Statistik Kemiskinan Di Sumsel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



No. 41/07/16/Th.XXIII,15 Juli 2021



BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021 Penduduk Miskin Maret 2021 sebesar 12,84 persen turun 0,14 persen poin dari September 2020 sebesar 12,98 persen



Jumlah penduduk miskin di Sumatera Selatan Maret 2021 mencapai 1.113,76 ribu orang. Berkurang sebesar 5,89 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2020 yang sebesar 1.119,65 ribu orang.







Pada bulan Maret 2021 jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 1.113,76 ribu orang atau 12,84 persen dari total penduduk. Dibandingkan dengan kondisi September 2020 jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 5,89 ribu orang dari 1.119,65 orang atau turun 0,14 persen poin dari 12,98 persen.







Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2020 sebesar 12,52 persen turun menjadi 12,36 persen pada Maret 2021. Hal yang sama juga terjadi untuk penduduk miskin di perdesaan, pada September 2020 sebesar 13,25 persen turun menjadi 13,12 persen pada Maret 2021.







Garis Kemiskinan Maret 2021 tercatat sebesar Rp. 457.455,-/kapita/bulan. Peranan kelompok makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan kelompok bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) Maret 2021 tercatat sebesar 74,45 persen sedikit turun jika dibandingkan kondisi Maret dan September 2020 yang sebesar 74,49 persen.







Komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, cabe merah, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, roti, kue basah, kopi bubuk & kopi instan (sachet), dan bawang merah. Sedangkan komoditas bukan makanan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi dan kesehatan.







Pada Maret 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Sumatera Selatan memiliki 4,76 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp. 2.177.485,8,-/rumah tangga miskin/bulan.







Pada periode September 2020 – Maret 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama mengalami penurunan.



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



1



1.



Perkembangan Tingkat Kemiskinan 2020 - 2021



Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan pada Maret 2021 mencapai 1.113,76 ribu orang atau sebesar 12,84 persen dari total penduduk. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk September 2020 yang sebesar 1.119,65 ribu orang atau 12,98 persen, maka selama enam bulan atau pada kurun waktu September 2020-Maret 2021 terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar 0,14 persen poin yang setara dengan penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 5,89 ribu orang. Namun demikian dalam periode Maret 2020 – Maret 2021 atau selama satu tahun terakhir angka kemiskinan Sumatera Selatan masih mengalami peningkatan sebesar 0,18 persen poin dari 12,66 persen Maret 2020 atau setara 32,18 ribu penduduk miskin.



Penurunan angka kemiskinan dalam kurun September 2020 – Maret 2021 atau dalam 6 (enam) bulan terakhir menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan pemerintah kabupaten/kota se Sumatera Selatan telah bersinergi dalam melaksanakan berbagai program perlindungan sosial (bantuan sosial, kegiatan ekonomi produktif, dll) sehingga penduduk hampir miskin tidak jatuh miskin akibat pandemi COVID-19. Bahkan penduduk miskin di Sumatera Selatan ada yang berhasil keluar dari kemiskinan, yang menunjukkan kesejahteraan penduduk miskin semakin membaik melalui intervensi berbagai program perlindungan sosial. Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2020-Maret 2021 atau dalam 6 (enam) bulan terakhir angka kemiskinan di daerah perkotaaan dan perdesaan mengalami penurunan. Angka kemiskinan di daerah perkotaan turun sebesar 0,16 persen poin atau setara 2,18 ribu penduduk miskin, sedangkan angka kemiskinan di daerah perdesaan turun sebesar 0,13 persen poin atau setara 3,71 ribu penduduk miskin. Perhatikan Tabel 1. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan Maret 2020 – Maret 2021



Daerah / Tahun



Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang)



Persentase Penduduk Miskin



(1)



(2)



(3)



Perkotaan Maret 2020



387,80



12,16



September 2020



404,43



12,52



Maret 2021



402,25



12,36



Maret 2020



693,78



12,96



September 2020



715,22



13,25



Maret 2021



711,51



13,12



Maret 2020



1.081,58



12,66



September 2020



1.119,65



12,98



Maret 2021



1.113,76



12,84



Perdesaan



Perkotaan + Perdesaaan



Sumber: BPS Provinsi Sumsel, diolah dari data Susenas Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021.



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



2



2. Perkembangan Angka Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan 2012 –2021 Angka kemiskinan diharapkan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tetapi pada periode 2012 - 2021 angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan mengalami fluktuasi. Angka kemiskinan terendah pada kurun waktu 2012 – 2021 dicapai pada September 2019 sebesar 12,56 persen yang mana telah mengalami penurunan sebesar 1,22 persen poin dibandingkan Maret 2013 sebesar 13,78 persen. Pada Maret 2012 – Maret 2013 angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan meningkat dari 13,78 persen Maret 2012 menjadi 14,24 persen Maret 2013. Periode Maret 2013 - September 2014 angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan dari 14,24 persen Maret 2013 menjadi 13,62 persen September 2014. Periode September 2014—Maret 2015 angka kemiskinan kembali meningkat dari 13,62 persen September 2014 menjadi 14,25 persen Maret 2015. Periode Maret 2015 - Maret 2019 angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan konsisten mengalami penurunan setiap tahunnya dari 14,25 persen Maret 2015 menjadi 12,56 persen Maret 2019. Angka kemiskinan Provinsi Sumatera pada periode September 2015 – September 2017 berada dalam kisaran angka 13,0 persen, sedangkan periode Maret 2018 – Maret 2021 angka kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan berada dalam kisaran 12 persen. Perhatikan Gambar 1. Gambar 1. Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Maret 2012-Maret 2021 14,25 13,78



13,91



14,24



13,54 13,19



14,06



12,84



13,77



13,48



12,8



13,62



13,39



12,66



12,71



13,1 12,82



12,98



12,56



1.145,63



1.119,65 1.113,76



1.110,53 1.100,83



1.101,19



1.104,57



1.086,92



1.068,27



1.073,74



1.112,53



1.059,13



1.096,50 1.085,80



1.086,76



1.076,40



1.081,58 1.067,16



1.043,62



Keterangan: *) hasil backcasting Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 3. Perubahan Garis Kemiskinan 2020 - 2021 Garis Kemiskinan (GK) dipergunakan sebagai batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah GK. Tabel 2 menyajikan perkembangan GK pada periode 2020 - 2021.



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



3



Tabel 2. Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan Maret 2020 - Maret 2021 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Daerah / Tahun



Bukan Makanan



Total



(2)



(3)



(4)



Maret 2020 September 2020



337.697 338.390



131.854 132.409



469.551 470.800



Maret 2021



350.163



135.276



485.439



Perubahan Mar’20-Sept’20 (%)



0,21



0,42



0,27



Perubahan Sept’20-Mar’21 (%)



3,48



2,17



3,11



Perubahan Mar’20-Mar’21 (%)



3,69



2,60



3,38



Pedesaan Maret 2020 September 2020



321.453 323.914



100.198 100.455



421.650 424.369



Maret 2021



335.549



105.866



441.415



Perubahan Mar’20-Sept’20 (%)



0,77



0,26



0,64



Perubahan Sept’20-Mar’21 (%)



3,59



5,39



4,02



Perubahan Mar’20-Mar’21 (%)



4,39



5,66



4,69



Perkotaan+Pedesaan Maret 2020 September 2020



327.021 328.710



112.021 112.549



439.041 441.259



Maret 2021



340.567



116.888



457.455



Perubahan Mar’20-Sept’20 (%)



0,52



0,47



0,51



Perubahan Sept’20-Mar’21 (%)



3,61



3,86



3,67



Perubahan Mar’20-Mar’21 (%)



4,14



4,34



4,19



(1)



Makanan



Perkotaan



Sumber: BPS Provinsi Sumsel, diolah dari data Susenas Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021. Selama periode September 2020 - Maret 2021, GK naik sebesar 3,67 persen, yaitu dari Rp 441.259,per kapita per bulan pada September 2020 menjadi Rp 457.455,- per kapita per bulan pada Maret 2021. Sementara pada periode Maret 2020 - Maret 2021 GK naik sebesar 4,19 persen dari Rp 439.041,- per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp 457.455,- per kapita per bulan pada Maret 2021. Komponen GK terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Dalam pembentukan GK peranan kelompok makanan masih jauh lebih besar dibandingkan kelompok non makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2021 sebesar 74,45 persen sedangkan sumbangan GKNM sebesar 25,55 persen. Peranan GKM terhadap GK relatif tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2020 yang sebesar 74,49 persen.



Pada Maret 2021 komoditas kelompok makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada pembentukan GK baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama, seperti: beras memberi sumbangan sebesar 17,18 persen di perkotaan dan 24,48 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK yakni sebesar 13,86 persen di perkotaan dan 9,51



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



4



persen di perdesaan. Komoditas lainnya adalah telur ayam ras sebesar 4,64 persen di perkotaan dan 3,87 persen di perdesaan. Sementara itu terdapat komoditas makanan lainnya yang cukup besar memberi sumbangan terhadap GK yang berbeda di perkotaan dan perdesaan yakni kue basah dan mujair memberi sumbangan cukup besar terhadap GK di perkotaan sedangkan di perdesaan cabe rawit dan tempe sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Komoditas yang Memberi Sumbangan Besar terhadap Garis Kemiskinan beserta Kontribusinya (%) Keadaan Maret 2021 Jenis Komoditas



Perkotaan



Jenis Komoditas



Perdesaan



(1)



(2)



(3)



(4)



Beras Rokok kretek filter Daging ayam ras Telur ayam ras Mie instan Cabe merah Gula pasir Kue basah Bawang merah Roti Kopi bubuk & kopi instan (sachet) Mujair BUKAN MAKANAN Perumahan Bensin Listrik Pendidikan Perlengkapan mandi Air Angkutan Kesehatan



17,18 13,86 4,85 4,64 3,41 2,42 2,38 1,72 1,66 1,63 1,45 1,40



Beras Rokok kretek filter Telur ayam ras Gula pasir Mie instan Daging ayam ras Cabe merah Roti Bawang merah Kopi bubuk & kopi instan (sachet) Cabe rawit Tempe



24,48 9,51 3,87 3,73 3,12 2,89 2,41 2,27 2,10 2,06 1,89 1,50



8,39 4,07 3,53 2,27 1,20 0,98 0,90 0,76



Perumahan Bensin Listrik Pendidikan Perlengkapan mandi Sabun cuci Kesehatan Pakaian jadi perempuan dewasa



8,03 4,12 2,26 1,19 1,09 0,69 0,63 0,62



MAKANAN



Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah dari data Susenas Maret 2021



Komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan besar terhadap GK adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi dan kesehatan. Sementara itu terdapat komoditas bukan makanan lainnya yang memberi sumbangan cukup besar yang berbeda pada GK di perkotaan dan perdesaan yaitu air dan angkutan yang memberi sumbangan besar terhadap GK di perkotaan sedangkan di perdesaan yaitu sabun cuci dan pakaian jadi perempuan dewasa. 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu menurunkan angka kemisiknan, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



5



Pada periode September 2020 - Maret 2021 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) mengalami penurunan dari 2,261 pada September 2020 menjadi 2,260 pada Maret 2021 atau turun sebesar 0,001 poin. Penurunan indeks P 1 dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan (GK). Fenomena itu mengungkapkan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk miskin di Sumatera Selatan dalam kurun waktu 6 (enam) terakhir semakin membaik, bahkan mampu mengangkat sebagian kecil penduduk miskin keluar dari kemiskinan. Secara umum berbagai program perlindungan sosial (bantuan sosial, kegiatan ekonomi produktif, dll) yang digelontorkan pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Sumatera Selatan pada masa pandemi Covid-19 selain telah mampu mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin dan meningkatkan jumlah komoditas yang dikonsumsi penduduk miskin juga telah meningkatkan taraf kehidupan penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan. Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sumatera Selatan Menurut Daerah Perkotaaan dan Perdesaan Maret 2020 – Maret 2021 Rincian



Perkotaan



Perdesaan



Perkotaan + Perdesaaan



(2)



(3)



(4)



2,018



2,123



2,084



2,381 2,195



2,189 2,299



2,261 2,260



0,470



0,489



0,482



0,721 0,538



0,570 0,545



0,627 0,542



(1)



Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Maret 2020 September 2020 Maret 2021 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Maret 2020 September 2020 Maret 2021



Sumber: BPS Provinsi Sumsel, diolah dari data Susenas Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Sumatera Selatan periode September 2020 - Maret 2021 mengalami penurunan dari 0,627 September 2020 menjadi 0,542 Maret 2021 atau turun sebesar 0,085 poin. Penurunan indeks P 2 dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir mengindikasikan bahwa kesenjangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin kecil. Hal itu dapat mengindikasikan bahwa intervensi program perlindungan sosial (bantuan sosial, kegiatan ekonomi produktif, dll) di Provinsi Sumatera Selatan selama 6 (enam) bulan terakhir di masa pandemi COVID-19 telah didistribusikan atau dinikmati semakin merata sesama penduduk miskin. Upaya pemerataan distribusi program perlindungan sosial bagi penduduk miskin harus semakin ditingkatkan agar kesenjangan diantara penduduk miskin semakin kecil sehingga penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan semakin mudah dientaskan. Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan dan perdesaan maka nilai P 1 dan P2 di daerah perkotaan lebih rendah dari daerah perdesaan. Keadaan Maret 2021, nilai P 1 daerah perkotaan sebesar 2,195 sedangkan di daerah perdesaan sebesar 2,299. Sementara itu nilai P2 daerah perkotaan sebesar 0,538 dan di daerah perdesaan sebesar 0,545. Fenomena ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap GK di perdesaan relatif lebih jauh dibandingkan daerah perkotaan dan ketimpangan



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



6



pengeluaran di antara penduduk miskin daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin daerah perkotaan. Dengan demikian dibutuhkan intervensi program perlindungan sosial yang lebih intensif dan lebih besar di daerah perdesaan. 5. Gini Ratio dan Distribusi Pengeluaran Penduduk Untuk mengukur ketimpangan pendapatan, BPS menggunakan indikator Gini Ratio dan Distribusi Pengeluaran menurut World Bank. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Gini Ratio di Sumatera Selatan pada kurun waktu 20162021 mengalami fluktuasi. Dalam satu tahun terakhir atau pada periode Maret 2020 - Maret 2021 Gini Ratio Sumatera Selatan mengalami peningkatan dari 0,339 keadaan Maret 2020 menjadi 0,341 keadaan Maret 2021 atau naik 0,002 poin, hal sama pada periode September 2020 - Maret 2021 naik sebesar 0,003 poin. Berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio di daerah perkotaan lebih besar dari perdesaan, Gini ratio perkotaan Maret 2021 sebesar 0,360 sedangkan di perdesaan sebesar 0,315. Gini ratio di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan dalam satu tahun terakhir atau periode Maret 2020 - Maret 2021 sama-sama mengalami peningkatan. Gambar 2. Gini Ratio Sumatera Selatan Menurut Tipe Daerah Maret 2016 – Maret 2021 0,397 0,384



0,387



0,373



0,358



0,362 0,361



0,348



0,381



0,365



0,358



0,328 0,317



0,354



0,348



0,341



0,331



0,316



0,306



0,339



0,339 0,308



Pedesaan



0,338



0,341



0,310 0,315



0,302



Maret-16 Sep-16 Maret-17 Sep-17 Maret-18 Sep-18 Maret-19 Sep-19 Maret-20 Sep-20 Perkotaan



0,360 0,352



0,311 0,296



0,293



0,355



Mar-21



Perkotaan+Perdesaan



Sumber: BPS, diolah dari Susenas 2016-2021 Disamping Gini Ratio, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia. Berdasarkan kriteria Bank Dunia tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah kurang dari 12 persen, ketimpangan sedang jika persentase pengeluarannya berkisar antara 12 - 17 persen, serta ketimpangan rendah jika persentase pengeluaraannya berada di atas 17 persen.



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



7



Tabel 5 Distribusi Pengeluaran Penduduk di Sumatera Selatan Maret 2020 – Maret 2021 (%) Rincian 1



Perkotaan Maret 2020 September 2020 Maret 2021 Pedesaan Maret 2020 September 2020 Maret 2021 Kota-Desa Maret 2020 September 2020 Maret 2021



40% Bawah



40% Tengah



20% Atas



Total



2



3



4



5



18,03 18,50 17,84



39,24 39,20 39,46



42,73 42,30 42,69



100,00 100,00 100,00



21,24 21,46 20,61



39,64 38,55 39,84



39,12 39,99 39,56



100,00 100,00 100,00



19,61 19,92 19,22



38,54 38,03 39,09



41,85 42,06 41,69



100,00 100,00 100,00



Sumber: BPS, diolah dari Susenas 2020-2021 Seiring dengan semakin meningkatnya Gini Ratio dalam satu tahun terakhir atau periode Maret 2020 - Maret 2021, distribusi pengeluaran di Provinsi Sumatera Selatan menurut ukuran Bank Dunia pada periode yang sama juga menunjukkan distribusi yang semakin memburuk yang terlihat dari semakin menurunnya pengeluaran 40 persen penduduk terbawah yakni turun sebesar 0,39 persen poin. Fenomena ini menggambarkan kinerja pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan rata-rata pendapatan masyarakat golongan bawah masih belum sesuai seperti yang diharapkan Pada periode Maret 2020 - Maret 2021 distribusi pengeluaran di daerah perkotaan dan perdesaan menunjukkan kondisi yang semakin kurang baik. Pengeluaran 40 persen penduduk terbawah di daerah perkotaaan Maret 2020 sebesar 18,03 persen turun menjadi 17,84 persen Maret 2021 atau turun sebesar 0,19 persen poin, sedangkan di daerah perdesaan pengeluaran 40 persen penduduk terbawah Maret 2020 sebesar 21,24 persen turun menjadi 20,61 persen Maret 2021 atau turun sebesar 0,63 persen poin.



6.



Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.



b.



c.



Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran, Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



8



d.



Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.



Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Jl. Kapten Anwar Sastro No. 1131 Palembang-Sumatera Selatan 30129 Drs. Timbul P. Silitonga, M.Si Koordinator Fungsi Statistik Sosial E-mail: [email protected] Website : https://.sumsel.bps.go.id



Profil Kemiskinan Sumatera Selatan Maret 2021



9