SOP Woundcare [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IRIGASI LUKA DAN PACKING LUKA DALAM Prosedur Tetap



Pengertian



Ditetapkan oleh Direktur Tanggal Terbit: ................................ Irigasi luka adalah rangkaian tindakan membersihkan dasar luka yang membentuk goa (undermining) atau terowongan (tunneling) dari benda asing/debris dan exudate supuratif menggunakan cairan fisiologis pada tekanan tertentu. Packing Luka adalah menempatkan balutan penyerap exudate di dasar luka dalam (sinus tract atau tunneling) guna mengurangi dead space dan memfasilitasi fase proliferasi penyembuhan luka (granulasi dan epithelisasi).



Indikasi



1. 2.



Balutan luka telah jenuh oleh exudate atau exudate merembes keluar dari balutan sekunder. Luka dalam, luka dengan tunelling/sinus tract atau goa/undermining.



Tujuan



1.



Membersihkan dasar luka dari benda asing atau exudate yang terakumulasi sehingga menstimulasi pertumbuhan jaringan granulasi. Mengurangi dead space luka. Mengurangi kontaminasi mikroorganisme Memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada klien.



2. 3. 4. Petugas



Perawat, Dokter Umum, Dokter Bedah



Persiapan alat



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Prosedur



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Bak instrument steril berisi: 1 buah pinset anatomis, 1 buah knop sonde, 1 buah Feeding tube 3 - 5 Fr atau catheter 6 - 10 Ch, 1 buah Syringe 30 ml atau 50 ml, 2 buah jarum injeksi 19G Korntang jar dan korntang: 1 set Basin berisi larutan desinfektan: 1 buah Gloves/sarung tangan 2 - 3 pasang Normal saline (NaCl 0,9%) 500 ml Sabun cair antiseptik Topikal terapi sesuai kondisi luka:  DuoDERM Gel / DuoDERM Paste (hidrogel)  Metronidazole powder atau solution 500 mg (jika dibutuhkan) Balutan penyerap exudate (absorbent dressing) sesuai dengan kondisi luka:  Kaltostat rope atau Aquacel Ag ribbon atau Aquacel ribbon  Kasa segi empat (ukuran sesuai kebutuhan) Alkohol 70% dalam botol spray / Alcohol swab Convacare remover wipe Gown/apron Underpad Plester non-woven (misal: hipafix atau micropore) Gunting verband Kantung sampah. Periksa program perawatan luka/ penggantian balutan yang direkomendasikan. Letakkan under pad di bawah area luka. Atur posisi pasien sesuai lokasi luka dan memudahkan prosedur perawatan. Tempatkan kantung sampah medis di dekat area kerja. Cuci tangan secara medikal asepsis. Pakai schort (gown)/apron dan gloves di kedua tangan. Usapkan Convacare remover wipe pada plester, lepaskan plester dan balutan lalu buang ke kantung sampah. Ganti sarung tangan. Bilas permukaan luka dengan sabun & NaCl 0,9%. Gosok permukaan luka secara lembut dengan ujung jari sampai bersih. Isi syringe dengan NaCl 0,9% dan hubungkan feeding tube/kateter di ujungnya. Masukkan ujung feeding tube/kateter ke dasar sinus tract atau undermining luka lalu irigasi (dorong piston syringe). Lakukan irigasi berulang-ulang sampai cairan bilasan luka jernih. Jika ada indikasi, bilasan terakhir gunakan metronidazole solution.. Keringkan luka secara lembut (bukan digosok) dengan kasa. Bersihkan kulit sekitar luka dengan alkohol swab sampai radius ± 5 cm dari tepi luka dan biarkan alkohol menguap dan kulit kering. Jika ada slough di permukaan luka, aplikasikan DuoDERM Gel atau DuoDERM Paste di permukaan luka secara merata. Jika ada rongga luka, maka isilah rongga tersebut sampai ½ kedalamannya. Masukkan balutan primer ( AQUACEL Ag ribbon (jika ada infeksi/nanah) atau AQUACEL ribbon atau KALTOSTAT rope) ke dalam sinus tract / undermining. Jangan terlalu padat (maximal kepadatan 80%). Sisakan ujungnya ± 2 cm di luar lubang sinus tract (untuk memudahkan menarik kembali balutan saat ganti balutan).



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/1



15. Tutup permukaan luka dengan balutan AQUACEL Ag (jika terinfeksi / bernanah) atau AQUACEL atau KALTOSTAT 16. Tutup balutan primer dengan beberapa lapis kasa dan tutup seluruh permukaan kasa dengan plester non woven (misal Hipafix) 17. Letakkan instrumen yang telah terpakai dan kotor di dalam kom berisi larutan desinfektan. 18. Cuci peralatan kotor dan merapikan kembali di tempatnya semula. 19. Lepaskan sarung tangan, buang ke kantung sampah. Lepaskan gown/ apron. 20. Cuci tangan secara medikal asepsis. 21. Catat di chart tentang penampilan luka, exudate dan rencana ganti balutan luka berikutnya. Sumber Rujukan



1. 2. 3. 4. 5.



Bryant RA and Nix DP. 2007. Acute and Chronic Wounds: Current Management Concept. 3rd edition. St Louis, Mosby Elsevier. USA. Carville K, Wound care Manual, 3rd edition, Silver Chain Foundation, Singapore, 1998. Howard Judd, et al. 2003. Wond Care Made Incredibly Easy!. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins Company, USA. Smith SF, Duell DJ, Martin BC. 2004. Clinical Nursing Skills, Basic to Advanced Skills, 6th edition, Pearson Education – Prentice Hall, New Jersey. USA Sussman and Bates, 1998, Wound Care A Collaborative Practice Manual for Physical Therapist and Nurses, Maryland, Aspen Publisher, Inc.



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/2



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MERAWAT LUKA NEKROTIK DENGAN METODE AUTOLYTIC DEBRIDEMENT ( MENGGUNAKAN BALUTAN HYDROCOLLOID) Ditetapkan oleh Direktur



Prosedur Tetap



Pengertian







  



Tanggal Terbit: ................................ Autolytic Debridement adalah proses melunakkan dan merusak (degradasi) jaringan nekrotik di atas permukaan luka dengan menggunakan sel-sel darah putih dari tubuh sendiri dan enzyme proteolitik, fibrinolitik dan kolagenolitik. Ini merupakan bentuk debridemen selektif yang menimbulkan degradasi alami dari jaringan mati. Luka Kronis adalah luka yang mengalami kegagalan / hambatan dalam proses penyembuhan akibat faktor endogen dan / atau exogen. Eschar Kuning adalah permukaan dasar luka berwarna kuning, kuning kecoklatan, kuning kehijauan atau kuning pucat yang mengandung jaringan fibrous/slough (avaskuler) dan lembab. Eeschar hitam adalah permukaan dasar luka berwarna hitam, hitam kecoklatan atau hitam kehijauan yang yang mengadung jaringan nekrosis jaringan (avaskuler) dan kering.



Indikasi



  



Kontra indikasi Tujuan



Eschar/ nekrotik kering pada Arterial ulcer



Petugas Persiapan alat



Perawat, Dokter Umum, Dokter Bedah 1. Bak instrumen steril berisi: 1 pinset anatomis, 1 gunting jaringan tajam, 1 pinset chirrurgis, 1 knop sonde. 2. Korntang jar dan korntang: 1 set 3. Basin berisi larutan desinfektan: 1 buah 4. Gloves/sarung tangan sesuai ukuran: 2 pasang 5. Normal saline (NaCl 0,9%) 500 ml 6. Sabun cair antiseptik 7. Alkohol 70% dalam botol spray atau alcohol swab 8. Topikal terapi sesuai kondisi luka  DuoDERM Gel atau DuoDERM paste  Metronidazole powder atau solution 500 mg 9. Balutan (dressing) luka sesuai dengan kondisi:  KALTOSTAT atau AQUACEL atau AQUACEL Ag  DuoDERM Extra Thin atau DuoDERM CGF  Kasa segi empat (ukuran sesuai kebutuhan) 10. Adhesive remover : Convacare Remover Wipe 11. Perekat balutan hipoalergenik (hipafix atau ultrafix atau micropore 12. Gown/apron 13. Underpad 14. Gunting verband: 1 buah 15. Kantung sampah medis 1. Periksa program perawatan luka atau penggantian balutan. 2. Letakkan under pad di bawah area luka. 3. Atur posisi pasien sesuai lokasi luka dan memudahkan prosedur perawatan. 4. Tempatkan kantung sampah di dekat area kerja. 5. Cuci tangan secara medikal asepsis. Pakai schort (gown) atau apron dan sarung tangan di kedua tangan. 6. Usapkan Convacare remover wipe pada plester, lepaskan plester dan balutan lalu buang ke kantung sampah. 7. Ganti sarung tangan 8. Bilas luka dengan sabun & NaCl 0,9%. Gosok jaringan nekrosis luka secara lembut dengan ujung jari sampai bersih. Keringkan luka secara lembut dengan kasa (bukan digosok). 9. Bersihkan kulit sekitar luka sampai radius ± 5 cm dari tepi luka dengan alkohol swab.



Prosedur



1. 2. 3. 4.



Jaringan nekrotik atau slough di permukaan luka dengan atau tanpa bau. Eschar di permukaan luka kronis Luka dengan kontraindikasi debridemen tajam dengan anesthesi (surgical debridement) dan CSWD



Membuang jaringan nekrotik dan mendorong proses granulasi jaringan luka. Mengurangi atau menghilangkan bau Memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada klien. Memberikan lingkungan lembab yang memfasilitasi autolytic debridement



JIKA LUKA NEKROTIK KERING (ESCHAR) TANPA EXUDATE ATAU SEDIKIT EXUDATE  Aplikasikan DuoDERM Gel atau DuoDERM Paste secara merata di permukaan luka nekrotik.  Tutup luka dengan DuoDERM CGF atau DuoDERM Extra Thin (tepi balutan mencakup 3 - 4 cm dari tepi



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/3



luka). JIKA LUKA NEKROTIK LEMBAB DENGAN EXUDATE SEDANG  Lakukan debridement tajam (CSWD) untuk melepas / membuang jaringan nekrotik (jika jaringan nekrotik telah longgar dari dasar luka) dengan gunting tajam dan pinset.  Bilas dengan NaCl 0,9% dan keringkan dengan kasa.  Aplikasikan antibiotika topikal (metronidazole powder - jika ada bau atau infeksi) dan DuoDERM Gel di permukaan luka secara merata. Jika ada rongga dalam, isi rongga dengan DuoDERM Gel sampai ½ kedalamannya.  Tutup luka dengan balutan penyerap exudate (KALTOSTAT atau AQUACEL atau AQUACEL Ag) sebagai balutan primer jika terdapat exudate luka.  Tutup balutan dengan DuoDERM Extra Thin atau DuoDERM CGF (tepi balutan melingkupi 3 - 4 cm dari tepi luka) atau tutup dengan beberapa lapis kasa dan lapisi seluruh permukaan kasa dengan plester nonwoven (misal Hipafix)



Sumber Rujukan



10. 11. 12. 13. 14.



Letakkan instrumen yang telah terpakai dan kotor di dalam kom berisi larutan desinfektan Cuci peralatan kotor dan merapikan kembali di tempatnya semula. Lepaskan sarung tangan dan buang ke kantung sampah. Lepaskan gown/ apron. Cuci tangan secara medical asepsis Catat di chart tentang penampilan/ukuran luka dan exudate serta rencana ganti balutan berikutnya.



1.



Bryant RA and Nix DP. 2007. Acute and Chronic Wounds: Current Management Concept. 3rd edition. St Louis, Mosby Elsevier. USA. Carville K, Wound care Manual, 3rd edition, Silver Chain Foundation, Singapore, 1998. Howard Judd, et al. 2003. Wond Care Made Incredibly Easy!. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins Company, USA. Smith SF, Duell DJ, Martin BC. 2004. Clinical Nursing Skills, Basic to Advanced Skills, 6th edition, Pearson Education – Prentice Hall, New Jersey. USA Sussman and Bates, 1998, Wound Care A Collaborative Practice Manual for Physical Therapist and Nurses, Maryland, Aspen Publisher, Inc.



2. 3. 4. 5.



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/4



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MERAWAT & MENGGANTI BALUTAN LUKA DALAM DENGAN GRANULASI & EXUDATE SEDANG - BANYAK Ditetapkan oleh Direktur



Prosedur Tetap



Pengertian



Tanggal Terbit: ................................ Luka granulasi adalah luka yang permukaannya berwarna merah terang dan lembab yang menandakan proses pertumbuhan jaringan granulasi dengan vaskularisasi baik dan mudah berdarah.



Indikasi



1. 2.



Balutan telah basah oleh exudate atau exudate merembes keluar dari balutan sekunder. Warna dasar luka merah segar dan lembab (granulasi).



Tujuan



1.



Mempertahankan lingkungan lembab optimal yang memfasilitasi pertumbuhan jaringan granulasi dan proses epithelisasi. Melindungi dari trauma. Mencegah kontaminasi mikroorganisme Memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada klien.



2. 3. 4. Petugas



Perawat, Dokter Umum, Dokter Bedah



Persiapan alat



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Prosedur



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.



Sumber Rujukan



1. 2. 3.



Bak instrument steril berisi: 1 pinset anatomis, 1 gunting jaringan (jika perlu), 1 knop sonde Korntang jar dan korntang: 1 set Basin berisi larutan desinfektan: 1 buah Gloves/sarung tangan sesuai ukuran: 2 pasang Normal saline (NaCl 0,9%) 500 ml dalam botol Sabun cair antiseptik Topikal terapi sesuai kondisi luka: DuoDERM Paste Balutan penyerap exudate (absorbent dressing) sesuai dengan kondisi luka:  KALTOSTAT atau AQUACEL  DuoDERM Extrathin atau DuoDERM CGF  Kassa segi empat (ukuran sesuai kebutuhan) Adhesive remover (Convacare Remover Wipe) Alkohol 70% dalam botol spray Gown/schort/apron Underpad Perekat balutan hipoalergenik (hipafix atau ultrafix atau micropore) Gunting verband: 1 buah Kantung sampah. Periksa program perawatan luka/ penggantian balutan yang direkomendasikan. Letakkan under pad di bawah area luka. Atur posisi pasien sesuai lokasi luka dan memudahkan prosedur perawatan. Tempatkan kantung sampah medis di dekat area kerja. Cuci tangan secara medikal asepsis. Pakai schort (gown)/apron dan sarung tangan di kedua tangan Usapkan Convacare Remover Wipe pada plester kemudian lepaskan plester dan balutan lalu buang ke kantung sampah. Ganti sarung tangan. Bilas luka dengan sabun dan NaCl 0,9%; gosok permukaan luka secara lembut dengan ujung jari sampai bersih. Keringkan luka secara lembut (bukan digosok) dengan kasa. Bersihkan kulit sekitar luka sampai radius ± 5 cm dari tepi luka dengan kasa alkohol 70% (jika tidak ada maserasi). Aplikasikan DuoDERM Paste di seluruh permukaan luka secara merata. Tutup permukaan luka dengan balutan penyerap exudate (KALTOSTAT atau AQUACEL) sebagai balutan primer Tutup balutan primer dengan DuoDERM Extra Thin atau DuoDERM CGF (tepi balutan melingkupi 3 - 4 cm dari tepi luka) atau tutup dengan beberapa lapis kasa dan lapisi seluruh permukaan kasa dengan plester Non-woven (misal Hipafix) Letakkan instrumen yang telah terpakai dan kotor di dalam kom berisi larutan desinfektan. Cuci peralatan kotor dan merapikan kembali di tempatnya semula. Lepaskan sarung tangan dan buang ke kantung sampah. Lepaskan gown. Cuci tangan secara medikal asepsis. Catat di chart tentang penggantian balutan, penampilan luka dan exudate dan rencana ganti balutan berikutnya.



Bryant RA and Nix DP. 2007. Acute and Chronic Wounds: Current Management Concept. 3rd edition. St Louis, Mosby Elsevier. USA. Carville K, Wound care Manual, 3rd edition, Silver Chain Foundation, Singapore, 1998. DeLaune and Ladner, 2002, Fundamentals of Nursing, Standards & Practice, 2nd edition, Thomson Learning, Singapore.



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/5



4.



Howard Judd, et al. 2003. Wond Care Made Incredibly Easy!. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins Company, USA.



5.



Smith SF, Duell DJ, Martin BC. 2004. Clinical Nursing Skills, Basic to Advanced Skills, 6th edition, Pearson Education – Prentice Hall, New Jersey. USA



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/6



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MERAWAT & MENGGANTI BALUTAN LUKA SUPERFISIAL (ABRASIO, ULKUS DEKUBITUS GRADE II, LUKA BAKAR MINOR) Ditetapkan oleh Direktur



Prosedur Tetap



Pengertian



Tanggal Terbit: ................................ Luka Superfisial adalah luka dengan karakteristik hilangnya epidermis dan kedalaman mencapai jaringan subcutan, umumnya berwarna merah terang dan lembab.



Indikasi



1. 2.



Balutan telah basah oleh exudate atau exudate merembes keluar dari balutan sekunder. Warna dasar luka merah.



Tujuan



1. 2. 3. 4.



Mempertahankan lingkungan lembab yang memfasilitasi proses epithelisasi. Melindungi dari trauma. Mencegah kontaminasi mikroorganisme Memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada pasien



Petugas



Perawat, Dokter Umum, Dokter Bedah



Persiapan alat



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Prosedur



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Sumber Rujukan



1. 2. 3. 4.



5.



Bak instrumen steril berisi: 1 buah pinset anatomis, 1 buah gunting jaringan (jika perlu) dan 1 buah knop sonde Korntang jar dan korntang: 1 set Basin berisi larutan desinfektan: 1 buah Gloves/sarung tangan sesuai ukuran: 2 pasang Normal saline (NaCl 0,9%) 500 ml dalam botol Sabun cair antiseptik Balutan penyerap exudate (absorbent dressing) sesuai dengan kondisi luka:  KALTOSTAT atau AQUACEL  DuoDERM Extra Thin  Kassa segi empat (ukuran sesuai kebutuhan) Adhesive remover (Convacare Remover Wipe) Alkohol 70% dalam botol spray Gown/schort/apron Underpad Perekat balutan hipoalergenik (hipafix atau ultrafix atau micropore) Gunting verband: 1 buah Kantung sampah. Periksa program perawatan luka/ penggantian balutan yang direkomendasikan. Letakkan under pad di bawah area luka. Atur posisi pasien sesuai lokasi luka dan memudahkan prosedur perawatan. Tempatkan kantung sampah medis di dekat area kerja. Cuci tangan secara medikal asepsis. Pakai schort (gown)/apron dan sarung tangan di kedua tangan Bilas luka dengan sabun dan NaCl 0,9%; gosok permukaan luka secara lembut dengan ujung jari sampai bersih. Keringkan luka secara lembut (bukan digosok) dengan kasa. Bersihkan kulit sekitar luka sampai radius ± 5 cm dari tepi luka dengan kasa alkohol 70% (jika tidak ada maserasi). Jika exudate luka sedang atau banyak, aplikasikan balutan penyerap exudate (KALTOSTAT atau AQUACEL) sebagai balutan primer. Tutup permukaan luka dengan DuoDERM Extra Thin. Jika exudate luka sedikit, aplikasikan DuoDERM Extra Thin tanpa memakai Aquacel atau Kaltostat. Letakkan instrumen yang telah terpakai dan kotor di dalam kom berisi larutan desinfektan. Cuci peralatan kotor dan merapikan kembali di tempatnya semula. Lepaskan sarung tangan dan buang ke kantung sampah. Lepaskan gown. Cuci tangan secara medikal asepsis. Catat di chart tentang penggantian pembalut, penampilan luka, exudate dan rencana ganti balutan berikutnya. Bryant RA and Nix DP. 2007. Acute and Chronic Wounds: Current Management Concept. 3rd edition. St Louis, Mosby Elsevier. USA. Carville K, Wound care Manual, 3rd edition, Silver Chain Foundation, Singapore, 1998. DeLaune and Ladner, 2002, Fundamentals of Nursing, Standards & Practice, 2nd edition, Thomson Learning, Singapore. Howard Judd, et al. 2003. Wond Care Made Incredibly Easy!. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins Company, USA. Smith SF, Duell DJ, Martin BC. 2004. Clinical Nursing Skills, Basic to Advanced Skills, 6th edition, Pearson Education – Prentice Hall, New Jersey. USA



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/7



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/8



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MERAWAT & MENGGANTI BALUTAN LUKA INSISI BEDAH Prosedur Tetap



Pengertian



Ditetapkan oleh Direktur Tanggal Terbit: ................................ Luka insisi bedah adalah luka disengaja akibat dari terapi pembedahan yang direncanakan maupun emergensi dan telah dilakukan penjahitan (suturing) dan ditutup dengan balutan steril.



Indikasi



1. 2. 3. 4.



Luka pasca bedah hari ke tiga atau ke empat yang ditutup dengan kasa steril & difiksasi dengan adhesive. Kasa penutup luka basah oleh exudates. Kasa penutup luka tampak kotor. Exudate merembes keluar dari balutan hydrocolloid /transparan film dressing



Tujuan



  



Memberikan kenyamanan kepada klien. Mencegah infeksi pada luka insisi Mempercepat proses penyembuhan luka



Petugas



Perawat, Dokter Umum, Dokter Bedah



Persiapan alat



1.



Prosedur



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Bak instrument steril berisi: 1 pincet chirurgis, 1 pincet anatomis, Cotton bud / lidi kapas secukupnya, Kasa /kapas secukupnya 2. Korntang dalam jar 1 set 3. Adhesive remover : Convacare remover wipe 4. Balutan: DuoDERM Extra Thin 2x8 inchi 5. Glove 2 pasang 6. Basin berisi cairan desinfektan 1 buah 7. Normal saline (NaCl 0.9%) 100 ml 8. Alkohol 70% (dalam botol spray)/ alkohol swab 9. Schort (gown) 1 buah 10. Under pad 1 buah 11. Gunting verband 1 buah 12. Kantung sampah



7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Sumber Rujukan



1. 2. 3. 4.



5.



Periksa program perawatan luka insisi dan penggantian balutan Letakkan under pad di bawah area luka Atur posisi klien sesuai lokasi luka dan memudahkan prosedur perawatan Tempatkan kantung sampah di dekat area kerja Cuci tangan secara medikal asepsis kemudian pakai schort (gown) dan sarung tangan Usapkan Convacare remover wipe pada plester yang melekat di kulit; lepaskan plester dan balutan. Buang balutan ke kantung sampah. Ganti sarung tangan dn kenakan sarung tangan steril Ambil cotton bud dan basahi dengan NaCl 0,9%. Usapkan secara lembut di luka jahitan (di sela jahitan luka) sampai bersih Bersihkan kulit di sekitar jahitan dengan mengusapkan alkohol swab secara lembut dan searah (radius 4 – 5 cm dari tepi luka) dan biarkan alkohol menguap. Tutup luka insisi dengan DuoDERM Extra Thin (mencakup 2 - 3 cm dari tepi luka) Letakkan pinset dan gunting dalam bengkok berisi larutan desinfektan Cuci peralatan dan merapikan kembali pada tempatnya Lepaskan glove dan buang ke kantung sampah. Lepaskan gown Cuci tangan secara medikal asepsis Catat di chart tentang penampilan luka insisi (panjang, kerapatan tepi luka, jumlah jahitan, jenis suture, jenis jahitan) dan rencana ganti balutan berikutnya. Bryant RA and Nix DP. 2007. Acute and Chronic Wounds: Current Management Concept. 3rd edition. St Louis, Mosby Elsevier. USA. Carville K, Wound care Manual, 3rd edition, Silver Chain Foundation, Singapore, 1998. DeLaune and Ladner, 2002, Fundamentals of Nursing, Standards & Practice, 2nd edition, Thomson Learning, Singapore. Howard Judd, et al. 2003. Wond Care Made Incredibly Easy!. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins Company, USA. Smith SF, Duell DJ, Martin BC. 2004. Clinical Nursing Skills, Basic to Advanced Skills, 6th edition, Pearson Education – Prentice Hall, New Jersey. USA



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/9



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MERAWAT & MENGGANTI BALUTAN LUKA DALAM DENGAN GRANULASI & BONE atau TENDON EXPOSED Ditetapkan oleh Direktur



Prosedur Tetap



Pengertian



Tanggal Terbit: ................................ Luka granulasi adalah luka yang permukaannya berwarna merah terang dan lembab yang menandakan proses pertumbuhan jaringan granulasi dengan vaskularisasi baik dan mudah berdarah. Bone/tendon exposed adalah kondisi luka yang mencapai kedalaman tulang sehingga menyebabkan tulang atau tendon jaringan terpapar atau terlihat yang beresiko tinggi terhadap kerusakan jaringan tersebut dan menghambat penyembuhan luka.



Indikasi



1. 2. 3.



Tujuan



1.



Petugas Persiapan alat



Mempertahankan lingkungan lembab optimal yang memfasilitasi pertumbuhan jaringan granulasi dan proses epithelisasi. 2. Mencegah kontaminasi mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi tulang (osteomyelitis). 3. Mencegah kerusakan tendon. 4. Memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada klien. Perawat, Dokter Umum, Dokter Bedah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Prosedur



Balutan telah basah oleh exudate atau exudate merembes keluar dari balutan sekunder. Luka dengan bone exposed Luka dengan tendon exposed



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 18. 19. 20. 21. 22.



Bak instrument steril berisi: 1 pinset anatomis, 1 gunting jaringan (jika perlu), 1 knop sonde Korntang jar dan korntang: 1 set Basin berisi larutan desinfektan: 1 buah Gloves/sarung tangan sesuai ukuran: 2 pasang Normal saline (NaCl 0,9%) 500 ml dalam botol Sabun cair antiseptik Topikal terapi sesuai kondisi luka: DuoDERM Gel Balutan penyerap exudate (absorbent dressing) sesuai dengan kondisi luka:  AQUACEL Ag  DuoDERM Extra Thin atau DuoDERM CGF  Kassa segi empat (ukuran sesuai kebutuhan) Adhesive remover (Convacare remover wipe) Sabun cair antiseptik Alkohol 70% dalam botol spray Gown/schort/apron Underpad Perekat balutan hipoalergenik (hipafix atau ultrafix atau micropore) Gunting verband: 1 buah Kantung sampah. Periksa program perawatan luka / penggantian balutan yang direkomendasikan. Letakkan under pad di bawah area luka. Atur posisi pasien sesuai lokasi luka dan memudahkan prosedur perawatan. Tempatkan kantung sampah medis di dekat area kerja. Cuci tangan secara medikal asepsis. Pakai schort (gown)/apron dan sarung tangan di kedua tangan Usapkan Convacare remover wipe pada plester, lepaskan plester dan balutan kemudian buang ke kantung sampah. Ganti sarung tangan. Bilas luka dengan sabun dan NaCl 0,9%. Gosok permukaan luka secara lembut dengan ujung jari sampai bersih. Keringkan luka secara lembut (bukan digosok) dengan kasa. Bersihkan kulit sekitar luka sampai radius ± 5 cm dari tepi luka dengan kasa alkohol 70% (jika tidak ada maserasi). Aplikasikan DuoDERM Gel di seluruh permukaan luka secara merata termasuk tendon dan tulang yang terpapar. Tutup permukaan luka dengan balutan penyerap exudate (AQUACEL Ag) sebagai balutan primer untuk mencegah infeksi. Tutup balutan primer dengan DuoDERM Extra Thin atau DuoDERM CGF (tepi balutan melingkupi 3 - 4 cm dari tepi luka) atau tutup dengan beberapa lapis kasa dan lapisi seluruh permukaan kasa dengan plester Non-woven (misal Hipafix) Letakkan instrumen yang telah terpakai dan kotor di dalam kom berisi larutan desinfektan. Cuci peralatan kotor dan merapikan kembali di tempatnya semula. Lepaskan sarung tangan dan buang ke kantung sampah. Lepaskan gown. Cuci tangan secara medical asepsis.



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/10



23. Catat di chart tentang penampilan luka dan exudate dan rencana ganti balutan berikutnya. Sumber Rujukan



1. 2. 3. 4.



5.



Bryant RA and Nix DP. 2007. Acute and Chronic Wounds: Current Management Concept. 3rd edition. St Louis, Mosby Elsevier. USA. Carville K, Wound care Manual, 3rd edition, Silver Chain Foundation, Singapore, 1998. DeLaune and Ladner, 2002, Fundamentals of Nursing, Standards & Practice, 2nd edition, Thomson Learning, Singapore. Howard Judd, et al. 2003. Wond Care Made Incredibly Easy!. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins Company, USA. Smith SF, Duell DJ, Martin BC. 2004. Clinical Nursing Skills, Basic to Advanced Skills, 6th edition, Pearson Education – Prentice Hall, New Jersey. USA



ConvaTec Indonesia/SOP Woundcare/11