13 0 518 KB
TETANUS
SOP
UPT Puskesmas Bruno 1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan 4. Referensi
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
Ttd Kepala Puskesmas
Dr. Nur Salim NIP: 19780708 200901 1 009
Tetanus adalah penyakit pada sistem syaraf yang disebabkan oleh tetanospasmin. Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan spasmetonik persisten disertai dengan serangan yang jelas dan keras. Spasme hampir selalu terjadi pada otot leher dan rahang yang menyebabkan penutupan rahang (trismus, lock jaw), serta melibatkan tidak hanya otot ekstremitas, tetapi juga otot-otot batang tubuh Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan Tetanus Dalam menegakkan diagnose dan pengobatan pasien dengan Tetanus harus mengikuti langkah langkah SOP penanganan Tetanus
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, 2013. 5. Prosedur / a. Petugas menerima pasien. Langkahb. Petugas melakukan anamnesis singkat tentang perjalanan langkah penyakit, riwayat luka, riwayat imunisasi tetanus, dan keluhan-keluhan lain kerah tetanus. c. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan. d. Petugas melakukan vital sign meliputi pengukuran tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu. e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dari ujung rambut sampai kaki, petugas mencari tanda-tanda tetanus local, tetanus sefalik, tetanus umum atau tetanus neonatorum. f. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan. g. Petugas mendiganosi pasien mengalami tetanus. h. Petugas melakukan penatalaksanaan tetanus sebagai berikut: 1) Manajemen Luka a) Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridement b) Riwayat imunisasi tetanus pasien perlu didapatkan c) TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun, jika riwayat imunisasi tidak diketahui TT tidak dapat diberikan 2) Awasi agar tidak ada hambatan fungsi respirasi 3) Diet cukup kalori dan protein 3500-4500 kalori per hari dengan 100-150 gr protein 4) Oksigenasi
TETANUS
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
5) Antikonvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan dan respon klinik. Diazepam 6-8 mg/hari. Bila pasien datang dalam keadaan kejang diberikan diazepam dosis 0,5mg/kg BB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis optimum 10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti pemberian diazepam oral dengan dosis 0,5mg/kgBB/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal 240 mg/hari. 6) ATS dapat digunakan, tetapi sebelumnya diperlukan skintest. Dosis 50.000 iu, diberikan IM diikuti 50.000 unit dengan infuse IV lambat. 7) Eliminasi bakteri, diberikan prokain penicillin 1,2juta unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergi diberikan tetrasiklin, 500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergi tetrasiklin dapat diberikan Eritromisin 50mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/KgBB tiap 6 jam 8) Pemberian TT dapat diberikan bersamaan dengan ATS tetapi pada sisi yang berbeda dan menggunakan alat suntik yang berbeda 9) Rencana tindak lanjut: a) Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai. Pengulangan dilakukan 8 minggu kemudian dengan dosis yang sama dengan dosis inisial b) Booster dilakukan 6-12 bulan kemudian c) Subsequent booster, diberikan 5 tahun berikutnya d) Laporkan kasus Tetanus ke dinas kesehatan setempat 10) Kriteria rujukan: a) Bila tidak terjadi perbaikan setelah penangan pertama b) Terjadi komplikasi, seperti distress pernapasan c) Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis neurologi i. Petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi ke dalam rekammedik j. Petugas menandatangani rekam medic
TETANUS
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
6. Bagan Alir Melakukan anamnesis pada pasien
melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik
menulis diagnose pasien ke buku register.
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan 8. Unit dan dokumen terkait
SOP Sterilisasi SOP mencuci tangan Register Rekam medis SIK PCare
menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic
menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan
Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan
TETANUS
SOP
No
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman Langkah Kegiatan
1
Apakah
Petugas menerima pasien?
2
Apakah
3
Apakah
4
Apakah
5
Apakah
6
Apakah
7
Apakah
Petugas melakukan anamnesis singkat tentang perjalanan penyakit, riwayat luka, riwayat imunisasi tetanus, dan keluhan-keluhan lain kerah tetanus? Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan? Petugas melakukan vital sign meliputi pengukuran tekanan darah, nadi,frekuensi pernapasan, dan suhu? Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dari ujung rambut sampai kaki, petugas mencari tanda-tanda tetanus local, tetanus sefalik, tetanus umum atau tetanus neonatorum? Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan? Petugas mendiganosi pasien mengalami tetanus?
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
TETANUS
SOP
8
Apakah
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
Petugas melakukan pelaksanaan tetanus sebagai berikut: 1) Manajemen Luka a) Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridement b) Riwayat imunisasi tetanus pasien perludidapatkan c) TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun, jika riwayat imunisasi tidak diketahui TT tidak dapat diberikan 2) Awasi agar tidak ada hambatan fungsi respirasi 3) Diet cukup kalori dan protein 3500-4500 kalori per hari dengan 100-150 gr protein 4) Oksigenasi 5) Antikonvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan dan respon klinik. Diazepam 6-8 mg/hari. Bila pasien datang dalam keadaan kejang diberikan diazepam dosis 0,5 mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis optimum 10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti pemberian diazepam oral dengan dosis 0,5mg/kgBB/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal 240 mg/hari. 6) ATS dapat digunakan, tetapi sebelumnya diperlukan skintest. Dosis 50.000 iu, diberikan IM diikuti 50.000 unit dengan infuse IV lambat. 7) Eliminasi bakteri, diberikan prokain penicillin 1,2juta unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergi diberikan tetrasiklin, 500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergi tetrasiklin dapat diberikan Eritromisin 50mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/KgBB tiap 6 jam 8) Pemberian TT dapat diberikan bersamaan dengan ATS tetapi pada sisi yang berbeda dan menggunakan alat suntik yang berbeda 9) Rencana tindak lanjut: a) Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai. Pengulangan dilakukan 8 minggu kemudian dengan dosis yang sama dengan dosisinisial b) Booster dilakukan 6-12 bulan kemudian c) Subsequent booster, diberikan 5 tahun berikutnya d) Laporkan kasus Tetans ke dinas kesehatan setempat 10) Kriteriarujukan: a) Bilatidakterjadiperbaikansetelahpenanganp ertama? b) Terjadikomplikasi, seperti distress pernapasan Rujukanditujukankefasilitaspelayanankesehatanseku nder
TETANUS
SOP
9
Apakah
10
Apakah
CR
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
Petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnose danterapikedalamrekammedic? Petugas menandatangani rekam medic?
:………………%. Bruno,…………………… Pelaksana/ Auditor
(………………………………)