STANDAR PELAYANAN PROFESI C PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA



“Honesty, Courage, Modesty”



EDITOR



Prof. Dr. IDG. Sukardja, dr SpB (K) Onk Prof. Dr. Bambang Purnomo SH Prof. Dr. Dr. med. Paul Tahalele SpB, SpBTKV Martopo Marnadi, dr SpB Urip Murtedjo, dr SpB (K) KL. PGD Pall Med (ECU)



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia 2002



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



i



STANDAR PELAYANAN PROFESI DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA



EDISI I 2002 (Revisi 2003)



EDITOR



Prof. Dr. IDG. Sukardja, dr SpB (K) Onk Prof. Dr. Bambang Purnomo SH Prof. Dr. Dr. med. Paul Tahalele SpB, SpBTKV Martopo Marnadi, dr SpB Urip Murtedjo, dr SpB (K) KL. PGD Pall Med (ECU)



Disusun dan Diterbitkan Oleh PABI



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia 2002



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



ii



KATA PENGANTAR Persatuan Dokler Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI) sebagai organisasi profesi dokter bidang pembedahan secara mandiri dengan penuh tanggung jawab menyusun dan menerbitkan buku Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia bagi para anggotanya. Standar Pelayanan Profesi ini disusun melalui kesepakatan dan kajian menyeluruh pelayanan medis bedah di Indonesia oleh para Dokter Spesialis Bedah Umum maupun para Dokter Konsultan Bedah Digestif, Bedah Anak. Bedah Onkologi, Bedah Kepala dan Leher. Bedah Toraks Kardiovaskular. Bedah Vascular, Bedah Ortopedi, Urologi, Bedah Plastik, Bedah Saraf. yang mempunyai itikat baik atas dasar kesejawatan. saling menghormati dan bekerjasama menuju masa depan penjagaan mutu serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Dokter Spesialis Bedah Umum dalam melaksanakan kegiatan keahliannya dan atau kewenangannya sesuai dengan substansi yang tercantum didalam Piagam Atlantik 1942, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945, Deklarasi Hak Asasi Manusia Se Dunia 1948 dan UU Kesehatan No. 23 tahun 1992, wajib hukumnya untuk mematuhi standar pelayanan profesi. Dasar kewenangan ini tertulis didalam katalog Program Studi Ilmu Bedah 1997. Standar- pelayanan profesi ini merupakan pedoman atau acuan bagi para Dokter Spesialis Bedah Umum didalam menjalankan profesinya dengan tujuan menjaga mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta melindungi Dokter Spesialis Bedah Umum didalam menjalankan profesinya. Wewenang untuk menentukan jenis pelayanan didalam suatu kegiatan profesi merupakan tanggung-jawab profesi itu sendiri, maka telah disusun standar pelayanan profesi oleh Tim Penyusun buku ini dari PABI. Pedoman atau acuan yang terdapat di dalam buku ini dapat dipakai secara Nasional, baik oleh rumah sakit pemerintah maupun swasta. Tim penyusun menghimbau kepada seluruh dokter spesialis di lingkungan bidang pembedahan untuk saling menghormati dan menghargai kesamaan-kesamaan kompetensi. Disamping itu, menyadari atas keterbatasan kemampuan masing-masing hendaknya kita saling membutuhkan dan saling mendukung satu terhadap yang lain demi kepentingan kelancaran pelayanan kesehatan dan keselamatan penderita. Tim penyusun sadar bahwa isi buku ini belum sempurna, belum lengkap dan masih banyak kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, sehingga akan ditinjau kembali dan disempurnakan secara berkala sesuai perkembangan ilmu dan teknologi. 10 Juli 2002 Tim penyusun. Buku Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia Edisi I 2002 ini telah mengalami revisi 2003 atas saran dan bantuan serta koreksi dari : Prof. Soelarso Reksoprodjo, MD. FICS Tjakra Wibawa Manuaba, dr. SpB (K) Onk, MPH, Sunarto Reksoprawito, dr SpB(K) KL, Yoga Wijayahadi, dr. Sp.B, J. Iswanto, dr. SpB (K) Dig. DAFTAR ISI



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



iii



DAFTAR ISI PENGANTAR .................................................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................................... SAMBUTAN KETUA UMUM PABI ............................................................................... SAMBUTAN KETUA KOLEGIUM ILMU BEDAH INDONESIA ................................ SAMBUTAN UMUM PP IKABI ...................................................................................... SAMBUTAN KETUA UMUM PB IDI ............................................................................. SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PABI TENTANG TIM PENYUSUN DAN PENASEHAT SPPDSBUI ..................................... SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PABI TENTANG PEMBERLAKUAN PELAKSANAAN SPPDSBUI ..................................... PENDAHULUAN .............................................................................................................. TIM PENYUSUN .............................................................................................................. POLA PEMBAHASAN ..................................................................................................... SKEMA WEWENANG & TINDAKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM ......... TOPIK PEMBAHASAN : I. BEDAH DIGESTIF ICD 1. TRAUMA TAJAM ABDOMEN S.27.8, S.32, S.35. S.36, S.37 2. TRAUMA TUMPUL ABDOMEN S.27.8, S.32, S.35. S.36, S.37 3. CEDERA LIMPA S.36.0 4. TRAUMA HEPAR S.36,1 5. KARSINOMA REKTI C. 19 –C 20 6. KARSINOMA LAMBUNG C16 7. KARSINOMA KOLON C18 8. KARSINOMA PANKREAS C25 9. RADANG GRANULOMATIK USUS K 50 – K 51 10. HERBUA INGUINALIS LATRALIS / MEDALIS K 40 – I 41 11. APENDISITIS K 35 – K 37 12. KHOLELITHIASIS K 80 13. KOLESTASIS (SURGIKAL) K 83 14. HEMOROID I 84 15. FISTULA PERIANAL K 60 16. PERITONITIS UMUM K 65 II. BEDAH ANAK 1. ATRESIA ESOFAGUS DAN MALFORMASI Q 39.0 TRAKEO ESOFAGUS 2. STENOSIS PILORIK HIPERTROFIK Q 40.0 3. ATRESIA DAN STENOSIS DUODENUM Q 41 4. ATRESIA DAN STENOSIS YEYUNO –ILEAL Q 41 5. HERNIA DIAFRAGMATIKA KONGETAL Q 79.0 6. OMFALOKEL Q 79.2 7. GASTROSKISIS Q 79.3 8. GRANULOMA / FISTULA UMBILIKALIS Q 79.5 9. HIRSCHPRUNG’S DISEASE Q 43.1 10. INTUSSUSEPSI K 56.1 11. MALFORMASI –ANUREKTAL Q 42 12. INVAGINASI USUS K 56.1 13. NECROTIZING ENTREROCOLITIS P. 77 III. BEDAH ONKOLOGI ICD 1. TUMOR JINAK TULANG D 16 Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



iii iv viii x xi xii xiii xiv xv xvi xvii xix



1 5 9 10 12 14 15 16 17 18 19 21 22 23 24 25



28 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 43 iv



2. TUMOR JIKA KULIT DAN NON NEOPLASTIK KULIT 3. TUMOR JINAK JARINGAN LUNAK DAN TUMOR NON NEOPLASTIK JARINGAN LUNAK 4. TUMOR JINAK GENETALIA LAKI & TUMOR NON NEOPLASMA GENETALIA LAKI 5. TERATOMA 6. KANKER PEDIATRI 7. LIMFOMA MALIGNA 8. LIMFADENOPATI 9. KANKER TULANG 10. KANGKER TESTIS 11. KANKER RONGGA MULUT 12. KANKER PENIS 13. KANKER PAYUDARA 14. TUMOR JINAK PAYUDARA 15. DISPLASIA PAYUDARA & TUMOR NON NEOPLASMA PAYUDARA LAINNYA 16. KANKER ANUS 17. KANKER KULIT 18. KANKER JARINGAN LUNAK 19. KANKER GINJAL 20. TIMOR JINAK UROLOGI & TUMOR NON NEOPLASMA UROLOGI IV. BEDAH KEPALA LEHER 1. FRAKTUR MANDIBULA 2. FRAKTUR MAKSILA 3. FRAKTUR ZIGOMA 4. TRAUMA JARINGAN LUNAK WAJAH 5. FRAKTUR NASAL 6. KARSINOMA TIROID 7. STRUMA 8. PEMBESARAN KELENJAR GETAH BENING K DAN L 9. TUMOR PAROTIS 10. AMELOBLASTOMA 11. HIGROMA KOLI 12. RANULA 13. TUMOR JINAK RONGGA MULUT 14. TUMOR JINAK JARINGAN LUNAK KEPALA DAN LEHER 15. KISTA BRANCHIOGENIK 16. KANGKER RONGGA MULUT 17. KISTA ODONTOGENIK 18. FLEGMON DASAR MULUT 19. ABSES MAKSILOFASIAL 20. KISTA DUKTUS TIROGLOSUS V. BEDAH TORAKS – KARDIOVASKULAR 1. PATAH TULANG IGA Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



D 23



44



D 17 & D 21



47



D 29



50



C 64, C79.4, C22.0 C 22.2 C81 S/D C85 R59 C40-C41 C 62 COO –C 06 C60 C50 D24



53 55 57 59 61 62 64 66 69



N60 – N 64 C21 C43-C44 C49 C64



71 73 75 77 79



D30 ICD S02.6 S02.4 S02.4 S00, S01, S07 S02.2 C73 E04, E05, E06



81



C77.0 C07 D16.5 D18.1 K11.6 D 10.3



91 92 93 94 95 96



Q18.0 C00 – C06 K09.0 K12.2 L02.0 Q89.2 ICD S22.3,4



84 85 86 87 88 89 90



97 98 99 100 101 102 103 105 v



2. LUKA TUSUK DINDING TORAKS 3. FLAIL CHEST 4. PNUMOTORAKS 5. HEMATOTORAKS 6. TAMPONADE ANTUNG 7. EMBOLI ARTERI AKUT 8. DEEP CEIN THROMBOSIS (DVT) 9. PIOTORAKS (EMPIEMA TORAKS) 10. VARICES TUNGKAI 11. GANGREN DIABETIK 12. BUERGER IS DISEASE ATAU PENYAKIT ARTERI PERIFER OKLUSI (PAPO) 13. AV SHUNT ATAU AFISTULA ARTERI VENOSA VI. BEDAH UROLOGI 1. RUPTUR BULI-BULI 2. RETENTIO URINAE 3. HIPERTROFI PROSTAT BENIGNA (BPH) 4. TUMOR TESTIS 5. KRIPTORKHISMUS 6. HIPOSPADIA 7. HIDROKEL TESTIS / FUNIKULI 8. BATU SALURAN KEMIH 9. VARICOCELE SCROTUM 10. TORSIO TESTIS 11. PIONEPHROSIS VII. NEDAH PLASTIK & REKONSTRUKSI 1. LUKA BAKAR 2. KELOID 3. KONTRAKTUR 4. SUMBING BIBIR (LABIOSKISIS) 5. CELAH LANGIT-LANGIT (PALATOSKISIS) VIII. BEDAH ORTHOPEDI 1. DISLOKASI BAHU 2. FRAKTUR KLAVIKULA 3. FRAKTUR HUMERUS 4. FRAKTUR CRURIS 5. FRAKTUR GALEAZI 6. FRAKTUR MONTEGIA 7. FRAKTUR RADIUS ULNA 8. FRAKTUR COLLES 9. PATAH TULANG TERBUKA 10. FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA 11. DISLOKASI SIKU 12. DISLOKASI PANGGUL 13. FRAKTUR FEMUR 14. FRAKTUR PATELA 15. RUPTUR TENDON ACHILLES 16. FRAKTUR OLEKRANON 17. FRAKTUR SIPRAKONDILER SIKU



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



S21-29 S22.5 S27.0 S27.1 S26.0 I74 I80.2 J86.9 I83 E10-E14.5



106 108 109 110 111 112 113 115 116 117 118



T 14.5 ICD S37.2 R33



119



C62, D29 Q53 Q54 N43.3 N21.0 I86.1 N44 N12.6 ICD T20-T31 L73 M67 036 037 ICD S43.0 S42.0 S42.3 S82 S52.3 S52.0 S52.4 S52.5 T02 T08 S3.1 S73.0 S72 S82.0 S86.0 S52.0 S42.4



121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 133 134 135 136 137 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155



vi



IX. BEDAH SARAF ICD 1. CIDERA KEPALA RINGAN S06.0 2. CIDERA KEPALA SEDANG S06.0 3. CIDERA KEPALA BERAT S06 4. FRAKTUR BASIS KRANII S02.1 5. FRAKTUR IMPRESI TULANG TENGKORAK TERBUKA ATAU TERTUTUP S.02.0 6. HEMOTOM EPIDURAL S06.4 7. CIDERA SUMSUM TULANG BELAKANG S32 X. BEDAH TRAUMATOLOGI ICD 1. CIDERA OTAK RINGAN (COMMOTIO CEREBRI) S06.0 2. CIDERA OTAK SEDANG (FOCAL BRAIN INJURY) S06.3 3. CIDERA KEPALA BERAT (LACERATION CEREBRI) S06.2 4. PERDARAHAN EPIDURAL S06.4 5. FRAKTUR IMPRESI ATAP TENGKORAK S02.00 / S02.01 6. TRAUMA JARINGAN LUNAK WAJAH S00, S01. S07 7. FRAKTUR MAKSILA S02.4 8. FRAKTUR NASAL S02.2 9. FRAKTUR ZIGOMA S02.4 10. FRAKTUR MANDIBULA S02.6 11. PATAH TULANG TERBUKA S02.1, S12.1, S22.1, S32.1, S42.1, S52.1, S62.1, S72.1 S82.1, S92.1, TO2.1, T08.1, T10.1 12. DISLOKASI BAHU S43.0 13. FRAKTUR RADIUS ULNA S52.4 14. FRAKTUR MONTEGIA S52.0 15. FRAKTUR GALEAZI S52.3 16. FRAKTUR OLEKRANON S52.0 17. FRAKTURA SUPRAKONDILER SIKU S42.4 18. FRAKTUR HUMERUS S42.3 19. FRAKTUR KLAVIKULA S42.0 20. PATAH TULANG IGA S22.3, S22.4 21. FLAIL CHEST S.22.5 22. HEMATOTORAKS S27.1 23. PNEUMOTORAKS S27.0, K93 P25.1 A16.2 24. LUKA TUSUK DINDING TORAKS S21 25. FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA S12, S22.0, S320, T08 26. DISLOKASI PANGGUL S73.0 27. TRAUMA TAJAM ABDOMEN S27.8, S31. S35, S36, S37 28. TRAUMA TUMPUL ABDOMEN S27.8, S30, S35, S36, S37 29. LUKA BAKAR T20, T31 30. RUPTUR BULI-BULI S37.2 31. FRAKTUR PATELA S82.0 32. FRAKTUR CRURIS S82 33. RUPTUR TENDON ACHILES S86.0 DAFTAR KETERANGAN ISTILAH DA SINGKATAN



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



158 159 160 161 162 163 164



168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178



179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 191 192 196 197 198 199 200 201



vii



PABI PERSATUAN DOKTER SPESIAUS BEDAH UMUM INDONESIA Indonesian General Surgeons Society Address: Dept. of Surgery Airtangga University Medical School / Dr. Soatomo Hospital Dr. Moestopo No. 6 - 8. Surabaya 60286. INDONESIA Telp.: 62J1.5501327, 62.31.5028753, 62.31. 5049256 Fax. : 62.31.5024972, 62.31.5028753, 62.31. 5049256 e-mail: [email protected]



SAMBUTAN KETUA UMUM PABI Sejarah pertumbuhan dan petkembangan organisasi profesi yang menghimpun para Dokter Ahli Bedah Indonesia di dalam satu wadah yang bernama Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (" PABI ") diadakan untuk pertama kalinya pada tahun 1954 di Jakarta dimana terpilih sebagai ketuanya adalah Prof.M. Soekarjo. Pada saat itu mereka merupakan para Ahli Bedah Umum pertama di Indonesia. Kemudian berdiri Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) yang sebetulnya merupakan kelanjutannya " PABI " pada 1967 di Semarang dengan ketuanya tetap. Setelah itu, IKABI berkembang dengan pesat dan mulai menetaskan anak~ anak organisasi seperti PABOI (1982 ), IAUI ( 1983 ), Perapi ( 1990 ) dan seterusnya (sekarang bukan anak organisasi IKABI tetapi OPPBS). Sebagai akibat perkembangan ilmu bedah umum yang semula merupakan " main stem of surgery " kemudian menjadi tergeser, demikian pula para Dokter Spesialis Bedah Umum di Indonesia. Untuk mengembalikan citra dan jatJ diri Dokter Spesialis Bedah Umum. maka berdirilah organisasi profesi Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia ( PABI) yang secara resmi diterima sebagai salah satu OPPBS di dalam organisasi IKABI melalui suatu konferensi kerja 7 April 2002 di Jakarta. Pelayanan kasus pembedahan di Indonesia oleh Dokter Spesialis Bedah Umum sekitar 80%, oleh karena itu didaiam menjaga mutu pelayanan medis bidang pembedahan, PABI berkewajiban manerbitkan buku acuan atau standar. pelayanan profesi Dokter Spesialis Bedah Umum di Indonesia dalam rangka melindungi para anggotanya dan penderita. Buku acuan ini merupakan kelanjutan dan penyempurnaan serta melengkapi buku Standar Pelayanan Medis yang disusun oleh Ikatan Dokter Indonesia tahun 1993 dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Ide penerbitan buku ini mengacu pada buku General Surgery at the Distric Hospital yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO, 1988) yang berlaku sebagai suatu acuan profesi, serta didukung oleh ketentuan Deklarasi Internasional tentang human right dan social welfare dan Undang Undang Kesehatan no. 23 tahun 1992. Dalam menjalankan profesinya, seorang Dokter Spesialis Bedah Umum berkewajiban untuk mematuhi standar profesinya. Buku acuan ini juga sebagai implementasi Katalog Program Studi Ilmu Bedah (1997) dan sekaligus merupakan standar pelayanan berdasarkan kompetensi yang dipunyai oleh seorang Dokter Spesialis Bedah Umum yang di dapat selama pendidikan spesialisasinya. Kewenangan untuk melakukan tindakan pembedahan merupakan hak istimewa yang diberikan kepada seorang Dokter Spesialis Bedah, oleh karena itu hams dikerjakan secara bertanggung jawab berlandaskan etik dan moral serta pertama - tama jangan merugikan penderita Per Primun Non Nocera. Buku acuan ini menjadi sangat bermakna sebagai antisipasi dibertakukannya Undang Undang Praktek Kedokteran dan berdirinya Konsil Kedokteran Indonesia yang akan mengatur dan menentukan kebijakan kegiatan profesi kedokteran Indonesia mulai sejak pendidikan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



viii



dokter umum tampai pendidikan speSialisasi dan pelayanannya kepada masyarakat, termasuk didalamnya registrasi dan sertifikasi serta pengadilan disiplin profesi. Harapan kami agar buku ini dapat dipakai sebagai standar profesi diseluruh tempat pelayanan kesehatan - pembedahan di Indonesia, Surabaya, Juli 2002



Dr.Dr.med.Paul Tahalele SpB, SpBTKV Ketua Umum PABI



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



ix



KOLEGIUM ILMU BEDAH INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA Sekretariat: Bagian Bedah RS. Or. Cipro Mangunkusumo, Jl. Diponegoro No. 17. Jakarta Pusat Telp. & Fax. (021) 3905553 Rek. Bank: Ac. No. 0999010-03569 BBD Capem RSCM, Jakarta



SAMBUTAN KETUA KOLEGIUM ILMU BEDAH INDONESIA Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, menyambut positif terbitnya buku standar pelayanan profesi. Hal ini merupakan bukti kepedulian organisasi profesi untuk mengatur rumah tangganya sendiri antara lain memberikan acuan kewenangan pelayanan bedah pada para anggotanya, yang berarti juga melindungj para pasien. Kewenangan pelayanan yang berdasarkan kemampuan yang didapat dan hasil menjalani pendidikan dengan kurikulum yang diakui merupakan satu hal yang mutlak. Tidak ada pihak manapun yang dapat mempersoalkan hal ini. Adalah tugas kita bersama untuk lebih memantapkan pelaksanaan pendidikan program studi Ilmu Bedah Umum agar kemampuan yang didapat setelah selesainya pendidikan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk mencapai maksud ini seyogyanya tidak ada pendidikan Program Studi Spesialis Bedah lainnya yang tidak membantu pelaksanaan pendidikan Program Studi Ilmu Bedah Umum merupakan tombak pelayanan bedah di negara kiia dan mencakup 70% dari spesialis Bedah di Indonesia dengan cakupan pelayanan yang luas. Persoalan tumpang tindih pelayanan yang ada dibuku ini dengan pelayanan dari spesialis bedah lainnya harus dilihat secara positif, karena lebih banyak lagi ahli bedah yang dapat melakukan satu pelayanan tertentu yang pembelajarannya dan penilaian kemampuannya seharusnya sama. Kolegium Ilmu Bedah Indonesia akan terus berusaha meningkatkan kemampuan spesialis bedah dengan menyempurnakan kurikulum sesuai dengan pengembangan Iptekdok. Antara lain telah dilaksanakan dengan diselenggarakannya DSTC untuk para Resident dan dimulainya OSCA untuk penilaian kemampuan ketrampilan bedah dasar. Untuk masa mendatang direncanakan suatu kursus Surgical Intensive Care dan teknik teknik dasar laparaskopi, yang kemudian dilanjutkan dengan kemampuan meiakukan Minimal Invasive Surgery bagi lulusan pendidikan program studi bedah umum. Dengan uraian diatas jelaslah bahwa sikap dan pemikiran untuk mengembangkan kemampuan satu jenis spesialis bedah dengan mengurangi kemampuan ahli bedah umum adalah merupakan kesalahan yang sangat mendasar. Akhirnya marilah kita bersama - sama menyerap perkembangan Iptekdok, saling memahami dalam memantapkan pelaksanaah program studi masing - masing untuk menghasilkan lulusan yang leblh berkwalitas demi peningkatan pelayanan pada pasien pasien kita. Jakarta, 1 Juni 2002 Soerarso Hardjowasito dr SpB, SpBTKV Ketua



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



x



IKATAN DOKTER INDONESIA PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA IKABI Sekretariat: Bagian Bedah FKUVRSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. JL Diponegoro 71. Jakarta Pusat Telp. (021) 390 5553 Fax. (021) 390 8270



SAMBUTAN KETUA UMUM PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA Saya menyambut dengan gembira penerbitan Buku " Standar Profesi Bedah (DARSIDAH) untuk Ahli Bedah Umum. Hal Ini akan membawa konsekuensi dilaksanakannya profesi seorang ahli Bedah sesuai" conduct" yang berlaku, dan juga dapat dilakukan oleh ahli bedah lainnya yang mempunyai keahlian atau spesifikasi lain tetapi dalam bidang ilmu yang sama, yaitu ILMU BEDAH (SURGERY). Adanya buku " DARSIDAH" semacam ini, yang diharapkan pada penyusunannya melalui diskusi bersama antar keahlian spesifik, akan membawa manfaat dihindarinya masalah " tumpang tindih " yang sering mensaukan kita semua dalam menjalankan profesi kita sebagai " ahli bedah atau "Dokter spesialis bedah". Karena itu adanya buku " DARSIDAH " ini diharapkan akan menyadarkan kita semua, bahwa dalam menjalankan profesi kita, tidaklah harus saling berseteru, I agar pelayanan pada penderita yang bermotto : " KEPENTTNGAN PENDERITA AKAN SAYA UTAMAKAN " dapat benar- benar berorientasi pada kepentingan penderita, bukan pada kepentingan pribadi atau kepentingan sesuatu " cabang ilmu " tertentu saja. Tentunya akan diterbitkan pula buku " DARSIDAH " untuk bidang Ilmu Bedah yang lain, yang diharapkan pula menempuh proses penulisan buku " DARSIDAH " untuk Ahli Bedah Umum ini, agar masing - masing spesifikasi profesi Bedah dan keahlian Bedah dapat benar - benar saling] menunjang, hingga fungsi IKABI tetap dapat menjadi pemersatu para ahli Bedah dan lebih penring lagi: menjadi perekat sesama profesi bedah Selamat bekeria sesuai dengan panduan standar profesi ini,



Ketua Umum IKABI



Prof. Dr. Med. Puruhito dr. SpB, SpBTKV, FICS



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xi



SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA Assalmnu'alaikum Wr. Wb. Pertama-tama saya selaku ketua umum PB IDI mengucapkan selamat atas keberhasilan para para sejawat yang melaksanakan pelayanan bedah umum, menyelesaikan buku Standar Pelayanan Bedah Umum Standar Pelayanan dari satu pelayanan profesi merupakan langkah awal menuju jaminan mutu pelayanan (quality assurance) dan kualitas merupakan kunci keberhasilan pelayanan. Dalam menghadapi era globalisasi, maka mutu merupakan salah satu syarat penting untuk bisa memenangkan kompetisi global. Oleh karena itulah, kami pengurus besar IDI sangat menghargai upaya dan hasil para sejawat spesialis bedah yang melaksanakan pelayanan bedah umum. Kami yakin dalam standar pelayanan yang disusun dalam buku ini terjadi tumpang tindih dengan sejawat bedah lain misalnya dalam bidang traumatologi, onkologi, pediatri, namun saya yakin kesejawatan yang dikembangkan dengan penuh kearifan dan saling menghargai, masalah tumpang tindih (kalau ada) dapat diselesaikan dengan baik. Masalah tumpang tindih ini juga dengan mudah kita atasi dengan perubahan paradigma yang sebelumnya (mungkin) spesialisasi ini dianggap sebagai kapling, berubah menjadi : spesialisasi harus dianggap sebagai kompetensi Sekian dan selamat membaca dan bekerja Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ketua Umum PB IDI



Prof. Dr. M. Achmad Djojosugito, dr., MHA., FICS



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xii



PABI PERSATUAN DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA Indonesian General Surgeons Society Address: Dept. of Surgery Airtangga University Medical School / Dr. Soatomo Hospital Dr. Moestopo No. 6 - 8. Surabaya 60286. INDONESIA Telp.: 62J1.5501327, 62.31.5028753, 62.31. 5049256 Fax. : 62.31.5024972, 62.31.5028753, 62.31. 5049256 e-mail: [email protected]



Pengurus Pusat PABI No. 001/SK/07/2001 Tentang Tim Penyusun beserta Penasehat Buku Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (SPPDSBUI) Pengurus Pusat PABI Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan dan menjaga mutu peiayanan kesehatan khususnya bidang pembedahan, keberadaan Standar Peiayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (SPPDSBUI) sangat diperlukan. b. Bahwa Standar Peiayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia saat ini belum ada dan untuk mewujudkan hal tersebut dibentuk Tim Penyusun Buku Standar Peiayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia beserta Penaseharnya Mengingat : 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Nasional (Lembaran Negara tahun 1992 Nomer 100, Tambahan Lembaran Negara Nomer 3495) 2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 590/Men.Kes/SKAW1993 tentang periunya peiayanan medis pada setiap sarana peiayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan standar peiayanan yang berlaku Memperhatikan : 1. Proklamasi berdirinya PABI tanggal 12 Juli 2000 di Surabaya 2. Hasil Rapat Nasional PABI tanggal 4 Juli 2001 di Yogyakarta yang dihadiri oleh sekMar 600 orang Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia 3. Pengesahan berdirinya PABI secara hukum di hadapan Notaris tanggal 4 Jull 2001 dl Yogyakarta. Memutuskan Menetapkan Pertama : Keputusan Pengurus Pusat PABI tentang Tim Penyusun Buku Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia beserta Penasehatnya. (Lihat lampiran). Kedua : Kepada Tim Penyusun Buku SPPDSBUI diberi tugas menyusun standar pelayanan profesi yang berlaku bagi para anggotanya. Ketiga : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diperbaiki sesuai keperluan. Ditetapkan di : Surabaya Pada tanggal : 10 Juli 2001



Dr. Dr. Med Paul Tahalele SpB. SpBTKV Ketua Umum Sementara Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xiii



PABI PERSATUAN DOKTER SPESIAUS BEDAH UMUM INDONESIA Indonesian General Surgeons Society Address: Dept. of Surgery Airtangga University Medical School / Dr. Soatomo Hospital Dr. Moestopo No. 6 - 8. Surabaya 60286. INDONESIA Telp.: 62J1.5501327, 62.31.5028753, 62.31. 5049256 Fax. : 62.31.5024972, 62.31.5028753, 62.31. 5049256 e-mail: [email protected]



Pengurus Pusat PABI Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (SPPDSBUI) Pengurus Pusat PABI Menimbang: a. bahwa dalam rangka memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan khususnya bidanq pambedahan bermutu, dipandang periu untuk menerbitkan Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (SPPDSBUI) b. bahwa organisasi profesi PABI turut bertanggung jawab terhadap mutti pelayanan kesehatan khususnya bidang pembedahan para anggotanya. c. bahwa dalam rangka melaksanakan tanggung jawab tersebut diatas Pengurus Pusal PABI menyusun dan menerbitkan buku Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialii Bedah Umum Indonesia bagi para anggotanya. Mengingat: 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Nasional (Lembaran Negara tahun 1992 Nomer 100, Tambahan Lembaran Negara Nomer 3495) 2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PABI 2002. 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 595/Men.Kes/SKMI/1993 tentang periunya pelayanan medis pada setiap sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan standar pelayanan yang beriaku. Memperhatikan: 1. Hasil Konker IKABI tanggal 6-7 April 2002 di Jakarta tentang diterimanya PABI kedalam IKABI. 2. Hasil Rapat Panitia Ad Hoc IKABI bersama OPPBS tanggal 8 Juni 2002 tonlnnn rancangan perubahan AD/ART IKABI Memutuskan Menetapkan: Pertama : Keputusan Pengurus Pusat PABI tentang Pemberlakuan Pelaksanaan Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (SPPDSBUI) yang ditetapkan berkekuatan secara Normatif bagi para anggotanya. Kedua : Kepada para anggota PABI yang dalam menjalankan pekerjaan pembedahannya ntuk mengacu pada setiap prosedur yang terdapat didalam buku SPPDSBUI tersebut. Ketiga : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diperbaiki sesuai keperluan. Ditetapkan di : Denpasar Pada tanggal : 10 Juli 2002



Dr. Dr. Med Paul Tahalele SpB. SpBTKV Ketua Umum Sementara Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xiv



PENDAHULUAN Dokter Spesialis Bedah didalam menjalankan dan mengamalkan profesinya mempunyai wewenang sesuai dengan kompetensi yang didapat selama pendidikan. Kompetensi tersebut meliputi: penguwtnni, pengetahuan dan teknologi dibidang Ilmu Bedah. kemampuan ketrampilan dan sikap-perilaku. Pengetahuan dan teknologi yang hams dikuasai seorang Dokter Spesialis Bedah Umum telnh dicantumkan didalam Katalog Pendidikan Program Studi Ilmu Bedah tahun 1997 maupun didalnm kurikulum dan panduan pendidikan di masing-masing Pusat Pendidikan. Demikian pula kemampun ketrampilan yang harus dikuasai dengan melalui pelatihan-pelatihan kerja, telah ditentukan didalam pendidikannya. Semua ini merupakan kompetensi Dokter Spesialis Bedah Umum, yang melipull pembedahan elektif, pembedahan darurat baik trauma maupun non trauma. Dengan demikian penanganan kasus-kasus bedah dilaksanakan oleh Dokter Spesialis Bedah Umum secara holistic, konprehensip dan fnultidisiplin. Untuk melengkapi pelayanan diperlukan kompetensi dibidany Traumatologi dan "Critical Care". Selaras dengan kemajuan dan pengembangan Pengetahuan dan Teknologi di bidang Ilmu Bedah yang demikian pesatnya, Dokter Spesialis Umum dituntut secara terus menerus dan dinaml* menguasai Pengetahuan dan Teknologi tersebut. Agar Dokter Spesialis Bedah Umum dapat bekerja secara optimal diperlukan acuan berupA satu standar pelayanan profesi Dokter Spesialis Bedah Umum mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Melindungi penderita pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar. 2. Melindungi Profesi dari tuntutan-tuntutan masyarakat yang tidak wajar. 3. Sebagai pedoman didalam pengawasan dan pembinaan praktek Dokter Spesialis Bedah Umum untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. 4. Sebagai acuan dan pelengkap Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta didalam menjalankan pelayanan kesehatan secara tepat 5. Sebagai pedoman sesama profesi dibidang spesialisasi bedah untuk saling menghorrr.ati dan menghargai kewenangan bidang keahlian masing-masing. Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum diartikan sebagai pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk didalam menjalankan profesi secara baik dan benar. Didalam aplikasi pelaksanaannya akan sangat tergantung kepada situasi dan kondisi setempat, khususnyi menyesuaikan dengan fasilitas dan sumber daya manusia. Karena itu Standar Pelayanan Profesi ini dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut sehingga menghasilkan standar yang lentur dan cukup sederhana untuk memenuhi keinginan melayani masyarakat sebaik-baiknya. Acuan ini merupakan prosedur untuk menangani kasus-kasus yang akan ditangani oleh Doktef Spesialis Bedah Umum. Telah dicantumkan batas-batas wewenang dari Dokter Spesialis Bedah Umum pada kasus-kasus tertentu yang harus dirujukatau yang dapat ditangani sendiri. Diharapkan rumah sakit pemerintah maupun swasta di seluruh Indonesia dapat menetapkan pelayanan kasus - kasus tersebut sesuai dengan buku Pedoman Standar Profesi. Dokter spesialis bedah umum didalam profesinya, mampu bersikap dan berperilaku secara bertanggung jawab serta mentaati semua ketentuan sesuai dengan standar pelayanan profesi di dalam menjaga mutu pelayanan. Sikap tersebut diatas perlu dilandasi dengan etika dan moral yang baik terhadap penderita, sejawat, dan mitra kerja yang lain sesuai dengan lafal sumpah dokter. Standar ini akan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi sehingga secara berkala akan selalu dievaluasi dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran. Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xv



TIM PENYUSUN Anggota tim terdiri dari beberapa Kepala Bagian Bedah, Ketua-ketua maupun sekretaris Program Studi Ilmu Bedah, Konsultan-konsultan maupun Dokter Spesialis Bedah senior lain yang sangat antusias didalam PABI untuk menyusun standar profesi ini. SusunanTim Penyusun dan Penasehat: Keputusan PP PABI No. 001/SK/07/2001 Ketua Sekretaris Anggota



: : :



Penasehat



:



Martopo Mamadi, dr. SpB Urip Murtedjo, dr. SpB (K) KL, PGD Pall Med (ECU) Dr. med.Dr. Paul Tahalele, SpB, SpB TKV Tjakra Wibawa Manuaba. dr. SpB(K) Onk, MPH Sunarto Reksoprawiro, dr. SpB(K)KL Faried W Husain, dr. SpB(K)DIG Sutamto Wibowo, dr. SpB (K) DIG Rochmad Idjrai, dr. SpB (K) DIG Sahal Fatah, dr. SpB,SpBTKV Didik Soediarto, dr. SpB (K) Onk Soetrisno Alibasah. dr. SpB (K) DIG Poerwadi, dr. SpB (K) BA Gatot Waluyo, dr. SpB (K) BA. Soejarsono, dr. SpB Timbang Simanjutitak, dr. SpB Purwoko, dr. SpB I Nengah Kuning Atmajaya.dr. SpB Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr. SpBS INW. Steven Christian, dr. SpB (K) Onk J. Iswanto, dr. SpB (K) Dig Dr Arjono Djuned Fbesponegoro,dr.SpB (K) DIG Prof. John Pieter, dr SpB (K) DIG Prof. Dr. IDG. Sukardja, dr. SpB (K) Onk Prof. Adrie Manoppo, dr.SpB (K) Onk Prof. Dr. Umar Kasan, dr. SpBS Prof. Syamsuhidayat, dr. SpB (K) DIG Prof. Widjoseno Gardjito, dr. SpU. Warko Karmadihardja, dr. SpB (K) DIG. Prof. Dr. med. Puruhito, dr. SpBTKV. Prof. Kamadi Thalut, dr. SpB (K) DIG. Prof. Dr. .IGN. Riwato, dr. SpB (K) DIG. Prof. Faried Nur Mantu, dr. SpB. (K) BA Prof. Basoeki Wiryowidjoyo, dr. SpBS



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



Suryanto, dr. SpB Budi Yuwono, dr. SpB. Basrul Hanafi. dr. SpB (K) DIG Yan Ngantung, dr. SpB, SpBP Agung Prasmono, dr SpB, SpBTKV I Wayan Sudarsa, dr. SpB (K) Onk HN. Nazar, dr. SpB Adjinul Bahri, dr. SpB Jimmy Panelewen, dr. SpB Purnohadi Utomo, dr. SpB Yoga Wijayahadi, dr. SpB. Kustiyo Gunawan, dr. SpB (K)BA. Hertanto, dr. SpB Heru Koesbianto, dr. SpB, SpBTKV. Tirta Hamijaya Rahardja, SpB. M.Noor Amrullah, dr. SpB. Purboyo, dr. SpB. Peter Manoppo, dr. SpB



xvi



POLA PEMBAHASAN Demi keseragaman dan kemudahan didalam mempelajari isi Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum, baik oleh kalangan sendiri maupun dokter spesialis yang lain, maka tim penyusun menganggap perlu untuk memperbaiki dan menyempumakan pola pembahasan yang dilakukan oleh Tim Studi PB-IDI. 1. Nomor ICD ( International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision) 2. Diagnosis Diagnosis atau nama penyakit atau sindroma ditulis sesuai ICD yang berlaku. Yang dimaksud disini adalah diagnosis utama. 3. Kriteria diagnosis Kriteria - kriteria yang dipakai untuk menegakkan diagnosis berupa pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. 4. Diagnosis banding Dicantumkan maksimum 3 (tiga) nama penyakit. 5. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan-pemeriksaan (laboratorium, radiologi, pemeriksaan khusus) yang diperlukan untuk menunjang diagnosis maupun untuk menyingkirkan diagnosis banding 6. Konsultasi Ditujukan kepada konsultan bedah dan spesialis lain yang terkait untuk penanganan bersama dalam menegakkan diagnosis dan terapi terhadap panyakit-penyakit penyerta maupun komplikasi yang terjadi. 7. Perawatan rumah sakit Dijelaskan periu dirawat inap atau rawat jalan, bersifat segera atau biasa. Perlu pula dijelaskan dalam kondisi yang bagaimana hal tersebut perlu dilaksanakan. 8. Terapi Dikatagorikan kedalam tujuan, cara, macam, waktu terapi dan terapi komplikasi a. Tujuan terapi: kuratif atau paliatif b. Cara terapi: bedah atau non bedah c. Macam - macam terapi: terapi utama, ajuvan, tambahan, komplikasi d. Waktu terapi: darurat atau elektif e. TeTapi komplikasi dari terapi. 9. Tempat pelayanan Kelas rumah sakit dan fasilitas yang minimal yang bisa dipakai untuk tempat pelayanan pembedahan. 10. Penyulit Dicantumkan komplikasi yang mungkin timbul, baik karena penyakitnya sendiri, maupun akibat tindakan atau terapi. 11. Informed consent Dinyatakan periu atau tidak. 12. Tenaga standar Dicantumkan tenaga yang berkompeten menangani kasus tersebut dan juga member!' kewenangan terapi yang dapat dilakukan (dokter umum, dokter spesialis bedah umum, dokte spesialis bedah Iain maupun konsuhan dokter spesialis lain) 13. Lama perawatan a. Khusus untuk penyakit tanpa komplikasi b. Untuk tindakan pembedahan, adalah lama perawatan pasca operasi rawat inap di Rumah Sakit. 14. Masa pemulihan Masa istirahat di luar rumah sakit sebelum dapat melakukan aktivitas kembali. Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xvii



15. Hasil Disebutkan keadaan penderita selesai tindakan pembedahan dan perawatan di rumah sakit Dapat disebutkan kemungkinan yang paling baik sampai kemungkinan yang pasti jelek (sembuh, menyembuh, sembuh dengan follow up, sembuh dengan komplikasi cacat fisik - mental atau kecacatan sampai kemungkinan kematian) 16. Patologi Khusus pada penderita yang dilakukan tindakan sesuai dengan indikasi. 17. Otopsi Diperlukan pada kasus kematian tidak wajar atau tidak jelas 18. Prognosis Disebutkan pada umumnya baik. dubouis ad bonam, dubouis ad malam, jelek. 19. Tindak Lanjut ( Follow up) Keadaan klinis penderita setelah penderita keluar rumah sakit sampai melakukan aktifitas sehari - hari. Sebagai pelengkap yang bersifat keharusan, dokter yang merawat harus membuat Catatan Medik (Medical Records).



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xviii



WEWENANG DOKTER SPESIALIS BEDAH UMUM INDONESIA



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xix



ICOPIM



5-541 5-541 5-467 5-461 1-644 1-694 5-454 5-505 5-413 5-520 5-524 5-460 5-470 5-470 5-511 5-511 5-442 5-438 5-454 5-530 5-493 5-491 5-484 5-454 5-485 5-514 5-458 5-458



1. Jenis Tindakan Bidang Bedah Digestif



1. Laparotomi 2. Torako-laparotomi (darurat) 3. Penutupan ptrforail sederhana 4. Pembuatan stoma (gastrostomi, Ileostomi, Kolostomi, Sigmoldostomi) 5. Rektoskopi / Anuskapi 6. Laparoskopik diagnostlk.(darurat) 7. Reaksi dan anastomosis usus 8. Prnanggulangan trauma hepar (darurat) 9. Splenektomi 10. Drenase pankreatitis (darurat) 11. Pankreasektomi (partial & darurat) 12. Eksteriorisasi 13. Appendektomi terbuka 14. Appendektomilaparoikoplk 15. Koleslitektomi terbuka 16. Kolcilitcktoml laparoskopik 17. Gastroenterostomi 18. Gastrektomi (partial) 19. Hemlkolektoml 20. Herniotomi 21. Hemoroidektomi 22. Fistulektomi, fistulotomi (Fisura ani) 23. Operasi Miles 24. Operasi Hartmann 25, Reseksl Anterior sigmoid 26. Pasang "T" tube 27. Rouxen Y anatomosis 28. Bypass enterotomi



DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



Bedah Umum



Bedah Orthope di



Bedah Urdogi



Bedah Saraf



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpBP DSpB (K) DSpB (K) DSpB Dig. BA (K) Onk Bedah Bedah Bedah Anak Bedah Plastik Digestif (khusus) Tumor



X X X X



X X X X



X X X X



X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X



X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X



X X X X X X X X X



*



DSpB (K) BL Bedah kepala leher



BSpBTKV Bedah toraks kardio vaskuler



DSpB (K) Vask Bedah vaskuler



X X X X X X X X X X X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xx



ICOPIM



5-541 5-541 5-467 5-460 5-537 5-542 5-530 5-630 5-468 5-540 5-496 5-542 5-624 5-643 5-537 5-554 5-496 5-640 5-433 5-413 5-625 5-483 5-542 5-401 5-401 5-470



2. Jenis Tindakan Bidang Bedah Anak



1. Laparotomi 2. Toraks laparotomi 3. Penutupan perforasi sederhana 4. Penbuatan stoma (gastrostomi, Ileostomi, koteitomi, ligmoidoshiml) 5. Operasi hernia diafragma traumatik 6. Selioplasti 7. Herniotomi 8. Ligasi tinggi hidrokel 9. Operasi invaginasi laparotomi 10. Operasi tumor retroperitoneal 1l. Operasi PSA RP terbatas 12. Operasi omfalokel 13. Operasi kriptorkhlimus 14. Operasi hypospadia 15. Repair Hernia diafragmatika kongenital / kel. diafragma kongenltal 16. Operasi Willema tumor 17. Anoplasti sederhana (cut back? 18. Circumsisi 19. Operasi piloromiotomi 20. Spleenektomi 21, Detorsitorsi testis & orkidopeksi 22. Anastomosis tarik trobos 23. Operasi kelainan umbilicus 24. Eksisi higroma 25. Eksisi limpangloma 26. Appendektomi



DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



Bedah Umum



Bedah Orthope di X



Bedah Urdogi



Bedah Saraf



X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpBP DSpB (K) DSpB (K) DSpB Dig. BA (K) Onk Bedah Bedah Bedah Anak Bedah Plastik Digestif (khusus) Tumor



X



X X



X X X X



X X X X



X X X X X X



X X X X X X X X X X X



X X



X X



X X X



X



X



X



X X X



X X X



X



X X X X X X X X X X X



DSpB (K) BL Bedah kepala leher



X



BSpBTKV Bedah toraks kardio vaskuler X X



DSpB (K) Vask Bedah vaskuler X X



X



X



X



X



X X



X X



X



X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxi



ICOPIM



3. Jenis Tindakan Bidang Bedah Onkologi



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



DSpBP



DSpB (K)



DSpB (K)



DSpB



DSpB



Dig.



BA



(K) Onk



(K) BL



BSpBTKV



DSpB (K) Vask



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah Anak



Bedah



Bedah



Bedah toraks



Bedah



Umum



Orthope



Urdogi



Saraf



Plastik



Digestif



(khusus)



Tumor



kepala



kardio



vaskuler



leher



vaskuler



di 1-599



1. Biopsy Insisional/biopsy cubit



X



5-860



2. Ekstirpasi tumor Jinak mamma



X



5-884



3. Ekstirpasi tumor jinak kulit /Jaringan lunak



X



X



X



X



X X



X



X



X



lainnya 5-261



4. Ekstirpasi tumor jinak parotis



X



X



5-655



5. Salphingo oophorektomi bilateral pada kanker



X



X



payudara 5-861



6. Mastektomi simpleks



X



X



5-869



7. Mastektomi subkutaneus



X



X



5-863



8. Mastektomi radikal .



X



X



5-862



9. Modifikasl mastektomi radikal



X



X



5-061



10.Strumektomi



X



X



X



5-063



11.Tiroidektomi pada Ca



X



X



X



5-403



12.Radikal neck dissection (RND) (classical)



X



X



X



5-262



13.Parotidektomi



X



X



X



5-885



14.Operasi tumor jaringan lunak



X



X



X



X



5-899



15.Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana



X



X



X



X



5-894



16.Flap kulit / otot



X



X



X



X



X „ \-



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxii



ICOPIM



4. Jenis Tindakan Bidang Bedah Onkologi



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



DSpBP



DSpB (K)



DSpB (K)



DSpB



DSpB



Dig.



BA



(K) Onk



(K) BL



BSpBTKV



DSpB (K) Vask



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah Anak



Bedah



Bedah



Bedah toraks



Bedah



Umum



Orthope



Urdogi



Saraf



Plastik



Digestif



(khusus)



Tumor



kepala



kardio



vaskuler



leher



vaskuler



di 1-599



1. Biopsy Insisional/biopsy cubit



X



5-860



2. Ekstirpasi tumor Jinak mamma



X



5-884



3. Ekstirpasi tumor jinak kulit /Jaringan lunak



X



X



X



X



X X



X



X



X



lainnya 5-261



4. Ekstirpasi tumor jinak parotis



X



X



5-655



5. Salphingo oophorektomi bilateral pada kanker



X



X



payudara 5-861



6. Mastektomi simpleks



X



X



5-869



7. Mastektomi subkutaneus



X



X



5-863



8. Mastektomi radikal .



X



X



5-862



9. Modifikasl mastektomi radikal



X



X



5-061



10.Strumektomi



X



X



X



5-063



11.Tiroidektomi pada Ca



X



X



X



5-403



12.Radikal neck dissection (RND) (classical)



X



X



X



5-262



13.Parotidektomi



X



X



X



5-885



14.Operasi tumor jaringan lunak



X



X



X



X



5-899



15.Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana



X



X



X



X



5-894



16.Flap kulit / otot



X



X



X



X



X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxiii



ICOPIM



5. Jenis Tindakan Kardiovaskuler



Bidang



Bedah



Toraks DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



Bedah Umum



Bedah Orthope di



Bedah Urdogi



Bedah Saraf



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpBP DSpB (K) DSpB (K) DSpB Dig. BA (K) Onk Bedah Bedah Bedah Anak Bedah Plastik Digestif (khusus) Tumor



DSpB (K) BL Bedah kepala leher



BSpBTKV Bedah toraks kardio vaskuler X



DSpB (K) Vask Bedah vaskuler



5-340



1. Torakotomi (darurat)



X



5-790



2. Fiksasi Internal Iga



X



X



8-740



3. Pemasangan WSD / drainase toraks



X



X



8-740



4, Perawatan trauma toraks konservatif



X



X



5-380



5. Rekonstruksi vaskular perifer (trauma)



X



X



5-371



6. Perikardiosenteis terbuka (darurat)



X



X



5-340



7. Reseksi Iga



X



X



5-051



8 Simpatektomi tomkal



X



X



5-051



9. Simpatektomi lumbal / simpatektomi periarterial



X



X



X



5-384



10. Stripting varises, eksisi varises, ligasi - komunikan



X



X



X



5-392



11. Operasi A – V shunt (Brecia – Cimino)



X



X



X



5-340



12. Opesi jendela toraka



X



X.



8-193



13. Perawatan verbal non bedah



X



X



X



5-382



14, Operasi aneurisma perifer



X



X



X



5-847 "



15. Debridement, amputasif gangren diabetik atau



X



X



X



X



X



X



X



X



penyakit y.l 5-884



16. Eksisi Hemangloma



X



5-380



17, Embolaktomi perifer darurat



X



.



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxiv



ICOPIM



5-572 8-134 5-554 5-557 5-622 5-565 5-578 5-636 1-652 5-571 5-611 5-590 5-590 5-550 5-550 5-603 5-630 5-550 5-551 5-643 15-624 5-562 5-580 5-580 5-566



6. Jenis Tindakan Bidang Bedah Urologi



1. Punksi buli-buli/sistostomi 2. Kateterisasi / businasi 3. Nefrektomi 4. Repair urehtra, ureter, ginjal (trauma) 5. Orkhidektomi 6. Ureterostomi eksterna (darurat) 7. Repair ruptur buli - buli 8. Vasektomi 9. Sistoskoplk, endoskopikdiagnostik 10. Section alta 11. Hidrokelektomi 12. Insist Infiltrat urin 13. Insist perirenal abses 14. Drenase pionefrosis IS. Nefrostomi 16. Prostatektomi terbuka 17. Ligasi tinggi Varikokel 18. Nefrolitokmi 19. Pielolitotomi 20. Operasi Hipospodia 21. Repair Kriplorkhismus & orkhidopeksi 22. Ureterolitotomi 1/3 tengah & proximal 23. Urethralitotomi 24. Urethrostomi eksterna 25. Uretero-ileo shunt



DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



Bedah Umum



Bedah Orthope di



Bedah Urdogi



Bedah Saraf



X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X



X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpBP DSpB (K) DSpB (K) DSpB Dig. BA (K) Onk Bedah Bedah Bedah Anak Bedah Plastik Digestif (khusus) Tumor



DSpB (K) BL Bedah kepala leher



BSpBTKV Bedah toraks kardio vaskuler



DSpB (K) Vask Bedah vaskuler



X X X X X X X



X X X X X X



,



X X X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxv



ICOPIM



7. Jenis Tindakan Bidang Bedah Plastik dan Rekonstruksi



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



DSpBP



DSpB (K)



DSpB (K)



DSpB



DSpB



Dig.



BA



(K) Onk



(K) BL



BSpBTKV



DSpB (K) Vask



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah Anak



Bedah



Bedah



Bedah toraks



Bedah



Umum



Orthope



Urdogi



Saraf



Plastik



Digestif



(khusus)



Tumor



kepala



kardio



vaskuler



leher



vaskuler



di 5-883



1. Debridement luka bakar



X



X



5-217



2. Repair fraktur tulang hidung



X



X



X



5-763



3. Repair fraktur tulang mandibula



X



X



X



5-763



4.Repair fraktur tulang Matella



X



X



X



5-893



S. Tandur alih kulit



X



X



5-831



6. Release kontraktur



X



X



X



5-884



7. Eksisi keloid



X



X



X



5-894 .



8. Labioplasti



X



X



X



X



5-275



9.Palatoplasti



X.



X



X



X



5-643



10.Operasi Hipopsoel



X



X



X



5-894



11.Flap Kulit / otot



X



X



X



X



X X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vask



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxvi



ICOPIM



8. Jenis Tindakan Bidang Bedah Orthopedi



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpB



DSpBO



5-792 5-792 1-503 8-310 5-783



1. Tindakan reposisi tertutup dan immobilisasi 2. Debridement fraktur terbuka gr I-II-III 3. Fiksasi eksternal 4. Amputasi ekstrimitas 5. Disatikulasi sendi kecil dan sedang 6. Pemasangan traksi (skeletal, skin, Gibson) 7. Tendon repair 8. Disartikulasi sendi besar : panggul, bahu, lutut 9. Reduksi Terbuka dan fiksasl Interna (ORIF): Nailing : Femur, Tibia Plate & Screw : remit-, Tibia, radius, ulna, Humerus Clavicula K. Wire : Tangan dan Kakl (Cerpalla, Tharsalia Phalanx) 10. Tension band wiring (tbw|: Olecranon, Patella, Ankle 11. Blopsi Tulang 12. Perawatan CTEV konservatlf 13. Sekwesterektomi / guttering



DSpBS



DSpBP



DSpB (K)



DSpB (K)



DSpB



DSpB



Dig.



BA



(K) Onk



(K) BL



BSpBTKV



DSpB (K) Vask



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah Anak



Bedah



Bedah



Bedah toraks



Bedah



Umum



Orthope



Urdogi



Saraf



Plastik



Digestif



(khusus)



Tumor



kepala



kardio



vaskuler



leher



vaskuler



di 8-208 5-795 8-330 5-847 5-840 8-40 5-824 5-844 5-792 8-362 5-792



DSpU



X X X X X X X X X X X



X X X X X X X X X X X



X



X



X



X



X X X



X X X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxvii



ICOPIM



9. Jenis Tindakan Bidang Bedah Orthopedi



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



DSpBP



DSpB (K)



DSpB (K)



DSpB



DSpB



Dig.



BA



(K) Onk



(K) BL



BSpBTKV



DSpB (K) Vask



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah



Bedah Anak



Bedah



Bedah



Bedah toraks



Bedah



Umum



Orthope



Urdogi



Saraf



Plastik



Digestif



(khusus)



Tumor



kepala



kardio



vaskuler



leher



vaskuler



di 5-011



1. Boor hole



X



X



5-011



2. Trepanasi trauma (fraktur cranium, EDH)



X



X



5-020



3. Reposisi fraktur Imprest



X



X



5-042



4. Repair saraf perifer



X



5-021



S. Eksisi meningokel & mielokel (sederhana)



X



X



X



'



X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxviii



ICOPIM



5-511 5-541 5-541 5-467 5-461 1-644 1-694 5-454 5-505 5-413 5-520 5-524 5-460 8-208 5-795 8-330 5-847 5-840 S-792 8-362 5-792 5-792 5-792 5-844 5-824 8-40 5-883 5-311 5-763



10. Jenis Tindakan Bidang Bedah Traumatologi



1. 1. 2. 3. 4.



Laparotomi Laparotomi Torako-laparotomi Penutupan perforasi sederhana Penbuatan stoma (gastrostomi, Ileostomi, koteitomi, ligmoidoshiml) 5. Rektoskopi / anuskopi 6. Laparoskopik dlagnostik 7. Reseksi dan anastomosis usus 8. Penanggulangan trauma hepar (darurat) 9. Splenektomi 10. Drenase pankreaotis (darurat) 1 l. Pankreasektomi (partial & darurat) 12. Eksterlorisasi . 13. Tindakan reposisi tertutup dan immobilisasi 14. Debridement fraktur terbuka gr I-II-III 15. Fiksasi eksternal 16. Amputasi ekstremitas 17. Disartikulasi sendi kecil dan sedang 18. Reduksi terbuka dan fiksasi Interna Nailing : lemur, tibia Plate & Screw : lemur, tibia, radius, ulna, humerus, davteula K. Wire : tangan dan kaki (carpalia, tarsalla, phalanx) 19. Tenston band wiring (tbw); olecranon, patella, ankle 20. Disartlkulail sendl besar: panggul, bahu, lutut 21. Tendon repair 22. Pemasangan Iraltsi { skeletal, skin, glisson ) 23.Tindakan pada trauma jarlngan lunak wajah 24.Trakheostoml 25.Repalr fraktui mandibuta



DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



Bedah Umum



Bedah Orthope di



Bedah Urdogi



Bedah Saraf



x . X X X X



X



X X X X X X X X X X X X X



X X X X X



X X



X X



X



X



X



X



X X X X X X



X X X X



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpBP DSpB (K) DSpB (K) DSpB Dig. BA (K) Onk Bedah Bedah Bedah Anak Bedah Plastik Digestif (khusus) Tumor



X



X



X



X X X



X X X X X



X X X X X



X X X X X X X X



X X X X X X X X



X



X X



DSpB (K) BL Bedah kepala leher



X



X



X X X



BSpBTKV Bedah toraks kardio vaskuler



DSpB (K) Vask Bedah vaskuler



X



X



X X



X X



X



X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxix



ICOPIM



5-763 5-216 5-340 5-790 8-740 8-740 5-380 5-371 5-883 5-537 5-011 5-011 5-020 5-042 5-021 8-134 5-554 5-557 5-622 5-565 5-578 5-572



11. Jenis Tindakan Bidang Bedah Traumatologi



26. Repair fraktur makslia 27,Repair fraktur zigoma 28, Repair fraktur nasal 29.Torakotomi 30. Fiksasi internal iga 31 Pemasangan WSD / drainase toraks 32.Perawatan trauma toraks konservatif 33.Rekontruksi vaskular perifer 34 perikardiosentesis terbuka 35. Debridement luka Dakar 39.0perasi Hernia diafragmatika traumatik 40. Boor hole 41.Trepanasi trauma (Fraktur cranium, EDH) 42. Fraktur reposisi impresi 43.Repair saraf perifer 44,Eksisi meningokel & mlelokel (sederhana) 45.Kateterisasi / businasi 46.Nefrektomi 47.Repair uretra, ureter, ginjal 48.Orkhidektomi 49. Ureterostomi eksterna 50. Repair ruptur buli-buli 51. Sistostomi



DSpB



DSpBO



DSpU



DSpBS



Bedah Umum



Bedah Orthope di



Bedah Urdogi



Bedah Saraf



x X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X



DokterSpeslalls Bedah Yang Berwewenang DSpBP DSpB (K) DSpB (K) DSpB Dig. BA (K) Onk Bedah Bedah Bedah Anak Bedah Plastik Digestif (khusus) Tumor X X X



X X



DSpB (K) BL Bedah kepala leher X X X



BSpBTKV Bedah toraks kardio vaskuler



DSpB (K) Vask Bedah vaskuler



X X X X X X X X



X X



X



X



X X X X X



X X X X X X X X



X X X X X X X



Catatan : sebagai dokter konsultan dari dokter spesialis bedah umum adalah DspBO, DspU, DSpBS, DSpBP, DSp(K) Dig, DSpB(K)BA, DSpB(K)KL, DSpBTKV, DSp(K)Vas



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



xxx



I. BEDAH DIGESTIF



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



31



1



ICD



:



2



Diagnosis



:



3



Kriteria diagnosis



:



S 27.8 ,S31, S. 35.S 36. S 37 Cedera pada toraks bagian bawah, abdomen, pinggang collumna, vertebralis - lumbalis dan pelvis. TRAUMA TAJAM ABDOMEN Ruptur Diaphragma S 27.8.1 Luka Terbuka Bokong S 31.0 Luka Terbuka Abdomen, Pinggang dan Inguinal S 31.1 Luka Terbuka Penis S31.2 Luka Terbuka Skrotum dan Testis S31.3 Luka Terbuka Vagina dan Vulva S 31.4 Luka Terbuka Multipel di Abdumen, Pinggang dan Pelpis S31.7. Ruptur Aorta Abdominalis S35.0 Ruptur V. Kava inferior S 35.1 Ruptur a. Soeliaka atau Mesenterika dan cabang – cabangnya S35.2 Ruptur V Porta atau V. Lienalis Dan Cabang – cabangnya S35.3 Ruptur VasaRenalis S35.4 Ruptur Vasa Iliaka Dan Cabang - cabangnya S 35.5 Ruptur Pembuluh Darah di Abdomen, Pinggang, dan rong Pelvis S.35.7 Ruptur Pembuluh Darah Lainnya di Abdomen, Pinggang dan Rongga Pelvis lainnyaS.35.8 Ruptur Limpa S 36.0.1 Ruptur Hepar & kandung empedu S 36.1.1 Ruptur Rankreas S 36.2.1 Ruptur lambung S 36.3.1 Ruptur Duodenum Ruptur Jejunum S 36.4.1 Ruptur Ileum Ruptur Colon S 36.5.1 Ruptur Rektum S 36.6.1 Ruptur organ intra abdomen Multiple S 36.7.1 Hematoma retroperitoneum S 36.8. 1 Ruptur Ginjal S. 37.0.1 Ruptur Ureter S. 37.1.1 Ruptur Kandung Kemih S. 37.2.1 . Ruptur Uretra S. 37.3.1 Ruptur Ovarium S. 37.4.1 Ruptur Tuba Falopi S. 37.5.1 Ruptur Uterus S. 37.6.1 Ruptur Organ Intra Pelvis Multipel S. 37.7.1 Ruptur Kelenjar Adrenal S. 37.8.1 Ruptur Kelenjar Prostat S. 37.8.1 Ruptur Vesikula Seminalis S. 37.8.1 Ruptur Vas Deferens S. 37.8.1 Mekanisme Trauma Trauma yarig disebabkan senjata tajam : Pisau, Sangkur, Celurit, Parang, Besi. Obeng, Gunting



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



1



4 5



Diagnosa banding Pemerinsaan penunjang



: :



Trauma yang disebabkan oleh senjata api. baik yang dengan kecepatan rendah ( Low energy velocity ) pun dengan kecepatan tinggi ( High energy velocity ) Tanda klinis. Sistim pernapasan dan hemodinamika Stabil Tidak stabil Inspeksi: Adanya luka atau luka - luka terbuka di regio toraks bagian bawah, regio abdomen, pinggang dan atau pelvis. Ada atau tidak ada eviserasi organ - organ intra abdomen dan atau epiplosil. Ada atau tidak ada distensi abdomen. Pada luka tembak, khususnya luka tembak senjata api harus ditentukan adanya luka tembak masuk dan apakah ada luka tembak keluar. Auskultasi: Auskultasi regio toraks ( kiri ) Suara napas menurun, bisa terdengar bising usus Auskultasi regio abdomen: Bising usus bisa normal, menurur. atau hilang. Palpasi: Nyeri tekan di kuadran tertentu atau seiuruh regio Abdomen, Defans muskuler, Nyeri takan lepas. Perkusi Perkusi regio toraks bagian bawah bisa normal atau redup atau timpani Pekak hati bisa positif atau negatif Nyeri ketok dinding abdomen Tes undulasi atau tes shifting dullness bisa positip, bisa negatip Colok dubur: Bisa normal Bisa ditemukan kelainan - kelainan : Prostat yang melayahg, laserasi pada dinding anorektum, teraba fragmentasi tulang - tulang panggul, nyeri pada perabaan di dinding anorektum, pada sarung tangan bisa ditemukan tetesan atau noda darah, berarti positif ada cedera pada saluran cerna Disesuaikan dengan fasilitas UGD / Rumah Sakit setempat Pilihan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi: Foto toraks posisi AP, Foto toraks dengan pemasangan pipa lambung,polos abdomen, Foto pelvis USG Lavase peritoneum diagnostik ( PL), IVP Uretro-sistografi,



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



2



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



:



Foto kontras saluran cerna bagian atas, CT scan abdomen, Angiografi, Indikasi USG sama dengan indikasi DPL: Flasien trauma dengan : Penurunan tingkat kesadaran Perubahan / gangguan fungsi sensoris Cedera pada organ - organ yang bertetangga Pemeriksaan fisik abdomen yang meragukan. Kemungkinan dokter putus kontak dengan pasien untuk waktu yang cukup panjang. Hasil DPL yang meragukan ( khusus untuk USG abdomen ) yaitu: Lekosit < 500/mm3, eritrosit < 100.000 / mm3 Rawat inap untuk tujuan observasi Tindakan resusitasi ABCD sesuai konsep ATLS kalau kondisi pernapasan dan hemodinamika penderita tidak stabil. Terapi konservatif: Terapi konservatif dilakukan bila tidak ada indikasi laparotoml segera, atau hasil pemeriksan penunjang tidak mengungkapkan adanya cedera organ intra abdomen yang nyata. Terapi konservatif dengan cara observasi,, dapat dilakukan sampai 2 x 24 jam. Terapi operatif: Laparotomi eksplorasi dengan insisi median Indikasi laparotomi eksplorasi: Tanda-tanda perdarahan intra peritoneal, yaitu adanya syok hipovolemi dengan distensi abdomen yang progresif. Tanda-tanda peritonitis generalisata Pneumoperitoneum pada foto toraks Pada foto toraks tampak gambaran hernia diafragmatika (Ruptur Diafragma) Cairan lavase keluar melalui pipa drenase rongga pleura Pada tindakan DPL, keluar darah > 10 ml atau cairan usus Hasil DPL positip berdasarkan analisa laboratoris, yaitu: jumlah eritrosit > 100.000/mm3 cairan lavase jumlah lekosit > 500/mm cairan lavase amilase > 20IU/L cairan lavase Eviserasi atau epiplosil Luka tembak senjata api Minimal Rumah Sakit Was C atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan massif Syok hipovolemik, yang bisa berakibat syok irreversibel Koagulasi intra vaskuler yang diseminasi (DIC) Koagulopathi, Hipotermia, Asidosis. SIRS - sepsis, ARDS, Pneumonia Pankreatitis pasca trauma, perdarahan saluran cerna, Gangguang fungsi hati. ARF (gagal ginjal akut) Gagal multi organ



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



3



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13



Lama Perawatan



:



14



Masa Pemulihan



:



15



Hasil



:



16 17 18



Patologi Prognosis Otopsi



: : :



Perlu Dokter spesialis Bedah Umum DokterSpesialis Bedah (K) Bedah Digestif Bervariasi, tergantung beratnya cedera Bisa berlangsung antara 10 hari - 3 bulan Juga bervariasi, tergantung beratnya cedera Bisa membutuhkan waktu antara 2 minggu - 3 bulan Cedera ringan: bisa sembuh tanpa gejala sisa Cedera berat: Kalau tidak ada penyulit, dapat disembuhkan dengan atau tanpa kecacatan Kalau ada penyulit, bisa sembuh dengan atau tanpa kecacatan, atau bisa meninggal dunia. Cedera mengancam nyawa: Bila timbul penyulit Bisa sembuh dengan atau tanpa kecacatan, atau bisa meninggal dunia Angka kematian bisa sampai > 70% Tergantung beratnya cedera Semua pasien trauma abdomen meninggal dunia perlu otopsi klinik.



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



4



ICD



:



2



Diagnosis



:



3



Kriteria diagnosis



:



S 27.8 ,S31, S. 35.S 36. S 37 Cedera pada toraks bagian bawah, abdomen, pinggang collumna, vertebralis - lumbalis dan pelvis. Ruptur Diaphragma S27.8.0 Kontusi Bokong dan Panggul S 30.0 Kotusio Abdomen, Pinggang dan Inguinal S 30.1 Kontusio Perineum dan Genital S 30.2 Ekskoriasi, Laserasi superficial S 30.7 multiple di Abdomen, Pinggang dan Panggul. Ruptur limpa S 36.0.0 Ruptur Hepar & kandung empedu S36.1.0 Ruptur Pankreas S36.2.0 Ruptur lambung S 36.3.0 Ruptur Duodenum Ruptur Jejunum Ruptur Ileum S 36.4.0 Ruptur Colon S 36.5.0 Ruptur Rectum S 36.6.0 Ruptur organ intra abdomen S 36.7.0 Multiple Hematoma retroperitoneum S 36.8.0 Ruptur Ginjal Kontusio Ginjal S 37.0.0 Hematoma retroperitoneum S 36.8.0 Ruptur Ginjal S 37.0.0 Ruptur Ureter S 37.1.0 Ruptur Kandung Kemih S 37.2.0 Ruptur Uretra S 37.3.0 Ruptur Ovarium S 37.4.0 Ruptur Tuba Falopi S 37.5.0 Ruptur Uterus S 37.6.0 Ruptur Organ Intra Pelvis Multipel S 37.7.0 Ruptur Kelenjar Adrenal S 38.2.0 Ruptur Kelenjar Prostat S 38.2.0 Ruptur Vesikula Seminalis S 38.2.0 Ruptur Vas Deferen S 38.2.0 Mekanisme Trauma Kecelakaan lalu lintas Jatuh dari ketinggian Kecelakaan keija Cedera olah raga Tindakan kekerasan atau penganiayaan Cedera akibat hiburan atau wisata Tandaklinis. Sistim pernapasan dan hemodinamika Stabil Tidak stabil Inspeksi: Dinding abdomen bisa tampak normal



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



5



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



Jejas pada dinding abdomen jejas pada dinding dada bagian bawah Abdomen tampak distensi Jejas dapat berupa : excoriasi, hematoma, Memar kulit, lacerasi Auskultasi: Auskultasi regio toraks ( kiri) Suara napas menurun, bisa terdengar bising usus Auskultasi regio abdomen: Bising usus bisa normal, menurun atau hilang. Palpasi: Nyeri tekan d: kuadran tertentu atau seluruh regio Abdomen, Defans muskuler, Nyeri tekan lepas. Perkusi Perkusi regio toraks bagian bawah bisa normal atau redup atau timpani Fekak hati bisa positif atau negatif Nyeri ketok dinding abdomen Tes undulasi atau tes shifting dullness bisa positip, bisa negatip Colok dubur: Bisa normal Bisa ditemukan kelainan - kelainan : Prostat yang melayang, laserasi pada dinding anorektum, teraba fragmentasi tulang - tulang panggul, nyeri pada perabaan di dinding anorektum, pada sarung tangan bisa ditemukan tetesan atau noda darah, berarti positif ada cedera pada saluran cerna Disesuaikan dengan fasilitas UGD / Rumah Sakit setempat Pilihan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi: Foto toraks posisi AP, Foto toraks dengan pemasangan pipa lambung,polos abdomen, Foto pelvis USG Lavase peritoneum diagnostik ( PL), IVP Uretro-sistografi, Foto kontras saluran cerna bagian atas, CT scan abdomen, Angiografi, Indikasi USG sama dengan indikasi DPL: Flasien trauma dengan : Penurunan tingkat kesadaran Perubahan / gangguan fungsi sensoris Cedera pada organ - organ yang bertetangga Pemeriksaan fisik abdomen yang meragukan. Kemungkinan dokter putus kontak dengan pasien untuk waktu yang cukup panjang. Hasil DPL yang meragukan ( khusus untuk USG abdomen ) yaitu: Lekosit < 500/mm3, eritrosit < 100.000 / mm3



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



6



6



Konsultasi



:



Bila diperlukan Konsultasi Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular



7



:



Rawat inap untuk tujuan observasi



8



Perawatan rumah sakit Terapi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13



Lama Perawatan



:



14



Masa Pemulihan



:



15



Hasil



:



Tindakan resusitasi ABCD sesuai konsep ATLS kalau kondisi pernapasan dan hemodinamika penderita tidak stabil. Terapi konservatif: Terapi konservatif dilakukan bila tidak ada indikasi laparotomi segera, atau hasil pemeriksan penunjang tidak mengungkapkan adanya cedera organ intra abdomen yang nyata. Terapi konservatif dengan cara observasi dapat dilakukan sampai 2 x 24 jam. Terapi operatif: Laparotomi eksplorasi dengan insisi median Indikasi laparotomi eksplorasi: Tanda-tanda perdarahan intra peritoneal, yaitu adanya syok hipovolemi dengan distensi abdomen yang progesif Tanda-tanda peritonitis generalisata Pneumoperitoneum pada foto toraks Pada foto toraks tampak gambaran hernia diafragmnllki (Ruptur Diafragma) Cairan lavase keluar melalui pipa drenase rongga pleum Pada tindakan DPL, keluar darah > 10 ml atau cairan usus > Hasil DPL positip berdasarkan analisa laboratoris, yaitu : jumlah eritrosit > 100.000/mm3 cairan lavase jumlah lekosit > 500/mm cairan lavase amilase >20 IU/Lcairan lavase Minimal Rumah Sakit Was C atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan massif Syok hipovolemik, yang bisa berakibat syok irreversibel Koagulasi intra vaskuler yang diseminasi (DIC) Koagulopathi, Hipotermia, Asidosis. SIRS - sepsis, ARDS, Pneumonia Pankreatitis pasca trauma, perdarahan saluran cerna, Gangguang fungsi hati. ARF (gagal ginjal akut) Gagal multi organ Perlu Dokter spesialis Bedah Umum DokterSpesialis Bedah (K) Bedah Digestif Bervariasi, tergantung beratnya cedera Bisa berlangsung antara 10 hari - 3 bulan Juga bervariasi, tergantung beratnya cedera Bisa membutuhkan waktu antara 2 minggu - 3 bulan Cedera ringan : bisa sembuh tanpa gejala sisa Cedera berat: Kalau tidak ada penyulit, dapat disembuhkan dengan atau



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



7



16 17



Patologi Otopsi



: :



18



Prognosis



:



tanpa kecacatan Kalau ada penyulit, bisa sembuh dengan atau tanpa kecacatan, atau bisa meninggal dunia. Cedera mengancam nyawa: Bila timbul penyulit Bisa sembuh dengan atau tanpa kecacatan, atau bisa meninggal dunia Angka kematian bisa sampai > 70% Semua pasien trauma abdomen meninggal dunia perlu otopsi klinik. Tergantung beratnya cedera



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



8



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: : :



S 36.0 CEDERA LIMPA Penyebab : umumnya akibat trauma tumpul dan trauM tembus abdomen Klinis Anamnesa: terdapat trauma tumpul pada perut kiri atas atau trauma dada kiri bawah dengan atau tanpa fraktur kosta, luka tusuk abdomen / totakal bawah Nyeri pada perut kiri atas, nyeri dapat menjalar pada bahu kiri Tanda-tanda sjok karena perdarahan Terdapat tanda-tanda cairan bebas dalam rongga perut Trauma perut dengan cedera organ disertai perdarahan dalam perut antara lain cedera lambung, cedera ginjal kiri, cidera hepar kiri Dilakukan DPL yang positif Pemeriksaan USG perut atau CT Scan Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap Dilakukan laparotomi eksplorasi sito dengan insisi pad.i (J tengah atas. Tindakan terhadap limpa: Cedera linier - dilakukan penjahitan secara matras. Cedera laserasi atau pedikel jika putus dilakukan pengangkatan limpa (splenektomi) disertai tandur ulang jaringan limpa kedalam Bursa omentalis Minimal Rumah Sakit kelas C atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang memadai Shock, perdarahan yang profus Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ± 5 – 7 hari ± 1 - 2 minggu Sembuh tanpa cacat Tidak diperlukan Diperlukan bila meninggal Baik bila penanganan cepat dan tepat



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



9



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



6 7



: : :



S 36.0 TRAUMA HEPAR (CEDERA HEPAR) Penyebabnya dapat berupa trauma tembus perut/ trauma tajam, maupun trauma tumpul Anamnesa, terdapat trauma tembus perut atas atau trauma tumpul pada perut kanan atas atau toraks kanan bawah Nyeri pada daerah hipokondrium kanan dengan atau tanpa jejas (trauma tumpui) Terdapat luka tembus perut (pada trauma tembus) Shock dengan tanda - tanda perdarahan dan tanda-tanda cairari bebas dalam rongga peritoneum Trauma perut dengan cedera organ disertai perdarahan, antara lain: cedera pankreas, cedera vaskuler, cedera ginjal duodenum, dan. limpa. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL) Ultrasonografi (USG) abdomen / CT Scan Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap Segera (cito) laparotomi eksplorasi dengan insisi pada garis tengah sebelah atas. Macam tindakan pada cedera hepar : Cedera linier : dilakukan penjahitan secara matras dengan benang yang tebal (no 1,0 atau 2,0) yang dapat diserap Laserasi segmental: dapat dilakukan reseksi secara wedge atau reseksi segmental dan ditutup dengan omentum Serasi yang luas dengan perdarahan profus dilakukan pemasangan tampon (DCS) yang sulit dihentikan dan dalam 2 x 24 jam dilakukan stabilisasi kemudian dilakukan reeksplorasi laparotomi untuk terapi definitif. DCS : Damage Control Surgery Catatan : Untuk mengatasi perdarahan yang hebat akibat saat melakukan tindakan diatas, dapat dibantu dengan tindakan pringle Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit Iain dengan fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan hebat saat pembedahan Perdarahan kembali pasca pembedahan Sjok hipovolemik Peritonitis kimiawi



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



10



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Hematobilia TRIAS : Hipotermia Asidosis Gangguan Koagulopati Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ± 5 – 7 hari ± 1 - 2 minggu Sembuh Diperlukan bila meninggal



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



11



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



:



19 - C 20 KARSINOMA REKTI Klinis Berak darah & lendir, berbau, gangguan kebiasaan BAB Nyeri saat BAB, tenesmus pada kasus lanjut, ileus obstruktif Colok dubur: a. Teraba tumor berbenjol, rapuh, tukak, mudah berdarah b. Ca.rektum letak rendah (2/3 bag. Bawah) umumnya dapat tercapai dengan baik c. Ca.rektum letak tinggi (1/3 bag. Atas) sering tak tercapai dengan colok dubur d. Ditentukan deskriptif tumor secara lengkap untuk menentukan resektabilitas - batas atas - bawah sirkuler mobilitas e. Dilakukan biopsi dari tumor patologi Disentri amoebia kolon Divertikufosis kolon Polip rektum Haemorrhoid & TBC rectum Penyakit usus inflamasi (IBD ) Proktokopi/rektoskopi, CTScan, Endo Ultrasonografi Ba inloop kolon. USG abdomen, foto toraks Dokterspesialis Bedah ( K) Digestif Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi Ca. Rektum 12 cm diatas anus dilakukan reseksi anterior Ca. Rektum kurang i2 cm dari anus : Tl Terjangkau - diferensasi baik diiakukan eksisi lokal Ca. Rektum 6-12 cm dari anus : - Stage I — reseksi anterior rendah ( LAR ) - Stage II/IH — terapi kombinasi multiple (MCT ) + Reseksi anterior rendah Ca. Rektum kurang 6 cm dari anus : - Stage I diferensasi baik — LAR / reseksi abdomino perineal (APR) - Stage 11/111— MCT + LAR/APR - Stage I diferensasi jelek — APR - Stage II/III — MCT + APR Minimal Rumah Sakit kelas C atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang memadai



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



12



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Perdarahan Kegagalan anastomosis Obstruksi ileus Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ± 7 – 14 hari ± 1 - 2 minggu Sangat diperlukan -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



13



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



10



Penyulit



11 12



Informed consent Tenaga Standar



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



6 7



: :



C16 KARSINOMA LAMBUNG Klinis Gejala anemia berat Anoreksia, BB turun, muntah, hematemesis, rasa nyeri epigastrium, massabdomen pace stadium lanjut Tukak peptikum - gastritis Perdarahan varices esofagus, sirhosis Barium intake" Foto Esofagogastrodudenoskopi Ultrasonografi, CT Scan . Endo USG Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap Rawat inap



:



Karssinoma gaster, resektabel a. a. Ca.terletakdi antrum, dilakukan sub total gastrektomi disertai pengangkatan omentum secara en-block, serta diseksi KGB. b. Ca.terletak pada korpus bagian dan ftirdus / cardia dilakukan total gastrektomi diseksi kelenjar disertai splenektomi. Rekonstruksi dengan Roux es Y-Esofagus jejunostomi Catatan : Terhadap tindakan diatas bila dirasakan kurang pengalaman sangat dianjurkan untuk konsultasi pada spesialis bedah K.Digestif. (RS tipeA/B) Terhadap Ca.Gaster non resektabel, dilakukan jejunostomi feeding (permanen) Terapi adjuvant ------ chemoterapi : Minimal Rumah Sakit kelas C atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang memadai : Perdarahan Kebocoran anastomosis - radang : Perlu : Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif : ± 5 – 7 hari : ± 1 - 2 minggu : (-) : Sangat diperlukan : : -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



14



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



C18 KARSINOMA KOLON Klinis Perubahan kebiasaan buang air besar Berak darah dan lendir Anemia dan diare untuk karsinoma kolon kanan Tanda-tanda obstruksi untuk kolon kiri pada fase lanjut teraba tumor dan metastase hepar Desenteri amoeba Polip rektum Divertikulosis kolon Hemoroid & TBC rektum Radang granulamatik usus Barium inloop Kolonoskopi Endo ultrasonografi USG/CTScan Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi Kolon kanan : hemikolektomi kanan Kolon transversum : Reseksi dan Reanastomose Kolon kiri : Hemikolektomi kiri Sigmoid : Chemoterapi di bawah Minimal Rumah Sakit kelas C atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan Kegagalan anastomosis Obstruksi ileus Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ± 7 – 14 hari ± 2 - 4 minggu Perlu Baik dalam stadium dini -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



15



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



C25 KARSINOMA PANKREAS Klinis Ikterus Berat badan turun, gatal gatal Kantong empcdu membesar (hydrops) (Courvosier) Batu saluran empedu Stenosis saluran empedu Kolangio karsinoma USG ST Scan ERCP Dokter Spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap untuk perawatan operasi dan tindakan Resektabel: Duodenopan kreatektomi cefalik Inresektable : By pass bilio digestif Minimal Rumah Sakit kelas C atau Rumah sakit yang ada fasilitas pembedahan yang memadai Ikterus Obstruksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ± 7 – 14 hari ± 2 - 4 minggu Perlu Baik dalam stadium dini -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



16



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: : :



C 50 - 51 RADANG GRANOLOMATIK USUS (Inflammatory Bowel Disease - IBD) Tukak kolitis (ulcerative colitis) Timbulnya tukak superfisial dimulai pada rectum, dapat menyumbat ke kolon (K51) Deitis terminalis (Crohn disease) Radang segmental yang mengenai seluruh lapis usus terutama pada ileum terminalis (K 50) Ulcerative colitis nyeri abdomen diare, berak darah seperti anemia. Ileitis terminalis nyeri abdomen diare, anemia, malnutrisi Gastroenteritis Irritable Bowel Syndrome (K 50) Kolitis Karsinoma kolon Barium enema foto Kolbnoskopi Dokter Spesialis (K) Digestif Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi Obat-obat : Sulfa salazin Indikasi Bedah : Penyulit (+) Perdarahan profus Resiko keganasan Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan Fistula enterokutan feus obstruksi Keganasan Fistula perianal Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ±7-14hari ±1-2 minggu Sangat diperlukan Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



17



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



: : : :



Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat Inap / rawat jalan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



C 40 - 41 HERNIA INGUINALIS LATERALIS / MEDIAI IS Daerah lipat paha Benjolan pada lipat paha, dapat keluar masuk. Dapat berupa hernia inguinalis lateralis, hernia inguinalis me-dialis (diatas lig. Inguinale), hernia femoralis dibawah lig. Inguinale Klinis dapat reponibilis, ireponibilis, inkarserata Hidrokel varikokel, Andesensus testis Laboratorium rutin



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Operasi segera bila inkarserata (Bassini) Operasi terencana untuk hernia reponibilis dan hemia ireponibilis (Bassini) Hernioraphy menurut Bassini /shouldice atau lebih baik dengan memakai Prolene Mesh (Lichtenstein) Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan, hematoma Untuk inkarserata: nekrosis usus, sepsis asidosis residif Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif ±7-14hari ±1-2 minggu Sembuh total -



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



18



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



K 35 - 37 APENDISITIS Dapat berupa: Apendisitis akut Periapendikuler infiltrat Periapendikuler abses Apendisitis perforata yang disertai peritonitis lokal atau Peritonitis umum Klinis Nyeri ke McBurney defance muscular Panas badan meningkat. kadang disertai muntah Masa -), pada periapendikuler infiltrat teraba masa yang nyeri tekan pada perut kanan bawah, defens muskuler (+) Nyeri tekan (+), colok dubur nyeri jam 09.00 Beda temperatur rektal dengan axiler lebih dari 1 derajat C Divertikulitis, limpa denitis Keradangan organ kandungan KET, torsio testis kanan Gastroenteritis - colitis Laboratorium rutin



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



: :



Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat Inap



:



Apendisitis kronis : direncanakan Apendektomi elektif Apendisitis akut : direncanakan apendektomi segera Periapendikuler abses : insisi, drainase Periapendikuler infiltrat : pertama dirawat konservasi medikamentosa yang adekwat, bila masa mengecil ukuran cm atau menghilang, dilakukari apendektomi dengan inil paramedian. Apendisitis perforata disertai tanda-tanda peritonitis lokal dilakukan apendektomi dengan insisi gradiron atau pall median. Bila ditemukan tanda-tanda peritonitis umum dilakuk laparotomi dengan insisi median Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Periapendikuler abses/ infiltrat Perforasi terjadi peritonitis



8



Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



19



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Periapendikuler infiltrat Perlekatan (ileus obstruktif) Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ±7-14hari ±1-2 minggu Sembuh total / cacat (-) -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



20



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



8



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



K80 KHOLELITHIASIS Kelainan ini dapat disertai keradangan kronis atau akut (kholesistitis kronis/ kholesistitis akut) Kolik perut kanan atas, kadang menjalar ke belakang dapat disertai radang akut kolesistitis atau penyumbatan kholestasis Pada pemeriksaan, nyeri tekan pada hipokondrium kanan, terdapattanda peritonitis lokal (defansmuskuler (+)), pertanda Murphy's positif Proses keradangan pada organ-organ di daerah hipokondrium, hepatitis, abses hepar, pankreatitis, kholangitis, ulkus peptikum Foto polos perut USG abdomen, hepato bilier Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat Inap Khoielitiasis disertai gejala direncanakan kholesistektomi secara elektif Khoielitiasis disertai radang akut, sebelum ada : Pelekatan (infiltrat) dapat segera dibedah Bila sudah ada masa dibari antibiotika sampai radang akut reda, baru dilakukan kolesistektomi Catatan : bagi yang mampu dan mempunyai pengalaman dapat dilakukan sito kholesistektomi Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan, hematoma Untuk inkarserata: nekrosis usus, sepsis asidosis residif Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif ±7-14hari ±1-2 minggu Sembuh total -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



21



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



K83 KOLESTASIS (SURGIKAL) Dikenal 2 macam : Kolestasis yang medikal, umumnya kelainan terletak intra hepatal. Contoh : intra hepatik - serosis hepatic - hepatitis Kolestasis, umumnya kelainan terletakekstra hepatikai. Contoh: kelainan duktus kholedokhus karena batu, sikatrik, stenosis pada papilla vatem / tumor pada kaput pankreas Terdapat warna ikterik (kuning) pada sclera, kulit rasa gatal pada tubuh. Tinja yang akholis. Kolik bilier pada chololitiasis. Pemeriksaan fungsi hati : bilirubin direk meningkat dari alkalifosfatase dan gamaglukoronil tranferase meningkat Batu empedu & koledokus, karsinoma kaput, pankreas, kolangio karsinoma USG, hepatobilier, foto gastroduodenal Pada USG : dapat ditemukan batu pada saluran bilier, adanya tumor pada kaput pankreas, adanya pelebaran dari saluran empedu intra maupun ekstra hepatal. Pada foto gastro duodenal dengan memakai kontras ditemukan bentukan angka-3 terbaiik pada proyeksi duodenum (Ca. caaput pankreas) CT Scan - Endo USG - MRCP Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat jalan dan rawat inap Tindakan pembedahan dapat bersifat: Kolelitiasis: - Kolesistektomi - Explorasi Karsinoma kaput pancreas - Resektabel --- duodeno pankreatektomi cephalic non resektabel - bypass billo digestif Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Kebocoran/ kegagalan penjahitan atau anastomose Perdarahan durante/ pasca pembedahan Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif ±7-14hari ±1-2 minggu Perbaikan klinik/ paliatif, penyembuhan total Biopsi lever, biopsi tumor -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



22



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



I 84 HEMOROID Dikenal: Hemoroid interna dan ekstema Keluar darah segar saat BAB, terutama saat feses akan keluar atau setelah feses keluar. Keluar benjolan lewat anus dapat masuk atau tidak dapat masuk (Grade I sd. IV)



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



Rasa nyeri pada dubur, kadang terasa gatal pada dubur Karsinoma rekti, polip rekti, prolaps rekti, keradangan GI tract (Proktitis) Proktoskopi, colok dubur



6



Konsultasi



:



Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan



7



Perawatan rumah sakit



:



rawat inap



8



Terapi Bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



Stadium I & II tanpa atau dengan perdarahan : rawat jalan, medikamentosa, pengaturan diet skleroterapi, ligasi ruber band Stadium HI & IV: MRS, ligasi ruber band, operasi haemoroidektorni Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Perdarahan, anemia grafts



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif Dokter Bedah TKV atau (K) Vaskular ±5-10hari ±1-2 minggu Sembuh total, cacat fisik (-) Diperlukan -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



23



1 2 3 4



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis Diagnosa banding



: : : :



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



8 9



Terapi Bedah Tempat Pelayanan



: :



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



K 60 FISTULA PERIANAL Dimuiai dengan radang septik, timbulnya abses dan fistula Radang spesifik, (TBC) Penyakit ileitis terminates Hydradenitis Sinus pilonidalis Keganasan kolon rektum Sondase Penyuntikan kontras / perhydrol pada lubang fistel Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif Rawat inap untuk persiapan operasi dan terapi Fistulotomi kalau periu bertahap ( setor) Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Inkontinensi alvi. Stenosis ani Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif ±5-10hari ±1-2 minggu Perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



24



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap



8 9



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah Tempat Pelayanan



K65 PERITONITIS UMUM Keradangan peritoneum dapat karena kuman ( septic ) atau kimiawi ( kemikal) peritonitis septic Misalnya pada apendisitis perforata, perforasi usus akibat tipus abdominalis, sedang peritonitis kimiawi misalnya perforasi lambung - pankreatitis. Nyeri tekan perut pada seluruh lapangan perut ( defance muscular) Riwayat trauma, riwayat infeksi Pengukuran' temperatur rektal dan temperatur axilar dengan selisih lebih 1 derajat C Pankreatitis Peritonitis septik Peritonitis kimiawi DPL, foto polos abdomen berbaring / diafragma



: :



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Laksanakan operasi segera Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Shoclvsepsis, periekatan usus Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K)Digestif ± 7 - 14hari ± 1 - 2 minggu Sembuh total, cacat (-) Diperlukan untuk trauma -



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



25



II. BEDAH ANAK



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



26



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



:



Q 39.0 ATRESIA ESOFAGUS DAN MALFORMASITRAKHEO ESOFAGUS Tanda dan gejala: Bayi tidak bisa menelan iudah segera setelah lahir, tampnl saliva berlebihan dan memeriukan penghisapan. Bisa terjad aspirasi, batuk, takhipnea dan hipoksia. Pasase pipa nasogastrii F 10. gagal mencapai lambung Foto polos leher, dada dan abdomen 1. Pada atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus tampak pipa nasogastrik menggulung di kantong atas esofagus dan udara di lambung dan usus 2. Pada atresia esofagus murni tanpa fistula dari atresll esofagus dengan fistula trakheo esofagus proksimal, tidak tampak adanya udara di lambung dan usus Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap Penatalaksanaan pra bedah : Menentukan rencana terapi dengan mengidentitifikasi resiko berdasarkan status fisiologi bayi. Syarat repair primer tanpa gastrostomi: a. Auskultasi paru tidak ada kelainan b. X - foto paru tidak ada kelainan c. Tidak ada kelainan jantung d. Ra 02 > 60 mm Hg (udara kamar) Pembedahan : Pada atresia esofagus dengan fistula trakeo esofagus dilakukan anastomosis esofagus ujung ke ujung melalui torakotomi kanan transpleural atau ekstrapleural Minimal rumah sakit kelas-B dengan fasilitas NICU Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai (fasilitas bedah anak & NICU ) a. Disfagia b. Refluks gastroesofagus c. Striktur anastomosis d. Kebocoran anastomosis e. Fistula trakheo esofagus berulang f. Trakheomalasia, obstruksi jalan nafas, penekanan vaskuler dan apnea reflektoris Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



27



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



± 21 - 30 hari (tanpa penyulit) ± 4 - 8 minggu (tanpa penyulit) Sembuh, sembuh dengan cacat atau meninggal Dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



28



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



Q40.0 STENOSIS PILORIK HIPERTROFIK Gejala: Muntah proyektil, mulai pada umur 2-3 minggu. Muntah tidak pernah berwarna hijau Tanda: Teraba " tumor" di hipokondrium kanan atau di daerah epigastrium (olive) Tampakgelombang peristalisis lambung di abdomen dari kiri atas ke ke kanan bawah Spasme pilorus Refluks gastro-esofagus Konfirmasi diagnosis jika tumor tidak teraba: 1. Ultrasound : Tebal otot pylorus > 4 mm Panjang kanal pilorus > 17 mm 2. Foto barium meal: String sign. Shoulder sign Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan Rawat inap



8



Terapi Bedah



:



Filoromiotomi ( Prosedur Fredet -Ramsted )



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Minimal rumah sakit kelas-B dengan atau tanpa fasilitas NICI) Rumah sakit lain dengan fasilitas pembedahan anak Perforasi mukosa Pilorus, paling sering di pyloro duodenal junction Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 3 - 4 hari ± 1 minggu Sembuh dengan follow - up Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



29



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



8



Terapi Bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Q41 ATRESIA DAN STENOSIS DUODENUM 1. Polihidramnion bulan ke 7 - 8 kehamilan 2. USG antenatal: Dilatasi lambung dan duodenum proksimal Muntah cairan jernih atau bercampur empedu beberapa jam setelah lahir. Distensi abdomen di sekitar epigastrium, d'stensi menghilangsetelah muntah. Defekasi bisa-normal Stenosis : Web/ windshock Atresia : Pankreas anulare Foto polos abdomen posisi tegak dengan kontras udara 1. Stenosis : Tampak udara kecil - kecil tersebar di distal duodenum 2. Atresia : Gambaran double bubble ( udara di gaster dan duodenum) Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap Penatalaksanaan pra-bedah : Dekompresi lambung, koreksi cairan dan elektrolit, menyingkirkan kemungkinan adanya kelainan penyerta yang lain. Pembedahan : Diamond shaped side to side duodeno duodenostomy. Bila perlu dilakukan pula Ladd's Procedure Minimal rumah sakit kelas-B dengan atau tanpa fasilitas NICU Kebocoran anastomosis dan sepsis lokal Perforasi mukosa Pilorus, paling sering di pyloro duodenal junction Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 3 - 20 hari ± 2 - 3 minggu Sembuh dengan follow - up Survival rate 90%, mortalitas sering disebabkan kelainan jantung dan kelainan kromosom



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



30



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



9 10 11 12



Tempat Pelayanan Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



Q41 ATRESIA DAN STENOSIS YEYUNO - ILEAL Hidramnion bisa diketahui terutama pada trimester ke III kehamilan Semakin tinggi letak sumbatan, semakin awal terjadinya muntah, abdomen tidak distensi, mekonium normal. Semakin distal letak sumbatan, distensi abdomen lebili mencolok, muntah terjadi kemudian, mekonium berwarna abu-abu Atresia kolon Volvulus Ileus mekonium Foto polos abdomen pada atresia yeyunal tampak beberapa gelembung udara dengan garis permukaan cairan di dalam lumen usus. Foto barium enema pada atresia ileum tampak mikrokolon (unused) Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap Renatalaksanaan pra-bedah: Resusitasi cairan dan elektrolit, dekompresi dengan pipa nasogostrik/ orogastrik untuk mencegah desakan pada diafragma, mencegah muntah dan aspirasi. Pembedahan : tergantung lokasi dan tipe atresia Minimal rumah sakit kelas-B dengarffasilitas NICU Kebocoran anastomosis dan sepsis local Short Bowel Syndrome Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 14 - 44 hari ± 3 - 6 minggu Sembuh dengan follow - up Mortality rate 11,2%



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



31



1



ICD



:



Q 79.0



2



Diagnosis



:



HERNIA DIAFRAGMATIKA KONGENITAL



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



Tanda dan gejala: Takhipnea, retraksi dinding dadn, ptititl, sianosis, abdomen skafoid, mediastinum bergeser beil-iwrninn dengan lesi di diafragma, auskultasi terdengar suara usus dl hemitoraks yang bersangkutan. Suara nafasmenurunkmjliim.i di hemitoraks yang bersangkutan Congenital cystic adenomatoid malformation dari paru Branchiogenic cyst Sarkoma paru X-Foto toraks Bayangan usus berisi udara di hemitoraks bersangkutan, jantung dan mediastinum bergeser beriawanan dari tempat lesi, paru yang hipoplastik tampak di bagian medial. Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap



9 10 11 12



Tempat Pelayanan Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



Penatalaksanaan pra-bedah : a. Stabilisasi dengan kontrol hipertensi pulmonal b. Pemberian cairan dan elektrolit c. Monitor CVP d. Monitor produksi urin e. Pasang pipa nasogastrik f. Pemeriksaan echocardiography Pembedahan : Approach trans abdominal melalui irisan subcostal. Reposisi organ viscra, eksisi kantong hernia, menutup defek. Defek kecil : Tutup primer, defek besar Tutup dengan prosthetic patch Minimal rumah sakit kelas-B dengarffasilitas NICU Kebocoran anastomosis dan sepsis local Short Bowel Syndrome Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 14 hari ± 2 minggu Sembuh atau sembuh dengan kecacatan Dubious



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



32



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap segera



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



Q 79.2 OMFALOKEL Bayi baru lahir. organ abdomen keluar melalui defekdi Sentra umbilikus, tertutup membran amnion di bagian luar dan lapisan peritoneum di bagian dalam Gatroskisis. X foto toraks, ekhokardiografi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



Umum: Pasang pipa nasogastrik Mencegah hipotermi Antibiotika profilaksis Merawat selaput omfalokel dengan pembalut basah dan untuk mencegah infeksi dan trauma mekanik Khusus: Omfalokel dengan ukuran defek 8-10 cm, tampak hepm usus: Diberikan bahan topikal untuk mempercepat epiteliaslisasi (silver sulfadiazine ), defek ditutup di kemudian hari Omfalokel dengan defek berukuran kecil dan sedang dilakukan repair langsung, bila defek tidak mungkin ditutup primer dilakukan penutupan bertahap dengan silastic silo. Minimal rumah sakit kelas -B dengan fasilitas NICU. Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan Kelainan jantung bawaan, refluks gastro-esofagus Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 60 hari ± 8 minggu Sembuh dengan cacat atau meninggal



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Dubious



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



33



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



Q79.3 GASTROSKISIS Defek dinding abdomen lateral kanan dari umbilicus Isi abdomen keluar melalui defek ( < 4 cm ), t idak tertutup peritoneum, usus tebal dan memendek oleh karena kontak cairan amnion in utero. Omfalokel pecah. X foto toraks, ekhokardiografi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Perawatan bisa segera dimulai segera setelah lahir a. Melindungi usus dengan pembungkus steril untuk mencegah kontaminasi, hipotermi. dan kehilangan cairan tubuh. b. Resusilasi cairan c. Antibiotika profilaksis d. Mempertahankan suhu tubuh Prinsip : Pembedahan : Reduksi organ visera ke dalam rongqa abdomen tanpa meningkatkan tekanan intra abdominal berlebihan (tidak lebih 20 mm Hg) a. Repair primer b. Repair bertahap Minimal rumah sakit kelas-B dengan fasilitas NICU Rumah sakit Iain yang mempunyai sarana pembedahan anak Ileus berkepanjangan Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 30 - 60 hari ± 6 - 8 minggu Sembuh atau Meninggal Dubious



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



34



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



Q79.5 GRANULOMA/ FISTULA UMBILIKALIS Duktus omfalornesenterikus persisten: Keluar cairan fekal darl usus atau cairan mukus dari sinus. Urakhus persisten: Keluar cairan berupa urin Fblip umbilikus, berhubungan dengan kista atau sinus Granuloma umbilikus : Keluar cairan semipurulen tanpa urin atau feses Omfalitis : Umbilikus kemerahan. edem, dan nyeri. Cepat berkembang menjadi selulitis dinding abdomen Omfalitis Sinogram, USG, CT Scan



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



1,2, dan 3 : Eksisi 4: Kauterisasi/lar. Nitras Argenti 5 : Insisi, drenase, antibiotika Minimal rumah sakit kelas-B dengan fasilitas NICU Rumah sakit Iain yang mempunyai sarana pembedahan anak Perdarahan, infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 1 - 3 hari ± 1 minggu Sembuh Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



35



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



Persiapan pra-bedah: a. Irigasi kolon, dekompresi lambung b. Resusitasi cairan c. Antibiotika Pembedahan: a. Kolostomi b. Definitif: Prosedur tank terobos. Minimal rumah sakit kelas-B Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan anak Kebocoran anastomosis Striktur Enterokolitis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 14 hari ± 12 - 24 minggu Sembuh atau sembuh dengan cacat



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Baik



:



Q 43.1 HIRSCHSPRUNG'S DISEASE. Tanda dan gejala tampak sejak lahir: a. Obstruksi akut usus : Distensi masif abdomen, muntah kehijauan, retensi cairan di usus, hipovolemi dan asidosis. b. Konstipasi berganti dengan diare dan distensi abdomen c. Tanda - tanda enterokolitis : Distensi abdomen, diare, muntah, panas, toksik d. Tidak ada keinginan untuk defekasi e. Tidak ada soiling f. Malnutrisi Konstipasi Atresia ileum Mekonium ileus Sindroma sumbatan mekonium Biopsi hisap dinding rectum: Tidak ditemukan sel ganglion usus Barium enema: Tampak transition zone Manometri anorektal: Kegagalan relaksasi dari sfingter ani internus pads saat rektum distensi Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



36



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter spesialis terkait Rawat Inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



Q56.1 INTUSSUSSEPSI Klinis Bayi/anak sehat, gizi cukup, tersering usia 5 - 9 bulan. 50% kasus di bawah usia 1 tahun. Trias intussussepsi: 1. Sakit kolik hilang timbul 2. Teraba masa, biasanya di abdomen kuadran kanan atas 3. Colok dubur didapatkan lendir darah Radiobgis barium enema tampak cupping dan coil spring Disentri amuba Ultrasound abdomen



:



9 10 11 12



Tempat Pelayanan Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



1. Terapi Non operatif: Manfaat barium enema (reduksi hidrostatik) terutama pada bayi dengan intussussepsi yang idiopatik. Tidak bermanl.ial mereduksi intussussepsi oleh karena lead point dnn intussussepsi ileo-ileal. Kontraindikasi berupa syok, sepsis, dilatasi masif usus halus peritonitis, perforasi dan gangren usus. Hidrostatik reduksi dengan barium enema merupakan prosedur yang potensial membawa resiko, berupa perforasi usus. Selain prosedur dilakukan, perlu kehadiran ahli bedah dan kamar yang sudah siap. Bayi dalam keadaan stabil, hidi cukup, terpasang infus. Tanda keberhasilan reduksi jika didapatkan refluks barium H ileum distal, klinis bayi rnembaik, diikuti defekasi barlufl spontan dan masa di abdomen menghilang. 2. Terapi operatif Indikasi : Tanda-tanda ppritonitis, syok, kegagalan reduksi hidrostatik. persiapan pra-bedah : Resusitasi, pasang prpa nascgasbfl antibiotika. Tehnik : Reduksi manual, observasi viabilitas usus dan lead point Reseksi dan anastomosis dilakukan jika reduksi manual gagal atau sudah ada gangren dan perforasi Minimal RS tipe C Kebocoran anastomosis Kebococran anastomosis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 7 - 14 hari ± 2 minggu Sembuh dengan follow up Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



37



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13



Lama Perawatan



:



14



Masa Pemulihan



:



15 16 17 18



Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : :



6 7



: : :



Q 42 MALFORMaSI - ANORECTAL Bayi lahir tidak punya anus. Letak tinggi: Tanpa fistula: pada invertogram jarak antara ujung rektum dengan anal dimple >lcm. Dengan fistula, fistula rekto-vesika, fistula Rekto uretra, fistula rekto vagina, fistula rektovestibular Letak rendah : Anus membranaseus Tanpa fistula : pada invertogram jarak antara rektum dan anal dimple 5 tahun : setiap 1 tahun sekali



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



76



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



8



:



Non Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



C49 KANKER JARINGAN LUNAK Keluhan: Tumor di ekstrimitas atau di tubuh yang tumbuh progresif Fisik; - Tumor subkutan di ekstrimitas, di kepala-leher, dinding tubuh, retroperitoneum dengan gambaran klinis yang sangat bervariasi tergantung dari lokasinya. dapat superfisial atau dalam. - Tumor tumbuh progresif, umumnya besar > 5 menguasi jaringan disekitarnya (tulang. kulit). - Tumor jaringan lunak pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan suatu tumor ganas. - Radiologi: X-foto lokaL CT-scan, MRI tampak tumor bebatas tidak tegas, menginfiltrasi kapsel atau jaringan disekitarnya ada bagian tumor yang nekrosis. dan pada arteriografi tampak tumor hiper-vaskuler, ada neovas-kularisasi Tumor jinak jaringan lunak, hematom, tumor abdomen. Diagnosis Radiologi: X-foto polos, CT-scan, MRI, Fatologi: biopsi, pemeriksaan spesimen operasi Staging 1. T : klinis, imaging, patologi dari biopsi /spesimen operasi (jenis histologi, derajat diferensiasi sel) 2. N : klinis, imaging, 3. M : klinis, imaging (x-foto toraks. USG abdomen, CT-l MRI), patologi Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan Tumor di ekstrimitas 1. Eksisi luas, 2. Eksisi kompartment, 3. Amputasi, 4. Disartikulasi Tumor di kepala. leher, dinding tubuh 1. Eksisi luas, 2. Reseksi dinding torak 3. Eksisi dinding abdomen Retroperitoneum : laparotomi / eksisi luas tumor Radioterapi: 60-70 Gy pre atau pasca bedah atau primm Kemoterapi, misalnya dengan CyVADIC Minimal RS. kelas-C. R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yang memadai Penyakit: perdarahan, anemi, invasi /penekanan struktur vital, sesak nafas, Terapi: perdarahan, infeksi, cacat berat Perlu Dokter Spesialis Bedah Urhum Dokter Spesialis Bedah Onkologi. Dokter Spesialis Bedah Kardiovaskular toraks.



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



77



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16



Patologi



:



17



Otopsi



:



18



Prognosis



:



19



Tindak lanjut



:



± 7 -14 hari ± 4 – 12 minggu atau cacat seumur hidup Stadium dini : bebas kanker Stadium lanjut : DFS atau OS diperpanjang ' St. sangat lanjut: tidak sembuh, paliasi 1. Malignant fibrous histiocytoma 2. Neurofibrosarkoma 3. Fibrosarcoma 4. Liposarcoma 5. Synovial sarcoma 6. Rhabdomyosarcoma 7. Leiomyosarcoma 8. Epitheloid sarcoma 8. Angiosarcoma 9. Mesenchymoma 10. Mesothelioma 11. Lain-lain Perlu untuk: konfirmasi diagnosis dan kasus kematian yang tidak jelas Stadium dini : baik Stadium lanjut : dubius St sangat lanjut: jelek 0-3 tahun : setiap 3 bulan sekali 3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali > 5 tahun : setiap 1 tahun sekali



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



78



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



8



:



Non Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



C64 KANKER GINJAL Kanker ginjal pada anak-anak 1. Keluhan: hematuria, tumor di pinggang 2. Fisik: Tumor di pinggang, uni atau bilateral 3. Radiologi: IMP: deformitas dari calices, tumor ginjal USG, CT-scan. MRI: tumor ginjal 4. Explorasi laparotomi: tumor dari ginjal Kanker ginjal pada orang dewasa 1. Keluhan: hematuria, nyeri di pinggang, ± keluhan paraneoplastik seperti: anemia, hipertensi, erythro-cytosli, hipercalcemia.Cushing sindrom, berat badan menuruni hiperpireksi 2. Fisik: terdapat tumor di daerah ginjal 3. Laboratorium: hematuria 4. Radiologi: a). IVP: ada filling defek dari calices atau pyelum b). USG -J CT-scan, MRI: ada tumor di ginjal terbatas atau meluas keluar ginjal c). Retrograde pyelografi: ada ekstensi tumor ke pelvis d). Angiografi: tumor hyopervasuler Batu pyelum. Tumor jinak ginjal, Kiste ginjal Diagnosis 1. Radiologi: IVR retrograde pyelografi, USG abdomen, d scan, MRI angiografi, venacavografi, 2. Laborat: darah, urine, BUN, creatinin, uric acid, S(K SGPT 3. Ratologis : pemeriksaan spesimen operasi (jenis hisloll derajat diferensiasi del) Staging T: Klinis, imaging, eksplorasi laparotomi, patologi N: Klinis, imaging, ekspioras' laparotomi, patologi M: Klinis, imaging, eksplorasi laparotomi, patologi Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan Nefrektomi radikal ± thrombo-embolektomi ± Diseksi kelenjar limfe retroperitoneal Radioterapi: pre atau'pasca bedah atau radioterapi primer Kemoterapi: dengan'FU, doxorubucin, mitomycin, cis-platin Minimal RS. kelas-C. R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai Penyakit: gagal ginjal, infeksi



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



79



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16



Patologi



:



17



Otopsi



:



18



Prognosis



:



19



Tindak lanjut



:



Terapi 1). Operasi: perdarahan,' infeksi. 2). Radioterapi: mual, muntah, diarhoea, badan lemes,nafsu makan turun 3). Chemoterapi: mual, muntah, diarhoea, badan lemes. nafsu makan turun leukopeni, alopesia. dsb. : Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Onkologi. Dokter Spesialis Bedah Urologi ± 7 -14 hari ± 12 – 24 minggu atau cacat seumur hidup Stadium dini : bebas kanker Stadium lanjut : DFS atau OS diperpanjang ' St. sangat lanjut: tidak sembuh, paliasi Epithelial / Adenocarcinoma a). Tubular card., b). Granular cell care, c). Renal cell care., d). Papillary care, e). Clear cell care, (hypernephroma) f). Carcinoid tumor Mesenchymal cell a). Fibrosacorna,: b). Mai. Fibroushistiocytoma c). Leiomyosarc.,, d). Rhabdomomyosarc, e). Hemangiosart. Complex mixed cells a Nephroblastoma; (Wilm tumor),, b). Teratoma Perlu untuk: konfirmasi diagnosis dan kasus kematian yang tidak jelas Stadium dini : baik Stadium lanjut : dubius St sangat lanjut: jelek 0-3 tahun : setiap 3 bulan sekali 3-5 tahun : setiap 6 bulan sekali > 5 tahun : setiap 1 tahun sekali



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



80



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8 9



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah Tempat Pelayanan



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi



: : : :



: :



D30 TUMOR JINAK SALURAN KENCING & TUMOR NON NEOPLASMA UROLOGI Keluhan : hematuria, disuria, Ginjal: USG: terlihat tumor kecil di ginjal, padat atau kisteui Pyelum : 1VP terlihat/if/ing de/ek di pielum Buli-buli: kistografi, atau kistokopi terlihat tumor kecil buli-buli 1. Tumor ganas 2. Urolithiasis 3. Infeksi Diagnosis 1. Labotarorium : darah, urine, BUN, kreatinine 2. Radiologi 1). Ginjal : IVR USG, retrograde pyelografi, 2). Pielum : IVR pieloskopi, FNA, sitologi. biopsi 3). Buli-buli: IVR kistografi, kistoskopi, 3. Sitologi: urine Patologi: FNA, TUR, spesimen operasi Staging: - (Hanya untuk tumor ganas) Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk diagnosis dan tindakan 1. Eksisi tumor 2. TUR Minimal RS. kelas-C. R.S. lain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai Penyakit: hematuria, infeksi Terapi: perdarahan, infeksi Perlu Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Onkologi. Dokter Spesialis Bedah Urologi ± 2 -5 hari ± 4 minggu atau cacat seumur hidup Keluhan dan tumor hilang Perlu untuk konfiirnasi diagnosis Jenis histologi: 1. Tumor jinak 1). Ginjal : adenoma, fibroma, mioma 2). Pielum : transitional cell papilloma, adenoma 3). Buli-buli : transitional cell papilloma, swuamous cell papiloma 2. Tumor non neoplasma: 1). Ginjal : kiste ginjal, hamartoma 2). Pielum : transitional cell metaplasia, metaplasia 3). Buli-buli : transitional cell metaplasia, squamous



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



81



metaplas., glandular metaplasia fibous polip, endometriosis, hamatoma, hamatoma, kiste 17 18 19



Otopsi Prognosis Tindak lanjut



: : :



baik -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



82



IV. BEDAH KEPALA LEHER



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



83



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



X-foto mandibula AP+Lat+Eisler,atau panoramik



: :



Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap segera



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



:



9 10



Tempat Pelayanan Penyulit



: :



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Interosseus wiring+arc bar, atau plating (dikerjakan sebelum 14 hari dari trauma), arc bar dilepas hari ke 30 Rumah sakit dengan sarana pembedahan yang memadali Maluniom Non union Osteomielitis Kekakuan sendi temporomandibuler Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi ± 3 hari ± 4 minggu Tulang mandibula union, maloklusi (-), sembuh Tidak perlu Tidak perlu baik



6 7



S 02.6 FRAKTUR MANDIBULA Trauma pada mandibula yang mengakibatkan diskontinuitas tulang mandibula, ditandai adanya maloklusi dan false move ment, bisa disertai edema dan nyeri tekan.



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



84



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



S 02.4 FRAKTUR MAKSILA Trauma daerah maksila yang mengakibatkan diskontinuitas tulang maksila, ditandai dengan adanya maloklusi dan floating maksila. Bisa disertai edema, nyeri, hematoma, periorbital, rinore X-foto Waters: Le Fort I : garis fraktur transversal bau/ah Le Fort II : garis fraktur pyramidal Le Fort III : garis fraktur transversal atas : Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap segera Suspensi frontosirkumferensial + arc bar, atau plating (dikerjakan sebelum 7 hari dari trauma) Arc bar bawah dilepas hari ke-30 Arc bar atas dan suspensi dilepas hari ke-60 : Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Maluniom Non union Osteomielitis Kekakuan sendi temporomandibuler Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi ± 3 hari ± 8 minggu Tulang mandibula union, maloklusi (-), sembuh Tidak perlu Tidak perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



85



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: : :



S 02.4 FRAKTUR ZIGOMA Trauma daerah zigoma yang menyebabkan diskontinuitas tulang zigoma, ditandai dengan adanya deformitas dan nyeri tekan. Bisa disertai hematom periorbital, diplopia, parestesi infraorbital, edema, enoptalmus atau eksoptalmus X-foto Waters, nampak garis fraktur, biasanya pada 3 tempat yaitu margo inferior orbita, silier dan arkus zigomatikus Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap segera Reposisi Gillies. Bila tidak stabil perlu fiksasi dengan interosem wiring atau plating Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Malunion Non union Osteomielitis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Piastik & Rekonstruksi ± 3 hari ± 4 minggu Tulang zygoma union, deformitas (-), gangguan okuli (-) Tidak perlu Tidak perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



86



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



X-foto bila curiga adanya fraktur tulang dibawah jaringan lunak



: :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperiukan) Rawat inap segera



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Debridemen yang bersih, eksplorasi struktur dibawah kulit yang ikut rusak. Jahit luka : Luka bersih : jahitan biasa Luka kotor: jahitan jangan terlalu rapat, kalau perlu beri drain hanschoen. Patokan : Cari masing-masing pasangan dari jaringan yang terkoyak Aposisi level muko kutaneus harus tepat Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi Defek akibat hilangnya jaringan Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum . Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi ± 5 - 7 hari ± 3 minggu Luka sembuh, infeksi (-) Tidak perlu Tidak perlu baik



6 7



S 00, S 01, S 07 TRAUMA JARINGAN LUNAK WAJAH Periukaan yang mengenai jaringan lunak wajah, bisa berupa trauma tajam, trauma tumpul atau ledakan. Ditandai adanya luka terbuka pada wajah, bisa bersih atau kotor tergantung macam dan tempat terjadinya trauma



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



87



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



X foto nasal



: :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap segera



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Reposisi segera, pasang tampon hidung dan gips kupu-kupu Tampon hidung dilepas hari ke 3-4, gips kupu-kupu ditepas hari ke-21 Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai malunion Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi ± 3 - 4 hari ± 4 minggu Tulang hidung union, deformitas (-) Tidak perlu Tidak perlu baik



6 7



S 02.2 FRAKTUR NASAL Trauma dacrah hidung yang mengakibatkan diskontinuitas tulang hidung, ditandai dengan adanya deformitas hidung, edema dan epistaksis



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



88



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



: :



6 7 8



: : :



Non Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



C. 73 KARSINOMA TIROID Benjolan di leher bagian depan, flout bergerak waktu menelan disertai tanda pernbesaran yang cepat, suara parau, sesak nafas, gangguan menelan, konsistensi keras, mobilitas terbatas, pembesaran kelenjar getah bening leher, FNAB keganasan {+) Tiroiditis kronis. struma adenomatosa FNAB X-foto leher (kalau perlu) Untuk staging: X-foto toraks, USG Abdomen, alkali fosfatase Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap segera Total tiroidektomi/near/ total tiroidektomi + FND bila metastase ke kgb leher/ Radiasi eksterra/interna (J-131), kemoterapi bila ada indikasi. Substitusiterapi levotiroksin Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Sesak nafas, suara serak karena lesi rekuren, kejang karena hipo-paratiroid, trakheomalaise, perdarahan Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi ± 5 hari ± 2 minggu Tumor terangkat secara prognostik Tidak perlu Tidak perlu Tergantung faktor prognostik Baik bila usia < 45 tahun ukuran tumor < 4 cm, tipe diferensiasi baik, tidak ada ekstensi



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



89



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



8



Terapi



:



9



Non Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



E 04, E 05, E 06 STRUMA Benjolan/ massa di trigonum koli anterior sebelah bawah. ikut bergerak keatas bila pcnderita melakukan gerakan menelan Bentuk bisa difus, uninoduler atau multi noduler. Bisa disertai gejala hipertiroidi (badan tambah kurus, gelisah, jantung berdebar, sering keringatan, sulit tidur, diare) atau gejala hipotiroidi (malas, mudah capek, ngantule tambah gemuk, obstipasi, mata sembab). Curiga ganas bila tumbuhnya cepal. sesak(+), disfagi(+), suara parau, benjolan keras, fixed, ada pembesaran kgb leher. Faal tiroid : T3, T4, TSH Biopsi aspirasi jarum halus untuk struma uninodosa atau curiga ganas BMR (pada saat rawat inap) Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap bila ada indikasi operasi Keganasan Hipertiroidi yang sudah teregulasi Gejala penekanan Keluhan kosmetik Operasi, macamnya tergantung proses patologis tiroid: M.Basedow : tiroidektomi subtotal Struma uninodosa : lobektomi subtotal Struma multinodosa : lobektomi/ tiroidektomi subtotal (tergantung jumlah lobus yang terkena) Tiroiditis kronis : ismektomi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Lesi N. rekuren, Hipcparatiroidi, Hematoma, Krisis tiroid (untuk M.Basedow), Hipotiroidi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah (K) Onk ± 2 hari ± 2 minggu Struma (-) perlu Tidak perlu Baik, kecuali karsinoma anaplastik atau lanjut.



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



90



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



8



Terapi Non Bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



C 77.0 PEMBESARAN KELENJAR GETAH BENING K & I. Pembesaran kelenjar limfe dicurigai ganas bila : Pembesaran progresif Tanpa tanda radang Ada tumor primer ditempat lain Tidak sembuh dengan antibiotika Benjolan teraba agak keras : Limfadenitis spesifik/ non-spesifik Limfoma maligna Metastase dari tempat lain : FNAB, biopsy FNAB, Biopsi eksisional, atau biopsy insisional Pemeriksaan darah lengkap Tumor marker bila ada fasilitas Pemeriksaan serologis (TB-DOT toksoplasma) CT-scan bila ada indikasi Dokter spesialis yang terkait (bila diperiukan) Poliklinis / opname bila perlu operasi dengan narkose Sesuai penyebab (radioterapi, kemoterapi, pembedahan, antibiotika) Sesuai penyebab (radioterapi, kemoterapi, pembedahan, antibiotika) Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Tergantung penyebab Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Onk. Dokter Spesialis Bedah (K) KL Tergantung penyebab Tergantung penyebab Pembesaran kelenjar getah bening dapat dieradikasi perlu Tidak perlu Tergantung penyebab



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



91



1 2 3 4



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis Diagnosa banding



: : : :



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



:



C. 07 TUMOR PAROTIS Benjolart di regio parotis pre/infra/post aurikuler Adenoma parolis, Karsinoma parotis, Metastase kelenjar getah bening parotis, Metastase karsinoma nasofaring Untuk keperluan staging karsinoma parotis: Bila tumor fixed: X-foto mandibula, CT-scan bila ada fasilitas X-foto toraks USG hepar Bone survey bila ada indikasi Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap Tumor operable : paratidektomi superticial periksa-poto beku jinak: paratidektomi superficial ganas: paratidektomi total Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Lesi N.VII Rstel liur Sindroma Frey Hematoma Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Onk. Dokter Spesialis Bedah (K) KL ± 4 - 5 hari ± 2 minggu Tumor terangkat radikal Tumor ganas: daya tahan hidup 5 thn tergantung stadium makin dini makin besar kemungkinan hidup 5 thn. perlu Tidak perlu Tumor jinak - baik Tumor ganas - Stadium dini: baik Stadium lanjut: jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



92



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



D 16.5 AMELOBLASTOMA Benjolan berasal dari tulang mandibula atau maksila (jarang) tak nyeri, tumbuh pelan (bertahun-tahun), konsistensi keras, kadang ada fenomena bola pingpong, gigi yang bersangkutan biasanya tak teratur Ossifying fibroma Kista odontogenik Giant cell tumor Mandibula : X-foto mandibula AP + Eisler atau panoramik Maksila : X-foto Waters + Hap Adanya gambaran kista multiple/ single Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap Reseksi megikutsertakan tulang sehat 1-2 cm d ari bates lesi + rekonstruksi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Perdarahan, hematom, fistel orokutan, lesi hipoglosus & lingualis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Onk. . Dokter Spesialis Bedah (K) KL. ±12 - 14 hari ± 4 minggu Tumor terangkat radikal perlu Tidak perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



93



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



:



8 9



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah Tempat Pelayanan



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



D 18.1 HIGROMA KOLI Benjolan di leher sejak lahir/ bayi, membesar sesuai pertumbuhan anak, bisa meluas ke wajah, rongga mulut, ketiak atau mediastinum, dinding tipis, konsistensi kistik, sering beriobi, sebagian berbatas jelas, tak nyeri tekan, transiluminasi (+) Lipoma, fimfangioma simpleks, hemangioma, kista brankhiogenik



: :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



: :



Ekstirpasi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Led struktur vital (pemb. darah, saraf, saluran nafas dan esophagus) hematoma, infeksi, edema laring Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Onk Dokter Spesialis Bedah (K)KL ± 5 - 7 hari ± 14 minggu Benjolan terangkat sebersih mungkin perlu Tidak perlu Baik kecuali bila sangat ekstensif



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



94



1 2



ICD Diagnosis



: :



K 11.6 RANULA



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



: : : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap untuk operasi



8 9



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah Tempat Pelayanan



Tumor kiste dibawah lidah akibat tersumbat muara kelenjar liur sublingual -



: :



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Eksisiparsial dan marsupialisasi dinding kiste Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Perdarahan Infeksi Perlu DokterSpesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah K&L ± 7 hari ± 4 minggu Muara kelenjar liur terbuka, kiste terdrainase Tidak perlu Tidak perlu Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



95



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap



8 9



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Tempat Pelayanan



D 10.3 TUMOR JINAK RONGGA MULUT Benjolan pada rongga mulut dengan batas jelas Fibroma, papiloma, epulis -



: :



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Eksisi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Perdarahan Infeksi Perlu DokterSpesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah K&L ± 7 hari ± 4 minggu Muara kelenjar liur terbuka, kiste terdrainase Tidak perlu Tidak perlu Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



96



1 2



ICD Diagnosis



: :



3 4 5



: : : : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap



8 9



Kriteria diagnosis Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Tempat Pelayanan



TUMOR JINAK JARINGAN LUNAK KEPALA DAN LEHER Benjolan pada jaringan lunak dikepala atau leher -



: :



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13



Lama Perawatan



:



14 15 16 17 18



Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : :



Eksisi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Perdarahan Infeksi Perlu DokterSpesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah K&L Kalau lokal anestesi bisa poliklinis Kalau dengan general narkose perlu opname 1 hari ± 4 minggu Tumor terangkat Perlu Tidak perlu Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



97



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap



8 9



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Tempat Pelayanan



Q 18.0 KISTA BRANCHIOGENIK Benjolan kistik di depan 1/3 atas m sternokleido mastrideus di leher akibat kelainan kongenital Higroma Tiroid aberan -



: :



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Eksisi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Hematom Infeksi Fistel Perlu DokterSpesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah K&L ± 7 hari ± 4 minggu Tumor terangkat Perlu Tidak perlu Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



98



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



C 00 – C 06 KANKER RONGGA MULUT Lesi di rongga mulut berbentuk bunga kol / ulserasi / peninggian yang tak hilang setelah 4 minggu, cenderung tumbuh cepat, bisa disertai rasa tebal atau nyeri. Kemungkinan ada faktor predisposisi seperti merokok, nginang, peminum alkohol, gigi runcing, hygiene mulut jelek, malnutrisi, lesi prakanker berupa leukoplakia, eritroplakia. Bisa disertai metatase pada kelenjar getak bening leher, biopsy positif Ulkus kronis benigna, granuloma Biopsi ≤ 1 cm, biopsy eksisional (dengan batas 1 cm keliling tumor) pada lokasi tertentu tumor > 1 cm. Biopsy insisional Untuk keperluan staging : Untuk mengetahui infiltrasi, bila tumor sangat dekat dengan tulang : X-foto mandibula AP + Eisler/panoramic serta X-foto maksila Waters + Hap. Mengetahui metastase jauh : X : foto toraks, USG hepar dan bone survey bila ada indikasi Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap Eksisi luas sampai 1 – 1,5 cm diluar jaringan patologis, nasograstrik feeding 7 hari, k/p rekonstruksi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi, dehisensi luka, fistula orokutan, chyloma, nekrosis, flap, seroma Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Onk Dokter Spesialis Bedah (K) KL ± 10 hari ± 4 minggu Sembuh total untuk stadium 1 Perlu Tidak perlu Stadium dini, baik Stadium lanjut, jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



99



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



:



8 9



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Tempat Pelayanan



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: : : :



K 09.0 KISTA ODONTOGENIK Benjolan pada mandibula atau maksila, tidak nyeri, ada gangren radiks atau gigi yang tidak tumbuh. X foto nampak gambaran kista single Kista radikuler Kista folikuler X foto mandibula AP/ Eisier, atau panoramik X foto maksila Waters/ Hap Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap Ekskokleasi (kuretase & ekstraksi gigi) Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi hematoma Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah (K) Onk. ± 5 hari ± 2 minggu Kista terangkat bersih Perlu Tidak perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



100



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap segera



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



K 12.2 FLEGMON DASAR MULUT Pembengkakan submandibular dengan rasa nyeri dan panas badan, kulit diatasnya kemerahan, rasa hangatdan nyeri tekan. Bisa disertai trismus dan mungkin ada riwayat sakit gigi sebelumnya -



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Insisi-drainase - kultur pus bila ada fasilitas Antibiotika sesuai dengan kuman penyebab Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Obstruksi jalan nafas Sepsis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL ± 3-5 hari ± 1-2 minggu Infeksi (-) Setelah infeksi reda, konsul doktergigi bila sumber infeksinya. dari gigi. Tidak Perlu Tidak perlu Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



101



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



8



Terapi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: :



L 02.0 ABSES MAKSILOFASIAL Pembengkakan di daerah maksilofasial yang terlokalisir, disertai rasa nyeri dan kadang disertai panas badan, kulit diatasnya kemerahan, fluktuasi (+), nyeri tekan (+) Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap segera bila : Lokasi didasar muiut, periorbital, nasofrontal Diameter > 6cm Insisi drainase - kultur pus bila ada fasilitas Antibiotika sesuai dengan kuman penyebab Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Obstruksi jalan nafas Sepsis Trombosis sinus kavernosus Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL ± 3-5 hari ± 10-14 minggu Abses (-1), infeksi reda Tidak Perlu Tidak perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



102



1 2



ICD Diagnosis



: :



Q 89.2 KISTA DUCTUS TIROGLOSUS



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



8 9



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Tempat Pelayanan



Benjolan di lehcrdaerah midline setinggi kartilago hioid, batas jelas, kistik, tak nyeri tekan, ikut bergerak keatas bila penderita menelan dan menjulurkan lidah Struma pada istmus Limfadenopati Kista dermoid -



: :



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Operasi prosedur Sistrunk Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Fistel Residif Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Onk Dokter Spesialis Bedah (K) KL ± 3 hari ± 14 minggu Benjolan terangkat bersih bersama salurannya Perlu Tidak perlu Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



103



V. BEDAH TORAKS – KARDIOVASKULAR



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



104



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



8



Terapi Bedah



:



Non Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



S.22.3.4 PATAH TULANG IGA Secara klinis patah tulang iga merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang iga karena rudapaksa atau penyakit Tanda dan gejala klinis berupa : pada inspeksi gerakan dinding toraks asimetris, deformitas pada paipasi nyeri tekaa, nyeri sumbu, krepitasi dari fragmen tulang yang patah. Kontusio muskulorum Laboratorium : pemeriksaan darah dan ECG untuk evaluasi klinis dan persiapan pembedahan Radsologi: foto polos rongga dada PA/LAT. Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait. Bila single, tanpa penyulit tak perlu rawat inap di rumah sakit Bila multiple dan atau bila terdapat penyulit perlu rawat inap di rumah sakit untuk observasi dan tindakan Obat-obatananalgetika,anestesi inffitrasi atau blok, perawatan konsevatif Fiksasi internal daerah fraktur dengan memakai clip " Shapp " costafix atau mini plate atau wire dengan bantuan anestesi umum atau anestesi lokal atau anestesi blok Syarat faktur tersebut tidak lebih dari 2 (dua) minggu Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Ruptur pleura parietalis dan empisema kutis. Ruptur jaringan paru. Pneumotoraks. Perdarahan dan hematotoraks atau hemotoraks. Osteomielitis. Perlu Dokter Umum (pertolongan pertama dan terapi konservatif Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks. ± 2 - 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulit ± 2 minggu bila tanpa penyulit Sembuh atau sembuh dengan kecacatan Khusus untuk fraktur patologis dan osteomielitis Perlu untuk kasus trauma atau kematian tidak wajar atau jelas. Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



105



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



S.21-29 LUKA TUSUK DINDING TORAKS Secara klinis luka tusuk dinding toraks beaipa luka (embus dinding toraks dan bisa melukai organ didalam rongga toraks atau rongga abdomen. Tanda dan gejala klinis berupa : Jejas, luka tusuk dinding toraks dan daerah abdomen bagian atas. Gejala dan tanda lainnya dapat berupa anemia, sesak, sucking chest wound, jejas atau luka tusuk dinding toraks terutama diantara garis mid klavikularis kanan dan garis axillaris depan kiri dapat melukai jantung dan pembuluh darah besar. Luka tusuk tembus & luka tusuk tumpul Laboratorium : DL dan EKG untuk keperluan evaluasi klinis dan persiapan operasi. Radiologi: foto polos toraks atau Echokardiografi (dilakukan hanya bila kondisi stabil) Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait. Rawat inap untuk observasi dan tindakan



:



Farmakologi: Antibiotika, analgetika, antipiretika



8



Non Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



Bila pasien dalam keadaan tidak stabil dan bila ada indikasi, segera resusitasi cairan dan cardio pulmonal, berikan 02 (tindakan A ,B ,C ). Rasang pipa toraks WSD, bila perdarahan > 800 cc (anak 300) (pada saat pemasangan pipa toraks setelah trauma atau 3-5 cc/Kg.BB. berturut-turut selama 2 jam pertama segera dilakukan torakotomi antero lateral). Bila ada sucking chest wound atau pneumotoraks terbuka, luka ditutup dulu dengan bahan kedap udara lalu dipasang pipa toraks WSD, atau langsung intubasi dan di pasang ventilator. Pada luka tusuk daerah torakoabdominal, dibawah ICS VII, bila tembus fascia dilakukan torakolaparotomi. Bila trias Beck positif atau disertai syok berat dan perdarahan masif dilakukan eksplorasi torakotomi kiri melalui ICS V dan selanjutnya terapi definitif. Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Hematopneumotoraks. Kontusio paru Pneumonia Prolong ventilator Osteomyelitis kosta Empiema toraks Perlu Dokter Umum (pertolongan pertama, pasang pipa toraks Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



106



Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks Dokter Spesialis Bedah (K) Digestif Dokter Spesialis Bedah (K) Anak (usia 800 cc) langsung atau 3-5 cc/kg b.b. per jam Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Syok hipovolemik Rbrotoraks atau Schwarte Empiema torakis Perlu Dokter Umum (pertolongan pertama, punksi rongga toraks, pasang pipa toraks WSD) Dokter Spesialis Bedah Umum. Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. ± 7-14 hari ± 1-2 minggu Sembuh atau sembuh dengan kecacatan Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



110



1 2



ICD Diagnosis



: :



S.26.0 TAMPONADE JANTUNG



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



Secara klinis tamponade jantung merupakan suatu keadaan dimana terjadi kompresi jantung akibat efusi cairan atau penumpukan darah did alam kantong perikard yang berlebihan hal ini dapat disebabkan karena trauma atau penyakit Tanda dan gejala klinis berupa : Pada anamesa adanya riwayat trauma atau penyakit lainnya Pada pemeriksaan fisik terdapat : a. Tris beck, hipotensi, bendungan vena leher (CVP meningkat) suara jantung menjauh b. Nadi meningkat, sesak nafas, pulsus paradoksus , CVP meningkat (tidak semua pasien) Pneumatoraks tension Hematotoraks Perikarditis konstriktiva Laboratorium : DL, saturasi O2 Kardiologi : EKG, Ekokardiografi Radiologi : foto polos toraks AP Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk observasi dan tindakah



:



Perakardial window



8



Non Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



Transfusi darah, antibiotika, anagetika Perikardiosintesis Bila perikardiosintesis gagal dilanjutkan dengan torakotomi anterior kiri ICS V Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Syok kardiogenik, henti jantung Perlukaan jantung dan arteri vena besar atau paru Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum. Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis jantung dan pembuluh darah Dokter spesialis bedah (K) toraks ± 7-14 hari ± 1-2 minggu Sembuh atau sembuh dengan kecacatan atau meninggal Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



111



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



I 74 EMBOLI ARTERI AKUT Secara klinis emboli arteri akut merupakan tersumbatnya aliran darah arterial oleh embolous atau gumpalan darah yang mengikuti aliran darah. Tanda dan gejala klinis berupa : sindroma iskemik secara mendadak pada Ekstremitas yaitu 5 P Pain, Parestesia, Paralysis, Pulselessnes & Pallor Trombosis vena akut ( DVT) Laboratorium : DL, Studi hemostasis , LFT, RFT, Saturasi 02 pada arteri perifer Kardiologi : EKG, Ekokardiografi. Radiologi : Doppler ultrasonografi atau arteriografi Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk observasi dan tindakah



:



Embolektomi dengan Kateter Fogarfy.



8



Non Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Obat-obatan antikoagulan, Trombolitik dan penanganan terhadap sumber emboli, seperti aterial fibrilasi, aneurisma aorta abdominalis. Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Nekrpsis Emboli berulang Infeksi Pendarahan luka operasi Perlu Dckter Spesialis Bedah Umum. Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah . Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular ± 5-10 hari ± 2 minggu Sembuh atau sembuh dengan kecacatan Baik, bila terjadinya kurang dari 8 jam



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



112



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



8



:



Non Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14



Lama Perawatan Masa Pemulihan



: :



I 80.2 DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT) Secara klinis DVT mcrupakan pembuntuan aliran darah vena dalam pada ekstrimitas bawah dan hal ini disebabkan adanya thrombus yang menyumbat Tanda dan gejala kiinis berupa: nyeri tekan pada betis, pada pemeriksaan terdapat Homans sign yattu nyeri pada otot-otot betis bila kaki dorso flexi, pitting edema atau bcngkak yang luas dan kemerahan disertai peningkatan suhu tubuh bila disertai infeksi, phlegmasia alba dolens (milk leg = pucat) atau pucat. Kemudian disusul dengan phlegmasia cerulea dolens (blue leg = sianosis), disertai gangguan sensoris dan motoris. bila telah terjadi penekanan pada sistem arterial. Selulitis, miositis. osteomielitis, fraktur dengan sindroma kompartemen Laboratorium : DL dan studi koagulasi. berupa hitung trombosit, prothrombin time (PTT), activated partial throm« boplastin time (APTT), dfl. Pletismografi (bila ada fasilitas). Doppler ultrasonografi (bila ada fasilitas). Venografi atau plcbografi (bila ada fasilitas). Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk observasi dan tindakah Thrombektomi dengan kateter forgaty dengan indikasi di vena besar dan dalam dan waktu kurang 72 jan 1 yang rasa nyeri. Tirah baring dengan kaki elevasi 8-10 inci. Tungkai di balut dengan bebat elastis dan diberi antiplogestikum sepcrti zinkzalf. Obat-obatan antikoagulan, trombolitik aterial fibrilasi, aneurisma aorta abdominalis. Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Plebitis, sepsis, gangren, emboli paru. Perlu Dokter Urnum (perawatan konservatif). Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular Dokter Spesialis Hemalagi ± 7-14 hari ± 2 – 6 bulan



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



113



15



Hasil



:



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Sembuh tidak sempurna atau meninggal bila terjadi emboli paru (PE) Dubois atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



114



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



8



:



Non Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



J 86.9 PIOTORAKS ( EMPIEMA TORAKS ) Secara klinis piotoraks merupakan terkumpulnya pus didalnm rongga pleura dan hal ini disebabkan oleh infeksi. Tanda dan gejala klinis berupa: Pada inspeksi gerakan dinding toraks sisi yang bersangkutan tertinggal, pada perkusi, redup, pada auskultasi suara nafas menurun, pada punksi pleura keluar pus yang encer atau kental Kilotoraks Efusi Pleural karena penyebab lain, seperti metastasis karsinoma. Laboratorium : Dilakukan pemeriksaan DL, LFT dan RFT untuk keperluan evaluasi klinis. Mikrobiologi :TesRivalta, teskultur dan tes kepekaan kuman pemeriksaan gram cairan pleura dan BTA sputum. Radiologi : foto polos toraks Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk observasi dan tindakah Ada 4 prinsip dasar Drainase pus secepat dan sedekat mungkin.(bila pus encer bisa melalui puksi atau bila pus kental langsung memasang pipa toraks) Mengembangkan paru seoptimal mungkin ( > 50 % ). Menguraftgi dead space ( < 50 % ). Memberantas atau eradikasi infeksi. Membuat window - thoracostomy Obat-obatan antibiotika, analgetika, a antipiretika dan fisio terapi nafas Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Schwarte atau fibrosis pleura dan paru Pneumonia Sepsis Piotoraks berulang Piotoraks necessitasis Perlu DokterSpesialisBedahUmum. DokterSpesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. DokterSpesialisParu. Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks ± 10 - 30 hari ± 2 minggu Sembuh atau sembuh dengan kecacatan berupa schwarte berulang atau fibrosis pleura dan paru Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



115



1 2



ICD Diagnosis



: :



I 83 VARICES TUNGKAI



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



Secara klinis varises tungkai merupakan pelebaran, pemanjangan dan berkelok-kelok pembuluh batik vena pada ekstremitas bawah. Tanda dan gejala klinis sesuai stadium klinik (stadium I s/d IV) berupa: keluhan tak khas (I), pelebaran vena (II), varices tampak jelas atau varices yang massif (ID), ulkus atau gangren (IV) Tes klinik: Perthes, Trendelenburg. Sindroma insufisiensi vena kronik Laboratorium: pemeriksaan darah untuk persiapan operasi



: :



Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk tindakan (stadium III, IV).



:



Striping, Eksisi / Ekstraksi, Ligasi venakomunikan untuk stadium III, IV. Eksisi ulcus, ligasi venakomunikan, transplantasi kulit untuk stadium IV.



6 7 8



Non Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



Terapi sklerosis dan bebat elastik. (stadium I dan II) dan obatobatan phlebotropik Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Ulkus varicosum Nyeri Tromboflebitis Sepsis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular ± 5 - 10 hari ± 2 minggu Sembuh atau sembuh dengan kecacatan



16 17



Patologi Otopsi



: :



-



18



Prognosis



:



Baik atau dubious



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



116



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



8



:



Non Bedah



9 10 11 12



Tempat Pelayanan Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



E. 10 – E 14.5 GANGREN DIABETIK Secara klinis gangren diabetik ditandai dengan kematian jaringan yang terjadi akibat makro dan mikro angiopati diabetik dan disertai atau tanpa disertai faktor trauma atau infeksi. Tanda dan gejala klinis berupa : Berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam derajat menurut Wagner (derajat I s/d V). Ulkus atau gangren bersifat tidak nyeri karena neuropati. Tanda insufisiensi vaskular karena angiopati. : Gartgren karena PAPO (Penyakit arteri perifer oklusif) Penyakit arterio sklerotik obliterans Ulcus trophicum atau ulkus trofik karena varices tungkai Laboratorium : pemeriksaan DL, BSN Mikrobiologi : kultur pus dan tes kepekaan kuman. Radiologi : foto polos ekstrimitas, doppler USG bila ada indikasi gangguan vaskular Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk tindakan (nekrotomi, debridement, disartikulasi, amputasi) dan regulasi gula darah Pertama-tama perhatikan vaskularisasi : Insisi drainage abses Nekrotomi atau debridement Disartikulasi atau amputasi ekstrermitas Rekonstruksi vaskuler Fengendalian penyakit DM, bbat-obatan antiagregasi trombosit, antikoagulansia. Perawatan lokal ulkus.infeksi selulitis, abses, osteomelitis. Antibiotika sesuai kultur dan tes kepekaan, secara empiris dapat diberi kombinasi gol Gram (-), Gram (+) dan anaerob. : Minimal rumah sakit kelas-D Kaki diabetik, Gas gangren, Sepsis Perlu Dokter Umum (perawatan konservatif dan insisi, nekrotomi, debridement) Dokter Spesialis Bedah Umum. Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular Dokter Spesialis Penyakit Dalam. ± 14 - 30 hari ± 2-4 minggu Sembuh dengan kecacatan atau meninggal Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



117



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



: :



8



I 73.1 BUERGER IS DISEASE atau Penyakit Arteri Perifer Oklusif (PAPO) Secara klinis penyakit arteri perifir oklusif ditandal dengan penyempitan dan pembuntuan pembukih arteri di ekstrimitas karena proses radang, tromboangitis obliterans atau penyakit kologen. Tanda dan gejala klinis biasanya terjadi pada : Laki-laki muda yang perokok berat disertai nyeri pada extermitas bawah menurut stadium Fontaine (I, IIa. Hb, 111,1V). Pada inspeksi kulit kaki: Hiperpigmentasi kulit, Kuku jari kaki menebal, Atrofl otot ekstrimitas bawah, Uiserasi atau gangrene pada ekstrimitas bawah. Penyakit arteri oklusi karena emboli kronik . Penyakit Vasospastik (Raynaud's). Arterio sklerosis obliterans. Laboratorium: Darah rutin Kardiologi : ECG, Ekhokardiografi. Radiologi : Arteriografi atau doppler USG Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk observasi dan tindakan.



: Simpatektomi, nekrotomi, debridement,.amputasi



9



Non Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi



: : : :



Berhenti merokok dan obat-obatan vasodilator, antikoagulan Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Ulserasi dan gangren yang progresif, infeksi di daerah ulcus dan sepsis. Pada Torakal Simpatektomi, Pneumetoraks, Hematotoraks. Pada Lumbal Simpatektomi : Cedera vaskular dan Incontenentia buli-buli Perlu Dokter Umum (terapi konservatif) Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular. ± 7 - 4 hari ± 2-4 minggu Sembuh dengan kecacatan Spesimen diambil dari lesi dan ganglion simpatikus.



17



Otopsi



:



-



18



Prognosis



:



dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



118



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang Konsultasi



:



: :



Ligasi pembuluh aferen dan eferen pada sistem vena .



9



Perawatan rumah sakit Terapi Bedah Non Bedah Tempat Pelayanan



T 14.5 A-V SHUNT ATAU A-VISTULA ARTERI - VENOSA Secara Winis A-V shunt atau A-V fistel merupakan hubungan antara pembuluh darah arteri dan vena karena trauma atau kelainan arteri - venosa Tanda dan gejala klinis ditandai dengan : adanya riwayat trauma di daerah lesi, pada inspeksi flebektasi atau pelebaran vena di distal dan proksimal fistel, pada palpasi massa yang berdenyut dan kompresebel, pada auskultasi terdengarbising yang kontinyu. Pada kelainan A.V ada penyakit dan yang membentuk malfungsi A-V (AVM) Aneurisma. Hemangioma. Teleangiektasis. Angiosarkoma. Laboratorium : DL dan ECG untuk persiapan operasi Radiologi : Doppler ultrasonografi, Arteriograft Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait, terutama suatu AVM Rawat inap untuk observasi dan tindakan.



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



Minimal rumah sakit kelas-C Rurhah sakit lain yang mempunyai sarana p>embedal mil memadai. Iskemia perifer Perdarahan Gagal jantung Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular ± 5 - 10 hari ± 1-2 minggu Sembuh atau sembuh dengan kecacatan



16 17



Patologi Otopsi



: :



-



18



Prognosis



:



Baik atau dubious



6 7 8



:



eksisfistel disertai rekontruksi pembuluh darah bila di perlukan :



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



119



VI Bedah Urologi



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



120



S 37.2 RUPTUR BULI-BULI Trauma (+) langsung abdomen bagian bawah Trauma tidak langsung akibat fractur pelvis Tidak bisa kencing Tidak bisa kencing Massa suprapubik Hematuria (+) Tanda - tanda peritonitis (+) Colokdubur : Prostat letaknya normal Ruptur uretra posterior Test buli-buli Foto Pelvis Urethrocystogram Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap, segera



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



: :



9



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah Tempat Pelayanan



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



Eksplorasi, jahit buli-buli, pasang dauer kateter, Suprapubik Cystostomi bila ruptur lebar Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi Kebocoran Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Urologi ± 7 hari ± 2 minggu Kencing lancar -



18



Prognosis



:



Baik atau dubious



8



: :



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



121



1 2



ICD Diagnosis



: :



R 33 RETENTIO URINAE



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



:



Tak dapat kencing, teraba vesika urinaria pada suprapubik Bisa trauma atau non trauma Tumor buli-buli Tumor abdomen Puncti buli - buli



: :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap, segera



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



Dipasang kateter bila tidak ada kontra indikasi (pada BPH, buli-buli, neurogenik) dipasang cystostomi bila ada kontra indikasi kateterisasi atau bila kateterisasi gagal Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi Kebocoran Perlu Dokter Umum { untuk kateterisasi) Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Urologi Tergantung penyebab Tergantung penyebab Buli – buli kosong -



18



Prognosis



:



Baik atau dubious



6 7 8



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



122



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



: :



8



HIPERTROFIPROSTAT BENIGN A (BPH) Adanya retensio urine menahun Adanya gejala prostatisme, Tanda - Tanda test urine Tanda - tanda UTI Colok dubur terasa pembesaran prostat Progtafitis Carsinoma prostat Laboratorium darah dan urine IVP: Filling defect Gambaran ureter distal: hocky stick phenomena Cystogram USG transrectal Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



: Medikamentosa (alfa blocker & anti androgen) Sementara pemasangan kateter



Bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Operasi terbuka (Prostatectomia) TUR-P Laser Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi, perdarahan, inkontinensia post operatif, striktura post operatif Perlu Dokter umum unruk non bedah Dokter Spesialis Bedah Umum unluk operasi terbuka Dokter Spesialis Urologi untuk TUR - P, laser ± 5 – 10 hari ± 2 minggu Kencing lancar Perlu -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



123



1 2 3 4



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis Diagnosa banding



: : : :



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



C 62, D 29 TUMOR TESTIS Benjolan pada testis, tidak nyeri di afonoskopi negatif Hidrokel testis Orchitis Tbc testis Penanda tumor (beta HCG, AFR laktat dehidrogenase / LDH) Foto toraks USG testis & abdomen CT-scan bila tersedia Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap Orchidectomi tinggi Kemoterapi Radioterapi Diseksi kelenjar limfe para aorta Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Hematoma Perlengketan intra abdominal Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Urologi Dokter Spesialis Bedah (K) Onkologi ± 7 hari ± 1 minggu Tumor terangkat Perlu dubius



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



124



1 2 3 4



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis Diagnosa banding



: : : :



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



:



Q 53 KRIPTORKHISMUS Testis tak teraba di skrotum Testis teraba di inguinalis (ekstra abdominal) atau tak teraba (intra abdominal) Ektopik testis Retraktil testis USG Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap untuk operasi Anak: herniotomi dulu, dilanjutkan orkhidopeksi Dewasa: orkhidektomi dan orkhidopeksi kontra lateral Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Perdarahan, atropi testis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) Urologi Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 4-7 hari ± 1 minggu Testis terletak di skrotum Baik atau dubius



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



125



: : : : :



Q 54 HYPOSPADIA Muara uretra tidak terletak pada glans penis



: :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap untuk operasi



8



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



Tahap I : pemotongan kordae Tahap II: repair uretra Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Fistula, striktur Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Urologi Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak. Dokter Spesialis Bedah Plastik ± 7 hari Tergantung tahapan operasi Lubang uretra terletak pada garis glans penis atau koroner



18



Prognosis



:



1 2 3 4 5 6 7



Laboratorium



-



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



126



1 2



ICD Diagnosis



: :



N 43.3 HIDROKEL TESTIS / FUNIKULI



3



Kriteria diagnosis



:



Benjolan daerah inguinal atau skrotum Transilumainasi (+)



4



Diagnosa banding



:



Hernia inguinalis lateralis, tumor inguinal testis



5



Pemeriksaan penunjang Konsultasi



:



Transiluminasi .



:



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan)



Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



Rawat Inap untuk operasi



:



Anak : umur kurang 2 tahun, observasi



6 7 8



Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Anak : ligasi tinggi pada anak umur lebih 2 tahun Dewasa: hidrokelektomi, marsupialisasi Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Perdarahan, hematoma Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Urologi Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Anak ± 7 hari ± 1 minggu Benjolan hilang Untuk dewasa -



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



127



1 2



ICD Diagnosis



: :



N 21.0 BATU SALURAN KEMIH



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



Batu saluran atas : keluhan kolik menjalar ke perut, inguinal sampai genitalia eksterna, nyeri pinggang (+) Batu saluran bawah : iritasi saluran kencing, disuria, penis ditarik-tarik (anak kecil) Nyeri ketok pada pinggang atau adanya massa pada pinggang Infeksi saluran kemih, tumor traktus urogenitalis Laboratorium Foto polos abdomen IVP Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap untuk operasi



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



:



Operasi Endourologi. Medikamentosa untuk batu diameter kurang dari ½ cm. Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Gagal ginjal, urosepsis Perlu Dokter Umum untuk medika mentosa Dokter Spesialis Bedah Umum untuk pyelototomi, ureterolitotomi, sectio alta dan uretrolitotomi Dokter Spesialis Bedah Urologi untuk neprolitotomi, pyelolitotomi, ureterolitotomi dan endourologi Tergantung jenis tindakan Tergantung jenis tindakan Aliran kencing lancar, rasa sakit hilang Baik atau dubious



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



128



: : : : :



I 86.1 VARICOCELE SCROTUM Pelebaian, pemanjangan dan berkelok-keloknya vena di skrotum Hidrokel funikuli Analisa sperma ( usia produktif ) :



: :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



8



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



Eksisi varicocele Ligasi tinggi Ralomo Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Hematom Trauma arteria spermatika :



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



1 2 3 4 5 6 7



Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Urologi Dokter Spesialis Bedah (K) Vaskular ± 7 hari ± 1 minggu Benjolan tetap ada beham tentu hilang (ada operasi palomo ) Diharapkan fertilitas membaik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



129



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



N. 44 TORSIO TESTIS Testis terletak lebih. tinggi Sumbu testis melintang Nyeri (+) Orchitis Orchiofuniculitis USG Doppler bila tersedia



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Orchidopeksi, bila masih viable Orchidectomi, bila nekrosis Orchidopeksi sisi yang lain Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Nekrose Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Urologi ± 7 hari ± 1 minggu Putaran testis tereposisi dan terfiksasi Testis tinggal satu Testis sisi yang lain terfiksasi Perlu bila orchidectomi Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



130



1 2



ICD Diagnosis



: :



N 13.6 PIONEPHROSIS



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



Fase akhir dari obstruksi dan infeksi yang parah pada ginjal Ginjal tak berfungsi dan penuh berisi nanah Bulging dan nyeri ketok pada daerah Flank sisi yang sakit Kadang disertai demam (tanda UTI positip ) USG positip Hidronephrosis, Pyelonephrosis, tumor Lab urine dan darah FotoBNO, IVP USG, renogram Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat Inap, segera



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



:



Nefrostomi Nefrektomi bila tidak berfungsi Antibiotika, analgetika Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Urosepsis Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Urologi ± 14 hari ± 2 minggu Nanah hilang atau ginjal terangkat Dubious



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



131



VII. Bedah Plastik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



132



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7 8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



9



Tempat Pelayanan



10



Penyulit



11 12



Informed consent Tenaga Standar



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



18



Prognosis



T20 – T31 LUKA BAKAR Luka bakar merupakan kerusakan pada jaringan karena pengaruh suhu (baik panas maupun dingin) atau dan penyerapan energi fisik dan dari kontak dengan bahan-bahan kimia, Setiap penyebab mempunyai gambaran klinis yang khusus dan manajemen pengelolaannya. Pembagian derajat luka bakar : Derajat I: Hanya mengenai cairan epidermis luar, tampak hiperemi dan eritema Derajat II : Mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam sebagian dermis disertai lepuh, edema jaringai dan basah Derajat III : Mengenai semua lapisan epidemis dan dermis biasanya tampak luka kering dengan vena koagulasi pada permukaan kulit Tanda atau gejala klinik : nyeri, cemas, dehidrasi



Laboratorium : DL, UL, RFT, elektrolit, protein darah Mikrobiologi : kultur dan tes kepekaan kuman Radiologi : foto polos toraks AP Jantung : EKG : Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) : Rawat Inap untuk luka bakar derajat II - III minimal 15% luasnya atau trauma didaerah muka atau trauma inhalasi. : - Tindakan darurat ABC, retutilasi jantung, paru, otak - Koreksi elektrolit dengan rumus "Rule of Nine" dun M Hiperaktif - Perawatan terhadap jantung, paru, ginjal, hati - Terapi Suportif seperti nutriri, protein - Antibiotika, analgetika, antidiuretika - Ftertolongan pertama bisa diberikan air dingin (singkat) : Minimal rumah sakit kelas-C atau Rumah Sakit dengan fasilitas perawatan luka bakar memadai : Gangguan elektrolit, gangguan fungsi jantung, paru, otak, kontraktur hati dan ginjal, infeksi sepsis : Perlu : Dokter Umum (pertolongan pertama maupun terapi konservatif Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Plastik : ± 7 - 30 hari : ± 4 - 8 minggu : sembuh atau sembuh dengan bercacat atau meninggal dunia : : diperlukan bila penderita meninggal dunia karena trauma atau sebab yang tidak jelas : Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



133



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



8 9



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah Tempat Pelayanan



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: : : :



L. 73 KELOID Suatu penyakit tumor jinak pada kulit yang disebabkan oleh akumulasi kolagen pada jaringan ikat kendor saal penyembuhan luka. Laboratorium Hb.; hematokrit; elektrolit darah



Rawat jalan bila dilakukan dengan local anestesi. Rawat inap atas indikasi ko-morbiditas lain : Eksisi : Minimal rumah sakit kelas-C. Rumah sakit lain yang mempunyai sarana memadai : Perdarahan Infeksi : Perlu Dokter SpesialisBedah Umum Dokter Spesialis Bedah Plastik j ± 5 hari ± 3 minggu Pemendekan berhasil dikendorkan



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



134



1 2



ICD Diagnosis



: :



M. 67 KONTRAKTUR



3



Kriteria diagnosis



:



Memendeknya jarak antara dua titik pada permukaan tubuh akibat proses kontraksi pada penyembuluin lukn



4 5



: :



Foto roentgen bila dicurigai ada kerusakan/kelainan sendi.



: :



Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait. Rawat inap untuk operasi



8 9



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah Tempat Pelayanan



: :



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Release kontraktur dan graft/flap Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Perdarahan, Necrosis graft / flap Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Plastik Dokter Spesialis Bedah Orthopedi Dokter Spesialis Bedah (K) Kepala Leher untuk daerah KL Tergantng derajat parah luka bakar



6 7



Keloid tereksisi Perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



135



1 2



ICD Diagnosis



: :



Q 36 SUMBING BIBIR (LABIOSKISIS)



3 4 5



Kriteria diagnosis Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi



: : :



Kelainan bawaan bibir atas tidak menyatu



:



:



8 9



Perawatan rumah sakit Terapi bedah Tempat Pelayanan



Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait. Dokter Gigi Dokter Spesialis Anak Rawat inap untuk operasi



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6



7



: :



Labioplasti Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana memadai Perdarahan Infeksi Parut luka tidak baik Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Plastik ± 5hari ± 2 minggu bibir atas-menyatu, dengan garis bibir yang tepat



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



136



1 2



ICD Diagnosis



: :



O 37 CELAH LANGIT-LANGIT (PALATOSKISIS)



3



Kriteria diagnosis



:



Kelainan bawaan. Terdapat celah pada langit-langit



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi



: : :



Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait. Dokter Gigi Dokter Spesialis Anak



Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah bedah



:



Rawat inap untuk operasi



:



Speech therapy, perbaikan gigi Palatorafi



9



Tempat Pelayanan



:



Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit lain yang mempunyai sarana memadai



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



Perdarahan Infeksi Suara sengau Mai oclusi gigi Fistula Oronasal Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Plastik



13



Lama Perawatan



:



± 10 hari



14 15 16 17 18



Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : :



± 3 minggu celah langit-langit terkoreksi.



6



7 8



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



137



VIII. BEDAH ORTOPODI



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



138



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: : :



S 43.0 DISLOKASI BAHU Riwayat trauma Nyeri(+) Deformitas - asimetri Gangguan gerakan bahu Fr. dislokasi ' fir. dan dislokasi Foto polos bahu AP / lat Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat jalan Rawat Inap bila operasi Reduksi menurut Kocher atau Hipokrates K/p dengan pembiusan Untuk kasus-kasus neglected Minimal rumah sakit kelas C RS dengan fasilitas pembedahan yang memadai Cidera N. Assttss plexus brachialis Gangguan sirkulasi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi (terutama kasus ngeglected) ± 7 hari ± 4 - 6 minggu Tereposisi dg baik



Baik Kaku sendi dapat terjadi ( Operasi)



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



139



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



: :



6 7 8



S 42.0 FRAKTUR KLAVIKULA Riwayat trauma Tanda pasti fraktur pada klavikula Foto polos adanya fraktur di clavicula Dislokasi acromio-clavicular Foto polos clavicula AP



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat jalan untuk pcrawatan non bedah Rawat inap untuk perawatan bedah



:



figure of-8/ ransel verband, arm sling



bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Plate & screw K-wire (lebih baik) Dua indikasi bedah (absolut): - Fraktur terbuka - Gangguan neurovaskular Minimal RS kelas-C RS lain dengan fasilitas pembedahan yang memadai Vaskuler Saraf Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 1 - 7 hari ± 1 – 1,5 bulan Tereposisi dengan baik Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



140



S 42.3 FRAKTUR HUMERUS Riwayat trauma Tanda pasti fraktur humerus Angulasi, perpcndekan, rotasi Kondisi Minis nervus radialis Foto polos adanya fraktur humerus



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



Foto polos humerus AP / lat



: :



Dokter Spesialis lain yang terkait (bila diperlukan ) Rawat jalan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



:



Reposisi dengan pembiusan Gips U-slab / Hanging cast



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



Nailing / plate and screw Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Lesi N.Radialis (masuk informed concert) Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 1 - 14 hari ± 12 – 24 minggu Tereposisi dan terfiksasi pada posisi fungsional yang optimal



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



141



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



S 82 FRAKTUR CRURIS Riwayat trauma Tanda pasti patah tulang pada tibia/ fibula Foto Ro : fraktur pada tibia dan pada fibula Foto polos cruris AP/Lat



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat jalan untuk non bedah Rawat inap untuk pembedahan



:



Reposisi Long leg cast/ PTB cast Pemasangan impiant/ piate-screw Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Malunion/ delayed union Compartment syndrome (pada kasus tertutup) Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 1 minggu ± 4 - 8 minggu Tereposisi dan terfiksasi pada posisi fungsional yang optimal



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



142



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 52.3 FRAKTUR GALEAZI



3



Kriteria diagnosis



:



Adanya trauma Tanda-tanda pasti patah tulang Foto polos: patah tulang radius 1/3 mid distal diafisis dengan dislokasi scndi radioulnar distal



4 5



: :



Radiologi: Polos lengan bawah AP/ lat



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



:



Reposisi Gips sampai diatas siku



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



Operasi bila non bedah gagal Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Malunion, nonunion, gangguan gerak Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 6 minggu Ffagmen tulang tereposisi & terfiksasi dengan baik



Baik / Gangguan gerak



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



143



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 52.0 FRAKTUR MO'NTEGIA



3



Kriteria diagnosis



:



Adanya trauma Tanda tanda pasti patah tulang FbtoPolos : patah tulang ulna proksimal dan dislokasi caput radii



4 5



: :



Radiologi: foto polos lengan bawah AP / lat



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Pembedahan, tidak boleh membuang caput radii, terutama pada anak-anak Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Non union, malunion, gangguan gerak, infeksi Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 6 minggu Fragmen tulang ulna tereposisi dan terfiksasi dengan baik Caput radii tereposisi Baik / Gangguan gerak



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



144



S 52.4 FRAKTUR RADIUS-ULNA Trauma Tanda-tanda pasti patah tulang regio antcbrachii Ro foto antebrachii AP / lat



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



Radiologi: foto polos Antebrachii AP / lat



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



:



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Reposisi dengan pembiusan Gips sampai diatas siku atau disebut long arrc plaslw bahaya penekanan N. Radialis Bila non bedah gaga ® plate & screw Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Compartment syndrome Neuropraxia N. Radialis Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Urrium Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 6 – 8 minggu Fragmen tulang tereposisi dan terfiksasi dengan baik



6 7



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



145



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 52.5 FRAKTUR COLLES



3



Kriteria diagnosis



:



Tanda-tanda pasti patah tulang Trauma lengan karena menahan dengan out strecht hand



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



: :



Radiologi: foto polos Antebrachii AP / lat



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap



:



Reposisi dengan pembiusan Rksasidalam posisi pronasi. semi fleksidan ul Gips sampai di bawah siku atau disebut mould d siku untuk mencegah gerakan rotasi (pro-supinasi Bila non bedah gagal Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Compartment syndrome Suddec atropi Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Urrium Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 4 - 6 minggu Fragmen tulang tereposisi dan fiksasi pada posis' optimal Fungsional baik



6 7 8



Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



146



1 2



ICD Diagnosis



: :



T 02 PATAH TULANG TERBUKA



3



Kriteria diagnosis



:



Tarida-tanda trauma pasti patah tulang Ada perlukaan di daerah fraktur (1,11,111) Fragmen tulang berhubungan dengan dunia luar



4 5



: :



Radiobgi: foto polos AP / lat



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Debridement Fiksasi interna untuk grade HI (pertimbangkan berapn sesudah kejadian, ingat Frederich-golden period) Fiksasi ekstema untuk grade HI Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Infeksi Perdarahan. Cpmparbnent syndroma Emboli lemak Perlu Dokter Spesialis Bedah Urrium Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 1 – 2 minggu ± 12 minggu Mencapai posisi anatomi dan fungsional optimal



6 7



Dubius ad bonam



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



147



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



: :



8



:



Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Bedah



: : :



16 17 18



Non bedah Patologi Otopsi Prognosis Non bedah



: : :



Bedah



T 08 FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA Riwayat trauma Nyeri tulang belakang Adanya kyphosis Lesi saraf+/Kelainan degeneratif tulang belakang Gibbus karena tbc tulang belakang Foto polos AP/Lat dark - vertebra torakal - vertebra lumbosakra! - vertebra servikal Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap Bedrestgips korset/ brace (stabil & tidak ada lesi medulla spinalis) Bila ada gangguan neurologis "5 pillow nursing" Tidak stabil Ada lesi medulla spinalis Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah t Jmum untuk non bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi untuk tindakan pembedahan, atau Spesialis Bedah Saraf ± 2 - 4 minggu ± > 12 minggu Immobilisasi dengan brace Fiksasi rigid Jepitan medulla spinalis (-)



Baik Dubius ad malam



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



148



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



S 3.1 DISLOKASISIKU Riwayat trauma Deformitas/asimetri Limitasi gerakan sendi : : Fr. dislokasio cpicondyler humeri, caput collum radii atau anconius olecranon foto polos siku AP / lat



:



: Reposisi dengan pembiusan Imobilisasi dengan posisi fleksi



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



Operasi bila reposisi gagal : Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Lesi N.Ulnaris, N.Medianus Lesi vaskuler Infeksi Perlu : Dokter Spesialis Bedah Umum untuk tindakan non bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi terutama bila memerlukan pembedahan ± 1 – 7 hari ± 4 - 6 minggu Tereposisi dengan baik



Baik Kaku sendi bisa terjadi (operasi)



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



149



: :



S 73.0 DISLOKASI PANGGUL Riwayat trauma Nyeri panggul Posisi aduksi dan internal rotasi pada sisi yang sakit Tungkai memendek pada sisi Sakit Fr. dislokasi Fr. dan dislokasi Foto polos panggul AP/ lat atau AP/aksial juga proyeksi amblurator atau alar (oblique) Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat inap



:



Reposisi cara bigelow dengan pembiusan



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



Operasi bila terapi non bedah gagal Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Fraktur intra artikuler Cidera N. ischiadicus Avascular necrosis kaput femoris Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum untuk tindakan non bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi terutama bila memerlukan pembedahan ± 2 minggu ± 8 minggu Tereposisi dengan baik



Baik Kaku sendi bisa terjadi (operasi)



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



150



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat Inap untuk operasi



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



S 72.0 FRAKTUR FEMUR Trauma mayor pada paha Tanda pasti patah tulang (+) Kemungkinan jenis fraktur femur yang sulit di deteksi secara klinis: fraktur shaft femur fraktur trokanter fraktur kolum femoris fraktur kondilus femur Foto polos



:



Bila menolak operasi: Traksi skeletal Traksikulit



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



6 7



Operatif Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Non union, mal-union, infeksi dan cidera neurovackuler Perlu Dokter Umum yang terlatih untuk traksi Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi Operasi: Shaft femur (nailing/ plate screw) Dokter Spesialis Umum, Dokter Sp.Bedah Orthopaedi Kolum femur, Trokhanter & kondilus femur : Dokter Bedah Orthopaedi ± 5 hari ± 1 minggu Posisi anatomis optimal Fungsional baik



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



151



S 82.0 FRAKTUR PATELA Adanya trauma pada lutut Tanda pasti patah tulang patela Fungsiolaesa Foto : patah tulang patela



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non Bedah



: :



Foto poles lutut AP/lat



: :



Dokter Spesialis yang terkait Rawat jalan dan rawat inap



:



Pasang koker gips hanya untuk kasus yang tidak terjadi distraksi



6 7 8



Pasang tension band wiring Patelektomi untuk grade IV



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Haemarthrosis Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 2 - 7 hari ± 8 - 12 minggu Kedua fragmen patella tereposisi & rigid Fragmen terangkat



Baik/Cacat



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



152



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 86.0 RUPTUR TENDON ACHILES



3



Kriteria diagnosis



:



Trauma oleh karena mendadak melakukan gerakan Kontraksi achiles Posisi kaki plantar fiexi Fungsilaesa



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi



: : :



Dokter Spesialis lain yang terkait (bila diperiukan )



:



rawat inap



8



Perawatan rumah sakit Terapi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Pada kasus clean cut. operasi dengan teknik Bunnel atau Kmlg Pada kasus Ruptur Tendon Achilles tertutup, operasinya tidak bisa dengan cara Bunnel atau Kessles karena permukaan tendon don tidak rata-bahkan mungkin terdapat iuga jaringan avulsi fraktur os calcis (calcaneus) Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Non union, mal union & infeksi lnfeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 2 minggu ± 12 minggu Kedua fragmen terjahit dengan posisi optimal



6 7



Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



153



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter Spesialis lain yang terkait (bila diperlukan ) rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



S 52.0 FRAKTUR OLEKRANON Adanya trauma di siku Tanda pasti patah tulang pada siku Foto: olekranon patah Fraktur lain di daerah siku Foto polos Siku AP/ lat



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Operasi dengan pemasangan tension band wiring atau mungkin perlu plate & screw bila garis fraktur didaerah shearing force pada waktu fleksi. Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Kaku sendi siku Lesi nervus Ulnaris Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 4 - 6 minggu Fraqrnen terfiksasi dengan baik



6 7



Dubius / Cacat



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



154



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter Spesialis lain yang terkait (bila diperlukan ) rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi non bedah



S 42.4 FRAKTURA SUPRAKONDILER SIKU Adanya trauma Tanda-tanda pasti patah tulang di atas siku Fraktur-fraktur lain di daerah siku Radiologi: foto siku AP/ lat



:



Reposisi dengan pembiusan Traksi : Bila non bedah gagal



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



operasi Minimal rumah sakit kelas C Rumah sakit dengan tasilitas pembedahan yang memadai Kompresi pembuluh darah, Volkmann's Ishaemic Contracture Kaku sendi siku, mal-union Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 3 minggu ± 4 - 6 minggu Kedua fragmen tereposisi & terfiksasi dengan baik



Dubius / Kaku sendi siku



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



155



IX. Bedah Saraf



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



156



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



9 10



Tempat Pelayanan Penyulit



: :



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



: : :



S 06.0 CIDERA KEPALA RINGAN Adanya trauma di kepala CS14-15 Cidera kepala sedang CVA-TIA Mabuk Keracunan Obat Fbto polos kepala AP/Lat Fbto polos servikal lateral bila diperlukan Dokter Spesialis lain yang terkait (bila diperlukan ) Rawat inap pro observasi 2 x 24 Istirahat di tempat tidur Observasi adanya tanda-tanda komplikasi seperti Hematom Epidural atau Hematom Subdural, Cidera saraf kranial Observasi fungsi vital dan neurologis Obat simptomatis-suportif Minimal RS kelas - C Hematom Subdural Cidera Saraf Kranial Hematom Epidural Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 2 – 4 hari ± 1 minggu GCS 15 Perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



157



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



: :



8



:



Non bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



S 06.0 CIDERA KEPALA SEDANG Adanya trauma di kepala GCS9-13 Cidera kepala sedang CVA Mabuk Intoksikasi CT Scan kepala, bila tidak tersedia dapat dilakukan Foto polos kepala AP / lat Foto polos servikal lateral Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera Rawat inap Istirahat di tempat tidur Stabilitas fungsi vital (A, B , C ) Deteksi dini adanya tanda-tanda perdarahan intrakranial Observasi fungsi vital dan neurologis Pasang collar brace sampai terbukti tidak terdapat fraktur servikal Obatsuportif dan simptomatis Manitol bila diperlukan Kejang diberi Valium 5-10 mg/iv sampai kejang berhenti dilanjutkan dengan Phenitoin 3 x 100 mg /iv (diencerkan 20 cc aqua) Obat simptomatis Bila ada indikasi Rumah sakit yang ada Dokter Bedah Saraf Perdarahan intrakranial Edema otak Herniasi otak Pneumonia Cidera otak sekunder Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 1 – 2 minggu ± 1 -2 minggu GCS 15 Perlu Pada umumnya baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



158



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7 8



Konsultasi : Perawatan rumah : sakit Terapi Non bedah :



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



S 06 CIDERA KEPALA BERAT Adanya trauma di kepala GCS3-8 Koma karena sebab lain Hb, aula darah, analisa gas darah CT-Scan kepala tanpa kontrast Fbto polos servikal lateral Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera Rawat inap di ICU Pasang collar brace sampai terbukti tidak dijumpai fraklw Servikal Resusitasi dan intubasi endotraheal Observasi fungsi vital dan neuroiogis Manitol 2 cc/kg BB/20 menit setiap 6 jam Phenitoin 3 x 100 mg iv (diencerkan dgn 20 cc aqua) Obat-obat suportif Obat simptomatis Operatif bila ada indikasi Minimal rumah sakit klas C atau Rumah sakit yang ada Dokter Bedah Saraf dengan peralatan pembedahan yang memadai Cidera otak sekunder Oedema Otak Perdarahan intrakranial Infark Pneumonia Her niasi otak Perlu untuk perawatan maupun tindakan Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 7 – 30 hari ± 4 – 10 minggu GCS membaik kemudian perawatan dan rehabilitasi dilanjutkan dirumah Perlu Dubius ad rnalam



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



159



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



S 02.1 FRAKTUR BASIS KRANII Adanya trauma di kepala disertai salah satu tanda : Keluar darah / likuor dan" hidung atau telinga Brill Haematoma Battle Sign Lesi saraf kranial



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera Rawat inap di ICU



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



Fraktur tulang hidung atau fraktur tulang wajah Trauma pada kelopak atau mata CT Scan kepala tanpa kontras



:



Istirahat ditempat tidur, simptomatis, antibiotika, perawatan kebersihan lubang hidung atau lubang telinga



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



6 7



Bila kebocoran likuor deras atau indikasi lain Minimal rumah sakit Kelas C atau Rumah sakit yang ada Dokter Bedah Saraf dengan peralatan pembedahan yang memadai Meningitis Lesi saraf kranial Fistula karotiko-kavernosa Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 7 – 14 hari ± 2 minggu Tidak ada kebocoran likuor Tidak ada meningitis Perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



160



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



: :



6 7 8



: : :



bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



S 02.0 FRAKTUR IMPRESI TULANG TENGKORAK11IUHM ATAU TERTUTUP Adanya trauma di kepala Sebagian fragmen tulang masuk Dengan atau tanpa keluarnya jaringan otak Dengan atau tanpa jejas / luka di kepala Hematom subgaleal Fbto polos kepala tiga posisi CT Scan Kepala bila ada indikasi Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera Rawat inap di ICU Debridement dan Bevasi bagian tulang yang depresi indikasi Bila depresi lebih dari tebal tulang tengkorak Ada fragmen tulang yang masuk ke otak Kosmetik Frakrur Imprest diseftai luka terbuka Indikasi lain misalnya : Perdarahan intrakranial Minimal rumah sakit Kelas C atau Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Kebcooran liquor serebrospinalis oedema cerebri Meningitis Epilepsi Perdarahan intrakranial Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 7 – 14 hari ± 2 minggu Tidakterjadi infeksi Tidak terjadi epilepsi Perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



161



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



:



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



9 10



bedah Tempat Pelayanan Penyulit



: :



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



6 7



: : :



S 06.4 HEMATOM EPIDURAL Trauma di kepala disertai sakit kepala, mual dan muntah yang semakin berat Foto kepala.: terdapat fraktur linier Adanya interval bebas (lucid interval) Adanya lateralisasi atau Tanda herniasi otak Hematom Subdural atau Intraserebral Stroke - ICH Tumor otak CT Scan kepala Foto polos kepala AP / lat. Bila CT scan tidak tersedia Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera Rawat Inap untuk tindakan diagnostik / bedah Manitol 5 cc/kgBB/20 menit ( untuk memberi kesempatan dilakukan transportasi, diagnostik, persiapan bedah ) Kejang diberi Valium 5-10 mg/iv dilanjutkan Phenitoin 3 x 100 mg /iv/diencerkan 20 cc aqua Burr Hole (kraniotomi) diagnostik (bila tidak tersedia CT Scan atau pasien sangat cepat memburuk) Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan Bedah Saraf Herniasi otak Pneumonia Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 14 hari ± 2-4 minggu Tidak ada peningkatan tekanan intra kranial GCS membaik Perlu Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



162



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7 8



Konsultasi : Perawatan rumah : sakit Terapi Non bedah :



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17 18



Patologi Otopsi Prognosis



: : :



S 32 CIDERA SUMSUM TULANG BELAKANG Trauma di tulang belakang Nyeri dilokasi tulang belakang Jejas di lokasi tulang belakang Foto vertebra : terdapat fraktur kompresi, dislokasi Adanya defisit neurologis Sindrom Guillian Barre Stroke-ICH Tumor otak Foto polos vertebra AP/L CT Scan bila diperlukan MRI bila diperlukan Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera Rawat Inap untuk tindakan diagnostik / bedah Fiksasi, imobilisasi (collar dan papan pengangkut) Resusitasi Solumedrol (harus diberikan sebehim 8 jam pertama) Dosis pertama: 30 mg/kgBB/diencerkan aqua 40cc/drip dalam 15 menit Dosis berikutnya: 5,4 mg/kgBB/diencerkan aqua 10 cc/drip dalam 60 menit selama 23 jam Kontra indikasi Solumedrol: hamil, DM, herpes, TBC aktif, ulkus peptikum, umur < 13 tahun Terapi terhadap spinal shok (beri vasopressor bukan cairan) Atasi bradikardi (sulfas atropin) Cegah hipotermi Dekompresi / reposisi / fiksasi / stabilisisi tergantung indikasi Minimal rumah sakit kelas C atau Rumah sakit dengan fasilitas pembedahan yang memadai Spinal Shok Kehimpuhan otot nafas / apnea Pneumonia Luka Dekubitus/kontraktur/infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 14 hari ± 2-4 minggu Bisa didudukkan atau diberdirikan Tidak terdapat dekubitus Perlu Tergantung beratnya cidera



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



163



BEBERAPA HAL PENTING MENGENAI CIDERA KEPALA 1. Cidera kepala adalah kegawat daruratan bedah saraf 2. Resiko kecacatan dan kematian cukup besar 3. Cidera otak sekunder meningkatkan morbiditas dan mortalitas 4. Cidera otak sekunder dapat terjadi karena kejang, hipotensi, hipoglikemia dan hipoksi 5. Komplikasi dapat terjadi pada fase akut, fase subakut maupun fase kronis 6. Diperlukan perhatian dan penanganan serta observasi berkeianjutan dan jangka panjang Derajad cidera kepala : Ditentukan oleh nilai GCS (Glasgow Coma Scale = skala koma dari Glasgow) yang paling rendah pada 6 jam pertama sesudah optimal resusitasi. Cidera Kepala Ringan bila GCS antara 14 - 15 Cidera Kepala Sedang bila GCS antara 9 -13 Cidera Kepala Berat bila GCS antara 3-8 Glasgow Coma Scale (GCS) : E = Reaksi membuka mata : 4 = buka mata spontan 3 = buka mata dengan rangsangan suara/dipanggil 2 = buka mata bila dirangsang nyeri 1 = tidak dapat buka mata walau dirangsang apapun V = Reaksi berbicara : 5 = komunikasi verbal baik, jawaban tepat 4 = disorientasi waktu, tempat, orang 3 = dengan rangsangan hanya ada kata-kata bukan kalimat 2 = dengan rangsangan hanya ada suara, tak berbentuk kata 1 = tak ada suara dengan rangsangan apapun M = Reaksi gerakan lengan/tungkai: 6 = menuruti perintah 5 = melokalisir nyeri . 4 = withdrawal = hanya menarik bagian tubuhnya bila nyeri 3 = bila nyeri timbul fleksi abnormal (dekortikasi) 2 = bila nyeri timbul ekstensi abnormal (deserebrasi) 1 = tidak ada gerakan dengan rangsangan apapun



Indikasi rujukan ke Rumah Sakit yang ada Dokter Spesialis Bedah Saraf: 1. Cidera kepaia ringan dengan gejala Tekanan [ntrakranial Meningkat (bradikardi atau kejang, muntah hebat, nyeri kepaia hebat) yang tidak menghilang dengan pemberian obatobatan 2. Cidera kepala sedang 3. Cidera kepala berat 4. Fraktur impresi (tertutup atau terbuka) Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



164



5. Luka tusuk, luka kena clurit, luka tembak 6. Sebaiknya sebelum merujuk dikomunikasikan dulu dengan tempat rujukan Manitol 20% : Berfungsi sebagai osmotik diuretik yang sangat berguna untuk : 1. Hematom epidural, hematom subdural, hematom intraserebral selama transportasi, diagnostik atau menunggu pembedahan. 2. Cidera kepala sedang dengan dedem 3. Cidera kepala berat 4. Tanda Tekanan intra kranial yang meningkat atau tanda-tanda herniasi



Peralatan dan obat emergensi : 1. Bag. And mask / ambu bag 2. Oksigen dan masker 3. Pipa endotrakea 4. Tube irifaring 5. Valium 6. Manitol 20 % 7. Alat dan cairan infus



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



165



X Bedah Traumalogi



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



166



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit



:



8



Terapi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Prognosis



: : : : :



6 7



: :



S 06.0 CIDERA OTAK RINGAN (COMMOTIO CEREBRI) Adanya trauma di kepala Kehilangan kcsadaran lebih 15 menit GCS9-13 Somnolcn dan retrograde amnesia (+) Laterallsasl (-) Cidera kepala sedang CVA Mabuk Foto Ro servical & foto Ro Kepala AP/lat, bila diperlukan Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat jalan Rawat inap bila GCS menurun Adanya laterasi Muntah, nyeri kepala dan vertigo bertambah berat Istirahat di tempat tidur Observasi fungsi vital & neurologis Obat simptomatis suportif Minimal RS Kelas C RS lain dengan fasilitas pembedahan yang memadai Tidak ada Perlu Dokter umum Dokter spesialis saraf Dokter sepsialis bedah Dokter spesialis bedah saraf ± 2 - 4 hari ± 1minggu GCS 15 baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



167



1 2



ICD Diagnosis



: :



3



Kriteria diagnosis



:



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7 8



Konsultasi : Perawatan rumah : sakit Terapi Non bedah :



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



S 06.3 CIDERA OTAK SEDANG (FOCAL BRAIN INJURY) Adanya trauma di kepala Kehilangan kcsadaran lebih 15 menit GCS9-13 Somnolcn dan retrograde amnesia (+) Laterallsasl (-) CVA Mabuk Intoksikasi Foto Ro servikal Foto Ro kepala AP/lat CT scan kepala bila tersedia Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan Istirahat ditempat tidur Observasi-fungsi vital & neurologis Pasang collar brace Stabilitas.fungsi vital Obat-obai supportif: Memperbaiki metabolisme otak Kortikosteroid Mannitol Obat simpiomatis : Antibiotika profilaksis Bila ada tanda perdarahan intra kranial Minimal RS kelas-C , RS lain dengan fasilitas pembedahan yang memadai Edema otak Herniasi otak Dekubitus Pneumonia Cidera otak sekunder Hanya bila dilakukan operasi Dokter Spesialis Saraf untuk n&n bedah saja Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 1 – 2 minggu ± 1 – 2 minggu GCS 15 Periu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. Dubius ad bonam



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



168



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7



: : :



S 06.2 CIDERA KEPALA BERAT (LACERATION CEEBRI) Adanya trauma di kepala Kehilangan kesadaran sampai koma GCS3-8 Lateralisasl -/+ Koma penyebab lain Lab : darah lengkap, gula darah, analisa gas darah Foto Ro servikal & CT scan kepala bila sudah stabil Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan Pasang collar brace Resusitasi kardiopulmoner Observasi fungsi vital dan menurologis Obat supportif Obat simptomatis : Operatif bila ada indikasi : Minimal RS kelas-C RS Iain dengan fasilitas pembedahan yang memadai Pneumonia Dekubitus Herniasi otak Cidera otak sekunder : Hanya bila dilakukan operasi Dokter Spesialis Saraf untuk non bedah saja Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 1 – 4 minggu Tergantung kondisi GCS membaik / meninggal Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. Dubius ad bonam Jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



169



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7 8



Konsultasi : Perawatan rumah : sakit Terapi Non bedah :



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17



Patologi Otopsi



: :



18



Prognosis



:



S 06.2 PERDARAHAN EPIDURAL Adanya trauma di kepala Adanya interval lucida beberapa menit sampai beberapa Sakit kepala, mual, muntah yang semakin berat Penurunan GCS Adanya lateralisasi Foto kepala: terdapat fraktur linier os temporalis Tanda herniasi otak Perdarahan subdural Stroke ICH Tumor otak : X-foto kepala AP/lat CT scan kepala bila tersedia Burr Hole diagnostik bila diperlukan : Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan Supportif: Ahtibiotika profilaksis Kortikosteroid, dll Sito trepanasi. Hentikan perdrahan dan evakuasi : Minimal RS kelas-C RS Iain dengan fasilitas pembedahan yang memadai Herniasi otak Dekubitus pneumonia : Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Saraf : ± 1 4 hari ± 2– 4 minggu Perdarahan epidural berhenti GCS membaik Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. Dibius ad malam / meninggal



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



170



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



:



S 02.00 / S02.01 FRAKTUR IMPRESIATAP TENGKORAK Adanya trauma di kepala Adanya jejas di kepala Sebagian fragmen tulang teraba masuk Luka terbuka dengan jaringan otak keiuar Fraktur impresi tcrtutup Fraktur impresi terbuka Ada atau tanpa laserasi otak Ada atau tanpa perdarahan intrakranial yang menyertai X-foto kepala tiga posisi CT scan kepala bila tersedia Burr Hole di diagnostik bila diperiukan Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan Macam operasi tergantung situasi Debridement Trepanasi Qevasi Indikasi : 1). Tertutup bila kompresi lebih dari Vz tebal tulang tengkorak bila lebih 1 cm adanya defisit nervus lagi kosmetik 2), Terbuka 3). Perdarahan intrakranial Minimal RS kelas-C RS lain yg mempunyai saran pembedahan yg memadai Kebocoran liquor serebrospinalis Meningitis Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Saraf ± 7 - 14 hari ± 2– 4 minggu Tekanan jaringan otak oleh tulang (-) Perdarahan intrakranial (-) Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. Dibius ad malam



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



171



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 00.S 01 / S07 TRAUMA JARINGAN LUNAK WAJAH



3



Kriteria diagnosis



:



Cedera superfisial kepala. S00 Luka terbuka kepala, SOI Cedera remuk kepala, S07



4



Diagnosa banding



:



5



: : :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan



8



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



Perlukaan yang mengenai jaringan lunak wajah, bisn berupa trauma tajam, trauma tumpul atau ledakan. Ditandai adanya luka terbuka pada wajah, bisa bersih atau kotor tergantung macam dan tempat terjadinya trauma X-foto bila curiga adanya fraktur tulang dibawah jaringan lunak



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



Debridemen yang bersih, eksplorasi struktur dibawah kulit ikut rusak. Jahit luka : Luka bersih : jahitan biasa Luka kotor : jahitan jangan terlalu rapat, kalau perlu beri drain hanschoen. Patokan : Cari masing-masing pasangan dari jaringan yang terkoyak Aposisi level muko kutaneus harus tepat Minimal RS kelas-C RS lain yg mempunyai saran pembedahan yang memadai Infeksi Defek akibat hilangnya jaringan Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi ± 5- 7 hari ± 21 hari Luka sembuh, infeksi (-) Tidak perlu Tidak perlu Baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



172



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 02.4 FRAKTUR MAKSILA



3



Kriteria diagnosis



:



Trauma daerah maksila yang mengakibatkan diskontinuitas tulang maksila, ditandai dengan adanya maloklusi dan floating maksila. Bisa disertai edema, nyeri, hematoma, periorbital, rinore



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



: :



8



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



:



X-foto Waters: Le Fort 1 : garis fraktur transversal bawah Le Fort II : garis fraktur pyramidal Le Fort III : garis fraktur transversal atas Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan Suspensi frontosirkumferensial + arc bar, atau plating (dikerjakan sebelum 7 hari dari trauma) Arc bar bawah dilepas hari ke-30 Arc bar atas dan suspensi dilepas hari ke-60 Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Malunion Non union Osteomielitis Kekakuan sendi temporomandibuler Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi ± 3 hari ± 8 minggu Tulang maksila union, maloklusi tidak ada Tidak perlu Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



173



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 02.2 FRAKTUR NASAL



3



Kriteria diagnosis



:



Trauma daerah hidung yang mengakibatkan diskontinuitas tulang hidung, ditandai dengan adanya deformitas hidung edema dan epistaksis



4 5



: :



X- foto nasal



: :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi bedah



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



Reposisi segera, pasang tampon hidung dan gips kupu kupu Tampon hidung dilepas hari ke 3-4. gips kupu-kupu dilepas hari ke-21 Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Perdarahan Malunion Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi ± 3 - 4 hari ± 4 minggu Tulang hidung union, tidak ada deformitas Tidak perlu Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



174



S 02.4 FRAKTUR ZIGOMA Trauma daerah zigoma yang menyebabkan diskontinuitas tulang zigoma, ditandai dengan adanya deformitas dan nyeri tekan. Bisa disertai hematom periorbital, diplopia, parestesi infraorbital, edema, enoptalmus atau eksoptalmus



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi



: : :



X-foto Waters, nampak garis fraktur, biasanya pada 3 tempat yaitu margo inferior orbita, silier dan arkus zigomatikus Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan



:



Segera rawat inap untuk observasi dan tindakan



8



Perawatan rumah sakit Terapi non bedah



:



Bila tidak ada deformitas atau diplopia, observasi Analgetika : Reposisi Gillies.



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11



Informed consent



:



12



Tenaga Standar



:



Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah (K) KL Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



± 3 hari ± 4 minggu Tulang zygoma union, deformitas (-), gangguan okuli (-)



16 17



Patologi Otopsi



: :



Tidak perlu Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas.



18



Prognosis



:



baik



6 7



Reposisi dan fiksasi dengan interoseus wiring atau plating Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Malunion Non union Osteomielitis Perlu



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



175



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 02.6 FRAKTUR MANDIBULA



3



Kriteria diagnosis



:



Trauma pada mandibula yang mengakibatkan diskontinuitas tulang mandibula, ditandai adanya maloklusi dan falso movement, bisa diseTtai edema dan nyeri tekan



4 5



: :



X-foto mandibula AP+Lat+Eisler,atau panoramik



: :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Bedah



:



9 10



Tempat Pelayanan Penyulit



: :



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



Interosseus wiring+arc bar, atau plating (dikerjakan sebelun 14 had dan trauma), arc bar dilepas hari ke 30 RS dengan fasilitas Kamar Operasi Maluniom Non union Osteomielitis Kekakuan sendi temporomandibuler Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah (K) H&N Dokter Spesialis Bedah Plastik & Rekonstruksi ± 3 hari ± 4 minggu Tuiang mandibula union.maloklusi (-), sembuh Tidak perlu Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. baik



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



176



S02.-1, S12.-1, S22.-1, S32.-1, S42.-1. S52-1, S62-1, S72-1, S82.-1, S92.-1, T02.-1, T08-1. T10-1 PATAH TULANG TERBUKA Ada trauma Ada tanda patah tulang (krepitasi. deformitas, pergerakan abnormal, nyeri kalau bergerak, ganguan fungsi, pemendekan tulang panjang) Ada perlukaan di daerah fraktur (1,11,111) Fragmen tulang berhubungan dengan dunia luar



1



ICD



:



2 3



Diagnosis Kriteria diagnosis



: :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi



: :



Radiologi: foto Ro. AP / lat



: :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap untuk observasi dan tindakan



:



Analgetika, Antibiotika Debridement Fiksasi interna untuk grade I-II Fiksasi eksterna untuk grade III Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi Perdarahan Kompartment syndroma Emboli lemak Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 - 14 hari ± 12 minggu Mencapai posisi anatomi dan fungsional optimal Tidak perlu Perlu untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas. baik



6 7 8



Bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



177



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17 18



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi Prognosis



: : : : : :



6 7



S 43.0 DISLOKASI BAHU Riwayat trauma Nyeri(+) Deformitas - asimetri Gangguan gerakan bahu



X-fotobahuAP/lat



: :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rau/at jalan Rawat Inap untuk tindakan operasi



:



Reduksi menurut Kocher atau Hipokrates K/p dengan pembiusan : Reduksi operatif, untuk kasus-kasus neglected Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Cidera N.Axilaris / plexus brachials Gangguan sirkulasi Kaku sendi pada dislokasi sendi bahu lama Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 4 - 6 minggu Tereposisi dengan baik Tidak perlu Baik Kaku sendi dapat terjadi (Operasi)



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



178



1



ICD



:



S 52.4



2 3



Diagnosis Kriteria diagnosis



: :



FRAKTUR RADIUS-ULNA Trauma Tanda-tanda pasti patah tulang regio antebrachii Ro foto antebrachii AP / lat



4 5



: :



Radiologi: foto Ro.Antebrachii AP/Iat



: :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap untuk observasi dan tindakan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



Reposisi dengan pembiusan Gips sampai diatas siku



9



Bedah Tempat Pelayanan



:



10 11



Penyulit Informed consent



: :



12



Tenaga Standar



:



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7



Bila non bedah gagal -* plate & screw Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Compartmentsyndrome Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 6 - 8 minggu Fragmen tulang tereposisi dan terfiksasi dg baik Tidak perlu Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



179



1



ICD



:



S 52.0



2 3



Diagnosis Kriteria diagnosis



: :



FRAKTUR MONTEGIA Adanya trauma Tanda-tanda pasti patah tulang Fbto Ro: patah tulang ulna proksimal dan dislokasi capud radii



4 5



: :



Radiologi: foto Ro.lengan bawah AP / lat



: :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap untuk observasi dan tindakan



8 9



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah Tempat Pelayanan



: :



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17



Patologi Otopsi



: :



18



Prognosis



:



Bedah pembcdahan Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Non union, malunion, gangguan gerak, infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 6 minggu Fragmen tulang ulna tereposisi dan terfiksasi dg baik Cbut radii tereposisi atau dibuang Tidak perlu Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik / Gangguan gerak



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



180



1



ICD



:



S 52.3



2 3



Diagnosis Kriteria diagnosis



: :



FRAKTUR GALEAZI Adanya trauma Tanda-tanda pasti patah tulang (nyeri, bengkak, deformitas, krepitasi, gangguan fungsi) Foto Ro: patah tulang radius dcngan disiokasi sendi radioulnar distal



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



: :



Radjologi :Ro. Lengan bawah AP/ lat



: :



Dokter spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap untuk observasi dan tindakan



:



Reposisi Gips sampai diatas siku



6 7 8



bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



Operasi reposisi dan fiksasi bila non bedah gagal Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Malunion, nonunion, gangguan gerak Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 6 minggu Fragmen tetap terreposisi & terfiksasi dengan baik Tidak perlu Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik / Gangguan gerak



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



181



1



ICD



:



S 52.0



2 3



Diagnosis Kriteria diagnosis



: :



4 5



: : : :



Dokter spesialis lain yang terkait, bila diperlukan Rawat inap untuk observasi dan tindakan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



FRAKTUR OLEKRANON Adanya trauma di siku Tanda pasti patah tulang pada siku X-Fbto: olekranon patah Fraktur lain di daerah siku Foto Ro-Siku AP/Lat



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



Operasi dengan pemasanganTension band wiring : : Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Kaku sendi siku Lesi nervus Ulnaris Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi : ± 7 hari ± 4-6 minggu Fragmen tetap terreposisi & terfiksasi dengan baik Tidak perlu Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Dubius / cacat



6 7



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



182



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: : : :



Dokter spesialis yang terkait, (bila diperlukan) Rawat inap untuk observasi dan tindakan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



S 42.4 FRAKTURA SUPRAKONDILER SIKU Adanya trauma Tanda-tanda pasti patah tulang di atas siku Fraktur-fraktur lain di daerah siku Radiologi: foto siku AP/ lat



:



Reposisi dengan pembiusan Traksi



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7



Bila non bedah gagal operasi Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Fleksi pembuluh darah Kaku sendi siku Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi : ± 21 hari ± 4-6 minggu Kedua fragmen terreposisi & terfiksasi dengan baik Tidak perlu Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Dubius / Kaku sendi siku



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



183



1



ICD



:



S 42.3



2 3



Diagnosis Kriteria diagnosis



: :



FRAKTUR HUMERUS Riwayat trauma Tanda pasti fraktur humerus (nyeri, bengkak, deformitas angulasi/pemendekan, krepitasi, gangguan fungsi) Angulasi, perpendekan, rotasi Foto Ro adanya fraktur humerus



4 5



: :



Foto Ro humerus AP / lat



: :



Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat jalan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



Reposisi dengan pembiusan Gips U-siab / Hanging cast



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7



Pemasangan implant / plate-screw Minimal RS. kelas-C RS. lain yang mempunyai sarana pembedahan memadai Lesi N.Radialis Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi : ± 1 - 14 hari ± 12-24 minggu Tereposisi dan ierfiksasi pada posisi fungsional yang optimal Tidak perlu Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



184



1



ICD



:



S 42.0



2 3



Diagnosis Kriteria diagnosis



: :



4 5



: :



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



FRAKTUR KLAVIKULA Riwayat trauma Tanda pasti fraktur pada klavikula (nyeri. deformitas, krepitasi) Fbto Ro adanya fraktur di klavicula : Disiokasi acromio-klavicular X-foto klavicula AP



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7



: : :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawat jalan untuk perawatan non bedah Rawat inap untuk perawatan bedah Figure of-8 / ransel verband : Plate & screw bila ada komplikasi vaskuler/ saraf Non bedah gagal Minimal RS kelas-C RSIain yg mempunyai sarana pembedahan yg memadai Lesi vaskuler Lesi saraf Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah ± 1 - 7 hari ± 4 – 6 minggu Terreposisi dengan baik Tidak perlu Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



185



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit



: :



8



Terapi Non bedah :



bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



S22. 3, S22. 4 PATAH TULANG IGA Secara klinis patah tulang iga merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang iga karena rudapaksa atau penyakit Tanda dan gejala klinis berupa : pada inspeksi gerakan dinding toraks asimetris, deformitas pada palpasi nyeri tekan. nyeri sumbu, krepitasi dari fragmen tulang yang patah. Kontusio muskulorum Laboratorium : pemeriksaan darah dan ECG untuk evaluasi klinis dan persiapan pembedahan Radiologi: foto polos rongga dada PA/LAT Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait. Bila single, tanpa penyulit tak perlu rawat inap di R.S. Bila multiple dan atau bila terdapat penyulit perlu rawat inap di R.S. untuk observasi dan tindakan. Obat-obatan analgetika, anestesi infiltrasi atau blok, perawatan Konsevatif Fiksasi internal daerah fraktur dengan memakai clip atau mint plate atau wire dengan bantuan anestesi umura atau anestesi lokal atau anestesi blok. Syarat fraktur tersebut tidak lebih dari 2 (dua) minggu Minimal R.S. kelas-C. R.S. lain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Ruptur pleura parietalis dan empisema kutis. Ruptur jaringan paru. Pneumotoraks. Perdarahan dan hematotoraks atau hemotoraks. Osteomielitis Perlu Dokter Umum (pertolongan pertama dan terapi konservatif Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks. ± 2 - 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulit ± 2 minggu bila tanpa penyulit Sembuh atau sembuh dengan kecacatan Khusus untuk fraktur patologis dan osteomielitis Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



186



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7



Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



: :



8



:



bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



S22.5 FLAIL CHEST Secara klinis flail chest ditandai dengan gerakan paradoksal pada dinding toraks karena patah tulang iga multiple dan segmental atau lebih dari 2 garis fraktus, hal ini disebabkan oleh trauma. Tanda dan gejala klinis benjpa: Gangguan respirasi dari ringan sampai berat., Pada inspeksi deformitas dinding toraks disertai gerakan paradoksal dinding toraks yang patah. Pada palpasi nyeri tekan dan nyeri tekan sumbu disertai krepitasi. Pada foto polos toraks: patah tulang iga multiple dan segmental atau lebih dari 2 garis fraktur. Laboratorium : DL, analisis gas darah, saturasi Kardiologi : EKG Radiologi : foto polos toraks AP/Iateral Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Raw/at inap untuk observasi, monitoring, pemasangan ventilator dan tindakan Oksigenasi (02) Tidur miring kearah daerah yang sakit. Fiksasi daerah yang sakit tersebut dengan plester lebar yang elastis. (sementara). Bila penderita dengan gangguan nafas berat segera di intubasi dan pernafesan buatan smbu bag atau segera pasang ventilator. Obat-obatan analgetik, antibiotika dan resusitasi cairan Fixasi tulang iga yang patah dengan dip atau dengan wire atau mini plate Minimal R.S kelas-C R.S. Iain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Hematopneumotoraks Kontusio paru Pneumonia Prolong ventilator Osteomyelitis kosta Empiema toraks Perlu Dokter Umum. (pertolongan pertama) Dokter Spesialis Bedah Umum. Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks . ± 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulis ± 14 - 30 minggu bila tanpa penyulit Sembuh atau sembuh dengan kecacatan atau meninggal Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



187



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



6 7 8



: : :



bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



S 27.1 HEMATOTORAKS Secara klinis hematotoraks atau hemotoraks ditandai dengan adanya darah di dalam rongga pleura, hal ini dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit. Tanda dan gejala klinis berupa: anemia, sesak nafas, syok hipovolemik, pada inspeksi gerakan hemitoraks yang bersangkutan menurun, pada perkusi redup pada sisi yang sakit , pada auskultasi suara nafas menurun, dan pada foto polos toraks terdapat bayangan kesuraman disertai sudut kosta frenikus tumpul, pada punksikeluar darah. Bila terdapat perdarahan massif, pada foto polos toraks tampak trakhea deviasi dan CVP meningkat. Atelectasis Massa pada jaringan paru Efusi pleura Pneumotoraks Tension Laboratorium : pemeriksaan DL, saturasi O2 Radiologi: foto polos toraks Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk observasi dan tindakan Oksigenasi O,, transfusi darah bila perdarahan masif, obatobatan antibiotika, analgetika, antipiretika, fisio terapi nafas. Pipa torakostomi atau WSD Bila masif dilakukan torakotomi (perdarahan > 800 cc) langsung atau 3-5 cc/kg b.b. per jam Minimal R.S kelas-C R.S. Iain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Syok hipovolemik Fibrotoraks atau Schwarte Empiema torakis Perlu Dokter Umum ( pertolongan pertama, punksi rongga toraks, pasang pipa toraks WSD ) Dokter Spesialis Bedah Umum. Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular. Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks. Dokter Spesialis Paru (Non-Trauma) ± 7 - 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulit ± 1 - 2 minggu bila tanpa penyulit Sembuh atau sembuh dengan kecacatan atau meninggal Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



188



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



: :



6 7 8



S 27.0 J93 P25.1 A16.2 PNEUMOTORAKS Secara klinis pneumotoraks merupakan suatu keadaan dimana terdapat udara didalam rongga pleura dan mengakibatkan paru menjadi kolaps, hal ini disebabkan oleh trauma atau penyakit. Tanda dan gejala klinis berupa: sesak nafas, pada inspeksi gerakan hemitoraks berkurang atau menurun, pada perkusi hiper sonor, pada auskultasi suara nafas berkurang atau menurun, pada foto polos toraks ada bayahgan udara bebas pada hemitoraks yang bersangkutan dan paru tampak kolaps. Pada keadaan Tension ditandai dengan trachea terdorong kontra lateral, bendungan vena-vena di leher, GVP meningkat, hemitoraks yang terkena lebih cembung



: :



Laboratorium. : DL, BTA sputum Radiologi : Foto polos toraks Bila perlu kepada dokter spesialis yang terkait Rawat inap untuk observasi dan tindakan



:



Oksigenasi, fisioterapi nafas, obat-obatan .



bedah



9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17



Patologi Otopsi



: :



18



Prognosis



:



Jarum kontra ventil atau jarum terbuka dilanjutkan dengan pipa drainase (WSD) untuk kasus pneumotoraks tension . Punksi bila paru yang kolaps minimal < 30 %. Pipa torakostomi dengan continous suction. Bila pneumotoraks terbuka , luka ditutup atau dijahit dan pasang pipa toraks. Torakotomi, bila paru yang kolaps persisten atau terdapat fistel bronkho - pleural. Minimal R.S kelas-C R.S. Iain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Empisema subkutis.Pneumonia, Shunting, Arelektasis. Perlu Dokter Umum. (pertolongan pertama, pasang WSD) Dokter Spesialis Paru (Non Trauma ) Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Toraks-Kardiovaskular Dokter Spesialis Bedah (K) Toraks. ± 14 hari pasca bedah bila tanpa penyulis ± 2 minggu bila tanpa penyulit Sembuh atau sembuh dengan kecacatan seperti Schwarte fibrosis paru. Feriu untuk diagnosis Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



189



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4



Diagnosa banding



:



5



Pemeriksaan penunjang



:



6 7



Konsultasi : Perawatan rumah : sakit Terapi Non bedah :



8



bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Bedah



: : :



16 17 18



Non bedah Patologi Otopsi Prognosis Non bedah bedah



S12, S22.0, S320, T08 FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA Riwayat trauma Nyeri tulang belakang Adanya kyphosis Lesi saraf + / Kclainan dcgeneratif tulang belakang Gibbus karena tbc tulang belakang Fbto Ro AP / Lat dari: vertebra sevikal vertebra torakal vertebra Iumbosakral Dokter spesialis terkait bila diperlukan Rawat inap untuk observasi dan tindakan Bedrest / gips korset / brace Tidak stabil Ada lesi medula spinalis Minimal R.S kelas-C R.S. Iain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Paraplegia Perlu Dokter Spesialis Bedah untuk non bedah Ookter Spesialis Bedah Orthopaedi untuk tindakan pembedahan ± 14-28 hari pasca bedah bila tanpa penyulis ± 12 minggu bila tanpa penyulit Mobilisasi dengan brace Fiksasi rigid Jepitan medulla spinalis (-)



: :



Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas



: Baik Dublus ad malam



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



190



S73.0 DISLOKASI PANGGUL Riwayat trauma Nyeri panggul Posisi aduksi dan internal rotasi pada sisi yang sakit Tungkai memendek pada sisi sakit



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



Fbto Ro panggul AP/Lat



: :



Dokter spesialis terkait bila diperlukan Rawat inap



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



Reposisi cara Bigelow dengan pembiusan



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7



Operasi reposisi bila terapi non bedah gagal Minimal R.S kelas-C R.S. Iain yang mempunyai sarana pembedahan yang memadai Fraktur intra artikuler Cidera N. Ischiadicus Kaku sendi pada dislokasi lama Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi terutama bila memerlukan pembedahan ± 2 minggu ± 8 minggu Tereposisi dengan baik Perlu, untuk kasus trauma dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik Kaku sendi dapai terjadi ( operasi)



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



191



1



ICD



:



2



Diagnosis



:



3



Kriteria diagnosis



:



S 27.8, S 30.0, S. 35.S 36, S 37, Cedera pada toraks bagian bawah, abdomen, pinggang, coliumha, vertebralis - lumbalis dan pelvis Ruptur Diaphragma S27.8.0 Kontusi Bokong dan Panggul S30.0 Kotusio Abdomen, Pinggang dan Inguinal S 30.1 Kontusio Perineum dan Genital S.302 Ekskoriasi, Laserasi superficial –S 30.7 multiple di Abdomen, Pinggang dan Panggul. Ruptur Limpa S36.0.0 Ruptur Hepar & kandung empedu S36.1.0 Ruptur Pankreas S 36.2.0 Ruptur lambung S 36.3.0 Ruptur Duodenum . Ruptur Jejunum S 36.4.0 Ruptur Ileum Ruptur Colon S 36.5.0 Ruptur Rectum S 36.6.0 Ruptur organ intra abdomen- S 36.7.0 Multiple Hematoma retroperitoneum Ruptur Ginjal Kontusio Ginjal Hematoma retroperitoneum S 36.8.0 Ruptur Ginjal S 37.0.0 Ruptur Ureter S 37.1.0 Ruptur Kandung Kemih S 37.2.0 Ruptur Uretra S 37.3.0 Ruptur Ovarium S 37.4.0 Ruptur Tuba Falopii S 37.5.0 Ruptur Uterus S 37.6.0 Ruptur Organ Intra Pelvis Multipel S 37.7.0 Ruptur Kelenjar Adrenal S 37.8.0 Ruptur Kelenjar Prostat S 37.8.0 Ruptur Vesikula Seminalis S 37.8.0 Ruptur Vas Deferen S 37.8.0 Mekanisme Trauma Kecelakaan lalu lintas Jatuh dari ketinggian Kecelakaan kerja Cedera olah raga Tindakan kekerasan atau penganiayaan Cedera akibat hiburan atau wisata Tanda Minis. Sistim pernapasan dan hemodinamika Stabil Tidak stabil Inspeksi: Dinding abdomen bisa tampak normal Jejas pada dinding abdomen



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



192



Jejas pada dinding dada bagian bawah Abdomen tampak distensi Jejas dapat berupa : excoriasi, hematoma, Memar kulit, lacerasi Auskultasi: Auskultasi regio toraks (kin ) Suara napas menurun, bisa terdengar bising usus Auskultasi regio abdomen: Bising usus bisa normal, menurun atau hilang. Palpasi: Nyeri tekan di kuadran tertentu atau seluruh regio Abdomen, Defans muskuler, Nyeri tekan lepas. Perkusi Perkusi regio toraks bagian bawah bisa normal atau r edup atau timpani Pekak hati bisa positif atau negatif Nyeri ketok dinding abdomen Tes undulasi atau tes shifting dullness bisa ppsitip, bisa negatif Colok dubur: Bisa normal Bisa ditemukan kelainan — kelainan : Prostat yang melayang, laserasi pada dinding anorektum, fragmentasi tulang - tulang panggul, nyeri pada peralmait dinding anorektum, pada sarung tangan bisa ditemukan tetesan atau noda darah, berarti positif ada cedera pada saluran cerna 4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6



Konsultasi



:



7



Perawatan rumah



:



Disesuaikan dengan fasilitas UGD / Rumah Sakit setempat Pilihan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi: Foto toraks, Fbsisi AR Foto toraks pemasangan pipa lambung Foto pelvis USG Lavase peritoneum diagnostik (DPL) 1VP Uretro-sistografi Foto kontras saluran cerna bagian atas CT scan abdomen Angiografi Indikasi USG sama dengan indikasi DPL: Pasien trauma dengan: Penurunan tingkat kesadaran Perubahan / gangguan fungsi sensoris Cedera pada organ - organ yang bertetangga Pemeriksaan fisik abdomen yang meragukan Kemungkinan dokter putus kontak dengan pasien untuk waktu yang cukup panjang. Hasil DPL yang meragukan ( khusus untuk USG abdomen ) yaitu : Lekosit < 500/mm3, eritrosit < 100.000 / mm3 Bila diperlukan Konsultasi Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular Rawat inap untuk tujuan observasi



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



193



8



sakit Terapi



:



9



Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13



Lama Perawatan



:



14



Masa Pemulihan



:



15



Hasil



:



Tindakan resusitasi ABCD sesuai konsep AILS kalau kondisi pernapasan dan hemodinamika penderita tidak stabil. Terapi konservatif: Terapi konservatif dilakukan bila tidak ada indikasi laparotomi segera, atau hasil pemeriksan penunjang tidak mengungkapkan adanya cedera organ intra abdomen yang nyata. Terapi konservatif dengan cara observasi,, dapat dilakukan sampai 2 x 24 jam. Terapi operatif: Laparotomi eksplorz^i dengan insisi median Indikasi laparotomi eksplorasi: Tanda-tanda perdarahan intra peritoneal, yaitu adanya syok hipovplemi dengan distensi abdomen yang progresif. Tanda-tanda peritonitis generalisata Pneumoperitoneaum pada foto toraks Pada foto toraks tampak gambaran hernia diafragmatika (Ruptur Diafragma) Cairan lavase keluar melalui pipa drenase rongga pleura Pada tindakan DPL, keluar darah > 10 ml atau cairan usus > Hasil DPL positip berdasarkan analisa laboratoris, yaitu : jumlah eritrosit > 100.000/mm3 cairan lavase jumlah lekosit > 500/mm cairan lavase amilase >20 IU/Lcairan lavase Minimal Rumah Sakit Was C atau Rumah sakit yang ada fasilitni pembedahan yang memadai. Perdarahan massif Syok hipovolemik, yang bisa berakibat syok irreversibel Koagulasi intra vaskuler yang diseminasi (D1C) Koagulopathi, Hipotermia. Asidosis. SIRS - sepsis, ARDS, Pneumonia Pankreatitis pasca trauma, perdarahan saluran certm, Gangguang fungsi hati. ARF (gagal ginjal akut) Gagal multi organ Perlu Dokter spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah (K) Bedah Digestif Bervariasi, tergantung beratnya cedera Bisa berlangsung antara 10 hari - 3 bulan Juga bervariasi, tergantung beratnya cedera Bisa membutuhkan waktu antara 2 minggu - 3 bulan Cedera ringan : bisa sembuh tanpa gejala sisa Cedera berat: Kalau tidak ada penyulit, dapat disembuhkan dengan nlaii tanpa kecacatan Kalau ada penyulit, bisa sembuh dengan atau tanpa kecacnlsn, atau bisa meninggal dunia. Cedera mengancam nyawa: Bila timbul penyulit



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



194



Bisa sembuh dengan atau tanpa kecacatan, atau bisa menlni i pi dunia Angka kematian bisa sampai > 70% 16 17



Patologi Otopsi



: :



18



Prognosis



:



Semua pasien trauma abdomen meninggal dunia perlu otopsi klinik Tergantung beratnya cedera



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



195



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang



: :



6 7 8



9



10 11 12



13 14 15 16 17 18



T20-T31 LUKA BAKAR Luka bakar merupakan kerusakan pada jaringan karena pengaruh suhu (baik panas maupun dingin) atau dari penyerapan energi fisik dan dari kontak dengan bahan-bahan kimia. Setiap penyebab mempunyai gambaran klinis yang khusus dan manajemen pengelolaannya. Pembagian derajat luka bakar : Derajat I: Hanya mengenai cairan epidermis luar, tampak hiperemi dan eritema Derajat II: Mengenai lapisan epidermis yang lebih dalam dan sebagian dermis disertai lepuh. edema jaringan dan basah Derajat III .Mengenai semua lapisan epidermis dan dermis, biasanya tampak luka kering dengan vena koogulasi pada permukaan kulit Tanda dan gelaja klenik : nyeri, cemas, dehidrasi



Laboratorium: DL, UL, -RFT, elektrolit, protein darah Mikrobiologi : kultur dan tes kepekaan kuman Radiologi : foto polos toraks AP Jantung : EKG Konsultasi : Dbkter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Perawatan rumah : Raw/at Inap untuk luka bakar derajat II-III minimal 15% luasnya atau trauma didaerah muka atau trauma inhalasi. sakit Terapi Non bedah : - Tindakan darurat ABC, retutilasi jantung, paru, otak - Koreksi elektrolit dengan rumus "Rule of Nine" dan koreksi Hiperaktif - Perawatan terhadap jantung, paru, ginjal, hati bedah - TerapiSuportifseperii nutrizi, protein - Antibiotika, analgetika, antidiuretika - Pertolongan pertama bisa diberikan air dingin (waktunya singkat) Tempat Pelayanan : Minimal rumah sakit kelas-C atau rumah sakit dengan fasilitas perawatan luka bakar yang memadai Penyulit : Gangguan elektrolit, gangguan fungsi jantung, paru, otak, kontraktur hati dan ginjal, infeksi sepsis Informed consent : Perlu Tenaga Standar : Dokter Umum (pertolongan pertama maupun terapi konservallf Dokter Spesialis Bedahr Umum Dokter Spesialis Bedah Plastik Lama Perawatan : ± 7 - 30 hari pasca bedah bila tanpa penyulis Masa Pemulihan : ± 4 – 8 minggu bila tanpa penyulit : Sembuh atau sembuh dengan bercacat atau meninggal dunia Hasil Patologi : Otopsi : Diperlukan bila penderita meninggal dunia karena trauma at. in sebab yang tidak jelas Prognosis : Baik atau dubious atau jelek



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



196



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 37.2 RUPTUR BULI-BULI



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



: :



9



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah bedah Tempat Pelayanan



Trauma langsung pada abdomen bagian bawah Trauma tidak langsung akibat fractur pelvis Tidak bisa kencing Massa suprapubik Hematuria (+) Tanda - tanda peritonitis (+) Colok dubur : Prostat letaknya normal Ruptur uretra posterior Test buli-buli Foto Pelvis Urethrocystogram Dokter spesialis yang terkait (bila diperlukan) Rawat inap segera untuk observasi dan tindakan



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7 8



: : : :



Eksplorasi, jahit buli-buli, pasang dauer kateter. Suprapubic kistostomi bila ruptur uretra posterior Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit Iain yg mempunyai sarana pembedahan memadai Infeksi Kebocoran Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Orthopaedi bila terdapat fractur pelvis Dokter Spesialis Urologi akibat ruptur urethra posterior ± 7 hari ± 14 hari Sembuh Diperlukan bila penderita meninggal dunia karena trauma at. in sebab yang tidak jelas Baik



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



197



S 82.0 FRAKTUR PATELA Adanya trauma pada lutut Tanda pasti patah tulang patela Fungsiolaesa Foto: patah tulang patela



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



: :



X-Foto lutut AP/Lat



: :



Rawat jalan dan rawat inap



:



Pasang Kocher Gips untuk kasus undisplaced (I-II)



6 7 8



Pasang tension band wiring Patelektomi untuk grade IV



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10



Penyulit



:



11 12



Informed consent Tenaga Standar



: :



13 14 15



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil



: : :



16 17



Patologi Otopsi



: :



18



Prognosis



:



Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit Iain yg mempunyai sarana pembedahan memadai Haemartrosis Infeksi Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 2 - 7 hari ± 8 – 12 hari Fragmen tulang patella terreposisi & rigid Fragmen terangkat Perlu untuk kasus trautama dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik / cacat



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



198



S 82 FRAKTUR CRURIS Riwayat trauma Tanda pasti patah tulang pada tibia/ fibula Foto Ro : fraktur pada tibia dan pada fibula



1 2 3



ICD Diagnosis Kriteria diagnosis



: : :



4 5



: :



Foto Ro cruris AP / Lat



: :



Dokter spesialis terkait, bila diperlukan Rawatjalan untuk non bedah Rawat inap untuk pembedahan



8



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



:



Reposisi Long leg cast / PTB cast :



9



bedah Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



6 7



Pemasangan implant / plate-screw Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit Iain yg mempunyai sarana pembedahan memadai Malunion / delayed union Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 7 hari ± 4 – 8 minggu Tereposisi dan terfiksasi pada posisi yang optimal Perlu untuk kasus trautama dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik / cacat



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



199



1 2



ICD Diagnosis



: :



S 86.0 RUPTUR TENDON ACHILES



3



Kriteria diagnosis



:



4 5



Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang Konsultasi Perawatan rumah sakit Terapi Non bedah



: :



Trauma oleh karena mendadak melakukan gerakan Kontraksi Achiles Posisi kaki plantar flexi fungsilaesa -



: :



Dokter Spesialis lain yang terkait bila diperlukan Rawat inap untuk observasi dan tindakan



:



Antibiotika



6 7 8



bedah 9



Tempat Pelayanan



:



10 11 12



Penyulit Informed consent Tenaga Standar



: : :



13 14 15 16 17



Lama Perawatan Masa Pemulihan Hasil Patologi Otopsi



: : : : :



18



Prognosis



:



Operasi dengan teknik Bunnel atau Kesler Immobiiisasi dengan fore slab Minimal rumah sakit kelas-C Rumah sakit Iain yg mempunyai sarana pembedahan memadai Non union, rhal union Perlu Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi ± 14 hari ± 12 minggu Kedua fragmen terjahif dengan posisi optimal Perlu untuk kasus trautama dan kematian yang tidak wajar atau tidak jelas Baik / cacat



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



200



DAFTAR KETERANGAN ISTILAH DAN SINGKATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48



Istilah ABC AFTA AP ABVD AVN BCC BCT/S CAF CTScan CVA CVP Darsidah DCS DL DPL DSpB DSpB(K)BA DSpB(K)Dig DSpB(K)KL DSpB(K)Onk. DSpB{K)Vask. DSpBO DSpBP DSpBS DSpBTKV DSpU DVT EDH EKG/ECG FL FNAB FU GCS HD HVA IBD ICD ICH ICS ICU KET Lat" LDH LDH LFT IX Cast MOPP MRI



Airway, Breathing, Circulation ASEAN FREE TRADE AREA Antero - Posterior Adriomycin, Bleomycin, Vinblastine, Dacarbazine Artery, Vein, Nervus Basal Cell Carcinoma Breap Conserving Treatment/Surgery Cyclophosphamide, Adriamycin, Fluorouracil Computered Tomography Scanning Cerebro Vascular Accident Central Venous Pressure Standar Profesi Bedah Damage Control Surgery Darah Lengkap Diagnostic Peritoneal Lavage Dokter Spesialis Bedah Umum Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Anak Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Kepala dan Leher Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Onkologi" Dokter Spesialis Bedah Konsultan Vaskular Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Dokter Spesialis Bedah Plashk Dokter Spesialis Bedah Saraf Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular Dokter Spesialis Urologi Deep Vein Thrombose Epidural Hematoma FJektro Kardiografi Faeces Lengkap Fine Needle Aspiration Biopsy Fluoro Uracil Glasgow Coma Scale Hodgin Disease Homo Vandelic Acid Inflammatory Bowel Disease International Statistical Classification of Diseases and Related Intra Cerebral Hemorrhage Intercostal Space Intensive Care Unit Kehamilan Elektopik Terganggu Lateral Low Density Hypercholesterolemia Laktat dehidrogenase Liver Function Test Long Leg Cast Mechorethamine, Oncovin, Prednison, Procarbazine Magnetic Resonance Imaging



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



201



49 50 51 52 53 54 55 56



MRS



57



PPIKABI



58 59 60 61 62 63 64 65



PS K/P RFT RND RS RSARP SCC SPPDSBUI



66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76



TBC TNM TUR TUR – P UL USG UTI UU VC VMA WSD



N NHL NICU PA PABI Pa02



PBIDI



Masuk Rumah Sakit Nervus Non Hodgin Limfoma Neonatal Intensive Care Unit Patologi Anatomi atau Posterc - Anterior Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia Iekanan Partial Oksigen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (dahulu : Ikatan Ahli Bedah Indonesia) Program Studi Kalau perlu Renal Function Test Radical Neck Dissection RumahSakit Squamous Cell Carcinoma Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia Tuberculose Tumor, Nodule, Metastase Trans Urethral Resection Traris Urethral Resection - Prostate Urine Lengkap Ultra sonografi Urogenitales Tract Infection Undang - undang VriesCoup Vanyl Mandelic Acid Water Sealed Drainage



Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia



202