SP RPK Fixx [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN



A. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN 1. Pengertian Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain



2. Rentang Respon Marah Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut: a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain. b. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan. c. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami. d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain. e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.



3. Pengkajian



1. Faktor predisposisi Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu. a. Biologis:banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan. b. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan. c. Perilaku. Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan. d. Sosio Budaya. budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima (permissive)..



2. Faktor Presipitasi Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.



3. Penilaian terhadap stressor a.



Kognitif: Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi, dan



diintegrasikan.Klien



menunjukkan



mendominasi,



bawel,



sarkasme,



berdebat,



meremehkan. b.



Afektif: Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi,



dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut. c.



Fisiologis:Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.



d.



Perilaku: Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain : 1) Menyatakan secara asertif (assertiveness). Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikolgis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri klien. 2) Memberontak (acting out). Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku “acting out” untuk menarik perhatian orang lain. 3) Perilaku kekerasan. Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan



e. Sosial: Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan oranglain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti aturan. f. Spiritual: Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa



4. Sumber Koping Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan anxietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.



5. Mekanisme Koping Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri.Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara lain: a. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah. b. Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya. c. Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya. d. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebihlebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar. e. Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.



4. Diagnosa Keperawatan



Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan



5. Tindakan Keperawatan Tujuan umum : klien tidak mencederai diri/orang lain/lingkungan.



No



Tujuan khusus &Tindakan Keperawatan



Rasional



1



Klien dapat membina hubungan saling percaya



Hubungan



saling



percaya



a. Salam terapeutik, perkenalan diri, beritahu



memungkinkan terbuka pada perawat



tujuan interaksi, kontrak waktu yang tepat,



dan sebagai dasar untuk intervensi



ciptakan lingkungan yang aman dan tenang,



selanjutnya



observasi respon verbal dan non verbal, bersikap empati 2



Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan: a. Beri kesempatan pada klien untuk



Informasi dari klien penting bagi



mengungkapkan perasaannya



perawat untuk membantu kien dalam menyelesaikan



masalah



yang



konstruktif



b. Bantu untuk mengungkapkan penyebab



pengungkapan perasaan dalam suatu



perasaan jengkel / kesal



lingkungan yang tidak mengancam akan menolong klien untuk sampai kepada akhir penyelesaian persoalan



3



Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan a. Anjurkan klien mengungkapkan dilema



Pengungkapan



kekesalan



secara



dan dirasakan saat jengkel



konstruktif untuk mencari penyelesaian masalah yang konstruktif pula



b. Observasi tanda perilaku kekerasan pada



Mengetaui perilaku yang dilakukan



klien



oleh klien sehingga memudahkan untuk



c. Simpulkan bersama tanda-tanda jengkel/



intervensi



kesan yang dialami klien



Memudahkan klien dalam mengontrol



d. Anjurkan klien untuk mengungkapkan



perilaku kekerasan



perilaku kekerasan yang biasa dilakukan



memudahkan



dalam



pemberian



tindakan kepada klien 4



Klien



dapat



mengidentifikasi



perilaku



kekerasan yang biasa dilakukan a. Bantu klien bermain peran sesuai dengan



a. mengetahui bagaimana cara klien



perilaku kekerasan yang biasa dilakukan



melakukannya



b. Bicarakan dengan klien apakah dengan



b. membantu dalam memberikan



cara yang klien lakukan masalahnya selesai



motivasi



untuk



menyelesaikan



masalahnya 5



Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan a. Bicarakan akibat/kerugian dan perilaku



a. mencari metode koping yang tepat



kekerasan yang dilakukan klien



dan konstruktif



b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari



b. mengerti cara yang benar dalam



perilaku kekerasan yang dilakukan



mengalihkan perasaan marah



c. Tanyakan pada klien “apakah ia ingin



c.menambah



mempelajari cara baru yang sehat”.



tentang koping yang konstruktif



d. Berikan pujian jika klien mengetahui cara



d. mendorong pengulangan perilaku



yang sehat



yang positif, meningkatkan harga diri



pengetahuan



klien



klien 6



Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara konstruktif Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat



Dengan cara sehat dapat dengan mudah



a. Secara fisik : tarik nafas dalam/memukul



mengontrol kemarahan klien



bantal/kasur atau olahraga atau pekerjaan yang memerlukan tenaga. b. Secara verbal : katakan bahwa anda sering jengkel/kesal. c. Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat, latihan asertif,



latihan



manajemen



perilaku



kekerasan. d. Secara spiritual : anjurkan klien berdua, sembahyang, meminta pada Tuhan agar diberi kesabaran.



Memotivasi



klien



dalam



Bantu klien memilih cara yang paling tepat



mendemonstrasikan cara mengontrol



untuk klien



perilaku kekerasan mengetahui respon klien terhadap cara



a. Bantu klien mengidentifikasi manfaat



yang diberikan



yang telah dipilih



7



Klien dapat mendemonstrasikan sikap perilaku kekerasan a. Bantu klien untuk menstimulasikan cara tersebut



Mengetahui



kemampuan



klien



melakukan cara yang sehat meningkatkan harga diri klien



b. Beri



reinforcement



keberhasilan



klien



positif



atas



menstimulasi



cara



tersebut



Mengetahui kemajuan klien selama diintervensi



c. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel / marah 8



Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum



obat



untuk



mencegah



perilaku



kekerasan



Menambah



a. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum



keluarga tentang obat dan fungsinya



klien seperti : CPZ, haloperidol, Artame b. Diskusikan



manfaat



minum



obat



pengetahuan



Memberikan dan



kerugian berhenti minum obat tanpa seizin



minum



obat



klien



informasi dalam



dan



pentingnya mempercepat



penyembuhan



dokter 9



Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan a. Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama



Memotivasi



keluarga



dalam



memberikan perawatan kepada klien



ini. b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien



Menambah keluarga



pengetahuan sangat



berperan



bahwa dalam



perubahan perilaku klien meningkatkan pengetahuan keluarga



c. Jelaskan cara-cara merawat klien terkait



dalam merawat klien secara bersama



dengan cara mengontrol perilaku kekerasan secara konstruktif. Sikap tenang, bicara tenang dan jelas. Bantu keluarga mengenal penyebab marah d. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien e. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya



Mengetahui



sejauh



mana



keluarga



menggunakan cara yang dianjurkan Mengetahui respon keluarga dalam merawat klien



setelah melakukan demonstrasi



B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “RESIKO PERILAKU KEKERASAN”



NARASI: Disebuah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Solo terdapat pasien yang bernama Nn. D, dengan diagnosa medis Risiko Perilaku Kekerasan (RPK). Pasien dimasukan ke RSJ dengan alasan, pasien sering marah-marah dan berontak setiap bertemu dengan seorang laki-laki. Keluarga menceritakan bahwa, hal ini dialami pasien sejak pasien ditinggal menikah oleh pacarnya yang sudah berpacaran selama 5 tahun. Beberapa hari pasca kejadian, pasien sering menangis histeris dan berteriak teriak. Selain itu pasien selalu marah kepada setiap laki-laki yang dia jumpainya, termasuk melihat ayahnya. Pasien mengatakan sangat benci pada laki-laki, setiap beertemu laki-laki pasien mengatakan jantung berdebar-debar, wajah memerah, dan mata melotot, serta berkeringat. Saat ini pasien sudah menjalani peawatan hari ke 7, dengan kondisi pasien masih sering marahmarah dan memukul-mukul / membanting benda yang berada didekatnya. Pasien berpenampilan rapi, bersih, tetapi pasien malas untuk makan setiap teringat mantan pacarnya.Pada hari ini, akan dilakukan strategi pelaksanaan oleh perawat dari Madiun.



Tahap Preinteraksi : perawat melihat data dari buku status pasien sebelum melakukan tindakan ke pasien. Hal ini dilakukan agar perawat mengetahui identitas pasien terlebih dahulu.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (Pertemuan KE I)



A.PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi pasien: wajah memerah,pupil melebar,TD meningkat,merampas,memukul. 2. Diagnosa keperawatan: resiko perilaku kekerasan 3. Tujuan khusus: Pasien mampu mengenali penyebab, tanda gejala, perilaku, dan akibat marah. 4. Tindakan keperawatan : a) Identifikasi penyebab tanda gejala, PK yang dilakukan akibat PK. b) Jelaskan cara mengontrol PK ; fisik, obat, verbal, spritual. c) Latihan cara mengontrol PK secara fisik ; tarik nafas dalam dan memukul kasur/bantal. d) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.



B.STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN



Fase Orientasi



(Perawat memasuki kamar pasien)



Salam Terapeutik



“Selamat pagi mbak. Perkenalkan nama saya .... Saya adalah mahasiswa keperawatan Madiun. Nama mbak siapa ...dan suka dipanggil apa? Baiklah mulai sekarang saya akan pangil mbak... saja, ya saya akan merawat mbak dari jam 08.00-14.00.



Evaluasi/Validasi



“baiklah sekarang kita akan bercakap-cakap tentang cara mengatasi marah, tujuannya jika mbak marah dapat mengontrol marahnya dengan baik. Bagaimna jika waktunya 30 menit ? dan tempatnya disini ?



Fase Kerja Baiklah mbak, tadi mbak mengatakan serig marah-marah, kalau saya boleh tau apa yang sering



menyebabkan mbak marah ? sewaktu mbak ingin marah biasanya apa tanda-tandanya ? setelah marah ke keluarga, apa akibatnya mbak, lalu apa yang mbak rasakan setelah itu apakah mbak menyesal ? Baiklah untuk mengontrol marah ada beberapa cara yaitu, latihan fisik, tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur, kedua latihan minum obat secara teratur, ketiga latihan cara berbicara yang benar, keempat latihan melakukan kegiatan spritual. Dari keempat latihan tersebut mana yang mbak pilih dulu untuk melakukan latihan pada hari ini ? Baiklah kita akan lakukan latihan pertama yaitu latihan tarik nafas dalam, “ caranya coba mbak hirup udara melalui hidung , tahan sebentar, kemudian keluarkan dari mulut dilakukan selama 5x/hari”. coba saya praktekan mbak bisa melihat. “ coba sekarang dipraktekkan tarik nafas dalam tersebut seperti yang saya contohkan tadi” bagus... Nah sekarang kita akan lakukan latihan pukul bantal dan kasur, jadi kalo mbak lagi kesal ingin memukul seseorang, luapkan marahnya pada bantal dan kasur yang ada diruangan ini, caranya seperti ini, mbak pehatikan saya dulu ya, baru mbak lakukan.. ya sekarang mbak cob alukan pukul bantal dan kasur... bagus Nah sekarang kita buat jadwal kegiatannya ya mbak, mau jam berapa aja melakukan latihan fisik tarik nafas dalam dan pukul bantal dan kasur.



Fase Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan



Evaluasi Subyektif



“Bagaiman perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol perasaan marah dengan latihan fisik tarik nafas dalam dan pukul bantal ? ”coba mbak... sebutkan kembali ada berapa cara mengontrol marah



Evaluasi obyektif



dengan latihan fisik ? Bagus mbak...



Tindak



“ya ibu lakukan tarik nafas dalam 5X sehari dan pukul bantal 5x



Lanjut (apa yang perlu



sehari jangan lupa laksanakan semua latihan dengan teratur sesuai



dilatih



jadual ya mbak.



Rencana



dari



klien



sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan)



Kontrak



yang akan ”baik mbak ..,besok kita akan bertemu lagi, saya juga akan melatih cara



datang



mengontrol perasaan marah dengan cara berikutnya yaitu minum obat yang benar. Mbak.. mau jam berapa ? Dimana ? baik mbak sampai jumpa besok dan selamat beristrahat.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (Pertemuan KE I1) Hari ke 2 perawat kembali lagi untuk melakukan tindakan, saat itu pasien selesai mandi dan melamun di dekat jendela)



A.PROSES KEPERAWATAN 1. Kondiisi psien: wajah memerah,pupil melebar,TD meningkat,merampas,memukul. 2. Diagnosa keperawatan: resiko perilaku kekerasan 3. Tujuan khusus: Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan fisik : tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal 4. Tindakan keperawatan : a. Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian b. Latih



cara



mengontrol



PK



dengan



obat



(jelaskan



6



benar



;



jenis,



guna,dosis,frekuensi,cara,kontinuitas minum obat) c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk katihan fisik dan minum obat



B.STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN



Fase Orientasi Salam Terapeutik



“Selamat pagi Mbak. Waahhh...mbak kelihatan rilek hari ini. Sesuai janji saya kemarin sekarang saya lagi dan sekarang kita akan bicara tentang



pentingnya minum obat untuk mengontrol rasa marah atau jengkel yang mbak alami ,dimana enaknya kita berbincang-bincang?berapa lama mbak mau berbincang –bincang? (Perawat mengajak pasien pergi ketaman untuk melakukan SP 2) Evaluasi/Validasi



“bagaimana perasaan mbak saat ini....? bagaimana dengan perasaan marah,jengkel,......,yang sering mbak......rasakan ? Apa yang mbak lakukan saat marah atau jengkel , ......, ........”lalu .......apa manfaatnya mbak.......rasakan dengan hal tersebut? Bagaimana dengan latihan nafas dalam dan latihan pukul bantal atau kasur ? apa mbak sudah lakukan? “boleh saya lihat jadwal latihannya?” “waahh..........bagus mbak ! ternyata mbak........telah melakukan latihan nafas dalam dan pukul bantal atau kasur sesuai jadwal.........nanti kegiatan ini tetap mbak....”



Kontrak Topik



“Sekarang kita akan diskusi tentang pentingnya minum obat dan latihan cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah? Baiklah mbak... saya akan menjelaskan tentang pentingnya minum obat dan cara minum obat yang benar “.



Fase Kerja “Ini obatnya mbak... ada tiga macam ya, yang warnanya orange namanya CPZ (Chlorpromazine), yang warna putih ini namanya THP (Trihexiphenidyl), dan yang merah jambu ini namanya HLP (Halopehidrol) jadi sebelum minum obat, mbak... lihat dulu label yang menempel diobat, atau kah benar nama mbak... tertulis disitu. Selain ibu... perlu memeperhatian jenis obatnya, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum misal diminum 3x1 hari yaitu jam 07.00 pagi, jam 13.00 siang, dan jam 19.00 malam. Cara minum obatnya juga harus benar tidak boleh pakai kopi, soda, susu tapi pake air putih saja atau teh manis boleh. Mbak perlu minum obat ini secara teratur agar pikirannya menjadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak dan tidak mendengar suara-suara lagi. Bila nanti setelah mnum obat mulut mbak ...terasa kering untuk membantu mengatasinya mbak bisa mengisap-isap es batu. Bila mbak merasa berkunang-kunang mbak sebainya beristirahat dan jangan beraktifitas dahulu. Jangan pernah meghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya mbak.



Fase Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan



Evaluasi Subyektif



“Bagaiman perasaan mbak.... setelah kita berbincang-bincang tentang cara ,mengontrol perasaan marah dengan cara minum obat dengan benar? ”Coba mbak... sebutkan kembali 5 benar cara minum obat.



Evaluasi obyektif



Bagus mbak... luar biasa Tindak “sudah ada berapa cara mengontrol perasaan marah yang sudah mbak ...



Rencana



Lanjut( apa yang perlu pelajari. Selanjutnya mbak tetap lakukan nafas dalam 3x1 hari. Latihan dilatih



dari



klien pukul bantal/kasur 2x/perhari. Latihan cara minum obat yang benar



sesuai dengan hasil 3x/hari. Jangan lupa laksanakan semua latihan dengan teratur ya mbak. tindakan yang telah dilakukan)



Kontrak



yang akan “ Baik mbak.. besok kita akan bertemu lagi, saya juga akan melatih cara



datang



mengontrol perasaan marah dengan cara berikut, yaitu bebicara dengan baik. Mbak..... mau jam berapa ? Dimana... baik mbak sampai jumpa besok dan selamat istirahat”



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (Pertemuan KE III) (perawat mendatangi pasien kekamar pasien, saat itu pasien sangat antusias untuk bertemu dengan perawat lagi. Pasien menunggu perawat di depan pintu kamar)



A.PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi pasien: wajah memerah,pupil melebar,TD meningkat,merampas,memukul. 2. Diagnosa keperawatan: resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan fisik : tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal



3. TUK : Pasien mampu mengontrol marah dengan obat 4. Tindakan keperawatan : a. Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat. Beri pujian b. Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar) c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik , minum obat dan verbal



B.STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN



Fase Orientasi Salam Terapeutik



“Selamat pagi Mbak. ....” Waahhh...mbak kelihatan lebih segar hari ini ?



Evaluasi/Validasi



“bagaimana perasaan mbak saat ini....? bagaimana dengan perasaan marah,jengkel,......,yang sering mbak......rasakan ? Apa yang mbak lakukan saat marah atau jengkel , ......, ........”lalu .......apa manfaatnya mbak.......rasakan dengan hal tersebut? Bagaimana dengan latihan nafas dalam dan latihan pukul bantal atau kasur ? apa mbak sudah lakukan? “boleh saya lihat jadwal latihannya?” “waahh..........bagus mbak ! ternyata mbak........telah melakukan latihan nafas dalam dan pukul bantal atau kasur sesuai jadwal.........nanti kegiatan ini tetap mbak.........teruskannnya...”



Kontrak



“baik mbak sekarang kita akan berbincang-bincang tentang latihan bicara yang baik untuk mengontrol rasa marah/jengkel yang mbak alami? Tujannya agar mbak mampu mengungkpakan rasa marahnya, meminta, dan menolak. Dimana enaknya kita berbincang-bincang?



Fase Kerja “baik mbak sekaang kita mulai ya... tadi kan ada 3 cara mengontrol marah dengan bicara yang baik. Yang pertama kita belajar mengungkapakan rasa marah, contohnya mbak bisa mengatakan “saya tidak suka kamu bicara seperti itu atau bersikap seperti itu.. nanti saya bisa marah..” coba mbak praktekkan..iya bagus sekali mbak. Cara kedua meminta, contohnya saya meminta jangan ambil buku itu.. nanti saya bisa marah...” Coba mbak preatekkan.. iya bagus sekali mbak. Nah yang terakhir dengan menolak, jadi mbak kalo misalnya tidak menyukai sesuatu bisa



menolakknya tapi dengan bicara menolak yang baik, contohnya “ saya menolak untuk dijadikan ketua dalam kelompok arisan,,, nanti saya bisa marah..” coba mbak praktekan .. iya bagus mbak Nah sekarang kita buat jadwal kegiatannya ya ibu, mau berapa kali dan berapa jam berapa aja melakukan latihan bicara yang baik?



Fase Terminasi 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan



Evaluasi Subyektif



“Bagaiman perasaan mbak.... setelah kita berbincang-bincang tentang cara ,mengontrol perasaan marah latihan bicara yang baik? ”Coba mbak... sebutkan kembali cara bica yang baik?



Evaluasi obyektif



Bagus mbak... luar biasa Tindak “sudah ada berapa cara mengontrol perasaan marah yang sudah mbak ...



Rencana



Lanjut( apa yang perlu pelajari. Selanjutnya mbak harus tetap latihan nafas dalam 5x/hari. dilatih



dari



klien Latihan pukul kasur/bantla 5x/hari. Latihan cara minum obat yang benar



sesuai dengan hasil 3x/hari. Dan latihan bicara yang baik 3x/hari. Jangan lupa laksanakan tindakan yang telah semua latihan dengan teratur sesuai jadwal mbak. dilakukan)



Kontrak



yang akan “ Baik mbak.. besok kita akan bertemu lagi, saya juga akan melatih cara



datang



mengontrol perasaan marah dengan cara berikut, yaitu spiritual. Mbak..... mau jam berapa ? Dimana... baik mbak sampai jumpa besok dan selamat istirahat”



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (Pertemuan Ke IV) (Perawat mendatangi pasien kekamar, saat itu pasien sedang tertidur dan perawat membangunkannya)



A.PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi pasien: wajah memerah,pupil melebar,TD meningkat,merampas,memukul.



2. Diagnosa keperawatan: resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan 3. TUK : Pasien mampu meengontrol marah dengan ara verbal 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik dan obat. Beri pujian 2. Melatih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar) 3. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latiha fisik, minum obat dan verbal



B.STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN



Fase Orientasi Salam Terapeutik



“Selamat pagi Mbak. ....” Waahhh...mbak kelihatan lebih segar hari ini ? Sesuai dengan janji saya hari ini saya datang lagi, bagaimana perasaan ibu hari ini? “mbak.. tujuan saya ngobrol dengan mbak adalah untuk membantu menyelesaikan masalah mbak kaitannya dengan perasaan marah yang ibu alami”



Evaluasi/Validasi



Kemarin kita sudah belajar latihan mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam, memukul kasur/bantal, minum obat, dan bicara baik-baik. Coba mbak, sekaramg kita lakukan kembali apa yang sudah kita pelajari dahulu apabila ada perasaan marah atau ada orang yang membuat marah maka kita: bagaimana menarik napas dalam? ( klien mempraktekkan napas dalam, menarik napas dari hidung dan menhembuskan napas melalui mulut) bagus mbak.. bagaimana dengan memukul bantal? ( klien mempraktekkan cara memukul bantal). Bagus seklai.... Apa yang harus diperhatikan dalam minum obat? (klien menjawab 5 benar, yaitu benar orang, obat, waktu, dosis, dan cara). Bagus mbak pintar, bagaimana kita bicara baik-baik dengan orang yang membuat kita marah. ( klien mengatakan” saya tidak suka kamu berbicara seperti itu atau bersikap seperti itu... nanti saya bisa marah..) bagus sekali mbak.. Mbak ternyata masih ingat dengan apa yang sudha saya ajarkan. “bagaimana mbak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah



melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”.



Kontrak



“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?” “dimana kita enaknya berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat tadi?” Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagimana kalau 15 menit?



Fase Kerja “coba ceritakan kegiatan ibadah yang bisa mbak lakukan! Bagus. Baik, yang mana yang mau dicoba? “ nah, kalau ibu sedang marah coba mbak langsung duduk da tarik nafas dalam dari hidung sambil menghembuskan nafas dari mukut ucpakan “ Astagfirullahal Adzim..” Baik mbak saya akan berikan contohnya terebih dahulu. ( perawat memeperagakan duduk dan tarik nafas dalam dari hidung sambil menghembuskan nafas dari mukut ucpakan “ Astagfirullahal Adzim..”) Sekali lagi ya mbak... (perawat memeperagakan duduk dan tarik nafas dalam dari hidung sambil menghembuskan nafas dari mukut ucpakan “ Astagfirullahal Adzim..”) Sekarang coba mbak yang melakukan ..( klien memeperagakan duduk dan tarik nafas dalam dari hidung sambil menghembuskan nafas dari mukut ucpakan “ Astagfirullahal Adzim..”) Coba lagi ya mbak...(klien memeperagakan duduk dan tarik nafas dalam dari hidung sambil menghembuskan nafas dari mukut ucpakan “ Astagfirullahal Adzim..”) Sekarang coba lakukan selama tiga kali... ( klien memeperagakan duduk dan tarik nafas dalam dari hidung sambil menghembuskan nafas dari mukut ucpakan “ Astagfirullahal Adzim..” sebanyak tiga kali ). Bagus mbak... Jika tidak reda juga marahnya rebahkan bda agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat.” “mbak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.” ,”coba mbak sebutkan sholat 5 waktu? Mau coba yang mana? Coba sebutkan caranya (untuk yang muslim).”



Fase Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan



Evaluasi Subyektif



“Bagaiman perasaan mbak.... setelah kita berbincang-bincang tentang



cara ,mengontrol perasaan marah latihan yang keempat ini? Evaluasi obyektif



”jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.



Tindak “mari kita masukkan kegiatan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik,



Rencana



Lanjut( apa yang perlu minum obat, bicara baik-baik dan spritual pada kegiatan mbak. Mau dilatih



dari



klien berapa kali mbak latihan fisik, minum obat, bicara baik-baik dan istigfar



sesuai dengan hasil dan sholat. Baik kita masukkan ke jadwal ya..( sesuai kesepakatan tindakan yang telah pasien) dilakukan)



Kontrak datang



yang akan “ Baik mbak.. besok kita akan bertemu lagi, nanti kiya bicarakan keempat cara mengontrol rasa marah, untuk latihan fisik, minum obat, bicara baik-baik dan spritual.. mau jam berapa mbak ? seperti sekarang saja , jam 10 ya ? Sekarang saya persilahkan mbak untuk melanjutkan kegiatan mbak.



Setelah selesai di lakukan strategi pelaksanaan pada pasien,perawat menelpon keluarga pasien untuk memberikan penyuluhan juga yang bertujuan jika pasien sudah pulang keluarga juga dapat mnegatasi jika sewaktu-waktu pasien tersbeut kambuh lagi.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PASIEN (PERTEMUAN KE 1)



A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : wajah memerah,pupilo melebar,TD meningkat,merampas,memukul. 2. Diagnosa keperawatan : risiko perilaku kekerasan 3. Tujuan a. Keluarga dapat mendiskusikan maslah y6ang dirasakan dalam merawat klien. b. Keluarga dapat menjelaskan pengertian ,tanda dan gejaladan proses terjadinya PK(gunakan booklet). c. Keluarga dapat menjelaskan cara merawat PK. d. Keluarga dapat membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian. e. Keluarga dapat melatih satu cara merawat PK dengan melakukan kegiatan fisik : tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal. 4. Tindakan keperawatan a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien. b. Jelaskan pengertian ,tanda dan gejala dan proses terjadinya PK(gunakan blooket). c. Jelaskan cara merawat PK. d. Latih satu cara merawat PK dengan melakukan latihan fisik :tarikm nafas dalam dan pukul kasur bantal e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.



B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN



FASE ORIENTASI 1. Salam terapeutik “selamat pagi pak,bagaimana perasaan bapak hari ini..... ?”, “perkenalkan nama saya perawat..........,saya yang bertugas di ruangan ini,nama bapak



siapa ...?senang dipanggil siapa?” Evaluasi apa yang bapak rasakan terkait dengan penyakit yang dialami anak bapak,dan apa yang terjadi di rumah sehingga anak bapak suka marah-marah,mondar -mandir dan merusak barang-barang? Validasi apa saja yang sudah bapak lakukan untukmengatasi anak bapak yang suka marah-marah itu?



2. Kontrak Topik Baiklah pak bagaimana kalau saat ini kita berdiskusi tentang bagaimana cara bapak merawat anak bapak yang suka marah marah tersebut. Waktu Berapa lama kita mau berbicara pak? Bagaimana kalau 30 menit? Tempat Dimana tempatnya pak?



TAHAP KERJA “ Jadi bapak.. anak bapak ini mengalami masalah perilaku kekerasan”, “Perilaku kekerasan adalah..., tanda dan gejalanya adalah...”, proses terjadinya adalah.... setelah asaymenjelaskan apayang terjadi pada anak bapak, apa tindakan yang sudah bapak lakukan terkait denagn masalah anak bapak tersebut”. “baiklah saya akan menjelaskan cara merawat anak bapak dengan melakukan latihan latihan”. “ 1 dengan tarik nafas dalam, pukul bantal, berbincang – bincang dengan orang lain”. “ dari ketiga hal tadi manakah yang pertama kali akan di pelajari”. “ bagus paak.. bapak sudah mampu menyebutkan cara merawat anak bapak dengan tarik nafas dalam, pukul bantal, berbincang-bincang dengan orang lain.



TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi pasien (subyektif)



“baiklah pak pertemuan kita saat ini sudah selesai dan sesuai dengan kontrak kita tadi”,”kita akan bertemu besok lagi terkait bagaimana merawat anak bapak dengan menggunakan obat”. Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tadi?



Evaluasi objektif Bapak masih terlihat bingung,apa yang terjadi apakah ada yang kurang jelas?



Evaluasi perawat Bapak kita taddi bercakap-cakap tentang apa ya...bisakah bapak ulangi lagi bapak peragakan ke saya bagaimana tadi cara mengontrol amarah yang



?coba bapak



sebutkan tadi ?



2. Kontrak yang akan datang Topik Baiklah pak bagaimana kalau besok kita berdiskusi tentang bagaimana cara bapak merawat anak bapak dengan minum obat. Waktu Berapa lama kita mau berbicara bapak..?bagaimana kalau 30 menit..? Tempat Dimana



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PASIEN (PEETEMUAN KE 2) A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : wajah memerah,pupilo melebar,TD meningkat,merampas,memukul. 2. Diagnosa keperawatan : risiko perilaku kekerasan 3. Tujuan  Keluarga dapat mengevaluasi kegiatan dalam merawat atau melatih pasien fisik,beri pujian.  Keluarga dapat menjelaskan 6 benar cara memberi obat.  Keluarga dapat memberikan atau membimbing minum obat.  Keluarga dapat membantu pasien sesuai jadwal dan member pujian.



4. Tindakan keperawatan  Evaluasi kegiatan dakam merawat atau melatih pasien fisik,beri pujian.  Jelaskan 6 benar cara memberi obat.  Latih cara memberikan atau membimbing minum obat.  Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.



B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ORIENTASI



FASE ORIENTASI 1.



Salam terapeutik “Selamat pagi pak,bagaimana perasaan bapak hari ini..?”



Evaluasi Bapak pada pertemuan sebelumnya kita sudah berdiskusi tentang penyebab marah,tanda dan gejala pada orang marah serta kerugiannya. Kemudian kita juga belajar tentang bagaimana cara merawat anak bapak yang suka marah – marah dengan cara nafas dalan ,pukul bantal.



Validasi Coba bapak sekarang kita ulangi lagi penyebab anak bapak marahserta tanda dan gejalanya ..?bagus bapak..! Terus apa yang dilakukan anak bapak kalau marah-marah serta tanda dan gejalanya...?bagus bapak...! Nah sekrang tolong bapak peragakan kembali bagaimana cara mengontrol marah dengan nafas dalam...! Kalau dengan menggunakan pukul bantal...!



2. Kontrak : Topik Baiklah pak,bagaimana kalau saat ini kita berdiskusi tentang bagaimana cara bapak merawat anak bapak dengan minum obat,bicara baik dan spiritual.



Waktu



Berapa lama kita mau berbicara bapak..? bagaimana kalau 30 menit..!



Tempat Dimana tempatnya bapak..?



TAHAP KERJA Bagaimana bapak marah,maka bapak bisa mengontrol dengan yang kemarin kita pelajari,selain cara kemarin yang kita pelajari bisa juga mengontrol marahnya dengan minum obat. Dalam minum obat terdapat 6 prinsip minum obat yaitu ,benar obat,benar pasien,benar waktu pemberian,benar dosis,benar cara pemberian,benar dokumentasi. Selain cara tadi ada juga cara bicara dengan baik,apabila ada yang membuat anak bapak marah ajarkan cara bicara dengan baik,seperti “saya tidak suka kamu berbicara,besikap atau berperilaku seperti itu,nanti saya bisa marah”. ... Berikutnya dengan cara spritual,jadi kalau anak bapak marah atau ada yang membuatnya kesal,maka bapak harus segera mengingatkannya untuk segera mohon ampun kepada Tuhan,dengan cara nafas dalam dan mengucapkan “Astaghfirullahaladzim”...sekarang saya beri contoh







tarik



nafas



dari



hidung



....keluarkan



dari



mulut..dengan



mengucapkan



astagfirullahalladzim,ya bagus bapak....selanjutnya dengan cara berwudhu...jadi jika ada yang membuat anak bapak kesal maka anjurkan dia mengambil wudhu kalau tepat pada waktu sholat langsung sholat.



TERMINASI 1.



Evaluaasi respon klien terhada tindakan keperawatan Evaluasi subjektif Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tadi?



Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement) Bapak terlihat masih bingung,apa yang terjadi pakah ada yang kurang jelas pak..?



Validasi subjektif : Bapak tadi bercakap-cakap tentang apa ya...bisakah bapak ulangi lagi



Validasi objektif



Coba bapak peragakan ke saya bagaimana tadi cara mengontrol amarah yang bapak sebutkan tadi.



2. Tindak lanjut klien(apa yang perlu di latih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan). Baik bapak selanjutnya kita akan masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian anak bapak yang isinya adalah latihan mengontrol amarah yang tadi kita pelajari. 3. Kontrak Topik Baiklah pak bagaimana kalau besok kita berdiskusi tentang bagaimana cara bapak merawat anak bapak.



Waktu Berapa lama kita mau berbicara bapak..?bagaimana kalau 30 menit...!



Tempat Dimana tempatnya bapak...?



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PASIEN (Pertemuan ke 3) A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : wajah memerah,pupil melebar,TD meningkat,merampas ,memukul 2. Diagnosa:resiko perilaku kekerasan 3. Tujuan khusus: a) Keluarga mengevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien fisik dan memberikan obat,berikan pujian b) Keluarga dapat melatih cara membimbing : cara bicara yang baik c) Keluarga dapat melatih cara membimbing kegiatan spiritual d) Keluarga dapat membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian 4.Tindakan keperawatan: a) Evaluasi tindakan keluarga dalam melatih/merawat pasien fisk dan memberikan obat,beri pujian b) Latih cara membimbing: cara bicara yang baik c) Latih cara membimbing kegiatan spiritual d) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian



B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ORIENTASI ORIENTASI 1. Salam terapeutik Assalamualaikum bu!bagaimana jika kita bercakap cakap sekitar 30 menit,ditempat ini mbak? Evaluasi bu.....bagaimana perasaan mbak hari ini..? Validasi Baiklah mbak,pertemuan yang lalu kita telah membahas tentang bagaimana melatih anak ibu untuk tarik nafas dalam,pukul bantal serta 6 benar obat ?apakah ibu dapat menyebutkan dan mempraktikkan lagi bagaimana ketiga cara tersebut? Waaahhh...bagus sekali ibu...!!! KERJA Baiklah bu untuk cara berbicara yang baik ada beberapa hal ang harus dilakukan yakni: Bahasa tubuh :  Pertahankan kontak mata  Mempertahankan posisi tubuh (berhadapan dan tegak)  Berbicara dnegan tegas  Nada suara tegas  Eksperi wajah dan sikap tubuh untuk penekanan Pendengar:    



Mempersiapkan diiri Mendengarkan Mengklarifikasi Mengakui



Percakapan     



Atur lingkungan bicara Menetapkan topik pembicaraan Mengekspresikan perasaan Mengekspresikan permintaan Membuat orang lain melakukan kebutuhan kita



Kemudian dengan cara kegiatan spiritual yakni: Ibu bisa mnegajarkan kepada anak ibu sholat 5 waktu,tepat waktu,dimuali dari niat,wudlu dan pelaksanaan sholat,jika anak ibu terlihat mulai marah anjurkan anak ibu segera brwudlu dan sholat sunnah atau mengaji dan berdoa untuk meredam marahnya. Bagaimana bu, apakah ibu sudah paham? Wah........bagus sekali bu..!



Bagaimana bu, apakah ada yang ingin ditanyakan? Ibu bisa memasukkan latihan tersebut kedalam jadwal harian anak ibu . agar latihannya lebih berlangsung secara rutin.



TERMINASI 2. Evaluasi reson klien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi subjektif Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap cakap? Evaluasi perawat Coba ibu sebutkan dan praktikkan kembali cara bicara yang baik dan kegiatan spiritual! Bagus sekali bu...... Baiklah bu pertemuan hari ini sampai disini saja, Pertemuan selanjutnya kita akan membahas tentang follow up ke RSJ, ibu mau kita berbincang bincang dimana dan waktunya berapa menit bu...?



STRATEGI PELASANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PASIEN (PERTEMUAN KE 4)



A. 1) 2) 3)



PROSES KEPERAWATAN Kondisi klien : wajah memerah,pupil melebar,TD meningkat,merampas ,memukul Diagnosa keperawatan : resiko perilakku kekerasan Tujuan khusus:  Keluarga dapat emngevaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien fisk ,memberikan obat,latihan bicara yang baik,dan kegiatan spiritual,beri pujian.  Keluarga dapat menjelaskan follow up ke RSJ atau PKM tanda kambuh,rujukan  Keluarga dapat membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian 4) Tindakan keperawatan:  Evaluasi kegiatan keluargadalam merawat atau melatih pasien fisk,memberikan obat,latihan bicara yang baik,dan kegiatan sripitual,beri pujian  Jelaskan follow up ke RSJ atau PKM tanda kambuh,rujukan  Anjurkan membantu apsien sesuai jadwal dan memberikanpujian ORIENTASI 1.Salam terapeutik Assalamualaikum bu...!! Bu...bagaimana kalau kita bercakap cakap sekitar 10 menit ,ditempat ini bu...? Evaluasi:



Bu....bagaimana perasaan ibu hari ini ?