Hasil analisis data disajiakan secara gabungan antar informal dan forma.
Informal: yaitu penguraian dalam perhitungan menggunakan rumus dan deskripsi kata-kata (naratif). Dan juga disajiakn data formal
berupa tabel, dan grafik.
Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena karena
35
data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa proses perantara lainnya. 3.6
Diagram Alir Penelitan Diagram alir penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu
pada latar belakang, maka digambar sebagai berikut :
Persiapan
Pemilihan Judul
Studi Pustaka
Pengurusan Administrasi dan perizinan penelitian Pengambilan Data
Primer
Sekunder
1. Siklus Kerja Alat
Data Curah hujan
Informasi Dari
2. Cadangan 3. Harga Jual 4. Target Produksi
Perusahan
Pengolahan Data 1. Siklus Kerja Alat 2. BCR
Pembahasan Hasil Perhitungan NPV, IRR, BCR
Hasil Dan Kesimpulan Layak atau tidaknya perusahan secara teknis dan ekonomis
36
3.7 Penyusunan Laporan Berikut ini merupakan format penulisan laporan yang digunakan dalam membuat laporan tugas akhir antara lain : LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ABSTRAK PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI LEMBAR PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Tujuan Penelitian
1.5
Manfaat Penelitian
1.6
Lokasi dan Kesampaian Daerah
1.7
Keadaan Lingkungan
1.7.1
Geomorfologi Regional
1.7.2
Statigrafi Regional
1.8
Iklim dan Curah Hujan
BAB II DASAR TEORI 2.1
Pengertian Pertambangan
2.2
Tahapan Industri Pertambangan
2.3
Kegiatan Usaha Pertambang
2.3.1
Tahapan Penyelidikan Bahan Galian
37
2.3.2
Eksploitasi Bahan Galian
2.3.3
Zona Layak Tambang
2.4
Analisis Kelayakan Usaha
2.5
Aspek Lingkungan
2.5.1
Dampak Lingkungan
2.5.2
Pengelolaan Lingkungan
2.6
Klasifikasi Sumber Daya Dan Cadangan
2.7
Metode Penaksiran Dan Evaluasi Cadangan
2.7.1
Metode Cross Section
2.7.2
Metode Poligon
2.8
Sistem Metode Dan Tata Cara Penambangan
2.9
Peralatan Tambang
2.9.1
Efesiensi Kerja Alat Mekanis
2.9.2
Perhitungan Produksi Alat Mekanis
2.9.3
Rencana Penanganan Material Yang Belum Terpasarkan
2.10 Analisis Benefit Cost Ratio dan Present Value Ratio 2.11 Aliran Kas 2.11.1
Pengertian Aliran Kas
2.11.2
Biaya Kapital dan Biaya Operasional
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Persiapan
3.2
Studi Kepustakaan
3.3
Teknik Pengumpulan Data
3.4
Pengolahan Data
3.4
Penyajian Data
3.4
Diagram Alir
3.4
Penyusunan Laporan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil
38
4.1.1
Lokasi Penelitian
4.1.2
Perhitungan Cadangan
4.1.3
Jadwal Rencana Produksi Dan Umur Tambang
4.1.4
Perhitungan Produksi
4.1.5
Perhitungan BCR
4.1.6
Perhitungan Cashflow
4.1.7
Total Biaya Produksi
4.1.8
Keuntungan Kotor
4.1.9
Keuntungan Bersih
4.1.10
Metode Net Present Value
4.1.11
Metode Tingkat pengembalian Modal
4.1.12
Metode Payback Period
4.2
Pembahasan
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 1.
Hasil Jadwal Rencana Produksi Dan Umur Tambang Jadwal rencana produksi Jam kerja sangat ditentukan oleh jumlah dan ukuran alat yang digunakan.
Jam kerja juga dipengaruhi oleh pola shift, kondisi alam, metodologi pergantian shift dan pola perawatan. Berikut ini merupakan perhitungan jam kerja oleh PT. Raja Beton Nusantara. Perhitungan hari kerja Jumlah hari per tahun
= 365 hari
Dikurangi rata-rata libur
= 30 hari
Jadwal hari kerja
= 335 hari
Dikurangi hari hujan
= 50 hari (rata-rata hari hujan/tahun,
menurut BMKG) Jumlah hari kerja
= 285 hari
Jumlah shift/hari
= 2 shift (shift 1= jam 08.00 – 12.00 ; shift 2 = jam 13.00 – 16.00)
Jumlah shift/tahun
= 285 hari x 2 shift = 570 hari
kerja/tahun
Dengan demikian maka kegiatan produksi dapat dilakukan sesuai dengan jumlah hari kerja berdasarkan jumlah shift/hari 2. Umur tambang Dengan mengacu pada jumlah produksi pertahun dan total jumlah cadangan, maka diperkirakan umur tambang sebagai berikut: UmurTambang= UmurTambang=
Cadangan( m3 ) Produksi (m 3 /ta h un)
447.554,106 m3 3 116.640 (m ) = 3.8 tahun
40
40
4.1.2
Perhitungan Produksi
1. Rencana Produksi Rencana produksi material oleh PT. Raja Beton Nusantara adalah 150 m 2. Namun, berdasarkan kapasitas alat bongkar yang digunakan, maka dapat diperkirakan jumlah produksi yang dapat dicapai adalah sebagai berikut: Rumus yang digunakan adalah:
P=
ExIxH x 60 menit / jam Ct Dimana : P = Produksi I = Swell Factor (%) E = Efisiensi Kerja (%) H = Kapasitas Bucket (m3) Ct = Cycle time / waktu edar (menit) Dengan memasukan data antara lain : Swell Factor = 0,43 (Pasir Batu) Efisiensi Kerja Alat = 71,28% (dianggap baik) Kapasitas bucket = 0,8 m3 Waktu edar = 0,18 menit Dengan demikian, dapat dihitung produksi material berdasarkan
kemampuan produksi excavator backhoe adalah sebagai berikut :
P=
0,71 x 0,43 x 0,8 x 60 menit / jam 0,18
= 81 m3/jam P = 81 m3 / jam x 5 jam / hari ( 7 jam kerja – 2 jam hambatan) = 405 m3/hari = 405 m3/hari x 24 hari/bulan
41
= 9.720 m3/bulan = 116.640 m3/tahun 4.1.3
Perhitungan BCR Benefit Cost Ratio (BCR) adalah ukuran perbandingan antara pendapatan
dengan total biaya produksi. Perhitungan ratio BCR diperlukan untuk mengetahui agar mengetahui tambang tersebut ekonomis atau tidak. 1.
Perhitungan Nilai (Benefit) Cadangan
: 447.554,106 Ton
Rata-rata harga jual sirtu
: Rp. 425.000
Maka nilai manfaat
= Total cadangan x Harga Rata2 Sirtu = 447.554,106 x Rp. 425.000 = Rp.190.210.495.050
2.
Perhitungan Nilai (Cost) Total cadangan
: 447.554,106 Ton
Produksi pertahun : 116.640 m3 3.
Total Biaya Produksi Total biaya produksi
=
Total cadangan Target produksi
x
Biaya
operasional =
447.554,106 m3 x 116.640 m 3
Rp.9.157.000.000 = 3,83 x Rp.9.157.000.000 = Rp. 35.071.310.000 4.
Perhitungan BCR Sirtu Cost / Biaya
= Total biaya produksi + Investasi =Rp.35.071.310.000 + Rp.11.000.000.000 = Rp.46.071.310.000
BCR =
Nilai Manfaat Nilai Biaya
42
=
Rp . 190.210.495 .050 Rp .46 .071 .3100.000
= 4,13 ( > 1 / layak) 4.1.6
Perhitungan Cahsflow Dari neraca pertambangan batu Split di atas secara ekonomis di ketahui :
Nilai investasi
: Rp 11.000.000.000;-
Total biaya operasional : Rp 9.157.000.000;- /Tahun Produksi rata-rata
: 116.640 m3/ Tahun
Harga jual
: Rp 425.000 m3
Keuntungan kotor
: Rp 49.572.000.000;- ( Tahun pertama )
Keuntungan bersih
: Rp 49.076.280.000 ( Tahun Pertama )
Masa pakai alat
: 5 tahun
Tingkat suku bunga bank: 13% / Tahun Depresiasi
: Rp 964.000.000 / Tahun
4.1.3 Total biaya produksi Yang di maksud yaitu total dari biaya produksi selama masa tambang atau umur tambang di setiap perusahaan, dengan perhitungan total biaya produksi pada PT Raja Beton Nusantara adalah sebagai berikut : -
Biaya Operasional
= Rp 9.157.000.000;- /Tahun
-
Target Produksi
= 116.640m3
-
Total Cadangan
= 447.554,106 m3
Total Biaya Produksi
=
Total Biaya Produksi
=
Total cadangan ×Biaya Operasional Target produksi 447.554,106 m3 ×Rp 9.157.000.000;- / 116.640 m 3
Tahun Total Biaya Produksi
= 2×Rp 9.157.000.000;-/ Tahun
Total Biaya Produksi
= Rp 18.314.000.000;-/ Tahun
43
jadi, total produksi PT. Raja Beton Nusantara selama umur tambang adalah, Rp 18.314.000.000;-/ Tahun 4.1.8 Keuntungan Kotor Adalah keuntungan yang didapatkan sebelum pemotongan iuran pajak dan royalty dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut, Keuntungan kotor
= Produksi × Harga Jual = 116.640m3 /Tahun × Rp 420.000;= Rp 49.572.000.000 ;- / Tahun
Jadi,
keuntungan
kotor
PT.
Raja
Beton
Nusantara
adalah
Rp.49.572.000.000;- / Tahun 4.1.9
Keuntungan Bersih Adalahkeuntungan yang didapatkan setelah pemotongan pajak dan
royalty.Dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini. Pajak
= 20%
(Peraturan
Daerah
Kabupaten
Jayapura tahun 2011) Pengembalian Depresiasi = Rp 964.000.000;- / Tahun Pembayaran Pokok Keuntungan bersih
= Rp- / Tahun = (Keuntungan
kotor
–
Pajak
pengembalian Depresiasi –
+
pembayaran
pokok –modal-reklamasi ) Keuntungan bersih
= Rp 49.572.000.000; - Rp 7.791.056.000; Rp.
+
964.000.000;
–
0
–
Rp.
11.000.000.000; – Rp. 100.000.000; = Rp 49.076.280.000; Keuntungan bersih
= Rp 49.076.280.000;- / Tahun
Jadi, keuntungan Bersih yang didapatkan PT Raja Beton Nusantara Adalah, Rp 49.076.280.000;-pada tahun pertama. 4.1.10 Metode Net Present Value Dalam metode ini, aliran khas diubah menjadi bentuk yang setara dengan nilai sekarang. Dengan tingkat Bunga minimum 13% diperoleh NPV
(Net
44
Present Value) sebesar Rp. 70.606.519.443,29 karena, nilai sekarang dari aliran khas lebih besar daripada nol maka proyek ini bersifat layak dan menguntungkan. 4.1.11 Metode Tingkat pengembalian Modal (Internal Rate Of Return) Dilihat dari hasil perhitungan aliran khas(Cash Flow)InternalRate Of Return (IRR) bernilai 277% atau lebih besar dari tingkat Bunga minimum 13% maka, dinilai layak dan menguntungkan. 4.1.12 Metode Payback Period Metode ini merupakan lamanya kurun waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengembalikan modal atau investasi awal yang dikeluarkan. PBP juga merupakan periode di mana nilai Comulative Net Cash flow menjadi positif atau tahun di mana modal yang di keluarkan menjadi impas. PBP dapat di ketahui menggunakan persamaan sebagai berikut : Periode Positif
= 1,35
Comulative Net Cash Flow Periode Positif
= Rp 20.164.224.000,00
Tahun Arus khas bersih periode positif
=
Rp
31.164.224.000;-
/
Tahun
( Periode Positif )−
(Comulative Net Cas h flow periode positif ) ( Arus K h as Bersih periode positif ) Rp 20.164 .224 .000/ta h un Rp 31.164 .224 .000/ta h un
PBP
= 2−
PBP
= 1.35 Tahun
Jadi periode dimana jumlah seluruh investasi menjadi impas pada PT. Raja Beton Nusantara adalah 1.3 tahun
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Dalam bab ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari uraian-uraian
yang telah disajikan pada bab-bab diatas, selanjutnya penulis mencoba memberikan saran sebagai sumbangan pemikiran tentang hasil penelitian ini: Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut: Berdasarkan aspek keuangannya kelayakan investasi Usaha Penambangan Pasir dan Batu di Desa Girirejo Distrik Sentani Barat Kabupaten Jayapura layak dikembangkan dimana hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Metode Net Present Value (NPV) didapat nilai yang positif sebesar Rp.. 70.606.519.443,29 ;- ini menunjukkan angka lebih besar dari 0, sehingga menurut
kriteria
Net
PresentValue
(NPV)
layak
dikembangkan
dan
mempuanyai keuntungan yang cukup besar 2. Metode Internal Rate of Return (IRR) diperoleh tingkat bunga sebesar 277%, jadi angka ini lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 13%. Dengan demikian kriteria IRR layak dikembangkan dan memberikan keuntungan yang relatif besar. 3. Metode Net Benefit Cost Ratio(Net B/C) menunjukkan hasil yang diperoleh sebesar 4,13 ini bearti bahwa nilai yang dihasilkan adalah 2lebih dari 1 (Net B/C > 1). Dengan demikian menurut kriteria Net B/C Ratio layak dikembangkan. 5.2
Saran Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut :
1. Pada saat kegiatan penambangan nanti, perlu dilakukan kesesuaian antara perencanaan dan aktualisasi dilapangan agar dapat meminimalisir biaya operasional pada saat kegiatan penambangan berlangsung. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode perhitungan lainnya agar dapat meningkatkan tingkat keyakinan tentang sebaran Pasir Batu. 46
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2014 , https : // Pertambangankita.wordpress.com Diktat Mata Kuliah Peralatan Tambang Dan Penanganan Material Irwandy Arif, 2008, Analisis Investasi Tambang, institut Teknologi Bandung Laporan Studi Kelayakan PT. Raja Beton Nusantara, 2018, Kabupaten Jayapura Laporan Peralatan Tambang, 2015, universitas Cenderawasih (Noor, 2006:31) Pengertian Pertambangan Pasir dan Batu) di Desa Siberakun Kecamatan Benai Kabupaten kuantan Singingi, Pekanbaru Prof. Sudarto Notosiswoyo, Dr. Ir. M.Eng dkk, 2005, Metode Perhitungan Cadangan, Institut Teknologi Bandung www.academia.edu/11576356/Makalah Peraturan Tentang Studi Kelayakan Tambang Yopi Pernando, 2013. Analisis Kelayakan Usaha Galian C ( Penambangan
47
48
LAMPIRAN A 1. Peta Lokasi Penambangan dan Pengolahan
49
LAMPIRAN B 1.Data Curah Hujan No
Bulan
1
Curah Hujan (mm) 2013
2014
2015
2016
2017
Januari
486,6
208,7
216,0
148,0
173,9
2
Februari
227,7
168,2
101,1
100,7
196,4
3
Maret
389,0
76,1
120,0
204,5
59,7
4
April
84,9
229,7
137,0
70,9
193,6
5
Mei
84,8
19,1
86,1
64,8
128,2
6
Juni
146,5
176,7
137,0
119,8
98,9
7
Juli
95,7
79,0
75,2
134,1
190,7
8
Agustus
109,4
133,0
85,2
63,5
157,9
9
September
111,8
247,0
177,4
263,3
219,7
10
Oktober
81,5
142,5
53,2
101,8
127,7
11
November
150,2
180,7
88,2
107,2
159,9
12
Desember
208,8
178,1
88,5
294,7
173,9
Jumlah
2.176,9
1.838,8
1.364,9
1.673,3
1.880,5
Rata-rata
181,4
153,2
113,7
139,4
156,7
( Sumber : Badan Meteorologi Kelas I Sentani Kabupaten Jayapura )
50
LAMPIRAN C
Gambar.Endapan Alluvium pada Badan Sungai dan Tebingnya
Gambar Penambangan Bongkah Batu pada dinding dan teras sungai. Ukuran bongkah yang ditambang 50 cm hingga 5 meter
51
Gambar Endapan Alluvium Pada Tebing Dan Badan Sungai Dan Teras Sungai Yang Tererosi Membentuk Tebing Hingga Ketinggian 6 Meter
53
1.
Perhitungan Volume Cadangan Pasir dan Batu ( Sirtu ) PT. Raja Beton Nusantara Desa Girirejo Sentani Barat KAbupaten Jayapura
Perhitungan Volume Pasir dan Batu ( Sirtu ) dengan Menggunakan Surfer 11
a. Penampang A
b. Penampang B
54
c. Penampang C
d. Penampang D
55
e. Penampang E
f. Penampang F
56
g. Penampang G
h. Penampang H
57
i. Penampang I
j. Penampang J
58
k. Penampang K
l. Penampang L
59
m. Penampang M
n. Penampang N
60
o. Penampang O
61
Volume
NO
SAYATA N
LUAS (M2)
1
A-A'
51486,12
2
B-B'
51823,28
3
C-C'
53925,09
4
D-D'
53387,84
5
E-E'
63536,77
6
F-F'
62080,30
7
G-G'
58505,59
8
H-H'
54815,68
9
I-I'
62555,19
10
J-J'
55409,34
11
K-K'
52805,32
12
L-L'
50691,12
13
M-M'
18623,53
14
N-N'
46661,75 736.306,9
TOTAL
(m2)
Jadi Luas Area Penambangan Pada PT. Raja Beton Nusantara adalah 7 Ha