SOP Postpartum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Standar Operasional Prosedur Postpartum



PERAWATAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA IBU MASA NIFAS / POSTPARTUM Perawatan Masa Nifas A. Pengertian Periode post partum ( puerperium ) atau juga sering disebut masa nifas adalah masa sejak ibu melahirkan bayi ( bayi lahir ) sampai 6 minggu ( 42 hari ) kemudian. Kadang juga disebut masa trimester IV ( Piliteri, 1998 ). B. Implikasi Keperawatan Pada masa nifas terjadi perubahan dalam hal fisik dan psikologis ibu berkaitan dengan perubahan kondisi dari hamil, melahirkan dan adanya bayi yang baru sebagai anggota keluarga. Kondisi akan sangat kompleks bila terjadi perubahan yang tidak diinginkan, misalnya tindakan bantuan pertolongan persalinan dengan alat, operasi, kematian/kecacatan bayi, kelahiran anak pertama, kelahiran yang tidak diinginkan dsb. Kondisi ini menuntut peran perawat yang komprehensif untuk membantu dan menfasilitasi adaptasi ibu pada masa nifas, proses pengembalian fungsi (involusi uterus dan vagina, serta organ reproduksi lain) secara retrogresif sekaligus perawatan bayi secara menyeluruh. Jadi dalam masa nifas ada dua aspek yang harus diperhatikan perawat yaitu ibu (keluarga) dan bayi. C. Perubahan Fisiologis Selama masa nifas ibu akan mengalami beberapa perubahan dalam tubuhnya sebagai berikut ; a) Rahim : secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil b) Luka-luka pada jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari bila tidak disertai infeksi c)



Rasa mules yang disebabkan oleh kontraksi rahim,biasanya berlangsung 2-3 hari setelah persalinan



d) Keluarnya cairan yang berasal dari jalan lahir: Pada 2 hari setelah persalinan akan keluar cairan yang berupa darah segar yang berwarna merah dan sisa air ketuban (lochea rubra). Pada hari ke 3-7 cairan akan berwarna merah kekuningan (lochea serosa) berisi darah dan lendir. Pada hari ke 7-14 cairan akan berwarna kuning dan tidak ada darah lagi. Setelah 2 minggu cairan berwarna bening. Apabila selama masa tersebut dijumpai cairan nanah berbau busuk berarti terjadi infeksi.



e) Ibu memulai tugas baru yaitu menyususi bayi f)



Ibu mulai menstruasi kembali. D. Komplikasi Masa Nifas



a) Perdarahan b) Infeksi c) Gangguan psikologis : depresi d) Gangguan involusi uterus E. Penatalaksanaan Pada post partum normal dengan bayi normal tidak ada penatalaksanaan khusus. Pemberian obat obatan hanya diberikan pada ibu yang melahirkan dengan penyulit, terutama pada ibu anemia dan resiko infeksi dengan pemberian anti biotic dan obat-obat roboransia seperti suplemen vitamin, demikian juga pada bayi obat-obatan biasanya diberikan untuk tindakan profolatif, misalnya vit K untuk mencegah perdarahan, antibiotik untuk mencegah infeksi. F. Diagnosa Keperawatan A. Pada Ibu a. Nyeri berhubungan dengan trauma jalan lahir, episiotomy b. Resiko infeksi berhubungan dengan episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan c. d. e. f. g.



persalinan Cemas berhubungan dengan peran baru, kesulitan menyusui PK: perdarahan Perubahan peran keluarga Perubahan pola seksualitas Kurang pengetahuan



B. Pada Bayi a. b. c. d. e.



Tidak efektifnya proses menyusu Resiko infeksi Resiko/actual bersihan jalan napas tidak efektif Resiko/actual hypotermi PK; distress pernapasan G. Tujuan Perawatan Masa Nifas



1) Menjaga ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis 2) Melaksanakan skrinning yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. 3)



Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.



4) Memberikan pelayanan KB.



H. Program Perencanaan dan Pelaksanaan Kjg n 1



Waktu



Tujuan



6-8 jam post partum



2



6 hari post partum



3



Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri Mendetaksi dan merawat penyebab lain perdarahan, Rujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan karena atonia uteri. Pemberian ASI awal Membina hubungan antara ibu dan bayinya. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat, tak ada perdarahan abnormal, tak ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan cukup istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tandatanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. Sama seperti di atas ( 6 hari post partum)



2 minggu post partum 6 Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami pada ibu minggu maupun pada bayinya. post Menberikan konseling untuk KB partum



4



I. Tindakan Pada Ibu Nifas Normal TINDAKAN DISKRIPSI DAN KETERANGAN 1. Kebersihan Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Menganjurkan ibu tentang diri bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Sarabkan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali dalam sehari. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu menghindari menyentuh daerah luka. 2.Istirahat Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristirahat saat bayinya tidur Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi: Jumlah produksi ASI, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya.



3.Latihan



4. Gizi



5.Perawatan Payudara



a. b. c. d. e. f. 6. Hubungan perkawinan atau Rumah Tangga 7. Keluarga Berencana



Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap hari akan sangat membantu. Dengan tidur terlentang lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sampai 10 kali. Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel. Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali. Ibu menyusui harus: Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari Diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vit yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter / hari Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. Menjaga payudara tetap bersih dan kering Memakai BH yang benar-benar menyokong buah dada, tidak boleh terlalu ketat atau kendor. Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali menyusui. Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan memakai sendok. Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam. Apabila payudara bengkak lakukan: Kompres payudara dengan kain basah dan hangat kira-kira 5 menit Urut payudara ( seperti Breast Care). Keluarkan ASI sebagian di bagian depan payudara. Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui. Payudara dikeringkan. Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat menilai dengan memasukkan 1 – 2 jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh melakukan hubungan seksual setelah 40 hari. KB dilakukan sebelum haid pertama setelah persalinan. Penjelasan tentang KB adalah sebagai berikut: Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya. Kelebihan dan keuntungan KB Efek samping Bagaimana memakai metode yang benar Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita post partum.



Standar Operasional Prosedur (SOP) Nifas/Postpartum Prosedur tetap



Pemeriksaan fisik pada ibu nifas No dokumen: No revisi:



Halaman:



Pengertian Tujuan



Indikasi Persiapan alat



a. b. c. d. e. f.



Persiapan pasien Prosedur



1. 2. 3. 4.



…………… ………….. ………….. Pemeriksaan fisik pada ibu pasca persalinan. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat, tak ada perdarahan abnormal, tak ada bau. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Ibu pasca persalinan, mulai dari 24 jam pertama hingga 6 minggu. Tensi Stetoskop Sarung tangan (handscoon) Kom berisi kapas sublimat dan air DTT Bengkok Larutan chlorine 0,5% Menyapa klien dengan ramah Memposisikan pasien dengan baik Menutup ruangan/menjaga privasi klien. Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon. Melakukan infrome consent Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan) Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak, sclera ikterus/tidak, muka udema/tidak.



5. Melakukan pemeriksaan payudara: Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala, kemudian palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya masa, benjolan yang membesar, pembengkakkan ata abses. Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga ketiak. 6. Melakukan pemeriksaan abdomen: Periksa bekas luka jika operasi baru. Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis (involusi uteri). Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan (konsistensi uterus) 7. Memeriksa kaki untuk: Varises vena. Kemerahan pada betis. Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka perhatikan tingkat edema, pitting jika ada. 8. Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human positif/tanda-tanda tromboflebitis). 9. Mengenakan handscoon. 10. Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan perineum (dengan menggunakan handscoon dan memasang perlak): Memposisikan pasien litotomi. Melakukan vulva hygine. Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi). Perhatikan perineum (bekas jahitan).



11. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan. 12. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%. 13. Pasien dirapikan dan membereskan alat. 14. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk yang bersih. 15. Mendokumentasikan hasil tindakan.