t.3 Pembelajaran Ipa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS III No 1.



2.



3. 4. 5.



Soal Skor a). Perhatikan tabel Penyebaran Jawaban pada evaluasi Formatif di bawah ini: 10 Nam Penguasaan Tujuan Keterangan N a Pembelajaran No o Sisw 1 2 3 4 5 a 0 Agus + + + 1 +:Tujuan sudah 0 Adi + + + tercapai 2 0 Dewi + + + + -: Tujuan 3 belum 0 Delit + tercapai 4 a 0 Desi + + + + 5 0 Ina + + + + 6 0 Intan + + + + 7 0 Nani + + + + 20 8 k 0 Roi + 9 1 Rita + + + + + 0 Dari tabel di atas coba anda telaah apa yang terjadi pada tabel itu (misal berapa tujuan esensial, berapa tujuan tercapai atau tidak tercapai, dll) dan apa tindakan kita sebagai guru ? b). Materi yang ada di KTSP merupakan materi minimal yang harus diberikan oleh guru. Agar materi tersebut dapat diberikan kepada siswa sesuai kondisi lingkungan dan daerah maka anda perlu melakukan analisis konteks. Jelaskan kegunaannya? Perhatikan gambar di bawah ini: Pertanyaan: Jelaskan keterkaitan antara evaluasi, tes, pengukuran dan penilaian!



Jelaskan syarat dan jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD dengan benar! Jelaskan langkah-langkah penyusun alat evaluasi proses belajar IPA di SD ! Apa yang dimaksud KTSP dan landasan aturannya?



20 20 30



1. Pada tabel diatas dapat dijelaskan pada a. Dilakukan perbaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran b. Tujuan Analisis Situasi Sekolah adalah (1) memperoleh gambaran nyata kondisi sekolah dan (2) memperoleh gambaran nyata situasi sekolah 2. Hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen :  Untuk mengetahui hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen, sebelumnya akan dikemukakan terlebih dahulu definisi dari masing-masing point tersebut sesuai dengan gambar. Menurut Wulan tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. Lalu pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Kemudian asesmen (assessment) merupakan penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Dan evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui asesmen dan pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.  Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi berdasarkan gambar tersebut adalah sebagai berikut : evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain. Guru mengukur berbagai kemampuan siswa, apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi, (Zainul : 2001). Untuk mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi, Gabel (1993) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen. Sementara itu menurut Wilda (2010) hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah siswa dapat diukur kemampuannya melalui tes yang sesuai dengan jenjang atau tingkat kemampuan serta perkembangan dari proses pembelajaran yang telah dialami siswa tersebut. Setelah kemampuan siswa diukur dan dinilai, mereka dapat dievaluasi berdasarkan data-data dari pengukuran dan penilaian tersebut. Penilaian dapat dilakukan baik secara formal maupun secara informal. Semua tes adalah penilaian formal, tetapi tidak semua penilaian formal merupakan tes. 3.  Syarat dan jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD 1. Syarat – Syarat Alat Ukur Hasil Belajar Penilaian kegiatan belajar – mengajar dengan program pendidikan akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara teliti apabila alat ukur yang dipakai memenuhi kriteria atau syarat-syarat alat ukur yang baik dan benar; diadministrasikan secara baik dan diolah secara objektif menurut kriteria yang tepat. Alat ukur yang baik hendaklah memenuhi beberapa syarat-syarat, antara lain : a. Valid Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur itu betul-betul mengukur apa yang ingin diukur. b. Reliabel Suatu tes yang sahih/valid adalah reliabel, tetapi suatu tes yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas suatu tes menunjuk kepada ketetapan konsistensi, atau stabilitas hasil tes/suatu ukuran yang dilakukan. c. Objektif



Penskor hendaknya menilai/menskor apa-adanya, tanpa dipengaruhi oleh subjektif penskor atau faktor-faktor lainnya diluar yang tersedia. d. Praktis (Mudah dan murah) Suatu alat ukur dikatakan praktis apabila biaya alat ukur itu murah. Disamping itu, alat tersebut mudah diadministrasikan, mudah diskor, dan mudah diinterprestasikan. e. Norma Dalam hal ini norma diartikan sebagai patokan kriteria atau ukuran yang digunakan untuk menentukan dalam pengambilan keputusan. A. Validitas 1) Pengertian Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Suatu tes atau alat ukur dikatakan valid apabila tes/alat ukur tersebut benar-benar mengukur objek yang hendak diukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur semakin baik alat ukur itu untuk digunakan. Alat ukur yang valid untuk kelompok tertentu, belum tentu valid untuk kelompok yang lain. 2) Jenis Validitas Validitas dapat dibedakan atas : a) Validitas Isi (Content Validity) Validitas ini dipandang dari segi isi alat ukur itu sendiri, berdasarkan materi yang disampaikan dalam pengajaran dan diharapkan dikuasai oleh mahasiswa. b) Validitas Konstruk (Construct Validity) Validitas konstruk mempersoalkan apakah bagian yang penting didalam suatu konsep ditanyakan atau merupakan bagian dari suatu tes yang disusun. c) Validitas Kriteria Validitas Prediktif (Predictive Validity)Jenis validitas ini dikaitkan dengan kenyataan yang akan diperoleh jika hasil tes itu dihubungkan dengan keberhasilan studi di masa yang akan datang. - Validitas Pengukuran Serentak (Concurrent Validity) Validitas ini diperdapat dengan jalan mengkorelasikan atau melihat hubungan hasil tes yang dimaksud dengan hasil tes lain yang dipandang sebagai kriterium; yang diberikan/dilaksanakan pada waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan tes itu. 3) Cara Mengukur Validitas Validitas isi dari setiap tes yang dilakukan dapat diukur dengan cara : 1) Menyusun tujuan dengan jelas 2) Merumuskan spesifikasi yang terarah pada tujuan 3) Membuat blue-prin 4) Menyusun instrumente. Mereview instrument 5) Uji coba instrumentg. Analisis hasil uji coba  6) Revisi/penyempurnaan instrument. 2. Jenis-jenis Alat-Alat Penilaian Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik bukan tes (nontes). Berikut ini, merupakan penjelasannya: 1) Teknik Tes Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang dalam bentuk esai atau uraian.



Tes adalah suatu alat pengumpul data yang bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Namun tes juga dapat digunakan untuk menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Ada dua jenis tes yang akan dibahas, yakni tes uraian atau tes essai dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi. a) Tes uraian (tes subjektif) Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: - Uraian bebas (free essay) Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri karena pertanyaannya bersifat umum. Kelemahan tes ini ialah guru sukar menilainya karena jawaban siswa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena tergantung pada gurunya sebagai penilai. -



Uraian terbatas Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.



- Uraian berstruktur Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai antara soal pertama dengan soal berikutnya, sehinga jawaban di soal pertama akan mempengaruhi benar-salahnya jawaban di soal berikutnya. Data yang diajukan biasanya dalam bentuk angka, tabel, grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, dan lain-lain. 



Kebaikan-kebaikan tes uraian: 1. Mudah disiapkan dan disusun 2. Tidak banyak memberikan kesempatan untuk berspekulasi atau menduga-duga 3. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus 4. Member kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri 5. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.







Kelemahan-kelemahan tes uraian: 1. Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segisegi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul dikuasai. 2. Kurang mewakili seluruh bahan pelajaran karena soalnya hanya beberapa saja. 3. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur subjektif.



4. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai. 5. Waktu untuk koreksinya lebih lama dan tidak dapat diwakilkan orang lain. b) Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Dalam penggunaan tes objektif jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes essay. Macam-macam tes objektif: a. Tes benar-salah (true- false) b. Tes pilihan ganda (multiple choice test) c. Tes menjodohkan (matching test) d. Tes isian (completion test) -



Kebaikan tes objektif: 1. Lebih mewakili bahan ajar karena soalnya lebih banyak 2. Lebih mudah dan cepat cara membacanya karena terdapat jawabannya sudah disediakan, tinggal memilih saja 3. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain 4. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.



-



Kelemahan tes objektif: 1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes essai 2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi 3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan  4. Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka



2) Teknik bukan tes (Non tes) Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses belajar. Para guru disekolah pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada bukan tes mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Berikut ini penjelasan dari alat bukan tes atau nontes: a. Wawancara Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin. b. Kuesioner Kuesioner sering disebut juga angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi: 1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada: a. Kusioner Langsung b. Kuesioner Tidak Lansung 2. Ditinjau dari segi cara menjawab maka dibedakan atas: a. Kuesioner Tertutup b. Kuesioner Terbuka c. Skala



Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Skala dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Skala Penilaian Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalu pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum atau suatu katagori yang bermakna nilai. 2) Skala Sikap Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa katagori sikap, yakni mendukung(positif), menolak(negatif), dan netral. c. . Daftar Cocok (Cheklist) Daftar cocok adalah deretan pernyataan(yang biasanya singkat-singkat) dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok(V) ditempat yang sudah disediakan. d. Observasi observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada 3 jenis observasi yakni: 1) Observasi Langsung 2) Observasi Dengan Alat (Tidak Langsung) 3) Observasi Partisipasi e. Sosiometri Sosiometri adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyesuaikan dirinya, terutama hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya. Sosiometri dapat dilakukan dengan cara menugaskan kepada semua siswa dikelas tersebut untuk memilih satu atau dua temannya yang paling dekat atau paling akrab. Usahakan dalam kesempatan memilih tersebut agar tidak ada siswa yang berusaha melakukan kompromi untuk saling memilih supaya pilihan tersebut bersifat netral, tidak diatur sebelumnya. Tuliskan nama pilihan tersebut pada kertas kecil, kemudian digulung dan dikumpulkan oleh guru. Setelah seluruhnya terkumpul, guru mengolahnya dengan dua cara. Cara pertama melukiskan alur-alur pilihan dari setiap siswa dalam bentuk sosiogram sehingga terlihat hubungan antar siswa berdasarkan pilihannya. Cara kedua adalah memberi skor kepada pilihan siswa. 4.



LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN



PENYUSUNAN



&



PELAKSANAAN



EVALUASI



A. Pemanfaatan kisi-kisi a. b. c. d.



Untuk membuat soal yang berkualitas yang dirancang dengan sungguh-sungguh. Untuk menentukan kemampuam siswa dalam pembuatan soal. Untuk menentukan banyak soal yang dibuat serta bentuk soal. Sebagai suatu format atau matriks yang memuat informasi,kriteria yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis, merakit tes ,Kisi-kisi  juga disusun berdasar tujuan penggunaan tes Melalui kisi-kisi dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal. e. Sebagai Pedoman dalam penulisan soal hingga menghasilkan soal sesuai dengan tujuan tes Pedoman dalam perakitan butir soal hingga terhimpun menjadi perangkat tes yang siap digunakan, Kisi-kisi yang baik akan dapat menghasilkan perangkat soal yang baik. B. . Langkah-langkah Dalam Penyusunan Tes a. Menentukan tujuan mengadakan tes



b. c. d.



e. f.  



Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang diteskan Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan Menderetkan semua TIK (tujuan instruksional khusus) dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam TIK (tujuan instruksional khusus) itu. Table ini digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlawati. Menyusun table spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur berserta imbangan antara kedua hal tersebut. Menulis butir-butir soal di dasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada aspek tingkah laku yang dicakup.



Untuk mencapai hasil tes yang baik,ada empat karakteristik dalam penyusunannya : 1) Tes hasil belajar tersebut harus bersifat valid,atau memiliki validitas. Kata valid sering diartikan dengan tepat,benar,shahih,jadi kata validitas diartikan dengan ketepatan,kebenaran,keshahihan,atau keabsahan 2) Tes hasil belajar tersebut memiliki reliabilitas atau kemantapan. 3) Tes hasil belajar tersebut bersifat objektif. 4) Tes hasil belajar bersifat praktis dan ekonomis. Bentuk Tes dalam penyusunannya ada dua macam yaitu : 1) Tes hasil belajar bentuk uraian. Tes uraian sering dikenal dengan istilah tes subyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini : a) Tes yang berbentuk pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang. b) Bentuk pertanyaan yang menuntut untuk memberikan penjelasan,komentar,penafsiran,membandingkan,membedakan,dan sebagainya. c) Jumlah butir soal umumya terbatas yaitu berkisar antara lima sampai sepuluh soal. d) Pada umumya butir-butir tes uraian diawali dengan kata jelaskan,terangkan,uraikan,mengapa,bagaimana,dan sebagainya. 2) Tes obyektif. Tes obyektif yaitu dikenal dengan istilah tes jawaban pendek,yaitu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing soal. Apabila TIK di tulis sangat khusus, maka satu TIK di ukur oleh satu butir soal. Tetapi jika TIK  TIK esensial, maka satu TIK dapat diukur dengan lebih dari satu butir soal : -



Soal ingatan Pertanyaan ingatan biasa digunakan untuk mengukur penguasaan materi yang berupa fakta, istilah, definisi, klasifikasi atu kategori, urutan maupun kriteria.



-



Soal pemahaman Pertanyaan pemahaman biasanya menggunakan kata-kata perbedaan, perbandingan, menduga, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan.



-



Soal aplikasi Soal aplikasi adalah soal yang mengukur kemampuan siswa dalam mengaplikasikan (menerapkan) pengetahuannya untuk memecahkan masalah seharihari atau persoalan yang dikemukakan oleh pembuat soal.



  -



Soal analisis Soal analisis adalah soal yang menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis atau menguraikan sesuatu persoalan untuk diketahui bagianbagiannya.



- Soal sintesis Yaitu sebagai kebaikan  kemampuan untuk menganalisis adalah kemampuan untuk mengadakan sintesis. Oleh karena itu soal sintesis lebih harus dimulai dengan suatu kasus. -



Soal evaluasi Soal evaluasi adalah soal evaluasi yang berhubungan dengan menilai, mengambil kesimpulan, membandingkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikkan, membedakan, menerangkan, memutuskan dan menafsirkan.



C. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran  



Praktek pelaksanaan  evaluasi pembelajara dapat diselenggarakan dengan cara : 1) Tes tertulis 2) Tes lisan 3) Tes perbuatan Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yaitu : a) Langkah Perencanaan Tidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang akan dapat dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan oleh baik tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan ini makin sedikitlah kesulitankesulitan yang akan kita jumpai dalam melaksanakan langkah-langkah berikutnya. b) Langkah pengumpulan data Soal pertama yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini ialah menentukandata apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali uraiannya maka kita dapat jalan pikiran yaitu rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang kita ajarkan. c) Langkah penelitian data Data yang telah terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, proses penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan maksudnya ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apa bila turut kita olah juga. Oleh karna itu  kita selalu menyadari baik buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data langsung dari orang yang bersangkutan



oleh karena itu dalam evaluasi yang baik, kkita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita. d) Langkah-langkah pengolahan data Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna” terhadap data yang pada kita. Jadi hal ini berarti bakwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apapun kepada kita. Sering sekali seorang memiliki data yang cukup lengkap tentang seorang murid atau sekelompok murid yang sedang dievalusinya tetapi karena ia kurang pandai mengolah data yang dimilikinya tadi tidak banyaklah arti atau makna yang dapat dikeluarkannya dari datanya. Fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada tarafmemperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang di evaluasi. e)  Langkah penafsiran data Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah di sajikan mengenai langkah data tadi akan segera tampak pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi. f) Langkah meningkatkan daya serap peserta didik Hasil pemikiran memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. g) Laporan hasil penelitian Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan, akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan suatu laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai. 5. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ) UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006 KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.Guru harus mandiri dan kreatif. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.



Tujuan umum untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.