Sop Penanganan Perdarahan Postpartum Primer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penanganan Perdarahan Postpartum Primer



SOP



UPT Puskesmas Kesugihan I 1. Pengertian



2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi



5. Prosedur



No. : 004/SOP/039/PKM Ksg I/2017 Dokumen No. Revisi : 00 Tanggal Terbit Halaman



: 08 / 02 / 2017 :1/3



Ttd Kepala Puskesmas



Affif Melli R,S.Kep.Ners NIP. 19800510 200312 1 007



Perdarahan Post Partum Primer adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan dan biasanya disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, dan sisa sebagian plasenta Sebagai acuan langkah – langkah untuk penerapan Perdarahan Post Partum Primer Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 440/VII/036/SK/Ka Pusk/2017 Tentang Layanan Klinis di Puskesmas 1. Buku panduan Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan Tahun 2013 2. Buku Rekomendasi Penanganan Infeksi Virus Corona ( Covid 19 ) pada maternal ( hamil, bersalkin, nifas) Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia tahun 2020 1. Petugas menggunakan APD Covid 19 level 2 2. Periksa gejala dan tanda perdarahan postpartum primer. 3. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan, lakukan massage uterus supaya berkontraksi (selama max 15 detik) untuk mengeluarkan gumpalan darah. Sambil melakukan massage fundus uteri, periksa plasenta dan selaput ketubanbuntuk memastikan plasenta utuh dan lengkap 4. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum memberikan perawatan. 5. Jika perdarahan terus terjadi dan uterus teraba berkontraksi baik : a. Berikan oxytocin 10 UI IM b. Pasang kateter steril dengan tehnik aseptic, jika blassfull c. Periksa laserasi pada perineum, vagina dan serviks dengan seksama menggunakan lampu yang terang d. Jika sumber perdarahan sudah diidentifikasi, klem dengan forsep artery dan jahit laserasi dengan menggunakan anastesi local 6. Jika uterus mengalami atonia, atau perdarahan terus : a. Berikan oxytocin 10 IU IM b. Lakukan massage uterus untuk mengeluarkan gumpalan darah. c. Menggunakan sarung tangan steril, lakukan kompresi bimanual internal maksimal 5 menit/ hingga perdarahan bias dikendalikan dan uterus berkontraksi dengan baik 7. Anjurkan keluarga untuk mulai mempersiapkan kemungkinan rujukan 8. Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus berkontraksi



dengan baik : a. Teruskan kompresi bimanual selama 1-2 menit / lebih b. Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati c. Pantau kala IV persalinan dengan seksama, termasuk sering melakukan masase uterus untuk memeriksa atoni, mengamati perdarahan dari vagina, tekanan darah dan nadi 9. Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit setelah dimulainya kompresi bimanual pada uterus : a. Instruksikan salah satu anggota keluarga untuk melakukan KBE b. Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati c. Jika tidak ada tanda hipertensi pada ibu, berikan methergin 0,2 mg IM d. Mulai IV RL 500 cc + 20 UI oksitocin menggunakan jarum berlubang besar ( 16 atau 18 G ) dengan tehnik aseptic. Berikan 500 cc pertama secepat mungkin, teruskan dengan IV RL + 20 UI Oksitocin yang ke-2 e. Jika uterus tetap atonia dan/ perdarahan terus berlangsung : 1) Ulangi KBI 2) Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan perlahan-lahan dan pantau kala IV persalinan dengan cermat f. Jika uterus tidak berkontraksi : 1) Rujuk segera di RS yang mempunyai fasilitas OP 2) Dampingi ibu ke tempat rujukan 3) Teruskan infuse IV dengan kecepatan 500 cc/jam hingga ibu mendapatkan total 1.5 l dan kmd turunkan kecepatan hingga 125 cc/jam g. Jika ibu menunjukan tanda dan gejala syok rujuk segera dan melakukan tindakan berikut : 1) Teruskan infuse IV dengan kecepatan 500 cc/jam hingga ibu mendapatkan total 1.5 l dan kmd turunkan kecepatan hingga 125 cc/jam 2) Pantau dengan cermat tanda-tanda vital ibu ( nadi, tekanan darah, pernafasan ) setiap 15 menit pada saat perjalanan ketempat rujukan 3) Baringkan ibu dengan posisi miring agar jalan pernafasan ibu tetap terbuka dan meminimalkan risiko aspirasi jika ibu muntah 4) Selimuti ibu, jaga ibu tetap hangat, tapi jangan membuat ibu kepanasan 5) Jika mungkin, naikan kakinya untuk meningkatkan darah yang kembali ke jantung 6) Perkiraan jumlah darah yang keluar dan cek dengan teratur denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah 7) Buat catatan yang seksama tentang semua penilaian, semua tindakan yang dilakukan dan semua pengobatan yang diberikan 8) Jika syok tidak dapat diperbaiki, maka segera rujuk 9) Jika perdarahan berhasil dikendalikan, ibu harus diamati 2/3



dengan ketat untuk gejala dan tanda infeksi. Berikan antibiotic jika tanda-tanda infeksi : a) Ampicilin 1 gr IM b) 500 mg per oral setiap 6 jam ditambah metronidazole 400-500 mg peroral setiap 8 jam selama 5 hari 6. Bagan Alir



-



7. Unit Terkait



1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5.



8. Dokumen Terkait



9. Rekaman Histori Perubahan



Ruang KIA 1 Ruang persalinan Rumah sakit Laporan kunjungan antenatal Informed consent Lembar partografi Dokumentasi pelayanan pasien Rekam medis No



Yang diubah



Isi perubahan



Tanggal mulai diberlakukan



3/3