Skripsi Syahyani Ulfa Putri (10011181320022) - 2 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA MAHASISWA STRATA-1 UNIVERSITAS SRIWIJAYA



SKRIPSI



OLEH NAMA NIM



:SYAHYANI ULFA PUTRI :10011181320022



PROGRAM STUDI (S1) KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017



FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA MAHASISWA STRATA-1 UNIVERSITAS SRIWIJAYA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Syarat Untuk Mendapatkan Gelar (S1) Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya



OLEH NAMA NIM



:SYAHYANI ULFA PUTRI :10011181320022



PROGRAM STUDI (S1) KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017



EPIDEMIOLOGI DAN BIOSTATISTIK FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA Skripsi, 26 Juli 2017 SYAHYANI ULFA PUTRI Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya xiii + 86 Halaman, 31 Tabel, 5 Gambar, 5 Lampiran ABSTRAK Latar Belakang: Obesitas telah menjadi pandemi di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai masalah kesehatan kronis terbesar. Hasil studi pendahuluan di Universitas Sriwijaya terhadap 156 mahasiswa, diketahui bahwa 11,5% menderita obesitas. Proporsi obesitas terbesar yaitu 18,4% terdapat pada mahasiswa angkatan 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol berpadanan. Sampel dalam penelitian adalah mahasiswa strata-1 angkatan 2016 dipilih berdasarkan metode simple random sampling. Hasil Penelitian: Terdapat enam variabel yang berhubungan dengan kejadian obesitas yaitu frekuensi konsumsi fast food (p-value=0,024), kebiasaan makan buah (p-value=0,012), kebiasaan makan sayur (p-value=0,04), durasi tidur malam (p-value=0,011), aktivitas fisik (p-value=0,014), dan kondisi mental emosional (p-value=0,02). Tidak ada hubungan pendapatan keluarga (p-value=0,473) dan status merokok (p-value=1,000) dengan kejadian obesitas. Kesimpulan : Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian obesitas adalah kebiasaan makan sayur (OR=2,679). Mahasiswa diharapkan memperbaiki asupan gizi dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta mengurangi konsumsi fast food, menjaga kualitas tidur dengan durasi tidur selama 7-9 jam per malam, serta manfaatkan waktu akhir pekan untuk melakukan rekreasi. Kata Kunci : Obesitas, Mahasiswa, Universitas Sriwijaya Kepustakaan : 75 (1993-2017)



i



EPIDEMIOLOGY AND BIOSTATISTIC FACULTY OF PUBLIC HEALTH UNIVERSITY OF SRIWIJAYA Skripsi, 26 Juli 2017 SYAHYANI ULFA PUTRI Associated Factors Regarding Obesity Occurrences to University of Sriwijaya Strata-1 Students xii + 86 Pages, 31 Tables, 5 Pictures, 5 Appendices ABSTRACT Background : Obesity has become a pandemic worldwide and declared as the biggest chronic health problem. The results of preliminary study at University of Sriwijaya to 156 students, it is known that 11.5% suffers from obesity. The largest obesity proportion is 18,4% found in class of 2016. The purpose of this research is to find out the factors related to obesity incidence. Method : This study used a case-control study design. The sample of this research are S-1 students class of 2016 chosen based on simple random sampling method. Result : That there are six variables related to obesity occurrence that is the frequency of fast food consumption (p-value=0,012), fruit eating habit (pvalue=0,012), vegetable eating habit (p-value=0,004), night sleep duration (pvalue=0,011), physical activities (p-value=,014) and emotional mental condition (p-value=0,02). There are no relation of family income (p-value=0,473) and smoking habit (p-value=1,000) to obesity incidence. Conclusion : The most dominant variable related to obesity occurrence is vegetable consumption habit (OR =2,679) and as the confounding are the habit of eating fruit and physical activity. Students are expected to improve their nutritional intake by increasing consumption of fruits and vegetables and reducing the consumption of fast food, maintaining sleep quality with sleep duration for 7-9 hours per night, and take advantage of weekend time to do recreation. Keywords: Obesity, Student, University of Sriwijaya Literature: 75 (1993-2017)



ii



iii



iv



v



DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama



: Syahyani Ulfa Putri



NIM



: 10011181320022



Tempat, tanggal lahir



: Desa Aro, 14 Januari 1996



Agama



: Islam



Jenis kelamin



: Perempuan



Alamat



: Perum. Ratu Daha II RT. 014 RW. 03 Kel. Teratai, Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari, Jambi



No. telepon



: +6285366286106 / +6281532154614



Email



: [email protected]



Riwayat Pendidikan : 1. SD (2001-2007)



: SD Negeri 34/I Teratai, Muara Bulian, Batanghari, Jambi



2. SMP (2007-2010) : SMP Negeri 3 Batanghari, Jambi 3. SMA (2010-2013) : SMA Negeri 1 Batanghari, Jambi. Jurusan IPA 4. S1 (2013-2017)



: Universitas Sriwijaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Epidemiologi dan Biostatistik



vi



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya”. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari adanya kekurangan



dan



kelemahan



yang



disebabkan



terbatasnya



kemampuan,



pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan segala bentuk dukungan, bantuan, bimbingan, motivasi serta doanya, sehingga memacu dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini: 1. Orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan moral maupun materi selama pengerjaan proposal skripsi ini. 2. Bapak Iwan Stia Budi, S.KM., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya 3. Bapak Dr. Rico Januar Sitorus, S.KM., M.Kes(Epid) selaku pembimbing satu yang telah mendampingi, mengarahkan dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan proses bimbingan. 4. Ibu Feranita Utama, S.KM, M.Kes selaku pembimbing dua yang telah mendampingi dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan proses bimbingan. 5. Ibu Elvi Sunarsih, S.KM., M.Kes selaku penguji satu yang telah memberikan banyak arahan serta masukan dalam menyelesaikan skripsi. 6. Ibu Yeni, S.KM., M.Kes S.KM., M.KM selaku penguji dua yang telah memberikan banyak arahan serta masukan dalam menyelesaikan skripsi. 7. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf karyawan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya atas bantuan dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis. 8. Teman-teman KPMB Sumsel dan manis manja yang selalu memberikan saran, semangat, serta pencerahan. 9. Teman-teman seangkatan FKM 2013, atas saran dan bantuannya.



vii



10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran, dan kritik yang membangun sangatlah diharapkan guna lebih sempurnanya skripsi ini. Indralaya,



Juli 2017



Penulis



viii



ix



DAFTAR ISI



ABSRAK INDONESIA ......................................................................................... i ABSTRAK INGGRIS ........................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................v RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... ix DAFTAR ISI ...........................................................................................................x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................5 1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................5 1.2.2 Tujuan Khusus ....................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................6 1.4.1 Bagi Peneliti ........................................................................................6 1.4.2 Bagi Mahasiswa ..................................................................................7 1.4.3 Bagi Universitas Sriwijaya ..................................................................7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8 2.1 Obesitas .........................................................................................................8 2.1.1 Pengertian Obesitas .............................................................................8 2.1.2 Tipe-Tipe Obesitas ..............................................................................9 2.1.3 Etiologi Obesitas ...............................................................................11 2.1.4 Dampak Obesitas ...............................................................................12 2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Obesitas ...........................................13 x



2.2.1 Faktor Pejamu (Host) ........................................................................14 2.2.2 Faktor Agen (Agent) ..........................................................................15 2.2.3 Faktor Lingkungan (Enviroment) ......................................................17 2.3 Penilaian Status Obesitas.............................................................................18 2.3.1 Pengukuran Berat Badan ...................................................................18 2.3.2 Pengukuran Tinggi Badan .................................................................19 2.3.3 Indeks Massa Tubuh (IMT) ...............................................................19 2.4 Mahasiswa ..................................................................................................21 2.4.1 Pengertian Mahasiswa .......................................................................21 2.4.2 Pengertian Remaja.............................................................................21 2.4.3 Batasan Usia Remaja .........................................................................22 2.5 Kerangka Teori ............................................................................................23 2.6 Keabsahan Penelitian ..................................................................................25 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ..........................................................................................................29 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................29 3.2 Defenisi Operasional ...................................................................................30 3.3 Hipotesis ......................................................................................................32 BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................................33 4.1 Desain Penelitian .........................................................................................33 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................34 4.2.1 Populasi .............................................................................................34 4.2.2 Sampel Penelitian ..............................................................................34 4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel .............................................................37 4.3 Jenis, Cara dan Alat Pengumpul Data .........................................................38 4.3.1 Jenis Data ..........................................................................................38 4.3.2 Cara Pengumpulan Data ....................................................................39 4.3.3 Alat Pengumpulan Data ....................................................................39 4.4 Pengolahan Data ..........................................................................................40 4.5 Validasi Data ...............................................................................................41 4.6 Analisis dan Penyajian Data ........................................................................42 4.6.1 Analisis Data .....................................................................................42



xi



4.6.2 Penyajian Data ...................................................................................44



BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................45 5.1 Gambaran Umum Universitas Sriwijaya .....................................................45 5.1.1 Sejarah Singkat Universitas Sriwijaya ..............................................45 5.1.2 Kampus Universitas Sriwijaya ..........................................................46 5.1.3 Jumlah Mahasiswa Universitas Sriwijaya .........................................47 5.2 Ananlisis Univariat ......................................................................................47 5.2.1 Gambaran Karakteristik Responden..................................................47 5.2.2 Gambaran Variabel yang Diteliti ......................................................48 5.3 Analisis Bivariat ..........................................................................................52 5.4 Analisis Multivariat .....................................................................................60 BAB VI PEMBAHASAN.....................................................................................65 6.1 Keterbatasan Penelitian ...............................................................................65 6.2 Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................................65 6.2.1 Pendapatan Keluarga ........................................................................65 6.2.2 Status Merokok ................................................................................66 6.2.3 Frekuensi Konsumsi Fast Food .......................................................68 6.2.4 Kebiasaan Makan Buah ....................................................................70 6.2.5 Kebiasaan Makan Sayur ...................................................................72 6.2.6 Durasi Tidur Malam .........................................................................74 6.2.7 Aktivitas Fisik ..................................................................................76 6.2.8 Kondisi Mental Emosional ...............................................................77 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................80 7.1 Kesimpulan ..................................................................................................80 7.2 Saran ............................................................................................................81 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................82 LAMPIRAN



xii



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas pada Dewasa Menurut WHO ................................20 Tabel 2.2 Klasifikasi Obesitas pada Dewasa di Asia .................................................. 21



Tabel 2.3 Penelitian yang Terkait ..........................................................................25 Tabel 3.1 Definisi Operasional ..............................................................................30 Tabel 4.1 Perkiraan Besar Sampel Kasus dan Kontrol ..........................................36 Tabel 4.2 Hasil Validitas ........................................................................................41 Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas ....................................................................................42 Tabel 5.1 Jumlah Mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya .47 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ......................................48 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Keluarga .......................49 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Merokok ................................49 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Fast Food .......................50 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Makan Buah ...................50 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Makan Sayur ..................51 Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Tidur Malam ........................51 Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Aktivitas Fisik .................................52 Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Mental Emosional ............52 Tabel 5.11 Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Obesitas ...............53 Tabel 5.12 Hubungan Status Merokok dengan Kejadian Obesitas ........................53 Tabel 5.13 Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas ...............54 Tabel 5.14 Hubungan Kebiasaan Makan Buah dengan Kejadian Obesitas ...........55 Tabel 5.15 Hubungan Kebiasaan Makan Sayur dengan Kejadian Obesitas ..........56 Tabel 5.16 Hubungan Durasi Tidur Malam dengan Kejadian Obesitas ................57 Tabel 5.17 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas .........................58 Tabel 5.18 Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Kejadian Obesitas ......59 Tabel 5.19 Perubahan Nilai OR dengan Matching Jenis Kelamin.........................60 Tabel 5.20 Seleksi Bivariat ....................................................................................61 Tabel 5.21 Pemodelan Awal Multivariat ...............................................................62 Tabel 5.22 Perubahan Nilai OR Tanpa Variabel Aktivitas Fisik ...........................62 Tabel 5.23 Perubahan Nilai OR Tanpa Variabel Kebiasaan Makan Buah ............63 Tabel 5.24 Model Akhir Analisis Multivariat ........................................................63



xiii



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Keadaan Keseimbangan Interaksi Host, Agent dan Environment .... 13 Gambar 2.2 Kerangka Teori Obesitas dimodifikasi dari : Gordon dan La Richt (1950), Barasi (2009), Sudikno (2015), James (2005) dan Purwati (2001) ................................................................................................. 24 Gambar 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 29 Gambar 4.1 Skema Desain Studi Kasus Kontrol .................................................. 34 Gambar 4.2 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 37



xiv



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 3. Output SPSS Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian Lampiran 5. Lembar Bimbingan



xv



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang WHO (World Health Organization) pada tahun 2013 menyatakan bahwa



obesitas merupakan akumulasi abnormal lemak pada tubuh yang dapat menyebabkan risiko untuk kesehatan. Obesitas tidak hanya berdampak pada medis, sosial maupun psikis, tetapi juga erat hubungannya dengan kelangsungan hidup penderitanya (Misnadiarly, 2007). Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan dalam menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode murah dan mudah untuk mengukur status gizi akan tetapi tidak dapat mengukur lemak tubuh secara langsung (Depkes RI, 2010). Obesitas telah dinyatakan oleh WHO (World Health Organization) sebagai suatu masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa dan menjadi pandemi di seluruh dunia. Kejadian obese atau overweight prevalensinya terus meningkat pada anak dan orang dewasa, sehingga menjadi masalah di seluruh dunia karena baik di negara maju hingga negara berkembang (Hadi, 2005). Pada tahun 2008, terdapat sekitar 1,5 miliar orang dewasa mengalami overweight (BMI>25 kg/m2). Dari jumlah itu terdapat kurang lebih 200 juta laki-laki dan 300 juta perempuan yang mengalami obesitas. Tahun 1980 sampai dengan 2008 pada seluruh dunia, prevalensi kegemukan sudah mengalami hampir dua kali lipat peningkatan. Di seluruh dunia, pada tahun 2008, terdapat 10% pria yang mengalami kegemukan tingkat berat dengan IMT ≥ 30 kg/m2 dan pada wanita yaitu sebesar 14%. Pada tahun 1980, prevalensi penderita kegemukan diseluruh dunia yakni terbagi menjadi 5% pada pria dan 8% pada wanita (WHO, 2011). South East Asian Nutritin Surveys (SEANUTS) pada tahun 2012 mempublikasikan data hasil survei yang telah dilakukan di 4 negara meliputi Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Hasil survei tersebut menyebutkan bahwa obesitas merupakan masalah yang juga mulai muncul di negara berkembang. Hasil tersebut sejalan dengan prevalensi penderita obesitas yang ada di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya.



1



2



Di Indonesia, status gizi masyarakatnya dapat dilihat dari laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyatakan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia yaitu 15,4% meningkat jika dibandingkan dengan Riskesdas 2007 11,7% dan Riskesdas 2010 10%. Pada tahun 2013 prevalensi penduduk laki-laki dewasa yang mengalami obesitas mengalami pengingkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 19,7%, pada tahun 2007 (13,9%) dan pada tahun 2010 (7,8%). Prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) pada tahun 2007 sebanyak 13,9%, meningkat pada tahun 2010 menjadi sebanyak 15,5%. Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) meningkat dua kali lipat menjadi 32,9% (Riskesdas, 2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 menyatakan prevalensi obesitas umum di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 11,4% (6,6% BB lebih dan 4,8% obese). Prevalensi obesitas umum pada laki-laki di Provinsi Sumatera Selatan lebih rendah bila dibandingkan dengan prevalensi obesitas umum perempuan. Prevalensi obesitas umum pada laki-laki di Sumatera Selatan yaitu sebanyak 2,9% dan prevalensi obesitas umum pada perempuan di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 6,7% (Depkes RI, 2009). Kelebihan asupan energi dari yang dibutuhkan oleh tubuh dapat berdampak pada terjadinya obesitas. Hal tersebut karena kelebihan asupan energi dalam tbuh akan tersimpan dalam bentuk lemak (Soegih, 2009). Pola konsumsi fast food dapat pula mempercepat terjadinya obesitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa orang yang mengkonsumsi fast food secara sering atau lebih dari dua kali per minggu memiliki perbedaan signifikan sekitar 4-5 kg berat badannya apabila dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi fast food secara teratur (Proverawati, 2010). Peningkatan pendapatan terutama di perkotaan dapat berakibat pada perubahan dalam gaya hidup termasuk salah satunya merupakan pola makan. Tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar dan rendah lemak merupakan pola makan tradisional pada awalnya, namun seiring berkembangnya zaman pola makan tersebut mulai berubah menjadi pola makan baru yang rendah karbohidrat, tinggi serat kasar dan tinggi lemak. Perubahan pola makan tersebut berdampak pada kualitas makanan yang bergeser ke arah pola makan tidak seimbang. Pergeseran



Universitas Sriwijaya



3



pola makan tersebut dipicu oleh semakin derasnya arus budaya asing yang masuk ke Indonesia akibat kemajuan teknologi dan globalisasi ekonomi. Selain itu, berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu akibat dari peningkatan ekonomi. Pergeseran pola makan dan kurangnya aktivitas fisik tersebut dapat berdampak meningkatnya prevalensi penduduk golongan tertentu untuk mengalami kegemukan atau obesitas. Pola makan yang berlebihan dikaitkan pula dengan stress atau tekanan hidup (Almatsier, 2009). Faktor kondisi mental emosional dalam diri seseorang dapat berpengaruh terhadap perilaku seseorang seperti stres, cemas dan takut dapat memunculkan sikap yang berbeda-beda pada tiap individu untuk mengatasinya. Salah satu contoh umum reaksi dari emosi adalah dengan makan (Proverawati, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2013) yang menemukan bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara kondisi mental emosional dengan kejadian obesitas. Hal ini disebabkan karena seseorang yang mengalami gejala stress cenderung untuk terus mengkomsumsi makanan dalam jumlah yang lebih banyak akibat adanya hormon kortisol yang mengendalikan tubuh. Aktivitas fisik yang kurang pada seseorang dapat meningkatkan prevalensi terjadinya obesitas. Seseorang dengan aktivitas fisik kurang aktif dan dibarengi dengan pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat, akan cenderung untuk mengalami obesitas (Proverawati, 2010). Hasil penelitian Kristi et al (2014) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik (p=0,045 ; OR=7,154 (CI 95%: 0.809-63.299) dengan kejadian gizi lebih yaitu aktivitas fisik ringan. Artinya mahasiswa yang melakukan aktivitas fisik ringan mempunyai resiko untuk gizi lebih sebesar 7.154 kali dibandingkan dengan mahasiswa yang melakukan aktivitas sedang. Tidur memiliki pengaruh kuat terhadap kadar growth hormone. Growth hormone akan menurun apabila seseorang tidak cukup tidur. Penurunan kadar growth hormone bisa merangsang penyerapan glukosa oleh sel, glikogenesis dan lipogenesis. Hal tersebut, bila terjadi secara terus-menerus dapat berdampak pada kegemukan. Durasi tidur singkat dapat pula menyebabkan penurunan pengeluaran energi. Penurunan pengeluaran energi saat seseorang mengalami kurang tidur dapat dimediasi oleh kelelahan di siang hari, sehingga menyebabkan tingkat



Universitas Sriwijaya



4



aktivitas menurun. Kurang tidur dapat pula menyebabkan perubahan metabolisme dalam tubuh sehingga pengeluaran energi menurun. Kurang tidur dalam satu malam saja, meningkatkan resistensi insulin melalui berbagai alur metabolisme pada subjek sehat (Donga, 2010). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gangswich (2005) yang menyatakan bahwa tidur selama 2-4 jam per malam (OR=2,35 95% CI 1,36-4,05), 4 jam per malam (OR=1,60 95% CI 1,12-2,29), 5 jam per malam (OR= 1,27 95%CI 1,01-1,60) lebih berisiko untuk menderita obesitas dibandingkan dengan tidur 7 jam per malam. Penelitian yang dilakukan oleh Sudikno et al (2015) menyatakan bahwa faktor risiko yang terkait dengan overweight dan obese salah satunya kebiasaan merokok. Menurut kebiasan merokok, didapatkan peningkatan potensi risiko obese pada responden yang pernah merokok (OR=1,43) dan responden yang tidak pernah merokok (OR=1,32) dibandingkan responden yang merokok. Kelompok umur yang paling banyak mengalami gizi lebih yaitu kelompok remaja dan dewasa. Hal ini disebabkan karena kelompok remaja dan dewasa tidak mengalami pertumbuhan lagi sehingga kelebihan energi dan zat gizi lain akan disimpan sebagai timbunan lemak (Depkes, 1999). Remaja adalah individuindividu yang rentan terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar salah satunya masalah pola makan. Masalah yang terkait dengan pola makan yaitu kebiasaan beragam dari remaja terhadap makanan yang dikonsumsi, seperti tidak peduli pada pemilihan jenis makanan yang memenuhi kebutuhan gizi, mengikuti trend makan makanan fast food akibat pengaruh budaya asing, kebiasaan makan secara berlebihan, waktu makan yang tidak teratur dan sebagainya(Moehji, 2003). Universitas Sriwijaya adalah sebuah perguruan tinggi negeri di Sumatera Selatan, Indonesia. Universitas Sriwijaya memiliki sepuluh fakultas dengan dua buah kampus yaitu di Bukit Besar, Kota Palembang dan di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Kampus Indralaya merupakan kampus utama yang menjadi pusat adminstrasi maupun akademik. Mahasiswa baru yang diterima di Universitas Sriwijaya setiap tahunnya diwajibkan melakukan cek kesehatan di UPT Klinik Universitas Sriwijaya. Data hasil cek kesehatan yang terbaru adalah data mahasiswa baru angkatan 2016.



Universitas Sriwijaya



5



Survei awal yang dilakukan oleh penulis terhadap 3.563 mahasiswa Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya angkatan 2016 dengan mendata tinggi badan dan berat badan berdasarkan dari hasil cek kesehatan. Hasil perhitungan IMT, didapatkan hasil 357 mahasiswa (10%) dikategorikan obesitas (IMT ≥ 25), sedangkan sebanyak 3.206 mahasiswa (90%) dikategorikan tidak obesitas. Selain itu, survei awal yang juga dilakukan oleh penulis terhadap 156 mahasiswa Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya yang terdiri dari 10 fakultas dengan sebaran jumlah responden tiap angkatan yaitu 2013 (41), 2014 (57), 2015 (20) dan 2016 (38) dengan mendata tinggi badan dan berat badan kemudian dilakukan perhitungan IMT, didapatkan hasil 18 mahasiswa (11,5%) obesitas (IMT ≥ 25). Proporsi obesitas berdasarkan angkatan yaitu 2013 (9,7%), 2014 (8,7%), 2015 (10%) dan 2016 (18,4%). Proporsi obesitas terbesar yaitu 18,4% terdapat pada angkatan 2016. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menganggap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya”.



1.2



Rumusan Masalah Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2013 obesitas



merupakan akumulasi tidak normal lemak pada tubuh yang dapat menyebabkan risiko untuk kesehatan. Pada tahun 2008, terdapat 1,5 miliar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan (BMI>25 kg/m2). Pada tahun 2013, prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas sebesar 19,7% dan prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) yaitu 32,9%. Prevalensi obesitas umum pada Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 11,4% (6,6% BB lebih dan 4,8% obese). Hasil studi pendahuluan di Univeritas Sriwijaya terhadap 156 mahasiswa, didapatkan hasil 18 mahasiswa (11,5%) menderita obesitas (IMT ≥ 25). Proporsi obesitas terbesar yaitu 18,4% terdapat pada angkatan 2016. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah “Apakah Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya?”



Universitas Sriwijaya



6



1.3



Tujuan Penelitian



1.3.1



Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



1.3.2



Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1.



Untuk mengetahui distribusi frekuensi pendapatan keluarga, status merokok, konsumsi fast food, kebiasaan makan buah, kebiasaan makan sayur, durasi tidur malam, aktivitas fisik dan kondisi mental emosional



pada



kejadian



obesitas



pada



mahasiswa



Strata-1



Universitas Sriwijaya. 2.



Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



3.



Untuk mengetahui hubungan antara status merokok dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



4.



Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



5.



Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makan buah dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



6.



Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makan sayur dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



7.



Untuk mengetahui hubungan antara durasi tidur malam dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



8.



Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



9.



Untuk mengetahui hubungan antara kondisi mental emosional dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



10. Untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya.



Universitas Sriwijaya



7



1.4



Manfaat Penelitian



1.4.1



Bagi Peneliti Penelitian



ini



diharapkan



dapat



menjadi



sarana



untuk



mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama belajar di bangku perkuliahan, memperoleh pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian. Selain itu, sebagai sarana untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada kejadian obesitas pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sriwijaya. 1.4.2



Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan



kepada



mahasiswa



mengenai



obesitas,



dampak



dan



pencegahannya. 1.4.3



Bagi Universitas Sriwijaya Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan saran dalam melakukan upaya promotif dan pencegahan terhadap masalah obesitas serta ancaman penyakit degeneratif di Universitas Sriwijaya. Menambah referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai obesitas dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar bagi mahasiswa Universitas Sriwijaya.



1.5



Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan



dengan kejadian obesitas pada kejadian obesitas pada



mahasiswa Strata 1 Universitas Sriwijaya. Pengambilan data pada penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan dari Mei sampai dengan Juni 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian matched-case control dengan pendekatan kuantitatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendapatan keluarga, status merokok, frekuensi konsumsi fast food, kebiasaan makan buah, kebiasaan makan sayur, durasi tidur malam, aktivitas fisik dan kondisi mental emosional sedangkan variabel dependennya adalah kejadian obesitas.



Universitas Sriwijaya



8



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Obesitas



2.1.1. Pengertian Obesitas Obesitas merupakan suatu penumpukan lemak secara berlebih atau tidak normal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011). Menurut Myers (2004), seseorang yang dikategorikan obesitas jika terjadi pembesaran atau pertambahan sel lemak pada tubuh mereka sedangkan menurut Sumanto (2009), obesitas adalah keadaan yang tidak seimbang antara tinggi badan dan berat badan karena jaringan lemak dalam tubuh yang mengakibatkan kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Menurut Barasi (2012), berat badan berlebih dan obesitas dapat dikatakan sebagai akumulasi lemak tubuh secara berlebihan. Menurut Proverawati (2010) obesitas merupakan suatu keadaan dimana kelebihan berat badan seseorang



dibandingkan



dengan



berat



badan



idealnya



akibat



menumpuknya lemak dalam tubuhnya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. 2.1.2. Tipe-Tipe Obesitas Obesitas memiliki berbagai jenis, berdasarkan gejala klinisnya Purwati (2011) mengkategorikan obesitas sebagai berikut: 1. Obesitas Sederhana ( Simple Obesity ) Obesitas sederhana yaitu memiliki gejala berupa yang tidak disertai adanya kelainan hormonal, kelainan mental dan kelainan fisik lainnya. Faktor nustrisi merupakan penyebab dari obesitas jenis sederhana. 2. Obesitas Khusus a. Sindrom Chusing (Kelainan Hormonal) Sindrom Chusing merupakan kelainan yang terjadi akibat kerentanan anak pada pengobatan dengan dengan hormon steroid. b. Kelainan Somatodismorfik (Sindrom Prader-Willi, Summit dan Carpenter, Launrence-Moon-Biedl dan Sindrom Cohen)



Universitas Sriwijaya



9



Kelainan somatodismorfik merupakan kelainan yang hampir selalu disertai dengan adanya kelainan ortopedi dan



mental



retardasi. c. Kelainan Hipotamalus Kelainan hipotamalus merupakan kelainan yang berdampak pada perubahan nafsu makan sehingga terjadi obesitas, sebagai dampak dari trauma kepala, kraniofaringioma, leukemia serebral, dan lain-lain. Purwati (2001) mengkategorikan beberapa tipe kegemukan berdasarkan dari kondisi sel yaitu sebagai berikut: 1. Tipe Hiperplastik, merupakan tipe kegemukan akibat jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan jumlah sel normal, sedangkan ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal. Tipe ini biasanya terjadi pada masa anak-anak. 2. Tipe Hipertropik, merupakan tipe kegemukan yang terjadi akibat ukuran sel-sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel normal. Tipe



hipertropik



biasanya



terjadi



pada



usia



dewasa.



Jika



dibandingkan dengan tipe hiperplastik, upaya dalam megurangu berat badan pada tipe ini akan lebih mudah. 3. Tipe Gabungan (Hiperplastik dan Hipertropik), merupakan tipe kegemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dari normal dan ukuran sel yang lebih besar dibandingkan sel normal. Tipe kegemukan ini akan berlangsung terus sampai dewasa apabila dimulai sejak masa anak-anak. Upaya untuk menurunkan berat badan pada tipe ini termasuk hal yang paling sulit, karena dapat berisiko terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degeneratif. Berdasarkan ditribusi lemak dalam tubuh, terdapat dua kategori (Wirakusumah, 2001), yaitu : 1. Tipe Android (Tipe Buah Apel) Tipe android terjadi karena penumpukan lemak pada bagian tubuh sebelah atas yakni sekitar dada, pundak, leher dan wajah yang berlebihan. Tipe ini biasanya terjadi pada pria maupun wanita yang



Universitas Sriwijaya



10



sudah menopause. Jenis tipe ini lebih potensial dan berisiko tinggi untuk menderita penyakit khususnya penyakit yang berhubungan dengan metabolisme glukosa dan lemak. Hal tersebut karena lemak yang menumpuk pada tipe ini lebih banyak terdiri dari lemak jenuh yang mengandung sel–sel lemak besar. Usaha dalam menurunkan berat badan dengan cara pengaturan pola dan olahraga teratur pada tipe ini lebih mudah bila dibandingkan dengan tipe ginoid. Obesitas tipe ini banyak dijumpai pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini disebut sebagai android obesity. Android obesity lebih berhubungan dengan beberapa penyakiy seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler lainnya dibandingkan dengan tipe ginoid (Sugianti, 2009). 2. Tipe Ginoid (Tipe Buah Pear) Penimbunan lemak pada bagian bawah tubuh meliputi pinggul, paha, pantat dan sekitar perut merupakan ciri obesitas tipe ginoid. Tipe ini dominan terjadi pada wanita. Upaya penurunan berat badan pada tipe ginoid lebih sukar karena lemak yang tertimbun terdiri dari sel lemak kecil dan lembek serta lemak tak jenuh. Keuntungan dari tipe



ginoid



yaitu



risiko



kemungkinan



mengalami



penyakit



degeneratif lebih kecil jika dibandingkan dengan tipe android sehingga tipe ginoid lebih aman. Wirakusumah (2001), berdasarkan usia timbulnya kegemukan dikategorikan sebagai berikut : 1. Masa bayi ( Infancy Onset Obesity ) Hasil penelitian menyatakan bahwa kegemukan yang terjadi pada bayi dengan usia enam bulan pertama ternyata lebih dari sepertiganya akan menjadi gemuk pula pada usia dewasa. Oleh karena itu, pada masa bayi terjadinya kegemukan perlu dihindari. 2. Masa kanak-kanak ( Chilhood Onset ) Perilaku makan yang salah dibarengi dengan kurangnya aktifitas fisik merupakan faktor pemicu terjadinya kegemukan pada masa



Universitas Sriwijaya



11



kanak-kanak. Kelebihan lemak tersebut muncul antara usia dua tahun sampai menginjak usia remaja ( puberty ). 3. Masa dewasa ( Adult Onset Obesity ) Kegemukan pada masa dewasa sering ditemukan dibandingkan kegemukan pada masa kanak-kanak. Usia antara 20-30 tahun merupakan usia yang paling sering mulai menumpuknya lemak tubuh yang berlebihan. Pada rentang usia tersebut merupakan saat seseorang mulai mantap dalam karirnya. Kesibukan-kesibukan dalam karirnya menyebabkan kurangnya waktu untuk melakukan olahrga, maka apabila kurang hat-hati kegemukan mulai mengintai pada masa ini. 2.1.3. Etiologi Obesitas Obesitas dapat terjadi apabila kalori yang msuk lebih besar daripada kalori yang dikeluarkan. Berat badan dapat meningkat apabila jumlah energi dalam bentuk makanan yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dibandingkan yang digunakan, dan sebagian besar energi yang berlebih itu akan disimpan dalam bentuk lemak. Setiap 9,3 kalori berlebih dari energi yang masuk ke dalam tubuh, kemudian disimpan dalam 1 gram lemak (Hall, 2011). Banyak faktor yang bisa menyebabkan individu mengalami kelebihan berat badan atau obesitas (CDC, 2009), antara lain : (1) kesenjangan antara asupan kalori yang berasal dari makanan dibandingkan kalori yang dikeluarkan sebagai energi melalui aktivitas fisik; (2) lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerja; (3) faktor genetik; (4) faktor lainnya. Kenaikan berat badan terjadi jika asupan energi melebihi keluaran energi selama jangka waktu tertentu. Lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerja dapat pula berpengaruh terhadap kejadian obesitas karena lingkungan merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan suatu tindakan atau perubahan-perubahan perilaku pada setiap individu. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik.



Universitas Sriwijaya



12



Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh (Hall, 2011), bahwa obesitas



adalah



menyebabkan



penyakit



terjadinya



yang obesitas



multifaktor. meliputi



Faktor-faktor



faktor



genetik,



yang faktor



lingkungan, dan gaya hidup (McPhee et al, 2011). 2.1.4. Dampak Obesitas Dampak dari obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah ortopedi (nyeri punggung pada bagian bawah) dan masalah osteoarthritis (terutama di daerah pergegelangan kaki, lutut dan pinggul). Permukaan tubuh individu yang mengalami obesitas relatif lebih sempit bila dibandingkan dengan berat badannya, akibatnya efisien sehingga akan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Pada individu yang mengalami obesitas, sering pula ditemukan oedema (pembengkkan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai maupun pergelangan kaki (Proverawati, 2010). Obesitas sudah dilaporkan berhubungan langsung dengan mortalitas dan penyakit kronis, seperti hipertensi, DM tipe 2, osteoarthritis, penyakit jantung koroner, stroke, dislipidemia, penyakit kandung empedu dan beberapa tipe kanker (endometrium, payudara, colon). Van Dam et. Al melaporkan bahwa remaja yang ditemukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) tinggi



berhubungan dengan kematian pada umur muda. Pada



penelitian yang lain dilaporkan bahwa individu yang mempunyai massa jaringan adiposa tinggi dan aktivitas fisik yang rendah merupakan faktor risiko untuk terjadi kematian pada wanita. Individu yang memiliki IMT>25 diprediksi akan memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadi kematian, dengan mengesampingkan data tingkat aktivitas fisiknya. Dengan kata lain, dengan aktivitas fisik yang tinggi belum tentu bisa mencegah risiko ada overweight (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Obesitas



telah



menjadi



problematika



kesehatan



yang



cukup



mengerikan dan obesitas juga masalah kesehatan yang kurang enak dipandang mata. Obesitas dapat membahayakan kesehatan seseorang secara langsung. Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa penyakit antara lain (1) Hipertensi; (2) Diabetes tipe II; (3) Serangan



Universitas Sriwijaya



13



jantung; (4) Gagal jantung; (5) Stroke; (6) Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker usus besar atau kanker prostat); (7) Batu kandung empedu dan kemih; (8) Gout dan Arthritis; (9) Osteoastritis; (10) Tidur apneu (ketika sedang tidur terjadi kegagalan bernafas secara normal, sehingga berkurangnya kadar oksigen dalam darah); (11) Sindroma Pickwickian (wajah kemerahan, underventilasi, mengantuk) (Proverawati, 2010).



2.2



Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Obesitas Konsep-konsep yang dapat digunakan untuk menjelaskan timbulnya



penyakit secara epidemiologis pada dasarnya beranjak dari teori lingkungan (ekologi) seperti fenomena gordon. Fenomena tersebut menyatakan bahwa suatu penyakit timbul karena adanya gangguan keseimbangan antara Host-AgentEnvironment (Ryadi dan Wijayanti, 2011). Segitiga epidemiologi atau lebih sering dikenal dengan istilah trias epidemiologi adalah suatu konsep dasar yang memberikan gambaran tentang hubungan antara 3 faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit maupun masalah kesehatan lainnya yaitu host (tuan rumah/pejamu), agent (faktor penyebab) dan enviroment (lingkungan) (Maryani dan Muliani, 2010). Timbulnya penyakit berkaitan dengan gangguan interaksi antara ketiga faktor tersebut. Hubungan antara host, agent dan enviroment merupakan suatu kesatuan dinamis yang berada dalam suatu keseimbangan (equilibrium) pada seseorang yang sehat. Jika terjadi ketidakseimbangaan antara host, agent dan enviroment, segitiga inilah yang akan menimbulkan status sakit ( Bustan, 2006).



Universitas Sriwijaya



14



Agen t



Host



Environmen t



Sumber : Nasry, (2008 : 29)



Gambar 2.1 Keadaan Keseimbangan Interaksi Host, Agent dan Environment 2.2.1



Faktor Pejamu ( Host ) Penjamu merupakan manusia atau makhluk hidup lain yang menjadi tuan rumah saat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit (Maryani dan Muliani, 2010). Berikut ini termasuk dalam faktor penjamu yang berhubungan dengan kejadian obesitas yaitu : 1. Umur Obesitas bisa terjadi pada semua golongan umur, meskipun begitu obesitas sering dianggap sebagai gangguan kesehatan pada usia pertengahan. Obesitas yang muncul pada masa bayi biasanya akan diiringi dengan pertumbuhan rangka lebih cepat sehingga anak menjadi lebih besar untuk seukuran usiarnya. Obesitas yang muncul pada masa anak-anak akan cenderung menjadi obesitas pula pada masa dewasa. Pada anak muda, obesitas akan sering dijumpai dalam keluarga mampu, namun tidak menutup kemungkinan dijumpai pada keluarga miskin walaupun akan sulit dijumpai (Misnadiarly, 2007). 2. Keadaan Mental Emosional Ganguan mental emosional didefenisikan sebagai suatu keadaan yang mengindikasikan seseorang mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis (Idaiani et al, 2009). Reaksi terhadap perubahan emosional yang sering dilakukan banyak orang adalah dengan makan. Terdapat dua pola makan tidak normal



Universitas Sriwijaya



15



yang dapat menyebabkan obesitas, meliputi makan dengan jumlah yang sangat banyak dan makan disaat malam hari (Shils, 2006). Presepsi diri negatif merupakan salah satu bentuk contoh dari gangguan emosi. Gangguan emosi ini merupakan masalah serius pada wanita muda yang menderita obesitas, dapat menimbulkan kesadaran berlebih tentang kegemukannya sehingga muncul rasa tidak nyaman dalam berhubungan bersosial dalam masyarakat (Proverawati, 2010). 3. Aktivitas Fisik Almatsier (2009), mendefenisikan aktifitas fisik sebagai suatu gerak yang dilakukan oleh otot-otot tubuh dan sistem penunjangnya. Energi dibutuhkan oleh otot selama melakukan aktivitas fisik untuk mengantarkan zat nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan zat sisa dari tubuh. Besarnya energi yang dibutuhkan selama melakukan aktifitas fisik bergantung pada gerak otot seberapa banyak, seberapa berat dan lama jenis kegiatan yag dilakukan. Virgianto dan Purwaningsih (2006) mengemukakan bahwa banyaknya energi yang tersimpan dalam bentuk lemak merupakan dampak dari aktivitas fisik yang kurang, sehingga orang-orang yang aktivitas fisiknya kurang akan cenderung mengalami obesitas. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat aktivitas fisik dapat berkontribusi terhadap kejadian kegemukan terutama kebiasaan duduk terlalu lama, menonton tv terus menerus, penggunaan kompouter dan alat teknologi lainnya yang menyebabkan kurangnya aktivitas fisik seseorang. 4. Durasi Tidur Tidur merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari yang terbukti berhubungan dengan pengaturan energi. Peningkatan prevalensi obesitas pada orang dewasa terjadi sejalan dengan penurunan rata-rata durasi tidur masyarakat. Durasi tidur yang singkat menyebabkan peningkatan keinginan untuk makan secara berlebihan sehingga dapat terjadi peningkatan



asupan



energi.



Durasi



tidur



yang



singkat



dapat



menyebabkan penurunan pengeluaran energi post-prandial maupun istirahat hingga 20 persen (Bayon, 2014).



Universitas Sriwijaya



16



2.2.2



Faktor Agen ( Agent ) Agen merupakan faktor penyebab yang berupa unsrur mati atau hidup yang terdapat dalam jumlah berlebih atau kurang (Najmah, 2015). Agen adalah mikroorganisme, zat kimia atau radiasi yang ada, keberadaannya berlebihan atau faktor seperti cenderung tidak ada dalam menimbulkan suatu penyakit (Last, 2001). Agen bisa meliputi, agen biologik (virus, bakteri, protozoa dan lain-lain), fisika (cahaya, kelembaban), dan gizi (lemak jenuh, kurang serat dan lain-lain) (Ryadi, 2011). Berikut ini termasuk dalam faktor agen yang berhubungan dengan kejadian obesitas yaitu : 1. Faktor Asupan Makan Obesitas terjadi akibat adanya asupan energi (energy intake) yang berlebih bila dibandingkan dengan besar energi yang diperlukan (energy expenditure) oleh tubuh. Asupan energi yang berlebihan tersebut kemudian akan tersimpan dalam tubuh sebagai lemak. Asupan energi yang diperlukan bersumber dari makanan yang kita makan. Di dalam tubuh, makanan yang dimakan akan diubah menjadi energi. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan zat gizi sebagai sumber energi. Apabila asupan karbohidrat berlebih maka karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas. Apabila protein berlebih di dalam tubuh, sisa protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan apabila lemak berlebih di dalam tubuh sisanya lemak akan disimpan sebagai lemak. Kemampuan tubuh untuk menyimpan lemak tidak terbatas (Soegih, 2009). Asupan energi yang berlebih secara kronis dapat menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (over weight), dan obesitas (Gibney, 2009). Adapun faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya obesitas berdasarkan asupan energinya meliputi porsi makan, kuantitas, frekuensi dan jenis makanan, kepadatan energi dari makanan, serta kebiasaan makan (contohnya kebiasaan makan malam hari) (Soegih, 2009).



Universitas Sriwijaya



17



2. Konsumsi Fast Food Kehadiran makanan fast food yang serba cepat sangat cocok dengan gaya hidup seperti saat ini. Cara penyajiannya yang cepat merupakan salah satu keunggulan dari makanan fast food. Jenis makanan yang tergolong makanan fast food seperti fried chicke, hamburger, kentang goreng, hotdog, pizza dan lain-lain. The American Population Study Cardia menyatakan bahwa terjadinya peningkatan berat badan seseorang berkaitan dengan kebiasaan konsumsi makanan fast food. Seseorang dengan kebiasaan kosumsi makanan fast food > 2 kali/minggu terdapat peningkatan berat badan sebesar 4,5 kg dan peningkatan resistensi insulin sebesar 104% apabila dibandingkan dengan seseorang dengan kebiasaan konsumsi makanan fast food 1 kali/minggu (Stender et al, 2007). 3. Faktor Obat-Obatan Obat-obatan merupakan salah satu sumber penyebab dari terjadinya overweight maupun obesitas. Obat-obat tersebut diantaranya adalah golongan steroid, antihipertensi, antidiabetik, antihistamin,



protease



inhibitor (Shils, 2006). Penggunaan obat antidiabetes (insulin, sulfonylurea, thiazolidinepines), agen psikotropik, glukokortikoid, mood stabilizers (lithium), antidepresan (tricyclics, monoamine oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine) dapat menimbulkan penambahan berat



badan.



Selain



itu,



Insulin-secreting



tumors



dapat



pula



menimbulkan keinginan makan berlebihan sehingga dapat menimbulkan obesitas (Fauci et al, 2009).



2.2.3



Faktor Lingkungan ( Enviroment ) Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan biologis, fisik, sosial dan ekonomi ( Bustan, 2006). Berikut ini termasuk dalam faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian obesitas yaitu :



Universitas Sriwijaya



18



1. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan suatu tindakan atau perubahan-perubahan perilaku pada setiap individu. Dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial merupakan wadah atau sarana dalam berinteraksi dengan orang lain dan membentuk sebuah pribadi serta mempegaruhi tingkah laku seseorang (Angga, 2012). 2. Lingkungan Ekonomi Status ekonomi juga menunjukkan adanya peningkatan prevalensi overweight dan obese sejalan dengan meningkatnya kelompok kuintil status ekonomi (Sudikno et al, 2015). Peningkatan status ekonomi menyebabkan kenaikan dalam konsumsi garam, gula, makanan fast food, protein hewani, minyak jenuh, dan kurangnya aktivitas fisik yang dapat mengakibatkan peningkatan overweight maupun obese (Shayo, 2011).



2.3



Penilaian Status Obesitas Pengukuran antropometri merupakan pengukuran terhadap komposisi



tubuh dan dimensi tubuh. Jenis pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu (1) Obesitas pada semua kelompok umur; (2) Kurang Energi Protein, khususnya pada ibu hamil dan anak-anak adalah pengukuran antropometri (Departemen Gizi dan Kesmas UI, 2007). Langkah pertama yang dilakukan dalam penilaian status obesitas yaitu dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan, kemudian melakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) sehingga didapatkan status obesitas.



2.3.1



Pengukuran Berat Badan Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah pengukuran berat badan meskipun sering terjadi kesalahan dalam pengukuran tersebut. Berat badan mengambarkan jumlah lemak, protein, air dan massa mineral tulang dalam tubuh (Departemen Gizi dan



Universitas Sriwijaya



19



Kesehatan Masyarakat UI, 2007). Prosedur pengukuran berat badan menurut (Soegih dan Wiramihardja, 2009), sebagai berikut : 1. Dilakukan setelah kantung kemih dikosongkan



dan sebelum



mengkonsumsi makanan. 2. Timbangan yang digunakan adalah beam balance bila memungkinkan, tapi dapat juga digunakan timbangan digital. 3. Sebaiknya subyek menggunakan pakaian seringan mungkin, tanpa alas kaki atau kaus kaki. 4. Timbangan harus diletakkan pada permukaan datar dan keras. 5. Sebelum penimbangan dilakukan, angka ditimbangan menunjukkan angka 0. 6. Subyek berdiri tanpa bantuan, di tengah-tengah timbangan, berdiri dengan kepala tegak tetapi tetap santai tidak bergerak. 7. Pembacaan dilakukan dalam kg dengan ketelitian 1 angka di belakang koma. 2.3.2



Pengukuran Tinggi Badan Pada prinsipnya pengukuran tinggi badan seseorang yaitu mengukur jaringan tulang skeletal mulai dari tulang tengkorak, tulang belakang, panggul hingga kaki (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat UI, 2007). Prosedur pengukuran tinggi badan menurut (Soegih dan Wiramihardja, 2009), sebagai berikut : 1. Microtoise digantungkan pada dinding yang tegak lurus dan datar setinggi 2 meter dari lantai yang datar dengan angka 0 tepat di lantai. 2. Subyek yang akan diperiksa sebaiknya menggunakan pakaian yang ringan, dan melepaskan alas kaki atau kaus kaki. 3. Pada saat pengukuran, subyek berdiri tegak, dengan posisi kepala menghadap lurus ke depan, kaki merapat, dan tulang belikat, pinggul, dan bahu menempel ke dinding. Kedua lengan tergantung bebas di samping tubuh. 4. Bagian yang dapat bergerak dari microtoise diturunkan dengan hatihati hingga menyentuh bagian atas kepala, dan diturunkan hingga menekan rambut.



Universitas Sriwijaya



20



5. Lakukan pembacaan pada angkat microtoise. 2.3.3



Indeks Massa Tubuh ( IMT ) Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan suatu alat atau cara sederhana yang berguna untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan berat badan (WHO,2011). Keadaan obesitas dapat ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi seseorang berdasarkan IMT. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus sistematis yang berhubungan dengan lemak tubuh pada orang dewasa, yang mana dinyatakan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (Arisman,2007). Untuk mengetahui nilai IMT, digunakan rumus sebagai berikut:



𝐼𝑀𝑇 =



𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔) 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚) × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)



Klasifikasi Obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh, sebagai berikut : Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas pada Dewasa Menurut WHO Classification



BMI (kg/m2)



Associated Health Risk



Underweight



< 18,5



Low



Normal Range



18,5 – 25,9



Average



Overweight



25,0 - 29,9



Increased



Obese Class I



30,0 – 34,9



Moderately Increased



Obese Class II



35,0 – 39,9



Severely Increased



Obese Class III



≥ 40,0



Veri Severely Increased Sumber : Soegih, 2004



World Health Organization (WHO) menetapkan bahwa nilai IMT 25-29,9 kg/m2 sebagai overweight dan nilai IMT ≥ 30 kg/m2 sebagai obesitas. Beberapa kelompok etnik menunjukkan hasil meta-analisis yang berbeda dengan konsentrasi lemak tubuh, usia dan gender yang sama, menunjukkan adanya perbedaan nilai cut-off point IMT untuk obesitas untuk populasi yang berbeda



Universitas Sriwijaya



21



sehingga



saat



ini



wilayah



Asia



Pasifik



mengusulkan



kriteria



dan



menklasifikasikan obesitas secara berbeda (Tabel 2.2) (Soegih, 2004). Batas ambang IMT terbaru untuk laki-laki dan perempuan dewasa berdasarkan WHO tahun 2000 yang cocok untuk klasifikasi masyarakat Asia dan digunakan untuk mengkategorikan obesitas pada penelitian ini yaitu: Tabel 2.2 Klasifikasi Obesitas pada Dewasa di Asia



Classification



BMI (kg/m2)



Underweight



< 18,5



Normal Range



18,5 – 22,9



Overweight



≥ 23,0



A Risk



23,0 – 24,9



Obese I



25,0 – 29,9



Obese II



≥ 30,0



Sumber : WHO, 2000 dalam Soegih dan Wiramihardja (2009)



2.4



Mahasiswa



2.4.1. Pengertian Mahasiswa Mahasiswa didefinisikan sebagai seseorang yang sedang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, kbbi.web.id). Menurut (Hartaji, 2012), mahasiswa merupakan seseorang yang sedang dalam proses untuk belajar atau menimbah ilmu secara formal dengan menjalani pendidikan pada salah satu perguruan tinggi yang meliputi universitas, institut, akademik, politeknik, maupun sekolah tinggi. 2.4.2. Pengertian Remaja Periode tumbuh kembang manusia salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa meliputi perubahan biologik, perubahan psikologis, maupun perubahan sosial. Masa remaja umumnya akan dimulai pada usia 10-13 tahun dan akan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatdmojo, 2007). WHO menyebutkan bahwa batasan untuk usia remaja yaitu 12 sampai dengan 24 tahun. Namun, apabila seseorang telah menikah pada usia remaja, maka ia termasuk golongan dewasa dan bukan remaja lagi.



Universitas Sriwijaya



22



Sebaliknya, apabila seseorang masih bergantung pada orang tua (belum mandiri) pada usia yang sudah bukan remaja lagi, maka ia dimasukkan dalam kelompok remaja (Iqbal, 2011).



2.4.3. Batasan Usia Remaja Remaja dapat dikategorikan menjadi dalam 3 sub fase (Monks, 2000), yaitu : 1. Early Adolescence (Remaja Awal) Batas usia remaja awal yaitu antara 12 sampai dengan 15 tahun. Karakterristik remaja pada masa ini yaitu suka membandingkan diri dengan orang lain, pengaruh teman sebaya lebih mudah dan suka bergaul dengan teman sejenis. 2. Middle Adolescence (Remaja Tengah) Batas usia remaja tengan yaitu antara 15 sampai dengan 17 tahun. Karakteristik remaja pada masa remaja ini yaitu sudah mulai berteman dengan lawan jenis, suka berdiskusi, mulai mengembangkan rencana masa depan dan lebih nyaman dengan keadaan sendiri. 3. Remaja Akhir (late adolescence) Batas usia masa remaja akhir yaitu antara 18 sampai dengan 21 tahun. Karakteristik remaja pada masa ini mulai yaitu ingim memisahkan diri dari keluarga, bersifat keras namun tidak berontak, menganggap teman sebaya tidak begitu penting adanya, lebih dekat berteman dengan lawan jenis dan lebih fokus pada rencana karir masa depan.



Universitas Sriwijaya



2.5 Kerangka Teori Kerangka teori ini merupakan adaptasi atau kolaborasi dari teori dan hasilhasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas. Berikut ini penjabaran dari penelitian-penelitian yang digunakan untuk kerangka teori: 1. Gordon dan La Richt (1950) mengemukakan bahwa 3 faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya yaitu host (tuan rumah/pejamu), agent (faktor penyebab) dan enviroment (lingkungan). 2. Barasi (2009) menjelaskan bahwa faktor etiologis dari berat badan berlebih dan obesitas yaitu riwayat keluarga, iklan/media, budaya, kondisi mental emosional, pengaruh sesama kelompok, usia, jenis kelamin, status kawin, pendapatan dan kebiasaan merokok. 3. Sudikno et al (2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas adalah umur, jenis kelamin, wilayah, status kawin, status ekonomi, status merokok, kebiasaan makan berlemak, kebiasaan makan fast food, kebiasaan makan roti, kebiasaan makan buah dan kebiasaan makan sayur. 4. Gangswich (2005) menjelaskan bahwa durasi tidur, aktivitas fisik, suku, dan konsumsi alkohol berhubungan dengan kejadian obesitas. 5. Purwati (2001) menjelaskan bahwa faktor yang berhubungan dengan obesitas yaitu hormonal, obat-obatan, genetik dan asupan gizi.



Universitas Sriwijaya



24



Pejamu : 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Status Kawin 4. Status Merokok 5. Riwayat Keluarga 6. Suku 7. Aktivitas Fisik 8. Kondisi Mental Emosional 9. Durasi Tidur 10. Frekuensi Konsumsi Fast Food 11. Kebiasaan Makan Buah 12. Kebiasaan Makan Sayur



Agen : 1. Obat-obatan 2. Asupan Gizi



Obesitas



Lingkungan : 1. Pendapatan 2. Budaya 3. Iklan/Media 4. Status tempat tinggal 5. Pengaruh sesama anggota kelompok



Gambar 2.2 Kerangka Teori Obesitas dimodifikasi dari : Gordon dan La Richt (1950), Barasi (2009), Sudikno (2015), Gangswich (2005) dan Purwati (2001)



Universitas Sriwijaya



25



2.6



Keabsahan Penelitian



Tabel 2.3 Penelitian yang Terkait No



Peneliti



Judul



Variabel



1.



Koko nugroho, Mulyadi, Gresty Natalia Maria Masi



Hubungan aktivitas fisik dan pola makan dengan perubahan indeks massa tubuh pada mahasiswa semester 2 program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran Inadequate Sleep as a Risk Factor for Obesity: Analyses of the NHANES I



Dependen : Perubahan IMT (Kurang, Normal, Lebih) Independen : 1. Aktivitas fisik (ringan, sedang, berat) 2. Pola makan (Baik, Tidak Baik)



Cross sectional



Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan perubahan IMT sedangkan tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan perubahan IMT.



Dependen : Obesitas (Obesitas, Tidak Obesitas) Independen : 1. Waktu tidur tiap malam (2-4, 5, 6, 7, 8, 9, >10) 2. Aktivitas Fisik (2-low, 3, 4, 5, 6high) 3. Tingkat Pendidikan (0