Sop Tetanus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TETANUS No. Dokumen : 440/ /UKP/SOP/IX/2016 No. Revisi



SOP



Tanggal Terbit : Halaman



PUSKESMAS DEMPO 1. Pengertian



2. Tujuan 3. Kebijakan



4. Referensi 5. Alat dan Bahan



6. Langkah-langkah



:



:2 dr. Hj. Meiri Iryani, M.Kes NIP.1963051919900112001



Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh tetanospasmin, yaitu neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan spasme tonik persisten disertai dengan serangan yang jelas dan keras. Spasme hampir selalu terjadi pada otot leher dan rahang yang menyebabkan penutupan rahang (trismus, lockjaw), serta melibatkan tidak hanya otot ekstremitas, tetapi juga otot-otot batang tubuh. Agar petugas dapat menegakkan diagnosis tetanus dan melakukan pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan tetanus. Berdasarkan Keputusan Kepala Puskesmas Dempo Nomor :440/ /UKP/SK/VII/2016 Tanggal , tentang Pelayanan Klinis Puskesmas Dempo Permenkes No.5 Tahun 2013, Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi hal Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer, hal 279-284  Tensimeter  Stetoskop  Termometer a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut, b. Petugas menulis identitas pasien di buku register, c. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, d. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien mengalami kekakuan otot setempat terutama pada leher dan rahang, sulit membuka rahang (trismus), kejang, sulit menelan, dan demam. e. Petugas menanyakan faktor risiko, apakah terdapat riwayat luka atau infeksi telinga. f. Petugas mencuci tangan, mempersilahkan pasien berbaring di bed pasien dan meminta izin untuk melakukan pemeriksaan fisik, g. Petugas melakukan pemeriksaan generalis yang meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh. Dapat ditemukan demam. h. Petugas melakukan pemeriksaan fisik spesifik dari head to toe. Apakah terdapat kekakuan dan spasme otot menetap, trismus, rhisus sardonikus dan disfungsi nervus kranial, kekakuan dada dan 
 perut (opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai, kejang umum yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik. 
 i. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. j. Tatalaksana 1. Manajemen luka: luka dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridemen. 2. TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun jika riwayat 
 imunisasi tidak diketahui, TT dapat diberikan. 
 Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10 tahun yang lalu, maka tetanus 
 imunoglobulin (TIg) harus diberikan. Keparahan luka bukan faktor penentu pemberian TIg



k.



l. m. n. o. p. 7.



3. Antikonvulsan: diazepam 
 atau vankuronium 6-8 mg/hari. Bila penderita datang dalam keadaan kejang berikan diazepam dosis 0,5mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis optimum 10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti pemberian diazepam per oral (sonde lambung) dengan dosis 0,5/kgBB/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal diazepam 240mg/hari. 4. Anti Tetanus Serum (ATS): sebelumnya lakukan skin test. Dosis biasa 50.000 iu, diberikan IM diikuti dengan 50.000 unit dengan infus IV lambat. 5. Eliminasi bakteri: prokain penisilin, 1,2 juta unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Untuk pasien alergi penisilin dapat diberikan tetrasiklin, 500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Rujuk apabila didapatkan kriteria berupa terjadi komplikasi, seperti distres sistem pernapasan atau tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama. Petugas menulis resep. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik, mengucapkan semoga lekas sembuh dan terima kasih Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa dan terapi ke dalam rekam medik pasien Petugas menandatangani rekam medik. Petugas menulis diagnosa ke buku register rawat jalan dan cuci tangan



Diagram Alir Memanggil pasien sesuai nomor urut



Menulis identitas pasien di buku register



Petugas mencuci tangan dan mempersilahkan pasien berbaring di bed



Pasien menanyakan faktor risiko



Petugas melakukan pemeriksaan generalis



Petugas melakukan pemeriksaan fisik spesifik



Petugas membaca hasil lab dan menegakkan diagnosa



Menuliskan resep dan mempersilahkan pasien ke apotik



Petugas menerima hasil laboratorium



Pasien dengan kriteria rujukan, dibuatkan surat rujukan



8. Hal yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait



 Poli KIA, KB dan Imunisasi  Poli Umum  Poli Anak  Unit Reproduksi



10. Dokumen Terkait



 Catatan Medik  Buku Register  Blanko Laboratorium



Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.



Petugas melakukan anamnesa



Jika diperlukan petugas mengirim pasien ke labor



Petugas mengirim pasien ke labor



Menulis di buku register rawat jalan dan rekam medik dan cuci tangan



 Blanko Resep  Blanko Rujukan 11. Rekaman Historis Perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan



Tgl.mulai diberlakukan



TETANUS



DAFTAR TILIK



No. Dokumen



: 440/



No. Revisi



:



Tanggal Terbit



:



Halaman



:



/UKP/SOP/IX/2016



PUSKESMAS DEMPO



No



Langkah Kegiatan



1 2 3



Apakah Apakah Apakah



4



Apakah



5



Apakah



6



Apakah



7



Apakah



8



Apakah



9



Apakah



10



Apakah



11



Apakah



12 13



Apakah Apakah



14



Apakah



15 16



Apakah Apakah



Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut? Petugas menulis identitas pasien di buku register? Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri? Petugas melakukan anamnesa pada pasien berupa kekakuan otot setempat terutama pada leher dan rahang, sulit membuka rahang (trismus), kejang, sulit menelan, dan demam? Petugas menanyakan faktor risiko, yaitu riwayat luka atau infeksi telinga? Petugas mencuci tangan, mempersilahkan pasien berbaring di bed pasien dan meminta izin untuk melakukan pemeriksaan fisik? Petugas melakukan pemeriksaan generalis yang meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh? Apakah didapatkan demam? Petugas melakukan pemeriksaan fisik spesifik dari head to toe. Apakah terdapat kekakuan dan spasme otot menetap, trismus, rhisus sardonikus dan disfungsi nervus kranial, kekakuan dada dan 
 perut (opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai, kejang umum yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik? Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik? Dilakukan manajemen luka, suntikan TT, antikonvulsan, Anti Tetanus Serum (ATS), dan antibiotic prokain penisilin 1,2 juta unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Untuk pasien alergi penisilin dapat diberikan tetrasiklin, 500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari? Didapatkan kriteria rujukan berupa komplikasi seperti distres sistem pernapasan atau tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama? Petugas menulis resep? Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik, mengucapkan semoga lekas sembuh dan terima kasih? Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa dan terapi ke dalam rekam medik pasien? Petugas menandatangani rekam medik? Petugas menulis diagnosa di buku register rawat jalan dan cuci tangan?



Ya



Tidak



Tidak Berlaku



CR: …………………………………………%. Palembang………………… Pelaksana/ Auditor



(………………………………)