Skripsi Suri Anom Azhari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

POSISI LETAK FORAMEN MENTALE PADA GIGI ANAK USIA 8-12 TAHUN DILIHAT DARI FOTO PANORAMIK DI RSGM BAITURRAHMAH



SKRIPSI



Oleh :



SURI ANOM AZHARI 1510070110030



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG 2020



Halaman Persetujuan



POSISI LETAK FORAMEN MENTALE PADA GIGI ANAK USIA 8-12 TAHUN DILIHAT DARI FOTO PANORAMIK DI RSGM BAITURRAHMAH



Skripsi Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Penguji



Oleh:



SURI ANOM AZHARI 1510070110030



Menyetujui Pembimbing I



Pembimbing II



Resti Iswani, drg., Sp.RKG



Utmi Arma, Dr., drg., MDSc



NIDN. 1027088102



NIDN. 0024046902



ii



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Posisi Letak Foramen Mentale Pada Gigi Anak Usia 8-12 Tahun Dilihat Dari Foto Panoramik Di RSGM Baiturrahmah”. Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam meraih gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. Dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat Ibu Resti Iswani drg. Sp.RKG selaku pembimbing pertama dan Utmi Arma, Dr. drg. MDSc, selaku pembimbing kedua yang telah begitu sabar dalam memberikan bimbingan, waktu, perhatian, saran-saran, serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Bapak Satria Yandi, drg. MDSC selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi. Seluruh staf pengajar, pegawai tata usaha, dan pegawai perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. Teristimewa terima kasih kepada kedua orangtua yang penulis cintai dan sayangi, ibunda Basrina Basir dan ayahanda Azhari, yang telah membesarkan, mendidik, mendoakan, dan memberikan kasih sayang, pengorbanan dan dukungan yang tak terhingga, kepada saudara Kandung Ku Urip Azhari, S.Hut., M.Si, Wahyuni Azhari,S.Pd., M.Pd, Wahyudi Azhari,S.S., M.Sc, Rahmito Azhari, S.H., iii



M.H., M.Kn, serta kepada para sahabatku, yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman angkatan yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan.



Padang,



Desember 2020



Penulis



iv



ABSTRAK Foramen mentale merupakan bagian dari struktur anatomi yang terdapat pada kedua sisi mandibula. Foramen mentale dilewati oleh arteri, vena, dan nervus mentalis yang merupakan cabang dari nervus alveolaris inferior. Identifikasi dan pemahaman lokasi foramen mentale secara klinis sangat penting dalam praktik kedokteran gigi, antara lain dalam melakukan anastesi lokal untuk pembedahan dan untuk pencabutan gigi premolar rahang bawah. Kegagalan menentukan letak foramen mentale saat anestesi nervus mentalis dapat menyebabkan daerah yang akan dilakukan pembedahan atau pencabutan tidak teranastesi secara efektif dan juga dapat menyebabkan kerusakan saraf ataupun pembuluh darah pada regio tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui posisi letak foramen mentale pada gigi anak-anak. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif kuantitatif dengan menggambarkan suatu kasus menggunakan cara pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 72 sampel yang terdiri dari anak-anak usia 8-12 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan menjadi subjek penelitian yaitu 42 sampel. Hasil penelitian yang didapatkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram dengan cara pengamatan analisis secara statistik dengan aplikasi Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anak-anak mempunyai presentase letak foramen mentale tertinggi adalah posisi 3 (Antara premolar pertama dan premolar kedua rahang bawah) pada perempuan berjumlah 19 (76%) pada laki-laki berjumlah 16 (94%), dan yang paling rendah pada Posisi 2 (Segaris lurus dengan gigi premolar pertama rahang bawah) pada perempuan berjumlah 2 (8%), dan posisi 4 (Segaris lurus dengan premolar kedua rahang bawah) pada perempuan berjumlah 4 (16%) pada laki-laki berjumlah 1 (6%). Kata Kunci : Radiografi panoramik, foramen mentale, Posisi letak, jenis Kelamin.



v



ABSTRAK The foramen mentale is a part of the anatomical structure that found on two sides of the mandibula. It is passed by the arteries, veins, and mental nerves which is a limb of the inferior alveolar nerve. Clinical identification and understanding of the location of the foramen mentale is very important on dental practice, including in performing local anesthesia for surgery and extraction of mandibular premolar teeth. An unsuccessful to locate the foramen mentale during mental nerve anesthesia can cause an area to be operated and the extraction is not anesthetized effectively and can cause nerve or blood vessel defect. The purpose of this study is to determine the position of the foramen mentale on the teeth of children. This type of research is quantitative descriptive observational by describing a case by using the cross sectional approach. The research involved 72 samples consist of children from 8 to 12 years old who fulfilled the inclusion criteria and became the research subject 42 samples. Result of the research will be presented in tables and diagrams of statistical analysis observations by using the Microsoft Excel application. The results indicate that the children who had the highest percentage of foramen mentale were position 3 (Among the mandibular first premolar teeth and second premolar teeth) in women referred to 19 (76%) in men as 16 (94%), and the lowest as 2 on the mandibular premolar teeth) in women as 2 (8%), and position 4 (parallel to the mandibular second premolar) in women as 4 (16%) in men by 1 (6%).



Keywords: Panoramic radiography, foramen mentale, position, gender.



vi



DAFTAR ISI



Halaman Sampul Depan ................................................................................................



i



Halaman Persetujuan ...................................................................................



ii



Kata Pengantar ..............................................................................................



iii



Abstrak ...........................................................................................................



v



Abstrak .............................................................................................................



vi



Daftar Isi ........................................................................................................



vii



Daftar Tabel ....................................................................................................



viii



Daftar Gambar ...............................................................................................



ix



Daftar Diagram ..............................................................................................



x



BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................................5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................6 2.1 Foramen Mentale .................................................................................................6 2.1.1 Anatomi Landmark Foramen Mentale ....................................................6 2.1.2 Posisi Foramen Mentale ..........................................................................7 2.1.3 Ukuran Foramen Mentale .......................................................................12 2.2 Perkembangan Foramen Mentale dalam Mandibula ...........................................13 2.3 Radiografi Panoramik ..........................................................................................15 2.4 Kerangka Konsep .................................................................................................17 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 18 3.1 Jenis Penilitian ..................................................................................................... 18 3.2 Populasi Penelitian ............................................................................................... 18 3.3 Sampel Penelitian ................................................................................................. 18 3.4 Variabel Penelitian ............................................................................................... 20 vii



3.5 Defenisi Operasional Variabel ............................................................................. 20 3.6 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 20 3.7 Alat dan Bahan .................................................................................................... 20 3.7.1 Alat .......................................................................................................... 20 3.7.2 Bahan ....................................................................................................... 21 3.8 Cara Kerja ........................................................................................................... 21 3.9 Alur Penelitian .................................................................................................... 22 3.10 Analisis Data ..................................................................................................... 22



BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 23 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 23 4.2 Pembahasan .......................................................................................................... 24



BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 26 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 26 5.2 Saran .................................................................................................................... 26



viii



DAFTAR TABEL Halaman Table 3.1 : Definisi Operasional Variabel .....................................................



19



Table 4.1 : Data Posisi Letak Foramen Mentale Dilihat Dari Foto Panoramik Di RSGM Baiturrahmah …………………….……………………… 22



v



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1: Anatomi mandibula dari sisi depan ..............................................



7



Gambar 2: Variasi Letak Foramen Mentale ................................................



8



Gambar 3: Anatomi mandibula dari sisi depan ..............................................



8



Gambar 4: Gambaran foramen mental berdasarkan hubungan dengan gigi posterior rahang bawah ................................................................



9



Gambar 5: Posisi foramen mentale ................................................................



10



Gambar 6: Gambaran foramen mentale .......................................................



15



Gambar 7: Kerangka konsep penelitian .........................................................



16



Gambar 8: Alur penelitian ..............................................................................



21



vi



DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1 : Posisi Letak Foramen Mentale Pada Gigi Anak Usia 8-12 Tahun ..........................................................................................



x



23



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Foramen mentale merupakan bagian struktur anatomi mandibula terdapat pada kedua sisi mandibula. Foramen mentale dilewati oleh arteri,vena, dan nervus mentalis merupakan cabang dari nervus inferior, lokasi foramen mentale bervariasi terhadap apeks gigi premolar. Foramen mentale terletak pada korpus mandibula dalam arah vertikal berada dipertengahan antara batas sebelah bawah mandibula dan puncak alveolar seringkali dijumpai lebih dekat ke batas sebelah bawah, khususnya pada individu yang lebih muda. Saluran yang terbuka pada foramen mentale memiliki arah kesebelah luar, ke atas dan terbuka pada sudut permukaan mandibula sebelah luar serta tepi foramen yang tajam pada lingkaran antero inferior (Whaites&Cawson, 2003). Foramen mentale menandai berakhirnya kanal mandibula rahang bawah yang berjarak 28 mm dari midline mandibula dan berjarak 14-15 mm dari batas inferior mandibula. Ukuran rata-rata foramen mentale adalah 4,6 mm (horizontal) dan 3,4 mm (vertikal), merupakan tempat keluar saraf dan pembuluh darah mentalis, saraf mentalis mempersarafi gigi, bibir, gingiva pada rahang bawah dan jaringan lunak dagu (Ngeow&Yuzawati, 2003). Penelitian Neiva., et al, 2004, pada ras Kaukasoid menemukan bahwa tinggi rata-rata foramen mentale adalah 3,47 ± 0,71mm (kisaran 2,5mm hingga 5,5mm) dan lebar rata-rata 3,59 ± 0,8mm (kisaran 2mm hingga 5,5mm). Lebar rata-rata foramen mentale adalah 2,80 ± 0,70mm. Foramen mentale berbentuk



1



2



bulat dengan diameter rata-rata 1,68mm dan oval diameter panjang ratarata 2,37mm. Diameter rata-rata foramen mentale dinyatakan pada lebar 3,5mm. Lokasi foramen mentale dapat berubah seiringnya dengan perubahan usia. Foramen mentale ditemukan lebih dekat dengan alveolar ridge pada anak-anak yang giginya belum erupsi. Pada saat gigi sudah erupsi foramen mentale mulai turun ketengah-tengah antara batas atas dan batas bawah, terlihat sebagai daerah radiolusen berbentuk bulat atau oval dekat apeks gigi premolar, yang dapat ditemukan di antara, di bawah, atau bahkan superimposisi pada apeks gigi premolar (Aher., et al, 2012). Identifikasi dan pemahaman lokasi foramen mentale secara klinis sangat penting dalam praktik kedokteran gigi, antara lain untuk kepentingan anastesi dalam rangka pencabutan gigi anterior sampai gigi premolar rahang bawah. Kegagalan dalam menentukan letak foramen mentale saat anestesi nervus mentalis dapat menyebabkan anastesi pada daerah yang akan dilakukan pembedahan atau pencabutan kurang efektif. Pemahaman secara tidak langsung tentang lokasi foramen mentale sangat menentukan keberhasilan perawatan (Pederson, 1996). Pertumbuhan mandibula kearah depan akan merubah arah foramen mentale selama bayi dan anak-anak. Sebelum erupsi gigi, biasanya foramen mentale ditemukan lebih dekat dengan ridge alveolar, ketika gigi mulai erupsi foramen mentale mulai turun ke tengah-tengah antara margin atas dan batas bawah, pada orang dewasa yang sudah mempunyai gigi dan waktu yang lama, foramen mentale bergerak agak dekat dengan perbatasan inferior secara relatif. Dalam usia tua penurunan tulang semakin besar karena terjadinya hilangnya gigi



3



dan resorpsi tulang alveolar, foramen mentale bergerak relatif menuju ridge alveolar (Al-Juboori., et al, 2013; Juodzbalys., et al, 2010). Penelitian Anggraini tahun 2012, menunjukkan bahwa pada anak-anak umur 6-12 tahun suku Jawa mempunyai presentase letak foramen mentale tertinggi adalah posisi 3 (antara premolar pertama dan premolar kedua rahang bawah) yaitu berjumlah 16 (80%), dan yang paling rendah yaitu posisi 5 (antara premolar kedua dan molar pertama rahang bawah) berjumlah 1 (5%), dan posisi 2 (di bawah Apeks premolar pertama) berjumlah 1 (5%). Pada orang dewasa posisi presentase letak foramen mentale tertinggi adalah posisi 4 (apikal premolar kedua rahang bawah) yaitu berjumlah 10 (50%) sedangkan posisi 6 (apikal molar pertama rahang bawah) berjumlah 1 (5%). Adanya perbedaan letak foramen mentale antara kelompok anak-anak dan kelompok dewasa dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan. Posisi foramen mentale pada laki-laki mempunyai presentase tertinggi adalah posisi 3 (segaris lurus dengan premolar kedua rahang bawah) yaitu 70,23%. Foramen mentale berbentuk bulat ukuran diameternya lebih besar sedangkan pada perempuan posisi foramen mentale presentase tertinggi adalah posisi 3 (segaris lurus dengan premolar kedua



rahang bawah) yaitu 72,5%,



foramen mentale berbentuk oval diameternya kecil. Terdapat perbedaan bentuk dan ukuran foramen mentale berdasarkan jenis kelamin (Shah, 2013). Foramen mentale dibedakan menurut jenis ras dan ditemukan pada variasi letak, bentuk serta ukuran, foramen mentale antara ras di dunia baik ras Melayu, Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Posisi foramen mentale pada populasi suku bangsa Mongoloid adalah segaris dengan longitudinal dari premolar kedua bawah,



4



pada suku Negroid letaknya lebih ke distal dari premolar kedua sedangkan pada populasi suku bangsa Kaukasoid letaknya lebih ke mesial dari suku Mongoloid, Melanase, dan Afrika (Apinhasmit., et al, 2006). Peneliti mendeteksi posisi foramen mentale melalui gambaran radiografi panoramik. Teknik radiografi panoramik digunakan secara luas sebagai alat screening/seleksi dan penilaian menyeluruh, karena mempunyai kelebihan dalam menyediakan gambaran kedua rahang secara keseluruhan (Yunus, 2009). Radiografi panoramik adalah teknik radiografi ekstra oral yang memperlihatkan rahang atas dan rahang bawah, serta struktur anatomis berdekatan dalam satu film, salah satu anatomi jaringan rongga mulut yang perlu diketahui dan dipahami dengan baik adalah foramen mentale, yang sangat erat hubungannya dengan prosedur perawatan gigi (Rupesh., et al, 2011). Berdasarkan uraian latar belakang di atas penentuan posisi foramen mentale menggunakan metode blind test. Posisi foramen mentale yang dipengaruhi oleh etnis, ras, usia, dan jenis kelamin (meskipun jenis kelamin dalam populasi yang sama belum terlihat), namun sangat penting diketahui pada saat melakukan prosedur bedah, karena foramen mentale itu pedoman untuk melakukan anastesi. Sehubungan dengan pentingnya mengetahui posisi foramen mentale yang dipengaruhi oleh usia, maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang posisi letak foramen mentale terhadap gigi anak usia 8-12 tahun dilihat dari foto panoramik di RSGM Baiturrahmah.



5



1.2 Rumusan Masalah Bagaimana posisi letak foramen mentale pada gigi anak berusia 8-12 tahun dilihat dari foto panoramik di RSGM Baiturrahmah?



1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana posisi letak foramen mentale pada gigi anak berusia 8-12 tahun dilihat dari foto panoramik.



1.4 Manfaat Penelitian 1



Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan tentang posisi letak foramen



mentale terhadap gigi anak berusia 8-12 tahun dilihat dari foto panoramik di RSGM Baiturrahmah. 2



Bagi Institusi Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas



Baiturrahmah Padang yang dapat dijadikan data awal perkembangan atau perlengkapan yang digunakan sebagai bahan bacaan untuk melakukan penelitian selanjutnya, untuk menentukan posisi letak foramen mentale terhadap gigi anak berusia 8-12 tahun dilihat dari foto panoramik.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Foramen Mentale 2.1.1



Anatomi Landmark Foramen Mentale Landmark menyatakan hal penting dalam aspek luar mandibula yaitu



foramen mentale, merupakan pembukaan saluran anterior mandibula yang diarahkan ke atas dan ke belakang serta lateral. Foramen mentale biasanya terletak di tengah-tengah antara superior dan inferior antara tepi atas dan bawah dari korpus mandibula. Pada mandibula yang sudah bergigi, letak foramen mentale paling sering di jumpai yaitu di bawah gigi premolar kedua, dan sedikit di bawah aspek dari akar gigi. Letak dan posisi foramen mentale tidak tetap dan bisa juga terletak di antara premolar pertama dan gigi premolar kedua. Adanya resorbsi tulang alveolar dan hilangnya gigi, foramen mentale dapat dijumpai dekat dengan puncak perbatasan alveolar. Saat anak-anak sebelum gigi molar pertama erupsi sempurna, biasanya langsung terletak di bawah gigi molar sulung pertama dan dekat dengan batas bawah korpus mandibula (Wheeler&Russel, 2010). Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena dan nervus mentalis merupakan cabang nervus alveolaris inferior. Foramen mentale merupakan salah satu anatomi Landmark yang penting untuk memudahkan pembedahan, anestesi lokal dan prosedur invasif saat dokter gigi melakukan operasi periapikal di foramen mentale rahang bawah (Hasan, 2010).



6



7



Foramen mentale terletak bilateral pada anterolateral rahang bawah sampai ke alveolar margin nervus mentalis muncul melalui foramen mentale dan persarafan sensorik dan suplai darah ke jaringan lunak dagu, bibir bawah dan gingiva. Mandibula terdiri dari dua bagian, yaitu korpus mandibula dan ramus mandibula. Korpus mandibula adalah bagian horizontal, yang bagian kanan dan kirinya bersatu di garis tengah untuk membentuk tulang berbentuk “U”, sedangkan ramus mandibula meninggi ke arah vertikal pada setiap sisi dari bagian posterior korpus mandibula (Ngeow & Yuzawati, 2003).



Gambar 1.



2.1.2



Anatomi mandibula dari sisi depan (Sumber: http://de.m.wikipedia.org/wiki/Datei;unterkiefer_Anatomie.png diakses pada tanggal 8 Oktober 2020).



Posisi Foramen Mentale Pengamatan radiografi letak foramen mentale dilakukan oleh pengamat



independent dengan bantuan alat viewer dengan menggunakan metode blind test. Letak foramen mentale diukur dengan cara memproyeksikan secara vertikal terhadap gigi premolar pertama, premolar kedua, dan molar peratama rahang bawah dan hasilnya dikelompokkan (Supriyadi, 2012 sit all Al jaser 1998) sebagai berikut : Posisi 1



: Terletak pada anterior gigi premolar pertama rahang bawah.



Posisi 2



: Segaris lurus dengan gigi premolar pertama rahang bawah.



Posisi 3



: Diantara gigi premolar pertama dan premolar ke dua rahang bawah.



8



Posisi 4



: Segaris lurus dengan premolar ke dua rahang bawah.



Posisi 5



: Diantara gigi premolar ke dua dan gigi molar pertama rahang bawah.



Posisi 6



: Segaris lurus dengan gigi molar pertama rahang bawah.



Gambar 2.



Gambar 3.



Variasi Letak Foramen Mentale (Sumber: http://www.departementofmorphologi.com diakses pada tanggal 25 Juni 2018).



Anatomi mandibula dari sisi depan (Sumber : Juodzbalys, et al, 2010. Anatomy of mandibular vital structures. Part II : Mandibular incisive canal, mental foramen and associated neurovascular bundles in relation with dental implantology. Journal of Oral & Maxillofacial Res; hal. 5)



Posisi foramen mentale dapat bervariasi sehubungan dengan akar premolar dan gambarannya dapat dijumpai lebih rendah, sama atau lebih tinggi dari apeks akar premolar. Berbagai variasi posisi foramen mentale sehubungan dengan akar premolar dapat dilihat pada gambar 2 yaitu metode konvesional yang posisi foramen mentale ada kaitannya dengan apeks gigi yaitu (Juodzbalys., et al, 2010): Posisi 1 : Terletak sejajar dengan premolar pertama rahang bawah. Posisi 2 : Berada diantara premolar pertama dan kedua rahang bawah.



9



Posisi 3 : Terletak sejajar dengan premolar ke dua rahang bawah. Posisi 4 : Berada diantara premolar ke dua dan molar pertama rahang bawah.



Gambar 4.



Gambaran foramen mentale berdasarkan hubungan dengan gigi posterior rahang bawah (Sumber: Kqiku, et al, 2013. Position of the mental foramen in Kosovarian population : Coll, Antropol; hal. 2).



Jarak dari foramen mentale ke garis tengah rahang bawah (perkiraan jarak 28 mm), jarak dari foramen mentale ke perbatasan inferior (14 sampai 15 mm) mandibula. Posisi foramen mentale pada bidang horizontal dalam kaitannya dengan akar gigi, bentuk foramen mentale dapat bulat atau oval, diameter adalah 1,68-3,5 mm, prevalensi posisi foramen pada bidang horizontal untuk penduduk Kaukasoid, keenam prevalensi posisi foramen pada bidang horizontal untuk Mongoloid dan bangsa Afrika (Hasan, 2010). Posisi foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan simfisis mandibula, kondilus, perubahan prosesus alveolaris, masa erupsi gigi, pertumbuhan nervus inferior dan pergerakan gigi ke mesial. Kecepatan pertumbuhan condyle bertambah pada masa pubertas, puncaknya antara 12 - 14 tahun dan normalnya terhenti pada usia 20 tahun. Pemanjangan korpus mandibular secara langsung akan mengubah posisi foramen mentale bila posisinya dilihat terhadap gigi-gigi di atasnya. Posisi foramen mentale akan lebih kebelakang seiring dengan pertumbuhan atau perubahan usia. Perubahan ini disebabkan pemanjangan korpus mandibula yang diikuti oleh foramen mandibula berserta saraf dan pembuluh darah di dalamnya (Juodzbalys., et al, 2010).



10



Gambar 5.



Posisi foramen mentale (Sumber: http://www.ashteldental.com/site/imaxeasy-digital-subcat.html diakses pada tanggal 04 Februari 2020).



Posisi foramen mentale juga berubah dalam dimensi vertikal dalam hubungannya dengan korpus mandibula. Pada awal perkembangan mandibula, foramen mentale berada lebih dekat dengan tepi atas mandibula. Gigi mulai erupsi, foramen mentale tepat berada di tengah antara tepi atas dan tepi bawah mandibula. Hal ini karena adanya pertumbuhan tulang alveolar untuk tempat erupsinya gigi. Pada mandibula yang tidak bergigi, terjadinya resorbsi tulang alveolar menyebabkan foramen mentale semakin mendekati tepi atas mandibula (Rupesh., et al, 2011). Identifikasi dan penentuan posisi foramen mentale sangat penting dalam kedokteran gigi klinis, diantaranya: 1. Dalam pemberian anestesi lokal untuk blok nervus mentalis arah jarum diarahkan ke tengah-tengah anterior-inferior premolar satu dan premolar kedua serta variasi dalam posisi dan jumlah foramen mentale mempengaruhi keefektifan blok nervus mentalis yang mungkin berkurang. Identifikasi posisi foramen mentale secara klinis tidak dapat diandalkan dan kurang akurat karena tidak dapat divisualisasikan secara klinis atau teraba secara



11



manual. Sebaliknya deteksi foramen mentale yang bisa dilakukan jauh akurat dengan radiografi periapikal dan computed tomography (Aher., et al, 2012). 2. Saraf keluar dari foramen mentale menuju ke mandibula bagian anterior kemudian keluar kembali melewati foramen mentale. Tingkat perulangan anterior saraf maksimum 2 mm anterior ke perbatasan anterior dari foramen mentale. Identifikasi tingkat lingkaran foramen mentale pada radiografi panoramik dan mempertimbangkan faktor pembesaran dari radiografi sehingga dapat menilai posisinya (Aher., et al, 2012). 3. Operasi ortognatik juga salah satu prosedur penting dilakukan sebagai prosedur bedah estetika. Operasi ortognatik yang berhubungan dengan daerah foramen mentale adalah genioplasties dan prosedur osteotomy anterior segmental. Pemotongan osteotomy direncanakan sesuai dengan posisi foramen mentale yang terlihat pada radiografi, dan kadang-kadang pemotongan osteotomy harus dimodifikasi secara bertingkat dari pada harus dipotong secara garis lurus (Aher., et al, 2012). 4. Dalam kasus rahang yang mengalami fraktur pada wilayah parasymphysis posisi foramen mentale dan keterlibatannya dalam ke daerah fraktur sangat penting. Fraktur pada wilayah parasymphysis yang telah melewati foramen mentale umumnya menunjukkan pembentukan hematoma dan kehilangan neurosensorik setelah trauma (Aher., et al, 2012). 5. Dengan hilangnya gigi di daerah premolar menurunkan resorpsi ridge alveolar akan menyebabkan hilangnya tulang pada batas atas perubahan posisi relatif dari foramen mentale dari tingkat pertengahan menuju batas atas dari mandibular terhadap alveolar ridge (Aher., et al, 2012).



12



6. Apeks dari premolar yang ditemukan sangat dekat dengan foramen mentale. Jadi ketika perawatan endodontik, memungkinkan untuk gigi selama pengisian saluran akar dapat menyebabkan kerusakan dan iritasi pada nervus mentalis (Aher., et al, 2012). 2.1.3



Ukuran Foramen Mentale Foramen mentale adalah sebuah foramen yang berbentuk oval atau bulat



berada pada permukaan anterior mandibula, dimana terletak di bawah atau diantara premolar, kurang lebih pertengahan antara crest alveolar dan batas bawah mandibula. Bentuk foramen mentale biasanya oval dan kurang dari itu berbentuk bulat. Ukuran kisaran diameter foramen mentale dari 2,5-5,5 mm rata-rata adalah 3,6 mm dengan ukuran minimum 1 mm dan ukuran maksimum 5 mm (Hasan, 2012; Singh & Srivastav, 2010). Pada kebanyakan individu, kecepatan umum dari pertumbuhan tubuh mengikuti suatu pola, walaupun ada variasi pada saat tahapan pola yang berbeda. Usia kapan tahap-tahap pertumbuhan ini terjadi dan berakhir adalah bervariasi antar individu dan antar jenis kelamin. Variasi kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnis atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Faktor eksternal yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah gizi, kebiasaan makanan, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi (Chamidah, 2009). Pengambilan atau pengukuran data penelitian dilakukan secara visual menggunakan foto panoramik dengan pengukuran linier pada foramen mentale dengan bantuan califer, memakai teknik kesejajaran, proses pembuatan radiografi,



13



sudut penyinaran horizontal dan indikator teknik radiografi (Voltage = 70 kV, ampere = 8 mA danlama expose). Foramen mentale yang terdeteksi kemudian diproyeksikan pada gigi- gigi posterior (premolar pertama, premolar kedua, molar pertama rahang bawah) dan hasilnya diklasifikasikan menjadi 6 posisi. Metode ini memiliki keuntungan yaitu mudah dilaksanakan namun memiliki kekurangan yaitu pengamatan secara visual dapat menyebabkan kecenderungan terjadinya bias



antar



pengamat



dan



pengukuran



letak



foramen



mentale



dengan



memproyeksikan terhadap gigi-gigi menghasilkan data yang kurang realiable (Singh & Srivastav, 2010).



2.2 Perkembangan Foramen Mentale dalam Mandibula Mandibula dibentuk dari pemadatan ectomesenchym pada usia 36-38 hari intra uterin. Sebelum terjadi ossifikasi, ectomesenchym harus menyatu dengan epitelium pada lengkung mandibula, menyebabkan tulang intramembran bergerak ke lateral menuju kartilago Meckel. Ossifikasi terjadi sangat cepat pada masingmasing bagian mandibula terutama disekitar nervus alveolaris inferior, arteri alveolaris inferior serta nervus insisivus, dimulai pada minggu ke enam setelah pembuahan. Penulangan membran yang bergerak ke lateral menuju kartilago Meckel juga bersamaan prosesnya dengan perkembangan pembuluh darah dan syaraf. Ossifikasi kemudian berkembang ke atas dan membentuk cekungan akan menjadi tempat berkembangnya benih gigi. Perkembangan ossifikasi ke ventral dan ke dorsal membentuk korpus dan ramus mandibula. Kemudian kartilago Meckel mengelilingi dan menembus tulang yang telah terbentuk. Ossifikasi ke arah dorsal berhenti pada lingual mandibula. Adanya pembuluh darah



14



menyebabkan terbentuknya foramen mandibula, kanalis mandibula serta foramen mentale (Sperber, 2001). Pada saat lahir, korpus mandibula berisi soket insisif, caninus, dan molar sulung rahang bawah yang tidak jelas batasnya. Kanalis mandibula ukurannya sangat besar dan berada didekat tepi (tulang kortikal) mandibula. Sedangkan foramen mentale berada di bawah soket gigi molar pertama sulung. Sudut pada angulus mandibula ± 175o (Peterson, 2008). Setelah umur dua tahun, korpus mandibula semakin memanjang pada arah horizontal terutama dibelakang foramen mentale karena untuk menyediakan tempat untuk tambahan tiga gigi permanen. Sedangkan dari arah vertikal ketinggian korpus bertambah seiring dengan pertumbuhan tulang alveolar yang akan menjadi tempat pertumbuhan akar gigi sulung dan perkembangan gigi permanen di bawahnya. Pada saat dewasa, foramen mentale terdapat pada pertengahan antara batas atas dan bawah mandibula, sedangkan kanalis mandibula semakin mendekati dengan milohyoid. Ramus semakin vertikal sehingga sudut pada angular mandibula adalah 110-120°. Hal ini menyebabkan terjadinya pemanjangan korpus mandibula yang nantinya tempat ini akan digunakan untuk erupsinya gigi-gigi molar permanen. Saat tua penurunan tulang semakin besar karena terjadinya resorbsi tulang alveolar. Kanalis mandibula dan foramen mentale semakin mendekati tulang alveolar. Sudut pada angulus mandibula menjadi lebih lebih tumpul yaitu ± 140° (Perterson, 2008).



15



2.3 Radiografi Panoramik Penentuan lokasi obyek secara radiografi, keberhasilan perawatan akan dapat diprediksi dengan lebih pasti. Melalui pemeriksaan radiografik akan dapat diperoleh gambaran lokasi suatu obyek secara tepat. Radiografi panoramik adalah teknik radiografi ekstra oral yang dapat memperlihatkan rahang atas dan rahang bawah sekaligus, serta struktur anatomis yang berdekatan dalam satu film. Teknik radiografi ini digunakan secara meluas sebagai alat screening/seleksi dan penilaian menyeluruh, salah satunya dapat menentukan posisi dan bentuk foramen mentale (Agarwal & Gupta, 2011). Pembuatan radiografi letak foramen mentale menggunakan radiografi periapikal dengan menggunakan teknik bidang kesejajaran. Radiografi periapikal ini merupakan teknik yang dapat mendukung penggambaran letak dan bentuk foramen mentale. Teknik ini cukup mudah untuk dilakukan dan dapat memberikan gambaran sesuai struktur anatomis secara visual (Dewi, 2009).



Gambar 6.



Gambaran foramen mentale gambar A: foramen mentale bersambungan dengan kanalis mandibularis, gambar B: foramen mentale dengan bentuk terpisah dari kanalis mandibularis, gambar C: dikatakan difus dengan batas foramen yang jelas, gambar D: dikatakan sebagai tipe yang tak teridentifikasi (Sumber: Juodzbalys, et al, 2010. Anatomy of mandibular vital structures. Journal of Oral & Maxillofacial Res; hal. 3).



16



2.4 Kerangka Konsep Foto Radiografi Panoramik Dental



Posisi Foramen Mentale Metode blind test



Posisi 1



Posisi 2



Posisi 3



Posisi 4



Posisi 5



Posisi 6



Hasil Gambar 7. Kerangka Konsep Peneliti.



Keterangan posisi foramen mentale (Al Jasser&Al Nwoku, 1998): Posisi 1



: Terletak pada anterior gigi premolar pertama rahang bawah.



Posisi 2



: Segaris lurus dengan gigi premolar pertama rahang bawah.



Posisi 3



: Diantara gigi premolar pertama dan premolar ke dua rahang bawah.



Posisi 4



: Segaris lurus dengan premolar ke dua rahang bawah.



Posisi 5



: Diantara gigi premolar ke dua dan gigi molar pertama rahang bawah.



Posisi 6



: Segaris lurus dengan gigi molar pertama rahang bawah.



BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif kuantitatif dengan menggambarkan suatu kasus menggunakan cara pendekatan cross sectional.



3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah semua data foto panoramik pasien berusia 8-12 tahun yang berjumlah 72 pasien bagian instalasi radiologi RSGM Baiturrahmah Padang, sampel yang didapatkan dari tahun 2018 sampai tahun 2020 yang berjumlah 42 pasien.



3.3 Sampel Penelitian Kriteria Sampel : a. Kriteria Inklusi 1.



Pasien berusia 8-12 tahun.



2.



Foto panoramik dengan kondisi foramen mentale yang terlihat jelas.



3.



Foto panoramik yang tidak rusak



b. Kriteria Ekslusi 1. Pasien yang berusia di bawah 8 tahun dan lebih dari 12 tahun. 2. Foto panoramik dengan kondisi foramen mentale yang tidak jelas. 3. Foto panoramik yang rusak.



17



18



Sampel penelitian adalah foto panoramik Pasien bagian instalasi radiologi RSGM Baiturrahmah Padang dari tahun 2018 sampai tahun 2020. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara cross sectional. Cross sectional yaitu suatu penelitian yang akan dilakukan hanya pada satu waktu, tiap subjek diobservasi hanya satu kali saja dan tidak ada pengulangan. Sampel dihitung berdasarkan menghitung ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin (Sugiyono, 2011). Rumus Slovin untuk menentukan sampel sebagai berikut : 𝑁 1 + 𝑁(𝑑)2



𝑛=



Keterangan: n = Ukuran sampel/jumlah responden N = Ukuran populasi P = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; p=0,1 (Nilai p = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar nilai p = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil). Sehingga, dari rumus Slovin tersebut didapatkan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian adalah : 𝑛= 𝑛=



𝑛=



𝑁 1 + 𝑁. 𝑑 2



72 1 + 42. 0,12



72 = 42 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 1 + 72.0,01



19



3.4 Variabel Penelitian Melihat posisi foramen mentale pada anak usia 8-12 tahun di RSGM Baiturrahmah. 3.5 Definisi Operasional Variabel No



1



Variabel



Umur



Definisi



Cara



Hasil



Skala



Operasional



Pengukuran



Ukur



Ukur



Usia 8-12 tahun pada Usia



Satuan



Nominal



saat dilakukan ronsen



Tahun



foto panoramik. 2



Posisi



Gambaran



Foramen



panoramik yang dilihat



Posisi 2



Mentale



terdapat suatu daerah



Posisi 3



radiolusen



diregio



Posisi 4



premolar



pertama



Posisi 5



sampai molar pertama



Posisi 6



rahang



foto



bawah



Blind test



Posisi 1



Ordinal



yang



berbentuk bulat atau oval



dan



memiliki



batas yang jelas. 3.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah pada bulan Agustus 2020 - Oktober 2020.



3.7 Alat dan Bahan 3.7.1 Alat a. Penggaris b. Alat tulis untuk mencatat. c. Laptop



20



3.7.2



Bahan Foto Panoramik pasien berusia 8-12 tahun.



3.8 Cara Kerja a. Meminta surat pengantar perizinan penelitian dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. b. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Gigi, peneliti mengajukan surat izin penelitian tersebut ke Direktur RSGM dan bagian radiologi RSGM Baiturrahmah c. Setelah surat persetujuan telah selesai dari RSGM Baiturrahmah, peneliti



melakukan pemisahan foto panoramik berdasarkan jenis



kelamin. d. Sampel yang di peroleh melakukan pemeriksaan foto panoramik di unit Radiologi RSGM Baiturrahmah. e. Foto panoramik diperiksa, dimana pengamatan terpusat pada foramen mentale. f. Kemudian melihat posisi foremen mentale menggunakan metode blind test. g. Pencatatan hasil pengamatan h. Melakukan pengolahan data dan analisis data.



21



3.9 Alur Penelitian Pengambilan Data Foto Panoramik Usia 8-12 tahun (Tahun 2018-2020)



Melakukan Seleksi Kriteria Sampel Penelitian



Pengamatan Foto Panoramik



Posisi Foramen Mentale



Pengolahan Data



Penyajian Data



Tabel dan Diagram



Kesimpulan dan Saran Gambar 8. Alur Penelitian.



3.10 Analisis Data Data sekunder yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram dengan cara pengamatan analisis secara statistik dengan aplikasi Excel.



BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui posisi letak foramen mentale secara radiografi pada anak-anak. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah terhadap anak-anak jumlah 42 orang. Hasil penelitian tentang posisi letak foramen mentale pada gigi anak berumur 8-12 tahun dilihat dari foto panoramik dari tahun 2018 sampai tahun 2020 dengan uraian sebagai berikut: Tabel 1. Data Posisi Letak Foramen Mentale Dilihat Dari Foto Panoramik Di RSGM Baiturrahmah. Pegamatan Posisi



Perempuan Jumlah % 0 0 2 8 19 76 4 16 0 0 0 0 25 100



Laki-laki Jumlah % 0 0 0 0 16 94 1 6 0 0 0 0 17 100



1 2 3 4 5 6 Jumlah Keterangan : Posisi 1 : Terletak pada anterior gigi premolar pertama rahang bawah. Posisi 2



: Segaris lurus dengan gigi premolar pertama rahang bawah.



Posisi 3



: Diantara gigi premolar pertama dan premolar ke dua rahang bawah.



Posisi 4



: Segaris lurus dengan premolar ke dua rahang bawah.



Posisi 5



: Diantara gigi premolar ke dua dan gigi molar pertama rahang bawah.



Posisi 6



: Segaris lurus dengan gigi molar pertama rahang bawah.



(%)



: Persen jumlah tiap posisi.



22



23



Tabel 1 Menunjukkan bahwa pada anak-anak letak foramen mentale tertinggi adalah posisi 3 (Antara premolar pertama dan premolar kedua rahang bawah) pada perempuan berjumlah 19 (76%) pada laki-laki berjumlah 16 (94%), dan yang paling rendah pada Posisi 2 (Segaris lurus dengan gigi premolar pertama rahang bawah) pada perempuan berjumlah 2 (8%), dan posisi 4 (Segaris lurus dengan premolar kedua rahang bawah) pada perempuan berjumlah 4 (16%) pada laki-laki berjumlah 1 (6%). 100 90 80 70 60 50



Laki-laki



40



Perempuan



30 20 10 0 1



2



3



4



5



6



Diagram 1. Grafik posisi letak foramen mentale pada gigi anak usia 8-12 tahun.



4.2 Pembahasan Penelitian ini telah dilakukan dan bertujuan untuk mengetahui posisi letak foramen mentale pada anak usia 8-12 tahun sebanyak 42 sampel yang merupakan hasil foto panoramik pasien di Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah dari tahun 2018-2020. Menurut hasil penelitian semakin besar lengkung mandibula dan tipe kraniofasial maka bentuk muka akan semakin lebar sehingga letak foramen mentale akan berkembang ke arah posterior. Posisi foramen mentale akan lebih ke



24



belakang seiring dengan pertumbuhan mandubula. Perubahan ini disebabkan pemanjangan korpus mandibula yang diikuti oleh foramen mandibula berserta saraf dan pembuluh darah di dalamnya (Sperber, 2001). Pertumbuhan foramen mentale didalam mandibula diawali dengan pertumbuhan ramus mandibula ke arah posterior terhadap korpus mandibula dan menyebabkan terjadinya pemanjangan korpus mandibula. Perpanjangan ini nanti akan digunakan untuk tempat erupsinya gigi-gigi molar permanen. Posisi letak foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan/pertumbuhan simpisis mandibula, kondilus mandibula, perubahan prosesus alveolar, masa erupsi gigi, pertumbuhan nervus alveolaris inferior dan pergerakan gigi ke mesial (Trinkaus, 2010). Adanya variasi letak, bentuk dan ukuran foramen mentale juga berhubungan dengan kebiasaaan cara makan yang berbeda pada beberapa daerah Pada kebanyakan individu, kecepatan umum dari pertumbuhan tubuh mengikuti suatu pola, walaupun ada variasi pada saat tahapan pola yang berbeda. Usia kapan tahap- tahap pertumbuhan ini terjadi dan berakhir adalah bervariasi antar individu dan antar jenis kelamin (Chamidah, 2009).



BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa posisi letak foramen mentale pada anak- anak usia 8-12 tahun dilihat dari foto panoramik di RSGM Baiturrahmah paling banyak pada posisi 3 yaitu antara premolar pertama dan premolar kedua rahang bawah dan posisi yang paling sedikit adalah posisi 2 yaitu segaris lurus dengan gigi premolar pertama rahang bawah dan posisi 4 segaris lurus dengan premolar kedua rahang bawah.



5.2 Saran 1. Diperlukan



penelitian



lanjutan



mengenai



foramen



mentale



dengan



penambahan sampel, jenis kelamin yang dibedakan, menggunakan proyeksi radiografi yang lain, menggunakan desain penelitian yang lain. 2. Pada praktek Kedokteran Gigi, misalnya dalam anestesi untuk pencabutan atau perawatan lainnya yang melibatkan nervus mentalis, sebaiknya memperhatikan usia dari pasien untuk mengantisipasi adanya kesalahan karena letak foramen mentale berdasarkan usia menujukkan adanya perbedaan.



25



26



DAFTAR PUSTAKA



Agarwal, DR & Gupta, SB., 2011, Morphometric analysis of mental foramen in human mandibles of South Gujarat. People’s Journal of Scien Res. Aher, V, Pillai, P, Ali, FM, Mustofa, M, Ahire, M, Mudhol, A & Kadri, M., 2012, Anatomical position ofmental foramen: a review. Global Journal of Med and Public Health. Hal. 49-52 Al Jasser, N.M & Al Nwoku. 1998. Radiography Study of Mental Foramen in Selected Saudi Population. Dentomaxillofacial radiology. Al-Juboori, MJ, Al-Wakeel, HA, Yun, CM & Wen, FS., 2013, Location of mental foramen among Malaysia populations : retrospective study by using orthopantomogram. World journal of medicine and medical science research. Anggraini, R., 2012, Radiografis Letak Foramen Mentalis Pada Anak – Anak Dan Dewasa Suku Jawa. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Jember. Apinhasmit,



W, Chompoopong, S, Methathrathip, D, Sansuk, R, & Phetphunphiphat, W., 2006, Supraorbital Notch/Foramen, Infraorbital Foramen and mental Foramen in Thais: Antropometric Measurements and Surgical Relevance. J Med Assoc Thai, vol. 89, no. 5.



Chamidah, AN., 2009, Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, vol. 5, no. 2. Dewi, GSN., 2009, Evaluasi Radiografis Letak Foramen Mentalis Pada Suku Jawa dan Suku Papua di Jember. Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Hasan, T., 2010,Characteristics of the mental foramen in different populations. The Internet Journal of Biological Anthropology. Volume 4 no 2. Hasan, T., 2012, Mental foramen morphology: a must know in clinical dentistry. Journal of the pakistan dental association, vol. 21, no. 3. Juodzbalys, G, Wang, HL, & Sabalya, G., 2010,Anatomy of mandibular vital structures. Part II: Mandibular incisive canal, mental foramen and associated neurovascular bundles in relation with dental implantology. Journal of Oral & Maxillofacial Res. Kqiku, L, Weiglein, A, Kamberi, B, Hoxha, V, Meqa, K, & Stadtler, P., 2013, Position of the mental foramen in kosovarian population. Graz medical university. Hal. 546.



27



Neiva, RF, Gapski, R, & Wang, HL., 2004, Morphometric analysis of implantrelated anatomy in caucasian skulls. Journal periodontol. Ngeow, WC, & Yuzawati, Y.,2003, The location of the mental foramen in a selected Malay population. Journal of Oral Science, vol. 45, No 3. Hal. 171-175. Pederson., 1996, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. EGC: Jakarta. Peterson., 2008, Gray’s Anatomy of the Human Body. Journal of the American Medical Association. Rupesh, S, Jasmin, JW, Anna, SJ, Joy, T, Prasad, AR, & Reddy, V., 2011, Radiographic Study of the Location of Mental Foramen in a Randomly Selected Asian Indian Population on Digital Panoramic Radiographs. Journal of Medical Sciences. Shah, PP, Parikh, KK, Shah, MJ, & Khan, F., 2013, Radiographic study of mental foramen in a selected Indian pipulation in Kheda District, gujarat. Journal of Indian academy of oral medicine and radiology. Singh, R, & Srivastav, AK., 2010, Study of position, shape size and incidence of mental foramen and accessory mental foramen in Indian adult human skulls. Int. Journal Morphol. Sperber, GH., 2001, Craniofacial Development. London: BC Decker Inc. Supriyadi, 2012, Posisi Foramen Mentalis Pada Suku Jawa dan Madura: Penelitian Radiografi. the Indonesian journal of healthy Science. Trinkaus, E., 2010, Variability In The Position of The Mandibular Mental Foramen and The Identification of Neanderthal Apomorphies. Journal science. Whaites, E. & Cawson, R.A. 2003. Essentials of Dental Radiography and Radiology. London : Churcill Livingston. Wheeler & Russel, C., 2010, Dental Anatomy, Physiology and Occlusion, 372. United States of America : Sauders. Yunus, B., 2009, Optimalisasi radiologi gigi konvensional untuk membantu pemasangan implan gigi. Journal kedokteran gigi Dentofasial.