Tafsir As-Samaqandi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • smp9
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A Pendahuluan Al-Qur’an adalah al-nur yang diturunkan kepada Nabi SAW. Sebagai undangundang yang adil dan syariat yang kekal, sebagai pelita bersinar terang dan petunjuk yang nyata. Di dalamnya termuat berita tentang umat masa lampau dan umat masa mendatang. Di dalamnya terdapat hukum-hukum yang mengatur kehidupan kalian. Al-Qur’an itu firman itu firman yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan, bukan sebagai kata-kata senda gurau. Oleh sebab itu banyaknya orang-orang yang mengkaji alquran dari dulu hingga saat ini yang baik itu sebagai kajian ilmu maupun hukum, dan banyak bermunculan mufasir-mufasir terkenal seperti fsir al-Thabari, tafsir al-Suyuthi, tafsir alSamarqandi. Dan kali ini penulis akan membahas mengenai tafsir as-samarqandi yaitu tafsir bahrul ulum. B Biografi Mufasir Abu al-Laits bernama Nashr Muhammad bin Ibrahim al-Khitabi al-Samarkandi alTawzy al-Balkhi. Ada yang menyatakan bahwa Abu al-Laits bernama Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim al-Samarqandi. Ia digelari dengan al-Faqih, karena ia sangat mendalami ilmu fiqhi. Gelar ini sebenarnya didasarkan atas mimpinya ketika melihat Nabi saw dalam tidurnya lalu Nabi memberikan gelar ini. Gelar kedua adalah Imam al-Huda. Tidak diketahui secara pasti tentang tahun kelahirannya. Hanya ada dugaan bahwa dia lahir antara tahun 301–310 H. Hal ini memungkinkan orang tidak mengetahui karena tahun kelahiran itu tidak terlalu menjadi fokus perhatian. Seseorang yang lahir itu tidak diketahui perjalanan hidupnya apakah akan menjadi orang yang berhasil atau tidak. Adapun mengenai tahun kewafatannya juga terjadi perbedaan, di antaranya disebutkan oleh al-Dawidy dalam kitabnya Thabaqat al-Mufassirin Abu al-Laits



1



wafat pada malam selasa 11 Jumadil Akhir 398 H. Ada pula yang berpendapat, ia wafat 383 H, sedang yang lainnya 373 H. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, yang berbeda hanya berkisar tentang tahun, akan tetapi dalam hal hari dan bulan kematiaannya hampir-hampir tidak ada perbedaan. Mengenai perjalanan intelektualnya, penulis tidak menemukan data-data di mana ia pernah menimbah ilmu, apakah ia melanglang buana ke satu daerah ke daerah yang lainnya. Yang pasti bahwa Abu al-Laits mempunyai beberapa guru yang ahli dalam bidangnya masing-masing dan murid-murid serta karya tulis dengan berbagai bidang ilmu keislaman. Sementara mazhab yang dianut adalah mazhab Hanafi. Hal ini terlihat dari beberapa kitab-kitab fiqhi yang ditulis, banyak bercorak mazhab Hanafi. a



Adapun guru-gurunya, sebagai berikut : 1 Muhammad bin Ibrahim al-Tawziy adalah bapaknya sendiri yang merupakan guru pertamanya, seorang ahli dalam bidang fiqhi dan hadis, sehingga Abu al-



Laits dalam tafsirnya banyak menukil hadis dari bapaknya. 2 Abu Ja’far al-Hawdawi 3 al-Khalil bin Ahmad al-Qadhi al-Zafsy, ahli dalam fiqh dan hadis. 4 Muhammad bin al-Fadhl al-Balkhi al-Mufassar. b Murid-muridnya, diantaranya adalah: 1 Luqman bin Hakim al-Farqani 2 Na’im al-Kahtib Abu Malik 3 Muhammad bin Abd al-Rahman al-Zubairy 4 Ahmad bin Muhammad Abu Suhad 5 Thair bin Muhammad bin Ahmad bin Nashr Abdullah al-Hadady c Karya-karya Abu al-Laits, yaitu :  Dalam bidang fiqhi adalah : 1 Hizanat al-Fiqh ditahqiq oleh Dr. Salahuddi al-Nahiy. 2 ‘Uyun al-Masail, yaitu sebuah kitab yang menguraikan cabang-cabang 3 4 5 6 7



mazhab Hanafi. Muqaddimat Abu al-Laits fi al-Shalah Al-Nawazil fi al-Fatawa Ta’sis al-Nadzair al-Fiqhiyyah al-Nawadi al-Muqayyad Al-Mabahits fi Furu’ al-Fiqhi al-Hanafiy



2



8 Syarh al-Jam’u al-Kabir oleh kitab Muhammad bin Hasan al-Syibaniy 9 Syarh al-Jamu’ al-Shagir oleh kitab Muhammad bin Hasan al-Syibany 10 Muqaddimat fi Bayan al-Kibar wa al-Shigar 11 Fatwa Abi al-Laits.  Dalam bidang tasawwuf adalah : 1 Tanbihul Gafilin 2 Bustan al-‘Arifin 3 Qurrat al-‘Uyun wa Mufrih al-Qalb  Dalam bidang ushul al-Din, adalah: 1 Ushul al-Din 2 Bayan Aqidat al-Ushul 3 Risalat fi Ma’rifat wa al-Iman 4 Risalah al-Hukumi 5 Quwwat al-Nafs fi Ma’rifat al-Arkan al-Khams  Dalam bidang tafsir adalah: Salah satu tafsir yang dikarang oleh Abu al-Laits adalah bahrul‘Ulum. C Profil Tafsir al-Samarqandi 1 Latar belakang penafsiran Tafsir al-Samarqandi masih satu generasi dengan kitab tafsir al-Thabary. Kitab tafsirnya ini disebut dengan nama “Bahrul Ulum” karena kedalaman ilmu yang dimilki oleh Abu al-Laits. Kitabnya ini ditulis dalam tiga jilid. Mengenai manuskripnya ada tiga sebagai berikut : a



Salinan I terdapat di Universitas Endimburgh dan kurang empat surah, yaitu surat al-Nahl, al-Isra’, al-Hijr, dan surat al-Kahf. Salinan ini terbagi atas 4 jilid dalam dua juz. Juz I mulai surat al-Fatihah sampai akhir surat Ibrahim, juz II mulai surat Maryam sampai akhir kitab dengan tulisan yang sangat jelas, jumlah lembarannya sebanyak 352 dengan 24 baris. Pada akhir tulisannya



b



diberikan simbol (‫ )ظ‬dan ditulis kalimat. Salinan II terdapat di Dar al-Kutub al-Mishriyah dengan kode nomor 56. Ayatnya ditulis dengan tinta merah dengan 543 halaman dan 29 baris serta diberikan simbol ( ‫ ) أ‬pada akhir kitabnya.



3



c



Salinan III terdapat juga di dar al-Kutb al-Mishriyah dengan kode nomor 6, ditulis dengan 542 halaman, 29 baris dan diberikan simbol pada akhir kitabnya dengan.



Namun dalam hal ini penulis tidak menebukan yang melatarbelakangi beliau menulis tafsir ini 2. Metode Penafsiran Menurut penelitian penulis metode yang digunakan dalam penafsiran beliau menggunakan metode tahlili, sebagaimana kita lihat dalam contoh tafsir di bawah ini, bagai mana beliau menafsirkan secara panjang lebar sampai beberapa halaman sebagai contoh dapat kita lihat pada tafsir surat al anfal berikut ini.



4



5



6



4



Bentuk Penafsiran



Pada dasarnya bentuk penafsiran terbagi menjadi dua bagian yaitu: tafsir bil Ma'tsur dan tafsir bir-ra'yi. Tafsir bil ma'tsur adalah rangkaian keterangan yang terdapat dalam alquran, sunnah, perkataan sahabat sebagai penjelas dari firman Allah. Kriteria tafsir bilma'tsyr yaitu: menafsirkan alquran dengan alquran, alquran dengan hadis, alquran dengan perkataan sahabat dan tabi'in dan isra'iliyat. Menurut tafsir ulama, tafsir dirayah dinamakan dengan tafsir ra'yun atau tafsir dengan akal. Kriteria tafsir bir-ra'yi yaitu: menggunakan akal pikiran, nash alquran, dan menggunakan pemahaman yang dalam. Dari pemaparan diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwasanya asSamarqandi menggunakan penafsiran berbentuk bil Ma'tsur karena dilihat dari cara beliau menafsirkan banyaknya di temukan hadis, perkataan sahabat maupun tabi'in. Sebagai contoh dapat kita lihat pada surat al anfal (5-8).



7



5



Corak Penafsiran



Ada berbagaimacam corak penafsiran yang kita ketahui dalam banyak tafsir diantaranya : falsafi, ilmi, akhla, fiqih/ahkam, dan bahasa. Dari pemahaman penulis mengenai tafsir ini menggunakan corak bahasa bisa kita lihat contoh berikut bagaimana beliau menguraikan ma'na alhamdulillah dalam tafsirnya al fatihah (1).



8



9



10