7 0 122 KB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat alat dan bahan yang dapat digunakan untuk memperjelas sebuah teori. Laboratorium memegang fungsi layanan, fungsi pengadaan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, serta banyak lagi fungsi lainnya. Laboratorium dapat digunakan untuk melakukan penelitian dan pengembangan keilmuan dalam berbagai bidang.
Salah
pendidikan.
satu
diantaranya
Laboratorium
dalam
yakni
dalam
pendidikan
bidang
berfungsi
untuk meningkatkan serta mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. contohnya adalah ilmu Fisika. Ilmu Fisika merupakan dasar dari disiplin ilmu eksakta
yang
didasarkan
atas
eksperimen
sehingga
hubungan antara praktek dan teori sangat erat. Melalui laboratorium, tujuan pembelajaran Fisika yang dengan banyak variasi dapat digali dan dikembangkan, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran Fisika yang secara praktek memerlukan peralatan dan bahan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas agar dapat berlangsung dengan baik. Belakangan ini sering dijumpai kesalahan-kesalahan baik
dalam
penggunaan
pengelolaannya.
Contohnya
laboratorium yaitu
saat
maupun melakukan
praktikum ada bermacam-macam alat yang berbahan listrik,
mekanik, optik dan lain sebagainya. Alat-alat
tersebut
sering
mengetahui sehingga
di
gunakan
peraturan
hal
itu
oleh
praktikan
penggunaannya
menimbulkan
1
dengan
berbagai
tanpa baik
masalah,
diantaranya kerusakan alat atau
terjadinya kecelakaan
dalam melakukan percobaan yang sering disebut dengan kecelakaan kerja. Kejadian diatas dapat diminimalisir apabila para pengguna laboratorium memahami sekaligus menerapkan peraturan
penggunaan
dan
pengelolaan
laboratorium
.Peraturan
penggunaan
dan
pengelolaan
laboratorium
tercantum dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Standar Operasional Prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Standar Operasional Prosedur diperlukan sebagai standar kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Fisika dalam prakteknya tidak memiliki banyak bahaya yang potensial bagi keselamatan praktikan. Oleh karena itu aturan yang ada dalam Standar Operasional Prosedur semestinya dapat menjadi patokan dan acuan dalam bekerja di laboratorium. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah Bagaimana Standar Operasional Prosedur pada praktik laboratorium C. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur praktik 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur Apus Vagina b. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur observasi pap smear c. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur observasi IVA d. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur observasi pemeriksaan kolposkopi
2
BAB II STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR A. Standar Operasional Apus Vagina 1. Definisi Swab V atau swab vagina atau pemeriksaan apus vagina artinya mengambil sediaan seperti lendir yang terdapat pada daerah vagina untuk diperiksa kuman-kuman apakah yang ada di dalamnya dengan menggunakan bantuan bawah mikroskop. Vagina swab adalah pemeriksaan cairan dari vagina dengan usapan, hasil usapan lalu ditambahkan cairan fisiologis dan garam selama 4-5 menit 2. Tujuan a. Untuk mengambil high vagina swab yaitu contoh spesimen jika seseorang
itu
mengalami
discharge
(keputihan)
yang
banyak/abnormal dari vagina b. Untuk memeriksa kuman-kuman apakah yang ada didalam vagina dengan menggunakan bantuan bawah mikroskop 3. Prosedur No 1. Persiapan pasien: 2.
Prosedur
a. Kaji status kesehatan pasien saat ini Persiapan alat 1. Spekulum steril 3
2. APD lengkap 3. Lampu sorot/senter 4. Lidi kapas steril 5. Tabung reaksi yang telah ditutup kertas perkamen (kerta berlemak) 6. Baskom
yiran
desinfektanang
berisi
cairan
desinfektan 3.
7. Larutan garam fisiologis Tahap pre interaksi 1. Baca catatan keperawatan Tahap orientasi 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri kepada keluarga 3. Menjelaskan tujuan tindakan 4. Menjelaskan prosedur tindakan
4.
5. Menanyakan kesiapan pasien/keluarga Tahap kerja 1. Menjaga privasi pasien 2. Cuci tangan sebelum melakukan prosedur tindakan 3. Mengatur posisi pasien, pasien diminta untuk berbaring pada tempat tidur yang telah disiapkan dengan cara kaki ditekukkan hingga ke dekat paha atau bisa juga menggunakan kursi khusus 4. Bersihkan labia mayora dengan garam fisiologis 5. Masukkan spekulum ke dalam vagina, buat hingga terlihat serviks 6. Oleskan lidi kapas pada bagian tersebut sebanyak 2x pengambilan 7. Keluarkan spekulum secara perlahan dan rendam pada cairan desinfektan 8. Letakkan lidi kapas pada tabung reaksi 9. Tutup rapat dengan kertas permanen 10. Bawa ke laboratorium
4
11. Identifikasi bakteri gram apa yang ditemukan. Apabila ditemukan bakteri gram positif akan ditemukan bakteri dengan warna ungu, sedangkan apabila ditemukan bakteri gram negatif akan 4.
ditemukan bakteri dengan warna merah Dokumentasi 1. Tanggal dan jam tindakan 2. Kelainan//keabnormalan yang ditemukan selama pemeriksaan/pengkajiaan
B. Observasi Pap Smear (Standar Operasional Pap smear) 1. Definisi Pap smear adalah cara yang digunakan untuk pemeriksaan dini atau deteksi dini terhadap adanya indikasi keganasan pada sistem reproduksi yaitu organ serviks (mulut rahim) wanita. 2. Tujuan Untuk mengetahui ada atau tidaknya sel abnormal pada mulut rahim (serviks) 3. Prosedur No Prosedur tindakan 1. Persiapan pasien: 2.
1. Kaji status kesehatan pasien saat ini Persiapan alat: 1. Handscoon steril 2. Handscoon bersih 3. Underpad 4. Objek glass 5. Pot 20 cc 6. Alcohol 96% 7. Spatula wooden 8. Brush 9. Spekulum (cocor bebek) 10. Korentang
5
11. Kapas cebok 12. Kassa 13. Gel 14. Selimut 15. Lampu sorot 3.
16. Kom bersih Tahap pre interaksi 1. Baca catatan keperawatan Tahap orientasi 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri kepada keluarga 3. Menjelaskan tujuan tindakan 4. Menjelaskan prosedur tindakan
4.
5. Menanyakan kesiapan pasien/keluarga Tahap kerja (prosedur tindakan) 1. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan manfaat dilakukannya tindakan pap smear 2. Pastikan pasien melakukan persyaratan yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan pap smear, seperti: tidak melakukan coitus selama 3 hari dan tidak sedang dalam kondisi infeksi atau keputihan 3. Lakukan persetujuan dilakukannya pap smear dengan inform concern 4. Arahkan pasien untuk dilakukan tindakan dimeja Gyn 5. Tutup vitrage untuk menjaga privasi pasien 6. Beritahu pasien untuk membuka pakaian dalam bagian bawah kemudian beri selimut agar menutupi area vitalnya. Anjurkan pasien untuk berbaring di meja Gyn 7. Berikan underpas sebagai alas untuk di area bokong 8. Posisikan pasien litotomi atau tredenburg sambil mengatur posisi bokong pasien agak turun ke ujung
6
bawah meja Gyn 9. Setelah posisi nyaman, kemudian nyalakan lampu sorot ke arah organ vagina 10. Dekatkan alat-alat yang akan digunakan untuk tindakan pap smear 11. Cucilah
tangan
sebelum
melakukan
prosedur
tindakan. Gunakan handscoon steril kemudian sterilkan area luar vagina sebelum dilakukan pap smear dengan kapas cebok 12. Buka alat steril, ambil alat dengan korentang agar menjaga sterilisasi alat yang digunakan 13. Ambil spekulum sesuai ukuran dengan korentang kemudian berikan gel sebagai pelumas untuk lebih mudah membuka rongga vagina 14. Setelah terbuka dan terlihat mulut rahin, fiksasi speculum 15. Ambil objek glass sebagai media untuk mengambil secret
serviks
yaitu
berupa
apusan/ekto
menggunakan spatula wooden dan sikatan/endo dengan menggunakan brush 16. Hasil pengambilan secret diatas permukaan objek glass direndam dalam kom kecil bersih dengan alcohol 96% selama 5 menit 17. Setelah selesai tarik perlahan speculum yang digunakan dan bersihkan area vagina dengan selembar kassa steril. Buka handscoon dan cuci tangan setelah tindakan 18. Matikan lampu sorot kemudian rapikan alat-alat 19. Bantu
pasien
untuk
merapikan
diri
setelah
pemeriksaan 20. Pasang handscoon bersih untuk mengambil hasil rendaman secret kemudian pindahkan ke dalam pot
7
ukuran 200 cc kemudian tutup dan beri label (nama,usia dan tanggal) 21. Pemeriksaan pap smear dibawa ke laboratorium 22. Infokan ke pasien jangka waktu kapan hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui
C. Observasi IVA (Standar Operasional Prosedur) 1. Definisi IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan metode sederhana untuk deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan asam asetat. 2. Tujuan Deteksi
dini
menggunakan
metode
IV
bertujuan
untuk
mengidentifikasi mereka yang mengalami lesi pra kanker sehingga dapat memperoleh pengobatan segmen untuk memutuskan perjalanan hidup lesi pra kanker sebelum menjadi kanker. 3. Prosedur No Prosedur 1. Persiapan pasien: 2.
a. Kaji status kesehatan pasien saat ini Persiapan alat: 1. Lampu sorot 2. Speculum cocor bebek 3. Handscoon steril 4. Bed ginekologi 5. Lidi kapas 6. Asam asetat 3-5% (cuka putih dapat digunakan)
3.
7. Larutan klorin Tahap pre interaksi 1. Baca catatan keperawatan Tahap orientasi 1. Mengucapkan salam
8
2. Memperkenalkan diri kepada keluarga 3. Menjelaskan tujuan tindakan 4. Menjelaskan prosedur tindakan 4.
5. Menanyakan kesiapan pasien/keluarga Tahap kerja 1. Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan b. Menanyakan
apakah
psien
sudah
BAK,
membersihkan dan membilas daerah genetalia perlu c. Petugas meminta pasien melepaskan celana dan meminta pasien menggunakan kain d. Mengatur pasien dengan posisi 2. Prosedur pelaksanaan a. Cuci tangan b. Pakai sarung tangan steril kemudian membuka labia mayora dengan tangan kiri dan mengusap vulva dengan kapas c. Pasang speculum d. Sesuaikan pencahayaan untuk mendapatkan gambaran terbaik dari serviks e. Gunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mucus dan kotoran lain pada serviks f. Identifikasi
daerah
sambungan
zona
transformasi dan area sekitarnya g. Oleskan larutan asam asetat secara merata pada servik. Tunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan warna. h. Lihat adanya plak warna putih dan tebal cepitel acctowhite i. Bersihkan sisa larutan asam asetat dengan lidi kapas atau kassa bersih 9
j. Lepaskan speculum dengan hati-hati k. Catat hasil pengamatan dan gambaran daerah temuan l. Hasil test harus dibahas bersama pasien dan pengobatan harus diberikan setelah konseling
D. Observasi pemeriksaan kolposkopi 1. Definisi Kolposkopi adalah pemeriksaan mulut rahim dengan menggunakan kolposkop. Kolposkop menggabungkan suatu cahaya yang terang dengan lensa pembesar untuk membuat jaringan rahim lebih mudah dilihat dengan memasukkan alat ke dalam vagina 2. Indikasi a. Adanya temuan positif dari pemeriksaan skrining, tes pap, IVA, dan HPV-DNA b. Lesi serviks yang mencurigakan c. Temuan sitologi yang tidak memuaskan d. Infeksi HPV onkogen 3. Prosedur No Prosedur 1. Persiapan pasien: 2.
a. Kaji status kesehatan pasien saat ini Persiapan alat 1. Kepala kolposkop : terdiri dari lensa objektif, lensa okuler, sumber cahaya, filter hijau atau biru, knop untuk memasang filter, knop untuk menyesuaikan sumber cahaya, knop untuk mengubah pembesaran lensa objektif, fine focusing handle, knop untuk menyesuaikan ketinggian atau kepala kolposkop dari lantai dan bola lampu 2. Aksesoris : terdiri dari lensa tambahan monocular untuk mengajar dan kamera foto grafik dan kamera
10
video ccd 3. Meja pemeriksaan 4. Alat kolposkopi Persiapan bahan kimia kolposkopi 1. Cairan NaCL 2. Asam asetat 3-5% 3. Lugol 4. Albothyl-Ag Nitrat-Monsel 3.
5. Topikal-lokal anestesi Tahap pre interaksi 1. Baca catatan keperawatan Tahap orientasi 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri kepada keluarga 3. Menjelaskan tujuan tindakan 4. Menjelaskan prosedur tindakan
4.
5. Menanyakan kesiapan pasien/keluarga Tahap kerja 1. Persiapan pasien a. Penjelasan
prosedur,
alasan
diperlukan
pemeriksaan ini dan kepetingannya dalam tatalaksana. b. Menunjukkan kolposkop pada pasien dan menjelaskan bagaimana penggunaannya dalam memeriksa pasien c. Mempersiapkan ginekologis
dan
pasien
untuk
pemeriksaan
melakukan
pemeriksaan
spekulum d. Memastikan forniks posterior (ruang dimana vagina yang mengelilingi ektoserviks) dalam keadaan kering 2. Prosedur kolposkopi a. Informasikan pada pasien langkah-langkah yang
11
akan dikerjakan, dan beritahu pasien sebelum melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kram atau nyeri b. Amati serviks pada pembesaran rendah (5x hingga
10x)
mencari
daerah
dengan
abnormalitas yang jelas. c. Berikan cairan NaCL pada serviks. Amati serviks dengan filter hijau dan 15x pembesaran, perhatikan adanya pola vascular abnormal d. Berikan
asam
diperingatkan
asetat
aka
setelah
nada
sensasi
pasien tersengat.
Tunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan warna. Amati adanya perubahan penempakan serviks.
Berikan
abnormalitas
perhatian
dekat
dengan
khusus
pada
sambungan
skuamocolumnar e. Integrasikan temuan dari tes menggunakan cairan
NaCL
dengan
asam
asetat
untuk
bahwa
akan
membuat diagnosa kolposkopi f. Informasikan
pada
pasien
mengambil biopsy dari serviksnya, yang akan menyebabkan kram g. Ambil biopsy serviks pada area-area yang paling abnormal, dan letakkan pada botol-botol terpisah yang sudah diberi label dan berisi 5.
formalin Hasil kolposkopi 1. Hasil kolposkopi normal berupa leher rahim yang rata dan berwarna merah muda 2. Hasil yang tidak normal adalah ada kulit dibawah serviks, adanya perubahan jaringan prekanker, dysplasia serviks, keganasan dalam serviks dan keganasan yang invasif 12
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari semua Standar Operasional Prosedur yang dilakukan yaitu apus vagina, pap smear, IVA dan pemeriksaan kolposkopi dilakukan untuk deteksi dini kanker serviks. Swab V atau swab vagina atau pemeriksaan apus vagina artinya mengambil sediaan seperti lendir yang terdapat pada daerah vagina untuk diperiksa kuman-kuman apakah yang ada di dalamnya dengan menggunakan bantuan bawah mikroskop. Pap smear adalah cara yang digunakan untuk pemeriksaan dini atau deteksi dini terhadap adanya indikasi keganasan pada sistem reproduksi yaitu organ serviks (mulut rahim) wanita IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan metode sederhana untuk deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan asam asetat. Kolposkopi adalah pemeriksaan mulut rahim dengan menggunakan kolposkop. Kolposkop menggabungkan suatu cahaya yang terang dengan lensa pembesar untuk membuat jaringan rahim lebih mudah dilihat dengan memasukkan alat ke dalam vagina B. Saran Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Standar operasional prosedur. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/I menjadi refrensi dalam memberikan standar operasional prosedur. Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya
13
DAFTAR PUSTAKA Amaliya,
Rikka.
2017.
SOP
Apus
Vagina.
https://www.scribd.com/document/430178198/SOP-APUS-VAGINA-1-docx (diakses pada tanggal 20 April 2020 pukul 17.00 WIB) Damyanti,
Novia.
2017.
SOP
Pap
https://www.scribd.com/document/340683403/SOP-Pap-Smear
Smear.
(diakses pada
tanggal 20 April 2020, pukul 17.30 WIB) Dompu,
Fhin.
2015.
SOP
IVA.
https://www.scribd.com/doc/287023348/SOP-IVA (diakses pada tanggal 20 April 2020, pukul 18.00 WIB) Obgynmag.
2011.
Kolposkopi.
https://obgynmag.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-in-x-nonex.html (diakses pada tanggal 20 April 2020, pukul 19.00)
14