Sop Tetanus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TETANUS



SPO UPTD PUSKESMAS SELOMERTO



No. Kode Terbitan No. Revisi Tgl. Mulai Berlaku Halaman



: : : : 2014



Disahkan oleh Kepala Puskesmas







1. Tujuan



 Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat pada pasien Tetanus



2. Kebijakan



 Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan Tetanus  Dalam menegakkan diagnose dan pengobatan pasien dengan Tetanus harus mengikuti langkah langkah SPO penanganan Tetanus



3. Ruang lingkup



4. Definisi



 Semua pasien yang mengalami Tetanus di IGD dan Rawat inap Puskesmas Selomerto Tetanus adalah penyakit pada sistem syaraf yang disebabkan oleh tetanospasmin. Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan spasme tonik persisten disertai dengan serangan yang jelas dan keras. Spasme hamper selalu terjadi pada otot leher dan rahang yang menyebabkan penutupan rahang (trismus, lockjaw), serta melibatkan tidak hanya otot ekstremitas, tetapi juga otot-otot batang tubuh. Keluhan utama:  Tetanus local meliputi kekakuan dan spasme yang menetap disertai rasa sakit pada otot disekitar proksimal luka. Tetanus local dapat berkembang menjadi tetanus umum.  Tetanus sefalik adalah tetanus local yang mengenai wajah dengan masa inkubasi 1-2 hari, yang disebabkan oleh luka pada daerah kepala atau otitits media kronis. Gejala berupa trismus, disfagia, rhesus sardonikus dan disfungsi nervi kranialis. Tetanus sefal jarang terjadi, dapat berkembang menjadi tetanus umum dan prognosisnya biasanya jelek.  Tetanus umum/generalisata gejala klinis dapat berupa trismus, iritabel, kelakuan leher, susah menelan, kekakuan dada dan perut (opistotonus), rasa sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadu denga rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik.  Tetanus neonatorum terjadi pada bayi baru lahir, disebabkan adanya infeksi tali pusat. Gejala ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan, irritable, diikuti oleh kekakuan spasme.



5. Prosedur



Pemeriksaan Fisik:  Pada tetanus local ditemukan kekakuan dan spasme yang menetap  Pada tetanus sefalik ditemukan trismus, rhesus sardonikus dan disfungsi nervus cranialis  Pada tetanus umum/generalisata adanya trismus, kekakuan dada dan perut, fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai, kejang umum yang dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran yang tetap baik  Pada tetanus neonatorum ditemukan kekakuan dan spasme dan posisi tubuh klasik, kekakuan pada otot-otot punggung, bayi mempertahankan ekstremitas atas fleksi pada siku dengan tangan mendekap dada, pergelangan tangan fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah hiperekstensi dengan dorsofleksi pada pergelangan dan fleksi jari-jari kaki a. Petugas menerima pasien. b. Petugas melakukan anamnesis singkat tentang perjalanan penyakit, riwayat luka, riwayat imunisasi tetanus, dan keluhan-keluhan lain kerah tetanus. c. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan. d. Petugas melakukan vital sign meliputi pengukuran tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu. e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dari ujung rambut sampai kaki, petugas mencari tanda-tanda tetanus local, tetanus sefalik, tetanus umum atau tetanus neonatorum. f. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan. g. Petugas mendiganosi pasien mengalami tetanus. h. Petugas melakukan talaksanaan tetanus sebagai berikut:  Manajemen Luka  Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridement  Riwayat imunisasi tetanus pasien perlu didapatkan  TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun, jika riwayat imunisasi tidak diketahui TT tidak dapat diberikan  Awasi agar tidak ada hambatan fungsi respirasi  Diet cukup kalori dan protein 3500-4500 kalori per hari dengan 100-150 gr protein  Oksigenasi  Antikonvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan dan respon klinik. Diazepam 6-8 mg/hari. Bila pasien datang dalam keadaan kejang diberikan diazepam dosis 0,5 mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis optimum 10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti pemberian diazepam oral dengan dosis 0,5mg/kgBB/kali



sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal 240 mg/hari.  ATS dapat digunakan, tetapi sebelumnya diperlukan skintest. Dosis 50.000 iu, diberikan IM diikuti 50.000 unit dengan infuse IV lambat.  Eliminasi bakteri, diberikan prokain penicillin 1,2 juta unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergi diberikan tetrasiklin, 500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergi tetrasiklin dapat diberikan Eritromisin 50mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/KgBB tiap 6 jam  Pemberian TT dapat diberikan bersamaan dengan ATS tetapi pada sisi yang berbed dan menggunakan alat suntik yang berbeda  Rencana tindak lanjut:  Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai. Pengulangan dilakukan 8 minggu kemudian dengan dosis yang sama dengan dosis inisial  Booster dilakukan 6-12 bulan kemudian  Subsequent booster, diberikan 5 tahun berikutnya  Laporkan kasus Tetans ke dinas kesehatan setempat  Kriteria rujukan:  Bila tidak terjadi perbaikan setelah penangan pertama  Terjadi komplikasi, seperti distress pernapasan  Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis neurologi i. Petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi kedalam rekam medik j. Petugas menandatangani rekam medic 6. Diagram Alir Melakukan anamnesis pada pasien



menulis diagnose pasien ke buku register.



7. Referensi 8. Dokumen Terkait



melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik



menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic



menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan



Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan



 Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I, 2013.  Rekam medik  register  blanko resep



9. Distribusi



10. No



 Apotik



Rekaman historis perubahan Yang dirubah



Isi Perubahan



Tgl.mulai diberlakukan